• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KESIAPAN PSIKIS WASIT C 2 JAWA BARAT DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KESIAPAN PSIKIS WASIT C 2 JAWA BARAT DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KESIAPAN PSIKIS WASIT C2 JAWA BARAT DAN

PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN DENGAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERTANDINGAN

SEPAKBOLA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

DisusunOleh : Eric Muhammad Ginanjar

0808553

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

LEMBAR PENGESAHAN Nama : ERIC MUHAMMAD GINANJAR

NIM : 0808553

Judul : HUBUNGAN KESIAPAN PSIKIS WASIT C2 JAWA BARAT DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Dr. Komarudin, M. Pd NIP. 197204031999031003

Pembimbing II

Alen Rismayandi, M. Pd NIP. 197612282008121002

Mengetahui,

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

(3)

HUBUNGAN KESIAPAN PSIKIS WASIT C 2 JAWA BARAT DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM

PERTANDINGAN SEPAKBOLA

Oleh

Eric. Muhammad. Ginanjar

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

© Eric Muhammad Ginanjar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang

(4)

ii

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Hubungan Kesiapan Psikis Wasit C 2 Jawabarat Dan Pemahaman Peraturan Permainan Dengan ABSTRAK

HUBUNGAN KESIAPAN PSIKIS WASIT C 2 JAWA BARAT DAN PEMAHAMAN PERATURAN PERMAINAN DENGAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DALAM PERTANDINGAN SEPAKBOLA Pembimbing I : Dr. Komarudin, M.Pd.

Pembimbing II : Alen Rismayandi,M.Pd. Oleh :

Eric Muhammad Ginanjar 0808553

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesiapan psikis wasit, pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola. Untuk bisa menjawab permasalahan penelitian tersebut maka dilakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif korelasional. Data yang diuji secara langsung diperoleh melalui angket kesiapan dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan melalui format pengambilan keputusan yang diisi oleh pengawas pertandingan terhadap 12 orang sampel dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Hasil perhitungan menunjukan bahwa Hubungan kesiapan psikis wasit dengan pengambilan keputusan sebesar 83,7% menunjukkan bahwa hubungannya sangat kuat. Hubungan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan sebesar 74,7% menunjukkan bahwa hubungannya kuat. Hubungan kesiapan psikis wasit dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan sebesar 83,9% menunjukkan hubungannya sangat kuat. Kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan psikis wasit dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Hubungan Kesiapan Psikis Wasit C2 Jawa Barat dan Pemahaman Peraturan Permainan dengan Pengambilan Keputusan dalam Pertandingan Sepakbola”. Shalawat dan salam selalu penulis curah limpahkan kepada The great idol in the world Nabi Besar Muhammad Saw, kepada keluarga beliau, para sahabatnya, para tabiin, tabiit tabiin, para umatnya. Semoga penulis adalah salah satu dari orang-orang yang memperoleh syafa’at baginda Rasulullah Saw kelak di hari perhitungan, amin.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Program Studi Ilmu Keolahragaan FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Walaupun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bandung, Juli 2013

(6)

vii

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Batasan Penelitian ... F. Definisi Operasional ... 1 1. Pengertian Kesiapan ... 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan ... B. Kesiapan Wasit ... C. Wasit ... 1. Pengertian Wasit ... 2. Tugas dan Kewenangan Wasit Sepakbola ... 3. Kewajiban Seorang Wasit ... 4. Kriteria Wasit Ideal ... 5. Perwasitan Sepakbola di Indonesia ...

(7)

D. Pemahaman Peraturan Permainan ... E. Pengambilan Keputusan ... 1. Tipe-tipe Keputusan ... F. Pengertian sepakbola ... G. Anggapan Dasar Penelitian ... H. Hipotesis Penelitian ...

21

A. Metode Penelitian ... B. Populasi dan Sampel ... C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian ... D. Teknik Pengumpulan Data ... E. Pelaksanaan Penelitian ... F. Prosedur Penelitian ...

32 B. Hasil Pengolahan Analisis Data ...

1. Hasil Pengujian Normalitas Data ... 2. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Variabel Kesiapan

Wasit dengan Pengambilan Keputusan ... a. Koefisien Korelasi ... b. Hasil Pengujian Uji Signifikansi korelasi ... 3. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Variabel

Pemahaman Peraturan Permainan dengan Pengambilan Keputusan ... a. Koefisien Korelasi ... b. Hasil Pengujian uji Signifikansi Korelasi ... 4. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi Antara Variabel

Kesiapan wasit, Pemahaman Peraturan Permainan dengan Pengambilan Keputusan ... a. Koefisien Korelasi ...

(8)

ix

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

b. Hasil pengujian Signifikansi Korelasi ... 5. Hasil Penghitungan Koefisien Determinan ... C. Diskusi Temuan ...

66 67 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan Tipe keputusan ... 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Wasit ... 3.2 Skor Untuk Poin Positif ... 3.3 Skor Untuk poin Negatif ... 3.4 Hasil Uji Validitas Kesiapan Instrumen Kesiapan Wasit ... 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 4.1 Data Hasil Tes Kesiapan Wasit, Pemahaman Peraturan Permainan Dan Pengambilan Keputusan ... 4.2 Hasil Pengujian Normalitas Data ... 4.3 Normalitas Data ... 4.4 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Indikator Variabel Kesiapan Wasit

dengan Variabel pengambilan keputusan ... 4.5 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Indikator Variabel Pemahaman

Peraturan Permainan dengan Variabel Pengambilan Keputusan ... 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi Variabel Kesiapan Wasit,

Pemahaman Peraturan Permainan denganPengambilan Keputusan ... 4.7 Persentasi Hubungan Variabelkesiapan Wasit, Pemahaman Peraturan

Permainan Dengan Pengambilan keputusan ... 26 38 48 48 51 56

58 69 60

61

(10)

xi

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Pengambilan Keputusan ... 3.1 Desain Penelitian... 3.2 Langkah-langkah Dalam Melakukan Penelitian ... 4.1 Daerah Normalitas Data Kesiapan ... 4.2 Daerah Normalitas Data Pemahaman Peraturan Permainan ... 4.3 Daerah Normalitas Data Pengambilan Keputusan ... 4.4 Hasil Penghitungan Korelasi antara Kesiapan wasit, Pemahaman

Peraturan Permainan dengan Pengambilan Keputusan ... 4.5 Grafik Hubungan antara variabel Kesiapan Wasit, Pemahaman

Peraturan Permainan terhadap Pengambilan Keputusan ... 24 36 36 60 61 61

67

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No

1. 1. Angket Uji Coba

2. 2. Skor Uji Coba Angket Kesiapan

3. 3. Uji Validitas Angket, Hasil Uji Coba Angket Kesiapan 4. 4. Uji Realibilitas Instrumen Kesiapan

5. 5. Kisi-kisi angket pemahaman peraturan permainan

6. Angket Penelitian (Kesiapan), Angket Penelitian Pemahaman Peraturan Permainan, Format Pengambilan Keputusan

7. Data Skor Hasil Penelitian

8. Hasil Output Sub Menu Explore, Hasil Output Uji Normalitas 9. Hasil Output Uji Korelasi Antara Kesiapan wasit dengan

Pengambilan Keputusan, Hasil Output Uji Korelasi Antara

(12)

xiii

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga permaianan yang paling popular. Terbukti dengan banyakanya orang yang menggemari permainan tersebut mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa sampai lanjut usia sekalipun. Dalam pertandingan sepakbola di Indonesia umumnya antusiasme penonton begitu besa runtuk menyaksikannya, baik yang datang ke stadion, maupun lewat layar televisi, terbukti dengan selalu penuhnya penonton dalam setiap pertandingan, terutama di kota-kota besar, serta banyaknya stasiun televisi yang menyajikan pertandingan secara langsung maupun siaran tunda.

Organisasi yang baik dalam persepakbolaan di Indonesia bisa menciptakan suasana yang harmonis dalam setiap pertandingan, di dukung oleh pelatih yang kompeten serta pemain yang berkualitas secara fisik maupun psikis dan profesionalisme seorang pemain harus ditunjukkan dalam setiap pertandingan. Pertandingan bisa berjalan lancar, haruslah dipimpin oleh wasit dan kedua asisten wasit yang membantu yang memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh induk organisasi sepakbola. Hal tersebut sesuai dengan hasil penataran wasit sepakbola yang berlisensikan C1 ( wasit nasional ) PSSI 2009 Mulyana Soebandi sebagai Instruktur menerangkan bahwa : Untuk menjadi seorang wasit dan seorang asisten wasit (1) Usia minimal 18 sampai dengan 35 (2) Tingkat pendidikan minimal SMA sederajat (3) Lulus kursus sesuai dengan tingkatannya (4) Sehat jasmani dan rohani (5) Ramah, tegas, jujur dan adil. Selain itu, seorang wasit dan asisten wasit juga ditutut untuk menguasai peraturan permainan dengan baik. Yaitu lulus dalam tes peraturan permainan yang diadakan oleh PSSI.

(14)

2

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

diharapkan dapat bertugas memimpin suatu pertandingan dengan baik sesuai dengan tujuan serta sasaran yang direncanakan.

Persepakbolaan Indonesia sering terjadi keributan-keributan yang mengakibatkan suatu pertandingan dihentikan, atau bahkan pertandingan tersebut harus tertunda, semua itu bukanlah hal yang aneh di dalam persepakbolaan di Negara kita ini, namun yang sering menjadi kambing hitam dari semua masalah itu adalah wasit dan asisten wasit, tapi kenyataanya bukan hanya wasit dan asisten wasit yang harus dipermasalahkan namun pemain, official bahkan penonton sekalipun. Hal ini dijelaskan oleh Rusli Lutan (2003:45) sebagai berikut :

Dalam dunia olahraga sepakbola, resiko pertanggung jawaban terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu pertandingan bukan saja menjadi tanggung jawab pemain, tim manager atau pelatih akan tetapi sangat dominan ditentukan oleh kepemimpinan wasit dan asisten wasit.

Maka dari itu sebelum memimpin pertandingan sepakbola seorang wasit harus memiliki kesiapan (readiness). Karena segala keputusan wasit itu mutlak dan perlu kesiapan untuk mempertanggung jawabkan itu dihadapan para pemain dan official tim. Menurut hukum kesiapan Thorndike, dalam (id.shvoong.com/ aliran psikologi tingkah laku 2011:1) : „Seseorang yang mempunyai kecenderungan melakukan kegiatan tertentu dan kemudian dia benar melakukan kegiatan tersebut, maka tindakannya akan melahirkan kepuasan bagi dirinya‟. Jadi seorang wasit sepakbola dalam setiap mengambil keputusan harus memiliki kesiapan agar menimbulkan kepuasan bagi dirinya.

Dalam memimpin pertandingan seorang wasit harus dalam keadaan siap, jadi seorang wasit yang hendak memimpin pertandingan agar dalam menjalankan tugasnya menuai keberhasilan dituntut untuk memiliki kesiapan. Suryanto dalam Bell ( 2011:1 ) :

(15)

3

Seorang wasit sebelum memimpin pertandingan sudah seharusnya mempersiapkan diri secara baik. Menurut Suryanto ( 2009:1) :

Persiapan diri sebelum pertandingan akan memberikan dampak positif bagi penampilannya nanti. Sehingga dengan persiapan ini wasit bisa menjadi tenang, berkonsentrasi penuh pada pertandingan, tidak ragu-ragu, sehingga tidak mengalami bentuk-bentuk kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Persiapan ini selain persiapan peralatan dan kelengkapan wasit, juga ada kegiatan yang tidak kalah pentingnya yaitu warming-up dan psyching-up. Warming-up dikenal juga sebagai upaya pemanasan untuk persiapan suatu latihan

atau pertandingan. Dalam kegiatan ini aspek fisik menjadi sasaran utama karena untuk menunjang pernampilan yang baik seorang wasit harus memiliki kondisi fisik yamg prima karena mobilitas dan konsentrasi yang harus diemban seorang wasit ketika memimpin pertandingan.Sementara itu, psyching-up merupakan suatu upaya untuk menempatkan emosi dan perasaan dalam suasana pertandingan.

Kegiatan ini lebih menekankan aspek mental psikologis. Kedua kegiatan itu biasa digunakan bagi seorang wasit yang mau memimpin pertandingan. Analogi dengan kegiatan seorang atlit, seorang wasit yang akan memimpin pertandingan pun juga harus menyiapkan diri sebagaimana yang juga dilakukan oleh para atlit. Hanya saja yang membedakan adalah bentuk kegiatannya. Kedua kegiatan tersebut, oleh John Syerdan (2009:1), dikenal dengan istilah

attenuation’ yang artinya menjadi sadar atau memusatkan perhatian. Apapun artinya, sebagai seorang wasit yang akan memimpin pertandingan, hendaknya melakukan langkah-langkah yang tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan atlitnya, sehingga kinerja di saat memimpin pertandingan nantinya bisa optimal.

(16)

4

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

pertandingan dengan ketentuan-ketentuan atau pasal-pasal yang telah ditetapkan dalam Law of The Game FIFA.Sehingga dengan ini seorang wasit dapat memtuskan dan membantu wasit dalam memberikan kartu kuning atau kartu merah.

Maka dari itu sudah jelas jika tugas seorang wasit sepakbola relatif berat, oleh karena itu seorang wasit yang hendak memimpin pertandingan ditunutut

untuk memiliki “Kesiapan (readiness)” agar menuai keberhasilan dalam

menjalankan tugasnya.

Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting bagi wasit sepakbola. Karena kesiapan dan pemahaman peraturan permainan inilah yang menunjang untuk mengambil keputusan di lapangan pada saat pertandingan berlangsung antara kedua tim. Kemampuan wasit dalam menerapkan peraturan permainan yang ada untuk mengambil suatu keputusan sering menjadi bahan permasalahan atau menjadi sasarankesalahan bagi tim yang dirugikan, namun kenyataannya bukan hanya wasit yang harus dipermasalahkan tetapi pemain, official, bahkan penonton sekalipun. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan ( 2003 : 45) sebagai berikut :

Dalam dunia olahraga sepakbola, resiko pertanggungjawaban terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu pertandingan bukan saja menjadi tanggung jawab pemain, manajer, atau pelatih tetapi sangat dominan ditentukan oleh kepemimpinan wasit.

(17)

5

mengeluarkan kartu kuning, bahkan kartu merah untuk pemain yang melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam peraturan permainan.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa Kesiapan ( readiness) seorang wasit sangatlah penting. Maka tidak heran jika seorang wasit perlu melakukan persiapan tertentu sebelum memimpin pertandingan agar konsentrasi saat bertugas terjaga selalu dengan baik. Bertolak dari latar belakang tersebut ditunjang oleh keberadaan penulis sebagai salah satu wasit sepakbola, maka penulis tertarik

untuk meneliti “ Hubungan Kesiapan Psikis Seorang Wasit C2 Jawa Barat Dan

Pemahaman Peraturan Dengan Pengambilan Keputusan Dalam Pertandingan

Sepakbola”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitiian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan psikis wasit C2 dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola ?

2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan psikis wasit C2 dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola ?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah penelitian yang akan di ungkap dan di rumuskan oleh penulis maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kesiapan wasit C2 Jawa Barat dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola.

(18)

6

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kesiapan wasit C2 Jawa Barat dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola

D.Manfaat Penelitian

Secara umum hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ilmu pengetahuan bagi para wasit atau informasi khususnya bagi pengurus pengcab yang ada di Jawa Barat. Penulis berharap dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai berikut :

a. Secara Teoritis

1. Penelitian dapat dijadikan sebagai informasi serta masukan bagi para wasit mengenai pentingnya kesiapan dan pemahaman peraturan permainan untuk menunjang pengambilan keputusan dalam pertandingan.

2. Sebagai masukan bagi para pengurus pengcab maupun pengprov dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan wasit khususnya wasit sepak bola mengenai kesiapan, pemahaman peraturan permainan dan hubungannya dengan pengambilan keputusan.

3. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian mengenai materi yang berhubungan dengan wasit dikemudian hari.

a. Secara Praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para wasit, mengenai pentingnya kesiapan dan pemahaman peraturan permainan.

2. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan untuk induk perwasitan di Indonesia mengenai pentingnya kesiapan dan pemahaman peraturan permainan.

(19)

7

E.Batasan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu luas dalam pelaksanakan dan pada tujuan yang akan di capai, maka permasalahan dalam penelitian di batasi sebagai berikut :

1. Ruang lingkup penelitian, hanya ditekankan kepada kesiapan wasit, dan berdasarkan kepada lisensi yang dimiliki, pemahaman peraturan pertandingan dan pengambilan keputusan.

2. Populasi terdiri dari wasit sepakbola berlisensi C2 yang berdomisili di di Kota bandung.

3. Sampel yang digunakan peneltian ini adalah12 orang wasit, 4. Metode penelitian ini adalah Deskriptif.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi tentang judul, maka perlu ada penjelasan tersendiri tentang makna dan arti dari judul tersebut. Penjelasan tersebut dikemas dalam penegasan istilah seperti berikut :

1. Kesiapan. Suryanto (2009:1) mengemukakan bahwa:

Persiapan diri sebelum pertandingan akan memberikan dampak positif bagi penampilannya nanti. Sehingga denganb persiapan ini seorang wasit bisa menjadi tenang, berkonsentrasi penuh pada pertandingan, tidak ragu-ragu, sehingga tidak mengalami bentuk-bentuk kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Berdasarkan teori tersebut maka, kesiapan seorang wasit menentukan hasil dan lancarnya sebuah pertandingan. Maka dari itu seorang wasit sepakbola harus memiliki kesiapan sebelum memimpin pertandingan agar pertandingan berjalan lancar dan tidak ada pihak yang dirugikan didalamnya.

(20)

8

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Kemampuan wasit dalam menerapkan peraturan permainan yang ada untuk mengambil suatu keputusan sering menjadi bahan permasalahan atau menjadi sasaran bagi tim yang dirugikan, namun kenyataannya bukan wasit yang harus dipermasalahkan tapi pemain, official, bahkan penonton sekalipun. Hal ini sesuai dengan pendapat Lutan (2003:45) sebagai berikut:

Dalam dunia olahraga sepakbola, resiko pertanggungjawaban terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu pertandingan bukan saja menjadi tanggung jawab pemain, manajer tim, atau pelatih akan tetapi sangat dominan ditentukan oleh kepemimpinan wasit.

Maka dari itu seorang wasit harus paham betul mengenai peraturan permainan karena tanggung jawabnya terhadap keberhasilan pertandingan dominan ditentukan oleh kepemimpinan seorang wasit.

3. Pengambilan keputusan. Dermawan (2006:67-68) menjelaskan bahwa : Teori pengambilan keputusan merupakan sebuah pengetahuan dan teknik-teknik analisis yang saling behubungan dari sejumlah tingkatan pemikiran yang berbeda, yang tersusun secara sistematis dan ilmiah, yang didesain untuk mengambil keputusan (dicision maker) dalam memilih satu alternatif dari sejumlah solusi yang menghasilkan konsekuensi peristiwa yang berbeda-beda.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut penulis beranggapan bahwa seorang wasit sepakbola diwajibkan untuk memiliki kesiapan yang prima dan pemahaman peraturan permainan, sehingga dalam mengambil keputusan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Hubungan. Nurhasan (1999:17) Kata hubungan sama dengan korelasi.

“Korelasi adalah hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang

lain”. Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan

kesiapan wasit C2 Jawa Barat dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola.

(21)

9

6. Wasit. Sukintaka (1983:3) adalah “Orang yang memimpin jalannya suatu pertandingan olahraga”.

Menurut penulis wasit adalah sosok yang menjadi sentral dalam sebuah pertandingan karena segala keputusan ditangan seorang wasit.

7. Sepakbola. Sucipto, dkk (1999:7) adalah “Permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dan salah satunya adalah penjaga gawang, yang dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya”.

(22)

32

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang di tempuh untuk memperoleh data, menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan sangat penting, karena dengan menggunakan metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang di bahas. Dengan kata lain, penggunaan suatu metode dalam penelititan dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan terdapat adanya perubahan yang positif menuju tujuan yang diharapkan.

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui bagaimana kesiapan seorang wasit sepakbola sesaat sebelum memimpin pertandingan dan bagaimana pengetahuan peraturan permainan wasit sepakbola terhadap pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola, dan bagaimana hubungan kesiapan wasit sepakbola dan pemahaman peraturan permainan sepakbola terhadap pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola.

Sesuai dengan permasalahan yang penulis kemukakan di atas, maka untuk memperoleh dan menganalisis data diperlukan suatu metode yang tepat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sesuai yang diungkapkan Sugiyono (2009:147) adalah:

Bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang digunakan untuk menanalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

(23)

33

Penyelidikan deskriptif berkaitan dengan pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan suatu subjek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, dan sebagainya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode deskiptif adalah metode penelitian dengan tujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa pada saat sekarang yang nampak dalam satu situasi. Data yang diperoleh itu dikumpulkan, disusun, dijelaskan dan dianalisis untuk menetapkan kesimpulan. Hal ini merupakan cara yang akan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas sehingga tujuan penelitian tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Mengenai ciri khusus dari metode deskriptif antara lain dikemukakan oleh Surakhmad dalam Rahman (2010:41) sebagai berikut:

1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang aktual

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa ( karena metode ini sering juga disebut metode analisis).

Dalam penelitian deskriptif yang akan penulis lakukan, informasi atau data akan diperoleh melalui pemberian instrumen tes, yaitu berupa pemberian angket kepada populasi atau sampel. Data yang diperoleh akan disusun dan diolah sehingga dapat ditetapkan untuk mencari sebuah kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Lebih jelasnya, Sugiyono (2009:215) menjelaskan sebagai berikut :

(24)

34

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Populasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wasit-wasit sepakbola yang berstatus wasit C II Jawa Barat yang berada di Pengcab PSSI Kota Bandung.Dari jumlah populasi yang dimaksud dalam penelitian ini, penulismenggunakan seluruh dari populasi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian.

2. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua anggota populasi yang dijadikan sebagai sample yaitu wasit sepakbola yang berstatus wasit C II jawa Barat yang bertugas di INTERN PENGCAB PSSI KOTA BANDUNG U-19. Mengenai jumlah sampel yang akan digunakan penulis mengacu pada pendapat Sugiono (2010:124) sebagai berikut :

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sample jenubh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sample.

Sejalan dengan pendapat tersebut sample yang digunakan adalah semua anggota populasi yang berjumlah 12 orang pada kejuaraan INTERN PENGCAB PSSI KOTA BANDUNG U-19. Artinya sample di dalam penelitian ini adalah semua wasit yang bertugas pada sisa pertandingan kejuaraan ini.

C. Desain dan Langkah-langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

(25)

35

judul penelitian yang diajukan sebagai pokok permasalahan. Pada penelitian ini, langkah-langkah yang disusun adalah sebagai berikut:

Rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan di halaman berikut nya :

R12y

Gambar 3.1

Gambar Desain Penelitian Keterangan bagan :

a. Variabel bebas ke – 1 kesiapan psikis (X1)

b. Variabel bebas ke – 2 pemahaman peraturan permainan(X2) c. Variabel pengambilan keputusan(Y)

d. Variabel kesiapan dan pemahaman peraturan permainan terhadap pengambilan keputusan (R12y)

2. Langkah-langkah penelitian

Langkah-langkah melakukan penelitian adalah sebagai berikut: Kesiapan

Psikis (X1)

Pemahaman peraturan permainan(X2)

(26)

36

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Gambar 3.2. Gambar 3.2

Langkah-langkah dalam Melakukan Penelitia D. Teknik pengumpulan data

1. Instrumen penelitian

Sebagaimana layaknya penelitian, diperlukan data sebagai penunjang terhadap permasalahan yang akan diteliti. Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan menggunakan angket dengan kriteria benar dan salah. Dalam penilitian ini juga penulis menggunakan angket sebagai alat pengumpul data untuk mengukur kesiapan dan pemahaman tentang peraturan permainan wasit sepakbola terhadap pengambilan keputusan.

Penulis menggunakan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian ini, karena mempunyai beberapa keuntungan. Mengenai keuntungan ini Arikunto (2006:225) menjelaskan sebagai berikut :

(1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti. (2) Dapat dibagikan secara serentak ke semua responden. (3) Dapat dijawab oleh responden menurut kepercayaan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden. (4) Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu

POPULASI

Sampel

Tes Kesiapan Psikis Wasit

Tes Pemahaman Peraturan Permainan Tes Pengambilan

Keputusan di Lapangan

Analisis

(27)

37

untuk menjawab (5) Dapat dibuat berstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pernyataan yang benar-benar sama.

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis memilih angket sebagai alat pengumpul data disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan.Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen mengukur pemahaman peraturan permainan, dengan bersifat tertutup. Instrumen mengukur pemahaman peraturan permainan yang bersifat tertutup terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu yaitu benar atau salah, sebagai pilihan yang telah terstruktur. Responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap sesuai dengan pendapatnya. Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur pemahaman peraturan permainan, terlebih dahulu di susun kisi-kisi instrumen mengukur pemahaman peraturan permainan dan mengukur kesiapan diri. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket

Untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci dan memudahkan dalam penyusunan angket, maka peneliti membuat kisi-kisi angket yang mengacu pada penjelasan berikut. 1) Slameto (2010:113) menyatakan:

Kesiapan dalah keseluruhan dari seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian pada suatu saat akan berpengaruh pada atau kecenderungan untuk memberi respon

2) Kondisi individu.

(28)

38

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Kesiapan psikis berkaitan dengan kecerdasan, daya ingat tinggi, kebutuhan yang terpuaskan, ada hasrat atau motivasi, dapat berkonsentrasi, dan ada perhaitian.

Hal ini dapat mempengaruhi pada kelancaran proses belajar. Begitupun sebaliknya jika badan tidak sakit (jauh dari gangguan lesu mengantuk, dan sebagainya). Hal ini akan memudahkan untuk belajar karena tidak ada gangguan dari kondisi fisiknya.

Harsono (1988:153) menyatakan, kalau kondisi fisik baik maka :

(1)Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung. (2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan, dan lain-lain komponen kondisi fisik. (3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. (5)Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan. (6) Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Dari penjelasan di atas, penulis tuangkan dalam bentuk pertanyaan pada sampel penelitian dan hasil dari jawaban pertanyaan tersebut digambarkan dalam kisi-kisi.

Tabel 3.1 Kisi-kisi

Instrumen Mengukur Kesiapan Wasit

Variabel Indikator Sub Indikator No.

Soal + - Kesiapan

Psikis

1.Kondisi seseorang atau individu a. Psikomotor 2. 2. Penerapan peraturan

(29)

39

b. b. Afektif

- Mental dan emosional

- Kerjasama

1. Percaya diri 7 10

2. Tekanan 15 12

1. 1. Saling membantu 2. 2. Berdo'a bersama

18 14

22 29 c. Kognitif

- Pengalaman

- Perlengkapan /peralatan wasit

2. Situasi

1. Sungguh-sungguh 11 13 1. Peralatan yang komplit 19 24 2. 2. Memakai peralatan milik

sendiri

24 21

1. Cuaca 26 34

2. kondisi lapangan 29 31

3. Respon

(30)

45

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Format Penilaian Pengambilan Keputusan Wasit Sepakbola

FORM PENILAIAN WASIT

Nama Kompetisi : No. PTD :

Tim A : Tim B :

Tanggal Kick Off :

Nama Wasit : Dari :

Nama Penilai : Dari :

Tingkat Pertandingan : Normal Sulit Sangat Sulit

1. Posisioning & Mekanisme Offical

1. Apakah wasit dalam posisi yang ideal saat tendangangawang,

tendangan sudut, tendangan bebas langsung yang dekat dengan

daerah gawang lawan.

2. Apakah wasit dalam posisi yang ideal pada saat Freekick di tengah

lapangan, situasi off-side, selama serangan dan selama serangan balik

3. Apakah wasit menjalankan diagonal dasar, koordinasi dengan asisten

wasit, selalu waspada setiap saat

2. Kontrol Game

1. Apakah wasit sering menghentikan pertandingan karena hal-hal kecil

atau wasit membiarkannya saja

2. Apakah keputusan wasit meragukan, terlambat atau tegas dan jelas

3. Aktif dalam menangani pelanggaran serius, apakah wasit

membiarkan saja atau wasit menegur lebih dulu kemudian

menggunakan kartu kuning ? dan ketika pemain diperingatkan atau

dikeluarkan, apakah diikuti prosedur dengan benar ? dan apakah

pemain diberitahu dengan tegas tentang tindakan apa yang sedang

(31)

46

4. Apakah wasit penggunaan advantage, dengan memiliki kemampuan

untuk mengidentifikasi pelanggaran ringan atau pelanggaran serius

3. Signal / Isyarat

1. Apakah wasit menggunakan suara peluit yang keras dan tegas

dalam pelaksanaan pertandingan

4. Keberanian, Karakter dan Konsistensi

1. Apakah wasit cukup tenang dalam menghadapi guncangan dan

adakah indikasi adanya kekuatan kepribadian untuk mengendalikan

situasi

5. Ketepatan Pengambilan Keputusan

1. Apakah wasit mampu membedakan hand-ball yang disengaja

dengan bola yang secara tidak sengaja menyentuh tangan atau

lengan

2. Apakah wasit mampu mengidentifikasi dengan benar pelaku

pelanggaran ketika seorang pemain menghalangi sehingga pemain

lain terdorong dengan punggungnya

3. Apakah wasit membiarkan “sliding tackle”yang baik ketika pemain

yang jatuh badannya terjengkang dan wasit tidak menghukum

penyerang yang secara sengaja meluncur untuk mendapatkan bola

dari lawan.

Penilaian :

4 Kurang Sekali 5 Kurang 6 Cukup 7 Baik

8 Baik Sekali 9 – 10 Excelent

Nilai ………

(32)

47

Eric Muhammad Ginanjar, 2013 12

Penilai Wasit

Nama Lengkap

Indikator-indikator yang telah dirumuskan dalam bentuk kisi-kisi tersebut selanjutnya dijadikan menjadi butir-butir pernyataan atau soal angket tersebut. Sedangkan penilaian dari alternaitif jawaban yang tersedia, penulis menggunakan skala sikap, yaitu skala Likert untuk angket kesiapan dan skala Guttman untuk angket pemahaman peraturan permainan sedangkan untuk format penilaian pengambilan keputusan wasit sepakbola langsung dari pengawas pertandingan atau inspektur wasit dengan form dari pssi, mengenai hal ini Sugiyono (2008:139) mengatakan:

Skala Guttman digunkan dalam penelitian bila peneliti ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan. Skala dengan tipe ini akan didapat jawaban yang tegas yaiu “ya-tidak”; “benar -salah”; “pernah-tidak pernah”; “ positif-negatif” dan lain-lain

Contoh angket menggunakan skala guttman:

No Pernyataan Ya tidak

1. Bola diluar permainan jika sebagian bola melewati garis samping atau garis gawang, baik menggelinding atau melayang

Selanjutnya Sugiono (2009:93) menjelaskan:

(33)

48

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Selanjutnya Sudjana (2001:107) mengungkapkan:

Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu.”.Dalam sekala Likert, item pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan yang secara pasti baik atau buruknya.Dalam skala ini tidak dimasukan hal-hal yang dianggap ragu. Skor responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor, dan total skor inilah yang ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert. Skala Likert menggunakan ukuran ordinal, karenanya, hanya dapat membuat rangking, tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih buruk dari responden lainnya dalam skala.

Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut : Kategori untuk setiap butir pernyataan positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1. Kategori untuk setiap pernyataan negatif, yaitu Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4, Sangat Tidak Setuju = 5.Kategori penyekoran dalam tabel 3.3.dan 3.4.

Tabel 3.2

Skor untuk poin positif

Jawaban Skor

SS (Sangat Setuju ) 5

S ( Setuju) 4

R (Ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 2 STS (sangat tidak setuju) 1

Tabel 3.3

Skor untuk poin negatif

(34)

49

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

SS (Sangat Setuju ) 1

S ( Setuju) 2

R (Ragu) 3

TS (Tidak Setuju) 4 STS (Sangat Tidak Setuju) 5

Butir-butir soal atau pernyataan yang diberikan penulis kepada responden berjumlah 40 soal pernyataan untuk tes kesiapan, dan 79 butir soal atau pernyataan untuk tes penerapan peraturan permainan.Butir soal atau pernyataan-pernyataan tersebut tidak terlepas dari inti permasalahan yang ingin dipecahakan, yaitu kesiapan wasit dan pemahaman peraturan permainan sepakbola.

1. Uji coba angket

Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini. Uji coba instrument tersebut bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam penelitian tentang hubungan antara kesiapan wasit dan pemahaman peraturan permainan terhadap pengambilan keputusan dalam pertandingan sepakbola. Adapun tujuan uji coba angket menurut arikunto (2006:166) adalah sebagai berikut:

(1) Untuk mengetahui tingkat kepahaman instrument, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian. (2) Untuk mengetahui teknik yang paling epektif. (3) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket. (4) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

(35)

50

sampel penelitian sebanyak 12 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisiannya.

2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari tiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden.

3. Pengujian validitas instrumen

Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas angket adalah:

a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan sesuai dengan jawaban responden.

b. Merangking skor yang diperoleh masing-masing responden.

c. Mencari skor rata-rata (X ) dari tiap-tiap butir pertanyaan tiap kelompok, baik dari kelompok atas atau bawah. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

= “sigma” berarti jumlah n = Jumlah sampel

d. Mencari simpangan baku tiap butir soal kelompok atas dan kelompok bawah. Menggunakan rumus sebagai berikut:

(36)

51

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

X = skor

X

= Nilai rata-rata n = Jumlah sampel

Tabel 3.4.Hasil Uji Validitas Instrumen Kesiapan Psikis Wasit No

soal T hitung

T table

keterangan No soal

T hitung

T tabel

Keterangan

(37)

52

2 1,99 0,6 Valid 22 0,6 0,6 tidak valid

3 1,13 0,6 Valid 23 1 0,6 valid

4 1,4 0,6 Valid 24 1,3 0,6 valid

5 2,1 0,6 Valid 25 1,7 0,6 valid

6 1,2 0,6 Valid 26 1,1 0,6 valid

7 1,2 0,6 Valid 27 2,5 0,6 valid

8 0,7 0,6 Valid 28 1,7 0,6 valid

9 1,6 0,6 Valid 29 -1,6 0,6 tidak valid

10 1,9 0,6 Valid 30 2,3 0,6 valid

11 2,1 0,6 Valid 31` 1,05 0,6 valid

12 0,1 0,6 tidak valid 32 1,8 0,6 valid

13 0,4 0,6 tidak valid 33 1 0,6 valid

14 2,3 0,6 Valid 34 1 0,6 valid

15 1,51 0,6 Valid 35 0,3 0,6 tidak valid

16 0 0,6 tidak valid 36 1,2 0,6 valid

17 1 0,6 Valid 37 1 0,6 valid

18 2,1 0,6 Valid 38 1,8 0,6 valid

19 1,4 0,6 Valid 39 1,2 0,6 valid

(38)

53

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

4. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut adalah:

a. Membagi butir pernyataan valid menjadi dua bagian pernyataan yang bernomor ganjil dan bernomor genap.

b. Skor dari butir pernyataan yang bernomor ganjil dikelompokkan menjadi variabel x dan skor dari butir-butir pernyataan yang bernomor genap menjadi variabel y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir pernyataan valid yang bernomor ganjil dengan butir-butir pernyataan yang bernomor genap dengan menggunakan rumus korelasi Person Product Moment sebagai berikut:

rxy = n

XY

  

X

Y

Keterangan:

rxy= Koefisien korelasi yang dicari

XY= Jumlah perkalian skor x dan y X = Jumlah skor x

Y= Jumlah skor y

n = Jumlah banyaknya pasangan X dan Y

d. Mencari reliabilitas seluruh perangkat butir dengan menggunakan rumus Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

r ii =

2.rxy = Dua kali koefisien korelasi

(39)

54

Setelah didapat nilai koefisien yang dicari lalu dilakukan pengujian signifikansi koefisien korelasi yang disesuaikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi.

Dari hasil penghitungan teknik Korelasi Pearson Product Moment dimasukkan ke dalam rumus spearman brown, kemudian untuk menentukan nilai thitung, nilai seluruh item tes yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rumus yang dikembangkan oleh Sudjana (2001). Dari hasil penghitungan tersebut diperoleh rxy

untuk angket tentang kesiapansebesar 0,998 dan rii sebesar 0,999, sedangkan r-tabel product moment untuk n=12 dengan tingkat kepercayaan 95% adalah 0.576. dengan demikian rii instrumen kesiapanlebih besar dari r-tabel atau dapat

dipercaya.

E. Pelaksanaan Penelitian

Untuk memperoleh data yang diharapkan sesuai dengan permasalahan penelitian, maka waktu yang dilaksanakan untuk kegiatan penelitian ini selama hari yaitu dari tanggal 4-8 juli 2013, waktu tersebut dianggap cukup dan tepat oleh penulis, karena selain mempertimbangkan faktor-faktor non teknis seperti: terjadi bencana alam, rusaknya kamera, dan kejadian-kejadian lainya. Sedangkan tempat yang dipilih oleh penulis untuk mengadakan penelitian tersebut adalah di STADION PERSIB Bandung.

F. Prosedur Penelitian

Data masing-masing variabel yang diperoleh melalui proses pengukuran, merupakan nilai yang masih mentah. Untuk mengetahui adanya hubungan yang signifikan antara kesiapan wasit dan pemahaman peraturan permainan terhadap pengambilan keputusan pada pertandingan sepakbola, maka harus melalui proses penghitungan secara statistik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil penelitian tersebut sebagai berikut :

(40)

55

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

program SPSS for Window. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Sebelum dilakukan analisis korelasi product moment maka dilakukan uji asumsi normalitas untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smimov, dengan langkah :

Aktifkan SPSS for Window

Pada halaman SPSS data editor klik Variabel View. Kemudian ketik inisial kedua variabel pada kolom name dan nama variabel pada kolom Label, serta Scale pada kolom Measure.

Klik Data View, kemudian masukan data sesuai dengan variabelnya.

Klik Analyze Descriptive Statistics Explore. Kemudian pindahkan kedua variabel ke kotak Dependent List. Klik Plots dan pilih Normality Plots With Tests. Klik continue dan kemudian klik OK.

Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. b. Setelah data berdistribusi normal, data akan disetarakan dikarenakan

satuan ukuran data tersebut berbeda dengan cara T-skor. T-skor adalah menyetarakan dari beberapa jenis skor yang berbeda satuan ukurannya atau berbeda bobot skornya, menjadi skor baku atau skor standar. Cara menghitungya yaitu digunakan pendekatan statistika dengan rumus : T-skor = 50 + 10 (

X

) Arti unsur-unsur tersebut adalah : T-skor = skor standar yang dicari

X = skor yang diperoleh seseorang / peristiwa 

X฀ = nilai rata-rata

(41)

56

c. Setelah data berdistribusi normal dan disetarakan, untuk menjawab permasalahan penelitian nomor satu dan dua maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji korelasi dengan teknik korelasi bivariate Product moment. Apabila data tidak berdistribusi normal maka uji korelasi yang dilakukan adalah dengan teknik Rank Spearman atau Kendall atau dengan langkah sebagai berikut : buka data variabel yang akan dikorelasikan, kemudian klik Analyze Correlate Bivariate setelah terbuka kotak dialog Bivariate Crrelations pindahkan kedua variabel yang akan dikorelasikan kemudian, lalu centang Pearson (apabila data berdistribusi normal) atau centang Spearman / Kendall tau (apabila data tidak berdistribusi normal) klik OK.

Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi berarti atau tidak.

d. Kemudian untuk menjawab permasalahan penelitian nomor tiga tentang hubungan kesiapan wasit, pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan dilakukan uji korelasi partial product moment dengan langkah sebagai berikut : buka data variabel yang akan dikorelasikan, kemudian klik Analyze Correlate Partial  setelah terbuka kotak dialog Bivariate Crrelations pindahkan variabel kesiapan wasit dengan pemahaman peraturan permainan ke dalam kotak variablesdan pengambilan keputusan ke dalam kotak controlling for,

lalu centang Pearson (apabila data berdistribusi normal) atau centang Spearman / Kendall tau (apabila data tidak berdistribusi normal) klik OK.

Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui apakah hubungan yang terjadi berarti atau tidak.

(42)

57

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi (Sumber : Sugiyono, 2009:184)

e. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi dari setiap variabel bebas terhadap variabel terikat maka dihitung koefisien determinan dengan rumus sebagai berikut :

Kd = r2 x 100%

Keterangan :

Kd : Persentase kontribusi variabel (koefisien determinasi)

r2 : Kuadrat dari koefisien korelasi.

Koefisien Korelasi Kriteria

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

(43)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dalam Bab IV, maka penulis memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kesiapan wasit dengan pengambilan keputusan pada pertandingan sepakbola.

2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan pada pertandingan sepakbola.

3. Terdapat kontribusi yang signifikan antara kesiapan wasit dan pemahaman peraturan permainan dengan pengambilan keputusan.

B. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan dan guna penyempurnaan hasil penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa sebagai berikut:

1. Untuk Wasit Sepakbola Jawa Barat agar dapat mempertahankan serta meningkatkan kesiapan dan pemahaman peraturan permainan guna meningkatkan kualitasnya dalam memimpin pertandingan serta dalam pengambilan keputusan.

2. Untuk Pengcab PSSI Kota Bandung, khususnya komisi wasit agar dapat menggunakan hasil dari penelitian ini sebagai dasar dalam penentuan dan penugasan wasit untuk setiap pertandingan atau kompetisi yang dilaksanakan dalam rangka memperisapkan wasitnya dalam bertugas. 3. Untuk penelitian yang akan datang, penulis mengharapkan agar

(44)

73

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto ( 2002 ) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta : Rineka Cipta

Agus Mahendra ( 2007 ) Teori Belajar Motorik.Bandung : FPOK UPI Darmadi ( 2011 ) Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : Alfabeta

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1995) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Dermawan ( 2006 ) Pengambilan Keputusan.Bandung : Alfabeta

Harsono ( 1988 ) Coaching Dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma

Hidral ( 2009 ) Hubungan Kebugaran Jasmani Wasit Dengan Pengambilan keputusan Dalam memimpin Pertandingan Sepakbola. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Husyadi ( 2010 ) Makalah Penataran Wasit. Padalarang

Lazuardi, Dinan, (2006). Aplikasi pengambilan Keputusan Wasit Terhadap Peraturan Permainan Sepakbola Waktu Memimpin Pertandingan Kompetisi

Liga Djarum Indonesia . Bandung. Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Lutan rusli, dkk (2003). Evaluasi Pendidikan Jasmani, Bandung : FPOK UPI. Nurhasan, Hasanudi Cholil, Nidaul Hidayah ( 2008) Statistika.Bandung : FPOK

UPI

Nurhasan, Hasanudin Cholil ( 2007 ) Tes Dan Pengukuran Keolahragaan.Bandung : FPOK UPI

Nurlan, Yusuf, Husdarta ( 2008 ) Perkembangan Peserta Didik.Bandung : FPOK UPI

PSSI ( 2010 ) Laws Of The Games ( Peraturan Permainan).Jakarta : PSSI

(45)

74

Santoso Singgih ( 2012 ) Panduan Lengkap SPSS Versi 20.Jakarta : Elekta Media Komputindo

Slameto ( 2010 ) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi.Jakarta : Rineka Cipta

Sucipto dkk ( 1999 ) Sepakbola. Bandung : FPOK UPI

Sugiyono ( 2010 ) Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Universitas Pendidikan Indonesia.(2012). Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Bandung : UPI

Walgito Bimo ( 2010 ) Pengantar Psikologi.Yogyakarta : Andi

SUMBER INTERNET

Bell [online] Psikologi Tingkah Laku. Tersedia : http;id.shvoong.com. [ 20 Maret 2009]

Djamarah [online] Definisi Kesiapan Belajar Dan Faktor-faktor Yang

Mempengaruhinya. Tersedia : http; limenitri.blogspot.com. [10 januari 2013]

Federation Internationale de’ Football Association (FIFA).[Online].History of Foot ball.Tersedia :http://www.fifa.com. [15 Oktober 2012]

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).[Online].Indonesia SuperLeague.Tersedia :http://www.pssi-football.com. [18 Oktober 2012]

Suryanto [Online] Psikologi Untuk Wasit Olahraga Sepakbola. Tersedia : http: psikologi untuk wasit sepakbola. [9 Oktober 2009]

Syerdan dan Christoper Conolly [online] Aliran Psikologi Tingkah laku. Tersedia : http:id.shvoong.com/social sciences. [13 Mei 2009]

Teori Thorndike [Online] Law Of Readiness ( Hukum Kesiapan ). Tersedia : http: id.shvoong.com/social-sciences/phsylogy/2235802-aliran-psikologi-tingkah-laku.[11 Maret 2011]

Wikipedia [online] Definisi Keputusan. Tersedia

(46)

75

Eric Muhammad Ginanjar, 2013

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1 Gambar Desain Penelitian
Gambar 3.2.  Gambar 3.2 Kesimpulan
+6

Referensi

Dokumen terkait

In vitro Antibacterial Activity of Methanol Seed Extract of Elettaria cardamomum (L.) Maton.. Gastroprotective eff ect of cardamom, Elettaria cardamomum Maton, fruits

import java.io.FileNotFoundException; import java.io.FileOutputStream; import java.io.IOException; import java.io.InputStream; import java.io.OutputStream;

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran, Fakultas Pendidikan.. Ekonomi dan

Sehubungan dengan evaluasi dokumen prakualifikasi pekerjaan Pengadaan Sarana Pengolahan Terasi, Sarana Pemasaran Sistem Rantai Dingin Sederhana “Freezer Cabinet dan Show

Terpilihnya kopi Blok sebagai produk kopi unggulan yang dapat di kembangkan di Kabupaten Lebong dikarenakan kopi Blok memiliki nilai tambah yang tinggi,

Sikap Profesional yang harus ada dalam diri praktisi perbankan syariah diantaranya membuat produk yang sesuai dengan syariah, bersikap jujur, menentukan rate secara

Sebagaimana dikemukakan oleh Carmeli dan Spreitzer (2006 : 75-90) bahwa perilaku inovatif karyawan di tempat kerja merupakan landasan yang pokok untuk mewujudkan

The Reader, the Text, the Poem, Illinois: Southern Illinois University Press.. Jalan Menuju