PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PBM) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMAB.AMAN
KONSEP
MATEMATIKA DAN
KOMUNIKASI
MATEM.ATIK SISWA SEKOLAB MENENGAB
TESIS
Dfajuian
'U1'1tui :Mmumulit2'ersyara.tan
vatam.
:Memperokli. (jefiJr :Magister1'endldiian
~ogram
Studl1'er.dl.diian :Ma.temattia
Oleh:
BAIJRUL AHMAD
NIM: 8809715003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ME DAN
ABSTRAK
BAHRUL AHMAD. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah Menengah. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2011.
Kata Kunci: Model, Pembelajaran berbasis masalah (PBM), Kemampuan, Pemahaman konsep Matematika dan Komunikasi Matematik
Tujuan -Penelitian: 1) mengetahui peningkatan pemahaman konsep sisWa kelas VIII-I SMP Negeri 1 Kluet Utara setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah, 2) mengetahui peningkatan komunikasi matematik siswa kelas VIII-I SMP Negeri 1 Kluet Utara setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah, 3) mendeskripsikan kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII-I SMP Negeri 1 Kluet Utara dalarn pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah, 4) mendeskripsikan tingkat kemarnpuan guru mengelola model pembelajaran berbasis masalah di kelas VIII-I SMP Negeri 1 Kluet Utara. Penelitian berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di SMP N 1 Kluet Utara Kabupaten Aceh Selatan. Subjek penelitian siswa kelas VIII-I tahun peJajaran 2010/2011 terdiri dari 19 orang Jaki-Jaki dan 28 orang perempuan. Objek penelitian; 1) objek yang mencerminkan proses yaitu tindakan penerapan model pembelajaran berbasis masalah beserta perangkat-perangkatnya antara lain RPP, bahan ajar, LAS, lembar observasi; 2) objek yang mencerminkan produk yaitu kemarnpuan siswa dalam memahami konsep matematika dan komunikasi matematik. Data-data penelitian diperoleh dari skenario pembelajaran, lembar observasi siswa dan guru, tes kemampuan pemahaman konsep dan tes kemampuan komunikasi matematik. Hasil validasi terhadap perangkat dan intrumen dalarn kategori (Dapat digunakan tanpa revisi) dan hasil uji coba irttrumen tes memiliki valididas 0,74 atau tinggi, reliabilitas 0,96 atau sangat tinggi, daya pembeda 0,41 kategori baik dan tingkat kesukaran 0.41 kategori baik. Penelitian terdiri 2 siklus dan tes diberikan pada setiap akhir siklus. Hasil tindakan siklus I dan siklus II: l) hasil tes pemaharnan konsep matematika siklus I nilai rata-rata 54,4 dan secara klasikal kategori "baik" 45,7%. siklus II nilai rata-rata adalah 71,14 dan secara klasikal kategori "baik" 82,87%; 2) hasil evaluasi tes komunikasi matematik siklus I nilai rata-rata adalah 45,4 secara klasikal siswa kategori "baik" 40%, siklus II nilai rata-rata adalah 62,7 secara klasikal kategori "baik" 82,84%; 3) hasil observasi aktivitas siswa siklus I terdapat 3 dari 9 kategori aktivitas aktif siswa memenuhi batas toleransi waktu, siklus II semua kategori pengarnatan telah berada apada batas toleransi waktu; 4) hasil observasi kemampuan guru mengelola pembelajaran siklus I rata-rata 3,5 dengan kategori "cukup baik", siklus II berkategori "cukup baik" nilai rata-rata 4,4. Kesimpulan penelitian: 1) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa; 2) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatakan komunikasi matematik siswa; 3) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas aktif siswa; 4) penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Peneliti menyarankan: 1) model pembelajaran berbasis masalah menjadi alternatif di kelas yang dapat meningkatkan pemaharnan konsep matematika dan komunikasi matematik siswa serta aktivitas belajar siswa; 2) perangkat pembelajaran, intrumen penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru; 3) peneliti selanjutnya dapat mengadaptasi langkah-langkah dan memperbaiki kekurangan-kekurangan dalarn penelitian ini.
ABSTRACT
BAHRUL AHMAD. Application of Problem-Based Learning Model (PBL) Efforts to Improve Capability For Understanding Mathematical Concepts and Mathematics Communication School Students. Thesis. Medan: Graduate Program, State University of Medan, 2011.
Keywords: Model, Problem-based learning (PBL), ability to understanding, concept of Mathematics and Mathematical Communication
Research Objectives: I) know the students 'increased understanding of the concept of class VIII-I -SMP Negeri I North Kluefafter
the
application of problem~based learning model, 2) to increase students' mathematical communication class VIII-I SMP Negeri 1 North Kluet after the application of problem-based learning model, 3 ) describes the current activity levels of students in grade VIII-I SMP Negeril North Kluet in the implementation of problem-based learning model, 4) describe the level of teachers' ability to manage models of problem-based learning in class VIII-I North Kluet SMP Negeri 1. Research-shaped Classroom Action Research, in North Kluet SMP N 1 South Aceh Regency. Research subjects VIII-I grade students of the school year 20I0/2011 consisted of I9 men and 28 women. The object of research: I) an object that reflects the process of applying measures problem-based learning model and the devices include lesson plans, teaching materials, LAS, observation sheet, 2) an object that reflects the product of students' ability to understand mathematical concepts and mathematical communication. Study data obtained from the learning scenario, students and teacher observation sheets, tests the ability of understanding the concepts and mathematical communication skills tests. The results of the validation of devices and instruments in the category (Can be used without revision) and the results of the pilot test instruments have valididas 0.74 or higher, or very high reliability of 0.96, 0.41 categories distinguishing good and good categories 0:41 difficulty level. The study comprised two cycles and the test given at the end of each cycle. The results of the action cycle I
and
cycle II: 1) test results understanding of math concepts I cycle -the average value of 54.4 and in the classical category of "good" 45.7%. cyde II, the average value is 7l.l4 and in the classical category of "good" 82.87%; 2) the evaluation of mathematical communication test cycle I the average value is 45.4. students in the classical category of "good" 40%, the cycle II the average was 62.7 in the classical category of "good" 82.84%; 3) the observation of student activity cycle I have 3 of 9 categories of active activity students meet the tolerance limits of time, cycle II, all categories of observations has been apada limit tolerance time; 4) observations of teachers' ability to manage the learning I cycle an average of 3.5 with the category of "good enough", cycle II categorized "good enough" average value of 4.4. Conclusions of the study: 1) the application of problem-based learning model can enhance students 'understanding of mathematical concepts, 2) application of problem-based learning model may Increasing students' mathematical communication, 3) application of problem-based learning model can increase the activity of active students, 4) application of problem-based learning model can enhance the ability of teachers to manage learning. Researchers suggest: 1) model of problem-based learning in the classroom becomes an alternative that can enhance the understanding of mathematical concepts and mathematical communication students and student learning activities, 2) learning tools, research instruments can be used as a reference for teachers; 3) researchers can further adapt the step- step and fix the flaws in this study.ii
KATAPENGANTAR
Pertama dan utama sekali penulis memanjatkan rasa puji dan syukur
kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Tesis ini dlt_uljs dan diajukan guna memenuhi salah~satu -- .
syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi
Pendidikan Matematika, Program Pascasatjana Universitas Negeri Medan
(UNIMED.
Untuk penulisan tesis ini --sebagai seorang guru-- penulis melakukan
penelitian tindakan kelas (classroom action research) tentang "Penerapan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Sebagai Upaya Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika dan Komunikasi Matematik Siswa Sekolah
Menengah"
Sejak mulai persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis
mendapatkan semangat, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dan pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, antara lain:
I. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd., sebagai Pembimbing I yang telah
menuangkan ilmu sehin~ga peneliti hakikat penelitian itu sebenarnya.
-i.
Bapak Prof. TulliSVodl.
Math, MSc, PhD. sebagai Pembimbing II yang telah mengarahkan peneliti dalam penyempurnaan penelitian ini.3. Bapak Dr. Sahat Saragih, M.Pd.; Ketua Prodi Pendidikan Matematika dan
sebagai penguji, yang· telah mengarahkan dan memberikan suport kepada
penulis sejak awal perkuliahan sampai penyelesaian studi.
4. Bapak Prof .Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Dr Hasratuddin, M.Pd
sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan sejak
proposal sampai penyempurnaan tesis ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Matematika Program Pascasarjana UNIMED,
yang telah menuangkan ilmu yang sangat membantu penulis dalam
penyelesaian pendidikan.
6. Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Aceh Selatan,
yang telah memberikan izin penelitian di daerahnya.
iii
7. Bapak Sutar Amani, S.Pd rnantan Kepala SMP Negeri 1 Kluet Utara dan
Bapak Lahuddin Harka, S.Pd, Kepala SMP Negeri 1 Kluet Utara dan seluruh
dewan guru SMP Negeri 1 Kluet Utara yang rnernberikan dukungan rnoril
rnaupun rnatreril dalarn pelaksanaan penelitian ini.
8. lbu Asrnah dan Ba~ak Sulaiman, S.Pd. sebagai observer Y'ang telah rnernbantu
dan rneberikan rnasukan penulis sejak awal sampai akhir pelaksanaan
penelitian.
9. Bapak Sabaruddin, S.Pd Kepala SMA Negeri 2 Kluet Utara dan seluruh
dewan guru SMA Negeri 2 Kluet Utara yang rnernberikan dukungan rnoril
rnaupun rnatreril untuk penyelesaian pendidikan.
10. Istri ku Mumiati, S.Pd dan kedua putriku Najla Mudrika Ahmad dan Rifa
Mufida Ahmad, yang telah rnernberikan rasa kasih sayang, perhatian dan
dukungan serta dorongan sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahaan hingga
rnenyelesaikan pendidikan ini.
11. Serta ternan-ternan mahasiswa angkatan XI kelas A reguler dan semua pihak
yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian dan
menyelesaikan tesis ini yang tidak dapat disebutk:an satu per satu.
12. Seluruh rnahasiswa Aceh, yang telah memberikan perhatian yang sangat besar
untuk penyelesaian penulisan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sernpurna. Oleh sebab
itu penulis dengan s~nang hati menerima kritik dan saran yang sifatnya
mernbangun dari pembaca sekalian derni kesempurnaan dalam
penulisan-penulisan selanjutnya. Akhir kata, semoga tesis ini bermanfaat.
Medan, 21 Juni 20 II
Penulis
iv
DAFTARISI
Hal ABSTRAK ... ..
ABSTRACT ... . . .. .. . . .. . . .. . . . .. . . .. .. . . .. . . .. . . . .. ii
KATAPENGANTAR ... ;.. iii
DAFT AR lSI ... _... v
DAFT ART ABEL . . . .. . . .. . . .. .. .. . . .. . .. . .. . . .. . . . ... vii
DAFTAR GAMBAR ... _ .... ,... ... ... ... ... .. ... viii
DAFTAR LAMPIRAN·- ... ... .. ... ... ... .... ... -xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .. . . .. . .. . . .. . . .. . . 1
1.2 Identifikasi Masalah .. .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . .... 13
1.3 Batasan Masalah . . . . .. . .. .. . . .. . .. . .. . . .. . . .. . . .. . 14
1.4 Rumusan Masalah .. . .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. . . .. .. . .. .. 14
1.5 Tujuan Penelitian .. . . . .. . .. . . .. .. .. .. .. . . . .. .. . .. .. . . .. . . .... 15
1.6 Defenisi Operasional . . . .. . .. . . .. .. .. .. .. .. . . .. . . .. . . .. 16
1. 7 Mafaat Penelitian . . . .. . . .. . . .. . . .. . .. . . . .. . . .. . . .... 18
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teoritis .. . . .. . . .. .. .. . .. . . .. . . .. . . .... 20
2.1.1 Pemaharnan Konsep Matematika . . . .. . . .. . . .. . . . .. 21
2.1.2 Komunikasi Matematik .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. . . .. .. .. . . .. . • .. 23
2.1.3 Aktivitas Belajar Siswa ... ... ... ... ... 30
2.1.4 Kemampuan Guru dalam Mengelola pembelajaran . . . .. 34
2.1.5 Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) . . . 39
2.1.6 Teori Belajar Relevan dengan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 43
2:1.7 Hasil Penelitian Relevan ... 49
2.1.8 Implimentasi Materi Bangun Balok dalam Pembeajaran Berbasis Masalah . . . 52
2.2 Kerangka Konseptual .. . . .. . .. . .. .. .. .. . .. .. . .. . .. . . .. .. . . .. . . ... 62
2.2.1 Meningatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 62
2.2.2 Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah . . . 64
2.2.3 Meningkatkan Aktivitas Aktif Siswa dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. . .. 65
2.2.4 Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan Penerapan ModelPembelajaran Berbasis Maslaah ... ... ... 67
2.3 Hipotesis Tindakan ... 69
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... .. .. . .. .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... 70
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 70
v
3.3 Subjek dan Objek Penelitian . . . .. . .. . . .. . . . .. . . .. . .. ... 71
3.4 Mekanisme dan Rancangan Penelitian ... .. . ... .. ... . ... . .. . . .... 72
3.5 lntrumen dan Teknik Pengumpulan Data . . . ... 79
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian . .. . .. .. . . .. . . .. .. . . . .. .. . . .. 95
4.1.1 Perencanaan Siklus I ... 95
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. 96
4.1.3 Observasi Siklus I... 100
4.L4 EvaluasiSikli.iS
1 ...
~:...
:~..... .. ... .. .... ...
1094.1.5 Refleksi Siklus I ... 138
4;1.6 Perencanaan Siklus II... 146
4.1. 7 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 151
4.1.8 Observasi Siklus II... 155
4.1.9 Evaluasi Siklus II .... . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. .. 164
4.1.10 Refleksi Siklus II ... ... ... 187
4.3 Temuan Penelitian .. .. .. .. .. .. . .. .... .. .. .. .. .. . .. .. ... 192
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .. . .. . .. . . .. .. . . .. . .. .. . . .. . .. . . .. . . . .. 198
4.4.1 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika .. .. .. .... .. .. . . .. . .. . . .. . .. . . .. . . .. 198
4.4.2 Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik ... 201
4.4.3 Aktivitas AktifSiswa ... 203
4.4.4 Kemampuan guru dalam mengelola Pembelajaran . . . ... 205
4.5 Keterbatasan Penelitian . .. .. . .. . . .. . . .. . . .. 207
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... ~... 209
5.2 Saran ... ~... 210
DAFfARPUSTAKA ... : .. ~ ... :.:... 212 LAMPI RAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
2.1 Indikator/aspk kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran .. ;; ... ~;·... 38 2.2 Sintaksis Model Pembelajaran Berbasis Masalah .. .. .. .. .. .. .. 43 3 .I Hasil Validasi Rencana Pembelajaran (RPP) .. . .. . . .. .. .. .. .. .. 7 5 3.2 Hasil Validasi Lembaran Aktivitas Siswa ... 77 3.3 Hasil Validasi Intrumen Tes Pemahamn Konsep Matematika
dan Komunikasi Matematik . . . .... 81 3.4 Hasil Analisis Validasi Tes Pemahaman Konsep Matematika
dan Komunikasi Matematik . . .. . .. .. .. .. . . . .. . . .. . . .. ... 84 3.5 Hasil Analisis Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep
Matematika dan Komunikasi Matematik . . . ... 86 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Tes Pemahaman Konsep
Matematika dan Komunikasi Matematik . . . ... 88 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Tes Pemahaman Konsep
Matematika dan Komunikasi Matematik .. .. . .. . .. .. . . . .. .. . .. .. 89 3.8 Persentase Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 93 4.1 Kadar Aktivitas Siswa Siklus I ... ... 101 4.2 Kemampuan guru mengelola pembelajarab siklus I... 105 4.3 Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Siklus I
secara Kuantitatif · ... : ... :... 11
o
4.4 Skor Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SiklusI secara Kuantitatif . . . .. . . .. . . . .. . . .. . .. . . .. .. .. 124 4.4 Kemampuan Guru menge1o1a Pembe1ajaran Siklus I . .. ... .. .. 127 4.5 Catatan Lapangan Siklus I ... 138 4.6 Hasil Refleksi Siklus I . . .. .. . .. .. .. .. .. . .. . .. . .. . .. .. . .. . . .. .. .. ... 144 4. 7 Hasil Revisi Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Hasil
Refleksi Siklus I .. . .. . . .. . . .. . .. .. . .. . .. . .. .. .. . .. .. . . .. . . . .. . . . .. 146 4.8 Kadar Aktivitas Siswa Siklus
I...
156 4.9 Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus II ... 161 4.10 Skor Tes Kemampuan Pemahaman Konsep MatematikaSiswa Siklus II secara Kuantitatif . . . .. 165 4.11 Skor Tes Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Siklus
II secara Kuantitatif . .. . .. .. . . .. .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. . .. .. . . .. . .. .. 176 4.12 Cacatan Lapangan Siklus II ... 187
4.13 Hasil Refleksi Siklus II ... 192
[image:8.627.82.540.82.687.2]Gam bar 1.1 1.2 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10
4.11
4.12 4.13 4.14 4.15 4.16 4.17 4.18 4.19 4.20 4.21 4.22 4.23 4.24 DAFTAR GAMBARPola jawaban Pemahaman Konsep Matematika Pendahuluan ... . Po1a jawaban Komunikasi Matematik Pendahu1uan Alur Peiaksanaan Penelitian .: ... ... -... . Kadar Aktivitas Siswa Siklus I ... . Tingkat Kemampuan Guru Mengelo1a Pembelajaran Siklus I ... .
Pemahaman Konsep Matematika Siswa Siklus L ... .
Pola jawaban butir soal No.1 hasil jawaban benar dan
lengkap _ ... . Pola jawaba., butir soal No.1 hasil jawaban benar dan
tidak 1engkap ... . Pola jawaban butir soal No.1 jawaban kosong ... . Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban lengkap dan
benar ... . Pola jawaban butir soal No.2 jawaban benar dan tidak Iengkap ... . Polajawaban butir soalNo.2 hasiljawaban kosong .... . Polajawabanbtitir soal No.3 hasiljawaban benar mengikuti langkah-langkah penyeleaian masalah ... .
Pola jawaban butir soal No:3 hasil jawaban benar tidak mengikuti langkah-langkah ·penyelesaian masa1ah ... .
Polajawaban butir soalNo.2 hasiljawaban kosong ... . Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban benar dan
lengkap ···~···,···
Pola jawaban butir soa1 No.4 hasil jawaban benar dan
kurang lengkap ... · ... . Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban kosong .... . Pola jawaban butir soal No.5 hasil jawaban benar dan
lengkap ... : ... . Polajawaban butir soal No.4 hasiljawaban sebagian benar ... . Pola jawaban butir soal No.5 hasil jawaban kosong ... .. Po1a jawaban butir soal No.5 hasil jawaban benar dan dan mengikuti langkah-langkah penyelesaian masalah Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban benar tidak mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah ... .. Pola jawaban butir soal No.6 hasil jawaban kosong ... .. Tingkat KomunikasiMatematika Siswa Siklus I ... .
Pola jawaban butir soal No.1 hasil jawaban benar dan lengkap ... . Po1a jawaban butir soal No.1 hasil jawaban sebagian
4.25 4.26 4.27 4.28 4.29 4.30 4.31 4.32 4.33 4.34 4.35 4.36 4.37 4.38 4.39 4.40 4.41 4.42 4.43 4.44 4.45 4.46 4.47 4.48 4.49 4.50 4.51 4.52
benar ... . Pola jawaban butir soal No.1 hasil jawaban kosong
Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban benar dan lengkap ... . Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban benar tidak lengkap ... . Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban kosong ... .. Pola jawaban butir soal No.3 hasil jawaban salah dan mengikuti ·langkah-iangk8h pemeeahan masalah ... . Polajawaban butir soal No.3 hasiljawaban kosong ... .. Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban tidak benar dan mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah. Polajawaban butir soal No.4 hasiljawaban tidak benar
dan tidak mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah ... .
Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban kosong .. . Polajawaban butir soal No.5 hasiljawaban tidak benar
dan tidak lengkap ... . Polajawaban butir soal No.5 hasiljawaban kosong .. .. Pola jawaban butir soal No.6 hasil jawaban benar dan lengkap ... . Polajawaban butir soal No.6 hasiljawaban tidak benar .. Pola jawaban butir soal No.6 hasil jawaban kosong ... .. Kadar Aktivitas Siswa Siklus II ... .
Tingkat kemarnpuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus II ... .
Tingkat Pemahaman Kon~ep Matematika Siswa Siklus
II ... .
Pola jawaban butir soal No.1 hasil jawaban benar tidak lengkap ... .. Polajawaban butir soal No.1 hasiljawaban benar dan lengkap ... .. Pola jawaban butir soal No.1 hasil jawaban kosong .... . Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban benar dan lengkap ... .. Pola jawaban butir soal No.2 basil jawaban benar dan kurang lengkap ... .. Pola jawaban butir soal No.3 basil jawaban tidak benar dan tidak mengikuti langkah-langkah penyelesaian ...
Pola jawaban butir soal No.3 basil jawaban benar dan mengikuti langkah-langkab pemecahan masalah ... . Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban benar dan lengkap ... .. Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban benar dan kurang lengkap ... . Pola jawaban butir soal No.4 basil jawaban kosong ... .. Pola jawaban butir soal No.5 basil jawaban benar dan
lengkap ...
4.53 Polajawaban butir soal No.5 hasiljawaban kosong .... 174 4.54 Pola jawaban butir soal No.6 hasil jawaban benar dan
mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah ... 174 4.55 Polajawaban butir soal No.6 hasiljawaban benar dan
tidak mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah ... 175 4.56 Tingkat Komunikasi Matematik Siswa Siklus 11 ... 177 4.57 Pola jawaban butir soal No.I· basil jawaban benar dan
lengkap ... : .... :.: ... : ... 178 4.58 Polajawaban butir soal No.l basiljawaban tidak benar .. 178 4.59 Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban benar ... 179 4.60 Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban tidak benar .. 179 4.61 Pola jawaban butir soal No.2 hasil jawaban kosong ... 180 4.62 Pola jawaban butir soal No.3 basil jawaban benar dan
mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah ... 181 4.63 Pola jawaban butir soal No.3 hasil jawaban tidak benar
dan mengikuti langkah-langkah pemecahan niasalah ... 182 4.64 Pola jawaban butir soal No.4 basil jawaban benar dan
mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah ... 183 4.65 Pola jawaban butir soal No.4 hasil jawaban tidak benar
dan niengikuti langkah-langkah pemecahan masalah .... 184 4.66 Polajawaban butir soal No.4 hasiljawaban kosong ... 184 4.67 Pola jawaban butir soal No.5 basil jawaban benar dan
lengkap ... 185 4.68 Pola jawaban butir soal No.5 hasil jawaban benar dan
kurang lengkap ... 185 4.69 Pola jawaban butir soal No.6 hasil jawaban tidak benar
dan lengkap ... 186 4.70 Polajawaban butir soatNo.6hasiljawaban tidak benar. 187
Lampiran LA I.B I.C I.D II. A II.B Il.C III IV V.A V.B VI.A VI.B VILA VII.B VII.C VII.D VIII. A VIII.B VIII.C VIII.D VIII.E VIII.F IXA IXB IXC IXD IX E X.A
r;
X.Bx.c
'
X.DX.E
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Kisi-kisi Intrumen Pretes ... 217
Intrumen Pretes ···~·~·~··~···~··· .. ···~· ~21.8 Pedoman Pengskoran Pretes · ... · ... -... : 221·
HasH Pretes ... ; . 224
Standar lsi kurikulwn KTSP 2006 . . . .. . . 227
RPP Siklus I . . . 230
RPP Siklus II . . . ... 252
Buk.u Pegangan Guru (BPG) . . . 282
Buku Siswa (BS) . . . 344
LAS Siklus I . . . 385
LAS Siklus II· ... ; . . . .. 409
Hasil Validasi ... 437
Hasil Validasi lntrumen Postes . . . 448
Hasil Uji coba lntrumen TPK.M-1 ... , ... 449
Hasil Uji coba lntrumen TKKM-1 . . . ... 456
Hasil Uji coba Intrumen TPK.M-2 ... : ... 463
Hasil Uji coba lntrumen TK.KM-2 ... · 4 70 Kisi-kisi Intrumen TPK.M-1 ... : ... 477
Kisi-kisi Intrumen TKKM-1 ... 481
Kisi.;.kisi Intrumen TPKM-2 ... , . . . 486
Kisi-kisi Intrumen TKK.M-2 . .. . . .. . . .. .. . . .. .... 489
Hasil TPKM-1 dan TKKM-1 Siklus I . . . .. . .. . . ... 494
Hasil TPKM-2 dan TKKM-2 Siklus II ... 496
Lembaran Observasi Aktivitas Siswa dan Kemampuan Guru 498 Megelola Pembelajaran ... .. Kadar Aktivitas Siswa Siklus I . . . . .. . . .. . . .. . . .... 501
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus I . . . 504
Kadar Aktivitas Siswa Siklus II . . . .. . . .. 507
Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Siklus II ... 512
Nama-nama Siswa ... 515
Nama Validator . . . .. . . ... 517
Dokumentasi Penelitian . . . .. . .. . . . .. . . .. . . .. . . .. . . ... 518
Riwayat Penulis . . .. .. . . .. . . .. . .. . .. . .. .. . . ... 525
Surat-surat . . . .... 526
,,
BABI
PENDAHULUAN
1.1 La tar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi- QPTEK)
8aat
ini sang~t-pesat sehingga informasi yang terjadi di dunia dapat diketahui segera dan waktu
serta l>!:ltas negara sudah tid~
ada
perl>edaan lagi, Qldl>~ya lahirlah sttatu ~~atau era yang dikenal dengan globalisasi. Seiring kehadiran IPTEK tersebut
pemecahan masalah, berpikir kritis dan kreatif dan kemampuan komunikasi serta
kemampuan vokasional menjadi sangat penting artinya sebanding dengan
perkembangan IPTEK di tengah kehidupan masyarakat. Untuk itu diperlukan
sutnber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Sudah
seharusnya pendidikan itu mempersiapkan sumber daya man usia yang berkualitas
baik dari segi kemampuan kompetitif, inovatif dan komunikatif serta kolaboratif
s~hingg!!. akan memu~an Iil<foYt<rap inform!!.Si
dan
rpa.mpu bedmmunikasf dengan menggunakan tekllologi. Untuk mencapai tujmm tersebut tentu sajadiperoleh dengan suatu proses pendidikan yang berkualitas.
Salah satu mata pelajaran yang merefleksikan tujuan tesebut di atas adalah
matematika, karena matematika ilmu yang berkembang sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi, yang menyebabkan matematika dipandang
sebagai suatu ilmu yang terstruktur dan terpadu, ilmu tentang pola, hubungan,
cara berfikir, memahami dunia sekitar, ilmu yang deduktif dan bahasa simbol
~---~---2
masalah, berar~entasi secara logis, bemalar, menjelas~ menjustifikasi, memanfaatkan surtlber-sumbet ififotmasi, betkomunikasi, berketjasama,
menyimpulkan dari berbagai situasi, pemahaman konseptual, dan pemahaman
prosedural merupakan prioritas dalam pembelajaran matematika. Ansari (2009:
17) menjelaskan bahwa "pembelajaran matematika bertujuan untuk
rnengembanglwl keterampilan dan memandirikan siswa dalat:ll belajar,
berkolaborasi, melakukan penilaian diri (refle.ksi) serta mendorong siswa
membangun pengetahuannya sendiri". Tujuan tersebut dapat dicapai melalui
kemampuan siswa dalam berkomunikasi.
Mulyasa (2003: 21) menjelaskan bahwa "acuan klirikulum berbasis
kompetensi menjadikan sosok manusia Indonesia dalam jenjang pendidikan
menengah s<ilah satunya adalah memiliki kemampuan berkomunikasi". NCTM
(National Council of Teacher of Mathematics) (2000) menyatakan bah~a.tujuan
umum pembelajaran II\atematika adalah: (I) belajar untuk berkomunikasi
(mathematical communication), (2) belajar . untuk bemalar (mathematical
reasoning), (3) belajar untuk memecahkan masalah (mathematical problem
solving), (4) belajar untuk mengaitkan ide (mathematical connections), (5)
bembentukart sikap positif terhadap matematika (positive attitudes toward
mathematics). Semua tujuan tersebut dinamakan dengan daya matematika
(mathematical power). Balitbang Depdiknas (2003) menyatakan bahwa mata
pelajaran matematika menumbuhkembangkan kemampuan bemalar, yaitu berfikir
sistematis, logis dan kritis dalam mengkomunikan gagasan atau dalaq1 pemecahan
3
Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai
dalani belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA Depdiknas
(2003: 8) adalah sebagai berikut : 1) menunjukan pemahaman konsep, yang
dipelajari, menjelaskan keterkaitan konsep dan mengaplikasik~u1 konsep ata\1 . ··
algoritma secara luwes, akurat, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2) memiliki
)cequliilp\lan mengk;omunik,asilca,t:l g~g~ matematik;a d,epgan s!mbol ata,\1 tal:.>el, grafik, atau diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah, 3) menggunakan
penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pemyataan
matematika, 4) menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat
(merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam
pemecahan masalah, 5) memiliki sikap menghargai matematika dalam kehidupan.
Pandangan di atas, mengisyaratkan juga bahwa kemampuan pemahanian koD$Cp
dan
komunikasi matelllatik menja<;li · foktls per4atian dalaJll kurikulum dan tujuan. ·pembelajaran matematika dan menjadi keharusan bagi guru perlu
ditumbuhkembangkan di kalangan siswa.
Baroody (Ansari, 2009: 4) menjelaskan bahwa ada dua alasan penting,
mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuh kembangkan di kalangan
siswa. Pertama, mathematics as language, artinya matematika tidak hanya sekedar
alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), matematika tidak hanya sebagai alat
untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan,
tetapi matematik,a juga sebagai alat yang berharga UQtuk, mengkomunik;asikan
[image:15.617.91.536.78.680.2]4
activity: artinya matematika sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran,
maternatika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi
antara guru dan siswa. Hal ini merupakan bagian terpenting untuk mempercepat
pemahaman matematika siswa. Dalam bagian yang sama, 9reenes dan Scltulm~ ...
(Ans$ri,
2009: 4) menjelaskan bahwa komunikasi matematik mempakan: 1)ke~~ sentral bagi siswa ~~a,Ql men,u:nus]qm l<~!l(>~p
dru.t
~trategi ~at~n:w,tilc,2)
modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam
eksp.orasi dan investigasi matematik, dan 3) wadah ba~i siswa dalam berkc;>munikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi pikiran
dan ~nemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide.
Kenyataan menunjukan prestasi belajar matematika masih saja rendah.
data: survei yang dikeluarkan oleh TI.MSS Trens in Mathematics Sciens Study
(2009) menempatkan Indonesia pada tahun 1999 pada rimgking 34 dari 38 negara,
ta.ltup 4003 rangkiqg ;l4 (iari 45 negara dan tahun 2007 pada rru.tglci,n,g I<.e-36
dari
48. Pari data di atas mengisyaratkan adanya permasalahan yang sangat mendasar _
dalam pembelajaran matematika di kelas saat ini, Zulkardi (Indfawati 2006)
menyatakan ada dua masalah utama dalam pendidikail inatematika di Iridonesia
yaitu "rendahnya prestasi siswa serta kurangnya minat mereka dalam belajar
ma~matika", Shadiq (2007: 2) menjelaskan bahwa "penekanan pembelajaran di
lndc,>nesia lebih banyak pada penguasaan ketrampilan dasar (basic skills) namun
sed}kit atau sama sekali tidak ada penekanan untuk kehidupan sehari-hari,
5
D alam rata-rata kurang terampil di dalam berkomunikasi untuk
men ampaikan infonnasi seperti menyampaikan ide dan mengajukan pertanyaan
menanggapi pertanyaan/pendapat orang lain".
Kenyataan di lapangan dari penelitian pendahuluan yang penulis lakukan
tang a13-7 Mei 2010 terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika dan
i matematika siswa di kelas VII.2 SMP Negeri 1 Kluet Utara
an konsep matematika siswa secara klasikal adalah 5, 1. Dari indikator
puan pemahaman konsep matematika dari 32 orang siswa terdapat; 0,02%
marnpu "menuliskan konsep"; 0,26% siswa rilarnpu "memberikan contoh
dan bukan contoh dan hanya 0,10% siswa marnpu untuk "menerapkan konsep
Sebagai contoh, ketika siswa diberikan soal berikut:
1. Tuliskan apa saja yang karnu ketahui tentang bangun datar segi empat
dengan pemahaman dan bahasamu sendiri.
2 Manakah yang merupakan bangun datar segi empat dari gambar di bawah
ini?
(a)
(d)
·fF?l
..
".~
'
~
~'
A 3
(b)
(e)
··---'
i,(c)
(f)
Dari kedua pertanyaan di atas basil jawaban siswa dapat dilihat sebagai
I
I
6
I
~·~
I
L
"'I _i' i · • , I
·+
• !I
t
I
! Gambar 1.1. Polajawaban Pemahaman Konsep Matematika Tes
I
PendahuluanI Dari pola jawaban siswa nomor satu dapat dipahami bahwa siswa belum
da~t menulis konsep segi empat dengan baik dan belum dapat membedakan
hill' datar segi empat dan bangun ruang segi empat kedua konsep ini
gguhnya tidak sama. Sedangkan jawaban siswa kedua juga terlihat bahwa
a belum dapat mengidentifikasi bangun datar segi empat dari contoh bangun
diberikan dan siswa lebih memilih jawaban nomor b yang merupakan
Berdasarkan hasil jawaban siswa di atas menggambarkan bahwa siswa
bisa memahami konsep matematika dengan benar dan hasil dari proses
belajaran yang dilakukan sangatlah jauh dari tujuan kurikulum matematika
g telah digariskan. Sudah seharusnya siswa dilatih untuk memahami
konsep-ko sep yang sedang dipelajari, jika persoalan ini dibiarkan siswa akan kesulitan
da am mempelajari konsep-konsep selanjutnya. Kurikulum 2004 Depdiknas
[image:18.624.78.528.65.668.2]7
dalam penilaian matematika adalah pemahaman konsep yang meliputi
kemampuan mendefinisikan konsep, mengidentiftkasi konsep, dapat memberikan
contoh dan bukan contoh dari konsep". Dari basil penelitian pendahuluan ini,
betapa permasalahan tentang kemampuan pemahalllan konsep matematika siswa
ini menjadi sebuah permasalahan serius yang harus segera ditangani, sehingga
kurikulum pembelajaran matematika kemampuan pemahaman terhadap
konsep-ko~ dasar matematika merupakan syarat mutlak harus dipenuhi.
Temuan lain dari penelitian pendahuluan yang penulis lakukan pada waktu
yang sama terhadap kemampuan komunikasi matematik menemukan kemampuan
koqtunikasi matematik siswa di kelas VII-2 SMP Negeri 1 Kluet Utara sangat
rendah, nHai rata-rata tes komunikasi matematik siswa secara klasikal adalah 4,2.
Dati indikator kemampuan komunikasi matematik dari 32 orang siswa terdapat;
2.6% siswa mampu "rnerefleksikan · benda-benda g~bar atau ~(;\e-ige
matematika"; 1,9% siswa mampu "membuat model matematika"; dan 0,6% siswa
mampu "menggunakan keahlian membaca, menulis dan menelaah informasi
matematika" serta 1,5% siswa mampu "merespon suatu pemyataan atau masalah
dalam bentuk argumen yang meyakinkan".
Sebagai contoh, ketika siswa diberikan soal berikut:
Pahamilah dua pemyataan berikut :
a. "Suatu segiempat dengan tepat satu pasang sisi sejajar adalah suatu
tmpesium".
8
Jelaskan pemyataan di atas benar atau salah dengan pemah.aman dan
kata-katamu sendiri .
b ;.
berrcA..r
~arel[a (-ero..
Pejl(.J.V, ;n e;#[ />UI1J/CJ{.Sal:vS 1 .S
i"
yo..
119 Sa
wt qP
~~"V
ct
11g
2.
be
0qr
"-e~,..e
11
a
A·d.a
Oe(al.A.k:.e..tuPat
Sr5·,·11>'CI. [image:20.612.90.539.72.684.2].sa
rl/1a
P (.{
ti1J
c:{;;,!J
Gambar 1.2. Polajawaban Komunikasi Matematik Tes Pendahluan
Dari bentuk jawaban siswa di atas dapat dipahami bahwa siswa belum
dapat memberik.an argumen yang menyakinkan tentang trapesium, sesungguhnya
trapesium merupak:an segiempat memiliki sepasang sisi yang sejajar. Sedangkan
jawaban siswa kedua terlihat bahwa siswa belum dapat menjelaskan pemyataan
tentang belah ketupat dan jajaran genjang, jawaban yang diberikan sangat singkat,
sehatusnya siswa terlebih dahulu menyatak:an jajaran genjang memiliki dua
pasang sisi yang sejajar dan sama panjang, jika keempat sisi jajaran genjang itu
sai1UI-panjang disebut belah ketupat.
Dari basil temuan-temuan ini, betapa permasalahan tentang komunikasi
mat~matik siswa ini menjadi sebuah permasalahan serius yang harus segera
ditangani, Peressini dan Basset (Aryan, 2007) menjeskan bahwa "tanpa
komUnikasi dalam matematika kita ak:an memiliki sedikit keterangan, data, dan
fakta tentang pemahaman siswa dalam melak:ukan proses dan aplikasi
9
memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan
pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka lakukan
sehingga tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai.
Dari hasil wawancara peneliti lakukan terhadap siswa kelas VII.2 tersebut
baik ilelama proses pembelajaran maupun perbincangan di luar kelas, diketahui
·. b@..wa $jswa "mc;pg~gg&~>"
m!lta
pehtj~ JUa~em;J,ti~ rp.cm,1p~p. :tTlata .pelajaran yang kurang disenangi, matematika merupakan pelajaran yang sulit,
menyelesaikan soal-soal yang berbentuk masalah yang berkaitan dengan
kebidupan sehari-hari. Siswa memberikan alasan bahwa soal-soal tersebut tidak
sama yang diajarkan guru saat belajar di kelas, sehingga siswa kurang berminat
dan termotivasi untuk belajar matematika. Hasil pengamatin aktivitas belajar
siswa di kelas, terlilwt siswa hanya menjadi pendengar saja, sedikit tanya jawab,
menpatat dari papan tulis, mencatat mengerjakan latihan yang diberikan guru dan
basUnya ditu1is di papap. tuUs serta jawaban sisWll ya11g begw: diteri~ saja tatn,pa ~ya penjelasan terhadap hasil yang diperoleh kepada ternan lain.
Pengamatan juga dilakukan terhadap guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran, terlihat bahwa guru menyampaikan materi yang ada dalam buku
paket, meberikan informasi pengertian konsep secara langsung dengan cara
mendiktekan kepada siswa, memberikan contoh penerapan rumus-rumus
matematika, mengerjakan latihan-latihan dan langkah-langkah penyelesaikan soal
serta kurang mengaitkan fakta real dalam kehidupap. nyata dengan persoalan
lrultematika. Pembelajaran yang terjadi di kelas cen~g berpusat pada guru
10
dari · siswa sendiri serta tidak melatih siswa untuk berkomunikasi secara
mateinatik..
Pelaksanaan pembelajaran seperti di atas dilakukan setiap hari oleh guru di
dalam kelas tentu saja kurang sesuai dengan karakteristik. dan tujuan pembelajaran
matematika, dimana guru memberikan konsep dan prinsip matematika secara
l~\1!!8 kep$ siswa.
tid*
bewpaya se.~ara: ~*simall,lilttJk ·
Ill.e.m~YnPuk~siswa memahami berbagai konsep, prinsip matematika, menunjukkan kegunaan
ko~ dan prinsip matematika serta memampukan siswa untuk berkomunikasi
secara matematik dalam memecahkan masalah. Guru tidak yakin bahwa siswa
m.anipu membangun pengetahuan matematika melalui masalah yang diajukan dan
lebih yakin berhasil membelajarkan siswa berdasarkan pengalaman yang telah
dilakukan sebelumnya. Sinaga (1999) menyatakan bahwa pembelajaran seperti itu
dike~al dengan 3M yaitu "membosankan, membahayakan dan kurang memotivasi
belaj~ mate.mat~a" ..
BUI:l
pem.belajl,lql[l seperti · in,i terus dilaksatmlcan rna.ka pemahaman konsep, komunikasi matematik dan tujuan pembelajaran matematikay q lain tidak akan dapat tercapai secara maksimal serta kebiasaan guru
merigajar sangat sulit diubah, Untuk itu harus dilakukan inovasi pembelajaran
untuk merubah kebiasaan guru dan upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi
siswa.
John Dewey (Arends, 2008: 46) menyatakan bahwa " ... sekolah
seharusnya menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan pengatasan-masalah
11
yang diajarkan kepada siswa dihubungkan dengan materi sebelumnya disamping
itu materi matematika itu disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa.
Piaget (Arends, 2008: 47) menjelaskan pembelajaran yang baik dimana guru
memberikan berbagai . situasi (masalah) sehingga anak · dapat bereksperimen,
mengujicobak:an berbagai hal untuk melibat apa yang ak:an tetjadi, memanipulasi
b(!n,clc;t,-ben<;l~ memanipqlasi s~mbQl-s!wboJ, m(!l9!1tar:'k~ pertanyaan dan, rnencari jawabannya sendiri, mengkonsilasikan apa yang ditemukan dan
membandingkannya dengan temuan siswa yang lain.
Dari penjelasan ini sudah menjadi keharusan bagi setiap guru untuk
menitikberatkan pengajaran matematika pada masalah keseharian siswa agar
mampu melakukan translasi dan membentuk pengetahuan awal atau konsep baru
dalam stmktur kognitif siswa, konsep-konsep tersebut dibahas dan sedapat
mungkin melatih siswa untuk membangun sendiri konsep dari masai.ah yang ada
Dari
masalah y~ng qiberi.kan siswa terl~t~h U!J~ ·llle1ll~mplllasi simlx>l-s@lx>l, melontarkan pertanyaan dan mencari jawabannya baik mandiri atau kelompok,me~onsilasikan apa yang ditemukan dan membandingkannya dengan temuan
siswa yang lain dan berkomunikasi secara matematik.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah
tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM),
Model pembelajaran berbasis masalah selain menyajikan kepada siswa masalah
yang autentik, bermakna, memberikan kemudahan untuk melakukan penyelidikan,
belajar tentang cara berpikir lcritis dan keterampilan pemecal:mn masalah, juga
12
masalah (model matematika) atau aspek dari suatu situasi masalah yang
digunakan untuk menemukan solusi. Selain itu model pembelajran berbasis
masalah siswa dapat merepresentasikan masalah tersebut dalam obyek, gambar,
kata-kata, atau simbol matematika. Model pembelajaran ini sesuai dengan
perspektif konstruktivisme yang memiliki prinsip bahwa pengetahuan dibangun
olelt siswa sendiri baU<; seca.ra perso~al maupll!l ~siru.
Jlas@all
(2004: 52) menjelaskan bahwa:Dalam PBM siswa memahami konsep suatu materi dimulai dari belajar dan bekerja pada situasi dan masalah (tidak terdefenisi dengan baik) atau open-ended yang disajikan pada awal pembdajaran, sehingga siswa di~rikan kebebasan berfikir dalam mencari solusi dari situasi yang diberikan. Selain itu untuk mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan ide-ide matematik, siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil sehingga mendorong siswa untuk berdialog dan bekerja sama dengan siswa lain dalam inenyelesaikan tugas, memupuk kerja sama dan saling menghargai pendapat orang lain.
Pada bagian lain. Ibrahim dan Nur (Trianto, 2009: 96) menjelaskan bahwa
manfaat model pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah: " ... membantu siswa
mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi, memecahkan masalah,
belajar berperan sebagai orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam
pengalaman nyata dan simulasi menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri."
Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran berbasis masalah
(PBM) disamping siswa dituntut untuk aktif mengkonstruksi konsep-konsep
matematika dari rmasalah yang diberikan, juga mampu menjelaskan
konsep-konsep yang sudah diperoleh. Diharapkan dengan munculnya pemahaman konsep-konsep,
siswa dapat mengkomunikasikan dalam bahasa matematik dengan baik, sehingga
13
siswa terhadap potensi yang dimilikinya serta akan meningkatkan kemampuan
matematikanya.
Selama ini model pembelajaran berbasis masalah (PBM) belum pernah
diterapkan di SMP Negeri 1 Kluet Utara, sehingga mendorong peneliti untuk
menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (PBM) di sekolah tersebut.
A.d~PWl p<>kok b~a$&1 YllP-g dipilih ad.~ab b;mgQil rm,mg k\lb~~ dew. balok; p $ kelas VIII SMP, pemilihan topik ini didasari pada wawancara peneliti dengan
~ di sekolah tersebut dan penelitian pendahuluan di SMP Ne~eri 1 .Kluet
Utara., melalui wawancara dengan guru di sekolah tersebut yang menyatakan
bahwa konsep-konsep pada topik bangun ruang kubus dan balok merupakan salah
satu topik yang sulit bagi siswa. Berdasarkan pemikiran yang telah diuraikan di
atas maka peneliti me~ tertarik untuk menerapan model pembe1ajaran berbasis
masalah (PBM) sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
rnlitemati~
dan
kornt,~nilqtsi rnatematik siswa Sek;olah M.enengah ferW,ma.1.2 ldentiflkasi Masalah.
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai
berikut:
1. Siswa kurang mampu memaharni konsep matematika.
2. Siswa kurang mampu berkomunikasi secara matematik.
3. Siswa kurang berminat siswa dalam mempelajari matematika.
4. Siswa kurang aktif dalam belajar matematika
14
6. Guru k:urang mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
7. Pelaksanaan pembelajaran matematika selarna ini dilakukan guru k:urang
relevan dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran matematika.
1.3 Batasan Masalah.
Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran
matematika seperti yang telah diidentifikasi di atas, maka penelitian ini perlu
dip~~i sehlngga, le<bilt terfqlws pa@. . pennasW.@;,m yang men~w $11
memberikan darnpak yang luas terhadap pennasalahan yang dihadapi. Penelitian
ini dibatasi
pada
pennasalahan pemahaman konsep matematika siswa, komunikasi matematik siswa, siswa kurang aktif dalam belajar matematika sertapelaksanaan pembelajaran matematika yang kurang sesuai dengan karakteristik
dan tujuan pembelajaran matematika. Adapun upaya yang dipilih untuk
menanggulangi perrnasalahan . tersebut adalah dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah (PBM).
1.4 Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah di atas, maka
dapat dibuat rumusan masalah yang perlu dijawab dalarn penelitian ini · adalah
sebagai berikut:
1. Apakah modei pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat meningkatkan
pemahaman kosep matematika siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Kluet
15
2. Apakah model pembelajaran berbasis masalah (PBM) dapat meningkatkan
komunikasi matematik siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 1 Kluet Utara?
3. Bagaimana kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII-I SMP Negeri 1 Kluet
Utara dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah.
4. Bagaimana tingkat kemampuan guru dalam mengelola model
Nmbe\ajanm ber\>~i~
m!lSI!\M
di .lc.~l<:lS VIIH SM:P Negeri 1 JOliet Utara..1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan memperoleh informasi tentang
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Adapun tujUan khusus
yang akan dicapai penelitian ini adalah:
1. Untuk menge~lli peningt:atan pemahaman konsep siswa kelas VIII-I
SMP Negeri 1 Kluet Utara <;etelah penerapan model pembelajaran berbasis
masalah
2. Untuk mengetahui peningkatan komunikasi matematik siswa kelas VIII-I
SMP Negeri I Kluet Utara setelah penerapim model pembelajaran berbasis
masalah.
3. Mendeskripsikan kadar aktivitas aktif siswa kelas VIII-I SMP Negeri I
Kluet Utara dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah
4. Mendeskripsikan tingkat kemampuan guru dalam mengelola model
16
1.6 Defenisi Operasional
Agar tidak. teljadi kesalah pahaman terhadap penafsiran istilah-istilah yang
digunakan, akan dijelaskan beberapa istilah yang didefenisikan secara operasional
d~gan tujuan p<:n~litian
ini
menjadi Iebihterarah.
A.dapun istila.h-istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1) Pembelajaran berbasis masalah (PBM) adalah suatu model pengajaran
yang menggunakan masalah otentik dalam mengkonstruksi berbagai
konsep dan prinsip matematika, yang diawali dengan penyajian suatu
masalah yang nyata dan bermakna kepada siswa sehingga siswa dapat
melakukan penyelidikan autentik, kerjasama dan menemukan penyelesaian
masalah oleb mereka sendiri.
2) MQ4el pem~lajaran berbasis rr,asalilh yang mengikuti langkab-langhh:
(1) mengorientasikan siswa pada masalah, (2) mengorganisasikan siswa belajar, (3) memberikan bantuan menyelidiki, menganalisa secara mandiri atau kelompok, (4) mengembangkan dan menampilkan basil kerja, (5)
menganalisa dan mengevaluasi basil pemecahan masalah.
3) Meningkatkan dalam penelitian ini adalah usaha peneliti memperbaiki
proses dan basil pembelajaran matematika, dilihat dari adanya peningkatan
terbadap basil tes pemahaman konsep matematika, basil tes komunikasi
matematik, aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran model pembelajaran berbasis masalah (PBM) yang semakin
17
4) Kemampuan pemahaman konsep matematika adalah kemampuan
menangkap konsep-konsep materi matematika dan melakukan prosedur
(algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat kemampuan siswa
diukur berdasarkan kemampuan siswa dalam menjawab soal tes ·
kernampuan pemahaman konsep matematika berbentuk uraian yang terdiri
q~
·
t~g~ k,~~pwm.: (\) ·m~J:llllis.kan kQnsep, (2) memberilqw 9onto\l konsep dan bukan contoh konsep dan dapat, (3) menerapkan konsep dalampemecahan masalah.
5) Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan siswa
menggunakan matematika sebagai alat komunikasi (bahasa matematika),
dan kemampuan mengkomunikasikan matematika diukur berdasarkan
kemampuan siswa dalam menjawab soal tes kemampuan komunikasi
matematika berbentuk uraian yang terdiri dari empat kemampuan: (1)
merefleksik@ lxm<ia-\>~mda nyaUJ, gambw, a~\1 ide-ide matematika, (2)
membuat model situasi atau persoalan · menggunakan . metode tertulis,
konkrit, dan graftk, (3) men~an keahlian membaca, menulis? dan
menelaah, untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol,
istilah, serta informasi matematika, (4) merespon suatu
pemyataan/persoalan dalam bentuk argumen yang meyakinkan.
6) Aktivitas aktif siswa adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa
selama proses pembelajaran berlangsung dan diamati oleh dua orang
observer diu}cur berdasarkan pencapaian waktu ideal yang meliputi: (1)
18
masalah kontekstual di LAS, (3) menyelesaikan masalah/menemukan cara
dan jawaban dari masalah, ( 4) menulis penyelesaian masalah, merangkun
dan meyimpulkan suatu prosedur/konsep, (5) memperagakan
hasillpr_esen~i, (6) berdiskusilbertanya kepada temanlbertanya pada guru,
(7) menarik kesimpulan suatu prosedurlkonsep, (8) mencatat hal-hal yang
re.l~v;m d~P.EI.I!! PW~Cifs ~~lajar ~laj~ me1:1g~j~J,r, (9) perilllk:u sisw~J, y;;mg tidak relevan dengan kegiatan belajar mengajar.
7) Kemampuan ~ mengelola pembelaJaran adalah kemarp.puan guru
menyelenggarakan tahapan-tahapan model pembelajaran berbasis masalah.
8) Balok dan kubus adalah materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan
pada pelajaran matematika kelas VIII SMP berdasarkan KTSP SMP tahun
2006. Adapun materi yang dipelajari dalam balok dan kubus t~rsebut
meliputi : (1) menentukan unsur-unsur balol~ dan kubus, (2) menemukan
<4m
weg.gh.ittmg panjru1g ros~-msuk balok <la1:1 lcubus, (3) mewb~,~atjaring-jaririg balok dan kubus, (4) menemukan dan menghitung luas
permukaan balok dan kubus, (5) menemukan dan menghltung volume
balok dan kubus. (6) menemukan dan menghitung luas permukaan dan
volume balok dan kubus jika ukuran rusuknya berubah-ubah.
1.7 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi usaha-usaha
memperbaiki proses pembelajaran matematika dengan menerapkan model
19
1). Manfaat bagi Siswa.
Memberikan motivasi dan aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar, dapat
membantu siswa · dalam menggali konsep-konsep matematik:a dan
menmdah- · siswa.- · tui~ mernahami _ konsep ·.dan . dapat berkomunk.asi
matematik melalui model pembelajaran berbasis masalah.
Z)
MMf~tbagi
Gw"\1,Meningkatkan kemampuan guru dalam perencanaan kegiatan belajar
men~ajar dan membiasakan ~ meng~akan metode mengajar serta
meningkatkan profesional guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran matematik:a di sekolah.
3) Manfaat bagi Sekolah.
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisie11
pegelolaan pendidikan dalam mengambil kebijakan dalam penerapan
inovasi pero.belajaran
baik.
rnaWma,tik:a maupun p(;;lajar!ln lain s(;;baga.i lipaya nieningkatkan kualitas pendidik:an dan kualitas guru.4) Peran~t pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat
digunakan dalam proses belajar meng:Yar dik:elas khususnya pada pokok
bahasan kubus dan balok dengan penerapan pembelajaran bebasis
masalah.
5) Sebagai upaya pengembangan khasanah ilmu pegetahuan, khususnya
dalam inovasi proses belajar meng:Yar baik dalam metematik:a maupun
5. Simpulan
BABY
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan basil analisis data penelitian, dapat dikemukakan.
rapa simpulan sebagai berikut: Berdasarkan basil dan pembahasan
pe elitian yang telah diuraikan di atas, maka pada penelitian ini ditemukan hal-hal
ai berikut:
Dari basil tindakan pada siklus I, setelah diberikan tes kemampuan
pemahaman konsep matematika terdapat 16 dari 35 orang · siswa yang
mengikuti test memiliki nilai dengwt kategori "minimal raik" atau sebesar
45,7% siswa memiliki tingkat kemarnpuan pemahaman konsep matematika
secara klasikal. Kemudian setelah diberikan tindakan pada siklus IT sebanyak
5 (lima) kali pertemuan, siswa kembali diberi test pemahaman konsep,
terdapat 29 dari 35 orang siswa memiliki nilai dengan kategori "minimal
baik". Tingkat keberhasilan pada siklus II ini secara klasikal sebesar 82,87%
dari 35 siswa Ini berarti adanya peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematika dari siklus I ke Siklus II.
2) Dari hasil tindakan siklus I, setelah diberikan tes kemampuan komunikasi
matematik terdapat 14 dari 35 orang siswa mengikuti tes memiliki nilai
dengan kategori "minimal baik" atau sebesar 40% dari 35 siswa memiliki
tingkat kemampuan komunikasi matematik secara klasikal. Kemudian setelah
210
diberikan tindakan seanyak 5 (lima) kali pertemuan, terdapat 29 dari 35 orang
siswa mengikuti tes memiliki nilai dengan kategori "minimal baik" atau
sebesar 82,84% tingkat kemampuan komunikasi matematik secara klasikal.
Dilihat dari persentase keberhasilansiklus I dan siklus II menunjukan adanya
peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa.
3) Dari basil observasi aktivitas siswa pada tindakan siklus I terdapat 3 (tiga)
dari 9 (sembilan) kategori pengamatan aktivitas aktif siswa berada pada batas
toleransi yang ditentukan. Setelah diberikan tindakan pada siklus II diperoleh
7 (tujuh) dari 9 kategori pengamatan aktivitas aktif telah berada pada batas
toleransi yang ditentukan, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kadar
aktivitas aktif siswa dari siklus I ke siklus II.
4) Dari basil obervasi terhadap kemampuan guru dalani mengelola petribelajaran
pada siklus I aspek penilian kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
berbasis masalah berada pada kateg()ri "cukup baik" (nilai 3,5). Setelah
diberikan tindakan pada siklus II setiap aspek penilaian kemampuan guru
mengelola pembelajaran berada dalam kategori "baik", (nilai 4,4). Hal ini
menunjukkan adanya penitigkatan kemampuan guru dalam pengelolaan
pembelajaran dari siklus I ke siklus II.
Saran
Berdasarkan simpulan penelitian yang diuraikan di atas, dapat dikemukan
211
Dalam penelitian Wak.tu penelitian ini hanya dilakukan 8 (delapan) kali
pertemuan dalam wak.tu 1 bulan. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan
untuk 1 (semester) atau enambulan, sehingga basil yang diperoleh akan
maksimal.
2 Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan dan menambah
alokasi wak.tu pertemuan dalam penerapan model pembelajaran berbasis ·
masalah.
3 Dalam penelitian ini subjek yang penulis teliti adalah siswa kelas VIII-1 SMP
Negeri 1 Kluet Utara. Bagi peneliti selanjutnya disarank:an untuk meneliti
subjek pada tingkat sekolah yang berbeda.
4 Bagi guru matematika model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi
salah satu altematif dikelas yang dinilai dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika dan komunikasi matematik siswa serta aktivitas belajar
siswa.
5 Penerapan model pembelajaran berbasis masalah mampu meningkatkan
pemahamn konsep matematika dan komunikasi matematik siswa. Temuan
penelitian, basil analisis data, perimgkat pembelajaran, maupun intrumen
yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam upaya
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika pada jenjang