IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ( Studi Kasus di kota Bogor taahun 1999/2000)
T E S I S
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
CO o
o
#
O L E H
H. AKOS. KM NIM. 999483
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK UJIAN TAHAP II
OLEH
PEMBIMBING I
PROF. DR. H. DJAM'AN SATORI, MA.
PEMBIMBING II
PROF. DR. H. DEDI SUPRIADI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN
O L E H
KETUA PROGRAM STUDI
ADMINISTRAjft PENDIDIKAN
PROF. DR. H. mABINS
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2001
IP _.
ABSTRAK
\s^st**>sV'
IMPLEMENTASI PENGAWASAN MELEKAT DAN
DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN
DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
(Studi Kasus di Kota Bogor, 1999/2000
Oleh: H. Akos KM.
Kepampuan
manajemen
kepemimpinan
tidak
hanya
bias
mempengaruhi bawahannya, melainkan bagaimana seorang pemimpin
mampu menjadi pengendali bagi keberlangsungan organisasi yang
dipimpinnya.
Pengendalian
yang
dimaksudkan
dapat
berupa
kemampuan pemimpin dalam
mengadakan pengawasan kepada
bawahannya. Pengawasan merupakan usaha atau kegiatan untuk
mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai
dengan semestinya atau tidak (Soejatmo, 1986).
Pengawasan merupakan suatu proses yang mana seorang
pemimpin perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan ataukebijakan yang telah ditentukannya (Handayaningrat, 1994). Begitu pula
di Kantor pendidikan nasional, pengawasan itu telah dilaksanakan oleh
pihak pimpinan terhadap bawahannya.Standar kinerja pada jabatan tertentu diarahkan untuk
meningkatkan kualitas kinerja dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia khususnya sebagai aparatur pendidikan pada
umumnya.
Mengacu pada uraian di atas, berikut dikemukakan permasalahan
yang akan diteliti, yaitu Bagaimana Implementasi pengawasan melekat
dampaknya terhadap kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajarandi kota Bogor ?
Tujuan penelitian yang hendak diteliti yaitu untuk mengetahui
dampak pengawasan melekat dan manajamen kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan kantor dinas pendidikan nasional kota Bogor. Setelah
diketahui dampaknya. Setelah diketahui dampaknya, maka diberikan
saran sebagai masukan bagi pihak-pihak yang berwenang dengan
masalah yang diteliti.
Metode yang digunakan adalah deskriptif, adapun sampel
penelitiannya sebanyak 65 orang. Alat pengumpul data yang digunakan
adalah kuesioner, dokumentasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian berkenaan dengan pengawasan melekat di
kantor dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor menunjukkan
kategori cukup baik. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar karyawan telah dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sebagaimana dirunjukkan dengan kemampuan para karyawan dalam
mengembangkan kemampuannya, ketekunan, kepatuhan atau ketaatan
melaksanakan tugas. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
secara umum telah dilaksanakan dengan cukup baik. Kondisi lingkungankantor dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor secara umum
cenderung telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Secara umum unjuk kerja yang ditunjukkan oleh karyawan dinas
pendidikan dan pengajaran kota Bogor termasuk ke dalam kategori cukup
baik. Sebagaimana dilihat dalam menempatkan karyawan yang sesuai
dengan keahliannya masih cenderung kurang mendapatkan perhatian.
Hasil wawancara diketahui bahwa diangkatnya karyawan dalam bidangitu tidak hanya dipertimbangkan melalui keahliannya melainkan
kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan pengalaman
yang telah dilaluinya.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan melekat
dan unjuk kerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor,
yaitu usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan pengalaman mengikuti
penataran.
Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik pengujian statistik
yang dilakukan yaitu teknik pengujian korelasi rank Spearman. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa korelasi antara variabel Xdengan Ysebesar
0,496 dan signifikan pada a = 0,05. Adapun dampaknya sebesar 24,60%
tersebut mengandung arti bahwa kinerja karyawan dinas pendidikan
nasional kota Bogor dipengaruhi oleh variabel pengawasan melekat
sebesar 24,60%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 75,40% dipengaruhi oleh
faktor lainnya.
DAFTARISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING i
PENGESAHAN DARI KETUA PROGRAM STUDI ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii
PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR v
UCAPAN TERIMA KASIH vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
ABSTRAK xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
D. Anggapan Dasar 10
E. Sistematika Penulisan 11
BAB II LANDASAN TEORETIK
A. Konsep dan Proses Manajemen 12
1. Pengertian Administrasi dan Manajemen 12
2. Proses Manajemen 16
B. Kepemimpinan dalan Kegiatan Pengawasan 21
1. Pengertian Kepeimpinan 21
.2. Pendekatan Kepemimpinan 28
3. Gaya atau Tipe Kepemimpinan 30
C. Kemampuan Manajerial Pimpinan dalam
Meningkatkan Pembinaan dan Pengaruhnya 31
terhadap penampilan Kerja
D. Konsep Pengawasan Melekat 33
1. Pengertian Pengawasan 33
2. Prinsip Pengawasan 39
3. FilosofiPengawasan 48
4. Jenis-jenis Pengawasan 50
5. Kebijaksanaan Di Bidang Pengawasan 55
6. Tatacara Pengawasan o7
7. Pengawasan Melekat 58
8. Efeektivitas Pengawasan 65
BAB IE METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasiona 80
B. Populasi dan Sampel Penelitian
84
C. Metode Penelitan 85
D. Teknik Pengumpulan Data 86
E. Pengembangan AlatPengumpul Data 87
F. Uji Coba Instrumen Pengungkap Data 89
G. Teknik Analisis Data 91
H. Waktu Penelitian 93
BAB IV HASIL PENELHIAN DAN PEMBAHASANNYA
A. Hasil Penelitian 94
1. Gambaran pengawasan melekat yang dilakukan oleh pihak pimpinan kantor dinas pendidikan 94
nasional di Kota Bogor
2. Gambaran kinerja karyawan kantor dinas 100 pendidikan nasional di Kota Bogor
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pelaksanaan pengawasan melekat yang 104
dilaksanakan di kantor dinas pendidikan
nasional Kota Bogor
4. Dampak pengawasan melekat terhadap kinerja
karyawan kantor dinas pendidikan nasional di 107 kota Bogor
5. Angka Partisipasi Pendidikan di Kota Bogor 108
B. Pembahasan Hasil Penelitian HO
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 116
B. Implikasi 118
C. Rekomendasi 122
DAFTAR PUSTAKA 124
LAMPIRAN-LAMPIRAN 126
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Variabel Pengawasan Melekat 88
2.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kinerja Karyawan
pendidikan dan pengajaran kota Bogor 89 1.4 Persentase setiap Item Pernyataan Variabel
Pengawasan Melekat yang Dilakukan Pimpinan ... 95
2.4 Persentase Setiap Item Pernyataan Variabel Kinerja
Karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota 102
Bogor
3.4 Gambaran Usia Responden 104
4.4 Gambaran Pendidikan Yang Telah Dipempuh
Responden 105
5.4 Gambaran Pengalaman Kerja Responden 105 6.4 Gambaran Pengalaman Mengikuti Penataran
sebagai Penunjang sebagai Pegawai Struktural.... 106 7.4 Penataran Kepemimpinan sebagai Jabatan
Struktural 106
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.2 Proses Manajemen 21
2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Pandangan Tentang Model Motivasi/Menggerakkan Dalam
Hubungannya Dengan Teori Administrasi/
Manajemen 25
1.4 Gambaran Pengawasan Melekat 94
2.4 Gambaran Umum Kinerja Karyawan Dinas
Pendidikan dan Pengajaran Kota Bogor 101
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan manusia di dalam suatu organisasi tidak akan terlepas
dari adanya unsur kepemimpinan dan pengawasan yang dilakukan oleh
pemimpin. Kedua unsur itu merupakan bagian dari usaha untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan adanya pemimpin, suatu
organisasi akan mampu berjalan dengan baik, apalagi ditunjang dengan
adanya pengawasanyang dilakukan oleh pimpinan.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi penting adanya. Dikatakan
demikian, karena dengan adanya pemimpin organisasi itu akan dapat dikendalikan. Hal ini ditegaskan oleh Siagian (1994: 4) menyatakan bahwa "mutu kepemimpinan dalam organisasi terlihat dalam
kemampuannya untuk menghilangkan berbagai bentuk ancaman yang
dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan organisasi mencapai tujuan
dan berbagai sasarannya".
Begitu besar peran kepemimpinan dalam organisasi, sehingga
pemimpin diperlukan mampu mengendalikan berbagai ancaman yang
bisa menghambat kelancaran jalannya organisasi yang dipimpinnya.
pengawasan secara terus - menerus / kontinue. Melalui peranan ini akan
tercipta nuansa organisasiyang kondusif.
Fenomena yang terjadi menjelang perubahan abad menunjukkan
bahwa seorang pemimpin sangat menetukan terus bereksistensinya
organisasi dalam dunia yang berubah terus menerus tersebut (Covey
dalam Susanto, 1998: 266). Perilaku pemimpin sebagai manajer
hendaknya berfungsi sebagai pemberi sumber (Depdikbud, 1999).
Kepampuan manajemen kepemimpinan tidak hanya seperti yang diungkapkan di atas, melainkan bagaimana seorang pemimpin mampu
menjadi pengendali bagi keberlangsungan organisasi yang dipimpinnya.
Pengendalian yang dimaksudkan dapat berupa kemampuan pemimpin
dalam mengadakan pengawasan kepada bawahannya. Pengawasan
merupakan usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai
pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya atau
tidak (Soejatmo, 1986).
Pengawasan merupakan suatu proses yang mana seorang
pemimpin perlu mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang
dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau
kebijakan yang telah ditentukannya (Handayaningrat, 1994). Begitu pula
Di dinas pendidikan dan pengajaran pengawasan sering disebut
dengan istilah pengawasan melekat Pengawasan melekat ini bagi seorang
pimpinan eselon tiga di Daerah Tingkat II merupakan suatu sistem kegiatan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan rutin. Hal ini perlu
diupayakan secara terus menerus untuk meningkatkan kualitas
pelaksanaannya, oleh karena itu pengawasan seorang manajer harus
mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan tugas serta
dapat diwujudkan dengan baik dan benar sehingga efisiensi dan
efektivitas pengelolaan pengawasan melekat mendesak segera diwujudkan, karena akan menjadi gaya dukung dalam pelaksanaan tugas
dalam misi dan visi seorang pimpinan untuk menghadapi era globalisasi. Proses pengawasan bisa dilakukan dengan multimedia
dikarenakan dapat dipengaruhi oleh banyak aspek. Dalam manajemen strategis seorang pimpinan unit kerja dapat melaksanakan pengawasan
termasuk ke dalam pelaksanaan kinerja seorang supervisor pada setiap
jenjang pimpinan baik di daerah maupun di tingkat pusat
Mengenai konteks tentang pengawasan perlu memperhatikan
aspek-aspek ukuran dari pengawasan melekat dan kinerja seorang
manajer perlu dikombinasikan. Demikian juga adaptive strategic, dan real
time control akan menjadi perlindungan bersama. Pada hal-hal tertentu
lainnya. Lebih jelasnya dikemukakan Supriadi (1997) menyatakan bahwa
ruangan lingkup pengawasan melekat meliputi segala kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasikan, memantau, menilai, dan melakukan
diagnosis terhadap apa yang terjadi dalam proses pengawasan tugas kerja
lingkup kantor sampai nasional.
Oleh karena itu pengawasan seorang pimpinan mempunyai kedudukan yang strategis dan penting dalam pengawasan pada semua tingkatan, maka sudah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk
mendorong secara terus menerus menjadikan para pegawai di daerah
maupun di pusat memiliki tenaga yang handal dan profesional dalam
menjalankan tugas masing-masing.
Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut khususnya pada proses pengawasan dalam lingkup mikro atau
makro adalah melalui kebijakan fungsionalisasi jabatan. Dalam analisis
jabatan seorang pimpinan ditetapkan sebagai pejabat memiliki tanggung
jawab dan standar kinerja tertentu.
Standar kinerja pada jabatan tertentu diarahkan untuk
meningkatkan kualitas kinerja dalam upaya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia khususnya sebagai aparatur pendidikan pada
umumnya.
Fungsi kepegawaian pada semua jenjang dinas pendidikan dan
sarana untuk memacu para pegawai dengan mengutamakan pengawasan
pada aspek akademik administratif.
Berkenaan dengan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan dengan judul *'Implementasi Pengawasan Melekat dan Dampaknya terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran"
(Studi Kasus di Kota Bogor tahun 1999/2000).
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Pengelolaan dan pengembangan difokuskan pada pola
pengembangan oleh para pembina struktural pada tingkat Dinas Pendidikan Nasional di Propinsi Jawa Barat yang diselenggarakan oleh pemimpin. Pengelolaan dan pengembangan ini dilakukan dengan cara melaksanakan pengawasan terhadap kinerja karyawan. Melalui pengawasan yang diterapkan sebagai manifestasi kegiatan manajemen kepemimpinan, diharapkan dapat diperolehnya data yang berkenaan
dengan kinerja yang dilaksanakan oleh karyawannya. Dikatakan
demikian, karena pengawasan merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan
langsung terhadap bawahannya, secara preventiv dan represiv agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien
sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan
Dari instruksi tersebut terlihat bahwa fungsi manajemen
kepemimpinan diantaranya adalah pengawasan yang dilakukan oleh
atasan langsung terhadap bawahannya. Instruksi itu sejalan dengan
pendapat Siagian (1982) yang menyatakan bahwa ''pengawasan adalah
proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk mengetahui dan menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya".
Proses pengawasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
manajemen
kepemimpinan.
Moore
(1964)
mengemukakan
bahwa
"pengawasan adalah tindakan-tindakan yang saling berkaitan untuk
mengikuu' dan memperbaiki kegiatan". Dimana pengawasan tidak hanya
terkait dengan pelaporan, penyajian informasi, dan penilaian terhadap
jalannya suatu program, melainkan mencakup pula tindakan untuk
mengendalikan kegiatan ke arah tujuan yang akan dicapai. Sejalan dengan
itu Connor (1974: 44) menjelaskan bahwa pengawasan merupakan suatu
tahapan pengelolaan dan berfungsi untuk menata dan memelihara
kegiatan organisasi yang menggunakan sumber-sumber terbatas untuk
mencapai hasil-hasil yang diharapkan.
Uraian di atas memberikan jaminan bahwa kegiatan manajemen
kepemimpinan dimungkinkan akan terhambat manakala tidak adanya
7
program yang telah ditetapkannya agar dapat dilaksanakan oleh
bawahannya. Sebagaimana Longenecher (1973: 513) mengemukakan bahwa
"tanpa pengawasan, pengelola (pihak manajemen) tidak akan merasa
terjamin bahwa semua unsur organisasi yang menjafi tanggung jawabnya
dapat melakukan kegiatan sebaik mungkin dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan".
Berdasarkan identifikasi permasalahan yang dikemukakan di atas, berikut dikemukakan permasalahan yang akan diteliti, yaitu Bagaimana
Implementasi
pengawasan
melekat
dampaknya
terhadap
kinerja
karyawan dinas pendidikan dan pengajarandi kota Bogor ?
Mengacu kepada rumusan masalah umum di atas, maka
dikemukakan permasalahan penelitian secara khusus seperti berikut
1. Apakah pengawasan melekat yang dilakukan pihak pimpinan dinas
pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor berjalan secara efektif ?
2. Bagaimana kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota
• Bogor berkenaan dengan pengawasan melekat yang diterapkan oleh
pihak pimpinan ?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi pengawasan melekat,
yang dapat meningkatkan kinerja para karyawan dinas pendidikan
dan pengajaran kota Bogor dimasa yang akan datang?
4. Bagaimana dampak pengawasan melekat terhadap kinerja karyawan
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dampak pengawasan melekat dan manajamen kepemimpinan terhadap kinerja
karyawan kantor dinas pendidikan nasional kota Bogor. Setelah diketahui
dampaknya, maka diberikan saran sebagai masukan bagi pihak-pihak
yang berwenang dengan masalah yang diteliti.
Secara operasional tujuan penelitian dijabarkan seperti berikut (a) Untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pengawasan
melekat yang dilakukan oleh kepala dinas pendidikan dan
pengajaran Kota Bogor.
(b) Memperoleh gambaran tentang manajemen kepemimpinan dinas
pendidikan nasional di Kota Bogor.
(c)
Memperoleh gambaran tentang faktor pendukung yang menjadi
kekuatan dan peluang dalam pengawasan melekat dapat
meningkatkan kedisiplinan para pegawai di masa yang akan datang
pada dinas pendidikan dan pengajarandi Kota Bogor.
(d) Memperoleh gambaran tentang faktor-faktor menjadi penghambat
dalam pelaksanaan pengawasan melekat yang dilaksanakan di dinas
(e) Memperoleh gambaran tentang Implementasi pengawasan melekat dan dampaknya kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran
di kota Bogor 2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran di Kota Bogor dalam melaksanakan pengawasan kepada karyawannya, sehingga para karyawan Dinas Pendidikan dan Pengajaran di Kota Bogor dapat meningkatkan
kinerjanya.
Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat serta gambaran dalam peleksanaan pengawasan melekat dan manajemen kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan
Pengajaran di Kota Bogor.
Penelitian sangat diharapkan dapat memberikan dampak yang
positif, serta memberikan informasi dalam menentukan alternatif positif
dan solusi terhadap pemecahan masalah. Sehingga penelitian dapat memberikan salah satu pemikiran dalam upaya mengembangkan sumber
daya manusia di masa yang akan datang, khususnya bagi para pembina
D. Anggapan Dasar
^SS
Untuk mewujudkan supervisi yang handal dan berkualitas,
seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga pendidikan dengan
penerapan prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia.
Manajemen sumber daya manusia merupakan fungsi dan aktivitas
pengawasan dalam suatu organisasi dengan pengakuan pada pentingnya
tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang vital dan memberikan
kontribusi terhadap tercapainya tujuan organisasi serta terjaminnya
pemerataan sumber daya manusia secara efektif dan adil demi kemaslahatan individu, organisasi dan masyarakat
Dalam menentukan tujuan kebutuhan tertentu perlu adanya
langkah awal berupa penaksiran kebutuhan. Penaksiran kebutuhan adalah diagnosa masalah sekarang dan tantangan masa depan yang harus di atasi oleh pelatihan dan pengembangan.
Kepala Dinas Pendidikan sebagai salah satu aktor pelaksana akan berhubungan dengan perumus kebijakan berdasarkan hirarki pembuatan kebijakan merancang dan membangun struktur teknikal kepada pelaksana, sedangkan pelaksana mendukung gagasan tersebut dengan
melaksanakannya berdasarkan kemmapuan teknikalnya. Agar kebijakan
11
jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya, sebagai dasar
bagi para pelaksana menterjemahkan tujuan kebijakan dimaksud.
E. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini dalam bentuk tesis. Adapun sistematikanya
mencakup:
Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, anggapan dasar, hipotesis dan sistematika penulisan.
Bab II berisi Kajian teoritis yang akan menguraikan bahasan mengenai aktivitas pengawasan melekat Kepala dinas pendidikan dan pengajaran dalam memperlancar mobilitas pekerjaan rutin di Kota Bogor.
Bab III metodologi penelitian yang di dalamnya dikemukakan mengenai populasi dan sampel, definisi operasional, metode penelitian, prosedur penelitian, analisis dan teknik penelitian.
Bab IV Deskripsi hasil penelitian dan pembahasannya
Bab V Kesimpulan dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait Demikianlah sistematika penulisan tesis ini semoga dapat
memberikan gambaran yang jelas berkenaan dengan laporan hasil
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
^ r u t r „>
, W i t al" „
3 w ^ v
,*£N PENn.I s
A. Definisi Operasional
Pengawasan melekat adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai pelaksanaan tugas atau kegiatan apakah sesuai dengan semestinya (Soejatmo, 1986). Lebih jelas yang dimaksud dengan pengawasan melekat dapat dilihat dari Instruksikan Presiden RI No. 1/1989, yaitu serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap
bawahannya, secara preventif dan represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sejalan dengan pengertian di atas, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara mengeluarkan keputusan dengan nomor 19/MENPAN/
1996 bahwa yang dimaksud dengan pengawasan adalah seluruh proses kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan dan atau kegiatan
tertentu dengan tujuan untuk memastikan apakah pelaksanaan tugas dan
80
81
fungsi obyek pengawasan dan atau kegiatan tersebut telah sesuai dengan
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian pengawasan seperti yang dikemukakan di
atas, maka yang dimaksudkan dengan pengawasan dalam penelitian ini mengacu kepada Keputusan Mendikbud No. 0415/U/1987 tentang
pedoman pengawasan di lingkungan Depdikbud antara lain bahwa pengawasan mencakup pembinaan, pengendalian dan penertiban
aparatur.
Manajemen Kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sumijo & Soebedjo, 1986: 2-4).
Tery (Satiyono, 1999: 15) mengemukakan bahwa kepemimpinan
adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sejalan dengan itu Kartono, (1982) mengemukakan bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki
82 s
%
mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya, untuk melakukan tisaha
bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran tertentu.
Berkenaan dengan pengertian manajemen Handayaningrat (1994) mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari berbagai bagian/komponen yang secara keseluruhan saling berkaitan yang diorganisasi sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sedangkan KIM LPPM (Satiyono, 1999: 10) mengemukakan bahwa manajemen adalah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Mengacu kepada pengertian yang dikemukakan di atas, yang dimaksud dengan manajemen kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin mampu menerapkan berbagai fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Penerapan fungsi
manajemen itu, ditekankan kepada bagaimana seorang pimpinan mampu
menerapkan fungsi pengawasannya dalam meningkatkan kinerja
bawahannya.
83
melaksanakan tugasnya dengan secara efektif dan efisien. Dengan kata
lain kinerja karyawan ditunjukkan dengan kesiapan karyawan untuk
mampu bekerja pada hari ini harus lebih baik dengan hari kemarin dan
hari kemudian harus lebih baik dari hari ini Ranftl (Timpe, 1989).
Berkenaan dengan kinerja karyawan yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah kemampuan karyawan dalam bekerja yang ditunjukkan
dengan ciri-ciri: menunjukkan motivasi yang tinggi; disiplin; bekerja
dengan profesional; memiliki orientasi kerja yang jelas; menunjukkan
kedewasaan dalam bekerja. Kedewasaan ini ditunjukkan dengan rasa
tanggung jawab, mandiri, percaya diri dan mantap secara emosional; dan
mampu berhubungan dengan secara supel sehingga semua orang baik
pimpinan maupun rekan kerjanya merasakan adanya keharmonisan
dalam berhubungan di lingkungan kerjanya. Dengan melihat ciri-ciri
tersebut diharapkan akan tergambarkan kinerja karyawan kantor
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Penentuan sampel didasarkan kepada populasi yang menjadi
sumber data. Nasution (1998) mengemukakan bahwa populasi dan
sampel penelitian merupakan sumber data artinya sifat-sifat atau
karakteristik dari sekelompok subyek gejala atau obyek dan karakteristik
tersebut di seleksi melalui instrumen yang telah dipilih
Populasi digunakan untuk menyatakan pengertian kelompok yang
menjadi asal dari mana sampel itu terpilih. Secara definitif populasi
diartikan sebagai suatu kelompok - kelompok manusia, rumah,
buah-buahan, binatang, dan sebgainya -, yang paling sedikit memiliki satu ciri
atau karakteristik tertentu. Dari ciri itulah akan diketahui perbedaan
antara populasi yang satu dengan lainnya (Soenarto, 1988: 2)
Sedangkan sampel adalah merupakan bagian yang dipilih dengan
cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi (Soenarto,
1988: 2). Sejalan dengan itu Arikunto (1997: 117) mengemukakan bahwa
sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan sumber data yang akan
dijadikan subyek penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
85
populasi yang akan dijadikan subyek penelitian dengan menggunakan
teknik-teknik tertentu yang disebut teknik sampling.
Berdasarkan uraian di atas yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah Kasi, Kasubag, kaur, Pembantu Pimpinan, Serta para pelaksana
yaitu para Kepala Sekolah yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan
dan Pengajaran Kota Bogor. Oleh karena itu, sampel penelitiannya
dilakukan dengan secara purposif, dimana sampel penelitian ini telah
ditentukan yaitu para Kasi, Kasubag, kaur, Pembantu Pimpinan, Serta
para pelaksana yaitu para Kepala Sekolah dengan jumlah 65 orang.
C. Metode Penelitan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik. Dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kejadian atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang (Arikunto, 1997).
Maksudnya adalah untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh pejabat
Dinas Pendidikan dan pengajaran Kota Bogor dengan pengawasan
melekat dan kemudian dilakukan pengujian dengan melalui perhitungan
86
Sifat studi ini adalah eksplorasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Maksudnya bahwa perolehan data yang diteliti, terlebih dahulu akan dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang diberikan kepada para pegawai mengenai kinerjanya. Setelah diperoleh data melalui kuesioner yang terbentuk angka-angka selanjutnya dicek dengan melalui wawancara mengenai peran dan tanggung jawabnya sehingga terwujud unjuk kerja dalam meningkatkan mobilitas kerja pegawai dinas
pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengumpulkan data
primer dan data sekunder yang masing-masing dikumpulkan dengan
teknik sebagai berikut
1. Penelitian Lapangan (Field research)
Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk memperoleh data primer. Adapun cara-cara yang dilakukan penulis dalam memperoleh data
primer adalah dengan cara menyebarkan angket (kuesioner) yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu tentang Implementasi
pengawasan melekat dan dampaknya terhadap kinerja karyawan dinas
pendidikan dan pengajaran. Kuesioner ini disebabkan kepada pihak
yang berwenang dalam memberikan data yang dibutuhkan dalam
87
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder guna mendukung dan melengkapi data-data primer yang diperoleh selama penelitian lapangan. Penulis melakukan studi kepustakaan dengan cara menelaah buku-buku, referensi serta literatur-literatur yang berkaitan dengan objek dan masalah yang sedang diteliti, sehingga hasil dari studi kepustakaan ini dapat memperoleh dasar-dasar teori yang relevan untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
E. Pengembangan Alat Pengumpul Data
Alat yang dikembangkan dalam pengumpul data dalam penelitian
ini berupa kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara, dan studi
dokumentasi. Untuk itu akan dikembangkan perangkat kuesioner yang
masing-masing
mengungkap
aktivitas
pengawasan
melekat
dan
manajemen kepemimpinan kepala dinas pendidikan dan pengajaran dan
kineja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor.
Kuesioner yang dikembangkan berupa skala Likert dengan tiga alternatif jawaban. Kuesioner pengawasan melekat dan manajemen
kepemimpinan kepala dinas pendidikan dan pengajaran di Kota Bogor
menggunakan alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagian besar;
setengahnya; dan sebagian kecil. Skor masing-masing alternatif jawaban
88
Pengembangan alat ini mengacu kepada aspek kisi-kisi sebagai
[image:30.595.78.493.191.613.2]berikut
Tabel 1.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
VARIABEL PENGAWASAN MELEKAT
Nomor Nomor
Variabel Aspek Indikator Pernyataan
(sebelum Uji Coba)
Pernyataan (setelah Uji Coba)
Pengawas 1. Pembinaan 1.1 Struktur 1,2,3,4,5 L2,3,4
a n yang berke Organisasi
Melekat naan dengan
s a r a n a
Pengawasan
1.2
Kebijak-anaan pe laksanaan
6,7,8,9,10 5,6,7,8,9
Melekat 1.3 Rencana 11,12,13, 10,11,12,
Kerja 14,15,16 13,14,15 1.4 Prosedur 17,18, 16,17,
Kerja 19,20 18,19
1.5 Pencatatan 21,22, 20,21,
dan pelapor 23,24, 22,23,
an hasil 25, 24,
kerja
1.6 Pembinaan 26,27,28, 25,26,27,
personal 29,30 28,29 2. Pengendalian 2.1 Peningkatan 31,32, 30,31,
dan perbaik- aspek 33,34, 32,33
an aparatur manusia 35
2.2 Peningkatan 36,37, 34,35,
aspek 38,39, 36,37
budaya 40
2.3 Peningkatan 41,42, 38,39,
tugas 43,44, 40,41
,tf^Ol0 X'..
[image:31.595.75.488.137.553.2]3 Q* 5iU \ \
Tabel 2.3
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
KINERJA KARYAWAN DEPDIKNAS KOTA BOGOR
—*
5
'.*>..
Nomor Nomor
Variabel Indikator Pernyataan Pernyataan
(sebelum Uji (setelah Uji
Coba) Coba)
Kinerja o Motivasi tinggi 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5,
Karyawan o Disiplin 6,7,8,9,10 6,7,8,9,
Depdiknas o Bekerja dengan
profesional
11,12,13,14,15 10,11,12,
o Memiliki orientasi kerja 16,17,18, 13,14,15,
yang jelas 19,20 16,17
o Menunjukkan
kedewasaan dalam
bekerja yang
ditunjukkan dengan
* Tanggung jawab 21,22,23 18,19,20
* Percaya diri 24,25,26 21,22,23
* Mantap secara 27,28 24,25
emosional
* Berhubungan 29,30,31, 26,27,28
dengan secara supel 32,33
F. Uji Coba Instrumen Pengungkap Data
1. Uji Validitas Item Alat Pengumpul Data
Pengujian validitas ini dimaksudkan untuk melihat tingkat
ketepatan alat yang digunakan. Pengujian validitas item ini dilakukan
dengan mengkorelasikan antara skor setiap item dengan skor total.
Dimana skor item dikategorikan sebagai variabel X dengan skor total
sebagai variabel Y. Dari hasil pengujian dengan bantuan komputer
program SPSS for windows versi 10.0, dengan analisis korelasi dapat
item berada pada tingkat kepercayaan antara 90% sampai 99%, sedangkan sebanyak empat item yaitu item nomor 1, 31, 39 dan 45 berada pada rentang kepercayaan 70% sampai 89%, dengan tingkat kepercayaan semacam itu, maka item yang sebanyak 41 item langsung bisa dipakai. Adapun item yang dibuang sebanyak empat item. Berdasarkan hal itu, maka item alat yang dipergunakan dalam mengungkap pengawasan melekat sebanyak empat puluh satu item pernyataan.
Hasil pengujian validitas item dari alat kinerja karyawan Depdiknas kota Bogor diketahui bahwa sebanyak 28 item langsung dipakai, karena berada pada tingkat kepercayaan 95% sampai 99%,
sedangkan sebanyak lima item yaitu nomor 8,11,15, 30, dan 32 langsung dibuang karena tidak memenuhi standar yang telah ditentukan. Oleh
karena itu alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran di kota Bogor yang digunakan sebanyak 28 item pernyataan. Hasil perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Uji Reliabilitas Alat Pengumpul Data
Untuk memperkuat pengujian di atas, selanjutnya dilakukan uji reliabihtas alat. Dalam pengujian reliabilitas alat ini digunakan dengan
cara split half method menggunakan bantuan komputer program SPSS for
Windows versi 10,0. Dari hasil perhitungan untuk pengawasan melekat
%
%:
'nSSX
sebesar 0,758 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Kemudian dari
hasil tersebut dimasukan ke dalam rumus koefisien reliabilitas ^QfeliO*S^:==^/
seperti berikut:
2 x n/21/2
rtt =
1 + ri/21/2
(Arikunto, 1997)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rtt sebesar 0,862 dengan tingkat kepercayaan 99% atau p < 0,01. Hal ini berarti bahwa alat penelitian
format A memiliki tingkat ketetapan yang sangat signifikan. Tentunya
dengan begitu alat ini dapat dipergunakan untuk penelitian.
Untuk alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor, koefisien korelasinya sebesar 0,897 dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Oleh karena itu alat kinerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor memiliki tingkat ketetapan alat yang cukup signifikan, sehingga alat ini dapat dipergunakan untuk pengambilan data
dalam penelitian ini. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
G. Teknik Analisis Data
Sedangkan prosedur pengolahan datanya sebagai berikut
92
Seleksi data yaitu data atau informasi yang sudah terkumpul dari
seluruh respon di cek dan diteliti, kemudian diseleksi hasil jawaban dari kuesioner melalui lembar jawaban.
Klasifikasi data yaitu data atau informasi yang sudah diteliti kemudian dikelompokkan dengan maksud memudahkan dalam pengolahan dan penafsiran, kemudian menghitung frekuensi jumlah jawaban.
Tabulasi data yaitu data yang telah diklasifikasikan kemudian ditabulasikan di tabel yang selanjutnya menganalisa dan menginterpretasikan data yang sudah diperoleh tersebut berdasarkan prosentase dari alternatif jawaban dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
F
P = xl00%
n
(Arikunto, 1997)
Penafsiran data yaitu mengolah data dalam bentuk kuantitatif. Setelah diprosentasikan, data tersebut kemudian ditafsirkan dengan kriteria penafsiran sebagaiu berikut
100% = Sangat Baik
76% - 99% = Baik
60% - 75% = Sedang
50% - 59% = Kurang
[image:34.595.80.485.289.555.2]93
Sedangkan hasil wawancara dan studi dokumentasi dioleh dengan
secara kualitatif.
H. Waktu Penelitian
Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada
pertengahan bulan Maret 2001 sampai dengan bulan Agustus 2001.
Adapun jadwal pelaksanaannya dapatdilihat pada tabel berikut:
No Kegiatan
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
a. Penyusunan
proposal
X X X X
b. Penyusunan
Instrumen
X X
c. Uji Coba
Instrumen
X X
2 Pelaksanaan X X
3 Pengolahan
a.Pengolahan
Data
X X X X
b. Analisis X X
4 Laporan X X
"S38?
(5 _ W / fifc*ii
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian
terdahulu, maka ada beberapa hal yang dapat di jadikan kesimpulan,
yaitu:
1. Dari hasil penehtian berkenaan dengan pengawasan melekat di kantor
dinas pendidikan kota Bogor menunjukkan kategori cukup baik.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan telah
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sebagaimana ditunjukkan
dengan kemampuan para karyawan dalam mengembangkan
kemampuannya, ketekunan, kepatuhan atau ketaatan melaksanakan
tugas. Ketentuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan secara umum
telah dilaksanakan dengan cukup baik. Kondisi lingkungan dinas
pendidikan dan pengajaran di kota Bogor secara umum cenderung
telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
2. Secara umum unjuk kerja yang ditunjukkan oleh karyawan Dinas
Pendidikan Nasional Kota Bogor termasuk ke dalam kategori cukup
baik. Sebagaimana dilihat dalam menempatkan karyawan yang sesuai
dengan keahliannya masih cenderung kurang mendapatkan perhatian.
117
Hasil wawancara diketahui bahwa diangkatnya karyawan dalam
bidang itu tidak hanya dipertimbangkan melalui keahliannya
melainkan kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan
pengalaman yang telah dilaluinya.
3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengawasan melekat dan
unjuk kerja karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor.
Faktor-faktor itu meliputi usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan
pengalaman mengikuti penataran.
Dari segi usia secara umum usia karyawan kantor Depdiknas
kabupaten Bogor berkisar antara 46 sampai 60 tahun.
Pendidikan terakhir yang ditempuh responden secara umum
menunjukkan bahwa karyawan dinas pendidikan dan pengajaran kota
Bogor berpendidikan S-l, S-2 dan, Sarjana Muda.
Pengalaman kerja responden secara umum telah memiliki pengalaman
bekerja selama 16 sampai 25 tahun di bidangnya.
Pengalaman mengikuti penataran sebagai pegawai struktural,
diketahui bahwa secara umum responden telah mengikuti penataran
SPAMA, SPAMEN, ADUMLA dan ADUM.
Pengalaman mengikuti penataran kepemimpinan sebagai jabatan
struktural secara umum responden telah mengikuti penataran pada
118
4. Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik pengujian statistik
yang dilakukan yaitu teknik pengujian korelasi rank Spearman. Dari
hasil perhitungan diperoleh bahwa korelasi antara variabel Xdengan
Y sebesar 0,496 dan signifikan pada a = 0,05.
Untuk
mengetahui
koefisien
determinasi
dilakukan
dengan
menggunakan formula Kd = r2 x100%. Hasil perhitungannya adalah
0,4962 x 100 = 24,60%. Nilai koefisien determinasi sebanyak 24,60%
tersebut mengandung arti bahwa kinerja karyawan dinas pendidikan
nasional kota Bogor dipengaruhi oleh variabel pengawasan melekat
sebesar 24,60%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 75,40% dipengaruhi
oleh faktor lainnya.
5. adanya kenaikan angka partisipasi kasar (APK) antara tahun
1999/2000 dengan APK 2000/2001 yaitu kenaikannya sekitar 20%.
Kenaikan ini juga ditunjukkan oleh angka partisipasi murni (APM)
antara tahun 1999/2000 dengan APM 2000/2001 yaitu sekitar 10%.
B. Implikasi
Setelah
melakukan
penelitian,
membahas
dan kemudian
menyimpulkan hasil penelitian, pada bagian akhir tesis ini penulis
mengajukan beberapa implikasi yang berhubungan dengan pembahasan
119
1. Bagi Dinas Pendidikan dan Pengajaran (khususnya Pihak Pimpinan)
Pertama, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengawasan
melekat di dinas pendidikan dan pengajaran kota Bogor menunjukkan
kategori cukup baik. Oleh karena itu maka implikasi yang perlu
dilakukan oleh dinas adalah hendaknya lebih meningkatkan peran
pengawasan melekat yang dilakukan oleh pihak pimpinan dengan cara
yang lebih humanistik agar
karyawan tidak merasa ditekan dan
karyawan dalam bekerja meskipun ada atau tidaknya pimpinan,
karyawan akan bekerja dengan lebih giat.
Kedua, harus terjadinya keterpaduan yang harmonis atara unsur
pimpinan sebagai pengawas dan sekaligus sebagai pengambil kebijakan
(keputusan) dengan karyawan yang nota bene sebagai pelaksana
keputusan pimpinan. Melalui keharmonisan tersebut diharapkan terjadi
kolaborasi yang efektif antara kegiatan pimpinan (pengawasan dan
pembuat kebijakan) dengan kinerja karyawan sebagai pelaksana. Dengan
cara itu pula karyawan merasa tidak tertekanm manakala pimpinan
melakukan pengawasan baik secara formal maupun non formal. Suasana
inilah yang semestinya dikembangkan oleh pihak pimpinan agar jangan
terjadi kles atau perpecahan diantara karyawan dan unsur pimpinan.
Ketiga, melalui pengawasan melekat ini, pimpinan dituntut mampu
mengefektifkan berbagai hal, baik itu dana, waktu, tenaga dan mampu
120
dilakukan pimpinan jangan diorientasikan hanya untuk menghabiskan alokasi dana yang tersedia tahun itu, melainkan hendaknya berorientasi kepada kebutuhan organisasi yang dipimpinnya agar lebih maju.
Keempat, Kemampuan pimpinan dalam bertindak baik itu sebagai
leader maupun sebagai orang tua dalam lingkungan yang dipimpinnya hendaknya mampu memberikan rasa kesejukan dan rasa "betah" kepada
karyawannya untuk bekerja di kantor dan menghindarkan kegiatan yang berada di luar kantor. Sifat kepemimpinan seperti inilah yang hendaknya dimunculkan dalam perannya sebagai seorang pengawas dan leader. Melalui pengawasan sebagai orang tua di lingkungannya, tentunya karyawan tidak merasa tertekan oleh keberadaan pimpinan di tempat
kerjanya. Hal ini dikarenakan sifat orang tua biasanya selalu memberikan
cambuk dan sekaligus memberikan perlindungan agar anaknya tetap
semangat dan mampu bertahan hidup. Melalui peran seperti inilah
seorang pimpinan diharapkan mampu memberikan image kepada
karyawannya bahwa pengawasan melekat yang dilakukannya bukan
untuk memberikan ponis mematikan karir karyawannya, melainkan
sebagai pemicu untuk mampu meningkatkan kinerjanya agar karyawan
tersebut mampu mengembangkan karirnya.
Kelima, tuntutan yang diberikan oleh pihak karyawan kepada
pimpinan jangan dijadikan sebagai rongrongan dari kewibawaannya.
121
dengan kebijakan yang diambilnya. Dengan pengawasan melakat itu pula pimpinan dapat melihat kebutuhan dan tuntutan apa yang dirasakan oleh karyawan terhadapnya. Disinilah pimpinan dituntut arif dan bijaksana
dalam memberikan tanggapan terhadap kebutuhan dan tuntutan
karyawannya.
2. Implikasi untuk para peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,496 dengan p < 0,01, sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama, tetapi jumlah sampel yang lebih banyak. Pada penelitian ini sampel hanya 65 orang dan lokasi penelitian yang lebih di perluas atau tidak hanya satu dinas atau kabupaten, mungkin bisa satu Propinsi atau level Nasional, sedangkan penelitian selanjutnya disarankan agar subyeknya lebih dari 100 orang agar lebih
representatif.
Mengingat variabel yang diteliti masih cenderung minimal, maka pada penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan penelitian
berkenaan dengan variabel lain yang lebih luas dan mendalam yang bersangkut paut dengan tugas dan kegiatan maupun keterampilan
manajerial.
122
perluasan indikator ini diharapkan akan terjadi kegamblangan makna
yang akan diperoleh.
Mengenai instrumen yang dikembangkan, peneliti selanjutnya
hendaknya perlu untuk lebih menyempurnakan dan sekaligus memperhalus struktur bahasa dalam setiap item pernyataan, sehingga mudah dipahami oleh responden. Di samping itu item pertanyaannya dapat ditambah, diperbaiki, dan diperjelas maksudnya sehingga dapat
dihasilkan suatu instrumen penelitian yang lebih akurat. Oleh karena itu,
diharapkan peneliti selanjutnya harus jeli dalam menelaah item yang akan diajukan kepada responden.
C. Rekomendasi
Pertama, berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dinas
pendidikan kota Bogor direkomendasikan untuk dapat lebih mengokohkan peran pengawasan yang dilakukan oleh pihak pimpinan
dalam lebih meningkatkan kinerja karyawannya
Kedua, pihak pimpinan dalam memberikan pengawasan hendaknya
mampu memadukan antara kewenangannya sebagai pengawas dan sebagai pengambil keputusan dengan sebaik-baiknya. Dimana pimpinan harus mau memanfaatkan berbagai kegiatan yang telah dijadikan kebijakannya untuk mampu didelegasikan dan dilaksanakan oleh
mampu mengembangkan lembaganya dengan sebaik-baiknya. Jadi tidak
ada salng curiga dan mencurigai
Ketiga, kegiatan pengawasan jangan dijadikan hanya untuk
menghambur-hamburkan dana agar dalam akhir jabatannya nanti ia tidak meninggalkan dana yang banyak. Sehingga dianggap tidak bisa memimpin instansi dinas pendidikan dengan seprofesional mungkin.
Keempat, Pimpinan hendaknya mampu bertindak sebagai seorang
leader yang mampu memberikan semangat kepada karyawannya. Melalui pengawasan ini seorang pimpinan hendaknya mampu membuat image bahwa pengawasan melekat yang dilakukannya bukan untuk memberikan ponis mematikan karir karyawannya, melainkan sebagai pemicu untuk mampu meningkatkan kinerja karyawannya agar karyawan tersebut mampu mengembangkan karirnya. Manifestasi dari dampak pengawasan itu adalah hendaknya pimpinan mampu membangkitkan semangat karyawannya agar mampu mengambil tindakan yang tepat yang didasarkan atas keputusan yang telah ditetapkannya.
Kelima, pimpinan jangan hanya bisa menuntut kepada karyawan
berkenaan dengan kinerja karyawan, tetapi sulit untuk memberi pujian dan penghargaan atas kinerja karyawan. Dengan sikap semacam ini, tentu kebijakan yang telah ditetapkan pihak pimpinan akan mengalami kebuntuan dan mungkin macet, karena tidak didukung oleh karyawan. Disinilah peran pengawasan melekat yang diterapkan oleh pimpinan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, (1997), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanuddin, (1994), Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gaffar, Fakry, M,(1987), Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Bandung: FPS IKIP.
Handayaningrat, Soewarno, (1994), Pengantar Studi Ilu Administrasi dan
Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung.
Instruksi Presiden RI No. 1 tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan.
Instruktsi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor l/P/1994 tanggal 3 Februari 1994 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat di lingkungan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Kartono, Kartini, (1984), Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT.
Grafindo.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
19/MENPAN/1996 tanggal 2 Mei 1996 tentang jabatan fungsional auditor dan angka kreditnya.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0415/ U/1987 tentang pedoman pengawasan di lingkungan Depatemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Koonts, Harold Cyril O'Donneland Heinz, (1984), Management, (eigh
edition), McGraw-Hill Book Company.
Liang Gie, The, dkk., (1981), Ensiklopedi Administrasi, Jakarta: Gunung
Agung.
Nasution S., (1998), Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif Bandung:
Tarsito.
Poerwadarminta, WJS., (1986), Kamus Umum Bahasa Indonesia, JAKARTA: Balai Pustaka.
125
Satiyono, (1999), Pentingnya Pengawasan, Orasi Ilmiah, Jakarta: Depdikbud, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai.
Siagian, Sondang P, (1994), Teori dan Praktek Kepeimpinan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Soejamto, (1986), Beberapa Pengertian di Bidang Pengawasan, Jakarta: Ghalia. Stoner, James A.F., & Charles Wankel, (1986), Management, Third Edition,
Prentice-Hall International, Inc., Englewood Clffes, New Jersey. Supriadi, Dedi, (1998), Menangkat Cita dan Martabat Guru, Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.
Suryadi, Ace, (1990), Mutu Pendidikan Persekolah dalam Perspektif, Mimbar Pendidikan No. 2 tahun D( Juli 1990.
TAP MPR No.II/MPR/1993 tanggal 9 Maret 1993 tentang GBHN.
Tead, Odreway (1959), Administration its Purpose and Performance, New York: Harper and brothers.
Terry, George R., (1964), Principles of Management, Richard Rirwin, Inc.
Home Wood, Illions.
Tjokroamidjojo, Bintoro, (1988), Pengantar Administrasi Pembangunan, Jakarta: LP3ES.
Undang-undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 tanggal 27 Maret 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.