BAB I
PENDAHALUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Suherman dkk (2001, 8), belajar adalah proses perubahan tingkah
laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Tidak dapat
dipungkiri semua orang akan melibatkan suatu proses yang disebut dengan
belajar, salah satunya belajar matematika. Matematika merupakan suatu mata
pelajaran yang memiliki peranan penting bagi disiplin ilmu yang lain dan
memajukan daya pikir manusia. Mengapa matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang memiliki peranan sangat penting dan memajukan daya pikir
manusia? Karena selaras dengan pernyataan Sembiring (2010, 3) mengatakan bahwa “Dengan belajar matematika keterampilan berpikir siswa akan meningkat karena pola berpikir yang dikembangkan matematika membutuhkan dan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif”.
James dan James (Suherman, et all, 2001) yang mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Namun dalam prakteknya, dalam mengikuti pelajaran matematika
khususnya pada bidang geometri sering ditemukan banyak kesulitan-kesulitan,
baik dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Kesulitan-kesulitan tersebut menjadi
hambatan dalam pembelajaran yang disebut learning obstacle. Menurut Suryadi
(2010) learning obstacle muncul dikarenakan tiga faktor, yaitu : ontogeni ,
epistemologi, dan hambatan dedaktis. Hambatan yang sering terjadi di Indonesia
yaitu bukan hanya hambatan dari siswanya sendiri, namun sering juga guru
dalam penyampaian konsep yang sudah benar, disaat pengilustrasian terhadap
gambar tersebut salah atau guru yang pola pemikirannya sudah benar, namun
dalam penyampaiannya salah. Hambatan yang seperti itu termasuk kedalam
▸ Baca selengkapnya: bagaimana upaya untuk mengendalikan sifat moha
(2)2
Ihsan Habiburrohman, 2015
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dikarenakan kondisi seperti yang dijelaskan di atas, maka perlu adanya
upaya dalam proses pembelajaran matematika itu sendiri, salah satunya dengan
mengembangkan bahan pembelajaran. Dengan menggunakan sumber belajar yang
merupakan sarana dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Sumber belajar dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk meningkatkan aktivitas atau kegiatan siswa, serta efektivitas dan efisiensi.
Secara khusus sumber belajar dapat dirancang dan dikembangkan sebagai
komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar, serta untuk
keperluan pembelajaran, seperti buku teks atau bahan ajar, multi media, dan
lain-lain. Terdapat bermacam-macam sumber belajar, seperti: Buku Teks, Lembar
Kerja Siswa (LKS), Ensiklopedia, Buku Referensi Lain, Majalah, Alat Peraga,
Sumber Elektronik, dan Laboratorium Matematika.
Salah satu materi geometri pada jenjang SMP yaitu segiempat. “segiempat
ABCD adalah gabungan dari ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅ ��� ̅̅̅̅. yang membatasi daerah dalam
(interior) dan daerah luar (eksterior),” (Mulyana, 2010). Sifat – sifat segiempat merupakan hal yang penting dalam mempelajari segirmpat, namun pada
kenyataannya siswa kurang paham mengenai sifat – sifat segiempat tersebut,
dikarenakan pada pembelajaran di sekolah biasanya siswa hanya diberitahu apa
saja sifat – sifat segiempat tersebut tanpa mencari sendiri dari mana sebenarnya
sifat – sifat segiempat tersebut berawal. Hal ini akan berpengaruh besar pada
pengelompokan segiempat, yang seharusnya menurut teori van hiele untuk
tingkatan SMP seharusnya siswa sudah memasuki level 2, yaitu Tahap
Pengurutan (deduksi Informal). Pada tahap ini siswa dapat membangun
keterkaitan sifat dari gambar geometri yang diberikan dan mampu mengurutkan
(mengelompokkan). Misalnya, dalam sebuah persegi, sisi-sisi yang berhadapan
sejajar dan ukuran setiap sudut sama dengan 900 atau siku-siku. Dengan demikian
Siswa dapat menarik kesimpulan bahwa persegi adalah persegi panjang, karena
sifat-sifat persegi panjang merupakan sifat-sifat persegi . Namun, pada tahap ini
siswa belum mampu menarik kesimpulan secara menyeluruh (deduksi formal) dan
3
Salah satu contoh hambatan siswa dalam sifat – sifat segiempat ini diduga
ketika siswa dihadapkan dengan soal seperti berikut.
Kebanyakan siswa akan menjawab nomor 3 yaitu jajargenjang, namun
jawaban yang benar adalah nomor 1, 2, 3 dan 6. Karena persegi panjang,
belahketupat dan persegi juga merupakan jajargenjang. Mengapa siswa hanya
menjawab no 3? Hal ini dikarenakan siswa belum mencapai level berpikir
geometri pengelompokkan (level 2), yaitu belum mampu membangun keterkaitan
sifat dari gambar geometri yang diberikan sehingga belum mampu mengurutkan
(mengelompokkan).
Selain permasalahan di atas, setelah menganalisis beberapa buku teks dan buku
paket yang ada di sekolah dan umumnya di gunakan oleh guru SMP, ternyata
semua buku yang penulis analisis di dalamnya terdapat suatu konsep mengenai
trapesium yang keliru. Dalam buku-buku tersebut terdapat pengertian trapesium
[image:3.595.117.523.141.434.2]yaitu segiempat yang memiliki tepat satu pasang sisi sejajar. Namun hal itu Gambar 1.1
Dari kedelapan gambar segiempat di atas, nomor manakah yang merupakan
4
Ihsan Habiburrohman, 2015
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibantah dengan buku Edwin E Moise (1990) “A quadrilateral is a trapezoid if at
least one pair of opposite sides are parallel”.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membuat rancangan
dengan memprediksi respon siswa yang muncul pada saat pembelajaran dan
memprediksi repon siswa dengan jawaban diluar perkiraan yang diharapkan.
Dengan demikian, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan membuat
suatu pengembangan bahan ajar, sehingga dapat dijadikan sebagai langkah untuk
meminimalisir kesalahan dan untuk meningkatkan level berpikir siswa
dalammateri segiempat dengan judul penelitian “Desain Didaktis Sifat-sifat
Segiempat untuk Mencapai Level Berpikir Geometri Pengelompokkan pada
Siswa SMP”.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang melatar belakangi peneliti dalam melakukan
penelitian ini, adapun batasan/rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana bahan ajar yang disusun berdasarkan tahapan level berpikir
geometri tentang sifat-sifat segiempat?
2. Bagaimana efektivitas desain didaktis ini dalam mencapai level berpikir
geometri pengelompokkan?
C. Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan di atas
dalam hal-hal berikut:
1. Pokok bahasan yang dipilih dalam penelitian ini adalah konsep-konsep
dalam materi sifat-sifat segiempat.
2. Pengukuran keberhasilan implementasi desain didaktis didasarkan pada
5
3. Perkembangan kemampuan berpikir geometri pada penelitian ini sesuai
dengan level berpikir geometri van Hiele, yaitu level 0 ( pengenalan), level
1 (analisis), dan level 2 (deduktif informal / pengelompokan).
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengembangan bahan ajar yang disusun berdasarkan tahapan
level berpikir geometri tentang sifat-sifat segiempat.
2. Mengetahui hasil efektivitas desain didaktis ini dalam mencapai level
berpikir geometri pengelompokkan.
E. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diharapkan dari penulisan pegkajian materi ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi peserta didik, diharapkan dapat lebih memahami dan menguasai
sifat-sifat segiempat dalam pembelajaran matematika serta dapat meningkatkan
level berpikir geometri siswa.
2. Hasil penelitian desain didaktis yang dihasilkan dalam penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu aternatif pengembangan
bahan ajar untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa SMP.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi sesama peneliti jika ingin
Ihsan Habiburrohman, 2015
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk menyusun suatu desain didaktis berdasarkan
konsep sifat – sifat segiempat, learning obstacle, respon siswa, kompetensi belajar
matematika, dan teori belajar yang relevan. Penyusunan desain didaktis
diharapkan dapat mengatasi learning obstacle yang telah teridentifikasi
sebelumnya.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor (Moleong, 2012, 4) penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holistic (utuh).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
berupa Penelitian Desain Didaktis (Design Didactis Research). Penelitian Desain
Didaktis pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran berlangsung yang wujudnya
berupa desain didaktis hipotesis termasuk Antisipasi Didaktis dan Pedagogis
(ADP).
2. Analisis metapedadidaktik.
3. Analisis retrosfektif, yaitu analisis yang mengnitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu untuk mengkaji
level berpikir geometri siswa dan learning trajectory berupa alur pembelajaran
sifat – sifat segiempat, dan menyusun desain didaktis berdasarkanlevel berpikir
geometri dan learning trajectory sehingga diharapkan dapat memperbaiki
pembelajaran sebelumnya dan meningkatkan level berpikir geometri Van Hiele
siswa SMP.
18
1. Tahap Perencanaan
a. Memilih materi matematika yang akan dijadikan sebagai materi penelitian,
dalam hal ini materi yang dipilih adalah sifat – sifat segiempat.
b. Mempelajari dan menganalisis karakteristik dari materi yang telah dipilih
untuk penelitian.
2. Tahap Persiapan
a. Menganalisis dan membuat repersonalisasi dari materi yang telah dipilih.
b. Memilih kelas yang akan diuji secara acak.
c. Menganalisis hasil pre-tes level berpikir geometri Van Hiele.
3. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan pre-tes level berpikir geometri Van Hiele kepada kelas VII
SMP yang akan dijadikan kelas uji coba desain didaktis awal.
b. Melakukan uji coba desain didaktis awal.
c. Melakukan post-tes level berpikir geometri Van Hiele kepada kelas VII
SMP yang telah mendapatkan uji coba desain didaktis awal.
d. Menganalisis hasil tes level berpikir geometri Van Hiele sebelum dan
sesudah uji coba desain didaktis awal.
e. Menganalisis hasil uji coba desain didaktis awal.
f. Melakukan perbaikan dan menyusun desain didaktis baru yang lebih baik
dari sebelumnya.
g. Menyusun laporan
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII di SMP Negri 49
Bandung tahun ajaran 2014/2015.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penulis, tes tertulis.
Sugiyono (2012) bahwa dalam penelitian kualitatif istrumen utamanya adalah
19
Ihsan Habiburrohman, 2015
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan instrumen penelitian yang diharapkan dapat melengkapi data dan
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi (tes
tertulis). Sedangkan pembuatan instrumen tes tertulis merupakan upaya untuk
mengumpulkan data-data dan informasi yang lengkap terkait hal-hal yang akan
dikaji dalam penelitian ini.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hambatan dedaktis terkait materi sifat-sifat segiempat dan
mengetahui desain didaktis yang akan dikembangkan berdasarkan learning
obstacle yang teridentifikasi serta dikaitkan dengan teori belajar yang relevan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menyatukan data dari hasil pengujian instrumen, observasi dan dokumentasi.
Uji instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
hambatan dedaktis terkait materi sifat-sifat segiempat khususnya dalam
meningkatkan level berpikir geometri pada siswa SMP.
Observasi yang dilakukan adalah observasi secara langsung dan partisipasi.
Peneliti melakukan observasi secara langsung selama uji instrumen hambatan
dedaktis berlangsung, baik sebelum, sedang dan setelah pembelajaran.
E. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang diperoleh kemudian dikumpulkan untuk
selanjutnya diolah dimulai dari observasi, analisis, , selanjutnya menyimpulkan
data.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Membaca keseluruhan informasi yang dikumpulkan.
2. Menganalisis mengenai hal yang kemudian muncul dari hasil pengujian desain
dedaktis dan uji tes level berpikir geometri Van Hiele.
20
F. Uji Keabsahan Data
Sugiyono (2011, dalam Hendra) mengemukakan bahwa uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),
transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability
(objektivitas). Dari keempat uji keabsahan tersebut, penulis akan menggunakan
uji credibility dan diantara beberapa metode dalam pengujian credibility, penulis
menggunakan metode peningkatan ketekunan sebagai alternatif yang dipilih.
Upaya peningkatan ketekunan yang dilakukan penulis diantaranya, dengan
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan hasil temuan. Hal tersebut dilakukan agar
analisis terhadap temuan semakin mendalam dan komprehensif. Selain itu juga,
peneliti berdiskusi dengan pembimbing mengenai instrumen penelitian sebelum
Ihsan Habiburrohman, 2015
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti lakukan,
diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Bahan ajar yang dikembangkan untuk mengatasi materi sifat-sifat
segiempat ini menunjukkan peningkatan setelah diimplementasikan pada
siswa SMP kelas VII yang terbagi menjadi empat lesson design.
a. Lesson design 1 mengenai sifat-sifat segiempat (jajargenjang).
b. Lesson design 2 mengenai sifat-sifat segiempat (belahketupat,
persegipanjang dan persegi).
c. Lesson design 3 mengenai sifat-sifat segiempat (trapezium dan
layang-layang).
d. Lesson design 4 mengenai sifat-sifat segiempat (pedefinisian dan
pengelompokkan).
2. Implementasi dari desain didaktis ini dapat meningkatkan level berpikir
geometri pengelompokkan, sehingga siswa dapat mencapai level berpikir
geometri pengelompokkan yang ditunjukkan berdasarkan peningkatan dari
hasil pre-test (sebelum ada perlakuan) dan setelah post-test (setelah ada
perlakuan). Berdasarkan hasil implementasi desain dan tes level berpikir
geometri Van Hiele, siswa terlihat menunjukkan kenaikkan level berpikir
geometri seperti yang telah dibahas pada bab IV.
B. Saran
Saran ditujukan kepada peneliti lain yang akan menjadikan penelitian ini
sebagai rujukan, yaitu:
1. Walaupun desain didaktis yang telah dibuat sudah menunjukkan
peningkatan setelah diimplementasikan, tetapi ketika diimplementasikan
masih harus ditingkatkan lagi agar lebih meminimalisir
84
pengelompokkan pada siswa. Terkait dengan alokasi waktu yang bisa
lebih diefektifkan, soal-soal yang lebih bervariatif dan mudah dipahami
lagi, dan soal-soal yang lebih menarik.
2. Perlu ditambahkannya satu pertemuan kembali sebagai penguatan dari
lesson design 1, 2, 3 dan 4, karena menurut hasil penelitian ini belum
begitu sempurna untuk meningkatkan level berpikir geometri
pengelompokkan, hal ini ditunjukkan hanya 11 orang siswa yang ada di
level 2 (pengelompokkan) dan kebanyakan siswa ada di level 1(analisis).
3. Dalam melaksanakan penelitian, kendala yang muncul yaitu terkait dengan
keterbatasan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan, kurang
mampunya siswa dalam mengkontruksi dan menemukan penyelesaian
masalah melalui media yang disediakan. Oleh karena itu, kemampuan
Ihsan Habiburrohman, 2015
DESAIN DIDAKTIS SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT UNTUK MENCAPAI LEVEL BERPIKIR GEOMETRI PENGELOMPOKKAN PADA SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Ruslianto, A. (2014). Desain Didaktis Jenis-Jenis Segitiga Untuk Meningkatkan Level Berpikir Geometri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Skripsi : tidak diterbitkan
Moise, Edwin E. 1990. Elementary Geometry from an Advance Standpoint. New York: Addison-Wesley Publishing
Mulyana, E. (2010). Buku Pegangan Guru :Kapita Selekta Matematika 1. Bandung : tidak diterbitkan
Mulyana, E., Suryadi, D., dan Suratno, T. (2013). Recontextualising Didactical Situations in Primary Mathematics Instruction. Bandung : tidak diterbitkan
Suherman, E. (2008). Belajar dan Pembelajaran Matematika. Hands-out Perkuliahan, UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Suherman, E.et al. (2001).Common Text Book STRATEGI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KONTEMPOR.Bandung : JICA–UPI Bandung.
Sugioyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Suryadi, D. (2010a). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR): Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study. Dalam Teori, paradigma, prinsip dan pendekatan Pembelajaran MIPA dalam Konteks Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI
Suryadi, D. (2010b). Menciptakan Proses Belajar Aktif : Kajian Sudut Pandang Teori Belajar dan Teori Didaktik. Hand-out Seminar. Bandung: tidak diterbitkan.
Suryadi, D., dan Suratno, T. (2013). Metapedadidaktik dan Didactitical Design Research (DDR) dalam Implementasi Kurikulum dan Praktik Lesson Study. Bandung : tidak diterbitkan
Suryadi dan Turmudi. (2011). Kesetaraan Didactical Design Research
(DDR) dengan Matematika Realistik dalam Pengembangan
86
Turmudi. (2010). Metodologi Pembelajaran Matematika. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19610