13
Universitas Kristen Petra
4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pengumpulan dan pengolahan data dapat dilakukan setelah mengetahui proses kegiatan dari sub departemen yang ada di departemen MPC. Proses-proses kegiatan dapat diketahui dengan melakukan pengamatan awal di lapangan sebelum melakukan pengambilan data untuk perhitungan beban kerja. Proses- proses kegiatan pada departemen MPC dapat dilihat pada subbab 4.1.
4.1 Departemen Material Preparation & Colouring (MPC)
Departemen MPC merupakan salah satu bagian dari PT. XYZ.
Departemen ini terdiri dari beberapa sub departemen pekerjaan, yaitu colouring, pelletizing, giling, mixing, dan transporting. Anggota dari setiap sub departemen pekerjaan memiliki jumlah yang berbeda-beda. Jumlah anggota departemen MPC berdasarkan sub departemen pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jumlah Anggota Departemen MPC Berdasarkan Sub Departemen Pekerjaan
Sub Departemen Jumlah (orang) Shift
Mixing 4 1
Giling 1 1
Colouring 1 1
Pelletizing 2 1&2
Transporting 2 1
4.1.1 Tahapan Proses Pekerjaan Operator Mixing
Tahapan pekerjaan operator mixing adalah menyiapkan material yang akan dicampur ke dekat mesin mixing. Material yang disiapkan adalah material murni, afval, dan MB atau pigment. Tahapan pekerjaan selanjutnya yang dilakukan oleh operator mixing yaitu menyiapkan mesin, jika mesin dalam keadaan kotor maka operator harus membersihkan terlebih dahulu. Mesin mixing bekas pencampuran material dengan MB dibersihkan hanya dengan meniupkan
14
Universitas Kristen Petra
angin dan jika terdapat kerak dibersihkan dengan cutter. Mesin mixing bekas pencampuran material dengan pigment dibersihkan dengan menggunakan solar dan dilap dengan kain majun, kemudian baru ditiup dengan angin. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah membersihkan bagian luar karung material.
Pembersihan karung material menggunakan tiupan angin dengan tujuan agar tidak ada debu yang menempel pada karung yang bisa menyebabkan material terkontaminasi jika tercampur dengan material. Tahapan pekerjaan operator mixing lainnya adalah membuka jahitan karung dengan cutter dan melepasi benang jahitan. Operator mixing dibantu dengan satu operator lainnya akan menuang material ke dalam mesin mixing. Penuangan material dilakukan oleh dua orang dikarenakan beban dengan berat 25kg melebihi batas aman mengangkat beban yaitu sebesar 20kg. Material yang dimasukkan ke dalam mesin kemudian akan di mixing selama 3 menit. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah operator mengantongi hasil mixing dan kemudian meletakkan karung hasil mixing di tempat yang telah disediakan. Tahapan proses pekerjaan operator mixing secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.1.
MULAI
MENYIAPKAN MATERIAL MENYIAPKAN MESIN
MEMBERSIHKAN KARUNG MATERIAL MEMBUKA JAHITAN KARUNG
MIXING MENGANTONGI HASIL
MELETAKKAN KARUNG HASIL MIXING PADA TEMPATNYA
PPM MASIH ADA?
YA
TIDAK
SELESAI
Gambar 4.1 Tahapan Proses Pekerjaan Operator Mixing
15
Universitas Kristen Petra
4.1.2 Tahapan Proses Pekerjaan Operator Giling
Tahapan pekerjaan operator giling adalah menyiapkan mesin, jika mesin giling masih dalam keadaan kotor maka mesin giling harus dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan mesin giling adalah dengan meniupkan angin pada bagian dalam mesin dan membuka bagian bawah mesin untuk membersihkan saringan tempat keluar hasil giling. Saringan dibersihkan karena terdapat material yang menyangkut dikarenakan ukuran material masih melebihi standar hasil giling, jika ukuran sudah seperti hasil giling maka material dapat melewati saringan. Tahapan pekerjaan selanjutnya adalah menyiapkan material yang akan digiling. Material yang akan digiling adalah hasil sisa produksi selain produk utama yang dihasilkan oleh mesin produksi. Persiapan material yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan hasil sisa-sisa produksi yang sama warnanya yang akan digiling secara bersama. Tahapan pekerjaan operator giling selanjutnya adalah menuang material ke dalam mesin giling dalam keadaan menyala (ON). Penuangan material dilakukan terus menerus sampai kotak tempat hasil keluar giling penuh. Tahap selanjutnya adalah operator giling memakai gayung untuk memindahkan material hasil giling (afval) ke karung-karung sampai afval yang ada dikotak habis. Tahap selanjutnya operator giling menimbang karung hasil afval dengan standar berat 20kg per karung. Tahap pekerjaan selanjutnya adalah operator giling menjahit karung hasil mixing dengan mesin jahit karung. Tahapan proses pekerjaan operator giling secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.2.
16
Universitas Kristen Petra PERSIAPAN MESIN
MULAI
PERSIAPAN MATERIAL
PENUANGAN MATERIAL &
PENGGILINGAN
PEMINDAHKAN HASIL GILING KE KARUNG
PENIMBANGAN HASIL GILING
PENJAHITAN KARUNG HASIL GILING (AFVAL)
JAM KERJA HABIS?
SELESAI
YA
TIDAK
Gambar 4.2 Tahapan Proses Pekerjaan Operator Giling
4.1.3 Tahapan Proses Pekerjaan Teknisi Colouring
Tahapan proses pekerjaan yang dilakukan oleh teknisi colouring dimulai dengan mengecek stok bahan baku Masterbatch atau pigment yang akan digunakan untuk dipakai dalam proses mixing. Masterbatch atau yang sering disingkat dengan sebutan MB adalah bahan pewarna yang berbentuk granulate (seperti kristal). Pigment adalah bahan pewarna yang berbentuk powder (seperti pasir). Tahapan selanjutnya adalah teknisi menyiapkan bahan baku MB atau pigment dengan cara menimbang dan membuat campuran bahan baku sesuai dengan Perintah Pencampuran Material (PPM) pada hari tersebut. PPM dikeluarkan sehari sebelum pengerjaan mixing dilakukan. Tahapan berikutnya adalah teknisi colouring membuat Laporan Produksi Harian (LPH). LPH terdiri dari tiga rangkap, yaitu untuk diserahkan kepada Administrasi MPC, sebagai bukti pengiriman hasil mixing ke lantai produksi, dan disimpan sendiri oleh teknisi colouring. LPH berisi tentang pengerjaan mixing pada hari itu beserta dengan tambahan-tambahan PPM yang baru keluar pada hari itu. Tahapan pekerjaan
17
Universitas Kristen Petra
teknisi colouring yang selanjutnya adalah menyelesaikan masalah warna jika ada komplain dari lantai produksi IM (Injection Mold) atau BM (Blow Molding).
Masalah warna yang sering terjadi adalah warna tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan, bisa warna lebih muda atau warna lebih tua dari standar warna yang telah ditentukan. Proses penyelesaian masalah warna diawali dengan pengembalian material hasil mixing dari lantai produksi ke MPC, kemudian teknisi akan merevisi campuran material yang diperkirakan menjadi penyebab terjadinya masalah warna. Campuran material terdiri dari material murni, afval, dan MB atau Pigment. Material murni adalah resin yang belum mengalami moulding. Afval adalah hasil sisa produksi selain produk utama yang bisa didaur ulang. Perevisian campuran material akan terus dilakukan sampai mendapatkan warna sesuai dengan standar dan kemudian material akan dikirim kembali ke lantai produksi. Teknisi colouring akan menuliskan masalah yang terjadi di buku masalah beserta dengan cara penyelesaian. Teknisi colouring juga akan menghitung ulang formula untuk dijadikan formula baku dan kemudian dituliskan dalam kartu formula. Tahapan pekerjaan lainnya untuk teknisi colouring adalah melakukan trial atau uji coba warna untuk produk sample yang akan diperlihatkan ke customer apakah sudah sesuai dengan permintaan customer. Tahapan proses pekerjaan teknisi colouring secara umum dapat dilihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Tahapan Proses Pekerjaan Teknisi Colouring
18
Universitas Kristen Petra
4.2 Perhitungan Beban Kerja Awal
Metode yang digunakan dalam perhitungan beban kerja adalah metode Full Time Equivalent (FTE). Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam metode FTE adalah:
Menentukan frekuensi kegiatan tiap operator dan jumlah tenaga kerja.
Data frekuensi setiap operator didapatkan dari pengamatan sebanyak tiga kali selama tiga hari kerja. Data frekuensi yang didapatkan selama tiga hari kemudian di rata-rata sehingga didapatkan frekuensi masing-masing proses per hari. Jumlah tenaga kerja yang diamati adalah sebanyak tiga orang operator mixing; dan masing-masing satu orang asisten operator mixing, operator giling, dan teknisi colouring. Data frekuensi operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Kegiatan Operator Mixing
No Kegiatan Frekuensi (per hari)
Maulid Solik Heru
1 Briefing pagi 1 1 1
2 Bersih-bersih mesin 13 13 6
3 Bersih-bersih karung 45 8 0
4 Buka jahitan karung 43 30 48
5 Mengambil MB/pigment 12 13 10
6 Mengambil material 53 68 65
7 Mengantongi hasil 89 81 71
8 Menuang material 89 81 71
9 Memindahkan hasil 12 17 45
10 Bersih-bersih lantai 7 4 9
Pengambilan data frekuensi dilakukan pada hari dan jam kerja perusahaan, yaitu antara Senin sampai Jumat dan pada jam 08.00 sampai 16.00 WIB.
Pengambilan data frekuensi untuk operator mixing Maulid dilakukan pada tanggal 11, 15, dan 21 Januari 2016. Pengambilan data frekuensi untuk operator mixing Solik dilakukan pada tanggal 12, 18, dan 22 Januari 2016.
19
Universitas Kristen Petra
Pengambilan data frekuensi untuk operator mixing Heru dilakukan pada tanggal 13, 19, dan 25 Januari 2016. Pengambilan data frekuensi untuk asisten operator mixing dilakukan pada tanggal 14, 20, dan 26 Januari 2016. Data frekuensi untuk kegiatan menuang material, mengantongi hasil, dan mengambil MB/pigment didapatkan dari PPM. Data frekuensi untuk kegiatan lainnya didapatkan dari rata-rata hasil pengamatan yang dilakukan selama tiga hari.
Data kegiatan asisten operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kegiatan Asisten Operator Mixing
No Kegiatan Frekuensi (per hari)
1 Briefing pagi 1
2 Buka jahitan karung 5
3 Mengambil material 58
4 Menuang material 54
5 Memindahkan hasil 92
6 Bersih-bersih lantai 3
7 Meratakan isi karung 90
8 Jahit karung 129
9 Melabeli karung 14
Pengambilan data frekuensi dilakukan pada hari dan jam kerja perusahaan, yaitu antara Senin sampai Jumat dan pada jam 08.00 sampai 16.00 WIB.
Pengambilan data frekuensi untuk asisten operator mixing dilakukan pada tanggal 14, 20, dan 26 Januari 2016. Data kegiatan operator giling dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Kegiatan Operator Giling
No Kegiatan Frekuensi (per hari)
1 Briefing pagi 1
2 Bersih-bersih mesin 31
3 Mencari bahan 83
4 Crusher 122
20
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.4 Kegiatan Operator Giling (sambungan) No Kegiatan Frekuensi (per hari)
5 Mengambil karung 31
6 Mengantongi hasil 30,5
7 Bersih-bersih lantai 29
8 Memindahkan Tong 127
Pengambilan data frekuensi dilakukan pada hari dan jam kerja perusahaan, yaitu antara Senin sampai Jumat dan pada jam 08.00 sampai 16.00 WIB.
Pengambilan data frekuensi untuk operator giling dilakukan pada tanggal 27 – 29 Januari 2016. Data frekuensi yang didapatkan selama tiga hari kemudian di rata-rata sehingga didapatkan frekuensi per hari. Data kegiatan teknisi colouring dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Kegiatan Teknisi Colouring
No Kegiatan Frekuensi (per hari)
1 Briefing pagi 1
2 Mengecek bahan 6
3 Menimbang 16
4 Melabeli karung 10
5 Mencatat laporan harian produksi 31
6 Penyelesaian masalah 25
7 Bersih-bersih 4
Pengambilan data frekuensi dilakukan pada hari dan jam kerja perusahaan, yaitu antara Senin sampai Jumat dan pada jam 08.00 sampai 16.00 WIB.
Pengambilan data frekuensi untuk teknisi colouring dilakukan pada tanggal 1 – 3 Februari 2016. Data frekuensi yang didapatkan selama tiga hari kemudian di rata-rata sehingga didapatkan frekuensi per hari.
21
Universitas Kristen Petra
Menentukan Waktu Kegiatan Per Sekali Proses
Waktu kegiatan setiap operator didapatkan dari pengamatan yang telah dilakukan. Contoh kegiatan yang diambil untuk menentukan waktu kegiatan per sekali proses adalah kegiatan menuang material dari operator mixing Maulid. Data waktu kegiatan menuang material operator mixing Maulid per sekali proses dapat dilihat pada Tabel 4.6. Data waktu kegiatan per sekali proses untuk kegiatan dan operator lainnya dapat dilihat pada Lampiran 2 – Lampiran 5.
Tabel 4.6 Data Waktu Kegiatan Menuang Material Operator Mixing Maulid Per Sekali Proses
Data ke- Output Waktu (detik) Waktu/karung (detik)
1 4 69 17,25
2 4 68 17
3 4 65 16,25
4 4 81 20,25
5 4 72 18
6 6 98 16,33
7 12 260 21, 67
8 6 145 24,167
9 6 140 23,33
10 4 97 24,25
11 2 43 21,5
12 2 53 26,5
13 4 90 22,5
14 2 37 18,5
15 8 165 20,625
16 2 45 22,5
17 1 25,7 25,7
18 1 20,2 20,2
19 3 64 21,33
22
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.6 Data Waktu Kegiatan Menuang Material Operator Mixing Maulid Per Sekali Proses (sambungan)
Data ke- Output Waktu (detik) Waktu/karung (detik)
20 4 66 16,5
21 2 46 23
22 2 58 29
23 2 45 22,5
24 8 158 19,75
25 6 123 20,5
26 6 145 24,167
27 10 199 19,9
28 6 132 22
29 8 155 19,375
30 10 199 19,9
31 1 25 25
32 2 41 20,5
33 6 139 23,167
34 8 172 21,5
35 6 136 22,67
36 2 38 19
37 2 31 15,5
38 2 48 24
39 3 64 21,33
40 5 101 20,2
41 4 89 22,25
42 6 130 21, 67
43 7 152 21,71
44 6 120 20
45 1 23 23
46 2 34 17
23
Universitas Kristen Petra
Uji Kenormalan Data
Uji kenormalan data operator mixing dilakukan pada satu orang yang memiliki waktu kerja standar. Pengujian data waktu dilakukan pada operator mixing Maulid. Kegiatan yang dijadikan contoh dalam laporan ini adalah kegiatan menuang material yang dilakukan oleh operator mixing. Uji kenormalan data dilakukan untuk memastikan data yang dikumpulkan berdistribusi normal. Uji kenormalan data dilakukan dengan bantuan software Minitab dan metode Kolmogorov-Smirnov. Hipotesa yang dipakai dalam pengujian ini adalah:
H0: Data berdistribusi normal.
H1: Data tidak berdistribusi normal.
Data dikatakan berdistribusi normal jika data yang dikumpulkan gagal tolak H0, yaitu P-value > α. Data dikatakan tidak berdistribusi normal jika data yang dikumpulkan tolak H0 atau terima H1, yaitu P-value < α. Hasil uji kenormalan data untuk operator mixing dengan kegiatan menuang material dapat dilihat pada gambar 4.4.
30.0 27.5 25.0 22.5 20.0 17.5 15.0
99
95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5
1
nuang material
Percent
Mean 21.15 StDev 2.881
N 46
KS 0.074
P-Value >0.150
Probability Plot of nuang material Normal
Gambar 4.4 Hasil Uji Kenormalan Data Waktu Kegiatan Menuang Material
Gambar 4.4 menunjukkan nilai rata-rata waktu (mean) untuk kegiatan bersih- bersih lantai sebesar 21,15 detik. Nilai α yang digunakan adalah sebesar 0,05 dan standar deviasi untuk kegiatan ini sebesar 2,881. Gambar hasil uji kenormalan data diatas menunjukkan p-value yang dihasilkan > 0,150 lebih
24
Universitas Kristen Petra
besar (>) dari α (0,05), yang artinya terjadi gagal tolak H0. Gagal tolak H0 berarti bahwa data waktu menuang material berdistribusi normal. Gambar 4.4 menunjukkan grafik yang normal, tetapi jika ada data waktu yang keluar dari kenormalan maka perlu diketahui penyebab ketidaknormalan data tersebut.
Penyebab ketidaknormalan perlu diketahui untuk melakukan perbaikan sebelum pengambilan data dilakukan kembali. Hasil uji kenormalan data waktu untuk kegiatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Hasil uji kenormalan untuk operator lainnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan memiliki pola yang seragam. Uji keseragaman data dilakukan dengan bantuan software Minitab (Stat > Control Chart > Variables Charts for Individuals > Individuals). Hasil uji keseragaman data untuk kegiatan menuang material dapat dilihat pada Gambar 4.5.
46 41 36 31 26 21 16 11 6 1 30
25
20
15
Observation
Individual Value
_X=21.15 UCL=29.22
LCL=13.08 I Chart of nuang material
Gambar 4.5 Hasil Uji Keseragaman Data Waktu Kegiatan Menuang Material
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa data waktu kegiatan menuang material masih dalam batas UCL dan LCL. UCL (Upper Control Limit) dan LCL (Lower Control Limit) untuk data waktu kegiatan menuang material adalah sebesar 29,22 dan 13,08. Gambar 4.5 menunjukkan bahwa grafik data waktu kegiatan
25
Universitas Kristen Petra
menuang material masih didalam batas UCL dan LCL, yang berarti bahwa data waktu kegiatan menuang material memiliki pola yang seragam. Hasil uji keseragaman untuk kegiatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil uji keseragaman untuk operator lainnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan waktu baku. Data waktu kegiatan menuang material sebanyak 46 sehingga menggunakan rumus kecukupan data untuk data > 30 (Rumus 2.4). Contoh perhitungan uji kecukupan data waktu kegiatan bersih-bersih lantai, yaitu:
n = 46 (data yang diambil) Tk = 2
s = 0,05
= 20.952,36
= 946.627,06
= 972,94
= = 29,04 ≈ 30
Perhitungan kecukupan data diatas menunjukkan bahwa n’ sebesar 29,04 dibulatkan menjadi 30 data. Hal ini berarti n(46) > n’ (30) menunjukkan bahwa data waktu yang diperlukan untuk kegiatan menuang material sudah cukup.
Hasil uji kecukupan data untuk kegiatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
Hasil uji kecukupan data untuk operator lainnya dapat dilihat pada Lampiran 8.
Perhitungan Waktu Siklus
Perhitungan waktu siklus merupakan perhitungan waktu rata-rata dari masing- masing kegiatan sesuai dengan data waktu yang diambil. Perhitungan waktu siklus untuk kegiatan menuang material, yaitu:
detik
26
Universitas Kristen Petra
Hasil perhitungan waktu siklus untuk kegiatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
Perhitungan Waktu Normal
Perhitungan Waktu normal didapatkan setelah menentukan performance rating. Penentuan performance rating dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan Supervisor departemen MPC. Penentuan performance rating menggunakan metode Westinghouse dan disesuaikan dengan kondisi saat pengambilan data dilakukan. Performance rating ditentukan untuk masing- masing kegiatan operator. Performance rating kegiatan menuang material yang dilakukan Maulid, operator mixing, dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Performance Rating Operator Mixing (Maulid) untuk Kegiatan Menuang Material
Skill Effort Consistency Condition P Menuang material 0,11 0,1 0,01 0,02 1,24
Perhitungan performance rating (PR) didapatkan dari perhitungan sebagai berikut:
P = 1 + = 1 + 0,24 = 1,24
Perhitungan performance rating untuk kegiatan menuang material menghasilkan angka 1,24. Angka ini menujukkan bahwa kinerja operator cepat atau diatas rata-rata normal dikarenakan nilai P > 1. Hasil perhitungan performance rating untuk kegiatan lainnya dapat dilihat dalam Lampiran 10.
Perhitungan waktu normal didapatkan dari perkalian antara waktu siklus dan performance rating. Perhitungan waktu normal untuk kegiatan menuang material, yaitu:
WN = WS P = 21,15 x 1,24 = 26,22 detik
Waktu normal untuk kegiatan menuang material yang didapatkan dari hasil perhitungan diatas yaitu sebesar 26,22 detik. Hasil perhitungan waktu normal untuk kegiatan lainnya dapat dilihat pada Lampiran 9.
27
Universitas Kristen Petra
Pengelompokan Beban Kerja
Pengelompokan beban kerja dibedakan menjadi dua, yaitu beban kerja periodical dan beban kerja incidental. Beban kerja periodical dibagi lagi menjadi tiga, yaitu pekerjaan value added, pekerjaan non-value added necessary, dan pekerjaan non-value added non-necessary. Pengelompokan beban kerja operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Pengelompokan Beban Kerja Periodical Operator Mixing
No Kegiatan Job relevance
VA NVA-Nec NVA-Non Nec
1 Bersih-bersih mesin √
2 Bersih karung √
3 Buka jahitan karung √
4 Mengambil pigment/MB √
5 Mengambil material √
6 Mengantongi hasil √
7 Nuang material √
8 Memindahkan hasil √
9 Bersih-bersih lantai √
10 Briefing pagi √
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hanya kegiatan menuang material yang termasuk dalam kategori value added, agar material dapat dicampur dengan MB/pigment. Kegiatan lainnya termasuk dalam kategori non-value added necessary. Kegiatan bersih-bersih mesin termasuk dalam kategori non-value added necessary karena jika tidak dilakukan maka material yang akan dituang selanjutnya memiliki resiko tercampur dengan material sebelumnya. Kegiatan bersih karung termasuk dalam kategori ini karena jika tidak dilakukan maka material akan memiliki resiko tercampur dengan debu atau benda-benda lain yang menempel pada karung. Kegiatan buka jahitan karung termasuk dalam kategori ini karena jika kegiatan ini tidak dilakukan maka material tidak akan bisa dituang untuk melakukan proses pencampuran. Kegiatan mengambil
28
Universitas Kristen Petra
material dan MB/pigment perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka tidak ada material yang bisa dicampur. Kegiatan mengantongi hasil perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka operator mixing tidak akan bisa melakukan pencampuran terhadap material yang lain. Kegiatan memindahkan hasil dilakukan setelah kegiatan mengantongi hasil. Kegiatan memindahkan hasil perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka tidak ada ruang yang cukup untuk melakukan kegiatan mengantongi hasil selanjutnya. Kegiatan bersih-bersih lantai termasuk dalam kategori ini karena kegiatan ini termasuk dalam program 5S & EHSF (Environment Health Safety Fire). Karyawan dalam PT. XYZ wajib menjalankan program 5S & EHSF. Kegiatan bersih- bersih lantai termasuk dalam 5S dengan kategori seiso atau resik, yang artinya area kerja tetap dalam kondisi yang bersih. Kegiatan bersih-bersih lantai juga termasuk dalam program EHSF mengenai keselamatan kerja. Butiran-butiran material jatuh dan tersebar di lantai akan menyebabkan lantai licin dan dapat menimbulkan bahaya tergelincir pada operator. Kegiatan briefing pagi perlu dilakukan karena membahas tentang masalah-masalah yang terjadi dan pencapaian-pencapaian yang diperoleh dalam seminggu. Pengelompokan beban kerja asisten operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Pengelompokan Beban Kerja Periodical Asisten Operator Mixing
No Kegiatan
Job Relevance
VA NVA- Nec NVA-Non Nec
1 Buka jahitan karung √
2 Mengambil material √
3 Menuang material √
4 Memindahkan hasil √
5 Bersih-bersih lantai √ 6 Meratakan isi karung √
7 Jahit karung √
8 Melabeli karung √
9 Briefing pagi √
29
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kegiatan menuang material dan meratakan isi karung termasuk dalam kategori value added necessary. Kegiatan menuang material termasuk dalam kategori value added, agar material dapat dicampur dengan MB/pigment. Kegiatan meratakan isi karung termasuk dalam kategori ini karena mempengaruhi isi material yang ada dalam karung. Kegiatan lainnya termasuk dalam kategori non-value added necessary. Kegiatan buka jahitan karung termasuk dalam kategori ini karena jika kegiatan ini tidak dilakukan maka material tidak akan bisa dituang untuk melakukan proses pencampuran.
Kegiatan mengambil material perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka tidak ada material yang bisa dicampur. Kegiatan bersih-bersih lantai termasuk dalam kategori ini karena kegiatan ini termasuk dalam program 5S &
EHSF (Environment Health Safety Fire). Karyawan dalam PT. XYZ wajib menjalankan program 5S & EHSF. Kegiatan bersih-bersih lantai termasuk dalam 5S dengan kategori seiso atau resik, yang artinya area kerja tetap dalam kondisi yang bersih. Kegiatan bersih-bersih lantai juga termasuk dalam program EHSF mengenai keselamatan kerja. Butiran-butiran material jatuh dan tersebar di lantai akan menyebabkan lantai licin dan dapat menimbulkan bahaya tergelincir pada operator. Kegiatan jahit karung perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka material beresiko tercampur dengan debu atau material-material yang lain. Kegiatan melabeli karung perlu dilakukan agar transporter yang mengangkut karung hasil mixing tidak salah dalam melakukan pengiriman. Kegiatan briefing pagi perlu dilakukan karena membahas tentang masalah-masalah yang terjadi dan pencapaian-pencapaian yang diperoleh dalam seminggu. Pengelompokan beban kerja operator giling dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Pengelompokan Beban Kerja Periodical Operator Giling
No Kegiatan Job Relevance
VA NVA- Nec NVA- Non Nec
1 Mencari Bahan √
2 Giling √
3 Mengantongi Hasil √
30
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10 Pengelompokan Beban Kerja Periodical Operator Giling (sambungan)
No Kegiatan Job Relevance
VA NVA- Nec NVA- Non Nec
4 Mengambil Karung √
5 Bersih-Bersih Lantai √
6 Bersih Mesin √
7 Memindahkan Tong √
8 Briefing pagi √
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa kegiatan giling termasuk dalam kategori value added karena pada kegiatan ini material mengalami perubahan dari runner menjadi afval. Kegiatan mencari bahan, mengantongi hasil, mengambil karung, bersih-bersih lantai, bersih-bersih mesin, memindahkan tong, dan briefing pagi termasuk dalam kategori non-value added necessary. Kegiatan mencari bahan dan mengambil karung termasuk dalam kategori non-value added necessary, dikarenakan jika kegiatan ini tidak dilakukan, akan menghambat pekerjaan lainnya. Kegiatan mengantongi hasil perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka tidak ada tempat untuk hasil giling selanjutnya. Kegiatan mengambil karung perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka tidak ada tempat yang bisa digunakan untuk mengantongi hasil. Kegiatan bersih-bersih lantai dan memindahkan tong termasuk dalam kategori ini karena kegiatan ini termasuk dalam program 5S. Kegiatan bersih-bersih lantai termasuk dalam 5S dengan kategori seiso atau resik, yang artinya area kerja tetap dalam kondisi yang bersih. Kegiatan memindahkan tong termasuk dalam 5S dengan kategori seiton atau rapi, yang artinya benda-benda diletakkan kembali sesuai tempatnya. Kegiatan bersih-bersih mesin perlu dilakukan karena jika tidak dilakukan maka hasil crusher selanjutnya beresiko tercampur dengan hasil crusher sebelumnya. Kegiatan briefing pagi perlu dilakukan karena membahas tentang masalah-masalah yang terjadi dan pencapaian-pencapaian yang diperoleh dalam seminggu. Pengelompokan beban kerja teknisi colouring dapat dilihat pada Tabel 4.11.
31
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.11 Pengelompokan Beban Kerja Periodical Teknisi Colouring
No Kegiatan
Job Relevance VA NVA
-Nec
NVA- Non Nec
1 Menimbang √
2 Mengecek Bahan √
3 Mencatat Laporan Produksi √
4 Bersih-Bersih √
5 Penyelesaian Masalah √
6 Melabeli √
7 Briefing pagi √
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa menimbang dan penyelesaian masalah termasuk dalam kategori value added. Kegiatan menimbang termasuk kategori value added karena mempengaruhi isi material. Kegiatan penyelesaian masalah termasuk dalam kategori ini karena kegiatan ini menyelesaikan masalah warna dengan melakukan perubahan pada komposisi warna. Kegiatan mengecek bahan, mencatat laporan harian produksi, bersih-bersih, dan melabeli termasuk dalam kategori non-value added necessary. Kegiatan mengecek bahan perlu dilakukan untuk mengetahui bahan-bahan yang akan digunakan pada hari itu sudah tersedia semua. Kegiatan mencatat laporan harian produksi termasuk dalam kategori ini karena kegiatan ini tidak memberi nilai tambah pada material tetapi wajib dilakukan untuk keperluan administrasi departemen MPC.
Kegiatan bersih-bersih termasuk dalam kategori ini karena kegiatan ini termasuk dalam program 5S. Kegiatan bersih-bersih lantai termasuk dalam 5S dengan kategori seiso atau resik, yang artinya area kerja tetap dalam kondisi yang bersih. Kegiatan melabeli perlu dilakukan agar operator mixing dapat mengetahui campuran MB/pigment mana yang digunakan dalam proses pencampuran material. Kegiatan briefing pagi perlu dilakukan karena membahas tentang masalah-masalah yang terjadi dan pencapaian-pencapaian yang diperoleh dalam seminggu.
32
Universitas Kristen Petra
Perhitungan Beban Kerja
Perhitungan beban kerja dilakukan pada tiga orang operator mixing, satu orang asisten operator mixing, satu orang operator giling, dan satu orang teknisi colouring. Perhitungan dibedakan menjadi dua, yaitu perhitungan beban kerja periodical dan beban kerja incidental. Perhitungan beban kerja periodical dapat dilihat pada lampiran 13. Perhitungan beban kerja didapatkan dengan menggunakan rumus FTE (Rumus 2.9) yang ada dalam dasar teori. Contoh perhitungan beban kerja operator mixing Maulid untuk kegiatan menuang material kategori value added adalah sebagai berikut:
Frekuensi = 534 (89 * 6 hari).
WN = 0,437 menit.
1 Jam = 60 menit.
1 Bulan = 26 hari kerja efektif.
Periode = weekly (6 hari).
VA = 534*0,437/60*26/6 = 16,85 jam/bulan.
Contoh perhitungan beban kerja operator mixing Maulid untuk kegiatan bersih- bersih mesin kategori non-value added necessary adalah sebagai berikut:
Frekuensi = 78 (13 * 6 hari).
WN = 5,99 menit.
1 Jam = 60 menit.
1 Bulan = 26 hari kerja efektif.
Periode = weekly (6 hari).
NVA-Nec = 78*5,99/60*26/6 = 33,74 jam/bulan.
Perhitungan beban kerja masing-masing kegiatan kemudian ditambahkan sesuai dengan kategori kegiatan value added, non-value added necessary, dan non-value added non-necessary. Hasil perhitungan beban kerja periodical secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.12.
33
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Beban Kerja Periodical secara Keseluruhan (manhours/month)
VA NVA-Nec Total Operator Mixing Maulid 16,85 93,09
109,94
Persentase (%) 15% 85%
Operator Mixing Solik 15,34 89,92
105,26
Persentase (%) 15% 85%
Operator Mixing Heru 13,44 83,30
96,74
Persentase (%) 14% 86%
Asisten Operator Mixing 25,82 58,73
84,55
Persentase (%) 31% 69%
Operator Giling 60,19 106,45
166,64
Persentase (%) 36% 64%
Teknisi Colouring 41,01 82,03
123,04
Persentase (%) 33% 67%
Total beban kerja incidental untuk semua tenaga kerja adalah 0%
manhours/year. Kegiatan incidental yang biasanya dilakukan adalah training dan meeting. Kegiatan incidental lainnya yang biasanya dilakukan oleh teknisi colouring adalah melakukan trial warna. Kegiatan-kegiatan ini tidak dilakukan dikarenakan pada saat pengambilan data tidak ada kegiatan training, meeting, atau trial warna.
Perhitungan Waktu Baku
Perhitungan waktu baku didapatkan setelah menentukan kelonggaran (allowance). Allowance ditentukan berdasarkan kondisi saat pengambilan data dilakukan. Tabel penentuan allowance untuk operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.13.
34
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.13 Penentuan Allowance untuk Operator Mixing Allowance (%)
Tenaga yang dikeluarkan 12
Sikap kerja 1
Gerakan kerja 0
Kelelahan mata 0
Keadaan temperatur 2
Keadaan atmosfer 1
Personal needs 1
Total 17
Total allowance yang diberikan untuk operator mixing adalah sebesar 17%.
Perhitungan allowance untuk operator lainnya dapat diliat dalam Lampiran 11.
Perhitungan waktu baku untuk kegiatan operator mixing, Maulid, selama setahun yaitu:
WB = WN = 109,94 = 131,94 jam/bulan.
Angka 109,95 adalah waktu normal perhitungan beban kerja operator mixing Maulid. Waktu baku untuk operator mixing, Maulid, yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah sebesar 131,94 jam/bulan. Hasil perhitungan waktu baku untuk operator lainnya dapat dilihat dalam Lampiran 12.
Penentuan Waktu Kerja Efektif
Perhitungan waktu kerja efektif per bulan sebagai berikut:
Hari Kerja Efektif = 26 hari/bulan * 7 jam/hari
= 182 jam/bulan.
Perhitungan Indeks nilai FTE
Penentuan jumlah kebutuhan tenaga kerja dilakukan dengan mengubah nilai indeks FTE menjadi standar kebutuhan jumlah tenaga kerja sesuai dengan subbab 2.4. Penentuan kebutuhan tenaga kerja diketahui dari perhitungan jumlah waktu penyelesaian tugas dibagi dengan jumlah jam kerja efektif.
35
Universitas Kristen Petra
Contoh perhitungan indeks nilai FTE untuk operator mixing Maulid adalah sebagai berikut:
WB = 131,94 jam/bulan.
HKE = 182 jam/bulan.
FTE = 131,94/182 = 0,72.
Kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan indeks nilai FTE dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Indeks Nilai FTE FTE Jumlah Tenaga Kerja
Aktual Kebutuhan
Operator Mixing Maulid 0,72 1 1
Operator Mixing Solik 0,69 1 1
Operator Mixing Heru 0,64 1 1
Asisten Operator Mixing 0,55 1 1
Operator Giling 1,08 1 1
Teknisi Colouring 0,74 1 1
4.3 Evaluasi Perhitungan Beban Kerja Awal
Beban kerja tenaga kerja dalam departemen MPC berbeda-beda sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Beban kerja operator mixing yang satu dengan operator mixing lainnya juga berbeda dikarenakan jumlah frekuensi kegiatan yang juga berbeda-beda. Indeks nilai FTE awal tenaga kerja dalam departemen MPC dapat dilihat dalam Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Indeks Nilai FTE Awal Tenaga Kerja Departemen MPC Operator FTE Total
FTE
Jumlah Tenaga Kerja Surplus/Deficit (orang) Aktual Kebutuhan
Mixing Maulid 0,72
2,6 4 3 -1
Mixing Solik 0,69 Mixing Heru 0,64 Asisten Mixing 0,55
36
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.15 Indeks Nilai FTE Awal Tenaga Kerja Departemen MPC (sambungan)
Operator/
Teknisi FTE Total FTE
Jumlah Tenaga Kerja Surplus/Deficit (orang) Aktual Kebutuhan
O. Giling 1,08 1,08 1 1 0
T. Colouring 1,08 0,74 1 1 0
Jumlah 6 5 -1
Tabel 4.15 menunjukkan beban kerja paling tinggi dimiliki oleh operator giling sebesar 1,08 yang berada dalam batas normal yaitu FTE 1,00 - 1,28. Beban kerja operator giling paling tinggi karena kegiatan yang dikerjakan tidak bergantung pada job order yang dibuat oleh staff admin plan & control. Kegiatan yang dikerjakan operator giling adalah meng-crusher atau menggiling hasil sisa produksi (runer). Runer ini tidak akan pernah habis jika mesin terus produksi. Hal ini membuat operator giling akan terus meng-crusher runer sampai jam kerja habis. Beban kerja teknisi colouring yaitu sebesar 0,74 berada dalam kategori underload yaitu FTE < 0,99. Beban kerja yang cukup rendah ini disebabkan salah satu tugas dari teknisi colouring pada saat pengambilan data tidak dilakukan.
Tugas yang dimaksud adalah melakukan percobaan warna. Percobaan warna dilakukan jika ada permintaan contoh warna produk dari konsumen. Beban kerja ketiga operator mixing masing-masing < 0,99; yaitu yaitu 0,72; 0,69; dan 0,64 yang berarti beban kerja ketiga operator mixing berada dalam kategori underload.
Beban kerja asisten operator mixing yaitu sebesar 0,55 berada dalam kategori underload dengan FTE < 0,99. Beban kerja yang jauh dibawah normal ini dikarenakan pekerjaan utama dari asisten adalah membantu pekerjaan operator mixing sehingga jumlah kegiatan yang dilakukan sedikit dan terbatas. Total Beban kerja ketiga operator mixing dan asisten operator mixing adalah 2,6. Angka ini masih dalam batas > 2,56 dan < 3,84; yang berarti bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan mixing adalah hanya berjumlah tiga orang.
37
Universitas Kristen Petra
4.4 Usulan Perbaikan
Perbaikan yang diusulkan adalah memindahkan asisten operator mixing untuk pekerjaan yang lain dan pekerjaannya dapat dialihkan ke operator mixing.
Usulan ini diajukan berdasarkan dengan evaluasi perhitungan kebutuhan tenaga kerja untuk pekerjaan mixing pada bab 4.3. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga kerja menunjukkan bahwa tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan mixing hanya berjumlah tiga orang. Usulan ini diajukan juga berdasarkan pertimbangan yang lain, yaitu berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor departemen MPC.
Pemindahan pekerjaan dari asisten operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Pemindahan Pekerjaan Asisten Operator Mixing ke Operator Mixing
No Kegiatan PIC
1 Buka Jahitan Karung Operator Mixing
2 Mengambil Material Operator Mixing
3 Menuang Material Operator Mixing
4 Memindahkan Hasil Operator Mixing
5 Bersih-Bersih Lantai Operator Mixing
6 Meratakan Isi Karung Operator Mixing
7 Jahit Karung Petugas Transfer
8 Melabeli Karung Operator Mixing
Perbaikan lainnya yang diusulkan adalah memastikan semua operator mixing mengerjakan semua elemen-elemen kerja sesuai dengan SOP perusahaan.
Usulan ini dilakukan karena operator mixing tidak disiplin dalam menjalankan elemen-elemen kerja sesuai dengan SOP. Frekuensi kegiatan operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Frekuensi Kegiatan Operator Mixing
No Kegiatan Frekuensi (per hari)
Maulid Solik Heru
1 Bersih-bersih karung 45 8 0
2 Menuang material 89 81 71
38
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.17 menunjukkan bahwa kegiatan bersih-bersih karung untuk operator Maulid sebanyak 45 kali yang seharusnya sama dengan kegiatan menuang material berdasarkan jumlah order PPM yaitu sebanyak 89 kali. Jumlah frekuensi yang tidak sama ini dikarenakan operator Maulid tidak melakukan kegiatan bersih-bersih karung pada setiap karung yang akan dibuka untuk dituang. Begitu juga dengan Solik dan Heru yang tidak disiplin dalam menjalankan SOP.
Perbaikan usulan lainnya adalah pemindahan letak box MB & pigment dan penempatan dua pallet material murni dekat mesin mixing. Pemindahan letak yang terjadi pada departemen MPC dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Pemindahan Letak Box MB & Pigment Dan Pallet Material Murni
39
Universitas Kristen Petra
Pemindahan dua pallet material ke dekat mesin mixing dimaksudkan dengan tujuan agar waktu tidak banyak terbuang untuk transportasi material.
Pemindahan rak MB & pigment dari ruang colouring ke dekat tempat mesin jahit.
Pemindahan ini juga dengan tujuan agar waktu tidak banyak terbuang untuk pengambilan MB atau pigment.
Pemindahan pekerjaan dari asisten operator mixing membuat elemen kerja yang harus dilakukan operator mixing bertambah. Elemen kerja baru yang harus dilakukan oleh operator mixing adalah meratakan isi karung dan melabeli karung. Perbandingan elemen kerja baru dan lama dapat dilihat dalam Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Perbandingan Elemen Kerja Operator Mixing No Elemen Kerja Lama Elemen Kerja Baru
1 Bersih-Bersih Mesin Bersih-Bersih Mesin 2 Bersih-Bersih Karung Bersih-Bersih Karung 3 Buka Jahitan Karung Buka Jahitan Karung 4 Mengambil MB/Pigment Mengambil MB/Pigment 5 Mengambil Material Mengambil Material 6 Menuang Material Menuang Material 7 Mengantongi Hasil Mengantongi Hasil 8 Memindahkan Hasil Memindahkan Hasil 9 Bersih-Bersih Lantai Meratakan Isi Karung
10 Melabeli Karung
11 Bersih-Bersih Lantai
4.5 Perhitungan Beban Kerja Usulan
Perhitungan beban kerja dilakukan setelah terjadi perubahan jumlah tenaga kerja. Perhitungan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan beban kerja yang terjadi setelah penambahan elemen-elemen kerja.
Langkah-langkah perhitungan dalam bab ini sama dengan langkah-langkah pada subbab 4.2. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
Menentukan frekuensi kegiatan tiap operator dan jumlah tenaga kerja.
40
Universitas Kristen Petra
Data frekuensi operator Maulid didapatkan dari pengamatan pada tanggal 1, 4, dan 9 Maret 2016. Data frekuensi operator Solik didapatkan dari pengamatan pada tanggal 2, 7, dan 10 Maret 2016. Data frekuensi operator Heru didapatkan dari pengamatan pada tanggal 3, 8, dan 11 Maret 2016. Data frekuensi operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Kegiatan Operator Mixing
Kegiatan
Frekuensi ( per hari) Operator Mixing Maulid Heru Solik
Bersih-Bersih Mesin 13 9 13
Bersih-Bersih Karung 75 54 62
Mengambil Mb/Pigment 12 9 13
Mengambil Material 75 54 62
Buka Jahitan Karung 75 54 62
Menuang Material 75 54 62
Mengantongi Hasil 75 54 62
Meratakan Isi Karung 44 42 34
Melabeli Karung 12 9 13
Memindahkan Hasil 44 48 51
Bersih Lantai 9 11 5
Langkah selanjutnya sama dengan langkah-langkah pada subbab 4.2.
Data waktu untuk kondisi usulan dapat dilihat pada Lampiran 14. Hasil uji kenormalan data dapat dilihat pada Lampiran 15. Hasil uji keseragaman data dapat dilihat pada Lampiran 16. Hasil uji kecukupan data dapat dilihat pada Lampiran 17. Hasil perhitungan waktu siklus dan waktu normal dapat dilihat pada Lampiran 18. Performance rating yang diperlukan dalam perhitungan waktu normal, hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 19. Pengelompokan beban kerja operator mixing pada kondisi usulan dapat dilihat pada Lampiran 22.
41
Universitas Kristen Petra
Perhitungan beban kerja
Perhitungan beban kerja dilakukan pada tiga orang operator mixing.
Perhitungan beban kerja periodical pada saat kondisi usulan dapat dilihat pada lampiran 23. Perhitungan beban kerja didapatkan dengan menggunakan rumus FTE (Rumus 2.9) yang ada dalam dasar teori. Hasil perhitungan beban kerja periodical secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Beban Kerja Periodical secara Keseluruhan (manhours/month)
VA NVA-Nec Total Operator Mixing Maulid 21,48 103,53
125,01
Persentase (%) 17% 83%
Operator Mixing Solik 17,30 94,19
111,49
Persentase (%) 16% 84%
Operator Mixing Heru 17,44 80,06
97,50
Persentase (%) 18% 82%
Perhitungan Waktu Baku
Allowance ditentukan kembali berdasarkan kondisi usulan saat pengambilan data dilakukan. Tabel penentuan allowance untuk operator mixing kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Penentuan Allowance untuk Operator Mixing Kondisi Usulan Allowance (%)
Tenaga yang dikeluarkan 14
Sikap kerja 1
Gerakan kerja 0
Kelelahan mata 0
Keadaan temperatur 2
Keadaan atmosfer 1
Personal needs 1
42
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.21 Penentuan Allowance untuk Operator Mixing Kondisi Usulan (sambungan)
Allowance (%)
Total 19
Total allowance yang diberikan untuk operator mixing adalah sebesar 19%.
Perhitungan waktu baku untuk kegiatan operator mixing, Maulid, selama setahun yaitu:
WB = WN = 125,01 = 153,76 jam/bulan.
Angka 125,01 adalah waktu normal perhitungan beban kerja operator mixing Maulid. Waktu baku untuk operator mixing, Maulid, yang didapatkan dari hasil perhitungan kondisi usulan adalah sebesar 153,76 jam/bulan. Hasil perhitungan waktu baku operator lainnya dapat dilihat pada Lampiran 21.
Perhitungan Indeks Nilai FTE
Penentuan jumlah kebutuhan tenaga kerja dilakukan dengan mengubah nilai indeks FTE menjadi standar jumlah kebutuhan tenaga kerja. Penentuan kebutuhan tenaga kerja diketahui dari perhitungan jumlah waktu penyelesaian tugas dibagi dengan jumlah jam kerja efektif. Indeks nilai FTE kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Indeks Nilai FTE Kondisi Usulan FTE Jumlah Tenaga Kerja
Aktual Kebutuhan
Operator Mixing Maulid 0,84 1 1
Operator Mixing Solik 0,75 1 1
Operator Mixing Heru 0,66 1 1
4.6 Evaluasi Hasil Perhitungan Beban Kerja Usulan Operator Mixing Hasil perhitungan beban kerja usulan di analisa dengan tujuan untuk mengetahui apakah dengan jumlah orang yang lebih sedikit dapat mengatasi pekerjaan yang ada dan mengetahui peningkatan beban kerja yang terjadi. Analisa
43
Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan FTE pada saat kondisi awal dan hasil perhitungan FTE pada saat kondisi usulan. Perbandingan hasil FTE dapat dilihat pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Perbandingan Hasil Perhitungan Beban Kerja
Operator Mixing Sebelum Sesudah
VA NVA-Nec FTE VA NVA-Nec FTE
Maulid 15% 85% 0,72 17% 83% 0,84
Solik 15% 85% 0,69 16% 84% 0,75
Heru 14% 86% 0,64 18% 82% 0,66
Tabel 4.23 menunjukkan bahwa beban kerja kategori value added kondisi usulan mengalami peningkatan atau lebih besar (>) dari hasil perhitungan beban kerja kondisi awal. Angka yang lebih besar ini dikarenakan adanya penambahan elemen meratakan isi karung yang termasuk dalam kategori kegiatan value added. Tabel 4.23 menunjukkan bahwa beban kerja ketiga operator mengalami peningkatan.
Peningkatan ini terjadi dikarenakan jumlah penambahan elemen kerja, yaitu meratakan isi karung dan melabeli karung. Hal lain yang menjadi penyebab peningkatan adalah operator melakukan semua kegiatan tanpa ada bantuan dari asisten sehingga frekuensi kegiatan-kegiatan operator meningkat. Perbandingan data frekuensi kondisi awal dan data frekuensi kondisi usulan dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24 Perbandingan Data Frekuensi Kondisi Awal dan Kondisi Usulan Frekuensi Kegiatan Operator Maulid (per hari)
No. Kegiatan Sebelum Sesudah
1 Bersih-Bersih Mesin 13 13
2 Bersih-Bersih Karung 45 75
3 Mengambil Mb/Pigment 12 12
4 Mengambil Material 53 75
5 Buka Jahitan Karung 43 75
6 Menuang Material 89 75
44
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.24 Perbandingan Data Frekuensi Kondisi Awal dan Kondisi Usulan (sambungan)
Frekuensi Kegiatan Operator Maulid (per hari)
No. Kegiatan Sebelum Sesudah
7 Mengantongi Hasil 89 75
8 Meratakan Isi Karung - 44
9 Melabeli Karung - 12
10 Memindahkan Hasil 12 44
11 Bersih-Bersih Lantai 7 9
Tabel 4.24 menunjukkan frekuensi kondisi awal untuk kegiatan bersih-bersih karung adalah sebanyak 45 kali. Frekuensi kegiatan-bersih-bersih karung ini seharusnya sama dengan jumlah output PPM (kegiatan menuang material dan mengantongi hasil), yaitu sebanyak 89 kali. Kegiatan bersih-bersih karung ini dilakukan dengan menyemprotkan angin pada bagian atas karung, tetapi operator Maulid tidak melakukan kegiatan ini pada setiap karung material. Frekuensi kondisi awal untuk kegiatan buka jahitan karung adalah sebanyak 43 kali. Angka ini berbeda dengan frekuensi menuang material dan mengantongi hasil, yaitu sebanyak 89 kali. Perbedaan jumlah frekuensi ini disebabkan kegiatan buka jahitan karung dibantu oleh asisten operator mixing sehingga operator hanya membuka jahitan karung sebanyak 43 kali. Frekuensi kegiatan mengambil material berbeda dengan frekuensi kegiatan menuang material dan mengantongi hasil. Hal ini disebabkan pada kegiatan mengambil material operator juga dibantu oleh asisten operator mixing.
Frekuensi kondisi usulan untuk kegiatan bersih-bersih karung adalah sebanyak 75 kali. Angka ini dengan jumlah output PPM (kegiatan menuang material dan mengantongi hasil), yang berarti bahwa operator Maulid melakukan kegiatan bersih-bersih karung pada setiap karung material yang akan dikerjakan.
Frekuensi kondisi usulan untuk kegiatan mengambil material dan buka jahitan karung adalah sebanyak 75 kali. Angka ini sama dengan frekuensi kegiatan menuang material dan mengantongi hasil. Hal ini berarti kegiatan mengambil
45
Universitas Kristen Petra
material dan buka jahitan karung dikerjakan oleh operator Maulid dan sudah tidak dibantu oleh asistensi operator mixing atau operator mixing lainnya.
Analisis lainnya dilakukan pada pemindahan letak box MB/pigment dan dua palet material. Pemindahan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi waktu transportasi yang digunakan untuk mengambil MB/pigment dan material.
Perbandingan waktu untuk kegiatan mengambil MB/pigment dan material dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Perbandingan Waktu Kegiatan Mengambil MB/pigment & Material
Kegiatan Waktu (detik) Perbedaan
Sebelum Sesudah Waktu (detik) Persentase (%) Mengambil
MB/pigment 40,86 37,78 3,08 8%
Mengambil
material 29,87 24,36 5,51 18%
Tabel 4.25 menunjukkan bahwa terjadi penurunan waktu untuk kegiatan mengambil MB/pigment dan untuk kegiatan mengambil material setelah dilakukannya improvement. Waktu penurunan yang terjadi untuk kegiatan mengambil MB/pigment adalah sebesar 3,08 detik atau penurunan sebanyak 8%
dari total waktu pada saat kondisi awal. Waktu penurunan yang terjadi untuk kegiatan mengambil material adalah sebesar 5,51 detik atau penurunan sebanyak 18% dari total waktu pada saat kondisi awal.
Penentuan jumlah tenaga kerja untuk kondisi usulan dilakukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan setelah dilakukannya improvement. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada kondisi usulan juga dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada kondisi awal.
Perbandingan indeks nilai FTE dapat dilihat pada Tabel 4.26 dan Tabel 4.27.
46
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.26 Indeks Nilai FTE Kondisi Awal Kondisi Awal FTE Total
FTE
Jumlah Tenaga Kerja
Pengurangan Aktual Kebutuhan
Operator Mixing Maulid 0,72
2,6 4 3 1
Operator Mixing Solik 0,69 Operator Mixing Heru 0,64 Asisten Operator Mixing 0,55
Jumlah 4 3 1
Tabel 4.27 Indeks Nilai FTE Kondisi Usulan Kondisi Usulan FTE Total
FTE
Jumlah Tenaga Kerja
Pengurangan Aktual Kebutuhan
Operator Mixing Maulid 0,84
2,25 3 2 1
Operator Mixing Solik 0,75 Operator Mixing Heru 0,66
Jumlah 3 2 1
Tabel 4.27 menunjukkan bahwa total FTE pada kondisi usulan adalah 2,25.
Angka ini masuk dalam batas indeks nilai FTE dengan range > 1,28 dan < 2,56;
yang berarti bahwa dalam kondisi usulan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah dua orang. Angka ini lebih kecil dibandingkan beban kerja pada saat kondisi awal yang dapat dilihat pada Tabel 4.26, yaitu 2,6. Angka yang lebih kecil ini dikarenakan oleh total jumlah order yang ada di PPM berbeda pada saat kondisi awal dan saat kondisi usulan. Total jumlah order pada saat kondisi awal adalah sekitar ±6 ton dan total jumlah order pada saat kondisi usulan adalah sekitar ±4,5 ton.
Perhitungan untuk kondisi usulan dilakukan kembali dengan jumlah order yang disamakan dengan kondisi awal, yaitu sekitar ±6 ton. Frekuensi dari kegiatan-kegiatan operator mixing kondisi usulan dengan jumlah order sekitar ±6 ton dilihat dari PPM (Perintah Pencampuran Material). Frekuensi kegiatan operator mixing dapat dilihat pada Tabel 4.28.
47
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.28 Frekuensi Kegiatan Operator Mixing Kondisi Usulan Enam Ton
No Kegiatan Frekuensi (per hari)
Maulid Solik Heru
1 Bersih-bersih mesin 12 13 10
2 Bersih-bersih karung 89 81 71
3 Buka jahitan karung 89 81 71
4 Mengambil MB & pigment 12 13 10
5 Mengambil material 89 81 71
6 Menuang material 89 81 71
7 Mengantongi hasil 89 81 71
8 Meratakan isi karung 89 81 71
9 Melabeli karung 12 13 10
10 Memindahkan hasil 89 81 71
11 Bersih-bersih lantai 9 11 5
Frekuensi untuk kegiatan bersih-bersih karung, buka jahitan karung, mengambil material, menuang material, mengantongi hasil dilihat dari jumlah order yang ada pada PPM. Frekuensi mengambil MB & pigment, melabeli karung dilihat dari jumlah order yang akan dikerjakan selama satu hari. Frekuensi bersih-bersih mesin dilihat dari pergantian order dalam sehari. Frekuensi untuk kegiatan meratakan isi karung dilihat dari jumlah order dengan asumsi bahwa semua isi karung tidak rata (standar) dan perlu diratakan. Frekuensi memindahkan hasil juga dilihat dari jumlah order dengan asumsi bahwa setiap operator memindahkan sendiri karung hasil mixing tanpa bantuan dari orang lain. Frekuensi bersih-bersih lantai dengan asumsi memakai angka dari frekuensi usulan dengan total order
±4,5 ton. Frekuensi bersih-bersih lantai diambil dari usulan sebelumnya dikarenakan frekuensi ini hanya bisa didapatkan dari pengamatan.
Total perhitungan beban kerja periodical usulan dengan total order sekitar ±6 ton dapat dilihat pada Lampiran 24. Perhitungan beban kerja operator mixing secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 25. Total perhitungan beban kerja usulan dengan total order sekitar ±6 ton dilakukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa usulan perbaikan yang dilakukan dapat dikatakan
48
Universitas Kristen Petra
berhasil. Perbandingan total beban kerja pada saat kondisi awal, usulan perbaikan, dan usulan dengan total order ±6 ton dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29 Perbandingan Beban Kerja Operator Mixing
Karyawan Awal
(±6 ton)
Usulan (±4,5 ton)
Usulan (±6 ton) Operator
Mixing
Heru 0,64 0,66 0,81
Solik 0,69 0,75 0,98
Maulid 0,72 0,84 1,01
Asisten Operator
Mixing 0,55 - -
Total FTE 2,6 2,25 2,8
Kebutuhan Jumlah
Tenaga Kerja 3 2 3
Beban kerja usulan ketiga operator mixing dengan total order sekitar ±6 ton masing-masing adalah 0,81 untuk operator Heru, 0,98 untuk operator Solik, dan 1,01 untuk operator Maulid. Tabel 4.28 menunjukkan bahwa total beban kerja usulan dengan total order ±6 ton adalah sebesar 2,8. Angka ini berada dalam range > 2,56 dan < 3,84 yang berarti bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tiga orang.
Perhitungan untuk kondisi usulan dilakukan kembali pada saat kondisi dengan jumlah order yang tinggi, yaitu sekitar ±8 ton. Total perhitungan beban kerja periodical usulan dengan total order sekitar ±8 ton dapat dilihat pada Lampiran 26. Perhitungan beban kerja operator mixing secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 27. Total perhitungan beban kerja usulan dengan total order sekitar ±8 ton dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada saat kondisi dengan jumlah order tinggi.
Perbandingan total beban kerja pada saat kondisi awal, usulan perbaikan, usulan dengan jumlah order ±6 ton, dan usulan dengan jumlah order tinggi ±8 ton dapat dilihat pada Tabel 4.30.
49
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.30 Perbandingan Beban Kerja Operator Mixing Delapan Ton
Karyawan Awal
(±6 ton)
Usulan (±4,5 ton)
Usulan (±6 ton)
Usulan (±8ton) Operator
Mixing
Heru 0,64 0,66 0,81 1,00
Solik 0,69 0,75 0,98 1,19
Maulid 0,72 0,84 1,01 1,25
Asisten Operator
Mixing 0,55 - - -
Total FTE 2,6 2,25 2,8 3,44
Kebutuhan Jumlah
Tenaga Kerja 3 2 3 3
Beban kerja usulan ketiga operator mixing dengan total order sekitar ±8 ton masing-masing adalah 1,00 untuk operator Heru; 1,19 untuk operator Solik; dan 1,25 untuk operator Maulid. Tabel 4.29 menunjukkan bahwa total beban kerja usulan dengan total order ±8 ton adalah sebesar 3,44. Angka ini berada dalam range > 2,56 dan < 3,84 yang berarti bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tiga orang.