• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemeriksaan Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku Pada Pabrik Garmen (Studi Kasus Pada PT. "X" di Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemeriksaan Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku Pada Pabrik Garmen (Studi Kasus Pada PT. "X" di Bandung)."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENUNJANG

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN

BAKU PADA PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING

Persediaan merupakan aktiva yang sangat penting oleh karena itu pengelolaan

persediaan baik secar fisik maupun administratif sangatlah penting bagi manajemen.

Secara fisik persediaan diatur agar tidak terlalu banyak atau sedikit, secara

administratif harus diadakan suatu pencatatan dan menghindari terjadinya kekeliruan

atau kecurangan dalam pengelolaan persediaan.

Pemeriksaan internal merupakan salah satu alat yang berperan bagi

perusahaan dalam melakukan peninjauan terhadap pengendalian internal persediaan

bahan baku disertai dengan pengungkapan dan pemberian informasi kepada pimpinan

perusahaan mengenai berbagai faktor penyebab ketidakefektifan pengendalian

internal persediaan bahan baku.

Tujuan pemeriksaan internal yang dituangkan dalam skripsi ini yaitu untuk

menilai keefektifan pengendalian internal persediaan bahan baku melalui penilaian

terhadap independensi pemeriksa, kompetensi pemeriksa, program pemeriksaan,

pelaksanaan pemeriksaan, laporan hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut serta cara

pengelolaan yang diterapkan dalam kegiatan tersebut apakah sudah berjalan baik dan

lancar juga sejauh mana pemeriksaan internal yang dilaksanakan dalam

meningkatkan keefektifan pengendalian internal persediaan bahan baku. Dimana

tujuan umum pengendalian internal adalah keandalan laporan keuangan, keefektifan

dan keefisienan operasi, kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan selain

itu terdapat pula tujuan khusus pengendalian internal yaitu validitas, otorisasi,

kelengkapan, penilaian, klasifikasi, ketepatan waktu, pencatatan dan pengikhtisaran.

Adapun penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam

mengumpulkan data penulis menggunakan berbagai langkah pendekatan, antara lain

untuk pendekatan primer data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dengan

melakukan pengamatan, wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder

diperoleh dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK………..i

KATA PENGANTAR………...ii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR LAMPIRAN………..…..ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian...………...…1

1.2

Identifikasi Masalah………...5

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian………..6

1.4

Kegunaan Penelitian………..6

1.5

Rerangka Pemikiran ……….……….7

1.6

Metode Penelitian………..……..11

1.6.1

Pengumpulan Data………...11

1.6.2

Operasionali Variabel dan Skala Pengukuran……….12

1.7

Lokasi dan Waktu Penelitian………...13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Internal……..……….14

2.1.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Pemeriksaan………18

2.2 Fungsi dan Tanggung Jawab Pemeriksaan Internal……...…………..21

2.2.1 Program Pemeriksaan Internal.………23

(3)

Universitas Kristen Maranatha

2.3 Pengendalian Efektivitas………… ………

……… ….30

2.4 Pengendalian Internal….. ………

31

2.4.1 Tujuan Pengendalian Internal………

……….. 33

2.4.2 Unsur-unsur Pengendalian Internal…. ………

35

2.4.3 Keterbatasan Pengendalian Internal………... ………

39

2.5 Persediaan Bahan Baku………..

……….4

0

2.5.1 Klasifikasi Persediaan………..41

2.5.2 Pengertian Persediaan Bahan baku………..42

2.5.3 Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku………...43

2.5.4 Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku yang Efektif..46

2.5.5 Metode Penilaian dan Sistem Pencatatan Persediaan……….47

2.6 Peranan Pemeriksaan Internal dalam menunjang Efektivitas

Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku………..48

BAB III. OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Obyek Penelitian……….

51

3.2

Metode Penelitian………

52

3.2.1

Metode Yang Digunakan… ………

.…... 52

3.2.2

Penentuan Responden…… ………..

53

3.2.3

Teknik Pengumpulan Data………. ……….

54

3.2.4

Operasional Variabel………...56

3.2.5

Variabel dan Skala Pengukuran………...57

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.3

Gambaran Umum Perusahaan……….

63

3.3.1

Sejarah Singkat dan Aktivitas Perusahaan……… ………… ..63

3.3.2

Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas Pada PT

“X”...55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian………...

76

4.1.1

Struktur Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku pada PT.

X………..

……… 76

4.2

Komponen Pengendalian Intern di PT “X”...76

4.2.1

Lingkungan Pengendalian Intern……….7

7

4.2.2

Penetapan Resiko……….

81

4.2.3

Aktivitas Pengendalian………8

4

4.2.4

Informasi dan Komunikasi………..

85

4.2.5

Pemantauan………..8

5

4.3

Pemeriksaan Intern atas Persediaan Bahan Baku pada PT. Trisula

Garmindo Manufacturing………87

4.3.1

Program Pemeriksaan Intern…… ………8

7

4.3.2

Laporan Hasil Pemeriksaan………...

..90

4.3.3

Tindak Lanjut Terhadap Hasil Pemeriksaan……... ………….

92

4.4 Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...92

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

(5)

Universitas Kristen Maranatha

5.2

Saran………..10

1

DAFTAR PUSTAKA………10

3

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Struktur Organisasi pada PT. Trisula Garmindo Manufacturing

Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Jawaban Kuesioner

(7)

PT. TRISULA GARMINDO MANUFACTURING

ORGANIZATION CHART 2006

Board of DIRECTOR

FIN & ACCT.

HRD

FACTORY MANAGER

PPIC EXIM PRODUCTION

PROD. PLAN & MONITORING

INVENTORY CONTROL

TECHNICAL R&D

EXPORT

IMPORT

CUTTING

SEWING

FINISHING

MAINTENANCE

(8)

DAFTAR PERTANYAAN

A. Pertanyaan Umum

Petunjuk pengisian

Pada pertanyaan umum ini Bapak/Ibu dimohon untuk mengisi kolom dan

memberi tanda [ X ] pada salah satu kotak yang Bapak/Ibu anggap paling tepat.

Jika Bapak/Ibu keberatan, kolom nama tidak usah diisi.

1. Nama : ……….

2. Pendidikan :

• Akuntansi

• Non Akuntansi

B. Pertanyaan Khusus

Berikut ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan Peranan Pemeriksaan

Internal Guna Menunjang Efektifitas Pengendalian Internal Persediaan Bahan

Baku. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pertanyaan berikut

dengan memberikan tanda [ V ] pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling

tepat berdasarkan pengalaman, pengamatan, dan pengetahuan Bapak/Ibu selama

bekerja di perusahaan ini.

(9)

1. Sangat Setuju (SS)

2. Setuju (S)

3. Netral (N)

4. Tidak Setuju (TS)

(10)

KUESIONER

No. Pertanyaan SS S N TS STS

Pelaksanaan Pemeriksaan Internal

1. Waktu pelaksanaan pemeriksaan dilakukan setahun sekali

2. Auditor internal sebelum melaksanakan pemeriksaan mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan tertinggi objek yang diaudit.

3. Auditor internal malakukan evaluasi atas catatan- catatan akuntansi perusahaan

4. Auditor internal melakukan pemeriksaan internal secara mendadak

5. Penilaian persediaan oleh perusahaan telah dilakukan secara benar

6. Auditor Internal melakukan otorisasi terhadap ketelitian penghitungan.

7. Auditor internal melakukan eveluasi terhadap teknik penyimpanan barang.

8. Auditor internal melakukan evaluasi otorisasi pengeluaran barang dari gudang.

9. Dalam pelaksanaan pemeriksaan, internal auditor dapat berkomunikasi dengan baik pada pihak yang terkait.

10. Auditor internal memeriksa bahwa inventarisasi fisik yang telah dicocokkan dengan catatan perusahaan

Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku I. Keandalan Laporan Keuangan

11. Dalam melakukan penilaian harga pokok produksi perusahaan menggunakan metode FIFO.

12. Dalam melakukan penilaian harga pokok produksi perusahaan menggunakan metode LIFO.

13. Dalam melakukan penilaian harga pokok produksi perusahaan menggunakan metode rata-rata. II. Keefektifan dan Keefisienan Operasi

14. Pengadaan persediaan bahan baku sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. 15. Perusahaan melakukan perlindungan yang

(11)

III. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Perundang-undangan

16. Kebijakan penyimpanan bahan baku yang telah ditetapkan telah ditaati

17. Kebijakan pengeluaran bahan baku yang telah ditetapkan telah ditaati.

18. Perusahaan menetapkan standar gaji dan upah sesuai dengan Undang-Undang yang ditetapkan pemerintah.

19. Pimpinan perusahaan memberikan sanksi apabila karyawannya tidak menaati peraturan dan disiplin perusahaan.

IV. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenagan Yang Jelas Terhadap Persediaan Bahan Baku

20. Penetapan tanggung jawab dan wewenang telah terintegrasi dengan baik sehingga dapat mendukung pengendalian persediaan bahan baku.

V. Sasaran dan Kebijakan Yang Dirumuskan dengan Baik

21. Sasaran dan kebijakan yang baik telah dimiliki oleh perusahaan.

VI. Fasilitas Pergudangan dan Penanganan yang Baik

22. Fasilitas pergudangan telah dapat menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku.

VII. Klasifikasi dan Identifikasi Perusahaan secara Layak

23. Klasifikasi dan identifikasi telah dilakukan oleh perusahaan dengan layak.

VIII. Standarisasi dan Simplikasi Persediaan Bahan Baku

24. Perusahaan memiliki standarisasi dan simplikasi terhadap persediaan bahan baku

IX. Catatan dan Laporan yang Memadai

(12)

26. Data yang digunakan dalam pembuatan laporan relevan.

X. Tenaga Kerja yang Memuaskan

(13)

Hasil Skor Kuesioner

Responden Skor Variabel X Skor Variabel Y

1 39 65

2 42 70

3 42 60

4 42 64

5 37 66

6 40 65

7 41 69

8 39 66

9 36 69

10 35 69

11 37 68

12 37 70

13 38 72

14 38 69

15 38 65

16 37 66

17 40 68

18 37 69

19 35 71

20 39 65

21 39 69

22 38 71

23 39 68

24 40 70

25 40 64

26 42 65

27 37 68

28 40 67

29 38 66

(14)
(15)

BAB I PENDAHULUAN

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

terciptanya kelancaran penyaluran arus barang dan jasa serta memenuhi

kebutuhan pokok rakyat. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat

bukan saja persaingan yang berasal dari perusahaan-perusahaan nasional saja

tetapi lebih merupakan world wide economic competition/ persaingan ekonomi

dunia.

Suatu perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) harus

dapat menggunakan segala sumber daya dan dana yang dimiliki agar dapat

mempertahankan kelangsungan hidupnya. Seorang pemimpin harus dapat

mendorong bawahannya sehingga tercapai sistem pengendalian intern yang

memadai. Menurut La Midjan (1994, 36), Pengendalian Intern meliputi segala

aktifitas untuk mengetahui, apakah pelaksanaan perusahaan sesuai dengan

perencanaan, dan telah dilakukannya pengamanan terhadap harta perusahaan.

Salah satu kegiatan dari sistem pengendalian intern adalah pemeriksaan

intern, dimana merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu bagian

perusahaan yang bersifat independen, yang memeriksa apakah kebijakan

perusahaan telah dilaksanakan dengan benar atau belum (Boynton dan

(16)

BAB I PENDAHULUAN

2 Universitas Kristen Maranatha administrasi. Disini sistem pengendalian intern yang baik sangat diperlukan untuk

menghilangkan timbulnya pemborosan, penyelewengan, pencurian.

Menurut AICPA (1989, 320), peranan fungsi pengendalian internal sangat

penting dalam perusahaan, yaitu sebagai alat kendali manajemen dalam

memastikan ditaatinya seluruh kebijaksanaan, rencana, dan prosedur seperti yang

telah digariskan, menelaah dan menilai kekayaan, kecukupan, dan penerapan

pengendalian dalam operasi lainnya, serta meningkatkan pengendalian yang

memadai dengan biaya yang wajar, memastikan sampai sejauh mana tingkat

pertanggungjawaban pengamanan atas aktiva perusahaan dalam pelaksanaan

tanggung jawab yang dibebankan, menilai kualitas prestasi dalam pelaksanaan

tanggung jawab yang dibebankan, dan merekomendasikan perbaikan-perbaikan

operasi. Pada perusahaan yang ruang lingkupnya relatif kecil, pengelolaan lahan

dan pengawasan dapat ditangani secara langsung oleh pemilik perusahaan, karena

aktivitasnya yang belum beragam. Sedangkan pada perusahaan yang berkembang

dan cukup besar, serta mempunyai aktivitas yang banyak, transaksi-transaksi yang

banyak dan rumit disamping tenaga kerja yang semakin meningkat, maka

pengendalian yang dilakukan oleh manajemen akan terbatas pula. Untuk

meyakinkan bahwa tujuan-tujuan yang diterapkan benar-benar tercapai maka

seorang pimpinan harus dapat menciptakan suatu struktur pengendalian internal

yang memadai untuk dapat mengetahui perkembangan perusahaan setiap saat.

Adapun tujuan dari struktur pengendalian internal menurut Mulyadi dan

(17)

BAB I PENDAHULUAN

3 Universitas Kristen Maranatha menjaga kekayaan dan catatan organisasi, mengecek ketelitian keandalan data

akuntansi dan mendorong efisiensi serta dipatuhinya kebijakan manajemen.

Persediaan dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada jenis usaha

perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan manufaktur memiliki persediaan

bahan baku, bahan lain untuk proses produksi, barang dalam proses manufaktur,

dan barang jadi tersedia untuk dijual. Persediaan merupakan aktiva yang sangat

peka terhadap pencurian, penggelapan, kerusakan dan hal lainnya yang dapat

menimbulkan kerugian bagi perusahaan baik yang disengaja maupun yang tidak

disengaja, sehingga disni pihak manajemen perlu menetapkan suatu pengendalian

intern yang memadai.

Tujuan dilakukannya pemeriksaan intern terhadap persediaan menurut M.

Tuanakota (1982, 94) yaitu untuk menentukan hal–hal sebagai berikut :

1. Semua persediaan baik yang ada di dalam gudang perusahaan maupun yang

berada dalam perjalanan, ataupun yang berada di pihak ketiga benar–benar ada

secara fisik pada tanggal neraca dan merupakan milik perusahaan.

2. Persediaan barang dinilai sesuai dengan prinsip–prinsip akuntansi Indonesia yang

diterapkan secara konsisten.

3. Bahwa semua persediaan barang yang bergerak lambat, barang yang usang dan

tidak merupakan mode lagi, serta barang–barang yang rusak dikurangi nilainya

melalui perkiraan pengurangan nilai karena persediaan rusak atau usang.

4. Semua jaminan hutang dalam bentuk persediaan barang dinyatakan dalam

(18)

BAB I PENDAHULUAN

4 Universitas Kristen Maranatha Brink dan Witt (1982, 292) mengemukakan, pemeriksaaan internal juga

membantu manajemen dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif,

yaitu dengan cara memberikan informasi-informasi baik berupa analisa,

pemikiran, ataupun saran-saran atas kegiatan yang diperiksanya. Pemeriksaan

internal juga merupakan salah satu unsur dari pengendalian internal yang

memadai. Unsur ini merupakan unsur yang cukup penting dalam pengukuran dan

penilaian atas keefektifan pengendalian internal yang ada dalam perusahaan,

termasuk pengendalian internal atas persediaan.

Audit internal menurut Settler (1986, 82) adalah suatu kegiatan

independen dalam menetapkan tujuan dan merancang aktivitas konsultasi untuk

menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan. Pengauditan internal

membantu organisasi mencapai tujuan dengan jalan pendekatan terarah dan

sistematis dalam menilai dan mengevaluasi keefektifan manajemen melalui

pengendalian dan proses tata kelola. Kell dan Boynton (2001, 3) mengemukakan

fungsi audit internal diperlukan untuk memonitor efektivitas pengendalian yang

berkaitan dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam perusahaan

yang meliputi : keandalan dan kesatuan informasi, pemenuhan dengan

kebijaksanaan, rencana-rencana, prosedur, hukum dan peraturan-peraturan,

keamanan asset, penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien, dan

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan sasaran dari operasi dan program.

Persediaan bahan baku harus mendapat perhatian yang besar, karena

merupakan komponen utama yang biasanya menjadi objek manipulasi. Selain itu

(19)

BAB I PENDAHULUAN

5 Universitas Kristen Maranatha pemborosan, dan juga pencurian akibat salah pengelolaanya. Pengelolaan

persediaan barang merupakan titik tolak dalam mempertahankan eksistensi

perusahaan untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, sehingga

perusahaan dituntut untuk berkerja secara profesional. Disinilah peran

pengendalian intern untuk memberikan informasi yang berguna seperti adanya

pemisahan uraian tugas yang dilaksanakan dengan baik dan menggambarkan

pemisahan fungsi yang jelas.

Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis tertarik untuk mengamati peranan

pemeriksaan internal dalam mengefektifkan pengendalian internal persediaan

bahan baku suatu perusahaan yang bergerak dalam industri garmen dengan ruang

lingkup yang dibatasi hanya pada bidang pengelolaan persediaan bahan baku

berupa kain. Hal tersebut diatas telah mendorong penulis untuk menyusun skripsi

ini dengan judul:

“PERANAN PEMERIKSAAN INTERNAL DALAM MENUNJANG

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BAHAN

BAKU PADA PABRIK GARMEN (Studi Kasus Pada PT. X) ”

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis mencoba membahas pokok

masalah sebagai berikut:

1. Apakah pemeriksaan internal persediaan bahan baku yang diterapkan dalam

(20)

BAB I PENDAHULUAN

6 Universitas Kristen Maranatha 2. Apakah pengendalian internal atas persediaan bahan baku telah dilaksanakan

secara efektif?

3. Bagaimana peranan pemeriksaaan internal dapat menunjang efektivitas

pengendalian internal persediaan bahan baku?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menilai apakah efektivitas dari pengendalian internal

persediaan bahan baku yang telah dilaksanakan perusahaan.

2. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan internal atas persediaan bahan baku

sudah dilaksanakan secara efektif.

3. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan internal atas persediaan bahan

baku berperan dalam menunjang efektifitas pengendalian internal bahan baku

kain.

1.4Kegunaan Penelitian

Penulis mengharapkan penelitian yang dilakukan ini akan mempunyai

manfaat, baik secara langsung bagi:

1. Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai

aktivitas pengendalian pada pengelolaan persediaan bahan baku dalam

menunjang kegiatan pembelian bahan baku yang efektif.

(21)

BAB I PENDAHULUAN

7 Universitas Kristen Maranatha Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi yang berguna

bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan praktis dan masyarakat umum

dalam penelitian lebih lanjut atas penerapan pemeriksaan internal khususnya

yang berkenaan dengan efektifitas struktur pengendalian internal persediaan

bahan baku.

3. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai pengendalian internal dan pemeriksaan internal yang

memadai dalam praktek dan untuk melengkapi salah satu syarat dalam

menempuh sidang sarjana lengkap pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Universitas Kristen Maranatha Bandung.

1.5Rerangka Pemikiran

Persediaan bahan baku merupakan komponen yang sangat penting dalam

melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Persediaan bahan baku

merupakan salah satu pos terpenting, karena sebagian besar kekayaan perusahaan

tertanam dalam perusahaan. Seperti yang kita ketahui bahwa persediaan

mempunyai sifat yang aktif berputar dan mudah rusak atau usang dan mudah

hilang atau dicuri. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian internal yang

baik untuk mengawasi seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan agar dapat

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Hal tersebut dinyatakan oleh Smith

dan Skousen sebagai berikut:

(22)

BAB I PENDAHULUAN

8 Universitas Kristen Maranatha American Institute of Certified Public Accountant (AICPA)

mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut

“Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinate methods and measures adopted within a business to safeguard its assets, check the accuracy and realibility of its accounting data, promote operational efficiency and encourage adherence to prescribed managerial policies ”.

(AICPA, 1989, 320)

Dari definisi diatas , La Mijan (1994, 36) mengartikan pengendalian

intern sebagai :

“Sistem pengendalian intern meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta miliknya, mengecek kecermatan dan kehandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan”.

Dari kedua definisi tersebut diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

salah satu tujuan dari sistem pengendalian intern adalah mengamankan asset

perusahaan, termasuk persediaan. Menurut Willson dan Campbell (1991, 729),

pengendalian internal yang diterapkan atas pengadaan persediaan bahan baku

merupakan salah satu bagian dari sistem pengendalian internal secara

keseluruhan, dimana meliputi:pengendalian atas kondisi fisik, dapat dipercayainya

data akuntansi mengenai persediaan, efisiensi pengelolaannya, serta ditaatinya

kebijaksanaan dan prosedur yang mencakup perencanaan sampai dengan

pembayaran termasuk pula pembinaan dan pengawasan baik fungsional maupun

melekat. Pengendalian yang memadai terhadap pengadaan persediaan bahan baku

perlu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat menghambat kegiatan

(23)

BAB I PENDAHULUAN

9 Universitas Kristen Maranatha dalam aktiva lancar dimana bila terjadi kecurangan maka akan merugikan

perusahaan.

Kegiatan produksi yang efektif tidak akan berjalan dengan lancar bila

persediaan bahan baku yang diperlukan tidak berkualitas dan tidak tepat waktu.

Jadi menurut Arens dan Loebbecke, 1997, 643-644), pengadaan bahan baku yang

berkualitas dan tepat waktu merupakan suatu prasyarat yang harus dipenuhi agar

kegiatan produksi berjalan dengan lancar dan produk yang dihasilkan sesuai

dengan kualitas yang diharapkan. Pimpinan perusahaan bertanggung jawab

langsung terhadap seluruh kelancaran jalannya operasi perusahaan. Namun

semakin besar perusahaan, semakin besar pula volume kegiatan perusahaan, maka

semakin sulit pula pimpinan perusahaan untuk mengawasi dan mengendalikan

aktivitas perusahaan secara langsung. Dalam hal ini diperlukan pendelegasian

wewenang dalam batas-batas tertentu kepada para bawahan. Oleh karena itu

dibutuhkan pengendalian internal yang dapat mengendalikan perusahaan dengan

baik, serta dapat memberikan informasi dan data operasi perusahaan yang relevan

dan dapat dipercaya.

Pelaksanaan pengendalian internal tidak terlepas dari faktor manusia, yang

mana ketaatan dan ketelitian dapat berkurang jika tidak diawasi terus menerus.

Selain itu faktor pengendalian internal harus diawasi terus menerus untuk

mengetahui apakah struktur tersebut berjalan sebagaimana mestinya dan

dimodifikasi sesuai dengan perubahan keadaan. Agar tujuan pengendalian internal

(24)

BAB I PENDAHULUAN

10 Universitas Kristen Maranatha diperlukan staf pemeriksa intern untuk mengukur dan mengevaluasi keefektifan

pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.

Audit internal menurut Arens dan Loebbecke (2003, 732) merupakan

suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan dan jasa

konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah dalam

meningkatkan kegiatan operasi peruahaan. Setelah melakukan pemeriksaan,

bagian ini melaporkan kepada manajemen tentang apa yang sudah diperiksanya

sebagai dasar pengambilan keputusan dan dalam melakukan tindakan selanjutnya

terutama pengendalian atas operasi perusahaan.

Adanya pemeriksaan internal yang rutin dan memadai dalam perusahaan,

maka diharapkan pengadaan persediaan dapat berjalan dengan lancar dan

diharapkan pada adanya pengawasan yang memadai sehingga

penyimpangan-penyimpangan dalam aktivitas persediaan dapat dihindarkan. Dengan demikian

bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dapat tersedia pada waktu

yang tepat sehingga efektivitas persediaan bahan baku dapat terjamin. Menurut

Boynton dan kawan-kawan, 2001, 980):

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations.it help an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.”

Pemeriksaan internal atas persediaan bahan baku yang efektif akan

menunjang keefektifan pengendalian internal. Hal teersebut dikemukakan ole

Mulyadi dan Puradiredja (1998, 202). Syarat-syarat pengendalian internal yang

efektif adalah dipenuhinya unsur-unsur dan tercapainya tujuan pengendalian

(25)

BAB I PENDAHULUAN

11 Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan rerangka pemikiran diatas serta dilandasi teori yang telah

dikemukakan, maka diambil suatu hipotesis sebagai berikut:

“ Pemeriksaan Internal yang dilaksanakan dengan memadai akan

menunjang efektivitas Pengendalian Internal persediaan bahan baku”

1.6Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan studi kasus,

sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif analitis, yaitu suatu metode

yang digunakan untuk meneliti suatu objek, kondisi, suatu sistem pemikiran

ataupun kelas pada masa sekarang. Untuk menunjang analisis tersebut diperlukan

data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh selama penelitian ini akan

diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah

dipelajari.

1.6.1 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan :

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Yaitu pengumpulan data primer secara langsung dengan mengadakan

penelitian terhadap objek yang sedang diteliti dengan cara melaksanakan

prosedur :

(26)

BAB I PENDAHULUAN

12 Universitas Kristen Maranatha Yaitu pengumpulan data primer secara langsung terhadap aktivitas

perusahaan yang sedang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan

dengan permasalahan.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data dengan pihak-pihak yang berwenang untuk

mendapatkan gambaran secara umum mengenai perusahaan dan

masalah-masalah khusus yang sedang diteliti untuk mendapatkan data

yang objektif bagi penelitian.

c. Kuesioner (Questionnaire)

Yaitu pengumpulan data dengan cara membuat daftar pertanyaan yang

disampaikan kepada pihak yang berwenang untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dan membaca

literatur-literatur serta tulisan-tulisan yang berhubungan dengan pengendalian

intern terhadap persediaan dengan tujuan menemukan teori-teori yang

dapat menunjang analisis berpikir penulis sehubungan dengan

permasalahan yang terdapat di suatu tempat.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel dan Skala Pengukuran

Sesuai dengan judul skripsi yang saya pilih yaitu “ Peranan Pemeriksaan

(27)

BAB I PENDAHULUAN

13 Universitas Kristen Maranatha Bahan Baku pada Pabrik Garmen ”, maka terdapat dua hubungan variabel

yaitu :

1. Variabel Bebas (Independen Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan variabel

lain yang fungsinya menerangkan atau mempengaruhi keadaan variabel

lainnya. Sesuai hipotesis skripsi ini, yaitu “ Pe meriksaan Internal yang

memadai.“ Yang menjadi variabel bebasnya adalah “ Pemeriksaan internal

yang memadai “ karena hubungannnya dengan variabel lain, variabel

tersebut fungsinya menerangkan variabel lainnya yaitu Pengendalian

Internal.

2. Variabel Tidak Bebas (Dependent Variabel)

Variabel tidak bebas adalah variabel yang dalam hubungannya dengan

variabel lain, yang diterangkan atau dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Dalam skripsi ini yang menjadi variabel tidak bebas adalah “ Efektivitas

Pengendalian Internal Persediaan Bahan Baku “ karena hubungannnya

dengan variabel lain. Variabel tersebut fungsinya diterangkan variabel

lain, yaitu Pemeriksaan Internal.

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah PT. X yang

bergerak di Bandung.

Sedangkan lamanya waktu yang diperlukan oleh penulis untuk melakukan

(28)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

96 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan seperti yang telah

dikemukakan dalam Bab IV sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pemeriksaan internal yang dilakukan pada PT Trisula Garmindo

Manufacturing di Bandung telah memadai. Hal tersebut didukung oleh

jawaban kuesioner dari variabel independen dan faktor-faktor pendukungnya

sebagai berikut:

a. Kedudukan pemeriksa internal yang memungkinkan untuk melaksanakan

tugasnya secara independen dan objektif.

b. Pemeriksa internal memiliki pengetahuan yang cukup dalam melakukan

pemeriksaan (skill).

c. Adanya program pemeriksaan internal yang disusun dan dilaksanakan oleh

pemeriksa internal agar pemeriksaan yang dilakukan secara terencana dan

tersusun dengan baik.

d. Laporan hasil pemeriksaan internal dibuat setelah pemeriksaan internal

dilakukan. Laporan tersebut memuat temuan-temuan hasil pemeriksaan

internal, rekomendasi atau saran khususnya mengenai

kelemahan-kelemahan pengendalian internal atas persediaan bahan baku yang ada

(29)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

97 Universitas Kristen Maranatha e. Adanya tindak lanjut atas laporan pemeriksaan oleh manajemen, dan

dilakukannya pemantauan oleh pemeriksa internal terhadap tindak lanjut

perbaikan yang sudah dilaksanakan oleh manajemen.

2. Pengendalian internal atas persediaan bahan baku juga telah dilaksanakan

secara efektif, hal tersebut didukung oleh jawaban kuesioner dari variabel

dependen dan dapat dilihat dari adanya beberapa faktor pendukung sebagai

berikut:

1. Kememadaian Komponen-Komponen Struktur Pengendalian Internal atas

Persediaan Bahan Baku, yaitu :

a. Lingkungan Pengendalian

o Integritas dan nilai-nilai etika pada PT. Trisula Garmindo

Manufacturing dengan menekankan pentingnya kejujuran pada

para pegawai dan kepatuhan pada nilai etika.

o Komitmen terhadap kompetensi pada PT. Trisula Garmindo

Manufacturing dengan diadakan pelatihan-pelatihan bagi para

pegawainya dalam meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

para pegawai.

o Falsafah manajemen dan gaya operasi pada PT. Trisula Garmindo

Manufacturing dengan memberikan pedoman yang jelas kepada

pegawai tentang pentingnya pengendalian internal oleh

(30)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

98 Universitas Kristen Maranatha

o Struktur organisasi pada PT. Trisula Garmindo manufacturing telah

menunjukkan pemisahan fungsi-fungsi dengan jelas.

o Dewan direksi pada PT. Trisula Garmindo Manufacturing

bertanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan,

yang mencakup pengendalian internal, ketaatan terhadap

undang-undang dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

o Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab sudah dilaksanakan

dengan baik.

o Metode penerimaan pegawai yang dilaksanakan kurang konsisten

dan konsekuen.

b. Kegiatan Pengendalian

Kegiatan pengendalian pada PT. Trisula Garmindo Manufacturing

dengan adanya tinjauan pelaksanaan kerja yang memadai, pemisahan

tugas yang memadai, pengendalian fisik terhadap aktiva dan catatan

persediaan bahan baku yang cukup memadai, dan adanya bukti-bukti

penerimaan bahan baku yang jelas.

c. Penetapan risiko yang akan timbul

PT Trisula Garmindo Manufacturing Bandung telah memperkirakan

kemungkinan timbulnya risiko yang disebabkan oleh perubahan

lingkungan operasi perusahaan, personel baru, sistem informasi baru,

laju pertumbuhan yang pesat, teknologi baru, lingkup, kegiatan baru

(31)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

99 Universitas Kristen Maranatha d. Informasi dan Komunikasi

Adanya informasi yang akurat dan komunikasi yang baik dalam

menunjang terciptanya pengendalian internal atas persediaan bahan

baku, sehingga informasi dan komunikasi ini dapat mempengaruhi

manajemen dalam membuat keputusan mengenai pengelolaan dan

pengendalian perusahaan.

e. Pemantauan

Pemantauan yang dilakukan manjemen secara berkesinambungan

terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan sehingga melalui

pengawasan ini diketahui kelemahan dan kekuatan sistem

pengendalian yang ada pada perusahaan.

2. Tujuan umum struktur pengendalian internal persediaan bahan baku yang

telah dicapai yaitu:

a. Adanya laporan keuangan yang andal yang dapat memberikan

informasi keuangan untuk kepentingan investor, kreditur, dan

pemakai lain dalam pengambilan keputusan.

b. Adanya efektivitas dan efisiensi dalam operasi perusahaan

terutama atas pengelolaan persediaan bahan baku.

c. Dipatuhinya sanksi, kebijakan dan peraturan yang berlaku.

3. Tujuan khusus struktur pengendalian internal persediaan bahan baku yang

telah dicapai adalah sebagai berikut:

a) Transaksi yang dicatat adalah sah (validity)

(32)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

100 Universitas Kristen Maranatha c) Transaksi yang telah terjadi telah dicatat (completeness)

d) Transaksi dinilai denga pantas (valuation)

e) Transaksi diklasifikasikan dengan pantas (classification) f) Transaksi yang dicatat tepat waktu (timing)

g) Transaksi dimasukkan ke dalam berkas induk dengan pantas dan

diklasifikasikan dengan benar (posting and summarization)

3. Pemeriksa internal berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian

internal persediaan bahan baku yang didukung oleh jawaban kuesioner. Hal

ini dapat dilihat dari :

1. Dilaksanakannya atau dipenuhinya kualifikasi pemeriksa internal yang

memadai yaitu independensi, objektivitas, dan kompetensi pemeriksa

internal.

2. Adanya program pemeriksaan internal audit atas persediaan bahan baku

yang memadai.

3. Adanya pelaksanaan pemeriksaan internal yang memadai, yang meliputi

penilaian atas pengelolaan persediaan bahan baku (pembelian bahan baku,

pengeluaran bahan baku, dan pelaporannya yang dibuat oleh kepela bagian

persediaan).

4. Adanya laporan hasil pemeriksaan internal atas persediaan bahan baku

yang dibuat oleh pemeriksa internal dan ditujukan kepada direktur utama

(33)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

101 Universitas Kristen Maranatha 5. Adanya tindak lanjut dari manajemen atas rekomendasi-rekomendasi yang

diberikan oleh pemeriksa internal dari hasil pemeriksaannya berupa

pelaksanaan tindak perbaikan berdasarkan rekomendasi-rekomendasi

Pemeriksa Internal. Rekomendasi-rekomendasi tersebut antara lain:

¬ Pencatatan pada kartu gudang terhadap penerimaan maupun pengeluaran

persediaan bahan baku harus dilakukan pada saat barang tersebut masuk

atau keluar gudang.

¬ Bukti berupa berkas, arsip, catatan, dan dokumen yang berhubungan

dengan persediaan bahan baku dan pendukung diusahakan diadakan tepat

waktu.

¬ Penghitungan atau perkalian antara kualitas dan harga, penjumlahan, dan

pengurangan dalam kartu gudang dilakukan secara teliti dan selalu

dilakukan pengecekan ulang atas perhitungan yang dilakukan.

¬ Menetapkan anggaran pembelian bahan baku yang tidak terlalu tinggi

berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya sehingga diperoleh

anggaran pembelian bahan baku yang benar-benar dapat dipenuhi oleh

realisasi pembelian bahan baku.

5.2Saran

Berdasarkan hasil pemeriksaan internal yang telah dilakukan, untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam perusahaan, penulis ingin menyarankan:

• Program pemeriksaan yang dibuat harus dapat disesuaikan serta fleksibel

(34)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

102 Universitas Kristen Maranatha pemeriksaan intern dapat lebih efektif, hal ini mengingat karena luasnya

struktur organisasi serta banyaknya bagian-bagian yang tercakup di

dalamnya.

• Keahlian serta kompetensi auditor intern harus terus ditingkatkan, hal ini

dapat dilakukan dengan diberikannya pelatihan-pelatihan dan

seminar-seminar yang berhubungan dengan pemeriksaan intern.

• Perusahaan seharusnya melakukan perputaran jabatan untuk jangka waktu

yang lama khususnya untuk internal auditor yang telah bekerja selama

lima tahun karena perusahaan tidak mempunyai ketentuan berapa lama

harus memangku jabatan, hal tersebut untuk memenuhi independensi

auditor internal.

• Peraturan atau ketentuan mengenai larangan petugas lain selain petugas

gudang dilarang masuk kegudang seharusnya dilaksanakan secara

konsisten dan konsekuen, hal ini dapat menyebabkan kemungkinan

kehilangan barang terutama pada saat stock opname.

(35)

103 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A. and Loebbecke, James K.,2000, Auditing : An Integrated Approach, 8th Edition, New Jersey, Prentice Hall International, Inc

Ahmed Riahi –Belkaoui. 2000 . Teori Akuntansi. Terjemahan. Buku satu. Jakarta, Salemba empat.

Adikoesoema, Soemitra R., 1984, Sistem-sistem Akuntansi, buku satu, Bandung, Penerbit Tarsito.

Brink, Victor Z., Cashin, James A., Witt, Herbert, 1981, Modern Internal Auditing, An Operational Approach, 4th Edition, New York, USA, John Wileyard Sons, Inc.

Cushing, Barry E., 1991, Accounting Information System and Bussines Organization, alih bahasa Ruchyat Kosasih, Edisi Tiga, Jakarta : Penerbit Erlangga.

Cashin, James A.; Neuwirth, Paul D.; and Levy, Jhon F., Cashin’s Handbook for Auditors, 2nd ed, Singapore: Mc. Graw Hill Book Company, 1997.

Champion, Dean J., Basic Statistic for Social Research, 2nd edition, New York: Mac Millan Publishing Company., 1981.

Freddy Rangkuti. Mei 2005. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Hendriksen, Eldon S., Teori Akuntansi, 4th edition, buku satu, Gelora Aksara Pertama, Jakarta, 1999.

Hartadi, Bambang, 1982. Internal Auditing, Yogyakarta, Andi Ofset.

Ikatan Akuntansi Indonesia. Oktober 2004. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta, Salemba Empat.

Jay M. Smith dan K. Fred Skousen. 1997. Akuntansi Intermediate. Edisi kesembilan. Jilid dua. Surabaya, Erlangga.

Joel G Siegel dan Jae K. Shim. 1994. Kamus Istilah Akuntansi. Jakarta, Elexa Komputindo.

(36)

104 Universitas Kristen Maranatha La, Midjan, 1989, Sistem Akuntansi 1, edisi ke-4, Bandung: Lembaga Informatika

Akuntansi.

Marisi P. Purba. 2005. Akuntansi Imbalan Kerja. Jakarta, Ray Indonesia.

Santoso, Singgih, 2003, Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS versi 11.5, edisi ke-2, Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Suwardjono, Maret 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi ketiga.Yogyakarta, BPFE.

Tuanakotta, Theodorus M.,1982, Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, edisi ke-3, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tugiman, Hiro, 1997, Standar Audit Internal, edisi satu, Yogyakarta: BPFE., 1990.

Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Weygant, Jerry J. and Kieso, Donald F., 2002, Intermediate Accounting, 1st edition, Cincinati Ohio: South western Publishing Co.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “AKTIVITAS ANTIJAMUR EKSTRAK BUAH PARE BELUT ( Trichosanthes anguina L.)" adalah benar-benar

perusahaan dan daya klasifikasi total model ini adalah sebesar 79.6 persen. Sedangkan hasil pengujian hipotesis kedua yang dilakukan dalam penelitian ini

Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka

Karena kandungan protein dari pelepah sawit rendah serta kandungan lignin yang tinggi, maka untuk pemakaiannya yang optimal perlu dilakukan kombinasi dengan

tanaman hias karena lebih adaptif dipelihara meskipun ukuran kantungnya relatif kecil sampai sedang, sedangkan jenis dataran tinggi masih terbatas dikembangkan

Berdasarkan teori batas tengah maka nilai rata- rata gerak maju pada tabel 4.3a, 4.3b, 4.3c digunakan sebagai waktu standar operasi dalam mengoperasikan mesin dengan

berikut ini dengan melingkari pada jawaban yang Anda pilih... pada fungsi yang berbeda, misalnya