Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
No. Daftar FPIPS : 1471 / UN.40.2.4 / P.L / 2013
MOBILITAS PENDUDUK KECAMATAN
PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
oleh :
Anggita Khusnur Rizqi
0807015
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
MOBILITAS PENDUDUK
KECAMATAN PARONGPONG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh
Anggita Khusnur Rizqi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Anggita Khusnur Rizqi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
LEMBAR PENGESAHAN
MOBILITAS PENDUDUK KECAMATAN PARONGPONG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Nama : Anggita Khusnur Rizqi NIM : 0807015
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Pembimbing I,
Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P, M.Si NIP 19610323 198603 1 002
Pembimbing II,
_______Drs. Jupri, MT_____ NIP 19600615 198803 1 003
Ketua Jurusan,
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA TANGGAL 6 MARET 2013
PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI DARI :
1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 002
2. Sekretaris : Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
3. Penguji : a. Penguji I : Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS NIP. 19600121 198503 2 001
b. Penguji II: Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP. 19620304 198704 2 001
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat ABSTRAK
MOBILITAS PENDUDUK KECAMATAN PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya angka mobilitas penduduk yang terjadi di Kecamatan Parongpong. Padahal terjadinya mobilitas yang besar-besaran akan berdampak pada bertambahnya beban kota. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik mobilitas penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, serta hubungan kondisi sosial ekonomi mobilisan terhadap mobilitas itu sendiri.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini terdapat 7 desa sementara penelitian dilakukan di 3 desa sampel yaitu Desa Ciwaruga, Cihanjuang, dan Cihideung. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket, studi dokumentasi, dan studi literatur. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, kepemilikan asset, mata pencaharian, dan tingkat pendapatan, sedangkan variabel terikat adalah frekuensi, jarak, dan jenis moda mobilitas. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan persentase. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan prosedur statistik koefisien korelasi kontingensi dengan uji Kai Kuadrat (chi-square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden (85,4%) melakukan mobilitas harian, sebagian besar responden (51%) menempuh jarak 1-15 km dan menggunakan sepeda motor untuk bermobilitas (67,7%). Daerah yang paling banyak dituju adalah Kota Bandung, yaitu sebesar 39,4%. Sementara itu, alasan penduduk melakukan mobilitas, hmpir setengahnya (40,6%) adalah karena pekerjaan di daerah asal (Kecamatan Parongpong) sifatnya tidak menentu, sehingga tidak memiliki pendapatan yang tetap.
Frekuensi mobilitas penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat dipengaruhi oleh jenis kelamin, kepemilikan aset (harta benda), dan tingkat pendapatan. Dari segi jarak, mobilitas penduduk dipengaruhi oleh usia dan tingkat pendapatan. Sementara itu jenis moda mobilitas dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kepemilikan aset (harta benda), mata pencaharian, dan tingkat pendapatan.
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
E. Definisi Operasional ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Mobilitas Penduduk ... 6
B. Bentuk Mobilitas Penduduk ... 7
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk ... 8
1. Faktor Pendorong (Push Factor) ... 9
2. Faktor Penarik (Pull Factor) ... 12
3. Faktor Individu ... 13
4. Faktor Antara ... 15
D. Perilaku Mobilitas Penduduk... 17
E. Pandangan Geografi Mengenai Mobilitas Penduduk ... 19
F. Hipotesis ... 19
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 21
B. Variabel Penelitian ... 22
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
1. Populasi ... 23
2. Sampel ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 27
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 31
B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 35
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kasar ... 35
2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin... 36
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 39
C. Karakteristik Responden ... 40
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
2. Responden Berdasarkan Usia ... 41
3. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 42
4. Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 43
5. Responden Berdasarkan Kepemilikan Aset (Harta Benda) ... 43
6. Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ... 46
7. Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 47
D. Karakteristik Mobilitas Penduduk di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat ... 48
1. Pola dan Frekuensi Mobilitas... 48
2. Jarak Tempuh Mobilitas ... 49
3. Jenis Moda Mobilitas ... 50
4. Daerah Tujuan Mobilitas ... 51
5. Alasan Penduduk Melakukan Mobilitas ... 53
E. Analisis Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Mobilitas Penduduk ... 54
1. Hubungan Antara Usia dan Mobilitas Penduduk... 54
2. Hubungan Antara Jenis Kelamin dan Mobilitas Penduduk ... 57
3. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dan Mobilitas Penduduk ... 60
4. Hubungan Antara Jumlah Tanggungan dan Mobilitas Penduduk ... 63
5. Hubungan Antara Kepemilikan Aset dan Mobilitas Penduduk ... 65
6. Hubungan Antara Mata Pencaharian dan Mobilitas Penduduk ... 69
7. Hubungan Antara Tingkat Pendapatan dan Mobilitas Penduduk ... 71
F. Implikasi Penelitian Terhadap Pendidikan... 74
1. Materi Pembelajaran Geografi ... 74
2. Pembelajaran Mengenai Mobilitas Penduduk ... 75
3. Model Pembelajaran ... 77
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 80
B. Rekomendasi ... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat DAFTAR TABEL
1.1. Jumlah Mobilisan di Kecamatan Parongpong... 2
2.1. Batasan Ruang dan Waktu dalam Penelitian Mobilitas Penduduk yang dilaksanakan oleh Mantra Tahun 1975 di Dukuh Piring dan Kadirojo di D.I Yogyakarta dengan Batasan Wilayah Dukuh (Dusun) ... 8
3.1. Variabel Penelitian ... 22
3.2. Jumlah Populasi Wilayah Penelitian ... 23
3.3. Jumlah Populasi Manusia (Mobilisan) ... 24
3.4. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ... 28
4.1. Luas Wilayah Tiap Desa Di Kecamatan Parongpong ... 31
4.2. Penggunaan Lahan di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat... 33
4.3. Kepadatan Penduduk Kasar Tiap Desa di Kecamatan Parongpong... 35
4.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ... 36
4.5. Komposisi Penduduk Kecamatan Parongpong Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 38
4.6. Komposisi Penduduk Kecamatan Parongpong Berdasarkan Mata Pencaharian ... 39
4.7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40
4.8. Responden Berdasarkan Usia ... 41
4.9. Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 42
4.10. Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 43
4.11. Responden Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pertanian ... 44
4.12. Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah ... 45
4.13. Responden Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan Bermotor ... 45
4.14. Jenis Mata Pencaharian Responden Mobilisan ... 47
4.15. Tingkat Pendapatan Responden di Daerah Tujuan ... 47
4.16. Frekuensi Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong ... 49
4.17. Jarak Tempuh Responden Ke Daerah Tujuan ... 50
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
4.19. Daerah Tujuan Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong ... 51
4.20. Alasan Penduduk Melakukan Mobilitas ... 53
4.21. Tabel Silang Antara Usia dan Frekuensi Mobilitas ... 55
4.22 Tabel Silang Antara Usia dan Jarak Mobilitas ... 56
4.23. Tabel Silang Antara Usia dan Jenis Moda Mobilitas ... 57
4.24. Tabel Silang Antara Jenis Kelamin dan Frekuensi Mobilitas ... 58
4.25. Tabel Silang Antara Jenis Kelamin dan Jarak Mobilitas ... 58
4.26. Tabel Silang Antara Jenis Kelamin dan Jenis Moda Mobilitas ... 59
4.27 Tabel Silang Antara Tingkat Pendidikan dan Frekuensi Mobilitas ... 60
4.28. Tabel Silang Antara Tingkat Pendidikan dan Jarak Mobilitas... 61
4.29. Tabel Silang Antara Tingkat Pendidikan dan Jenis Moda Mobilitas ... 62
4.30. Tabel Silang Antara Jumlah Tanggungan dan Frekuensi Mobilitas ... 63
4.31. Tabel Silang Antara Jumlah Tanggungan dan Jarak Mobilitas ... 64
4.32. Tabel Silang Antara Jumlah Tanggungan dan Jenis Moda Mobilitas ... 65
4.33. Tabel Silang Antara Kepemilikan Aset dan Frekuensi Mobilitas ... 66
4.34. Tabel Silang Antara Kepemilikan Aset dan Jarak Mobilitas ... 67
4.35. Tabel Silang Antara Kepemilikan Aset dan Jenis Moda Mobilitas ... 68
4.36. Tabel Silang Antara Mata Pencaharian dan Frekuensi Mobilitas ... 69
4.37. Tabel Silang Antara Mata Pencaharian dan Jarak Mobilitas ... 70
4.38. Tabel Silang Antara Mata Pencaharian dan Jenis Moda Mobilitas ... 71
4.39 Tabel Silang Antara Tingkat Pendapatan dan Frekuensi Mobilitas ... 72
4.40 Tabel Silang Antara Tingkat Pendapatan dan Jarak Mobilitas ... 72
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat DAFTAR GAMBAR
2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk ... 9
3.1 Peta Sampel Wilayah Penelitian ... 26
4.1 Peta Administratif Kecamatan Parongpong ... 32
4.2 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Parongpong ... 34
1
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu hal yang menjadi ciri dari negara berkembang adalah angka
pertumbuhan penduduknya yang tinggi. Hal tersebut sudah sejak lama menjadi
masalah kependudukan di negara-negara berkembang. Semakin bertambahnya
penduduk, kebutuhan lahan untuk tempat tinggal pun akan semakin bertambah,
sementara jumlah lahan adalah tetap dalam arti tidak bertambah.
Ciri lain dari negara berkembang adalah belum meratanya pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah. Pembangunan sering berpusat di wilayah
perkotaan. Akibatnya terjadi ketimpangan sosial ekonomi antara penduduk di
wilayah perkotaan dan pedesaan. Terdapat beragam mata pencaharian dalam
berbagai sektor di wilayah perkotaan, sementara pedesaan masih didominasi oleh
sektor pertanian dan peternakan.
Indonesia sebagai negara berkembang mengalami pula hal tersebut.
Tidak meratanya pembangunan pada akhirnya mengakibatkan banyaknya
penduduk dari desa yang melakukan pergerakan atau mobilitas ke kota.
Sebagaimana diungkapkan oleh Lee, Todaro, dan Titus dalam Mantra (2000:189)
bahwa “motivasi seseorang untuk melakukan perpindahan adalah motif ekonomi.”
Salah satu wilayah yang mengalami fenomena tersebut adalah
Kecamatan Parongpong yang merupakan bagian dari Kabupaten Bandung Barat,
Jawa Barat. Kecamatan Parongpong yang memiliki luas sebesar 40,12 km2 ini
merupakan salah satu wilayah yang diperuntukkan sebagai wilayah budidaya
bunga dan hortikultura terutama sayur-sayuran. Hal tersebut karena wilayah ini
terletak pada ketinggian antara 800 – 1800 mdpl. Tak heran jika sebagian besar dari penduduk aslinya bermatapencaharian di sektor pertanian dan jelas jumlah
mata pencaharian di sektor lain sangat jarang ditemui di wilayah ini.
Kecamatan Parongpong berbatasan dengan dua kota yaitu Bandung dan
Cimahi. Interaksi antara Kecamatan Parongpong yang bercorak pedesaan dengan
2
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
maraknya jual beli lahan dan pembangunan perumahan, baik secara individu
maupun oleh pengembang (developer). Kecamatan Parongpong akhirnya
berkembang menjadi wilayah pinggiran kota (sub urban) dan menjadi sasaran
penduduk kota yang ingin memiliki rumah baru untuk menetap.
Selain secara fisik, terjadi pula perubahan di Kecamatan Parongpong
pada penduduknya dikarenakan maraknya arus informasi. Penduduk di
Kecamatan Parongpong yang pada mulanya bercorak agraris ingin memiliki
kemampuan ekonomi seperti penduduk perkotaan atau penduduk pendatang yang
berasal dari kota. Hal ini berakibat pada terjadinya mobilitas penduduk
besar-besaran ke kota untuk mendapatkan mata pencaharian dan tingkat pendapatan
yang tidak sama seperti di daerah asalnya. Berkut ini adalah jumlah penduduk
Kecamatan Parongpong yang melakukan mobilitas.
Tabel 1.1
Jumlah Mobilisan di Kecamatan Parongpong
No. Desa Jumlah Mobilisan
1 Ciwaruga 1669
2 Cihideung 1543
3 Cigugurgirang 1321
4 Sariwangi 1512
5 Cihanjuang 1331
6 Cihanjuang Rahayu 1458
7 Karyawangi 769
Jumlah 9603
Sumber : Data Kependudukan Kecamatan Parongpong, 2011 dan Hasil Perhitungan, 2012.
Jumlah mobilisan terbanyak adalah Desa Ciwaruga sementara jumlah terkecil
adalah Desa Karyawangi. Jumlah keseluruhan mobilisan di Kecamatan
Parongpong cukup besar yaitu sebanyak 9603 orang.
Mobilitas penduduk yang umumnya bergerak dari desa ke kota,
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi beban kota itu sendiri. Hal
tersebut akan menyebabkan berbagai masalah seperti kemacetan, polusi udara,
dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, dirasa perlu adanya penelitian lebih
3
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
penulis melakukan penelitian dengan judul Mobilitas Penduduk Kecamatan
Parongpong Kabupaten Bandung Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah karakteristik mobilitas penduduk Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat?
2. Adakah hubungan antara kondisi sosial ekonomi mobilisan dengan
mobilitas penduduk Kecamatan Parongpong?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi karakteristik mobilitas penduduk Kecamatan Parongpong
Kabupaten Bandung Barat.
2. Mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi mobilisan dan hubungannya
terhadap mobilitas penduduk Kecamatan Parongpong.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini diantaranya adalah :
1. Menambah wawasan mengenai karakteristik mobilitas penduduk di
kawasan suburban, khususnya di Kecamatan Parongpong Kabupaten
Bandung Barat.
2. Dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk pihak-pihak terkait dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman, maka penulis menguraikan beberapa
istilah dalam penelitian yang berjudul Mobilitas Penduduk Kecamatan
4
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
1. Mobilitas
Mobilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu mobilitas vertikal dan
horizontal. Mobilitas vertikal disebut juga dengan perubahan status.
Sedangkan mobilitas horizontal disebut juga dengan perubahan geografis.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan mobilitas dikhususkan pada
mobilitas geografis dengan alasan ekonomi yaitu pergerakan dengan tujuan
untuk bekerja ke daerah di luar batas Kecamatan Parongpong. Mobilitas
dalam penelitian ini terdiri dari frekuensi, jarak tempuh, dan jenis moda.
- Frekuensi mobilitas adalah sering tidaknya mobilitas yang dilakukan
oleh penduduk. Frekuensi mobilitas dapat diukur dari berapa kali
kepulangan mobilisan ke Kecamatan Parongpong, apakah harian,
mingguan, bulanan, atau tahunan.
- Jarak tempuh mobilitas menjabarkan seberapa jauh jarak harus
ditempuh mobilisan untuk bekerja di daerah tujuannya.
- Jenis moda mobilitas adalah jenis kendaraan yang digunakan mobilisan
untuk sampai ke daerah tujuan mobilitas dengan tujuan untuk bekerja.
2. Penduduk
Menurut Badan Pusat Statistik, penduduk adalah semua orang yang
berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau
lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap. Dalam penelitian ini penduduk yang dimaksud lebih dikhususkan
pada orang yang berdomisili di wilayah Kecamatan parongpong selama
paling singkat 6 bulan dan atau berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi
bertujuan untuk menetap.
3. Kondisi Sosial Ekonomi Mobilisan
Dalam penelitian ini, kondisi sosial ekonomi mobilisan dibagi lagi menjadi
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, kepemilikan aset
(harta benda) di daerah asal, mata pencaharian di daerah tujuan, dan tingkat
pendidikan di daerah tujuan.
- Usia adalah lamanya seseorang hidup dari dilahirkan sampai saat ini.
5
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
- Tingkat pendidikan adalah tingkat pencapaian responden dalam
pendidikan formal.
- Jumlah tanggungan merupakan jumlah orang yang hidupnya
ditanggung atau dibiayai oleh individu mobilisan.
- Kepemilikan aset di daerah asal berarti kepemilikan sejumlah harta
benda yang dimiliki individu mobilisan untuk menggambarkan sejauh
mana kemampuan ekonominya. Indikator untuk mengukur
kepemilikan aset (harta benda) diantaranya adalah kepemilikan lahan,
rumah, dan kendaraan bermotor. Kepemilikan rumah diukur dengan
statusnya, lahan diukur dalam ukuran luasnya (m2), sementara
kepemilikan kendaraan dilihat dari jenisnya.
- Mata pencaharian merupakan suatu usaha dengan jenis tertentu yang
dilakukan oleh individu mobilisan dengan cara bekerja agar
kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.
- Tingkat pendapatan diartikan sebagai pemilikan uang yang diterima
atau dihasilkan sebagai imbalan dari bekerja. Dalam penelitian ini,
tingkat pendapatan dihitung dari jumlah uang sebagai upah hasil
21
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Sementara itu, menurut Surakhmad (1986:131), metode penelitian adalah suatu
cara kerja yang utama membagi hipotesa atau anggapan dasar dengan
menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survey dengan pendekatan deskriptif.
Menurut Tika (2005:9), penggunaan metode survey bertujuan untuk
“mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan.” Data yang dikumpulkan dapat bersifat fisik maupun sosial. Sementara itu, Singarimbun (1989:3), mengemukakan bahwa “metode penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok.
Pendekatan deskriptif bertujuan untuk dapat mendeskripsikan,
memperoleh gambaran, dan memaparkan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang ada di
daerah penelitian. Mengenai pendekatan deskriptif, Koentjaraningrat (1997:75)
mengemukakan bahwa :
“Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat
suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu atau menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat.”
Melalui metode survey dan pendekatan deskriptif ini, diharapkan dapat mengkaji
masalah mengenai mobilitas penduduk di Kecamatan Parongpong Kabupaten
22
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat B. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2010:99), “variabel penelitian adalah gejala yang
bervariasi yang menjadi objek penelitian.” Dalam penelitian ini terdapat dua
macam variabel, yaitu sebagai berikut :
a. Variabel Bebas (Variabel X)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
penyebab bagi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua yaitu kondisi sosial ekonomi di daerah asal (Kecamatan Parongpong)
sebagai faktor pendorong dan kondisi sosial ekonomi di daerah tujuan sebagai
faktor penarik. Kondisi sosial ekonomi di daerah asal dibagi menjadi lima yaitu
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, dan kepemilikan aset.
Sementara itu, kondisi sosial ekonomi di daerah tujuan dibagi menjadi dua yaitu
jenis mata pencaharian dan tingkat pendapatan.
b. Variabel Terikat (Variabel Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah mobilitas penduduk yang terdiri dari
frekuensi mobilitas, jarak tempuh, dan jenis moda mobilitas.
Untuk lebih jelasnya, disajikan dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
Variabel Bebas (X) Variabel Terikat (Y)
Kondisi sosial ekonomi mobilisan
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Tingkat pendidikan
4. Jumlah tanggungan
5. Kepemilikan aset di daerah asal
6. Jenis mata pencaharian di
daerah tujuan
7. Tingkat pendapatan di daerah
tujuan
Mobilitas penduduk:
1. Frekuensi mobilitas
2. Jarak tempuh mobilitas
23
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Tika (2005:24) “Populasi adalah himpunan individu atau objek
yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Sedangkan dalam Arikunto
(2010:130), dikatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sementara itu, Sumaatmadja (1988:112) menyatakan bahwa :
“Populasi penelitian geografi itu meliputi kasus (masalah, peristiwa
tertentu), individu (manusia, baik perorangan maupun sebagai kelompok), dan gejala (fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik) yang ada pada ruang
tertentu.”
Dari beberapa pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini,
yang dinamakan populasi adalah seluruh wilayah dan subjek penelitian beserta
gejala sosial dan ekonominya yang berhubungan dengan masalah penelitian di
Kecamatan Parongpong.
Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah keseluruhan wilayah
Kecamatan Parongpong yang terdiri dari 7 desa. Berikut ini adalah luas desa-desa
di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.
Tabel 3.2
Sumber : Kecamatan Parongpong dalam Angka 2011
Sedangkan populasi manusia adalah seluruh mobilisan yang berstatus
sebagai penduduk di Kecamatan Parongpong. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat
24
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
Tabel 3.3
Jumlah Populasi Manusia (Mobilisan)
No. Desa Jumlah Mobilisan
1 Ciwaruga 1669
2 Cihideung 1543
3 Cigugurgirang 1321
4 Sariwangi 1512
5 Cihanjuang 1331
6 Cihanjuang Rahayu 1458
7 Karyawangi 769
Jumlah 9603
Sumber : Data Penduduk Kecamatan Parongpong 2011, Hasil Perhitungan, 2013
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti dan
dianggap representatif (mewakili). Sumaatmadja (1988:112) mengungkapkan
bahwa:
“Sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili
populasi yang bersangkutan. Kriteria mewakili ini diambil secara keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi, yang harus dimiliki oleh sampel”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa sampel adalah bagian
dari keseluruhan populasi yang harus mewakili sifat-sifat keseluruhan populasi.
Tujuan diambilnya sampel sebagai perwakilan dari populasi adalah agar pelaksana
penelitian tidak perlu meneliti keseluruhan populasi.
Dalam menentukan sampel wilayah, penulis menggunakan teknik
sampling purposive. Sugiyono (2006:61) mengemukakan bahwa “sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”
Mengenai hal tersebut, Soewartono (1995:63) juga mengemukakan bahwa “dalam
teknik ini, yang akan diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada
pertimbangan pengumpul data yang menurut dia sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian.” Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa penentuan
sampel diserahkan sepenuhnya pada penulis sebagai pengumpul data dan
pelaksana penelitian.
Dalam menentukan sampel penduduk, penulis menggunakan teknik
25
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
yang diambil sebagai anggota sampel adalah mereka yang kebetulan ditemukan
atau mereka yang mudah ditemui atau dijangkau.” Hal ini berarti bahwa sampel
yang akan diteliti adalah orang-orang yang kebetulan ditemui di desa-desa sampel
dan merupakan pelaku mobilitas keluar wilayah Kecamatan Parongpong untuk
tujuan bekerja.
Mengenai sampel wilayah, penulis mengambil 3 dari 7 desa di Kecamatan
Parongpong untuk dijadikan sampel. Ketiga desa tersebut adalah Desa Ciwaruga,
Cihanjuang, dan Cihideung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Sementara itu, jumlah sampel penduduk ditentukan sebanyak 96 orang,
didistribusi secara proporsional dari banyaknya mobilisan di tiga desa tersebut
dengan rincian sebagai berikut :
Desa Ciwaruga
35,2 dibulatkan menjadi 35
Desa Cihanjuang
28,1 dibulatkan menjadi 28
Desa Cihideung
26
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
27
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat D. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Dokumentasi
Dalam sebuah penelitian, sebelum terjun langsung ke lapangan ada
baiknya jika data sekunder sudah dimiliki guna dijadikan pedoman. Menurut Tika
(2005:60), “Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari subjek atau objek yang diteliti, tetapi melalui pihak lain.”
Oleh karena itulah maka penulis melakukan studi dokumentasi untuk
mendapatkan data sekunder.
Data sekunder yang diperoleh dari studi dokumentasi ini adalah data
kondisi wilayah dan penduduk di Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung
Barat. Data tersebut diperoleh dari kantor Kecamatan Parongpong dan Badan
Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat.
2. Studi Literatur
Dalam penelitian ini, studi literatur juga dilakukan untuk memperoleh
data sekunder. Studi literatur adalah usaha mencari data yang berkaitan melalui
hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh orang lain dan ditulis dalam
karya-karya ilmiah maupun jurnal.
Data yang diperoleh melalui studi literatur dalam penelitian ini adalah
data fisik Kecamatan Parongpong yang meliputi kondisi geologi, morfologi, dan
hidrologi. Data tersebut diperoleh dari karya ilmiah yang meneliti mengenai
kesesuaian pemukiman di Kecamatan Parongpong. Selain itu, penulis juga
memeperoleh data mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap mobilitas
dari beberapa penelitian mengenai hal tersebut yang dilakukan di daerah lain.
3. Angket
Setelah memiliki data sekunder sebagai pedoman dalam pengambilan
sampel, hal yang harus dilakukan berikutnya adalah mengumpulkan data primer
langsung dari lapangan. Data primer dari lapangan menyangkut masalah-masalah
yang berkaitan dengan mobilitas penduduk. Teknik pengumpulan sampel yang
digunakan untuk mendapatkan data-data tersebut adalah dengan menggunakan
28
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
Menurut Nawawi dalam Tika (2005:54), “angket atau kuesioner adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk dijawab tertulis oleh responden.” Jenis angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket tertutup, di mana pertanyaan-pertanyaan dan
alternatif jawabannya telah ditentukan sehingga responden tinggal memilih
jawaban yang diinginkan. Setiap jawaban yang telah ditentukan memiliki bobot
(nilai) yang berbeda-beda.
Untuk lebih mempermudah jalannya penelitian di lapangan maka
diperlukan instrumen penelitian yang sebelumnya sudah diuji validitasnya.
Adapun kisi – kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.6
Setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan selanjutnya adalah
tabulasi dan analisis data. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah
analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yaitu suatu analisis mengenai
pengumpulan fakta yang menggambarkan persoalan dengan menggunakan
perhitungan secara statisik. Adapun jenis prosedur statistik yang digunakan adalah
analisis Persentase, Chi-Square, dan Koefisien Kontingensi C.
1. Persentase
Teknik ini merupakan teknik statistik sederhana dengan menggunakan
29
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
P =
Keterangan :
P = Besarnya persentase
f = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
Untuk memudahkan analisis, maka dapat digunakan kategori berikut untuk
menafsirkan hasil penelitian.
0 % = tak seorangpum
1% - 24% = sebagian kecil
25% - 49% = hampir setengahnya
50% = setengahnya
51% - 74% = sebagian besar
75% - 99% = hampir seluruhnya
100% = seluruhnya
2. Uji Koefisien Kontingensi Kai Kuadrat (X2)
Analisis kai kuadrat (chi-square) dapat digunakan untuk memeriksa
hubungan (korelasi), ketidak-tergantungan, dan homogenitas. Dalam penelitian
ini, analisis kai kuadrat digunakan untuk memeriksa hubungan antar variabel,
sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu
mengidentifikasi hubungan kondisi sosial ekonomi terhadap mobilitas penduduk.
Sulaiman (2003:112) menyebutkan bahwa “apabila antara kedua variabel tidak
ada pertalian, maka kita mengatakan keduanya bebas (tidak saling berhubungan /
mempengaruhi).”
Menurut Hasan (2004:80), prosedur uji statistik dengan kai kuadrat adalah
sebagai berikut :
a. Formulasi hipotesis, yaitu menentukan hipotesis apakah memiliki hubungan
30
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
b. Taraf nyata (α) dan nilai X2 tabel. Nilai taraf nyata biasanya dipilih 5% atau 1%, sementara derajat bebas bisa diperoleh dari db = (b-1) (k-1) di mana b =
baris dan k = kolom.
c. Uji statistik dengan rumus X2 sebagai berikut :
∑ ∑
Keterangan :
O = nilai – nilai observasi
E = nilai – nilai frekuensi harapan d. Kriteria pengujian :
Apabila X2hitung ≤ X2 tabel maka hipotesis ditolak Apabila X2 hitung > X2 tabel maka hipotesis diterima.
80
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Secara teori, mobilitas penduduk dipengaruhi oleh faktor pendorong yang
terdapat di daerah asal dan faktor penarik yang terdapat di daerah tujuan. Namun
di beberapa tempat, suatu faktor terkadang berpengaruh sementara faktor lainnya
justru tidak memiliki pengaruh sama sekali. Hal ini dikarenakan oleh
keanekaragaman wilayah beserta penduduknya, sehingga karakteristik mobilitas
penduduk di suatu daerah tidak akan sama dengan karakteristik mobilitas
penduduk di daerah lain. Itulah yang terjadi di Kecamatan Parongpong, di mana
faktor yang satu berhubungan dengan mobilitas penduduknya, sementara yang
lain justru tidak memiliki hubungan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
pada skripsi yang berjudul “Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat” ini, berikut akan penulis kemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai mobilitas penduduk Kecamatan
Parongpong, berikut adalah beberapa hal yang disimpulkan penulis.
1. Penduduk Kecamatan Parongpong hampir seluruhnya melakukan
mobilitas harian (ulang-alik). Sebagian besar penduduk Kecamatan
Parongpong menempuh jarak terdekat yaitu antara 1 – 10 km dan
menggunakan sepeda motor untuk melakukan mobilitas.
2. Kondisi sosial ekonomi mobilisan dari segi jenis kelamin, kepemilikan
aset (harta benda), dan tingkat pendapatan berhubungan dengan frekuensi
mobilitas.
3. Kondisi sosial ekonomi mobilisan dari segi usia dan tingkat pendapatan
berhubungan dengan jarak mobilitas.
4. Kondisi sosial ekonomi mobilisan dari segi usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, kepemilikan aset (harta benda), mata pencaharian, dan tingkat
81
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian mengenai mobilitas Kecamatan Parongpong,
penulis mengemukakan rekomendasi yang mudah-mudahan dapat bermanfaat
bagi berbagai pihak.
1. Kebanyakan alasan responden bermobilitas adalah karena
keterbatasan lapangan kerja di daerah asal (Kecamatan Parongpong),
baik karena tidak menguasai kemampuan bertani, maupun
terbatasnya lahan pertanian, dan lain-lain. Oleh sebab itu, alangkah
baiknya jika mata pencaharian selain sektor pertanian lebih
dikembangkan di Kecamatan Parongpong agar dapat menekan angka
mobilitas ke perkotaan.
2. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar
responden bermobilitas ke Kota Bandung karena wilayah itulah yang
pertumbuhannya paling pesat. Hal ini dapat berdampak pada
pertambahan jumlah penduduk (terutama di siang hari) sehingga akan
menimbulkan banyak permasalahan seperi kemacetan, polusi udara,
dan lain-lain. Oleh karena itu alangkah baiknya jika penyebaran
pusat-pusat pertumbuhan diupayakan lebih proporsional agar
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat DAFTAR PUSTAKA Buku
Abdurachmat, I dan Maryani, E. (2008). Geografi Ekonomi. Hand Out Mata Kuliah Geografi Ekonomi Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-UPI: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
2010). Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad, S. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press.
Bintarto, R. (1977). Geografi Sosial. Yogyakarta : Spring.
Bintarto, R. (1983). Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Daldjoeni, N. (1981). Masalah Penduduk dalam Fakta dan Angka. Bandung : Alumni.
Daldjoeni, N. (1998). Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni.
Djamari. (1980). Pengantar Geografi Transportasi. Hand Out Jurusan Pendidikan Geografi FKIS UPI : tidak diterbitkan.
Gilbert, A dan Gogler, J. (1996). Urbanisasi dan Kemiskinan di Dunia Ketiga. Yogyakarta : PT Tirta Kencana.
Hasan, I. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bandung : Bumi Aksara.
Hayati, S dan Yani, A. (2007). Geografi Politik. Bandung : PT Refika Aditama.
Kartawidjaja, O dan Maryani, E. (1999). Pengantar Geografi Regional. Hand Out Mata Kuliah Pengantar Geografi Regional Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS-UPI: tidak diterbitkan.
Koentjaraningrat. (1997). Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : LP3ES.
Manning, C dan Effendi. (1991). Urbanisasi Pengangguran dan Sektor Informal
di Kota.Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Mantra, I. B. (2000). Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
Nasution, S. (2002). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara.
Rafi’i, S. (1994). Statistik Analisis untuk Mengambil Kesimpulan. Bandung : Bina
Cipta.
Rafi’i, S. (1995). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa.
Rismunandar. (1997). Tanah, Seluk Beluknya Bagi Pertanian. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Rusli, S. (1983). Kepadatan Penduduk dan Peledakannya. Jakarta : Balai Pustaka.
Rusli, S. (1985). Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta : LP3ES.
Sembiring, R. (1985). Demografi. Jakarta : Fakultas Pasca Sarjana IKIP.
Singarimbun, M dan Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES.
Soehartono, I. (2008). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Rosda.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi (Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Bandung : Alumni.
Supranto, J. (1993). Metode Ramalan Kuantitatip. Jakarta : Rineka Cipta.
Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
Syahza, A dan Irianti, M. (2008). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
Tika, M. P. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakata : Bumi Aksara.
Utomo, W H. (1989). Konservasi Tanah di Indonesia Suatu Rekaman dan
Analisa. Jakarta Utara : CV Rajawali.
Skripsi
Firmansyah, R A. (2007). Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi dengan
Kecenderungan Mobilitas Komuter (Ulang Alik) di Kota Cimahi. Bandung :
Jurusan Pendidikan Geografi Universitas Pendidikan Indonesia.
Ismayadin, N. (2007). Dampak Mobilitas Sirkuler Terhadap Kehidupan Sosial
Anggita Khusnur Rizqi, 2013
Mobilitas Penduduk Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
Majalengka. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi Universitas
Pendidikan Indonesia.
Supriyanto. (2011). Mobilitas Penduduk Non Permanen dan Perubahan Keadaan
Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Gadudero dan Desa Pakem Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati Jawa Tengah. Surakarta : Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Publikasi Departemen
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. (2011). Kecamatan Parongpong
dalam Angka 2011. Bandung : BPS Provinsi.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. (2011). Statistik Daerah
Kecamatan Parongpong Tahun 2011. Bandung : BPS Provinsi.
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta : Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78.
Kecamatan Parongpong. (2011). Monografi Kecamatan Parongpong 2011. Bandung : Kantor Kecamatan Parongpong.
Website
_______. (2011). Kepadatan Penduduk Per Kecamatan s/d 2011. [Online]. Tersedia : http://grobogan.go.id/profil-daerah/kondisi-demografi/kepadatan-penduduk.html
Mahmud. (2012). Langkah-Langkah Pembelajaran dalam Cooperative Learning. [Online]. Tersedia :