KAJIAN MUSIKAL BEATBOX PADA KELOMPOK MOUTH
PERCUSSION di KOTA MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : ARI RIDWAN NIM 2103140005
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Ari Ridwan. NIM 2103140005. Kajian Musikal Beatbox Pada Kelompok
Mouth Percussion di Kota Medan. Fakultas Bahasa Dan Seni. Universitas
Negeri Medan 2015.
Penelitian ini merupakan penelitian tentang kajian musikal beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan, dimana hal ini bertujuan untuk memperjelas tentang unsur-unsur musik apa saja yang ada pada beatbox dalam kelompok Mouth Percussion.
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yaitu teori musikal yang terdapat pada kamus musik Pono Bonoe yang menjelaskan tentang pengertian musikal, kemudian pengertian beatbox, teori humans yang menjelaskan pengertian kelompok, dan teori setyaningsih yang menjelaskan pengertian teknik permainan, lalu dilakukan pengkajian secara terstruktur guna untuk memberikan penjelasan secara spesifik dalam rangka menjawab keseluruhan pertanyaan penelitian.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah ketua kelompok Mouth Percussion beserta anggotanya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan, observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi dan teknik analisis data. Penelitian ini mengambil lokasi di rumah tempat berkumpulnya kelompok Mouth Percussion dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.
Setelah data keseluruhan terkumpul, ditemukan hasil latar belakang berdirinya kelompok Mouth Percussion adalah karena kurangnya beatboxer atau kelompok beatbox yang benar-benar paham terhadap teori musik sehingga permainan mereka begitu-begitu saja, meniru yang sudah ada. Maka dari itu kelompok Mouth Percussion ini lebih memfokuskan atau melatih musikalitas mereka dan diterapkan pada permainan beatbox. Kemudian unsur-unsur dasar musik yang ada pada beatbox adalah sama seperti unsur-unsur dasar yang ada pada musik, seperti: ritme, melodi, harmoni, timbre, dan tempo. Lalu ditemukan teknik untuk menirukan suara intrumen musik, dan dan sarana yang mendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur penulis persembahkan
kepada Allah S.W.T yang memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini dengan baik sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Skripsi ini berjudul “Kajian musikal Beatbox Pada
Kelompok Mouth Percussion di kota Medan”, sebagai salah satu syarat untuk
memproleh gelar sarjana Pendidikan di Jurusan Sendratasik Program Studi
Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Berbagai kesulitan dan halangan terkadang mengganggu proses
penyelesaian tugas akhir ini. Namun berkat do’a dan bantuan moril dari berbagai
pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini
dengan segenap ketulusan hati, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd selaku Ketua Jurusan Sendratasik FBS
Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I
4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik Jurusan
Sendratasik Universitas Negeri Medan, sekaligus Dosen Pembimbing
iii
5. Mukhlis Hasbullah,M.Sn selaku Dosen Pembimbing Skripsi II
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya
selama proses pembelajaran berlangsung dan selama perkuliahan
7. Teristimewa kepada kedua Orang Tua penulis Iwan Saepuloh dan Nina
Marlina. Terimakasih untuk do’a, kesabaran, kesetiaan, perhatian, kasih
sayang, dukungan dan pengorbanan baik moral maupun materi sehingga
penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
dalam khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang Pendidikan Musik .
Mudah-mudahan juga dapat dijadikan bahan rujukan bagi penulis lain yang
tertarik pada bidang yang sama.
Medan, Maret 2015 Penulis
DAFTAR ISI
3. Pengertian Kelompok ... 16
4. Pengertian Teknik Permainan ... 17
B. Kerangka Konseptual ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Metode Penelitian ... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
C. Populasi dan sample ... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ... 22
E. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29
v
B. Unsur-Unsur Pada Beatbox ... 32
C. Teknik Menirukan Suara Instrumen Musik Dalam Beatbox Pada Kelompok Mouth Percussion ... 36
D. Sarana dan Prasarana yang Digunakan Sebagai Pendukung Kegiatan Beatbox pada kelompok Mouth Percussion ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 63
Daftar Pustaka ... 64
DAFTAR TABEL
vi
Gambar 4.5. Grafik Kick Drum (notasi spektograf)... 37
Gambar 4.6. Hi-hat Position Mouth ... 38
Gambar 4.7. Grafik Hi-hat (notasi spektograf) ... 38
Gambar 4.8. Snare Drum Position Mouth ... 39
Gambar 4.9. grafik Snare (notasi spektograf) ... 40
Gambar 4.10. Rimshot position mouth ... 40
Gambar 4.11. Grafik suara rimshot (notasi spektograf)... 41
Gambar 4.12. Bonggo position mouth ... 41
Gambar 4.13. Grafik suara bongo (Gambar notasi spektograf ) ... 42
Gambar 4.14. Sirine position mouth ... 42
Gambar 4.15. Grafik suara sirine (notasi spektograf) ... 43
Gambar 4.16. Trumpet position mouth ... 44
Gambar 4.17. Grafik suara trumpet (notasi spektograf) ... 44
Gambar 4.18. Grafik suara robot/deepthroat (notasi spektograf) ... 45
Gambar 4.19. Deepthroat position mouth ... 46
Gambar 4.20. Contra Bass posisition mouth ... 47
Gambar 4.21. Grafik suara Contra Bass (notasi spektograf) ... 47
Gambar 4.22. Techno alarm position mouth... 48
Gambar 4.23. Grafik suara techno alarm (notasi spektograf) ... 48
Gambar 4.24. Guitar Distortion position mouth ... 49
Gambar 4.25. Grafik suara guitar distortion (notasi spektograf) ... 49
Gambar 4.26. Click Roll Lungs position mouth ... 50
Gamabar 4.27. Grafik suara clickroll lungs (notasi spektograf) ... 51
Gambar 4.28. Grafik suara Vocalized Click Roll (notasi spektograf) ... 51
Gambar 4.29. Vocalized Click Roll position mouth ... 52
Gambar 4.30. Roll Hi-hat position mouth ... 53
Gambar 4.31. Grafik suara roll hi-hat (notasi spektograf) ... 53
Gambar 4.32. Hymerlic position mouth ... 54
Gambar 4.33. Grafik suara hymerlic (notasi spektograf) ... 55
Gambar 4.34. Grafik suara zip (notasi spektograf) ... 55
Gambar 4.35. Zip Sound potition mouth ... 56
Gambar 4.36. Scratch potition mouth ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran ... 66
a. Bintang tamu di acara Kompas Investo 2012 ... 66
b. Bintang tamu di konser Mukhlis Sindicate 2012 ... 67
c. Bintang tamu di PARFI New Year 2013 ... 68
d. Coaching Clinic bersama Indra Aziz 2014 ... 69
e. Kolaborasi dengan Anthony Stanco Ensamble 2015 ... 70
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musik merupakan ekspresi diri yang berbentuk ide untuk mengemas
pola-pola bunyi, ritme, tempo, dan timbre. Kemasan itu menjadi sesuatu yang
dapat dirasakan, dihayati, dan enak didengar bagi pendengarnya. Dalam seni
musik, bunyi atau nada merupakan media yang digunakan oleh musikus untuk
mengekspresikan perasaannya terhadap sesuatu. Musik merupakan hasil dari ide
manusia yang mengandung arti bahwa setiap bunyi yang baru adalah hasil
rancangan manusia atau alam, teknologi musik terkini, dan implementasi teknik
bermain instrumen.
Musik sendiri telah banyak perkembangan, baik itu dari segi instrumen,
melodi, harmoni, atau timbre. Perkembangan musik tidak terlepas dari kehidupan
manusia karena musik tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan
manusia, dan bersumber dari perasaan manusia. Musik juga dapat dipakai sebagai
pengiring tari, upacara ritual, musikalisasi puisi, drama, dan industri film.
Perkembangan musik dapat dinikmati oleh semua kalangan tanpa
terkecuali, mulai dari genre musik klasik, blues, jazz,rock, pop, dangdut, melayu,
reggae, dan hip-hop. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan musik di
nusantara maupun mancanegara. Melalui berbagai media kita dapat menikmati
seni yang berkembang saat ini. Salah satu bentuk seni yang berkembang saat ini
2
Beatbox adalah salah satu bentuk seni yang memfokuskan diri untuk
menghasilkan bunyi-bunyi ritmis dengan menggunakan alat ucap manusia yaitu
mulut. Dengan begitu dapat diketahui bahwa beatbox adalah bentuk seni yang
meniru musik yang mempergunakan mulut sebagai instrumennya untuk
menghasilkan bunyi ritmis, bunyi-bunyian lainnya, khususnya suara turntable
(piring putar) yang sering di pakai DJ (Disc Jockey). Dengan begitu dapat
dikatakan bahwa beatbox merupakan bentuk seni meniru, mengemas musik
dengan kemasan yang berbeda dan membuat karakter baru pada seni musik.
Sebenarnya beatbox sudah ada sejak lama, hanya saja dulu masih terasa
asing dikalangan masyarakat umum karena suara yang dihasilkan hanya berupa
seperti suara drum. Beatbox sekarang sudah lebih berkembang secara teknik dan
harmonisasi, perkembangannya tidak hanya memfokuskan diri dalam
menghasilkan bunyi-bunyi ritmis (drum), tapi sudah memfokuskan diri kedalam
melodi dan timbre (warna suara). Perkembangan Beatbox sekarang lebih baik dari
segi musikalitas dan terdengar familiar ditelinga masyarakat.
Teknik dasar beatbox adalah dengan melafalkan huruf-huruf tertentu
dan membuat suara yang dihasilkan menyerupai suara dari sebuah alat musik atau
suara-suara yang diinginkan. Teknik dasar yang bisa dipelajari pemula adalah
menirukan tiga bunyi dasar yang meniru suara drum, yaitu bunyi kick drum,
hi-hat, dan snare drum. Untuk meniru bunyi kick biasanya diwakilkan dengan huruf
“B”, untuk hi-hat diwakilkan dengan huruf “T”, sedangkan snare drum
diwakilkan dengan huruf “K”. Dengan bermodalkan bunyi yang berasal dari
3
dengan benar. Hal ini merupakan keunikan dari beatbox dimana beatbox juga
dapat menjadi instrumen pengiring dalam sebuah grup band atau kelompok
musik.
Beatbox ini sudah cukup lama berkembang di beberapa daerah di
Indonesia dan ini terbukti karena adanya komunitas atau kelompok beatbox
didaerahnya masing-masing. Sekarang banyak komunitas beatbox yang ada di
daerah-daerah di Indonesia. Kota Medan adalah kota yang mempunyai cukup
banyak komunitas beatbox atau kelompok beatbox. Salah satunya adalah
kelompok Mouth Percussion yang mengembangkan beatbox dari kalangan
anak-anak sampai dewasa. Kelompok ini tidak ingin dikatakan sebagai komunitas atau
kelompok tapi mereka lebih memilih dikatakan sebagai keluarga beatbox, karena
kelompok Mouth Percussion ini mengajak kepada semua orang yang mau belajar
beatbox, bahkan untuk anggota dari komunitas lain bisa bertukar teknik beatbox
disini.
Mouth Percussion adalah kelompok beatbox yang sebelumnya dikenal
dengan nama Art Crew yang terbentuk pada tanggal 28 Agustus 2011. Setelah
memasuki tahun 2014 Art Crew mengganti nama kelompoknya menjadi Mouth
Percussion pada tanggal 11 April 2014. Berbeda dengan tahun sebelumnya,
kelompok ini yang sekarang dikenal dengan nama Mouth Percussion lebih
memfokuskan latihannya kepada unsur-unsur dasar musik dan berlatih menjadi
pemain beatbox entertainer. Tidak semua komunitas atau kelompok beatbox yang
berlatih atau mengajarkan teori dasar musik, karena kebanyakan komunitas yang
4
teknik untuk battle (beradu keterampilan) beatbox. Berbeda dengan Mouth
Percussion yang mengajarkan beberapa unsur-unsur dasar musik, yaitu ritme,
melodi, tempo, harmoni, dan timbre (warna suara). Sehingga orang yang
bergabung dan belajar didalamnya setidaknya mempunyai musikalitas yang lebih
baik.
Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk mengangkat judul tentang
kajian musikal beatbox untuk dapat mempublikasikan kepada masyarakat
khususnya kepada pelaku beatbox atau beatboxer bahwasanya beatbox itu
tergolong kepada bentuk seni meniru musik, bukan termasuk dalam jenis musik.
Maka dari itu dalam kesempatan ini memilih judul “Kajian Musikal Beatbox Pada
Kelompok Mouth Percussion di Kota Medan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dalam penelitian ini, peneliti perlu membuat
identifikasi masalah untuk memproleh gambaran yang luas terhadap apa yang
akan diteliti. Dalam penelitian perlu diadakan identifikasi masalah tidak terlalu
luas sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23), yang mengatakan bahwa
“Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi
dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain
sebagainya) yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan”.
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas, maka penulis
5
1. Apa latar belakang kelompok Mouth Percussion ?
2. Kenapa kelompok Mouth Percussion lebih tertarik dikatakan
keluarga beatbox dari pada komunitas atau kelompok ?
3. Apa tujuan Mouth Percussion mengajarkan unsur-unsur dasar
musik?
4. Apakah beatbox termasuk dalam jenis musik ?
5. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai
pendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion ?
6. Bagaimana teknik untuk menirukan suara instrumen musik dalam
beatbox ?
7. Dimana dan dalam acara apa sajakah beatbox ditampilkan ?
8. Apa saja prestasi yang telah di raih oleh Mouth Percussion ?
9. Bagaimana metode pengajaran dalam kelompok Mouth Percussion ?
10.Apa saja faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
perkembangan beatbox di kelompok Mouth Percussion ?
11.Unsur musik apa sajakah yang ada di dalam beatbox ?
C.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan masalah
dari penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk
mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup
masalah penelitian dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup
6
Menurut pendapat Sukardi (2004 : 30) mengatakan bahwa :
“Dalam merumuskan ataupun membatasi permasalahn dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada kesenangan peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam pertanyaan yang jelas”.
Maka untuk membatasi pembahasan agar topik menjadi terfokus
dan tidak melebar, maka peneliti menetapkan pembatasan masalah sebagai
berikut:
1. Apa latar belakang berdirinya kelompok Mouth Percussion ?
2. Unsur musik apa sajakah yang ada di dalam beatbox ?
3. Bagaimana teknik untuk menirukan suara instrumen musik dalam
beatbox ?
4. Bagaimanakah sarana dan prasarana yang digunakan sebagai
pendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion ?
D.Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat
pernyataan penelitian apa saja yang perlu dicarikan jalan keluar. Perumusan
masalah merupakan penjabaran dari identifikasi dan pembatasan masalah.
Hal ini sejalan dengan pendapat Maryaeni (2005 : 14), yang mengatakan
bahwa :
7
jabaran fokus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana dirumuskan”.
Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut: “Apakah Kajian Musikal Beatbox Pada Kelompok Mouth
Percussion di Kota Medan ?”
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu memiliki tujuan ingin dicapai pada akhirnya,
tercapainya tujuan adalah merupakan keberhasilan peneliti dan tujuan penelitian
merupakan jawaban atas pertanyaan dan penelitian. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ridwan (2004 : 25), yang mengatakan bahwa “Tujuan penelitian
merupakan keinginan-keinginan peneliti atas hasil penelitiannya dengan
mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dengan
variabel-variabel penlitian”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian
tidak lain untuk mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan
dalam penelitian terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.
Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu kegiatan, dapat dilihat melalui
tercapainya tujuan yang ingin dicapai.
Maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan latar belakang berdirinya kelompok Mouth
8
2. Mengetahui unsur musik apa sajakah yang ada di dalam beatbox pada
kelompok Mouth Percussion di Kota Medan
3. Mengetahui teknik untuk menirukan suara instrumen musik kedalam
beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan
4. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan sebagai pendukung
kegiatan beatbox pada kelompok Mouth Percussion di Kota Medan
F. Manfaat Penelitian
Dari uraian dalam pembagian ini dapat disimpulkan bahwa penelitian
terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan. Adapun manfaat
penelitian ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan segala komponen
masyarakat baik untuk instansi terkait, lembaga kesenian atau praktisi kesenian.
Manfaat penelitian ini diantaranya sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi kepada para musikus khususnya beatboxer
tentang kajian musikal beatbox pada kelompok Mouth Percussion di
Kota Medan.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam rangka
menuangkan gagasan ke dalam bentuk skripsi.
3. Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang berkaitan
dengan topik penelitian.
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian telah diuraikan maka diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdirinya suatu kelompok tentu mempunyai latar belakang dan tujuan yang ingin
di capai. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada ketua
kelompok, yang melatar belakangi berdirinya Mouth Percussion ini adalah
kurangnya beatboxer atau kelompok beatbox yang benar-benar paham terhadap
teori musik sehingga permainan mereka begitu-begitu saja, meniru yang sudah ada.
Maka dari itu kelompok ini lebih memfokuskan atau melatih musikalitas mereka
dan di terapkan pada permainan beatbox. Belajar tentang teori dasar musik akan
membantu musikalitas mereka berkembang dan dapat membuat karya-karya
beatbox yang baru dan berbeda tanpa harus meniru terus-menerus.
2. Unsur-unsur dasar musik terdapat juga pada Beatbox dan semua potensi yang ada
pada musik termasuk genre dan teknik bermain intrumen musik tidak tertutup
kemungkinan dapat ditiru oleh beatbox.
3. Ada beberapa teknik beatbox atau efek beatbox yang tidak dapat dituliskan dengan
not balok. Maka, beberapa teknik beatbox itu dituliskan dengan notasi spektograf.
Maksudnya adalah untuk melihat getaran frekuensi efek-efek yang dihasilkan.
4. Sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan beatbox pada kelompok Mouth
62
1. Rumah untuk tempat berkumpul dan latihan
2. Microphone
3. Loop Station, dan
4. Sound System.
Ada perbedaan ketika bermain di dalam ruangan dan di luar ruangan dan
tergantung pada ruangannya. Jika diluar ruangan (tidak memakai sound system), suara
yang dihasilkan akan meluas hanya sampai batas jangkauannya saja, paling jauh hanya
5 meter. Didalam ruangan (tidak memakai sound system) suaranya lebih terasa lebih
kuat berdasrakan besar kecilnya ruangan. Semakin kecil ruangan akan semakin fokus
suara yang di hasilkan dan semakin besar ruangan maka suara yang di hasilkan akan
memenuhi ruangan itu, otomatis suara yang di hasilkan akan meluas dan tidak terlalu
keras kedengarannya. Tapi, suara yang dihasilkan, keras dan pelannya suara itu
tergantung pada beatboxer yang memainkkannnya. Karena ada beberapa beatboxer
yang mempunyai power kecil. Artinya tidak semua beatboxer dapat dinilai sama, karena
tidak semua teknik yang dihasilkan timbrenya akan sama karena masing-masing
beatboxer mempunyai karakter dan powernya masing-masing.
B. SARAN
Berdasarkan pengamatan dan penelitian maka ada beberapa saran untuk
63
1. Agar lebih memaksimalkan latihan penggabungan teknik old school dan new
school serta tidak luput melibatkan teori-teori dasar musik.
2. Perlunya di datangkan minimal sekali dalam sebulan seseorang yang paham
dengan teori musik untuk dapat lebih jelas menerangkan atau mengajarkan
tentang teori dasar musik kepada anggota kelompok Mouth Percussion
3. Untuk lebih di kenal masyarakat dengan karakter beatbox yang berbeda
maka perlu membuat beberapa dokumentasi rutin berbentuk video,
setidaknya satu kali dalam sebulan yang bertemakan musikal beatbox lalu di
unggah ke beberapa situs video seperti, youtube, dll.
4. Harus lebih mengkontrol emosi dalam bermain beatbox untuk menjaga
64
DAFTAR PUSTAKA
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
Bungin, Burhan. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta : Galangpress
Gustina, Susi. 2005. Pendidikan Musik kreatif : Alternatif Model Pembelajaran musik Di Sekolah. Dalam Jurnal Seni Musik, Vol 2 No.2, Tangerang: Jurusan Musik-Fakultas Ilmu Seni UPH
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Padang: Quantum Teaching
Hidayat, Aziz Halimut. 2007. Metode Penelitian Dan Teknik Analisa Data, Surabaya : Salemba Media.
Indaya, Azizi. 2014. Kajian Organologi Instrumen Perkusi “Cajon” Hasil Prodiksi Medan Sumatera Utara, Skripsi FBS UNIMED.
Kala, Teguh. 2014. Kajian Teknik Alternate Picking dalam bermain Gitar pada lagu Glassglow Kiss karya John Petrucci, Skripsi FBS UNIMED.
Mack, Dieter. 1995. Apresisasi Musik – Musik Popoluar. Yogyakarta : Pustaka Nusatama
Marpaung, Dwi. 2014. Keberadaan Musik Beatbox Gendang Mulut Jalan Gagak Hitam Ringroad Medan, Skripsi FBS UNIMED.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Pelatihan Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offeset.
Parapat, Epalinda. 2014. Kajian Teknik Feel Swing Dalam Instrumen Saxophone Pada Lagu Ornithology oleh Charlie Parker, Skripsi FBS UNIMED.
Razzak, Rafiana. 2013. Kreativitas Musik Kelompok Beatbox Community Of Semarang, Skripsi FBS UNNES.
65
Situs.http://unikaneh.com
Situs.http://wikipedia.com
Situs. http://soniacinantya-psikologi.blogspot.com/2010/10/pengetian-kelompok-menurut- para-tokoh.html
Stowell, D., and Plumbley, M. D. 2010. “Delayed decision-making in real- time beatbox percussion classification,” J. New Music Res. 39, 203–213
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Alfabeta.
Suharyanto. 2010. Keberadaan Group Exellent Percussion Di Integrate Community Development Medan Sunggal, Skripsi FBS UNIMED.
Sukardi. 2004. Metode Penelitian Kependidikan. Bandung: Alfabeta
Supranto. 2004. Proposal Penelitian kependidikan. Bandung. Publishing House.
Tyte, G. 2012. “Beatboxing techniques,” www.humanbeatbox.com (Last viewed February 16, 2012).
Virganta, Abraham Roma. 2012. Kajian Organologi Alat Musik Balobat Karya Ropong Tarigan, Skripsi FBS UNIMED.