• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMA N 1 DEPOK DALAM PENERAPAN BUKU PENGAYAAN GURU UNTUK DEMONSTRASI BERBASIS POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA TAHUN AJARAN 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMA N 1 DEPOK DALAM PENERAPAN BUKU PENGAYAAN GURU UNTUK DEMONSTRASI BERBASIS POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA TAHUN AJARAN 2016/2017."

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMA N 1 DEPOK DALAM PENERAPAN BUKU PENGAYAAN GURU UNTUK

DEMONSTRASI BERBASIS POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA

TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FITRI HANDAYANI NIM 13303241035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMA N 1 DEPOK DALAM PENERAPAN BUKU PENGAYAAN GURU UNTUK

DEMONSTRASI BERBASIS POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA

TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh :

Fitri Handayani NIM.13303241035

Pembimbing : Sukisman Purtadi, M.Pd ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) keterlaksanaan implementasi buku pengayaan guru 2) profil keterampilan proses sains siswa dalam implementasi buku pengayaan guru. Buku pengayaan guru berisi panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi berbasis POE.

Penelitian ini merupakan penelitian one-shot case study. Sejumlah 31 orang siswa diambil secara purposive sebagai sampel. Siswa diajar menggunakan kegiatan laboratorium berdasarkan Lembar Kerja Siswa yang diambil dari buku pengayaan guru. Teknik observasi, dokumentasi dan kuesioner diterapkan untuk mengumpulkan data penelitian.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa buku pengayaan guru dapat diimplementasikan dengan baik dan kegiatan pembelajaran berdasarkan buku tersebut dapat dilaksanakan di dalam kelas. Hasil analisis dari observasi kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa dapat dikembangkan dalam implementasi buku pengayaan guru. Pada praktikum pertama, semua keterampilan proses sains siswa yang diamati masuk dalam

kategori “Sangat Bagus”, kecuali keterampilan memprediksi masuk dalam

kategori “Cukup”. Pada praktikum kedua, semua keterampilan proses sains siswa

yang diamati masuk dalam kategori “Sangat Bagus”, kecuali keterampilan memprediksi masuk dalam kategori “Baik”.

(3)

iii

ANALYSIS OF STUDENTS SCIENCE PROCESS SKILLS OF CLASS XI SEMESTER II AT SMA N 1 DEPOK ACADEMIC YEAR 2016/2017 IN

IMPLEMENTATION OF TEACHER SELF-ENRICHMENT BOOK FOR DEMONSTRATION USING PREDICT OBSERVE

EXPLAIN (POE) TECHNIQUE ON BUFFER SUBJECT

By : Fitri Handayani NIM.13303241035

Supervisor: Sukisman Purtadi, M.Pd ABSTRACT

This study was conducted to investigate: 1) the feasibility of teacher self-enrichment book implementation, and 2) student science process skill profile on the implementation of the book. Teacher self enrichment book contains POE based demonstration instruction and teacher guides.

For the purposes, this study was conducted as one shot case study. A group of 31 students was assigned purposively as sample. They were instructed using laboratory activities based on predict-observe-explain task taken from the book. An observation, documentation, and questionnaire technique were applied to collect data.

The data indicate that the book can be implemented well and the activity based on the book is feasible to be done in the classroom. The analysis of the activity classroom observation indicate that students’s science process skill can be nurtured in the implementation of the book. On first experiment, all the skill

was observed “very good” except for predicting skills was “enough”. On second experiment, all the skill was observed “very good” except for predicting skills was

“good”.

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Fitri Handayani NIM : 13303241035 Program Studi : Pendidikan Kimia

Judul : Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI SMA N 1 Depok dalam Penerapan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Tahun Ajaran 2016/2017

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 19 April 2017 Yang menyatakan,

(5)
(6)
(7)

vii

HALAMAN MOTTO

Man Jadda Wa Jadda

“Barang siapa yang bersungguh - sungguh akan mendapatkannya”

“Barang siapa yang ke luar dalam menuntut ilmu maka ia adalah seperti berperang di jalan Allah hingga pulang”

(H.R.Tirmidzi)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu

urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap”

(QS. Al-Insyirah,6-8)

“Banyak kegagalan hidup terjadi karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya kesuksesan ketika mereka menyerah”

(Thomas Alfa Edison)

"Education is the most powerful weapon which can you use to change the world" (Nelson Mandela)

“When someone abuses you, it is a compliment that so far they spend a lot of time thinking about you, even when you do not think about them”

(B.J Habibie)

“No limit gon’ touch the sky”

(8)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas akhir skripsi adalah ujian terakhir yang harus dilewati seorang mahasiswa S1 untuk mendapatkan gelar Sarjananya. Tugas ini mengajarkan banyak hal dan benar-benar menguji kesabaran. Banyak halangan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, namun karena-Nya semua dapat dilewati. Saya berterimakasih dan mempersembahkan hasil tugas akhir skripsi ini kepada:

1. Allah SWT, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya.

2. Ayah dan Ibu tercinta, motivator paling hebat dalam hidup yang tak pernah mengeluh dan selalu mendoakan kesuksesan anak-anaknya.

3. Athikah Nurul Sholehah, adik perempuan paling berharga yang menjadi penyemangat dalam suka maupun duka.

4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd, dosen pembimbing yang dengan tulus dan ikhas sudah meluangkan waktunya untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi.

5. Keluarga besar civitas akademika UNY yang telah mendukung setiap aktivitas perkuliahan saya.

6. Ranger KSI MIST FMIPA UNY sebagai keluarga kedua dan sumber inspirasi saya untuk terus berprestasi.

7. Sahabat seperjuangan Pendidikan Kimia Internasional 2013 yang telah menemani saya selama menuntun ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta. 8. Asti Dian Arini dan Shinta Pramudyasiwi, teman yang menemani saya dalam

mencari pengalaman hidup, sekaligus teman yang selama ini mau mendengarkan keluh kesah saya.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Analisis Keterampilan Proses

Sains Siswa Kelas XI SMA N 1 Depok dalam Penerapan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) pada Pokok Bahasan

Larutan Penyangga Tahun Ajaran 2016/2017”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd selaku rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Hartono selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka menyusun skripsi.

3. Bapak Drs. Jaslin Ikhsan. M.App.Sc., Ph.D selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyusun skripsi.

4. Bapak Sukisman Purtadi, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus sebagai pembimbing yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam penelitian maupun dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak Dr. Suyanta dan Ibu Susila Kristianingrum, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam perbaikan skripsi.

(10)

x

7. Bapak Drs. Dwi Wihardjo, S.H. selaku guru pembimbing kimia SMA N 1 Depok yang memberikan moril dan spiritual.

8. Semua pihak terkait yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penyusunan laporan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, seperti

kata pepatah bahwa “tiada gading yang tak retak”. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Pendidikan Kimia.

Yogyakarta, 19 April 2017 Penulis,

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN ... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Deskripsi Teori ... 13

1. Hakikat Ilmu Kimia ... 13

2. Pendekatan Inkuiri ... 14

3. Metode Demonstrasi ... 19

4. Teknik POE (Predict-Observe-Explain) ... 22

5. Keterampilan Proses Sains ... 25

(12)

xii

B. Kerangka Berfikir ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Metode dan Desain Penelitian ... 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 40

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Definisi Operasional ... 41

F. Prosedur Penelitian ... 42

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

A. Hasil Penelitian ... 66

B. Pembahasan ... 73

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 183

A. Kesimpulan ... 183

B. Saran ... 184

DAFTAR PUSTAKA ... 186

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persamaan Reaksi antara CH3COOH dan KOH ... 31

Tabel 2. Persamaan Reaksi antara HNO3 dan NH4OH ... 32

Tabel 3. Diagram Alur Penelitian ... 40

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa ... 50

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Angket Keterlaksanaan Praktikum ... 53

Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 57

Tabel 7. Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa ... 65

Tabel 8. Nilai Persentase Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum dari Data Angket dan Lembar Observasi untuk Setiap Indikator ... 66

Tabel 9. Nilai Persentase Aktivitas Guru ... 69

Tabel 10. Nilai dan Kualitas Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa setiap Aspek ... 72

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Siklus Inkuiri ... 17 Gambar 2. Desain Penelitian One-Shot Case Study... 38 Gambar 3. Diagram Alur Penelitian ... 39 Gambar 4. Tabel Hasil Pengamatan Siswa pada Praktikum Pertama yang

Belum Diperbaiki ... 81 Gambar 5. Tabel Hasil Pengamatan Siswa pada Praktikum Pertama yang

Sudah Diperbaiki ... 81 Gambar 6. Tabel Hasil Pengamatan Praktikum Kedua yang Belum

Diperbaiki dan yang Sudah Diperbaiki ... 88 Gambar 7. Hasil Analisis Skor Aspek Mengamati ... 117 Gambar 8. Hasil Analisis Skor Aspek Memprediksi ... 130 Gambar 9. Contoh Jawaban Prediksi pada Praktikum Pertama yang Kurang

Tepat ... 133 Gambar 10. Contoh Jawaban Prediksi pada Praktikum Pertama yang Sudah

Tepat ... 134 Gambar 11. Contoh Jawaban Prediksi pada Praktikum Kedua yang Kurang

Tepat ... 136 Gambar 12. Contoh Jawaban Prediksi pada Praktikum Kedua yang Sudah

Tepat ... 137 Gambar 13. Hasil Analisis Skor Aspek Menginvestigasi ... 139 Gambar 14. Hasil Analisis Skor Aspek Menganalisis ... 149 Gambar 15. Contoh Jawaban Prediksi Nomor 2 pada Praktikum Pertama

yang Dijawab Salah oleh Sebagian Besar Siswa ... 154 Gambar 16. Contoh Jawaban Prediksi Nomor 2 pada Praktikum Pertama yang

Sudah Tepat ... 155 Gambar 17. Contoh Grafik Titrasi Larutan HCl dan NH3 ... 156 Gambar 18. Tabel Hasil Pengamatan Siswa pada Praktikum Pertama yang

(15)

xv

Gambar 19. Contoh Tabel Hasil Pengamatan Kelompok Dua pada Praktikum Pertama ... 160 Gambar 20. Contoh Grafik Titrasi yang Kurang Tepat ... 162 Gambar 21. Contoh Grafik Titrasi yang Sudah Tepat ... 163 Gambar 22. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama

yang Kurang Lengkap ... 166 Gambar 23. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama

yang Sudah Lengkap ... 167 Gambar 24. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang Belum Lengkap ... 168 Gambar 25. Contoh Pembahasan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang

Sudah Lengkap ... 169 Gambar 26. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama yang

Kurang Lengkap ... 171 Gambar 27. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Pertama yang

Sudah Lengkap ... 172 Gambar 28. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang

Tidak Tepat ... 173 Gambar 29. Contoh Kesimpulan Laporan Siswa pada Praktikum Kedua yang

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 190

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 204

Lampiran 3. Angket Keterlaksanaan Praktikum ... 214

Lampiran 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum ... 216

Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 219

Lampiran 6. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ... 225

Lampiran 7. Surat Keterangan Validasi Instrumen ... 256

Lampiran 8. Hasil Validasi Instrumen ... 260

Lampiran 9. Contoh Penilaian ... 268

Lampiran 10. Hasil Penelitian ... 289

Lampiran 11. Analisis Data Hasil Penelitian ... 298

Lampiran 12. Hasil Lengkap Analisis Data Penelitian ... 310

Lampiran 13. Surat Persetujuan Penggunaan Buku Pengayaan Guru ... 320

Lampiran 14. Surat Pengantar Penelitian FMIPA UNY ... 321

Lampiran 15. Surat Izin Penelitian ... 322

Lampiran 16. Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian ... 323

Lampiran 17. Berita Acara Seminar Proposal ... 324

Lampiran 18. Contoh LKS Praktikum ... 326

Lampiran 19. Contoh Laporan Praktikum Siswa ... 335

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hakikat ilmu kimia dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu kimia sebagai produk, sebagai sikap dan juga sebagai proses. Kimia sebagai produk meliputi sekumpulan pengetahuan yang terdiri atas fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip Kimia. Kimia sebagai sikap memiliki arti bahwa sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran kimia. Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan kimia. Keterampilan-keterampilan tersebut disebut Keterampilan-keterampilan proses dan sikap-sikap yang dimiliki para ilmuwan disebut sikap ilmiah. Oleh karena itulah, dalam pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep-konsep kimia (Susanto, 2013).

(18)

2

ilmu pengetahuan alam dan keterampilan ini berhubungan dengan kemampuan kognitif serta kemampuan siswa dalam pemecahan suatu masalah.

Sebagaimana disampaikan oleh Fatimah (2017) pelaksanaan pembelajaran di sekolah selama ini kurang mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa dengan baik. Dalam proses pembelajaran, guru kurang memberikan tantangan kepada siswa dalam memperoleh pengetahuan yang bermakna. Selain itu, pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerjasama. Dalam proses penilaiannya, guru masih sering menekankan pada aspek kognitif dan sangat kurang dalam penilaian unjuk kerja siswa. Seharusnya dalam kegiatan pembelajaran kimia yang mengedepankan proses ditemukannya konsep, guru perlu menerapkan pendekatan pembelajaran yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Salah satu pendekatan yang mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa yaitu pendekatan inkuiri.

(19)

3

diharapkan keterampilan berfikir siswa dapat berkembang (Arifin, Sudja, Ismail, HAM & Wahyu, 2005).

Inkuiri juga dapat diartikan sebagai menemukan, dimana menemukan merupakan bagian inti kegiatan pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari kegiatan menemukan yang dilakukan oleh siswa sendiri. Dari kegiatan menemukan ini siswa akan lebih memahami konsep pelajaran dibandingkan ketika guru hanya memberikan materi melalui metode ceramah dan pembelajaran konvensional lainnya. Selain itu, pendekatan inkuiri juga dapat mengembangkan motivasi belajar, keterampilan ilmiah siswa, dan menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa (Suwarna et al., 2006).

Salah satu kegiatan pembelajaran kimia yang dapat dilakukan untuk menyampaikan konsep kimia adalah kegiatan praktikum. Melalui kegiatan praktikum, siswa belajar mengenai alat, bahan, dan proses terjadinya sesuatu secara langsung. Kegiatan praktikum biasanya dilakukan di dalam laboratorium, dimana guru bersama-sama dengan siswa mencoba melakukan suatu percobaan secara langsung untuk menemukan suatu konsep pembelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan praktikum, guru dapat menggunakan metode demonstrasi dalam menyampaikan materi pelajaran.

(20)

4

situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya maupun sekedar tiruan. Jadi, dalam pelaksanaan demonstrasi, guru memberikan peragaan kepada siswa tentang suatu hal, sehingga siswa tidak harus melakukan suatu percobaan secara langsung. Dalam pelaksanaan kegiatannya, guru dapat meminta beberapa perwakilan siswa untuk mencoba atau membantu guru dalam melaksanakan demonstrasi. Demonstrasi merupakan salah satu metode dalam pembelajaran inkuiri, namun metode demonstrasi ini belum banyak digunakan dalam pembelajaran kimia di sekolah. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam proses penyampaian materi pelajaran, sehingga membuat siswa menjadi kurang aktif. Padahal dalam pembelajaran inkuiri, siswa dituntut untuk aktif dalam menemukan konsep materi secara mandiri. Oleh karena itulah, guru perlu menerapkan metode demonstrasi untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran inkuiri (Suyanti, 2010).

(21)

5

eksplorasi konsep. Oleh karena itu, guru perlu menerapkan teknik POE ini untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam pelaksanaan metode pembelajaran, guru membutuhkan teknik-teknik tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Teknik dapat diartikan sebagai bentuk implementasi dari metode pembelajaran di kelas (Suyono & Hariyanto, 2011). Salan satu teknik dalam proses pembelajaran yaitu teknik POE ( Predict-Observe-Explain) yang dikembangkan oleh White dan Gunstone pada tahun 1992. Teknik pembelajaran POE merupakan teknik pembelajaran di mana guru menggali pemahaman siswa dengan cara meminta mereka melakukan tiga tugas utama, yaitu memprediksi (predict), mengamati (observe) dan menjelaskan (explain) (Kala, Yaman & Ayas, 2012).

Sebagaimana uraian di atas, dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri dengan metode demonstrasi dan teknik POE, guru memerlukan suatu instrumen pembelajaran yang mendukung kegiatan tersebut. Salah satu instrumen pembelajaran yang dapat digunakan yaitu buku pengayaan guru untuk kegiatan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE. Dengan penerapan buku pengayaan guru tersebut, diharapkan mampu membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

(22)

6

teori pembelajaran konstruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan prediksi, observasi, dan menerangkan suatu hasil pengamatan, maka struktur kognitif siswa akan terbentuk dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan teknik POE akan berjalan dengan baik jika siswa diberi kesempatan untuk mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru atau teman sendiri yang ditunjuk oleh guru (Warsono & Hariyanto, 2013).

Salah satu contoh buku pengayaan guru yang menerapkan metode demonstrasi dan teknik POE, yaitu buku pengayaan guru yang ditulis oleh Athika Wirastiti berjudul “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” pada tahun 2016. Buku tersebut

merupakan produk skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Pegangan untuk

Guru: Demonstrasi Kimia Berbasis Predict-Observe-Explain (POE) untuk Materi Termokimia, Larutan Penyangga, dan Hidrolisis untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA/MA”. Buku tersebut diperuntukkan bagi guru kimia di SMA/MA yang berguna sebagai panduan dalam melaksanakan pelajaran kimia dengan metode demonstrasi dan teknik POE (Wirastiti, 2016).

(23)

7

kegiatan predict, observe, maupun explain. Hal tersebut membuat pembelajaran lebih terstruktur dan diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Buku pengayaan guru ini dilengkapi dengan petunjuk penggunaan buku, contoh RPP, rubrik penilaian, lembar petunjuk guru, dan glosarium yang nantinya membantu guru dalam pengimplementasian buku tersebut. Buku ini juga lebih menarik dengan dilengkapi gambar-gambar percobaan. Bahasa yang digunakan dalam buku tersebut mudah untuk dipahami, sehingga memudahkan pembaca dalam penggunaannya. Selain itu, percobaan-percobaan yang terdapat dalam buku menggunakan alat dan bahan yang sederhana, mudah didapat, dan biayanya terjangkau.

Melihat dari uraian sebelumnya, Buku Pengayaan Guru berjudul “Demonstrasi

Kimia Berbasis POE” sudah baik dan memiliki beberapa keunggulan. Namun,

buku tersebut perlu dilihat pelaksanaannya di lapangan dengan cara mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran. Dengan implementasi buku pengayaan guru, diharapkan dapat mewujudkan proses pembelajaran kimia dimana siswa ikut aktif di dalamnya. Selain itu, melalui implementasi buku tersebut diharapkan keterampilan proses sains siswa dapat dilatih dengan baik.

Selama melaksanakan implementasi buku Pengayaan Guru “Demonstrasi

Kimia Berbasis POE”, perlu dilihat keterlaksanaan kegiatan pembelajarannya di

(24)

8

pembelajaran yang dilihat dari aktivitas siswa dan guru yaitu ketika melaksanakan kegiatan pada tahap predict, observe, dan juga explain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengimplementasian Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” khusus pada pokok bahasan larutan penyangga. Dari pengimplementasian buku tersebut akan dilihat bagaimana keterlaksanaan kegiatan praktikum dengan menggunakan metode demonstrasi dan teknik POE serta bagaimana profil dari keterampilan proses sains siswa. Judul dari penelitian ini adalah “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI SMA N 1 Depok dalam Penerapan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE (Predict-Observe-Explain) pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga Tahun Ajaran 2016/2017”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu :

1. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah selama ini kurang mampu mengembangkan keterampilan proses sains siswa dengan baik. Seharusnya dalam kegiatan pembelajaran kimia yang mengedepankan proses ditemukannya konsep, guru perlu menerapkan pendekatan pembelajaran inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri, siswa diharapkan mampu menemukan konsep materi secara mandiri, dengan begitu keterampilan proses sains siswa dapat dilatih.

(25)

9

demonstrasi ini belum banyak digunakan dalam pembelajaran kimia di sekolah. Guru perlu menerapkan metode demonstrasi untuk mendukung proses pembelajaran inkuiri.

3. Teknik POE merupakan salah satu teknik dalam pembelajaran inkuiri, akan tetapi teknik POE selama ini belum banyak dilaksanakan. Guru perlu penerapan teknik POE ini untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal, yaitu :

1. Keterampilan proses sains siswa yang akan dilihat dalam penelitian ini, yaitu meliputi aspek mengamati, memprediksi, menginvestigasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan.

2. Demonstrasi adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini, dimana guru memberikan peragaan kepada siswa tentang suatu hal atau proses. Dalam proses pembelajaran, guru melakukan demonstrasi dengan dibantu oleh perwakilan siswa.

(26)

10 D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran demonstrasi POE yang menerapkan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE?

2. Bagaimana profil keterampilan proses sains siswa yang diajar menggunakan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Mengetahui keterlaksanaan pembelajaran demonstrasi POE yang menerapkan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE.

2. Mengetahui profil keterampilan proses sains siswa yang diajar menggunakan Buku Pengayaan Guru untuk Demonstrasi Berbasis POE.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Siswa

Menumbuhkan semangat belajar, keterampilan proses sains dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran kimia.

2. Bagi Guru

(27)

11

POE (Predict-Observe-Explain) pada pokok bahasan larutan penyangga berbasis pendekatan inkuiri terhadap keterampilan proses sains siswa.

3. Bagi Penulis

(28)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Ilmu Kimia

Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yaitu kimia sebagai produk, sebagai proses dan juga sebagai sikap. Kimia sebagai produk, yaitu kumpulan dari hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Ilmu kimia sebagai produk, yaitu seperti fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori kimia. Kimia sebagai produk juga dapat diartikan sebagai pengetahuan hasil dari proses sains yang ditemukan oleh para ahli (Susanto, 2013).

Ilmu kimia diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sifat dan perubahan materi. Seperti bidang ilmu pengetahuan lain, ilmu kimia juga dikembangkan melalui proses yang disebut sebagai metode ilmiah. Bermula dari melakukan observasi, menyusun hipotesis untuk menjelaskan hasil observasi, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis melalui eksperimen untuk membuktikan pemahaman. Kimia sering disebut sebagai pusat ilmu pengetahuan alam karena sangat penting untuk ilmu pengetahuan lain seperti biologi, fisika, geologi, astronomi dan lain sebagainya (McMurry et al., 2010).

2. Pendekatan Inkuiri

(29)

13

Pendekatan pembelajaran adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pembelajaran secara menyeluruh (Suwarna et al., 2006). Pemilihan pendekatan pembelajaran akan mempengaruhi metode, media, dan pola pengelompokan subjek belajar serta cara evaluasi di akhir proses pembelajaran.

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu. Dalam proses pembelajaran inkuiri, materi pelajaran diberikan secara tidak langsung, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar. Dengan kegiatan mencari dan menemukan konsep sendiri diharapkan keterampilan berfikir siswa dapat berkembang (Suyanti, 2010).

(30)

14

logis dan berpikir kritis, dan mempertimbangkan penjelasan alternatif (National Research Council, 2000).

Pendekatan inkuiri adalah suatu bentuk instruksional kognitif, dimana siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep, prinsip, dan melakukan eksperimen-eksperimen yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep dan prinsip sendiri. Pendekatan inkuiri disebut juga sebagai pendekatan proses yang berorientasi bahwa belajar adalah suatu pengembangan intelektual. Secara umum, proses pendekatan inkuiri adalah sebagai berikut :

a. mengobservasi b. meramalkan c. menyarankan

d. merencanakan penelitian e. merumuskan hipotesis f. menginterpretasikan data g. mengontrol variabel h. melakukan percobaan i. mengkomunikasikan

(Mulyati et al., 2005)

(31)

15

mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari kegiatan menemukan yang dilakukan oleh siswa sendiri. Guru diharapkan mampu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan untuk semua materi yang diajarkan. Melalui kegiatan menemukan ini siswa akan lebih memahami konsep pembelajaran dibandingkan ketika guru hanya menerangkan materi melalui metode ceramah.

Kata kunci dari strategi inkuiri adalah ‘siswa menemukan sendiri’ (Suwarna et al.,

[image:31.595.165.490.325.461.2]

2006). Siklus dari pembelajaran inkuiri dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Siklus Inkuiri

Tujuan utama pembelajaran berbasis inkuiri adalah sebagai berikut :

a. mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep sains.

b. mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan.

c. membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan.

(National Research Council, 2000)

Observasi Bertanya

Mengajukan Dugaan

(32)

16 3. Metode Demonstrasi

Mempelajari IPA kurang berhasil bila tidak ditunjang dengan kegiatan laboratorium. Laboratorium idealnya adalah suatu ruangan khusus untuk melakukan eksperimen. Dalam hal ini, kegiatan laboratorium dapat dilakukan di kelas maupun di lingkungan. Laboratorium tidak diartikan sebagai tempat untuk kegiatan belajar mengajar yang sekedar untuk mengecek kebenaran teori yang telah diajarkan guru di kelas. Selama pembelajaran di laboratorium, siswa tidak hanya dituntut untuk memperoleh hasil akhir yang sesuai dengan teori, tetapi bagaimana proses inkuiri dapat ikut berkembang dalam proses pembelajaran tersebut (Arifin et al., 2005).

(33)

17

praktikum dengan metode demonstrasi untuk lebih menarik perhatian siswa dan menghemat alat serta bahan praktikum (Rahyubi, 2014).

Metode demonstrasi merupakan cara mengajar dimana guru atau ahli memperlihatkan kepada seluruh siswa suatu benda asli, benda tiruan atau suatu proses. Melalui metode demonstrasi, siswa dapat mengamati dengan seksama apa yang terjadi, bagaimana proses, bahan apa yang digunakan, serta bagaimana hasilnya (Suwarna et al., 2006). Metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang paling sederhana. Selain itu, metode ini sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi siswa berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dan dapat menarik kesimpulan (Sagala, 2014).

4. Teknik POE (Predict-Observe-Explain)

Teknik pembelajaran adalah bentuk implementasi dari metode pembelajaran yang secara nyata berlangsung di dalam kelas, tempat terjadinya proses pembelajaran. Teknik pembelajaran merupakan sesuatu yang menyangkut pengertian yang lebih sempit. Teknik pembelajaran menerapkan berbagai kiat atau taktik untuk memenuhi tujuan atau kompetensi yang diinginkan (Suyono & Hariyanto, 2011).

(34)

18

kemampuan siswa dalam hal melakukan prediksi secara individual. Teknik ini dilandasi oleh teori pembelajaran konstruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan prediksi, observasi, dan menerangkan suatu hasil pengamatan, maka struktur kognitif siswa akan terbentuk dengan baik. Anggapan yang lain adalah bahwa pemahaman siswa saat ini dapat ditingkatkan melalui interaksinya dengan guru atau dengan rekan sebayanya di kelas. Pembelajaran dengan menggunakan teknik POE akan berjalan dengan baik jika siswa diberi kesempatan untuk mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru atau teman sendiri yang ditunjuk oleh guru (Warsono & Hariyanto, 2013).

Tahap kedua yang harus dilakukan siswa yaitu tahap observe. Observe (mengamati) merupakan tahap dimana siswa melakukan penelitian atau pengamatan (percobaan), kemudian diamati. Pada tahap observe siswa membuktikan hasil prediksi yang telah dibuatnya. Hal itu tidak masalah karena yang terpenting siswa mendapatkan kesempatan untuk mengalami sendiri segala sesuatunya dan memperoleh hikmah pembelajarannya sendiri. Terakhir yaitu tahap explain (menjelaskan), tahap ini merupakan tahap pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara prediksi dengan hasil percobaan dari tahap observasi. Apabila hasil prediksi sesuai dengan hasil observasi dan siswa memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksi, maka siswa semakin yakin dengan konsepnya (Suyono & Hariyanto, 2011).

5. Keterampilan Proses Sains

(35)

19

yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Proses dalam memahami ilmu pengetahuan alam disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills). Jadi, keterampilan proses sains adalah keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep, prinsip, hukum dan teori sains (Susanto, 2013).

Pendekatan keterampilan proses sains bukanlah tindakan instruksional yang berada di luar kemampuan siswa. Justru pendekatan keterampilan proses dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemapuan yang dimiliki oleh siswa. Pendekatan keterampilan proses sains berperan sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi diri siswa (Dimyati & Mudjiono, 2009).

Dalam kegiatan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa perlu diasah agar siswa lebih aktif dan kritis dalam memahami suatu konsep materi. Adapun keterampilan yang terdapat dalam keterampilan proses sains adalah sebagai berikut.

a. Mengamati

Mengamati merupakan keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan proses yang lain.

b. Menggolongkan (mengklasifikasikan)

(36)

20

penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai dasar penggolongan.

c. Menafsirkan (menginterpretasikan)

Menafsirkan merupakan keterampilan proses untuk menafsirkan sesuatu berupa benda, kenyataan, peristiwa, konsep atau informasi yang telah dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan, penelitian atau eksperimen. d. Meramalkan (memprediksi)

Meramalkan merupakan keterampilan untuk mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan perkiraan atas kecenderungan, pola tertentu, hubungan antar data, atau informasi. Meramalkan tidak sama dengan menebak. Menebak adalah memperkirakan suatu hal tanpa berdasarkan data atau informasi yang ada.

e. Menerapkan

Menerapkan merupakan keterampilan menggunakan hasil belajar berupa informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, dan keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan, atau dihayati.

(37)

21

Merencanakan penelitian merupakan keterampilan yang amat penting karena menentukan berhasil tidaknya melakukan penelitian. Keterampilan ini perlu dilatih karena selama ini kurang diperhatikan dan kurang terbina.

g. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan keterampilan menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak, tindakan, atau penampilan(Usman, 2011).

6. Pokok Bahasan Larutan Penyangga

Suatu larutan bila ditambah asam pH-nya akan mengalami penurunan karena konsentrasi ion H+ naik. Sebaliknya, suatu larutan bila ditambah basa pH-nya akan mengalami kenaikan karena konsentrasi ion OH- naik. Suatu larutan asam atau basa bila ditambah dengan air akan mengalami perubahan pH, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil. Namun, ada suatu larutan yang bila ditambah sedikit asam, basa, atau air tidak mengubah pH secara berarti. Larutan seperti itu disebut sebagai larutan buffer (penyangga). Jadi, larutan buffer (penyangga) adalah larutan yang dapat mempertahankan pH-nya (pH relatif tetap) bila ditambah dengan sedikit asam kuat, sedikit basa kuat maupun diencerkan, sedangkan larutan bukan penyangga adalah larutan yang tidak dapat mempertahankan pH-nya bila ditambah sedikit asam kuat, sedikit basa kuat maupun diencerkan. Cara membuat larutan penyangga ada dua, yaitu :

(38)

22

[image:38.595.109.513.336.423.2]

Campuran antara asam lemah dengan garamnya atau basa konjugasinya disebut sebagai larutan penyangga asam. Larutan penyangga asam juga dapat dibuat dari asam lemah dan basa kuat asalkan jumlah atau konsentrasi dari asam lemahnya berlebih. Contohnya CH3COOH dan KOH dengan konsentrasi masing-masing (a+b) dan b. Persamaan reaksi antara CH3COOH dan KOH dapat ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1

Persamaan Reaksi antara CH3COOH dan KOH

CH3COOH(aq) + KOH(aq) CH3COOK(aq) + H2O(l)

Awal a+b b - -

Reaksi b b b b

Akhir a - b b

Setelah bereaksi, yang tinggal adalah CH3COOH dan CH3COOK dengan konsentrasi masing-masing a dan b, dan ini merupakan larutan buffer.

b. Campuran basa lemah dengan garamnya (yang berasal dari asam kuat dan basa lemah tersebut), contohnya NH4OH dengan NH4Cl dan N2H5OH dengan N2H5NO3.

(39)

23

masing-masing x dan (x+y). Persamaan reaksi antara HNO3 dan NH4OH dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Persamaan Reaksi antara HNO3 dan NH4OH

HNO3(aq) + NH4OH (aq) NH4NO3 (aq) + H2O(l) Awal x (x+y) - -

Reaksi x x x x

Akhir - y x x

Hasil akhir adalah campuran NH4OH dan NH4NO3 dengan konsentrasi masing-masing y dan x, yang merupakan buffer (Syukri S., 1999).

Contoh larutan penyangga asam adalah campuran antara asam asetat (CH3COOH) dan basa konjugasinya (CH3COO-). Larutan penyangga asam tersebut memiliki pH kurang dari 7, karena asamnya (CH3COOH) lebih kuat daripada basanya (CH3COO-). Harga Ka dari CH3COOH = 1,8 x 10-5 dan harga Ka dari CH3COO- = 5,6 x 10-10. Persamaan reaksi kesetimbangan larutan penyangga asam tersebut adalah sebagai berikut.

CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq) (1)

Jika sedikit asam kuat ditambahkan ke dalam larutan ini, ion H3O+ dapat bereaksi dengan ion asetatnya, persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

H3O+(aq) + CH3COO-(aq) CH3COOH(aq) + H2O(l) (2)

(40)

24

H+(aq) + CH3COO-(aq) CH3COOH(aq) (3)

Perhatikan bahwa reaksi ini akan menggeser ion H+ dan mengubah basa menjadi basa konjugasi. Hal yang sama terjadi apabila basa kuat ditambahkan ke dalam larutan, ion OH- yang berasal dari basa kuat akan bereaksi dengan asam asetat dan mengubahnya menjadi basa konjugasi.

CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO- (aq) + H2O(l) (4)

Suatu larutan penyangga basa yang terbentuk dari campuran NH3 (ammonia) dengan garam ammonium seperti NH4Cl dan mengandung pasangan asam-basa konjugasinya, yaitu NH4+ dan NH3. Apabila asam kuat ditambahkan ke dalam larutan penyangga akan bereaksi sebagai berikut.

H3O+(aq) + NH3(aq) NH4+(aq) + H2O(l) (5)

H+(aq) + NH3(aq) NH4+(aq) (disederhanakan) (6)

Apabila ditambah dengan basa kuat, maka akan bereaksi sebagai berikut.

OH-(aq) + NH4+(aq) NH3(aq) + H2O(l) (7)

(Brady, 2000)

(41)

25

buffer hanya efektif pada daerah pH tertentu yang disebut sebagai daerah buffer. Sesungguhnya penambahan asam atau basa pada suatu buffer akan mengubah pH-nya, tetapi perubahan itu sangat kecil dan dapat diabaikan. Jika jumlah asam atau basa yang ditambahkan makin banyak, maka perubahan pH-nya tidak dapat diabaikan lagi. Jumlah asam atau basa yang dapat ditambahkan ke buffer sehingga pH-nya relatif tetap disebut sebagai kapasitas buffer. Kapasitas buffer bergantung pada jumlah asam-garam atau basa-garam di dalamnya. Jika jumlahnya besar, pergeseran kesetimbangan ke kiri atau ke kanan dapat berlangsung banyak untuk mengimbangi asam atau basa kuat yang ditambahkan, dan disebut kapasitas besar. Sebaliknya, jika jumlahnya kecil, menyebabkan pergeseran berlangsung sedikit, sehingga kapasitas buffernya kecil (Syukri S., 1999).

Perhitungan pH larutan penyangga tergantung dari sistemnya, dengan rumus yang diturunkan sebagai berikut. Perhatikan reaksi kesetimbangan asam asetat (CH3COOH) dan basa konjugasinya (CH3COO-).

CH3COOH(aq) H+(aq) + CH3COO-(aq) (8)

Dari kesetimbangan tersebut dapat diketahui rumus mencari Ka, yaitu :

Ka =

(9)

[H+ ] = Ka

(10)

(42)

26

yang tak terdisosiasi dengan ion asetat. Jadi, rumus untuk menghitung pH larutan penyangga asam adalah sebagai berikut.

pH = -log (Ka

) (11)

Larutan penyangga basa dalam keadaan yang sama juga dapat ditentukan pH-nya dengan rumus berikut.

MOH M+ + OH- (12)

Kb =

(13)

Penyelesaian persamaan ini untuk menyatakan OH- adalah sebagai berikut.

[OH- ] = Kb

(14)

pOH = - log [OH-] (15)

pOH = - log (Kb

(16)

pH = 14 – pOH (17)

(Sastrohamidjojo, 2001)

B. Kerangka Berfikir

(43)

27

pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia yang mengedepankan proses ditemukannya konsep adalah pembelajaran kimia berbasis inkuiri. Pendekatan inkuiri merupakan suatu bentuk instruksional kognitif, yang memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi secara aktif menggunakan konsep dan prinsip serta melakukan eskperimen-eksperimen yang memberi kesempatan siswa untuk menemukan konsep dan prinsip sendiri.

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk melaksanakan pembelajaran yang mengedepankan proses adalah dengan kegiatan praktikum menggunakan metode demonstrasi dan teknik POE. Dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri dengan metode demonstrasi dan teknik POE, guru memerlukan suatu instrumen pembelajaran yang mendukung kegiatan tersebut. Salah satu instrumen pembelajaran yang dapat digunakan yaitu buku pengayaan guru untuk kegiatan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE. Dengan penerapan buku pengayaan guru tersebut, diharapkan mampu membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Salah satu contoh buku pengayaan guru yang menggunakan pendekatan inkuiri dengan metode demonstrasi dan teknik POE, yaitu buku pengayaan guru

yang ditulis oleh Athika Wirastiti dengan judul “Demonstrasi Kimia Berbasis

POE” tahun 2016. Buku tersebut diperuntukkan bagi guru kimia di SMA/MA

(44)

28

atau suatu proses. Dalam pelaksanaannya, demonstrasi dapat dilakukan oleh guru dengan dibantu oleh siswa. Implementasi metode demonstrasi tersebut menggunakan teknik POE (Predict-Observe-Explain) dimana siswa melakukan tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan predict (memprediksi), observe (mengamati), dan explain (menjelaskan).

Di dalam buku pengayaan guru tersebut terdapat tiga pokok bahasan yang dimuat, yaitu pokok bahasan termokimia, larutan penyangg, dan hidrolisis. Setiap kegiatan praktikum dalam subab pokok bahasan, dilengkapai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang meliputi kegiatan predict, observe dan explain. Buku pengayaan guru tersebut juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan buku, contoh RPP, rubrik penilaian, lembar petunjuk guru, dan glosarium yang nantinya membantu guru dalam pengimplementasian buku tersebut. Pada penelitian ini, LKS yang diimplementasikan adalah LKS pada pokok bahasan larutan penyangga.

Melalui implementasi Buku Pengayaan Guru berjudul “Demonstrasi Kimia

Berbasis POE” ini, peneliti akan menganalisis bagaimana keterlaksanaan dari

(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pre-experimental dengan desain one-shot case study. Dalam penelitian ini, tidak ada kelompok kontrol dan siswa diberi perlakuan khusus. Alasan dipilihnya desain one-shot case study karena peneliti ingin mencoba memberikan perlakuan (treatment) kepada subjek, kemudian dilihat apakah treatment tersebut terlaksana atau tidak berdasarkan hasil observasinya. Subjek dalam penelitian ini akan mendapatkan perlakuan (treatment) yaitu kegiatan praktikum dengan metode

demonstrasi dan teknik POE menggunakan Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi

Kimia Berbasis POE”. Paradigma dalam penelitian dengan desain one-shot case

study dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Desain Penelitian One-Shot Case Study

(Arikunto, 2006)

Keterangan :

X : Perlakuan atau treatment yang diberikan O : Hasil observasi setelah diberi treatment

(46)

30

[image:46.595.134.521.241.687.2]

Pada penelitian dengan desain one-shot case study tidak dilakukan pretest pada subjek penelitian. Subjek diberi treatment berupa kegiatan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE, kemudian keterampilan proses sains subjek dan keterlaksanaan praktikum diamati. Diagram alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Alur Penelitian

Menarik kesimpulan Pengolahan data

Analisis data

Pengambilan data (observasi keterampilan proses sains dan observasi

keterlaksanaan demonstrasi POE)

Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelian

Melakukan pembelajaran demonstrasi POE

LKS POE

(47)

31 B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Depok yang terdiri 3 kelas, dimana masing-masing kelas terdiri dari 32 siswa. 2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 di SMA N 1 Depok tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas XI IPA 1 di SMA N 1 Depok adalah 32 siswa, namun pada pelaksanaan praktikum pertama terdapat satu orang siswa yang tidak hadir, sehingga sampel penelitian yang digunakan adalah 31 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, artinya pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan peneliti dengan menyesuaikan jadwal pelajaran yang ada di SMA N 1 Depok.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Independen)

(48)

32 2. Variabel Terikat (Dependen)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keterlaksanaan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE serta profil keterampilan proses sains siswa.

E. Definisi Operasional

1. Pelaksanaan kegiatan praktikum menggunakan metode demonstrasi dan teknik POE merupakan perlakuan (treatment) yang diberikan kepada subjek penelitian. Dalam kegiatan praktikum, siswa melakukan tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan predict, observe, dan explain. Kegiatan praktikum siswa didahului oleh demonstrasi pendahuluan yang dilakukan oleh guru dan beberapa perwakilan orang siswa. Pelaksanaan kegiatan praktikum berdasarkan pada RPP yang telah disesuaikan dengan kegiatan praktikum siswa. Kegiatan praktikum ini mengimplementasikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari Buku Pengayaan Guru “Demonstrasi Kimia Berbasis POE” yang sudah diperbaiki.

2. Keterlaksanaan kegiatan praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE dalam penelitian ini adalah nilai persentase keterlaksanaan kegiatan praktikum siswa. Nilai persentase keterlaksanaan tersebut diperoleh dari angket keterlaksanaan kegiatan praktikum, lembar observasi keterlaksanaan praktikum dan lembar observasi aktivitas guru.

(49)

33

menganalisis, dan mengkomunikasikan. Keterampilan proses sains tersebut terdiri dari 20 sub aspek keterampilan yang diobservasi menggunakan lembar observasi keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains siswa dinilai oleh observer yang melihat kegiatan praktikum secara langsung dan dilihat dari jawaban-jawaban LKS serta dari laporan praktikum siswa.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental dengan desain one-shot case study. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Subjek Penelitian

Terdapat dua subjek dalam penelitian ini, yaitu siswa kelas XI MIPA 1 di SMA N 1 Depok dan Lembar Kerja Siswa pada pokok bahasan larutan penyangga yang berdasarkan pada Buku Demonstrasi Kimia. Pemilihan subjek dilakukan dengan teknik purposive, artinya pemilihan subjek berdasarkan pertimbangan peneliti. Pemilihan kelas XI IPA 1 didasarkan observasi langsung oleh peneliti dan saran dari guru bidang studi yang bersangkutan. Pemilihan LKS pada pokok bahasan larutan penyangga disesuaikan dengan jadwal penelitian yang dilakukan. 2. Memberikan Perlakuan (Treatment)

Dalam penelitian ini, perlakuan yang diberikan terhadap siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Depok adalah praktikum dengan metode demonstrasi dan teknik POE (Predict-Observe-Explain). Pokok bahasan praktikum yang dipilih yaitu pokok bahasan larutan penyangga. Lembar Kerja Siswa (LKS) praktikum yang

(50)

34

POE” karya Athika Wirastiti yang sudah diperbaiki sesuai dengan kegiatan

praktikum yang dilakukan siswa. Dalam penelitian ini, terdapat dua kegiatan praktikum yang dilakukan siswa, sehingga LKS yang digunakan pada kedua praktikum tersebut juga berbeda. LKS pada praktikum pertama bertujuan agar siswa memahami sifat larutan penyangga dan bukan penyangga, sedangkan LKS pada praktikum kedua bertujuan untuk menentukan molaritas komponen penyangga berdasarkan pH-nya. Dalam pelaksanaan praktikum, peneliti menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat sesuai dengan kurikulum yang dipakai oleh siswa kelas XI SMA N 1 Depok, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Siswa yang melakukan praktikum dibagi menjadi 6 kelompok, dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5–6 siswa. Sebelum praktikum dilakukan, setiap kelompok diberi LKS dan juga diberi arahan oleh guru terkait kegiatan praktikum yang akan mereka lakukan. Kegiatan praktikum diawali dengan demonstrasi pendahuluan yang dilakukan oleh guru dan perwakilan siswa, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan praktikum siswa yang terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu kegiatan tahap predict, observe, dan explain dimana ketiga tahap kegiatan tersebut sudah tertuang di dalam LKS praktikum. Selama kegiatan praktikum, observer melakukan kegiatan observasi dan selama itu pula kegiatan siswa dan guru tersebut direkam untuk mengamati keterlaksanaan praktikum. 3. Mengobservasi Hasil Perlakuan (Treatment)

(51)

35

berlangsung, terdapat tiga orang observer yang mengamati keterampilan proses sains siswa berdasarkan rubrik pada Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains. Profil keterampilan proses sains siswa juga diobservasi oleh peneliti dari jawaban siswa pada LKS dan dari laporan praktikum siswa. Aspek keterampilan proses sains siswa yang dinilai dari kedua praktikum larutan penyangga adalah aspek mengamati, memprediksi, menginvestigasi, menganalisis, dan aspek mengkomunikasikan. Total sub aspek keterampilan proses sains yang diamati yaitu sebanyak 20 sub aspek. 14 sub aspek keterampilan dinilai oleh observer saat kegiatan praktikum berlangsung, sedangkan enam sub aspek lainnya dinilai dari jawaban-jawaban LKS dan laporan praktikum siswa.

Keterlaksanaan praktikum diobservasi menggunakan angket keterlaksanaan kegiatan praktikum yang diisi oleh siswa, lembar observasi keterlaksanaan praktikum yang diisi oleh observer yang menyaksikan kegiatan praktikum secara langsung, serta lembar observasi aktivitas guru. Angket dan lembar observasi keterlaksanaan praktikum tersebut memberikan gambaran pelaksanaan praktikum pada tahapan kegiatan predict, observe, explain, dan pemahaman siswa yang dikaitkan dengan demonstrasi pendahuluan, penjelasan guru serta LKS praktikum. Siswa mengisi angket keterlaksanaan praktikum dengan memberikan tanda centang (√) pada setiap poin amatan yang terlaksana. Sama seperti pada angket siswa, observer juga mengisi lembar observasi keterlaksanaan praktikum dengan memberikan tanda centang(√) pada setiap poin amatan yang terlaksana.

(52)

36

tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau pada kolom “Tidak” sesuai dengan observasinya. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 25 indikator amatan. Semua poin amatan tersebut mencangkup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, kegiatan penutup dan juga manajemen kelas yang dilakukan oleh guru. Lembar observasi diisi oleh lima orang observer, dimana tiga orang dari observer menyaksikan praktikum secara langsung, sedangkan dua observer lainnya menyaksikan kegiatan praktikum melalui rekaman video.

G. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

a. Instrumen Pelaksanaan

(53)

37

keterampilan proses sains siswa yang akan diobservasi. Selain itu, masukan yang diberikan berkaitan dengan pendekatan, motode, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Hasil lembar validasi untuk RPP dapat dilihat pada Lampiran 8. b. Instrumen Penyedia Data

1) Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pengimplementasian dari LKS yang terdapat dalam Buku Pengayaan Guru

“Demonstrasi Kimia Berbasis POE”. LKS yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu LKS yang membahas materi larutan penyangga. Terdapat dua LKS larutan penyangga yang digunakan dalam penelitian ini. Namun, LKS yang diimplementasikan kepada siswa merupakan LKS yang sudah diperbaiki. Perbaikan LKS dilakukan untuk menyesuaikan dengan tujuan praktikum yang ingin dicapai. LKS tersebut terdiri dari judul praktikum, tujuan praktikum, alat dan bahan, langkah kerja, tabel hasil pengamatan, pertanyaan dan kesimpulan. Terdapat beberapa pertanyaan yang terdapat pada tahapan kegiatan predict, observe, dan explain, dimana jawaban-jawaban tersebut digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa pada beberapa sub aspek keterampilan yang tercantum di dalam lembar observasi keterampilan proses sains siswa. LKS praktikum yang diimplementasikan kepada siswa dapat dilihat pada Lampiran 2. 2) Laporan Praktikum

(54)

38

pustaka dan lampiran LKS. Laporan praktikum siswa digunakan untuk mengukur beberapa sub aspek keterampilan siswa yang tertuang di dalam lembar observasi keterampilan proses sains siswa.

c. Instrumen Pengambilan Data

Instrumen pengambilan data terdiri dari empat macam instrumen, yaitu Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa, Angket Keterlaksanaan Praktikum, Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum, dan Lembar Observasi Aktivitas Guru. Keempat instrumen pengambilan data tersebut telah divalidasi oleh dua orang dosen ahli. Dari hasil validasi terdapat masukan kaitannya dengan tata bahasa yang digunakan, rubrik penelitian dan konten amatan. Lembar observasi keterampilan proses sebelum divalidasi merupakan lembar dengan

kolom isian “Ya” dan “Tidak”, setelah mendapat masukan dari dosen ahli

kemudian lembar tersebut diubah menjadi rubrik dengan rentang skor 1–4. Masukan lain yang diberikan yaitu terkait rubrik yang digunakan, dimana rubrik tersebut harus jelas dan spesifik agar tidak membuat observer bingung. Selain itu, dosen ahli juga memberikan masukan untuk membedakan lembar observasi keterampilan proses sains antara praktikum pertama dan praktikum kedua. Hasil validasi dari instrumen pengambilan data dapat dilihat pada Lampiran 8.

1) Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

(55)

39

aspek mengamati, memprediksi, menginvestigasi, menganalisis, dan mengkomunikasikan. Kelima aspek tersebut terdiri dari sub-sub aspek, dimana total sub aspek keterampilan secara keseluruhan yaitu 20 sub aspek amatan. Dari 20 sub aspek keterampilan, 14 sub aspek keterampilan dinilai langsung oleh observer saat proses kegiatan praktikum berlangsung, sedangkan 6 sub aspek keterampilan lainnya diamati dari jawaban-jawaban pertanyaan LKS dan laporan praktikum siswa.

2) Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum

Lembar observasi keterlaksanaan praktikum merupakan instrumen yang digunakan untuk mengambil data keterlaksanaan praktikum kaitannya dengan pemahaman siswa yang muncul setelah mendapat penjelasan dari guru, penjelasan dari LKS, maupun dari demonstrasi sebelumnya. Lembar observasi ini diisi oleh tiga orang observer yang menyaksikan kegiatan praktikum secara langsung. Data yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan praktikum dilihat dari tanda centang(√) pada poin-poin amatan.

3) Angket Keterlaksanaan Praktikum

(56)

40

adalah angket ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan praktikum dari sudut pandang siswa, sedangkan lembar observasi keterlaksanaan praktikum digunkaan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan praktikum dari sudut pandang observer.

4) Lembar Observasi Aktivitas Guru

Lembar observasi aktivitas guru merupakan instrumen yang digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan aktivitas guru selama kegiatan praktikum berlangsung. Lembar observasi ini terdiri dari 25 poin amatan yang dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, penutup, dan manajemen kelas. Lembar observasi ini berupa kolom isian tanda centang (√) yang terdiri dari

kolom “Ya” dan “Tidak” serta kolom keterangan yang berisi keterangan deskriptif

observer. Lembar observasi aktivitas guru diisi oleh lima orang observer, dimana tiga observer menyaksikan kegiatan praktikum secara langsung dan dua lainnya menyaksikan kegiatan praktikum melalui rekaman video

2. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Dokumentasi

Metode dokumentasi atau studi dokumenter adalah cara memahami individu melalui upaya pengumpulan data, mempelajari dan menganalisis laporan tertulis dan rekaman audiovisual dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran yang berhubungan dengan keperluan yang dibutuhkan (Rahardjo & Gudnanto, 2013).

(57)

41

1) Video kegiatan praktikum yang berisi rekaman aktivitas siswa dan guru saat proses kegiatan praktikum berlangsung. Dari rekaman video tersebut dapat diperoleh data aktivitas guru sekaligus untuk menunjang data keterlaksanaan praktikum dan data keterampilan proses sains siswa yang belum teramati oleh observer saat kegiatan praktikum berlangsung.

2) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikumpulkan kepada guru setelah kegiatan praktikum selesai. Data yang diperoleh dari LKS adalah data sub aspek keterampilan proses sains siswa yang dilihat dari kelengkapan dan jawaban-jawaban pertanyaan di LKS.

3) Laporan praktikum yang disusun siswa secara individu sesuai dengan format yang sudah ditentukan oleh guru. Data yang diperoleh dari laporan praktikum berupa data beberapa sub aspek keterampilan yang tertuang dalam lembar observasi keterampilan proses sains siswa.

b. Teknik Kuesioner (Angket)

(58)

42

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui persentase keterlaksanaan praktikum ditinjau dari demonstrasi pendahuluan yang dilakukan guru, pemahaman siswa terhadap LKS praktikum, dan penjelasan yang diberikan oleh guru. Kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kuesioner tertutup dalam bentuk kolom checklist, sehingga responden hanya memberikan tanda

centang (√) pada poin-poin yang terlaksana.

c. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan kegiatan pengamatan (secara indrawi) yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati. Kegiatan observasi harus direncanakan dengan baik sesuai dengan tujuan yang akan diperoleh. Kegiatan pengamatan dilakukan secara sistematis yaitu dengan mengikuti prosedur tertentu. Hasil dari pengamatan dicatat setelah pengamatan selesai. Catatan pengamatan yang sudah disusun digunakan untuk memaknai perilaku subjek yang diamati, sehingga pengamat memperoleh pemahaman tertentu atas subjek (Rahardjo & Gudnanto, 2013).

(59)

43

Data keterampilan proses sains siswa diamati oleh tiga observer. Untuk mengetahui kesamaan pendapat (agreement) antar observer, peneliti mengambil sampel dua orang observer untuk dilihat kesamaan pendapatnya dalam mengobservasi keterampilan proses sains siswa. Untuk melihat kesamaan pendapat (agreement) tersebut, peneliti mengambil salah satu kelompok untuk diamati oleh dua orang observer sekaligus. Total skor keterampilan proses sains dari kedua observer tersebut kemudian diolah menggunakan rumus berikut.

% agreement = 100 (

) (18)

Keterangan :

A = Hasil Penilaian Observer A B = Hasil Penilaian Observer B

Jika hasil % persetujuan lebih dari 75%, maka pemahaman antar observer tentang poin yang diamati dinilai sama (Borisch, 1994)

(60)

44 H. Teknik Analisis Data

1. Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum a. Angket Keterlaksanaan Praktikum

Data yang diperoleh dari angket keterlaksanaan praktikum kemudian dihitung masing-masing nilai persentase untuk setiap indikator amatan sebagai berikut. 1) Mengubah setiap tanda centang (√) menjadi skor 1.

2) Menghitung jumlah responden yang memberi tanda centang (√) pada butir tersebut.

3) Menghitung persentase dengan menggunakan rumus :

% Keterlaksanaan =

x 100% (19)

b. Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum

Data yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan praktikum kemudian dihitung nilai persentase untuk setiap indikator amatan sebagai berikut.

1) Mengubah setiap tanda centang (√) menjadi skor 1

2) Menghitung jumlah responden yang memberi tanda centang (√) pada butir tersebut

3) Menghitung persentase dengan menggunakan rumus :

% Keterlaksanaan =

x 100% (20)

(61)

45

Data yang diperoleh dari lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru selanjutnya dihitung persentase keterlaksanaannya dengan cara sebagai berikut.

1) Mengubah setiap tanda centang (√) pada kolom “Ya” menjadi skor 1 dan tanda centang(√) pada kolom “Tidak” menjadi skor 0.

2) Menghitung total persentase keterlaksanaan aktivitas guru pada setiap poin amatan dengan rumus berikut ini.

% rata-rata skor setiap amatan =

x 100% (21)

2. Keterampilan Proses Sains Siswa

Data keterampilan proses sains yang diperoleh dari lembar observasi keterampilan proses sains siswa berupa skor yang didapat sesuai rubrik dengan rentang nilai 1-4. Skor yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui kategori kualitas keterampilan proses sains siswa pada setiap aspek dengan cara sebagai berikut.

a. Menentukan Skor Tertinggi Ideal dan Skor Terendah Ideal untuk Setiap Aspek Keterampilan

Skor tertinggi ideal = skor maksimal yang diperoleh oleh siswa untuk setiap poin amatan keterampilan pada rubrik

Skor terendah ideal = skor minimal yang diperoleh oleh siswa untuk setiap poin amatan keterampilan pada rubrik

(62)

46 Mi = Rata-rata Ideal

= (nilai maksimal ideal + nilai minimal ideal) (23)

SBi = Simpangan Baku Ideal

= (nilai maksimal ideal – nilai minimal ideal) (24)

X = Skor Akhir Rata-rata Setiap Aspek

=

(25)

(Widoyoko, 2009)

[image:62.595.108.516.510.683.2]

c. Menentukan Kategori Kualitas setiap Aspek Keterampilan Proses Sains Nilai dari mean, simpangan baku, dan skor akhir rata-rata pada setiap aspek kemudian ditafsirkan kategori kualitas keterampilannya berdasarkan tabel kategori berikut ini.

Tabel 7

Kategori Keterampilan Proses Sains Siswa

Kriteria Kecenderungan Kategori X > Mi + 1,5 SBi Sangat Baik (SB)

Mi + 0,5 SBi < X ≤ Mi + 1,5 SBi Baik (B)

Mi - 0,5 SBi < X ≤ Mi + 0,5 SBi Cukup (C) Mi - 1,5 SBi < X ≤ Mi -0,5 SBi Kurang (SK)

X ≤ Mi – 1,5 SBi Sangat Kurang (SK)

(63)

47 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Observasi Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum

[image:63.595.107.532.439.746.2]

Data keterlaksanaan kegiatan praktikum diperoleh dari angket dan lembar observasi keterlaksanaan praktikum. Data yang diperoleh kemudian diubah menjadi nilai persentase keterlaksanaan kegiatan praktikum. Nilai persentase keterlaksanaan kegiatan praktikum dari data angket dan lembar observasi untuk setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8

Nilai Persentase Keterlaksanaan Kegiatan Praktikum dari Data Angket dan Lembar Observasi untuk Setiap Indikator

No Indikator % Keterlaksanaan

I II

Gambar

Gambar 1. Siklus Inkuiri
Tabel 1
Gambar 3.  Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelian
Tabel 7
+7

Referensi

Dokumen terkait

[10]Minarni Neni, Ismuyanto Bambang, Sutrisno, “ Pembuatan Bioetanol dengan Bantuan Saccharomyces Cerevisiae dari Glukosa Hasil Hidrolisis Biji Durian”, (Jurusan Teknik,

Teknik ini dinilai lebih efektif dan efisien dalam pembuatan zeolit sintesis karena memerlukan waktu yang relative lebih singkat dan tidak banyak bahan kimia yang terbuang. Dari

Gambar L.2 Biji Nangka Yang Telah Dicacah Dan Dijemur Di Sinar Matahari.. Selama ±

Hermawan, Y., 2006, Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Bentuk Briket, Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Mesin, fakultas Teknik, Universitas Jember.. N.,

Profil Karakter Courage Anak Usia Dini pada Ibu Single

Mengetahui nilai kekerasan dengan menggunakan variasi komposisi dari serat sabut kelapa, fiber glass, dan serbuk tembaga, matriks polimer jenis phenolic, dibandingkan dengan

Bagaimana profil karakter courage anak usia dini pada ayah single parents.

1) Memanfaatkan dan mengelola limbah jarak pagar dan pertanian menjadi biobriket. 2) Mengkombinasikan komposisi limbah jarak pagar, limbah sekam padi dan jerami yang