• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

0

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA

STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyarataan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S,Sos)

Oleh:

Ramanda Salsabilah 11151110000008

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2020

(2)

i

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul:

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA

STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Mei 2020

Ramanda Salsabilah

(3)

ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT

Oleh

Ramanda Salsabilah 11151110000008

Telah dipertahankan dalam Sidang Ujian Skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Juli 2020, Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada program studi Sosiologi.

Ketua,

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si NIP. 197609182003122003

Penguji I,

Dr. Vinita Susanti, M.Si NIP.196501151991032002

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 27 Juli 2020.

KetuaProgram Studi Sosiologi Fisip UIN Jakarta

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si NIP. 197609182003122003

Sekretaris,

Dr. Joharatul Jamilah, M.Si NIP.196808161997032002

Penguji II,

Muhammad Ismail, S.Ag., M.Si NIP.196803081997031002

(4)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Ramanda Salsabilah

NIM : 11151110000008

Program Studi : Sosiologi

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA

STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Dr. Cucu Nurhayati, M.Si NIP. 197609182003122003

Jakarta, 15 Mei 2020 Menyetujui,

Pembimbing,

Saifuddin Asrori, M.Si.

NIP.197701192009121001

(5)

iv ABSTRAK

Perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja menurut banyak penelitian menimbulkan masalah-masalah pelik, seperti peningkatan penyakit menular seksual, Kehamilan dini dan juga peningkatan kasus Aborsi pada remaja yang tak jarang berujung pada peningkatan kasus kematian. Kelurahan Sawah Kecamatan Ciputat, merupakan daerah strategis yang menjadikan daerah ini adalah daerah penyangah ibu kota yang arus pergaulan remaja nya cukup bervariasi. Skripsi ini membahas mengenai fenomena perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja di kawasan Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peran lingkungan pergaulan remaja terhadap dilakukan nya perilaku seks pranikah tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik snowball sampling dengan melakukan observasi serta wawancara mendalam. Selanjutnya teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah differential association dari Edwin H, Sutherland, yang mana menurut teori ini penyimpangan perilaku yang dilakukan seseorang atau kelompok orang, tidak dengan tiba-tiba terjadi begitu saja dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari proses belajar seseorang dan pengimitasian sebuah perilaku, Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa Teman sebaya atau yang disebut juga “kelompok bermain” turut berperan penting bagi pembentukan karakter dan pemilihan gaya hidup bagi remaja, jika tidak diawasi dengan jeli dan terjadinya kontrol sosial yang lemah maka perilaku remaja yang saling bergaul ini akan mengarah kepada perilaku-perilaku penyimpangan, karena pengimitasian gaya hidup antara remaja satu dengan remaja lain dalam kelompok bermain yang sama akan sangat cepat, hal ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang terkandung di dalam pertemanan tersebut yaitu rasa saling memiliki dan juga perwujudan pembuktian diri.

Kata kunci: Teman Sebaya, Perilaku Seks, Penyimpangan, Remaja

(6)

v

KATA PENGANTAR

1. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si (Selaku Ketua Program Studi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Terimakasih sudah memberikan izin dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Joharatul Jamilah, M.Si (Selaku Sekertaris Program Studi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Terimakasih atas bimbingan nya selama ini apalagi saat masa- masa sosiologi pedesaan.

3. Dr. Saifuddin Asrori, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang tidak lelah membimbing, mengarahkan, memberi banyak masukan terhadap skripsi penulis sehingga skripsi ini dapat selesai, Terimakasih banyak Pak Ipud atas semua bimbingan dan dukungan nya.

4. Kasyfiyullah, M.Si selaku dosen Sosiologi Budaya yang sangat unik dan lucu, yang turut memberikan banyak masukan, pemikiran mengenai skripsi penulis, terimakasih banyak Pak Kesep saya ucapkan.

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Atas keridhaan dan rahmat dari Allah SWT sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Besar sekali rasa syukur penulis karena akhirnya mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada proses penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari arahan, bimbingan, masukan, bantuan, dan doa berbagai pihak yang sudah membantu penulis, baik secara fisik, materil, dan moril. Maka dari itu, penulis disini ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

(7)

vi

5. Dr. Vinita Susanti, M.Si selaku dosen Sosiologi Perilaku Menyimpang yang dengan tulus memberikan banyak sekali masukan, dorongan dan waktu sehingga penulis sangat amat terbantu di dalam penulisan skripsi ini, Terimakasih banyak ibu Vinita saya ucapkan, Semoga Allah membalas kebaikan ibu aamiin.

6. Ahmad Abrori, M.Si Selaku dosen Teori Sosiologi Klasik dan Modern yang sangat Memorable dalam mengajar dan memberikan banyak pengetahuan kepada penulis di masa awal perkuliahan, sehingga membuat penulis semakin tertarik dengan Teori-teori Sosiologi yang unik bagi penulis.

7. Segenap Dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan, dan diharapkan ilmu yang telah diberikan akan dipergunakan dengan baik.

8. Kakak Kandungku Tercinta Anissa Mutia yang memberikan banyak sekali dukungan moril maupun materil, yang sama-sama berjuang dengan penulis menghadapi Dunia yang besar ini. Walau kita terpisah jarak antar negara namun tak berarti penulis tidak merasakan afeksi dari mu, semoga kelak kakak diberikan kehidupan yang membahagiakan selalu.

9. Ibuku Eko Novita dan Bapaku Uyung Zainuddin yang telah memberikan banyak dukungan nya selama ini terimakasih banyak atas segala perhatian yang diberikan hingga penulis bisa berkuliah di UIN Jakarta dan menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Orang Terkasihku Muhammad Fadly, S.H yang selalu memberikan banyak sekali waktu, dukungan, pengertian, nasihat, perhatianya selama ini. Sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi yang tidak mudah ini menjadi lebih mudah dan dapat dilalui oleh penulis, beberapa baris kolom inipun tidak bisa menggambarkan betapa penulis

(8)

vii

berterimkasih karena Allah mengenalkan penulis dengan mu, semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan di sepanjang hidupmu.

11. 4 Temanku yang Spesial yaitu Zeniya Zalatsa, S.sos yang telah memberikan banyak masukan, support, informasi, candaan lalu tidak segan saat penulis meganggu banyak waktu nya terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan karena memberikan banyak warna juga selama ini. Hafizah Hanum, S.sos dan Sania Resnani, S.sos yang menyambangi penulis di tempat penulis bekerja dulu, memberikan banyak semangat dan kerecehan sehingga memberikan keceriaan dan warna selama ini. Muhammad Irvansyah, S.sos yang memberikan banyak nasihat, masukan dan pertukaran pikiran, bantuan sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-temanku di Sosiologi A angkatan 2015 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa sayang penulis, terimakasih karena telah mewarnai hari-hari penulis sebagai mahasiwi FISIP UIN Jakarta, sehingga perkuliahan serasa suatu fase hidup yang membekas dan indah.

13. Para Informan yang telah bersedia memberikan informasi yang tergolong privat dan meluangkan waktu, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kalian skripsi ini hanyalah Latar Belakang dan Pertanyaan Penelitian, Terimakasih banyak penulis ucapkan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna sehingga penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(9)

viii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... viii

BAB I ... 1

A. Pernyataan Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan dan Manfaat... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Kerangka Konsep dan Teori ... 11

1. Definisi Perilaku Seks Pranikah ... 11

2. Definisi Remaja ... 14

3. Definisi Pacaran... 15

4. Teori Differential Association ... 16

F. Metode Penelitian ... 19

1. Pendekatan Penelitian ... 19

2. Subjek Penelitian ... 20

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

4. Teknik Pengumpulan data ... 21

5. Sumber Data ... 22

6. Hambatan Penelitian ... 23

7. Proses Penelitian ... 23

8. Analisis data ... 25

G. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II ... 27

KONDISI SOSIAL MASYARAKAT DI KELURAHAN SAWAH CIPUTAT... 27

A. Gambaran Umum ... 27

B. Kondisi Lingkungan ... 27

C. Kondisi Penduduk ... 28

(10)

ix

D. Tempat yang Biasa Dijadikan Tempat Berkumpul Anak-anak Remaja Kel.Sawah ... 30

E. Profil Singkat Informan ... 33

BAB III ... 37

A. Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja di Kelurahan Sawah Ciputat………37

B. Peran Lingkungan Pergaulan Remaja Terhadap Perilaku Seks Pranikah di Kel.Sawah Ciputat dengan Anallisis Teori Differential Association ... 41

BAB IV... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

(11)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar.II.D.1 Salah satu Pekarangan Taman yang seringkali didatangi para remaja baik di siang mapun

malam hari………...31

Gambar.II.D.2 Salah satu Warung lesehan di Kelurahan Sawah, yang sering dikunjungi para remaja di malam hari………..……….………..…32

Gambar.II.D.3 Salah satu Restoran Fast Food dikawasan Kelurahan Sawah………...33

Gambar.II.D.4 Keadaan Bengkel Motor Racing Di Kelurahan Sawah, tempat para muda mudi berkumpul………...34

Gambar.II.D.5 Keadaan Rumah salah satu remaja yang dijadikan tempat berkumpul…...35

Gambar.III.1 Proses Mempelajari Perilaku Seks di Dalam Pergaulan Remaja……….66

DAFTAR TABEL Tabel II.B.1 Batas Kelurahan Sawah...28

Tabel II.C.1 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Jenis Kelamin...29

Tabel II.C.2 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Kelompok Umur...29

Tabel II.C.3 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Pendidikan Akhir...29

Tabel II.D.1 Tempat-Tempat yang Sering Dikunjungi Oleh Remaja kel.Sawah...33

Tabel II.E.1 Profil Singkat Informan...33

Tabel III.A.1 Tingkatan Perilaku Seksual Kelima Informan...38

Tabel III.B.1 Singkatan Istilah yang Dipakai Dalam Mengistilahi Perilaku Menyimpang...50

Tabel III.B.2 Definisi Para Informan Tentang Norma Baik Dan Buruk...58

Tabel III.B.3 Definisi Para Informan Tentang Norma Baik Dan Buruk...59

Tabel III.B.4 Motivasi Infroman Melakukan Perilaku Seks Pranikah/Kenakalan Remaja...61

Tabel III.B.5 Kedekatan Remaja Dengan Minuman Beralkohol...65

(12)

1

PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA

STUDI KASUS KELURAHAN SAWAH CIPUTAT BAB I

PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah

Skripsi ini membahas mengenai fenomena perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja di kawasan Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat dan bagaimana peran lingkungan pergaulan remaja terhadap dilakukan nya perilaku seks pranikah remaja. Pada kaitan nya dengan perilaku seks menurut Vernert dan Steward (1992:232) perilaku seks dikategorikan dari yang ringan seperti memegang tangan atau sekitar tangan, hingga yang berat seperti oral seks dan intercourse (hubungan seksual). Pada era Globalisasi seperti sekarang ini, pergeseran suatu nilai dan budaya yang dulunya dianggap tabu menjadi tidak tabu lagi, apalagi efeknya bagi anak remaja, Remaja zaman sekarang cenderung berani dalam melakukan tidakan-tindakan yang dahulu dipandang sebagai tindakan yang kurang terpuji, Penelitian yang dilakukan oleh Wiwit (2016) mengungkapkan bahwasannya Masyarakat pada saat ini berada pada suatu sistem sosial yang cenderung mulai menghilangkan nilai-nilai norma yang berlaku pada masa lalu, yang diakibatkan oleh pengaruh kemajuan teknologi dan memudarnya kontrol sosial masyarakat, sehingga perubahan besar dirasakan oleh remaja karena mereka cenderung lebih banyak mengikuti trend tanpa memikirkan resiko baik atau buruknya.

Agung (2017) Masuknya unsur-unsur nilai globalisasi yang sangat gencar dalam waktu yang relatif singkat pada masa sekarang ini yang mengakibatkan nilai-nilai budaya yang telah ada

(13)

2

menjadi rusak dan condong kepada kiblat budaya asing, dan bagi remaja yang terpengaruh akan efek globalisasi pada masa sekarang ini, cenderung ingin hidup lebih bebas dan terjadi adanya pergesran peran di keluarga menjadi lebih condong kepada teman sebaya. Teman sebaya atau disebut juga “kelompok bermain” yang di dalamnya terdapat, nilai-nilai yang dapat diimitasi oleh orang-orang yang bergaul di dalam kelompok ini. Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa kelompok teman sebaya memberi remaja perasaan saling memiliki, pembuktian, dan kesempatan untuk belajar perilaku yang diterima.

Berkaitan dengan penelitian ini, penulis ingin meneliti mengenai fenomena berpacaran pada anak remaja, yang cenderung melakukan perilaku seks baik tingkat ringan maupun tingkat berat, dan bagaimana peran lingkungan pergaulan remaja terhadap dilakukan nya perilaku seks pranikah remaja tersebut. Kaitan nya dengan dilakukan nya perilaku seks pada masa awal remaja ini, akibat yang ditimbulkan tidak semata-mata hanya pelanggaran nilai atau norma di masyarakat, melainkan dapat mengakibatkan masalah-masalah pelik. Contohnya seperti peningkatan penularan penyakit menular seksual, dan kehamilan yang terlalu dini yang dapat berujung pada kematian atapun kehamilan yang berujung kepada dilakkukannya aborsi, aborsi yang berujung pada meningkatnya kematian. Riset yang dilakukan BKKBN, PUSLITBANG keluarga berencana dan keluarga sejahtera Jakarta tahun 2011, judul survey “Indikator Kinerja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Program Kependudukan dan KB Basional Indonesia” Dari hasil riset tersebut dihasilkan bahwa kasus hubungan seksual sebelum menikah yang dilakukan oleh remaja berpacaran meningkat dari tahun ke tahun, seperti temuan dari hasil penelitian ini bahwa di tahun 2010 dihasilkan data remaja pria 3,8% sudah melakukan hubungan seks sebelum menikah, 1,7% untuk remaja wanita. Temuan tersebut jadi meningkat di tahun

(14)

3

2011 yaitu sebanyak 5,3 % dari 7.506 remaja pria yang diteliti telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, sedangkan 2,4% dari 7.175 untuk remaja wanita yang diteliti.

Wijayanti (2015) Melakukan perilaku seksual sebelum menikah merupakan kegiatan yang membahayakan karena tak jarang perilaku seksual pranikah menyebabkan kehamilan bagi remaja putri meningkat dan berujung pada aborsi yang berakibat fatal pada kematian. Sri (2019) di Indonesia kasus aborsi cukup tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya, data tersebut belum termasuk kasus aborsi yang dilakukan di jalur non medis (dukun). Dalam Nadra (2012) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan masalah yang dirasakan paling mendesak berkaitan dengan kesehatan remaja adalah kehamilan yang terlalu awal, berdasarkan permasalahan tersebut, WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batas usia remaja.

Adapun Kehamilan pada usia tersebut mempunyai resiko yang lebih tinggi daripada usia di atasnya WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Kartono (2010) fakta sosial menunjukan semakin banyaknya perilaku remaja yang keluar dari batas norma yang berlaku yang ada di masyarakat, perbuatan- perbuatan ini dapat merugikan baik harta maupun jiwa bagi si remaja.

Nadra (2012) Pada dasarnya perilaku seks yang dilakukan oleh remaja yang belum menikah termasuk kedalam kenakalan remaja, kenakalan remaja sendiri merupakan suatu bentuk perilaku sosial yang menyimpang. Ajen (2003) Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan kebiasaan, tata aturan, dan norma sosial yang berlaku. Menurut Edwin H.

Sutherland dalam Dhohiri (2005:134) perilaku menyimpang bersumber pada pergaulan- pergaulan yang berbeda. Pergaulan dengan teman tidak selalu positif. Hasil Yang negatif dapat menimbulkan perilaku yang menyimpang, perilaku ini ditimbulkan dari, imitasi yang seseorang dapatkan dari seringnya bergaul dengan pergaulan tersebut.

(15)

4

Berdasarkan permasalahan-permasalahan diatas, maka penulis tertarik mengambil judul skripsi “Perilaku Seks Pranikah Di Kalangan Remaja Studi Kasus Kelurahan Sawah Ciputat”.

Hal ini menarik untuk diteliti dikarenakan Aprian (2015) pada era globalisasi seperti sekarang ini cenderung adanya pergeseran peran keluarga inti yaitu kedua orangtua menjadi kepada teman sebaya, Dadan, Sahadi dan Meilanny (2017) mengingat teman sebaya adalah teman yang seumuran dan masih mengalami fase yang sama yang dialami oleh seorang remaja, menjadikan masing-masing individu memerlukan bimbingan khusus agar mereka tidak salah jalan, atau berujung pada masa depan yang kurang baik.

Profil desa Sawah (2019) Daerah Kelurahan Sawah kecamatan Ciputat, merupakan daerah penyanggah antara ibu kota Jakarta yang arus pergaulan nya cukup bervariasi. Selain itu persebaran anak muda nya cukup banyak bisa dilihat dari banyaknya usia produktif (BPS Kota Tangsel) 2017, antara 10-19 tahun di tahun 2017 yaitu sebanyak 2.887 jiwa, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan usia diatasnya Daerah ini banyak menyediakan fasilitas bagi para anak muda untuk melakukan kegiatan-kegiatan, seperti adanya 2 mall besar di Kelurahan Sawah, banyaknya taman untuk para anak muda berkumpul dan mengabiskan waktu, taman-taman yang rindang ini biasa digunakan untuk berkumpul saat malam hari. Menurut artikel tangerangnews.com kenakalan remaja tiap tahun nya meningkat di daerah kelurahan Sawah Ciputat, dari mulai kenakalan akibat geng motor, pembunuhan akibat berkelahi, hingga terpergok pesta narkoba dirumah. Pada tahun 2019 ditemukan remaja yang tengah asyik menghisap sabu dirumah, di daerah Kelurahan Sawah Ciputat1. Hal ini diperparah dengan adanya penelitian di tahun sebelumnya oleh Danita (2014) pada tahun 2013 hingga 2014 bahwasannya di daerah Ciputat ini kehamilan di usia remaja meningkat setiap tahun nya. Danita meneliti remaja 14-18

1 http://www.tangerangnews.com/tangsel/read/18106/5-Remaja-Sedang-Pesta-Sabu-Digerebek-Polsek-Ciputat diakses februari 2020 jam 09:27 wib

4

(16)

5

tahun di daerah ini sebanyak 100 orang dan ditemukan bahwasannya remaja di Ciputat Kota Tangerang Selatan ada sebanyak 33 orang dari 100 responden dengan pengetahuan kesehatan reproduksi kurang, yang hamil di usia remaja kisaran umur 14-18 tahun. Hamil pada usia remaja ini mempunyai resiko yang tinggi akan kesehatan si ibu dan bayinya. Bahkan tak jarang kehamilan di usia remaja ini turut berdampak bagi sang remaja laki-laki, seperti menimbulkan aib bagi keluarga, hingga drop out dari sekolahan. Dari permasalahn diatas penulis memutuskan mengabil penelitian di daerah ini dan merumuskan pertanyaan penelitian yaitu:

B. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana perilaku seks pranikah pada remaja di Kelurahan Sawah Ciputat?

2. Bagaimana peran lingkungan pergaulan remaja terhadap perilaku seks pranikah remaja di Kelurahan Sawah Ciputat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Mengacu pada pernyataan masalah serta pertanyaan penelitian yang telah penulis rumuskan tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah:

1. Memberikan pemahaman kepada penulis maupun pembaca mengenai perilaku seks pranikah yang telah dilakukan oleh remaja di Kelurahan Sawah Ciputat.

2. Memberikan pemahaman kepada penulis maupun pembaca mengenai peran lingkungan pergaulan remaja pada perilaku seks pranikah remaja di Kelurahan Sawah Ciputat.

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari terciptanya penelitian ini adalah: Sebagai sarana subangsih untuk kajian ilmu sosiologi perilaku menyimpang. Selanjutnya dikhususkan bagi kalangan remaja agar lebih mawas diri akan dampak yang ditimbulkan dari perilaku seks bebas

(17)

6

sebelum menikah. Bagi orangtua, agar lebih teliti dan tegas dalam mengawasi lingkungan pergaulan dan sekitar anak-anaknya, mengawasi penggunaan internet terutama bagi anak- anaknya yang sedang berada di fase remajanya.

D. Tinjauan Pustaka

Pertama Penelitian yang dilakukan oleh Komang Yuni Rahyani, Adi Utarini, Siswanto Agus Wilopo, Mohammad Hakimi (2012) dalam Artikel penelitian yang berjudul “Perilaku Seks Pranikah Remaja” permasalahan dalam penelitian ini adalah Hubungan seksual sebelum adanya pernikahan yang pada akhirnya menyebabkan masalah yang pelik seperti peningkatan penularan penyakit menular seksual, mempunyai pasangan lebih dari satu, dan kehamilan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi inisiasi hubungan seksual sebelum menikah pada remaja berdasarkan kerangka kerja IBM (Integrated Behavioral Model), meliputi komunikasi tentang seks kelompok peers, orang tua, paparan perilaku pornografi, kepercayaan normatif, agen personal, dan keinginan hubungan seksual. Metode dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan penyebaran kuisioner kepada 626 responden dalam survey. Lokasi dalam penelitian ini adalah semua Sekolah menengah atas yang berada di daerah Renon Denpasar Bali.

Hasil penelitian ini mengemukakan bahwasannya pajanan pornografi, perilaku langsung dan tidak langsung berhubungan secara signifikan dengan inisiasi hubungan seksual sebelum menikah. Keterpaparan media berupa tayangan pornografi dan sikap yang mendukung hubungan seks pranikah merupakan rediktor yang kuat bagi ditampilkannya perilaku hubungan seks pranikah remaja di Bali. Remaja laki-laki lebih banyak yang telah melakukan hubungan seks

(18)

7

pranikah dibandingkan dengan remaja perempuan. Remaja perempuan juga lebih banyak pernah dipaksa oleh pacar/pasangan untuk melakukan hubungan seks pranikah.

Kedua Penelitian yang dilakukan oleh Nova Yanti Harefa (2013) pada tesis yang berjudul

“Studi Kualitatif Perilaku Seks Pranikah Remaja Putri Di Kota Gunung Sitoli Tahun 2013”.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah dimana remaja-remaja yang melakukan perilaku seks bebas sebelum adanya pernikahan yang menimbulkan masalah-masalah pelik, seperti penyakit- penyakit seksual. Penelitian ini mencoba untuk mencari penyebab mengapa remaja putri melakukan perilaku seks pranikah.

Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam pada informan yang berumur 15-26 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab mereka dalam melakukan perilaku seks pranikah adalah membuktikan rasa cinta kepada pacarnya terutama untuk remaja putri, ketidakmampuan dalam menahan dorongan seksual dalam dirinya serta kontrol sosial yang longgar.

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Indrayani pada Jurnal yang berjudul “Perilaku Berpacaran Pada Remaja di Desa Batubelah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar” (2016) permasalahan penelitiannya adalah dimana Masyarakat pada saat ini berada pada suatu sistem sosial yang cenderung mulai menghilangkan nilai-nilai pada masa lalu.Keadaan ini tidak hanya pada masyarakat di kota-kota besar melainkan juga sudah bergerak ke pedesaan yang diakibatkan oleh pengaruh kemajuan teknologi dan memudarnya kontrol sosial masyarakat, sehingga perubahan besar dirasakan oleh remaja karena mereka cenderung lebih banyak mengikuti trend tanpa memikirkan resiko baik atau buruknya, termasuk dalam perilaku berpacaran. Berpacaran yang sehat ataupun yang tidak sehat sudah lumrah saja dilakukan oleh

(19)

8

remaja baik di kota maupun pedesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana perilaku remaja berpacaran dan bagaimana peran orang tua serta masyarakat dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku berpacaran remaja desa Batu Belah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori fungsional struktural, teori perubahan sosial serta teori arah perubahan. Lokasi penelitian ini dilakukan di desa Batu Belah Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dilakukannya wawancara dengan para informan terkait, hasil penelitian dan temuan lapangan nya adalah Perilaku pacaran remaja desa Batubelah sudah mulai mengkhawatirkan. Perilaku pacaran remaja ada yang tidak wajar, hingga mengarah ke perilaku pacaran yang berisiko seperti berpegangan tangan, berciuman, berpelukan dan berhubungan intim hingga ada yang sampai hamil diluar nikah, Teman sebaya menjadi faktor terpenting terjadinya perilaku pacaran pada remaja, Pengawasan dan kontrol masyarakat juga mendukung perilaku remaja untuk berpacaran. Kurangnya pengawasan dan larangan orangtua dan masyarakat agar tidak berpacaran semakin mendorong remaja untuk berpacaran. Pengawasan yang tidak terkontrol dari orangtua dan masyarakat menyebabkan remaja lebih mudah mengambil keputusan untuk berpacaran.

Keempat penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah,Yaslinda Yaunin, Yuniar Lestari (2016) dalam Artikel penelitian yang berjudul ”Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Remaja di Kota Padang” permasalahan penelitiannya adalah dimana Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan kontrol dari orangtua yang akhirnya membuat remaja melakukan perilaku seksual berisiko.

(20)

9

Di Sumatera Barat, Padang menduduki urutan ke 3 terbanyak remaja berperilaku seksual berisiko setelah Payakumbuh dan Bukit Tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang, dan juga untuk melihat apakah ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Lokasi dan penellitian ini dilakukan di kota Padang Sumatra Barat dimana penelitiann dilakukan di seluruh SMA di Kota Padang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang disertai degan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan langsung dari responden dengan menggunakan angket dan data sekunder didapatkan dari Dinas Pendidikan Kota Padang dan pihak sekolah yaitu bagian kesiswaan dan tata usaha. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwasannya Ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang, tidak ada hubungan bermakna antara usia pubertas dengan perilaku seksual remaja di Kota Padang. Adapun faktor yang menyebabkan adanya perilaku seksual adalah paparan tinggi dengan sumber informasi seksual, ingin coba-coba yang tinggi dan kesadaran diri yang kurang.

Kelima penelitian yang dilakukan oleh Aprian Haditia (2015) yang berjudul “Proses Perilaku Menyimpang Remaja yang Mengarah pada Tindakan Kriminal” permasalah pada penelitian ini adalah dimana banyaknya remaja yang mempelajari perilaku menyimpang sedemikian rupa, dari pergaulan dengan teman sebayanya (Peer group), yang menyebabkan mereka ketergantungan minuman beralkohol, seks bebas, narkoba, sehingga dari kecanduan ini timbulah perilaku kriminal seperti pengancaman, hingga penganiyayaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku kenakalan remaja di daerah samsat situ gintung dan faktor apa saja yang menyebabkan perilaku ini terjadi.

(21)

10

Penelitian ini menggunkan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori Edwin H Sutherland yaitu teori pergaulan berbeda atau differential association, dimana teori ini menjelaskan mengenai penyimpangan yang ditulakrkan melalui pergaulan yang intens bersama dengan teman sebaya.

Hasil penelitian nya adalah bahwa perilaku kriminal yang dilakukan para remaja samsat 88 situ gintung yaitu penganiyayaan yang disebaabkan oleh kecanduan minuman beralkohol, yang menyebabkan perkelahian antar kelompok, adanya pengancaman yang dilakukan oleh para remaja ini apabila disaat mereka mengamen dan tidak mendapatkan imbalan dari ngamen ini.

Para remaja ini juga melakukan kegiatan seks pranikah yang dilakukan saat mereka sedang berada di pengaruh minuman beralkohol.

Keenam Penelitian yang dilakukan oleh J. Agung Indratmoko (2017) yang berjudul

“Pengaruh Globalisasi Terhadap Kenakalan Remaja Di Desa Sidomukti Kecamatan Mayang Kabupaten Jember” permasalahan pada penelitian ini adakah pengaruh globalisasi terhadap kenakalan remaja di desa Sidomukti. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh globalisasi terhadap kenakalan remaja. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah globalisasi dengan kenakalan remaja. Sedangkan untuk memperoleh data konkrit dalam penelitian ini menggunakan metode angket, metode interview, metode dokumenter, dan metode observasi yang kemudian dalam pengolahan data untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas menggunakan analisa statistik, hasil dari peneliitian ini adalah dapat disimpulkan antara globalisasi dengan kenakalan remaja di desa Sidomukti, ada pengaruh, yaitu bahwa remaja yang memanfaatkan berkembangnya atau dampak dari globalisasi untuk hal–hal yang positif, tentu kenakalan atau perilaku yang menyimpang tidak akan terjadi, sehingga perilakunya baik, tetapi bagi siswa yang menyalahgunakan dampak dari globalisasi

(22)

11

salah satunya adalah berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi untuk hal – hal yang negatif, maka kenakalan atau perilaku yang menyimpang akan terjadi, sehingga perilaku kurang baik akan dilakukan.

Terkait dengan permasalahan yang telah diangkat oleh penelitian sebelumnya Ada Kesamaan antara penelitian ini dengan 6 penelitian dari penelitian-penelitian di atas yaitu semuanya membahas mengenai perilaku menyimpang yang dilakukan oleh para remaja terkait dengan penelitian penulis yaitu perilaku seks yang termasuk kepada perilaku menyimpang.

Adapun terdapat perbedaan antara penelitian-penelitian diatas dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu perbedaan jenis penelitian dimana penelitian diatas terdapat yang memakai metode penelitian kuantitatif dan penulis memakai metode penelitian kualitatif, kemudian perbedaan nya lagi adalah bahwa penulis memfokuskan penelitian ini terhadap perilaku seks remaja khususnya remaja yang tinggal di Kelurahan Sawah, Ciputat.

E.Kerangka Teoritis 1. Definisi Konseptual

Dalam menganalisis penelitian ini, digunakan beberapa konsep yaitu Perilaku seks pranikah, Remaja, Pacaran, kemudian digunakan teori Pergaulan berbeda (differential association) oleh Edwin H. Sutherland untuk membantu menganalisis penelitian ini.

a. Definisi Perilaku Seks Pranikah

Perilaku seksual dapat didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis maupun sejenis Anna (2010). Bentuk tingkah laku ini beraneka ragam mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama.

Menurut Sarwono (2005) perilaku seks pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh

(23)

12

hasrat seksual yang dilakukan oleh 2 orang yaitu pria dan wanita, diluar dari perkawinan yang sah.

Pani (2007:2) mengartikan seksualitas sebagai: aktivitas, perasaan, dan sikap yang dihubungkan dengan kegiatan hubungan seks, lalu bagaiamana laki-laki dan perempuan berintearaksi dalam berhubungan Dapat disimpulkan bahwa perilaku seks pranikah adalah tingkah laku atau cara bertindak yang dilakukan oleh seseorang yang belum terikat hukum pernikahan yang sah, yang dilakukan atas dasar respon dari hasrat seksual (nafsu) terhadap objek seksualnya yang bisa saja setiap orang memiliki seksualitas (selera) yang berbeda-beda, baik lawan jenis, ataupun sesama jenis.

Tingkatan perilaku seks:

Ahmad (2014) Ada beberapa perilaku seksual yang bisa dikategorikan mulai dari yang ringan sampai yang berat seperti disebutkan oleh Vernert dan Steward (Dalam Huang dan Uba 1992:232) yang dirumuskan sebagai berikut: pada tingkat I holding hand (memegang tangan, dan sekitar tangan), tingkat II pelukan, tingkat III kissing atau berciuman, tingkat IV Necking, tingkat V Petting, tingakat VI Oral Seks dan tingakt VII intercourse (Hubungan Seksual).

1. Pegangan Tangan

Huang dan Uba (1992) Berpegangan tangan seringkali dilakukan oleh sepasang kekasih dan tahap ini adalah tahap awal dimana dapat dikatakan sebagai bentuk hubungan seksual yang ringan.

2. Berpelukan

Huang dan Uba (1992)Berepelukan adalah tahap selanjutnya setelah berpegangan tangan. Setiap pasangan melakukan hal ini biasanya dengan alasan butuh kehangatan, ingin merangkul badan

(24)

13

pasangannya, ingin kenyamanan, dan berbagai alasan lainnya. Pada tingkat aktivitas ini hanya dilakukan dengan berpelukan saja tanpa melakukan aktivitas lainnya seperti mencium atau meraba.

3. Berciuman

Muawanah (2014) Ciuman yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual, seperti di bibir disertai dengan rabaan pada bagian-bagian sensitif yang dapat menimbulkan rangsangan seksual. Berciuman dengan bibir tertutup merupakan ciuman yang umum dilakukan. Berciuman dengan mulut dan bibir terbuka, serta menggunakan lidah itulah yang disebut french kiss.

Kadang ciuman ini juga dinamakan ciuman mendalam/soul kiss.

4. Necking

Necking adalah aktifitas berpelukan namun sekaligus mencium bagian wajah dan leher namun tidak disertai dengan meraba-raba bagian daerah sensitive ketika aktifitas ini berlangsung Masland dan Estridge 2000:79).

5. Petting

Anna (2014) Perilaku menggesek-gesekkan bagian tubuh yang sensitif, seperti payudara dan organ kelamin. Merupakan langkah yang lebih mendalam dari necking. Ini termasuk merasakan dan mengusap-usap tubuh pasangan termasuk lengan, dada, buah dada, kaki, dan kadang-kadang daerah kemaluan, baik di dalam atau di luar pakaian.

6. Oral Seks

Oral seks adalah sebuah aktifitas untuk rangasangan dengan mulut pada vagina atau penis pasangannya. Jika yang melakukan oral adalah laki-laki pada perempuan maka disebut dengan cunnilingus, dan jika dilakukan oleh perempuan kepada laki-laki disebut fellatio Dianawati (2003:71).

(25)

14 7. Hubungan Seksual / Intercouse

Definisi umum dari hubungan seksual atau intercourse adalah dimana laki-laki memasukan penis (alat kelamin laki-laki) kedalam vagina (alat kelamin perempuan), Andik (2004) perilaku ini biasanya diawali dengan perilaku-perilaku rangsangan seperti Petting, Necking ataupun juga Oral seks. Jika sperma yang dikeluarkan oleh penis telah masuk kedalam vagina dalam jangka waktu tertentu tidak luruh maka akan terjadi pembuahan atau kehamilan Amy dan Charles (2006:164).

b. Definisi Remaja

Remaja sendiri berarti masa yang dilalui seorang manusia setelah masa kanak-kanak dan sebelum masa dewasa. Pada masa peralihan ini, biasanya seseorang mengalami banyak perubahan pada dirinya baik dari segi fisik maupun psikis. peraturan mentri kesehaatan RI No 25 tahun 2014 usia remaja adalah Berumur minimal 10 tahun, dan tidak lebih dari 18 tahun, dan belum menikah. Bagi mereka yang berumur kurang dari 18 tahun dan sudah menikah mereka tidak lagi disebut remaja. Bagi remaja yang sedang tumbuh kearah kematangan atau dewasa, ada yang disebut dengan Pubertas (puberty) ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja.

Akan tetapi, pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal yang tiba-tiba terjadi. Pubertas adalah bagian dari suatu proses yang terjadi berangsur-angsur (gradual) Santrock (2002). Pubertas ini ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik, Adapun perubahan fisik pada remaja wanita yaitu: Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi dan panjang), Pertumbuhan payudara dan sebagai nya sedangkan pada remaja laki-laki: tumbuh bulu-bulu halus pada wajah (kumis, jenggot) dan di daerah tertentu, terjadi perubahan suara (suara menjadi lebih berat). Santrock (2003) mengartikan remaja sehagai masa perkembangan transisi antara masa anak anak dan masa

(26)

15

dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosioal. Walaupun remaja mempunyai ciri unik, yang terjadi peda masa remaja akan saling berkaitan dengan perkembangan dan pengalaman pada masa anak-anak dan dewasa.

Dapat disimpulkan bahwasannya Remaja adalah masa perkembangan transisi seorang manusia antara masa anak anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosioal, yang mempengaruhi sikap idealisme, keingintahuan yang lebih yang berada di umur 10 sampai dengan 18 tahun dan belum menikah.

c. Definisi Pacaran

Definisi menurut KBBI (2002:807) pacar adalah kekasih atau teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih. Berpacaran adalah bercintaan berkasih kasihan(dengan pacar). Menurut Maria (2013) Pacaran juga berarti Suatu jalinan hubungan antara dua individu-(laki-laki dan perempuan) yang saling suka dan memiliki perasaan yang sama. Maria (2013) Mengungkapkan tempat-tempat yang biasa dikunjungi para remaja ketika pacaran yaitu: Ketika bertemu dengan pacar, biasanya remaja akan mengajaknya jalan-jalan. Hal ini merupakan bentuk dari kasih sayang dan kerinduan yang lama telah terpendam. Tempat yang dikunjungi itu dapat mencerminkan bagaimana hubungan yang jalani oleh si remaja dan mengukur seberapa intens hubungan yang dijalani dengan pasangan. Berdasarkan hasil penelitian Maria (2013) tempat kunjungan remaja saat berpacaran yaitu:

 Rumah pasangan

 Rumah Teman

 Pekarangan Danau

(27)

16

 Taman

 Bioskop

 Mall

 Hotel

dan lain sebagainya, mengikuti perkembangan zaman, yang semakin maju, tempat-tempat inipun semakin banyak jenis dan ragamnya. Dapat disimpulkan berpacaran adalah suatu jalinan hubungan berkasih-kasihan yang dijajaki sebelum adanya pernikahan yang dilandasi rasa suka atau cinta terhadap pasangan.

2.Teori Differential Association

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penulis memilih teori differential association dari Edwin H Sutherland untuk menggambarkan bagaimana suatu penyimpangan dapat dipelajari sedemikian rupa, melalui imitasi yang seseorang dapatkan dari seringnya bergaul dengan pergaulan tersebut. Menurut teori ini penyimpangan perilaku yang dilakukan seseorang atau kelompok orang, tidak dengan tiba-tiba muncul dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil dari proses belajar seseorang. Dalam Haris (2014) Edwin merumuskan mengenai teori differential association dan menjelaskan mengenai penyimpangan melalui lingkup yang lebih mikro. Teori differential association atau teori pergaulan berbeda memiliki 9 proposi yaitu:

1. Periaku menyimpang adalah hasil dari proses belajar atau yang dipelajari.

2. Perilaku menyimpang dipelajari oleh seseorang dalam interaksinya dengan orang lain dan melibatkan proses komunikasi yang intens.

(28)

17

3. Bagian-bagian utama dari belajar tentang perilaku menyimpang terjadi dalam kelompok-kelompok personal yang intim atau akrab.

4. Hal-hal yang dipelajari dalam proses terbentuknya perilaku menyimpang adalah: (a) teknis-teknis penyimpangan, yang kadang-kadang sangat rumit, tetapi kadang-kadang juga sederhana; (b) petunjuk-petunjuk khusus tentang motif, dorongan, rasionalisasi, dan sikap-sikap berperilaku menyimpang.

5. Petunjuk-petunjuk khusus tentang motif dan dorongan untuk berperilaku menyimpang itu dipelajari dari definisi-definisi tentang norma- norma yang baik atau yang tidak baik.

6. Seseorang menjadi menyimpang karena ia menganggap lebih menguntungkan untuk melanggar norma daripada tidak.

7. Terbentuknya asosiasi diferensia itu bervariasi bergantung kepada frekuensi, durasi, prioritas, dan intensitas.

8. Proses mempelajari penyimpangan perilaku melalui kelompok yang memiliki pola- pola menyimpang atau sebaliknya, melibatkan semua mekanisme yang berlaku dalam setiap proses belajar.

9. Meskipun perilaku menyimpang merupakan salah satu ekspresi dari kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat yang umum, penyimpangan perilaku tersebut tidak dapat dijelaskan melalui kebutuhan dan nilai-nilai umum tersebut.

Teori ini melihat suatu perilaku menyimpang sebagai sesuatu yang disadari, dipelajari, penyimpangan ini dipelajari dengan proses alih budaya (Cultural Transmission). Dalam artian

(29)

18

individu mempelajari perilaku menyimpang dan interaksinya dengan individu lain yang berbeda latar belakang, asal, dan budaya. Unsur budaya yang menyimpang meliputi perilaku, nilai-nilai yang dominan yang dimiliki anggota kelompok yang biasanya bertentangan dengan tata tertib masyarakat. Soemardjan (1964) Tindakan kriminal maupun penyimpangan yang dilakukan seseorang, atau beberapa orang secara kolektif bukanlah suatu hal yang bersifat kebetulan dan terjadi secara tiba-tiba.

Melainkan dipelajari sedemikian rupa, sehingga perilaku tersebut terbentuk Haris (2014) Edwin H Sutherland menyatakan bahwasannya “What we eat, what we say, what we believe, in facts the way we respond to any situation depends on the culture in which we have been reared”

yang mana dapat diartikan “Apa yang kita makan, apa yang kita katakan, apa yang kita percaya, faktanya bagaimana kita mengahadapi situasi apapun, kita menyikapinya berdasarkan budaya bagaimana kita dibesarkan”

Penulis memilih teori ini dikarenakan, diharapkan dapat menjelasakan bagaimana perilaku seks pranikah tercipta sedemikian rupa, melalui interkasi pelaku dengan pelaku, dan lingkungan yang memebentuk, sehingga perilaku ini dapat dilakukan. Di dalam proposisi-proposisi yang dikandung di dalam teori pergaulan berbeda ini, terkandung makna yang dapat menjelaskan bagaimana suatu penyimpangan dalam hal ini perilaku seks pranikah dilakukan oleh seseorang tidak dengan tiba-tiba, adanya suatu proses yang berjalan dibalik dilakukan nya perilaku tersebut.

Hal ini dinilai penting oleh penulis dalam menemukan bagaimana peran lingkungan pergaulan atas terjadinya perilaku seks pranikah pada remaja terutama yang sedang berpacaran.

(30)

19 F. Metode Penelitian

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan pendekatan apa yang digunakan oleh penulis dalam menjalankan penelitian, siapa subjek yang akan diteliti, teknik apa yang digunakan dalam mengumpulkan data dari informan, bagaimana cara mengolah data-data tersebut, dan hambatan apa yang penulis hadapi dalam menjalankan penelitian ini.

1.Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang penulis temukan pada saat melakukan penelitian dan menganalisis temuan data tersebut. Lalu menggunakan pendekatan Kualitatif, Nasution (1988) kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung kepada pengamatan manusia dalam kekhasannya sendiri. Muhadjir (2002) mengatakan bahwasannya di dalam penelitian kualitatif sering juga disebut dengan Naturalistic inquiriry yaitu Apapun cara dan macam cara meneliti kualitaif digunakan untuk membaca fenomena yang natural terjadi langsung. Sebagaimana yang terlihat oleh Penulis ketika tengah melakukan penelitian ini, penulis berinteraksi langsung dengan para informan, bahasa yang digunakan dalam penelitian ini cenderung informal atau bahasa sehari-hari dikarenakan para informan adalah anak-anak remaja yang bahasa sehar-hari nya cenderung informal, dan agar bisa mendapatkan informasi lebih dalam lagi, karena informan cenderung merasa lebih akrab dengan digunakan bahasa infromal ini.

Kualitatif dipilih sebagai pendekatan karena penelitian ini membahas mengenai perilaku seks pranikah pada remaja, dengan bertemu dan berbicara langsung dengan para informan, penulis menilai informasi yang didapatkan akan lebih mendetail dan mendalam, karena penulis

(31)

20

dapat melihat reaksi nyata dari para informan, dan dengan begitu, informasi yang diterima juga lebih mendalam dan juga jujur.

2.Subjek Penelitian

Penulis mengambil lima informan yang memenuhi kriteria-kriteria yang sesuai dengan topik penelitian. Lima informan ini diperoleh awalnya dari seorang informan kunci (key informan). Adapun Kriteria yang dimaksud adalah, seluruh informan harus merupakan warga yang bertempat tinggal di Kelurahan Sawah, Ciputat, yang tinggal di daerah ini sudah cukup lama, minimal 5 tahun. Lalu menurut peraturan mentri kesehaatan RI No 25 tahun 2014 usia remaja adalah Berumur minimal 10 tahun, dan tidak lebih dari 18 tahun, dan belum menikah.

Kriteria ini penulis jadikan rujukan untuk umur informan penelitian ini. Selain itu informan harus sedang menjalin hubungan berpacaran, dikarenakan topik pada skripsi ini membahas perilaku seks pada remaja, yang sedang menjalin hubungan berpacaran.

3.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah Kelurahan Sawah, Ciputat, tepat nya di beberapa tempat yang seringkali dijadikan tempat berkumpul para remaja, tempat-tempat ini penulis sebutkan pada bab 2 tempat-tempat yang dijadikan sarana untuk bersosialisasi maupun melakukan perilaku seks pranikah pada remaja. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 bulan yaitu dari mulai bulan Agustus 2019 hingga Januari 2020.

4.Teknik Pengumpulan Data A) Teknik pemilihan informan

Pemilihan informan digunakan melalui teknik Snowball. Nina (2014) Snowball sampling adalah suatu pendekatan untuk menemukan informan-informan kunci yang memiliki banyak

(32)

21

informasi. Dengan menggunakan pendekatan ini, beberapa informan yang potensial dihubungi dan ditanya apakah mereka mengetahui orang yang lain dengan karakteristik seperti yang dimaksud untuk keperluan penelitian. Kontak awal akan membantu mendapatkan informan lainnya melalui rekomendasi. Untuk mencapai tujuan penelitian, maka teknik ini didukung juga dengan teknik wawancara dan survey lapangan. Dibawah ini penulis sedikit menjelaskan bagaimana bisa terpilih informan wawancara ini menjadi 5 orang, melalui proses dibawah ini:

Berdasarkan informan kunci yang mengenal dua informan awal penelitian ini, yang pada Akhirnya mengenalkan penulis dengan beberapa informan, yang akhirnya bergulir terus hingga diputuskan dijadikanlah lima orang informan dalam penelitian ini.

VL KM RY

AL IN

Key Informan

(33)

22 B) Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara, dan teknik ini yang penulis gunakan untuk mendapat informasi dari para informan.

Easwaramoorthy & Zarinpoush (2006) memberikan definisi bahwa di dalam sebuah wawancara harus ada informan dan pewawancara yang melakukan sebuah percakapan sesuai dengan topik yang relevan dengan penelitian untuk mengumpulkan informasi.

Wawancara dilakukan secara langsung, atau dengan tatap muka dengan 5 informan yang bertempat tinggal di daerah Kelurahan Sawah Ciputat, yang menenmpati daerah ini sudah cukup lama berkisar dari 5-12 tahun. Penulis mewawancarai masing-masing informan mengandalkan pedoman wawancara, dan alat-alat seperti Buku tulis, pulpen untuk mencatat informasi dari para informan dan Handphone yang berguna sebagai perekam audio dan gambar dari masing-masing informan. Penulis bertemu dan bertanya mengenai topik bahasan kepada para informan dengan bahasa sehari-hari supaya tidak ada kecanggungan yang terjadi antara penulis dan informan.

C) Observasi

Muhadjir (2011) Obesrvasi adalah proses sistematis merekam pola tingkah laku manusia, kejadian-kejadian tanpa menggunakan pertanyaan atau komunikasi. Dalam mengobservasi ini, penulis melakukan observasi di daerah Kelurahan Sawah ini cukup lama terhitung dari bulan agustus 2019 hingga januari 2020. Penulis sebisa mungkin mengamati fenomena-fenomena yang terjadi di daerah ini baik pada siang hari maupun malam hari, penulis juga berkesempatan untuk mengikuti kegiatan salah satu informan selama 1 hari penuh, guna melihat kejadian nyata atau real dari kehidupan ataupun pergaulan dari informan ini.

(34)

23 D) Dokumentasi

Dokumentasi merupakana data yang diambil melalui dokumen-dokumen, yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang mendukung atau bisa jadi berlawanan dari hasil wawancara Harsono (2008) Metode dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data hasil wawancara dan observasi dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan dokumen-dokumen seperti profil desa dan profil kota Tangerang Selatan, karena berhubungan dengan daerah yang penulis jadikan penelitian.

5.Sumber Data

A. Data primer atau data utama yaitu sumber data berupa kata-kata atau tindakan seseorang yang diwawancarai, dapat juga data yang dicatat melalui catatan tertulis oleh penulis. Ada juga yang melalui perekaman audio dan juga pengambilan gambar foto.

Data primer sendiri dikumpulkan pada saat informan berada di lokasi penelitian, dan penulis mengamati sebanyak mungkin situasi yang terjadi, jika situasi tersebut bisa diambil melalui gambar, penulis akan mengambil melalui kamera Handphone, jika tidak, maka penulis akan menulis dicatatan penulis.

B. Data sekunder yaitu bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis yang dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, sumber yang berasal dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi. Penulis mengumpulkan data-data sekunder melalui offline dan online, offline di dapatkan melalui pengunjungan perpustakaan-perpustakaan. Online melalui pencarian data berupa jurnal-jurnal dan artikel-artikel ilmiah di internet.

(35)

24 6.Hambatan Penelitian

Hambatan penelitian yang penulis hadapi memang cukup banyak, ini dikarenakan isu yang penulis angkat memang sedikit sensitif, dan berhubungan dengan privasi para informan.

Tidak jarang penulis mendapatkan penolakan dari beberapa calon informan yang akan penulis wawancara. Maka dari itu dibutuhkan orang yang benar-benar mau dan terbuka untuk diwawancarai dan memberikan informasi yang penulis butuhkan. Penulis akui memang agak sedikit sulit untuk mewawancarai anak muda yang mau memeberikan informasi menegnai kehidupan berpacaran nya. Beruntunglah penulis mendapatkan sedikit bantuan dari rekan-rekan penulis yang mengenal beberapa infroman yang bersedia memberikan informasi mengenai kehidupan berpacaran nya ini.

7.Proses Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui oleh penulis sehingga pada akhirnya, penulis dapat menemukan jawaban pertanyaan penelitian. Tahapan Pertama yang harus penulis lalui adalah penulis membuat kriteria utama untuk informan yang akan dijadikan subjek penelitian. Kriterianya adalah Remaja yang masuk pada standar remaja yang resmi sesuai dengan ketentuan pemerintah indonesia, yang belum menikah, dan tinggal di Kelurahan Sawah lama sudah cukup lama, terakhir sedang menjalin hubungan berpacaran.

Tahapan Kedua adalah penulis berusaha menggali informasi sebanyak mungkin tentang daerah Kelurahan Sawah Ciputat, dengan mengunjungi Kantor kelurahan Sawah Ciputat, dan akhirya mendapatkan Informasi resmi megenai profil desa. Sehabis dari kantor kelurahan Sawah, kemudian penulis mendatangi salah satu rekan penulis yang kebetulan mengenal satu informan yang penulis ceritakan kriteria nya kepada rekan penulis.

(36)

25

Tahapan Ketiga adalah penulis melakukan wawancara dengan informan tadi, kemudian akhirnya penulis mengenal lagi beberapa informan melalui informasi yang penulis dapatkan melalui informan tadi. Sehingga peneliti memperoleh 5 informan tetap yang dijadikan data utama dari pada skripsi ini. Setelah penulis berhasil mewawancara kelima informan, Tahapan Keempat kemudian penulis, melakukan kegiatann observasi di daerah kelurahan Sawah Ciputat, melihat beberapa tempat, dan mensurvey langsung tempat yang biasa dijadikan anak-anak remaja untuk melakukan berbagai macam kegiatan.

Guna nya untk memastikan bahwa adanya tempat-tempat seperti yang diceritakan oleh para informan. Setelah itu penulis merangkum seluruh data baik dari wawancara, observasi, studi kepustakaan. Data yang penulis peroleh ternyata cukup banyak dan panjang, sehingga penulis mulai menganalisa data mana yang penting dan diperlukam untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sudah penulis tentukan sebelumnya. Hanya data yang bersifat penting saja yang akan disajikan baik dalam tulisan, maupun tabel dan grafik.

8.Analisis Data

Hal yang penting dilakukan dalam sebuah penelitian adalah teknik analisis data. Miles dan Huberman (1992:16) mengatakan bahwa kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun menurut Usman dan Purnomo (2011) reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai berikut:

A) Reduksi data

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis atapun diketik, Reduksi lalu dianalisis yang tajam dengan menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang tidak diperlukan, serta

(37)

26

memilah data sedemikian rupa dimana data akhir yang terkumpul bisa digunakan untuk menganalisa penelitian lebih lanjut.

B) Penyajian Data

Data-data yang terkumpul melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, disusun untuk memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan dari data yang telah didapatkan. Terkait dengan penelitian kualitatif data tadi yang sudah terkumpul dan dipilih disajikan dalam bentuk teks yang disusun sedemikian rupa untuk menjelaskan data. Penyajian ini juga bisa berbentuk tabel, grafik dan bagan.

C) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dalam penelitian kualitatif. Kesimpulan ini berisi inti dari hasil temuan penelitian yag dilakukan melalui teknik-teknik tadi. Kesimpulan berisi kalimat inti yang menjelaskan dan menjawab pertanyaan yang telah dirancang oleh penulis sehingga dapat menjelaskan penelitian secara singkat dan jelas.

(38)

27 G.Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari empat BAB, di dalam setiap BAB terdapat Sub-Bab. Masing- masing Sub-Bab saling terkait untuk menjelaskan secara rinci hasil penelitian yang telah dilakukan.

Bab I Pendahuluan, Penulis menjelaskan mengenai mengapa fenomena perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh remaja di kawasan Kelurahan Sawah, Ciputat, menarik untuk diteliti. Lalu dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan penelitian, menjelaskan tujuan penelitian, menjelaskan teori yang dipakai dan metode yang digunakan dalam menjalankan penelitian bagaimana mendapatkan data dari para informan..

Bab II Kondisi Sosial Masyarakat di Kelurahan Sawah Ciputat, dalam bab ini menggambarkan kehidupan masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, yang terdiri dari Gambaran Umum mengenai Kelurahan Sawah, Kondisi lingkungan nya, Kondisi penduduk nya. Kemudian tidak hanya itu, di dalam bab ini dijelaskan tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat berkumpul anak-anak remaja Kelurahan Sawah, serta diterangkan profil singkat dari masing-masing informan.

Bab III Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Kelurahan Sawah, di dalam Bab ini membahas mengenai hasil penelitian beserta analisisnya, yaitu mengenai perilaku seks pranikah yang sudah dilakukan oleh remaja di kelurahan Sawah, Ciputat dan peran lingkungan pergaulan remaja terhadap perilaku seks pranikah remaja di Kelurahan Sawah Ciputat.

Bab IV Penutup, Di bab terakhir, penulis merangkum pembahasan yang cukup panjang menjadi lebih singkat dan padat. Di dalam bab ini memberikan konklusi akhir serta saran yang diberikan untuk masyarakat mengenai Perilaku seks pranikah pada remaja kelurahan Sawah.

(39)

28 BAB II

KONDISI SOSIAL MASYARAKAT DI KELURAHAN SAWAH CIPUTAT 1.Gambaran Umum

Profil Desa Kel.Sawah (2019) Kelurahan Sawah merupakan salah satu dari 7 kelurahan yang ada di kecamatan Ciputat. Penduduk asli masyarakat Kelurahan Sawah adalah suku Betawi.

Profil Desa Kel.Sawah (2019) Sebagaimana halnya suku Betawi, yang mempunyai sistem kekerabatan yang bersifat parental dan agamis. Kelurahan Sawah termasuk daerah urban sprawl dari ibu kota, Farisul dan Santy (2014) urban sprawl sendiri adalah merupakan perkembangan kota secara acak, tidak terencana, dengan melibatkan konversi lahan di daerah pinggiran. Profil Desa Kel.Sawah (2019) Sehingga sekarang di daerah kelurahan Sawah sudah banyak pendatang dari suku-suku lain yang ada di Indonesia dan menjadi penduduk Kelurahan Sawah, menjadikan daerah ini daerah yang multi kultural.

Profil Desa Kel.Sawah (2019) daerah ini adalah daerah penyanggah antara ibu kota Jakarta yang arus pergaulan nya cukup bervariasi. Kelurahan Sawah adalah termasuk daerah yang strategis dikarenakan terdapat Jalan tol yang menghubungkan daerah bintaro ke daerah lainnya. Aktivitas perekonomian di kelurahana Sawah cukup padat dan ramai, terlihat dari banyaknya pertokoan di sekitar wilayah Kelurahan Sawah dan terdapat juga 2 Mall besar di daerah ini (Bintaro Xchange, Lotte Bintaro) (Observasi Januari 2020).

B. Kondisi Lingkungan

1) Berdasarkan Profil Desa Kel.Sawah (2019) Luas wilayah Kelurahan Sawah adalah seluas 261 Ha/Km2.

(40)

29 2) Batas wilayah Kelurahan Sawah

Merujuk kepada profil desa Kelurahan Sawah di tahun 2019, diterangkan batas-batas wilayah Kelurahan Sawah yaitu:

Tabel II.B.1 Batas Kelurahan Sawah

Utara Sawah Baru/Pondok Jaya

Selatan Serua Indah/Kedaung

Barat Sawah Baru

Timur Pondok Ranji/Cempaka Putih Sumber: Profil Desa Kelurahan Sawah 2019

Terlihat bahwa pada perbatasan utara terdapat kelurahan Pondok Jaya, selatan terdapat kelurahan Serua Indah atau Kedaung, pada sisi barat terdapat kelurahan Sawah baru dan sisi timur terdapat kelurahan Pondok Ranji atau Cempaka Putih.

C. Kondisi Penduduk

1) Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.

Pada tahun 2017 BPS Kota Tangerang Selatan (2017) merumuskan jumlah penduduk di Kelurahan Sawah adalah sebanyak 39.426 jiwa, yang terbagi atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk perempuan terbagi sebanyak 19.496 jiwa, sedangkan untuk penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19.930 jiwa, yang jika dijumlahkan berjumlah sebanyak 39.426 jiwa.

Terlihat pada tabel dibawah ini:

(41)

30

Tabel II.C.1 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Jenis Kelamin Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

19.930 19.496 39.426

Sumber: Profil Desa Kelurahan Sawah 2019

2) Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Di Kelurahan Sawah Berdasarkan kelompok Umur

Tabel II.C.2 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Kelompok Umur

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan

0-9 3.717 3.642

10-19 2.877 2.808

20-24 1.639 1.655

25-29 1.896 1.960

30-65> 9.496 9.086

Jumlah 19.625 15.873

Sumber: BPS Kota Tangerang selatan 2017 3) Penduduk berdasarkan pendidikan akhir

Tabel II.C.3 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Pendidikan Akhir

NO Pendidikan Jumlah Penduduk

1. Belum Sekolah 4,540

2. Belum Tamat SD 2,404

3. Tamat SD 4,055

4. Tamat SMP 3,501

5. Tamat SMA 10,535

6. Tamat D1, D2 93

7. Tamat D3 956

8. Tamat S1 2,997

9. Tamat S2 255

10. Tamat S3 18

Jumlah 29,354

Sumber: profil desa tahun 2019

(42)

31

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk kelurahan Sawah sendiri, memiliki tingkat pendidikan akhir yang cukup bervariasi, hal ini berhubungan dengan kelompok umur dan juga tingkat kemampuan ekonomi dari masing-masing individu. Selain itu dari tabel diatas bisa terlihat bahwa tamatan paling banyak di kelurahan Sawah adalah tamatan Sekolah menengah atas (SMA) dengan jumlah 10.535 jiwa.

D. Tempat-Tempat Yang Biasa Dijadikan Tempat Berkumpul Anak-Anak Remaja Kelurahan Sawah

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan dari Agustus 2019 hingga Januari 2020 terdapat beberapa titik yang dijadikan tempat berkumpul anak-anak remaja, untuk melakukan kegiatan-kegiatan ataupun untuk melakukan kegiatan berpacaran. Di Kelurahan Sawah, sebenarnya cukup banyak tempat-tempat yang dijadikan tempat berkumpul remaja di daerah ini, karena keterbatasan biaya dan waktu, penulis merangkum beberapa tempat yang penulis observasi secara mendalam yaitu:

1.Pekarangan Taman

Gambar.II.D.1 Salah satu Pekarangan Taman yang seringkali didatangi para Remaja.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, Hasil Observasi Agustus 2019

(43)

32

Terdapat beberapa pekarangan taman disekitar Kelurahan Sawah Ciputat, beberapa terlihat sangat rindang dan strategis untuk melakukan kegiatan bermesraan para remaja. Taman- taman ini tidak hanya terdiri dari 1 taman melainkan terdapat 2-3 taman yang biasa dijadikan tempat berkumpul para remaja di daerah ini.

Taman-taman yang ada di daerah kelurahan Sawah, ini cukup strategis untuk melakukan kegiatan berpacaran, mengapa tempat ini dijadikan salah satu tempat bagi remaja melakukan kegiatan berpacaran adalah, tempat ini pada saat malam hari minim pencahayaan sehingga memungkinkan anak-anak remaja mendapatkan lebih banyak privasi untuk melakukan kegiatan berduaan, atau kegiatan berpacaran dan mengarahkan perilaku ini untuk melakukan kegiatan perilaku seksual sebelum menikah. di taman ini tak jarang juga tersedia penjual-penjual makanan dan minuman yang membuat para remaja ini semakin betah berlama-lama di tempat ini.

(Observasi Agustus 2019) 2.Warung Makan

Gambar.II.D.2 Salah satu Warung lesehan di Kelurahan Sawah, yang sering dikunjungi para remaja di malam hari.

Sumber: Dokumentasi Pribadi, Hasil Observasi November 2019

(44)

33

Anak-anak remaja di kelurahan Sawah, sangat sering mengunjungi tempat seperti warung-warung makanan yang menyediakan makanan ringan, terdapat banyak sekali warung makan yang buka hingga malam hari di daerah ini. Penulis berhasil mengobservasi salah saru tempat makan yang seringkali ramai didatangi oleh para remaja, sebut saja Warung Makan Lesehan. Tempat ini pada dasaranya adalah warung makanan kecil-kecilan yang menyediakan makanan yang sudah dimasak, tempat ini buka mulai dari jam 6 sore hingga larut malam, banyak anak muda disekitaran daerah ini mendatangi tempat ini karena tempat ini menjual makanan dengan harga murah, dan memungkinkan untuk masing-masing anak muda bercengkrama ataupun mengobrol satu sama lain. (Observasi November 2019)

3.Restoran Fast Food

Gambar.II.D.3 Salah satu Restoran Fast Food dikawasan Kelurahan Sawah.

Salah satu restoran fast food ini menyediakan berbagai macam fasilitas dari mulai wi-fi, buka, selama 24 jam dan ruangan outdoor maupun indoor. Harga makanan disini juga relatif bisa terjangkau anak-anak muda Kelurahan Sawah. Tempat ini terdapat beberapa spot yang biasa digunakan anak muda untuk mengobrol lebih casual, yaitu ruangan outdoor. Di tempat ini biasanya anak muda, berkumpul dimulai dari waktu Sore hari, hingga larut malam. Kegiatan

Sumber: Dokumentasi Pribadi, Hasil Observasi Desember 2019

(45)

34

yang dilakukan bervariasi, dari berkumpul sambil mengobrol, mengobrol sambil merokok, berpacaran (rangkul-rangkulan) dan lain sebagai nya. (Observasi Desember 2019)

4.Bengkel Motor Racing

Gambar.II.D.4 Keadaan bengkel Motor Racing di Kelurahan Sawah, tempat para muda mudi berkumpul.

Di Kelurahan Sawah, terdapat salah satu bengkel motor yang biasa dijadikan tempat berkumpul anak-anak muda, terutama anak muda yang berjenis kelamin laki-laki yang singgah di tempat ini. Ada yang memang bertujuan membenarkan motornya, ada yang memang asik kumpul-kumpul dengan kawan nya yang sedang membenarkan motornya di bengkel ini. Bengkel ini adalah bengkel kepemilikan pribadi yang dimiliki oleh salah satu warga Kelurahan Sawah Ciputat, jadi jam buka dari bengkel inipun sangat fleksibel, dan pemilik bengkel nya pun yang menjadi montir di bengkel ini, bengkel ini buka dari jam 3 sore hingga larut malam (01.00-03.00 malam) (Observasi Januari 2020).

Sumber: Dokumentasi Pribadi, Hasil Observasi Januari 2020

Gambar

Tabel II.B.1 Batas Kelurahan Sawah
Tabel II.C.2 Penduduk Kelurahan Sawah Beradasarkan Kelompok Umur
Tabel II.D.1 Tempat-Tempat yang Sering Dikunjungi Oleh Remaja kel.Sawah  NO  Tempat-Tempat yang Sering Dikunjungi oleh
Tabel III.A.1 Tingkatan Perilaku Seksual Kelima Informan  NO Nama Jenis
+6

Referensi

Dokumen terkait

kemampuan menulis dengan memanfatkan media sosial Kompasiana pada siswa kelas XI.IPA 5 SMA Negeri 3 Mataram tahun pembelajaran 2014-2015 yang dijadikan sebagai

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat karunia dan hidayah- Nya, sehingga Tesis ini dapat selesai dengan melewati berbagai kendala sehingga dapat

CSS dapat didefinisikan untuk semua halaman hanya dengan menulis definisi CSS di dalam sebuah file teks yang selanjutnya dirujuk oleh setiap halaman web yang akan menggunakannya.

Sinyal CH 1 pada osiloskop menampilkan hasil pengukuran sinyal tegangan pada tahanan 50 kΩ , dimana tegangan pada tahanan ini digunakan untuk mengukur arus maka

Skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab Negara Dalam Pencemaran Laut di Wilayah Negara Lain (Studi Kasus tumpahnya minyak dari.. Kapal Asing di Perairan Indonesia)”

Pilihan akat atau diksi bukan hanya memilih kata-katayang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara

Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi menopause di Dusun Karangploso Sitimulyo Piyungan Bantul,

sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus II. Pada siklus III, percobaan yang akan dilakukan adalah sifat cahaya dapat.