• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN PEDAGANG WANITA DI PASAR MELATI MEDAN (ANALISIS SEJARAH SOSIAL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERKEMBANGAN PEDAGANG WANITA DI PASAR MELATI MEDAN (ANALISIS SEJARAH SOSIAL)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN PEDAGANG WANITA

DI PASAR MELATI MEDAN (ANALISIS SEJARAH SOSIAL)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

MARIYA IIN NOVA 3103121050

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Mariya Iin Nova, NIM 3103121050. Perkembangan Pedagang Wanita di Pasar Melati Medan (Analisis Sejarah Sosial). Program Studi Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah terbentuknya Pasar Melati yang mengalami perkembangan cukup cepat dan perkembangan pedagang wanita di Pasar Melati yang hampir setiap tahun bertambah serta motivasi kaum wanita memilih bekerja sebagai pedagang. Penelitian ini menggunakan metode Field Research (penelitian lapangan) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan mengadakan observasi atau pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan pasar dan keberadaan pedagang wanita kemudian melakukan wawancara untuk memperoleh informasi mengenai sejarah terbentuknya Pasar Melati dan motivasi pedagang wanita berjualan, selanjutnya mengkaji literature serta sumber lain guna memperoleh data. Dari hasil penelitian yang dilakukan, Pasar Melati terbentuk secara kebetulan tanpa ada perencanaan dari pemerintah, yang mulai ada sejak tahun 1983. Saat itu pasar masih belum ramai karena pedagang adalah penduduk sekitar dan barang yang dijual masih berupa sayur dan buah. Kemudian pasar ini mengalami perkembangan cukup pesar sejak tahun 1999, jenis barang yang dijual pun semakin bervariasi. Pasar Melati saat ini terkenal sebagai pasar yang menjual barang pakaian bekas (monza). Pedagang monza mulai berkembang sejak tahun 2005. Pasar Melati dikelola oleh masing-masing pemilik tanah tanpa ada campur tangan pemerintah, pemilik tanah semakin banyak melakukan pembangunan kios sehingga pasar semakin meluas. Motivasi utama pedagang wanita berjualan adalah untuk memenuhi ekonomi keluarga sedangkan lainnya memilih menjadi pedagang karena tidak mempunyai pekerjaan lain serta hobi/senang berjualan.

(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat serta rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perkembangan Pedagang Wanita di Pasar Melati Medan (Analisis Sejarah

Sosial)”. Adapun tujuan Skripsi ini disusun yaitu sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mengalami kendala dan masalah. Namun penulis terus berusaha semaksimal mungkin agar skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk melengkapi skripsi ini.

Didalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi beberapa kendala namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan menjadi tempat curahan penulis untuk meminta pertolongan dari semua permasalahan. Penulis sadar bahwa berkat pernyertaanNya, maka skripsi ini dapat diselesaikan (Terima Kasih Tuhan).

(6)

iii

3. Bapak Dr. H. Restu, MS. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial. Serta Bapak dan Ibu pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

4. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah sekaligus menjadi dosen pembimbing skripsi penulis, terima kasih atas segala bantuan, motivasi serta bimbingan ibu yang begitu banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dan Ibu Dra. Hafnita Sari Dewi Lubis, M.Si selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah.

5. Ibu Dra. Syarifah, M. Pd selaku dosen pembimbing akademi penulis dan penguji. Terima kasih atas bimbingan ibu dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan, kritikan dan masukan yang sangat membangun untuk penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku penguji ahli dan Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku pembanding bebas yang telah bersedia memberikan arahan dan masukan yang banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Sejarah serta tata usaha, terimakasih atas semua ilmu yang diberikan kepada penulis selama masa perkuliahan.

8. Kedua orangtua penulis khususnya, BS Ginting dan ER Pinem yang sangat penulis sayangi. Terima kasih atas kasih dan sayang yang selalu menyertai penulis selama ini, doa dan dukungan yang sangat banyak mempengaruhi kehidupan penulis sehingga skripsi ini pun dapat selesai serta pertanyaan yang selalu diajukan “Kapan wisudanya?” sehingga penulis selalu termotivasi untuk

(7)

iv

Ginting, SP dan Andreni Menovita Ginting, S.TI juga adik penulis Yohanes Bedi Ginting, terima kasih atas kasih sayang yang selalu menyertai penulis. 9. Mereka yang ada di kehidupan penulis sebagai sahabat dan teman, terkhusus

kepada Aloma Sinuraya yang menjadi sahabat terbaik dan mendampingi penulis, terima kasih atas dukungan dan kepercayaan sehingga penulis semakin semangat dalam menyusun skripsi. Kepada teman semasa sekolah dulu, Itje, Omma, Egi, Dame, Alemi, Anita dan teman lainnya terima kasih atas suka duka yang banyak mewarnai kehidupan penulis.

10.Semua teman A Reguler 2010, teman sekelas dan teman seperjuangan semasa kuliah atas canda, tawa, duka, kebersamaan, kekeluargaan yang begitu melekat di hidup penulis. Terkhusus kepada Hesri J Waruwu, Nelly Sinaga dan Fatwa Bangun yang menjadi teman terbaik penulis dalam semua petualangan yang kita lalui. Tidak lupa juga kepada beberapa teman sekelas, ingat janji kita di Lau Kawar. Semoga persaudaraan kita semua tetap terjalin nantinya.

(8)

v

mengucapkan banyak terima kasih karena atas kerjasama dan bantuannya penulis dapat menyusun skripsi ini. Juga kepada masyarakat setempat Bapak Daniel Pinem dan Bapak Eben Ginting yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data demi penyempurnaan skripsi ini.

Skripsi ini bisa terselesaikan berkat bantuan dan doa dari semua pihak termasuk juga kepada pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu namanya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, Juni 2014 Penulis

(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Rumusan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Penelitian ... 5

1.6. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1. Kerangka Konseptual ... 7

2.1.1. Konsep Perkembangan ... 7

2.1.2. Konsep Pedagang Wanita ... 8

2.1.3. Konsep Pasar Tradisional ... 11

2.1.4. Konsep Motivasi ... 14

2.2. Kerangka Berpikir ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1. Metode Penelitian ... 19

3.2. Lokasi Penelitian ... 20

3.3. Sumber Data ... 20

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

(10)

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 23

4.2. Penduduk ... 26

4.3. Sejarah Pasar Tradisional ... 30

4.3.1. Sejarah Pasar Tradisional di Indonesia ... 30

4.3.2. Sejarah Pasar Melati Medan ... 32

4.4. Perkembangan Pasar Melati Medan ... 35

4.4.1. Pembangunan Pasar Melati Medan ... 36

4.4.2. Pengelolaan Pasar Melati Medan ... 39

4.4.3. Jadwal Berjualan Pasar Melati ... 40

4.5. Perkembangan Pedagang Wanita di Pasar Melati ... 41

4.5.1. Motivasi Pedagang Wanita Berjualan ... 42

4.5.2. Pertambahan Jumlah Pedagang Wanita ... 51

4.5.2.1. Profil Pedagang Wanita di Pasar Melati ... 55

4.5.3. Jenis Barang Yang Dijual ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1. Kesimpulan ... 69

5.2. Saran ... 71

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah ... 26

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 27

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 28

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Agama ... 29

Tabel 5. Motivasi Pedagang Wanita Berjualan ... 44

Tabel 6. Pedagang Wanita (Yang Sudah Menikah) Dengan Motivasi Untuk Memenuhi Ekonomi Keluarga ... 47

Tabel 7. Pedagang Wanita (Yang Sudah Menikah) Dengan Motivasi Untuk Mengisi Waktu Luang & Hobi ... 48

Tabel 8. Pedagang Wanita (Yang Belum Menikah) Dengan Motivasi Tidak Mempunyai Pekerjaan Lain & Hobi ... 48

Tabel 9. Tahun Awal Pedagang Wanita Berjualan di Pasar Melati ... 51

Tabel 10. Jenis Barang Yang Didagangkan ... 64

Tabel 11. Tempat Asal Barang Dagangan ... 65

Tabel 12. Cara Pedagang Memperoleh Barang Dagangan ... 66

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pedoman Wawancara Lampiran 2. Daftar Responden

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Chourmain, Imam dan Prihatin. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Depdikbud.

Delly, H.S.M dkk. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Sumatera Barat. Jakarta: Depdikbud.

Faisal, Sanapiah. 1989. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Gardiner, Mayling Oey dkk. 1996. Perempuan Indonesia Dulu dan Kini. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ikram, M dkk. 1990. Peranan Pasar Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Bengkulu. Jakarta: Depdikbud.

Kartono, Kartini. 1981. Psychologi Wanita Gadis Remaja & Wanita Dewasa. Bandung: Penerbit Alumni.

Malano, Herman. 2011. Selamatkan Pasar Tradisional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Murtolo, Sudarmo Ali dkk. 1995. Dampak Pembangunan Ekonomi (Pasar) Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.

Yogyakarta: Depdikbud.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana

Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Soewondo, Nani. 1984. Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum dan Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Subadio, Maria Ulfah dan Ihromi. 1983. Peranan dan Kedudukan Wanita Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

(14)

Sumber Internet:

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buah-buahan, pakaian, alat-alat dapur dan sebagainya. Pasar begitu sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, hampir setiap hari masyarakat dapat mengunjungi pasar untuk memenuhi kebutuhannya. Sejak dulu pasar juga menjadi tempat bertemunya masyarakat dari berbagai tempat untuk saling berinteraksi serta memberi dan menerima informasi.

Pasar tidak terjadi begitu saja, pada mulanya pasar berdiri karena masyarakat ingin memperoleh kebutuhan hidup. Pada zaman barter, proses pertukaran barang terjadi di sembarang tempat. Namun seiring dengan berjalannya waktu masyarakat mulai menentukan suatu tempat sebagai lokasi untuk melakukan pertukaran barang. Di tempat itulah masyarakat membawa segala jenis barang baik hasil panen untuk ditukarkan dengan barang yang mereka butuhkan.

(16)

2

Jika kita lihat, kebanyakan pedagang yang berkerja di pasar adalah kaum wanita. Mereka adalah wanita-wanita ibu rumah tangga yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Begitu juga menurut Mayling Oey-Gardiner dkk (1996) mengatakan, walaupun kaum wanita banyak terlibat dalam berbagai kegiatan ekonomi, mereka cenderung hanya menggeluti usaha sangat kecil atau sambilan sebagai bagian dari strategi kelangsungan hidup keluarganya.

Para wanita yang bekerja sebagai pedagang di pasar bisa dikategorikan ke dalam keluarga yang mempunyai ekonomi menengah ke bawah. Bekerja sebagai pedagang di pasar dilakukan kaum wanita demi menambah penghasilan keluarga yang minim atau bahkan ada juga yang menjadikan pekerjaan itu sebagai satu-satunya pendapatan di keluarga. Penghasilan dari suami yang tidak dapat mencukupi keluarga menjadi alasan kaum wanita ikut bekerja. Kaum wanita yang bekerja di luar rumah sebagai pedagang di pasar tentunya memiliki peran ganda di keluarga karena selain bekerja mereka juga harus mengurusi rumah tangga seperti memasak dan mengurusi anak. Tentunya ini menjadikan kaum wanita harus lebih aktif dalam menjalani kehidupannya.

(17)

3

Pasar Melati merupakan pusat perbelanjaan sembako dan keperluan rumah tangga lainnya. Selain itu, di Pasar Melati juga terdapat banyak kios-kios yang menjual pakaian bekas impor atau biasa disebut ‘monza’. Pasar Melati dikenal

sebagai salah satu kawasan penjualan monza terbesar. Hampir rata-rata para pedagang yang berjualan di kawasan pasar ini adalah kaum wanita. Pasar ini sangat ramai pada Hari Selasa, Jumat dan Minggu sedangkan pada hari lain tidak begitu banyak pedagang yang berjualan. Di Pasar Melati inilah banyak dijumpai para kaum wanita yang bekerja sebagai pedagang. Mereka berjualan dari pagi sampai menjelang malam.

Pasar Melati sangat berkembang dengan pesat karena pasar ini menjadi salah satu pasar yang sangat ramai dikunjungi. Bahkan dari tahun ke tahun pasar ini terus meluas sehingga semakin banyak pedagang yang berjualan di pasar ini. Awalnya pedagang wanita di pasar ini masih sedikit dan hanya berdagang di pinggiran jalan saja. Namun dengan semakin berkembangnya pasar ini semakin banyak pedagang wanita yang berjualan. Pasar Melati pun semakin padat dengan para pedagang wanita yang tertarik untuk ikut berjualan di pasar ini. Hal ini sempat membuat jalan di sekitar pasar menjadi macet karena para pedagang dan pembeli yang menumpuk. Namun seiring dengan berjalannya waktu pasar ini sudah dikelola dengan baik sehingga arus jalan tidak terganggu lagi.

(18)

4

dikenal sebagai pasar yang menjual pakaian bekas atau monza. Hal ini menjadi salah satu daya tarik dari Pasar Melati, banyak masyarakat yang berdatangan untuk membeli pakaian-pakaian bekas tersebut. Sehingga membuat Pasar Melati menjadi salah satu pasar yang terkenal di Kota Medan.

Dengan melihat uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk lebih mengetahui informasi mengenai perkembangan pedagang wanita di Pasar Melati. Hal ini merupakan salah satu faktor penulis untuk mengangkat permasalahan tersebut

dalam suatu penelitian ilmiah dengan judul “PERKEMBANGAN PEDAGANG

WANITA DI PASAR MELATI MEDAN (ANALISIS SEJARAH SOSIAL)”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalahnya sebagai berikut:

1. Sejarah Pasar Melati Medan

2. Perkembangan pedagang wanita di Pasar Melati 3. Motivasi pedagang wanita berjualan di Pasar Melati

1.3. Pembatasan Masalah

(19)

5 1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Bagaimana sejarah Pasar Melati Medan?

2. Bagaimana perkembangan pedagang wanita di Pasar Melati?

3. Apakah yang menjadi motivasi pedagang wanita berjualan di Pasar Melati?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan sejarah singkat Pasar Melati.

(20)

6 1.6. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang perkembangan pedagang wanita di Pasar Melati.

2. Memberikan pengalaman dan wawasan kepada peneliti dalam penulisan karya ilmiah.

3. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian yang bermaksud mengadakan penelitian pada permsalahan yang sama atau berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

4. Menambah perbendaharaan perpustakaan UNIMED khusus Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Sejarah.

(21)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada IV, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pasar tradisional sudah ada sejak zaman kerajaan Kutai Kertanegara, yaitu pada abad ke-5 Masehi. Aktivitas masyarakat dalam jual beli ssemakin ramai ketika masuknya para pelaut dari negeri China yang juga melakukan barter barang. Pasar pun menjadi ajang pertemuan dari segenap penjuru desa bahkan digunakan sebagai alat politik untuk menukar informasi penting. Pasar pada masa lalu sebagian besar dibangun di tepi pelabuhan dan dekat sungai untuk memudahkan transaksi penjualan barang yang baru saja dibongkar muat dari kapal atau perahu. Pada zaman Belanda, pasar tradisional mulai diberikan tempat yang layak dengan didirikannya bangunan yang cukup besar pada masa itu.

(22)

69

dengan itu, penduduk yang tinggal di daerah persimpangan mulai berinisiatif mendagangkan buah dan sayur serta bumbu-bumbu dapur lainnya sehingga pedagang semakin banyak bermunculan. Pasar Melati merupakan pasar yang terjadi secara kebetulan tanpa ada perencanaan dan peran dari pemerintah. 3. Pasar Melati mengalami perkembangan yang cukup pesat dan maju, hal ini

terlihat dari pembangunan yang terjadi di pasar ini. Pada awal pasar ini terbentuk, tempat berjualan masih berupa teras/bagian depan rumah penduduk yang berada di pinggir jalan. Tahun 1990-an, pedagang-pedagang baru mulai menempati lahan-lahan kosong rumah penduduk yang terletak di pinggir jalan, barang dagangan diletakkan di bawah dengan beralaskan terpal. Kemudian dibuatlah meja-meja dari kayu dan atap yang digunakan masih berupa payung-payung besar. Pada tahun 2005, pembangunan tempat berjualan secara permanen dilaksanakan.

4. Motivasi utama yang membuat kaum wanita bekerja sebagai pedagang adalah untuk memenuhi ekonomi keluarga karena penghasilan suami yang tidak dapat mencukupi kebutuhan. Namun ada juga motivasi lain yang dimiliki oleh pedagang wanita, seperti mengisi waktu luang, hobi/senang berjualan dan ada juga yang tertarik menjadi pedagang karena tidak mempunyai pilihan pekerjaan lain.

5. Pertambahan jumlah pedagang wanita di Pasar Melati meningkat tajam dari tahun ke tahun. Munculnya banyak pedagang wanita berjualan di pasar tersebut mulai terlihat sekitar tahun 2000 – 2010. Pada rentangan tahun tersebut jumlah

(23)

70

tahunnya. Pedagang pakaian bekas (monza) lebih banyak mengalami pertambahan jumlahnya bila dibandingkan dengan pedagang sayur dan buah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah pedagang di Pasar Melati saat ini ada sekitar 2000 pedagang yang akan diperkirakan semakin bertambah lagi di tahun berikutnya. Hal ini dapat dilihat dari adanya pembangunan kios-kios baru yang dilakukan saat ini untuk menampung pedagang-pedagang baru.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memaparkan beberapa saran, antaran lain sebagai berikut:

1. Pasar Melati mengalami perkembangan yang cukup cepat, pembangunan untuk tempat berjualan bagi pedagang semakin banyak dilakukan. Diharapkan pembangunan yang dilaksanakan oleh para pemilik tanah harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan dibuat dengan teratur/nyaman bagi para pedagang maupun pembeli.

2. Bagi para pedagang khususnya dan masyarakat umumnya disarankan untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah atau menumpuk sampah sehingga pasar menjadi tidak bersih.

(24)

71

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Nomor Per-01/MBU/2011, tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (GCG), maka PT Kawasan

• Proposal from Board of Directors and/or Board of Commissioners. The Nominaion and Remuneraion Commitee conducted a survey and/or the comparaive study and conduct the study in

Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero) pada tanggal

[r]

[r]

dapat menyelesaikan karya tulis i lmiah yang berjudul “Hubungan antara Sarapan Pagi dengan Sindrom Dispepsia pada Remaja SMP N 16 Surakarta ”.. Karya tulis ilmiah ini diajukan

c) Kesejahteraan keluarga objektif terdiri dari 14 pertanyaan semi tertutup berdasarkan modifikasi dari 14 kriteria kemiskinan penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT)