NASKAH KURIKULUM
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2019
PSPA UNISSULA
PSPA UNISSULA
PSPA UNISSULA
Anggota : 1. apt. Abdur Rosyid, M.Sc 2. apt. Rina Wijayanti, M.Sc 3. apt. Arifin Santoso, M.Sc 4. apt. Ika Buana Januarti, M.Sc 5. apt. Willi Wahyu Timur, M.Sc 6. apt. Nisa Febrinasari, M.Sc
7. apt. Farroh Bintang Sabiti, M.Farm 8. apt. Fadzil Latifah, M.Farm
9. apt. Chilmia Nurul Fatiha, M.Sc
TIM EVALUASI & PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengarah : 1. DR. dr. Setyo Trisnadi, Sp.KF, SH. (Dekan FK Unissula) 2. dr. Hadi Sarosa, M.Kes. (Wakil Dekan I FK Unissula) 3. DR. dr. Chodijah, M.Kes (Wakil Dekan II FK Unissula) 4. dr. Dian Apriliana R., M.Med.Ed. (Ka.MEU-IPE FK Unissula) 5. dr. Yani Istadi, M.Med.Ed. (Kurikulum Unissula)
Ketua : Sekretaris :
apt. Hudan Taufiq, M.Sc
Dr. apt. Naniek Widyaningrum, M.Sc., Apt.
PSPA UNISSULA
A. Dasar Pengembangan Kurikulum ... 1
B. Kajian Landasan Yuridis ... 2
C. Pendidikan Profesi Apoteker ... 2
D. Deskripsi Umum Capaian Pembelajaran Setiap Jenjang Kualifikasi KKNI ... 3
E. Deskripsi Khusus Capaian Pembelajaran Jenjang 7 KKNI (Pendidikan Pofesi) 4 F. Standar Isi Pembelajaran ... 4
G. Proses Pengembangan Kurikulum ... 5
BAB 2 VISI, MISI, DAN TUJUAN PRODI ... 6
A. Visi ... 6
B. Misi ... 6
C. Tujuan ... 7
BAB 3 TINJAUAN TENTANG KURIKULUM ... 8
A. Proses Pembelajaran ... 9
B. Metode Pembelajaran ... 11
BAB 4 PENYUSUNAN KURIKULUM ... 12.
A. Profil Lulusan ... 12
B. Capaian Pembelajaran (CP) ... 12
1. Capaian Pembelajaran Sikap ... 12
2. Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum ... 12
3. Capaian Pembelajaran Pengetahuan ... 14
4. Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus ... 36
C. Bahan Kajian ... 52
1. Bahan Kajian untuk Kurikulum Inti PSPA ... 52
2. Bahan Kajian untuk Kurikulum Institusional PSPA ... 52
D. Penentuan Mata Kuliah/Modul ... 53
E. Sistem Pembelajaran ... 61
F. Struktur Kurikulum ... 62
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... iTIM EVALUASI & PENGEMBANGAN KURIKULUM ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
PSPA UNISSULA
1. Struktur Kurikulum ...
2. Matrikulasi Capaian Pembelajaran Pengetahuan/Keterampilan Khusus
62
dalam Tiap Modul/PKPA ... 63
G. Format Recana Pembelajaran Semester (RPS) ... 64
BAB 5 ASSESMENT PEMBELAJARAN ... 65
A. Nilai PKPA ... 66
B. Ketentuan Kelulusan PKPA ... 66
C. Pelaporan Penilaian ... 66
D. Assesment Akhir ... 67
E. Kelulusan Mahasiswa ... 67
F. Predikat Kelulusan ... 67
BAB 6 PROFIL KURIKULUM ... 68
A. Sebaran Profil Lulusan Tiap Modul/PKPA ... 68
B. Profil Modul/PKPA ... 68
C. Sebaran SKS PKPA ... 69
D. Kerangka Kurikulum ... 69
PSPA UNISSULA
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Dasar Pengembangan Kurikulum
Kurikulum Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Kedokteran disusun dan disesuaikan berdasarkan peraturan-peraturan berikut ini:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi
7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
8. Surat Keputusan Rektor Unissula Nomor 2997/A.1/SA/V/2016 Tentang Profil Lulusan, Capaian Pembelajaran, dan Mata Kuliah Universitas di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)
9. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia (IAI dan APTFI, 2016)
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
PSPA UNISSULA
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
B. Kajian Landasan Yuridis
(Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Profesi, 2016)
Pasal 17 Undang-Undang (UU) 12 tahun 2012 menyatakan pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah program sarjana yang menyiapkan mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan persyaratan keahlian khusus. Pendidikan profesi dapat diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi dan bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan/atau organisasi profesi yang bertanggungjawab atas mutu layanan profesi.
Pasal 24 UU 12 tahun 2012 menyatakan program profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja.
Program profesi merupakan kewenangan Kementerian oleh karena itu, Perguruan Tinggi hanya dapat menyelenggarakannya di bawah koordinasi dan tanggung jawab Kementerian, dan bekerjasama dengan Kementerian lain, Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dan/atau organisasi profesi yang bertanggungjawab atas mutu layanan profesi.
Pasal 36 UU 12 tahun 2012 menyatakan bahwa kurikulum pendidikan profesi dirumuskan bersama Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
C. Pendidikan Profesi Apoteker
(Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Profesi, 2016)
Profesi berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua definisi yaitu janji/ikrar atau pekerjaan. Di Indonesia, pengertian profesi lebih banyak dikaitkan dengan pekerjaan. Sesuai dengan amanat undang-undang profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut suatu sikap, keahlian, ketrampilan, pengetahuan dan kewenangan tertentu yang melekat yang tidak dapat digantikan atau didelegasikan kepada orang lain secara umum yang tidak setara maupun oleh profesi lain, memiliki kode etik dan sumpah/janji serta
PSPA UNISSULA
berhimpun dalam suatu organisasi profesi yang legal. Dalam hal ini, profesi merupakan bagian dari suatu pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah profesi.
Seseorang yang bekerja sebagai staf administrasi tidak dapat dikatakan sebagai profesi karena pekerjaan tersebut bisa dilakukan oleh orang dari berbagai latar belakang keilmuan bahkan pada jenjang pendidikan yang belum lulus sarjana.Tidak demikian halnya dengan profesi dokter, apoteker, pengacara, akuntan dan sebagainya yang membutuhkan pendidikan khusus serta kewenangan tertentu untuk mengerjakannya.
Seorang yang mengerjakan pekerjaan sebagai Apoteker, haruslah menempuh pendidikan sarjana farmasi dan dilanjutkan dengan pendidikan profesi apoteker sebagai salah satu syarat untuk bisa melakukan praktek profesi sebagai apoteker.
Ciri dari suatu profesi adalah:
1. Memiliki ketrampilan dan pengetahuan spesifik yang didapat melalui suatu pendidikan resmi terstandar secara nasional yang tidak dimiliki oleh profesi lain 2. Memiliki standar kompetensi profesi
3. Memiliki kewenangan yang tidak dapat didelegasikan kepada orang lain yang tidak setara.
4. Memiliki organisasi profesi yang bersifat mandiri 5. Memiliki kode etik profesi dan/atau sumpah/janji
6. Adanya pendidikan yang berkelanjutan (continuing education) untuk selalu meningkatkan dan memperbarui ketrampilan serta pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidangnya.
7. Memiliki sistem/mekanisme yang mengatur secara mandiri dalam pengujian kompetensi, sertifikasi dan lisensi.
8. Mendapatkan imbalan yang sesuai dan layak dari praktek profesi yang dilakukan.
D. Deskripsi Umum Capaian Pembelajaran Setiap Jenjang Kualifikasi KKNI 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya 3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung
perdamaian dunia
4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya
PSPA UNISSULA
5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain
6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas
E. Deskripsi Khusus Capaian Pembelajaran Jenjang 7 KKNI (Pendidikan Pofesi) 1. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan
mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi
2. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner
3. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya
F. Standar Isi Pembelajaran
1. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran program profesi mengacu pada capaian pembelajaran lulusan
2. Kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program profesi wajib memanfaatkan hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat
3. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran lulusan program profesi Apoteker paling sedikit menguasai teori aplikasi pengetahuan dan keterampilan di bidang farmasi
PSPA UNISSULA
G. Proses Pengembangan Kurikulum
5
PSPA UNISSULA
BAB 2
VISI, MISI, DAN TUJUAN PRODI
Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) merupakan salah satu prodi di bawah Fakultas Kedokteran Unissula dan merupakan program studi ketiga yang didirikan di FK Unissula.
A. Visi
“Menjadi Program Studi Farmasi dan Profesi Apoteker terkemuka di tingkat nasional pada tahun 2024 untuk menghasilkan lulusan sarjana farmasi dan apoteker yang tafaquh fiddin, memiliki kematangan profesional, menguasai IPTEK dibidang kefarmasian dan produk halal yang dilandasi nilai-nilai islam"
B. Misi
Program Studi Farmasi UNISSULA memiliki misi yaitu menyelenggarakan Program Studi Profesi Apoteker dalam rangka dakwah Islamiyah yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal dengan melaksanakan:
1. Pembelajaran berstandar nasional yang berorientasi pada pencapaian kompetensi pembuatan produk farmasi yang halal dan pelayanan kefarmasian berbasis syariah dalam rangka membangun generasi khaira ummah;
2. Penelitian di bidang ilmu farmasi yang berbasis pada penyelesaian masalah dan kebutuhan masyarakat dilandasi nilai-nilai Islam, moral, etika dan kearifan lokal;
3. Pengabdian masyarakat dalam membangun peradaban Islam menuju masyarakat yang sejahtera yang dirahmati Allah SWT dalam kerangka rahmatan lil a’lamin;
4. Pengembangan gagasan dan kegiatan melalui tata kelola yang baik ( good governance) secara dinamis dalam rangka mengemban dakwah Islamiyah.
C. Tujuan
1. Terselenggaranya proses pendidikan PSPA berstandar nasional berlandaskan nilai-nilai Islam dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam rangka menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi (soft skill dan hard skill) dalam pelayanan kefarmasian berbasis syariah dan pengembangan produk halal;
2. Terselenggaranya penelitian berbasis isu-isu lokal, nasional maupun internasional di bidang farmasi yang dilandasi nilai-nilai Islam untuk rekonstruksi ilmu, peningkatan kualitas pendidikan dan pengabdian masyarakat;
PSPA UNISSULA
3. Terselenggaranya pengabdian masyarakat guna membangun kemandirian masyarakat nasional dalam bidang kesehatan menuju masyarakat yang sejahtera yang dilandasi nilai-nilai Islam dalam kerangka rahmatan lil a’lamin; dan
4. Terselenggaranya tata kelola yang baik (good governance) melalui upaya peningkatan mutu yang terus menerus (continuous Improvement) dalam suasana akademik yang kondusif, bersinergi, agar mampu menumbuhkembangkan perilaku kecendekiawanan dalam rangka dakwah Islamiyah untuk melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi.
PSPA UNISSULA
BAB 3
TINJAUAN TENTANG KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. Standar Nasional Pendidikan menjadi acuan dalam menyusun, menyelenggarakan, dan mengevaluasi kurikulum yang terdiri dari:
1. Standar kompetensi lulusan;
2. Standar isi pembelajaran;
3. Standar proses pembelajaran;
4. Standar penilaian pembelajaran;
5. Standar dosen dan tenaga kependidikan;
6. Standar sarana dan prasarana pembelajaran;
7. Standar pengelolaan pembelajaran; dan 8. Standar pembiayaan pembelajaran.
Adapun beberapa ketentuan yang terkait yakni:
1. Standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan, mencakup:
a. Sikap, perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi serta aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
b. Pengetahuan, penguasaan konsep, teori, metode, dan/atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran.
c. Keterampilan, kemampuan melakukan unjuk kerja dengan menggunakan konsep, teori, metode, bahan, dan/atau instrumen, yang diperoleh melalui pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa, penelitian dan/atau pengabdian kepada masyarakat yang terkait pembelajaran, mencakup:
i. Keterampilan umum sebagai kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi; dan
PSPA UNISSULA
ii. Keterampilan khusus sebagai kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi.
2. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran.
3. Rumusan capaian pembelajaran lulusan wajib mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan KKNI dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
4. Acuan perumusan capaian pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Rumusan sikap dan keterampilan umum untuk setiap tingkat program dan jenis pendidikan tinggi, ditetapkan oleh Menteri dan dapat ditambah oleh perguruan tinggi.
b. Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus wajib disusun oleh:
i. Forum program studi sejenis atau nama lain yang setara; atau
ii. Pengelola program studi dalam hal tidak memiliki forum program studi sejenis.
C. Proses Pembelajaran
Landasan yang digunakan sebagai paradigma pendidikan tinggi di Indonesia yakni berupa empat pilar pendidikan (learning to know, learning to do yang merujuk pada penguasaan kompetensi serta learning to live together, learning to be yang merujuk pada penguasaan keterampilan) dan sikap mental untuk senantiasa belajar sepanjang hayat (learning throughout life) menjadi dasar dalam menentukan proses pembelajaran di PSPA FK Unissula. Pembelajaran tidak hanya difokuskan pada materi hard skill semata, namun integrasi soft skill juga dilaksanakan dan diakomodasi dalam proses kognitif, afektif, serta psikomotor yang sesuai pada suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan berbasis capaian pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah Student Centered Learning (SCL), dimana pengetahuan dipandang sebagai hasil konstruksi atau hasil transformasi oleh pembelajar, bukan hanya sekedar menransfer pengetahuan sebagai sesuatu yang sudah jadi dari dosen ke mahasiswa. Belajar pada pendekatan SCL merupakan upaya untuk mencari dan merekonstruksi pengetahuan secara aktif dengan cara yang spesifik, bukan hanya menerima pengetahuan (pasif-reseptif). Dosen juga berpartisipasi bersama
PSPA UNISSULA
mahasiswa membentuk pengetahuan bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan atau mengajar lewat ceramah/kuliah.
Rencana pembelajaran difokuskan pada “panduan mahasiswa belajar” dan proses menjadi satu dengan penilaian hasil belajar dengan mengembangkan sistem asesmen dalam kegiatan “pembelajaran” sebagai proses belajar (learning process) bukan proses mengajar (teaching process). Proses belajar yang dilakukan mahasiswa dengan prinsip konstruktif menuntut mahasiswa untuk dapat unjuk kinerja di setiap pertemuan. Apabila terdapat masalah belajar mahasiswa, dapat dideteksi lebih awal lewat proses asesmen tugas mahasiswa sehingga dapat dilakukan perbaikan saat itu juga secara sistem.
SCL dideskripsikan dari amanah UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang menyatakan bahwa
“Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik, peserta didik, dan sumber belajar, di dalam lingkungan belajar tertentu”, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Ciri metode pembelajaran SCL sesuai unsurnya dapat dirici sebagai berikut: dosen, berperan sebagai fasilitator dan motivator; mahasiswa, harus menunjukkan kinerja, yang bersifat kreatif yang mengintegrasikan kemampuan kognitif, psikomotorik dan afeksi secara utuh; proses interaksinya, menitikberatkan pada “method of inquiry and discovery”; sumber belajarnya, bersifat multi demensi, artinya bisa didapat dari mana saja dan lingkungan belajarnya, harus terancang dan kontekstual.
PSPA UNISSULA
D. Metode Pembelajaran
Dengan berbagai strategi pendekatan pembelajaran tersebut, maka sistem PBL menggunakan modul sebagai panduan belajar mahasiswa dilaksanakan dalam bentuk sebagai berikut:
Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek merupakan peerapan dari pembelajaran aktif.
Model pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi besar untuk membuat pengalaman belajar yang menarik dan membuat mahasiswa terdorong lebih aktif dalam belajar. Strategi pembelajaran berbasis proyek dapat memberdayakan mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru berdasarkan pengalamannya. Dalam pembelajaran ini, mahasiswa melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah nyata dalam dunia farmasi dan merencanakan sekaligus membuat berbagai karya/luaran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dianalisis.
Ciri-ciri pembelajaran berbasis proyek adalah: 1) mahasiswa mengambil keputusan sendiri dalam kerangka kerja yang telah direncanakan sebelumnya; 2) mahasiswa berusaha menemukan solusi pemecahan masalah atas persoalan yang tidak memiliki satu jawaban pasti; 3) mahasiswa didorong untuk berfikir kritis, memecahkan masalah, berkolaborasi, serta mencoba berbagai bentuk komunikasi; 4) mahasiswa bertanggung jawab mencari dan mengelola informasi yang mereka kumpulkan secara mandiri; 5) proses monitoring dilaksanakan secara terus menerus selama proyek berlangsung; 6) mahasiswa diarahkan untuk mengevaluasi atas proses dan hasil yang mereka lakukan.
PSPA UNISSULA
.
A. Profil Lulusan
BAB 4
PENYUSUNAN KURIKULUM
“Ulama (Ilmuwan) yang memiliki karakteristik care giver, educator-communicator, leader-manager, decision maker, dan life-long learner dengan keunggulan pada bidang farmasi halal dan pelayanan kefarmasian berbasis syari’ah”
B. Capaian Pembelajaran (CP) 1. Capaian Pembelajaran Sikap
1.1 SN DIKTI
1.1.1 Bertakwa kepada Allah SWT dan mampu menunjukkan sikap religius
1.1.2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika
1.1.3 Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan Pancasila
1.1.4 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa
1.1.5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain
1.1.6 Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
1.1.7 Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara 1.1.8 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
1.1.9 Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
1.1.10 Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan 1.1.11 Memiliki kemampuan sebagai pendidik pejuang muslim yang bertaqwa dan
tafaqquh fiddin
1.1.12 Memiliki sifat cendekiawanan dan kepakaran dengan kualitas tertinggi dalam kesetaraan universal
1.1.13 Memiliki sifat generasi khaira ummah
PSPA UNISSULA
2. Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum
2.2.1 mampu bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya;Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur
2.2.2 mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif
2.2.3 mampu mengomunikasi-kan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat dipertang-gungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya;
2.2.4 mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat;
2.2.5 mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
2.2.6 mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi;
2.2.7 mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;
2.2.8 mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
2.2.9 mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya;
2.2.10 mampu bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya;
2.2.11 mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri;
2.2.12 mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; dan
2.2.13 mampu mendokumen-tasikan, menyimpan, mengaudit, mengaman-kan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya.
PSPA UNISSULA
2.2.1 Mampu menguasai nilai-nilai dasar Islam untuk disiplin ilmu
2.2.2 Mampu melaksanakan tugas kependidikan, berkarya ilmiah dan mengemban tugas-tugas kepemimpinan dakwah
2.2.3 Mampu menguasai bahasa Inggris dan/atau bahasa Arab
2.2.4 Mampu menguasai teknologi informasi untuk kepentingan akademik
2.2.5 Mampu melaksanakan semua kompetensi lulusan dalam bingkai nilai-nilai Islam
Identifikasi Capaian Pembelajaran dari Profil Lulusan
Profil Lulusan Capaian Pembelajaran
Care giver Mampu berpraktek farmasi secara professional dengan dilandasi etika profesi dan akhlak mulia
Mampu merencanakan dan mengevaluasi optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
Mampu meracik dan membuat sediaan farmasi, serta menyiapkan alat kesehatan dengan penuh tanggung jawab
Mampu membuat formulasi dan dapat memproduksi sediaan farmasi sesuai standar
Mampu merancang upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat beserta tindaklanjutnya
Educator- communicator
Mampu memberikan informasi terkait dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada pasien dan masyarakat
Mampu berkomunikasi secara efektif kepada teman sejawat, bawahan, profesi kesehatan lain, dan masyarakat
Leader-manager Memiliki ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal yang mumpuni dalam mencapai tujuan organisasi
Decision maker Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan agar terjamin mutu, keamanan, dan khasiatnya
Life-long learner Memiliki semangat dan keinginan untuk senantiasa meningkatkan kompetensi diri untuk mengembangkan pekerjaan kefarmasian ke arah yang lebih professional dan bermartabat
3. Capaian Pembelajaran Pengetahuan
3.1 Mampu berpraktek farmasi secara professional dengan dilandasi etika
PSPA UNISSULA
profesi dan akhlak mulia
3.1.1 Menerapkan Kode Etik Apoteker, Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia, dan ajaran agama Islam dalam pekerjaan kefarmasian sehari- hari.
PSPA UNISSULA
3.1.2 Melatih pertimbangan profesional dalam melakukan praktik kefarmasian dengan mengindahkan kode etik, disiplin, dan prinsip- prinsip syari’ah.
3.1.3 Melaksanakan ketentuan perundangan bidang kefarmasian secara khusus dan ketentuan bidang kesehatan secara umum, dan penerapannya dalam praktik.
3.1.4 Melaksanakan ketentuan perundangan & aspek-aspek penting dalam registrasi dan legislasi kefarmasian.
3.1.5 Menerapkan pengetahuan tentang hubungan dengan pelaku utama bisnis dan pemilik HAKI, termasuk dasar interpretasi atas hak paten.
3.1.6 Menentukan ketentuan dan memperhatikan serta mengidentifikasi obat baru di pasaran
3.1.7 Menganalisis ketentuan legislasi sediaan farmasi yang berpotensi untuk disalah gunakan
3.1.8 Menjelaskan pengetahuan tentang pemasaran & penjualan
3.1.9 Memahami prosedur registrasi sediaan farmasi baru, termasuk ketentuan keamanan, mutu, kemanjuran & penilaian farmakoekonomik sediaan farmasi
3.1.10 Melaksanakan proses registrasi sediaan farmasi baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku
3.1.11 Menerapkan dokumentasi kegiatan pelayanan kefarmasian dan segenap dokumen pendukungnya
3.1.12 Menciptakan pertimbangan profesional dengan prioritas utama kesehatan dan keselamatan pasien pada kegiatan pengadaan, pengelolaan dan pelayanan sediaan farmasi & alat kesehatan
3.1.13 Merancang pemberian informasi yang tepat, jelas & tidak bias terkait keamanan sediaan farmasi & alat kesehatan yang digunakan pasien.
3.1.14 Memperkirakan kesadaran keterbatasan kemampuan diri dan bersedia berkomunikasi dengan teman sejawat dan/atau profesi lain demi kepentingan pasien.
3.1.15 Menerapkan pemberian arahan kepada pasien atau masyarakat dalam memilih sediaan farmasi yang layak dan jumlah yang tepat untuk dibeli/digunakan.
PSPA UNISSULA
3.1.16 Menerapkan pencapaian dan mempertahankan standar pelayanan profesional tertinggi.
3.1.17 Membangun jalinan dan menjaga hubungan profesional dengan teman sejawat maupun profesi lain.
3.1.18 Membiasakan menghormati kepercayaan dan kerahasiaan hubungan profesionalitas dengan pasien dan masyarakat.
3.1.19 Melatih untuk mematuhi kode etik dan disiplin Apoteker Indonesia.
3.1.20 Melatih untuk menilai kinerja diri sendiri serta dampaknya pada pengobatan pasien atau masyarakat.
3.2 Mampu merencanakan dan mengevaluasi optimalisasi penggunaan sediaan farmasi
3.2.1 Merancang pemberian pertimbangan pemilihan/penggunaan obat.
3.2.2 Merancang pemberian pertimbangan regimentasi.
3.2.3 Menegaskan penerapan patient care process dalam menyelesaikan masalah terkait penggunaan obat pasien.
3.2.4 Melakukan pemanfaatan mnemonics, klasifikasi DTPs dan parameter monotoring sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.
3.2.5 Melatih melakukan asesmen pasien, riwayat penyakit, dan riwayat pengobatan pasien dengan menunjukkan empati.
3.2.6 Menyusun analisis dan dan menetapkan masalah terkait penggunaan obat pasien dengan mempertimbangkan kebutuhan, pedoman terapi, biaya, dan ketentuan regulasi.
3.2.7 Merancang rencana, menetapkan prioritas dan menyelesaikan masalah terkait obat.
3.2.8 Melatih melakukan pengukuran parameter objektif dan subjektif untuk memonitor terapi obat pasien dan memastikan proses monitoring terlaksana.
3.2.9 Merencanakan evaluasi efektivitas, keamanan dan biaya obat
3.2.10 Melatih melakukan dokumentasi kegiatan dalam patient care process 3.2.11 Mengumpulkan, merekonsiliasi, menelaah, memelihara, dan
memperbaharui data riwayat pengobatan pasien dengan disertai gejala/
keluhan yang relevan
PSPA UNISSULA
3.2.12 Merancang identifikasi kebutuhan pasien dengan berbagai macam pendekatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3.2.13 Menentukan kesiapan tempat, prosedur, sarana-prasarana, mental dan sikap untuk penyampaian informasi dan edukasi pasien tentang obat dan sediaan farmasi lainya.
3.2.14 Menggali informasi tentang riwayat pengobatan pasien, dari pasien langsung, keluarga pasien, rekam data pengobatan, sejawat dan tenaga kesehatan lain.
3.2.15 Mengatur pemberian informasi dan edukasi tentang obat dan sediaan farmasi lainnya sesuai kebutuhan dan pemahaman pasien.
3.2.16 Membiasakan untuk menjelaskan karakteristik obat, mekanisme kerja obat, dan karakteristik produk kepada pasien serta keterkaitannya dengan obat pasien.
3.2.17 Membiasakan untuk menghargai privasi dan kerahasiaan pasien.
3.2.18 Membiasakan untuk Melakukan tahapan konseling dengan runut.
3.2.19 Membiasakan untuk Membantu pasien memahami masalah terapi obat atau sediaan farmasi lainnya yang dialami pasien dengan cara mengajukan pertanyaan secara fokus, faktual dan berupaya menghindari bias.
3.2.20 Membiasakan untuk Mendiskusikan bersama pasien penyelesaian masalah terapi obat dan/atau sediaan farmasi lainnya dengan cara yang jelas, dengan mempertimbangkan kenyamanan pasien, dan dapat diterima oleh pasien.
3.2.21 Membiasakan untuk menjelaskan dan memperagakan cara penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya dan alat bantunya dengan baik dan benar.
3.2.22 Membiasakan untuk mengukur pemahaman pasien dari umpan balik yang diberikan oleh pasien.
3.2.23 Membiasakan untuk memastikan informasi yang diberikan sudah dipahami pasien.
3.2.24 Membiasakan untuk melaksanakan tindak lanjut rekomendasi penyelesaian masalah obat pasien.
PSPA UNISSULA
3.2.25 Melatih untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan konsultasi dan konseling obat dan/atau sediaan farmasi lainnya.
3.2.26 Merancang identifikasi kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan kondisi pasien, pedoman terapi, serta regulasi.
3.2.27 Melatih untuk memberikan pilihan obat/sediaan farmasi, produk, serta kekuatan yang tepat sesuai kebutuhan pasien, pedoman terapi, dan regulasi sebagai pertimbangan keputusan pasien.
3.2.28 Melatih untuk mengedukasi pasien tentang indikasi obat atau sediaan farmasi lainnya, cara penggunaan, batasan penggunaan, serta efek samping potensial.
3.2.29 Melatih untuk menjelaskan kondisi penyimpanan yang tepat kepada pasien dan memastikan sediaan obat dan/atau sediaan farmasi lainnya disimpan secara tepat a.l. dari sisi kelembapan, suhu, tanggal daluwarsa.
3.2.30 Melatih untuk mengedukasi pasien mengenai alasan dan risiko terkait permintaan sediaan farmasi yang tidak bisa dilayani.
3.2.31 Melatih untuk menjelaskan batasan swamedikasi dan merujuk pasien dengan tepat ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan.
3.2.32 Melatih untuk mendokumentasikan pelayanan swamedikasi yang dilakukan.
3.2.33 Mengkategorikan terjadinya identifikasi efeksamping atau sediaan farmasi lainya
3.2.34 Menganalisis tindakan koreksi terhadap efek samping yang terjadi atau merujuk pasien ke dokter/fasilitas pelayanan kesehatan.
3.2.35 Mendesain tidakan untuk mencegah terhadap potensi efek samping obat/sediaan farmasi lainya
3.2.36 Melatih untuk mengedukasi pasien mengenai efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya yang dialami pasien.
3.2.37 Melatih untuk mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan upaya pencegahan yang dilakukan.
3.2.38 Melaksanakan pembuatan laporan kejadian efek samping obat &
sediaan farmasi lainnya untuk institusi maupun regulator.
3.2.39 Melatih penetapan prioritas obat yang perlu dievaluasi berdasarkan frekuensi permintaan dan resiko
PSPA UNISSULA
3.2.40 Merancang penelitian untuk mengevaluasi penggunaan obat.
3.2.41 Merancang pengumpulan dan pengkompilasian data penggunaan obat 3.2.42 Menganalisis kesesuaian penggunaan obat terhadap “best practices and
evidence”.
3.2.43 Melatih pembuatan rencana perbaikan dan mengimplementasikannya.
3.2.44 Melatih melakukan evaluasi terhadap dampak perbaikan.
3.2.45 Melatih untuk mendokumentasikan hasil evaluasi penggunaan obat.
3.2.46 Merancang pemberian pertimbangan pemilihan obat berdasarkan pertimbangan aspek farmakokinetik, khususnya pada geriatri, pediatri, gangguan ginjal, gangguan liver, ibu hamil dan menyusui.
3.2.47 Merancang pemberian pertimbangan pemilihan sediaan/produk obat berdasarkan aspek biofarmasetik.
3.2.48 Mengumpulkan pertimbangan regimentasi obat berdasarkan data parameter faramokinetika
3.2.49 Menyusun pemantauan pada penggunaan obat dengan rentang terapi sempit
3.2.50 Melatih pendokumentasikan data/informasi pertimbangan pemilihan obat dan hasil pemantauan penggunaan obat dengan rentang terapi sempit.
3.3 Mampu meracik dan membuat sediaan farmasi, serta menyiapkan alat kesehatan dengan penuh tanggung jawab
3.3.1 Menganalisis keputusan legalitas dan kelengkapan administratif resep.
3.3.2 Menganalisis kesesuaian farmasetik
3.3.3 Menganalisis kompatibilitas dan stabilitas obat.
3.3.4 Melatih melakukan kalkulasi dosis, serta konversi kekuatan dan bentuk sediaan obat dengan tepat.
3.3.5 Memilih formulasi sediaan farmasi yang mebutuhkan penanganan khusus a.l sediaan steril dan sitostatika
3.3.6 Merinci penyiapan sediaan non steril pencampuran sediaan steril (i.v ad mixture) sterilisasi sediaan farmasi dan alat kesehatan dan penyiapan sitostatika sesuai standart dan pedoman
PSPA UNISSULA
3.3.7 Melatih untuk mempersiapkan etiket dan label sesuai kebutuhan, termasuk penyimpanan, ED (Expiration Date) atau BUD (Beyond Use Date ).
3.3.8 Melatih untuk mengemas sediaan farmasi dalam wadah yang tepat untuk menjaga mutu dan menghindari kesalahan penggunaan.
3.3.9 Melatih untuk memvalidasi salinan resep
3.3.10 Melatih perancangan pembuatan & pemutakhirkan dokumen pengobatan pasien (PMR) beserta semua perubahan dan tindakan atas resep.
3.3.11 Menganalisis kepastian kesesuaian identitas pasien serta kewenangan penerima sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang diresepkan.
3.3.12 Menganalisis kesesuaian antara sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang disiapkan dengan yang diminta dalam resep.
3.3.13 Melatih melakukan penyerahan sediaan farmasi dan alat kesehatan dengan sikap ramah, terbuka, komunikatif, dan asertif dengan memperhatikan etika profesi.
3.3.14 Melatih pemberian penjelasan tentang fungsi atau kegunaan, frekuensi, waktu dan cara penggunaan, batasan penggunaan, efek samping potensial, serta cara penyimpanan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan.
3.3.15 Melatih untuk menjelaskan identitas obat dan karakteristik bentuk sediaan yang digunakan pasien.
3.3.16 Mengukur kepastian pasien dalam memahami informasi yang diberikan.
3.3.17 Melatih dokumentasikan kegiatan penyerahan sediaan farmasi dan informasi yang disampaikan kepada pasien.
3.3.18 Melatih identifikasi & melakukan tindakan untuk mencegah dan/atau mengatasi dispensing error dan near misses.
3.3.19 Menerapkan dan mengelola sistem pelaporan adanya kejadian dispensing error dan near misses.
3.3.20 Melatih pelaporan adanya sediaan yang cacat dan/atau substandar ke pihak yang berwenang
PSPA UNISSULA
3.4 Mampu memberikan informasi terkait dengan sediaan farmasi dan alat kesehatan kepada pasien dan masyarakat
3.4.1 Melakukan identifikasi sumber informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan yang akurat dan terpercaya, serta mengenali keterbatasan sumber informasi yang tersedia.
3.4.2 Melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperoleh informasi yang tepat, akurat, relevan dan terkini terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan.
3.4.3 Melakukan analisis, mengevaluasi, menginterpretasi &
mengorganisasikan informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai kebutuhan.
3.4.4 Melakukan dokumentasi data/informasi yang diperoleh maupun yang disiapkan.
3.4.5 Melakukan identifikasi adanya hambatan komunikasi dan menetapkan strategi untuk mengatasinya.
3.4.6 Menerapkan kesediaan informasi terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tepat, akurat, terkini dan relevan dengan kebutuhan.
3.4.7 Melaksanakan pemberian saran tentang penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang aman & rasional (a.l. pemilihan, indikasi/kontra indikasi, cara pemakaian, cara penyimpanan, efek samping) dengan memperhatikan etika profesi.
3.4.8 Menentukan kepastian penerima informasi memahami informasi yang diberikan.
3.4.9 Melatih pendokumentasian proses pemberian informasi kepada pasien, sejawat, dan /atau tenaga kesehatan lain.
3.5 Mampu membuat formulasi dan dapat memproduksi sediaan farmasi sesuai standar
3.5.1 Menganalisis penelusuran informasi terkait karakteristik fisika, kimia, fisikokimia, farmakologi, mikrobiologi, serta regulasi sebagai landasan studi praformulasi.
3.5.2 Menganalisis prinsip-prinsip dasar, teknik, dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan sediaan farmasi.
PSPA UNISSULA
3.5.3 Menganalisis peran bahan tambahan dalam formulasi sediaan farmasi, a.l. dapar, pengawet, anti oksidan, dan/atau bahan penolong lainnya.
3.5.4 menganalisis prinsip stabilitas sediaan farmasi, faktor yang berpengaruh, serta teknik pengujiannya.
3.5.5 menganalisis studi praformulasi dan menetapkan formulasi sediaan farmasi dengan memperhatikan aspek mutu, efektivitas, keamanan maupun stabilitas sediaan.
3.5.6 menganalisis spesifikasi bahan baku, bahan kemasan, dan sediaan/produk mengacu pada ketentuan Farmakope Indonesia atau kompendium lain yang sesuai.
3.5.7 menganalisis prosedur pembuatan sediaan farmasi steril dan non steril dengan mematuhi ketentuan Cara Pembuatan Sediaan Farmasi Yang Baik (GMP).
3.5.8 menganalisis kemasan, label & brosur/leaflet sediaan farmasi, serta memastikan ketersediaan informasi yang dibutuhkan, a.l. ED (Expiration Date), BUD (Beyond Use Date), pelarut, kompatibilitas, kondisi penyimpanan.
3.5.9 menganalisis kesesuaian bahan baku dengan spesifikasi yang ditetapkan.
3.5.10 Melatih untuk selalu menyiapkan lembar kerja, menghitung kebutuhan bahan dan peralatan, dan memastikan ketersediaan bahan dan peralatan di tempat kerja.
3.5.11 Melatih untuk selalu menyiapkan bahan , peralatan dan ruang untuk pembuatan sediaan farmasi sesuai kebutuhan.
3.5.12 Melatih pembuatan sediaan farmasi steril dan/atau non-steril menggunakan teknik yang tepat sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
3.5.13 menganalisis pengujian mutu selama proses produksi, produk antara dan produk akhir.
3.5.14 menganalisis kesesuaian mutu produk dengan spesifikasi yang ditetapkan dan menetapkan kelayakan produk.
3.5.15 menganalisis data/informasi terkait proses pembuatan dan pengujian mutu produk secara bertanggung-jawab.
PSPA UNISSULA
3.5.16 Menerapkan prinsip manajemen mutu: penjaminan mutu (QA) &
pengawasan mutu (QC).
3.5.17 memahami prinsip manajemen resiko mutu (quality risk management ).
3.5.18 memahami pembagian klasifikasi ruangan produksi beserta parameter dan pengukurannya.
3.5.19 memahami prinsip kualifikasi ruangan dan mesin produksi, validasi proses, validasi pembersihan, dan validasi metoda analisa.
3.5.20 memahami prinsip kalibrasi mesin produksi.
3.5.21 memahami prinsip inspeksi diri, audit, dan pembuatan corrective action
& preventive action (CAPA).
3.5.22 Memahami prinsip penanganan keluhan dan obat kembalian.
3.5.23 Memahami persyaratan higienis dan pelatihan karyawan.
3.6 Mampu merancang upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat beserta tindaklanjutnya
3.6.1 Menentukan identifikasi sumber informasi terkait obat dan pelayanan kesehatan yang akurat dan terpercaya, serta mengenali keterbatasan sumber informasi yang tersedia.
3.6.2 Melakukan penelusuran informasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memperoleh informasi yang tepat, akurat, relevan dan terkini terkait obat dan pelayanan kesehatan
3.6.3 Menerapkan analisis, evaluasi, menginterpretasi & mengorganisasikan informasi sesuai kebutuhan masyarakat.
3.6.4 Melakukan penggalian informasi, mengidentifikasi & menetapkan masalah penggunaan obat atau sediaan farmasi lainnya yang terjadi di komunitas dengan memperhatikan kondisi sosial dan budaya setempat.
3.6.5 Melatih menyediakan informasi terkait masalah dan solusi masalah penggunaan obat atau sediaan farmasi lainnya yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
3.6.6 Melakukan promosi kepada masyarakat cara-cara yang baik dan benar dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat atau sediaan farmasi lainnya .
PSPA UNISSULA
3.6.7 Melakukan pembangunan kemitraan dengan kelompok masyarakat dan/atau penyedia pelayanan kesehatan untuk meningkatkan cara penggunaan obat dan sediaan farmasi lainnya yang baik dan benar.
3.6.8 Melakukan evaluasi kegiatan promosi untuk menilai efektivitas dan efisiensi.
3.6.9 Melatih pendokumentasian data/informasi dan hasil kegiatan promosi penggunaan sediaan farmasi yang telah dilakukan.
3.6.10 Melakukan penggalian informasi, mengidentifikasi dan menetapkan prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan primair masyarakat dengan memperhatikan kondisi sosial dan budaya setempat.
3.6.11 Melatih menyediakan informasi kesehatan dan masalah kesehatan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
3.6.12 Melakukan pemberian saran upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, dan gaya hidup sehat.
3.6.13 Melakukan pembangunan kemitraan dengan kelompok masyarakat maupun penyedia pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
3.6.14 Melakukan evaluasi efektivitas dan efisiensi kegiatan promosi kesehatan yang telah dilakukan.
3.6.15 Melakukan pendokumentasian data/informasi dan hasil kegiatan promosi kesehatan yang telah dilakukan.
3.7 Mampu mengelola sediaan farmasi dan alat kesehatan agar terjamin mutu, keamanan, dan khasiatnya
3.7.1 Menganalisis masalah kesehatan yang sedang dan sering terjadi.
3.7.2 Menyeleksi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan pola prevalensi penyakit, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, faktor sosial ekonomi dan budaya masyarakat, sumber daya manusia, genetika, demografi, dan lingkungan.
3.7.3 Memilih kriteria seleksi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang absah, bermutu, aman dan bermanfaat, didukung dengan bukti yang sahih.
PSPA UNISSULA
3.7.4 Menelaah kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan berdasarkan pertimbangan bukti ilmiah, farmakokinetika, kemudahan didapat, serta keterjangkauan harga.
3.7.5 Menentukan metode penghitungan kebutuhan pengadaan yang sesuai dengan pola penggunaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.6 Mengkalkulasi kebutuhan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan dengan tepat.
3.7.7 Menilai dan menentukan pemasok dengan memperhatikan ketentuan perundangan, penjaminan mutu, ketepatan waktu dan aspek ekonomi.
3.7.8 Mengumpulkan dan merencanakan metode yang sesuai untuk pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.9 Menentukan sistem rantai pasok yang efektif dan efisien.
3.7.10 Mengemukakan prosedur dan ketentuan perundangan dalam pengadaan sediaan farmasi, termasuk pengadaan obat narkotika, psikotropika, obat life-saving, obat program pemerintah, dan obat emergensi.
3.7.11 Melaksanakan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan perundangan.
3.7.12 Menyusun dokumentasi kegiatan pengadaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan beserta segenap data pendukungnya.
3.7.13 Membangun tempat penyimpanan sesuai peraturan perundangan untuk menjamin kualitas bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.14 Mengkonsepkan dan menerapkan penyimpanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan berdasarkan bentuk sediaan, legalitas, farmakologi, aspek toksik, dan alfabetis.
3.7.15 Melaksanakan penerimaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan berdasar kriteria dengan baik dan benar sesuai prosedur.
3.7.16 Menentukan cara transportasi yang mampu menjamin mutu, kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.17 Menentukan cara transportasi yang mampu menjamin mutu, kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
PSPA UNISSULA
3.7.18 Melaksanakan distribusi bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai prosedur, serta menjamin mutu, kemanfaatan serta keamanannya.
3.7.19 Melaksanakan pengawasan mutu terhadap bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang diterima maupun yang disimpan sehingga terjamin mutunya sesuai standar.
3.7.20 Mengoperasikan tingkat persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan berdasarkan analisis informasi persediaan & rasio yang ditetapkan.
3.7.21 Merasionalkan dan memilih bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang mengalami penyimpangan mutu, kemanfaatan, dan/atau keamanannya.
3.7.22 Memaksimalkan faktor yang berpengaruh terhadap mutu, kemanfaatan serta keamanan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.23 Membagankan data dan proses penyimpanan dan distribusi bahan baku, sediaan famasi, dan alat kesehatan.
3.7.24 Menjelaskan ketentuan perundangan dan persyaratan keamanan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.25 Menjelaskan kriteria bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang harus dimusnahkan.
3.7.26 Melakukan pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan sesuai ketentuan perundangan, sifat bahan, dan dampak pada lingkungan.
3.7.27 Menggambarkan data dan proses pemusnahan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.28 Menelaah dan memilih sistem penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan yang efektif dan efisien.
3.7.29 Menguraikan alasan penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan, serta perbedaan penyebab penarikannya.
3.7.30 Menerangkan risiko yang dihadapi bila tidak dilakukan penarikan oleh instansi yang berwenang.
PSPA UNISSULA
3.7.31 Menguraikan cara pengambilan data distribusi sediaan farmasi, a.l.
nama pasien, rincian yang dapat dihubungi, tanggal pembelian, jumlah yang dibeli.
3.7.32 Memperkirakan pengaruh dan dampak penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.33 Mendeteksi tenaga kesehatan & tenaga lain terkait untuk merencanakan penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan .
3.7.34 Menguraikan tata laksana penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan, baik yang wajib maupun sukarela.
3.7.35 Menjabarkan informasi penting yang akan disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait.
3.7.36 Memperluas informasi penarikan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan ke masyarakat sesuai kebutuhan.
3.7.37 Menjabarkan data dan proses penarikan bahan baku, sediaan farmasi, dan alat kesehatan.
3.7.38 Menguraikan proses analisis data menjadi informasi yang diperlukan dalam pengendalian persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.39 Menerangkan manfaat teknologi informasi dalam pengendalian persediaan bahan baku, sediaan farmasi, alat kesehatan.
3.7.40 Menjabarkan hubungan antara posisi dalam struktur organisasi dengan fungsi pelayanan farmasi.
3.7.41 Mengkategorikan dan menjabarkan tugas, tanggung jawab dan kewenangan dari masing-masing posisi dalam struktur organisasi.
3.7.42 Menguraikan kualifikasi SDM yang diperlukan untuk posisi tertentu dalam struktur organisasi serta syarat legalitas dan kompetensinya.
3.7.43 Menghitung kebutuhan SDM berdasarkan jenis dan volume pekerjaan di bidangnya.
3.7.44 Mengemukakan cara menilai pemahaman SDM terhadap tugas &
tanggung jawab pekerjaannya, peraturan ketenagakerjaan, serta kondisi yang mempengaruhi kebijakan dan kegiatan di tempat kerja.
3.7.45 Memperkirakan program pelatihan SDM
PSPA UNISSULA
3.7.46 Melaksanakan analisis keuangan dan menginterpretasi laporan keuangan.
3.7.47 Mengkonsepkan dan melaksanakan anggaran secara efektif dan transparan.
3.7.48 Mengkonsepkan dan melaksanakan sistem reimbursement secara tepat.
3.7.49 Menghitung & menentukan harga bahan baku, sediaan farmasi, dan alat kesehatan.
3.7.50 Mengemukakan sistem perpajakan yang berkaitan dengan fasilitas pelayanan kefarmasian.
3.7.51 Mempolakan kegiatan pengelolaan infra struktur.
3.8 Mampu berkomunikasi secara efektif kepada teman sejawat, bawahan, profesi kesehatan lain, dan masyarakat
3.8.1 Melatih diri untuk berbagi informasi dengan yang lain.
3.8.2 Menelaah pendapat dan pandangan orang lain
3.8.3 Mengaitkan kepekaan dan kepedulian atas kebutuhan, nilai, kepercayaan dan budaya orang/pihak lain.
3.8.4 Menjelaskan peran serta dan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk membantu dan memfasilitasi terlaksananya praktik kefarmasian.
3.8.5 Menegaskan pendapat dan menyampaikan informasi secara verbal dan non-verbal dengan cara membangun kepercayaan tanpa menimbulkan kemarahan, kecemasan atau efek lain yang merugikan.
3.8.6 Menjelaskan cara menjaga profesionalitas pada saat berkomunikasi dengan pasien, keluarga pasien, dan/atau tenaga kesehatan lain.
3.8.7 Menyeleksi informasi untuk menyampaikan ide dan pendapat secara jelas.
3.8.8 Mentransfer informasi dengan tepat dan percaya diri secara verbal maupun non-verbal.
3.8.9 Menganalisis serta menjabarkan ide, pendapat dan informasi untuk meningkatkan pemahaman.
3.8.10 Merasionalkan perspektif kefarmasian dalam rangka pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
PSPA UNISSULA
3.8.11 Memilih istilah, gaya dan bentuk komunikasi verbal maupun non-verbal sesuai dengan situasi, materi komunikasi, serta komunikan untuk menjaga kelancaran dan efektifitas komunikasi.
3.8.12 Mendeteksi pertanyaan yang relevan, mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan respon terhadap petunjuk lisan dan/atau tertulis, dan bila perlu menggunakan penerjemah untuk memperjelas komunikasi.
3.8.13 Menggali informasi spesifik yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi efektif.
3.8.14 Mengemukakan & memperagakan bahwa informasi tertulis yang diberikan sudah dipahami.
3.8.15 Menemukan solusi, membuat pertanyaan dan/atau menggunakan bantuan visual atau media lainnya untuk memastikan bahwa pesan yang dikomunikasikan telah diterima dan dipahami.
3.8.16 Mendeteksi & menjelaskan kondisi yang memerlukan adanya komunikasi khusus, terutama pada pasien dan keluarganya, misalnya perbedaan budaya, bahasa, tekanan emosional, tuli, buta, kemunduran mental, komunikasi melalui pihak ketiga.
3.8.17 Menerapkan kemampuan mendengar aktif, misalnya meminta mengulang penjelasan dengan bahasa sendiri tanpa menyalahkan/merendahkan.
3.8.18 Menjelaskan pentingnya merespon umpan balik untuk meningkatkan komunikasi dan membangun kepercayaan.
3.8.19 Menemukan respon terhadap umpan balik dan memanfaatkannya secara positif dalam proses komunikasi.
3.8.20 Mengkonsepkan daftar kendala utama untuk melakukan komunikasi efektif.
3.8.21 Mengemukakan kendala tersebut dapat diminimalkan.
3.8.22 Menjelaskan sapaan untuk pasien secara umum (anak, geriatri, tuna rungu, tuna aksara) dan khusus (kondisi kronik, kritis, koma, psikiatri, terminal).
3.8.23 Menguraikan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan/diinformasikan kepada pasien secara pribadi.
PSPA UNISSULA
3.8.24 Menjabarkan tahapan komunikasi sesuai jenis pasien (rawat jalan, rawat inap).
3.8.25 Mencirikan kesadaran budaya dan kepekaan.
3.8.26 Menyesuaikan komunikasi dengan kebutuhan pasien.
3.8.27 Menyusun dokumen kegiatan komunikasi dengan pasien.
3.8.28 Mengemukakan masalah komunikasi dengan tenaga kesehatan terkait.
3.8.29 Menyeleksi materi komunikasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai keluasan dan kedalaman kompetensinya.
3.8.30 Menjelaskan penyelesaian masalah komunikasi dengan tenaga kesehatan.
3.8.31 Melatih komunikasi secara jelas, ringkas dan tepat saat menjadi mentor/
tutor.
3.8.32 Melatih komunikasi efektif dengan staf kesehatan maupun staf sosial, mendukung staf, pasien, perawat, kerabat maupun klien, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta memastikan pemahaman pasien.
3.8.33 Melatih teknik komunikasi efektif untuk membangun relasi dengan pasien, tenaga kesehatan dan/atau relawan pelayanan kefarmasian secara lisan dan tertulis.
3.8.34 Menyusun dokumen kegiatan komunikasi dengan tenaga kesehatan.
3.8.35 Mengemukakan bagian dan ruang lingkup rekam medis (Medical Record) dan catatan pengobatan (Medication Record ).
3.8.36 Mengemukakan prinsip rekam medis dan catatan pengobatan.
3.8.37 Mengemukakan sistem pencatatan dalam pembuatan rekam medis dan catatan pengobatan.
3.8.38 Mengemukakan persyaratan mengisi rekam medis dan catatan pengobatan.
3.8.39 Memaksimalkan subjective objective assessment plan (SOAP) atau metode lain dalam mengisi rekam media dan catatan pengobatan pasien.
3.9 Memiliki ketrampilan organisasi dan hubungan interpersonal yang mumpuni dalam mencapai tujuan organisasi
3.9.1 Mengkonsepkan quality assurance, quality control, dan quality improvement.
PSPA UNISSULA
3.9.2 Mengemukakan metodologi dan jenis indikator pengukuran capaian dalam quality assurance dan quality improvement.
3.9.3 Menyusun standar prosedur operasional (SPO).
3.9.4 Mengemukakan aktivitas untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian yang bisa atau pernah diikuti.
3.9.5 Mengemukakan perubahan yang terjadi sebagai akibat langsung aktivitas quality improvement .
3.9.6 Memadukan terapan penemuan hasil penelitian (antara.lain hasil uji pre-klinik, uji klinik, eksperimen klinis, analisis resiko), serta menjelaskan manfaat dan resikonya.
3.9.7 Mengaudit mutu untuk memastikan pelayanan memenuhi standar dan spesifikasi lokal maupun nasional.
3.9.8 Memvalidasi uji kontrol kualitas yang tepat dilaksanakan dan dikelola secara tepat.
3.9.9 Memvalidasi sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dikelola bukan palsu dan memenuhi standar mutu.
3.9.10 Membandingkan, menilai, dan mengkritik data atau informasi berbasis bukti (evidence-base) untuk meningkatkan penggunaan sediaan farmasi dan mutu pelayanan kefarmasian.
3.9.11 Memaksimalkan dan memelihara sistem pelaporan farmakovigilans, diantaranya laporan ADR.
3.9.12 Menguraikan pengelolaan waktu kerja yang baik, yaitu tepat waktu, efektif dan efisien dalam bekerja.
3.9.13 Mengemukakan prioritas tugas yang terkait dengan tujuan dan sasaran kerja yang ditetapkan.
3.9.14 Menyesuaikan alokasi waktu terkait dengan beban kerja dan prioritas kerja.
3.9.15 Mengklasifikasi bagian tugas yang dapat didelegasikan kepada staf/personil lainnya.
3.9.16 Mendeteksi situasi yang memerlukan tambahan informasi atau konsultasi dari para ahli untuk menyelesaikan tugas.
3.9.17 Menyesuaikan jadwal yang telah disusun sebelumnya untuk penyelesaian tugas.
PSPA UNISSULA
3.9.18 Menyusun dokumen rancangan kegiatan dan pelaksanaan tugas.
3.9.19 Mengemukakan struktur organisasi tempat bekerja.
3.9.20 Mencirikan verifikasi ruang lingkup peran serta tanggung jawabnya dalam organisasi.
3.9.21 Melakukan partisipasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
3.9.22 Mengklasifikasi kebutuhan sumber daya untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai skala prioritas.
3.9.23 Menyesuaikan penggunaan informasi, pedoman dan instruksi yang dibutuhkan demi mendukung selesainya pekerjaan.
3.9.24 Mengemukakan hubungan antara kebijakan, pekerjaan, dan prosedur kerja dengan peraturan perundangan.
3.9.25 Mempolakan kinerja diri sendiri.
3.9.26 Menjabarkan tindak lanjut dari evaluasi hasil pengukuran kinerja diri sendiri.
3.9.27 Menjelaskan umpan balik yang wajar dalam tim.
3.9.28 Menggali catatan dan dokumen untuk komunikasi hal-hal penting sebagai tindak lanjut dan/atau dalam memberikan informasi ke staf atau petugas.
3.9.29 Menjelaskan tanggungjawab masing-masing anggota tim terkait dengan tipe pekerjaannya.
3.9.30 Membedakan dan/atau menjelaskan situasi dimana pekerjaan seseorang berpengaruh pada orang lain di tempat kerja.
3.9.31 Mencontohkan perilaku positif saat berkolaborasi dengan anggota tim.
3.9.32 Membiasakan pendampingan sejawat dalam pelaksanaan tugas.
3.9.33 Mempertahankan hubungan kolaboratif dan saling menghargai dengan sejawat, tenaga kesehatan & tenaga profesional lain, keluarga atau pendamping penggunaan obat dalam rangka memberikan pelayanan pasien secara spesifik.
3.9.34 Mengklasifikasi permintaan, dan menyetujui atau menolak permintaan yang tidak layak.
3.9.35 Melaksanakan tanggungjawab kelayakan permintaan.
3.9.36 Mengemukakan ketidaklayakan permintaan.
PSPA UNISSULA
3.9.37 Menemukan alternatif pilihan yang harus diambil untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
3.9.38 Mengemukakan posisi, peran, serta tanggungjawab apoteker di tempat kerja dengan jelas dan ringkas.
3.9.39 Menyesuaikan posisi, peran, serta tanggungjawab apoteker dalam perubahan perilaku orang lain.
3.9.40 Menemukan, menganalisis, dan menyimpulkan penyebab atau faktor- faktor penyebab masalah.
3.9.41 Mengemukakan penggunaan beberapa teknik a.l daftar tilik, diagram sebab-akibat, pareto, untuk membantu menyelesaikan masalah.
3.9.42 Mengemukakan rencana penyelesaian masalah secara sistematis.
3.9.43 Mempolakan dan melibatkan pihak lain terkait untuk menyelesaikan masalah.
3.9.44 Membiasakan dan menerima masukan orang lain dengan lapang dada untuk menyelesaikan masalah.
3.9.45 Mentabulasi masalah-masalah, faktor-faktor penyebab serta alternatif pilihan untuk menyelesaikan masalah.
3.9.46 Menjelaskan pentingnya proses monitoring dan mendiskusikan evaluasi pencapaian tujuan untuk penyelesaian masalah.
3.9.47 Menguraikan proses monitoring dengan tolok ukur yang jelas bahwa telah dilakukan penyelesaian masalah.
3.9.48 Menelaah bagaimana monitoring hasil digunakan untuk memperbaiki kegiatan selanjutnya.
3.9.49 Menjabarkan tanda-tanda adanya konflik (a.l. moral rendah, disiplin rendah, ketidak-hadiran, kesalahan pelayanan, perilaku agresif, sikap tidak kooperatif) sebelum menimbulkan efek samping.
3.9.50 Menggali penyebab utama atas isu yang terjadi dan siapa saja yang terlibat dalam konflik tersebut.
3.9.51 Menjelaskan kejadian dan sumber konflik tanpa menyalahkan pihak- pihak yang terkait.
3.9.52 Menguraikan strategi pendekatan yang efektif untuk menyelesaikan konflik di tempat kerja, a.l. penyelesaian masalah secara kolaboratif,
PSPA UNISSULA
sistem mediasi, negosiasi menang-menang, identifikasi keluaran sesuai kesepakatan.
3.9.53 Menyimpulkan metode yang tepat untuk menyelesaikan suatu konflik atau masalah di tempat kerja.
3.9.54 Mencontohkan keterampilan komunikasi dan/atau keterampilan strategis lain dengan percaya diri.
3.9.55 Menyusun dokumen berisi masalah dan tindakan penyelesaian yang dilakukan.
3.9.56 Mengklasifikasi kebutuhan, menyusun rencana dan mengimplementasikan pelayanan baru sesuai kebutuhan setempat.
3.9.57 Mengklasifikasi, memecahkan, menyesuaikan & mencegah masalah terkait sediaan farmasi (medicines related problem ).
3.9.58 Menyusun data/informasi tentang masalah terkait sediaan farmasi, tindakan penyelesaian dan upaya pencegahan yang dilakukan.
3.9.59 Menganalisis dan memecahkan masalah manajemen sehari-hari.
3.9.60 Menegaskan kemampuan mengambil keputusan dan membuat penilaian yang tepat secara cermat.
3.9.61 Menegaskan jadwal kegiatan dirancang dan dikelola secara tepat.
3.9.62 Menegaskan jam kerja dirancang dan dikelola secara tepat.
3.9.63 Menilai dan mempertahankan sumberdaya farmasi.
3.9.64 Menyusun dokumentasi temuan masalah di tempat kerja, tindakan penyelesaian dan upaya pencegahan yang dilakukan.
3.10 Memiliki semangat dan keinginan untuk senantiasa meningkatkan kompetensi diri untuk mengembangkan pekerjaan kefarmasian ke arah yang lebih professional dan bermartabat
3.10.1 Memadukan teori, metode dan aplikasi ilmu dan teknologi farmasi (farmasetika, kimia farmasi, farmakognosi, farmakologi), prinsip dasar biomedik, prinsip pharmaceutical calculation, farmakoterapi, dan pharmaceutical care.
3.10.2 Memadukan prinsip biofarmasetik, perilaku, sosial, dan klinis dalam melakukan praktik kefarmasian.
PSPA UNISSULA
3.10.3 Meningkatkan keahlian yang dibutuhkan di luar lingkup pengetahuan yang dimiliki.
3.10.4 Menampilkan kemampuan untuk melakukan riset, khususnya pengembangan data/ informasi berbasis bukti (evidence base ).
3.10.5 Merumuskan secara kritis masalah yang dijumpai di dalam praktik kefarmasian, menyusun laporan/pemikiran/rekomendasi untuk pengembangan profesi, dan mengkomunikasikannya secara efektif dalam berbagai bentuk media kepada masyarakat.
3.10.6 Merencanakan kontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional bidang kefarmasian dalam rangka peningkatan mutu pendidikan dan praktik kefarmasian.
3.10.7 Mengumpulkan dokumen kegiatan/aktivitas pengembangan diri (CPD) yang sudah dilakukan.
3.10.8 Merencanakan memelihara dan mengembangkan jaringan kerja, a.l.
dengan pembimbing.
3.10.9 Merancang evaluasi kemutakhiran pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki.
3.10.10 Menyusun evaluasi pembelajaran yang dilakukan
3.10.11 Merumuskan keahlian yang dibutuhkan untuk menjalankan praktik profesi di luar lingkup pengetahuan yang dimiliki.
3.10.12 Menanggulangi keterbatasan diri dan menyusun rencana untuk mengatasinya
3.10.13 Merencanakan mengikuti kegiatan CPD untuk mengatasi keterbatasan diri.
3.10.14 Menampilkan hasil pengembangan diri dalam kinerja
3.10.15 Mengemukakan secara aktif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan praktik kefarmasian di berbagai media ilmiah.
3.10.16 Menilai perkembangan ilmu dan teknologi maupun hasil-hasil penelitian kefarmasian dalam rangka meningkatkan profesionalitas dalam melakukan pelayanan.
3.10.17 Melaksanakan program pemerintah dan/atau organisasi profesi untuk menjaga kompetensi dan perkembangan profesi.