• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN : Studi Kasus di kota Bogor taahun 1999/2000.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN : Studi Kasus di kota Bogor taahun 1999/2000."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ( Studi Kasus di kota Bogor taahun 1999/2000)

T E S I S

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

CO o

o

#

O L E H

H. AKOS. KM NIM. 999483

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK UJIAN TAHAP II

OLEH

PEMBIMBING I

PROF. DR. H. DJAM'AN SATORI, MA.

PEMBIMBING II

PROF. DR. H. DEDI SUPRIADI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

O L E H

KETUA PROGRAM STUDI

ADMINISTRAjft PENDIDIKAN

PROF. DR. H. mABINS

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2001

(4)

IP _.

ABSTRAK

\s^st**>sV'

IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

(Studi Kasus di Kota Bogor, 1999/2000

Oleh: H. Akos KM.

Kepampuan

manajemen

kepemimpinan

tidak

hanya

bias

mempengaruhi bawahannya, melainkan bagaimana seorang pemimpin

mampu menjadi pengendali bagi keberlangsungan organisasi yang

dipimpinnya.

Pengendalian

yang

dimaksudkan

dapat

berupa

kemampuan pemimpin dalam

mengadakan pengawasan kepada

bawahannya. Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk

mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai

dengan semestinya atau tidak (Soejatmo, 1986).

Pengawasan merupakan suatu proses yang mana seorang

pemimpin perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau

kebijakan yang telah ditentukannya (Handayaningrat, 1994). Begitu pula

di Kantor pendidikan nasional, pengawasan itu telah dilaksanakan oleh

pihak pimpinan terhadap bawahannya.

Standar kinerja pada jabatan tertentu diarahkan untuk

meningkatkan kualitas kinerja dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia khususnya sebagai aparatur pendidikan pada

umumnya.

Mengacu pada uraian di atas, berikut dikemukakan permasalahan

yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Implementasi pengawasan melekat

dampaknya terhadap kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran

di kota Bogor ?

Tujuan penelitian yang hendak diteliti yaitu untuk mengetahui

dampak pengawasan melekat dan manajamen kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan kantor dinas pendidikan nasional kota Bogor. Setelah

diketahui dampaknya. Setelah diketahui dampaknya, maka diberikan

saran sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berwenang dengan

masalah yang diteliti.

Metode yang digunakan adalah deskriptif, adapun sampel

penelitiannya sebanyak 65 orang. Alat pengumpul data yang digunakan

adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara.

Dari hasil penelitian berkenaan dengan pengawasan melekat di

kantor dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor menunjukkan

(5)

kategori cukup baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar karyawan telah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Sebagaimana dirunjukkan dengan kemampuan para karyawan dalam

mengembangkan kemampuannya, ketekunan, kepatuhan atau ketaatan

melaksanakan tugas. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan

secara umum telah dilaksanakan dengan cukup baik. Kondisi lingkungan

kantor dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor secara umum

cenderung telah memenuhi standar yang ditetapkan.

Secara umum unjuk kerja yang ditunjukkan oleh karyawan dinas

pendidikan dan pengajaran kota Bogor termasuk ke dalam kategori cukup

baik. Sebagaimana dilihat dalam menempatkan karyawan yang sesuai

dengan keahliannya masih cenderung kurang mendapatkan perhatian.

Hasil wawancara diketahui bahwa diangkatnya karyawan dalam bidang

itu tidak hanya dipertimbangkan melalui keahliannya melainkan

kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan pengalaman

yang telah dilaluinya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan melekat

dan unjuk kerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor,

yaitu usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan pengalaman mengikuti

penataran.

Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik pengujian statistik

yang dilakukan yaitu teknik pengujian korelasi rank Spearman. Dari hasil

perhitungan diperoleh bahwa korelasi antara variabel Xdengan Ysebesar

0,496 dan signifikan pada a = 0,05. Adapun dampaknya sebesar 24,60%

tersebut mengandung arti bahwa kinerja karyawan dinas pendidikan

nasional kota Bogor dipengaruhi oleh variabel pengawasan melekat

sebesar 24,60%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 75,40% dipengaruhi oleh

faktor lainnya.

(6)

DAFTARISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING i

PENGESAHAN DARI KETUA PROGRAM STUDI ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii

PERNYATAAN iv

KATA PENGANTAR v

UCAPAN TERIMA KASIH vii

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

ABSTRAK xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8

D. Anggapan Dasar 10

E. Sistematika Penulisan 11

BAB II LANDASAN TEORETIK

A. Konsep dan Proses Manajemen 12

1. Pengertian Administrasi dan Manajemen 12

2. Proses Manajemen 16

B. Kepemimpinan dalan Kegiatan Pengawasan 21

1. Pengertian Kepeimpinan 21

.2. Pendekatan Kepemimpinan 28

3. Gaya atau Tipe Kepemimpinan 30

C. Kemampuan Manajerial Pimpinan dalam

Meningkatkan Pembinaan dan Pengaruhnya 31

terhadap penampilan Kerja

D. Konsep Pengawasan Melekat 33

1. Pengertian Pengawasan 33

2. Prinsip Pengawasan 39

3. FilosofiPengawasan 48

4. Jenis-jenis Pengawasan 50

5. Kebijaksanaan Di Bidang Pengawasan 55

6. Tatacara Pengawasan o7

7. Pengawasan Melekat 58

8. Efeektivitas Pengawasan 65

(7)

BAB IE METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasiona 80

B. Populasi dan Sampel Penelitian

84

C. Metode Penelitan 85

D. Teknik Pengumpulan Data 86

E. Pengembangan AlatPengumpul Data 87

F. Uji Coba Instrumen Pengungkap Data 89

G. Teknik Analisis Data 91

H. Waktu Penelitian 93

BAB IV HASIL PENELHIAN DAN PEMBAHASANNYA

A. Hasil Penelitian 94

1. Gambaran pengawasan melekat yang dilakukan oleh pihak pimpinan kantor dinas pendidikan 94

nasional di Kota Bogor

2. Gambaran kinerja karyawan kantor dinas 100 pendidikan nasional di Kota Bogor

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

pelaksanaan pengawasan melekat yang 104

dilaksanakan di kantor dinas pendidikan

nasional Kota Bogor

4. Dampak pengawasan melekat terhadap kinerja

karyawan kantor dinas pendidikan nasional di 107 kota Bogor

5. Angka Partisipasi Pendidikan di Kota Bogor 108

B. Pembahasan Hasil Penelitian HO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 116

B. Implikasi 118

C. Rekomendasi 122

DAFTAR PUSTAKA 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN 126

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Pengawasan Melekat 88

2.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Karyawan

pendidikan dan pengajaran kota Bogor 89 1.4 Persentase setiap Item Pernyataan Variabel

Pengawasan Melekat yang Dilakukan Pimpinan ... 95

2.4 Persentase Setiap Item Pernyataan Variabel Kinerja

Karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota 102

Bogor

3.4 Gambaran Usia Responden 104

4.4 Gambaran Pendidikan Yang Telah Dipempuh

Responden 105

5.4 Gambaran Pengalaman Kerja Responden 105 6.4 Gambaran Pengalaman Mengikuti Penataran

sebagai Penunjang sebagai Pegawai Struktural.... 106 7.4 Penataran Kepemimpinan sebagai Jabatan

Struktural 106

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.2 Proses Manajemen 21

2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Pandangan Tentang Model Motivasi/Menggerakkan Dalam

Hubungannya Dengan Teori Administrasi/

Manajemen 25

1.4 Gambaran Pengawasan Melekat 94

2.4 Gambaran Umum Kinerja Karyawan Dinas

Pendidikan dan Pengajaran Kota Bogor 101

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan manusia di dalam suatu organisasi tidak akan terlepas

dari adanya unsur kepemimpinan dan pengawasan yang dilakukan oleh

pemimpin. Kedua unsur itu merupakan bagian dari usaha untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pemimpin, suatu

organisasi akan mampu berjalan dengan baik, apalagi ditunjang dengan

adanya pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan.

Kepemimpinan dalam suatu organisasi penting adanya. Dikatakan

demikian, karena dengan adanya pemimpin organisasi itu akan dapat dikendalikan. Hal ini ditegaskan oleh Siagian (1994: 4) menyatakan bahwa "mutu kepemimpinan dalam organisasi terlihat dalam

kemampuannya untuk menghilangkan berbagai bentuk ancaman yang

dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuan

dan berbagai sasarannya".

Begitu besar peran kepemimpinan dalam organisasi, sehingga

pemimpin diperlukan mampu mengendalikan berbagai ancaman yang

bisa menghambat kelancaran jalannya organisasi yang dipimpinnya.

(11)

pengawasan secara terus - menerus / kontinue. Melalui peranan ini akan

tercipta nuansa organisasiyang kondusif.

Fenomena yang terjadi menjelang perubahan abad menunjukkan

bahwa seorang pemimpin sangat menetukan terus bereksistensinya

organisasi dalam dunia yang berubah terus menerus tersebut (Covey

dalam Susanto, 1998: 266). Perilaku pemimpin sebagai manajer

hendaknya berfungsi sebagai pemberi sumber (Depdikbud, 1999).

Kepampuan manajemen kepemimpinan tidak hanya seperti yang diungkapkan di atas, melainkan bagaimana seorang pemimpin mampu

menjadi pengendali bagi keberlangsungan organisasi yang dipimpinnya.

Pengendalian yang dimaksudkan dapat berupa kemampuan pemimpin

dalam mengadakan pengawasan kepada bawahannya. Pengawasan

merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai

pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya atau

tidak (Soejatmo, 1986).

Pengawasan merupakan suatu proses yang mana seorang

pemimpin perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau

kebijakan yang telah ditentukannya (Handayaningrat, 1994). Begitu pula

(12)

Di dinas pendidikan dan pengajaran pengawasan sering disebut

dengan istilah pengawasan melekat Pengawasan melekat ini bagi seorang

pimpinan eselon tiga di Daerah Tingkat II merupakan suatu sistem kegiatan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan rutin. Hal ini perlu

diupayakan secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas

pelaksanaannya, oleh karena itu pengawasan seorang manajer harus

mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan tugas serta

dapat diwujudkan dengan baik dan benar sehingga efisiensi dan

efektivitas pengelolaan pengawasan melekat mendesak segera diwujudkan, karena akan menjadi gaya dukung dalam pelaksanaan tugas

dalam misi dan visi seorang pimpinan untuk menghadapi era globalisasi. Proses pengawasan bisa dilakukan dengan multimedia

dikarenakan dapat dipengaruhi oleh banyak aspek. Dalam manajemen strategis seorang pimpinan unit kerja dapat melaksanakan pengawasan

termasuk ke dalam pelaksanaan kinerja seorang supervisor pada setiap

jenjang pimpinan baik di daerah maupun di tingkat pusat

Mengenai konteks tentang pengawasan perlu memperhatikan

aspek-aspek ukuran dari pengawasan melekat dan kinerja seorang

manajer perlu dikombinasikan. Demikian juga adaptive strategic, dan real

time control akan menjadi perlindungan bersama. Pada hal-hal tertentu

(13)

lainnya. Lebih jelasnya dikemukakan Supriadi (1997) menyatakan bahwa

ruangan lingkup pengawasan melekat meliputi segala kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasikan, memantau, menilai, dan melakukan

diagnosis terhadap apa yang terjadi dalam proses pengawasan tugas kerja

lingkup kantor sampai nasional.

Oleh karena itu pengawasan seorang pimpinan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam pengawasan pada semua tingkatan, maka sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk

mendorong secara terus menerus menjadikan para pegawai di daerah

maupun di pusat memiliki tenaga yang handal dan profesional dalam

menjalankan tugas masing-masing.

Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut khususnya pada proses pengawasan dalam lingkup mikro atau

makro adalah melalui kebijakan fungsionalisasi jabatan. Dalam analisis

jabatan seorang pimpinan ditetapkan sebagai pejabat memiliki tanggung

jawab dan standar kinerja tertentu.

Standar kinerja pada jabatan tertentu diarahkan untuk

meningkatkan kualitas kinerja dalam upaya meningkatkan kualitas

sumber daya manusia khususnya sebagai aparatur pendidikan pada

umumnya.

Fungsi kepegawaian pada semua jenjang dinas pendidikan dan

(14)

sarana untuk memacu para pegawai dengan mengutamakan pengawasan

pada aspek akademik administratif.

Berkenaan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan dengan judul *'Implementasi Pengawasan Melekat dan Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran"

(Studi Kasus di Kota Bogor tahun 1999/2000).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pengelolaan dan pengembangan difokuskan pada pola

pengembangan oleh para pembina struktural pada tingkat Dinas Pendidikan Nasional di Propinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh pemimpin. Pengelolaan dan pengembangan ini dilakukan dengan cara melaksanakan pengawasan terhadap kinerja karyawan. Melalui pengawasan yang diterapkan sebagai manifestasi kegiatan manajemen kepemimpinan, diharapkan dapat diperolehnya data yang berkenaan

dengan kinerja yang dilaksanakan oleh karyawannya. Dikatakan

demikian, karena pengawasan merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan

langsung terhadap bawahannya, secara preventiv dan represiv agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien

sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan

(15)

Dari instruksi tersebut terlihat bahwa fungsi manajemen

kepemimpinan diantaranya adalah pengawasan yang dilakukan oleh

atasan langsung terhadap bawahannya. Instruksi itu sejalan dengan

pendapat Siagian (1982) yang menyatakan bahwa ''pengawasan adalah

proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi

untuk mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan

sebelumnya".

Proses pengawasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam

manajemen

kepemimpinan.

Moore

(1964)

mengemukakan

bahwa

"pengawasan adalah tindakan-tindakan yang saling berkaitan untuk

mengikuu' dan memperbaiki kegiatan". Dimana pengawasan tidak hanya

terkait dengan pelaporan, penyajian informasi, dan penilaian terhadap

jalannya suatu program, melainkan mencakup pula tindakan untuk

mengendalikan kegiatan ke arah tujuan yang akan dicapai. Sejalan dengan

itu Connor (1974: 44) menjelaskan bahwa pengawasan merupakan suatu

tahapan pengelolaan dan berfungsi untuk menata dan memelihara

kegiatan organisasi yang menggunakan sumber-sumber terbatas untuk

mencapai hasil-hasil yang diharapkan.

Uraian di atas memberikan jaminan bahwa kegiatan manajemen

kepemimpinan dimungkinkan akan terhambat manakala tidak adanya

(16)

7

program yang telah ditetapkannya agar dapat dilaksanakan oleh

bawahannya. Sebagaimana Longenecher (1973: 513) mengemukakan bahwa

"tanpa pengawasan, pengelola (pihak manajemen) tidak akan merasa

terjamin bahwa semua unsur organisasi yang menjafi tanggung jawabnya

dapat melakukan kegiatan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan yang

telah ditetapkan".

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dikemukakan di atas, berikut dikemukakan permasalahan yang akan diteliti, yaitu Bagaimana

Implementasi

pengawasan

melekat

dampaknya

terhadap

kinerja

karyawan dinas pendidikan dan pengajarandi kota Bogor ?

Mengacu kepada rumusan masalah umum di atas, maka

dikemukakan permasalahan penelitian secara khusus seperti berikut

1. Apakah pengawasan melekat yang dilakukan pihak pimpinan dinas

pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor berjalan secara efektif ?

2. Bagaimana kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota

• Bogor berkenaan dengan pengawasan melekat yang diterapkan oleh

pihak pimpinan ?

3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengawasan melekat,

yang dapat meningkatkan kinerja para karyawan dinas pendidikan

dan pengajaran kota Bogor dimasa yang akan datang?

4. Bagaimana dampak pengawasan melekat terhadap kinerja karyawan

(17)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dampak pengawasan melekat dan manajamen kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan kantor dinas pendidikan nasional kota Bogor. Setelah diketahui

dampaknya, maka diberikan saran sebagai masukan bagi pihak-pihak

yang berwenang dengan masalah yang diteliti.

Secara operasional tujuan penelitian dijabarkan seperti berikut (a) Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengawasan

melekat yang dilakukan oleh kepala dinas pendidikan dan

pengajaran Kota Bogor.

(b) Memperoleh gambaran tentang manajemen kepemimpinan dinas

pendidikan nasional di Kota Bogor.

(c)

Memperoleh gambaran tentang faktor pendukung yang menjadi

kekuatan dan peluang dalam pengawasan melekat dapat

meningkatkan kedisiplinan para pegawai di masa yang akan datang

pada dinas pendidikan dan pengajarandi Kota Bogor.

(d) Memperoleh gambaran tentang faktor-faktor menjadi penghambat

dalam pelaksanaan pengawasan melekat yang dilaksanakan di dinas

(18)

(e) Memperoleh gambaran tentang Implementasi pengawasan melekat dan dampaknya kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran

di kota Bogor 2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran di Kota Bogor dalam melaksanakan pengawasan kepada karyawannya, sehingga para karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran di Kota Bogor dapat meningkatkan

kinerjanya.

Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat serta gambaran dalam peleksanaan pengawasan melekat dan manajemen kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan

Pengajaran di Kota Bogor.

Penelitian sangat diharapkan dapat memberikan dampak yang

positif, serta memberikan informasi dalam menentukan alternatif positif

dan solusi terhadap pemecahan masalah. Sehingga penelitian dapat memberikan salah satu pemikiran dalam upaya mengembangkan sumber

daya manusia di masa yang akan datang, khususnya bagi para pembina

(19)

D. Anggapan Dasar

^SS

Untuk mewujudkan supervisi yang handal dan berkualitas,

seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga pendidikan dengan

penerapan prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia.

Manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi dan aktivitas

pengawasan dalam suatu organisasi dengan pengakuan pada pentingnya

tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang vital dan memberikan

kontribusi terhadap tercapainya tujuan organisasi serta terjaminnya

pemerataan sumber daya manusia secara efektif dan adil demi kemaslahatan individu, organisasi dan masyarakat

Dalam menentukan tujuan kebutuhan tertentu perlu adanya

langkah awal berupa penaksiran kebutuhan. Penaksiran kebutuhan adalah diagnosa masalah sekarang dan tantangan masa depan yang harus di atasi oleh pelatihan dan pengembangan.

Kepala Dinas Pendidikan sebagai salah satu aktor pelaksana akan berhubungan dengan perumus kebijakan berdasarkan hirarki pembuatan kebijakan merancang dan membangun struktur teknikal kepada pelaksana, sedangkan pelaksana mendukung gagasan tersebut dengan

melaksanakannya berdasarkan kemmapuan teknikalnya. Agar kebijakan

(20)

11

jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, sebagai dasar

bagi para pelaksana menterjemahkan tujuan kebijakan dimaksud.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini dalam bentuk tesis. Adapun sistematikanya

mencakup:

Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar, hipotesis dan sistematika penulisan.

Bab II berisi Kajian teoritis yang akan menguraikan bahasan mengenai aktivitas pengawasan melekat Kepala dinas pendidikan dan pengajaran dalam memperlancar mobilitas pekerjaan rutin di Kota Bogor.

Bab III metodologi penelitian yang di dalamnya dikemukakan mengenai populasi dan sampel, definisi operasional, metode penelitian, prosedur penelitian, analisis dan teknik penelitian.

Bab IV Deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya

Bab V Kesimpulan dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait Demikianlah sistematika penulisan tesis ini semoga dapat

memberikan gambaran yang jelas berkenaan dengan laporan hasil

(21)
(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

^ r u t r „>

, W i t al" „

3 w ^ v

,*£N PENn.

I s

A. Definisi Operasional

Pengawasan melekat adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya (Soejatmo, 1986). Lebih jelas yang dimaksud dengan pengawasan melekat dapat dilihat dari Instruksikan Presiden RI No. 1/1989, yaitu serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap

bawahannya, secara preventif dan represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sejalan dengan pengertian di atas, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara mengeluarkan keputusan dengan nomor 19/MENPAN/

1996 bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan

tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan

80

(23)

81

fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian pengawasan seperti yang dikemukakan di

atas, maka yang dimaksudkan dengan pengawasan dalam penelitian ini mengacu kepada Keputusan Mendikbud No. 0415/U/1987 tentang

pedoman pengawasan di lingkungan Depdikbud antara lain bahwa pengawasan mencakup pembinaan, pengendalian dan penertiban

aparatur.

Manajemen Kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sumijo & Soebedjo, 1986: 2-4).

Tery (Satiyono, 1999: 15) mengemukakan bahwa kepemimpinan

adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sejalan dengan itu Kartono, (1982) mengemukakan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki

(24)

82 s

%

mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan tisaha

bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.

Berkenaan dengan pengertian manajemen Handayaningrat (1994) mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian/komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan yang diorganisasi sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan KIM LPPM (Satiyono, 1999: 10) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Mengacu kepada pengertian yang dikemukakan di atas, yang dimaksud dengan manajemen kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menerapkan berbagai fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Penerapan fungsi

manajemen itu, ditekankan kepada bagaimana seorang pimpinan mampu

menerapkan fungsi pengawasannya dalam meningkatkan kinerja

bawahannya.

(25)

83

melaksanakan tugasnya dengan secara efektif dan efisien. Dengan kata

lain kinerja karyawan ditunjukkan dengan kesiapan karyawan untuk

mampu bekerja pada hari ini harus lebih baik dengan hari kemarin dan

hari kemudian harus lebih baik dari hari ini Ranftl (Timpe, 1989).

Berkenaan dengan kinerja karyawan yang dimaksudkan dalam penelitian

ini adalah kemampuan karyawan dalam bekerja yang ditunjukkan

dengan ciri-ciri: menunjukkan motivasi yang tinggi; disiplin; bekerja

dengan profesional; memiliki orientasi kerja yang jelas; menunjukkan

kedewasaan dalam bekerja. Kedewasaan ini ditunjukkan dengan rasa

tanggung jawab, mandiri, percaya diri dan mantap secara emosional; dan

mampu berhubungan dengan secara supel sehingga semua orang baik

pimpinan maupun rekan kerjanya merasakan adanya keharmonisan

dalam berhubungan di lingkungan kerjanya. Dengan melihat ciri-ciri

tersebut diharapkan akan tergambarkan kinerja karyawan kantor

(26)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Penentuan sampel didasarkan kepada populasi yang menjadi

sumber data. Nasution (1998) mengemukakan bahwa populasi dan

sampel penelitian merupakan sumber data artinya sifat-sifat atau

karakteristik dari sekelompok subyek gejala atau obyek dan karakteristik

tersebut di seleksi melalui instrumen yang telah dipilih

Populasi digunakan untuk menyatakan pengertian kelompok yang

menjadi asal dari mana sampel itu terpilih. Secara definitif populasi

diartikan sebagai suatu kelompok - kelompok manusia, rumah,

buah-buahan, binatang, dan sebgainya -, yang paling sedikit memiliki satu ciri

atau karakteristik tertentu. Dari ciri itulah akan diketahui perbedaan

antara populasi yang satu dengan lainnya (Soenarto, 1988: 2)

Sedangkan sampel adalah merupakan bagian yang dipilih dengan

cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi (Soenarto,

1988: 2). Sejalan dengan itu Arikunto (1997: 117) mengemukakan bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan sumber data yang akan

dijadikan subyek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari

(27)

85

populasi yang akan dijadikan subyek penelitian dengan menggunakan

teknik-teknik tertentu yang disebut teknik sampling.

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah Kasi, Kasubag, kaur, Pembantu Pimpinan, Serta para pelaksana

yaitu para Kepala Sekolah yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan

dan Pengajaran Kota Bogor. Oleh karena itu, sampel penelitiannya

dilakukan dengan secara purposif, dimana sampel penelitian ini telah

ditentukan yaitu para Kasi, Kasubag, kaur, Pembantu Pimpinan, Serta

para pelaksana yaitu para Kepala Sekolah dengan jumlah 65 orang.

C. Metode Penelitan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analitik. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kejadian atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang (Arikunto, 1997).

Maksudnya adalah untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh pejabat

Dinas Pendidikan dan pengajaran Kota Bogor dengan pengawasan

melekat dan kemudian dilakukan pengujian dengan melalui perhitungan

(28)

86

Sifat studi ini adalah eksplorasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Maksudnya bahwa perolehan data yang diteliti, terlebih dahulu akan dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada para pegawai mengenai kinerjanya. Setelah diperoleh data melalui kuesioner yang terbentuk angka-angka selanjutnya dicek dengan melalui wawancara mengenai peran dan tanggung jawabnya sehingga terwujud unjuk kerja dalam meningkatkan mobilitas kerja pegawai dinas

pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengumpulkan data

primer dan data sekunder yang masing-masing dikumpulkan dengan

teknik sebagai berikut

1. Penelitian Lapangan (Field research)

Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer. Adapun cara-cara yang dilakukan penulis dalam memperoleh data

primer adalah dengan cara menyebarkan angket (kuesioner) yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu tentang Implementasi

pengawasan melekat dan dampaknya terhadap kinerja karyawan dinas

pendidikan dan pengajaran. Kuesioner ini disebabkan kepada pihak

yang berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam

(29)

87

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung dan melengkapi data-data primer yang diperoleh selama penelitian lapangan. Penulis melakukan studi kepustakaan dengan cara menelaah buku-buku, referensi serta literatur-literatur yang berkaitan dengan objek dan masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil dari studi kepustakaan ini dapat memperoleh dasar-dasar teori yang relevan untuk mendukung penelitian yang dilakukan.

E. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Alat yang dikembangkan dalam pengumpul data dalam penelitian

ini berupa kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara, dan studi

dokumentasi. Untuk itu akan dikembangkan perangkat kuesioner yang

masing-masing

mengungkap

aktivitas

pengawasan

melekat

dan

manajemen kepemimpinan kepala dinas pendidikan dan pengajaran dan

kineja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor.

Kuesioner yang dikembangkan berupa skala Likert dengan tiga alternatif jawaban. Kuesioner pengawasan melekat dan manajemen

kepemimpinan kepala dinas pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor

menggunakan alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagian besar;

setengahnya; dan sebagian kecil. Skor masing-masing alternatif jawaban

(30)

88

Pengembangan alat ini mengacu kepada aspek kisi-kisi sebagai

[image:30.595.78.493.191.613.2]

berikut

Tabel 1.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

VARIABEL PENGAWASAN MELEKAT

Nomor Nomor

Variabel Aspek Indikator Pernyataan

(sebelum Uji Coba)

Pernyataan (setelah Uji Coba)

Pengawas 1. Pembinaan 1.1 Struktur 1,2,3,4,5 L2,3,4

a n yang berke Organisasi

Melekat naan dengan

s a r a n a

Pengawasan

1.2

Kebijak-anaan pe laksanaan

6,7,8,9,10 5,6,7,8,9

Melekat 1.3 Rencana 11,12,13, 10,11,12,

Kerja 14,15,16 13,14,15 1.4 Prosedur 17,18, 16,17,

Kerja 19,20 18,19

1.5 Pencatatan 21,22, 20,21,

dan pelapor 23,24, 22,23,

an hasil 25, 24,

kerja

1.6 Pembinaan 26,27,28, 25,26,27,

personal 29,30 28,29 2. Pengendalian 2.1 Peningkatan 31,32, 30,31,

dan perbaik- aspek 33,34, 32,33

an aparatur manusia 35

2.2 Peningkatan 36,37, 34,35,

aspek 38,39, 36,37

budaya 40

2.3 Peningkatan 41,42, 38,39,

tugas 43,44, 40,41

(31)

,tf^Ol0 X'..

[image:31.595.75.488.137.553.2]

3 Q* 5iU \ \

Tabel 2.3

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

KINERJA KARYAWAN DEPDIKNAS KOTA BOGOR

—*

5

'.*>..

Nomor Nomor

Variabel Indikator Pernyataan Pernyataan

(sebelum Uji (setelah Uji

Coba) Coba)

Kinerja o Motivasi tinggi 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5,

Karyawan o Disiplin 6,7,8,9,10 6,7,8,9,

Depdiknas o Bekerja dengan

profesional

11,12,13,14,15 10,11,12,

o Memiliki orientasi kerja 16,17,18, 13,14,15,

yang jelas 19,20 16,17

o Menunjukkan

kedewasaan dalam

bekerja yang

ditunjukkan dengan

* Tanggung jawab 21,22,23 18,19,20

* Percaya diri 24,25,26 21,22,23

* Mantap secara 27,28 24,25

emosional

* Berhubungan 29,30,31, 26,27,28

dengan secara supel 32,33

F. Uji Coba Instrumen Pengungkap Data

1. Uji Validitas Item Alat Pengumpul Data

Pengujian validitas ini dimaksudkan untuk melihat tingkat

ketepatan alat yang digunakan. Pengujian validitas item ini dilakukan

dengan mengkorelasikan antara skor setiap item dengan skor total.

Dimana skor item dikategorikan sebagai variabel X dengan skor total

sebagai variabel Y. Dari hasil pengujian dengan bantuan komputer

program SPSS for windows versi 10.0, dengan analisis korelasi dapat

(32)

item berada pada tingkat kepercayaan antara 90% sampai 99%, sedangkan sebanyak empat item yaitu item nomor 1, 31, 39 dan 45 berada pada rentang kepercayaan 70% sampai 89%, dengan tingkat kepercayaan semacam itu, maka item yang sebanyak 41 item langsung bisa dipakai. Adapun item yang dibuang sebanyak empat item. Berdasarkan hal itu, maka item alat yang dipergunakan dalam mengungkap pengawasan melekat sebanyak empat puluh satu item pernyataan.

Hasil pengujian validitas item dari alat kinerja karyawan Depdiknas kota Bogor diketahui bahwa sebanyak 28 item langsung dipakai, karena berada pada tingkat kepercayaan 95% sampai 99%,

sedangkan sebanyak lima item yaitu nomor 8,11,15, 30, dan 32 langsung dibuang karena tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Oleh

karena itu alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran di kota Bogor yang digunakan sebanyak 28 item pernyataan. Hasil perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Reliabilitas Alat Pengumpul Data

Untuk memperkuat pengujian di atas, selanjutnya dilakukan uji reliabihtas alat. Dalam pengujian reliabilitas alat ini digunakan dengan

cara split half method menggunakan bantuan komputer program SPSS for

Windows versi 10,0. Dari hasil perhitungan untuk pengawasan melekat

(33)

%

%:

'nSSX

sebesar 0,758 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Kemudian dari

hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien reliabilitas ^QfeliO*S^:==^/

seperti berikut:

2 x n/21/2

rtt =

1 + ri/21/2

(Arikunto, 1997)

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rtt sebesar 0,862 dengan tingkat kepercayaan 99% atau p < 0,01. Hal ini berarti bahwa alat penelitian

format A memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Tentunya

dengan begitu alat ini dapat dipergunakan untuk penelitian.

Untuk alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor, koefisien korelasinya sebesar 0,897 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Oleh karena itu alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor memiliki tingkat ketetapan alat yang cukup signifikan, sehingga alat ini dapat dipergunakan untuk pengambilan data

dalam penelitian ini. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

G. Teknik Analisis Data

Sedangkan prosedur pengolahan datanya sebagai berikut

(34)

92

Seleksi data yaitu data atau informasi yang sudah terkumpul dari

seluruh respon di cek dan diteliti, kemudian diseleksi hasil jawaban dari kuesioner melalui lembar jawaban.

Klasifikasi data yaitu data atau informasi yang sudah diteliti kemudian dikelompokkan dengan maksud memudahkan dalam pengolahan dan penafsiran, kemudian menghitung frekuensi jumlah jawaban.

Tabulasi data yaitu data yang telah diklasifikasikan kemudian ditabulasikan di tabel yang selanjutnya menganalisa dan menginterpretasikan data yang sudah diperoleh tersebut berdasarkan prosentase dari alternatif jawaban dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

F

P = xl00%

n

(Arikunto, 1997)

Penafsiran data yaitu mengolah data dalam bentuk kuantitatif. Setelah diprosentasikan, data tersebut kemudian ditafsirkan dengan kriteria penafsiran sebagaiu berikut

100% = Sangat Baik

76% - 99% = Baik

60% - 75% = Sedang

50% - 59% = Kurang

[image:34.595.80.485.289.555.2]
(35)

93

Sedangkan hasil wawancara dan studi dokumentasi dioleh dengan

secara kualitatif.

H. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada

pertengahan bulan Maret 2001 sampai dengan bulan Agustus 2001.

Adapun jadwal pelaksanaannya dapatdilihat pada tabel berikut:

No Kegiatan

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

a. Penyusunan

proposal

X X X X

b. Penyusunan

Instrumen

X X

c. Uji Coba

Instrumen

X X

2 Pelaksanaan X X

3 Pengolahan

a.Pengolahan

Data

X X X X

b. Analisis X X

4 Laporan X X

(36)
(37)

"S38?

(5 _ W / fifc*ii

BABV

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian

terdahulu, maka ada beberapa hal yang dapat di jadikan kesimpulan,

yaitu:

1. Dari hasil penehtian berkenaan dengan pengawasan melekat di kantor

dinas pendidikan kota Bogor menunjukkan kategori cukup baik.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan telah

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebagaimana ditunjukkan

dengan kemampuan para karyawan dalam mengembangkan

kemampuannya, ketekunan, kepatuhan atau ketaatan melaksanakan

tugas. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan secara umum

telah dilaksanakan dengan cukup baik. Kondisi lingkungan dinas

pendidikan dan pengajaran di kota Bogor secara umum cenderung

telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

2. Secara umum unjuk kerja yang ditunjukkan oleh karyawan Dinas

Pendidikan Nasional Kota Bogor termasuk ke dalam kategori cukup

baik. Sebagaimana dilihat dalam menempatkan karyawan yang sesuai

dengan keahliannya masih cenderung kurang mendapatkan perhatian.

(38)

117

Hasil wawancara diketahui bahwa diangkatnya karyawan dalam

bidang itu tidak hanya dipertimbangkan melalui keahliannya

melainkan kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan

pengalaman yang telah dilaluinya.

3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan melekat dan

unjuk kerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor.

Faktor-faktor itu meliputi usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan

pengalaman mengikuti penataran.

Dari segi usia secara umum usia karyawan kantor Depdiknas

kabupaten Bogor berkisar antara 46 sampai 60 tahun.

Pendidikan terakhir yang ditempuh responden secara umum

menunjukkan bahwa karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota

Bogor berpendidikan S-l, S-2 dan, Sarjana Muda.

Pengalaman kerja responden secara umum telah memiliki pengalaman

bekerja selama 16 sampai 25 tahun di bidangnya.

Pengalaman mengikuti penataran sebagai pegawai struktural,

diketahui bahwa secara umum responden telah mengikuti penataran

SPAMA, SPAMEN, ADUMLA dan ADUM.

Pengalaman mengikuti penataran kepemimpinan sebagai jabatan

struktural secara umum responden telah mengikuti penataran pada

(39)

118

4. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik pengujian statistik

yang dilakukan yaitu teknik pengujian korelasi rank Spearman. Dari

hasil perhitungan diperoleh bahwa korelasi antara variabel Xdengan

Y sebesar 0,496 dan signifikan pada a = 0,05.

Untuk

mengetahui

koefisien

determinasi

dilakukan

dengan

menggunakan formula Kd = r2 x100%. Hasil perhitungannya adalah

0,4962 x 100 = 24,60%. Nilai koefisien determinasi sebanyak 24,60%

tersebut mengandung arti bahwa kinerja karyawan dinas pendidikan

nasional kota Bogor dipengaruhi oleh variabel pengawasan melekat

sebesar 24,60%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 75,40% dipengaruhi

oleh faktor lainnya.

5. adanya kenaikan angka partisipasi kasar (APK) antara tahun

1999/2000 dengan APK 2000/2001 yaitu kenaikannya sekitar 20%.

Kenaikan ini juga ditunjukkan oleh angka partisipasi murni (APM)

antara tahun 1999/2000 dengan APM 2000/2001 yaitu sekitar 10%.

B. Implikasi

Setelah

melakukan

penelitian,

membahas

dan kemudian

menyimpulkan hasil penelitian, pada bagian akhir tesis ini penulis

mengajukan beberapa implikasi yang berhubungan dengan pembahasan

(40)

119

1. Bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran (khususnya Pihak Pimpinan)

Pertama, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengawasan

melekat di dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor menunjukkan

kategori cukup baik. Oleh karena itu maka implikasi yang perlu

dilakukan oleh dinas adalah hendaknya lebih meningkatkan peran

pengawasan melekat yang dilakukan oleh pihak pimpinan dengan cara

yang lebih humanistik agar

karyawan tidak merasa ditekan dan

karyawan dalam bekerja meskipun ada atau tidaknya pimpinan,

karyawan akan bekerja dengan lebih giat.

Kedua, harus terjadinya keterpaduan yang harmonis atara unsur

pimpinan sebagai pengawas dan sekaligus sebagai pengambil kebijakan

(keputusan) dengan karyawan yang nota bene sebagai pelaksana

keputusan pimpinan. Melalui keharmonisan tersebut diharapkan terjadi

kolaborasi yang efektif antara kegiatan pimpinan (pengawasan dan

pembuat kebijakan) dengan kinerja karyawan sebagai pelaksana. Dengan

cara itu pula karyawan merasa tidak tertekanm manakala pimpinan

melakukan pengawasan baik secara formal maupun non formal. Suasana

inilah yang semestinya dikembangkan oleh pihak pimpinan agar jangan

terjadi kles atau perpecahan diantara karyawan dan unsur pimpinan.

Ketiga, melalui pengawasan melekat ini, pimpinan dituntut mampu

mengefektifkan berbagai hal, baik itu dana, waktu, tenaga dan mampu

(41)

120

dilakukan pimpinan jangan diorientasikan hanya untuk menghabiskan alokasi dana yang tersedia tahun itu, melainkan hendaknya berorientasi kepada kebutuhan organisasi yang dipimpinnya agar lebih maju.

Keempat, Kemampuan pimpinan dalam bertindak baik itu sebagai

leader maupun sebagai orang tua dalam lingkungan yang dipimpinnya hendaknya mampu memberikan rasa kesejukan dan rasa "betah" kepada

karyawannya untuk bekerja di kantor dan menghindarkan kegiatan yang berada di luar kantor. Sifat kepemimpinan seperti inilah yang hendaknya dimunculkan dalam perannya sebagai seorang pengawas dan leader. Melalui pengawasan sebagai orang tua di lingkungannya, tentunya karyawan tidak merasa tertekan oleh keberadaan pimpinan di tempat

kerjanya. Hal ini dikarenakan sifat orang tua biasanya selalu memberikan

cambuk dan sekaligus memberikan perlindungan agar anaknya tetap

semangat dan mampu bertahan hidup. Melalui peran seperti inilah

seorang pimpinan diharapkan mampu memberikan image kepada

karyawannya bahwa pengawasan melekat yang dilakukannya bukan

untuk memberikan ponis mematikan karir karyawannya, melainkan

sebagai pemicu untuk mampu meningkatkan kinerjanya agar karyawan

tersebut mampu mengembangkan karirnya.

Kelima, tuntutan yang diberikan oleh pihak karyawan kepada

pimpinan jangan dijadikan sebagai rongrongan dari kewibawaannya.

(42)

121

dengan kebijakan yang diambilnya. Dengan pengawasan melakat itu pula pimpinan dapat melihat kebutuhan dan tuntutan apa yang dirasakan oleh karyawan terhadapnya. Disinilah pimpinan dituntut arif dan bijaksana

dalam memberikan tanggapan terhadap kebutuhan dan tuntutan

karyawannya.

2. Implikasi untuk para peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,496 dengan p < 0,01, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama, tetapi jumlah sampel yang lebih banyak. Pada penelitian ini sampel hanya 65 orang dan lokasi penelitian yang lebih di perluas atau tidak hanya satu dinas atau kabupaten, mungkin bisa satu Propinsi atau level Nasional, sedangkan penelitian selanjutnya disarankan agar subyeknya lebih dari 100 orang agar lebih

representatif.

Mengingat variabel yang diteliti masih cenderung minimal, maka pada penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian

berkenaan dengan variabel lain yang lebih luas dan mendalam yang bersangkut paut dengan tugas dan kegiatan maupun keterampilan

manajerial.

(43)

122

perluasan indikator ini diharapkan akan terjadi kegamblangan makna

yang akan diperoleh.

Mengenai instrumen yang dikembangkan, peneliti selanjutnya

hendaknya perlu untuk lebih menyempurnakan dan sekaligus memperhalus struktur bahasa dalam setiap item pernyataan, sehingga mudah dipahami oleh responden. Di samping itu item pertanyaannya dapat ditambah, diperbaiki, dan diperjelas maksudnya sehingga dapat

dihasilkan suatu instrumen penelitian yang lebih akurat. Oleh karena itu,

diharapkan peneliti selanjutnya harus jeli dalam menelaah item yang akan diajukan kepada responden.

C. Rekomendasi

Pertama, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dinas

pendidikan kota Bogor direkomendasikan untuk dapat lebih mengokohkan peran pengawasan yang dilakukan oleh pihak pimpinan

dalam lebih meningkatkan kinerja karyawannya

Kedua, pihak pimpinan dalam memberikan pengawasan hendaknya

mampu memadukan antara kewenangannya sebagai pengawas dan sebagai pengambil keputusan dengan sebaik-baiknya. Dimana pimpinan harus mau memanfaatkan berbagai kegiatan yang telah dijadikan kebijakannya untuk mampu didelegasikan dan dilaksanakan oleh

(44)

mampu mengembangkan lembaganya dengan sebaik-baiknya. Jadi tidak

ada salng curiga dan mencurigai

Ketiga, kegiatan pengawasan jangan dijadikan hanya untuk

menghambur-hamburkan dana agar dalam akhir jabatannya nanti ia tidak meninggalkan dana yang banyak. Sehingga dianggap tidak bisa memimpin instansi dinas pendidikan dengan seprofesional mungkin.

Keempat, Pimpinan hendaknya mampu bertindak sebagai seorang

leader yang mampu memberikan semangat kepada karyawannya. Melalui pengawasan ini seorang pimpinan hendaknya mampu membuat image bahwa pengawasan melekat yang dilakukannya bukan untuk memberikan ponis mematikan karir karyawannya, melainkan sebagai pemicu untuk mampu meningkatkan kinerja karyawannya agar karyawan tersebut mampu mengembangkan karirnya. Manifestasi dari dampak pengawasan itu adalah hendaknya pimpinan mampu membangkitkan semangat karyawannya agar mampu mengambil tindakan yang tepat yang didasarkan atas keputusan yang telah ditetapkannya.

Kelima, pimpinan jangan hanya bisa menuntut kepada karyawan

berkenaan dengan kinerja karyawan, tetapi sulit untuk memberi pujian dan penghargaan atas kinerja karyawan. Dengan sikap semacam ini, tentu kebijakan yang telah ditetapkan pihak pimpinan akan mengalami kebuntuan dan mungkin macet, karena tidak didukung oleh karyawan. Disinilah peran pengawasan melekat yang diterapkan oleh pimpinan

(45)
(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (1997), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: Rineka Cipta.

Burhanuddin, (1994), Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Gaffar, Fakry, M,(1987), Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Bandung: FPS IKIP.

Handayaningrat, Soewarno, (1994), Pengantar Studi Ilu Administrasi dan

Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung.

Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengawasan.

Instruktsi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor l/P/1994 tanggal 3 Februari 1994 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat di lingkungan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Kartono, Kartini, (1984), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.

Grafindo.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.

19/MENPAN/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang jabatan fungsional auditor dan angka kreditnya.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0415/ U/1987 tentang pedoman pengawasan di lingkungan Depatemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Koonts, Harold Cyril O'Donneland Heinz, (1984), Management, (eigh

edition), McGraw-Hill Book Company.

Liang Gie, The, dkk., (1981), Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: Gunung

Agung.

Nasution S., (1998), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Bandung:

Tarsito.

Poerwadarminta, WJS., (1986), Kamus Umum Bahasa Indonesia, JAKARTA: Balai Pustaka.

(47)

125

Satiyono, (1999), Pentingnya Pengawasan, Orasi Ilmiah, Jakarta: Depdikbud, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.

Siagian, Sondang P, (1994), Teori dan Praktek Kepeimpinan, Jakarta: Rineka

Cipta.

Soejamto, (1986), Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Jakarta: Ghalia. Stoner, James A.F., & Charles Wankel, (1986), Management, Third Edition,

Prentice-Hall International, Inc., Englewood Clffes, New Jersey. Supriadi, Dedi, (1998), Menangkat Cita dan Martabat Guru, Yogyakarta:

Adicita Karya Nusa.

Suryadi, Ace, (1990), Mutu Pendidikan Persekolah dalam Perspektif, Mimbar Pendidikan No. 2 tahun D( Juli 1990.

TAP MPR No.II/MPR/1993 tanggal 9 Maret 1993 tentang GBHN.

Tead, Odreway (1959), Administration its Purpose and Performance, New York: Harper and brothers.

Terry, George R., (1964), Principles of Management, Richard Rirwin, Inc.

Home Wood, Illions.

Tjokroamidjojo, Bintoro, (1988), Pengantar Administrasi Pembangunan, Jakarta: LP3ES.

Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tanggal 27 Maret 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Gambar

Tabel 1.3KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Tabel 2.3'.*>..
tabelyang

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa setelah satu bulan senjata api tersebut berada pada saksi-1, saksi-1 mengatakan bahwa senjata api tersebut ingin di beli oleh saksi-2, saat itu Terdakwa mengatakan

The owner or landlord usually required the tenant to have the water and electricity account in her name so that the tenant is directly contracted to the local

Pada karbon aktif yang berbahan dasar batu bara muda, diperlukan proses pretreatment untuk mengontrol kehilangan pori-pori kecil selama proses karbonisasi yang

Given this situation, analyze and comparing whether there will be different the allocated time, the frequency and the effectiveness of use analytical procedures

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah yaitu basis kas untuk pengakuan pos-pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan.. Basis akuntansi yang digunakan dalam

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

Demikian juga terbitnya berbagai Undang- Undang dan peraturan pemerintah tentang lingkungan hidup termasuk pencemaran udara di Indonesia, itu artinya Indonesia

[r]