• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBAKARAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBAKARAN TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUHU DAN WAKTU PEMBAKARAN TERHADAP

SIFAT MEKANIK BETON

Oleh:

Suryani P Sarumpaet

NIM. 409240032

Program Studi Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Sains

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

dan karuniaNya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik dengan

waktu yang telah direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Suhu dan Waktu

Pembakaran Terhadap Sifat Mekanik Beton.” Diajukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Abdul

Rais, S.Pd, ST, M.Si

selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terimakasih juga

disampaikan kepada Bapak Drs. Makmur Sirait, M.Si selaku dosen penguji I,

Bapak Jonny Panggabean,M.Si selaku dosen penguji II, dan Bapak Drs. Henok

Siagian, M.Si selaku dosen penguji III yang telah memberikan masukan dan saran

demi selesai nya skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak

Dr. Nurdin Bukit, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang selama ini

telah memberikan bimbingan dan saran dalam perkuliahan. Kepada Ibu Dr.

Derlina, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan Bapak Drs.Pintor Simamora, M.Si

selaku Ketua Program Studi Fisika FMIPA UNIMED serta seluruh staf pegawai

jurusan Fisika FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Kepala

Laboratorium Teknik Sipil Polmed Drs. Damurji, M.Si dan koordinator

Laboratorium Teknik Sipil Polmed Bapak Sunardi dan kepada Bapak Arman yang

telah memberikan izin penelitian dan telah memberikan bimbingan sehingga

penelitian skripsi ini dapat berjalan dengan baik.

(4)

v

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan kandung Noddi

bakurap tercinta Vinni Waty Rumapea, teroris yang menyebalkan dan teman yang

paling jail Devi Trisna Sinaga, Pokoyoku Sartika Lumbantoruan, Fernita

Sylverina Nainggolan, Lisbet Lumban Gaol. Serta seluruh teman-teman Fisika

khususnya Fisika Nondik ’09, sahabat penulis Susan Hutahaean yang memberi

dukungan semangat dan doa. Kepada keluarga besar UKMKP UP FMIPA

UNIMED terkhusus buat kelompok kecil Te Amo (K’Romanti Lumban Gaol).

Dan terima kasih kepada tonggekku yang terkasih dan istimewa Ranto Permana

Putra Hutauruk yang memberikan dukungan doa dan perhatian dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

bahasa, untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini ini

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, September 2013

Penulis,

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

i

Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar Isi

vi

Daftar Gambar

viii

Daftar Tabel

ix

Daftar Lampiran

x

BAB I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1

1.2.Batasan Masalah

6

1.3.Rumusan Masalah

6

1.4.Tujuan Penelitian

7

1.5.Manfaat Penelitian

7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Beton

8

2.2.Beton Ringan

9

2.3.Semen

12

2.4.Air

15

2.5.Agregat

16

2.5.1.

Klasifikasi Agregat

16

2.6.Batu Apung

18

2.7.Pasir

19

2.8.Fly Ash

20

2.9.Kulit Kerang

23

2.10. Karakterisasi Beton

24

2.10.1

Massa Jenis

24

2.10.2

Tekanan

25

2.10.3

Pengaruh Suhu Pembakaran Terhadap Kuat Tekan Beton

25

2.10.4

Pengaruh Waktu Pembakaran Terhadap Kuat Tekan Beton

26

2.10.5

Ketahanan Api

26

(6)

vii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

28

3.1.1. Tempat Penelitian

28

3.1.2. Waktu Penelitian

28

3.2. Alat dan Bahan

28

3.2.1. Alat

28

3.2.2. Bahan

29

3.3. Komposisi Pencampuran Bahan Baku Beton

29

3.4. Prosedur Penelitian

30

3.4.1. Prosedur Pembuatan Benda Uji Beton

30

3.4.2. Pengujian Sampel

31

3.4.2.1. Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton

31

3.4.2.2 Tekanan

31

3.4.2.3. Ketahanan Api

32

3.5. Data Pengujian Kuat Tekan Beton

32

3.6. Teknik Pengumpulan Data

33

3.7. Diagram Alir Penelitian

34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

35

4.2 Pembahasan

37

4.2.1 Kuat Tekan

37

4.3 Pengamatan Warna dan Visual Beton

39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

40

5.2 Saran

40

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Komposisi bahan pembentuk beton

9

Tabel 2.2 Penelitian tentang beton

11

Tabel 2.3 Komposisi kimia batu apung

19

Tabel 2.4 Sifat-sifat fisik fly ash

22

Tabel 2.5 Kandungan ilmiah fly ash

22

Tabel 2.6 Komposisi kimia kulit kerang

24

Tabel 3.1 Nama Alat

28

Tabel 3.2 Bahan Penelitian

29

Tabel 3.3 Komposisi pencampuran bahan baku beton ringan

29

Tabel 3.4 Data Pengujian Kuat Tekan Beton

32

Tabel 4.1 Pengukuran Kuat Tekan Beton

35

(8)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Kuat Tekan Beton pada waktu 30 dan 60 menit

43

Lampiran 2 Analisa Regresi Kuat Tekan Beton pada waktu 30 dan 60 menit

50

Lampiran 3 Surat Persetujuan Dosen PS

53

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian

54

Lampiran 5 Surat Keterangan Balasan Penelitian

55

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa lalu, material yang utama digunakan sebagai pasangan dinding

adalah batu beton yang terbuat dalam lempung yang dibakar. Seiring dengan

perkembangan jaman maka muncul berbagai alternatif lainnya. Dan saat ini material

untuk pemasangan dinding yang sedang popular selain batu beton adalah AAC

Block

atau beton ringan. Hampir 60% material yang digunakan dalam konstruksi adalah

beton

(concrete)

yang dipadukan dengan baja

(composite)

atau jenis lainnya

(Mulyono,2005).

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau

agregat-agregat lain yaitu agregat kasar maupun agregat halus yang dicampur jadi

satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa

mirip batuan. Campuran bahan-bahan yang membentuk beton harus ditetapkan

sedemikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang cukup mudah dikerjakan,

memenuhi kuat tekan setelah mengeras, dan ekonomis. Secara umum proporsi

komposisi bahan pembentuk beton adalah agregat kasar dan agregat halus dengan

jumlah 60-80%, semen 7-15%, air 14-21% dan udara 1-8%. (Murdock, 1999)

(10)

2

Banyaknya

jumlah

penggunaan

beton

dalam

konstruksi

tersebut

mengakibatkan peningkatan kebutuhan material beton, sehingga memicu

penambangan batuan sebagai salah satu bahan pembentuk secara besar-besaran. Hal

ini menyebabkan turunnya jumlah sumber alam yang tersedia untuk keperluan

pembetonan dan perusak lingkungan. Beton sangat banyak digunakan untuk

konstruksi kayu dan baja. Pembangunan suatu konstruksi diperlukan beton dengan

kemampuan menahan beban yang cukup tinggi dan ketahanan terhadap waktu yang

memadai. Kekuatan beton pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal

diantaranya adalah mutu agregat halus dan kasar (yang meliputi modulus kehalusan,

porositas, berat jenis, dan asalnya) dan jenis semen, rasio w/c dan lainnya.

Komposisi agregat dalam sebuah beton biasanya sangat dominan, dari

pengalaman komposisi agregat tersebut menempati 60%-70% dari berat campuran

beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi dengan melihat

komposisinya yang cukup besar dalam suatu campuran, maka agregat inipun

menjadi sangat penting. Agregat dapat berasal dari alam maupun dari agregat

batuan. Secara umum agregat dapat dibedakan dari ukuran bentuknya, yang dapat

dibedakan menjadi dua yaitu agregat kasar dan agregat halus. Agregat kasar

biasanya dinamakan krikil, split, batu pecah sedangkan agregat halus dinamakan

pasir. (Mulyono, 2005)

Selama ini berbagai penelitian sudah dilakukan tetapi masih belum ditemukan

alternatif teknik konstruksi yang efisien serta penyediaan bahan bangunan dalam

jumlah besar dan ekonomi. Hal tersebut memberikan suatu alternatif untuk

memanfaatkan limbah-limbah industri dan konstruksi yang dibiarkan begitu saja.

Limbah industri untuk bahan campuran beton ternyata mampu meningkatkan daya

kuat tekan.

(11)

3

dari pembangkit listrik di Indonesia terus meningkat, pada tahun 2000 jumlahnya

mencapai 1,66 milyar ton dan diperkirakan mencapai 2,00 milyar ton pada tahun

2006. PLTU Labuhan Angin Kabupaten Tapanui Tengah yang sementara

berkapasitas 2 x 115 MW setiap harinya menghasilkan limbah abu terbang mencapai

85 ton (Indonesia Power, 2002)

Dari hasil penelitian yang diteliti oleh Sumarno (2010) tentang limbah abu

terbang dan kulit kerang sebagai substansi semen dan limbah beton sebagai

pengganti pasir dalam pembuatan bata beton diperoleh kesimpulan bahwa abu

terbang batubara dan kulit kerang dapat dimanfaatkan sebagai bahan substitusi

semen dan limbah beton sebagai pengganti pasir dalam pembuatan bata beton. Dan

dihasilkan juga densitasnya berkisar antara 1,76 gr/cm² - 2,11 gr/cm², kuat tekan

beton dari sampel tersebut berkisar antara 8,06 MPa – 23,20 MPa.

Bahan-bahan limbah di sekitar dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan

tambahan dalam campuran beton. Hal tersebut dapat memberikan alternatif untuk

memanfaatkan limbah-limbah yang tidak termanfaatkan, seperti batu apung. Dengan

optimalisasi pemanfaatan batu apung ini diharapkan dapat mengurangi limbah yang

mencemari lingkungan dan dapat memberikan nilai tambah tersendiri. Dalam

penelitian ini digunakan batu apung sebagai bahan baku utama dalam pembuatan

beton ringan, sehingga dapat bermanfaat dan menurunkan biaya operasional

pembuatannya.

(12)

4

yang baik dan dapat dilihat penggunaan pada bangunan yang tepat dari jenis beton

ringan tersebut.

Pada penelitian yang diteliti oleh Syaram (2005) tentang pembuatan dan

karakterisasi beton ringan dengan memanfatkan batu apung dan tepung tapioka

diperoleh kesimpulan bahwa densitas, kuat tekan, kuat impak dan kekerasan

berbanding terbalik dengan penambahan batu apung dan tepung tapioka dan

berbanding lurus dengan daya serap airnya disebabkan oleh batu apung dan tepung

tapioca lebih ringan daripada pasir dan cenderung berongga sehingga air yang

diserap semakin banyak.

Pada penelitian tentang pemanfaatan serat bijik dalam pembuatan beton

ringan dan karakterisasinya oleh (Nelly 2005) diperoleh kesimpulan bahwa kuat

tekan beton dengan penambahan serat ijuk dan pengurangan semen 0% adalah 25,61

MPa, dengan pengurangan semen 25% diperoleh kuat tekan sebesar 16,70 MPa. Hal

tersebut diakibatkan karena variasi komposisi campuran serat ijuk pendek

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap karakteristik beton ringan (sifat fisis

dan sifat mekanik). Semakin banyak serat ijuk maka akan menghasilkan berat jenis

beton yang lebih kecil namun kekuatan beton akan lebih rendah dan hal tersebut

disesuaikan dengan kegunaannya untuk struktur ringan atau untuk dinding pemisah.

Teori faktor air semen (factor w/c) menyatakan bahwa untuk sebuah

kombinasi bahan yang sudah memenuhi konsistensi yang telah dikerjakan, kekuatan

beton pada umur tertentu tergantung pada perbandingan berat air dan berat beton.

Dengan perkataan lain, jika angka perbnadingan air terhadap beton sudah tertentu,

maka kekuatan beton pada umur tertentu pada dasarnya dapat diperoleh, dengan

syarat bahwa campurannya plasti, dapat dikerjakan, dan agregatnya baik dan tahan

lama, dan bebas material yang merugikan. Sifat yang paling penting dari beton

adalah sifat mekaniknya yaitu sifat kekuatan tekan, kekuatan tarik, dan kekuatan

lemtur. Sifat beton berubah karena sifat dari bahan-bahan prmbentuk beton yaitu

pasir, semen, batu, air maupun perbandingan campurannya.

(13)

5

modern. Beton diperoleh deengan mencampurkan semen Portland, air dan agregat.

Kadang kala beton masih ditambah lagidengan bahan kimia pembantu

(admixture)

untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar

(fresh concrete)

atau

beton keras. Pada beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus

dengan mortar, jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen

adalah unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15% dari campuran.

Beton dengan jumlah semen yang sedikit (sampai 7%) disebut beton kurus

(lean

concrete)

, sedangkan beton gemuk

(rich concrete)”

(Nugraha,2007).

Matriks yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah semen,

fly ash

dan

kulit kerang. Sedangkan agregat yang saya gunakan dalam penelitian ini yaitu pasir

dan batu apung. Pada penelitian sebelumnya oleh Fenny melakukan pembakaran

pada beton pada waktu 20 menit dan 40 menit pada suhu 100

0

C samapai 500

0

C,

sedangkan saya akan melakukan penelitian pada waktu 30 menit sampai 60 menit

pada suhu 100

0

C sampai 500

0

C. Salah satu kelebihan struktur beton terlihat pada

saat mengalami kebakaran adalah keruntuhanannya tidak terjadi secara tiba-tiba.

(Bayuasri,T.2006)

Pada penelitian tentang pengaruh suhu dan waktu pembakaran terhadap kuat

tekan beton yang diteliti oleh Fenny (2005) yang diperoleh kesimpulan bahwa beton

yang mengalami pembakaran dengan suhu

500

C dengan waktu penahanan 20

menit dihasilkan kuat tekan beton sebesar 20,637 MPa dan waktu penahanan 40

menit dihasilkan kuat tekan beton sebesar 18,509 MPa. Hal ini merupakan hasil

maksimum untuk kuat tekan beton sehingga bahan ini dapat domanfaatkan kembali.

Tingginya temperatur pembakaran menyebabkan porositas beton semakin besar,

massa beton akan menurun dan densitasnya juga menurun. Dalam hal ini dapat

dinyatakan bahwa temperatur sangat berpengaruh dalam menentukan fisis beton.

(14)

6

diketahui sampai saat ini. Para peneliti mulai meneliti dengan membuat benda uji

beton yang kemudian dibakar langsung atau dibakar dalam oven atau tungku.

Setelah itu, dilakukan pengujian pada benda uji berapa kuat tekan, kuat lentur, dan

modulus elastisitas. Semua penelitian yang dilakukan merupakan usaha untuk

menaksir, kekuatan sisa suatu bangunan yang telah terbakar. Namun sejauh ini

penelitian penaksiran tersebut masih belum menemukan landasan awal yang kuat.

(Ahmad, dkk, 2009)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan melakukan penelitian tentang

Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran Terhadap Sifat Mekanik Beton

”.

Dengan melakukan penelitian ini maka penulis berharap hasil penelitian ini akan

menghasilkan sifat fisis dan sifat mekanik beton ringan yang lebih baik.

1.2 Batasan Masalah

Mengarahkan penelitian ini agar tidak menyimpang dari pembahasan, maka

perlu membuat pembatasan ruang lingkup permasalahan yaitu pada

menganalisa secara regresi untuk mendapatkan model hubungan antara

temperatur dan kuat tekan beton.

Melakukan pengujian mekanik pada beton tersebut yaitu kekuatan tekannya.

Menerangkan

secara

terperinci

pembuatan

beton

ringan

dengan

memanfaatkan batu apung, kulit kerang dan

Fly Ash

(abu terbang batubara).

1.3 Rumusan Masalah

(15)

7

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Suhu dan

Waktu Pembakaran Terhadap Sifat Mekanik Beton..

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui bahwa beton

yang telah terbakar dengan suhu maksimum

500

C masih dapat dimanfaatkan

kembali. Selain itu dapat memberikan nilai ekonomis pada masyarakat dan

mengurangi dampak negative terhadap lingkungan.

Hasil penelitian ini akan menjadi sumber informasi tentang sifat mekanik dan

(16)

41

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Aswanni. I.,Nur, AST., dan Abdul, H.A., (2009),

Analisis Pengaruh

Temperatur terhadap Kuat Tekan Beton, Jurnal Teoritis dan Terapan

Bidang Rekayasa Sipil 18 (2)

: 0853-2952.

Bayuasri, T.,dkk, (2006),

Perubahan Perilaku Mekanis Beton Akibat Temperatur

Tinggi 15 (12)

: 117-126.

Chandra, S., (1997),

Waste Materials Used in Concrete Manufacturing,

New

Jersey USA: Noyes Publications.

Duggal, S.K., (2008),

Building Material,

New Delhi: New Age International.

Fenny, F., (2005),

Pengaruh Suhu dan Waktu Pembakaran pada Struktur Beton

Terhadap kuat Tekan Beton

., Skripsi, Fmipa, USU, Medan.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010),

Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Sains,

FMIPA UNIMED.

Hidayat, (2002),

Studi Banding Pengaruh Faktor Air Semendan Kadar Fly Ash

Terhadap Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton Ringan

, Tesis UI, Jakarta.

Indonesia Power, (2008),

Sistem Pengukuran Kuantitas Batubara pada Instalasi

Penyaluran Bahan Bakar,

Yogyakarta: PLTU Suralaya.

Juwairiah, (2009),

Efek Komposisi Agregat Batu Apung dan Epoxy Resin Dalam

Pembuatan Polymer Concrete Terhadap Karakteristiknya,

Medan: Tesis

USU.

Mulyono, T., (2004),

Teknologi Beton

, Yogyakarta: Andi.

Murdock,L.J., L.M.Brock., (1999),

Bahan dan Praktek Beton,

Terjemahan oleh

Stephanus Hendarko, Jakarta: Erlangga.

Nugraha, P., dan Antoni, (2007),

Teknologi Beton dari Material Pembuatan ke

Beton Kinerja Tinggi,

Yogyakarta: Andi.

Sebayang, Surya., (2006,)

Pengaruh Abu Terbang sebagai Pengganti Sejumlah

Semen Type V pada Beton Mutu Tinggi,

Jurnal Teknik Sipil, 6(2): 116-123

(17)

42

SNI 03-3449-2002,

Tata Cara Perancangan Campuran Beton Ringan dengan

Agregat Ringan

, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

SNI 03-2460-1991,

Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran

Beton

, Balitbang Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Subasi, S., (2009), The Effects of Using Fly Ash on High Strength Lightweight

Concrete Produced with Expanded Clay Aggregate

, Scientific Research

and Essay / Academic Journals, 4

, 275-288.

Sumarno, (2010),

Pemanfaatan Limbah Abu Terbang (Fly Ash) Batubara dan

Kulit Kerang sebagai Bahan Substitusi Semen Serta Limbah Beton

sebagai Pengganti Pasir dalam Pembuatan Bata Beton,

Medan: Tesis

USU.

Surdia, T., & Shinroku, S., (1995),

Pengetahuan Bahan Teknik

, Cetakan Keenam,

Pradnya Paramita, Jakarta.

Syaram, Z., (2010),

Pembuatan dan Karekterisasi Beton Ringan dengan

Memanfaatkan Batu Apung,

Skripsi FMIPA USU, Medan

Referensi

Dokumen terkait

Pranitasari. “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMK N 2 Tegal”. Skripsi,

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Motivasi Berprestasi Dan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Medan Kota. Jenis

Pranitasari. “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah Terhadap Motivasi Berprestasi Pada Siswa Kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran SMK N 2 Tegal”. Skripsi,

Masyarakat peternak yang tinggal di pinggir kota, walaupun sebenamya masih hidup dalam Iingkungan dan budaya agraris, namun karena lebih mudahnya mereka

penelitian dengan judul ” Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Sistem persamaan linear dua variabel

Buck Island Reef National Monument (BIRNM) includes one of the most important nesting areas for federally endangered hawksbill turtles ( Eretmochelys imbricata ) in the U.S.

penyusunan menu (menu endneering atau ME), sebagai salah satu cara yang dgunakan oleh pihak pengelola hotel untuk menganalisis penjualan menu makanan yang ditawarkan d

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas dan kuantitas kandungan pupuk organik limbah serasah dengan inokulum kotoran sapi secara semianaerob