• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI pada siswa kelas V SDN Plaosan 2."

Copied!
236
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Antonius Deni Setiawan Saputra Sahetapy, 2015. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas V SDN Plaosan 2. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Latar belakang penelitian ini adalah adanya masalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V di SDN Plaosan 2. Masalah pada penelitian adalah siswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sedangkan dalam segi prestasi siswa yang lulus KKM pada mata pelajaran Matematika pada tahun ajaran 2014/2015 hanya 4 anak dari 15 siswa sehingga persentasenya hanya 26,7%. Keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI (2) Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI (3) Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengAn menggunakan pendekatan PMRI.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Plaosan 2 dengan jumlah siswa 20 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika SK 3 KD 3.1. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus.

Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan kegiatan observasi diperoleh persentase keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 22% meningkat pada siklus I yaitu 70% dan pada siklus II mencapai 85%. Nilai rata rata kelas pada kondisi awal 51 meningkat pada siklus I yaitu 70,5 dan pada siklus II mencapai 79,1. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 26,7% meningkat pada siklus I menjadi 60% dan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

(2)

ABSTRACT

Antonius Denny Setiawan Saputra Sahetapy, 2015. The Improvement of Activity and

Learning Achievement in the Mathematics by Using PMRI Approach of Fifth Grade Students of SDN Plaosan 2. The Elementary School Teacher Education Department, Education Department, The Faculty of Education and Teacher Training, Sanata Dharma University of Yogyakarta.

The background study of this research were activity problem and learning achievement of fifth grade students of SDN Plaosan 2. The problems of this research were

students’ passiveness and less actively participate in learning, while in terms of achievement

of students who pass KKM on Mathematics in the academic year 2014/2015 only 4 children of 15 students so the percentage is only 26.7%. The activeness and student achievement of class V SDN Plaosan 2 remains low.The aims of this study; (1) to improve the activeness and

students’ learning achievement by using PMRI approach, (2) to know the improvement of

students’ activeness by using PMRI approach, (3) to know the improvement of students’

learning achievement by using PMRI approach.

This research was a classroom action research. The subjects were students of class V SDN Plaosan 2 with numbered 20 students. The research was conducted in odd semester in the academic year 2015/2016 in Mathematics SK 3 KD 3.1. This research was conducted over two cycles.

The improvement of students’ activeness based on observation was obtained the mean

of students’ learning activeness in the initial conditions was 22% increase in the first cycle is 70% and in the second cycle reached 85%. The mean of the class on the initial conditions 51 increased in the first cycle is 70.5 and the second cycle reached 79.1. The students percentage that pass KKM in the initial conditions was 26.7% increase in the first cycle 60% and on the second cycle increased to 75%. The conclusion of the research conducting showed

that PMRI approach can improve students’ activeness and learning achievement of class V

SDN Plaosan 2 in the Mathematics of odd semester in the academic year 2015/2016.

(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI PADA

SISWA KELAS V SDN PLAOSAN 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Antonius Deni S S S NIM: 121134005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

PADA SISWA KELAS V SDN PLAOSAN 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Antonius Deni S S S NIM: 121134005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Engkau, TUHAN, janganlah menahan rahmat-Mu dari padaku, kasihMu, dan

kebenaranMu kiranya menjaga aku selalu…”

(Mazmur 40:12)

Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan untuk:

Hati Kudus Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Bapak Peter Christian Sahetapy dan Ibu Ana Heni Hermawati, selaku orang tua

saya yang selalu mendukung saya

Eyang Putri yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat

Kakak saya Diki Budi Saputra Sahetapy dan keponakan aku yang selalu

memberikan semangat dan dukungan

Sahabat sahabatku yang selalu mendukung, memberikan semangat dan doa

Terima kasih atas semangat, bantuan, perhatian, dan kasih sayang kalian hingga

(8)

v

MOTTO

Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan,

Hadapilah kenyataan itu meskipun berat tapi tetaplah ingat

Tuhan selalu tahu yang terbaik untuk hamba Nya

Jangan takut Melangkah,

Selagi kamu berniat baik dan benar, maka jalanlah

Ketakutanmu tidak akan sirna jika kamu berdiam diri

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bawa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 4 Januari

2015

Peneliti

(10)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Antonius Deni Setiawan Saputra Sahetapy

NIM : 121134005

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI pada

Mata Pelajaran Matematika untuk Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan 2”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 4 Januari 2015

Yang menyatakan,

(11)

viii

ABSTRAK

Antonius Deni Setiawan Saputra Sahetapy, 2015. Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas V SDN Plaosan 2. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Latar belakang penelitian ini adalah adanya masalah keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V di SDN Plaosan 2. Masalah pada penelitian adalah siswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sedangkan dalam segi prestasi siswa yang lulus KKM pada mata pelajaran Matematika pada tahun ajaran 2014/2015 hanya 4 anak dari 15 siswa sehingga persentasenya hanya 26,7%. Keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI (2) Untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan pendekatan PMRI (3) Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dengAn menggunakan pendekatan PMRI.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Plaosan 2 dengan jumlah siswa 20 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika SK 3 KD 3.1. Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus.

Peningkatan keaktifan belajar siswa berdasarkan kegiatan observasi diperoleh persentase keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 22% meningkat pada siklus I yaitu 70% dan pada siklus II mencapai 85%. Nilai rata rata kelas pada kondisi awal 51 meningkat pada siklus I yaitu 70,5 dan pada siklus II mencapai 79,1. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 26,7% meningkat pada siklus I menjadi 60% dan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.

(12)

ix

ABSTRACT

Anthonius Denny Setiawan Saputra Sahetapy, 2015. The Improvement of

Activity and Learning Achievement in the Mathematics by Using PMRI Approach of Fifth Grade Students of SDN Plaosan 2. The Elementary School Teacher Education Department, Education Department, The Faculty of Education and Teacher Training, Sanata Dharma University of Yogyakarta.

The background study of this research were activity problem and learning achievement of fifth grade students of SDN Plaosan 2. The problems of this

research were students’ passiveness and less actively participate in learning, while in terms of achievement of students who pass KKM on Mathematics in the academic year 2014/2015 only 4 children of 15 students so the percentage is only 26.7%. The activeness and student achievement of class V SDN Plaosan 2 remains low.The

aims of this study; (1) to improve the activeness and students’ learning achievement by using PMRI approach, (2) to know the improvement of students’ activeness by using PMRI approach, (3) to know the improvement of students’ learning achievement by using PMRI approach.

This research was a classroom action research. The subjects were students of class V SDN Plaosan 2 with numbered 20 students. The research was conducted in odd semester in the academic year 2015/2016 in Mathematics SK 3 KD 3.1. This research was conducted over two cycles.

The improvement of students’ activeness based on observation was obtained the mean of students’ learning activeness in the initial conditions was 22% increase in the first cycle is 70% and in the second cycle reached 85%. The mean of the class on the initial conditions 51 increased in the first cycle is 70.5 and the second cycle reached 79.1. The students percentage that pass KKM in the initial conditions was 26.7% increase in the first cycle 60% and on the second cycle increased to 75%. The conclusion of the research conducting showed that PMRI approach can

improve students’ activeness and learning achievement of class V SDN Plaosan 2

in the Mathematics of odd semester in the academic year 2015/2016.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Pada Siswa Kelas V SDN Plaosan 2” dengan baik dan lancar.

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan progam studi S1 PGSD Universitas Sanata Dharma. Selain hal tersebut penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan terutama pendidikan Sekolah Dasar.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuna dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Drs. Rohandi, Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., BST., MA., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Drs Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II sekaligus selaku dosen pembimbing akademik yang juga dengan sabar dan tulus telah membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu selaku dosen penguji III

6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mendidik serta membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

(14)

xi

8. Ibu Teresta Febrianti. A,S. Pd. SD selaku guru wali kelas V SD Negeri Plaosan 2 yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di kelas V.

9. Siswa siswi kelas V SDN Plaosan 2 tahun ajaran 2015/2016.

10.Orang tua yang tercinta, Peter Christian Sahetapy dan Ana Heni Hermawati yang selalu memberikan doa, semangat, perhatian dan segala kebutuhan yang saya butuhkan selama merantau menempuh pendidikan dan untuk kakaku Diki Sahetapy yang memberi doa dan semangat.

11.Keluarga besar Sahetapy dan Ambarawa yang selalu memberikan doa dan dukungan.

12.Dori yang selalu memberikan doa, semangat dan selalu menemani, serta teman cerita keluh dan kesah.

13.Teman-teman payung, Yosafat, Dika, Ade, Fani, Didit, Christo, Mira, Isnaeny, Epri, Debora, Defirra yang mau berjuang bersama-sama.

14.Teman-teman kelas D PGSD 2012 yang tetap dan selalu menjaga hubungan dengan erat.

15.Bapak kos Pak Dhe yang selalu mendukung dan memberikan dukungan kepada saya di saat saya selalu merasa letih.

16.Teman-teman Kost yang selalu memberi dukungan dan hiburan disaat suntuk.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan senang hati dan terbuka penulis menerima segala kritik dan saran agar tulisan ini menjadi lebih baik.

Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, 4 Januari 2015 Penulis,

(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

(16)

xiii

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 5

1.6Definisi Operasional... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1Kajian Pustaka ... 7

2.2Prestasi Belajar ... 7

2.3Keaktifan Belajar ... 9

2.4Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ... 12

2.5Pengertian Matematika... 16

2.6Literature Map ... 20

2.7Kerangka berpikir... 21

2.8Hipotesis Tindakan... 22

BAB III Metode Penelitian ... 23

3.1Jenis Penelitian ... 23

3.2Setting Penelitian ... 25

3.3Desain Penelitian ... 25

3.4Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.5Instrumen Penelitian... 36

3.6Teknik Pengujian Instrumen ... 42

3.7Teknik Analisis Data ... 61

3.8Indikator Keberhasilan ... 64

3.9Jadwal Penelitian ... 65

(17)

xiv

4.1Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 67

4.2Hasil Penelitian ... 76

4.2.1 Keaktifan Siklus I dan siklus II ... 76

4.2.2 Prestasi Belajar Siklus I dan Siklus II ... 85

4.3Pembahasan ... 91

4.3.1 Keaktifan ... 92

4.3.2 Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II ... 94

4.3.3 Prestasi Belajar ... 105

BAB V. PENUTUP ... 108

5.1Kesimpulan ... 108

5.2Keterbatasan Penelitian ... 109

5.3Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi kisi keaktifan Siswa ... 40

Tabel 3.2 Kriteria tipe PAP II ... 41

Tabel 3.3 Kisi kisi pedoman wawancara... 41

Tabel 3.4 Kisi kisi Soal Evaluasi siklus I sebelum validasi ... 42

Tabel 3.5 Kisi kisi Soal Evaluasi Siklus I sudah di validasi ... 43

Tabel 3.6 Kisi kisi Soal Evaluasi siklus II sebelum validasi ... 43

Tabel 3.7 Kisi kisi Soal Evaluasi siklus II sudah di validasi ... 44

Tabel 3.8 Instrument pengumpulan data ... 45

Tabel 3.9 Hasil Validitas lembar observasi keaktifan ... 46

Tabel 3.10 Hasil validitas silabus ... 48

Tabel 3.11 Hasil validitas RPP ... 50

Tabel 3.12 Hasil validitas materi ... 52

Tabel 3.13 Hasil validitas LKS ... 53

Tabel 3.14 Hasil validitas evaluasi ... 55

Tabel 3.15 Hasil validasi soal siklus I ... 57

Tabel 3.16 hasil validasi soal siklus II ... 58

(19)

xvi

Tabel 3.18 Hasil reliabilitas siklus I ... 60

Tabel 3.19 Hasil reliabilitas siklus II ... 61

Tabel 3.20 Klasifikasi indeks kesukaran ... 62

Tabel 3.21 Indeks kesukaran siklus I ... 62

Tabel 3.22 Indeks kesukaran siklus II ... 63

Tabel 3.23 Indikator keberhasilan ... 65

Tabel 4.1 Hasil observasi keaktifan siklus I pertemuan 1 ... 79

Tabel 4.2 Hasil observasi kekatifan siklus I pertemuan 2 ... 80

Tabel 4.3 Hasil observasi siklus I pertemuan 1 dan 2 ... 81

Tabel 4.4 Hasil observasi siklus II pertemuan 1 ... 83

Tabel 4.5 Hasil observasi siklus II pertemuan 2 ... 84

Tabel 4.6 Hasil observasi siklus II pertemuan 1 dan 2 ... 85

Tabel 4.7 Peningkatan kekatifan kondisi awal, siklus I dan siklus II ... 87

Tabel 4.8 Hasil evaluasi siklus I ... 88

Tabel 4.9 Hasil evaluasi siklus II ... 89

Tabel 4.10 Hasil peningkatan prestasi belajar kondisi awal, siklus I dan siklus II 91 Tabel 4.11 Hasil penelitian kondisi awal, siklus I dan siklus II ... 92

Tabel 4.12 Persentase keaktifan siswa ... 94

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumus luas Trapesium ... 18

Gambar 2.2 Rumus luas layang layang ... 18

Gambar 2.3 Penelitian yang relevan dan penelitian yang hendak dilakukan ... 20

Gambae 3.1 Skema pelaksanaan tindakan PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 24

Gambar 3.2 Rumus korelasi Point Biserial... 56

Gambar 3.3 Rumus alpha Cronbach ... 59

Gambar 3.4 Rumus Indeks Kesukaran ... 61

Gambar 3.5 Rumus menghitung persentase indikator 1 ... 65

Gambar 3.6 Rumus menghitung persentase indikator 2 ... 65

Gambar 3.7 Rumus menghitung persentase indikator 3 ... 65

Gambar 3.8 Rumus menghitung rata rata persentase keseluruhan ... 66

Gambar 3.9 Rumus nilai siswa... 66

Gambar 3.10 Rumus menghitung nilai rata rata kelas ... 67

Gambar 3.11 Rumus menghitung nilai persentase siswa yang lulus KKM ... 67

Gambar 4.1 Hasil observasi keaktifan siklus I ... 82

(21)

xviii

Gambar 4.3 Hasil prestasi siklus I ... 89

Gambar 4.4 Hasil prestasi siklus II ... 90

Gambar 4.5 Peningkatan rata rata persentase lulus KKM ... 91

Gambar 4.6 Hasil keaktifan kondisi awal, siklus I dan siklus II ... 95

Gambar 4.7 Siswa mencari benda benda di sekitarnya yang berbentuk trapezium ... 98

Gambar 4.8 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran bersama sama ... 99

Gambar 4.9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan teman kelompok .... 101

Gambar 4.10 Siswa mencari benda yang berbentuk layang layang di sekitar lingkungan mereka ... 103

Gambar 4.11 Siswa menggunakan media layang layang ... 103

Gambar 4.12 Siswa mempresentasikan hasil diskusinya ... 104

Gambar 4.13 Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini ... 105

Gambar 4.14 Siswa mempresentasikan hasil diskusi luas layang layang ... 107

Gambar 4.15 Siswa dan guru menyelaraskan pemahaman konsep dasar ... 107

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampran Surat Ijin

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 115

Lampiran 2 Surat Keterangan sudah melakukan penelitian ... 116

Lampiran Perangkat Pembelajaran

Lampiran 3 Silabus Pembelajarn ... 117

Lampiran 4 RPP Siklus 1 pertemuan 1 ... 119

Lampiran 5 RPP Siklus 1 pertemuan 2 ... 123

Lampiran 6 RPP Siklus 2 pertemuan 1 ... 128

Lampiran 7 RPP Siklus 2 pertemuan 2 ... 133

Lampiran 8 Rubrik Penilaian ... 138

Lampiran 9 Materi... 140

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa ... 143

Lampiran Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 11 Lembar observasi keaktifan ... 150

Lampiran 12 Soal evaluasi trapesium ... 152

Lampiran 13 Soal evaluasi layang layang ... 157

(23)

xx

Lampiran 14 Tabulasi validitas soal pilihan ganda siklus I ... 161

Lampiran 15 Tabulasi Validitas soal pilihan ganda siklus II ... 162

Lampiran 16 SPSS Siklus I ... 163

Lampiran 17 SPSS Siklus II ... 164

Lampiran 18 Indeks Kesukaran siklus I dan siklus II ... 165

Lampiran 19 Validasi perangkat pembelajaran ... 167

Lampiran 20 Validasi lembar observasi keaktifan ... 186

Lampiran Hasil Penelitian

Lampiran 21 Kondisi awal ... 188

Lampiran 22 Hasil observasi keaktifan siklus 1 ... 190

Lampiran 23 Hasil observasi keaktifan siklus 2 ... 192

Lampiran 24 Hasil tes prestasi siklus I ... 194

Lampiran 25 Hasil tes prestasi siklus II ... 198

Lampiran 26 Pedoman wawancara ... 202

Lampiran 27 Hasil kerja siswa ... 203

Lampiran 28 Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 207

Lampiran Foto Kegiatan

Lampiran 29 Foto Kegiatan ... 208

(24)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses belajar mengajar, seorang guru mengajar harus sesuai dengan

kurikulum yang digunakan saat ini. Kurikulum saat ini adalah KTSP setelah di

rubah dari Kurikulum 13 lalu dikembalikan lagi ke KTSP oleh Menteri

Pendidikan. Pada kurikulum KTSP ini lebih berupaya untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan efektifitas dan efisiensi pendidikan, hal ini diungkapkan

oleh Siregar dan Nara (2011: 70) Adanya perubahan perubahan kurikulum yang

sering berganti membuat perubahan proses pembelajaran di kelas contohnya

adalah pembelajaran matematika. Menurut Uno (2012: 32) dengan kurikulum

KTSP ini menghendaki agar siswalah yang aktif dalam belajar.

Pembelajaran Matematika merupakan pelajaran pokok di Sekolah Dasar

sampai jenjang kelas VI Sekolah Dasar sehingga siswa telah memiliki

pengalaman yang bermacam-macam tentang matematika di sekolah dasar.

Menurut Crockhoft (dalam Runtukahu, 2014: 15) saat ini matematika diajarkan

untuk memenuhi kebutuhan industri, ilmu pengetahuan, perdagangan,

teknologi, dan untuk hampir semua kebutuhan sehari-hari disebabkan

pentingnya matematika bagi kehidupan manusia, matematika perlu diajarkan di

semua jenjang dan jenis sekolah

Pendidikan matematika sangat penting untuk diajarkan di sekolah, akan

tetapi terdapat kesadaran baik di negara-negara maju maupun di negara-negara

(25)

2

dengan sepenuhnya (Runtukahu, 2014: 15). Pembelajaran matematika adalah

suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan

kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

yang baik terhadap materi matematika (Susanto, 2013: 186) Oleh karena itu,

kurikulum, model, metode, pendekatan dan media mengajar di kelas perlu

dikembangkan dan dioptimalkan.

Salah satu materi Matematika pada kelas V SD adalah luas dan keliling

bangun datar. Pada materi ini hasil belajar siswa banyak yang nilainya tidak

mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu

65. Berdasarkan pada hasil observasi pembelajaran di dalam kelas Guru

menerangkan materi dengan metode ceramah dan penugasan sehingga

membuat suasana kelas menjadi gaduh bahkan ada beberapa siswa yang tidak

mendengarkan guru saat menjelaskan materi yang ada mereka sibuk mengobrol

sendiri. Siswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran di dalam kelas seperti kurang memperhatikan, tidak bertanya

akan hal yang belum di mengerti, tidak menjawab pertanyaan dari guru saat

guru bertanya.

Berdasarkan hasil observasi tanggal 19 Januari 2015 diperoleh bahwa siswa

yang minimal cukup aktif dalam proses pembelajaran pada indikator 1 hanya

terdapat 20% nilai keaktifan 45, indikator 2 dengan nilai keaktifan 48 berjumlah

26% dan indikator 3 berjumlah 20% dengan nilai keaktifan 40 sehingga jika

dilihat dari keseluruhan indikator tersebut nilai keaktifan hanya 48 dengan

(26)

3

banyak siswa yang belum berani menjawab pertanyaan dari guru atau bertanya

kepada guru di kelas. Siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran jika guru

masih menggunakan model pembelajaran dengan ceramah seperti yang

diungkapkan dalam hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas.

Hasil observasi dokumentasi nilai yang dilakukan pada 19 Januari 2015,

yaitu bahwa siswa yang tuntas KKM dalam ujian semester tahun ajaran

2014/2015 yang dilakukan sekolah 26,7% atau sekitar 4 anak yang tuntas KKM

dengan nilai rata rata 51. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa masih ada

74% dari 15 siswa yang belum tuntas KKM. Hasil dari keaktifan kelas V yang

masuk dalam kriteria minimal cukup aktif pada indikator 1,2, dan 3 hanya

berjumlah 3 siswa.

Setelah peneliti melihat data keaktifan dan prestasi belajar yang sudah

didapatkan dari guru kelas maka peneliti mencari alternatif model metode atau

pendekatan yang dapat menciptakan kondisi terjadinya pembelajaran yang aktif

dan berpusat pada siswa di dalam kelas. Sehingga pembelajaran akan berpusat

kepada siswa dan siswa dapat menemukan sendiri konsep yang ia pelajari

dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Pendekatan ini dinamakan PMRI

(Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). PMRI adalah pembelajaran yang

difokuskan pada penekanan suatu situasi nyata yang dapat dibayangkan oleh

siswa sehingga penguasaan materi akan disajikan secara real atau kontekstual

di lingkungan siswa. Dengan menggunakan pendekatan PMRI dapat

mempermudah guru menanamkan konsep kepada siswa, melalui penyajian

(27)

4

dan dapat mendorong siswa semakin menyukai mata pelajaran matematika dan

dapat mengaitkan dengan masalah yang ada di sekitar.

Oleh sebab itu untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa

kelas V SDN Plaosan 2, peneliti akan menggunakan pendekatan PMRI dalam

pembelajaran matematika. Dengan menggunakan pendekatan PMRI untuk

pelajaran matematika pada materi luas dan keliling bangun datar diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa kelas V

SDN Plaosan 2

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, secara umum masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana pendekatan PMRI dilaksanakan dalam rangka meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 pada mata

pelajaran Matematika ?

1.2.2 Apakah pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada kelas V SD Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika ?

1.2.3 Apakah pendekatan PMRI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada kelas V SD Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika ?

1.3Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan keaktifan dan

prestasi belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SDN Plaosan 2 Pada materi geometri Kompetensi Dasar: “3.1 menghitung luas jajargenjang

(28)

5

1.4Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti mempunyai tujuan yang

diharapkan:

1.4.1 Untuk mendeskripsikan dan mengetahui pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI sebagai upaya meningkatkan keaktifan

dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran

Matematika.

1.4.2 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika melalui

pembelajaran pendekatan PMRI.

1.4.3 Untuk meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SDN Plaosan 2 pada mata pelajaran Matematika melalui

pembelajaran pendekatan PMRI.

1.5Manfaat

Kegiatan penelitian ini diharapkan membawa manfaat yang berarti, baik

bagi penulis, guru maupun siswa. Manfaat yang diharapkan adalah:

1.5.1 Manfaat teoritis :

Manfaat teoritis ini untuk upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar siswa dalam menggunakan pendekatan PMRI.

1.5.2 Manfaat praktis :

1.5.2.1Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman baru dalam memberikan pembelajaran

(29)

6

1.5.2.2Bagi Siswa

Siswa dapat belajar secara kontekstual dengan menggunakan

pendekatan PMRI

1.5.2.3Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam menggunakan

pendekatan PMRI ke dalam pembelajaran, selain itu penelitian ini kelak

dapat digunakan ketika peneliti telah menjadi guru sekolah dasar

1.6Definisi Operasional

1.6.1 Keaktifan belajar adalah kegiatan pembelajaran membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi

1.6.2 Prestasi belajar adalah hasil dari suatu proses atau kegiatan baik secara individu atau kelompok.

1.6.3 Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang memerlukan cara bernalar untuk meningkatkan berpikir dan pengalaman belajar peserta didik.

1.6.4 Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah permasalahan realistik yang digunakan sebagai fondasi dalam membangun konsep

matematika atau disebut juga sebagai sumber untuk pembelajaran

(30)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Di dalam bab ini pada bagian landasan teori ini terdapat 3 subbab yang

dibahas, yaitu kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Prestasi Belajar

Menurut Gagne (dalam Susanto, 2013: 1) belajar didefinisikan sebagai

suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Sedangkan menurut Travers (dalam Sudjana, 2005: 98) belajar adalah

suatu proses yang menghasilkan penyesuaian tingkah laku. Menurut Abdilah

(dalam Aunurahman, 2012: 35) belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan pengalaman yang

menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh

tujuan tertentu. Suyono (2011: 9) menyatakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas

atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,

memperbaiki perilaku, sikap dan mengkokohkan kepribadian. Sukmadinata (dalam

Suyono, 2011: 13) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang

relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Peneliti menyimpulkan belajar

adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi atau perubahan struktur

kognitif seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, hasil interaksi

dengan lingkungan atau sumber sumber pembelajaran yang ada di sekitarnya.

Menurut KBBI (2005: 895) prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah

(31)

8

Prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, seperti bahan atau materi

yang dipelajari, lingkungan, faktor instrumental, kondisi peserta didik. Pendapat

tersebut kemudian di perkuat oleh Bloom (dalam Reni, 2006: 68) prestasi belajar

adalah proses belajar yang dialami siswa dan menghasilkan perubahan dalam

bidang pengetahuan, pemahaman, penerapan, daya analisis, sintesis dan evaluasi.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan prestasi belajar

merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorangberupa penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan selama kehidupannya manusia

(pengalaman langsung) menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

2.1.1.1Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Ahmadi (1991:130-139), menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah

prestasi yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai

faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam (faktor internal) maupun faktor luar

(faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam

mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Berikut ini merupakan faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar, diantaranya :

1. Faktor Internal

Contoh dari faktor internal adalah faktor jasmaniah (fisiologis) baik

yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, yang termasuk faktor ini

misalnya penglihatan, pendengaran dan struktur tubuh. Ke dua adalah

faktor psikologis seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi,

(32)

9

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari faktor sosial dan faktor non-sosial.

Faktor sosial meliputi hubungan manusia dengan berbagai situasi sosial.

Contoh, Sekolah, masyarakat, teman, lingkungan keluarga, dan

lain-lain. Faktor non-sosial bukan menyangkut seperti keadaan fisik atau

lingkungan alam, melainkan lebih ke keadaan rumah, fasilitas belajar,

ruang belajar, dan lain-lain.

2.1.2 Keaktifan Belajar

2.1.2.1Pengertian Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar menurut John Dewey dalam (Dimyati, 1999: 44)

dalam belajar siswa harus mengerjakan apa yang ia pelajari sendiri, maka

inisiatif harus datang dari siswa sendiri (aktif). Guru sekedar pembimbing

dan pengarah (fasilitator). Untuk menciptakan pembelajaran aktif, beberapa

penelitian (Uno, 2012: 76) menemukan salah satunya adalah anak belajar

dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang

dia peroleh. Setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa aktivitas

proses belajar tidak mungkin terjadi. Siswa akan lebih mudah mempelajari

sesuatu bila belajar itu disadari pada apa yang telah dipelajari sebelumnya.

Keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yakni kegiatan

mendengarkan, berdiskusi, bermain peran, melakukan pengamatan,

melakukan eksperimen, membuat sesuatu, menyusun laporan atau

kesimpulan pendapat ini disampaikan oleh Sanjaya dalam (Rusman, 2013:

395). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa

(33)

10

berusaha belajar langsung dengan pengalamannya seperti mendengarkan,

berdiskusi, memecahkan masalah, menyimpulkan sesuatu, dan praktek

melakukan sesuatu.

2.1.2.2Ciri-ciri Keaktifan Belajar

Menurut Sanjaya (2006: 140) keaktifan terlihat dari keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut antara lain:

1. Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran.

2. Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Siswa melakukan kerjasama atau diskusi dalam kelompok.

4. Siswa terlibat dalam kegiatan mencari sumber belajar yang relevan dengan tujuan pembelajaran.

5. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.

6. Siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru ataupun siswa lainnya dalam pembelajaran.

7. Siswa berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau timbul selama proses pembelajaran.

8. Keterlibatan siswa dalam mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang

telah dilakukan.

2.1.2.3Indikator keaktifan belajar

Menurut Keachie dalam (Daryanto, 2012: 4) keaktifan terjadi

apabila terdapat partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa, kesempatan yang di

(34)

11

melalui berbagai bentuk yaitu dengan kegiatan fisik dan kegiatan psikis.

Kegiatan fisik terdapat kegiatan seperti membaca, mendengar, menulis,

berlatih keterampilan-keterampilan sedangkan dari kegiatan psikis terdapat

kegiatan yaitu memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu

konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan. Menurut (Uno,

2012: 33) berpendapat indikator keaktifan (1) siswa aktif mencari atau

memberikan informasi, bertanya dan membuat kesimpulan (2) adanya

interaksi (3) adanya kesempatan siswa menilai hasil karyanya (4) adanya

pemanfaatan sumber belajar.

Berdasarkan dari penjelasan para ahli di atas, maka peneliti

menyimpulkan indikator keaktifan menjadi 3 yaitu (1) Partisipasi Siswa

dalam kegiatan pembelajaran, meliputi Interaksi antar siswa satu dengan

siswa yang lain, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru,

membaca sumber belajar, mencatat informasi penting. (2) Keberanian

mengungkapkan pendapat dan pertanyaan. (3) tanggung jawab siswa

terhadap tugas, meliputi turut serta dalam mengerjakan tugas kelompok,

saling mengingatkan dalam mengerjakan tugas kelompok.

2.1.3 Pendekatan PMRI 2.1.3.1Pengertian PMRI

Hans freudental (dalam Wijaya, 2012: 20) mengemukakan bahwa

mathematics is human activity (matematika merupakan aktivitas manusia).

Matematika bukanlah suatu produk jadi, melainkan sebagai suatu bentuk

ativitas atau proses. Pendidikan matematika realitisk dikembangkan

(35)

12

matematika merupakan aktivitas manusia yang harus dikaitkan dengan

realitas. Pendidikan Matematika Realistik adalah suatu pendekatan

pembelajaran matematika yang berhubungan dengan masalah-masalah

sehari-hari. Penggunaan kata “realistik” tersebut tidak

sekedar menunjukkan adanya hubungan dengan dunia nyata, tetapi lebih

memfokuskan ke Pendidikan Matematika Realistik yang menempatkan

penekanan penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan oleh siswa.

(Susanto, 2013: 205)

2.1.3.2Karakteristik PMRI

Treffers (dalam Wijaya, 2012: 21-23) merumuskan lima karakteristik

Pendidikan Matematika Realistik, diantaranya:

1. Penggunaan konteks

Konteks atau permasalahan realistik digunakan sebagai titik awal atau

permulaan pembelajaran matematika. Konteks yang dimaksud tidak harus

berupa masalah yang berhubungan dengan dunia nyata, akan tetapi bisa

dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau situasi lain selama

hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran siswa.

Penggunaan konteks bertujuan untuk melibatkan siswa secara aktif untuk

melakukan kegiatan eksplorasi permasalahan. Manfaat lain penggunaan

konteks di awal pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi dan

ketertarikan siswa dalam belajar matematika.

2. Penggunaan model untuk matematisasi progresif

Dalam Pendidikan Matematika Realistik, model yang digunakan

(36)

13

berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan dan matematika

tingkat konkret menuju pengetahuan matematika tingkat formal.

3. Pemanfaatan hasil kontruksi siswa

Siswa memiliki kebebasan untuk mengembangkan strategi

pemecahan masalah sehingga diharapkan akan diperoleh strategi yang

bervariasi. Hasil kerja dan kontruksi siswa selanjutnya digunakan untuk

landasan pengembangan konsep matematika. Karakteristik ketiga dari

Pendidikan Matematika Realistik ini tidak hanya bermanfaat dalam

membantu siswa memahami konsep matematika, tetapi juga sekaligus

mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa.

4. Interaktivitas

Proses belajar seseorang bukan hanya suatu proses individu

melainkan juga secara bersamaan merupakan suatu proses sosial. Proses

belajar siswa akan menjadi lebih singkat dan bermakna ketika siswa saling

mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Pemanfaatan interaksi

dalam pembelajaran matematika bermanfaat dalam mengembangkan

kemampuan kognitif dan afektif siswa secara stimultan.

5. Keterkaitan

Konsep-konsep dalam matematika tidak bersifat parsial, namun banyak

konsep matematika yang memiliki keterkaitan. Oleh karena itu,

konsep-konsep matematika tidak dikenalkan kepada siswa secara terpisah atau

terisolasi satu sama lain. Pendidikan Matematika Realistik menempatkan

keterkaitan antar konsep matematika sebagai hal yang harus

(37)

14

satu pembelajaran matematika diharapkan bisa mengenalkan dan

membangun lebih dari satu konsep matematika secara bersamaan.

2.1.3.3Prinsip-prinsip pendekatan PMRI

Suryanto (2010:42) menyatakan bahwa dalam pembelajaran

matematika yang menggunakan pendekatan RME terdapat tiga prinsip utama,

yaitu:

1. Guided Re-invention (Penemuan kembali secara terbimbing)

Melalui masalah yang konstektual yang realistik (dapat dibayangkan

atau dipahami siswa), dan selanjutnya melalui aktivitas, siswa diharapkan

dapat menemukan kembali pengertian, sifat sifat matematis dan lainnya.

Jadi prinsip ini meyakini dengan beraktivitas langsung maka seseorang akan

memperoleh pengetahuannya.

2. Progressive mathematization (Matematika progresif)

Bagian ke 2 dari prinsip ini pertama ini menekankan “matematisasi”

atau “pematikaan”. Dikatakan progresif karena terdiri atas dua langkah yang

berurutan yaitu (i) matematisasi horizontal (berawal dari masalah

konstektual yang diberikan dan berakhir pada matematika yang formal) dan

kemudian (ii) matematisasi vertikal (dari matematika formal ke matematika

formal yang lebih luas, atau lebih tinggi, atau lebih rumit)

3. Didactical Phenomenology (Fenomologi Didaktis)

Pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pentingnya

masalah kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika

kepada siswa. Masalah kontekstual dipilih dengan mempertimbangkan dua

(38)

15

pembelajaran (2) Kecocokan dengan proses reinvention, yang berarti

bahwa konsep, aturan, cara, atau sifat, termasuk model matematis, tidak

disediakan atau diberitahukan oleh guru, tetapi siswa berusaha sendiri untuk

membentuk dan membangun sendiri pengetahuannya.

4. Self developed model (membangun sendiri model)

Prinsip ketiga ini menunjukan adanya fungsi jembatan yang berupa

model yang dimaksud model adalah cara penyelesaiannya siswa dalam

menyelesaikan masalah kontekstual itu jadi yang membangun model (cara

penyelesaian) itu adalah siswa sendiri

2.1.3.4Kelebihan PMRI

Kelebihan pembelajaran matematika realistik. Menurut Traffers

(dalam Susanto, 2013: 207) kelebihan pembelajaran matematika realistik

antara lain:

1. Siswa diperkenalkan untuk masuk ke dalam matematika secara alamiah dan termotivasi.

2. Masalah masalah yang kontekstual bagi siswa (fakta).

3. Siswa mengalami langsung pengalaman belajar.

2.1.4 Pengertian Matematika

Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP, 2007:143)

“Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin

dan memajukan daya pikir manusia”. Menurut untaian tersebut dapat

disimpulkan bahwa Matematika adalah ilmu pasti yang harus dikuasai atau

(39)

16

mendasari perkembangan teknologi modern dan berperan penting

memajukan daya pikir manusia. Menurut Hudojo (2001:45) menyatakan

bahwa matematika adalah sebuah ilmu yang memerlukan cara bernalar

secara deduktif, formal, dan abstrak. (Susanto, 2013: 185) menambahkan

bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir dan beragumentasi, memberikan kontribusi dalam

penyelesaian masalah.

Menurut beberapa pendapat ahli yang ada di atas maka peneliti

menyimpulkan pembelajaran matematika adalah sebuah ilmu tentang logika

yang memerlukan cara bernalar untuk meningkatkan berpikir dan

pengalaman belajar peserta didik. Peneliti dalam penelitian ini memilih KD

3.1 Menghitung luas trapesium dan layang-layang untuk dijadikan materi

ke dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.

2.1.5 Bangun datar

Pengertian bangun datar

Menurut Astuti dan Sunardi (2009: 129), bangun datar adalah

bangun geometri yang mana seluruh bagiannya terletak pada satu bidang.

Bangun datar juga bisa disebut bangun dua dimensi karena bangun datar

memiliki dua ukuran yakni panjang dan lebar (Saepudin, 2009 : 91). Bangun

yang termasuk dalam bangun datar itu sendiri yaitu bangun persegi empat,

trapesium, belah ketupat, jajar genjang, lingkaran, segitiga, segi enam,

(40)

17

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bangun

datar adalah bangun dua dimensi atau bidang datar yang dibatasi oleh garis

lurus atau lengkung.

Luas Trapesium

Menurut Utomo, Dwi (2009: 70) Trapesium merupakan bangun

datar yang mempunyai dua garis sejajar yang berbeda ukurannya atau

[image:40.595.100.510.252.617.2]

segiempat yang sepasang sisi yang berhadapan sejajar.

Gambar 2.1 Rumus Luas trapesium

Luas layang layang

Menurut Saepudin (2009: 95) Layang-layang merupakan sebuah

bangun yang mempunyai dua buah diagonal. Pada gambar layang-layang

ABCD di samping diagonalnya adalah garis AB dan garis CD.

Gambar 2.2 Rumus luas Layang layang 2.2 Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Kumalasari, Melania

Endah. 2014. Dengan judul “Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi

Belajar Kelas V SDN Adisucipto 1 Mata Pelajaran Matematika

Menggunakan Pendekatan PMRI”. Hasil penelitian yang dilakukan dalam

Luas trapesium = Jumlah sisi sejajar x tinggi 2

(41)

18

dua siklus ini menunjukkan adanya peningkatan kedisiplinan dan

peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa

yang termasuk dalam kriteria cukup disiplin Begitu pula dengan prestasi

belajar meningkat dengan ditunjukkan perolehan siswa yang mencapai

KKM pada siklus II

Penelitian ke dua yang dilakukan oleh Ida Handayani berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar siswa Kelas III pada Mata

pelajaran Pkn Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di SDN Balangan 1”, Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang masuk dalam

kriteria cukup aktif pada indikator (1) Partisipasi siswa dalam kegiatan

pembelajaran, (2) Keberanian mengungkapkan pendapat ,(3) Tanggung

jawab terhadap tugas, pada kondisi awal mendapatkan 28,57%, sementara

pada siklus 1 mendapatkan 46,42%, dan pada siklus 2 mendapatkan

64,28%. Pada prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa pada persentase

lulus KKM kondisi awal hanya 25% siswa yang lulus KKM, sementara pada

siklus 1 mendapatkan 46,42% yang lulus KKM dari 28 siswa dan pada

siklus 2 meningkat menjadi 57,14% dari 28 siswa kelas III. Pada prestasi

belajar siswa juga menunjukkan bahwa rata-rata kelas mengalami

peningkatan yaitu pada kondisi awal 61,37, sedangkan pada siklus 1

mendapatkan 78,71, dan pada siklus 2 mendapatkan 79.

Terakhir penelitian yang dilakukan oleh Yulius Andi Baskoro dengan judul” Peningkatan minat dan prestasi belajar belajar matematika

tentang penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI siswa kelas V SDN

(42)

19

pendekatan PMRI dapat meningkatkan minat dan kemampuan siswa di kelas

VA SDN Glagahombo 1 Kabupaten Sleman tahun ajaran 2011/2012 pada

materi Matematika tentang penjumlahan pecahan. Hal ini ditunjukkan pada

hasil evaluasi siklus I 45% dari 20 dan meningkat pada siklus II yaitu 85%

dari 20 siswa sudah menguasai materi penjumlahan pecahan.

Pada ketiga penelitian tersebut peneliti membuat literatur map untuk

[image:42.595.57.535.240.600.2]

memberikan gambaran yang jelas seperti berikut:

Gambar 2.3 Penelitian yang relevan dan penelitian yang hendak dilakukan

Pada gambar 2.3 di atas dari ketiga penelitian terdahulu peneliti akan melakukan sebuah penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan

dan Prestasi Belajar menggunakan Pendekatan PMRI Pada Mata

Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN Plaosan 2”.

Kumalasari, Melania Endah. (2014).

Peningkatan Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Kelas

V SDN Adisucipto 1 Mata Pelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan PMRI Ida Handayani (2015) Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar siswa Kelas III pada

Mata pelajaran Pkn Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD di SDN Balangan 1

Penelitian yang hendak diteliti Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan PMRI

pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SDN Plaosan 2

Yulius Andi Baskoro (2013)

Peningkatan minat dan prestasi belajar belajar matematika

tentang penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI siswa kelas V SDN

(43)

20

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran matematika di sekolah dasar sering mengalami

kendala terutama pada Kelas V mengenai materi menghitung luas trapesium

dan layang-layang. Menurut wawancara yang sudah dilakukan oleh peneliti

penyebabnya adalah kurangnya keikutsertaan siswa dalam pembelajaran

karena kurang terkait dengan keseharian siswa. Salah satu cara untuk

meningkatkan prestasi dan keaktifan belajar diperlukan pendekatan

pembelajaran yang dapat mendekatkan dengan kehidupan keseharian siswa.

Siswa SD dengan rentang usia 6-12 tahun berada pada tahap

operasional konkret. Siswa belum mampu mempelajari matematika secara

abstrak. Siswa membutuhkan pendekatan belajar yang dapat membantu

dalam memahami permasalahan pada matematika. Pendekatan tersebut

baiknya dapat menyajikan berbagai permasalahan nyata yang dialami oleh

siswa dalam kehidupan sehari hari, sehingga siswa dapat

membayangkannya.

Pengajaran secara nyata dengan menggunakan pendekatan PMRI

untuk mengembangkan ide dan konsep matematika. Dunia nyata adalah

segala sesuatu di luar matematika, seperti mata pelajaran lain selain

matematika atau kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar kita. Melalui

pendekatan PMRI diharapkan dapat meningkatkan prestasi dan keaktifan

(44)

21

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian ini yaitu:

2.4.1 Upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SDN Plaosan 2 dalam menghitung luas trapesium dan layang layang

melalui penerapan pendekatan PMRI yakni dengan menggunakan

karakteristik pendekatan PMRI antara lain, (a) penggunaan konteks (b)

penggunaan model (c) pemanfaatan hasil konstruksi siswa (d) interaktivitas

dan (e) keterkaitan

2.4.2 Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika dalam menghitung luas trapesium dan layang-layang pada kelas

kelas V SDN Plaosan 2.

2.4.3 Penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan Prestasi belajar matematika dalam menghitung luas trapesium dan layang-layang pada kelas

(45)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III memuat tentang jenis penelitian dan metodologi penelitian. Metode

penelitian berisi jenis penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

pengumpulan data, validitas, reliabilitas, analisis data, jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti di

dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran

dan meningkatkan prestasi belajar. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu

kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

pada sebuah kelas secara bersama (Arikunto, 2009: 3).

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kenmis dan MC Taggart.

Model penelitian Kenmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berapa

perangkat-perangkat dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang keempatnya merupakan

satu siklus (Kunandar, 2008: 71-75). Setelah satu siklus dilaksanakan, akan

diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilaksanakan. Selanjutnya

dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Untuk

(46)
[image:46.595.102.504.84.569.2]

23

Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart

Keempat aspek pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kunandar, 2008:

70-76) . Menurut Kemmis dan Mc. Taggart, penelitian dilakukan melalui empat tahap

yaitu perencanaan adalah proses menentukan progam perbaikan di mulai dari suatu

ide gagasan peneliti, sedangkan tindakan adalah perilaku yang dilaksanakan oleh

peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Observasi

adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil tindakan atau

mengumpulkan informasi tentang berbagai kelemahan atau kekurangan tindakan

yang telah dilakukan dan terakhir refleksi adalah mengingat apa yang telah dicatat

dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses masalah, persoalan dan

kendala yang nyata dalam tindakan strategis, refleksi merupakan kegiatan analisis,

interpretasi dan explanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari hasil

(47)

24

3.2Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

3.2.1 Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Plaosan 2

dengan jumlah siswa 20 siswa yang terdiri dari 9 Siswa perempuan dan 11

Siswa laki-laki.

3.2.2 Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah Peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan

pendekatan PMRI pada SDN Plaosan 2.

3.2.3 Tempat penelitian

Lokasi penelitian adalah SDN Plaosan 2. SD beralamat di Plaosan,

Tlogoadi, Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.2.4 Waktu penelitian

Penelitian akan dilakukan oleh peneliti pada bulan September.

3.3Desain Penelitian 3.3.1 Persiapan

Perencanaan yang akan dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian adalah : (a) Meminta surat ijin dari kampus yang diminta dari

sekretariat PGSD untuk melakukan observasi (b) Peneliti meminta ijin

kepada Kepala Sekolah dan guru kelas V SDN Plaosan 2 untuk mengadakan

penelitian (c) Melakukan pengamatan untuk mengetahui gambaran

mengenai keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran

(48)

25

2 (e) Mengidentifikasi masalah dan menentukan alternatif pemecahan

masalah.

3.3.2 Rencana setiap siklus.

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan tindakan kelas

sebagai berikut :

3.3.2.1Siklus 1

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum memberikan

tindakan kepada siswa pada siklus 1 pertemuan 1 adalah :

(1) Mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi

pembuatan silabus dan RPP tentang bangun datar trapesium

(2) Pembuatan media pembelajaran

(3) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)

(4) Menyusun lembar observasi keaktifan

(5) Menyusun lembar penilaian prestasi siswa. Pada siklus pertama,

kegiatan pembelajaran akan difokuskan pada materi mengenal jenis,

sifat dan bagian trapesium.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus 1 pertemuan 1 dilaksanakan

dalam 2 pertemuan dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x

35 menit) sebagai berikut:

(Pertemuan 1 Siklus I)

a. Kegiatan awal

(49)

26

kemudian berdoa bersama dengan dipimpin oleh salah satu siswa.

2) Melakukan apersepsi kemudian presensi kehadiran siswa.

3) Guru memberikan kontrak belajar dan menyampaikan tujuan

pelajaran.

4) Bertanya tentang media yang di bawa.

b. Kegiatan inti

Eksplorasi

1) Guru bertanya jawab tentang bangun datar sederhana trapesium

dengan menggunakan media yang sudah di bawa.

2) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap

kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.

Elaborasi

1) Siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat dan bagian bagian

dalam bangun datar trapesium dengan menggunakan media yang di

berikan guru.

2) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil dari diskusi

mengenai sifat dan bagian dari trapesium.

Konfirmasi

1) Siswa bersama guru membahas hal yang sudah dikerjakan bersama

sama tadi.

2) Siswa diberi kesempatan bertanya hal hal yang belum jelas atau

(50)

27

c. Kegiatan Penutup

1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil belajar tentang

bangun datar trapesium dan kemudian mengerjakan LKS yang

diberikan oleh guru.

2) Siswa melakukan refleksi dan memberikan tugas rumah untuk siswa

dan kemudian guru menyampaikan materi pembelajaran berikutnya.

3) Doa penutup dan salam.

(Pertemuan 2 Siklus I)

Kegiatan awal

1) Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis untuk memulai pelajaran

kemudian memulai pelajaran dengan berdoa bersama

2) Apersepsi dan melakukan presensi kehadiran

3) Guru memberikan kontrak belajar dan menyampaikan tujuan

pelajaran

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Membagi siswa dalam beberapa kelompok

2) Siswa secara kelompok bekerjasama mengidentifikasi benda -

benda di lingkungan sekitar yang berbentuk trapesium.

3) Siswa dibagi dalam kelompok (masing-masing kelompok 5 orang)

Elaborasi

1) Siswa secara berkelompok membuat dan memotong bangun-bangun

trapesium yang kongruen dengan teliti, kemudian membentuknya

(51)

28

menemukan luasnya dan diharapkan berpikir kreatif.

2) Dengan cara yang sama, siswa secara berkelompok bekerjasama

memotong sebuah trapesium menjadi bangun yang berbentuk

segitiga dan segi empat kemudian menyusunnya kembali sehingga

membentuk bangun segi empat atau persegi panjang kemudian

dihitung luasnya

3) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja di depan

kelas secara bergantian dan guru memberikan reward untuk siswa

yang sudah aktif

4) Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru

Konfirmasi

1) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan dengan

dibimbing oleh guru sehingga siswa dapat menyimpulkan dan me

nyampaikan tanggapan tentang pembelajaran hari ini

Kegiatan Akhir

1) Siswa melakukan refleksi dan menyampaikan pembelajaran

berikutnya

2) Doa penutup dan salam

a. Observasi

Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran pada

siklus 1. Peneliti mengobservasi tentang keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran berlangsung. Peneliti memantau pelaksanaan

pembelajaran siklus 1 dengan mengisi lembar observasi yang telah

(52)

29

dan apakah pembelajaran sudah sesuai dengan RPP.

b. Refleksi

Peneliti berdiskusi dengan guru mengenai hasil pengamatan yang

dilakukan selama proses pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mem

berikan penilaian dan mengetahui kekurangan dan kelebihan yang

terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang

dilakukan dengan melihat kriteria keberhasilan akan digunakan

peneliti sebagai pertimbangan merencanakan kegiatan pembelajaran

pada siklus selanjutnya.

2. Siklus 2

a. Perencanaan

Pada siklus 2 peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan

hasil refleksi pada siklus pertama. Pada siklus 2 ini peneliti memperbaiki

kekurangan pada siklus pertama. Pada siklus 2 ini penyampaian dalam

proses pembelajaran sama hanya terdapat perbedaan pada materi yang akan

disampaikan yaitu lebih ke bangun datar layang layang

Mengkaji ulang RPP yang dibuat pada siklus 1 dengan

memperhatikan refleksi yang ada pada siklus 1. Memperbaiki RPP

berdasarkan refleksi peneliti pada siklus 1 dan akan melaksanakan

tindakan untuk siklus 2.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus 2 dilaksanakan dalam 2

pertemuan di mana pada setiap pertemuan berdurasi 2 JP ( 2 x35 menit)

(53)

30

Kegiatan awal

1) Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dan memulai dengan doa

untuk memulai pelajaran

2) Melakukan apersepsi dan presensi kehadiran siswa kemudian

membuat kontrak belajar untuk awal pembelajaran

3) Guru menyampaikan tujuan pelajaran pada hari ini

4) Bertanya tentang media yang di bawa

Kegiatan inti

Eksplorasi

1) Guru bertanya jawab tentang bangun datar sederhana layang-layang

dengan menggunakan media yang sudah di bawa

2) Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dengan anggota setiap

kelompoknya terdiri dari 4-5 anak.

Elaborasi

1) Guru memberikan sebuah media layang-layang di setiap kelompok

2) Siswa secara berkelompok mendiskusikan sifat dan bagian bagian

dalam bangun datar layang-layang

3) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil dari diskusi

mengenai sifat dan bagian dari layang-layang

4) Siswa diminta untuk mencari luas layang-layang

Konfirmasi

1) Siswa bersama guru membahas hal yang sudah dikerjakan bersama

sama tadi

(54)

31

pendapatnya

Kegiatan akhir

1) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil belajar tentang

bangun datar layang layang kemudian siswa mengerjakan soal LKS

yang diberikan oleh guru dan melakukan refleksi pembelajaran

pada hari ini

2) Guru memberikan tugas rumah untuk siswa dan guru menyampaikan

pembelajaran selanjutnya

3) Doa penutup dan salam

(Pertemuan 2 siklus II)

Kegiatan awal

1) Menyiapkan siswa secara fisik dan psikis dan berdoa bersama untuk

memulai pelajaran

2) Apersepsi dan melakukan presensi kehadiran siswa serta

memberikan kontrak belajar untuk mengawali pembelajaran

3) Guru menyampaikan tujuan pelajaran

4) Membagi siswa dalam beberapa kelompok

Kegiatan inti

Eksplorasi

1) Siswa dalam kelompok mengidentifikasi bangun di sekitar kelas

yang berbentuk layang-layang, guru membimbing siswa

menemukan informasi

2) Siswa secara kelompok bekerjasama mengidentifikasi benda-benda

(55)

32

Elaborasi

1) Siswa secara berkelompok dengan teliti memotong bangun layang

-layang menjadi bangun yang berbentuk segitiga dan segi empat

kemudian menyusunnya kembali sehingga membentuk bangun segi

empat atau persegi panjang kemudian dihitung luasnya

2) Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil kerja di depan

kelas secara bergantian

3) Secara berkelompok siswa merancang mainan layang-layang

dengan tekun.

4) Guru memberikan penghargaan kepada individu maupun kelompok

yang hasil kerjanya bagus agar siswa percaya diri.

5) Siswa mengerjakan LKS

Konfirmasi

1) Siswa bersama guru membahas soal yang telah dikerjakan

2) Membimbing siswa menyumbang ide untuk bersama-sama

menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta siswa mencatat hasil

rangkuman secara individu

3) Siswa menyampaikan tanggapan tentang pelaksanaan pembelajaran

hari ini

Kegiatan Penutup

1) Melakukan refleksi

2) Pemberian tugas rumah untuk siswa

3) Guru menyampaikan pembelajaran berikutnya

(56)

33

c. Observasi

Peneliti mengamati apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai

dengan RPP dan apakah hasil dan tindakan yang dilaksanakan sesuai

dengan harapan. Peneliti juga mengamati keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran apakah ada peningkatan atau tidak.

d. Refleksi

Peneliti mengevaluasi hasil pelaksanaan yang dilakukan

dari siklus 1 dan siklus II, menganalisis hasil evaluasi dan

lembar observasi keaktifan pada tiap siklus apakah sudah

mencapai target yang diharapkan oleh peneliti atau belum.

3.4Teknik Pengumpulan data

Penelitian menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu

observasi, dan dokumentasi.

3.4.1 Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat

observasi tentang hal-hal yang akan diamati dan diteliti (Sanjaya,2011:86)

Peneliti melakukan observasi dengan terjun langsung ke lapangan yaitu

kelas untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung di bantu

dengan 2 observer dari kelompok study. Observasi ini bertujuan untuk

mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi

Gambar

Gambar 2.1 Rumus Luas trapesium
Gambar 2.3 Penelitian yang relevan dan penelitian yang hendak dilakukan
Gambar 3.1 Skema Pelaksanaan Tindakan PTK menurut Kemmis dan Mc.
Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PERMINTAAN EEWAN QURSAN DAN USAEA PETDPNAKANNYA DT KOTA

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat MITRA ILMU sebagai penyelenggara program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan perikanan darat memiliki tujuan

Dari implementasi sistem informasi yang diterapkan di LPB-YDBA Astra dapat disimpulkan bahwa dengan sistem yang telah dibuat dapat mempercepat proses pencatatan laporan keuangan

Berdasarkan survey dan wawancara dengan pegawai Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, didapatkan informasi bahwa proses

Internet memiliki arti pemahaman yang cukup luas dimana kata internet itu sendiri merupakan singkatan kata dari interconnection-networking , bila dijabarkan secara

[r]

Berdasarkan analisa data diatas dalam diagram Pareto, maka dapat diketahui bahwa kerusakan pada proses produksi pakaian di bagian finishing pada bulan Januari

Dari data dan penghitungan data didapatkan bahwa ; umumnya koefisien absorbsi komposit sampel stabil (± 0,99) padafrekwensi rendah (125-1000 HZ), semakin tebal