Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI
CALON GURU FISIKA
DISERTASI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar Doktor Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Oleh
Muslim
0808728
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulisan disertasi yang berjudul
”
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi KemampuanBerargumentasi Calon Guru Fisika” bisa terselesaikan. Disertasi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia.
Disertasi ini memaparkan hasil penelitian tentang kemampuan
berargumentasi calon guru fisika sebagai impak diterapkannya PPFS-BKB.
Penelitian tentang kemampuan berargumentasi dikembangkan atas dasar
kebutuhan sumber daya manusia yang cepat dan cermat dalam mengambil
keputusan secara logis untuk mengantisipasi tuntutan zaman. Di samping itu
kebutuhan memahami hakikat argumentasi ilmiah sangat penting untuk menyikapi
permasalahan terkait isu-isu sosial-ilmiah yang terjadi pada setiap aspek kehidupan
masyarakat masa kini, yang menuntut setiap individu dan masyarakat untuk
memiliki kemampuan berpikir, mengambil keputusan, mempertimbangkan etika
dan menilai sebuah klaim yang muncul berlandaskan pada bukti-bukti yang valid
dan reliabel. Pendidikan sains harus memberikan kontribusi dalam menghasilkan
sumber daya manusia terdidik. Kebutuhan mahasiswa calon guru fisika pada
perkuliahan di LPTK dapat difasilitasi melalui upaya pengembangan program
perkuliahan fisika sekolah berorientasi kemampuan berargumentasi untuk
menunjang kompetensi yang ditetapkan.
Penulis menyadari disertasi ini masih memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu penulis sangat menghargai apabila ada saran dan
kritik untuk penyempurnaan disertasi ini. Semoga hasil penelitian pada disertasi ini
bermanfaat bagi para pembaca untuk pengembangan ilmu dan peningkatan
kualitas pendidikan khususnya pendidikan fisika.
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muslim
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan disertasi ini
tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Dr. Andi Suhandi, M.Si., selaku promotor yang telah mencurahkan segenap
tenaga, pikiran, keilmuan, dan waktunya yang sangat berharga dalam
membimbing penulis dengan pemikiran yang sangat kritis dan penuh
kesabaran dan selalu memberikan motivasi dalam menyelesaikan disertasi ini.
2. Dr. Aloysius Rusli, selaku ko-promotor yang telah mencurahkan segenap
tenaga, pikiran, keilmuan, dan waktunya yang sangat berharga dalam
membimbing penulis dengan pemikiran yang kritis, sangat cermat, teliti dan
penuh kesabaran.
3. Dr. Ida Kaniawati, M.Si., selaku anggota yang telah mencurahkan segenap
tenaga, pikiran, keilmuan, dan waktunya yang sangat berharga dalam
membimbing penulis dengan pemikiran yang kritis dan penuh kesabaran serta
selalu memberikan dorongan dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan
disertasi ini.
4. Prof. Dr. Liliasari, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik yang
senantiasa mengarahkan penulis dan selalu memberikan motivasi kepada
penulis untuk segera menyelesaikan studi ini.
5. Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd, selaku dosen yang senantiasa
memberikan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan studi ini.
6. Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan IPA, yang selalu mendorong penulis untuk segera menyelesaikan
studi ini.
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Dr. Dadi Rusdiana, M.Si., Dr. Ida Hamidah, M.Si., Dr. Johar Maknun, M.Si.,
Dr. Setya Utari, M.Si., dan Dr. Andhy Setiawan, M.Si., selaku validator
instrumen penelitian atas segala masukan yang sangat berharga.
8. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia beserta staf
yang telah memberikan layanan administrasi.
9. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia dan Dekan FPMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia yang telah memberikan izin untuk melakukan studi
lanjut.
10. Seluruh staf dosen Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memperkaya khasanah keilmuan
dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggali pengetahuan,
pengalaman dan wawasan selama perkuliahan.
11. Staf dosen Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI, yang telah memberikan dukungan dan do’anya.
12. Rekan-rekan mahasiswa S3 Program Studi Pendidikan IPA atas kebersamaan
dan bantuannya.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan secara pribadi dalam ucapan terima
kasih ini.
Secara khusus ucapan terima kasih yang tulus dan tidak terhingga kepada
istriku tercinta Enung Farida, SE serta kedua anakku Fadhila Khoirunnisa dan Muhammad Firdaus atas do’anya, motivasi dan pengorbanan yang tak ternilai harganya.
Semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan yang berlipat
ganda dari Allah SWT. Amin.
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Muslim
viii
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI
CALON GURU FISIKA
ABSTRAK
Penelitian untuk mengembangkan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB) calon guru fisika dilakukan dengan menggunakan desain R & D. Dalam tahap pendefinisian (define) dilakukan analisis kebutuhan. Tahap pendesainan (design) dilakukan berdasarkan hasil studi literatur dan studi lapangan. Dalam tahap pengembangan (develop) dilakukan pembuatan draft PPFS-BKB, validasi ahli dan ujicoba terbatas. Draft PPFS-BKB hasil penyempurnaan diimplementasikan pada ujicoba luas menggunakan metode quasi experimental dengan pretest-posttest control group
design. Subjek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada salah
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM DEVELOPMENT OF ARGUMENTATIVE SKILLS ORIENTED SCHOOL PHYSICS COURSE FOR
PROSPECTIVE PHYSICS TEACHER
ABSTRACT
Research to develop an Argumentative Skills Oriented School Physics Course Program (PPFS-BKB) for prospective physics teacher was conducted using R & D design. The need analysis was conducted in the define phase, while design phase is based on literature studies and field studies, and the develop phase was conducted PPFS-BKB drafting, experts validation, and limited trials. The result of improvements of PPFS-BKB draft implemented in extensive trials using quasi experimental methode with pretest-posttest control group design. Research subjects are students in the Department of Physics Education at one LPTK in Bandung which is contracting with subjects Physics School in odd semester of the academic year 2012/2013
consisting of 26 students of the experimental class and the control class of 24 students. Quantitative data was collected using argumentative skills test and concepts understanding test instruments. On the other hand, qualitative data were collected through interviews, observational sheets, and attitude scale instruments. The results of development obtained PPFS-BKB has a syntax that consists of four characteristic stages, namely: (1) identification of the problem, (2) generation of tentative arguments, (3) the argumentation session, and (4) writing arguments. The results of extensive tests PPFS-BKB implementation shows the improvement of argumentative skills in experimental class students were higher than the control class. The improvement of argumentative skills engaging in all the argumentative elements. The improvement of concept understanding in experimental class students were higher than the control class. The Improvement of concept understanding occurs in all aspects. There is a strong correlation between the improvement of students’ concept understanding and the improvement of students’ argumentative skills. In conclusion, PPFS-BKB implementation is more effective in improving the prospective physics teachers’ argumentative skills and concepts understanding compared to conventional learning. PPFS-BKB implementation got positive responses from both faculty members and students. PPFS-BKB are able to help students understand the school physics concepts, cultivate the habit of ctitical and logical thinking, the arguments construction, construct knowledge through the scientific community in collaboration, and develop a responsibility to learn.
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
A. Latar Belakang Masalah ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional ... F. Sistematika Penulisan ... 1
B. Pentingnya Kemampuan Berargumentasi bagi Guru ……….
C. Pentingnya Kemampuan Berargumentasi bagi Calon Guru …………..
D. Teori Belajar yang Melandasi Pengembangan Pembelajaran
Berorientasi Kemampuan Argumentasi ………. E. Pemahaman Konsep ...
F. Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan
Berargumentasi (PPFS-BKB) ………...
G. Hasil Penelitian yang Relevan ………...
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sekolah ………...
BAB III METODE PENELITIAN ...
A. Desain Penelitian ………...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
A. Hasil Penelitian ...
2. Efektivitas PPFS-BKB dalam Meningkatkan Kemampuan
Berargumentasi ...
3. Efektivitas PPFS-BKB dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep
4. Korelasi antara Peningkatan Pemahaman Konsep dan Peningkatan
Kemampuan Berargumentasi ...
5. Tanggapan Dosen terhadap PPFS-BKB ...
6. Tanggapan Mahasiswa terhadap PPFS-BKB ...
7. Kekuatan dan Kelemahan PPFS-BKB ………..
102
BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI ...
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 190
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Berargumentasi Berdasarkan Pola
Argumentasi Toulmin ………. 21
2.2 Aspek Pemahaman Konsep yang Diteliti dan Indikatornya .. 37
2.3 Keterkaitan antara Sintaks Model Pembelajaran Pembangkit Argumen dengan Kemampuan Berargumentasi dan Penahaman Konsep ……… 46
2.4 Analisis Konsep Fisika Sekolah ………. 53
3.1 Kriteria Penilaian SAP PPFS-BKB oleh Ahli ……… 80
3.2 Kriteria Penilaian LKM oleh Ahli ……….. 81
3.3 Rincian Soal Tes Kemampuan Berargumentasi Fisika Sekolah ……… 84
3.4 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berargumentasi ………... 84
3.5 Rincian Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Sekolah ……... 86
3.6 Aktivitas Dosen dan Mahasiswa pada Tahapan Pembelajaran PPFS-BKB ……….. 86
3.7 Distribusi Butir Pernyataan Skala Sikap Tanggapan Dosen dan Mahasiswa ……… 88
3.8 Kategori Indeks Kemudahan Butir Soal ……… 89
3.9 Kategori Daya Pembeda Butir Soal ……….... 89
3.10 Kriteria Reliabilitas Tes ……….. 90
3.11 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Kemampuan Berargumentasi 92 3.12 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Pemahaman Konsep ………. 93
3.13 Rincian Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Sekolah Hasil Ujicoba yang Digunakan Sebagai Instrumen Penelitian ……. 96
3.14 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ……… 97
3.15 Kriteria Tanggapan Responden ………... 98
3.16 Kriteria Rereta Skor Gain yang Dinormalisasi ... 98
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel Halaman
4.1 Kemampuan Beragumentasi Mahasiswa yang Telah Lulus
Fisika Sekolah ………. 104
4.2 Pemahaman Konsep Mahasiswa yang Telah Lulus Fisika
Sekolah ……… 104
4.3 Hasil Analisis Validasi Ahli terhadap SAP PPFS-BKB ……. 108
4.4 Hasil Analisis Validasi Ahli terhadap LKM PPFS-BKB …... 110
4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen pada Ujicoba
Terbatas Pelaksanaan PPFS-BKB ……….. 111
4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa pada
Ujicoba Terbatas Pelaksanaan PPFS-BKB ………. 113
4.7 Rekapitulasi Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi Mahasiswa pada Ujicoba
Terbatas ………... 114
4.8 Rekapitulasi Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi
Pemahaman Konsep Mahasiswa Pada Ujicoba Terbatas ….. 115
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen Pada Ujicoba
Luas Pelaksanaan PPFS-BKB ………... 119
4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa pada
Ujicoba Luas Pelaksanaan PPFS-BKB ……… 120
4.11 Rekapitulasi Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ……… 121
4.12 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Beda Dua Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi <g> Kemampuan
Berargumentasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……... 121
4.13 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Beda Dua Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi <g> Setiap Unsur Kemampuan Berargumentasi Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ……… 124
4.14 Kategori Kelompok Mahasiswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Perolehan Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi
(<g>) Pemahaman Konsep ……… 125
4.15 Rekapitulasi Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi untuk Setiap Kategori
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel Halaman
Kelompok Mahasiswa Kelas Eksperimen ……….. 126
4.16 Rekapitulasi Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .. 127
4.17 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Beda Dua Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi <g> Pemahaman Konsep
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 128
4.18 Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Beda Dua Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi <g> Tiap Aspek Pemahaman
Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 131
4.19 Korelasi Antara Peningkatan Pemahaman Konsep dan
Peningkatan Kemampuan Berargumentasi Kelas Eksperimen 130 xii
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1
2.2
Kontribusi Argumentasi dalam Pembelajaran Sains ………...
Pola Argumentasi Toulmin ……….
16
17
2.3 Contoh Pola Argumentasi pada Materi Ajar Dinamika ……. 18
2.4 Contoh Pola Argumentasi pada Materi Ajar Listrik Dinamis 19 2.5 Struktur Pengetahuan Calon Guru Fisika diadaptasi dari Pedagogical Content Knowledge and Preparation of High School Physics Teachers ………. 24
2.6 Pola Hubungan antara Mata Kuliah MKP, MKKPS dan Fisika Sekolah ………. 40
2.8 Peta Konsep Kinematika Gerak Lurus dan Kinematika Gerak Melingkar ………... 66
2.9 Peta Konsep Dinamika ………... 67
2.10 Peta Konsep Optik Geometri ……….. 68
2.11 Peta Konsep Listrik Dinamis ……….. 69
2.12 Diagram Alur PPFS-BKB dan Kerangka Pikir Penelitian ….. 71
3.1 Bagan Alur Penelitian ………. 77
3.2 Bagan Desain Ujicoba Terbatas PPFS-BKB ……….. 81
3.3 Bagan Desain Ujicoba Luas PPFS-BKB ……… 82
4.1 Perbandingan Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Tiap Unsur Kemampuan Berargumentasi …………... 122
4.2 Perbandingan Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Tiap Aspek Pemahaman Konsep ……….. 128
4.3 Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berargumentasi untuk Setiap Mahasiswa Kelas Eksperimen ……… 132
4.4 Gerak Dua Benda yang Dilemparkan Vertikal dan dengan Sudut Elevasi 60o……… 143
4.5 Contoh Kemampuan Berargumentasi yang Masih Keliru pada Materi Kinematika Gerak Lurus ………. 144
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar Halaman
4.7 Contoh Kemampuan Berargumentasi yang Masih Keliru
pada Materi Kinematika Gerak Melingkar ………. 147
4.8 Benda yang Bergerak Melingkar Vertikal ……….. 149
4.9 Contoh Kemampuan Berargumentasi yang Masih Keliru
pada Materi Dinamika ……… 149
4.10 Gaya-Gaya yang Bekerja pada Benda Diikat Tali yang
Bergerak Melingkar Vertikal ……….. 150
4.11 Diagram Bebas Benda Diikat Tali yang Bergerak Melingkar
Vertikal ………... 151
4.12 Benda A, B, dan C Ditempatkan di Depan Sebuah Cermin Datar M yang pada Sisi Depannya Ada Pengamat O1 dan O2
152
4.13 Contoh Kemampuan Berargumentasi yang Masih Keliru
pada Materi Optik Geometri ………... 153
4.14 Perpanjangan Sinar-Sinar Pantul yang Mengarah Kepada Kedua Pengamat O1 dan O2 Berpotongan Membentuk
Bayangan A’ yang Dapat Diamati Dengan Jelas Oleh Kedua
Pengamat pada Waktu yang Bersamaan ………. 154
4.15 Rangkaian Listrik Tujuh Buah Hambatan yang Disusun Secara Kombinasi Seri dan Paralel Dihubungkan dengan
Sumber Tegangan 12 V ……….. 155
4.16 Contoh Kemampuan Berargumentasi yang Masih Keliru
pada Materi Listrik Dinamis ………... 156
4.17 Percepatan Searah dengan Perubahan Kecepatan Linear
dan Tegak Lurus Kecepatan Linear v ……….. 164
4.18 Elevator Ditarik ke Atas oleh Kabel Baja ... 164
4.19 Gaya-Gaya yang Bekerja pada Benda Saat Diam dan
Bergerak pada Permukaan Bidang Mendatar ... 165
4.20 Grafik Hubungan Gaya Gesekan Statis Maksimum terhadap
Gaya Normal ………... 166
4.21 Dua Pengamat (O1 dan O2) dan Benda A, B, dan C Berada di
Depan Cermin Datar M ………... 167
4.22 Lampu L1 , L2 , L3 dan L4 yang Identik Dirangkai Seperti
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar Halaman
4.23 Representasi Nyala Lampu L1 , L2 , L3 dan L4yang Salah …. 168
4.24 Representasi Nyala Lampu L1 , L2 , L3 dan L4 yang Benar .... 168
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman A Perangkat Pembelajaran A.1 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) PPFS-BKB …... 190
A.2 Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) PPFS-BKB ………... 218
B Instrumen Penelitian B.1 Kisi-Kisi Soal Tes Kemampuan Berargumentasi Fisika Sekolah ……… 303
B.2 Kisi-Kisi Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika Sekolah …… 310
B.3 Soal Tes Kemampuan Berargumentasi Fisika Sekolah …….. 344
B.4 Soal Tes Pemahaman Konsep Fisika sekolah ………. 351
B.5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Berargumentasi ………... 372
B.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman Konsep ………... 374
C Instrumen Lembar Observasi dan Skala Sikap C.1 Format Observasi Aktivitas Dosen ………. 377
C.2 Format Observasi Aktivitas Mahasiswa ………. 379
C.3 Skala Sikap Tanggapan Dosen …...………... 384
C.4 Skala Sikap Tanggapan Mahasiswa .……….. 386
D Lembar Validasi dan Hasil Validasi Instrumen Penelitian D.1 Lembar Validasi Satuan Acara Perkuliahan (SAP) PPFS-BKB ………... 388
D.2 Lembar Validasi Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) PPFS-BKB ……… 492
D.3 Lembar Validasi Isi Tes Kemampuan Berargumentasi Fisika Sekolah ……… 395 D.4 Lembar Validasi Isi Tes Pemahaman Konsep Fisika Sekolah 400
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran Halaman
D.5 Hasil Validasi Isi Tes Kemampuan Berargumentasi Fisika
Sekolah ……… 408
D.7 Hasil Validasi Satuan Acara Perkuliahan (SAP) PPFS-BKB 418
D.8 Hasil Validasi Lembar Kerja Mahasiswa (LKM)
PPFS-BKB ………... 421
E Data dan Pengolahan Data Hasil Penelitian
E.1 Rekapitulasi <g> Kemampuan Berargumentasi Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ………... 423
E.2 Rekapitulasi <g> Kemampuan Berargumentasi Unsur
Klaim Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …………... 424
E.3 Rekapitulasi <g> Kemampuan Berargumentasi Unsur Data
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 425
E.4 Rekapitulasi <g> Kemampuan Berargumentasi Unsur Pembenaran (Warrant) Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ……… 426
E.5 Rekapitulasi <g> Kemampuan Berargumentasi Unsur
Dukungan (Backing) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 427
E.6 Rekapitulasi <g> Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ………... 428
E.7 Rekapitulasi <g> Pemahaman Konsep Aspek Interpretasi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 429
E.8 Rekapitulasi <g> Pemahaman Konsep Aspek Komparasi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ………. 430
E.9 Rekapitulasi <g> Pemahaman Konsep Aspek Eksplanasi
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……... 431
E.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen dan
Mahasiswa pada Uji Coba Luas ………... 432
E.11 Rekapitulasi Tanggapan Dosen terhadap PPFS-BKB Pada
Uji Coba Luas ………. 435
E.12 Rekapitulasi Tanggapan Mahasiswa terhadap PPFS-BKB
Pada Uji Coba Luas ……… 436
F Uji Statistik
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran Halaman
F.1 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Kemampuan Berargumentasi ……….. 437
F.2 Uji Homogenitas dan Uji t Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi ………… 438
F.3 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Kemampuan Berargumentasi Unsur Klaim ……… 439
F.4 Uji Homogenitas dan Uji t Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi Unsur Klaim ………..
440
F.5 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Kemampuan Berargumentasi Unsur Data ……….. 441
F.6 Uji Homogenitas dan Uji Mann-Whitney Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi
Unsur Data ………... 442
F.7 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Kemampuan Berargumentasi Unsur Pembenaran (Warrant) 443
F.8 Uji Homogenitas dan Uji t Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi Unsur
Pembenaran (Warrant) ………... 444
F.9 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Kemampuan Berargumentasi Unsur Dukungan (Backing) … 445
F.10 Uji Homogenitas dan Uji t Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi Unsur
Dukungan (Backing) ………... 446
F.11 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Pemahaman Konsep ……… 447
F.12 Uji Homogenitas dan Uji t Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Pemahaman Konsep ……….. 448
F.13 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Pemahaman Konsep Aspek Interpretasi ………. 449
F.14 Uji Homogenitas dan Uji t Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Pemahaman Konsep Aspek Interpretasi 450
F.15 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Pemahaman Konsep Aspek Komparasi ……….. 451
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lampiran Halaman
yang Dinormalisasi (<g>) Pemahaman Konsep Aspek
Komparasi ………... 452
F.17 Uji Normalitas Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>)
Pemahaman Konsep Aspek Eksplanasi …………... 453
F.18 Uji Homogenitas dan Uji Mann-Whitney Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Pemahaman Konsep Aspek
Eksplanasi ………... 454
F.19 Uji Korelasi antara Rerata Skor Gain yang Dinormalisasi (<g>) Pemahaman Konsep dan Rerata Skor Gain yang
Dinormalisasi (<g>) Kemampuan Berargumentasi ………… 455
G. Surat Ijin Penelitian
G.1 Surat Permohonan Ijin Melakukan Studi Lapangan / Observasi Dari SPs UPI
456
G.2 Surat Ijin Melakukan Penelitian di FPMIPA UPI ………….. 457
G.3 Surat Keterangan Telah Melaksanan Penelitian di Jurusan
Pendidikan Fisika FPMIPA UPI ………. 458
H. Dokumentasi Penelitian
H.1 Dokumentasi Penelitian pada Ujicoba Terbatas ………. 459
H.2 Dokumentasi Penelitian pada Ujicoba Luas ……….. 462
I Riwayat Hidup ………... 466
1
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang demikian cepat di era
globalisasi ini. Untuk mengantisipasi tantangan globalisasi tersebut dibutuhkan
sumber daya manusia berkualitas yang dapat bertindak secara cepat dan cermat
dalam mengambil keputusan secara logis. Dalam kondisi yang demikian tuntutan
terhadap kualitas manusia terdidik juga meningkat sesuai dengan perkembangan
masyarakat yang terus berubah. Pendidikan memegang peranan yang sangat
penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan
dapat memberikan kontribusi dalam melahirkan generasi unggul yang siap untuk
menjadikan bangsa ini bangsa yang mempunyai wibawa dan disegani, disamping
siap berkompetisi lebih terbuka di tataran internasional. Guru memiliki peranan
yang sangat strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia melalui
pendidikan (Suyatno, 2010) karena diharapkan dapat ikut membentuk karakter
dan kecerdasan generasi muda.
Program peningkatan kualitas pendidikan dapat dimulai dari peningkatan
kualitas pembelajaran. Beberapa penelitian yang telah dilakukan
(OECD/UNESCO-UIS, 2003) mengungkapkan bahwa usaha-usaha untuk
peningkatan kualitas pendidikan tidak akan berarti banyak apabila tidak diiringi
dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa
program-program peningkatan kualitas pendidikan harus lebih diarahkan pada
hal-hal yang berkaitan langsung dengan proses pembelajaran, sebab aktivitas
proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan
(OECD/UNESCO-UIS, 2003) termasuk pendidikan sains.
Pendidikan sains seyogianya dapat memberikan kontribusi dalam
menghasilkan sumber daya manusia terdidik. Oleh karena itu guru sains memiliki
2
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kualitas pendidikan sains diperlukan guru sains yang kompeten dalam menjamin
mutu layanan proses pembelajaran sains. Guru sains yang kompeten dapat
diwujudkan melalui pembekalan kompetensi guru pada tingkat pre-service (calon
guru) di LPTK. Oleh karena itu, dalam mempersiapkan calon guru sains yang
kompeten maka kegiatan perkuliahan yang membekali kemampuan para calon
guru sains seyogianya lebih ditekankan pada pemberian pengalaman belajar agar
calon guru sains dapat menguasai cara-cara memperoleh, mengolah, dan
memaknai informasi dengan mengembangkan kemampuan dan potensi pribadi
(Rustaman, 2012). Proses pembelajaran sains yang dialami oleh calon guru
selama dipersiapkan di LPTK cenderung akan berbekas dan akan diterapkan
dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru kelak.
Osborne (2007) menyatakan bahwa arah pendidikan sains untuk abad
ke-21 diantaranya adalah penekanan pada pengembangan keterampilan berpikir
kritis. Kemampuan berargumentasi menjadi salah satu kompetensi yang
dibutuhkan dewasa ini karena dengan berargumentasi keterampilan berpikir kritis
dapat berkembang (Marttunen, et al., 2005). Osborne et al (2001)
mengungkapkan bahwa kemampuan berargumentasi dibutuhkan untuk menyikapi
permasalahan terkait isu-isu ilmiah yang terjadi pada setiap aspek kehidupan
masyarakat masa kini, yang menuntut setiap individu dan masyarakat untuk
memiliki kemampuan berpikir, mengambil keputusan, mempertimbangkan etika
dan menilai sebuah klaim yang muncul baik melalui media masa maupun media
lainnya berdasarkan bukti-bukti yang valid dan reliabel.
Argumentasi berperan penting dalam perkembangan sains. Sains bukan
sekedar menemukan dan menyajikan fakta, melainkan membangun argumen,
mempertimbangkannya dan memperdebatkan berbagai penjelasan tentang
fenomena sains (Osbone, Eduran & Simon, 2004; McNeill, 2009). Argumentasi
juga berperan penting dalam pendidikan sains. Oleh karena itu dalam
pembelajaran sains perlu dibangun kemampuan berargumentasi (Erduran &
Jimenez-Aleixandre, 2007). Beberapa alasan pentingnya argumentasi diterapkan
3
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan argumentasi dalam mengembangkan dan meningkatkan
pengetahuan ilmiahnya; (2) masyarakat menggunakan argumentasi dalam
perdebatan ilmiah; dan (3) para siswa atau mahasiswa dalam pembelajaran
membutuhkan argumentasi untuk memperkuat pemahamannya.
Upaya mengembangkan kemampuan mahasiswa calon guru fisika untuk
memahami dan mempraktekkan cara-cara berargumentasi dalam konteks ilmiah
melalui pembelajaran sains menjadi penting. Hal ini sejalan dengan cara kerja
ilmuwan yang menggunakan argumen untuk membangun teori, model dan
penjelasan tentang fenomena alam (Zohar & Nemet, 2002; Erduran, Ardac, &
Guzel, 2006). Kemampuan berargumentasi bukan merupakan suatu kemampuan
yang dapat berkembang dengan sendirinya seiring dengan perkembangan fisik
manusia, tetapi harus dibekalkan melalui pemberian stimulus yang menuntut
seseorang untuk mampu berargumentasi. Calon guru sains seyogianya dapat
mengembangkan argumentasi dalam pembelajaran sains di kelas (Luft &
Patterson, 2002; Sadler, 2006). Oleh karena itu calon guru sains perlu diberi
pembekalan dalam mengembangkan argumentasi sebagai fokus pembelajaran
sains.
Kemampuan berargumentasi merupakan kompetensi yang dibutuhkan
calon guru fisika di LPTK. Kemampuan berargumentasi sebenarnya bisa
dibangun di mata kuliah apapun. Namun demikian kemampuan berargumentasi
ada kaitannya dengan pemahaman konsep. Kemampuan berargumentasi dan
pemahaman konsep saling berhubungan. Dengan mempelajari konsep-konsep
ilmiah yang relevan, mahasiswa dapat terlibat secara lebih efektif dalam
argumentasi (Lewis & Leach, 2006). Latar belakang pengetahuan sangat
mempengaruhi kemampuan berargumentasi seseorang (Chang & Chiu, 2008;
Maloney & Simon, 2006; Sadler & Zeidler, 2005). Oleh karena itu untuk
membekali kemampuan berargumentasi perlu dipilih mata kuliah yang
kompetensi pemahaman konsepnya sudah kuat.
Dalam kurikulum pendidikan fisika di LPTK, calon guru fisika dibekali
4
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mahasiswa calon guru fisika yang mengikuti mata kuliah Fisika Sekolah
sebelumnya sudah mendapatkan mata kuliah Fisika Dasar yang dapat menopang
pemahaman konsep. Untuk itu pembekalan kemampuan berargumentasi pada
penelitian ini diterapkan pada mata kuliah Fisika Sekolah. Hasil studi
pendahuluan mengindikasikan bahwa pada kenyataannya mata kuliah Fisika
Dasar belum bisa diandalkan dalam menopang kompetensi pemahaman konsep
pada mata kuliah Fisika Sekolah sehingga pemahaman konsep calon guru fisika
ketika mengikuti perkuliahan fisika sekolah perlu diperkuat lagi. Salah satu cara
memperkuat pemahaman konsep dengan menyediakan bahan bacaan pada lembar
kerja mahasiswa (LKM). Kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep
merupakan dua kompetensi yang harus dimiliki calon guru fisika. Kedua
kompetensi tersebut diharapkan dapat memperkuat kompetensi calon guru fisika
dalam mengembangkan materi pembelajaran fisika sekolah sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.
Perkuliahan fisika sekolah yang dilaksanakan pada Program Studi
Pendidikan Fisika pada salah satu LPTK di Bandung belum menunjukkan
dukungan yang optimal terhadap pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Hasil
observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran fisika sekolah menunjukkan
beberapa kelemahan dalam pembelajaran fisika sekolah selama ini, yaitu: (a)
pembelajaran cenderung monoton dan kurang menantang, (b) metode
pembelajaran yang digunakan adalah informatif, presentasi dan tanya jawab, (c)
strategi pembelajaran yang diterapkan belum memberdayakan kemampuan
berpikir mahasiswa khususnya kemampuan berargumentasi dan tidak dilatih
untuk aktif membangun pengetahuan sendiri, (d) kemampuan mahasiswa dalam
memberikan penjelasan dan mengungkapkan gagasan pada saat presentasi dan
tanya jawab di kelas masih lemah, (e) gagasan yang dikemukakan mahasiswa
sebagian besar belum mencerminkan penjelasan yang benar secara ilmiah, dan
tidak didukung oleh bukti-bukti serta alasan yang dapat memperkuat penjelasan,
dan (f) pada proses pembelajaran tidak tampak adanya upaya dosen untuk
5
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melalui diskusi kelompok, dan mengembangkan lembar kerja mahasiswa (LKM)
yang berorientasi pada kemampuan berargumentasi (Muslim, 2011).
Hasil wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah Fisika Sekolah
diperoleh informasi bahwa dosen belum pernah mengembangkan pembelajaran
fisika sekolah yang dapat membekali kemampuan berargumentasi. Dosen
mengatakan belum secara khusus merancang dan menerapkan pembelajaran fisika
sekolah berorientasi kemampuan berargumentasi. Peningkatan kemampuan
berargumentasi sebatas mengandalkan pada metode tanya jawab dan presentasi,
padahal untuk membekali kemampuan berargumentasi diperlukan strategi
perkuliahan yang khusus. Dosen pengampu mata kuliah fisika sekolah pun belum
pernah mengembangkan tes untuk mengukur kemampuan berargumentasi secara
khusus, tetapi hanya membuat tes untuk mengukur pencapaian indikator hasil
belajar. Pada akhir wawancara, dosen pengampu mata kuliah fisika sekolah
mengungkapkan bahwa kemampuan berargumentasi merupakan salah satu
kompetensi yang perlu dibekalkan kepada mahasiswa calon guru fisika
(Muslim, 2011).
Hasil tes kemampuan berargumentasi yang diberikan kepada mahasiswa
calon guru fisika pada salah satu LPTK di Bandung yang telah lulus perkuliahan
fisika sekolah (Muslim, 2011) menunjukkan bahwa kemampuan berargumentasi
mahasiswa masih rendah dengan perolehan skor rata-rata sebesar 44,1 dari skor
maksimum 100. Demikian pula kemampuan berargumentasi mahasiswa pada
semua unsur argumentasi masih rendah. Perolehan skor rata-rata tiap unsur
kemampuan berargumentasi yaitu: 1) kemampuan membuat klaim yang akurat
sebesar 48,2; 2) kemampuan menyertakan dan menganalisis data sebesar 55,6;
3) kemampuan membuat pembenaran (warrant) sebesar 34,3; dan 4) kemampuan
membuat dukungan (backing) sebesar 38,4.
Rendahnya kemampuan berargumentasi calon guru fisika tersebut senada
dengan hasil penelitian Xie & Mui So (2012) tentang pemahaman dan praktek
argumentasi di kelas oleh calon guru sains sekolah menengah di Cina yang
6
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk menyusun argumentasi, dan 3) kemampuan mengembangkan argumentasi
dalam pembelajaran sains di kelas, yang menunjukkan bahwa calon guru sains
memiliki pemahaman terbatas tentang argumentasi, dan kemampuan untuk
menyusun argumentasi ilmiah juga lemah. Hasil penelitian lain yang dilakukan
oleh Chen et al (2011) tentang kemampuan siswa Taiwan dalam mengelaborasi
penjelasan yang menghubungkan data dan klaim menggunakan pola argumentasi
menyimpulkan bahwa pembenaran (warrant) yang merupakan elemen kunci dari
pola argumentasi maknanya tidak mudah dipahami oleh siswa, artinya
kemampuan berargumentasi siswa masih rendah.
Roshayanti (2012) telah mengembangkan model asesmen argumentatif
untuk mengukur keterampilan argumentasi mahasiswa pada konsep fisiologi
manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana argumentasi lisan
mahasiswa lebih baik dibandingkan wacana argumentasi tertulis. Dengan
demikian kemampuan argumentasi tertulis mahasiswa masih rendah. Osborne
(2007) menyatakan bahwa belum berkembangnya kemampuan berargumentasi
siswa atau mahasiswa oleh karena: 1) pembelajaran sains diselenggarakan secara
konvensional yang berpusat pada guru atau dosen; 2) Siswa atau mahasiswa tidak
dilibatkan secara aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan dan argumentasi
ilmiah; 3) Lingkungan belajar tidak diciptakan untuk terjadinya pertukaran
gagasan dari setiap siswa atau mahasiswa dalam aktivitas diskusi kelompok dan
diskusi kelas dengan memunculkan masalah.
Hasil tes pemahaman konsep yang dilakukan terhadap mahasiswa calon
guru fisika pada salah satu LPTK di Bandung yang telah lulus perkuliahan fisika
sekolah (Muslim, 2011) menunjukkan bahwa pemahaman konsep mahasiswa
masih rendah dengan perolehan skor rata-rata sebesar 57,7 dari skor maksimum
100. Demikian pula pemahaman konsep mahasiswa pada semua aspek
pemahaman konsep masih rendah. Perolehan skor rata-rata tiap pemahaman
konsep yaitu: 1) kemampuan menafsirkan (interpretasi) sebesar 57,8;
2) kemampuan membandingkan (komparasi) sebesar 58,7; dan 3) kemampuan
7
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil wawancara terhadap mahasiswa yang telah mengikuti tes, terungkap
bahwa rendahnya kemampuan berargumentasi disebabkan karena mahasiswa
mengalami kesulitan dalam mengembangkan pola argumentasi seperti membuat
klaim, menganalisis data, menjelaskan data untuk mendukung klaim atau
pembenaran (warrant), dan memberikan dukungan (backing) untuk memperkuat
klaim. Demikian pula rendahnya pemahaman konsep disebabkan karena
mahasiswa mengalami kesulitan dalam hal menginterpretasi grafik,
membandingkan gejala fisis, dan menjelaskan fenomena.
Rendahnya kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep
mahasiswa diduga erat kaitannya dengan tidak adanya pembekalan kemampuan
berargumentasi dalam pembelajaran fisika sekolah. Hal ini mengindikasikan
perlunya pembekalan kemampuan berargumentasi bagi calon guru fisika
khususnya pada mata kuliah Fisika Sekolah. Perkuliahan fisika sekolah
berorientasi kemampuan berargumentasi perlu dikembangkan dengan
menekankan pada penyempurnaan pola pikir melalui pola pembelajaran
(Griffin et al, 2012) sebagai berikut: 1) berpusat pada mahasiswa; 2) interaktif;
3) membangun jejaring belajar melalui kolaborasi; 4) pembelajaran aktif dan
kritis; dan 5) mengembangkan potensi diri menjadi kemampuan berpikir dengan
memberikan makna terhadap apa yang dipelajari. Di sisi lain konsep-konsep pada
materi ajar fisika sekolah kaya akan permasalahan yang bersifat problematik yang
cocok untuk diargumentasikan oleh mahasiswa dalam membangun pemahaman
konsep dan argumentasi ilmiah.
Pola baru penekanan pembelajaran sains (National Science Teacher
Association, 2003) diantaranya diarahkan untuk memahami konsep sains, sains
sebagai argumen dan penjelasan, mengkomunikasikan penjelasan sains,
menganalisis dan mensintesis data setelah mempertahankan kesimpulan,
menerapkan hasil eksperimen pada argumen dan penjelasan ilmiah, dan
mengkomunikasikan ide dan karyanya kepada teman sekelas. Berdasarkan
tuntutan pembelajaran sains tersebut, maka kemampuan berargumentasi sangat
8
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghasil calon guru bukan hanya pada pencapaian penguasaan konsep semata.
Mahasiswa harus didorong agar dapat menginternalisasikan konsep-konsep yang
dipelajari menjadi landasan berpikir dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa
yang memiliki kemampuan berargumentasi yang baik akan menjadi mahasiswa
yang kritis sehingga akan bermanfaat bagi dirinya dalam menyaring suatu
informasi dan akan mengarahkan dirinya pada pola bertindak dalam masyarakat
kelak. Menurut Bassham et al (2008) kemampuan berargumentasi penting
diperkenalkan kepada peserta didik agar dapat: (1) memahami argumen dan
keyakinan orang lain; (2) secara kritis mengevaluasi argumen dan keyakinan
tersebut; dan (3) mengembangkan serta mempertahankan argumen dan keyakinan
dengan baik.
Bertolak dari permasalahan di atas, maka penyiapan calon guru fisika
melalui pembekalan kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep pada
perkuliahan fisika sekolah menjadi sangat penting. Penekanan perkuliahan fisika
sekolah perlu diarahkan pada pembelajaran yang melibatkan mahasiswa secara
aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya, terlibat
dalam proses pembelajaran, yaitu melakukan interaksi dengan mahasiswa dalam
mendiskusikan materi pembelajaran, mendorong mahasiswa aktif dalam
pembelajaran melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif serta iklim
yang dikembangkan lebih bersifat kolaboratif dan kooperatif.
Terkait dengan pentingnya kemampuan berargumentasi dibekalkan pada
calon guru, Trent (2009) mengungkapkan bahwa calon guru seyogianya mampu
mengidentifikasi, mengkonstruksi, dan mengevaluasi argumen dari materi yang
dipelajarinya. Calon guru juga seyogianya dapat mengembangkan kemampuan
dan kebiasaan berpikir untuk membangun dan mendukung klaim ilmiah melalui
argumen (Sampson & Gerbino, 2010). Cara yang produktif untuk membantu
calon guru mencapai hasil pendidikan adalah memberikan mereka lebih banyak
kesempatan untuk belajar tentang argumentasi ilmiah (Duschl dalam Sampson &
Gerbino, 2010). Berargumentasi melibatkan baik kemampuan kognitif maupun
9
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
aspek sosio-kultural dari sains tetapi juga konsep-konsep dan proses-proses dasar
sains.
Gagasan pembekalan kemampuan berargumentasi bagi calon guru fisika
sejalan dengan paradigma pembelajaran abad ke-21 (Hannon, 2009) yang
diarahkan untuk mendorong mahasiswa menggali informasi, melatih berpikir,
menekankan kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah, dan
mengungkapkan gagasan. Hasil penelitian (Duschl, 2008) menunjukkan bahwa
satu cara produktif untuk membantu mahasiswa mencapai hasil pendidikan sains
adalah dengan memberinya kesempatan untuk belajar tentang argumentasi ilmiah
dalam pembelajaran sains di dalam kelas. Perubahan paradigma dalam
pembelajaran, penting dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar dan
menyiapkan rangsangan-rangsangan kepada mahasiswa calon guru fisika
(Wenning, 2006). Argumentasi mahasiswa ketika mendiskusikan
masalah-masalah ilmiah dalam konteks sains dapat meningkatkan keterampilan dalam
mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah (Kuhn, 1993). Newton (1999)
menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi, mahasiswa
perlu diberi kesempatan mendiskusikan ide-ide dan data-data untuk
mengembangkan argumentasi berdasarkan masalah. Mahasiswa perlu didorong
untuk mengungkapkan pola argumentasi ilmiah dengan baik.
Dalam beberapa tahun terakhir banyak penelitian yang memfokuskan
pada argumentasi dalam konteks pembelajaran sains. Manurung (2013) dalam
penelitiannya menemukan bahwa program pembelajaran berdasarkan pedogogi
pemecahan masalah bermuatan argumentasi Toulmin melalui tampilan Hiperteks
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pemahaman konsep
mahasiswa. Acar (2012) menemukan bahwa model pembelajaran fisika berbasis
inkuri dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi, kemampuan penalaran
ilmiah dan pemahaman konsep mahasiswa. Penelitian Chen & She (2012) tentang
efektivitas pembelajaran fisika berbasis argumentasi ilmiah menggunakan
program komputer online berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan
10
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam penelitiannya mengembangkan pembelajaran tentang lingkungan topik
perubahan iklim berbasis web menemukan kemampuan berargumentasi siswa
meningkat secara signifikan dan siswa dapat membangun argumen yang lebih
baik. Penelitian Sagir & Kihc (2012) tentang penerapan pembelajaran sains
berbasis argumentasi pada topik asam basa berpengaruh secara signifikan
terhadap keberhasilan dan retensi mahasiswa. Kelompok mahasiswa yang
mengikuti pembelajaran sains berbasis argumentasi lebih meningkat keberhasilan
belajarnya dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional. Hasil studi ini relevan dengan hasil penelitian Chen et
al (2011) yang menyatakan bahwa siswa yang memperoleh pembelajaran fisika
berorientasi argumentasi memiliki pemahaman konsep lebih baik daripada siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Banyak ragam model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk
membekali dan meningkatkan kemampuan berargumentasi melalui pembelajaran
sains. Sampson & Gerbino (2010) mengembangkan dua model pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru atau dosen sains untuk membangkitkan argumentasi
ilmiah di kelas. Model ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengemukakan dan menguji suatu pernyataan (klaim)
berdasarkan alasan-alasan atau untuk mengajukan, mendukung, mengevaluasi,
menajamkan bukti pernyataan (klaim) sebagai bagian dari aktivitas kelompok.
Model yang pertama adalah model pembelajaran pembangkit argumen
(The Generate-an-Argument Instructional Model), yang dikembangkan
berdasarkan kerja Osborne et al (2004) dan Garratt et al (1999) dirancang untuk
melibatkan peserta didik dalam argumentasi ilmiah tanpa memerlukannya untuk
mengumpulkan data di dalam laboratorium atau lapangan terlebih dahulu. Model
yang kedua adalah model pembelajaran alternatif evaluasi (The Evaluate
Alternatives Instructional Model), yang dikembangkan berdasarkan hasil kerja
Osborne et al (2004) dan Solomon et al (1992) dirancang untuk melibatkan
peserta didik dalam argumentasi ilmiah tetapi lebih menekankan pada evaluasi
11
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informatif yang dapat digunakan untuk menguji kegunaan atau manfaat suatu
pernyataan (klaim). Peserta didik juga memerlukan akses ke bahan-bahan atau
peralatan laboratorium sehingga mereka dapat mengumpulkan data-data empiris
yang mereka perlukan untuk mendukung penjelasan-penjelasan alternatif.
Mencermati pentingnya kemampuan berargumentasi dan karakteristik
perkuliahan fisika sekolah yang tidak ada praktikum sehingga mahasiswa tidak
perlu mengumpulkan data di dalam laboratorium atau lapangan terlebih dahulu
dalam aktivitas berargumentasi, maka model pembelajaran yang dapat diadopsi
adalah model pembelajaran pembangkit argumen (The Generate-an-Argument
Instructional Model). Dalam penelitian ini dikembangkan Program Perkuliahan
Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB) yang
didesain berdasarkan model pembelajaran pembangkit argumen (The
Generate-an-Argument Instructional Model) yang dipadukan dengan pola argumentasi
Toulmin (Toulmin’s Argument Pattern) dan strategi cooperative learning
menggunakan struktur presentasi round-robin untuk meningkatkan kemampuan
berargumentasi dan pemahaman konsep calon guru fisika. PPFS-BKB mendorong
mahasiswa untuk membangun dan mengungkapkan argumentasi yang diawali
dengan penyajian permasalahan fisis yang bersifat problematis. Melalui cara ini
mahasiswa diharapkan mampu memahami masalah yang relevan dengan materi
ajar fisik sekolah, selanjutnya menyelesaikan masalah dengan mengembangkan
klaim untuk menjawab permasalahan, menganalisis data untuk mendukung klaim,
membuat pembenaran (warrant) dan dukungan (backing) untuk mendukung
klaim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pengembangan Program Perkuliahan
Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB) untuk
membekali kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep calon guru
12
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permasalahan tersebut dapat diturunkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik PPFS-BKB untuk membekali kemampuan
berargumentasi dan pemahaman konsep calon guru fisika?
2. Bagaimana efektivitas PPFS-BKB dalam meningkatkan kemampuan
berargumentasi calon guru fisika dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional?
3. Bagaimana efektivitas PPFS-BKB dalam meningkatkan pemahaman konsep
calon guru fisika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?
4. Bagaimana korelasi antara peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan
kemampuan berargumentasi sebagai impak penerapan PPFS-BKB?
5. Bagaimana tanggapan dosen terhadap penerapan PPFS-BKB yang
dikembangkan ?
6. Bagaimana tanggapan mahasiswa terhadap penerapan PPFS-BKB yang
dikembangkan ?
7. Apakah kekuatan dan kelemahan PPFS-BKB yang dikembangkan berdasarkan
implementasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan PPFS-BKB yang dapat membekali kemampuan
berargumentasi dan pemahaman konsep calon guru fisika.
2. Mengetahui efektivitas PPFS-BKB dalam meningkatkan kemampuan
berargumentasi dan pemahaman konsep calon guru fisika dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional.
3. Menemukan korelasi antara peningkatan pemahaman konsep dan peningkatan
kemampuan berargumentasi sebagai impak penerapan PPFS-BKB.
D. Manfaat Penelitian
13
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Manfaat Teoretis
a. Memperkaya khasanah pembelajaran fisika yang kreatif dan inovatif.
b. Memberikan kerangka pikir bagi pengembangan pembelajaran fisika.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan pengalaman langsung kepada calon guru fisika dalam
mengembangkan pembelajaran fisika berorientasi kemampuan
berargumentasi yang dapat mendorong untuk berkreasi dalam menciptakan
lingkungan belajar ketika kelak membelajarkan materi fisika kepada peserta
didiknya di lapangan.
b. Memberikan masukan kepada dosen pengampu mata kuliah fisika sekolah
mengenai program perkuliahan fisika sekolah yang dapat meningkatkan
kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep fisika.
c. Memberikan masukan kepada program studi yang menyelenggarakan
perkuliahan fisika sekolah tentang program perkuliahan fisika sekolah yang
dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep
fisika.
d. Sebagai bahan pertimbangan bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) untuk merancang kurikulum, pendekatan, metode, dan strategi
pengelolaan dengan mengadopsi atau mengadaptasi PPFS-BKB.
e. Sebagai bahan pembanding maupun rujukan bagi penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti selanjutnya.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi Kemampuan
Berargumentasi (PPFS-BKB) dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
kegiatan perancangan, pembuatan dan penyempurnaan PPFS-BKB atas dasar
kebutuhan pembekalan kemampuan berargumentasi dan pemahaman konsep
calon guru fisika. Desain PPFS-BKB didasarkan pada pengembangan model
pembelajaran pembangkit argumen (The Generate-an-Argument Instructional
14
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
cooperative learning menggunakan struktur presentasi round-robin.
Tahap-tahap pembelajaran PPFS-BKB yang didesain untuk membekali kemampuan
berargumentasi dan pemahaman konsep meliputi empat tahap, yaitu: (1)
Identifikasi masalah, (2) Pembangkitan argumen tentatif, (3) Sesi argumentasi,
dan (4) Penulisan argumen. Keterlaksanaan PPFS-BKB dijaring melalui
lembar observasi terhadap aktivitas dosen dan aktivitas mahasiswa.
2. Kemampuan berargumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan dalam memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu
klaim. Dalam penelitian ini diukur empat indikator kemampuan
berargumentasi, yaitu: 1) membuat klaim yang akurat sesuai permasalahan; 2)
menyertakan dan menganalisis data untuk mendukung klaim; 3) menjelaskan
hubungan antara data dan klaim (pembenaran/warrant); dan 4) melandasi
pembenaran untuk mendukung klaim (dukungan/backing). Untuk mengukur
kemampuan berargumentasi digunakan tes kemampuan berargumentasi dalam
bentuk uraian. Tes ini dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan
berargumentasi dengan merujuk pada pola argumentasi Toulmin.
3. Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
mahasiswa dalam memaknai konsep atau arti fisis dari konsep. Dalam
penelitian ini diukur tiga indikator aspek pemahaman konsep, yaitu
kemampuan: 1) menafsirkan (interpretasi); 2) membandingkan (komparasi);
dan 3) menjelaskan (eksplanasi). Ketiga aspek pemahaman konsep ini paling
relevan dengan PPFS-BKB yang dikembangkan dan sesuai dengan
karakteristik materi ajar fisika sekolah yang diteliti. Untuk mengukur
pemahaman konsep digunakan tes pemahaman konsep berbentuk pilihan
ganda dengan lima option. Tes ini dikembangkan berdasarkan indikator
pemahaman konsep dengan merujuk pada taksonomi Bloom revisi.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan disertasi ini dibagi menjadi lima bab. Bab pertama merupakan
pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah
15
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
operasional, dan sistematika penulisan. Bab kedua menjelaskan kajian pustaka
yang memaparkan tentang kemampuan berargumentasi, pentingnya kemampuan
berargumentasi bagi guru, pentingnya kemampuan berargumentasi bagi calon
guru, teori belajar yang melandasi pengembangan pembelajaran berorientasi
kemampuan berargumentasi, pemahaman konsep, Program Perkuliahan Fisika
Sekolah Berorientasi Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB), hasil penelitian
yang relevan, analisis konsep dan peta konsep fisika sekolah, kerangka pikir, dan
hipotesis. Bab ketiga membahas metode penelitian yang memaparkan desain
penelitian, prosedur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab keempat mendeskripsikan hasil
penelitian dan pembahasan. Bab kelima memaparkan kesimpulan, saran, dan
76
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan desain penelitian dan
pengembangan (Research and Development Design / R & D). Penelitian
difokuskan pada pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi
Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB) calon guru fisika. Langkah
pengembangan menggunakan tahapan 4D (Thiagarajan et al, 1974), yang meliputi
tahap: 1) pendefinisian (define), 2) pendesainan (design), 3) pengembangan
(develop), dan diseminasi (disseminate). Dalam penelitian ini hanya sampai tahap
pengembangan (develop). Bagan alur penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.1.
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah
Berorientasi Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB) dilakukan melalui
beberapa tahap berikut:
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian dilakukan dengan menganalisis kebutuhan melalui
studi pendahuluan untuk memperoleh informasi terkait dengan permasalahan
pembelajaran fisika sekolah. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pendefinisian
meliputi studi literatur dan studi lapangan. Pada studi literatur dilaksanakan
kegiatan dengan melakukan analisis terhadap: 1) kompetensi guru fisika, 2)
kemampuan yang harus dimiliki oleh calon guru fisika, 3) tujuan perkuliahan
fisika sekolah untuk calon guru fisika, 4) pentingnya kemampuan berargumentasi
dan pemahaman konsep bagi calon guru fisika, 5) teori-teori yang melandasi
pentingnya pembekalan kemampuan berargumentasi, 6) hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan penelitian, 7) konsep-konsep fisika sekolah,
indikator kemampuan berargumentasi dan indikator pemahaman konsep, dan 8)
77
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
Muslim, 2014
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH BERORIENTASI KEMAMPUAN BERARGUMENTASI CALON GURU FISIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada studi lapangan dilakukan kegiatan: 1) observasi terhadap pelaksanaan
perkuliahan fisika sekolah, 2) wawancara dengan dosen terkait permasalahan yang
masih perlu dibenahi pada perkuliahan fisika sekolah, 3) wawancara dengan
mahasiswa untuk mengetahui kesulitan dan tanggapan mahasiswa terhadap
perkuliahan fisika sekolah. Kegiatan lainnya melakukan tes kepada mahasiswa
yang telah mengikuti perkuliahan fisika sekolah untuk mengetahui kemampuan
berargumentasi dan pemahaman konsep mahasiswa.
2. Tahap Pendesainan (Design)
Tahap pendesainan dilakukan berdasarkan hasil studi literatur dan studi
lapangan dengan merancang Program Perkuliahan Fisika Sekolah Berorientasi
Kemampuan Berargumentasi (PPFS-BKB) yang meliputi: 1) Satuan Acara
Perkuliahan (SAP), 2) Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), 3) Tes kemampuan
berargumentasi dan tes pemahaman konsep, 4) Lembar observasi, dan 6) Skala
sikap.
Merancang Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dilakukan melalui studi
literatur tentang model pembelajaran pembangkit argumen yang dapat membekali
kemampuan berargumentasi pada materi ajar perkuliahan fisika sekolah yang
diteliti. Pada penelitian ini dirancang lima SAP untuk materi ajar kinematika
gerak lurus, kinematika gerak melingkar, dinamika, optik geometri, dan listrik
dinamis. Komponen yang dimuat pada setiap rancangan SAP meliputi: 1)
Identitas mata kuliah yang terdiri dari: program studi, nama mata kuliah, kode
mata kuliah, sks, semester, materi perkuliahan, dan alokasi waktu; 2) Standar
Kompetensi; 3) Kompetensi Dasar; 4) Indikator; 5) Materi Ajar: 6) Metode
Pembelajaran; 7) Langkah-langkah Pembelajaran; 8) Alat dan Sumber
Pembelajaran; dan 9) Penilaian.
Merancang Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) dilakukan dengan merujuk
pada materi perkuliahan fisika sekolah yang diteliti untuk mendukung rancangan
SAP. Pada penelitian ini dirancang lima LKM untuk materi perkuliahan
kinematika gerak lurus, kinematika gerak melingkar, dinamika, optik geometri,