• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN DRUMBAND DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 KARANGANYAR KEBUMEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN DRUMBAND DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 KARANGANYAR KEBUMEN."

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Arif Yanpraditya NIM 09208241039

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

The only true wisdom is in knowing you know nothing.” - Socrates

(6)

vi

Tulisan sederhana ini kupersembahkan teristimewa untuk:

Ibuku Giyatmini, dan bapakku Yoto Waluyo. Tak akan pernah ada yang

sebanding dengan kasih sayang tulus dan pengorbanan mereka untukku.

Kakak-kakak serta adikku,

Endah Puspitasari, Koko Kurniawan, serta Dayinta Siwi Apsari.

(7)

vii

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah menberikan izin, sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

Skripsi berjudul “Strategi Pembelajaran Drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen” Ini, disusun guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Drs. Pujiwiyana, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I, dan Drs. Cipto Budy

Handoyo, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan, memberi saran dan kritik yang membangun, serta memberi

motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

2. Triyono, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah SD N 3 Karanganyar Kebumen, yang

telah memberikan kesempatan, kemudahan, dan ijin dalam proses penelitian;

3. Siti Mutmainah, S.Pd. Selaku Koordinator drumband di SD N 3 Karanganyar

Kebumen, yang telah bersedia menerima dengan keramah-tamahan dan sangat

membantu penulis dalam melakukan penelitian;

4. Suwarno, S.E. Selaku Pembina drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen,

yang telah memberikan informasi, memberikan arahan dalam proses penelitian;

5. Semua pihak yang membantu kelancaran penulisan yang tidak dapat

(8)
(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Fokus Penelitian ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 6

D.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Strategi ... 8

B. Tinjauan Pembelajaran ... 9

1. Model pembelajaran ... 10

(10)

x

D. Tinjauan Drumband ... 20

1. Drumband ... 20

2. Instrumen Drumband... 21

E. Penelitian yang Relevan ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian ... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C. Tahapan Penelitian ... 29

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

1. Subjek Penelitian ... 31

2. Objek Penelitian ... 31

E. Data Penelitian ... 32

1. Data Primer ... 32

2. Data Sekunder ... 33

F. Instrument Penelitian ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Observasi ... 34

2. Wawancara ... 36

3. Dokumentasi ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 38

1. Pengumpulan Data... 39

2. Reduksi Data ... 40

3. Penyajian Data ... 40

4. Penarikan Kesimpulan ... 41

(11)

xi

A. Hasil Penelitian ... 45

1. Pelaksanaan Pembelajaran Drumband ... 45

2. Tujuan Pembelajaran Drumband ... 49

3. Strategi Pra-Pembelajaran Drumband ... 52

4. Strategi Penyiapan Materi Pembelajaran Drumband ... 55

5. Penerapan Metode Pembelajaran Drumband ... 56

6. Proses Pembelajaran Drumband ... 59

7. Strategi Evaluasi dan Motivasi Pembelajaran Drumband ... 73

B. Pembahasan ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(12)

xii

Gambar 1 : Snare drum diameter 12 inchi ... 23

Gambar 2 : Harness fyber, alat untuk membawa instrumen drumband ... 23

Gambar 3 : Quarto tom ... 24

Gambar 4 : Bass drum berbagai ukuran ... 25

Gambar 5 : Bellyra ... 26

Gambar 6 : Cymbal diameter 12 inchi ... 26

Gambar 7 : Teknik analisis interaktif menurut Miles dan Huberman ... 39

Gambar 8 : Triangulasi teknik pengumpulan data ... 42

Gambar 9 : Siswa kelas 5 peserta drumband SD N 3 Karanganyar Kebumen ... 49

Gambar 10 : Persiapan lomba tingkat kabupaten ... 51

Gambar 11 : Lagu Seperti yang Kau Minta, Chrisye ... 56

Gambar 12 : Proses latihan drumband ... 60

Gambar 13 : Teknik memegang stick, matched grip ... 61

Gambar 14 : Pemanasan pada bellyra ... 62

Gambar 15 : Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada bellyra . 63 Gambar 16 : Posisi saat memegang pianika ... 64

Gambar 17 : Peserta membawa snare drum menggunakan harness... 66

Gambar 18 : Materi pemanasan pada snare drum ... 66

Gambar 19 : Materi pemanasan disertai simbol ... 67

Gambar 20 : Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada snare drum ... 67

Gambar 21 : Materi pemanasan pada quarto tom ... 68

Gambar 22 : Materi lagu berjudul “Seperti yang Kau Minta”, pada quarto tom ... 69

Gambar 23 : Pesera membawa bass drum menggunakan sabuk ... 69

Gambar 24 : Materi pemanasan pada bass drum ... 70

Gambar 25 : Materi lagu “Seperti yang Kau Minta”, pada bass drum ... 71

Gambar 26 : Materi pemanasan pada cymbals ... 71

(13)

xiii

Tabel 1 : Kisi-kisi observasi ... 36

Tabel 2 : Kisi-kisi wawancara ... 37

Tabel 3 : Simbol dalam proses pembelajaran ... 65

(14)

xiv

Lampiran 1 : Pedoman observasi ... 85

Lampiran 2 : Pedoman wawancara ... 86

Lampiran 3 : Transkrip wawancara 1 (Kepala sekolah) ... 88

Lampiran 4 : Transkrip wawancara 2 (Koordinator drumband) ... 90

Lampiran 5 : Transkrip wawancara 3 (peserta drumband) ... 93

Lampiran 6 : Transkrip wawancara 4 (pelatih drumband)... 95

Lampiran 7 : Foto-foto proses pembelajaran drumband ... 100

Lampiran 8 : Lagu Seperti yang Kau Minta... 102

(15)

xv Oleh Arif Yanpraditya NIM 09208241039

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pembelajaran yang digunakan oleh instruktur dalam kegiatan drumband SD N 3 Karanganyar Kebumen. Permasalahan yang ditinjau meliputi aspek (1) Tujuan pembelajaran drumband; (2) Strategi perencanaan pembelajaran drumband; (3) Strategi penyiapan materi pembelajaran drumband; (4) Strategi pembelajaran drumband (5) Strategi evaluasi.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan subjek penelitian pelatih drumband dan peserta didik yang mengikuti kegiatan drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, setelah itu data disajikan, kemudian yang terakhir menarik kesimpulan. Keabsahan data diuji dangan menggunakan teknik triangulasi data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tujuan pembelajaran drumband ini yaitu untuk menyalurkan dan mengembangkan potensi siswa dalam hal bermusik; (2) Strategi perencanaan pembelajaran meliputi pengkondisian sarana, prasarana, serta peserta drumband, (3) Materi pembelajaran drumband terdiri dari materi pemanasan dan lagu yang telah ditentukan oleh pelatih; (4) Strategi pembelajaran menerapkan metode demonstrasi, imitasi, dan drill, dengan pembelajaran praktek secara seksinonal perkelompok alat musik kemudian pembelajaran secara kolektif; (5) Strategi evaluasi berorientasi pada proses dengan menggunakan penilaian autentik berupa penilaian sikap dan ketrampilan; (6) Motivasi guru terhadap siswa dengan cara berkomunikasi dua arah menggunakan bahasa yang santai usai latihan; (7) Kedisiplinan tinggi yang diterapkan ternyata mampu meningkatkan hasil/kemampuan siswa dalam bermain drumband.

(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Musik dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi potensi

anak usia sekolah sehingga mampu memberikan hasil yang baik bagi peserta

didik. Pembelajaran musik merupakan salah satu aspek pendukung dalam

mengembangkan berbagai potensi dalam diri anak (Tanjung, 2005: 102).

Sekolah seringkali lebih mementingkan kemampuan kognitif peserta didik

sehingga porsi bahan belajar berupa teori tidak seimbang dengan kemampuan

lain seperti afektif serta ketrampilan.

Mempelajari musik kurang dipandang sebagai suatu kesempatan dan

pengalaman berharga dalam hidup seseorang, seringkali program musik hanya

dianggap sebagai kegiatan yang bersifat pilihan atau tambahan diluar jam

sekolah, dimana nilai-nilai kepentingannya masih dikesampingkan sehingga

memerlukan pemecahan masalah. Salah satu cara mensiasatinya yang biasa

dilakukan di sekolah-sekolah antara lain dengan menyelenggarakan kegiatan

ekstrakulikuler.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62

Tahun 2014 dijelaskan bahwa, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan

yang dilakukan diluar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan disekolah

maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah di milikinya

(17)

dilaksanakan di sekolah, antara lain bidang olahraga, agama, dan bidang

kesenian, baik seni musik, seni rupa, maupun seni tari.

Dari sejumlah pilihan tersebut disadari atau tidak, memiliki aspek yang

sama dimana semua kegiatan tersebut bersifat non-science. Bentuk pelajaran

tambahan seperti ini biasanya lebih menekankan pada aspek kreativitas

dimana titik beratnya bukanlah pada kognitif, misalnya kegiatan yang

berkaitan dengan musik seperti drumband.

Drumband merupakan suatu kegiatan musik yang menyajikan dua

bagian, yaitu kegiatan musikal (harmoni, ritmis, melodi) dan kegiatan visual

yaitu keseragaman serta kekompakan gerakan (Kinardi, 2004: 1).

Pembelajaran musik menjadi penting karena memiliki pengaruh-pengaruh dan

manfaat yang baik bagi peserta didik. Seperti yang diungkapkan Safrina

(1999:1) tentang pendapat para pakar pendidikan yang menjelaskan:

seni musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan mengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa mereka.

Pembelajaran drumband membutuhkan kekompakan karena dalam

kegiatannya seseorang selalu bekerja dalam kelompok. Kekompakan hanya

akan tumbuh jika disertai kedisiplinan dan rasa saling peduli dengan menekan

sifat ego indivu-individu dalam kelompok. Dengan belajar musik secara

kelompok, siswa akan mengasah hal-hal tersebut yang kemudian akan

(18)

sejak awal akan dikenalkan dengan berbagai instrumen musik dimana

drumband memiliki berbagai jenis instrumen. Hal ini akan membantu

memperluas pengetahuan siswa akan berbagai macam instrumen musik dan

cara memainkan instrumen-instrumen tersebut.

Pembelajaran musik berbentuk ekstrakulikuler drumband makin

berkembang dewasa ini, namun kecenderungan ini tidak berlaku pada

keseluruhan sekolah dikarenakan peralatan yang masih sulit dijumpai di

berbagai sekolah. Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah instrumen

yang jumlahnya tidak sedikit dan mahal, sehingga hanya sekolah- sekolah

tertentu yang memiliki prestasi di bidang tersebut. Faktor lain yang

mempengaruhi adalah minimnya jumlah pengajar yang berkompeten yang

membuat sekolah lain yang memiliki alat atau instrumen drumband

mendatangkan pengajar dari luar yang dipandang berpengalaman ke sekolah

tersebut.

Pertumbuhan drumband seiring waktu kian membaik di beberapa

sekolah. Meski demikian, prestasi yang diukir cenderung tidak merata di

setiap daerah. Sekolah yang mempunyai prestasi di bidang drumband dan

bentuk musik lain biasanya cenderung didominasi sekolah tertentu. Tingkat

persaingan yang rendah di suatu daerah menunjukan bahwa ketertarikan siswa

akan secara umum masih rendah.

Di Kebumen terdapat beberapa sekolah yang menyediakan pilihan

ekstrakurikuler dr umba nd. Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

(19)

drumband kepada peserta didiknya. Pembelajaran drumband di Sekolah

Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen bersifat ekstrakurikuler, yang

dilaksanakan dua kali dalam satu minggu, yakni pada hari Senin dan Kamis.

Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen telah mengikuti

berbagai perlombaan dr umba nd. Dengan keikutsertaan tersebut, telah

menjadikan tersebut menjadi salah satu sekolah yang memiliki prestasi

menonjol dalam bidang drumband. Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

Kebumen seringkali ditunjuk untuk mewakili kabupaten Kebumen untuk

mengikuti kompetisi di tingkat provinsi.

Pada tahun tiga tahun terakhir, Sekolah Dasar Negeri 3

Karanganyar Kebumen telah menunjukan kapasitasnya dalam bidang

dr umba nd. Sekolah tersebut mampu mendapatkan banyak gelar

membanggakan, prestasi-prestasi yang tersebutantara lain:

1. Juara I display SD Custom klasemen utama tingkat Sekolah Dasar Junior

Drumband Championship Yogyakarta pada tahun 2015.

2. Juara I display SD Paramananda/I terbaik klasemen utama tingkat Sekolah

Dasar Junior Drumband Championship Yogyakarta tahun 2015.

3. Juara II display SD Colour Guard klasemen utama tingkat Sekolah Dasar

Junior Drumband Championship Yogyakarta tahun 2015.

4. Juara Favorit display SD klasemen utama Tingkat Sekolah Dasar Junior

Drumband Championship Yogyakarta tahun 2015.

5. The Best Costume Parade Drumband tingkat umum kabupaten Kebumen

(20)

6. The Best Majorette Parade Drumband tingkat umum kabupaten Kebumen

tahun 2014.

7. Juara Favorit Parade Drumband tingkat umum kabupaten Kebumen pada

bulan Desember 2014.

Dari hasil observasi, penulis mendapati fakta bahwa ekstrakurikuler

drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen dilatih oleh guru

non-musik. Hal ini pula yang menarik perhatian peneliti untuk mempelajari

lebih jauh tentang pembelajaran dr umba nd di Sekolah Dasar Negeri 3

Karanganyar Kebumen guna mengetahui strategi yang diterapkan pelatih

di dalam proses pembelajaran drumband tersebut.

Penelitian di sekolah tersebut dirasa perlu dilakukan karena

dominasinya dalam bidang drumband pada tingkat sekolah dasar di

kabupaten Kebumen. Data yang diperoleh dari hasil penelitian nantinya dapat

mendeskripsikan hal-hal terkait strategi pembelajaran drumband di sekolah

tersebut, sehingga diharapkan dapat memaparkan alasan mengapa

Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen unggul dalam bidang

dr umba nd.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraikan pada latar belakang masalah, penelitian ini

akan difokuskan pada strategi yang digunakan dalam pembelajaran

dr umba nd yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

(21)

memiliki prestasi dalam bidang drumba nd yang sangat mencolok di

wilayah kabupaten Kebumen.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan strategi yang diterapkan

dalam pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

Kebumen, yang di dalamnya meliputi proses dan materi yang diajarkan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1. Secara Teoritis

a. Dapat dijadikan sebagai referensi strategi yang digunakan dalam

pembelajaran drumband khususnya di tingkat pendidikan Sekolah

Dasar.

b. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Musik FBS Universitas Negeri

Yogyakarta, dapat memberikan kontribusi bagi kepustakaan yang

diharapkan dapat menjadi inspirasi dalam mengembangkan strategi

pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat menambah wawasan

keilmuan dalam bidang seni musik.

c. Bagi Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi motivasi untuk terus mengembangkan dan

(22)

2. Secara Praktis

a. Memberikan pilihan strategi yang lebih efektif bagi para instruktur

drumband khususnya pada tingkat Sekolah Dasar.

b. Memberikan langkah-langkah sistematis dalam penyusunan strategi

drumband pada tingkat anak-anak.

c. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang kelebihan dan

kekurangan strategi pembelajaran drumband dalam penerapannya pada

tingkat Sekolah Dasar, khususnya Sekolah Dasar Negeri 3

(23)

8 A. Tinjauan Strategi

Secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertintak

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Fathurrohman, 2007: 3).

Selanjutnya Stoner (1992:118), mendefinisikan strategi sebagai pola

tanggapan organisasi pada lingkungan dalam suatu kurun waktu. Strategi

menghubungkan manusia dan sumber daya lainnya dalam suatu organisasi di

satu pihak dengan tantangan dan resiko yang datang dari pihak lain.

Strategi adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu

tujuan jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakan-tindakan yang

ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Secara umum strategi mempunyai

pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan (Bahri, 2006: 5). Kata strategi

sederhananya adalah cara melakukan sesuatu (Sharon, Deborah dan Russel,

2011: 23).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi

merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai

sasaran tertentu. Dengan perencanaan dan penerapan yang terarah nantinya

diharapan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien manakala dijalankan

(24)

B. Tinjauan Pembelajaran

Pembelajaran diartikan sebagai proses pengelolaan lingkungan

seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar

untuk melakukan atau mempertunjukan tingkah laku tertentu, sebagai respon

terhadap situasi tertentu pula (Mukminan, 2004:5). Dalam proses

pembelajaran banyak faktor yang berperan yaitu faktor dari dalam atau

individu dan faktor dari luar atau lingkungan sekitar tempat seseorang tinggal

dan berinteraksi. Mulyasa (dalam Ismail, 2008: 10) mengemukakan bahwa

pembelajaran hakekatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan

lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Belajar-mengajar sebagai suatu sistem, atau lebih dikenal system

instruksional, yang berarti sekelompok atau komponen yang saling bergantung

satu sama lain untuk mencapai tujuan (Tabrani, dkk., 1992:167). Maka dari

itu, supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai, semua komponen pembelajaran

yang terkait harus terorganisasi atau penerapan strategi pembelajaran yang

sesuai sehingga komponen-komponen tersebut dapat bekerja dengan baik.

Riyanto (2009: 132) mengungkapkan, terdapat tiga tahapan pokok

dalam pembelajaran yang harus diperhatikan, salah satunya adalah tahap

pengajaran atau instruksional, yaitu langkah-langkah yang dilakukan saat

pembelajaran berlangsung. Tahapan ini sering disebut dengan tahapan inti,

yakni dalam proses pembelajaran, guru menyajikan materi pelajaran yang

(25)

1. Model Pembelajaran

Model secara harfiah berarti “bentuk”, dalam pemakaian secara

umun model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan

pengukurannya yang diperoleh dari beberapa sistem. Model diartikan

sebagai bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model tersebut (Suprijono, 2011: 45).

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai

pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Sagala, 2005: 175). Sedangkan

menurut Suprijino (2011: 46) model pembelajaran ialah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas

maupun tutorial.

Berdasarkan dari pengertian-pengertian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka koseptual yang

digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan

tertentu. Salah satu model pembelajaran yang berkaitan langsung dengan

pembelajaran drumband adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran

kooperatif memiliki kesesuaian dengan kodrat manusia sebagai makhluk

(26)

memanfaatkan kenyataan itu belajar kelompok secara kooperatif, siswa

dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman,

tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi,

komunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup

bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan

masing-masing (Ngalimun, 2012: 131-132).

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan cara berkelompok

untuk bekerja sama, saling membantu, dan membagi rata tanggungjawab

demi menyelesaikan suatu permasalahan.

Adapun macam-macam model pembelajaran sebagai berikut:

a. Model Pembelajaran Berbasis Langsung (Direct Instruction)

Pembelajaran langsung atau direct instruction banyak diilhami

oleh teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar melalui

observasi. Dasar pembelajaran ini adalah model tingkah laku dimana

siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat, dan

menirukan tingkah laku gurunya (Jauhar, 2011: 45). Model

pembelajaran berbasis langsung menekankan pada guru sebagai figur

utama dalam proses pembelajaran yang berupa menirukan dan menyalin

materi kedalam memori siswa.

b. Model Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

Merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan

(27)

anggota kelompok kecil yang kemampuannya berbeda dan setiap

anggota saling bekerja sama (Jauhar, 2011: 52). Pembelajaran

kooperatif dapat diartikan belajar bersama-sama, saling membantu

antara satu dengan yang lain dalam belajar dan memastikan bahwa

setiap orang dalam kelompok mencapai tujuan atau tugas yang telah

ditentukan sebelumnya. Keberhasilan belajar dari kelompok tergantung

pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara

individual maupun secara kelompok.

c. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran ini berpusat pada masalah kehidupannya

yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah,

mengajukan pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan dialog

(Jauhar, 2011: 82). Model pembelajaran berbasis masalah menekankan

pada pembelajaran dengan konsep aktivitas penyelidikan dimana proses

belajar banyak dilakukan oleh peserta didik sebagai pelaku belajar yang

aktif dalam memecahkan masalah dan guru sebagai fasilitator.

d. Model Pembelajaran Inquiri/Penemuan

Inti dari pembelajaran inkuiri yaitu proses pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Siswa ikut serta dalam mengajukan pertanyaan,

mencari informasi, dan melalukan penyelidikan (Jauhar, 2011: 64-65).

Model pembelajaran inkuiri berpusat pada keaktifan siswa yang dalam

(28)

2. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara, yang dalam fungsinya sebagai alat untuk

mencapi tujuan (Suryobroto, 1986: 3). Metode pembelajaran adalah suatu

cara atau jalan yang ditempuh yang sesuaidan serasi untuk menyajikan

suatu hal sehingga akan tercapai suatu tujuan pembelajaran yang efektif

dan efeisien sesuai yang diharapkan (Ismail, 2008: 8). Menurut Sudjana

dalam Syah (2007: 133) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan

guru dalam mengadakan hubungan dalam siswa pada saat berlangsungnya

pengajaran.

Berdasakan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran berdasarkan rencana yang sudah disusun sedemikian rupa.

Adapun metode yang umum digunakan dalam proses belajar mengajar

antara lain metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan

metode latihan. Secara rinci keempat metode tersebut diuraikan sebagai

berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah menurut Hasibuan (2008: 13) adalah cara

penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Menurut

pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa metode ceramah digunakan

oleh guru untuk menyampaikan suatu pembelajaran kepada peserta

didik secara lisan. Penerapan metode ini sangat bergantung pada

(29)

metode ceramah guru berperan penting sebagai penyampai materi serta

pemegang peranan penuh dalam proses pembelajaran.

b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam

bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada

peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada guru

(Djamarah dan Zain, 1997: 107). Dari pendapat tersebut dapat

dikatakan bahwa metode tanya jawab merupakan metode pembelajaran

dengan konsep dua arah, yakni guru memberikan pertanyaan kemudian

peserta didik menjawab, demikian sebaliknya. Metode tanya jawab

digunakan sebagai sarana untuk menguji penguasaan materi peserta

didik secara verbal. Di samping itu, metode tanya jawab memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk lebih memahami pelajaran yang

belum dimengerti dengan cara bertanya.

c. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

kegiatan baik secara langsung maupun dengan media pengajaran (Syah,

2002: 208). Moedjiono (1993: 73) berpendapat bahwa guru dalam

kegiatan belajar mengajar seringkali harus menunjukkan dan

memperagakan keterampilan fisik atau yang lain. Dalam metode

demonstrasi peserta didik tidak hanya diberi penjelasan materi

(30)

bentuk perbuatan yang dapat dilihat atau didengar peserta didik dengan

jelas. Dalam pembelajaran musik, metode demonstrasi sangatlah

penting dilakukan oleh guru. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran

musik juga tidak hanya terpaku pada teori saja, melainkan praktek.

Guru diharapkan mampu memberi contoh nyata dalam pembelajaran

musik tersebut dengan baik.

d. Metode Latihan

Menurut Sagala (2005: 217) metode latihan adalah metode

pembelajaran dengan cara mengulang-ngulang, metode ini pada

umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau

ketrampilan dari apa yang telah dipelajari. Pada metode ini siswa harus

ikut serta dalam proses pembelajaran. Sedangkan Ismail (2008: 21)

mengatakan bahwa latihan dimaksudkan agar pengetahuan atau

kecakapan tertentu dapat dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh peserta

didik. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

metode latihan merupakan pembelajaran dengan cara

mengulang-ngulang materi yang sudah diberikan kepada peserta didik dengan

tujuan supaya peserta didik mengusai materi ataupun ketrampilan

tertentu.

3. Motivasi Pembelajaran

Strategi motivasi dalam pembelajaran dilakukan untuk mendorong

siswa agar lebih termotivasi dalam mengikuti proses belajar mengajar.

(31)

merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu

timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia

atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik untuk dirinya sendiri

(Sardiman, 2008: 75).

Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar,

arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama (Agus Suprijono,

2009: 163). Wingkel (1983: 270), mendefinisikan bahwa motivasi belajar

adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.

C. Tinjauan Strategi Pembelajaran

Pengertian strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam

suatu sistem pembelajaran berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan

untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan

falsafah atau teori belajar tertentu (Majid, 2013: 6-7). Strategi pembelajaran

diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang

didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2006: 124).

Ada hal yang harus dicermati dari pengertian-pengertian tersebut.

Pertama, strategi merupakan rencana atau rangkaian tindakan, ini berarti

penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja

belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan

(32)

pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah ini

termasuk pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semua diarahkan

dalam upaya pencapaian tujuan. Sebelum menentukan strategi, perlu

dirumuskan tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan

adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi (Sanjaya, 2006: 124).

Mengutip dari pendapat beberapa ahli, Majid (2013: 7-8)

mengungkapkan beberapa pengertian strategi pembelajaran:

a. Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peseta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

b. Kozma dalam Sanjaya (2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.

c. Wina Sanjaya (2006) menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. d. J.R David (1976) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran adalah a

paln, method, or series of activities designed to achieves a particular educational gola (strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu)

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi

pembelajaran merupakan disain rangkaian kegiatan terdiri atas prosedur atau

tahapan kegiatan dan seluruh komponen materi pembelajaran belajar yang

digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran tertentu.

Secara sederhana, tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya

efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

(33)

kelompok) serta peserta didik (perorangan, kelompok, atau komunitas) yang

berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.

Mengutip penjelasan Sanjaya (2006: 125), membandingkan antara

Strategi dan metode adalah sebagai berikut:

Strategi berbeda dengan metode, strategi merujuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving something, sedangkan metode adalah a way in achieving something.”

Strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga (Wena, 2010:

5-11) yaitu:

a. Strategi pengorganisasian (organizational strategy)

Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu

bidang studi, kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemilihan

isi/materi, penataan isi, pembuatan diagram, format dan sejenisnya.

Strategi ini berkaitan langsung dengan cara membuat sequencing (urutan)

dan synthesizing (mensintesis) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang

berkaitan, suatu isi pembelajaran.

Strategi pengorganisasian pembelajaran dapat dipilah menjadi dua,

yaitu strategi mikro dan strategi makro (Wena, 2010: 8). Strategi

pengorganisasian makro adalah strategi untuk menata urutan keseluruhan

isi bidang studi lebih dari satu ide, sedangkan strategi pengorganisasian

mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk ide tunggal yakni

konsep, prinsip dan sebagainya.

(34)

Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada penggunaan

jenis media yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan

belajar apa yang dilakukan siswa, dan bagaimana struktur belajar mengajar

yang digunakan. Strategi penyampaian (delivery strategy) adalah cara-cara

yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, sekaligus

untuk menerima serta merespon masukan-masukan siswa.

Strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada penggunaan

media pembelajaran yang merupakan komponen yang penting dari strategi

penyampaian pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran

merupakan bidang kajian utama strategi ini.

c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran

Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem

strategi pembelajaran secara keseluruhan. Strategi pengelolaan

pembelajaran terkait dengan usaha interaksi antar siswa dengan komponen

strategi pembelajaran yang terkait, berupa strategi pengorganisasian

maupun strategi penyampaian pembelajaran (Wena, 2010: 11).

Menurut Wena (2010: 11) terdapat empat hal yang menjadi

pembahasan strategi pengelolaan yaitu penjadwalan penggunakan strategi

pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, pengelolaan

(35)

D. Tinjauan Drumband

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1991: 766),

drumben atau drumband dalam bahasa inggris, memiliki pengertian yaitu

kelompok pemusik, yang sambil baris-berbaris memperagakan berbagai gerak

dan bentuk dengan memainkan alat-alat perkusi, terompet, gendang, dsb

dibawah pimpinan gitapati. Gitapati sendiri berarti orang yang memimpin

drumben atau mayoret. Penulis, dalam hal ini meninjau dari dari dua aspek

yakni, drumband itu sendiri, dan instrumen drumband.

1. Drumband

Menurut Banoe (2003: 124), drumband adalah band yang terdiri

atas alat musik drum sebagai intinya, merupakan alat musik lapangan.

Menurut Kirnadi (2004: 1) drumband adalah sekelompok barisan orang

yang memainkan satu atau banyak lagu dengan memakai sejumlah

kombinasi instrumen (tiup, perkusi, dan sejumlah instrumen dari musik

band serta drum) secara serentak. Adapun teknik- teknik yang dipelajari

dalam drumband antara lain seperti meniup, memukul (sticking), peragaan,

sikap dalam membawa instrumen dan manuver baris- berbaris. Di lain

bagian, Kirnadi (2004:1) menjelaskan bahwa:

(36)

Di lain pihak menurut Banoe (2003:32) dalam Kamus Musik,

drum, drum set, band dan drumband merupakan suatu komponen yang

saling berkaitan satu dengan yang lain. Satuan musik atau band merupakan

bagian dari drum dan drum set, sedangkan drumband adalah bagian dari

drum serta band.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa drumband merupakan permainan yang terdiri dari kumpulan

berbagai alat musik perkusi sebagai yang utama, juga dapat ditambahkan

alat musik tiup, yang dimainkan bersama-sama di luar ruangan dalam

bentuk baris-berbaris maupun gerak.

2. Instrumen Drumband

Penjabaran instrumen drumband secara rinci menurut Banoe

(2003: 32) adalah sebagai berikut:

Drum adalah alat musik perkusi termasuk dalam keluarga membraphone, dimana sumber bunyinya adalah kulit tipis atau membrane yang direntangkan pada landasan berongga. Drum set adalah perangkat alat musik pukul dalam suatu pementasan band, ansamble drum atau orkestra yang terdiri dari sebuah snare drum, sepasang tom- tom, sebuah tom-tom besar atau floor tom, satu buah bass drum, satu pasang cymbal hi-hat dan kombinasi perlengkapan yang lain tergantung dari setting drum. Band adalah satuan musik, lazimnya istilah bagi satuan musik yang tidak mengikut sertakan kelompok alat musik gesek.

Dari uraian tersebut, drumband terdiri dari alat musik drum sebagai

intinya ditambah dengan instrumen tiup. Keluarga musik tersebut

merupakan musik lapangan dengan irama mars, drumband mendukung

kegiatan baris- berbaris. Secara rinci instrumen yang digunakan dalam

(37)

a. Membranophone

Instrumen musik membranophone adalah jenis instrumen dimana

sumber bunyinya dihasilkan oleh getaran suatu selaput kulit yang

diregangkan (Banoe, 2003: 270) seperti:

1) Snare Drum

Menurut Aldiano (2004: 6) snare drum adalah jenis drum

yang paling berbeda di antara lainnya (dari bentuk dan suara).

Snare drum merupakan jenis drum yang pada bagian bawahnya

menggunakan kawat-kawat yang berbentuk spiral (snare wire)

dengan diameternya biasanya berukuran 13-14 inci.

Snare drum yang digunakan dalam drumband di Sekolah

Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen mempunyai diameter 12

inchi dan tidak diletakkan pada sebuah stand, namun dibawa

dengan menggunakan alat yang biasa disebut harness. Dalam

drumband, instrumen musik snare drum menduduki posisi

terdepan dalam sebuah parade dan memainkannya dengan cara

(38)

Gambar 1. Snare drum diameter 12 inchi (dok. Arif, 2016)

Gambar 2. Harness fyber, alat untuk membawa atau penyangga instument drumband (dok. Arif, 2016)

2) Tom-Tom

Tom-tom adalah jenis drum yang tidak menggunakan senar

dengan karakter suara tinggi, dipergunakan dalam dance drum atau

(39)

bagian utama dari drum. Tom-tom berbentuk seperti gendang yang

terdiri atas berbagai macam ukuran, diameternya mulai dari 6-12

inci (Aldiano, 2004: 6). Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

kebumen menggunakan quarto tom. Posisi quarto tom dalam parade

berada di tengah-tengah, diapit antara para pemain bass drum,

[image:39.595.220.445.279.446.2]

dibelakang snare drum.

Gambar 3. Quarto tom(dok. Arif, 2016)

3) Bass Drum

Menurut bass drum merupakan instrumen seperti tom-tom,

tetapi ukurannya lebih besar, bunyi suaranya besar, dan bernada

paling rendah dibandingkan instrumen drum lainnya (Aldiano,

2004: 7). Sedangkan menurut Banoe (2003: 46) bass drum

merupakan drum tanpa snare dengan ukuran besar, baik sebagai

pelengkap instrumen musik orkes ruangan maupun untuk musik

lapangan.

Bass drum yang digunakan dalam pembelajaran drumband

(40)

ukuran berbeda, yakni bass drum dengan diameter 18 inchi, 16

inchi, 14 inchi, dan 12 inchi. Instrumen musik ini dimainkan dengan

cara dipukul dengan menggunakan dua buah stick yang lebih besar

[image:40.595.191.456.222.419.2]

dari pada stick tenor drum.

Gambar 4. Bass drum berbagai ukuran (dok. Arif, 2016) b. Idiophone

Idiophone adalah ragam instrumen perkusi yang badan

instrumen itu sendiri merupakan sumber bunyi, baik dipukul,

diguncang maupun dibunyikan dengan saling dibenturkan (Banoe,

2003: 191). Dalam pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3

Karanganyar Kebumen menggunakan dua jenis instrumen idiophone

(41)

[image:41.595.219.429.113.269.2]

Gambar 5. Bellyra (dok. Arif, 2016)

Gambar 6. Cymbal berdiameter 12 inchi (dok. Arif, 2016)

E. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang strategi pembelajaran sebelumnya telah dilakukan

oleh banyak pihak, salah satunya dalam penelitian yang berjudul “Strategi

Pembelajaran Angklung pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1

Tangerang” yang ditulis oleh Rahmadi Setiawan (2014). Disana disimpulkan

bahwa strategi pembelajaran angklung yang diterapkan di Sekolah Dasar

Negeri 3 Karanganyar Kebumen yang mencakup pengelolaan, media, dan

(42)

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan Galas Sangaluh Padmanaba

(2014) yang berjudul “Metode Pembelajaran drumband di Taman

Kanak-Kanak Negeri 1 Sleman”, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa metode

yang digunakan oleh instruktur drumband di Taman Kanak-Kanak Negeri 1

Sleman menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan metode latihan atau

drill.

Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai acuan karena

relevansinya dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian-penelitian

tersebut menggambarkan pentingnya kesesuain metode yang digunakan demi

(43)

28 A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang

merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami yang

sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah

social atau kemanusiaan (Creswell, 2012: 4). Untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat

alamiah atau pun rekayasa. Penelitian di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

Kebumen ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian

kualitatif deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan

objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2003: 163).

Penggunaan metode kualitatif deskriptif dalam penelitian ini bertujuan

supaya hasil yang dimunculkan dalam penelitian nantinya berupa bentuk

deskripsi yang dapat menggambarkan kondisi lapangan dengan akurat dan

rinci berdasarkan fakta dan data-data yang diperoleh. Pendekatan ini dipilih

karena disesuaikan dengan tujuan awal yang ingin diraih yaitu memaparkan

strategi pembelajaran drumband di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

Kebumen.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3

(44)

Karanganyar Kebumen. Pemilihan lokasi didasari atas pertimbangan bahwa

Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen tidak memiliki tempat latihan

drumband cukup representatif sehingga pembelajaran dan pelatihannya tidak

hanya dilakukan di sekolah asal melainkan dilaksanakan di Sekolah Menengah

Pertama Taman Dewasa Karanganyar Kebumen atau di tempat lain sebagai

alternatif, yang memiliki fasilitas yang lebih representatif.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni

2016. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti melakukan

observasi pada awal bulan April dan kemudian dilanjutkan penelitian selama

kurang lebih tiga bulan.

C. Tahapan Penelitian

Menurut Moleong (2008: 153) penelitian kualitatif dibagi menjadi

empat tahap. Tahap yang pertama yaitu tahap sebelum terjun ke lapangan

(pra-survey), tahap perkerjaan lapangan (meliputi observasi serta wawancara),

tahap analisis data, dan tahap penulisan laporan.

Tahap pertama, tahap pra lapangan yang mempersoalkan segala

macam persiapan yang diperlukan seperti mengurus izin penelitian. Setelah itu

Pengurusan izin penelitian sangat menentukan awal dari penelitian tersebut.

Seperti yang dijelaskan oleh Moleong (2008: 153) pengurusan izin penelitian

merupakan suatu persoalan yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena

kegiatan tersebut melibatkan peneliti di tempat penelitian. Kemudian

(45)

Karanganyar Kebumen dengan tujuan untuk mengetahui pihak-pihak yang

terkait dengan kegiatan drumband yang nantinya akan dijadikan subjek

penelitian. Subjek penelitian tersebut diantaranya instruktur drumband yakni

bapak Suwarno selaku pelatih drumband, Koordinator drumband yakni ibu

Siti Mutmainah S.Pd., bapak Triyono, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Sekolah

Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen, dan siswa-siswi kelas 5 sebagai

perwakilan peserta yang mengikuti kegiatan drumband.

Selanjutnya tahap yang ke-duayaitu tahap pekerjaan lapangan. Peneliti

melakukan tahapan observasi yaitu mengamati proses latihan drumband di

Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Karena drumband merupakan

kegiatan ekstrakurikuler, proses latihan sendiri dilakukan di luar jam pelajaran

yakni sekitar pukul 14.30 WIB sampai dengan selesai, dengan durasi waktu

latihan kurang lebih 2 (dua) jam termasuk di dalamnya jeda istirahat sekitar 15

menit. Latihan biasa diadakan di hari selasa dan kamis, namun jadwal latihan

bisa berubah jika berbenturan dengan kegiatan siswa peserta drumband

maupun pelatih, dihari latihan. Untuk mendukung data dari observasi dan

wawancara, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen yang relevan

untuk penelitian. Setelah tahap ke dua selesai dilakukan, kemudian peneliti

melanjutkan pada tahap ke-tigayaitu melakukan tahap analisis data.

Pada tahap analisis data peneliti memilih terlebih dahulu data mana

yang diperlukan dan yang tidak diperlukan, dan kemudian dilakukan

penyajian data serta penarikan kesimpulan. Setelah ketiga tahap tersebut

(46)

laporan. Penulisan laporan dilakukan dengan buku panduan tugas akhir dan

dokumentasi yang ada di perpustakaan Fakultas Bahasa dan Seni serta

perpustakaan pusat Universitas Negeri Yogyakarta.

D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting

kedudukannya di dalam penelitian, subjek penelitian harus ditata sebelum

peneliti siap mengumpulkan data (Arikunto, 2007: 152). Subjek penelitian

dapat berupa benda, hal, atau orang.

Subjek penelitian ini adalah pelatih, koordinator, kepala sekolah,

dan peserta drumband di Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.

Peneliti memilih pelatih sebagai subjek utama penelitian karena pelatih

merupakan pelaku utama yang merancang strategi dan menerapkan metode

selama proses pembelajaran dan kepelatihan.

Pelatih drumband di Sekolah dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen

yaitu bapak Suwarno. Kegiatan drumband dikelola oleh ibu Siti Mutmainah

selaku koordinator drumband dan bapak Triyono selaku kepala sekolah

sebagai penanggung jawab, sedangkan wawancara peserta drumband

dilakukan dengan siswa-siswi kelas 5 di sekolah tersebut.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data.

(47)

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang seuatu hal objektif, valid, dan

reliable tentang suatu hal (variable tertentu).”

Objek Penelitian ini adalah strategi pembelajaran yang diterapkan

instruktur selama proses pembelajaran drumband karena dari metode yang

ada, peneliti dapat menggali informasi dan fokus pada permasalahan.

E. Data Penelitian

Data penelitian ini merupakan data kualitatif ditinjau dari aspek

strategi pembelajaran yang dilakukan dalam kelas maupun lapangan. Data

kualitiatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, sketsa, dan

gambar (Admin, 2012). Berdasarkan pengertian tersebut, data yang dihasilkan

dari penelitian ini berbentuk dokumen tulisan, foto atau gambar, dan

wawancara.

Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas dua sumber data yaitu

data primer dan data sekunder. Secara rinci kedua data tersebut diuraikan

sebagai berikut :

1. Data Primer

Menurut Sugiyono (2010: 137) data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer

dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari informan melalui

wawancara mendalam dan terbuka. Data primer didapatkan dari hasil

(48)

Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Tahap wawancara

dilakukan untuk mengetahui strategi pembelajaran drumband yang

digunakan, tujuan pembelajaran drumband, materi yang disampaikan,

sarana prasarana yang ada di sekolah yang digunakan dalam pembelajaran

drumband, serta untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran

drumband tersebut dilaksanakan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pungumpul data, misalnya lewat orang lain atau

lewat dokumen (Sugiyono, 2010:137). Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari dokumen-dokumen atau arsip yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian. Sumber data sekunder berasal dari dokumen

materi pembelajaran, video proses latihan drumband, dan observasi pada

saat proses pembelajaran drumband.

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang

lain adalah alat pengumpulan data utama (Moleong, 1994: 19). Penelitian

kualitatif merupakan penelitian interpretif, yang didalamnya peneliti terlibat

dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus-menerus dengan para

partisipan (Creswell, 2012: 264). Selain itu para peneliti kualitatif juga

berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitian dan masalah-masalah etis

(49)

penelitian ini peneliti merupakan instrumen kunci yang mengumpulkan sendiri

data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan

partisipan (Creswell, 2012: 261).

Adapun alat-alat bantu pengumpulan data yang digunakan di dalam

Penelitian ini. Rinciannya sebagai berikut:

1) Alat Tulis

Alat tulis digunakan untuk mencatat informasi sebagai data dari hasil

wawancara maupun observasi.

2) Kamera, alat rekam suara dan video

Alat-alat rekam yang digunakan untuk mengambil data berupa gambar,

suara, maupun video sebagai bahan dokumentasi pada saat proses

pembelajaran objek penelitian yaitu kamera digital dan kamera ponsel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar

Kebumen adalah penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang

digunakan meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Secara rinci

adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data

dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung (Nugroho, 2014: 33). Observasi adalah kegiatan mengamati

(50)

merekam atau mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur,

misalnya dengan mengajukan pertanyaan yang ingin diketahui peneliti

(Creswell, 2012: 267). Peneliti melihat, mengamati, dan mengikuti secara

langsung proses pembelajaran dan mencatat semua hal yang berkaitan

langsung dengan aspek – aspek yang akan diteliti.

Penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yakni pengamatan tanpa berpartisipasi (

Non-Participant Observant). Saat pengamatan berlangsung peneliti tidak ikut

serta dalam kelompok drumband dan memainkan instrumen. Obyek yang

diamati mencakup hal umum yang berkaitan langsung dengan drumband

termasuk kesulitan yang terdapat dalam proses pembelajaran drumband,

serta jenis alat yang digunakan dalam proses pembelajaran drumband

tersebut

Tujuan dari observasi adalah mendeskripsikan setting yang

dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat

dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang

terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari, 1998: 63).

Observasi dilakukan sebelum penelitian dilakukan yaitu pada bulan

Maret tanggal 24, 29, dan 31, dengan cara datang langsung ke lokasi

penelitian yaitu Sekolah Menengah Pertama Taman Dewasa Karanganyar

Kebumen (lokasi latihan saat itu). Tujuan observsi ini adalah untuk

mengamati lingkungan dan situasi sekolah serta kegiatan pembelajaran

(51)
[image:51.595.155.486.141.330.2]

Tabel 1. Kisi – kisi observasi

No Aspek yang diamati Hasil pengamatan

1 Materi pembelajaran Pengenalan instrumen drum, cara memainkan instrumen drum, penyampaian lagu, dan latihan.

2 Proses Pembelajaran Pembelajaran teori dan praktik. Pembelajaran praktik meliputi latihan seksional dan latihan bersama

3 Instrumen yang dimainkan snare drum, pianika, quarto tom, bellyra, bass drum dan cymbals.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong,

1994: 135). Wawancara dapat digunakan untuk mendapatkan informasi

yang tidak mungkin didapatkan lewat observasi (Alwasilah, 2003: 154).

Dalam wawancara kualitatif, peneliti dapat melakukan berbagai macam

cara seperti face to face interview (wawancara berhadap-hadapan) dengan

partisipan, wawancara melalui telepon, terlibat dalam focus group

interview (wawancara dalam kelompok) atau wawancara melalui internet

(Creswell, 2012: 267).

Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara secara mendalam (indepth Interview) dengan menggunakan

daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Tahap wawancara ini

dilakukan kepada tiga narasumber yaitu koordinator dan instruktur

(52)

Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen. Wawancara mendalam

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang mendalam mengenai

proses pembelajaran secara umum dan strategi pembelajaran drumband

[image:52.595.156.505.255.719.2]

pada khususnya.

Tabel 2. Kisi-kisi wawancara

No. Aspek wawancara Kisi-kisi pertanyaan

1 Awal mula pelaksanaan pembelajaran

 mengapa kegiatan drumband diadakan

 Sejarah singkat

diadakannya drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen

 Kendala-kendala yang dihadapi

2 Tujuan pembelajaran  Apa tujuan pembelajaran drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen

3 Strategi pra-pembelajaran  Apa yang dilakukan pelatih sebelum

pembelajaran drumband dimulai

4 Materi pembelajaran  Apa materi yang dipelajari

 Lagu apa saja yang dipelajari

5 Metode Pembelajaran  Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran drumband 6 Instrumen yang digunakan  Instrumen apa saja yang

digunakan dalam pembelajaran drumband 7 Proses pembelajaran  Bagaimana proses

(53)

3. Dokumentasi

Selama proses penelitian, peneliti juga mendokumentasikan semua

hal yang berkaitan dengan penelitian. Dokumentasi memungkinkan

peneliti memperoleh bahasa dan kata-kata tekstual dari partisipan

(Creswell, 2012: 69). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu (Sugiyono, 2006: 270).

Dokumentasi digunakan untuk mencari data yang relevan terkait

dengan permasalahan yang akan dikaji. Dalam penelitian ini dokumen

yang digunakan yaitu berupa buku catatan pribadi mengenai materi

drumband yang diajarkan milik pelatih serta foto-foto pembelajaran

drumband milik sekolah yang sudah ada. Pendokumentasian data yang

diambil oleh peneliti berupa foto yang didapat selama observasi, file audio

saat wawancara, serta video saat proses latihan drumband berlangsung.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman (1992: 19) ada empat

komponen yaitu: teknik pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan. Proses analisis interaktif (interactive model of

(54)
[image:54.595.173.480.112.261.2]

Gambar 7: Teknik Analisis Interaktif menurut Miles dan Huberman (Sutopo, 1988:34-37).

Lebih lanjut, penjelasan dari teknik analisis interaktif tersebut sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk memperoleh data

yang akurat dan relevan terhadap masalah penelitian. Untuk memperoleh

data tersebut peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi,

wawancara mendalam, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan observasi dengan melihat lokasi penelitian yaitu Sekolah Dasar

Negeri 3 Karangayar Kebumen yang dilakukan pada bulan Maret 2016.

Setelah itu, tahapan selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan

narasumber yang sudah ditentukan oleh peneliti. Setelah melakukan

wawancara mendalam kemudian dilakukan pengumpulan dokumentasi

(55)

2. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses seleksi atau pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data “kasar” yang muncul dalam catatan-catatan tertulis di

lapangan. Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang

tinggi (Sugiyono, 2010:247). Proses ini berlangsung terus menerus selama

penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasikan data.

Adapun data yang diperoleh dari ini yaitu data observasi,

wawancara, dan dokumentasi. Reduksi yang dilakukan dengan meringkas

hasil wawancara dan hasil observasi, kemudian mengelompokan data-data

tersebut sesuai dengan tema yang akan dibahas. Data hasil observasi dan

wawancara yang kurang relevan dengan tema penelitian dan tidak sesuai

masuk ke semua kelompok data, dihilangkan dan tidak digunakan untuk

analisis data.

3. Penyajian Data

Penyajian data dari penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya (Sugiyono, 2008: 95). Penyajian data merupakan sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

(56)

memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan

berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.

Data yang sudah direduksi kemudian dikelompokan kedalam sub

penyajian, yaitu data tentang strategi pembelajaran, data tentang media

pembelajaran, metode yang digunakan, pendekatan yang dilakukan guru,

prestasi siswa dan evaluasi penilaian hasil belajar.

Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu data

disajikan secara naratif atau uraian singkat. Penyajian ini berfungsi untuk

mempermudah peneliti dalam mengambil kesimpulan yang meliputi

tentang pemilihan cara yang digunakan dalam penelitian ini.

4. Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum pernah ada (Sugiyono, 2010: 253). Temuan

dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih

buram atau tidak jelas, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Verifikasi

yang dilakukan meliputi data observasi, data wawancara, dan data hasil

dokumentasi. Agar data yang diperoleh valid, maka validitas data

digunakan dengan mencocokan data yang sudah ada dengan tringulasi

data.

Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir yang dilakukan

setelah seluruh proses analisis data telah selesai dilakukan. sehingga akan

(57)

dilakukan, dalam hal ini adalah strategi pembelajaran yang digunakan

instruktur drumband Sekolah Dasar Negeri 3 Karanganyar Kebumen.

I. Keabsahan Data

Pengujian keabsahan data diperlukan untuk memeriksa akurasi dan

kredibilitas hasil penelitiannya dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu

(Creswell, 2012: 284). Salah satu strategi pengujian keabsahan data (validitas)

adalah dengan triangulasi data. Triangulasi data adalah menggabungkan

sumber-sumber data yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal

dari sumber-sumber tersebut untuk membangun tema yang berkesinambungan

(Creswell, 2012:286-267). Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti

menggunakan triangulasi teknik dengan cara membandingkan data-data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dari sumber yang

[image:57.595.171.468.470.636.2]

sama.

Gambar 8: Triangulasi teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2006: 373)

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

sesuatu diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan

data itu (Moleong, 1990:178). Dalam penelitian ini teknik keabsahan data

yang digunakan adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji Data

Observasi

Data Wawancara

(58)

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dengan

wawancara dicek dengan data yang didapat dari hasil observasi dan

dokumentasi. Apabila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut

menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih

lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk memastikan mana yang

dianggap paling benar (Sugiyono, 2006: 373-374).

Menurut Moleong (2006: 331), membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dapat dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan, orang berada, orang pemerintahan.

5. Membandingkan hasil wanwancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

Dari kelima cara tersebut, cara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Membandingkan data hasil observasi dengan hasil wawancara. Hal yang

(59)

observasi dengan membandingkan data hasil wawancara mendalam

dengan pelatih drumband.

2. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

dengan penelitian. Hal yang dilakukan yakni dengan membandingkan data

yang didapat dari wawancara mendalam dengan pelatih drumband,

kemudian membandingkan dengan dokumen yang sudah ada seperti buku

catatan pribadi pelatih dan data dari sekolah, maupun data yang didapat

(60)

45 A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran Drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen

Kegiatan drumband di SD N 3 Karanganyar Kebumen mulai

dibentuk pada tahun 2013 saat Ibu Siti Mutmainah masih menjabat sebagai

kepala sekolah. Setelah turun dari jabatannya sebagai kepala sekolah, Beliau

secara sukarela mengajukan diri menjadi koordinator drumband. Segala

hal-hal yang berkaitan dengan drumband beliau tangani dibantu dengan pelatih

dan rekan-rekan kerja yang lain. Hal tersebut dinyatakan oleh beliau:

Ya intinya ngurusi drumband, namanya juga koordinator. Karena dulu saya pernah ngepalai (menjadi kepala sekolah SD N 3 karanganyar), terus turun dan sekarang tinggal melanjutkan apa yang sudah dibangun. Sampai sekarang saya juga masih terlibat dalam pengajaran drumband anak-anak. Dulu saya sempet ngurusin kegiatan ekstrakurikuler yang lain, tapi sudah saya tinggalkan. Repot Mas. Tanggung jawab saya ya ngurusi perlombaan, mengelola alat, mengelola dana, mencarikan pelatih juga.”

Menurut penuturan kepala sekolah yang baru yaitu bapak Triyono, di

Awal pembentukannya, drumband tersebut hanya memiliki sumber

anggaran yang berasal dari donasi wali murid. Sampai saat penelitian

dilakukan, pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, mengungkapkan

bahwa sekolah masih kesulitan mendapat pendanaan dari sumber lain.

Beliau Menjelaskan:

(61)

donatur. Kalau sekolah sendiri sebenarnya dianggarkan Mas, cuma porsinya sangat sedikit.”

Hal inilah yang sampai sekarang masih menjadi hambatan sekolah

tersebut untuk mengembangkan drumband atau sekedar mengikuti

kompetisi lain yang tersedia. Namun dengan keterbatasan yang ada, tidak

menjadi penghambat yang kemudian dapat mengurangi minat siswa dalam

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drumband dan keikutertaan drumband

dalam perlombaan.

Di awal pembentukan kegiatan drumband, sekolah tidak hanya

memiliki kendala dalam pendanaan tapi juga keberadaan guru yang

kompeten di bidangnya. Selaku koordinator Ibu Siti Mutmainah diberi

tanggung jawab merekrut tenaga pengajar, sedangkan tidak satupun dari

guru-guru sekolah tersebut yang memiliki kompetensi yang memadai dalam

bidang drumband. Dari sana kemudian ibu Mutmainah berinisiatif merekrut

tenaga pengajar dari sekolah lain yang memiliki keahlian yang cukup.

Usaha ini tidak serta merta membuahkan hasil karena minimnya jumlah

pengajar di wilayah Karanganyar yang sanggup diberi tanggung jawab

mengajarkan drumband.

Dari keterbatasaan yang ada, pihak sekolah masih dipersulit dengan

kondisi keterbatas

Gambar

Gambar 3. Quarto tom (dok. Arif, 2016)
Gambar 4. Bass drum berbagai ukuran (dok. Arif, 2016)
Gambar 6. Cymbal  berdiameter 12 inchi (dok. Arif, 2016)
Tabel 1. Kisi – kisi observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

3499494 R,Selamat pagi, Untuk Jaminan Penawaran, surat dukungan bank dan Surat Penawaran ditujukan kepada Pokja Pengadaan Barang unit layanan pengadaan ( ULP) Kabupaten

Sikap NU besar kemungkinan atas intervesi Sukarno yang menginginkan partai Islam dapat masuk dalam kabinet setelah Masyumi

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyelesaian penyajian

[r]

2. Dengan adanya usaha ini menghasilkan luaran berupa Bengkel Keterampilan sebagai Rumah Penghasil Aneka Produk Kreatifitas Olahan Limbah Kayu dan menjadi

Struktur Organisasi Bappebti , maka dengan ini diumumkan kepada peserta penyedia barang/jasa bahwa dibawah ini adalah calon pemenang Pelelangan pekerjaan tersebut

Overall, having acquired the characteristics of each cluster, five different segment of agents are obtained, namely: the best agent (Best), an agent which has a