ABSTRAK
PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA MINAT MEMBELI ULANG di CENTRO DEPARTEMENT STORE
YOGYAKARTA
Remalya Foti Fera Manasye Lenggu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh evaluasi atas kualitas pada sikap konsumen; 2) pengaruh keyakinan normatif pada sikap konsumen; 3) pengaruh motivasi untuk menuruti referen pada sikap konsumen; dan 4) pengaruh sikap terhadap minat membeli ulang di Centro Department Store Yogyakarta.
Penelitian dilakukan di Centro Department Store Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen Centro Department Yogyakarta, yang telah berusia lebih dari 17 tahun. Sampel diambil sejumlah 100 responden dengan
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian diperoleh : 1) evaluasi atas kualitas berpengaruh positif dan signifikan pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta; 2) keyakinan normatif berpengaruh positif dan signifikan pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta; 3) motivasi untuk menuruti referentidakberpengaruh pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta; dan 4) sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta berpengaruh positif dan signifikan pada minat membeli ulang.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND SUBJECTIVE NORMS IN THE INTERESTS OF REPURCHASE AT CENTRO DEPARTMENT STORE
YOGYAKARTA
Remalya Foti Fera Manasye Lenggu Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The study aims to find out: 1) the influence of quality evaluation on consumer attitudes; 2) the influence of normative beliefs on consumer attitudes; 3) the influence of motivation to obey referents on consumer attitudes; and 4) the influence of attitudes towards interest in repurchasing at Centro Department Store Yogyakarta.
The study is conducted at Centro Department Store Yogyakarta. The population of this research is all consumers of Centro Department of Yogyakarta, especially those who are 17 years old and above. There are 100 respondents with purposive sampling as the sampling technique of to this study. The data collection is conducted using questionnaires. The techniques of data analysis used in this research are multiple linear regression and simple linear regression.
The study found that: 1) quality evaluation positively and significantly influnced attitudes toward Centro Department Store Yogyakarta; 2) the normative beliefs significantly and positively influenced attitudes towards Centro Department Store Yogyakarta; 3) the motivation to obey referents did not influence attitudes toward Centro Department Store Yogyakarta; and 4) the attitudes towards Centro Department Store Yogyakarta positively and significantly influenced the interest to repurchase.
1
PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA MINAT
MEMBELI ULANG di CENTRO DEPARTEMENT STORE
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Remalya Foti Fera Manasye Lenggu NIM: 122214019
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA MINAT
MEMBELI ULANG di CENTRO DEPARTEMENT STORE
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
Remalya Foti Fera Manasye Lenggu NIM: 122214019
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Motto dan Persembahan
“Hai orang-orang yang takut akan Tuhan, Percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Mazmur 115:11”
”Hidup butuh pengorbanan agar kita tahu cara BEKERJA KERAS, meneteskan
air mata untuk MERENDAHKAN HATI, butuh masalah masalah agar kita tahu bahwa kita memiliki KEKUATAN, tertawa dan tersenyum agar kita tahu
MENGUCAPKAN SYUKUR”.
Dengan penuh syukur kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Mami & Papi
Oma, Tante Evi dan Tante Tina
Adik-adiku tersayang
Novero
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kasih dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Pada Minat Membeli Ulang di Centro Departement Store. Skripsi ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis secara khusus menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.BA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., Msi., selaku Ketua Program studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Ibu Ike Janita Dewi, S.E., M.B.A., Ph.D. Selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu, tenaga, yang dengan sabar membimbing, mengarahkan, mengkritik, memberikan ide, dan mendukung penulis dengan kesungguhan hati, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
4. Bapak Drs. P. Rubiyatno, M.M., selaku dosen pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, yang dengan sabar membimbing, memberikan ide, dan mendukung penulis dengan kesungguhan hati, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik
5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
6. Semua partisipan yang telah rela dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
HALAMAN ABSTRAK ... xvii
HALAMAN ABSTRACT ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 8
A. Tinjauan Literatur... 8
x
2. Evaluasi Konsumen atas Kualitas ... 14
3. Minat Membeli Ulang ... 17
4. Sikap Konsumen ... 18
5. Norma Subyektif ... 25
B. Penelitian Terdahulu ... 26
C. Perumusan Hipotesis ... 28
D. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 32
E. Metode Pengumpulan Data ... 33
F. Definisi Konseptual ... 34
G. Operasionalisasi Variabel... 36
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 39
1. Uji Validitas ... 39
2. Uji Realibilitas ... 41
I. Uji Asumsi Klasik ... 41
1. Uji Normalitas Data ... 42
2. Uji Multikolinieritas ... 42
xi
J. Teknik Analisis Data ... 44
1. Regresi Linier Berganda ... 44
2. Regresi Linier Sederhana ... 45
BAB IV OBJEK PENELITIAN ... 47
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 47
B. Lokasi ... 49
C. Waktu Kerja ... 49
D. Produk Centro Departemen strore ... 49
E. Segmentasi Centro Departemen Store ... 50
F. Strategi pemasaran Centro departemen Store ... 50
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53
A. Profil Responden ... 53
B. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 57
1. Uji Validitas ... 57
2. Uji Realibilitas ... 60
3. Hasil Data Deskriptif... 62
4. Uji Asumsi Klasik ... 67
5. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 71
C. Pembahasan ... 75
BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI... 80
A. Kesimpulan ... 80
B. Implikasi bagi Perusahaan... 81
xii
DAFTAR PUSTAKA ... 83
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Perbedaan Sikap Terhadap Objek dengan
Sikap Terhadap Perilaku ... 24
Tabel V. 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Tabel V. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 54
Tabel V. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 55
Tabel V. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan ... 55
Tabel V. 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan ... 56
Tabel V. 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Uang yang Dibelanjakan Setiap Kali Belanja di Centro Department Store .. 57
Tabel V. 7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Evaluasi Konsumen Atas Kualitas ... 58
Tabel V. 8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Keyakinan Normatif ... 58
Tabel V. 9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Motivasi Menuruti Referen ... 59
Tabel V. 10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Sikap terhadap Centro Department Store ... 59
Tabel V. 11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Minat Membeli Ulang ... 60
Tabel V. 12 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 61
Tabel V. 13 Interval Analisis Deskriptif ... 62
Tabel V. 14 Deskripsi Evaluasi Atas Kualitas ... 63
Tabel V. 15 Deskripsi Keyakinan Normatif ... 63
Tabel V. 16 Deskripsi Motivasi Menuruti Referen ... 65
Tabel V. 17 Deskripsi Sikap Terhadap Centro Department Store ... 66
xiv
Tabel V. 19 Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Residual ... 68
Tabel V. 20 Rangkuman Hasil Pengujian Multikolinieritas Pada Model I .... 69
Tabel V. 21 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan Uji White ... 70
Tabel V. 22 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas dengan
Uji Glejser Pada Model II ... 70
Tabel V. 23 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Model I ... 72
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 30
Gambar IV. 1 Logo Centro Departemen Store ... 48
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Kuesioner Penelitian ... 86
Lampiran II. Hasil Validitas dan Realibilitas ... 90
Lampiran III. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ... 96
Lampiran IV. Analisis Deskriptif Penelitian ... 99
Lampiran V. Hasil Pengujian Regresi ... 104
xvii
ABSTRAK
PENGARUH SIKAP DAN NORMA SUBYEKTIF PADA MINAT MEMBELI ULANG di CENTRO DEPARTEMENT STORE
YOGYAKARTA
Remalya Foti Fera Manasye Lenggu Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh evaluasi atas kualitas pada sikap konsumen; 2) pengaruh keyakinan normatif pada sikap konsumen; 3) pengaruh motivasi untuk menuruti referen pada sikap konsumen; dan 4) pengaruh sikap terhadap minat membeli ulang di Centro Department Store Yogyakarta.
Penelitian dilakukan di Centro Department Store Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen Centro Department Yogyakarta, yang telah berusia lebih dari 17 tahun. Sampel diambil sejumlah 100 responden dengan
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan regresi linier sederhana.
Hasil penelitian diperoleh : 1) evaluasi atas kualitas berpengaruh positif dan signifikan pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta; 2) keyakinan normatif berpengaruh positif dan signifikan pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta; 3) motivasi untuk menuruti referen tidak berpengaruh pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta; dan 4) sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta berpengaruh positif dan signifikan pada minat membeli ulang.
xviii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ATTITUDE AND SUBJECTIVE NORMS IN THE INTERESTS OF REPURCHASE AT CENTRO DEPARTMENT STORE
YOGYAKARTA
Remalya Foti Fera Manasye Lenggu Sanata Dharma University
Yogyakarta 2016
The study aims to find out: 1) the influence of quality evaluation on consumer attitudes; 2) the influence of normative beliefs on consumer attitudes; 3) the influence of motivation to obey referents on consumer attitudes; and 4) the influence of attitudes towards interest in repurchasing at Centro Department Store Yogyakarta.
The study is conducted at Centro Department Store Yogyakarta. The population of this research is all consumers of Centro Department of Yogyakarta, especially those who are 17 years old and above. There are 100 respondents with purposive sampling as the sampling technique of to this study. The data collection is conducted using questionnaires. The techniques of data analysis used in this research are multiple linear regression and simple linear regression.
The study found that: 1) quality evaluation positively and significantly influnced attitudes toward Centro Department Store Yogyakarta; 2) the normative beliefs significantly and positively influenced attitudes towards Centro Department Store Yogyakarta; 3) the motivation to obey referents did not influence attitudes toward Centro Department Store Yogyakarta; and 4) the attitudes towards Centro Department Store Yogyakarta positively and significantly influenced the interest to repurchase.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat akan berdampak pada
meningkatnya daya beli dan sekaligus dapat menggairahkan pasar.
Peningkatan daya beli masyarakat biasanya dipicu oleh makin tingginya
pendapatan yang diperoleh dari gaji atau penghasilan suatu keluarga atau
kelompok masyarakat. Tingginya daya beli ini secara langsung atau tidak
langsung akan mendorong munculnya pasar dan pusat-pusat perbelanjaan,
sebagai sarana berlangsungnya transaksi antara penjual dan pembeli.
Kehadiran pusat-pusat perbelanjaan modern di kota-kota besar merupakan
salah satu indikator pertumbuhan ekonomi.
Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi
barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam suatu proses distribusi.
Melalui ritel, suatu produk dapat bertemu langsung dengan penggunanya.
Industri ritel di sini didefinisikan sebagai industri yang menjual produk dan
jasa pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan
pribadi, keluarga, kelompok, atau pemakai akhir. Produk yang dijual
kebanyakan adalah pemenuhan dari kebutuhan rumah tangga termasuk
sembilan bahan pokok (Soliha, 2008).
Kehadiran ritel modern menawarkan kegiatan belanja yang nyaman,
2
ruangan berbelanja yang luas, nyaman dan ber-AC, serta tersedianya berbagai
barang kebutuhan, sehingga pengunjung menjadi nyaman dan puas. Hal ini
menyebabkan ritel modern, selain menjadi tempat berbelanja, juga menjadi
tempat refreshing bagi sebagian masyarakat, dan menarik minat pengunjung. Industri Ritel yang tumbuh pesat dewasa ini merupakan hasil dari
meningkatnya beragam hasil produksi yang dikemas dan ditata dalam rupa
yang yang lebih menarik, dan juga keperluan konsumen terhadap barang
meningkat baik dalam kualitas maupun kuantitas. Peluang inilah yang
ditangkap oleh pemodal asing yang demikan agresif membangun jaringan ritel
di kota-kota besar di Indonesia. Perkembangan ritel modern yang pesat juga
terjadi di Yogyakarta, dengan semakin banyaknya perusahaan ritel besar
membangun jaringan ritelnya seperti Carrefour, Matahari Department Store,
Centro Department Store, dan lain-lain.
Perkembangan ritel modern yang pesat di Yogyakarta, memunculkan
persaingan yang ketat. Pelaku bisnis ritel modern harus menetapkan strategi
pemasaran yang tepat agar dapat menarik minat pengunjung. Ketatnya
persaingan membuat pemasar sulit untuk bersaing dalam inovasi produk.
Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan sesuatu hal baru
dengan mudah akan dapat ditiru. Berdasarkan hal ini, maka pelaku bisnis ritel
modern, harus menciptakan strategi pemasaran yang inovatif untuk menjaring
konsumen yang loyal.
Salah satu kunci sukses dari strategi pemasaran adalah pengembangan
3
demikian produk yang berhasil adalah produk yang dapat diterima konsumen
dengan harga, atribut dan tampilan yang memenuhi kebutuhan konsumen.
Untuk itu produsen perlu mengetahui bagaimana konsumen memandang
produk-produk dan progam pemasarannya. Bagi perusahaan tanggapan
konsumen terhadap produk yang dihasilkannya adalah sangat penting,
termasuk penilaian konsumen terhadap atribut-atribut produk. Penilaian
konsumen ini akan mempengaruhi minat konsumen. Minat merupakan satu
faktor internal (individual) yang mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam
proses pembelian, minat beli konsumen ini berkaitan erat dengan motif yang
dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk tertentu. Motif
pembelian ini berbeda-beda untuk setiap konsumen (Sigit, 2006).
Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dipengaruhi banyak
faktor, salah satunya adalah sikap. Kotler & Armstrong (2012) menyatakan
bahwa sikap menempatkan orang-orang ke dalam kerangka pikiran dari
menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak menuju atau jauh dari
mereka. Sikap yang positif atau menyukai terhadap produk, akan merangsang
konsumen untuk membeli produk.
Pada ahli pemasaran sepakat bahwa sikap mempunyai tiga komponen,
yaitu: kognitif (apa yang dipikirkan konsumen). Afektif (apa yang konsumen
rasakan), dan konatif (apa yang konsumen lakukan). Konsumen memutuskan
apa yang ingin dilihat, toko mana yang ingin dikunjungi, produk apa yang
mereka sukai dan inginkan untuk dibeli, semuanya berdasarkan pada sikap
4
pemasaran mendefinisikan sikap sebagai evaluasi yang menetap mengenai
obyek sikap. Apabila melihat pendapat di atas, maka sikap terhadap suatu
produk atau obyek dipengaruhi oleh evaluasi mereka terhadap produk atau
obyek tersebut. Evaluasi atas kualitas suatu produk akan menimbulkan
persepsi dalam diri konsumen mengenai kondisi kualitas barang. Evaluasi
terhadap kualitas tersebut akan menimbulkan respon berupa sikap terhadap
obyek atau suatu produk.
Azwar (2007) menyatakan bahwa dalam interaksi sosialnya, individu
bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap suatu objek. Diantara
berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman
pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi
atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor-faktor dalam diri
individu.
Apabila melihat pendapat di atas, maka orang lain yang dianggap
penting atau kelompok referensi akan berpengaruh terhadap pembentukan
sikap. Keyakinan normatif yang dimiliki konsumen akan berpengaruh
terhadap sikapnya terhadap suatu obyek atau produk. Persepsi atau keyakinan
mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk
menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan
pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu
atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak suatu
perilaku tertentu (Triastity & Saputro,2013). Selain keyakinan normatif, maka
5
ditunjukkan melalui motivasi menuruti referen. Motivasi menuruti referen
merupakan dinamika antara dorongan yang dipersepsikan individu dari
orang-orang disekitarnya (significant others) dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to comply) dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut (Triastity & Saputro,2013).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minat membeli konsumen,
berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul : Pengaruh Sikap dan Norma Subyektif Pada Minat Membeli
Ulang di Centro Departement Store Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
Persaingan ritel modern di Yogyakarta, menyebabkan Centro
Department Store harus menerapkan strategi pemasaran untuk menarik minat
membeli konsumen, sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Berdasarkan teori reasoned action, maka minat membeli dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku membeli dan norma subyektif. Sikap terhadap
perilaku membeli dibentuk oleh keyakinan dan evaluasi konsumen terhadap
perilaku membeli. Adapun norma subyektif dibentuk oleh keyakinan normatif
dan motivasi menurut referen. Adapun evaluasi terhadap kualitas dan norma
subyektif akan membentuk sikap konsumen, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi minatnya dalam melakukan pembelian.
Berdasarkan hal ini, maka pertanyaan penelitian yang diajukan ,
6
1. Apakah evaluasi atas kualitas berpengaruh pada sikap konsumen Centro
Department Store Yogyakarta ?
2. Apakah keyakinan normatif berpengaruh pada sikap konsumen terhadap
Centro Department Store Yogyakarta ?
3. Apakah motivasi untuk menuruti referen berpengaruh pada sikap
konsumen terhadap Centro Department Store Yogyakarta ?
4. Apakah sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta berpengaruh
pada minat membeli ulang?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh evaluasi atas kualitas pada sikap konsumen Centro Department
Store Yogyakarta.
2. Pengaruh keyakinan normatif pada sikap konsumen terhadap Centro
Department Store Yogyakarta.
3. Pengaruh motivasi untuk menuruti referen pada sikap konsumen terhadap
Centro Department Store Yogyakarta.
4. Pengaruh sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan keilmuan
khususnya di bidang ekonomi, mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap minat beli.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi Manajemen Centro Department Store Yogyakarta
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
membantu manajemen dalam pengambilan keputusan terutama yang
menyangkut promosi Centro Department Store Yogyakarta.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
1) Memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap minat membeli ulang berdasarkan theory of reasoned action.
2) Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk kegiatan penelitian
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Tinjauan Literatur 1. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Semakin majunya perekonomian dalam era moderen membuat
konsumen semakin mengetahui dan sensitif dengan perkembangan
yang telah terjadi. Dengan adanya hal tersebut perusahaan harus
semakin gencar dalam melakukan pemasaran dengan melihat apa yang
dibutuhkan dan di inginkan oleh konsumennya, dalam hal ini
perusahaan harus mengenal dan mengetahui perilaku konsumennya.
Perilaku konsumen merupakan semua kegiatan, tindakan, serta
proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum
membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan
jasa setelah melakkukan hal di atas atau kegiatan mengevaluasi
(Sumarwan, 2010).
Engel, Blackwell, & Miniard (2006) menyatakan bahwa
perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu
yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan
9
(consumer behavior) didefinisikan sebagai studi unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuatan barang jasa, pengalaman, serta ide.
b. Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen
Kardes, Cronley, & Cline (2008) menyatakan bahwa manfaat
mempelajari perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kinerja bisnis
Pemasar yang memahami pelanggan mereka dapat menciptakan
produk dan layanan yang lebih baik, mempromosikan produk dan
layanan mereka lebih efektif, dan mengembangkan rencana dan
strategi pemasaran yang mendorong keunggulan kompetitif
berkelanjutan. Tujuan mereka adalah untuk memahami dinamika
umum perilaku konsumen yang tetap konstan terlepas dari mode
atau tren. Pemahaman ini memungkinkan pemasar untuk
memprediksi apa yang memotivasi orang untuk membeli dan
kemudian untuk memberikan produk yang menanggapi motivasi
mereka, sehingga berhasil memenuhi dan melampaui harapan
pelanggan dari waktu ke waktu.
2) Untuk mempengaruhi kebijakan publik
Orang yang bekerja di instansi pemerintah atau organisasi
non-profit sering dipanggil untuk mempengaruhi kebijakan publik dan
memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Kebijakan publik adalah
10
bisnis untuk melindungi konsumen. Mereka yang tertarik dalam
membentuk kebijakan publik mempelajari perilaku konsumen
untuk memahami kebutuhan dan keinginan masyarakat, dan pada
saat yang sama, untuk melindungi masyarakat dari praktik bisnis
yang tidak adil, tidak etis, atau berbahaya.
3) Untuk mendidikan dan membantu konsumen membuat keputusan
yang lebih baik
Banyak orang mempelajari perilaku konsumen karena mereka
ingin mendidik konsumen atau membantu mereka bertindak secara
bertanggung jawab. Bagaimana konsumen mengumpulkan,
memproses dan menggunakan informasi, dan apa yang memotivasi
mereka, adalah topik penelitian penting bagi mereka yang tertarik
dalam pendidikan konsumen.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
1. Faktor Budaya
Menurut Kotler dan Keller (2009) budaya (culture)
merupakan determinan dasar keinginan dann perilaku seseorang.
kelas budaya, subbudaya, dan kelas sosial sangat mempengaruhi
pembelian, konsumen. Subbudaya (subculture) yang lebih kecil memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifiik untuk
anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama,
11
(2009) kelas sosial didefinisikan sebagai divisi yang relatif sama
atau homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat,
tersusun secara hierarki dan mempunyai angggota yang berbagai
nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok
referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi
perilaku pembelian.
1) Kelompok Referensi
Kelompok referensi (Refence group) seseorang menurut Kotler dan Keller (2009) adalah, semua kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku oraang tersebut. Dalam hal ini
kelompok yang memiliki hubungan langsung disebut kelompok
keanggotaan (membership group). Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus
tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Masyarakat juga menjadi kelompok sekunder (secondary group) seperti agama, profesional, dan kelompok persatuan perdagangan yang cenderung lebih resmi dan memerlukan
interaksi yang kurang berkelanjutan. Seseorang juga dipengaruhi
12
aspirasional (aspirational group), merupakan kelompok yang ingin diikuti oleh orang itu; kelompok disosiatif (dissociative group), merupakan kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang tersebut.
2) Keluarga
Menurut Kotler dan Keller (2009) keluarga adalah
organisasi pembelian konssumen yang paling penting dalam
masyarakat dan anggota keluarga merepresentasikan kelompok
referensi utama yang paling berpengaruh. Ada dua keluarga
dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga orientasi (family of orientationn) terdiri dari orang tua dan saaudara kandung. Dari orang tua, seseorang mendapatkan orientasi terhadap agama,
politik, dan ekonomi serta rasa ambisi pribadi, harga diri, dan
cinta. Kedua, keluarga prokreasi (family of procreation) terdiri dari pasangan dan anak-anak.
3) Faktor Pribadi
Menurut Kotler dan Keller (2009) keputusan pembelian
juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Faktor pribadi
meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup pembeli, pekerjaan
dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya
13 a. Usia dan tahap siklus hidup
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarrga
dan jumlah, usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah
tangga pada satu waktu tertentu.
b. Pekerjaan dan keadaan ekonomi
Pekerjaaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pekerja
kerah biru akan meembeli baju kerja, sepatu kerja, dan kotak
makan. Presiden perusahaan akan membeli jas, perjalanan
udara, dan keanggotaan county club. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat
di attas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka bahkan
menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan
tertentu.
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi; penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat,
stabilitas, dan pola waktu), tabungan dan aset (termasuk
persentase aset likuid), utang, kekuatan pinjaman, dan sikap
terhadap pengeluaran dan tabungan.
c. Kepribadian dan konsep diri.
Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Menurut Kotler dan
14
relatif konsisten dan tahan lama terhadap rangsangan
lingkungan lingkungan (termasuk perilaku pembelian). Gaya
hidup dan nilai
Orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang
cukup berbeda. Menurut Kotler dan Keller (2009) gaya hidup
(lifestyle) merupakan pola hidup seseorang di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat. Gaya hidup
memotret interaksi “seseorang secara utuh” dengan
lingkungannya. Sebagian gaya hidup terbentuk oleh
keterbatasan uang atau waktu konsumen. Kotler dan Keller
(2009) keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti
(core value), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan perilaku. Nilai inti lebih dalam dari pada perilaku atau sikap
dan menentukan pilihan dan kegiatan seseorang pada tingkat
dasar dalam jangka panjang.
2. Evaluasi Konsumen atas Kualitas
Evaluasi merupakan penentuan nilai (Suharso & Retnoningsih,
2003). Evaluasi merupakan tanggapan pengaruh pada tingkat intensitas
dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem
afektif maupun kognitif (Peter & Olson, 2010). Adapun kualitas adalah
15
proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Yamit,
2001).
Apabila melihat definisi di atas, maka bisa disimpulkan bahwa
evaluasi konsumen atas kualitas adalah merupakan tanggapan pengaruh
pada tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah terhadap suatu nilai
dari suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Evaluasi merupakan salah satu aktivitas dalam proses pengambilan
keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi
perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini,
mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu
produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang di
gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.
Dalam hal ini evaluasi yang di lakukan konsumen adalah dengan
melihat dan mempertimbangkan kualitas suatu produk. Apabila
perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar,
perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh
konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut
dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk yaitu:
a. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
16
Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka
semakin besar pula daya tahan produk.
c. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi
spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada
produk.
d. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan
konsumen terhadap produk.
e. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu.
Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk
tersebut dapat diandalkan.
f. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
g. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung
karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau
kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi
konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan,
reputasi, dan Negara asal.
Menurut Menurut Dwiastuti, Shinta, & Isaskar (2012), para
17
dan atribut-atribut yang digunakan sebagai evaluasi produk tersebut.
Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan atribut suatu
produk kepada konsumen.
3. Minat Membeli Ulang
Minat merupakan kemampuan yang mendorong untuk melakukan
sesuatu. Minat tidak sama dengan motif atau dorongan. Seorang yang
mendapat dorongan belum tentu akan berbuat jika ia tidak berminat.
Tetapi sebaliknya seseorang yang mempunyai minat yang kuat untuk
berbuat dan di tambah dengan dorongan-dorongan cenderung akan
melakukannya dengan senang hati. Berikut merupakan penjelasan
pengertian minat beli ulang menurut para ahi:
Minat beli ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olson (2002) adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau
beberapa kali.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) perilaku beli ulang itu
sangat berhubungan dengan konsep dari brand lolality, dimana kebanyakan perusahaan mendukung karena hal ini memiliki kontribusi
yang besar untuk kestabilan yang baik didalam marketplace.
Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat didentifikasi melalui
indiktor-indikator sebagai berikut:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
18
b. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat digangti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan
mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk
tersebut.
4. Sikap Konsumen
a. Pengertian Sikap Konsumen
Sikap (attitude) yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang disukai atau tidak disukai seseorang, perasaan emosional, dan
kecenderungan tindakan terhadap beberapa objek atau ide (Kotler dan
Keller,2012). Kotler & Armstrong (2012) mendefinisikan sikap
sebagai sebuah evaluasi seseorang yang secara konsisten mendukung
atau tidak mendukung, perasaan, dan kecenderungan terhadap suatu
objek atau ide. Adapun menurut Engel, Blackwell, & Miniard (2006),
sikap adalah sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan
orang berespon dengan cara yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan obyek atau
19 b. Fungsi Sikap
Solomon et al (2006) menyatakan bahwa dua orang dapat memiliki sikap yang sama terhadap suatu objek untuk alasan yang
sangat berbeda. Hal ini membantu bagian pemasaran untuk mengetahui
mengapa sikap terbentuk sebelum mencoba untuk mengubahnya.
Fungsi sikap adalah sebagai berikut:
1) Fungsi utilitarian. Fungsi utilitarian berhubungan dengan
prinsip-prinsip dasar reward dan punishment. Seseorang mengembangkan beberapa sikap terhadap produk hanya atas dasar apakah produk ini
memberikan kesenangan atau rasa sakit. Jika seseorang menyukai
rasa cheeseburger, orang itu akan mengembangkan sikap positif
terhadap burger keju. Iklan yang menekankan manfaat produk
langsung (misalnya Anda harus minum Diet Coke 'hanya untuk
rasa itu') menarik ke fungsi utilitarian.
2) Fungsi Nilai-ekspresif. Sikap yang menunjukkan fungsi
nilai-ekspresif mengekspresikan nilai-nilai pokok konsumen atau konsep
diri. Seseorang membentuk sikap produk bukan karena manfaat
tujuannya, tapi karena apakah produk menggambarkan tentang
dirinya sebagai seseorang (misalnya, seperti apa wanita sebagai
Elle). Sikap nilai-ekspresif sangat relevan dengan analisis gaya
hidup, di mana konsumen menumbuhkan klaster kegiatan, minat
20
3) Fungsi Ego-defensif. Sikap yang dibentuk untuk melindungi orang
tersebut, baik dari ancaman eksternal atau perasaan internal
melakukan fungsi ego-defensif. Sebuah studi pemasaran awal
menunjukkan bahwa ibu rumah tangga pada tahun 1950 menolak
penggunaan kopi instan karena mengancam konsepsi mereka
tentang diri mereka sebagai ibu rumah tangga. Produk yang
menjanjikan untuk membantu proyek pria yang digambarkan
'macho' (misalnya rokok Marlboro) mungkin menarik bagi kegelisahannya tentang maskulinitas-nya.
4) Fungsi Pengetahuan. Beberapa sikap yang terbentuk sebagai hasil
dari kebutuhan untuk pesanan, struktur atau arti. Kebutuhan ini
sering hadir ketika seseorang dalam situasi ambigu atau dihadapkan
dengan produk baru.
c. Karakteristik Sikap
Menurut Dwiastuti, Shinta, & Isaskar (2012), karakteristik
sikap adalah sebagai berikut :
1) Sikap Memiliki Obyek
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan
obyek, obyek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep
konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga,
kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.
21 2) Konsistensi Sikap
Sikap gambaran perasaan dari seseorang konsumen dan
perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena
itu sikap mempunyai konsistensi dengan perilaku. Perilaku
seseorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya.
3) Sikap Positif, Negatif, dan Netral
Seseorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif)
atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif) atau bahkan
ia tidak memiliki sikap-sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi
positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari
sikap.
4) Intensitas Sikap
Sikap seseorang konsumen terhadap suatu merek akan bervariasi
tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang
sangat begitu menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat
tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat
kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan
intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut sebagai karakteristik
extremity dari sikap.
5) Resistensi Sikap (resistance)
Resistensi adalah seberapa besar sikap konsumen bisa berubah.
Pemasar penting mengetahui sikap konsumen agar bisa
22
diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resisten
terhadap suatu produk.
6) Persistensi Sikap (Persistance)
Persistensi adalah analisis sikap yang menggambarkan bahwa
sikap akan berubah dengan berlalunya waktu. Misalnya seseorang
tidak menyukai produk kue Biskuat Bolu (sikap negatif), seiring
dengan berjalannya waktu mungkin dia akan berubah sikap
menyukai produk Biskuat Bolu.
7) Keyakinan Sikap (Confidence)
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran
sikap yang dimilikinya. Misalnya sikap konsumen terhadap produk
yang sudah lama digunakan akan lebih tinggi dibandingkan sikap
konsumen terhadap produk baru yang masih asing.
8) Sikap dan Situasi
Sikap seorang terhadap suatu obyek seringkali muncul dalam
konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap
konsumen terhadap suatu objek. Misalnya seseorang tidak suka
makan Biskuat bolu pada siang hari, tetapi suka makan Biskuat
Bolu pada pagi hari.
d. Sikap Terhadap Atribut dan Sikap Terhadap Perilaku
Secara tradisional, peneliti konsumen berfokus pada dasar
kognitif untuk menjelaskan sikap. Dari perspektif ini, sikap dipandang
23
akibatnya, penekanan diberikan pada pemastian kepercayaan penting
yang dimiliki seseorang mengenai objek sikap (Engel, Blackwell, &
Miniard, 2006).
Peter & Olson (2010) menyatakan bahwa proposisi kunci
dalam teori Fishbein adalah bahwa evaluasi dari kepercayaan yang
menonjol dengan karakteristik "baik" dan objek yang tidak disukai
mereka percaya memiliki atribut "buruk". Dalam model multi atribut
Fishbein ini, sikap keseluruhan terhadap suatu objek adalah fungsi dari
dua faktor: kekuatan kepercayaan yang menonjol terkait dengan objek
dan evaluasi dari kepercayaan.
Peter & Olson (2010) menyatakan bahwa kekuatan
kepercayaan adalah probabilitas yang dirasakan dari hubungan antara
obyek dan atribut yang relevan. Menurut Sunarto (2003), kepercayaan
konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang
objek, atribut dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang,
perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki
kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur yang
mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek.
Sikap terhadap tindakan membeli , bukan hanya sikap terhadap
produk itu sendiri. Dengan kata lain, berfokus pada konsekuensi yang
dirasakan dari pembelian. Mengetahui bagaimana seseorang merasa
tentang membeli atau menggunakan obyek, terbukti lebih valid dari
24
(Solomon et al, 2006). Pada sikap terhadap perilaku, maka menurut Peter & Olson (2010) keyakinan dan evaluasi merupakan keyakinan
dan evaluasi tentang konsekuensi fungsional dari suatu tindakan.
Sikap terhadap perilaku atau tindakan mencerminkan evaluasi
keseluruhan konsumen untuk melakukan perilaku. Pemasar mengukur
kekuatan dan evaluasi dari keyakinan yang menonjol tentang
konsekuensi dari perilaku dengan cara yang sama mereka mengukur
keyakinan tentang atribut produk. Aact sangat berbeda dari Ao,
meskipun kedua sikap didasarkan pada situasi yang mendasari
keyakinan yang menonjol, keyakinan adalah tentang beberapa konsep
yang berbeda (Peter & Olson, 2010).
Agar memudahkan untuk memahami perbedaan sikap terhadap
objek dan sikap terhadap perilaku, Peter & Olson (2010)
mencontohkan pada produk Toyota sebagai berikut:
Tabel II.1
Perbedaan Sikap Terhadap Objek (Ao) dengan
Sikap Terhadap Perilaku (Aact)
Sikap terhadap produk Toyota (Ao)
Sikap untuk membeli produk Toyota (Aact)
Harga tidak terlalu mahal (+) Memberikan sebuah model transportasi
Biasa (-) Menempatkan pada kesulitan
keuangan (-)
Bentuknya bagus (+) Menyebabkan biaya pemeliharaan yang tinggi (-)
Dapat diandalkan (+) Harga sekarang lebih tinggi dibandingkan masa mendatang (-)
Service mudah (+) Menyebabkan tingkat asuransi
25
Tabel di atas menunjukkan bahwa sikap terhadap produk
Toyota yang positif, tidak serta merta diikuti sikap untuk membeli
produk Toyota yang positif.
5. Norma Subyektif
a. Pengertian Norma Subyektif
Norma subyektif merupakan persepsi keyakinan individu
mengenai harapan orang-orang sekitar yang berpengaruh (significant other) baik perorangan ataupun perkelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak (Triastity dan Saputro, 2013). Norma
subyektif, merupakan fungsi dari keyakinan tentang harapan penting
rujukan lain, dan motivasinya untuk mematuhi acuan tersebut. Adapun
Engel, Blackwell, & Miniard (2006) menyatakan bahwa komponen
norma subyektif dimaksudkan untuk menggambarkan pengaruh orang
lain yang dianggap penting (important others). b. Komponen Norma Subyektif
Triastity & Saputro (2013) menyatakan bahwa norma subyektif
secara umum mempunyai dua komponen berikut:
1) Keyakinan Normatif
Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain
terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku
atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh
26
tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak
suatu perilaku tertentu.
2) Motivasi untuk menuruti referen
Motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut.
Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan
yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya
(significant others) dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to comply) dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut.
B. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini,
diantaranya adalah:
1. Sigit (2006)
Melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Sikap dan Norma
Subyektif Terhadap Niat Beli Mahasiswa Sebagai Konsumen Potensial
Produk Pasta Gigi Close Up. Penelitian merupakan penelitian survey.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam
Indonesia Yogyakarta yang merupakan konsumen potensial dari produk
pasta gigi Close Up. Sampel diambil dengan convenience sampling
sejumlah 100 responden. Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner.
Teknik analisis data digunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian
27
a. Sikap dan norma subyektif dari mahasiswa UII secara serentak
berpengaruh terhadap niat beli mahasiswa sebagai konsumen potensial
produk pasta gigi Close Up.
b. Sikap dari mahasiswa UII berpengaruh terhadap niat beli mahasiswa
sebagai konsumen potensial produk pasta gigi Close Up.
c. Norma subyektif dari mahasiswa UII berpengaruh terhadap niat beli
mahasiswa sebagai konsumen potensial produk pasta gigi Close Up.
2. Imelda, Rofi’i, & Huwaida (2014)
Melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Sikap Dan Norma
Subyektif Terhadap Minat Konsumen (Studi Pada Pengguna Refill Tinta
Printer Dataprint Di Banjarmasin). Penelitian merupakan penelitian
asosiatif atau explanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna refill tinta printer merek Data Print yang melakukan pembelian tinta
tersebut di toko-toko yang menjual alat tulis kantor serta toko penjualan
komputer di Kota Banjarmasin. Sampel diambil dengan convenience sampling sejumlah 150 responden. Teknik pengumpulan data digunakan kuesioner. Teknik analisis data digunakan regresi linier berganda. Hasil
penelitian didapatkan:
a. Sikap berpengaruh terhadap minat konsumen pengguna refill tinta
printer Dataprint di Banjarmasin.
b. Norma subyektif berpengaruh terhadap minat konsumen pengguna
refill tinta printer Dataprint di Banjarmasin.
c. Sikap dan norma subyektif berpengaruh terhadap minat konsumen
28
C. Perumusan Hipotesis
1. Evaluasi atas kualitas berpengaruh pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta
Evaluasi merupakan salah satu aktivitas dalam proses
pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam
memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan
aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang
terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting
untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk,
salah satunya adalah dengan memertimbangkan kualitas suatu produk.
Berdasarkan hal ini, maka dapat ditetapkan hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu:
Ha1 : Evaluasi atas kualitas berpengaruh positif pada sikap terhadap
Centro Department Store Yogyakarta.
2. Keyakinan normatif berpengaruh pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta
Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain terhadap
dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau tidak.
Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain
yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut
29
Berdasarkan hal ini, maka dapat ditetapkan hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu:
Ha2 : Keyakinan normatif berpengaruh positif pada sikap terhadap
Centro Department Store Yogyakarta.
3. Motivasi untuk menuruti referen berpengaruh pada sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta.
Sikap seseorang terhadap sesuatu dibentuk oleh banyaknya
informasi yang diperoleh mengenal hal tersebut. Informasi tersebut dapat
diperoleh dari berbagai sumber. Salah satunya dari referen yang dekat di
lingkungan sosialnya. Adanya motivasi menuruti referen menunjukkan
bahwa informasi yang diberikan referen tersebut dianggap valid,
sehingga membentuk persepsi mengenai hal yang direferensikan.Hal ini
berpengaruh terhadap pembentukan sikap.
Berdasarkan hal ini, maka dapat ditetapkan hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu:
Ha3 : Motivasi untuk menuruti referen berpengaruh positif pada
sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta.
4. Sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta berpengaruh pada minat membeli ulang.
30
a. Manusia umumnya melakukan sesuatu dengan cara-cara yang masuk
akal.
b. Manusia mempertimbangkan semua informasi yang ada.
c. Secara eksplisit maupun implisit manusia memperhitungkan tindakan
mereka (Azwar, 2007).
Sikap menempatkan orang-orang ke dalam kerangka pikiran dari
menyukai atau tidak menyukai sesuatu, bergerak menuju atau jauh dari
mereka. Sikap yang positif atau menyukai terhadap produk, akan
merangsang konsumen untuk membeli produk di Centro Department
Store Yogyakarta.
Berdasarkan hal ini, maka dapat ditetapkan hipotesis dalam
penelitian ini, yaitu:
Ha4 : Sikap terhadap Centro Department Store Yogyakarta
berpengaruh positif pada minat membeli ulang.
D. Kerangka Pemikiran
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode
kuantitatif, yang menurut sugiyono (2010) dikatakan metode kuantitatif karena
data penelitan berupa angka-angka dan analisis menggunkan statistik.
Peneliti dalam hal iniakan mengumpulkan informasi dari suatu sampel
dengan menanyakan melalui angket atau interview, agar nantinya menggambarkan sebagai aspek dari populasi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Centro Departement Store Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian merupakan individu yang dijadikan sumber
informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian. Pada
penelitian ini subjek penelitian adalah individu yang pernah berbelanja di
32
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah jumlah total dari seluruh unit atau elemen di mana
penyelidik tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau kelompok
orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, peristiwa, atau
laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara
spesifik dan tidak secara mendua (Silalahi, 2009). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen Centro Department Yogyakarta,
yang telah berusia lebih dari 17 tahun, sehingga dapat memberikan
tanggapan mengenai permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama
dengan populasi (Purwanto,2011). Jumlah sampel dalam penelitian
ditetapkan sejumlah 100 responden. Penetapan jumlah sampel tersebut
mengacu pada pendapat Roscoe (dalam Sekaran 2003) yang menyatakan
bahwa pada penelitian multivariate termasuk regresi berganda, ukuran
sampel seharusnya beberapa kali (diutamakan 5 kali atau lebih) dari jumlah
variabel yang diteliti. Pada penelitian ini terdapat 5 variabel, sehingga
33
3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu sehingga dapat membuat tanggapan secara baik
mengenai permasalahan yang diteliti. Kriteria sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah, konusmen yang minimal telah tiga kali berkunjung ke
Centro Department Store Yogyakarta dalam kurun waktu tiga bulan sekali.
E. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data dalam
hal ini adalah responden penelitian. Dalam penelitian ini data primer akan
dikumpulkan melalui kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang alternatif
jawaban-jawabannya telah ditentukan dalam kuesioner sehingga responden
hanya memilih jawaban yang sudah tersedia. Dalam penelitian ini, data
primer merupakan tanggapan responden terhadap kuesioner yang
mengungkap sikap, norma subyektif, dan minat membeli ulang.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti melalui
34
pertanyaan terstruktur atau sistematis kepada banyak orang. Semua
jawaban kemudian akan dicatat, diolah, dan dianalisis. Alat yang digunkan
dalam melakukan survei yaitu koesioner. Koesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diisi oleh responden untuk mengukur
variabel-variabel yang telah ditentukan.
Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Likert. Skala
Likert didesain untuk mencari seberapa kuat subyek setuju atau tidak setuju
dengan 5 point pernyataan pada skala. Adapun pernyataan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sangat Tidak Setuju (STS) (Skor/nilai 1)
Tidak Setuju (TS) (Skor/nilai 2)
Netral (N) (Skor/nilai 3)
Setuju (S) (Skor/nilai 4)
Sangat Setuju (SS) (Skor/nilai 5)
F. Definisi Konseptual
1. Evaluasi Konsumen Atas Kualitas
Kualitas suatu produk dilihat dengan dimensi kualitas produk,
yaitu Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk
tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen
35
dengan spesifikasi, yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari
sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak
ditemukannya cacat pada produk. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau
menambahketertarikan konsumen terhadap produk. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau
tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
2. Keyakinan Normatif
Kepercayaan normatif menunjukkan persepsi atau keyakinan
mengenai harapan orang lain terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk
menampilkan perilaku atau tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan
pendapat tokoh atau orang lain yang penting dan berpengaruh bagi individu
atau tokoh panutan tersebut apakah subjek harus melakukan atau tidak
suatu perilaku tertentu (Triastity dan Saputro, 2013).
3. Motivasi untuk Menurut Referen
Motivasi untuk menurut referen adalah motivasi untuk menuruti
harapan dari orang lain (Triastity dan Saputro, 2013). Kelompok referensi
juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering
36
kosumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik tingkah laku fisik
maupun mentalnya.
4. Sikap Konsumen Terhadap Centro Departement Store
Kotler & Armstrong (2012) mendefinisikan sikap sebagai sebuah
evaluasi seseorang yang secara konsisten mendukung atau tidak
mendukung, perasaan, dan kecenderungan terhadap suatu objek atau ide.
Sikap konsumen dalam membeli di Centro Department Store dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan teori reasoned action, yang terdiri dari kepercayaan dan evaluasi dalam berperilaku.
5. Minat Membeli Ulang
Minat beli ulang (repeat purchase) menurut Peter/Olson (2002) adalah kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali atau
beberapa kali. Kepuasan yang di peroleh seorang konsumen, dapat
mendorong ia melakukan pembelian ulang, menjadi loyal terhadap produk
atau terhadap toko sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang
baik kepada orang lain.
G. Operasionalisasi Variabel
1. Evaluasi Konsumen Atas Kualitas
Evaluasi terhadap perilaku membeli dioperasionalisasikan dengan 3
37
1) Centro Department Store menyediakan barang yang berkualitas tinggi.
2) Centro Department Store menyediakan beragam produk yang
berkredibilitas tinggi.
3) Centro Department Store menjual produk-produk yang berkelas.
2. Keyakinan Normatif
Keyakinan normatif (normative beliefs) dioperasionalisasikan dengan 4 item pertanyaan sebagai berikut:
1) Pengalaman teman dalam berbelanja memberikan kepercayaan dalam
melakukan pembelian di Centro Department Store.
2) Pendapat keluarga mengenai kualitas barang yang dijual memberikan
kepercayaan dalam melakukan pembelian di Centro Department Store.
3) Pendapat tetangga mengenai kenyamanan berbelanja memberikan
kepercayaan dalam melakukan pembelian di Centro Department Store.
4) Pengalaman orang yang saya kagumi memberikan kepercayaan untuk
melakukan pembelian di Centro Departeent Store.
3. Motivasi Menuruti Referen
Motivasi menuruti referen (motivation to comply) dioperasionalisasikan dengan 4 item pertanyaan sebagai berikut:
1) Saya mempertimbangkan pengalaman teman dalam melakukan
pembelian di Centro Department Store.
2) Saya mempertimbangkan pendapat keluarga mengenai kualitas barang
38
3) Saya mempertimbangkan pendapat tetangga mengenai kenyamanan
berbelanja dalam melakukan pembelian di Centro Department Store.
4) Saya mempertimbangkan pengalaman berbelanja saudara (famili)
dalam melakukan pembelian di Centro Department Store.
4. Sikap Terhadap Centro Departement Store
Sikap konsumen terhadap Centro Departement Store
dioperasionalisasikan dengan 3 item pertanyaan sebagai berikut:
1) Saya menyukai Centro Department Store.
2) Saya merasa bangga berbelanja di Centro Department Store.
3) Saya selalu mendukung setiap event yang ada di Centro Department
Store.
5. Minat Membeli Ulang
Minat membeli dioperasionalisasikan dengan 5 item pertanyaan
sebagai berikut:
1) Saya akan terus membeli produk kebutuhan saya di Centro Department
Store.
2) Saya akan membeli hadiah/bingkisan di Centro Department Store.
3) Saya akan merekomendasikan Centro Department Store.
39
H. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian yang baik harrus valid dan reliabel, oleh sebab itu
diperlukan uji validitas dan reabilitas.
1. Uji Validitas
Valid bermakna kemampuan butir dalam mendukung konstruk
dalam instrumen. Suatu instrumen dinyatakan valid (sah) apabila instrumen
tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur (Idrus, 2009).
Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan item dengan total.
Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor item dengan skala
berarti semakin tinggi konsistensi antara item tersebut dengan skala secara
keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien
korelasinya rendah mendekati nol berarti fungsi item tersebut tidak cocok
dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya rendah. Bila koefisien korelasi
yang dimaksud ternyata berharga negatif, dapat dipastikan terdapat cacat
serius pada item yang bersangkutan (Azwar, 2012). Adapun rumus korelasi
yang digunakan adalah korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
ri =
Keterangan :
Xij = Skor responden ke j pada butir pertanyaan i
= Rata-rata skor butir pertanyaan i
tj = Total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j
= Rata-rata total skor
40
Apabila koefisien korelasi item-total tersebut dihitung dari data suatu
instrumen yang berisi sedikit item maka sangat besar kemungkinannya
akan didapat koefisien korelasi yang lebih tinggi daripada yang sebenarnya
(overestimated) dikarenakan adanya overlap antara skor item dengan skor instrumen. Overestimasi ini terjadi dikarenakan pengaruh kontribusi skor
masing-masing item dalam ikut menentukan besarnya skor instrumen.
Untuk itu, agar diperoleh informasi yang lebih akurat mengenai korelasi
antara item dengan instrumen, diperlukan suatu rumusan terhadap efek
spurious overlap (Azwar, 2012).
Untuk koefisien korelasi item-total yang dihitung dengan formula
product moment, formula koreksi terhadap efek spurious overlap adalah :
ri(x-i) =
ri(x-i) = Koefisien korelasi item-total setelah dikoreksi rix = Koefisien korelasi skor item-total sebelum dikoreksi
si = Deviasi standar skor suatu item
sx = Deviasi standar skor total (Azwar, 2012)
Batas kritis yang digunakan untuk menentukan validitas data adalah
0,3. Menurut Sugiyono (2010), apabila korelasi tiap faktor tersebut positif