• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A di PAUD dan Calistung Mentari Kecamatan Sukasari Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A di PAUD dan Calistung Mentari Kecamatan Sukasari Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR DIAGRAM... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...

A. Latar Belakang... B. Rumusan Masalah... C. Tujuan Penelitian... D. Manfaat Penelitian...

1 1 4 5 5

BAB II MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE... A. Kreativitas Anak Usia Dini... 1. Definisi Kreativitas... 2. Karakteristik Kreativitas... 3. Tahapan Kreativitas... 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas... 5. Strategi Pengembangan Kreativitas... 6. Manfaat Pengembangan Kreativitas... 7. Program Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia TK... 8. Makna Dari Pengembangan Kreativitas... B. Kegiatan Meronce...

1. Pengertian Meronce... 2. Fungsi Rangkaian/Roncean... 3. Bahan dan Peralatan Merangkai atau Meronce... 4. Manfaat dari Meronce... 5. Tahapan Meronce...

6 6 6 8 9 10 12 14 15 17 18 18 19 19 20 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... A. Metode Penelitian... B. Lokasi dan Subjek Penelitian... C. Desain Penelitian... ... D. Prosedur Penelitian... E. Penjelasan Istilah... F. Instrumen Penelitian... G. Teknik Pengumpulan Data...

(2)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... A. Hasil Penelitian...

1. Kondisi Objektif Kemampuan Meronce Anak PAUD dan Calistung Mentari Sebelum diterapkan Kegiatan Meronce.... 2. Proses Penerapan Kegiatan Dalam Rangka Meningkatkan

Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Meronce di Paud dan Calistung Mentari... 3. Peningkatan Kreativitas Anak Kelompok A PAUD dan

Calistung Setelah Melakukan Kegiatan Meronce... B. Pembahasan... 1. Kondisi Objektif Kreativitas Anak Kelompok A PAUD dan Calistung Mentari... 2. Pelaksanaan Kegiatan Meronce Dalam Rangka

Meningkatkan Kreativitas Anak Kelompok A di PAUD dan Calistung Mentari... 3. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Meronce

Kelompok A di PAUD Dan Calistung Mentari... 32 32

32

33

67 68

68

69

70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... A. Kesimpulan... B. Rekomendasi...

72 72 73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(3)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

lompatan perkembangan karena itu usia dini dikatakan sebagai golden ege

(usia emas) yaitu usia yang berharga dibanding usia selanjutnya. Usia tersebut

merupakan fase kehidupan yang unik dengan karakteristik khas, baik secara

fisik, psikis, sosial, dan moral, Rianto, (2004: 69).

Secara umum pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh sesuai

dengan norma-norma dan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan anak usia dini

hendaknya tidak berorientasi akademik, tetapi hendaknya dapat menyediakan

pengalaman-pengalaman belajar bagi anak. Disamping itu program

pendidikan anak usia dini harus disesuaikan dengan kebutuhan minat dan

perkembangan anak.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi kreatif. Hanya saja

dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapatkan kesempatan untuk

mengembangkan potensi kreatifnya, ada pula yang kehilangan potensi

kreatifnya karena tidak mendapatkan kesempatan ataupun tidak menemukan

lingkungan yang memfasilitasi berkembangnya potensi kreatif.

Disamping itu pula, beberapa hal yang perlu diingat adalah bahwa

masa kanak-kanak adalah masa yang peka untuk menerima berbagai macam

rangsangan. Masa anak-anak juga masa bermain, oleh sebab itu kegiatan

pendidikan di Taman Kanak-kanak diberikan melalui bermain sambil belajar

atau belajar seraya bermain, Ormrod (2008)

Karakteristik anak usia dini sangat bervariasi baik dalam hal

kecakapan, sikap, maupun minat-minatnya. Layanan pendidikan kepada

anak-anak usia dini merupakan dasar yang sangat berpengaruh terhadap

(4)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

satu potensi yang dimiliki anak yang perlu dikembangkan sejak usia dini,

Pamilu (2007).

Dunia anak adalah dunia kreativitas. Sebuah dunia yang membutuhkan

ruang gerak, ruang berfikir, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup

memadai. Selain tumbuh dan berkembang anak-anak adalah pribadi yang

kreatif, suka bertanya, rasa ingin tahu yang tinngi, suka berimajinasi. Ciptakan

suasana baik di rumah atau di sekolah sebagai tempat untuk memancing

kreativitas anak, Beetlestone (2012).

Kreativitas dan seni sangat berkaitan erat, gagasan sebagian besar

orang tentang kreativitas seringkali dituangkan dalam bentuk gambar, lukisan,

permainan musik, dan hasil karya. Salah satu bentuk kreativitas anak adalah

dengan kegiatan meronce karena dengan meronce anak dapat membuat ide

baru dan menunjukkan hasil karyanya.

Munandar (2009; 31-32) mengatakan bahwa ada 4 alasan mengapa

kreativitas begitu bermakna dalam hidup dan perlu dipupuk sejak dini:

1. Karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan

perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok pada tingkat

tertinggi dalam hidup manusia, (Maslow, 1967)

2. Kreativitas atau berfikir kreatif, sebagai kemampuan untukmelihat

berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadapap suatu masalah,

merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang

mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford, 1967).

3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga

memberikan kepuasan kepada individu (Biondi, 1972).

4. Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas

hidupnya. Pada era pembangunan masyarakat dan negara bergantung

pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan

baru, dan teknologi baru.

Untuk mencapai hal ini maka perlu sikap dan perilaku kreatif dipupuk

sejak dini agar mampu menghasilkan pengetahuan baru. Jika krativitas tidak

dikembangkan sejak usia dini, maka anak cenderung kesulitan dalam

(5)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

(2012: 13) yang mengungkapkan bahwa kreativitas sangat penting bagi

perkembangan semua anak, kreativitas merupakan unsur yang penting dalam

kesuksesan anak.

Dalam permasalahan yang terjadi dari hasil observasi pada hari

Senin-Rabu pada tanggal 8, 9, 10, pada bulan Desember, 2014 Kelompok A di

PAUD dan Calistung Mentari dapat dilihat dari anak yang mengikuti karya

teman pada saat kegiatan mewarnai gambar, anak tidak dapat berkreasi

sendiri dalam mewarnai, anak takut mengeluarkan pendapat/ide kreatifnya

pada saat kegiatan meronce anak mengikuti pola yang sudah ada, anak

meronce dengan satu warna saja, anak tidak berani menceritakan hasil

karyanya sendiri kepada guru atau teman, dan anak tidak memberikan pujian

terhadap hasil karya anak-anak lain.

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kreativitas anak, salah

satunya adalah dalam pelaksanaan pembelajaran, seperti yang terjadi pada

kelompok A PAUD dan Calistung Mentari umumnya lebih didominasi

dengan menggambar yang disiapkan oleh guru, anak hanya mewarnai saja.

Dalam kegiatan kolase anak meminta guru untuk membantu mengerjakannya.

Kegiatan meronce di PAUD dan Calistung Mentari hanya pernah

dilakukan satu kali, dan guru hanya menyediakan manik-manik untuk

membuat gelang dan anak terpaku pada contoh yang buat oleh guru. Dalam

penelitian yang akan dilakukan kegiatan meronce dengan menggunakan

bahan yang berbeda dari sebelumnya yaitu meronce dengan bahan kertas

origami yang diolah dan diberi lubang, serta meronce dengan sedotan.

Disamping itu beberpa praktek di lapangan menunjukkan bahwa

gurulah yang lebih dominan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam

pelaksanaan pembelajaran, kreativitas anak sangat kurang sekali karena guru

kurang memberikan keleluasan kepada anak dalam berkreasi. Guru selalu

menuruti keinginan anak. Anak tidak mau atau tidak bisa menuangkan

gagasannya sendiri ke dalam aktivitas mereka.

Mengingat pentingnya krativitas pada anak dalam proses

pembelajaran, maka diperlukan suatu upaya pembelajaran yang dapat

(6)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

mencoba menerapkan pembelajaran melalui kegiatan meronce. Kegiatan ini

dipilih dengan harapan dapat memperbaiki pembelajaran dalam

meningkatkan kreativitas anak, karena meronce dapat membantu

meningkatkan konsentrasi anak, imajinasi, melatih daya ingat, kesabaran,

ketelitian dan keuletan dalam menghasilkan suatu karya. Selain sebagai

bentuk hasil karya, meronce juga dapat melatih keterampilan kreatif dan

kemampuan motorik halus anak (Sumanto, 2005).

Meronce dapat menjadi metode pembelajaran yang menyenangkan

bagi anak usia dini. Sebab meronce adalah cara pembuatan benda hias atau

benda pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian-bagian bahan

berlubang atau yang sengaja dilubangi memakai bantuan benang, tali dan

sejenisnya. Dengan meronce diharapkan anak dapat mengembangkan

kompetensi rasa seni, ketlatenan, dan kecekatan (Sumanto, 2005).

Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian

ini memfokuskan kajian pada penelitian tentang Meningkatkan Kreativitas

Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Meronce.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis membuat

perumusan masalah agar tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan

karya ilmiah ini lebih terarah. Rumusan malalah peneliti adalah “bagaimanakah upaya untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui kegiatan meronce?

Dari rumusan yang telah diuraikan diatas maka pernyataan peneliti

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif kreativitas anak PAUD dan Calistung

Mentari?

2. Bagaimana penerapan kegiatan meronce dalam meningkatkan

kreativitas PAUD dan Calistung Mentari?

3. Bagaimana peningkatan kreativitas anak PAUD dan Calistung

(7)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi objektif kreativitas meronce anak PAUD

dan Calistung Mentari

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan kegiatan meronce dalam

meningkatkan kreativitas anak PAUD dan Calistung Mentari

3. Untuk mengetahui bagaimana peningktan kreativitas anak PAUD dan

Calistung Mentari setelah dilaksanakan kegiatan meronce.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan referensi

dibidang perkembangan anak, terutama pada perkembangan

kreativitas di lembaga pendidikan anak usia dini.

b. Untuk memperkaya pengetahuan anak tentang kreativitas atau daya

cipta anak usia dini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Anak

1. Mntuk meningkatkan kemampuan kreatif anak

2. Memperbanyak hasil karya anak

b. Bagi Guru

Untuk meningkatkan kreativitas guru memilih metode dan

menggunakan media yang menarik bagi anak dalam kegiatan

meronce

c. Lembaga Pendidikan.

Meningkatkan kualitas sekolah, sehingga para lulusan TK dapat

melanjutkan pendidikan selanjutnya.

(8)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

Bisa menjadi sumber bacaan bagi peneliti lain yang tertarik untuk

(9)

22 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan klasikal

dan individu. Penelitian tindakan kelas ini berfolus pada upaya untuk

mengubah kondisi riil sekarang ke arah kondisi yang diharapkan. Dalam

kajian ini, penelitian tindakan dilakukan untuk meningkatkan kreativitas pada

Taman Kanak-Kanak kelompok A Peningkatan kreativitas dan hasil belajar

diharapkan terjadi, guru melakukan penyusunan rancangan model

pembelajaran dengan kegiatan meronce.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan

kelas (Classroom Action Research) yang merupakan upaya kolaboratif antara

guru dengan siswa. Ebbut (Noviana, 2013 : 34) penelitian tindakan kelas

adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek

pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan

dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari

tindakan-tindakan tersebut.

Penelitian ini berdasarkan permasalahan yang muncul di PAUD dan

Calistung Mentari yaitu rendahnya kemampuan kreativitas anak, seperti anak

yang kurang mengajukan pertanyaan pada setiap kegiatan pembelajaran, anak

yang diam saja ketika belajar, anak yang takut mengeluarkan

pendapat/ide/gagasan, anak tidak berani menceritakan hasil karyanya kepada

guru atau teman, anak lebih senang menyelesaikan pekerjaannya dengan

mengikuti pola yang dibuat oleh guru.

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat

menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di PAUD dan Calistung Mentari

kelompok A. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kunandar (2012 : 41)

penelitian tindakan kelas adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi

(10)

23 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melalui tindakan yang bermakna agar dapat memperbaiki dan memecahkan

masalah.

Penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

partisipatori (Collaborative) dimana peneliti dan guru bekerjasama, saling

mendukung dan menghasilkan data yang objektif. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan Arikunto, (2002) penelitian tindakan kelas menyatakan bahwa

kerjasama (kolaboratif) antara guru dan peneliti sangat penting dalam

menggali dan mengkaji permasalahan yang dihadapi.untuk mendapatkan

laporan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di PAUD dan calistung mentari. Jl

Negla Tengah No.36 Rt. 03/04 Kecamatan Sukasari Kabupaten Bandung.

Subjek penelitian ini adalah seluruh anak kelompok A di PAUD dan

Calistung Mentari yang berjumlah 9 orang anak. Anak laki-laki berjumlah 6

orang, dan anak perempuan berjumlah 3 anak. Dengan satu orang guru.

Peneliti memilih PAUD dan Calistung Mentari sebagai tempat penelitian

dikarenakan kreativitas anak di PAUD dan Calistung Mentari masih rendah.

Untuk itu peneliti malakukan penelitian meningkatkan kreativitas anak

melalui kegiatn meronce.

C. Desain Penelitian

Rancangan penelitian tindakan kelas yang dipilih yaitu model siklus

seperti dikemukakan oleh Carr & Kemmis (Wardhani & Wihardit, 2010:2)

hendaknya dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, dan diharapkan

semakin lama kegiatan dilaksanakan semakin meningkat pencapaian hasil

dari kegiatan tersebut. Siklus dalam penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri

dari empat tahapan, yaitu tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan atau

observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan

(11)

24 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1

Model Prosedur Tindakan Kelas menurut Carr & Kemmis (Wardhani, 2010)

Adapun desain pelaksanaan penelitian Tindakan kelas yang akan

dilakukan disesuaikan dengan skema diatas, dapat dijelaskan dibawah ini

1. Perencanaan Siklus I

Perencanaan Kegiatan

1. Menentukan dan menyiapkan tema

2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan seperti, pensil,

lem, potongan bahan - bahan meronce.

4. Membuat lembar pengamatan atau observasi Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

[image:11.595.152.473.79.473.2]
(12)

25 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan

1. Guru menjelaskan kepada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan

2. Guru menjelaskan kepada anak bagaimana cara membuat roncean

melalui kertas dan sedotan

3. Guru membimbing dan memperhatikan anak pada saat anak membuat

hasil karya meronce dengan cara menyusun bahan-bahan roncean sesuai

dengan ide kreatifnya masing-masing.

4. Guru menjelaskan kepada anak langkah-langkah membuat roncean

dengan bahan yang telah disediakan dan memberikan contoh pada anak

cara meronce dengan kertas dan sedotan.

5. Guru membimbing dan memperhatikan anak pada saat kegiatan

meronce

Pengamatan atau observasi

Dilakukan melalui kegiatan mengamati

1. Kegiatan meronce dalam menigkatkan kreativitas anak

2. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh mengenai proses dan

hasil dari pelaksanaan kegiatan dalam meningkatkan kreativitas

Refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap pengamatan selanjutnya

dianalisis. Hasil yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil

ketercapaian terhadap anak. Apabila belum tercapai maka akan dilakukan

disiklus berikutnya.

2. Perencanaan Siklus II

Kegiatan

1. Apresiasi untuk perbaikan bahan ajar yang telah diajukan pada siklus I

2. Memperbaiki kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I

3. Menyiapkan kembali bahan kegiatan meronce

Pelaksanaan

1. Guru meminta anak untuk membuat hasil karya meronce sesuai

dengan tema

2. Guru meminta anak untuk memodifikasi roncean sesuai dengan

(13)

26 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengamatan

Dilakukan melalui kegiatan mengamati, setelah diperoleh data

mengenai proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan meronce untuk

meningkatkan kreativitas anak, maka data tersebut dianalisa untuk

mengetahui kelemahan yang mungkin ada pada saat pelaksanaan

Refleksi

Data yang telah diperoleh pada tahap observasi dianalisis. Hasil

yang diperoleh dapat disimpulkan menjadi hasil kreativitas anak selama 2

siklus. Arikunto (Kunandar, 2012)

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur atau langkah-langkah mengenai penelitian tindakan

kelas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Menurut Arikunto (2002) rencana tindakan kelas, berisikan kegiatan

yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan kreativitas anak

melalui kreasi yang dapat menunjang pada perkembangan kreativitas anak.

Tindakan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan adalah

mempersiapkan media yang akan digunakan anak ketika proses pembelajaran

berlangsung serta mempersiapkan perangkat pembelajaran mulai dari rencana

pelaksanaan pembelajaran, rencana kegiatan harian, lembar observasi anak.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari

dua kali pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari dua rencana kegiatan

harian (RKH). Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada kelompok A di PAUD

dan Calistung Mentari. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan sebelumnya bersama guru. Guru membantu peneliti dalam

mengarahkan anak-anak, bercakap-cakap tentang tema pembelajaran dan

melakukan evaluasi melalui tanya jawab kepada anak.

3. Tahap Observasi (pengamatan)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya kegiatan

(14)

27 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerus pada siklus I dan siklus II. Penilaian disesuaikan dengan

kemampuan masing-masing anak. Tujuan pengamatan ini dapat dijadikan

sebagai bahan evaluasi untuk melakukan refleksi pada tahapan selanjutnya,

Jasmine (2007).

4. Refleksi.

Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh

tindakan yang telah dilakukan. Sebagaimana yang telah diungkapkan

Wardhani, (2010) refleksi merupakan kegiatan analisis yang dilakukan untuk

menuangkan kembali secara intensif kejadian-kejadian atau peristiwa yang

menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan.

Kreativitas anak sudah tercapai dengan optimal atau masih dilakukan

pengulangan dengan tindakan selanjutnya.

E. Penjelasan Istilah

1. Kreativitas anak usia dini

Kemampuan seseorang untuk menghasilkan seseuatu yang baru

sesuai dengan imajinasi ataupun pola pikir seseorang untuk menuangkan

ide-ide kreatifnya dalam bentuk gagasan atau hasil karya.

Pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam istilah pribadi

(Person), proses (Process), dorongan dan dukungan (Press), produk

(Product). Seperti yang diungkapkan Rachmawati & Kurniati, (2011: 14)

mengatakan keempat P ini saling berkaitan, yaitu pribadi (Person) yang

kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan

dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, akan menghasilkan

produk (Product) kreatif.

2. Menurut Sumanto (2005) Meronce adalah cara pembuatan benda hias atau

benda pakai yang dilakukan dengan menyususn bagian-bagian bahan

berlubang atau yang sengaja dilubangi memakai bantuan benang, tali dan

sejenisnya. Contohnya meronce bunga melati, meronce monte dan

lainnya.

Dalam kegiatan pembelajaran senirupa anak di TK yang

dimaksudkan dengan kreativitas merangkai/meronce adalah kegiatan

(15)

bagian-28 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagian bahan yang dapat dibuat benda hias atau benda pakai dengan

memakai bantuan alat rangkai sesuai tingkat kemampuan anak.

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002) instrument penelitian merupakan alat yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar memudahkan dalam

pekerjaannya. Proses pengembangan instrument dilakukan dengan membuat

kisi-kisi instrument penelitian.

Adapun kisi instrumen yang digunakan adalah berdasarkan

[image:15.595.120.512.328.776.2]

kisi-kisi instrumen yang dikembangkan oleh Levina (2012):

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Meronce

No Variabel Sub Variabel Indikator

Pernyataan

Jumlah

Item

Nomor

Item

1. Kreativitas Orisinalitas

(keaslian)

kemampuan

untuk

menghasilkan

gagasan atau

ide asli dari

sebuah pemikiran 1. Mampu menciptakan roncean yang berbeda dengan tidak meniru teman 2. Mampu menggunakan

bahan dan ide

dengan cara

yang orisinil

2 1,2

Fleksibilitas (keluwesan), kemampuan untuk menggunakan 1. Mampu meronce dengan menggunakan media kertas

(16)

29 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai macam cara dalam menyelasikan suatu masalah 2. Mampu meronce dengan menggunakan sedotan Fluency (kelancaran), kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan 1. Mampu membuat roncean dengan banyak variasi warna 2. Mampu membuat roncean secara beragam

2 5,6

Elaborasi

(penguraian),

kemampuan

untuk

merumuskan

suatu hal secara

jelas dan terperinci 1. Mampu merone sesuai tema 2. Mampu menceritakan hasil ronceannya kepada guru atau teman 3. Mampu memberikan pujian terhadap hasil karya anak-anak lain.

3 7,8,9

Keteranga : Kisi-kisi ini diadaptasi dari Rachmawati, (2005:14-15), Kurikulum

(17)

30 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi,

catatan lapangan dan dokumentasi. Adapun penjabaran masing-masing teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk

memotret sejauhmana efek tindakan telah mencapai sasaran, Muslihuddin

(2009 : 60). Adapun aspek yang akan diobservasi dalam penelitian ini

adalah keaslian, keluwesan, kelancaran, dan penguraian.

Jenis observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi partisipan yaitu terlibat langsung dengan subjek yang sedang

diteliti. Peneliti berkolaborasi dengan guru untuk mengajar di dalam kelas

yang akan diteliti. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (2009)

bahwa observasi partisipan adalah peneliti merupakan bagian dari

kelompok yang diteliti sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi situasi

yang sedang diteliti.

2. Catatan lapangan

Catatan lapangan memuat segala yang diperoleh peneliti selama

melakukan pengamatan dilapangan. Sebagaimana yang diungkapkan

Putra, dkk (2012 : 94), catatan lapangan adalah catatan yang memuat

segala yang dilakukan peneliti baik dari segi komentar, penilaian, evaluasi,

perasaan, respon, kritik, perilaku yang orang yang diteliti maupun

rencana-rencana yang selanjutnya. Catatan lapangan pada penelitian ini dilakukan

setelah selesai tindakan.

3. Dokumentasi

Menurut Riduwan, (2009:77) dokumentasi ditujukan untuk

memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku

yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film

dokumenter, data yang relevan terhadap penelitian. Dengan demikian

tekhnik pengumpulan data melalui dokumentasi dalam penelitian sangat

(18)

31 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data yang dapat menghadirkan bukti untuk data-data

penelitian secara konkret/nyata.

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kurikulum, program tahunan, progran semester, rencana kegiatan

mingguan (RKM), rencana kegiatan harian (RKH), buku laporan anak, dan

foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran yang

terdapat dalam lampiran.

H. Analisis Data

Analisis data pada suatu penelitian pada dasarnya dapat dilakukan

secara kuantitatif dan kualitatif serta dapat juga digunakan kedua-duanya.

Dalam penelitian ini teknik analisi data yang digunakan adalah analisi data

deskriptif kuantitatif, yang mana data dapat diperoleh dari hasil observasi,

catatan lapangan, dan dokumentasi, kemudian data disajikan dengan

(19)

72 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan kreativitas anak

melalui kegiatan meronce di kelompok A PAUD dan Calistung Mentari, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi objektif kreativitas anak PAUD dan Calistung Mentari Kelompok A

sebelum diberikan tindakan belum berkembang secara optimal, berdasarkan

hasil observasi hal tersebut dikarenakan anak belum dapat menghasilkan

banyak ide atau hasil karya. Secara umum kreativitas meronce anak berada

pada kategori kurang (K) sebanyak 33%, pada kategori cukup (C) sebanyak 45

%, dan pada kategori baik (B) sebanyak 22%. Kegiatan meronce merupakan

kegiatan yang memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi sehingga

anak dapat menuangkan ide maupun gagasannya ke dalam bentuk hasil karya.

Walaupun kegiatan meronce ini diberikan kebebasan pada anak, akan tetapi

peran guru untuk memberi stimulus, bimbingan, serta motivasi tetap

diperlukan. Agar hasil karya anak lebih baik lagi.

2. Penerapan kegiatan meronce dalam meningkatkan kreativitas anak di PAUD

dan Calistung Mentari Kelompok A dilakukan dengan dua siklus. Siklus I

dilaksanakan dua tindakan dan siklus II dilaksanakan dua tindakan dengan

indikator yang sama yaitu; Anak dapat membuat roncean yang berbeda

dengan tidak meniru teman, Anak dapat menggunakan bahan dan ide dengan

cara yang orisinil, Anak dapat meronce dengan menggunakan berbagai media

seperti (sedotan, manik-manik, kertas, dan bahan alam), Anak dapat meronce

dengan menggunakan origami, Anak dapat membuat roncean dengan banyak

variasi warna, Anak dapat membuat roncean secara beragam, Anak dapat

meronce sesuai tema, Anak dapat menceritakan hasil roncean yang dibuatnya

kepada teman atau guru, Anak dapat memberikan pujian terhadap hasil karya

anak-anak lain. Hal ini bertujuan untuk mengukur kreativitas anak melalui

kegiatan meronce. Media yang digunakan untuk kegiatan meronce yaitu kertas

(20)

73 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kreativitas anak PAUD dan Calistung Mentari Kelompok A setelah diberi

tindakan melalui kegiatan meronce menunjukkan peningkatan yang baik. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil observasi pada setiap siklus. Sebagaimana

hasil observasi pra siklus anak yang berada pada kategori kurang berjumlah 3

anak atau sebanyak 33%, anak yang berada pada kategori cukup berjumlah 4

anak atau sebanyak 45 %, dan anak yang berada pada kategori baik berjumlah

2 anak atau sebanyak 22%. Pada siklus I tindakan II anak yang berada pada

kategori kurang berjumlah 1 anak atau sebanyak 11 %, anak yang berada

pada kategori cukup berjumlah 1 anak atau sebanyak 11 %, dan anak yang

berada pada kategori baik berjumlah 7 anak atau sebanyak 78 %. Selanjutnya

pada siklus II tindakan II anak yang berada pada kategori kurang 0 %, anak

yang berada pada kategori cukup 1 anak atau sebanyak 11 %, dan anak yang

berada pada kategori baik berjumlah 8 anak atau sebanyak 89 %. Berdasarkan

penjabaran di atas dengan adanya kemajuan pada setiap siklus, dapat

disimpulkan bahwa kegiatan meronce dapat meningkatkan kreativita anak.

B. Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dan hasil penelitian dan temuan di lapangan tentang “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Meronce”. Yang di laksanakan di PAUD dan Calistung Mentari. Peneliti akan mengemukakan

beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat bermanfaat terhadap peningkatan

kreativitas anak melalui kegiatan meronce. Adapun rekomendasi tersebut.

ditunjukkan kepada:

1. Bagi guru

a. Pembelajaran melalui kegiatan meronce dapat dijadikan salah satu

alternatif pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan

kreativitas pada anak.

b. Media atau bahan pembelajaran kegiatan meronce yang disediakan untuk

anak sebaiknya lebih bervariatif sehingga anak termotivasi untuk mengikuti

(21)

74 Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pembelajaran kreativitas melalui kegiatan meronce ini, menuntut

kreativitas guru juga dalam membuat perencanaan pembelajaran sehingga

anak merasa senang dan nyaman selama kegiatan meronce.

2. Bagi pihak sekolah

a. Diharapkan dapat menyediakan sarana pembelajaran yang lebih beragam

dalam kegiatan pembelajaran kreativitas anak, sehingga anak merasa

tertantang untuk melakukan kegiatan yang menuntut ide kreatif anak.

3. Peneliti berikutnya.

a. Hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan pada kreativitas anak

melalui kegiatan meronce, diharapkan memberi gambaran kepada peneliti

selanjutnya bahwa kreativitas anak dapat ditingkatkan apabila dirangsang

melalui kegiatan yang jarang atau hanya sekali saja dilakukan pada

(22)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Anwar & Ahmad, A, (2009). Pendidikan Anak Usia Dini (panduan praktis bagi

ibu dan calon ibu). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Beetlestone, F. (2012). Strategi Pembelajaran Untuk Melestarikan Kreativitas

Siswa. Bandung: Nusa Media.

Jasmine, J. (2007). Mengajar Berbasis Multiple Intelligences. Bandung: Nuansa.

Kunandar. (2012). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai.

Pengembang Profesi Guru. Jakarta : Raja Gravindo Persabda.

Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan

Sekolah. Bandung : Rizqy Press.

Munandar U, (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, S.C.U. (2002). Kreativitas dan Keberbakatan: Strategi Mewujudkan

Potensi Kreatif & Bakat. Jakarta: SUN.

Mulyasa, H.E. (2012). Manajemen Paud Bandung: Remaja Rosda karya.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta :Bumi Aksara.

Ngalimun, dkk, 2013. Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas. Banjarmasin: Aswaja Pressindo.

Noviana, Vera. (2013). Meningkatkan Kemampuan Memahami Konsep dan

Lambang Bilangan pada Anak Taman Kanak-kanak melalui Media Kartu

Permainan. Skripsi PG PAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung :

Tidak diterbitkan.

Ormrod, J.E. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan

Berkembang. Jakarta: Erlangga.

Pamilu, A. (2007). Mengembangkan Krativitas & Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Citra Media.

Putra, Nusa & Dwilestari, Ninin. (2012). Penelitian Kualitatif Pendidikan Anak

(23)

Wahdaniah, 2015

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MERONCE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rachmawati. Y. & Kurniati. E. (2011). Strategi Pengembangan Krativitas Pada

Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Kencana prenada media group.

Riduwan. (2009). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung :Alfabeta.

Rianto, Theo F.C., dkk. (2004). Pendidikan Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Grasinda.

Scribd. (2014). Pengertian Merangkai dan Meronce. Online. Tersedia

http://www.scribd.com/doc/236319673/Pengertian-Merangkai-Dan-Meronce#scribd. Diakses Selasa 29-12-2014.

Sumanto, 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak Tk. Jakarta: Dirjen PPTK Depdikbut.

Susanto, A, 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai

Aspeknya. Jakarta: Kencana.

Wahyudin, U. & Agustin, M. (2012). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refikan Aditama.

Gambar

Gambar  3.1 Model Prosedur Tindakan Kelas menurut Carr & Kemmis (Wardhani, 2010)
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Meningkatkan Kreativitas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah terdapat perbedaan kreativitas anak usia dini yang diberikan stimulus pendidikan dengan model pembelajaran

PENGASUHAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA 3-4 TAHUN OLEH TUTOR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KELURAHAN ISOLA KECAMATAN SUKASARI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kreativitas anak usia dini yang dipengaruhi oleh bermain yang dilihat dari alat permainan edukatif dan untuk mengetahui

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI BERBASIS PENDIDIKAN ENTERPRENEURSHIP DI TK KHALIFAH 2 SERANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Simpulan penelitian bahwa melalui kegiatan meronce menggunakan media bahan alam dapat meningkatkan kreativitas anak pada kelompok B di Satuan PAUD CEMPAKA Kabupaten

Meningkatkan kreativitas menggambar pada anak usia dini melalui metode karyawisata (Penelitian tindakan kelas pada kelompok B TK Al-Jamhari kecamatan banjaran kabupaten

Peran guru mengembangkan kreativitas anak usia dini dalam menggunakan metode pemberian tugas menggambar Guru memberikan bimbingan ketika anak sulit membuat gambar dengan cara

ada beberapa ciri-ciri kreativitas pada anak usia dini yang dapat mencerminkan proses tahapan pengembangan kreativitas pada anak yaitu dengan anak lebih senang dengan lingkungan yang