• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA."

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM

ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMP

NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Untuk uemenuhi Persyaratan Dalam uemperoleh Gelar uagister Pendidikan

Program etudi Administrasi Pendidikan

Oleh :

DARMANSYAH POHAN

NIM. 8106132003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM

ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMP

NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Untuk uemenuhi Persyaratan Dalam uemperoleh Gelar uagister Pendidikan

Program etudi Administrasi Pendidikan

Oleh :

DARMANSYAH POHAN

NIM. 8106132003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

100 DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. KERANGKA TEORETIK, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretik ... 12

1. Kepuasan Kerja Guru ... 12

2. Motivasi berprestasi ... 17

3. Iklim Organisasi ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 32

1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan Kerja Guru ... 32

2. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru ... 32

(9)

101

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Model Teoretik Penelitian . ... 35

D. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

1. Kepuasan Kerja Guru (Y) ... 39

2. Motivasi berprestasi (X1) ... 40

3. Iklim Organisasi (X2) ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 40

G. Uji Coba Instrumen ... 42

1. Uji Validitas (kesahihan) ... 43

2. Uji Reliabilitas (keterandalan) ... 44

H. Tehnik Analisa Data ... 46

1. Deskripsi Data ... 46

2. Tingkat Kecendrungan Masing-Masing Variabel ... 46

3. Uji Persyaratan Analisis ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 52

1. Kepuasan Kerja Guru (Y) ... 53

2. Motivasi berprestasi (X1) ... 54

3. Iklim Organisasi (X2) ... 56

4. Tingkat Kecendrungan Data Variabel Penelitian ... 58

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Linieritas dan Signifikansi Koefisien Regresi dan Korelasi ... 63

3. Uji Homogenitas Varians ... 65

C. Pengujian Hipotesis . ... 67

(10)

102 2. Analisis Regresi Ganda Dan Korelasi Ganda Antara

Motivasi Berprestasi (X1) dan Iklim Organisasi (X2) atas

Kepuasan Kerja Guru ... 72

3. Bobot Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif masing- masing Variabel Prediktor (X) terhadap Variabel Y ... 73

D. Temuan Penelitian ... 74

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

F. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 82

B. Implikasi... ... 83

1. Upaya Peningkatkan Motivasi Berprestasi Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru ... 84

2. Upaya Menciptakan Iklim Organisasi Yang Kondusif Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru ... 85

C. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ...

89

(11)

104

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 : Motivation drives ...……… 21

Tabel 3.1 : Jumlah populasi guru smp negeri di kecamatan medan kota ... 37

Tabel 3.2 : Tabel Kreijie dan Morgan …...………… 37

Tabel 3.3 : Jumlah sampel penelitian berdasarkan sekolah ...………… 39

Tabel 3.4 : Kisi-kisi instrumen kepuasan kerja guru ... 41

Tabel 3.5 : Kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi ... .... 42

Tabel 3.6 : Kisi-kisi instrumen iklim organisasi ... 42

Tabel 3.7 : Kriteria interpretasi nilai koefisien korelasi ... 45

Tabel 3.8 : Rangkuman hasil perhitungan uji reabilitas instrumen penelitian 45 Tabel 4.1 : Rangkuman hasil analisis deskriptif data variabel penelitian .... 52

Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi skor kepuasan kerja guru (Y) ... 53

Tabel 4.3 : Distribusi frekuensi skor motivasi berprestasi ... 55

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi skor iklim organisasi ... 57

Tabel 4.5 : Tingkat kecendrungan data kepuasan kerja guru ... 58

Tabel 4.6 : Tingkat kecendrungan data motivasi berprestasi ... 59

Tabel 4.7 : Tingkat kecendrungan data iklim organisasi ... 60

Tabel 4.8 : Rangkuman hasil pengujian normalitas kolmogrov-smirnov ... 62

Tabel 4.9 : Rangkuman ANAVA Uji Signifikansi , dan Linieritas Regresi Ŷ = 16,12 + 0,82X1 ... 63

(12)

105

Tabel 4.11 : Rangkuman uji homogenitas antar variabel penelitian ... 66

Tabel 4.12 : Rangkuman hasil perhitungan koefisien korelasi (r) sederhana

antar variabel penelitian ... 67

Tabel 4.13 : Rangkuman uji signifikan koefisien korelasi dengan menggunakan

uji -t ... 67

Tabel 4.14 : Ringkasan analisis perhitungan koefisien korelasi parsial dan uji-t

dari variabel bebas dengan variabel terikat ... 69

Tabel 4.15 : Rangkuman hasil analisis regresi ganda ... 72

(13)

103

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Teori dua faktor dari Herzberg ... 16

Gambar 2.2. : Proses motivasi ... 17

Gambar 2.2. : Hubungan motivasi dengan kepuasan kerja ... 18

Gambar 2.4. : Hubungan kepuasan kerja dengan karakteristik pekerja

dan iklim organisasi ... 24

Gambar 2.5. : Hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru 25

Gambar 3.1. : Paradigma penelitian ... 36

Gambar 4.1. : Histogram skor kepuasan kerja guru (Y) ... 54

Gambar 4.2. : Histogram skor motivasi berprestasi (X

1

) ... 56

Gambar 4.3. : Histogram skor iklim organisai (X

2

) ... 58

(14)

106 DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

lampiran 1 : Instrumen ...……...……….. 92

lampiran 2 : Uji Coba Instrumen ... 113

lampiran 3 : Data Induk Penelitian ... 119

lampiran 4 : Rangkuman Data Induk Penelitian ... 134

lampiran 5 : Perhitungan Analisis Deskriptif... ... 137

Lampiran 6 : Perhitungan Tingkat Kecenderungan Data .... ... 144

Lampiran 7 : Pengujian Persyaratan Analisis ... 148

Lampiran 8 : Uji Signifikansi Koefisien Regresi Dan Linieritas ... 153

Lampiran 9 : Uji Homogenitas ... 158

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan wadah berkumpulnya sekelompok orang yang

mempunyai tujuan yang sama. Menurut Messie dalam Sagala (2010: 85) menyatakan

bahwa organisasi dirumuskan sebagai struktur dan proses kelompok orang yang

bekerja sama yang membagi tugas-tugasnya diantara anggota, menetapkan

hubungan-hubungan dan menyatukan aktivitas ke arah tujuan-tujuan bersama.

Organisasi menginginkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi ini

tentu mampu mensegerakan organisasi dalam mencapai tujuannya. Produktivitas

yang tinggi merupakan harapan dari setiap organisasi, namun hal ini tidak terlepas

dari sumber daya manusia yang ada dalam organisasi itu sendiri sebagai penggerak

roda organisasi.

Sekolah merupakan satu organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan

tentu mempunyai tujuan bersama. Sekolah sebagai suatu organisasi memiliki

komponen kepala sekolah, guru, pegawai, konselor, siswa, serta komite sekolah yang

digolongkan sebagai sumber daya manusia yang saling bekerjasama untuk mencapai

tujuan bersama di dalamnya.

Salah satu komponen sekolah yang ada adalah guru. Sekolah sebagai suatu

organisasi tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tercapainya tujuan ini tentu

tidak terlepas dari andil guru sebagai komponen organisasi. Guru memiliki tanggung

jawab dan tugas agar sekolah mencapai tujuan. Guru dituntut untuk memiliki

(16)

2

komponen organisasi sekolah diharapakan dapat bekerja dengan produktivitas tinggi

agar sekolah mencapai tujuan. Untuk dapat bekerja dengan produktif, guru

dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantara faktor tersebut adalah kepuasan kerja

guru. Jika guru telah memperolah kepuasan dalam bekerja berarti hal ini

mengindikasikan bahwa guru tersebut telah bekerja penuh semangat dan hal ini tentu

memberi efek positif terhadap sekolah . Guru yang memperolah kepuasan kerja akan

menunjukkan produktivitas yang tinggi. Indikasi dari guru yang berproduktif akan

memberikan pelayanan yang baik dan maksimal kepada siswa, orang tua dan

masyrakat, tentu saja pelayanan yang baik ini diharapkan mampu meningkatkan

mutu lulusan.

Kreitner dan Kinicki (2007: 226) mengemukakan bahwa hubungan antara

kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. Kekuatan

hubungan mepunyai rentang dari lemah sampai kuat. Hubungan yang kuat

menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel lainnya

dengan meningkatkan kepuasan kerja . Beberapa korelasi kepuasan kerja adalah

sebagai berikut : (1) motivasi; (2) pelibatan kerja; (3) organizational citizenship

behavior; (4) organizational commitment; (5) ketidakhadiran (Absenteisme); (6)

perputaran (Turnover); (7) perasaan stress; dan (8) prestasi kerja / kinerja . Pendapat

yang senada dinyatakan Gomes (1995:179) terdapat hubungan antara motivasi dan

kepuasan dari seorang pekerja .

Kepuasan kerja dapat dilihat dari bagaimana guru memandang penghargaan,

penghasilan, dan umpan balik yang diperolah atas pekerjaan yang telah

dilaksanakannya. Ketika guru merasa puas atas pekerjaannya maka guru akan sekuat

(17)

3

mencapai kepuasan kerja maka kinerja guru semakin meningkat sehingga guru mau

dan mampu untuk menumbuhkembangkan kreasi, kreatifitas dan kompetensinya. Hal

ini tentu berbeda untuk tiap guru.

Kepuasan kerja tidak serta merta diperoleh begitu saja oleh guru, terdapat dua

penggolangan faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja yakni faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor dari dalam diri guru itu sendiri

diantaranya semangat kerja, motivasi berprestasi. Faktor ekstrinsik merupakan faktor

dari luar diri guru tersebut diantaranya kondisi tempat bekerja, lingkungan kerja,

iklim organisasi.

Guru yang merasa kepuasan kerja rendah dikhawatirkan akan berdampak

negatif kepada organisasi sekolah. Gejala ini akan memperburuk kondisi organisasi

sekolah. Rendahnya kepuasan kerja guru akan menimbulkan gejala seperti guru

malas mengajar, rendahnya kualitas pengajaran, kurangnya prestasi kerja, mangkir

dari tugas, tidak melaksanakan TUPOKSI, dan gejala negatif lainnya. Kondisi seperti

ini tentu sangat dihindarkan oleh kepala sekolah. Sebaliknya, kepala sekolah

menginginkan para guru mempunyai kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja

yang tinggi berarti sekolah telah dikelola dengan manajemen yang baik dan efektif.

Hal ini senada dengan penadapat Robbins (2006: 105) ….kita menemukan bahwa

organisasi yang mempunyai lebih banyak karyawan yang merasa puas cenderung

lebih efektif daripada organisasi yang mempunyai lebih sedikit karyawan yang puas.

Guru yang mencapai kepuasan kerja akan memandang dan bertindak positif terhadap

sekolah,organisasi dimana dia bekerja dan mengabdi. Robbins (2006;109)

(18)

4

secara positif tentang organisasi, membantu yang lain, dan membuat pekerjaan

mereka melampaui perkiraan pekerjaaan normal.

Kepuasan kerja yang tinggi juga tidak terlepas kesesuaian antara kerja dengan

penghasilan atau imbalan yang diperoleh guru, walaupun imbalan tinggi bukan faktor

yang utama dalam mencapai kepuasan. Selain imbalan terdapat faktor lain sehingga

guru mendapat kepuasan kerja, yakni pengakuan dari atasan dan teman sejawat atas

presatasi dan atau kinerja yang diperolah, tanda jasa bahkan pujian. Kepuasan kerja

merupakan hal penting yang mesti diciptakan dan dicapai oleh guru, ketika guru

telah mencapai kepuasan kerja maka guru akan bekerja dengan penuh semangat,

loyal, produktif, berdedikasi tinggi, dan bangga atas pekerjaannya. Ketika kepuasan

kerja dirasakan guru maka guru tersebut akan memberikan pelayanan yang lebih

optimal kepada siswa sebagai pengguna jasa sekolah.

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru yakni

dengan memberikan tunjangan sertifikasi guru dalam jabatan, dengan asumsi terjadi

kesesuaian antara harapan dengan imbalan yang diperolah guru. Kesesuaian ini

diharapkan meningkatkan kepuasan kerja guru, maka meningkatlah produktivitas

guru, peningkatan ini diharapkan akan berbanding lurus dengan peningkatan mutu

pendidikan. Dilain pihak, negara juga tetap menyediakan tunjangan bagi guru yang

tidak memperoleh tunjangan sertifikasi. Gubernur Sumatera Utara juga telah

melakukan langkah nyata memberikan tunjangan kepada seluruh guru di Sumatera

Utara sebesar Rp 60.000 / bulan, tunjangan ini merupakan upaya pemerintah untuk

meningkatkan kesejahteraan guru.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap beberapa guru pada

(19)

5

dapat dilihat dengan guru yang tidak hadir mengajar, guru masih berada di dalam

ruang guru meskipun jam pelajaran sedang berlangsung, guru sering sekali

mencontoh dalam pembuatan RPP. Juga terdapat guru menolak jabatan-jabatan

tertentu di sekolah, bahkan terdapat guru yang tidak perduli akan prestasi dirinya.

Jika ditilik secara menyeluruh guru, menempati posisi strategis dalam sistem

pendidikan nasional. Guru yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab

dengan sungguh-sungguh dan akan berupaya mengembangkan potensi-potensi yang

ada pada peserta didik, sebagaimana amanat Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang menegaskan bahwa pendidikan nasional

bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya:

yaitu, manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan

rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kemampuan guru sudah sangat nyata,

dimana pemerintah sering kali menyelenggarakan seminar, workshop, studi banding,

pendidikan dan pelatihan bahkan beasiswa pendidikan yang kesemua itu diharapkan

memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan kompetensi guru. Cohn

dalam Sagala mengemukakan (2007:23) Manusia sebagai modal dasar diinvestasikan

dalam jenjang dan jenis pendidikan yang sifatnya umum dan spesifik dalam bentuk

latihan kerja, manusia yang telah terdidik akan menghasilkan produk kerja yang

tinggi dan bermutu. Pemerintah juga mengembangkan strategi untuk meningkatkan

profesionalisme yang tentunya mampu meningkatkan kepuasan kerja guru . Senada

(20)

6

meningkatkan kualitas akademik, kompetensi,dan pendidikan profesi untuk

memperoleh sertifikasi pendidik; (2) pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai

tenaga profesional sesuai dengan prinsif profesioanlitas; (3) penyelenggaraan

kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan

pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik,

kompetensi, maupun sertifikasi yang dilakukan secara merata, objektif, transparan,

dan akuntabel untuk menjamin keberlangsungan pendidikan; (4) penyelenggaraan

kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk

meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional; (5) peningkatan

pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru dalam

melaksanakan tugas profesional; (6) pengakuan yang sama antara guru yang

bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dengan guru yang

bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah; (7) penguatan tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan

pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk

memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik profesional; dan (8)

peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2012) terhadap 61 orang guru

SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat

hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru,

dengan thitung = 9,357 > ttabel = 1,671 dengan sumbangan efektif yang diberikan oleh

variabel motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru adalah sebesar 5,79%

Motivasi berprestasi merupakan pendorong bagi guru untuk tetap bekerja

(21)

7

berprestasi cenderung mudah mencapai titik jenuh dalam bekerja, kejenuhan ini akan

mengakibatkan merosotnya produktivitas, hal ini tentu berdampak negatif bagi

organisasi sekolah. Motivasi berprestasi merupakan elemen penting yang mesti

dimiliki oleh setiap guru, adanya motivasi berprestasi membuat guru bekerja dengan

semangat dan tidak mudah goyah. Motivasi berprestasi dapat berupa dorongan dari

dalam maupun luar diri guru. Adanya motivasi membuat guru bekerja dengan fokus,

konsisten untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi berprestasi dapat tumbuh dalam diri

guru jika guru mendapat penghargaan dan pengakuan atas prestasi yang diraihnya.

Prestasi yang diraih guru membangkitkan rasa bangga atas pekerjaan yang dilakukan,

karena sesunguhnya guru merupakan pekerjaan yang mulia dan membanggakan.

Kebanggaan yang telah tumbuh menjadi motivasi bagi guru untuk berprestasi.

Motivasi berprestasi merupakan modal bagi guru untuk meraih kesuksesan.

Kesuksesan yang diraih memicu guru untuk selalu produktif dan tetap menjaga mutu

atas pekerjaannya. Dalam bekerja tak dipungkiri guru juga akan menjumpai

hambatan , namun dengan adaya motivasi berprestasi maka hambatan yang muncul

dapat ditepis. Semakin besar hambatan yang dihadapi maka diperlukan motivasi

berprestasi yang besar juga.

Selain motivasi berprestasi juga terdapat faktor lain yang di duga

memengaruhi kepuasan kerja guru yakni faktor iklim organisasi. Iklim organisasi

dapat digambar kondisi lingkungan tempat guru bekerja. Rubent (2006:317) “

climate is another aspect og organization in which communication plays a direct

role and one which is closely related to culture. An organization’s climate is the

atmosphere or tone members of the organization experience as the they go about

(22)

8

kondisi lingkungan dimana guru bekerja. Iklim sekolah berkaitan langsung dengan

guru sebagai komponen didalamnya. iklim yang sehat menjadi pendorong bagi guru

untuk bekerja dengan baik dan memberi hasil optimal baik kepada dirinya juga

kepada organisasi hal ini senada dengan pendapat Rohiat (2010:67) Menyatakan

Iklim sekolah (fisik dan non fisik) yang kondusif akademik merupakan prasyarat

bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif. Guru yang berada pada

iklim sekolah yang sehat dan memberi hasil yang optimal dan terbaik bagi dirinya

akan mencapai kepuasan kerja. Sejalan dengan hal itu Steer dalam Hadiyanto

(1995:184) mengemukakan terdapat keterkaitan antara iklim organisasi dengan

kepuasan kerja.

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hari Wahjono (2011)

terhadap 319 guru sebagai populasi yang tersebar di 6 SMA Negeri Kabupaten

Pasuruan, dengan jumlah sampel 167 guru. Hasil penelitian ini menemukan bahwa

terdapat korelasi positif yang signifikan antara: (1) Iklim organisasi dengan kepuasan

kerja guru, koefisien korelasinyasebesar r= 0.2121, (2) Pengalaman kerja dengan

kepuasan kerja guru,(3) Motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru, koefisien

korelasinya sebesar r=0.1604. Dari pengujian regresi berganda diketahui terdapat

korelasi positif yang signifikan antara iklim organisasi sekolah, pengalaman kerja,

dan motivasi berprestasi guru secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru,

dengan koefisien korelasi sebesar r=0.5482

Berdasarkan paparan di atas ternyata kepuasan guru dalam bekerja

mempunyai hubungan dengan variabel – variabel lain. Diantaranya adalah variabel

(23)

9

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar hubungan antara

motivasi berprestasi dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru pada

guru-guru yang mengajar di kecamatan Medan kota, maka penelitian ini mengambil judul

Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru

SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

akan diteliti yakni : Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan

kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan

kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala

sekolah dengan kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan supervisi kepala

sekolah dengan kepuasan kerja guru?, Apakah terdapat hubungan motivasi kerja

dengan kepuasan kerja guru?, Apakah terdapat hubungan beban kerja guru dengan

kepuasan kerja guru ? , Apakah terdapat hubungan antara struktur organisasi dengan

kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara komitmen kerja dengan

kepuasan kerja guru ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas,

maka penelitian dibatasi untuk meneliti masalah utama yakni kepuasan kerja sebagai

variabel terikat, dan hubungannya dengan motivasi berprestasi dan iklim organisasi

sebagai variabel bebas. Penelitian ini dilakukan pada guru SMP Negeri di

(24)

10

mengabaikan hubungan dengan variabel lain, akan tetapi lebih karena pertimbangan

waktu dan kemampuan yang tidak memungkinkan untuk meneliti keseluruhan

variabel penelitian tersebut.

D. Rumusan Masalah

Sejalan dengan paparan permasalahan di atas maka rumusan masalah adalah

sebagai berikut

1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja

guru ?

2. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja

guru ?

3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dan iklim organisasi

secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan

kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota ?

2. Untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja

guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota ?

3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan iklim organisasi

secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Medan Kota ?

F. Manfaat Penelitian

(25)

11

1. Secara Teoritsis

Memperkaya khazanah pengetahuan mengenai motivasi berprestasi, iklim

organisasi dan kepuasan kerja guru.

2. Secara Praktis

a. Bagi dinas pendidikan kota Medan, hasil penelitian ini dapat

memperluas wawasan keilmuan bagi para pejabat pengambil

kebijakan dalam menyusun program pendidikan pada masa

mendatang

b. Bagi kepala sekolah menengah pertama negeri se kecamatan Medan

Kota secara praktis dapat digunakan sebagai evaluasi program yang

ada serta dapat merancang dan mengambil kebijakan.

c. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan evaluasi diri dalam

melaksanakan tugasnya, agar terdorong untuk meningkatkan

profesionalitasnya dalam rangka mencerdaskan bangsa.

d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian lanjutan untuk penelitian yang relevan

(26)

82

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistic, analisis data dan pengujian

hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

berprestasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Medan Kota, diperoleh rhitung sebesar 0,587 dengan rtabel pada α=

0,05 adalah 0,148 maka rhitung > rtabel yaitu 0,587 > 0,148.

Perhitungan uji t diperoleh thitung = 9,454 sedangan ttabel = 1,97 pada

dk = 170 dan α = 0,05. Hasil ini menunjukkan thitung > ttabel atau 9,454

> 1,97. Dengan demikian Motivasi berprestasi yang dimiliki guru

mampu meningkatkan Kepuasan kerja guru, sehingga semakin baik

Motivasi berprestasi maka semakin tinggi Kepuasan kerja guru.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim

organisasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan

Medan Kota, diperoleh rhitung sebesar 0,586 dengan rtabel pada α=

0,05 adalah 0,148 maka rhitung > rtabel yaitu 0,586 > 0,148.

Perhitungan uji t diperoleh thitung = 9,429 sedangan, ttabel = 1,97 pada

dk = 170 dan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan thitung > ttabel atau

(27)

83

dirasakan dan dimiliki guru mampu meningkatkan Kepuasan kerja

guru, sehingga semakin kondusif Iklim organisasi maka semakin

tinggi kepuasan kerja guru.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama

Motivasi berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja

Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota, nilai koefisien

korelasi ganda sebesar 0,737, dari tabel diperoleh r kritis dengan

dengan n=172 pada α= 0,05 adalah 0,148 dengan demikian rhitung

lebih besar dari rtabel yaitu 0,737>0,148 adalah signifikan. Kuadrat

dari koefisien korelasi adalah koefisien determinasi, oleh karena

) 2 , 1 (

y

R = 0,737, maka R2y(1,2)=0,5431, sehingga koefisien

determinasi= 54,31%. Hal ini diartikan bahwa 54,31% variabel

Kepuasan Kerja Guru ditentukan secara bersama-sama oleh variabel

Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi . Dengan demikian

Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi mampu meningkatkan

kepuasan kerja gur, sehingga semakin besar motivasi berpretasi guru

dan semakin kondusif iklim organisasi maka semakin tinggi kepuasn

kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota .

B. Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan

(28)

84

sehingga kepuasan kerja guru dapat meningkat. Dengan terujinya ketiga

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi

berprestasi yang semakin besar, akan dapat meningkatkan kepuasn kerja

guru, dan semakin kondusif iklim organisasi, maka kepuasan kerja guru

semakin tinggi. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka

dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Upaya Peningkatan Motivasi Berprestasi Untuk Meningkatkan

Kepuasan Kerja Guru.

Guru merupakan motor pendidikan, sudah sepantasnya guru selalu

memperbaharui kemampuan kompetensinya. Untuk dapat melakukan itu

diperlukan dorongan bagi guru itu sendiri yakni adanya motivasi

berprestasi. Motivasi berprestasi dapat berasal dari dalam diri juga dari luar

diri guru berpern memacu untuk mencapai kesuksesan, inovatif, kreatif dan

siap berkompetisi, hal ini akan memberi dampak positif terhadap dunia

pendidikan secara khusus di lingkungan kerja guru. Upaya yang dapat

dilakukan agar motivasi berprestasi guru dapat tumbuh dan berkembang

berupa pemberlakuan aturan yang jelas dan tegas dengan sistem reward dan

punishmen. Pemberlakuan ini membuat guru merasa dilindungi, sehingga

ketegasan ini mampu membangkitkan motivasi berprestasi guru.

Diadakannya perlombaan atau kompetisi untuk melakukan penilaian atas

prestasi yang diperoleh guru baik secara individu maupun

(29)

85

dicapai guru. Memberikan kesempatan pada guru untuk diklat, workshop,

bahkan pendidikan yang lebih tinggi untuk mengembangkan kompetensi

guru.Pemberikan penghargaan atas prestasi yang telah diraih, Kepala

sekolah besert pembantu kepala sekolah menjadi panutan dan memberikan

contoh yang baik.

Pada dasarnya motivasi berprestasi merupakan faktor internal dan

eksternal, sudah sewajarnya guru menghayati dan mendalami perannya

sehingga akan timbul rasa tanggaung jawab dalam menjalankan tugasnya.

Guru merupakan tonggak terdepan dalam pendidika, bagaimana bentuk

generasi penerus bangsa dibentuk oleh guru saat ini, guru merupakan arsitek

penerus bangsa. Di pundak guru lah tugas berat pendidikan di letakkan, dan

kesemua itu perlu kemauan yang keras dari guru.

2. Upaya Menciptakan Iklim Organisasi Yang Kondusif Untuk

Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru.

Iklim organisasi yang kondusif merupakan dambaan bagi setiap guru

di sekolah. Iklim organisasi yang kondusif menjamin keamanan dan

kenyamanan guru dalam melaksanakan tugas sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan optimal. Kepuasan kerja guru berhubungan kepad

iklim organisasi. Iklim organisasi yang tidak menentu akan membuat guru

menjadi enggan dalam melaksanakan tugas bahkn mampu menibulkan

(30)

86

Iklim organisasi perlu mendapat perhatian yang serius dari seluruh

warga sekolah sehingga tumbuh motivasi berprestasi yang besar yang akan

meningkatkan kepuasan kerja guru. Warga sekolah mempunyai andil yang

besar dalam menciptakan iklim organisasi sekolah tidak semata-mata tugas

kepala sekolah.

Upaya meningkatkan kondusifitas dapat dilakukan oleh seluruh

warga sekolah, Kepala sekolah merupakan pucuk pimpinan harus mampu

menjadi teladan kepemimpian kepala sekolah yang melibatkan guru dalam

pengambilan keputusan dan perencanaan sekolah, strukutr organisasi yang

terbuka, kebebasan mengeluarkan pendapat merupakan sebagian dari upaya

kepala sekolah meningkatkan kondusifitas. Hubungan harmonis antara guru,

adanya keterbukaan, saling membantu, mengakui kelemahan, bersama-sama

mengkoreksi kesalahan, duduk bersama, saling berdiskusi mempererat

persaudaraan merupakan upaya yang dapat dilakukan oleh guru.

C. Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan implikasi seperti di

uraikan di atas, maka untuk peningkatan kinerja disarankan:

a). Bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Medan

perlu melakukan perencanaan strategik yang baik dalam

pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia secara

berkesinambungan, khususnya peningkatan kompetensi guru melalui

(31)

87

b). Bagi Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan kondusifitas iklim

organisasi dengan melakukan:

1) Memberikan insentif yang layak sehingga motivasi para guru akan

meningkat.

2) Memberikan penghargaan yang sesuai kepada guru yang

berprestasi dengan memfasilitasi kenaikan pangkat, gaji berkala,

mendorong dan member kesempatan yang adil bagi seluruh guru

agar mengikuti kegiatan penataran, pelatihan, dan lokakarya,

bahkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c). Bagi Guru

1) Untuk meningkatkan motivasi berprestasi menumbuhkan rasa

bertanggung jawab atas amanah yang telah diemban.

2) Guru hendaknya mengkuti diklat, lokakarya, aktif mengikuti

kegiatan MGMP guna meningkatkan kompetensinya dan

diimplikasikan dalam proses belajar mengajar.

3) Guru hendaknya mau dan selalu memperbaharui diri dalam

menerapakan sistem pembelajaran yang mengikuti perkembangan

teknologi informasi.

D). Bagi Peneliti

1) Untuk penelitian kepuasan kerja guru lebih lanjut, perlu dilakukan

(32)

88

kepemimpinan kepala sekolah, komitmen kerja, pengambilan

keputusan.

2) Untuk melihat iklim organisasi yang lebih baik juga dilakukan

dengan observasi langsung.

(33)

91

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM

ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMP

NEGERI DI KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

DARMANSYAH POHAN

NIM. 8106132003

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2013

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM

ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMP

(34)

92

Disusun dan diajukan oleh:

DARMANSYAH POHAN

NIM. 8106132003

Telah Dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis

pada Tanggal 23 Januari 2013 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd Dr. Zulkifli Matondang, M.Si.

NIP. 19580509 198611 1 001 NIP. 19680713 199303 1 003

Ketua Program Studi Direktur Program Pascasarjana

Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan

(35)

93

PERSETUJUAN DEWAN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDKAN

=================================================

NO. NAMA TANDA TANGAN

1. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd NIP. 19580509 198611 1 001

(Ketua) ________________

2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si NIP. 19680713 199303 1 003

(sekretaris) ________________

3. Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd NIP. 19550307 198403 1 001

(Anggota) ________________

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, K., M. Pd NIP. 19580222 198103 1 001

(Anggota) ________________

5. Dr. Sukarman Purba, ST., M. Pd NIP. 19620523 198703 1 002

(Anggota) ________________

Nama Mahasiswa : Darmansyah Pohan

NIM : 8106132003

(36)

94 Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat Dan Memalsukan Data

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Darmansyah Pohan

NIM : 8106132003

Angkatan : XVIII – B

Prodi : Administrasi Pendidikan (AP)

Judul Tesis : Hubungan Motivasi Berprestasi Dan Iklim Organisasi

Dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan

Medan Kota

Jika ternyata di kemudian hari terbukti saya telah melakukan salah satu hal di atas,

maka saya bersedia dikenai sanksi yang berlaku berupa pencopotan gelar saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Medan, Januari 2013

Diketahui Saya yang membuat pernyataan

Asisten Direktur I

Syarifuddin, M.Sc, Ph.D Darmansyah Pohan

(37)

95

ABSTRAK

Darmansyah Pohan. 8106132003. Hubungan Motivasi Berprestasi Dan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Medan Kota. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara Motivasi Berprestasi Dan Iklim Organisasi Dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri Di Kecamatan Medan Kota.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Survei dengan pendekatan korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota yang berjumlah 324 orang guru. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan tabel Kreijie dan Morgan sehingga didapatkan sampel sebanyak 172 orang. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data motivasi berprestasi, iklim organisasi, dan kepuasan kerja guru menggunakan angket.

Sebelum pengambilan data dilakukan, angket yang telah disusun diujicoba

terlebih dahulu. Untuk perhitungan uji validitas angket, digunakan rumus product

moment dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha Cronbach. Hasil perhitungan reliabilitas angket motivasi berprestasi diperoleh sebesar 0,941, iklim organisasi sebesar 0,955 dan kepuasan kerja guru sebesar 0,942.

Hasil penelitian memperlihatkan: (1) terdapat hubungan antara motivasi

berprestasi dengan kepuasan kerja guru ry1 0,587 (2) terdapat hubungan antara

iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru ry2 0,586 (3) kepuasan kerja guru

ditentukan secara bersama-sama oleh variabel motivasi berprestasi dan iklim

organisasi Ry(1,2)= 0,737, maka R2y(1,2)=0,5431, sehingga koefisien determinasi=

54,31%. Ternyata 54,31% kepuasan kerja guru ditentukan secara bersama-sama oleh motivasi berprestasi dan iklim organisasi. Motivasi berprestasi memberikan sumbangan relatif sebesar 90,03 % dan sumbangan efektif sebesar 48,90%, sedangkan iklim organisasi memberikan sumbangan efektif sebesar 9,97 % dan sumbangan relatif sebesar 5,41 %,

(38)

96

ABSTRACT

Darmansyah Pohan. 8106132003. The Relationships between Achievement

Motivation and Organizational Climate with Teachers Job Satisfaction of Junior High School in City Medan Regency. Thesis, Post Graduate of State University of Medan, 2013.

This study aims to examine the relationship between Achievement Motivation and Organizational Climate With Teacher Job Satisfaction of Junior High School in City Medan Regency.

Type of research is survey research correlational approach. The population in this study were junior high school teachers in the district of Medan city, amounting to 324 teachers. To determine the number of samples used Kreijie and Morgan tables to obtain a sample of 172 teachers. The research instrument for data collection achievement motivation, organizational climate, and job satisfaction of teachers using a questionnaire.

Before the data collection is done, the questionnaire has been compiled tested first. The validity of questionnaire are determined by Product Moment Correlation, and reliability test by Alpha Cronbach formula. The results of the reliability calculations achievement motivation is 0.941, organizational climate is 0.955 and teacher job satisfaction is 0.942.

The results showed: (1) the relationship between achievement motivation

and job satisfaction of teachers with ry1 0.587 (2) the relationship between

organizational climate with teacher job satisfaction ry2 0,586 (3) teacher job

satisfaction is determined jointly by the variables of achievement motivation and

organizational climate Ry(1,2)= 0,737, then (1,2)

2

y

R =0,5431, so the coefficient of

determination = 54.31 %. Apparently 54.31 % job satisfaction of teachers is determined jointly by the achievement motivation and organizational climate. Achievement motivation to contribute relative at 90.03 % and the effectively contribution of 48.09 %, while the organizational climate provides the relative contribution of 9.97 % and the effective contribution of 5.41 %.

(39)

97

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis yang berjudul Hubungan Motivasi

Berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri

di Kecamatan Medan Kota.

Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan, Program Studi Administrasi Pendidikan,

Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. dan Dr. Zulkifli Matondang, M.Si sebagai

pembimbing tesis yang dengan tulus dan penuh perhatian membimbing dan

mengarahkan penulis selama penyusunan proposal tesis ini dari awal hingga

selesai.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, K., M.Pd, Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd, dan Dr.

Sukarman Purba,ST., M. Pd sebagai nara sumber yang dengan tulus dan penuh

perhatian memberi masukan kepada penulis selama penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana ,

Syarifuddin, M.Sc., Ph.D. Assisten Direktur I, Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih,

M.Pd. Asisten Direktur II, dan Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd. selaku Ketua

Program Studi Administrasi Pendidikan, Dr. Yasa Wau, M.Pd sebagai

(40)

98 kemudahan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Universitas Negeri

Medan.

4. Seluruh Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membekali ilmu dan pengetahuan

penulis selama mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

5. Seluruh staf dan pegawai program Pascasarjana

6. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Dr. Rajab Lubis, M.Pd, Kepala Sekolah

SMPN 3, SMPN 4, SMPN 6, dan SMPN 8 di Kecamatan Medan Kota yang

telah memberikan ijin penelitian dan seluruh guru-guru SMPN di Kecamatan

Medan Kota yang meluangkan waktunya memberikan data untuk penyelesaian

tesis ini.

7. Buat istri tercinta Nina Riznayani Nasrun,SP, M.Pd dan ananda kami Fatimah

Muharrami Pohan, yang telah memberi support dan menjadi motivator bagi

penulis untuk menyelesaikan studi ini.

8. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Angkatan

18 kelas B, teman-teman diskusi Henny, Kamilin, Tutik Sugesti, Budi Siswoyo,

Enni Suheni, Siti Robbingah, dan teaman yang tidak dapat dituliskan namanya

satu persatu terima kasih atas supportnya, ide dan semangatnya.

Ungkapan do’a penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT untuk

ayahanda Alm. Abdul Hamid Pohan, ibunda Almh. Nur Amri Hutasuhut, juga

terima kasih penulis kepada abang dan kakak Lismawati Pohan,SH, Lanna Juwita

Pohan, dr Herri Mukti Sabirin Pohan dan Ganti Parulian Pohan atas do’a dan

(41)

99

Akhirnya penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun.Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang

membutuhkannya.

Medan, Januari 2013

Darmansyah Pohan

(42)

100 DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Pembatasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II. KERANGKA TEORETIK, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teoretik ... 12

1. Kepuasan Kerja Guru ... 12

2. Motivasi berprestasi ... 17

3. Iklim Organisasi ... 23

B. Penelitian yang Relevan ...

29

C. Kerangka Berpikir ... 32

1. Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Kepuasan

Kerja Guru ... 32

2. Hubungan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja

Guru ... 32

(43)

101

bersama-sama dengan Kepuasan Kerja Guru ... 33

D. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A.. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Model Teoretik Penelitian . ... 35

D. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39

1. Kepuasan Kerja Guru (Y) ... 39

2. Motivasi berprestasi (X1) ... 40

3. Iklim Organisasi (X2) ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 40

G. Uji Coba Instrumen ... 42

1. Uji Validitas (kesahihan) ...

43

2. Uji Reliabilitas (keterandalan)...

44

H. Tehnik Analisa Data ... 46

1. Deskripsi Data...

46

2. Tingkat Kecendrungan Masing-Masing Variabel...

46

3. Uji Persyaratan Analisis...

47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 52

1. Kepuasan Kerja Guru (Y) ... 53

(44)

102

3. Iklim Organisasi (X2) ... 56

4. Tingkat Kecendrungan Data Variabel Penelitian ... 58

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 61

1. Uji Normalitas ... 61

2. Uji Linieritas dan Signifikansi Koefisien Regresi dan

Korelasi ... 63

3. Uji Homogenitas Varians ... 65

C. Pengujian Hipotesis . ... 67

1. Pengujian Hipotesis ... 67

2. Analisis Regresi Ganda Dan Korelasi Ganda Antara

Motivasi Berprestasi (X1) dan Iklim Organisasi (X2) atas

Kepuasan Kerja Guru ... 72

3. Bobot Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif

masing- masing Variabel Prediktor (X) terhadap

Variabel Y ... 73

D. Temuan Penelitian ... 74

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

F. Keterbatasan Penelitian ... 80

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ... 82

B. Implikasi... ... 83

1. Upaya Peningkatkan Motivasi Berprestasi Untuk

Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru ... 84

2. Upaya Menciptakan Iklim Organisasi Yang Kondusif

Untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Guru ... 85

C. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ...

89

(45)

103

DAFTAR GAMBAR

[image:45.595.84.530.101.663.2]

Halaman

Gambar 2.1. : Teori dua faktor dari Herzberg ... 16

Gambar 2.2. : Proses motivasi ... 17

Gambar 2.2. : Hubungan motivasi dengan kepuasan kerja ... 18

Gambar 2.4. : Hubungan kepuasan kerja dengan karakteristik pekerja

dan iklim organisasi ... 24

Gambar 2.5. : Hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru 25

Gambar 3.1. : Paradigma penelitian ... 36

Gambar 4.1. : Histogram skor kepuasan kerja guru (Y) ... 54

Gambar 4.2. : Histogram skor motivasi berprestasi (X

1

) ... 56

Gambar 4.3. : Histogram skor iklim organisai (X

2

) ... 58

(46)

104

DAFTAR TABEL

[image:46.595.84.526.85.783.2]

Halaman

Tabel 2.1 : Motivation drives...………

21

Tabel 3.1 : Jumlah populasi guru smp negeri di kecamatan medan kota..

37

Tabel 3.2 : Tabel Kreijie dan Morgan…...………

37

Tabel 3.3 : Jumlah sampel penelitian berdasarkan sekolah………

39

Tabel 3.4 : Kisi-kisi instrumen kepuasan kerja guru ... 41

Tabel 3.5 : Kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi ... .... 42

Tabel 3.6 : Kisi-kisi instrumen iklim organisasi ... 42

Tabel 3.7 : Kriteria interpretasi nilai koefisien korelasi ... 45

Tabel 3.8 : Rangkuman hasil perhitungan uji reabilitas instrumen penelitian 45

Tabel 4.1 : Rangkuman hasil analisis deskriptif data variabel penelitian .... 52

Tabel 4.2 : Distribusi frekuensi skor kepuasan kerja guru (Y) ... 53

Tabel 4.3 : Distribusi frekuensi skor motivasi berprestasi ... 55

Tabel 4.4 : Distribusi frekuensi skor iklim organisasi ... 57

Tabel 4.5 : Tingkat kecendrungan data kepuasan kerja guru ... 58

Tabel 4.6 : Tingkat kecendrungan data motivasi berprestasi ... 59

Tabel 4.7 : Tingkat kecendrungan data iklim organisasi ... 60

(47)
[image:47.595.80.534.86.670.2]

105

Tabel 4.9 : Rangkuman ANAVA Uji Signifikansi , dan Linieritas Regresi

Ŷ = 16,12 + 0,82X1 ... 63

Tabel 4.10 : Rangkuman ANAVA Uji Signifikansi , dan Linieritas Regresi

Ŷ =25,41 + 0,67X2 ... 64

Tabel 4.11 : Rangkuman uji homogenitas antar variabel penelitian ... 66

Tabel 4.12 : Rangkuman hasil perhitungan koefisien korelasi (r) sederhana

antar variabel penelitian ... 67

Tabel 4.13 : Rangkuman uji signifikan koefisien korelasi dengan menggunakan

uji -t ... 67

Tabel 4.14 : Ringkasan analisis perhitungan koefisien korelasi parsial dan uji-t

dari variabel bebas dengan variabel terikat ... 69

Tabel 4.15 : Rangkuman hasil analisis regresi ganda ... 72

(48)

106 DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

lampiran 1 : Instrumen...……...………..

92

lampiran 2 : Uji Coba Instrumen ... 113

lampiran 3 : Data Induk Penelitian ... 119

lampiran 4 : Rangkuman Data Induk Penelitian ... 134

lampiran 5 : Perhitungan Analisis Deskriptif... ... 137

Lampiran 6 : Perhitungan Tingkat Kecenderungan Data .... ... 144

Lampiran 7 : Pengujian Persyaratan Analisis ... 148

Lampiran 8 : Uji Signifikansi Koefisien Regresi Dan Linieritas ... 153

Lampiran 9 : Uji Homogenitas ... 158

(49)

107

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan wadah berkumpulnya sekelompok orang yang

mempunyai tujuan yang sama. Menurut Messie dalam Sagala (2010: 85)

menyatakan bahwa organisasi dirumuskan sebagai struktur dan proses kelompok

orang yang bekerja sama yang membagi tugas-tugasnya diantara anggota,

menetapkan hubungan-hubungan dan menyatukan aktivitas ke arah tujuan-tujuan

bersama. Organisasi menginginkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang

tinggi ini tentu mampu mensegerakan organisasi dalam mencapai tujuannya.

Produktivitas yang tinggi merupakan harapan dari setiap organisasi, namun hal ini

tidak terlepas dari sumber daya manusia yang ada dalam organisasi itu sendiri

sebagai penggerak roda organisasi.

Sekolah merupakan satu organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan

tentu mempunyai tujuan bersama. Sekolah sebagai suatu organisasi memiliki

komponen kepala sekolah, guru, pegawai, konselor, siswa, serta komite sekolah

yang digolongkan sebagai sumber daya manusia yang saling bekerjasama untuk

mencapai tujuan bersama di dalamnya.

Salah satu komponen sekolah yang ada adalah guru. Sekolah sebagai suatu

organisasi tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tercapainya tujuan ini

tentu tidak terlepas dari andil guru sebagai komponen organisasi. Guru memiliki

tanggung jawab dan tugas agar sekolah mencapai tujuan. Guru dituntut untuk

memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesionalisme dan sosial. Guru

(50)

108 produktivitas tinggi agar sekolah mencapai tujuan. Untuk dapat bekerja dengan

produktif, guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantara faktor tersebut

adalah kepuasan kerja guru. Jika guru telah memperolah kepuasan dalam bekerja

berarti hal ini mengindikasikan bahwa guru tersebut telah bekerja penuh semangat

dan hal ini tentu memberi efek positif terhadap sekolah . Guru yang memperolah

kepuasan kerja akan menunjukkan produktivitas yang tinggi. Indikasi dari guru

yang berproduktif akan memberikan pelayanan yang baik dan maksimal kepada

siswa, orang tua dan masyrakat, tentu saja pelayanan yang baik ini diharapkan

mampu meningkatkan mutu lulusan.

Kreitner dan Kinicki (2007: 226) mengemukakan bahwa hubungan antara

kepuasan kerja dengan variabel lain dapat bersifat positif atau negatif. Kekuatan

hubungan mepunyai rentang dari lemah sampai kuat. Hubungan yang kuat

menunjukkan bahwa atasan dapat mempengaruhi dengan signifikan variabel

lainnya dengan meningkatkan kepuasan kerja . Beberapa korelasi kepuasan kerja

adalah sebagai berikut : (1) motivasi; (2) pelibatan kerja; (3) organizational

citizenship behavior; (4) organizational commitment; (5) ketidakhadiran

(Absenteisme); (6) perputaran (Turnover); (7) perasaan stress; dan (8) prestasi kerja

/ kinerja . Pendapat yang senada dinyatakan Gomes (1995:179) terdapat hubungan

antara motivasi dan kepuasan dari seorang pekerja .

Kepuasan kerja dapat dilihat dari bagaimana guru memandang

penghargaan, penghasilan, dan umpan balik yang diperolah atas pekerjaan yang

telah dilaksanakannya. Ketika guru merasa puas atas pekerjaannya maka guru akan

sekuat tenaga untuk menselesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Guru yang telah

(51)

109 mau dan mampu untuk menumbuhkembangkan kreasi, kreatifitas dan

kompetensinya. Hal ini tentu berbeda untuk tiap guru.

Kepuasan kerja tidak serta merta diperoleh begitu saja oleh guru, terdapat

dua penggolangan faktor yang mempengaruhui kepuasan kerja yakni faktor

intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor dari dalam diri

guru itu sendiri diantaranya semangat kerja, motivasi berprestasi. Faktor ekstrinsik

merupakan faktor dari luar diri guru tersebut diantaranya kondisi tempat bekerja,

lingkungan kerja, iklim organisasi.

Guru yang merasa kepuasan kerja rendah dikhawatirkan akan berdampak

negatif kepada organisasi sekolah. Gejala ini akan memperburuk kondisi organisasi

sekolah. Rendahnya kepuasan kerja guru akan menimbulkan gejala seperti guru

malas mengajar, rendahnya kualitas pengajaran, kurangnya prestasi kerja, mangkir

dari tugas, tidak melaksanakan TUPOKSI, dan gejala negatif lainnya. Kondisi

seperti ini tentu sangat dihindarkan oleh kepala sekolah. Sebaliknya, kepala sekolah

menginginkan para guru mempunyai kepuasan kerja yang tinggi. Kepuasan kerja

yang tinggi berarti sekolah telah dikelola dengan manajemen yang baik dan efektif.

Hal ini senada dengan penadapat Robbins (2006: 105) ….kita menemukan bahwa

organisasi yang mempunyai lebih banyak karyawan yang merasa puas cenderung

lebih efektif daripada organisasi yang mempunyai lebih sedikit karyawan yang

puas. Guru yang mencapai kepuasan kerja akan memandang dan bertindak positif

terhadap sekolah,organisasi dimana dia bekerja dan mengabdi. Robbins (2006;109)

mengemukakan karyawan yang puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara

secara positif tentang organisasi, membantu yang lain, dan membuat pekerjaan

(52)

110 Kepuasan kerja yang tinggi juga tidak terlepas kesesuaian antara kerja

dengan penghasilan atau imbalan yang diperoleh guru, walaupun imbalan tinggi

bukan faktor yang utama dalam mencapai kepuasan. Selain imbalan terdapat faktor

lain sehingga guru mendapat kepuasan kerja, yakni pengakuan dari atasan dan

teman sejawat atas presatasi dan atau kinerja yang diperolah, tanda jasa bahkan

pujian. Kepuasan kerja merupakan hal penting yang mesti diciptakan dan dicapai

oleh guru, ketika guru telah mencapai kepuasan kerja maka guru akan bekerja

dengan penuh semangat, loyal, produktif, berdedikasi tinggi, dan bangga atas

pekerjaannya. Ketika kepuasan kerja dirasakan guru maka guru tersebut akan

memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada siswa sebagai pengguna jasa

sekolah.

Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan guru yakni

dengan memberikan tunjangan sertifikasi guru dalam jabatan, dengan asumsi

terjadi kesesuaian antara harapan dengan imbalan yang diperolah guru. Kesesuaian

ini diharapkan meningkatkan kepuasan kerja guru, maka meningkatlah

produktivitas guru, peningkatan ini diharapkan akan berbanding lurus dengan

peningkatan mutu pendidikan. Dilain pihak, negara juga tetap menyediakan

tunjangan bagi guru yang tidak memperoleh tunjangan sertifikasi. Gubernur

Sumatera Utara juga telah melakukan langkah nyata memberikan tunjangan kepada

seluruh guru di Sumatera Utara sebesar Rp 60.000 / bulan, tunjangan ini

merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap beberapa guru pada

SMP Negeri di kecamatan Medan Kota masih terdapat ketidakpuasan guru. Hal ini

dapat dilihat dengan guru yang tidak hadir mengajar, guru masih berada di dalam

(53)

111 mencontoh dalam pembuatan RPP. Juga terdapat guru menolak jabatan-jabatan

tertentu di sekolah, bahkan terdapat guru yang tidak perduli akan prestasi dirinya.

Jika ditilik secara menyeluruh guru, menempati posisi strategis dalam

sistem pendidikan nasional. Guru yang baik dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawab dengan sungguh-sungguh dan akan berupaya mengembangkan

potensi-potensi yang ada pada peserta didik, sebagaimana amanat Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang menegaskan bahwa

pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia seutuhnya: yaitu, manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan

dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan

mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Upaya pemerintah dalam meningkatkan kemampuan guru sudah sangat

nyata, dimana pemerintah sering kali menyelenggarakan seminar, workshop, studi

banding, pendidikan dan pelatihan bahkan beasiswa pendidikan yang kesemua itu

diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan kompetensi

guru. Cohn dalam Sagala mengemukakan (2007:23) Manusia sebagai modal dasar

diinvestasikan dalam jenjang dan jenis pendidikan yang sifatnya umum dan

spesifik dalam bentuk latihan kerja, manusia yang telah terdidik akan menghasilkan

produk kerja yang tinggi dan bermutu. Pemerintah juga mengembangkan strategi

untuk meningkatkan profesionalisme yang tentunya mampu meningkatkan

kepuasan kerja guru . Senada dengan pendapat, Mulyasa (2009:6) (1)

penyelenggaraan pendidikan untuk meningkatkan kualitas akademik,

kompetensi,dan pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikasi pendidik; (2)

(54)

112

prinsif profesioanlitas; (3) penyelenggaraan kebijakan strategis dalam

pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian guru sesuai dengan

kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi, maupun sertifikasi yang

dilakukan secara merata, objektif, transparan, dan akuntabel untuk menjamin

keberlangsungan pendidikan; (4) penyelenggaraan kebijakan strategis dalam

pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas

dan pengabdian profesional; (5) peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan

perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesional; (6) pengakuan

yang sama antara guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan

masyarakat dengan guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang

diselenggarakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah; (7) penguatan

tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam

merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan

kewajiban guru sebagai pendidik profesional; dan (8) peningkatan peran serta

masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru.

Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2012) terhadap 61 orang guru

SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Hasil Penelitian menunjukkan

terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan

kerja guru, dengan thitung = 9,357 > ttabel = 1,671 dengan sumbangan efektif yang

diberikan oleh variabel motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru adalah

sebesar 5,79%

Motivasi berprestasi merupakan pendorong bagi guru untuk tetap bekerja

dengan optimal agar mencapai hasil terbaik. Guru yang bekerja tanpa ada motivasi

(55)

113 akan mengakibatkan merosotnya produktivitas, hal ini tentu berdampak negatif

bagi organisasi sekolah. Motivasi berprestasi merupakan elemen penting yang

mesti dimiliki oleh setiap guru, adanya motivasi berprestasi membuat guru bekerja

dengan semangat dan tidak mudah goyah. Motivasi berprestasi dapat berupa

dorongan dari dalam maupun luar diri guru. Adanya motivasi membuat guru

bekerja dengan fokus, konsisten untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi berprestasi

dapat tumbuh dalam diri guru jika guru mendapat penghargaan dan pengakuan atas

prestasi yang diraihnya. Prestasi yang diraih guru membangkitkan rasa bangga atas

pekerjaan yang dilakukan, karena sesunguhnya guru merupakan pekerjaan yang

mulia dan membanggakan. Kebanggaan yang telah tumbuh menjadi motivasi bagi

guru untuk berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan modal bagi guru untuk

meraih kesuksesan. Kesuksesan yang diraih memicu guru untuk selalu produktif

dan tetap menjaga mutu atas pekerjaannya. Dalam bekerja tak dipungkiri guru juga

akan menjumpai hambatan , namun dengan adaya motivasi berprestasi maka

hambatan yang muncul dapat ditepis. Semakin besar hambatan yang dihadapi maka

diperlukan motivasi berprestasi yang besar juga.

Selain motivasi berprestasi juga terdapat faktor lain yang di duga

memengaruhi kepuasan kerja guru yakni faktor iklim organisasi. Iklim organisasi

dapat digambar kondisi lingkungan tempat guru bekerja. Rubent (2006:317) “

climate is another aspect og organization in which communication plays a direct

role and one which is closely related to culture. An organization’s climate is the

atmosphere or tone members of the organization experience as the they go about

their daily routine climate”. Iklim organisasi dalam hal ini sekolah merupakan

kondisi lingkungan dimana guru bekerja. Iklim sekolah berkaitan langsung dengan

(56)

114 guru untuk bekerja dengan baik dan memberi hasil optimal baik kepada dirinya

juga kepada organisasi hal ini senada dengan pendapat Rohiat (2010:67)

Menyatakan Iklim sekolah (fisik dan non fisik) yang kondusif akademik

merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif.

Guru yang berada pada iklim sekolah yang sehat dan memberi hasil yang optimal

dan terbaik bagi dirinya akan mencapai kepuasan kerja. Sejalan dengan hal itu

Steer dalam Hadiyanto (1995:184) mengemukakan terdapat keterkaitan antara

iklim organisasi dengan kepuasan kerja.

Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hari Wahjono (2011)

terhadap 319 guru sebagai populasi yang tersebar di 6 SMA Negeri Kabupaten

Pasuruan, dengan jumlah sampel 167 guru. Hasil penelitian ini menemukan bahwa

terdapat korelasi positif yang signifikan antara: (1) Iklim organisasi

dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasinyasebesar r= 0.2121, (2)

Pengalaman kerja dengan kepuasan kerja guru,(3) Motivasi berprestasi dengan

kepuasan kerja guru, koefisien korelasinya sebesar r=0.1604. Dari pengujian

regresi berganda diketahui terdapat korelasi positif yang signifikan antara iklim

organisasi sekolah, pengalaman kerja, dan motivasi berprestasi guru secara

bersama-sama dengan kepuasan kerja guru, dengan koefisien korelasi sebesar

r-=0.5482

Berdasarkan paparan di atas ternyata kepuasan guru dalam bekerja

mempunyai hubungan dengan variabel – variabel lain. Diantaranya adalah variabel

motivasi berprestasi dan variabel iklim organisasi

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar hubungan antara

motivasi berprestasi dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru pada

(57)

115 judul Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan

Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang

akan diteliti yakni : Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan

kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan

kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan

kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan supervisi

kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru?, Apakah terdapat hubungan motivasi

kerja dengan kepuasan kerja guru?, Apakah terdapat hubungan beban kerja guru

dengan kepuasan kerja guru ? , Apakah terdapat hubungan antara struktur

organisasi dengan

Gambar

Gambar 2.1.    : Teori dua faktor dari Herzberg ..................................... 16
Tabel 2.1  :
Tabel 4.9   :
Gambar 2.1 Teori dua faktor dari Herzberg
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persoalan yang sering muncul dalam pengaturan kewenangan bidang perindustrian pasca otonomi daerah di Propinsi DIY (Kota Yogyakarta & Kabupaten Sleman) adalah dalam

Penelitian empiris Wijaya dan Dewobroto (2008) membuktikan bahwa ring besar dan tebal dapat bekerja lebih baik dalam menyalurkan gaya pretensioning dari baut mutu tinggi sehingga

Dengan ini diumumkan bahwa setelah dilakukan evaluasi penawaran, klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga oleh ULP/Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Badan Pelaksana

Berdasarkan hasil analisis data latihan squat dengan metode piramid sistem dan burnout sistem memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan

Tujuan penelitian adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik pelanggan rumah tangga listrik prabayar PT PLN (Persero) APJ Bogor, (2) Menganalisis tingkat kepentingan dan kepuasan

Hasil perhitungan Costumer Satisfaction Index (CSI) sebesar 71 persen menunjukkan bahwa hasil CSI berada pada kriteria indek kepuasan konsumen dalam rentang

dijalankan. Dilihat dari aspek pasar, usaha ini memiliki peluang pasar yang cukup besar karena permintaan ikan maanvis di Vizan Farm cukup tinggi. Berdasarkan

Guidelines should be included in a person’s care plan of how to address behaviours that challenge services, along with information about the medication a person is prescribed,