MODEL LATIHAN KETERAMPILAN MENGAJAR
DENGAN BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS PADA PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN DI STAI MAJALENGKA
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyarataa da lam menyelesaikan Program Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh
LROBIA KHAERUDIN NIM: 989674
PROGRAM PASCASARJANA
Lembar Persetujuan untuk Ujian Tahap II
Prof. Dr. H. Nfrna)Syaodih Sukmadinata Pembimbing I
Dr. Hi. Mulyani Sumantri, MSc.
Pembimbing II
PROGRAM PASCASARJANA
Mengetahui : Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum
Prof. Dr. H, Nana S*abdih Sukmadinata
PROGRAM PASCASARJANA
ABSTRAK
I.Robia Kh. Model Latihan Keterampjlan Mengajar dengan bimbingan Supervisi
khms pada Program Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka. Tesis, diajukan
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menvelesaikan Program'Magister
Pendidikan Program Studi Pengembangan Kurikulum, Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), 2001.
Pendidikan guru harus dipandang sebagai suatu bidang aktivitas yang menyangkut
perubahan, memodifikasi dengan perubahan, dan tumbuh berkembang seirama dengan
perubahan. Terdapat asumsi bahwa gurulah faktor utama yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan, maka salah satu upaya untuk mengatasinya adalah guru
harus ditingkatkan terlebih dahulu keterampil'an mengajarnya. Ada dua cara
memngkatkan keterampilan mengajar gum ; (1) latihan pre service, dan (2) latihan in
service. Tesis ini, mengembangkan model latihan keterampilan mengajar pada pre
service, yaitu ketika calon guru belajar untuk dapat mengajar dengan teknik
bimbingan supervisi klinis dari guru pamong.
Adapun tujuan penelitiannya ; (1) menghasilkan J2c^enatihan_jeiej^mpilan )XryJt
Jafffian tersebut7dinl3Tmengidemifikasi hasil pengembangan model latihan tersebut
pada PPL. Penelitian ini bermanfaat, seperti ; (1) menemukan konsep model latihan
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis, (2) teknik bimbingan bagi
para supervisor, (3) sebagai umpan balik bagi praktikan, dan (4) bagi kepala sekolah
selaku administrator.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan ( R
&D), serta teknik pengumpulan datanya ; observasi, studi dokumentasi, wawancara,
dan mstrumen yang dipakai adalah daftar chek, catatan harian dan video.
Temuan dari penelitian ini, yaitu ; (1) model desain latihan, yang terdiri atas ;
tujuan, materi dan proses latihan, (2) bimbingan supervisi klinis pada umumnya
menmgkat dan semakm baik, (3) searah dengan peningkatan pada teknik bimbingan,
secara kualitas pada umumnya keterampilan mengajar praktikan menunjukkan
perkembangan, (4) dianalisisnya beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam
DAFTAR ISI
UCAPAN TER1MA KASIH
KATA PENGANTAR ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masaiah 1
B. Masalah Penelitian 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 15
BAB II BIMBINGAN SUPERVISI KLINIS DALAM
PENGEMBANGAN KETERAMPILAN MENGAJAR
A. Konsep dan Praktek Mengajar 17
B. Bimbingan Supervisi klinis dan pendekatannya
45
C. PPL pada STAI Majalengka 53
D. Landasan Pengembangan kurikulum 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional 69
B. Metode dan Teknik Pengumpulan data 71
C. Sumber data Penelitian 78
D. Prosedur Penelitian 82
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi dan hasil Prasurvai 91
B. Uji Coba Terbatas 96
C. Uji Coba Lebih Luas 100
Vll X xii xiii xiv xvi xvii
E. Pembahasan 144
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan 155
B. Rekomendasi 161
DAFTAR PUSTAKA 164
LAMPIRAN 167
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Peta Teoritis tentang Variabel yang mempengaruhi
. 12
Gambar 2 : Pengajaran Mikro dan PPL 22
[image:8.595.80.481.122.633.2]Gambar 3 : Kategori Tingkah laku supervisor
47
Gambar 4 : Siklus Supervisi klinis 52
Gambar 5 : Peta Konseptual latihan mengajar dengan supervisi klinis
64
Gambar 6 : Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
68
Gambar 7 : Rangkaian Pelaksanaan Ujicoba Model latihan
134
Gambar 8 : Rekap Tampilan 143
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Beiakang Masalah
Tantangan yang paling berat dihadapi oleh dunia persekolahan adalah
peningkatan mutu lulusan yang dikaitkan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Hal ini merupakan tuntutan bagi peningkatan
kemampuan guru bagi tercapainya tujuan pendidikan, yang pada akhirnya
diproyeksikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan ( mutu lulusan ).
Walaupun banyak faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan kita, akan
tetapi pada umumnya sebagian besar masyarakat menuding penyebab
utamanya yaitu faktor guru. Pada akhirnya guruiah sebagai korban penyebab
rendahnya mutu pendidikan kita, dengan tuduhan guru yang tidak kompeten
atau guru yang tidak profesional.
Penyelenggaraan pendekatan komptensi dalam proses pendidikan calon
guru yang ditekankan ialah peningkatan kemampuan profesional kependidikan.
Selain itu, adanya pengakuan keterampilan mengajar secara formal, sehingga
iulusan LPTK tersebut hams dibekaii kualitas yang d.harapkan Keadaan ini
menunjukkan pentingnya lembaga pendidikan tenaga kependidikan membina
kompetensi atau keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru.
Kesadaran akan upaya peningkatan keterampilan mengajar guru selalu
diusahakan oleh Pemerintah pada Pelita demi Peiita. Sesuai dengan
peningkatan keterampilan mengajar guru, terlihat dan pencananeamrya dalam
guru. Baik melalui pendidikan prajabatan, yaitu pada LPTK seperti Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI ), maupun pembinaan guru dalam jabatan.
Untuk lebih jelasnya, daJam TAP MPR NO. II/MPR/1998 dicanangkan
sebagai berikut :"Pendidikan dan pembinaan guru serta tenaga kependidikan lainnva pada
semua jenjang dan jenis pendidikan di dalam dan di luar sekolah perlu
ditmgkatkan dan diselenggarakan secara terpadu untuk menabasiik™
guru dan tenaga kependidikan lainnya yang bermutu dan dalam j'um^ah
yang memadai, serta periu ditmgkatkan pen«emban«an karier dan
kesejahteraannya, termasuk pemberian penghargaan^baci sum dan lenasia
kependidikan Jain yang berprestasi." (TAP MPR NO. II/MPR/19Q8 ) ~'
Dengan perubahan 1K1P ( Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan )
menjadi Universitas, maka LPTK meliputi ; STKIP, FKIP, PGSD dan STAI
( Sekolah Tinggi Agama Islam ). Dalam pelaksaiaannya menuntut konsep
keterpaduan dalam pendidikan pada usaha pengembangan sistem pengadaan
guru, yang berarti terpadunya teori dan praktek, isi dan metode dalam
penyeJenggaraan kurikulum LPTK (di STAI), sehingga mengbasillcan tenaga
kependidi kan yang profesional.
Searah dengan GBHN di atas tentang pengadaan tenaga calon guru dalam
Undang-Undang Nomor 2, tentang Sistem Pendidikan Nasional ditetapkan
pada pasal 28 ayat 2 dan 3, sebagai berikut :
"(21 Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pengajar. tenaya pendidik yang
bersangkutan harus beriman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Mahaesa '
berwawasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta memiliki'
kuahtas sebagai tenaga pengajar.
(3). Pengadaan guru pada jenjang pendidikan dasar dan menenuah pada
Ternyata secara konstitusi menyatakan bahwa tidak semua orang bisa
menjadi tenaga pengajar, melainkan seorang tenaga pengajar harus memiliki
kualifikasi tertentu. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat yang ada pcrlu kiranya ada
pembaharuan dan peningkatan dibidang pendidikan guru. Pendidikan guru
harus dipandang sebagai suatu bidang aktivitas yang menyangkut perubahan,
memodifikasikan dengan perubahan, dan tumbuh kembang sesuai dengan
perubahan. Hal ini sebenamya suatu hal yang harus dipahami, karena
perubahan adalah ciri khas pendidikan sebagai proses sosial atau proses
manusiavvi.
Belakangan ini, hampir semua sekolah mengeluh bahwa mutu siswanya
rendah, baik pada tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.
Sesuai dengan rendahnyan mutu pendidikan, Vembrianto dalam tulisannya ;
kuaiitas pendidikan sebagian besar ditentukan oleh guru, kuaiitas guru
sebagian besar ditentukan oleh pendidikan guru ( Vembrianto, 1990 ).
Berdasarkan pandangan itu berarti, bahwa persoalan pendidikan dan guru
dewasa ini dapat dikaitkan lebih lanjut pada proses penyiapan calon guru
melalui pendidikan prajabatan guru, seperti halnya di STAI Majalengka.
Sehubungan dengan hal seperti isue-isue tersebut di atas, terdapat isue
penting di LPTK tentang masalah kuaiitas kontrol dengan dihadapkannya,
bahwa lulusan LPTK harus benar-benar tersaring dengan baik, agar ketika
mereka menjadi guru benar-benar berkualitas. Mereka akan mampu bekerja
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam masalah kuaiitas kontrol yang dilihat Abdul Kodir ( 1989 )
adalah praktek lapangan bagi mahasiswa calon guru merupakan suatu
materi yang harus terkait dengan tugas keguruan di kelas. Lebih tegas lagi,
bahwa Abdul Kodir sangal menaruh perhatian pada PPL ( Program
Pengalaman Lapangan ). Hal ini sangat penting untuk calon guru karena
berkaitan dengan performance aktualnya di lapangan, khususnya di kelas.
Sejalan dengan pandangan Abdul Kodir, yaitu M. Entang ( 1980:1 ) bahwa
mahasiswa dalam dalam prajabatan hendaknya diberikan kesempatan untuk
memperoleh pengalaman lapangan. Begitu pula dikatakan oleh Anah S.
Suparno, dkk. ( 1993 ), bahwa mahasiswa calon guru yang dipersiapkan untuk
tugas mengajar diharapkan secara bertahap akan menguasai pengetahuan,
keterampilan serta menghayati sikap, nilai dan wawasan yang dipersyaratkan,
sehingga pada saatnya nanti mereka akan mampu mendemonstrasikan semua
penguasaan kemampuan tersebut dalam bentuk utuh dan teritegarasi.
Sebenamya keterampilan mengajar juga merupakan suatu keterampilan
yang kompleks dan terdiri dari berbagai keterampilan yang secara utuh,
terpadu dan simultan muncul ketika seseorang mendemonstrasikan perbuatan
mengajar.
Dalam pelaksanaan latihan keterampilan mengajar, penulis menempat
kan supervisi klinis merupakan pembimbingan yang diterapkan oleh guru
pamong dengan harapan keterampilan mengajar bagi mahasiswa calon guru
terus dapat ditingkatkan sehingga terbentuk profesional guru. Acheson dan
Gall, menyatakan bahwa supervisi klinis yaitu proses membina calon guru
dengan itu Sulu Lipu La Sulo, dkk, memberikan pengertian bahwa supervisi
klinis adalah :
'* Suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada calon guru berdasarkan kebutuhannya melalui siklusyang sistematik dalam perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan, dan pengkajian balikan dengan segera dan obycktif tentang penampilan mengajarnya yang nyata, untuk meningkatkan keterampilan mengajar dan sikap profesionalcalon guru itu ".
Supervisi klinis berlangsung dengan bentuk suatu siklus dalam tiga (3) tahap ; pertemuan awal ( perencanaan ), observasi mengajar, pertemuan akhir ( evaluasi).
Hasil Penelitian Terdahulu
Ternyata telah cukup banyak penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan Program Pengalaman Latihan, berikut ini hasilnya dapat penulis laporkan.
1. Waini Rasyidin (Disertasi, 1988) dengan judul : Kemampuan Mengajar Dilihat dari Kemampuan Bidang Studi dan Penguasaan Proses Belajar Mengajar ( Studi Desknptif Analitik pada Mahasiswa di FPM1PA IKIP Bandtmg ), antaralain kesimpulannya :
1). Tidak terdapat hubungan yang kuat atau tegap, baik di antara kemampuan mengajar dan kemampuan bidang studi maupun di antara kemampuan mengajar dengan kemampuan bidang keguruan antar sub sampel.
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas, ataupun mahasiswa lebih cenderung dalam praktek daripada dalam perkuliahan.
2. Muliati Purwasasmita, dkk (1989) dengan judul pcnclitiap : Masaiah-masalah yang dihadapi Mahasiswa IKIP Bandung dalam Mengikuti Pelaksanaan PPL. Kesimpulan penelitiannya :
1). Sebagian mahasiswa IKIP Bandung Program SI dalam melaksanakan PPL, khususnya yang dalam menguasai 10 kompetensi yang seyogyanya dikuasai oleh seorang guru masih dirasakan beberapa
kesulitan.
(a). Kemampuan mengelola kelas,
(b). Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, (c). Kemampuan menguasai bahan,
(d). Kemampuan mengenal fungsi dan program layanan dan bimbingan
di sekolah,
(e). Kemampuan menggunakan media/sumber,
(f). Kemampuan penyelenggaraan administrasi sekolah,
(g). Kemampuan menguasai landasan kependidikan,
(h). Kemampuan memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran,
(i). Kemampuan dalam mengelola program belajar mengajar, (j). Kemampuan dalam mengelola interaksi belajar mengajar,
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha, membicarakan dengan
sesama praktikan.
3). Mahasiswa kurang memanfaatkan jasa pembimbing di dalam mengatasi
hambatan-hambatan yang dialaminya pada saat PPL.
4). Waktu yang disediakan untuk melaksanakan PPL terlalu singkat.
3. Bohar Suharto, dkk. ( 1990 ), judul penelitian : Kaitan Pelaksanaan PPL
dengan Penampilan Guru Lulusan IKIP, kesimpulannya sebagai berikut.
1). Terdapat hubungan yang kuat antara perencanaan penyiapan praktikan
PPL dengan kemampuan penampilan lulusan IKIP di SMTA.
3). Terdapat hubungan yang kuat antara peniiaian PPL dengan hubungan
penampilan lulusan IKIP di SMTA.
4. Dawam Hermawan ( Tesis, 1991 ), judul penelitian : '• Supervisi PPL oleh
Kepala Sekolah, Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. dan Upaya
Pembentukan Kemampuan Mengajar Mahasiswa ", antara lam menyimpul
kan :
1). Kepala Sekolah, Guru Pamong maupun Dosen Pembimbing telah
sama-sama sependapat bahwa PPL merupakan program yang ariiat penting
dalam suatu lembaga pendidikan yang berfungsi membina calon guru.
2). Dengan bimbingan atau bantuan supervisor ( Kepala Sekolah, Guru
Pamong, Dosen Pembimbing ) yang efektif memberikan konstribusi
yang lebih besar terhadap peningkatan kemampuan mengajar
3). Nilai yang dicapai oleh mahasiswa ada kecenderungan tidak meng
gambarkan kemampuan praktek mengajar mahasiswa yang sesung
guhnya.
4). Efektif tidaknya bimbingan PPL tersebut ada kaitannya dengan
pemahaman terhadap peranannya, kemampuan dan semangat dalam
melaksanakan tugasnya sena komitmen terhadap peranan tersebut.
5. Rubini Djusar, dkk. ( 1992 ), dengan judul penelitian «Peranan Pejabat
Sekolah Menengah ( SMP dan SMA ) di Jawa Barat dalam Pembinaan
Mahasiswa IKIP Bandung daiam Pelaksanaan PPL d. Sekolah ".
kesimpulan hasil penelitian tersebut adalah :
Berdasarkan kesan para pejabat sekolah tentang persiapan IKIP
Bandung untuk mengirim para mahasiswa yang akan melaksanakan PPL di
sekolah masih terdapat banyak hal yang perlu diperba.ki, antara lain
(berdasarkan ranking )dapat ditemukan sebagai berikut :
a). Cara membuat satuan pelajaran.
b). Etika guru masih kurang dipahami mahasiswa,
c). Masalah didaktik masih kurang dikuasai.
d). Keterlibatan mahasiswa daiam ekstrakurikuler kurang mendapat
perhatian,
e). Aktivitas dan kreativitas mahasiswa perlu ditingkatkan,
f). Penguasaan metode juga perlu ditingkatkan,
g). Waktu pelaksanaan PPL sangat s.ngkat, perlu d.perpanjang atau
6. Efendi Manalu, ( Tesis, 1995 ), dengan judul penelitian " Penampilan
Mengajar Mahasiswa Calon Guru di Kelas pada Konteks Pembinaan
Praktek Mengajar di Sekolah Latihan ". Kesimpulan dari penelitian
tersebut:
Pembinaan dengan konsep supervisi klinis dan penambahan frekuensi yang relatif banyak serta rentang waktu lebih lama dari dua bulan untuk proses pelaksanaan praktek mengajar, observasi mengajar dengan dibina
oleh DPL, guru pamong dan kepala sekolah secara terkoordinasi dan
kooperatif di sekolah latihan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa calon guru
dalam usaha peningkatan kuaiitas penampilan mengajarnya.
Dari hasil penelitian terdahulu yang relevan seperti yang dimuat di atas,
maka penulis mendapat beberapa gambaran sebagai berikut :
1. Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar
mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas atau mahasiswa lebih cenderung
belajar dalam praktek daripada dalam perkuiiahan.
2. Usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan antara lain dengan cara
menghubungkan guru pamong untuk membicarakan hal-hal yang jelas
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha. membicarakan dengan sesama
praktikan.
3. Terdapat korelasi yang positif antara penyiapan mahasiswa praktikan
Program Pengalaman Lapangan di kampus dengan penampilannya di kelas
bagi lulusan IKIP.
4. Dengan bimbingan dan bantuan dari supervisor memberikan kontribusi
5. Adanya variasi dari supervisor dalam membimbing mahasiswa praktikan
yaitu , memberikan hubungan ketika akan praktek mengajar ( secara rutin )
dan ada juga yang hanya apabila mahasiswa memerlukan saja.
6. Pembinaan konsep supervisi dalam PPL lebih dari dua bulan serta observasi
mengajar oleh supervisor ( Dosen pembimbing. Guru pamong dan Kepala
sekolah ) secara terkoordinasi dan kooperatif di sekolah latihan sangat
dibutuhkan oleh mahasiswa praktikan dalam upaya meningkatkan kuaiitas
penampilan mengajarnya.
Dengan memperhatikan dari gambaran hasil penelitian di atas, penulis
perlu mengadakan penelitian tentang model latihan keterampilan dengan
bimbingan supervisi klinis. Sebab dalam kenyataannya ternyata untuk
peningkatan keterampilan mengajar pada waktu PPL sangat besar
konstribusinya, sehingga penulis mengambil judul
" Model Latihan
Keterampilan Mengajar dengan bimbingan Supervisi klinis pada Program
Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka ".
B. Masalah Penelitian
Dari gambaran latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas,
sebagai masalah pokok dalam penelitian ini berkisar pada permasalahan PPL
keguruan, yaitu mengenai : Model Latihan Keterampilan Mengajar dengan
11
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis deskripsi, kondisi dan pertanyaan umum serta
lsue-isue pokok dari hasil penelitian terdahulu dengan urgensi program
pengalaman lapangan, seperti yang dipaparkan di muka, maka yang menjadi
keresahan utamanya adalah rendahnya mutu ( kuaiitas ) guru dan mutu
lulusan LPfK. Oleh karena itu, perlu usaha meningkatkan kuaiitas
mahasiswa calon guru, juga termasuk pada bidang studi ataupun mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam, baik guru agama Islam pada sekolah
(Departemen Pendidikan Nasional) ataupun guru agama Islam pada
madrasah ( Departemen Agama ). Permasalahan peningkatan kuaiitas
mahasiswa calon guru tersebut dirasakan semua pihak yang berkompeten
untuk kelangsungan proses pendidikan di sekolah maupun di madrasah, dan
sebagai tantangan bagi sistem pengadaan guru. Terutama, pengadaan calon
guru melalui lembaga pendidikan tenaga kependidikan, khususnya bagi
tenaga calon guru agama Islam seperti di STAI Majalengka.
Dalam sistem pendidikan calon guru, yang dirasakan sangat menarik
adalah usaha peningkatan kuaiitas praktikan. Usaha peningkatan atau
pengembangan kuaiitas praktikan tersebut, dilakukan secara terus menerus
dengan melalui latihan yang intensif dengan bimbingan supervisi klinis.
Usaha itu, kiranya perlu penelitian lebih lanjut untuk memberikan suatu
rekomendasi yang berarti bagi peningkatan kuaiitas keterampilan mengajar
praktikan.
Memperhatikan tenia sentral permasalahan yang disebutkan di atas,
maka dirasa tepat melalui model latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis pada program pengalaman lapangan. Adapun
persiapan seperti mata kuiiah proses belajar mengajar ( MKDK),
pembekalan untuk kelapangan. Berikutnya adalah faktor pada waktu proses
program pengalaman lapangan itu berlangsung seperti ; dosen pembimbing,
sosiaiisasi diantara sesama temati sejawat, guru pamong yang luwcs serta
suasana dengan konteks PPL dengan bimbingan supervisi klinis.
Faktor-faktor tersebut akan memberikan bentuk terhadap guru yang terampil
mengajar, dengan didukung oleh pengetahuan tentang belajar, sikap
keguruan yang positif, pengetahuan atau penguasaan terhadap bidang studi /
mata peiajaran serta berlaku innovatif terhadap keterampilan mengajar yang
dimiiiki.
Dengan gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap
LEMBAGA PT
MKK - MKBS MKPBM Pembekalan
Dosen Pembimbing
SEKOLAH
Guru pamong Kepala Madrasah
Kurikulum
Disiplin madrasah
Administrasi
LINGKUNGAN
Suasana di kelas Suasana di luar kelas Kondisi sekolah
KlMLTfAS
KETERAMPILAN MENGAJAR
PRAKTIKAN
Pengel Ig. Belajar Penget tg. bid studi Sikap keguruan
[image:21.595.86.512.117.612.2]Keter. mengajar
Gambar 1 : Peta Teoritis tentang variabel yang mempengaruhi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan mengajar praktikan, antara Iain mencakup ; lembaga pendidikan tinggi, sekolah praktek, praktikan dan lingkungan.
1). Faktor lembaga Pendidikan Tinggi :
yaitu pembekalan, keg.atan in, dilakukan dalam program pengalaman
lapangan mencakup ;(a), keg.atan pembekalan di kampus (STAI ); (b).
kegiatan orientasi dan observasi di madrasah latihan ; (c). praktek
mengajar di kelas ; (d). latihan yang berhubungan pada keg.atan
admmistras, madrasah/kelas :
(e). latihan berpart.s.pasi dalam
pembinaan kegiatan ekstra kurikuler madrasah latihan; (f). tujuan
program pengalaman lapangan yang mencakup keterampilan mengajar
praktikan dan merupakan produk yang dihasilkan di madrasah/sekolah
latihan.
2). Faktor sekolah:
Sekolah member, pengaruh dalam model ini, terutama pembinaan atau
supervisi dari guru pamong. Selam itu juga kebijakan Kepala sekolah
serta kurikulum, disiplin, dan administrasi dapat mempengaruhmya.
3). Faktor Praktikan ;Praktikan, adalah mahasiswa calon yang diharapkan dapat memiliki
keterampilan mengajar dengan didukung ; pengetahuan tentang belajar,
sikap keguruan, pengetahuan terhadap bidang studi serta memiliki
kemampuan innovasi terhadap pembelajaran.
4). Faktor lingkungan :
Sepert, ; suasana di kelas , di luar kelas / sekolah, letak dan kondisi
sekolah, serta sarana -prasarana ifcut mempengaruhinya.
2. Pembatasan Masalah
15
model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhinya terhadap
model latihan tersebut. Berikut ini masalah penelitiannya .
(1). Bagaimana model desain latihan keterampilan meneajar den"an
bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman Lapangan ?
(2). Bagaimana pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman Lapangan ?
(3). Bagaimana hasil pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada Program Pengalaman
Lapangan di STAI Majalengka ?
3. Rincian Masalah
Sejalan dengan fokus masalah dan pertanyaan penelitian di atas, maka
dalam penelitian ini dirinci masalahnya sebagai berikut:
I). Bagaimana model desain latihan keterampilan mengajar dengan bimbing
an supervisi klinis pada PPL ?
(1). Bagaimana cara merumuskan tujuan latihan ?
(2). Bagaimana menyusun materi latihan pada model tersebut ?
(3). Bagaimana cara mengevaluasi latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis ?
3). Bagaimana pelaksanaan bimbingan supervisi klinis dari guru pamong
pada model latihan keterampilan mengajar ?
(1). Bagaimana bimbingan supervisi klinis terhadap pembuatan model
(2). Bagaimana bimbingan supervisi klinis itu dilakukan pada proses
pelaksanaan latihan keterampilan mengajar ?
4). Bagaimana hasil pelaksanaan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL di STAI Majalengka ?
(1). Bagaimana hasil ujian praktek PPL setelah dilaksanakan model
latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis di
STAI Majalengka?
(2). Bagaimana keterampilan mengajar dan sikap yang bagaimanakah
yang dapat dikembangkan melalui pelaksanaan model latihan kete
rampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan model latihan
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada program
pengalaman lapangan di STAI Majalengka. Hasil penelitian tersebut akan
dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan kuaiitas hasil ( product )
latihan keterampilan mengajar pada program pengalaman lapangan.
Adapun tujuan khusus penelitian ini, yaitu :
I). Menghasilkan model desain latihan keterampilan mengajar dengan
bimbingan supervisi klinis.
2). Melaksanakan pengembangan model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis.
3). Mengidenfifikasi hasil pengembangan model latihan keterampilan
2. Manfaat Penelitian
Manfaat praktis dari penelitian ini, sebagai berikut :
1). Manfaat teoritis
Temuan dari penelitian ini, minimal dapat menemukan konsep
model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
2). Bagi SupervisorHasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para pembimbing di
madrasah iatihan ( supervisor ) seperti ; dosen pembimbing, kepala
madrasah, dan guru pamong. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai
masukan dalam rangka meningkatkan keterampilan mengajar ( bagi diri
sendiri ) serta untuk meningkatkan perannya sebagai pembina praktikan
di madrasah iatihan. Juga dapat dijadikan bahan informasi bagi praktikan
untuk mempersiapkan diri pada pelaksanaan mengajar di madrasah /
sekotah tempat mengajarnya keiak.
3). Bagi Praktikan
Dengan mendapatkan bimbingan yang sistematis dari supervisor,
maka praktikan bisa langsung mendapatkan umpan balik yang akan
dijadikan prioritas untuk penampilan berikutnya. Hal ini, sangat berauna
untuk peningkatan keterampilan mengajar praktikan.
4). Bagi Kepala sekolah
Kepala sekoiah dengan kebijakannya dapat memanfaatkan Modei
69
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Di dalam Bab ini akan dijelaskan tentang ; definisi operasional, metode
penelitian yang digunakan berikut tahapannya, sasaran penelitian, teknik
pengumpulan data, proses dan bagan penelitian, serta dasar pengembangan
kurikulum.
A. Definisi Operasional
Berikut ini penjelasan mengenai istilah dan pengertian yang digunakan
dalam penelitian ini. 1.Keterampilan mengajar
James M. Cooper ( 1986 ) menyatakan bahwa keterampilan mengajar ;
" is designed to equip you with a repertoice of teaching with crucial to the
decision making process ". Betapa pentingnya seorang guru memiliki
perbendaharaan keterampilan mengajar untuk dipilih dalam menetapkan
strategi mengajarnya di kelas. Adapun keterampilan mengajar yang dimaksud
pada penelitian ini adalah keterampilan mengajar berdasarkan perpaduan
antara Turney ( 1982 ), Slameto (1991) dan James M. Cooper, et al. ( 1986 ) seperti berikut ; (1). Keterampilan bertanya (dasar dan lanjut), (2). Keterampilan memberi penguatan, (3). Keterampilan mengadakan variasi,-(4). Keterampilan menjelaskan, (5). Keterampilan membuka dan menutup
peiajaran, (6). Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil, (7).
Keterampilan mengelola kelas, (8). Keterampilan mengajar kelompok kecil
dan perorangan, (9). Keterampilan mengajarkan konsep, (10). Keterampilan
2. Supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan pendekatan yang secara teoritis dan praktis telah
dikembangkan , antara lain oleh Robert Goldhammer pada tahun 1969 dan
Keith A. Acheson pada tahun 1980. Dalam penelitian ini supervisi klinis
diartikan suatu bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada
praktikan ( calon guru / guru muda ) berdasarkan kebutuhannya melalui
siklus yang sistematis dengan tahapan ; perencanaan, observasi yang cermat
dalam pelaksanaan, pengkajian balikan ( evaluasi ) dengan segera setelah
praktek mengajar.
3. Program Pengalaman Lapangan di STAI Majalengka
Program Pengalaman Lapangan, merupakan salah satu mata kuliah dalam
kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan ( LPTK ) atau
khususnya di Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka dan termasuk ke
dalam kelompok mata kuliah proses belajar mengajar ( MKPBM ). Juga
ditegaskan bahwa Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) merupakan salah
satu kegiatan intrakurikuler yang dilaksanakan oleh mahasiswa, yang
mencakup baik latihan maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar
secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan
keterampilan mengajar (Depdikbud, Dirjen Dikti; 1981).
Pada penelitian ini Program Pengalaman Lapangan ( PPL ) dengan
pengembangan model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan
supervisi klinis diharapkan akan dapat menyempumakan model latihan yang
71
B. Metode dan Teknik Pengumpulan data Penelitian
1. Metode Penelitian
Dikarenakan tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model
latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis, yang
berarti
bahwa
penelitian
ini
merupakan
upaya
perbaikan
dan
penyempumaan dari model tersebut. Dengan demikian, maka metode
penelitian yang digunakannya adalah metode penelitian dan pengembangan
(research and development). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
STUDI PENDAHULUAN
STUDI LITERATUR
. Teori
. Hasil Penelitian
terdahulu
STUDI LAPANGAN
. Implementasi model yg akan dikembangkan . Kondisi & kinerja
siswa
. Kondisi & kinerja
guru
. Sarana alat media sumber
. Lingkungan sekolah . Managemen PERENCANAAN . Tujuan . Kemampuan peneliti Partisipan Prosedur Uji kelayakan terbatas PENGEMBANGAN UJICOBA TERBATAS
. Desain kasar
. Implementasi
. Evaluasi
. Penyempumaan
U. C. LEBIH LUAS
. Desain halus
. Implemntasi
. Evaluasi
. Penyempumaan
[image:29.595.113.504.291.578.2]DESAIN FINAL
Gambar 6 : Langkah-langkah Penelitiandan Pengembangan
a. Desain.
Tahap desain, yakni menjaring data awal yang diperlukan untuk
mengembangkan model latihan mengajar dengan bimbingan supervisi
klinis pada PPL, pada tahap ini dilakukan pra survey. Dalam kegiatan pra
survey ini aspek-aspek yang dihimpun yaitu ; faktor persiapan, faktor
proses / pelaksanaan dan faktor hasil (product).
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak-pihak yang akan
dilibatkan baik secara langsung atau pun tidak langsung dalam penelitian
ini, maka peneliti menyusun suatu model latihan keterampilan mengajar
dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL. Model yang akan
dikembangkan ini mengacu kepada kurikulum yang berlaku baik pada
STAI
ataupun pada Madrasah Aliyah, sehingga tidak mengganggu
terhadap kurikulum yang ada.
Dalam penelitian ini dipilih dua unit Madrasah latihan, yaitu
Madrasah Aliyah PUI Majalengka dan Madrasah Aliyah Darul Falah
Majalengka. Pemilihan pada kedua Madrasah Aliyah ini selain sudah
biasa dijadikan sebagai madrasah latihan juga memudahkan dalam
koordinasinya dengan STAI karena berada dalam satu Kabupaten. Dasar
pertimbangan lain, adalah bahwa kedua-duanyastatus madrasahnya
tergolong kepada kriteria status "diakui ". Sampai saat ini kriteria madrasah terbagi atas tiga kriteria, yaitu status terdaftar, status diakui dan status disamakan. Dengan demikian kriteria status diakui, apabila dilihat
dari kelengkapan kurikulum dan fasilitas sarana serta prasarananya
termasuk cukup memadai.
Untuk pengumpulan data-data yang diperlukan pada penelitian ini
73
observasi, studi dokumentasi, wawancara serta instrumen yang diperlukan adalah daftar chek (PLKM), catatan harian dan video.
Rancangan program dalam penelitian ini berfokus pada pembuatan tujuan latihan, proses (pelaksanaan) dan evaluasinya.
b. Proses (pelaksanaan)
Setelah rancangan selesai dibuat dan disetujui oleh guru pamong, tahapan selanjutnya yaitu pelaksanaan ( implementasi ) dan observasi. Pada tahap ini, praktikan mulai mendemontrasikan model latihan yang telah dirancang tersebut. Dalam kegiatan ujicoba ini, guru pamong selaku motivator memberikan pengarahan-pengarahan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran, serta memberikan dorongan dan rangsangan-rangsangan kepada praktikan dalam melaksanakan tindakan, sebagaimana yang ditentukan dalam desain model latihan^keterampilan dengan bimbingan supervisi klinis.
keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis yang sesuai
dengan harapan.
c. Evaluasi
Hasil yang diperoleh melalui kegiatan pengamatan yang telah terrekam pada "Panduan Observasi ", kemudian didiskusikan dengan praktikan untuk dilakukan analisis, sintesis, pemaknaan dan kesimpulan-kesimpulan. Hasil diskusi tersebut digunakan untuk penyempurnaan-penyempurnaan dan pengembangan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan yang akan dilakukan pada tampilan berikutnya.
2. Teknik pengumpulan data dan instrumen
Teknik pengumpulan data merupakan bagian proses penelitian yang penting. Teknik yang digunakan mengacu terhadap bagaimana data yang akan dijaring. Dalam penelitian ini teknik yang digunakannya adalah sebagai berikut :
a. Observasi
75
Dalam proses penelitian ini yang melakukan observasi keteram
pilan mengajar para praktikan adalah guru pamong, dengan
berpedoman kepada " Panduan observasi keterampilan mengajar "
yang telah disediakan. Kemudian yang diamati oleh gum pamong
adalah cukup terbatas, karena gum pamong mengamati
keterampilan-keterampilan
dan
indikator-indikator
yang
dikontrak
sesuai
persetujuan dengan praktikan yang termuat pada " Format kontrak
latihan ". Namun demikian tidak mustahil dalam pelaksanaannya di
kelas, ada kemungkinan keterampilan-keterampilan dan
indikator-indikator yang tidak dikontrak akan muncul dan digunakan dalam
mengajar. Hal itu untuk menguji kecermatan praktikan menganalisa
keterampilan-keterampilan dan indikator-indikatomya yang dalam
perencanaan akan digunakan atau diperlukan.
Dalam proses observasi ini peneliti terus memonitor kegiatan
praktikan dan gum pamong agar pelaksanaannya sesuai dengan
rambu-rambu penelitian yang telah ditetapkan, sehingga data yang
diperoleh dari observasi tetap akurat dan dapat dipergunakan sebagai
data untuk kemudian dianalisa.
b. Studi Dokumentasi
Digunakan untuk memahami dokumen kurikulum pada Sekolah
Tinggi Agama Islam Majalengka dan kurikulum LPTK
pada
umumnya. Kurikulum ini perlu kita pelajari terlebih dahulu ; apakah
matakuliah-matakuliah sebelum dilaksanakan program pengalaman
lapangan benar-benar mendukung materinya , kurang mendukung
mengajar yang ada sebelas (11) itu perlu dibekali konsep pemahaman teoritisnya sebelum dipraktekan.
Terdapat dua kelompok mata kuliah yang membentuk keterampil an mengajar ( PBM ) ; pertama kelompok mata kuliah dasar keahiian (MKDK ) dan kedua kelompok mata kuliah keahiian (MKK). Kelompok mata kuliah tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini :
No. Mata kuliah
1. Psikologi Umum & Perkembangan 2. Bimbingan dan Penyuluhan
3. Strategi Belajar Mengajar
4. Perencanaan Pendidikan
5. Media Pengajaran
6. Administrasi Pendidikan I/It
7. Psikologi Pendidikan 8. Pengantar Evaluasi PAI 9. Micro Teaching (OPK)
(Kurikulum PAI; 1997)
Semester SKS Kelompok
1 2 MKDK
2 2 MKDK
3 2 MKDK
5 2 MKK
4 2 MKK
5/6 2/2 MKDK
4 2 MKDK
4 3 MKK
5/6 2/2 MKDK
77
c. Wawancara
Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini merupa kan teknik untuk memperoleh data atau infonnasi verbal yang berhubungan terhadap keterampilan mengajar mahasiswa calon guru (praktikan) dan hal-hal yang melatarbelakanginya. Data tersebut memperjelas pemahaman tentang data yang diperoleh melalui
observasi dan dokumentasi.
Teknik ini digunakan juga untuk memperoleh informasi atau data langsung dari pengamat ( observer ) yaitu gum pamong yang terlibat langsung mengobservasi praktikan sedang mengajar di kelas. Demikian juga untuk memperoleh data tentang bantuan yang diberikan guru pamong terhadap praktikan baik dalam kegiatan ; pertemuan awal, observasi kelas dan pengkajian balikan. Juga dilakukan terhadap pengelola Program Pengalaman Lapangan (PPL) seperti Biro PPL serta Pembantu Ketua I (Bidang Akademis).
Untuk memudahkan pelaksanaan teknik pengumpulan, maka diperlukan instrumen atau alat pengumpul data, seperti di bawah ini:
1). DaftarChek
Digunakan untuk memperoleh data yang lebih teliti berkenaan dengan sebelas (11) keterampilan dasar mengajar yang akan dilatihkan kepada mahasiswa calon gum ( praktikan ). Dalam penelitian ini yang bempa daftar check adalah format " Panduan Observasi Keterampilan Mengajar " yang harus diisi oleh observer
2). Catatan Harian
Instrumen ini diperlukan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang berkenaan dengan fokus penelitiannya, kesan-kesan
pribadi mahasiswa calon gum ( praktikan ), guru pamong, dosen
pembimbing, kepala madrasah dan pembantu ketua I bidang
akademis.
3). Video
Media yang dapat memperlihatkan gerakan seperti keterampilan
mengajar, video lah medianya yang paling tepat. Karena media ini
adalah media yang dapat dilihat serta dapat didengar. Sehingga akan efektif untuk melatih keterampilan mengajar kepada
mahasiswa calon gum ( praktikan ).
C. Sumber data Penelitian
Dalam penelitian ini dipilih dua unit Madrasah ( sekolah) latihan, yaitu;
Madrasah Aliyah PUI Majalengka
dan
Madrasah Aliyah Daml Falah
Majalengka. Pemilihan pada kedua Madrasah Aliyah itu selain sudah biasa
dijadikan sebagai madrasah latihan juga memudahkan dalam koordinasinya
dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka karena berada dalam satu
kota Kabupaten.
Dasar pertimbangan lain dari pengambilan madrasah latihan ini, adalah
bahwa kedua-duanya status madrasahnya yaitu tergolong kepada kriteria status
79
Sumber data yang memiliki kesesuaian dengan karakteristik masalah
penelitian ini, antara lain ; (1) Mahasiswa calon guru atau praktikan , (2) Guru
Pamong, (3) Kepala Madrasah, (4) Dosen Pembimbing, (5) Biro PPL, (6)
Pembantu Ketua I Bidang Akademis, (7) Peserta didik di Madrasah latihan. Adapun data atau informasi yang diharapkan diperoleh dari nara sumber data di atas, yaitu :
1. Mahasiswa Calon Gum atau Praktikan
Praktikan adalah pelaku kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL )
dalam proses kegiatan pembimbingan dengan supervisi klinis di madrasah
latihan.
Dari
mahasiswa
praktikan itulah diperoleh
data
tentang
perkembangan keterampilan mengajamya, yaitu melalui buku
"Perkembangan Latihan Keterampilan Mengajar ( PLKM ) ". Karena buku
PLKM ini harus dikumpulkan apabila mahasiswa praktikan sudah
menyelesaikan ProgramPengalaman Lapangannya.
2. Gum Pamong
Gum pamong adalah nara sumber yang bertanggung jawab langsung dalam
merencanakan situasi kegiatan belajar mengajar dalam praktek mengajar
bagi mahasiswa praktikan dalam rangka perkembangan latihan keterampil
an mengajamya. Gum pamong yang selalu terlibat langsung dari mulai
tahap perencanaan ; memadukan antara satuan peiajaran dengan kemungkin
an keterampilan-keterampilan yang digunakan, kegiatan ini menghasilkan
"kontrak latihan mengajar " serta disetujuinya keterampilan-keterampilan
yang perlu diobservasi pada format " Panduan Observasi Keterampilan
Mengajar " ; pada kegiatan observasi kelas, gum pamonglah yang
melakukan pengamatan dari mulai tampil hingga selesai penampilan
membicarakan dan mengadakan pengkajian dengan cermat tentang penampilan praktikan serta solusinya bila diperlukan atau memberi penguatan dan merencanakan untuk penampilan berikutnya.
Dengan demikian gum pamonglah nara sumber yang paling dekat dengan mahasiswa praktikan, dan dari guru pamong inilah dibutuhkan data atau informasi tentang bimbingannya mengenai latihan keterampilan mengajar.
3. Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing lapangan adalah dosen dari sekolah tinggi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan praktek mengajar di madrasah latihan. Dia bersama guru pamong dan mahasiswa praktikan menyelenggarakan diskusi sesuai dengan keperluan mengenai pelaksanaan praktek mengajar dalam bentuk real teaching di madrasah latihan. Dalam kegiatannya dosen
pembimbing bertanggung jawab apabila temyata di lapangan terdapat ganjalan atau hambatan dalam pelaksanaan praktek mengajar, dan dia harus dapat memberikan solusi atau penjelasan sesuai dengan keperluannya. Barangkali dosen pembimbing tidak dapat memberikan penjelasan, maka dia melanjutkan masalahnya ke tingkat lembaga atau Sekolah Tinggi Agama , Islam Majalengka agar dari pihak lembaga berikutnya dapat mengirimkan orang yang berkompeten menjelaskan masalahnya.
81
4. Kepala Madrasah
Kepala madrasah ( sekolah) merupakan penanggung jawab seiuruh aktivitas madrasah latihan tempat penelitian ini beriangsung serta pelaksanaan praktek mengajara ( PPL ). Kepala madrasah inilah yang mengupayakan dan memelihara kondisi yang kondusif terhadap pembimbingan dan pengawasan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Dan pada gilirannya mahasiswa praktikan juga menjadi tanggung jawabnya di madrasah kekuasaannya.
Dengan demikian, maka dari kepala madrasah ini diharapkan dipero leh data atau informasi tentang kegiatan dan situasi kegiatan pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL ).
5. Biro praktek Program Pengalaman Lapangan
Biro Praktek PPL ini adalah mempakan suatu unit pada Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka yang bertanggung jawab secara kelembagaan tentang pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan. Unit inilah yang bekerja mulai dari ; perencanaan, pelaksanaan PPL di madrasah serta evaluasinya dan melaporkan semua kegiatannya kepada Ketua STAI
Majalengka.
Dengan tanggung jawabnya yang demikian, maka dari biro ini diharapkan diperoleh data tentang pelaksanaan praktek lapangan yang diperlukan untuk menganalisa hasil penelitian.
6. Pembantu Ketua I Bidang Akademis
kurikuler pada kurikulum Sekolah Tinggi Agama Islam Majalengka Jurusan Pendidikan Agama Islam ( PAI).
Karena tanggung jawabnya itu, maka diperlukan data atau informasi tentang pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan yang diselenggara kan oleh STAI Majalengka.
7. Dokumen
Pada bagian terdahulu telah dikatakan bahwa salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi. Dokumentasi yang mempakan sumber data dalam penelitian ini adalah dokumentasi bempa dokumen resmi yang terdapat di madrasah latihan. Dokumen lain yang diperlukan adalah buku Pedoman Pelaksanaan Praktek Profesi dari STAI Majalengka serta ; satuan peiajaran, PLKM , BLPP, desain model yang dibuat oleh mahasiswa praktikan.
D. Prosedur Penelitian 1. Studi Pendahuluan
Berdasarkan informasi yang peneliti kumpulkan baik secara teori ataupun hasil penelitian terdahulu yang relevan, maka mendapat gambaran seperti di bawah ini.
(a).Gejala tingginya nilai-nilai kemampuan mengajar kemungkinan besar mengisyaratkan kuaiitas yang kurang jelas atau mahasiswa lebih cenderung belajar dalam praktek daripada dalam perkuliahan.
83
mempelajari sendiri dengan berbagai usaha, membicarakan dengan
sesama praktikan.
(c). Terdapat korelasi yang positif antara penyiapan mahasiswa praktikan Program Pengalaman Lapangan di kampus dengan penampilannya di kelas bagi lulusan IKIP.
(d). Dengan bimbingan dan bantuan dari supervisor memberikan konstribusi yang besar terhadap peningkatan keterampilan mengajar mahasiswa. (e). Adanya variasi dari supervisor dalam membimbing mahasiswa
praktikan yaitu, memberikan bimbingan ketika akan praktek mengajar ( secara rutin) dan ada juga yang hanya apabila mahasiswa memerlukan saja.
(f). Pembinaan dengan konsep supervisi dan waktu Program Pengalaman Lapangan lebih dari dua bulan serta observasi mengajar oleh supervisor ( dosen pembimbing, gum pamong dan kepala sekolah ) secara terkoordinasi dan kooperatif di sekolah latihan sangat dibutuhkan oleh mahasiswa praktikan dalam upaya meningkatkan kuaiitas penampilan mengajamya.
Dengan memperhatikan dari gambaran hasil penelitian di atas, penulis merasa perlu mengadakan penelitian tentang latihan keterampilan dengan bimbingan supervisi klinis. Sebab dalam kenyataannya temyata untuk peningkatan keterampilan mengajar pada. waktu PPL sangat besar konstribusinya.
2. Studi Lapangan
akan dikembangkan, kondisi dan kinerja siswa, kondisi dan kinerja gum,
sarana - alat media dan sumber, lingkungan madrasah, dan manajemen.
a. Implementasi model yang akan dikembangkan
Model
ini
dilaksanakan di Sekolah Tinggi
Agama Islam
Majalengka dengan menggunakan dua (2) Madrasah latihan setingkat
SMTA yaitu Madrasah Aliyah. Adapun Madrasah Aliyahnya yaitu ;
pertama Madrasah Aliyah Putri Persatuan Ummat Islam (MA Putri PUI)
di jalan KH. Abdul Halim Majalengka, dan kedua Madrasah Aliyah
Daml Falah ( MA Daml Falah ) beralamat di Desa Cijati Kabupaten
Majalengka.
Kedua
Madrasah
tersebut
diselenggarakan
atau
penyelenggaranya badan swasta serta berstatus diakui.
b. Kondisi dan kinerja siswa
Penelitian ini akan dilaksanakan terhadap mahasiswa Sekolah Ting
gi Agama Islam ( STAI) Majalengka pada semester VII Tahun ajaran
2000/2001. Mahasiswa yang bersangkutan sebelumnya sudah memiliki pengetahuan dasar-dasar keahiian dan keahiian sesuai dengan kurikulum
STAI pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Tahun 1997.
Pengetahuan-pengetahuan tersebut terdiri dari dua kelompok mata kuliah yaitu ;
kelompok mata kuliah dasar keahiian ( MKDK ) dan kelompok mata
kuliah keahiian ( MKK ). Mata kuliah-mata kuliah tersebut mereka
peroleh melalui perkuliah formal pada semester-semester sebelumnya,
lo. Mata kuliah Semester SKS
1 Psikologi Umum & Perkembangan 1 2
2 Bimbingan dan Penyuluhan 2 2
3 Strategi Belajar Mengajar 3 2
4 Perencanaan Pendidikan 5 2
5 Media Pengajaran 4 2
6 Psikologi Pendidikan 4 2
7 Administrasi Pendidikan I/II 5/6 2/2
8 Pengantar Evaluasi PAI 4 3
9 Micro Teaching ( OPK ) 5/6 2/2
85
Dari sejumlah mahasiswa yang menjadi sasaran latihan (praktikan) sebanyak (3) orang adalah gum Agama pada pendidikan dasar dan dua (2) orang sebagai karyawan di kantor Pemerintahan, serta selebihnya belum bekerja yang sebelumnya berlatar belakang pendidikan
Madrasah Aliyah dan SMTA. c. Kondisi dan Kinerja Gum
Keadaan gum yang dimaksudkan dalam penelitian adalah guru yang akan menjadi gum pamong di Madrasah latihan, yaitu gum bidang studi yang mana bidang studi atau mata pelajarannya dijadikan praktek dalam Program Pengalaman Lapangan. Sesuai dengan buku Pedoman PPL di STAI bahwa yang menjadi guru pamong itu adalah guru bidang studi, berpendidikan Sarjana dan minimal mengajar pada bidang studi itu
Adapun daftar guru pamong seperti di bawah ini :
No. KodeGuru Madrasah Aliyah Bidang studi Lulusan PT
1 YR MA Putri PUI Aqidah Akhlaq IAIN 2 DA MA Putri PUI Qur'an Hadits STIT
3 DN MA Putri PUI Fiqih IAIN
4 UU MA Putri PUI Bahasa Arab STIT
5 AB MA Putri PUI SKI IAIN
6 DI MA Daml Falah SKI IAIN
7 ER MA Daml Falah Qur'an Hadits IAIN
8 DU MA Darul Falah Fiqih STIT
9 DM MA Daml Falah Aqidah Akhlaq STIT 10 NN MA Daml Falah Bahasa Arab STAI 11 DR MA Daml Falah Kepesantrenan IAIN
Di samping ada gum pamong yang ditunjuk dari Madrasah latihan, juga terdapat dua (2) orang dosen pembimbing dan mempakan dosen
dari mata kuliah keahliah atau dari mata kuliah dasar keahiian. Dua
orang dosen pembimbing dimaksudkan masing-masing satu orang yang bertanggungjawab pada Madrasah latihan.
d. Sarana - alat media dan sumber
87
tersebut alat bantu, media pembelajaran serta sumber kepustakaan yang ada relatif sama. Karena masalah penggunaan media pembelajaran hanya tergantung dari kesanggupan dan kreativitas dari gum bidang studi atau mata peiajaran yang bersangkutan.
e. Lingkungan Madrasah
Sesuai dengan alamat seperti disebutkan di atas, maka Madrasah Aliyah Putri PUI berada di tengah kota Kecamatan dan secara kebetulan di tengah kota Kabupaten yang sama yaitu Majalengka. Madrasah ini pula berada di pinggir jalan besar yaitu jalan KH. Abdul Halim.
Lain lagi dengan dengan lingkungan Madrasah Aliyah Darul Falah,
agak ke dalam dari jalan KH. Abdul Halim sekitar 0,5 km. Madrasah
Aliyah ini mempakan suatu kompleks yang selain ada Madrasah Aliyah, juga terdapat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Ibtidaiyah serta lembaga pendidikan Pesantren dan kesemuanya di bawah naungan Yayasan Daml Falah. Bagi peserta didik yang berminat mondok dan belajar mengaji pada sore dan malam harinya dapat ditampung pada Pondok Pesantrennya, sehingga Yayasan ini mempakan kompleks
Pondok Pesantren.
f. Manajemen
Yang berkenaan dengan tenaga guru ; terdapat tenaga gum yang dipekerjakan dari Departemen Agama yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan sebagian lagi tenaga gum dari Badan Penyelenggara serta guru
honorer.
Kegiatan kurikulumnya, Madrasah tersebut menggunakan kurikulum Departemen Agama Republik Indonesia, sehingga kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran nya relatif sama dari
kedua Madrasah tersebut di atas.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini sesuai dengan langkah-langkah metode penelitian dan pengembangan ( research and development) dari Walter R. Borg, terdapat beberapa poin yang hams dicermati peneliti, antara lain ; tujuan, kemampuan peneliti, partisipan, prosedur dan uji kelayakan terbatas.
a. Tujuan
Tujuan dari desain model ini adalah :
1). Praktikan dan gum pamong dapat menganalisis rencana latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis.
2). Guru pamong melaksanakan observasi terhadap praktikan yang sedang melatih keterampilan mengajamya di kelas.
89
b. Kemampuan Peneliti
Nama Peneliti : I.Robia Khaerudin, Drs.
Tempat dan tanggal lahir : Majalengka, 17 Februari 1958
Pekerjaan / Dinas : Tenaga Edukatif di Kopertis Wilayah IV Bandung yang dipekerjakan pada Unswagati Cirebon.
Jabatan Fungsional : Lektor c. Partisipan
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka penulisan Tesis pada Jumsan Pengembangan Kurikulum Program Pascasarjana di Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI ) Bandung. Fokus masalah penelitiarmya adalah pengembangan model dan secara kebetulan termasuk salah satu judul dari penelitian Pengembangan Kurikulum yang bekeijasama dengan URGE ( University Research Graduate of Educational). Karena itu pula yang berpartisipasi dalam penelitian ini selain dosen pembimbing tesis, juga pembimbing dalam team URGE PPS UPI Bandung. Sehingga dalam penelitiannya dibimbing oleh :
Prof. DR. Nana Syaodih Sukmadinata DR. Hj. Mulyani Sumantri, M Sc.
Prof. DR.H. Said Hamid Hasan, MA. Prof. DR.H.Abdul Azis Wahab, MA. Prof. DR. R. Ibrahim, MA.
Kemudian yang berpartisipasi di lapangan selama penelitian ini beriangsung, seperti berikut :
Ketua STAI Majalengka
Dosen Pembimbing PPL sebanyak 2 orang Kepala Madrasah Aliyah sebanyak 2 orang Gum Pamong pada PPL sebanyak 11 orang
d. Prosedur
Dalam perencanaan terdapat beberapa langkah, yang pada garis besamya ada dua (2) langkah, antara lain : sosiaiisasi model dan langkah model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis. Adapun uraiannya seperti di bawah ini:
1). Sosiaiisasi model ;
(a) Pengenalan dan pemahaman konsep supervisi klinis sebagai bimbingan latihan keterampilan mengajar ; diberi kan kepada mahasiswa STAI yang mengikuti mata kuliah Orientasi Praktek Keguruan (OPK) pada semester VI.
(b) Mensosialisasikan model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis kepada mahasiswa, dan juga kepada calon dosen pembimbing PPL serta calon guru pamong dari
madrasah latihan.
(c) Persiapan instrumen dan format panduan observasi latihan keterampilan mengajar untuk kegiatan uji kelayakan.
2). Langkah-langkah model latihan keterampilan mengajar dengan bim
bingan supervisi klinis ;
(a) Tahap desain, yaitu pertemuan yang diadakan atas permintaan
mahasiswa calon gum ( praktikan ) setelah ia menyusun rencana
91
: memmuskan tujuan latihan, implementasi (pelaksanaan), evaluasi dan penyempumaan.
(b) Tahap implementasi (pelaksanaan), yaitu mahasiswa calon guru (praktikan ) mengajar di kelas dan diamati oleh supervisor sesuai dengan kontrak latihan.
(c). Tahap evaluasi ( balikan ), yaitu pertemuan yang hams dilakukan dengan segera sesudah latihan keterampilan mengajar, agar persepsi tentang kegiatan belajar mengajar tersebut masih segar dalam ingatan kedua belah pihak. Di dalam pertemuan ini dikaji bersama data yang telah direkam dengan instrumen yang telah disepakati pada tahap desain.
e. Uji Kelayakan Terbatas
Dalam uji kelayakan terbatas ini dilaksanakan di kelas pada mata kuliah OPK disemester VI dan dosen mata kuliah sebagai pengamat.
4. Pengembangan
Untuk kesempumaan disain, maka lapangan uji coba diperlukan pentahapan, seperti ; lapangan tempat uji coba terbatas dan lapangan tempat uji coba lebih luas.
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENADASI
Bab ini akan mengetengahkan mengenai intisari hasil penelitian serta
beberapa saran perbaikan untuk pihak-pihak terkait setelah mendapat kejelasan dari hasil penelitian.
A. Kesimpulan
Dari hasil temuan-temuan penelitian mengenai model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis pada PPL di STAI Majalengka. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut:
1. Desain model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan super visi klinis, terdiri atas komponen berikut ini:
1). Tujuan latihan, dimmuskan secara jelas dan operasional, dalam bentuk keterampilan, serta mendahulukan indikator pada keterampil an yang akan dilatihkan.
2). Materi / lingkup bahan, dimmuskan berorientasi pada tujuan, ber sifat konkrit, serta penekanan pada indikator yang akan dilatihkan. 3). Proses latihan, dengan prosedur seperti;
a. menetapkan langkah-langkah yang mungkin dapat dilaksanakan, b. memilih langkah yang tepat untuk melatih keterampilan mengajar
tertentu sesuai dengan tujuan yang telah dimmuskan, c. teknik bimbingan secara operasional,
d. menggunakan media sebagai alat bantu mengajar untuk memudah kan jalannya latihan.
4). Evaluasi dan pengembangan, dilakukan dan dimaksudkan terhadap peniiaian proses serta peniiaian hasil belajar keterampilan mengajar. Dan sebagai tindak lanjut, maka dilakukan pengembangan terhadap keterampilan-keterampilan yang dianggap perlu.
Desain model latihan hams dibuat dengan benar untuk dijadikan pedoman serta dapat memudahkan dalam pelaksanaan latihan keteram pilan mengajar bagi praktikan dan bimbingan yang hams diberikan gum
pamong
2. Pelaksanaan bimbingan supervisi klinis dari gum pamong : a. Bimbingan desain model latihan ;
Pada persiapan tampilan awal bimbingan secara otoriter kemu dian berubah kearah bantuan yang demokratis, peran supervisor banyak memberitahu dan mengarahkan kemudian berubah kearah banyak bertanya untuk membantu meng analisis diri, hubungan yang dilakukan seperti gum - siswa kemudian bembah kearah kolegial yang sederajat dan interaktif, sasaran supervisi semakin memaklumi akan kebutuhan praktikan kemudian dikaji menjadi kontrak, ditinjau dari tujuan yang secara evaluatif berubah kearah analitis dan
deskriptif.
b. Bimbingan pelaksanaan model latihan ;
Teknik bimbingan supervisi klinis dari guru pamong, dari dua belas kali bimbingan pada umumnya mengalami peningkatan-peningkatan dan terjadi klimaknya pada penampilan praktikan ke
delapan sampai dengan duabelas. Kelemahan-kelemahan terjadi
157
segera diperbaiki untuk meningkatkan pada bimbingan berikutnya. Pada bimbingan ke delapan sampai duabelas tidak mengalami peru bahan, sebagai penyebabnya diduga ; tidak terjadi komunikasi inter aktif antara guru pamong dengan praktikan, guru masih tetap mem batasi keakrabannya dengan praktikan, gum pamong menganalisis tentang penampilan praktikan pada umumnya ber dasarkan dari data dan informasi yang tenekam pada instrumen ( panduan observasi ), dalam memberikan penguatan kurang maksimal.
Searah dengan peningkatan pada teknik bimbingan, secara kuaiitas pada umumnya keterampilan mengajar praktikan menunjuk kan perkembangan serta puncaknya pada penampilan ke tujuh dan delapan. Penampilan ke sembilan mengalami penurunan, kemudian meningkatkan lagi pada penampilan ke sepuluh dan konstan sampai dengan penampilan duabelas. Keterampilan mengajar yang belum dapat dilaksanakan dengan sempurna, pada umumnya adalah ; keterampilan mengadakan variasi, memimpin diskusi kelompok kecil, mengajar kelompok kecil dan perorangan dan mengajarkan konsep. Adapun penurunan terjadi diduga penyebabnya, diantaranya ; adanya kesan dan anggapan praktikan angkatan ini merasa dirugi kan karena angkatan PPL sebelumnya hanya dengan 8 kali penampilan, dosen pembimbing dan guru pamong kurang mampu meyakinkan bahwa semakin banyak latihan maka yang diuntungkan
adalah praktikan. c. Bimbingan evaluasi;
Pada kegiatan tampilan awal guru pamong banyak mengkritik
menganalisis diri secara pelan-pelan dari tampilan yang dilakukan
menunjukkan adanya perubahan yang positif, kemudian secara
berangsur-angsur pemberian penguatan dapat dilakukan gum
pamong begitu pula dalam hal memberi solusi terhadap tindakan
yang masih keliru.
Pada pelaksanaan model latihan tersebut dapat disimpulkan terdapat keterkaitan yang erat antara bimbingan supervisi klinis, keterampilan mengajar dengan kesalahan-kesalahan dalam mengajar. Teknik bimbingan yang baik dan benar, maka keterampil an mengajar praktikan menjadi baik serta kesalahan-kesalahan akan semakin berkurang.
3. Hasil pelaksanaan model latihan;
a. Hasil pelaksanaan ujian praktek (PPL) dengan model latihan tersebut memperoleh nilai rata-rata baik dengan kategori humf
mutuB.
b. Melihat dari dua belas kali tampilan yang dilakukan, maka menunjukkan adanya perkembangan penguasaan baik mengenai keterampilan mengajar ataupun indikator-indikator dari keteram pilan tersebut. Dengan dibiasakannya hubungan yang kolegial
dengan gum pamong, maka praktikan dapat merasakan semakin percaya diri akan penampilannya.
159
a. Faktor-faktor pendukung
Model latihan dapat dilaksanakan dengan baik apabila didu kung oleh berbagai faktor, begitu pula model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis. Berikut ini terdapat faktor-faktor pendukung dari model tersebut :
1) Gum pamong, sarjana pendidikan dan minimal telah mengajar selama empat (4) tahun.
2).Siswa atau praktikan, calon guru yang telah memiliki materi dari mata kuliah keahiian (MKK ) pembelajaran.
3). Sarana / alat, terutama sarana yang ada pada sekolah/ madrasah tempat latihan itu memadai.
4). Iklim / budaya, lingkungan sekolah tempat latihan sangat mempengaruhi keberhasilan ini, baik lingkungan secara internal maupun eksternal. Gum pamong yang biasa memandang sebagai
teman sejawat kepada praktikan akan menunjang terhadap keberhasilan latihannya.
5). Manajemen, kebijakan dari kepala sekolah / madrasah yang mengizinkan sekolah / madrasahnya dijadikan tempat latihan.
b. Keampuhan dan keterbatasannya
Tidak ada suatu model yang efektif untuk latihan berbagai keterampilan mengajar, begitu pula model latihan keterampilan mengajar dengan bimbingan supervisi klinis memiliki keampuhan dan keterbatasan. Berikut ini keampuhan dan keterbatasan dari
model tersebut :
1). Keampuhannya, antara lain ;
tenaga pengajar dalam rangka meningkatkan keterampilan mengajar.
b. Model latihan ini bisa beriangsung terhadap bidang studi atau mata peiajaran / mata kuliah apa saja.
c. Beriangsung secara demokratis, yang berarti bahwa praktikan dipandang sebagai subyek latihan serta berjalan dengan suasana keakraban.
d. Didesain dan dilaksanakan berorientasi kepada kebutuhan subyek latihan ( praktikan )
e. Latihan beriangsung secara kapan saja sesuai dengan kebutuhan, atau berarti bahwa latihan tidak mengikat.
f. Pedoman dan instrumen latihan sudah tersedia.
2). Keterbatasannya, antara lain :
g. Apabila subyek latih tidak mau terbuka mengenai kelemah an mengajamya.
h. Apabila gum pamong ( senior) masih tetap memandang bahwa praktikan itu bawahannya.
i. Apabila kebijakan dan iklim sekolah / madrsah tempat latihannya tidak mendukung.
j. Subyek latih tidak mau menerima komentar dari gum
161
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari temuan-temuan selama penelitian, berikut ini direkomendasikan beberapa hal yang dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk :
1. Guru Pamong
Guru pamong adalah supervisor yang langsung berhadapan dengan praktikan dan memberi konstribusi terbesar terhadap pengembangan keterampilan mengajar. Terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh guru pamong :
a. Hendaknya gum pamong dapat berkomunikasi yang interaktif dan terbuka dengan praktikan. Untuk itu, dalam mengawali kegiatan bimbingannya gum pamong harus mampu menciptakan kontak bathin untuk dapat saling mempercayai dan menghargai
keberadaan masing-masing.
b. Hendaknya dapat menunjukkan rasa tulus dan kesungguhan untuk membantu keterampilan mengajar praktikan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan stimulus agar praktikan mau mengungkapkan perasaan-perasaan, kelemahan-kelemahan,
kelebihan-kelebihan dari setiap kali penampilan yang akan dijadikan dasar untuk perbaikan-perbaikan dan kesempumaan pada penampilan berikutnya.
c. Hendaknya guru pamong dapat membiasakan diskusi dengan praktikan, agar praktikan merasa adanya pengakuan tentang
d. Hendaknya gum pamong biasa memberi penguatan terhadap
tindakan praktikan yang dianggap sudah tepat agar dia dapat
mengulang kembali tindakan tersebut.
e. Hendaknya guru pamong mengamati dengan cermat dari
indikator-indikator yang
muncul
dari
suatu
keterampilan
mengajar tertentu.
f. Hendaknya untuk setiap kali penampilan praktikan dibuat format
desain latihan.
2. Kepala sekolah dan lembaga STAI
Dukungan positif dan sikap responsifdari kepala sekolah tern
pat latihan dan civitas akademika sekolah tinggi terhadap model
latihan ini, mempakan faktor yang ikut mempengamhi keberhasil annya. Untuk itu disarankan agar :
a. Kepala sekolah dan civitas akademika sekolah tinggi, hendaknya tetap terbuka dan menerima innovasi-innovasi dalam kegiatan atau pengembangan kurikulum sekecil apapun.
b. Hendaknya bersikap terbuka dan menerima terhadap kegiatan
penelitian, sebab tidak semuapenelitian bersifat evaluasi terhadap
lembaga tersebut.
3. Peneliti selanjutnya
163
ini hanya berlaku pada angkatan PPL ujicoba atau pada angkatan yang lain dengan karakteristik yang sederajat dengan yang diteliti. Karena itu saran bagi peneliti;
a. Hendaknya diadakan penelitian lanjutan tentang model latihan ini dengan sasaran yang lebih luas atau sekala yang lebih besar. b. Hasil penelitian ini akan lebih valid apabila dilakukan validasi
dalam penelitian.
c. Hendaknya kita sama-sama merasa bertanggung jawab untuk meningkatkan sistem pendidikan dalam LPTK.
4. Bagi praktikan
Praktikan adalah pribadi yang memiliki potensi dan kemampu an untuk berkembang. Karena itu praktikan hendaknya ;
a. Mampu menganalisis kekuatan dan kelemahannya secara terbuka
kepada guru pamong.
b. Mau berlatih untuk memperkuat kelemahan mengajamya.
164
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A.J. Romiszowski, Designing Instructional System ; Decision in Course Planning and Cuniculum Design, Kogan Page London / Nichols Publ. New York, 1984.
, Instructional Development 1 ; Producing Instructional System Kogan Page London / Nichols Publ. New York, 1984.
Anah S. Supamo, Program Pengalaman Lapangan ( PPL ), Depdikbud Dirjen Dikti, Jakarta, 1993.
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta, 1984. Jones Beau Fly, ect, Strategic Teaching and Learning ; Cognitive Instruction
in The Content Areas, ASCD, Marcia Kalb Knoll, 1987.
Briggs Leslie, Instmctional Design, Ed. Techn. Publ., New Jersey, 1978. Joyce Broce and Well Marsha, Model of Teaching, Prentice Hall Inc.,
Engliwood Clifys, New Jersey.
Entang, M., Program Pengalaman Lapangan, Depdikbud, Jakarta, 1980.
Gagne, Robert M., The Conditioning of Learning, Holt Rinehart & Winston,
New York, 1963.
Goldhammer, R., Clinical Supervision, Holt, Rinehart dan Winston, New
York, 1984.
Harbetus Sutopo, Pengantar Penelitian Kualitalif, Puslit Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 1986.
Reece Ian and Walker Stephen, Teaching Training and Learning ; A Practical Guide, Business Education Publ, Leighten House, 1997.
Joni T. Raka, PengajaranMikro, Depdikbud, Dirjen Dikti, Jakarta, 1985.
Acheison Keith A., Techniquesion The Clinical Supervision of Teacher, New
York and London, 1980.
Kemp Jerold, Instructional Design ; A Plan for Unit and Course Development, FearonPubl., California, 1977.
Louise M. Bennan and Mary Usery, Personalized Supervision, Washington, 1966.
LPPM, Pedoman PPL atau Praktek Profesi, STAI Majalengka, 1998.
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997.
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Mandar Madju,
Bandung, 1990.
, Sistem Intership Kependidikan Teori dan Praktik, Mandar Madju, Bandung, 1990.
, Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Bandung, 1994.
Orttrum Zubber, Skerity,Action Research in Higher Education, London.
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida, Supervisi Pendidikan dalam rangka
Program Inservice Education, Rineka Cipta, Malang, 1996.
Robert S. Zais, Curriculum Principles and Fondation, New York, 1976.
Ronald H. Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran, Rajawali Pers., Jakarta, 1986.
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Tarsito, Bandung, 1992.
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester, Bumi
166