• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET DALAM PERTANDINGAN KYORUGI (SPARRING) CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET DALAM PERTANDINGAN KYORUGI (SPARRING) CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET DALAM PERTANDINGAN

KYORUGI (SPARRING) CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Disusun oleh: DWI SATYA ASRI

0800077

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET DALAM PERTANDINGAN

KYORUGI (SPARRING) CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Oleh Dwi Satya Asri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Dwi Satya Asri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DWI SATYA ASRI

0800077

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET DALAM PERTANDINGAN

KYORUGI (SPARRING) CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Mulyana, M. Pd

NIP. 197108041998021001

Pembimbing II

Sagitarius, M. Pd

NIP. 196911132001121001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

FPOK UPI

Dr. Boyke Mulyana, M. Pd

(4)

ABSTRAK

TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI ATLET DALAM PERTANDINGAN KYORUGI (SPARRING)

CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

Pembimbing I : Dr. Mulyana, M.Pd. Pembimbing II : Sagitarius, M.Pd.

Dwi Satya Asri* 0800077

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo. Berkaitan dengan prestasi dalam olahraga, salah satu aspek yang menjadi perhatian dalam menghadapi pertandingan bagi para atlet adalah kemampuan mental. Salah satu kemampuan mental yang perlu ditelaah adalah kepercayaan diri atlet. Dalam pertandingan kategori kyorugi diperlukan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Dalam penelitian ini penulis ingin mengungkap gambaran persentase tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dan menggunakan instrumen berupa angket. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan sampel atlet kyorugi UKM Taekwondo UPI Bandung sebanyak 30 orang. Berdasarkan hasil pengolahan data, didapatkan tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo secara keseluruhan adalah sebesar 78,4% dan termasuk dalam kriteria baik. Sementara itu, untuk tingkat kepercayaan diri kelompok responden atlet pria sebesar 81,2% dan termasuk dalam kriteria baik sekali. Sedangkan, tingkat kepercayaan diri kelompok responden atlet pria sebesar 75,6% dan termasuk dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti memberikan saran bahwa pada program latihan yang disusun hendaknya dimasukan juga program khusus untuk pelatihan mental agar mental dari atlet khususnya kepercayaan diri dapat dibangun sehingga dapat memberikan efek positif kepada latihan lain yang berdampak kepada hasil akhir atau prestasi yang akan diraih.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR BAGAN …... ix

DAFTAR GRAFIK …... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah... 1

B.Rumusan Masalah... 3

C.Tujuan Penelitian... 3

D.Manfaat Penelitian... 3

E. Batasan Masalah... 4

F. Definisi Operasional... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A.Kajian Teoritis... 6

1. Hakikat Kepercayaan Diri ………... 6

(6)

B.Kerangka Berpikir …………... 23

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A.Metode Penelitian... 26

B.Desain Penelitian Dan Variabel Penelitian ………... 26

C.Teknik Pengambilan Sampel ……… 27

D.Teknik Pengumpulan Data ………... 28

1. Melakukan Spesifikasi Data ……… 29

2. Penyusunan Angket……….. 31

3. Uji Coba Angket………... 32

4. Penyebaran Angket……….….. 37

E. Prosedur Analisis Data ……… 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Analisis Data ………...…….. 39

B. Diskusi Penemuan dan Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan …... 51

B.Saran …... 51

DAFTAR PUSTAKA... 53

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki untuk menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan untuk menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni atau cara mendisiplinkan diri. Maka jika diartikan secara sederhana, Taekwondo berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong.

Taekwondo mempunyai banyak kelebihan. Pola gerakannya sangat indah dan sistematis. Selain itu taekwondo tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara sungguh-sungguh mempelajarinya dengan benar. Sebagaimana dikemukakan oleh Suryadi (2003: 16) bahwa:

Mempelajari Taekwondo tidak dapat hanya menyentuh aspek keterampilan teknik bela dirinya saja, namun harus meliputi aspek fisik, mental dan spiritualnya. Untuk itu, seseorang yang berlatih atau mempelajari taekwondo sudah seharusnya menunjukkan kondisi fisik yang baik, mental yang kuat dan semangat yang tinggi. Namun, hal itu harus mampu ditunjukkan dalam sikap dan tindakan sehari-hari yang baik dan didasari jiwa yang luhur. Dengan begitu barulah seseorang dapat dikatakan berhasil dalam berlatih Taekwondo.

Dalam pertandingan beladiri untuk mencapai prestasi maksimal harus didasari oleh penguasaan teknik dasar yang baik dan sikap mental yang prima. Disebutkan juga oleh Harsono (1988:100) mengatakan bahwa:

(8)

2

Berkaitan dengan prestasi dalam olahraga, salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah kemampuan mental menghadapi pertandingan bagi para atlet salah satunya adalah kepercayaan diri atlet. Hornby (1987) dalam Husdarta (2010:92) menyebutkan bahwa “Secara sederhana self confidence atau kepercayaan diri berarti rasa percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan diri untuk mencapai prestasi tertentu.” Dengan kepercayaan diri atlet akan mampu mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurangnya kepercayaan diri akan menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang kepercayaan diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, serta bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.

Dalam cabang olahraga taekwondo terdapat aspek pokok latihan yang membutuhkan tingkat kepercayaan diri yang baik yaitu kyorugi. ”Kyorugi atau

pertarungan adalah pengaplikasian teknik gerakan dasar, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.” (http://pengertiantaekwondo.blogspot.com) Pertandingan kategori kyorugi dalam cabang olahraga taekwondo merupakan pertandingan perorangan yang semua keputusannya dipikirkan, dibuat dan dihasilkan oleh diri sendiri ketika dalam arena pertandingan dan mempunyai karakter yang sangat keras dimana untuk mencetak poinnya memerlukan tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Tingkat kepercayaan diri atlet yang tinggi dengan sebuah usaha pengontrolan diri yang baik akan menghasilkan penampilan terbaiknya di setiap event.

(9)

3

B.Rumusan Masalah

Kepercayaan diri merupakan salah satu kemampuan mental yang perlu diperhatikan khususnya pada atlet kyorugi (sparring) dalam cabang olahraga taekwondo. Kepercayaan diri tentu ada hubungannya dengan prestasi atlet untuk menunjang penampilannya dalam setiap pertandingan. Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, maka ada permasalahan yang di anggap penting untuk di teliti lebih lanjut. Masalah yang muncul dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut, bagaimana tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang akan diungkap dan dijabarkan oleh penulis maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian bagi semua pihak, adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan hasilnya bisa dijadikan:

1. Secara Teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi para pelatih taekwondo dalam upaya meningkatkan kualitas pelatihannya guna meningkatkan prestasi serta kualitas atlet-atlet binaannya.

b. Dapat dijadikan sebagai informasi dan masukan untuk penyusunan program latihan dan pengembangan olahraga taekwondo bagi para pelatih.

(10)

4

2. Secara Praktis

a. Dapat dijadikan bahan masukan sekaligus pegangan bagi setiap pelatih dan atlet saat menghadapi pertandingan.

b. Dapat dijadikan suatu pengetahuan yang muncul dari suatu penelitian sehingga pemahaman atlet meningkat dan olahraga taekwondo membantu memperluas pemahaman dan tolak ukur prestasi terhadap hubungan positif dan negatif antara sport science dan praktek lapangan.

E.Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanaan dan pada tujuan yang akan di capai, maka permasalahan dalam penelitian di batasi sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian hanya ditujukan pada tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo. 2. Pengukuran dan pengujian terbatas pada kepercayaan diri atlet.

3. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota UKM Taekwondo UPI.

4. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sample dengan jumlah sampel 30 orang.

5. Pengumpulan data dengan mengunakan angket.

6. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

F. Definisi Operasional

Guna menghindari kemungkinan salah penafsiran terhadap istilah dalam penelitian, maka penulis membatasi beberapa istilah yang di gunakan sebagai berikut :

1. Hornby (1987) mengemukakan bahwa “kepercayaan diri berarti rasa percaya terhadap kemampuan atau kesanggupan diri untuk mencapai

(11)

5

2. Kyorugi atau pertarungan adalah pengaplikasian teknik gerakan dasar,

dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekan teknik serangan dan teknik pertahanan diri. (http://pengertiantaekwondo.blogspot.com)

(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, pemilihan metode yang tepat sangat berguna, karena dengan menggunakan metode yang tepat akan membantu peneliti untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Metode adalah suatu cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan, menggambarkan dan menyimpulkan data untuk memecahkan suatu permasalahan sesuai dengan prosedur penelitian.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu memecahkan suatu masalah dengan cara pencarian data-data mengenai masalah yang diteliti. Menurut Arikunto (2010: 3) metode penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.”

B. Desain Penelitian dan Variabel Penelitian

Pola atau desain penelitian merupakan hal yang penting di dalam sebuah penelitian, karena desain penelitian berfungsi untuk mempermudah langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian dan juga dapat dijadikan sebagai suatu pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Desain penelitian yang dibuat harus sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam penelitian. Definisi variabel menurut Arikunto (2010: 161) adalah “Objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”

(13)

27

Bagan 3.1 Alur Penelitian

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah sekumpulan individu yang memiliki sifat yang umum, populasi digunakan untuk mengambil data untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Menurut Arikunto (2010: 173) populasi adalah “Keseluruhan subjek dalam penelitian.” Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa taekwondo UPI Bandung. Sedangkan sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang sedang diteliti. Sampel merupakan sumber informasi atau data yang sedang diteliti. Menurut Arikunto (2010: 174) sampel adalah “Sebagian atau wakil dari populasi yang sedang diteliti.” Teknik sampling yang digunakan yaitu

purposive sampling, menurut Sugiyono (2012: 124) “purposive sampling,yaitu

mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu.”

Berdasarkan uraian diatas, dikarenakan penulis menggunakan teknik

purposive sampling, maka penulis menggunakan sampel 30 atlet kyorugi Unit

Kegiatan Mahasiswa taekwondo UPI Bandung. Populasi

Sampel

Angket Kepercayaan Diri

Pengolahan Data

(14)

28

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. “Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara” (Sugiyono, 2010: 193). Berdasarkan pada setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alami, di rumah dengan berbagai responden, seminar dan lain-lain. Kemudian berdasarkan sumber datanya, pengumpulan data dibagi menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Selanjutnya dilihat dari segi cara pengumpulan data, teknik pengumpulan data dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan) dan gabungan ketiganya.

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2010: 199) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.”

Pada sebuah penelitian diperlukan sebuah alat ukur yang biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi pengertian instrumen menurut Sugiyono (2010: 148) adalah “Suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai kepercayaan diri adalah angket. Alasan penulis menggunakan angket dalam penelitian ini karena dapat memperoleh gambaran sesuai dengan apa yang terjadi melalui jawaban dari para responden dan memiliki keuntungan dalam penggunaannya. Arikunto (2010: 195) menjelaskan keuntungan menggunakan angket yaitu :

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab

(15)

29

Terdapat berbagai jenis angket yang dapat dipakai dalam melakukan sebuah penelitian. Angket yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu angket tertutup. Seperti yang disebutkan Arikunto (2010:195):

Kuesioner dibeda-bedakan atas beberapa jenis, jika dipandang dari cara menjawab maka ada:

1. Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

2. Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga reponden tinggal memilih.

Angket atau kuesioner yang digunakan adalah pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk-bentuk yang lain yang disebut closed-ended question. Pertanyaan itu dapat digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan pengetahuan.

Dimaksudkan agar penyusunan angket berjalan dengan baik, maka diperlukan langkah untuk menyusun angket. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut:

1. Melakukan Spesifikasi Data

Maksud dari spesifikasi data adalah untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diteliti sehinggga mempermudah penulis menyusun kisi-kisi angket. Berikut ini pendapat para ahli yang dijadikan penulis sebagai acuan untuk menyusun kisi-kisi angket. Ciri-ciri orang yang memiliki kepercayaan diri menurut Lautser (1992) dalam Ghufron dan Risnawati (2010: 35) adalah “(1) memiliki keyakinan pada kemampuan sendiri, (2) memiliki optimisme yang tinggi, (3) bersikap objektif dalam berbagai hal, (4) Bertanggung jawab, (5) rasional dan realistis.”

(16)

30

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri

Variabel Indikator Sub-Indikator

(17)

31

2. Penyusunan Angket

Setelah menyusun kisi-kisi angket, langkah selanjutnya yaitu menjadikan kisi-kisi angket yang sudah kita susun sebagai acuan untuk menyusun pernyataan yang akan kita tuangkan dalam angket. Dipandang dari cara menjawabnya,dalam angket ini penulis menggunakan angket tertutup, menurut Arikunto (2010: 195) “Kuisioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.” Dalam pemilihan jawaban, penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala likert. Skala Likert menurut Sugiyono (2010: 134) adalah “Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Penulis menyediakan alternatif pilihan jawaban yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Untuk keperluan analisis data kuantitatif, maka dari alternatif jawaban-jawaban itu, penulis menetapkan kategori penyekoran seperti yang tertera pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

(18)

32

3. Uji Coba Angket

Setelah angket disusun, angket tidak langsung diberikan kepada sampel yang akan penulis teliti. Angket terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya, karena tidak semua pernyataan di dalam angket ini akan diberikan kepada sampel. Hanya angket yang memenuhi syaratlah yang digunakan sebagai alat pengumpul data.

Uji coba angket dilaksanakan di Pelatihan cabang Taekwondo Indonesia (Pelatcab TI) Kota Bandung, yang bukan merupakan sampel dari penelitian ini. Adapun langkah dalam mengolah data untuk validitas instrumen adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Butir Soal

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengetahui validitas butir soal adalah sebagai berikut:

1) Data yang diperoleh dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

2) Menentukan 50% responden yang masuk ke dalam kelompok atas dan 50% responden yang masuk ke dalam kelompok bawah.

3) Cari nilai rata-rata (̅) setiap butir pernyataan kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut :

̅

Keterangan:

̅ = Nilai rata-rata yang dicari ∑ = Jumlah skor

= Jumlah sampel

4) Mencari simpangan baku (S) dari setiap butir pernyataan dari kelompok atas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

(19)

33

Keterangan:

S = Simpangan baku

∑(X-X ) ² = Jumlah skor yang dikurangi rata-rata dikuadratkan

n = Jumlah responden

5) Mencari variansi ( ) setiap butir pertanyaan kelompokatas dan kelompok bawah dengan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan:

= Nilai rata-rata yang dicari

= Simpangan Baku Kelompok Satu

= Simpangan Baku Kelompok Dua

= Jumlah sampel

6) Mencari t-hitung untuk tiap butir peryataan dengan menggunakan rumus berikut ini:

t =

̅ ̅

Keterangan Rumus:

t = Nilai t hitung yang dicari X = Nilai rata-rata kelompok atas X = Nilai rata-rata kelompok bawah S² = Simpangan baku kuadrat n = Jumlah responden

(20)

34

Setelah diperoleh t-hitung, langkah selanjutnya adalah membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel. T-tabel dalam taraf nyata 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% untuk instrumen ini adalah 1,70.

Sebuah penyataan dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data jika t-hitung lebih besar atau sama dengan t-tabel. Jika t-hitung lebih kecil daripada t-tabel, maka pernyataan tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Hasil uji validitas dari tiap butir pernyataan angket pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Butir Soal Variabel Kepercayaan Diri

No.

Soal t-hitung Keterangan

No.

Soal t-hitung Keterangan

1 2,7 Valid 21 1,8 Valid

2 2,5 Valid 22 2,1 Valid

3 2,3 Valid 23 2,3 Valid

4 1,7 Valid 24 1,9 Valid

5 3,6 Valid 25 4,6 Valid

6 1,8 Valid 26 2,4 Valid

7 1,7 Valid 27 2,9 Valid

8 1,8 Valid 28 3,2 Valid

9 2,8 Valid 29 1,8 Valid

10 3,2 Valid 30 2,8 Valid

11 2,6 Valid 31 -1,6 Tidak Valid

(21)

35

13 1,9 Valid 33 2,8 Valid

14 2,4 Valid 34 0,9 Tidak Valid

15 0,6 Tidak Valid 35 0,8 Tidak Valid

16 2 Valid 36 2,9 Valid

17 2 Valid 37 3,3 Valid

18 1,8 Valid 38 2,3 Valid

19 2 Valid 39 1,7 Valid

20 2 Valid 40 2 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 3.3 di atas, maka dapat dilihat bahwa terdapat soal yang valid dan tidak valid. Soal yang valid akan digunakan oleh penulis sebagai alat pengumpul data.

b. Uji Reliabilitas Soal

Setelah penulis mengetahui validitas instrumen, langkah selanjutnya yaitu mencari reliabilitas dari instrumen yang digunakan. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen, penulis menggunakan pendekatan sebagai berikut:

1) Membagi dua butir pernyataan menjadi kelompok ganjil dan kelompok genap.

2) Skor dari kelompok genap dikelompokan menjadi varibel X dan skor dari kelompok ganjil dikelompokan menjadi variabel Y.

3) Mengkorelasikan antara skor butir butir pernyataan kelompok genap dan kelompok ganjil dengan menggunakan rumus korelasi Pearson product

moment ( Arikunto, 2010: 318) sebagai berikut:

(22)

36

Keterangan Rumus:

= Koefisiensi korelasi yang dicari

n = Jumlah responden

∑X = Jumlah skor variabel X (skor total butir soal) ∑Y = Jumlah skor variabel Y (skor total butir) ∑XY = Jumlah skor variabel X dikalikan dengan Y ∑X² = Jumlah hasil kuadrat skor variabel X ∑Y² = Jumlah hasil kluadrat skor variabel Y

4) Mencari realibilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus

Spearman Brown sebagai berikut ini:

Keterangan:

= Koefisien yang dicari

= dua kali koefisien korelasi

= satu tambah koefisien korelasi

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product

Moment, langsung dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown, kemudian untuk

(23)

37

Tabel 3.4

Hasil Uji Realibilitas Butir Soal Variabel Kepercayaan Diri

VARIABEL rii rtabel KESIMPULAN

Kepercayaan Diri 0,89 0,361

Reliabel Atau Dapat Dipercaya

4. Penyebaran Angket

Setelah diketahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya penulis menyebarkan instrumen kepada sumber data yang sudah ditetapkan di awal, yaitu atlet kyorugi UKM Taekwondo UPI sebanyak 30 orang. Penyebaran angket dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2013 pukul 16.00 WIB di Sporthall UPI.

E.Prosedur analisis data

Dalam sebuah penelitian diperlukan analisis data. Agar analasis data dalam penelitian ini berjalan lancar, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melihat dan memutuskan hasil sah atau tidak. Setelah angket dibagikan kepada sampel, penulis mengumpulkannya kembali yang kemudian diperiksa untuk melihat dan memutuskan keabsahan pengisian angket tersebut.

2. Memberikan nilai pada tiap butir pernyataan dalam angket yang telah dijawab dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Pernyataan positif: SS=5, S=4, R=3, TS=2 dan STS=1 b. Pernyataan negatif: SS=1, S=2, R=3, TS= 4 dan STS=5 3. Mengelompokan setiap butir pernyataan.

(24)

38

5. Untuk memperoleh hasil akhir yaitu berupa presentase tentang tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo, penulis menggunakan penghitungan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Jumlah atau besarnya presentase yang dicari. Ʃxi : Jumlah skor berdasarkan alternatif jawaban.

Ʃxn : Jumlah total skor.

9. Setelah didapat persentase data kemudian menafsirkan dan menyimpulkan untuk mempermudah dalam penafsiran dan penyimpulan, dalam hal ini penulis memilih parameter yang dikemukakan oleh Komarudin (2010), dengan menafsirkan hasil data ke dalam kriteria persentase dimensi keterampilan psikologis. Kriteria persentase dimensi keterampilan psikologis dapat dilihat dalam tabel 3.4.

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Dimensi Keterampilan Psikologis

Persentase (%) Kategori

81-100 Baik sekali

61-80 Baik

41-60 Cukup

21-40 Kurang

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pengolahan data yang sudah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo berada pada kategori baik.

2. Tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo kelompok responden wanita berada pada kategori baik.

3. Tingkat kepercayaan diri atlet dalam pertandingan kyorugi (sparring) cabang olahraga taekwondo kelompok responden pria berada pada kategori baik sekali.

B. Saran

Sesuai kesimpulan, penulis membuat saran sebagai berikut :

1. Selain faktor fisik, teknik dan taktik, seorang pelatiih harus juga memperhatikan faktor mental dalam hal ini kepercayaan diri dari setiap atletnya.

2. Pada program latihan yang disusun hendaknya dimasukan juga program khusus untuk pelatihan mental agar mental dari atlet khususnya kepercayaan diri dapat dibangun sehingga dapat memberikan efek positif kepada latihan lain yang berdampak kepada hasil akhir atau prestasi yang akan diraih.

(26)

52

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Anggriyani, Nurry. (2011) HUBUNGAN ANTARA SELF-TALK DAN KEPERCAYAAN DIRIDENGAN PRESTASI ATLET TAE KWON DO UNIT CTC-KARTIKA KOTA BANDUNG. Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghufron, Nur dan Rini Risnawati.(2004).Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek - Aspek Psikologis dalam Coaching. Bandung: C.V. Tambak Kusuma.

Husdarta. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2009). Modul Psikologi Kepelatihan. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Ibrahim, Rusli. dan Komarudin. (2008). Modul Psikologi Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Komarudin. (2010). “Profil Dimensi Keterampilan Psikologis Atlet Bola Basket Putri Kota Bandung yang Diprediksi Medali Emas pada Porda XI Jabar

2010”.Jurnal Wisata dan Olahraga. 6, (12), 40-47.

Matjan, Bastinus. (2010). Modul ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Nurhasan, Dudung, H.C. dan Nidaul, Hidayah. (2012). Modul Mata Kuliah

Statistik. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga.

Penataran Wasit. (2004). Taekwondo Competition Rules & Interpretation. German: The World Taekwondo Federation

Pengprov TI Jawa Barat. (2012). Taekwondo Competition Rules &

Interpretation.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

(28)

54

Universitas Pendidikan Indonesia (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung

Young, K.U. (1995). Kukkiwon Taekwondo Text Book. Korea: Oh Sung Publishing Company

Sumber lain:

Miskell, W.H. (1939). [Online] Tersedia: http://sosseres.blogspot.ca/2011/02/arti-percaya-diri.html

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Kepercayaan Diri
Tabel 3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal Variabel Kepercayaan Diri
Tabel 3.4 di halaman 37.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui bagaimana kesiapan seorang wasit sepakbola sesaat sebelum

Setelah angket disusun, angket tidak langsung diberikan kepada sampel yang akan penulis teliti. Angket terlebih dahulu diuji coba untuk mengetahui tingkat validitas

Hasil penelitian didapatkan bahwa nomor Kyorugi mempunyai kekuatan otot tungkai yang lebih besar untuk itu disarankan pada atlet nomor Kyorugi untuk lebih meningkatkan

Berdasarkan hasil penelitian pada pengukuran push up selama satu menit terhadap atlet Taekwondo Dojang STIMART AMNI Semarang dapat disimpulkan bahwa terdapat

di lingkungannya, akan mampu berpikir secara positif, terbuka terhadap lingkungan sekitar, mampu melihat kelebihan-kelebihan yang ada didalam dirinya sendiri dan

di lingkungannya, akan mampu berpikir secara positif, terbuka terhadap lingkungan sekitar, mampu melihat kelebihan-kelebihan yang ada didalam dirinya sendiri dan

Sesuai dengan masalah yang penulis rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : “Mengetahui pengaruh penerapan metode progresif terhadap hasil tembakan

Atlet yang telah merasa nyaman di lingkungannya, akan mampu berpikir secara positif, terbuka terhadap lingkungan sekitar, mampu melihat kelebihan-kelebihan yang ada didalam dirinya