• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tren perkembangan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2006 - 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tren perkembangan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2006 - 2014."

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014 Albertus Bima Sulistya

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tren perkembangan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2006-2014 yang mencakup tren: (1) jumlah wisatawan mancanegara, (2) jumlah wisatawan domestik, (3) jumlah objek daya tarik wisata, dan (4) jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata DIY.

Penelitian ini merupakan penelitian longitudinal. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan domestik, jumlah objek daya tarik wisata, dan jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi yang berasal dari Bank Data Dinas Pariwisata DIY. Analisis data menggunakan analisis tren kuadrat terkecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 15,72% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 9%-27%; (2) tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 20,29% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 10%-40%; (3) tren jumlah objek daya tarik wisata DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,92% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 4%-7%; dan (4) tren jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 43,99% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 10%-43%.

(2)

ABSTRACT

TREND DEVELOPMENT OF TOURISM IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA FROM 2006 TO 2014 PERIOD

Albertus Bima Sulistya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This study aims to describe the development trend of tourism in Yogyakarta 2006-2014 period that include: (1) the number of foreign tourists, (2) the number of domestic tourists, (3) the sum of tourism attraction, and (4) the amount of the original revenue subsector tourism sector of DIY.

This research is a longitudinal research. The data were secondary data which include the number of foreign tourists, the number of domestic tourists, the number of objects of tourist attraction, and the amount of the original revenue of subsector tourism. Technique of gathering the data was documentation that comes from the DIY Tourism Data Bank. Data analysis was the smallest quadratic trend analysis.

The results show that: (1) the trend of the number of foreign tourists who visited DIY in 2006-2014 period increase at the average of 15,72% with the increase range per year between 9%-27%; (2) the trend of the number of domestic tourists who visited DIY in 2006-2014 period increase at average of 20,29% with the range of increase per year between 10%-40%; (3) the trend of the object of attraction in 2006-2014 period increase at the average of 5,92% with the range of increase per year between 4% to 7%; and (4) the amount of the original revenue trend area subsector tourism in DIY 2006-2014 period increase at the average of 43,99% with the range of increase per year between 10%-43%.

(3)

i

TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

ALBERTUS BIMA SULISTYA NIM: 12 1324 006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya tulisku ini untuk: Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Bunda Maria menyertai dan memberkati saya dengan rahmat yang berlimpah dan berkat

Roh Kudus. Untuk kedua orang tua, Bapak Drs. Agus Yuswana, M.M. dan Ibu Paskalia Ervita, S.Pd. yang selalu mendukung aktivitas akademik saya. Memberikan kesempatan untuk studi di luar kota dan mendoakan di setiap langkahku Untuk almarhum mbah kakung dan mbah putri, Ignatius Ponidi, Kamta Suwarna dan Rukmini Herawaty

(7)

v MOTTO

“Jadi Diri Sendiri, Cari Jati Diri, Hidup Yang Mandiri dan

Optimis Karena Hidup Terus Mengalir dan Kehidupan Terus Berputar” (Penulis)

“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,

melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2 Tim 1:7)

Serahkanlah segala kekuatiran mu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016 Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Albertus Bima Sulistya

Nomor Mahasiswa : 12 1324 006

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 26 Agustus 2016 Yang menyatakan

(10)

viii ABSTRAK

TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERIODE 2006-2014 Albertus Bima Sulistya

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tren perkembangan pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta periode 2006-2014 yang mencakup tren: (1) jumlah wisatawan mancanegara, (2) jumlah wisatawan domestik, (3) jumlah objek daya tarik wisata, dan (4) jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata DIY.

Penelitian ini merupakan penelitian longitudinal. Data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan domestik, jumlah objek daya tarik wisata, dan jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi yang berasal dari Bank Data Dinas Pariwisata DIY. Analisis data menggunakan analisis tren kuadrat terkecil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 15,72% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 9%-27%; (2) tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 20,29% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 10%-40%; (3) tren jumlah objek daya tarik wisata DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 5,92% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 4%-7%; dan (4) tren jumlah pendapatan asli daerah subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 43,99% dengan kenaikan per tahun berkisar antara 10%-43%.

(11)

ix ABSTRACT

TREND DEVELOPMENT OF TOURISM IN SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA FROM 2006 TO 2014 PERIOD

Albertus Bima Sulistya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This study aims to describe the development trend of tourism in Yogyakarta 2006-2014 period that include: (1) the number of foreign tourists, (2) the number of domestic tourists, (3) the sum of tourism attraction, and (4) the amount of the original revenue subsector tourism sector of DIY.

This research is a longitudinal research. The data were secondary data which include the number of foreign tourists, the number of domestic tourists, the number of objects of tourist attraction, and the amount of the original revenue of subsector tourism. Technique of gathering the data was documentation that comes from the DIY Tourism Data Bank. Data analysis was the smallest quadratic trend analysis.

The results show that: (1) the trend of the number of foreign tourists who visited DIY in 2006-2014 period increase at the average of 15,72% with the increase range per year between 9%-27%; (2) the trend of the number of domestic tourists who visited DIY in 2006-2014 period increase at average of 20,29% with the range of increase per year between 10%-40%; (3) the trend of the object of attraction in 2006-2014 period increase at the average of 5,92% with the range of increase per year between 4% to 7%; and (4) the amount of the original revenue trend area subsector tourism in DIY 2006-2014 period increase at the average of 43,99% with the range of increase per year between 10%-43%.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul ”Tren Perkembangan

Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2006-2014”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, bnyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan bantuan tidak terhingga dari:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

(13)

xi

5. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, selalu memotivasi dan mengarahkan dari awal saya menulis skripsi ini hingga selesai.

6. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dengan sabar, selalu memotivasi dan mengarahkan dari awal saya saat perkuliahan dan proses menulis skripsi.. 7. Segenap Dosen Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma.

8. Bapakku Drs. Agus Yuswana, M.M. dan ibuku Paskalia Ervita, S.Pd. yang selalu mendoakan dan mencintaiku serta mendukungku secara finansial. 9. Almarhum mbah kakung Ignatius Ponidi, Kamta Suwarna dan mbah putri

Rukmini Herawaty yang telah memberikan semangat dan doa semasa beliau hidup.

10.Adik-adikku Aloysius Krisna Prabowo dan Antonius Yudis Wibowo yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa.

11.Kekasih hatiku Marchelline Vinna Pratiwi yang selalu setia mendukung dan memberikan semangat.

12.Sahat-sahabatku: Martinus Patria Wanjatu, Seri Jefry Adil Waruwu, Cipluk Wido Rini, Hilaria Mitri, Adit Kurnia, Sarniati Dapaole, Olivia, Riwan Sigalingging, Robertus Andronikus.

13.Keluarga besar Pendidikan Ekonomi 2012 yang saya sayangi.

(14)

xii

15.Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi semakin sempurna.

Yogyakarta, 26 Agustus 2016

(15)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

HALAMAN DAFTAR ISI ... xiii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xvi

HALAMAN DAFTAR GRAFIK ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

2. Klasifikasi dan Gerakan/variasi dari Data Deret Berkala ... 9

(16)

xiv

B. Wisatawan ... 10

C. Kepariwisataan ... 13

1. Pengertian Istilah Pariwisata ... 13

2. Bentuk dan Jenis Pariwisata ... 14

D. Objek Wisata... 18

1. Konsep dan Objek Pariwisata ... 18

2. Objek Daya Tarik Wisata... 20

E. Pendapatan Asli Daerah (PAD)... 27

1. Macam sumber PAD ... 27

2. Sumber-sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah DIY dari subsektor pariwisata ... 30

F. Kerangka Berpikir ... 31

G. Hasil Penelitian terdahulu ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Jenis dan Sumber Data ... 35

C. Waktu Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Definisi Operasional ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 41

(17)

xv

1. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang

Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 41

2. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 47

3. Analisis Data Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014 ... 53

4. Analisis Data Tren Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014... 59

B.Pembahasan... 65

1. Pembahasan Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 65

2. Pembahasan Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 71

3. Pembahasan Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014 ... 75

4. Pembahasan Tren Jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 ... 79

BAB V PENUTUP ... 84

A.Kesimpulan ... 84

B.Saran ... 86

C.Keterbatasan Penelitian ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

IV.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY

Periode 2006-2014 ... 42

IV.1.1 Perhitungan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 43

IV.1.2 Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 46

IV.2 Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 48

IV.2.1 Perhitungan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 49

IV.2.2 Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 52

IV.3 Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ... 54

IV.3.1 Perhitungan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ... 55

IV.3.2 Nilai Tren dari jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ... 58

IV.4 Jumlah PAD Subsektor pariwisata DIY Periode 2006-2014 ... 60

IV.4.1 Perhitungan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY Periode 2006-2014 ... 61

(19)

xvii

IV.5 Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 65 IV.6 Tren Perkembangan jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung

ke DIY Periode 2006-2014 ... 71 IV.7 Tren Perkembangan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ... 75 IV.8 Tren Perkembangan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata

(20)

xviii

DAFTAR GRAFIK

IV.1.2 Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 47 IV.2.2 Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY

Periode 2006-2014 ... 52 IV.3.2 Tren Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 ... 58 IV.4.2 Tren Jumlah PAD Subsektor Pariwisata DIY

Periode 2006-2014 ... 64 IV.5.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara

yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 66 IV.6.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah Wisatawan Domestik

yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 ... 72 IV.7.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah ODTW DIY

Periode 2006-2014 ... 76 IV.8.1 Prediksi Tren Perkembangan Jumlah PAD Subsektor Pariwisata

(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Ijin Permohonan Data kepada Dinas Pariwisata DIY ... 92 Lampiran 2: Data Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung

ke DIY Periode 2006-2014 ... 93 Lampiran 3: Data Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung

ke DIY Periode 2006-2014 ... 94 Lampiran 4: Data Jumlah Objek Daya Tarik Wisata DIY

Periode 2006-2014 ... 95 Lampiran 5: Data Jumlah Pendapatan Asli Daerah Subsektor Pariwisata DIY

(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014, pariwisata menempati urutan keempat dalam hal penerimaan devisa setelah sektor pertambangan, pertanian dan perkebunan (Bi.go.id, 2015). Berdasarkan tahun 2014, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 9,43 juta kunjungan atau naik 7,19 persen dibanding kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2013 yang berjumlah 8,80 juta kunjungan dan menyumbang devisa bagi negara sebesar US$ 10,69 miliar atau setara dengan Rp 136 triliun (BPS, 2014).

(23)

Kesadaran akan peran sektor pariwisata dalam mendongkrak perekonomian menjadi sesuatu yang penting bagi pemerintah daerah dengan cara mengembangkan daerahnya menjadi destinasi wisata. Pariwisata sendiri menjanjikan dampak multi ganda yang mampu menggerakkan roda perekonomian suatu daerah. Dengan adanya kunjungan wisata, bukan saja insan pariwisata seperti agen perjalanan wisata, pemandu wisata, maupun pengelola obyek wisata yang mendapatkan dampak ekonomi dari pariwisata, tetapi juga pihak-pihak lain di luar sektor pariwisata seperti hotel, restoran, sarana transportasi, dan lainnya. Hal inilah yang melatarbelakangi keinginan daerah untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan harapan mendapatkan manfaat ekonomi dari kunjungan wisata. Adapun upaya pengembangan dilakukan untuk menggali dan mengembangkan potensi wisata serta memenuhi komponen yang harus ada dalam suatu destinasi.

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan destinasi tujuan wisatawan lokal maupun asing dan tujuan wisata kedua setelah Bali di Indonesia. Berbagai daya tarik wisata terdapat di provinsi ini baik itu alam, budaya maupun minat khusus. Pariwisata bagi DIY sudah merupakan sebuah denyut nadi kehidupan masyarakat dan sebagai sumber mata pencarian. Dilihat secara keseluruhan Propinsi DIY, biasanya perubahan struktural selalu menunjukkan mekanisme dari agrikultur menuju manufaktur (tenaga mesin), baru ke sektor jasa. Sedangkan yang terjadi di Kota Yogyakarta adalah loncatan dari agrikultur ke jasa, dengan fakta bahwa jasa menjadi leading

(24)

Objek wisata alam di provinsi ini sudah mengalami kemajuan sehingga dapat mengimbangi wisata budaya yang ada. Salah satunya wisata alam di Kabupaten Gunung Kidul yang saat ini terkenal dengan keindahan pantai, goa, air terjun dan wisata alam lainnya. Seiring dengan populernya wisata alam, ekowisata sedang dalam proses pergerakannya menuju puncak karena hingga saat ini ekowisata sedang digemari oleh berbagai kalangan wisatawan. Ekowisata yang merupakan pariwisata berkelanjutan ini merupakan transformasi dari bentuk wisata yang lama menjadi muka baru untuk dapat lebih menyesuaikan zaman dan masa kini agar dapat lebih bermanfaat dalam segi ekonomi maupun kelestarian alamnya.

(25)

kreatif seperti Festival Kesenian Yogyakarta, serta program atau event lainnya. Pariwisata DIY menjadi daya tarik tersendiri bagi dunia perfilman Indonesia, karena Yogyakarta memiliki nilai seni dan budaya yang terus terjaga sejak jaman kerajaan. Berbagai hiburan dan perfilman Indonesia sering menggunakan beberapa tempat sebagai lokasi pengambilan gambar, contohnya film AADC 2 mengambil gambar di Istana Ratu Boko, Sate Klatak Pak Bari, Makam Panembahan Senopati, dan Pantai Parangtritis. Berbagai program hiburan dan kegiatan pengambilan gambar tersebut mengakibatkan kunjungan wisata di Yogyakarta semakin meningkat yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi ekonomi masyarakat.

Selain itu manfaat yang dapat diperoleh dengan pengembangan sektor pariwisata secara serius yaitu dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan devisa negara, memperluas lapangan kerja dan dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya negara kita ke dunia internasional. Sektor pariwisata dirasakan oleh para ahli sebagai jalan terbaik, untuk mengatasi berbagai tekanan yang terjadi di berbagai kawasan. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang

berjudul “TREN PERKEMBANGAN PARIWISATA DAERAH ISTIMEWA

(26)

B. Batasan Masalah

Pariwisata menjadi denyut nadi bagi kehidupan masyarakat DIY. Maka hal ini menjadi daya tarik bagi penulis yang merasa hal ini sangat penting dan menarik untuk diketahui bagaimana perkembangan sektor pariwisata di Provinsi DIY ini. Berdasarkan latar belakang yang peneliti sampaikan, maka penelitian ini dibatasi hanya dalam hal jumlah wisatawan mancanegara, jumlah Wisatawan Domestik, jumlah objek daya tarik wisata (ODTW), Pendapatan Asli Daerah subsektor pariwisata DIY.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014?

2. Bagaimana tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014?

3. Bagaimana tren jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY periode 2006-2014?

(27)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014.

2. Mengetahui tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014.

3. Mengetahui tren jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY periode 2006-2014.

4. Mengetahui tren jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Subsektor Pariwisata DIY periode 2006-2014.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini makan hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai tren Perkembangan Pariwisata DIY periode 2006-2014.

2. Bagi Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

(28)

3. Bagi Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

(29)

8 BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Analisis Tren/ Analisis Deret Berkala 1. Arti dan Pentingnya Analisis Tren

Menurut Sutrisno Hadi (2015:378), analisis deret berkala/analisis rangkaian waktu adalah serangkaian pengamatan terhadap sesuatu peristiwa, kejadian, gejala, atau variabel yang diambil dari waktu ke waktu, dicatat secara teliti menurut urutan-urutan waktu terjadinya, dan kemudian disusun sebagai data statistik. Dari suatu rangkaian waktu akan dapat diketahui apakah peristiwa, kejadian, gejala, atau yang diamati itu berkembang mengikuti pola-pola perkembangan yang teratur atau tidak.

(30)

kejadian mempengaruhi kejadian lainnya, jika benar berapa besar pengaruhnya secara kuantitatif.

Data berkala terdiri dari komponen-komponen, maka dengan analisa data berkala dapat mengetahui masing-masing komponen jika ingin menyelidiki komponen secara mendalam tanpa kehadiran komponen lain. Data berkala, karena adanya pengaruh dari komponen-komponen tersebut selalu mengalami perubahan-perubahan, sehingga apabila digambarkan dalam sebuah grafik akan menunjukkan adanya fluktuasi, yaitu pergerakan naik turun.

2. Klasifikasi dan Gerakan/Variasi dari Data Deret Berkala

Gerakan/variasi dari data berkala terdiri dari empat macam atau empat komponen, yaitu:

a. Gerakan tren jangka panjang, yaitu gerakan yang menunjukkan arah perkembangan secara umum (kecenderungan naik/turun).

b. Gerakan/variasi siklis, adalah gerakan/variasi jangka panjang di sekitar garis tren (berlaku untuk data tahunan). Gerakan siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu (setiap 3 tahun, 5 tahun atau lebih) bisa juga tidak terulang dalam jangka waktu yang sama. c. Gerakan/variasi musiman, adalah gerakan yang mempunyai pola tetap

(31)

d. Gerakan variasi yang tidak teratur, yaitu gerakan/variasi yang sporadis sifatnya, misalnya naik turunnya produksi padi akibat banjir yang datang tidak teratur, naik turunnya produksi industri akibat pemogokan dan sebagainya.

3. Metode Tren

Tren linear dapat dilakukan dengan empat metode, yaitu (1) metode bebas (freehand method), (2) metode setengah rata-rata (semi-average

method), (3) metode rata-rata bergerak (moving average method), (4)

metode kuadrat kecil (least squares method). Dalam hal ini akan lebih dikhususkan untuk membahas analisis time series dengan metode kuadrat terkecil yang dibagi dalam dua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil.

B. Wisatawan

(32)

sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan, 2010:12).

Wisatawan adalah orang yang berwisata, yaitu orang yang bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk bertamasya, melihat-lihat daerah lain, menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman, atau melepas penat dan bersenang-senang. Ada dua macam wisatawan, yaitu Wisatawan mancanegara adalah pelancong dari luar negeri, atau orang yang bertamasya ke negeri lain. Wisatawan domestik adalah wisatawan yang berpelancong ke tempat lain tetapi masih di negaranya sendiri. Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan pikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, Dian. 2009:17).

Menurut Dian Kusumaningrum (2009:18), wisatawan berdasarkan sifatnya, yaitu:

1. Wisatawan modern idealis, wisatawan yang sangat menaruh minat pada budaya multinasional serta eksplorasi alam secara individual.

(33)

3. Wisatawan tradisional idealis, wisatawan yang menaruh minat pada kehidupan sosial budaya yang bersifat tradisional dan sangat menghargai sentuhan alam yang tidak terlalu tercampur oleh arus modernisasi.

4. Wisatawan tradisional materialis, wisatawan yang berpandangan konvensional, mempertimbangkan keterjangkauan, murah dan keamanan. Menurut James J. Spillane (1987:24) ada dua kategori dianggap wisatawan dan tidak dianggap wisatawan yaitu:

1. Yang bisa dianggap wisatawan:

a. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga, kesehatan, dan lain-lain.

b. Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau karena tugas-tugas tertentu (ilmu pengetahuan, tugas pemerintahan, diplomasi, agama, olah raga, dan lain-lain.

c. Mereka yang mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha.

d. Mereka yang datang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun tinggal di suatu negara kurang dari 24 jam.

2. Yang tidak dianggap sebagai wisatawan:

a. Mereka yang datang baik dengan maupun tanpa kontrak kerja dengan tujuan mencari pekerjaan atau mengadakan kegiatan usaha di suatu negara.

(34)

c. Penduduk di daerah tapal batas negara dan mereka yang bertempat tinggal di suatu negara dan bekerja di negara yang berdekatan. d. Pelajar, mahasiswa dan orang-orang muda di asrama-asrama pelajar

dan asrama-asrama mahasiswa.

e. Wisatawan-wisatawan yang melewati suatu negara tanpa tinggal, walaupun perjalanan tersebut berlangsung lebih dari 24 jam.

C. Kepariwisataan

1. Pengertian Istilah Pariwisata

Istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata “pari” berarti berkeliling atau bersama dan kata “wisata” berarti perjalanan. Jadi pariwisata berarti perjalanan keliling dari suatu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1996:112). Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan pasal 1 menyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan Spillane (1987:22) menguraikan bahwa suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi 3 persyaratan yaitu :

a. Harus bersifat sementara

(35)

c. Tidak melakukan pekerjaan yang sifatnya menghasilkan upah ataupun bayaran.

Gamal Suwantoro (2004:3) menjelaskan bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian sementara seseorang atau lebih menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang bersifat sementara atau tidak untuk tinggal di tempat yang dikunjungi.

2. Bentuk dan Jenis Pariwisata a. Bentuk Pariwisata

Pendit (1994:39) mengemukakan pariwisata dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut:

1) Menurut asal wisatawan:

a) Dari dalam negeri bisa disebut pariwisata domestik atau pariwisata nusantara

(36)

2) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran:

a) Kepergian wisatawan ke luar negeri yang memberi dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut pariwisata pasif

b) Kedatangan wisatawan ke dalam negeri, memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri disebut pariwisata aktif

3) Menurut jangka waktu:

a) Pariwisata jangka pendek, apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) hanya beberapa hari saja

b) Pariwisata jangka panjang, apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu DTW (Daerah Tujuan Wisata) waktunya sampai berbulan-bulan

4) Menurut jumlah wisatawan:

a) Disebut pariwisata tunggal, apabila wisatawan yang bepergian hanya seorang atau satu keluarga

(37)

5) Menurut alat angkut yang digunakan: a) Pariwisata udara

b) Pariwisata laut c) Pariwisata kereta api d) Pariwisata mobil b. Jenis Pariwisata

Menurut Spillane (1987:29), jenis-jenis pariwisata berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisatakhusus,yaitu:

1) Pariwisatauntuk menikmatiperjalanan(pleasuretourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi keingintahuanya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, dan mendapatkan ketenangan.

2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism)

(38)

diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.

3) Pariwisatauntukkebudayaan(culturaltourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untukbelajardipusat-pusatpengajarandanriset, mempelajari adat-istiadat,kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, festival senimusik,teater,tarianrakyatdanlain-lain.

4) PariwisatauntukOlahraga(sportstourism)

Pariwisatainidapat dibagilagimenjadiduakategori:

a) Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar sepertiOlympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan yang menarik perhatianbagipenontonatau penggemarnya.

b) Sporting tourism of the practitioners, yaitu pariwisata

olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakiangunung, olahraga naikkuda,berburu,memancingdanlain-lain.

5) Pariwisatauntukurusanusahadagang(businesstourism)

(39)

memberikan kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktuperjalanan.

6) Pariwisatauntukberkonvensi(conventiontourism)

Pariwisata ini banyak diminati oleh negara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir untuktinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan konvensi.Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunan-bangunanyangmenunjangdiadakannyapariwisatakonvensi.

D. Objek Wisata

Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Menurut SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87, Obyek Wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.

1. Menurut Puspasari (2005), konsep dan objek pariwisata terdiri dari: a. Objek wisata alam adalah sebagian atau keseluruhan kawasan hutan

(40)

1) Objek dan daya tarik wisata alam, adalah objek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan sumber daya alam dan tata lingkungannya, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budidaya oleh manusia.

2) Taman hutan raya adalah kawasan hutan yang memiliki keindahan alam, baik keindahan nabati, keindahan hewani maupun keindahan alamnya sendiri. Kawasan ini mempunyai ciri khas untuk dimanfaatkan bagi kepentingan rekreasi dan pendidikan.

3) Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti dan atau zona-zona lain yang dimanfaatkan untuk tujuan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan.

4) Hutan wisata adalah kawasan hutan yang memiliki keindahan alam dan diperuntukkan khusus untuk dibina dan dipelihara. b. Objek wisata budaya adalah pengusahaan wisata yang memanfaatkan

(41)

c. Tempat rekreasi atau Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum (URHU) 1) Usaha pemandian alam adalah suatu usaha yang menyediakan

tempat dan fasilitas untuk mandi-mandi dengan memanfaatkan air panas dan atau air terjun sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum serta akomodasi.

2) Usaha gelanggang renang adalah usaha yang menyediakan tempat dan fasilitas untuk berenang, taman dan arena bermain anak-anak sebagai usaha pokok dan dapat dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makan dan minum.

2. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)

Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan ataupengunjung untukdatangkesuatudaerahatautempattertentu.

Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan merupakan sumber daya potensialdan belumdapat disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Objek dan daya tarik wisatamerupakandasarbagikepariwisataan.Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.

(42)

a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujudkeadaanalam,flora,danfauna.

b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wista petualanganalam,tamanrekreasi, dan komplek hiburan.

Objek dan daya tarik wisata menurut Direktorat Jendral Pemerintah di bagi menjadi 3 macam, yaitu:

a. Objek Wisata Alam

Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu:

1) Flora dan fauna,

2) Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau,

3) Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau,

(43)

b. Objek Wisata Sosial Budaya

Objek wisata sosial dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukkan dan kerajinan.

c. Objek Wisata Minat Khusus

Objek wisata minat khusus merupakan wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya: berburu, mendaki gunung, arung jeam, tujuan pengobatan, agrowisata dan lain lain.

Suatu objek wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat untuk pengembangan daerahnya. Menurut Maryani (1991:11) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

a. What to see

Di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan yang dimiliki daerah lain. Dengan kata lain daerah tersebut harus memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan tontonan bagi wisatawan. Meliputi pemandangan alam, kegiatan kesenian dan atraksi wisata.

b. What to do

(44)

c. What to buy

Tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal

d. What to arrived

Di dalamnya termasuk aksesbilitas, bagaimana wisatawan mengunjungi objek wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ketempat tujuan wisata tersebut. e. What to stay

Bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara sela dia berlibur di objek wisata itu. Diperlukan penginapan-penginapan baik hotel berbintang atau hotel non berbintang dan sebagainya.

Selain itu pada umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasarkan atas: a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,

nyaman dan bersih.

b. Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. c. Adanya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langka.

d. Adanya sarana dan prasarana penujang untuk melayani para wisatawan yang hadir.

e. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena kaindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

(45)

luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Perkembangan suatu kawasan wisata juga tergantung pada apa yang dimiliki kawasan tersebut untuk dapat ditawarkan kepadawiatawan.Halini tidak dapat dipisahkan dari peranan para pengelola kawasan wisata. Yoeti (1997:165) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya industri wisata sangat tergantung pada tiga A (3A), yaituatraksi (attraction),mudahdicapai(accesibility), dan fasilitas (amenities).

a. Atraksi(attraction)

Atraksi wisata yaitu sesuatu yang dipersiapkan terlebih dahulu agardapatdilihat,dinikmatidanyangtermasukdalam hal ini adalah: tari-tarian, nyanyian kesenian rakyat tradisional, upacara adat danlain-lain. Menurut Yoeti (1997:172) turis disebut attractive

spontance, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata

yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat tujuan wisata diantaranya adalah:

1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta, yang dalam istilah Natural Amenities.

Termasukkelompokiniadalah:

a) Iklim contohnya curah hujan, sinar matahari, panas, hujan dan salju.

(46)

c) Hutan belukar.

d) Flora dan fauna, yang tersedia di Cagar Alam dan daerah perburuan.

e) Pusat-pusatkesehatan, misalnya: sumberair mineral, sumber air panas, dan mandi Lumpur.

2) Hasil ciptaan manusia (man made supply). Kelompok ini dapat dibagi dalam empat produk wisata yang berkaitan dengan tiga unsur penting yaitu historical (sejarah), cultural (budaya), dan religious (agama).

a) Monumen bersejarah dan sisa peradaban masa lampau (artifact)

b) Museum, art gallery, perpustakaan, kesenian rakyat dan kerajian tangan.

c) Acara tradisional, pameran, festival, upacara naik haji, pernikahan, khitanan dan lain-lain.

d) Rumah-rumah ibadah, seperti mesjid, candi, gereja, dan kuil.

b. Aksesibilitas (accesibility)

(47)

maksudnya yaitu frekuensi penggunaannya, kecepatan yang dimilikinya dapat mengakibatkan jarak seolah-olah menjadi dekat.

Selain trasnportasi yang berkaitan dengan aksesbilitas adalah prasarana meliputi jalan, jembatan, terminal, stasiun dan bandara. Prasarana ini berfungsi untuk menghubungkan suatu tempat dengan tempat yang lain. Keberadaan prasarana transportasi akan mempengaruhi laju tingkat transportasi itu sendiri. Kondisi prasarana yang baik akan membuat laju transportasi optimal.

c. Fasilitas(amenities)

Fasilitas pariwisata tidak akan terpisah dengan akomodasi perhotelan. Karena pariwisata tidak akan pernah berkembang tanpa penginanapan. Fasilitas wisata merupakan hal-hal penunjang terciptanya kenyamanan wisatawan untuk dapat mengunjungi suatu daerah tujuan wisata. Adapun sarana-sarana penting yang berkaitan dengan perkembangan pariwisataadalahsebagaiberikut :

a) AkomodasiHotel b) Restoran

(48)

E. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Halim, 2004:96).

Hal tersebut menuntut daerah untuk meningkatkan kemampuan dalam menggali dan mengelola sumber-sumber penerimaan daerah khususnya yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mutlak harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah agar mampu untuk membiayai kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat semakin berkurang dan pada akhirnya daerah dapat mandiri. Pendapatan asli daerah terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

1. Macam Sumber PAD a. Retribusi Daerah

(49)

Contoh:

1) Retribusi jasa umum antara lain pelayanan kesehatan, pengujian kendaraan bermotor, dll.

2) Retribusi jasa usaha antara lain pemakaian kekayaan daerah, pasar grosir dan atau pertokoan, penjualan produksi usaha daerah, dll.

3) Retribusi perijinan tertentu antara lain izin mendirikan bangunan, izin trayek, dll.

b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah penerimaan yang berupa hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari bagian laba Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), bagian laba lembaga keuangan bank, bagian laba keuangan non bank, bagian laba perusahaan milik daerah lainnya serta bagian laba atas penyertaan modal/investasi kepada pihak ketiga.

c. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah

(50)

retribusi, hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, dll.

Koswara (2000:50) menyatakan bahwa ciri utama yang menunjukkan suatu daerah otonom mampu berotonomi terletak pada kemampuan keuangan daerah. Daerah otonom harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuangan sendiri, mengelola, dan menggunakannya untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya Ketergantungan kepada bantuan pusat harus seminimal mungkin, sehingga Pendapatan Asli Daerah dapat menjadi bagian sumber keuangan terbesar, yang didukung oleh kebijakan perimbangan keuangan pusat dan daerah sebagai prasyarat mendasar dalam sistem pemerintahan Negara.

Menurut Mahi (2000:58-59) Pendapatan Asli Daerah masih belum bisa diandalkan sebagai sumber pembiayaan dalam mengantisipasi desentralisasi dan proses otonomi, hal tersebut dikarenakan oleh beberapa hal yaitu: (1) relatif rendahnya basis pajak/retribusi daerah, (2) peranannya yang tergolong kecil dalam total penerimaan daerah, (3) kemampuan administrasi pemungutan di daerah yang masih rendah, (4) kemampuan perencanaan dan pengawasan keuangan yang lemah.

(51)

daerahnya. Hal tersebut terlihat banyaknya potensi penerimaan daerah yang belum digali dan dipungut sebagaimana mestinya. Selama ini daerah dalam pemungutan sumber penerimaan daerah menggunakan sistem “target” yang hendak dicapai dalam pemungutan.

Target yang ditetapkan oleh daerah cenderung tidak berdasarkan pada potensi riil yang terdapat di daerah, melainkan berdasarkan pada target tahun lalu ditambah dengan tunggakan tahun tersebut. Pemerintah daerah secara umum masih menghadapi permasalahan dalam pengelolaan penerimaan daerah terutama yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah. Permasalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya sumber daya manusia dalam mengelola penerimaan di daerah.

2. Sumber-sumber Penerimaan Pendapatan Asli Daerah DIY dari subsektor pariwisata sejak 2009 adalah sebagai berikut:

a. Pajak Pembangunan

Pajak pembangunan merupakan pajak yang diberikan dan telah ditetapkan besarnya oleh pemerintah daerah kepada setiap warga negara terutama berhubungan dengan pariwisata. Contoh: pajak pembangunan hotel, pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak pertambahan nilai (PPN).

b. Pajak tontonan/hiburan

(52)

wisatawan atas pelayanan dan penayangan hiburan. Contoh: tontonan film, pagelaran kesenian, musik, tari, dan busana.

c. Retribusi Obyek Daya Tarik Wisata

Retribusi objek daya tarik wisata merupakan pungutan yang diberikan oleh pemerintah kepada wisatawan sebagai pembayaran atas pelayanan objek wisata. Contoh: membayar tiket masuk objek wisata.

d. Retribusi Perijinan

Retribusi perijinan merupakan pungutan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang akan mendirikan bangunan di sekitar objek wisata. Contoh: membayar perijinan buka usaha di daerah objek wisata.

e. Retribusi Penggunaan Aset Milik Pemda

Retribusi penggunaan aset milik pemda merupakan pungutan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat yang akan menggunakan aset milik pemda. Contoh: sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah dan bangun serah guna.

F. Kerangka Berpikir

(53)

Faktor pertama yaitu wisatawan mancanegara berkaitan dengan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke DIY dari luar negeri. Bertambahnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke DIY mempengaruhi kunjungan pariwisata DIY. Semakin banyak wisatawan mancanegara yang masuk maka menandakan bahwa sektor pariwisata di DIY berkembang.

Faktor kedua yaitu wisatawan domestik berkaitan dengan jumlah wisatawan domestik yang datang ke DIY. Bertambahnya jumlah wisatawan domestik yang datang ke DIY mempengaruhi kunjungan pariwisata DIY. Semakin banyak wisatawan domestik yang masuk maka menandakan bahwa sektor pariwisata di DIY berkembang.

Faktor ketiga yaitu objek daya tarik wisata berkaitan dengan jumlah tempat wisata yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara maupun domestik. Dengan semakin meningkatnya jumlah tempat wisata maka wisatawan memiliki banyak pilihan untuk berlibur, maka mengembangkan pariwisata di DIY.

(54)

G. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Novi Dwi Purwanti dan Retno Mustika Dewi, 2014

Judul penelitian “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli Daerah kabupaten Mojokerto Tahun 2006-2013”. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jumlah kunjungan wisatawan ke pendapatan daerah Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional dan pendekatan dan data kuantitatif analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jumlah kedatangan wisatawan tidak berpengaruh pada pendapatan daerah di Mojekerto.

Untuk membuat jumlah kedatangan wisatawan menjadi meningkat, pemerintah perlu memperluas kegiatan pariwisata seperti hiburan,

Tren Perkembangan Pariwisata DIY

Jumlah Wisatawan Mancanegara

Jumlah Pendapatan Asli Daerah Subsektor Pariwisata

Jumlah Wisatawan Domestik

(55)

olahraga, kamp dan kompetisi untuk membuat jumlah wisatawan sehingga akan meningkatkan retribusi pariwisata dan meningkatkan pendapatan Mojokerto.

2. Penelitian Darwis Alfonsus, 2012

Judul Penelitian “Tren Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2001-2010”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa tren perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2001-2010. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada bulan Maret hingga april 2012. Teknik pengambilan data menggunakan metode dokumenter yang di analisa dengan analisis deret berkala, yaitu metode setengah rata-rata.

(56)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian longitudinal yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu. Penelitian longitudinal adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk mengukur pendapat, sikap atau perilaku sekelompok masyarakat dari waktu ke waktu. Dalam penelitian longitudinal waktu sangat penting, maka data yang dikumpulkan sekurang-kurangnya dua kali atau dua kali mengumpulkan data (Kholil, 2006).

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Penulis tidak langsung mengambil data lapangan secara langsung tetapi dari dokumen-dokumen yang relevan. Karakteristik data berupa angka atau data kuantitatif.

2. Sumber Data

(57)

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Juni-Juli 2016. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data jumlah wisatawan mancanegara, jumlah wisatawan domestik, jumlah objek wisata, jumlah PAD subsektor pariwisata.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuadrat terkecil yang idealnya menggunakan data minimal 10 tahun. semestinya dalam penelitian ini data yang digunakan seharusnya periode 2006-2015, namun data tahun 2015 belum dipublikasikan oleh Dinas Pariwisata DIY. Sedangkan pemilihan tahun awal 2006 berdasarkan pada kelengkapan pencatatan yang dimiliki oleh Dinas Pariwisata DIY setelah bencana alam tahun 2006. Maka menggunakan data tahun 2006-2014 untuk mencari:

1. Tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014.

2. Tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014.

3. Tren jumlah objek destinasi tujuan wisata (ODTW) DIY periode 2006-2014.

(58)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi berupa catatan, buku, dan jurnal. Data yang dikumpulkan yaitu jumlah wisatawan domestik, jumlah wisatawan mancanegara, jumlah objek daya tarik wisata, dan jumlah pendapatan asli daerah sub sektor pariwisata DIY. Data juga didapatkan dari sumber-sumber lain yang relevan dengan perkembangan pariwisata DIY.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ada definisi operasional yang digunakan, yaitu: 1. Tren

Tren adalah kecenderungan terhadap suatu gejala baik berupa peningkatan maupun penurunan. Dalam hal ini peneliti memberikan batasan tren jumlah wisatawan mancanegara, tren jumlah wisatawan domestik, tren jumlah objek wisata, tren jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata DIY periode 2006-2014.

2. Wisatawan mancanegara

(59)

3. Wisatawan domestik

Wisatawan domestik merupakan orang yang melakukan perjalanan berkunjung ke suatu daerah, berasal dari beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki tujuan berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penelitian ini wisatawan mancanegara akan digambarkan dengan satuan orang.

4. Objek daya tarik wisata

Objek daya tarik wisata merupakan suatu destinasi berlibur dan belajar. Terdiri dari objek wisata alam, objek wisata budaya dan tempat rekreasi atau usaha rekreasi dan hiburan umum (URHU). Dalam penelitian ini objek wisata akan digambarkan dengan satuan lokasi.

5. Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber penerimaan daerah yang berasal dari sumber-sumber dalam daerah sendiri, yang dipungut berdasarkan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pada penelitian ini PAD yang diperlukan hanya berdasarkan subsektor pariwisata DIY. Dalam penelitian ini PAD akan digambarkan dengan satuan rupiah.

G. Teknik Analisis Data

(60)

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan tren sekuler, yaitu gerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka waktu panjang yang diperoleh berdasarkan rata-rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata.

Dalam penelitian ini yaitu perkembangan pariwisata di DIY. Perkembangan pariwisata dilihat selama 9 tahun terakhir, yaitu rentang tahun 2006-2014. Data yang diperoleh akan memunculkan garis tren yang menunjukkan arah perkembangan secara umum. Metode yang digunakan dalam perhitungan tren adalah metode kuadrat terkecil. Alasan menggunakan metode kuadrat terkecil karena hasil peramalan lebih sesuai dan memberikan hasil yang mendekati metode yang memuaskan bagi penggambaran garis tren sekuler. (Hadi, 2015: 393)

Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Penggunaan analisis tren dengan metode kuadrat terkecil pada kasus data ganjil lebih praktis dibandingkan metode setengah rata-rata. Rumus yang dipakai adalah:

′ = +

Y’ : nilai tren periode tertentu

a : nilai konstanta, yaitu nilai Y’ pada saat X sama dengan Nol (0) Nilai a diperoleh dengan menggunakan rumus:

(61)

b : nilai kemiringan, yaitu nilai Y’ pada saat bertambah satu satuan Nilai b diperoleh dengan menggunakan rumus:

=

(62)

41 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Untuk memecahkan masalah yang telah dikemukakan dalam rumusan masalah pada bab pendahuluan, maka peneliti akan menyajikan hasil dari analisis data. Hasil dari analisis ini akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik agar mempermudah pembahasan.

1. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Y’ = variabel wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY a = nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0) b = Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan X = waktu

(63)

Perhitungan tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 dilakukan dengan mencari data jumlah wisatawan mancanegara di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014:

Tabel IV.1

Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung Ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara

Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014

Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus:

Nilai

a =

�, Y merupakan jumlah wisatawan mancanegara dari tahun

2006 sampai 2014 dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai

b =

(64)

Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai tren jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY:

Tabel IV.1.1

Perhitungan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Tahun

Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan data jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke DIY dapat diketahui:

Nilai

a =

∑ akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX

(65)

Keterangan:

Y’ = nilai tren yang di taksir

a = 162.198,44 = nilai tren periode dasar

b = 21.175,57 = penurunan per tahun secara linier X = unit tahun yang dihitung dari X = 0

Perhitungan tren jumlah wisatawan mancanegara tidak akan pernah ada angka di belakang koma (,) karena satuan menggunakan satuan “orang”, oleh sebab itu angka yang seperti disebutkan tersebut perlu

dibulatkan. Dengan demikian cara menghitung nilai tren Jumlah Wisatawan Mancanegara Yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 sebagai berikut:

a. Tahun 2006

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-4)

Y’ = 162.198,44 + (-84.702,28)

Y’ = 77.496,16 dibulatkan menjadi 77.496

b. Tahun 2007

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-3)

Y’ = 162.198,44 + (-63.526,71)

Y’ = 98.671,73 dibulatkan menjadi 98.672 c. Tahun 2008

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-2) Y’ = 162.198,44 + (-42.351,14)

(66)

d. Tahun 2009

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (-1) Y’ = 162.198,44 + (-21.175,57)

Y’ = 141.022,87 dibulatkan menjadi 141.023 e. Tahun 2010

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (0)

Y’ = 162.198,44 + (0)

Y’ = 162.198,44 dibulatkan menjadi 162.198

f. Tahun 2011

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (1)

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57)

Y’ = 183.374,01 dibulatkan menjadi 183.374

g. Tahun 2012

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (2)

Y’ = 162.198,44 + (42.351,14)

Y’ = 204.549,58 dibulatkan menjadi 204.550 h. Tahun 2013

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (3)

Y’ = 162.198,44 + (63.526,71)

(67)

i. Tahun 2014

Y’ = 162.198,44 + (21.175,57) (4)

Y’ = 162.198,44 + (84.702,28)

Y’ = 246.900,72 dibulatkan menjadi 246.901

Dari data dan rumus yang telah diolah tersebut maka perhitungan tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY adalah sebagai berikut:

Tabel IV.1.2

Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Tahun

(68)

Grafik IV.1.2

Tren Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Sumber: Data diolah, 2016

2. Analisis Data Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Y’ = variabel wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY

a = nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0) b = Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan X = waktu

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(69)

Perhitungan tren jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014 dilakukan dengan mencari data jumlah wisatawan domestik di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY periode 2006-2014:

Tabel IV.2

Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung Ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Tahun Jumlah Wisatawan Domestik

Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014

Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang

dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus:

Nilai

a =

� , Y merupakan jumlah wisatawan domestik dari tahun 2006

sampai 2014 dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai

b =

∑�2, X melambangkan tahun dalam kode. Berikut ini adalah

(70)

Tabel IV.2.1

Perhitungan Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang) Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan data jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke DIY dapat diketahui: akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX

Y’ = 1.669.363,33 + 259.216,42X

Keterangan:

Y’ = nilai tren yang di taksir

(71)

b = 259.216,42 = penurunan per tahun secara linier X = unit tahun yang dihitung dari X = 0

Perhitungan tren jumlah wisatawan domestik tidak akan pernah ada angka di belakang koma (,) karena satuan menggunakan satuan “orang”,

oleh sebab itu angka yang seperti disebutkan tersebut perlu dibulatkan. Dengan demikian cara menghitung nilai tren Jumlah Wisatawan Domestik Yang Berkunjung ke DIY periode 2006-2014 sebagai berikut:

a. Tahun 2006

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-4) Y’ = 1.669.363,33 + (-1.036.865,68)

Y’ = 632.497,65 dibulatkan menjadi 632.498 b. Tahun 2007

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-3) Y’ = 1.669.363,33 + (-777.649,26)

Y’ = 891.714,07 dibulatkan menjadi 891.714

c. Tahun 2008

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-2)

Y’ = 1.669.363,33 + (-518.432,84)

Y’ = 1.150.950,49 dibulatkan menjadi 1.150.950 d. Tahun 2009

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-1) Y’ = 1.669.363,33 + (-259.216,42)

(72)

e. Tahun 2010

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (-0) Y’ = 1.669.363,33 + (0)

Y’ = 1.669.363,33 dibulatkan menjadi 1.669.363 f. Tahun 2011

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (1) Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42)

Y’ = 1.928.579,75 dibulatkan menjadi 1.928.580

g. Tahun 2012

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (2)

Y’ = 1.669.363,33 + (518.432,84)

Y’ = 2.187.796,17 dibulatkan menjadi 2.187.796

h. Tahun 2013

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (3) Y’ = 1.669.363,33 + (777.649,25)

Y’ = 2.447.012,58 dibulatkan menjadi 2.447.013 i. Tahun 2014

Y’ = 1.669.363,33 + (259.216,42) (4) Y’ = 1.669.363,33 + (1.036.865,67)

Y’ = 2.706.229,00 dibulatkan menjadi 2.706.229

(73)

Tabel IV.2.2

Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Tahun

Sumber: Data diolah, 2016

Grafik IV.2.2

Tren Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung Ke DIY Periode 2006-2014 (orang)

Sumber: Data diolah, 2016 0

(74)

3. Analisis Data Tren Jumlah Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) DIY Periode 2006-2014

Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai tren jumlah ODTW DIY periode 2006-2014. Pencarian nilai tren menggunakan analisis data menggunakan tren sekuler dengan metode kuadrat terkecil. Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data ganjil sehingga penentuan rata-rata hitung X lebih mudah, yaitu dengan menentukan observasi yang tertengah. Perhitungan nilai tren dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Y’ = variabel ODTW DIY

a = nilai konstanta, yaitu nilai Y pada saat X sama dengan nol (0) b = Besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan 1 satuan X = waktu

Perhitungan tren jumlah ODTW DIY periode 2006-2014 dilakukan dengan mencari data jumlah ODTW di data statistik Dinas Pariwisata DIY. Berikut ini data jumlah ODTW di DIY periode 2006-2014:

(75)

Tabel IV.3 Jumlah ODTW DIY

Periode 2006-2014

Tahun Jumlah ODTW

2006 86

2007 100

2008 102

2009 108

2010 117

2011 118

2012 129

2013 135

2014 141

Total 1.036

Sumber: Dinas Pariwisata DIY 2006-2014

Untuk mencari persamaan Y’ = a + bX, langka pertama yang

dilakukan adalah mencari nilai a dan nilai b. Nilai a dicari dengan menggunakan rumus:

Nilai

a =

�, Y merupakan jumlah ODTW dari tahun 2006 sampai 2014

dan n merupakan jumlah tahun data. Sedangkan nilai b dihitung dengan menggunakan rumus:

Nilai

b =

∑�2, X melambangkan tahun dalam kode. Berikut ini adalah

(76)

Tabel IV.3.1

Perhitungan Jumlah ODTW DIY Periode 2006-2014 Tahun Jumlah ODTW

(Y)

Sumber: Statistik Pariwisata Dinas Pariwisata DIY 2006-2014 Berdasarkan data jumlah ODTW DIY dapat diketahui:

Nilai

a =

∑ akan diperoleh persamaan tren linier yang memenuhi persyaratan kuadrat terkecil sebagai berikut: Y’ = a + bX

Y’ = 115,11 + 6,48X

Keterangan:

Y’ = nilai tren yang di taksir

a = 115,67 = nilai tren periode dasar

Gambar

grafik agar mempermudah pembahasan.
Tabel IV.1 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung Ke DIY
Tabel IV.1.1 Perhitungan Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung ke
Tabel IV.1.2 Nilai Tren dari Jumlah Wisatawan Mancanegara yang Berkunjung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian terkait penggunaan pewarna alami yang menggunakan pigmen tanin dari buah pinang ditujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam pengamatan

(1) Barangsiapa yang dengan melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, sengaja melepaskan atau membuang zat,energi dan/atau komponen lain yang berbahaya

 Cairan koloid digunakan pada pasien dengan perembesan plasma hebat, dan tidak ada respon pada minimal volume cairan kristaloid yang diberikan.  Volume cairan rumatan

“ Terhadap Kontraktor/PT Pertamina (Persero) atau pihak lain yang berkontrak dengan Kontraktor/PT Pertamina (Persero) tidak melaksanakan ekspor atas Barang Operasi yang

Seorang wanita, 19 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan keputihan,keluhan disertai dengan rasa gatal dan panas di daerah kemaluan, pasien

ada pada perbuatan pidana secara subjektif terhadap pembuatnya. Pertanggungjawaban pidana ditentukan berdasarkan pada kesalahan pembuat dan bukan hanya dengan dipenuhinya

Dewasa ini, dari 6 pasang responden penulis mendapatkan kesimpulan bahwa umur,lama pernikahan dan perbedaan usia pasangan tidak mempengaruhi maskulinitas dan