ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE TAHUN 2010 – 2012 DI BEI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Sidang Pada Program Studi Manajemen Universitas Pendidikan Indonesia
DisusunOleh: Binsar Parsaulian
0906956
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap Abnormal Return dan Likuiditas
Saham Pada Saat Sebelum dan Sesudah Right Issue Tahun 2010 –2012 di BEI” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara - cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, Januari 2014
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI UNTUK UJIAN SIDANG
SKRIPSI
ANALISIS TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH RIGHT ISSUE PADA
TAHUN 2010 – 2012 DI BEI
Binsar 0906956
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:
1. Pembimbing
Budhi Pamungkas G. SE., M.Sc NIP. 19820707 200912 1005
2. Ketua Program Studi
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2 001
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Indikator Abnormal Return dan Likuiditas Saham Pada Saat Sebelum dan Sesudah Right Issue Tahun 2010 – 2012 di BEI. Di bawah bimbingan Budhi Pamungkas Gautama, S.E, M.Sc
Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah perusahaan. Informasi yang beredar di pasar modal akan mempengaruhi harga saham yang ditawarkan pada publik dan berbagai isu lainnya yang dapat mempengaruhi minat investor di masa depan. Salah satu informasi yang ada di pasar modal adalah informasi mengenai right
issue. Right issue dilakukan karena dapat menambah jumlah saham yang beredar sekaligus
menghemat biaya emisi. Penambahan jumlah saham diharapkan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan saham dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas saham.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran abnormal return dan likuiditas saham pada saat sebelum dan sesudah right issue. Serta mengetahui dampak right issue terhadap
abnormal return dan likuiditas saham pada saat sebelum dan sesudah right issue.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adlaah metode deskriptif dan metode verifikatif. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji beda Paired Sample T-Test. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BEI tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, meliputi tanggal pengumuman right issue, harga saham penutupan harian perusahaan yang melakukan right issue pada periode pengamatan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, jumlah saham yang diperdagangkan secara harian, dan jumlah saham yang beredar atau listed share. Sampel yang digunakan berjumlah 40 perusahaan yang melakukan pengumuman right issue selama tahun 2010 – 2012 dan terdaftar di BEI.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return pada saat sebelum dan sesudah right issue. Pada trading volume activity terdapat perbedaan yang signifikan dan negatif pada saat sebelum dan sesudah right issue.
Binsar, 0906956, the abnormal return and stock liquidity analysis before and after the right issue announcement from the enlisted companies in Bursa Efek Indonesia. under guidance of Budhi Pamungkas Gautama, S.E, M.Sc
Stock market has been an important economic tools for a company. The information in stock market will affect the stock value that sold to public and any other issues regarding the investor attention in the near future. One of the information that's been spreading around the stock market is right issue. Right issue can increase the amount of circulate stock and minimize emission cost. the increase of the amount of stock would also increase the stock trading frequency which in other words increase the stock liquidity.
This research objective is to describe the abnormal return and stock liquidity before and after the right issue and also find out it's affect towards abnormal return and stock liquidity.
This research employs the descriptive and verificative methods, where the hypothesis examination used in this research is paired sample t-test. This research is using the secondary data provided by BEI from 2010 to 2012, including the date of right issue announcement, the stock value of the company at the daily closing, daily IHSG, and listed share. The sample of this research is 40 companies that are announce their right issue from 2010-2012 and listed in BEI.
The result shows that there is no significancy from the abnormal return before and after the right issue announcement. There is a significancy and negative difference at the trading volume activity before and after the right issue announcement.
DAFTAR ISI
1.1Latar Belakang Penelitian ... 1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 1.2.2 Rumusan Masalah ... 1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 1.3.1 Tujuan Penelitian ... 1.3.2 Kegunaan Penelitian ...
BAB II: LANDASAN TEORI ...
BAB III: OBJEK DAN METODE PENELITIAN ...
3.1 Objek Penelitian ... 3.2 Metode dan Desain Penelitian ... 3.2.1 Metode Penelitian ... 3.2.2 Desain Penelitian ... 3.3 Operasionalisasi Variabel ... 3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 3.4.1 Sumber Data ... 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 3.5 Populasi ... 3.6 Sampel ... 3.6.1 Teknik Pengambilan Sampel ... 3.7 Rancangan Analisis ...
3.7.1 Rancangan Uji Hipotesis ... 3.7.2 Penentuan Uji Statistik ...
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
4.1 Hasil Penelitian ... 4.1.1 Profil Perusahaan ... 4.1.2 Deskripsi Data Variabel yang Diteliti ... 4.1.2.1 Gambaran Daftar Perusahaan yang Melakukan Right Issue ... 4.1.2.2 Gambaran Abnormal Return ... 4.1.2.3 Gambaran Likuiditas Saham ... 4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 4.2.1 Statistik Deskriptif Abnormal Return ... 4.2.2 Statistik Deskriptif Likuiditas Saham ... 4.3 Uji Hipotesis ... 4.3.1 Uji Hipotesis Pertama ... 4.3.2 Uji Hipotesis Kedua ... 4.4 Pembahasan ... 4.4.1 Analisis Right Issue Terhadap Abnormal Return ... 4.4.2 Analisis Right Issue Terhadap Likuiditas Saham ...
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ...
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Indonesia ... Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu ………... Tabel 3.1 Operasionalisasi Varibel ... Tabel 3.2 Daftar Emiten yang Menjadi Sampel ... Tabel 4.1 Daftar Emiten yang Menjadi Sampel ... Tabel 4.2 Rata – rata Abnormal Return Perusahaan 10 Hari Sebelum dan 10 Hari Sesudah Right Issue ... Tabel 4.3 Rata – rata Trading Volume Activity Perusahaan 10 Hari Sebelum dan 10 Hari Sesudah Right Issue ... Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Abnormal Return ... Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Trading Volume Activity ... Tabel 4.6 Uji Paired T-Test Abnormal Return ... Tabel 4.7 Uji Paired T-Test Trading Volume Activity ...
3 38 46 50 85
90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 41
Gambar 2.2 Paradigma ... 42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah
negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar
modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah
negara. Para investor dapat memantau perusahaan – perusahaan tempat mereka
berinvestasi di pasar modal, mengingat otoritas pasar modal yang telah
memberlakukan prinsip transparansi sebagai syarat utama perusahaan – perusahaan
yang akan listing di pasar modal.
Investasi di pasar modal merupakan alternatif yang banyak dilakukan oleh
masyarakat. Investasi di pasar modal merupakan investasi langsung dan investasi
jangka panjang. Sekuritas yang diperjualbelikan di pasar modal adalah aktiva
keuangan yang dapat berupa surat berharga yang berpendapatan tetap dan saham –
saham. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi untuk
menarik penjual dan pembeli. Pasar modal tersebut disebut likuid jika penjual dapat
menjual dan membeli surat – surat berharga dengan cepat dan dikatakan efisien jika
harga surat – surat berharga tersebut mencerminkan nilai perusahaan yang kuat.
Dalam dunia perdagangan ada banyak aktivitas perdagangan yang dilakukan
aktivitas perdagangan saham di pasar modalpun ada berbagai macam, salah satunya
adalah informasi yang masuk ke dalam pasar tersebut. Kebutuhan yang paling
mendasar bagi para investor dalam proses pengambilan keputusan adalah informasi.
Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang
memiliki keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko rendah. Informasi memiliki
fungsi untuk mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang
diambil diharapkan dapat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Informasi yang beredar di bursa efek atau pasar modal, seperti kondisi
keuangan atau kinerja suatu perusahaan akan mempengaruhi harga saham yang
ditawarkan pada publik dan berbagai isu lainnya yang secara langsung dapat
mempengaruhi profitabilitas perusahaan di masa depan. Harga saham suatu
perusahaan pada tingkat tertentu dapat menjadi sangat tinggi, yang dapat
diidentifikasi dari tingginya nilai earning per share (EPS). Hal ini dapat disebabkan
oleh karena adanya kecenderungan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki
prospek yang baik di masa datang, sehingga saham yang ditawarkan pada publik oleh
perusahaan yang bersangkutan memiliki harga yang tinggi.
Bagi perusahaan, adanya kenaikan harga saham tersebut dapat dinilai sebagai
suatu kondisi yang menguntungkan, namun disisi lain para investor dituntut untuk
mengeluarkan tambahan modal yang cukup besar untuk dapat melakukan investasi
melalui pembelian saham perusahaan tersebut. Kenaikan harga saham yang terlalu
penurunan dan pada akhirnya dapat menyebabkan harga saham perusahaan tersebut
menjadi statis atau tidak fluktuatif lagi. Penurunan permintaan tersebut dapat
disebabkan karena tidak semua investor mampu untuk membeli saham dengan harga
yang terlalu tinggi, terutama investor perorangan yang memiliki tingkat dana terbatas,
yang terjadi kemudian adalah para investor akan berbalik untuk membeli saham -
saham perusahaan lain.
Upaya yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menghindari
munculnya kondisi tersebut adalah dengan menempatkan kembali harga saham pada
jangkauan tertentu, atau dengan kata lain perusahaan harus berusaha menurunkan
harga saham pada kisaran harga yang menarik minat investor untuk membeli. Salah
satu langkah yang dapat diambil perusahaan agar saham yang dijual dapat menarik
minat investor adalah melalui right issue.
Tabel 1.1
Perkembangan Perusahaan yang Melakukan Right Issue di BEI pada tahun 2005 – 2012
BEI
Tahun Jumlah Emiten Nilai Emisi (Rp.Triliun)
2005 16 6,23
2006 17 9,98
2007 25 30,15
2009 15 15,67
2010 31 48,67
2011 25 39,79
2012 7 13,3
Sumber: Annual Report Bapepam (data diolah kembali)
Pada tabel 1, dapat dilihat perkembangan emiten yang melakukan right issue
selama 8 tahun terakhir. Pada periode tahun 2005, hanya ada 16 emiten yang
melakukan right issue dan tidak terjadi peningkatan yang terlalu signifikan pada
periode tahun 2006 yaitu sebanyak 17 emiten. Peningkatan yang pesat terjadi pada
periode 2007 yaitu sebanyak 25 emiten, namun tidak meningkat atau menurun di
periode tahun 2008. Penurunan emiten justru terjadi di periode tahun 2009 menjadi
sebanyak 15 emiten, namun kembali meningkat dengan sangat pesat di periode tahun
2010 menjadi sebanyak 31 emiten dengan nilai emisi mencapai Rp. 48,67 triliun.
Pada periode tahun 2011, jumlah emiten kembali turun menjadi sebanyak 25 emiten
seperti yang terjadi pada periode tahun 2007 dan 2008. Jumlah emiten yang
melakukan right issue ternyata turun sangat jauh pada periode tahun 2012 menjadi
sebanyak 7 emiten dengan nilai emisi Rp. 13,3 triliun.
Right issue merupakan surat berharga yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menukarkannya menjadi saham biasa. Penambahan saham baru
jangka waktu tertentu sehingga kebutuhan akan tambahan dana tetap terpenuhi
dengan menambah modal sendiri tetapi tidak menimbulkan dilusi kepemilikan bagi
pemegang saham lama. Pemilik saham lama juga dapat mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dan mencegah penurunan nilai. Disamping itu dengan
melakukan right issue , kebutuhan perusahaan akan tambahan modal akan terpenuhi
dan pemegang saham lama dapat membeli saham yang ditawarkan dengan harga
yang lebih rendah dari harga pasar (Budiarto dan Baridwan, 1999 dalam
Suryaningsum dan Prasetyo, 2005:48).
Right issue dilakukan dengan menawarkan terlebih dahulu sekuritas baru
kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru tersebut pada harga
tertentu dan pada jangka waktu tertentu. Agar pemegang saham lama berminat untuk
membelinya, maka perusahaan akan menawarkan saham baru itu dengan harga yang
lebih murah dibandingkan harga pasar. Investor lama memiliki hak untuk lebih
dahulu membeli tambahan saham yang diterbitkan agar dapat mempertahankan
proporsi kepemilikannya sehingga para pemegang saham bisa mempertahankan
kekuasaan pengendalian mereka atas perusahaan. Karena merupakan hak, maka
investor tidak terikat untuk harus membeli saham baru yang dikeluarkan oleh
perusahaan. Apabila investor tidak mau menggunakan haknya, maka dia dapat
menjual right yang dimilikinya (Ghozali dan Solichin, 2003:101).
Dalam Ghozali dan Solichin (2003:101), terdapat beberapa alasan perusahaan
1. Right issue dapat mengurangi biaya, karena right issue biasanya tidak
menggunakan jasa penjamin (underwriter).
2. Right issue merupakan solusi yang cepat untuk memperoleh dana yang murah dan
dengan proses yang mudah dan hampir tanpa resiko
3. Right issue jauh lebih aman dibandingkan dengan jalan lain, baik dengan
pinjaman langsung atau dengan penerbitan surat hutang. Dengan right, dana
masuk sebagai modal sehingga tidak membebani perusahaan sama sekali.
Sedangkan jika dana diperoleh dari pinjaman, maka perusahaan harus
menanggung beban bunga
4. Minat emiten untuk melakukan right issue didorong oleh keinginan untuk
memanfaatkan situasi pasar modal yang dalam tahun - tahun ini berkembang
pesat.
5. Dengan adanya right issue menyebabkan jumlah saham perusahaan yang ada
akan bertambah sehingga diharapkan akan meningkatkan frekuensi perdagangan
atau yang berarti meningkatkan likuiditas saham.
Pendanaan melalui right issue mengakibatkan adanya reaksi pasar ganda
berupa berfluktuasinya harga saham. Pertama, setelah pengumuman right issue.
Kedua, setelah masa berlaku penawaran ( cum date ) atau pada saat penawaran tidak
berlaku lagi ( ex-date ). Hal ini terjadi karena para investor bersifat mengantisipasi
pasar yang berupa berfluktuasinya harga saham menunjukkan bahwa informasi yang
terdapat dalam right issue mempunyai nilai bagi investor, dimana perilaku investor
terhadap right issue dapat dilihat dari transaksi yang dilakukannya di pasar modal dan
tercermin melalui perubahan harga saham (Kurniasari, 2003).
Pengumuman right issue secara teoritis akan menyebabkan penurunan harga
saham. Hal ini wajar, karena harga pelaksanaan right issue ditentukan sama dengan
atau diatas nilai nominal saham dan selalu lebih rendah dari harga pasar. Selain itu
penawaran jumlah lembar saham akan meningkat, yang selanjutnya mengakibatkan
harga saham turun.
Pasar bereaksi secara negatif karena adanya pengumuman penambahan saham
baru yang mengindikasikan adanya informasi yang tidak menguntungkan ( bad news
) tentang kondisi laba di masa yang akan datang. Budiarto dan baridwan (1999)
menyatakan bahwa harga saham akan direspon secara tidak menguntungkan oleh
pasar terhadap adanya informasi pengumuman right issue, karena pasar
mengasumsikan manajer akan mendapatkan insentif untuk menerbitkan tambahan
saham baru. Adanya kebocoran informasi menyebabkan investor bersifat profit taking
dengan menjual harga saham lebih tinggi dari harga beli, sehingga harga saham
setelah right issue akan turun.
Penelitian ini lebih terfokus kepada pengumuman right issue yang
dikeluarkan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode waktu Januari
harga saham di pasar modal, karena pengumuman right issue merupakan salah satu
informasi yang mempunyai kandungan nilai ekonomis bagi pasar. Periode waktu
yang digunakan dalam penelitian ini adalah periode peristiwa ( event period ) selama
21 hari, periode peristiwa ini terdiri dari dua bagian, yaitu 10 hari sebelum
pengumuman (event day), dan 10 hari setelah pengumuman (event day).
Pengumuman right issue yang dilakukan oleh perusahaan merupakan
informasi yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. Reaksi investor terhadap
pengumuman right issue menghasilkan kesimpulan yang berbeda antara satu
penelitian dengan yang lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari beragamnya hasil
penelitian yang pernah dilakukan. Menurut Halim (2003), dengan adanya right issue,
secara teoritis harga saham akan mengalami penurunan, karena umumnya harga right
issue lebih rendah dari harga pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Yoyok (2009),
menyimpulkan harga yang sama dengan teori diatas, bahwa pengumuman right issue
cenderung direspon negatif oleh investor, sehingga berakibat terhadap penurunan
harga saham emiten yang melakukan right issue. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Jiang Zhu (2004) menyimpulkan bahwa kebijakan right issue di Cina
memberikan efek positif terhadap harga sahamnya. Berbeda dengan Kurniawan
(2006) yang menyatakan bahwa right issue tidak menyebabkan perbedaan terhadap
abnormal return.
Beberapa temuan empiris tersebut konsisten dengan model signaling theory,
modal. Model ini menyatakan bahwa pasar akan bereaksi secara negatif karena
adanya pengumuman penambahan saham baru yang mengindikasikan adanya
informasi yang tidak menguntungkan tentang kondisi laba di masa mendatang,
apalagi jika dana right issue digunakan untuk tujuan perluasan investasi.
Naik turunnya harga saham saat right issue sangat dipengaruhi oleh rate of
return yang diharapkan oleh investor dari penggunaan dana yang terhimpun dalam
right issue ini. Bila investor berpengharapan bahwa dana tersebut akan menghasilkan
NPV positif, maka harga saham akan naik dan begitu juga sebaliknya. Apabila
investasi tersebut memberikan NPV = 0, maka bagi para pemegang saham,
kemakmuran mereka akan sama saja.
Menurut Kothare (1997), menemukan bukti bahwa likuiditas saham
meningkat secara signifikan setelah pengumuman saham baru. Peningkatan volume
perdagangan saham tersebut ditemukan mempunyai korelasi dengan perubahan
struktur kepemilikan saham, dimana right issue lebih diutamakan untuk tujuan
konsentrasi kepemilikan dari pada perluasan kepemilikan. Tetapi Sheehan (1997)
menemukan bukti yang berbeda dengan temuan Kothare, yaitu bahwa likuiditas
saham perusahaan yang diukur dengan jumlah volume perdagangan saham meningkat
dari keadaan yang normal justru sebelum adanya pengumuman. Peningkatan volume
perdagangan saham ini disebabkan adanya aktivitas short telling yang dilakukan oleh
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah apakah terdapat perbedaan
antara tingkat keuntungan saham yang diharapkan dengan realisasinya ( abnormal
return ) pada saat sebelum dan sesudah pengumuman right issue, serta apakah
terdapat perbedaan likuiditas saham pada saat sebelum dan sesudah pengumuman
right issue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap
pengumuman right issue dengan menganalisis return dan trading volume activity di
sekitar tanggal pengumuman. Untuk memberikan bukti empiris apakah publikasi
right issue mempengaruhi pengambilan keputusan investor.
Untuk mengetahui hal tersebut, maka pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan metode event study. Metode event study merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikaskan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan
untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Kebanyakan suatu peristiwa mengkaji peristiwa yang berkaitan dengan
perusahaan seperti pembagian dividen, stock split, perubahan kepemilikan, perubahan
kebijakan pemerintah dan sebagainya. Mengingat peristiwa tersebut merupakan salah
satu informasi yang mungkin dibutuhkan oleh investor sebagai dasar untuk membuat
keputusan investasi, maka penelitian ini akan menguji apakah pengumuman right
issue mempunyai kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi
adanya perubahan harga dari saham perusahaan dan yang melakukan pengumuman
right issue. Reaksi ini kemudian akan diukur dengan menggunakan return sebagai
nilai perubahan harga dan abnormal return yang merupakan selisih antara actual
return dengan expected return (Wijaksono,2007:19). Sedangkan likuiditas saham
akan diukur dengan menggunakan volume perdagangan saham.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui reaksi pasar terhadap
pengumuman right issue. Reaksi ini kemudian akan diukur dengan melihat abnormal
return dan trading volume activity.
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas , penulis terdorong untuk
melakukan penelitian dengan judul :
“Analisis Dampak Pengumuman Right Issue yang Diukur Menggunakan
Indikator Abnormal Return dan Likuiditas Saham Pada Saat Sebelum dan Sesudah Right Issue Tahun 2010 – 2012 di BEI”
1.2Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah
Kebutuhan yang paling mendasar bagi investor dalam mengambil keputusan
investasinya adalah informasi. Salah satu informasi yang beredar di lantai bursa
adalah informasi mengenai right issue atau HMETD. Right issue merupakan surat
berharga yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk menukarkannya
Teori yang dapat menjelaskan mengenai motivasi investor melakukan right
issue serta efek yang ditimbulkan yaitu signaling theory. Signalling theory
menyatakan bahwa right issue memberikan sinyal yang positif karena manajer
perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan
kepada publik. Right issue yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan
oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki sinyal yang menguntungkan
dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang positif
disekitar pengumuman right.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang
diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
right issue ?
2. Bagaimana gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah pengumuman
right issue?
3. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue ?
4. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah
1.3Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk :
1. Untuk memperoleh gambaran abnormal return sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
2. Untuk memperoleh gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
3. Untuk mengetahui perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah
pengumuman right issue.
4. Untuk mengetahui perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah right
issue.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut:
a) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu manajemen, terutama manajemen keuangan yang
berkaitan dengan right issue, abnormal return dan likuiditas saham.
b) Kegunaan Praktis
Dalam aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
right issue untuk meningkatkan likuiditas saham. Selain itu dapat digunakan
juga dalam proses pengambilan keputusan investasi bagi investor. Dan bagi
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini lebih terfokus kepada pengumuman right issue yang
dikeluarkan oleh perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun
2010 – 2012, terutama pengaruhnya terhadap abnormal return dan likuiditas
saham di pasar modal karena pengumuman right issue merupakan salah satu
informasi yang mempunyai kandungan nilai ekonomis bagi pasar. Jangka waktu
penelitian ini dipilih karena merupakan data terbaru dan memiliki kelengkapan
informasi yang lebih lengkap.
Objek penelitian dibatasi sebanyak dua variabel, yaitu satu variabel bebas
dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau
menjadi penyebab bagi variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain. Namun suatu variabel dapat
sekaligus menjadi variabel bebas dan variabel terikat (Iqbal Hasan 1008:18).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dalam pengertian ini yang dijadikan varibel
bebas (variabel X) adalah pengumuman right issue. Adapun yang menjadi
variabel terikat (variabel ) adalah abnormal return dan likuiditas saham. Adapun
dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah emiten Bursa Efek
3.2 Metode dan Desain Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian event study, dimana
merupakan salah satu metode penelitian yang paling banyak digunakan sebagai
alat penelitian dalam bidang keuangan dan pasar modal. Event study merupakan
salah satu metodologi yang banyak digunakan untuk mengkaji peristiwa yang
berkaitan dengan aktivitas perusahaan (corporate action) seperti right issue,
pemecahan saham, perubahan kepemilikan, perubahan kebijakan pemerintah dan
lain sebagainya. Mengingat corporate action merupakan salah satu informasi
yang dibutuhkan investor sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya,
maka pada kesempatan penelitian ini penulis akan menguji apakah pengumuman
right issue yang dipublikasikan oleh emiten mempunyai kandungan informasi
yang mampu menyebabkan saham – saham bereaksi terhadap pengumman
tersebut. Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study digunakan untuk menguji kandungan informasi dari
suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar
bentuk setengah kuat (Charles P. Jones, 2007:330).
3.2.2 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan
selama jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban
menyatakan sebagai berikut: “Desain penelitian harus mengikuti metode
penelitian”. Desain penelitian juga dapat diartikan sebagai rencana dan struktur.
Sebagai rencana dan struktur, desain penelitian merupakan perencanaan
penelitian, yaitu penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian
mulai dari perumusan masalah, tujuan, gambaran hubungan antar variabel,
perumusan hipotesis sampai rancangan analisis data yang dituangkan secara
tertulis ke dalam bentuk usulan atau proposal penelitian. Variabel - variabel yang
digunakan dalam proses penganalisaan data adalah berupa variabel kuantitatif.
Menurut Istijanto (2005:29) desain riset dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
1. Riset eksplanatori yaitu desain riset yang digunakan untuk mengetahui
permasalahan dasar.
2. Riset deskriptif yaitu desain riset yang digunakan untuk menggambarkan
sesuatu.
3. Riset kausal yaitu untuk menguji hubungan sebab akibat
Ketiga jenis riset ini menghasilkan informasi yang berbeda-beda sehingga
penentuan desain riset yang akan digunakan tergantung pada informasi yang akan
dicari dalam riset pemasaran.
Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan signifikan antara harga
saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue sebagai bentuk reaksi atas
adanya pengumuman, sehingga dapat dilihat ada tidaknya pengaruh dari
dan sesudah pengumuman right issue di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 –
2012.
3.3 Operasionalisasi Variabel
Variabel – variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
variabel perubahan return saham yang diukur dengan cara membandingkan
abnormal return dan likuiditas saham (dalam hal ini digunakan closing price
daily) dari masing – masing emiten selama 10 hari sebelum pengumuman right
issue dengan closing price daily dan 10 hari sesudah pengumuman right issue.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini yang menjelaskan
definisi operasional variabel dalam penelitian.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Pengukuran Skala
Abnormal
return
Abnormal return
merupakan selisih
antara return yang
sesungguhnya terjadi
(actual return) dengan
return yang
diharapkan (expected
return). Perhitungan
abnormal return
dalam penelitian ini
menggunakan market
model (Jogiyanto,
2000:108).
Likuiditas
Saham
Jumlah total lembar
saham komoditi yang
diperdagangkan pada
masa tertentu (Syahrul
dkk, 2000:144)
Rasio
3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data
3.4.1 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder (secondary data) yang dapat
diperoleh dari media massa, serta sumber lain yang dapat mendukung penelitian
ini. Data-data yang digunakan antara lain :
1. Data saham perusahaan yang melakukan right issue selama tahun 2010 –
2012 diperoleh dari IDX Statistic.
2. Tanggal pengumuman right issue dari masing-masing perusahaan sampel
diperoleh dari IDX Statistic tahun 2010 – 2012
3. Data harga saham, volume perdagangan saham dan Indeks Harga Saham
4. Jumlah saham yang beredar masing-masing perusahaan diperoleh dari IDX
Monthly Statistic.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk menunjang pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi Literatur adalah pengumpulan data dengan cara mempelajari
buku, dan bacaan lainnya guna memperoleh informasi yang
berhubungan dengan teori - teori dan konsep - konsep yang berkaitan
dan berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Dokumentasi
Dalam pencarian data untuk penelitian ini salah satunya dengan cara
melihat data yang ada di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 – 2012
yang mengeluarkan pengumuman right issue.
3.5 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004:55). Secara
singkat, Suharsimi Arikunto (2006:130) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.” Populasi yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode waktu 2010
– 2012 yang mengeluarkan right issue. Pada periode 2010 – 2012 terdapat 64
3.6 Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan atau emiten yang mengeluarkan
right issue dan memenuhi kriteria. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:131)
“sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sampel yang
digunakan harus representatif dan menggambarkan keseluruhan populasi, maka
setiap subjek penelitian diupayakan memiliki peluang yang sama untuk menjadi
sampel penelitian
3.6.1 Teknik Pengambilan Sampel
Cara penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu, dengan metode
purposive sampling yaitu populasi yang akan dijadikan sampel penelitian adalah
populasi yang memenuhi kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki
oleh penulis. Kriteria penentuan sampel bertujuan untuk menghindari adanya
misspesifikasi yang dapat mempengaruhi hasil analisis.
Adapun kriteria yang diinginkan sebagai berikut :
1) Perusahaan yang menerbitkan right issue di Bursa Efek Indonesia periode
2010 – 2012.
2) Tanggal pengumuman right issue dilaporkan dan tercatat pada IDX
Statistic. Perusahaan yang menunda atau membatalkan right issue tidak
dimasukkan dalam sampel.
3) Dicantumkannya harga saham selama periode estimasi
4) Dalam penelitian ini informasi yang diperhatikan adalah hanya informasi
pengumuman right issue saja, sedangkan informasi lainnya seperti
saham bonus ataupun peristiwa lainnya tidak diperhatikan dalam melihat
pengaruhnya.
5) Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk
digunakan dalam penelitian ini.
Pada tahun 2010 – 2012 terdaftar banyak perusahaan yang melakukan
corporate action di BEI, yang kemudian diambil perusahaan yang menerbitkan
right issue yaitu sejumlah 64 perusahaan yang dijadikan sebagai populasi. Setelah
diolah kembali maka terkumpul 40 perusahaan yang dapat dijadikan sampel
penelitian. Berikut ini adalah daftar perusahaan yang dapat dijadikan sampel yang
kemudian dapat diolah untuk penelitian.
Tabel 3.2
Daftar Emiten Yang Menjadi Sampel
No KODE Nama Perusahaan Sektor Tanggal
Pengumuman
1 ABBA Mahaka Media Tbk. Trade, Service And
Investment 30 Juli 2010
2 APLI Asiaplast Industries Tbk. Basic Industry And
Chemicals 24 Juni 2010
3 BBNI Bank Negara Indonesia (
Persero) Tbk. Finance 29 Desember 2010
4 BBNP Bank Nusantara
Parahyangan Tbk. Finance 28 Oktober 2010
5 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk. Infrastucture, Utilities
And Transportation 3 Agustus 2010
6 BNII Bank Internasional
Indonesia Tbk. Finance 28 April 2010
9 BTPN Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Tbk. Finance 29 Desember 2010
10 CITA Cita Mineral Investindo
Tbk. Mining 24 Maret 2010
11 ENRG Energi Mega Persada
Tbk. Mining 17 Februari 2010
12 KARK Dayaindo Resources International Tbk.
Trade, Service And
Investment 31 Agustus 2010
13 KBLV First Media Tbk. Trade, Service And
Investment 8 Juni 2010
14 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
Internasional Tbk. Finance 1 Desember 2010
16 MCOR Bank Windu Kentjana
International Tbk. Finance 27 Juli 2010
17 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk.
Basic Industry And
Chemicals 7 April 2010
18 ABDA Asuransi Bina Dana Arta
Tbk. Finance 27 April 2011
19 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
Counsumer Goods
Industry 22 Desember 2011
20 AMAG Asuransi Multi Artha
Guna Tbk. Finance 31 Oktober 2011
21 APIC Pacific Strategic Financial
Tbk. Finance 20 Juli 2011
22 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk. Finance 24 Januari 2011
23 BMRI Bank Mandiri ( Persero )
Tbk. Finance 2 Maret 2011
24 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk. Finance 17 Januari 2011
25 CFIN Clipan Finance Indonesia
Tbk. Finance 24 Oktober 2011
26 DKFT Central Omega
Resources Tbk. Mining 27 Desember 2011
27 DOID Delta Dunia Makmur
Tbk. Mining 5 Agustus 2011
28 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk.
Trade, Service And
Investment 29 Maret 2011 29 INDS Indospring Tbk. Miscellaneous Industry 30 Mei 2011
30 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk.
Property, Real Estate And Building Construction
4 November 2011
32 UNTR United Tractors Tbk. Trade, Service And
Investment 6 Juni 2011
33 BEKS Bank Pundi Indonesia
Tbk. Finance 5 Oktober 2012
34 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk.
Basic Industry And
Chemicals 16 Maret 2012
35 MASA Multistrada Arah Sarana
Tbk. Miscellaneous Industry 18 Januari 2012
36 MDLN Modernland Realty Tbk.
Property, Real Estate And Building Construction
17 Januari 2012
37 NISP Bank OCBC NISP Tbk. Finance 19 Juni 2012
38 PSAB J Resources Asia Pasifik
Tbk. Mining 28 Januari 2012
39 RAJA Rukun Raharja Tbk. Infrastucture, Utilities
And Transportation 29 Mei 2012
40 SUGI Sugih Energy Tbk. Trade, Service And
Investment 28 Juni 2012 Sumber : IDX Statistics (data diolah kembali)
3.7 Rancangan Analisis
Data berupa pengumuman right issue dari berbagai sumber dikumpulkan
untuk mengetahui emiten mana saja yang mengumumkan right issue pada tahun
2010 hingga tahun 2012. Langkah selanjutnya adalah melihat kelengkapan data
dan informasi mengenai harga saham di sekitar pengumuman right issue di
publikasikan. Emiten - emiten yang memiliki kelengkapan data - data tersebutlah
yang dijadikan subjek dalam penelitian ini. Informasi mengenai jadwal
pengumuman right issue dijadikan patokan untuk mengambil data closing price
masing-masing emiten selama 10 hari sebelum dan sesudah pengumuman. Dari
data tersebut diketahui fluktuasi harga saham selama 20 hari, 10 hari sebelum dan
Barulah selanjutnya dilakukan analisis statistik yaitu T-test untuk
mengetahui ada tidaknya abnormal return dan likuiditas saham sebelum dan
sesudah pengumuman right issue.
P1 = abnormal return sebelum pengumuman right issue.
P2 = abnormal return sesudah pengumuman right issue.
P3= likuiditas saham sebelum pengumuman right issue.
P4= likuiditas saham sesudah pengumuman right issue.
Analisis statistik dilakukan satu per satu terhadap setiap emiten karena
adanya pebedaan fraksi harga dari masing-masing emiten, sehingga hasil yang
didapat lebih terperinci.
3.7.1 Rancangan Uji Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
Ho-1 = Abnormal return sesudah tanggal pengumuman right issue tidak berbeda
secara signifikan dengan abnormal return sebelum tanggal pengumuman
Ha-1 = Abnormal return sesudah tanggal pengumuman right issue berbeda secara
signifikan dengan abnormal return sebelum tanggal pengumuman
Ho-2 = Likuiditas saham sesudah tanggal pengumuman right issue tidak berbeda
secara signifikan dengan likuiditas saham sebelum tanggal pengumuman
Ha-2 = Likuiditas saham sesudah tanggal pengumuman right issue berbeda secara
signifikan dengan likuiditas saham sebelum tanggal pengumuman
Langkah - langkah yang dilakukan dalam pengujian hipotesis ini adalah
sebagai berikut :
Parameter yang akan di uji adalah rata-rata (μ )
μ1 = abnormal return sebelum prngumuman right issue
μ2 = abnormal return sesudah pengumuman right issue
μ3 = likuiditas saham sebelum pengumuman right issue
μ4 = likuiditas saham sesudah pengumuman right issue
2. Penetapan hipotesis statistik
H0-1 : μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum
dan sesudah pengumuman right issue)
Ha-1 : μ1 ≠ μ2 (terdapat perbedaan antara abnormal return sebelum dan
sesudah pengumuman right issue)
H0-2 : μ1 = μ2 (tidak terdapat perbedaan antara likuiditas saham sebelum
dan sesudah pengumuman right issue)
Ha-2 : μ1 ≠ μ2 (tidak terdapat perbedaan antara likuiditas saham sebelum
dan sesudah pengumuman right issue)
3. Menentukan tingkat signifikasi (taraf nyata)
Taraf nyata yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%
4. Penentuan statistik uji
Statistik uji yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata berpasangan
(Paired Sample T-test)
5. Menentukan kriteria penolakan
6. Menarik kesimpulam statistik untuk menjawab permasalahan
Hal yang akan dibandingkan dalam hipotesis ini adalah abnormal return
dan likuiditas saham sebelum dan sesudah pengumuman right issue. Data yang
tersedia berupa interval atau rasio (perbandingan), sehingga teknik statistik yang
digunakan adalah statistik parametris yaitu t-test.
Rumus T-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
variabel yang berkorelasi ditujukan pada gambar berikut:
√ (
√ ) ( √ )
Gambar 3.1
Rumus t-test
Keterangan:
X1 = Rata-rata variabel 1
X2 = Rata-rata variabel 2
S1 = Simpangan baku 1
S2 = Simpangan baku 2
R = Koefisien korelasi antara kedua variabel
Harga t tersebut kemudian dibandingkan dengan harga t tabel taraf
kesalahan 5% dan dk yang ditentukan dengan rumus:
Derajat kebebasan (dk) = (n-k-1) dengan tingkat signifikan α = 5% dimana
lebih besar dari F tabel berarti H0 ditolak, artinya bahwa varabel-variabel bebas
secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.
Selanjutnya penerimaan atau penolakan H0 ditentukan sebagai berikut:
Jika harga t hitung lebih kecil dari t table (t hitung < t table), maka H0
diterima atau Ha ditolak
Jika harga t hitung lebih besar dari t table (t hitung > t table) maka H0
ditolak atau Ha diterima
Jika sesudah dilakukan pengujian H0 diterima atau Ha ditolak, maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara p1 (harga saham sebelum pengumuman right
issue) dengan p2 (harga saham sesudah pengumuman right issue), ini berarti
adanya pengumuman tidak segera diikuti dengan reaksi pasar berupa kenaikan
atau penurunan harga saham. Sebaliknya jika sesudah dilakukan pengujian H0
ditolak atau Ha diterima, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara p1 (harga
saham sebelum pengumuman right issue) dengan p2 (harga saham sesudah
pengumuman right issue), ini berarti pengumuman right issue segera diikuti oleh
reaksi pasar sehingga dapat dikatakan pengumuman right issue berpengaruh
terhadap perubahan harga saham karena menimbulkan reaksi pasar atas informasi
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Abnormal return yang didapat dari selisih antara actual return dan expected
return 40 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 – 2012 pada saat
sebelum dan sesudah pengumuman right issue mendapatkan nilai rata – rata
yang positif dan negatif. Nilai abnormal return tertinggi pada saat sebelum
pengumuman right issue adalah sebesar 0,038708 dan nilai abnormal return
terendah pada saat sebelum pengumuman adalah sebelum pengumuman
adalah -0,078643. Sedangkan pada saat setelah pengumuman right issue, nilai
abnormal return tertinggi adalah sebesar 0,487993 dan nilai abnormal return
terendah adalah sebesar -0,015283.
2. Likuiditas saham diteliti dengan menggunakan trading volume activity yang
didapatkan dengan cara membandingkan jumlah saham yang diperdagangkan
pada waktu tertentu dan jumlah saham yang beredar pada waktu yang sama.
Dari 40 perusahaan yang diteliti, sebanyak 77,5% atau 31 perusahaan
kenaikan likuiditas saham dengan persentase kenaikan tertinggi sebesar
392%.
3. Berdasarkan uji beda terhadap abnormal return pada periode peristiwa,
ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan
pada periode sebelum dan sesudah right issue. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
nilai signifikansi 0,153 yang lebih besar dari 0,05. Alasan yang dapat
mendasari hal tersebut adalah tanggapan pasar yang kurang baik terhadap
kegiatan right issue yang dilakukan oleh perusahaan.
4. Berdasarkan uji beda terhadap likuiditas saham pada periode peristiwa,
didapat bahwa terdapat perbedaan likuiditas saham yang signifikan dan
negatif terhadap informasi right issue yang dikeluarkan oleh emiten sehingga
menyebabkan likuiditas saham menurun. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikansi 0,00 yang lebih kecil dari 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran sebagai
berikut:
1. Bagi Investor, penulis menyarankan agar investor yang hendak menanamkan
modalnya untuk memperhatikan bahwa corporate action right issue yang
dilakukan oleh perusahaan di BEI dapat memberi sinyal positif dan negatif
perlu untuk memperhatikan proses pengambilan keputusan investasi pada
perusahaan yang melakukan right issue di bursa efek Indonesia.
2. Bagi emiten, penulis menyarankan bahwa right issue dapat dilakukan sebagai
strategi untuk memperkecil harga saham, karena secara teoritis ketika
dilakukan right issue jumlah saham yang beredar akan bertambah dan
kepemilikan saham akan menjadi lebih luas. Sedangkan untuk likuiditas
saham, right issue kurang bermanfaat karena memiliki dampak pada
penurunan aktivitas perdagangan saham.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk meneliti dampak lain dari adanya
corporate action selain right issue seperti stock split, warrant dan lain - lain
dengan menggunakan indikator lain seperti bid-ask spread dan kinerja
keuangan dengan memperpanjang periode pengamatannya agar mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA.
Annual Report Bapepam
Ang, R. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.
Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Adisulistyo, Indrawan. (2009). “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Return
Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003 – 2007”.
Skripsi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Badan Pengawas Pasar Modal. (2003). “Panduan Investasi di Pasar Modal
Indonesia.” PT. UFJ Institute. Jakarta
Budiarto, Arif dan Baridwan, Zaki. “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap
Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994
– 1996.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 1999.
Ghozali dan Solichin. (2003). “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap
Reaksi Pasar di Bursa Efek Jakarta.” Jurnal Ekonomi Perusahaan, Vol.10,
No.1.
Hadi, Syamsul. (2009). “Dampak Right Issue Terhadap Return Saham”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islami Ekbis, Vol.3, No.2.
Halim, Abdul. (2003). “Analisis Investasi.” Salemba Empat. Jakarta.
Hasan, Iqbal. (2006). “Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Husnan, Suad. (1994). “Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas di
Husnan, Suad. (1998). “Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas di
Pasar Modal.” Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.
Istijanto, M.M., M.Com. (2005). “Riset Sumber Daya Manusia.” PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2005). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2006). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2007). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2008). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2009). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2010). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2011). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jakarta Stock Exchange. (2012). JSX Reach and Development Division. Jakarta.
Jogiyanto. (1998). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi.” Edisi Pertama. BPFE.
Yogyakarta.
Jogiyanto. (2000). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi.” Edisi Kedua. BPFE.
Yogyakarta.
Jones, C. P. (2007). “Investment : Analysis and Management.” Mc.Graw-Hill Book.
London.
Kurniawan, Adi. (2006). “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue Terhadap
Return Saham dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi UII.
Kothare, M. (1997). “The Effects of Equity Issues on Ownership Structure and Stock
Liquidity: A comparison of Right and Public Offering.” Journal of Financila
Kusuma, Hadri dan Fitri Wulandari. (2003). “Analisa Pengaruh Right Issue
Terhadap Dividen dan Capital Gain Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Jakarta Tahun 1992 – 1999.” Aplikasi Bisnis, Vol. IX, No.5.
Marzuki, Usman. (1990). “ABC Pasar Modal Indonesia”. Edisi ke-4.
Manulang, Asna. (2006). “Pengaruh Right Issue Terhadap Volume Perdagangan
Saham dan Abnormal Return Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000 –2006”.
Fokus Ekonomi, Vol.3, No.1 Juni 2008.
Nasir, Mohamad. (2005). “Metodologi Penelitian.” Jakarta: Ghalia Indonesia.
Siswanto, Heri dan Muqidim. (1999). “Studi Empiris Tentang Pengaruh
Pengumuman Right Issue Terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham
di Bursa Efek Jakarta Periode 1997 – 1999.” Jakarta.
Syahrul. (2000). “Kamus Istilah Akuntansi.” Pustaka. Bandung
Sheehan, D. P., Gregory B. Kodlec and Claudio F. Loderer. (1997). “Issues Day
Effects For Commons Stock Offerings : Causes and Consequences.” Working
Paper Penn State University.
Sunariyah. (2003). “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal.” UPD AMP YKPN.
Yogyakarta.
Sartono, Agus. (1998). “Manajemen keuangan Teori dan Aplikasi.” BPFE.
Yogyakarta.
Sitinjak, Elyzabeth Lucky Maretha dan Widuri Kurniasari. (2003). “Indikator –
Indikator Pasar Saham dan Pasar Uang yang Saling Berkaitan Ditinjau dari
Pasar Saham Sedang Bullish dan Bearish.” Jurnal Riset Ekonomi dan
Sugiyono. (2004). “Metode Penelitian Bisnis.” Alfabeta, CV. Bandung
Siamat, Dahlan. (2001). “Manajemen Lembaga Keuangan.” Penerbit Fakultas
Ekonomi, Edisi 4.
Supranyoto, Didik. (2006). “Pengaruh Pengumuman Right Issue Terhadap Tingkat
Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi Universitas
Brawijaya.
Suryaningsum dan Prasetyo. (2005). “Analisis Dampak Pengumuman Right Issue
Terhadap Reaksi Pasar Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.”
Jurnal Administrasi Bisnis Vol.2, No.1.
Wijaksono, E. (2007). “Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham dan Volume
Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000 –
2004.” Artikel. Yogyakarta
Widaryanti. (2006). “Perbedaan Antara Sebelum dan Sesudah Pengumuman Right
Issue Terhadap Abnormal Return dan Trading Volume Activity Pada
Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta.” Fokus Ekonomi, Vol.1, Juni.
Wahyudi, Sugeng. (2003). “Pengukuran Return Saham.” Jurnal Ekonomi. Suara
Merdeka.
Zhu, Jiang. (2008). “Right Issues In The Chinese Stock Market: Evidence of Earnings
Management.” Journal of International Financial Management and Accounting,
Vol. 19.
http://google.com
http://idx.co.id