• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEPAK TERJANG SOKSI (SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA) DI DALAM SEKBER GOLKAR (SEKRETARIAT BERSAMA GOLONGAN KARYA) TAHUN 1960-1965.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEPAK TERJANG SOKSI (SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA) DI DALAM SEKBER GOLKAR (SEKRETARIAT BERSAMA GOLONGAN KARYA) TAHUN 1960-1965."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SEPAK TERJANG SOKSI (SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA) DI DALAM SEKBER GOLKAR (SEKRETARIAT

BERSAMA GOLONGAN KARYA) TAHUN 1960-1965

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh: Irpa Harsaksila

1002000

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Irpa Harsaksila, 2015

SEPAK TERJANG SOKSI (SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA) DI DALAM SEKBER GOLKAR (SEKRETARIAT

BERSAMA GOLONGAN KARYA) TAHUN 1960-1965

Oleh

IRPA HARSAKSILA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan padaDepartemenPendidikanSejarah

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Irfa Harsaksila 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung 2015

Hak Cipta dlindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Halaman Pengesahan Skripsi

IRPA HARSAKSILA

SEPAK TERJANG SOKSI (SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA) DIDALAM SEKBER GOLKAR (SEKRETARIAT

BERSAMA GOLONGAN KARYA) TAHUN 1960-1965

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

H. Didin Saripudin Ph.D NIP. 197000506 199702 1001

Pembimbing II

Moch. Eryk Kamsori S.Pd NIP. 19690430 199802 1001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

(4)
(5)

SEPAK TERJANG SOKSI (SENTRAL ORGANISASI KARYAWAN SWADIRI INDONESIA) DI DALAM SEKBER GOLKAR (SEKRETARIAT BERSAMA

GOLONGAN KARYA) TAHUN 1960-1965

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Sepak Terjang SOKSI (Sentral Organisasi Krayawan Swadiri Indonesia) didalam Sekber Golkar (Sekretariat Bersama Golongan Karya) tahun 1960-1965”. Latar belakang penelitian mengenai kajian ini adalah bertolak pada kondisi stabilitas sosial politik yang terjadi pada awal tahun 1960an, maka lahirlah organisasi masa yang dibentuk oleh Soehardiman untuk membangun dan menghimpun organisasi yang potensial melalui penguatan semangat kekaryaan yang didukung oleh kalangan ABRI. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah” Bagaimana Dinamika Peran SOKSI (Sentral Organisasi Krayawan Swadiri Indonesia) didalam Sekber Golkar (Sekretariat Bersama Golonga Karya) tahun 1960-1965”. Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu: 1) Bagaimana latar belakang berdirinya SOKSI tahun 1960? 2) Bagaimana perkembangan SOKSI dibawah kepemimpinan Soehardiman? 3) Bagaiamana peran SOKSI didalam Sekber Golkar tahun 1960-1965? 4) Bagaimana posisi SOKSI dalam Sekber Golkar tahun 1960-1965?. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang terdiri atas empat langkah penelitian, yaitu heuristik sebagai upaya pencarian sumber , kritik atau analisis terhadap sumber, interpretasi atau penafsiran terhadap sumber yang di kritik, dan historiografi atau penulisan sejarah. Teknik yang digunakan penulis adalah studi literatur, studi dokumentasi dan studi wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Faktor pembentukan SOKSI dilatar belakangi oleh kondisi stabilitas sosial politik yang terjadi pada awal tahun 1960an, maka lahirlah SOKSI yang mampu mewadahi dan menghimpun organisasi kemasyarakatan dibawah kepemimpinan Soehardiman, sejak kemunculan dari awal berdirinya organisasi masyarakat SOKSI mengalami perkembangan dari segi sejumlah anggota di berbagai wilayah Indonesia, kemudian membentuk strategi pengkaderan melalui program P2KB, komposisi organisasi yang terstruktur, dan diselenggarakannya Mukernas I,II,III, AD/ART yang sesuai dengan Undang Undang 1945. Sehingga Soksi sebagai salah satu cikal bakal kelahiran Sekber Golkar yang berperan memberikan dukungan politik terhadap Sekber Golkar dan memiliki hubungan yang sangat historis dan di fungsionaliskan dalam bentuk simbiosis mutualisme sehingga posisi SOKSI di dalam Sekber Golkar sangat diperhitungkan keberadaannya.

Kata Kunci: Organisasi Masyarakat, SOKSI, Sekber Golkar

(6)

Irpa Harsaksila, 2015

LUNGE SOKSI (CENTRAL ORGANIZATION OF EMPLOYEES SWADIRI INDONESIA) IN SEKBER GOLKAR (SECRETARIAT OF THE JOINT GROUP

WORKS) YEAR 1960-1965

ABSTRACT

This thesis entitled "Football lunge Soksi (Central Organization Swadiri Krayawan Indonesia) in Sekber Golkar (Joint Secretariat of Functional Group) the year 1960-1965". Background research on this assessment is contrary to the conditions of social and political stability that occurred in the early 1960s, it gives birth to mass organization formed by Soehardiman to build and collect organizational potential through strengthening the spirit of workmanship that is supported by the Armed Forces. The main problem studied in this thesis is "How Soksi Role Dynamics (Central Organization Swadiri Krayawan Indonesia) in Sekber Golkar (Joint Secretariat golonga work) 1960-1965 years". The main problem is then divided into four research questions, namely: 1) What is the background Soksi establishment in 1960? 2) How Soksi development under the leadership of Soehardiman? 3) How is the role of Soksi in Sekber Golkar years 1960-1965? 4) How Soksi position in Sekber Golkar years 1960-1965 ?. The method I use in this study is the historical method consists of four steps of research, namely as a heuristic search for the source, criticism or analysis of sources, interpretation or interpretation of those sources in the criticism, and historiography, or the writing of history. The technique used is the author of the study of literature, study the documentation and study of the interview. Results from this study are as follows: Factor Soksi formation triggered by the conditions of social and political stability that occurred in the early 1960s, it gives birth to Soksi were able to accommodate and gather community organizations under the leadership of Soehardiman, since the beginning of the emergence of community organizations Soksi experienced growth of In terms of number of members in various parts of Indonesia, then formed a cadre strategy through P2KB program, the composition of a structured organization, and convening Mukernas I, II, III, AD / ART in accordance with the Law of 1945. Thus Soksi as one of the forerunner of the birth of Golkar Sekber the role to give political support to the Joint Secretariat Golkar and has a great relationship historically and in fungsionaliskan in the form of symbiotic mutualism so Soksi position within Golkar Sekber very strong presence.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPANTERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTARISI ... vii

DAFTAR BAGAN DAN TABEL ... ix

DAFTARGAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Metode dan Teknik Penelitian ... 6

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sumber Sumber yang Berkaitan dengan Organisasi Kemasyarakatan ... 10

2.1.1 Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) ... 10

2.2 Sumber Sumber yang Berkaitan dengan SOKSI ... 16

2.3 Sumber Sumber yang Berkaitan dengan Sekber Golkar ... 19

2.4 Penelitian Terdahulu ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Metodedan Teknik Penelitian ... 25

3.1.1 Metode Penelitian ... 25

3.1.2 Teknik Penelitian ... 27

(8)

Irpa Harsaksila, 2015

3.2.1 Penentuan Tema Penelitian ... 30

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian ... 31

3.2.3 Mengurus Perizinan ... 32

3.2.4 Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian ... 33

3.2.5 Proses Bimbingan ... 33

3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 34

3.3.1 Pengumpulan Sumber Heuristik ... 34

3.3.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis... 35

3.3.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan ... 37

3.4 Kritik Sumber ... 38

3.4.1 Kritik Ekternal ... 39

3.4.2 Kritik internal ... 41

3.5 Interpretasi ... 43

3.6 Historiografi ... 44

3.7 Laporan Penelitian ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Pembentukan SOKSI ... 47

4.2 Perkembangan SOKSI di Bawah Kepemimpinan Soehardiman ... 50

4.2.1 Profil Singkat Soehardiman ... 50

4.2.2 Strategi Pengkaderan SOKSI ... 53

4.2.3 Komposisi Personalia SOKSI ... 58

4.2.4 Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) SOKSI ... 60

4.2.5 Musyawarah Kerja Nasional (Mukeras) I, II dan III ... 65

4.2.6 Konsolidasi Trikarya Antara SOKSI, MKGR, Kosgoro ... 69

4.3 Peran Soksi di Dalam Sekber Golkar ... 75

4.4 Posisi Soksi di Dalam Sekber Golkar ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 80

(9)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN DAN TABEL

Bagan 2.1 Proses Pembentukan Organisasi ... 11

(10)

Irpa Harsaksila, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Soehardiman ... 50

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini merupakan uraian mengenai metode dan teknik penelitian yang

digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan dengan skripsi yang

berjudul “Sepak Terjang Soksi (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri

Indonesia) di Dalam Sekber Golkar (Sekretariat Bersama Golongan Karya)

tahun 1960-1965”. Peneliti mencoba memaparkan berbagai langkah maupun

prosedur yang digunakan dalam mencari, mengolah, menganalisis sumber dan

proses penyusunannya menjadi sebuah skripsi. Adapun pada skripsi ini,

peneliti menggunakan metode historis atau metode sejarah dengan

menggunakan studi literatur, studi dokumentasi, dan wawancara sebagai

teknik penelitiannya.

Peneliti mencoba menguraikan langkah-langkah penelitian dengan

menggunakan metode sejarah meliputi proses heuristik, kritik eksternal dan

internal, interpretasi, serta historiografi. Metode sejarah digunakan untuk

menemukan fakta-fakta sejarah yang kemudian diinterpretasi untuk disusun

kedalam sebuah historiografi sejarah. Proses penelitian ini dilakukan untuk

menyusun sebuah skripsi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

dan relevan dengan bidang studi peneliti yaitu pendidikan sejarah. Peneliti

menguraikan proses tersebut dalam bab ini yang terdiri dari tiga sub-bab

utama yaitu metode dan teknik penelitian, persiapan penelitian, dan

pelaksanaan penelitian.

3.1.Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah,

yaitu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan

masa lampau. Metode historis adalah suatu prosedur, proses, atau teknik yang

sistematis dalam penyelidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan

(bahan-bahan) yang diteliti. Sjamsuddin menguraikan pula bahwa metode dan

metodologi merupakan dua fase kegiatan yang berbeda untuk tugas yang

(12)

26

Irpa Harsaksila, 2015

“bagaimana mengetahui sejarah” sedangkan metodologi adalah “mengetahui bagaimana mengetahui sejarah” (Sjamsuddin, 2007: 13-14).

Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan-aturan dan prinsip

yang sistematis untuk mengumpulkan sumber secara efektif, menilainya

secara kritis dan menguji sintesis dari hasil-hasil yang dipakai dalam bentuk

tertulis. Definisi metode sejarah tersebut diuraikan oleh Gottschalk (1985)

dalam bukunya yang berjudul “Mengerti Sejarah” sebagai berikut :

”Metode historis adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan menuliskan hasilnya

berdasarkan fakta yang telah diperoleh yang disebut historiografi”

(Gottschalk, 1985: 32).

Studi historis (Historical Studies) meneliti peristiwa

peristiwa-peristiwa yang telah lalu. Peristiwa-peristiwa-peristiwa sejarah direka ulang dengan

menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang

masih ada, kesaksian tidak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan,

sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan

kesaksian sengaja berupa catatan dan dokumen-dokumen (Sukmadinata,2005:

63).

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat

diperoleh gambaran bahwa yang dimaksud dengan metode historis atau

sejarah adalah suatu prosedur atau langkah kerja yang digunakan untuk

melakukan penelitian terhadap sumber atau peninggalan masa lampau yang

dianalisis secara kritis dan sistematis. Metode historis ini sangat sesuai dengan

kajian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti berusaha mencari data dan fakta

sejarah yang berhubungan dengan permasalahan mengenai judul penelitian.

Metode sejarah memiliki beberapa tahapan proses penelitian, meski

terdapat beberapa perbedaan penamaan yang dijelaskan dalam berbagai

sumber rujukan namun tetap mengacu pada tahapan yang sama. Gottschalk

(1985) menguraikan terdapat empat langkah kegiatan dalam sebuah prosedur

penelitian sejarah yang saling berkaitan satu sama lainnya. Keempat langkah

tersebut yaitu Heuristik (pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber,

interpretasi (penafsiran), serta tahapan terakhir adalah penyajian dalam bentuk

(13)

27

Terdapat enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah

(Woodgray, 1956: 9 dalam Sjamsuddin, 2007: 89) sebagai berikut :

1. Memilih topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

3. Membuat catatan tentang evidensi apa saja yang dianggap penting dan relevan dengan topik yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung. 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik

sumber).

5. Menyusun hasil-hasil penelitian (catatan fakta-fakta) ke dalam suatu pola yang benar dan berarti yaitu sistematika tertentu yang telah disiapkan sebelumnya.

6. Menyajikan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai tahapan dalam penelitian

sejarah, peneliti memperoleh gambaran bahwa pada dasarnya terdapat

kesamaan pendapat dalam menguraikan tahapan penelitian sejarah.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian sejarah pada umumnya terdiri dari

pengumpulan sumber, analisis sumber, interpretasi fakta, dan menyusunnya

kedalam sebuah historiografi. Peneliti melakukan tahapan tersebut dalam

sebuah proses yang berurutan dan saling berkaitan sehingga dihasilkan sebuah

penelitian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Penelitian melakukan

heuristik (pengumpulan sumber) berkaitan dengan organisasi SOKSI dan

Sekber Golkar beserta peranannya, kritik sumber yang relevan dan reliabel,

interpretasi terhadap sumber sejarah yang ditemukan disertai dengan analisis

yang didasarkan pada sumber literatur dan teori yang digunakan, serta

menyusunnya kedalam sebuah karya ilmiah dengan proses historiografi.

3.1.2. Teknik Penelitian

Teknik penelitian merupakan cara-cara yang di gunakan dalam upaya

mengumpulkan data dan informasi mengenai penulisan skripsi ini. Dalam

penelitian mengenai gerakan organisasi SOKSI dan Sekber Golkar, peneliti

menggunakan beberapa teknik penelitian yaitu studi kepustakaan (studi

(14)

28

Irpa Harsaksila, 2015

penelitian yang digunakan oleh peneliti secara lebih lengkapnya dipaparkan

dalam uraian berikut ini:

1). Studi Kepustakaan (Studi Literatur)

Di dalam studi kepustakaan akan diperoleh data yang bersifat primer

dan sekunder. Penulis melakukan studi kepustakaan dengan mengumpulkan

sumber dari buku-buku, arsip tertulis, surat kabar, serta sumber-sumber

internet khususnya yang peneliti temukan dari situs resmi Www. Soksi.or.id.

Sumber-sumber yang digunakan tersebut tentunya dapat dipercaya

kebenarannya setelah melalui tahap seleksi.

Dalam upaya mengumpulkan sumber literatur ini, peneliti mengadakan

kunjungan di beberapa perpustakaan, lembaga, dan beberapa tempat terkait

untuk mendapatkan informasi dan sumber literatur dibutuhkan. Setelah

sumber tersebut didapatkan kemudian penulis mempelajari, mengkaji dan

mengidentifikasikan serta memilih sumber yang relevan dan dapat digunakan

sebagai sumber dalam penulisan skripsi ini melalui tahapan kritik. Adapun

beberapa tempat yang dikunjungi adalah :

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

2. Kantor pusat Graha SOKSI di Jalan Kalibata Jakarta Selatan.

3. Rumah kediaman Soehardiman di Jalan Cipete Raya Jakarta Selatan.

4. Kantor Pusat Pimpinan Kesatuan Organisasi Serba Guna Gotong

Royong (Kosgoro) di Jakarta Pusat, dan Wisma Kosgoro.

5. Kantor Pusat Pimpinan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong

(MKGR) di Jakarta Selatan.

2. Teknik Wawancara

(15)

29

Wawancara merupakan teknik penelitian yang paling sosiologis dalam

penelitian-penelitian sosial, bentuknya berasal dari komunikasi verbal antara

peneliti dan responden. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

wawancara sebagai penggerak dan pemanfaatan informasi secara ilmiah,

artinya informasi yang diperoleh penulis benar-benar valid dengan

menafsirkan isyarat nonverbal yang diberikan responden (Champion, 2009:

308). Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi

mengenai permasalahan yang dikaji mengenai gerakan organisasi SOKSI.

Penulis berusaha mencari narasumber yang dianggap kompeten untuk

memberikan informasi yang diperlukan. Narasumber terdiri dari tokoh pendiri

organisasi SOKSI yaitu Soehardiman , Kosgoro yaitu Abdullah Kusrin,

dengan harapan agar nantinya informasi yang diperoleh bisa relevan.

Teknik wawancara dibagi menjadi dua jenis yaitu wawancara

terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur atau berencana yang

terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah direncanakan dan disusun

sebelumnya. Sementara wawancara tidak berstruktur atau tidak berencana

adalah wawancara yang tidak mempunyai suatu persiapan sebelumnya dari

suatu daftar pertanyaan dengan suasana kata-kata dan tata urut yang harus

dipatuhi peneliti (Koentjaraningrat, 1993:138-139). Adapun dalam

pelaksanaan wawancara ini peneliti menggunakan teknik wawancara struktur

dan terencana,yang terdiri dari suatu daftar pertanyaan yang telah

direncanakan dan disusun sebelumnya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik penelitian yang dilakukan

terhadap sumber-sumber yang terdokumentasikan berupa rekaman baik

gambar, maupun tulisan. Sartono Kartodirdjo (1993: 65) mengemukakan

bahwa bahan dokumen sangat berguna dalam membantu penelitian ilmiah

untuk memperoleh pengetahuan yang dekat dengan gejala yang dipelajari,

dengan memberikan pengertian menyusun persoalan yang tepat, mempertajam

perasaan untuk meneliti, membuat analisa yang lebih subur, pendeknya

(16)

30

Irpa Harsaksila, 2015

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi dokumentasi dengan

mencari berbagai rekaman mengenai organisasi SOKSI, berupa foto foto

kegiatan Mukernas SOKSI I, II, III, sidang Paripurna Depinas SOKSI dan

yang lainnya yang berhasil di dokumentasikan. Dokumentasi yang di dapatkan

memiliki arti penting dalam penelitian ini, dengan adanya dokumentasi dan

bukti fisik mengenai organisasi SOKSI ini menjadikan penulis merasa yakin

dalam melakukan penelitian.

3.2.Persiapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian ini merupakan langkah awal yang

menentukan bagi keberhasilan peneliti pada tahap selanjutnya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu penentuan tema penelitian,

menyusun rancangan penelitian dan melaksanakan ujian proposal skripsi,

mengurus perizinan, menyiapkan perlengkapan penelitian, dan proses

bimbingan.

3.2.1. Penentuan Tema Penelitian

Pada tahap ini, langkah awal yang di lakukan adalah menentukan tema

penelitian. Sebagaimana Kuntowijoyo (2003:91) berpendapat bahwa

“Pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual”. Hal ini mengungkapkan bahwa suatu topik dipilih berdasarkan dua aspek yaitu karena adanya kegemaran dan keterkaitan peneliti

dengan disiplin ilmu tertentu. Sebagai seorang mahasiswa sejarah maka

peneliti sangat tertarik untuk memilih topik berkaitan dengan disiplin ilmu

sejarah yang terkait dengan unsur manusia, ruang, dan waktu tertentu.

Pada awalnya peneliti tertarik untuk mengkaji Partai Politik Golkar,

namun setelah melakukan penelitian lebih lanjut lagi, ternyata fokus kajian

Golkar ini sudah ada yang menulis dalam bentuk skripsi, dan akhirnya penulis

berfikir bahwa menurut literatur yang dibaca, ternyata yang melahirkan Golkar

ini adalah SOKSI, Golkar ini lahir dari sebuah organisasi massa yaitu SOKSI,

tentunya dengan segala dinamika permasalahan yang ketika itu lahir di zaman

Orde Lama, lalu kemudian berkembang pesat di Orde Baru. Sehingga

pertanyaan awal tentang SOKSI yang muncul di benak penulis ketika itu

(17)

31

sehingga dapat sedemikian berhasil di dirikan pada tahun1960-an, apakah

tidak ada hambatan dalam pelaksanaannya. Dari ide awal tersebut kemudian

penulis mencari dan membaca berbagai sumber literatur lainya mengenai topik

tersebut.

Peneliti meyakinkan kembali tema tersebut dengan

mengkonsultasikannya kepada beberapa dosen dan tim TPPS Sejarah, dari

hasil konsultasi tersebut beberapa kali penulis mendapatkan berbagai saran

serta masukan agar penulis menjadi lebih baik lagi. Penulis akhirnya

mendaftar untuk seminar proposal skripsi dengan mengajukan judul awal yaitu

“Peranan Soksi di dalam Sekber Golkar Tahun 1960-1964”. Namun karena

judul tersebut kurang menarik, maka di ubah menjadi “Sepak Terjang Soksi di

dalam Sekber Golkar Tahun 1960-1965”. Tema penelitian yang telah di

peroleh kemudian diajukan kepada dosen TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan

Skripsi) Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI Bandung. Langkah

selanjutnya setelah judul tersebut disetujui oleh TPPS, peneliti mulai

menyusun suatu rancangan penelitian yang dituangkan ke dalam bentuk

proposal skripsi. Pengajuan judul skripsi tersebut di lakukan pada bulan

Februari 2014, yang kemudian ditindak lanjuti dengan penyusunan proposal

penelitian.

3.2.2. Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan

sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian ini dapat di jadikan

sebuah acuan dalam penyusunan skripsi. Rancangan ini berupa proposal

skripsi yang diajukan kepada TPPS untuk di presentasikan dalam seminar

proposal skripsi. Penulis akhirnya dapat melaksanakan seminar proposal

skripsi pada tanggal 5 Februari 2014 di Laboratorium Departemen Pendidikan

Sejarah Lantai IV Gedung FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Pada dasarnya proposal tersebut memuat sebagai berikut:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah, yang merupakan pemaparan mengenai

deskripsi masalah yang akan dibahas

3. Rumusan dan pembatasan masalah

(18)

32

Irpa Harsaksila, 2015

5. Manfaat Penelitian

6. Metode dan Teknik Penelitian

7. Tinjauan Pustaka

8. Struktur Organisasi Skripsi

9. Daftar pustaka

Pada tahap ini peneliti terlebih dahulu melakukan studi literatur, yakni

meneliti dan mempelajari buku, arsip serta dokumen-dokumen yang relevan

dengan judul penelitian. Pada tahap ini peneliti mencari bahan pustaka sebagai

sumber data awal, di karenakan bahwa sumber tertulis merupakan sesuatu

yang umum digunakan sebagai bahan kajian sejarah, seperti buku, arsip,

artikel, surat kabar, dan majalah. Setelah melakukan studi literatur kemudian

menyusun sebuah rancangan atau usulan penelitian kedalam sebuah bentuk

proposal skripsi. Proposal tersebut disetujui dan dipertimbangkan dalam

seminar pra-rancangan penelitian/penulisan skripsi/karya ilmiah melalui surat

keputusan yang dikeluarkan TPPS dengan No 04/TPPS/JPS/SEM/2014. Serta

penunjukan calon pembimbing I yaitu H. Didin Saripudin Ph.D dan

pembimbing II yaitu Moch. Eryk Kamsori S.Pd.

3.2.3 Mengurus Perizinan

Pada tahap ini, peneliti mulai memilih lembaga/instansi yang dapat

memberikan data dan fakta terhadap penelitian yang dilakukan. Pengurusan

surat perizinan di lakukan di Departemen Pendidikan Sejarah yang kemudian

di serahkan kepada bagian akademik FPIPS untuk memperoleh ijin dari dekan

FPIPS. Tujuan dari tahapan ini yaitu pertama, untuk mempermudah dan

memperlancar penelitian yang akan di lakukan. Kedua, untuk mendapatkan

sumber-sumber yang di perlukan dalam penyusunan skripsi ini. Adapun

surat-surat perijinan penelitian tersebut ditujukan kepada instansi-instansi atau

lembaga-lembaga sebagai berikut:

1. Perpustakaan Daerah Kota Bandung

2. Kantor pengurus SOKSI di Jalan Raya Pasar Minggu no 36 Kalibata

Jakarta Selatan

3. Kantor Pengurus Kosgoro Jakarta Selatan

4. Kantor Pengurus MKGR Jakarta Pusat

(19)

33

Untuk tahap ini peneliti melakukan proses mencari, menemukan, dan

mengumpulkan data-data dan mengumpulkan beberapa referensi yang

berhubungan dengan fokus kajian. Selain proses tersebut, peneliti juga

mencari sumber-sumber primer, dengan cara melakukan wawancara dengan

beberapa tokoh yang terkait.

3.2.4. Mempersiapkan Perlengkapan Penelitian

Sebelum melaksanakan kegiatan penelitian langsung ke lapangan,

peneliti mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam menyediakan

perlengkapan yang akan dibutuhkan dalam penelitian. Hal pertama yang

dilakukan adalah membuat surat perijinan penelitian guna memperlancar

penelitian yang akan dilakukan. Selain itu juga mempersiapkan perlengkapan

yang di butuhkan dalam penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Surat izin penelitian dari dekan FPIPS

2. Instrumen wawancara

3. Proposal Penelitian

4. Alat Rekam

5. Alat Tulis

6. Kamera foto

Perlengkapan tersebut di gunakan untuk menunjang kelancaran

pelaksanaan penelitian. Peneliti tidak menemukan kesulitan cukup berarti

dalam mempersiapkan perlengkapan penelitian karena sarana yang ada cukup

menunjang.

3.2.5. Proses Bimbingan

Konsultasi atau proses bimbingan dalam penulisan skripsi di

laksanakan dengan dua orang pembimbing yang memiliki kompetensi sesuai

dengan tema permasalahan yang penulis kaji. Berdasarkan surat penunjukan

pembimbing skripsi yang telah di keluarkan oleh Tim Pertimbangan Penulisan

(20)

34

Irpa Harsaksila, 2015

H. Didin Saripudin M.Si, Ph. D sebagai pembimbing I, dan pembimbing II

yaitu Moch Eryk Kamsori S.Pd.

Proses bimbingan merupakan kegiatan yang harus selalu di lakukan

oleh peneliti selama penyusunan skripsi. Proses bimbingan ini dapat

membantu dalam menentukan langkah yang tepat dari setiap kegiatan

penelitian yang di lakukan. Proses bimbingan juga merupakan kegiatan yang

berguna untuk berkonsultasi dan berdiskusi mengenai berbagai masalah yang

dihadapi dalam penyusunan skripsi. Selama proses penyusunan skripsi peneliti

melakukan proses bimbingan dengan pembimbing I dan pembimbing II sesuai

dengan waktu dan teknik bimbingan yang telah disepakati bersama sehingga

bimbingan dapat berjalan lancar dan di harapkan penyusunan skripsi dapat

memberikan hasil sesuai dengan ketentuan.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Setelah persiapan penelitian selesai, maka tahapan di lanjutkan pada

pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian terdapat beberapa

kegiatan yaitu heuristik, kritik, dan interpretasi. Kegiatan-kegiatan ini

memiliki peranan penting yang menentukan terhadap hasil penyajian

penulisan dalam bentuk sebuah penulisan, adapun kegiatan yang di lakukan

dalam tahap-tahap tersebut akan di uraikan di bawah ini.

3.3.1. Pengumpulan Sumber Heuristik

Heuristik merupakan tahap awal dalam penelitian sejarah, yaitu proses penelusuran, pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan permasalahan penelitian. Menurut Sjamsuddin (2007:95) yang dimaksud dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu. Sumber-sumber sejarah merupakan bahan-bahan mentah sejarah yang mencakup segala macam evidensi (bukti) yang telah ditinggalkan oleh manusia yang menunjukkan segala aktivitas mereka di masa lalu yang berupa kata-kata yang tertulis atau kata-kata yang diucapkan secara lisan.

Heuristik merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan serta

mengumpulkan jejak-jejak dari peristiwa sejarah. Pada tahap ini peneliti

(21)

35

sumber tertulis maupun sumber lisan. Sumber tertulis di perlukan dalam

penelitiansebagai rujukan, sedangkan sumber lisan di gunakan apabila sumber

tertulis mengenai permasalahan yang di kaji dirasa masih kurang. Selanjutnya

mencari beberapa narasumber terkait dan sejaman dengan judul penelitian

untuk di wawancarai sebagai sumber lisan. Peneliti memfokuskan pada

pencarian sumber tertulis dan sumber lisan untuk di gunakan dalam menjawab

permasalahan yang dibahas.

Pada tahap heuristik ini peneliti mencari literatur-literatur kepustakaan

yaitu buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang di teliti.

Sumber-sumber yang di peroleh dengan riset kepustakaan sebagai pembanding,

pelengkap, dan penganalisa guna memperdalam permasalahan yang di bahas.

Pada tahap ini peneliti melakukan proses mencari, menemukan, dan

mengumpulkan data-data mengenai tentang Sepak Terjang Soksi di dalam

Sekber Golkar tahun 1960-1965. Selain proses tersebut, peneliti juga mencari

sumber-sumber primer, dengan cara melakukan wawancara dengan beberapa

pihak terkait.

3.3.1.1 Pengumpulan Sumber Tertulis

Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah mencari dan

mengumpulkan berbagai macam sumber tertulis berhubungan dengan tema

yang di kaji berupa sumber primer, sekunder, dan tersier. Jenis-jenis sumber

sejarah yang digunakan peneliti antara lain seperti buku, arsip dan

dokumen-dokumen. Proses pencarian sumber sumber tertulis tersebut ialah dengan

mengunjungi tempat tempat berikut:

1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, di perpustakaan ini

penulis menemukan banyak buku, diantaranya adalah yang berkaitan

dengan konsep organisasi, dan organisasi masyarakat, yaitu buku Ormas

dan Politik (1970), karangan Arbit Sanit, Dasar Hukum dan Pembubaran

Ormas, karangan Nia Kania Winanyanti, buku Dasar Dasar Ilmu

Organisasi (2003) karangan Wursanto, kumpulan Undang Undang Dasar

1945, buku yang berjudul Hukum dan Masyarakat karangan Rahardjo,

(22)

36

Irpa Harsaksila, 2015

skripsi yang berjudul Perkembangan Organisasi Golongan Karya, Suatu

Kajian Historis tahun 1964-1997, yang ditulis oleh Rohulloh Ali

Khamaeni, skripsi berjudul Seragam Hitam dan Beringin: Keterlibatan

Jawara dalam Politik Golkar di Banten tahun 1971-1997 yang ditulis

oleh Nunung Nurjannah, kemudian judul skripsi tentang Dinamika

Partai Politik Golongan Karya tahun 1998-2004 yang di tulis oleh Andri,

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Toko buku, peneliti kemudian melengkapi sumber sumber tersebut

dengan mencari literatur tambahan di toko buku seperti Gramedia, Toga

mas, dan Palasari yang berada di daerah Kota Bandung. Peneliti

menemukan buku buku yang relevan dari toko toko tersebut diantaranya

adalah buku Kupersembahkan Kepada Pengadilan Sejarah Otobiografi

Soehardiman (1993) karangan Ade Komarudin, Golkar Sejarah yang

Hilang Akar Pemikiran dan Dinamika (2013) karangan David Reev,

Sistem Politik Indonesia (2012) karangan Arbit Sanit, Golkar dan

Militer Studi tentang Budaya Politik dan Pembangunan (1992) karangan

Suryadinata, buku Birokrasi Pemerintahan Orde Baru Perspektif

Kultural dan Struktural karangan Santoso, Buku Peran Historis Kosgoro

karangan Ramadhan KH, Buku Sejarah Lahirnya Sekber Golkar

karangan Imam Pratignyo, buku Golkar Baru dalam Fakta dan Opini

karangan Patmono SK.

3. Peneliti berkunjung dan bersilaturahmi ke rumah kediaman Ade

Komarudin di daerah Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta,

penulis mendapat sumber beberapa referensi diantaranya adalah Soksi

National Building Revitalization Bunga Rampai Materi P2KB, Materi

Materi Rapat Kerja Nasional I SOKSI, Petunjuk Pelaksanaan dan

Peraturan Organisasi SOKSI, Hasil Keputusan Rapat Pimpinan Nasional

I SOKSI, Hasil Musyawarah Nasional IX SOKSI.

Selain dari yang dikunjungi di beberapa tempat, penulis juga

meminjam buku dari beberapa teman, penulis juga mempunyai beberapa

koleksi buku pribadi. Sumber tertulis yang telah terkumpul kemudian dibaca,

(23)

37

penelitian. Peneliti melakukan pencatatan terhadap berbagai temuan sumber

baik daftar pustaka, tema-tema penting, maupun konsep-konsep yang terdapat

dalam sumber tersebut. Hal itu dilakukan oleh peneliti agar lebih mudah dalam

proses penulisan sejarah, peneliti menggunakan sumber-sumber tersebut

sebagai bahan rujukan dan sumber informasi utama dalam menulis fakta-fakta

sejarah. Dengan demikian penulisan karya ilmiah ini dapat di lakukan sesuai

dengan prosedur penulisan yang layak.

3.3.1.2.Pengumpulan Sumber Lisan

Selain mendapatkan sumber-sumber tertulis, selanjutnya mencari

informasi langsung kepada tokoh-tokoh terkait yang berhubungan dengan

judul penelitian untuk di wawancarai sebagai sumber lisan. Peneliti

mengumpulkan data berupa sumber lisan yang di dapat melalui teknik

wawancara, melalui penggunaan teknik wawancara tersebut peneliti

mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi

narasumber. Narasumber di pilih dengan pertimbangan bahwa mereka

benar-benar mengalami dan mengetahui terjadinya permasalahan pada masa lampau

sesuai dengan kajian peneliti.

Teknik wawancara ini berkaitan erat dengan penggunaan sejarah lisan

(Oral History), seperti yang di ungkapkan oleh Widja (1989: 3) bahwa

“Sejarah lisan (Oral History) dalam penyusunan ceritera sejarahnya terutama bertumpu pada sumber-sumber lisan (informasi lisan)”. Sejarah lisan

merupakan kesaksian yang diberikan oleh “aktor sejarah” atau mungkin juga

saksi yang mempunyai firsthand knowledge tentang peristiwa yang

dikisahkannya. Kuntowijoyo (2003: 28-30) mengemukakan bahwa:

(24)

38

Irpa Harsaksila, 2015

Peneliti mewawancarai tokoh pengurus besar organisasi SOKSI, dan

KOSGORO, yang kompeten dan mengalami langsung sebagai pelaku sejarah.

Namun dalam hal ini peneliti tidak berhasil menemui dan mewawancarai dari

pihak MKGR karena tidak adanya pelaku/tokoh di tahun 1960-an. Berikut

daftar nama dan biodata singkat responden yang diwawancara oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Soehardiman sebagai pendiri dari SOKSI

2. Pengurus Kosgoro tahun 1964, Abdullah Kursin

Teknik pengumpulan data di lakukan dengan wawancara. Menurut

Kuntowijoyo (2003:74) teknik wawancara merupakan suatu cara untuk

mendapatkan informasi secara lisan dari narasumber. Kuntowijoyo juga

membagi teknik wawancara ini menjadi dua bagian (2003:138) yaitu

wawancara berencana yang terdiri atas suatu daftar pertanyaan yang telah

direncanakan dan di susun sebelumnya. Sedangkan wawancara tak berencana

adalah wawancara yang tidak memiliki persiapan seperti daftar pertanyaan

yang harus di patuhi oleh pewawancara.

Dalam melakukan wawancara, penulis menggabungkan kedua tipe

tersebut, dengan tujuan agar wawancara dapat di lakukan secara fokus, namun

juga narasumber diharapkan dapat secara bebas untuk mengungkapkan segala

sesuatu yang di ketahuinya. Oleh karena itu sebelum melakukan wawancara

penulis tetap menyiapkan daftar pertanyaan wawancara yang akan diajukan

kepada narasumber supaya wawancara dapat terlaksana dan terarah. Akan

tetapi penulis juga mencoba untuk tidak bertanya dengan gaya bahasa yang

terlalu formal kepada daftar pertanyaan agar wawancara tidak berlangsung

secara kaku dan narasumber pun tidak merasa canggung untuk menyampaikan

informasi yang diketahui.

3.4 Kritik Sumber

Setelah peneliti memperoleh sumber-sumber baik sumber lisan

maupun tulisan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah kritik terhadap

sumber-sumber tersebut. Kritik sumber merupakan suatu tahapan dimana data

(25)

39

keobjektifannya secara eksternal maupun internal. Kejelasan dan keamanan

sumber-sumber tersebut dapat di peroleh melalui lima pertanyaan. Adapun

lima pertanyaan tersebut antara lain:

a. Siapa yang mengatakan itu?

b. Apakah dengan satu atau cara lain kesaksian itu telah diubah? c. Apakah sebenarnya yang dimaksud oleh orang itu dengan

kesaksiannya?

d. Apakah orang yang memberikan kesaksian itu seorang saksi mata yang kompeten, apakah ia mengetahui fakta itu?

e. Apakah saksi itu mengatakan yang sebenarnya dan memberikan kepada kita fakta yang diketahui itu? (Sjamsuddin, 2007:104-105).

Peneliti melakukan kritik sumber dengan cara memilih dan menyaring

dari sumber yang telah diperoleh. Hal ini di lakukan karena tidak semua

sumber terkumpul merupakan data dan fakta sesuai kebutuhan penulisan

skripsi. Kritik sumber merupakan suatu proses penting dalam penulisan

sejarah agar menjadi sebuah karya ilmiah sehingga dapat dipertanggung

jawabkan. Apalagi karya ilmiah penulisan sejarah karena peristiwa terjadi

pada masa lampau.

Kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan

itu dalam rangka mencari kebenaran (Sjamsuddin, 2007:118). Kritik sumber

terbagi dalam dua bagian yaitu kritik eksternal dan internal. Tahapan kritik

sangat penting dilakukan karena menyangkut verifikasi sumber, untuk diuji

tentang kebenaran dan ketepatan sumber-sumber yang akan digunakan.

Dengan demikian dapat di bedakan yang benar dan tidak benar, serta yang

mungkin dan yang meragukan. Hal ini juga di dasarkan atas penemuan dan

penyelidikan bahwa arti sebenarnya kesaksian itu harus dipahami, sehingga

sumber yang di peroleh memiliki kredibilitas yang tinggi. Adapun kritik yang

di lakukan dalam penyusunan skripsi ini untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

3.4.1. Kritik Ekternal

Kritik eksternal ialah suatu penelitian atas asal-usul dari sumber, suatu

(26)

40

Irpa Harsaksila, 2015

semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui apakah pada suatu

waktu sejak asal mulanya sumber itu telah di ubah oleh orang-orang tertentu

atau tidak (Sjamsuddin, 2007:105). Sumber kritik eksternal harus

menerangkan fakta dan kesaksian bahwa, Kesaksian itu benar-benar di berikan

oleh orang itu atau pada waktu itu (authenticity atau otensitas). Kesaksian

yang telah di berikan itu telah bertahan tanpa ada perubahan, atau penambahan

dan penghilangan fakta-fakta yang substansial.

Kritik eksternal di lakukan guna menilai kelayakan sumber tersebut

sebelum mengkaji isi sumber. Peneliti melakukan kritik eksternal dengan cara

melakukan penelusuran dan pengumpulan informasi mengenai penulis sumber

sebagai salah satu cara untuk melihat karya-karya atau tulisan lain yang

dihasilkannya. Hal tersebut di lakukan, sebagaimana di katakan Sjamsuddin

(1996:106) bahwa “mengidentifikasi penulis adalah langkah pertama dalam menegakkan otensitas”. Untuk meminimalisir subjektivitas dari keterangan

narasumber maka kritik sumber sangat di butuhkan sehingga fakta-fakta

historis akan tampak lebih jelas baik dari sumber tertulis dan sumber lisan

Dalam kritik eksternal penulis melakukan perlakuan yang berbeda

terhadap jenis sumber yang penulis temukan. Penulis menggunakan beberapa

sumber dalam penelitian ini, yaitu berupa buku otobiografi mengenai

kehidupan dan peran Soehardiman sebagai pendiri SOKSI yang di tulis oleh

Ade Komarudin. Selain itu penulis juga menggunakan buku catatan petunjuk

atau laporan pelaksanaan dan peraturan organisasi SOKSI. Catatan ini

disiapkan untuk memuat segala sesuatu yang telah direncanakan maupun di

laksanakan selama Soehardiman mendirikan SOKSI yang pada akhirnya

melahirkan Sekber Golkar, dan bagaimana SOKSI ini berjalan dibawah

kepemimpinan Soehardiman. Buku lain yang memiliki pembahasan yang bisa

membantu penulis adalah buku peran Historis Kosgoro, karena Kosgoro ini

adalah selain dari MKGR salah satu cikal bakal dari kelahiran Sekber Golkar.

Penulis juga memakai buku buku lainya yang berkaitan dengan Sekber Golkar

Selain dari buku, penulis juga menggunakan arsip berupa foto foto kegiatan

SOKSI misalnya tentang hasil Musyawarah nasional (Munas) yang memiliki

(27)

41

Terlepas dari itu, peneliti juga melakukan pemilihan buku buku yang

di anggap relevan dengan permasalahan yang akan di kaji, buku buku yang di

gunakan memuat nama penulis buku, penerbit, tahun penerbit, jenis kertas

yang di gunakan, dan tempat di terbitkannya buku tersebut. Kritik eksternal

yang di lakukan oleh peneliti yaitu dengan melihat kredibilitas pengarang

tersebut, atau orang yang benar benar menguasai bidang yang ditulisnya. Salah

satu contoh kritik eksternal yang dilakukan penulis adalah terhadap buku

yang berjudul Kupersembahkan Kepada Pengadilan Sejarah. Untuk

mengkritik buku tersebut penulis melihat pengarang buku tersebut dan

memperhatikan aspek akademis serta latar belakang dari buku pengarang

tersebut. Setelah mencari tahu, ternyata pengarang buku tersebut yaitu Ade

Komarudin merupakan seorang penulis yang handal, ternyata Ade Komarudin

ini sudah menulis beberapa buku dan juga aktif menulis artikel tentang politik,

sosial, ekonomi, hukum, keagamaan, diberbagai media masa nasional.

Kemudian penulisan buku ini pun berdasarkan hasil dari interaksi dan

kerjasamanya dengan Ade Komarudin.Soehardiman yang memberikan izin

agar otobiografinya ditulis oleh Ade Komarudin. Oleh karena itu penulis

menyimpulkan bahwa sumber ini sangat relevan dan dapat di gunakan dalam

penelitian.

Selain terhadap sumber tertulis, kritik ekternal juga di lakukan

terhadap sumber lisan. Kritik yang di lakukan penulis terhadap sumber lisan

adalah dengan melihat dan memperhitungkan usia narasumber, terkait dengan

faktor kesehatan dan daya ingat, posisi dalam organisasi. Kritik ekternal yang

penulis lakukan terhadap sumber lisan di antaranya adalah Soehardiman. Di

lihat dari usianya yang sudah tua, yaitu 90 tahun serta pengabdiannya terhadap

organisasi SOKSI hingga saat ini. Ingatannyapun masih cukup kuat karena

sampai pada saat ini beliau masih cukup aktif di organisasi SOKSI sebagai

Dewan Pembina SOKSI.

Untuk menghindari subjektivitas, maka peneliti melakukan wawancara

tidak hanya dengan pendiri tokoh SOKSI yaitu Soehardiman, tetapi juga

dengan tokoh Kosgoro adalah Abdullah Kursin sebagai pengurus tahun 1964.

(28)

42

Irpa Harsaksila, 2015

tertulis maupun lisan keberadaannya tidak sama. Keduanya diharapkan dapat

saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain sehingga penulisan karya

ilmiah ini dapat dibuat dengan seobjektif mungkin.

3.4.2. Kritik Internal

Kritik internal dilakukan terhadap aspek “dalam” yaitu isi dari sumber

atau kesaksian sejarah. Setelah fakta kesaksian ditegakkan melaui kritik

eksternal, selanjutnya di adakan evaluasi terhadap kesaksian tersebut. Melalui

kritik internal sejarawan memutuskan tentang reliabilitas kesaksian tersebut,

yakni apakah kesaksian itu dapat diandalkan atau tidak. Arti sebenarnya dari

kesaksian itu harus di pahami, karena bahasa tidak statis dan selalu berubah,

serta kata-kata mempunyai dua pengertian (arti harfiah dan arti sesungguhnya)

selain itu kredibilitas saksi juga harus di tegakkan.

Kritik internal untuk sumber tertulis di laksanakan peneliti dengan

melakukan konfirmasi dan membandingkan berbagai informasi dalam suatu

sumber dengan sumber yang lain yang membahas masalah yang serupa. Untuk

sumber lisan, peneliti melakukan perbandingan antar hasil wawancara

narasumber satu dengan narasumber yang lain (cross checking) dengan tujuan

untuk mendapatkan kecocokan dari fakta-fakta yang ada guna meminimalisasi

subjektivitas narasumber. Selain itu peneliti juga melakukan proses

perbandingan antara sumber tertulis dengan sumber lisan yang didapat oleh

peneliti.

Penulis melakukan kritik internal dengan tujuan untuk mencari nilai

pembuktian yang sebenarnya dari isi sumber sejarah. Kritik intern di lakukan

terutama untuk menentukan apakah sumber itu dapat memberikan informasi

yang dapat dipercaya atau tidak. Kritik intern ini di lakukan setelah penulis

selesai membuat kritik ekstern, setelah di ketahui otentisitas sumber, maka di

lakukan kritik intern untuk melakukan pembuktian apakah sumber-sumber

tersebut benar-benar merupakan fakta historis.

Kritik dalam ini berusaha menjawab pertanyaan bagaimana nilai

pembuktian yang sebenarnya dari sumber itu berhubungan dengan hasil yang

di peroleh. Penilaian Intrinsik sumber yaitu proses yang dimulai dengan

(29)

43

dengan kajian penelitian atau tidak agar peneliti tidak terjebak dalam

pemakaian sumber yang asal-asalan.

Selanjutnya membandingkan kesaksian-kesaksian berbagai sumber

yaitu di mana proses ini di lakukan dengan cara menjelaskan kesaksian dari

sumber yang ada sehingga mirip, mana yang sesuai dengan kajian penulis.

Kritik internal dapat di lakukan dengan membandingkan antara data yang satu

dengan data yang lainnya, yang merupakan hasil studi kepustakaan.Tujuan

dari kritik intern ini adalah untuk menetapkan kebenaran dan dapat dipercaya

isi dari sumber tersebut. Tahap ini merupakan tahap kedua dalam penulisan

sejarah yang bertujuan melakukan kritik terhadap sumber yang telah di

peroleh.Tujuan yang hendak di capai dalam tahap ini adalah untuk memilih

sumber yang relevan dengan masalah yang dikaji dan membandingkan

data-data yang di peroleh dari sumber-sumber primer maupun sekunder dan di

sesuaikan dengan tema atau judul penulisan skripsi ini.

Salah satu contohnya adalah pemilihan isi sumber yang ditemukan

peneliti dalam dokumen sambutan menteri Panglima Angkatan Darat pada

pembukaan Musyawarah Nasional SOKSI ke II di Lembang tanggal 25 Mei

1965. Untuk menetapkan kebenaran dan kreadibilitas dari isi sumber yang di

gunakan maka penulis melakukan pengkajian dengan membandingkan data

data yang ditemukan.

3.5. Interpretasi

Setelah mengumpulkan sumber dan melakukan kritik terhadap

sumber-sumber tersebut, langkah selanjutnya yang di lakukan adalah interpretasi atau

penafsiran sumber. Interpretasi merupakan penafsiran terhadap berbagai

informasi yang ditemukan memberikan suatu keberartian (signifikasi)

kemudian di tuangkan dalam penulisan utuh. Interpretasi juga merupakan

tahapan untuk menafsirkan fakta-fakta yang terkumpul dengan mengolah fakta

setelah di kritisi dengan merujuk beberapa referensi pendukung peristiwa yang

menjadi kajian peneliti.

Pada tahapan ini peneliti berusaha memilah dan menafsirkan setiap

fakta yang di anggap sesuai dengan bahasan dalam penelitian. Setiap

(30)

44

Irpa Harsaksila, 2015

dan di hubungkan dengan fakta lain yang diperoleh baik dari sumber tulisan

maupun sumber lisan. Hal ini di lakukan untuk mengantisipasi sebagian data

yang di peroleh tidak mengalami penyimpangan. Setelah fakta-fakta tersebut

dapat di terima dan dihubungkan dengan fakta lainnya maka rangkaian fakta

tersebut di harapkan dapat menjadi sebuah rekonstruksi yang menggambarkan

tentang organisasi SOKSI dan peranannya di dalam Sekber Golkar tahun

1960-1965.

Interpretasi di lakukan oleh peneliti sebagai usaha untuk mewujudkan

rangkaian fakta yang bersesuaian satu dengan yang lain dan menetapkan

artinya. Atau usaha untuk menetapkan makna yang saling berhubungan dari

fakta yang satu dengan fakta yang lain. Proses menyusun, merangkaikan

antara satu fakta sejarah dengan fakta sejarah yang lain, sehingga menjadi satu

kesatuan yang dapat di mengerti dan bermakna. Tujuannya agar data yang ada

mampu untuk mengungkap permasalahan yang ada sehingga di peroleh

pemecahannya.

Dalam interpretasi juga peneliti menggunakan pendekatan

interdisipliner, yaitu sebuah pendekatan dalam penelitian sejarah yang

menggunakan bantuan disiplin ilmu lain (ilmu sosial) untuk mempertajam

analisis kajian (Sjamsuddin, 2007: 189). Beberapa disiplin ilmu yang di

gunakan sebagai ilmu bantu dalam pembahasan diantaranya sosiologi dan

ilmu politik. Dari kedua ilmu tersebut, peneliti menggunakan konsep yaitu

organisasi masa.

3.6. Historiografi

Langkah terakhir dalam metode sejarah adalah historiografi, menurut

Abdurahman (2007:76) historiografi merupakan cara penulisan, pamaparan

atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah di lakukan. Dengan kata lain

historiografi merupakan penulisan hasil penelitian yang di lakukan setelah

sumber sumber sejarah selesai di analisis dan di interpretasikan.

(31)

45

pada akhirnya dapat menghasilkan suatu sintesis dalam sebuah karya tulis yang utuh dan dapat dipertanggungjawabkan (Sjamsudin,2007:156).

Historiografi merupakan langkah terakhir dari metode sejarah yang

penulis lakukan. Tahap ini merupakan langkah penulisan sejarah yang disusun

secara logis, menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah

dimengerti yang di lengkapi dengan pengaturan bab atau bagian-bagian yang

dapat membangun urutan kronologis dan tematis. Penelitian ini berdasarkan

fakta-fakta yang semula merupakan pikiran fakta-fakta yang terpisah-pisah

antara satu dengan yang lain menjadi satu rangkaian cerita yang masuk akal

dan mendekati kebenaran. Artinya dalam suatu kegiatan penelitian yang di

mulai dengan proses heuristik, kritik, dan interpretasi tidak akan terungkap

tanpa dibuat suatu kesimpulan dalam bentuk cerita yang siap di sajikan.

Karya tersebut haruslah mengikuti syarat syarat keilmuan sehingga

dapat di katakan sebagai karya tulis yang ilmiah. Selain itu juga harus

memperhatikan penggunaan kata tata bahasa yang baku dan sesuai dengan

kaidah pedoman penulisan karya tulis ilmiah.

3.7. Laporan Penelitian

Langkah ini merupakan tahap akhir dari prosedur penelitian yang

penulis lakukan. Setelah melakukan penyusunan hasil penelitian ini dan

mendapatkan satu kesatuan tulisan sejarah yang utuh, kemudian di tuangkan

dalam suatu laporan hasil penelitian yang di susun berdasarkan sistematika

yang berlaku di Departemen Pendidikan Sejarah UPI, yaitu berbentuk skripsi.

Laporan hasil penelitian ini disusun untuk memenuhi syarat penyelesaian studi

yang harus di tempuh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana.

Sistematika laporan ini di bagi ke dalam lima bab sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan, dalam bab ini peneliti mengungkapkan latar

belakang masalah, mengapa memilih tema ini. Selain itu, memuat rumusan

masalah yang akan dibahas, batasan masalah yang ditulis pada bagian

selanjutnya bertujuan agar pembahasan dalam skripsi ini tidak meluas dari

yang di tetapkan. Bab ini juga memuat tujuan penulisan yang menjelaskan

tentang hal-hal yang akan di sampaikan untuk menjawab permasalahan yang

(32)

46

Irpa Harsaksila, 2015

Bab II, Tinjauan Pustaka pada bab ini berisikan tentang penjabaran

mengenai literatur dan konsep yang di gunakan dan mendukung terhadap

permasalahan yang dikaji mengenai judul penelitian.

Bab III, Metodologi Penelitian Pada bab ini di jelaskan mengenai

langkah-langkah serta teknik yang di lakukan dalam penulisan skripsi ini.

Adapun langkah-langkah tersebut adalah pertama, persiapan penelitian yang

terdiri dari pengajuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian,

kemudian konsultasi dan mengurus perizinan. Kedua adalah pelaksanaan

penelitian serta melakukan kritik sumber baik internal maupun eksternal.

Ketiga yaitu penafsiran atau interpretasi dari fakta-fakta yang telah di

kumpulkan dan terakhir adalah melaporkan hasil penelitian dalam bentuk

tulisan atau yang disebut historiografi dan laporan penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini merupakan

pemaparan hasil penelitian dan pembahasan mengenai organisasi sepak terjang

SOKSI di dalam Sekber Golkar (Sekretariat Besama Golongan Karya).

Bab V Kesimpulan dan saran, dalam bab ini di kemukakan beberapa

kesimpulan sebagai jawaban dari pertanyaan yang di ajukan serta sebagai inti

dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan menguraikan hasil-hasil

temuan penulis tentang permasalahan yang di kaji pada penulisan skripsi dan

(33)

80

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berikut ini merupakan beberapa pokok kesimpulan yang penulis rumuskan

adalah sebagai berikut:

Petama faktor pembentukan SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri

Indonesia) yang di latar belakangi oleh kondisi perpolitikan pada awal tahun

1960-an b1960-anyak didominasi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia) terutama s1960-angat tidak

menguntungkan bagi struktur sosial, budaya, ekonomi, bangsa Indonesia secara

keseluruhan, sehingga melihat dari hal itu lahirlah sebuah organisasi yang mampu

mewadahi dan menghimpun melalui penguatan semangat karya dan kekaryaan

yaitu organisasi masyarakat Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia

(SOKSI). SOKSI ini pun mendapat dukungan territorial dari TNI - AD terutama

para tokoh militer melalui penempatan para perwira tinggi melalui kekaryaan.

Ketika pengembangan Soksi mendapatkan rekasi kerasdari PKI (Partai Komunis

Indonesia) yang pada akhirnya melancarkan propaganda untuk menentang segala

bentuk kegiatan yang dilakukan oleh SOKSI. Namun dalam hal ini SOKSI lebih

memilih bertahan setelah mendapatkan restu dan amanah dari Presiden Soekarno.

PKI (Partai Komunis Indonesia) berusaha menghancurkan SOKSI dengan

melakukan tuduhan terhadap sistem organisasi dengan cara mengahapus SOKSI

secara administratif dengan menyalah gunakan Penpres No 13/1964 tentang

organisasi buruh, dan untuk mengatasi masalah itu maka SOKSI mengambil

langkah konkrit dengan cara membentuk konsentrasi golongan karya buruh maka

(34)

81

Irpa Harsaksila, 2015

penandatangan piagam pernyataan dasar karyawan pada tanggal 20 Oktober 1964.

Perjuangan yang sangat tidak mudah untuk menggagas ide dasar SOKSI dari mulai

proses kelahiran dengan tidak tanpa gangguan.

Kedua di bawah kepemimpinan Soehardiman terjadi perkembangan

diantaranya adalah komposisi dan personalia yang terstruktur, serta jumlah

pengkaderan yang terjadi di tingkat desa hingga sampai ketingkat nasional,

sehingga menghasilkan kader yang professional. Hal ini dikarenakan dengan

adanya strategi pengkaderan SOKSI melalui upaya suatu pelatihan dan

pengkaderannya itu kegiatan berupa Pendidikan Politik Kader Bangsa (P2KB).

Dengan maksud tujuan untuk meningkatkan usaha pendidikan yang terarah,

terprogram, dan terstruktur dan untuk menggerakan program program organisasi di

segala bidang. Dengan pelaksanaan Pendidikan ini lah kader SOKSI ini mampu

tercapainya target kuantitatif yang dapat lebih memperkuat organisasi SOKSI dan

mampu memberikan dukungan secara maksimal kepada Sekber Golkar, dan ormas

SOKSI ini pun menunjukan bahwa pembentukan SOKSI dilakukan secara legal dan

sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dengan adanya Anggaran Dasar

Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sehingga asas organisasi masyarakat tidak

bertentangan dengan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945.

Ketiga proses kelahiran Sekber Golkar, tidak terlepas dari kader-kader

Trikarya (SOKSI, MKGR, dan Kosgoro) merupakan tanda kelengkapan dari

kelahirannya yang mengantarkan tumbuhnya keluarga besar Golkar mempunyai

peranan yang sangat penting, terutama ketiga organisasi masa ini didukung oleh

militer, karena dianggap mempunyai peranan yang sentral karena berkepentingan

(35)

82

Organisasi Sekber Golkar ini tumbuh kembang dengan pesat karena visi dan misi

yang dibawakan oleh Seker Golkar merupakan visi misi untuk meunju perubahan

masyarakat yang lebih maju, demikian juga dengan sistem kerja dari Sekber Golkar

ini adalah sistem gotong royong.

Keempat peran SOKSI di dalam Sekber Golkar memiliki bentuk hubungan

yang sangat historis, selain menjadi organisasi masa yang mampu melahirkan cikal

bakal Sekber Golkar di tengah tengah masyarakat Indonesia, selain itu juga di

fungsionalisasikan dalam bentuk saling mengakui saling menghargai, saling

membutukan dan saling memberikan manfaat untuk kepentingan bersama

(simbiosis mutualisme).

Kelima posisi Soksi di dalam Sekber Golkar memberikan dukungan politik,

dengan membimbing dan mengarahkan Sekber Golkar ini untuk mengepakan

sayapnya dengan memberikan perimbangan pola kegiatan yang lebih menyentuh

berbagai tuntutan perkembangan masyarakat, seluruh gerak langkah dan jaringan

organisasi masyarakat Soksi ini terhadap Sekber Golkar perlu di awasi dan di kelola

dengan baik secara professional.

5.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang penulis paparkan diatas, maka penulis

ingin memberikan saran atau rekomendasi diantaranya adalah :

Pertama rekomendasi bagi tenaga pendidik hendaknya dapat di jadikan

sebagai sumber acuan pembelajaran bagi pengembangan materi terutama pada mata

pelajaran sejarah yang memuat dan merekonstruksikan perjuangan bangsa

(36)

83

Irpa Harsaksila, 2015

pada tahun 1960an, salah satu caranya adalah dengan mengangkat topik/tema

tentang organisasi masyarakat yang lahir pada waktu tahun 1960an.

Kedua bagi para peniliti yang ingin berniat untuk melakukan penelitian yang

lebih lanjut terhadap kajian ini, penulis menyarankan agar dapat menggunakan

penelitian yang lebih luas lagi sehingga penelitian yang didapatkan lebih lengkap

dan mendalam. Penulis dalam melakukan penelitian ini merasa masih memiliki

keterbatasan dalam hal sumber lisan yang di wawancarai. Hal ini dikarenakan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abdurrahman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos.

Al Khatab, Ibnu U.(2009). Dari Beringin Ke Beringin:Sejarah, Kemelut, Resistensi, dan

Daya Tahan Partai Golkar. Ombak:Yogyakarta

Bahaosan, A. (1991), Analisis Kekuatan Politik Indonesia. Jakarta: LP3ES

Black, J.A dan Champion, D.J. (2009). Metode dan Masalah Penelitian Sosial. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Budiardjo, M. (2008). Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta .

Effendi,B. et al (2012). Beringin Membangun Sejarah Politik Golkar. Jakarta:Grafindo.

________. (2011). Materi Rapat Kerja Nasional I SOKSI.

________. (2011).Petunjuk Pelaksanaan Dan Peraturan Organisasi SOKSI.

________. (2011). Keputusan RapatPimpinan Nasional I SOKSI.

________. (2010). Hasil Musyawarah Nasional IX SOKSI.

________.(2010). Undang Undang Dasar 1945 No 8 tahun 1985. Penerbit Rona Publishing

Gottschalk, L. (1975). Mengerti Sejarah (Terjemahan: Nugroho Notosusanto).Jakarta:

Universitas Indonesia Press.

Kania, N.W. (2010). Pendirian dan Pembubaran Organisasi Kemasyarakatan. Jakarta :

Penerbit Yutisia.

Kartodirdjo, S. (1992). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama

Komarudin, A. (1993). Kupersembahkan Kepada Pengadilan Sejarah: Otobiografi

Soehardiman. Yayasan Bina Produktivitas

Komarudin, A. (2010). Soksi dan Nation Building Revitalization: Bunga Rampai Materi

(38)

Irpa Harsaksila, 2015

Koentjaraningrat.(1993). Metode-Metode Penelitian Masyarakat Edisi Ke-3.Jakarta:

Gramedia.

Patmono, SK. (2001). Golkar Baru dalam Fakta dan Opini-Buku I” Lembaga Studi

Demokrasi.

Pratignyo, I.(1984).Ungkapan Sejarah Lahirnya Golkar. Yayasan Bhakti.

Rahardjo, S. (1980).Hukum dan Masyarakat. Bandung: Angkasa

Ramadhan K.H. (2000). Peran Historis Kosgoro. Pustaka Sinar Harapan.

Ramadhani. (1998). “Fungsi dan Peranan Politik Soksi Tahun 1960-1983”. Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. UI

Reev, D. (2013). Golkar, Sejarah yang Hilang Akar Pemikiran dan Dinamika. Jakarta

Komunitas Bambu.

Santoso, BP. (1993). Birokrasi Pemerintahan Orde Baru Perspektif Kultural dan Struktural.

Penerbit Raja Grafindo Persada.

Sanit, A. (2012). Sistem Politik Indonesia : Kestabilan Peta Politik, dan Pembangunan.

Jakarta: Rajawali Pers.

Suryadinata, L. (1992). Golkar dan Militer: Studi Tentang Budaya Politik. Jakarta : LP3ES

Syafi’i, I.K. (2012). Teori dan Analisis Politik. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Toha, M. (2005). Birokrasi Politik di Indonesia. Raja Grafindo Persada.

UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI. Bandung: UPI.

Widja, I Gede. (1991). Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Bandung:

Angkasa

(39)

Penelitian Terdahulu:

Ali, K.R. (2013). Perkembangan Organisasi Golkar, Suatu Kajian Historis Tahun

1964-1997. Skripsi Sarjana UPI.

Andri, B. (2013). Dinamika Partai Politik Golongan Karya Tahun 1998-2004.Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Nurjannah, N (2010). Seragam Hitam dan Beringin: Keterlibatan Jawara dalam Politik

Golkar Tahun 1971-1997. Sarjana UPI.

Sumber Internet :

Ma’ruf, M. (2006). Golkar Menggebrak lewat soksi. Tersedia ttp://www. tokohindonesia.

com/biografi/article/285-ensiklopedi/366-soksi-pencetak-kader-bangsa.[02 Oktober

2014].

Kantor berita politik, (2012). Tersedia:

www.rmol.co/read/Suhardiman,-Man-of-Vision-and-Action- .[02 Oktober 2014].

Bangun, Yunia Salsalina. Tersedia:

http://digilib.unimed.ac.id/jurusan-ppkn-peran-soksi-

sebagai-kelompok-kepentingan-dalam-melaksanakan-sosialisasi-politik-studi-kasus-di-kantor-depidar-ii-soksi-medan-30973.htm.[ 02 Februari 2015.]

Tumakaka, (1996) “Membangun Sistem Masyarakat Pancasila, Mengamati Kisah Kelahiran

Golkar”. Jakarta: Yayasan Piranti Ilmu. Tersedia: http ://www. kompas.

com/9611/03SENI/Men.htm. Kompas Online edisi Minggu, 3 November 1996. [28

(40)

Irpa Harsaksila, 2015

________.(Wawancara Soehardiman)” Tidak Ada Rekayasa Bung Karno di Angkat Menjadi

Presiden Seumur Hidup”. Kompas Online Edisi 18/02-2/Juli/1997 [01 Desember

2014].

Sumber lisan:

No Nama Responden Usia Tanggal

wawancara

Status / jabatan Alamat

1 Soehardiman 90 Tahun 20 September

2014.

Dewan Pembina

SOKSI/Pendiri

Kalibata

Jakarta

2

3.

Ade Komarudin

Abdulah Kursin

49 Tahun 20 Agustus

2014.

15 Januari

2015

Ketua umum Dewan

Pimpinan

Nasional/(Depinas

)SOKSI

Anggota Pengurus

Kosgoro 1964

Kecamatan

Campaka

Purwakarta

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan sampel hidrologi dan plankton telah dilaksanakan da- lam bulan Mei 1964 pada dua garis di Laut Jawa masmg-masing dari depan Teluk Jakarta ke Tanjung Puting (Kalimantan)

Dimyati dan Mudjiono (2006: 157) mendefinisikan pembelajaran sebagai “proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar

Perjanjian perkawinan biasanya berisi tentang pemisahan harta kekayaan, yaitu antara harta bawaan dan harta bersama. Antara suami dan isteri tidak bisa mencampur

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 15 Tahun 2013 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri Pada Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas

Dalam tabel program acara dan deskripsi acara di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan jadwal acara selama seminggu di Radio Elisa Fm terdapat format siaran yang mayoritas adalah

Hal ini mengindikasikan adanya kandungan oksida besi yang mengakibatkan penambahan ion besi yang cukup signifikan, sedangkan untuk kedalaman 3 meter mengalami

Dari data pada tabel di atas ternyata bahwa luas lahan lebak cukup potensial untuk dikembangkan dalam upaya meningkatkan produksi pangan.. Akan tetapi baru