PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II
SMA N 1 SEI RAMPAH T.P. 2013/2014
Oleh:
Defifor Wira Oliyaman Waruwu NIM 4103121015
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II
SMA N 1 SEI RAMPAH T.P. 2013/2014
Defifor Wira Oliyaman (4103121015)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training menggunakan audio visual terhadap hasil belajar pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA N 1 Sei Rampah T.P. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA N 1 Sei Rampah yang terdiri dari 7 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas X-3 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training menggunakan audio visual dan kelas X-5 dengan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari (1) tes hasil belajar kognitif dalam bentuk pilihan berganda dengan 5 option sebanyak 20 soal yang telah dinyatakan valid oleh para ahli, (2) lembar observasi afektif siswa, dan (3) lembar observasi psikomotorik siswa.
Analisa data menunjukkan nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 39,8864 dan kelas kontrol 39,4318. Hasil analisis data pretes menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, varians kedua sampel homogen, dan kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan perlakuan diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 65,5682 dan 51,4773. Hasil analisis data postes menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians kedua sampel homogen. Untuk menguji hipotesis digunakan uji t satu pihak dan diperoleh kesimpulan hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training menggunakan audio visual lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA N 1 Sei Rampah T.P. 2013/2014.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xii
Daftar Lampiran xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 6
1.4 Rumusan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Definisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Belajar 8
2.1.2 Hasil Belajar 9
2.1.3 Model Pembelajaran 15
2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran 15
2.1.3.2 Model Pembelajaran Konvesional/Klasikal 16
2.1.3.3 Model Pembelajaran Inquiry Training 17
2.1.3.3.1 Orientasi Model Inquiry Training 18
vii
2.1.3.3.3 Sistem Sosial Model Inquiry Training 23
2.1.3.3.4 Peran/Tugas Guru Dalam Model Inquiry Training 23
2.1.3.3.5 Sistem Pendukung Model Inquiry Training 24
2.1.3.3.6 Penyesuaian Tingkat Umur Model Inquiry Training 25
2.1.3.3.7 Penyesuaian Lingkungan Belajar Model Inquiry Training 36
2.1.3.3.8 Dampak-Dampak Instruksional dan Pengiring 27
2.1.4 Media Pembelajaran 28
2.1.4.1 Media Audio Visual 28
2.2 Materi Pokok Listrik Dinamis 30
2.2.1 Arus Listrik 30
2.2.2 Beda Potensial 32
2.2.3 Alat Ukur Kuat Arus Listrik 33
2.2.4 Alat Ukur Beda Potensial 35
2.2.5 Hukum Ohm dan Hambatan Listrik 38
2.2.6 Susunan Hambatan Listrik 39
2.2.6.1 Hambatan Seri 39
2.2.6.2 Hambatan Paralel 40
2.2.7 Energi Listrik 41
2.2.8 Daya Listrik 42
2.3 Kerangka Konseptual 43
2.4 Hipotesis Penelitian 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 45
3.2 Populasi dan Sampel 45
3.2.1 Populasi 45
3.2.2 Sampel 45
3.3 Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian 45
3.3.1 Variabel Penelitian 45
3.3.2 Instrumen Penelitian 45
viii
3.3.2.2 Instrumen Afektif 47
3.3.2.3 Instrumen Psikomotorik 47
3.4 Rancangan/Desain Penelitian 48
3.5 Prosedur Penelitian 48
3.6 Organisasi Data 49
3.7 Teknik Analisis Data 50
3.7.1 Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar Kognitif 50
3.7.2 Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar Afektif 55
3.7.3 Teknik Analisis Data Tes Hasil Belajar Psikomotorik 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57
4.1 Hasil Penelitian 57
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Pretes 57
4.1.1.1 Pengujian Analisis Data Pretes 58
4.1.1.1.1 Uji Normalitas Data Pretes 58
4.1.1.1.2 Uji Homogenitas Data Pretes 59
4.1.1.1.3 Uji Hipotesis Data Pretes 59
4.1.2 Deskripsi Hasil Belajar Selama Proses Perlakuan 60
4.1.2.1 Deskripsi Hasil Belajar Ranah Afektif 60
4.1.2.1.1 Hasil Belajar Ranah Afektif di Kelas Eksperimen 61
4.1.2.1.2 Hasil Belajar Ranah Afektif Kelas Kontrol 63
4.1.2.2 Hasil Penelitian Ranah Psikomotorik 66
4.1.2.2.1 Hasil Penelitian Ranah Psikomotorik Kelas Eksperimen 66
4.1.2.2.2 Hasil Penelitian Ranah Psikomotorik Kelas Kontrol 68
4.1.3 Deskripsi Hasil Belajar Postes 71
4.1.3.1 Uji Normalitas Data Postes 72
4.1.3.2 Uji Homogenitas Data Postes 73
4.1.3.3 Uji Hipotesis Penelitian 73
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 79
5.1 Kesimpulan 79
5.2 Saran 79
DAFTAR PUSTAKA 80
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks model inquiry training 20
Tabel 3.1 Kisi-kisi tes materi pokok listrik dinamis 46
Tabel 3.2 Desain penelitian 48
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi nilai pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol 57
Tabel 4.2 Uji normalitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 59
Tabel 4.3 Uji homogenitas data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 59
Tabel 4.4 Uji hipotesis data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 60
Tabel 4.5 Distribusi hasil belajar siswa ranah afektif di kelas eksperimen 61
Tabel 4.6 Distribusi hasil belajar siswa ranah afektif di kelas kontrol 63
Tabel 4.7 Distribusi hasil belajar ranah psikomotrik kelas eksperimen 66
Tabel 4.8 Distribusi hasil belajar ranah psikomotrik kelas kontrol 68
Tabel 4.9 Distribusi frekuensi nilai postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol 71
Tabel 4.10 Uji normalitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 73
Tabel 4.11 Uji homogenitas data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 73
Tabel 4.12 Uji hipotesis penelitian kelas eksperimen dan kelas kontrol 73
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Penghantar yang menghubungkan dua benda 30
Gambar 2.2 Aliran muatan listrik 31
Gambar 2.3 Muatan Listrik pada beberapa benda 32
Gambar 2.4 Rangkaian listrik sederhana 33
Gambar 2.5 Rangkaian amperemeter secara seri 33
Gambar 2.6 Simbol amperemeter 34
Gambar 2.7 Contoh Pembacaan amperemeter 34
Gambar 2.8 Pemasangan hambatan shunt 35
Gambar 2.9 Simbol Voltmeter 36
Gambar 2.10 Sebuah rangkaian listrik sederhana 36
Gambar 2.11 Cara merangkai voltmeter secara paralel 36
Gambar 2.12 Contoh Pembacaan voltmeter 37
Gambar 2.13 Pemasangan hambatan muka 37
Gambar 2.14 Salah satu bentuk resistor 38
Gambar 2.15 Simbol penghambat 39
Gambar 2.16 Susunan hambatan secara seri 39
Gambar 2.17 Susunan hambatan tersusun paralel 40
Gambar 4.1 Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas
kontrol 58
Gambar 4.2 Diagram batang hasil belajar afektif kelas eksperimen 62
Gambar 4.3 Grafik perkembangan hasil belajar ranah afektif kelas
eksperimen 62
Gambar 4.4 Diagram pencapaian indikator hasil belajar afektif
kelas eksperimen 63
Gambar 4.5 Diagram batang hasil belajar afektif kelas kontrol 64
Gambar 4.6 Grafik perkembangan hasil belajar ranah afektif kelas
kontrol 65
Gambar 4.7 Diagram pencapaian indikator hasil belajar afektif kelas
xi
Gambar 4.8 Diagram batang hasil belajar psikomotorik siswa kelas
eksperimen 67
Gambar 4.9 Grafik perkembangan hasil belajar ranah afektif kelas
kontrol 67
Gambar 4.10 Diagram pencapaian indikator psikomotorik kelas
eksperimen 68
Gambar 4.11 Diagram batang perkembangan aktivitas siswa kelas
kontrol 69
Gambar 4.12 Grafik perkembangan hasil belajar ranah afektif kelas
kontrol 70
Gambar 4.13 Diagram pencapaian indikator psikomotorik kelas kontrol 70
Gambar 4.14 Diagram batang data postes kelas eksperimen dan kelas
kontrol 71
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 82
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 95
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 108
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 1 119
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 2 124
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 3 130
Lampiran 7 Instrumen Kognitif Penelitian 134
Lampiran 8 Soal Instrumen Hasil Belajar 147
Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 153
Lampiran 10 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 155
Lampiran 11 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 157
Lampiran 12 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 159
Lampiran 13 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 161
Lampiran 14 Data Hasil Belajar Kelas Kontrol 163
Lampiran 15 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians 165
Lampiran 16 Uji Normalitas 167
Lampiran 17 Uji Homogenitas 170
Lampiran 18 Uji Hipotesis 174
Lampiran 19 Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 180
Lampiran 20 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 181
Lampiran 21 Daftar Nilal Persentil untuk Distribusi F 182
Lampiran 22 Daftar NiIai Persentil untuk Distribusi t 184
Lampiran 23 Daftar Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen 185
Lampiran 24 Daftar Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol 187
Lampiran 25 Distribusi Ketuntasan Indikator Afektif Kelas Eksperimen 188
Lampiran 26 Distribusi Ketuntasan Indikator Afektif Kelas Kontrol 190
Lampiran 27 Daftar Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen 191
xiv
Lampiran 29 Distribusi Ketuntasan Indikator Psikomotorik Kelas
Eksperimen 195
Lampiran 30 Distribusi Ketuntasan Indikator Psikomotorik Kelas
Kontrol 196
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sebagaimana dinyatakan oleh Yamin bahwa pendidikan adalah media
mencerdaskan kehidupan bangsa (Yamin, 2013:1). Peran pendidikan signifikan
dan sentral sebab ia memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan.
Peningkatan mutu pendidikan perlu mendapat perhatian yang lebih serius dan
seksama. Berbagai usaha telah diupayakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Salah satunya adalah pengembangan penelitian di bidang pendidikan
khususnya dalam proses belajar-mengajar. Peningkatan mutu pendidikan
diharapkan menghasilkan sumber daya manusia yang berketerampilan tinggi,
meliputi pemikiran kritis, logis, kreatif, dan kemauan bekerjasama yang dapat
dikembangkan melalui pendidikan fisika.
Penguasaan fisika di Sekolah Menengah Atas (SMA) menjadi salah satu
modal dasar dalam pengembangan berbagai bidang keahlian. Fisika sebagai ilmu
bidang sains merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan alam
sehingga dalam pembelajarannya diperlukan penyelidikan berupa percobaan
terhadap pengetahuan tersebut. Proses pengembangan suatu bidang ilmu fisika
diperlukan sarana dan prasarana yang mendukung seperti laboratorium dengan
peralatan dan alat-bahan percobaan fisika yang memadai, perpustakaan yang
cukup untuk mengembangkan dasar berpikir siswa, dan penunjang pembelajaran
lainnya di sekolah. Kondisi sampai sekarang, sebagian besar sekolah telah
berbenah akan keperluan itu. Namun demikian, hasil belajar siswa dalam belajar
fisika juga belum menunjukkan keberhasilan dan kepuasan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa
SMA Negeri 1 Sei Rampah, ada beberapa permasalahan-permasalahan yang
ditemukan dalam pembelajaran fisika. Perspektif siswa akan mata pelajaran fisika
yang kurang baik. Pembelajaran fisika sering menjadi momok yang menakutkan
bagi mereka, penuh dengan rumus-rumus, menarik tapi sulit memahami
2
hanya untuk ilmuan. Cara mengajar guru fisika di kelas cenderung mencatat dan
mengerjakan soal. Metode pengajaran yang monoton ini menjadi alasan mengapa
pembelajaran fisika menjadi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa.
Apalagi ketika diberikan soal kebanyakan siswa tidak mengerti membaca soal dan
menentukan rumus apa yang dipakai. Hal ini yang pada akhirnya timbul dalam
anggapan diri siswa bahwa mata pelajaran fisika hanya cocok dipelajari oleh
orang-orang yang ingin menjadi ilmuwan atau lebih jelasnya ahli fisika.
Wawancara dengan guru fisika di SMA Negeri 1 Sei Rampah,
mengatakan bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, keaktifan
siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh guru masih kurang,
walaupun masih bermodal melihat catatan tetapi hanya sebagian siswa yang aktif.
Hal lainnya ketika guru bertanya kepada siswa apakah materi yang disampaikan
tersebut bisa dimengerti, siswa sebagian besar hanya diam saja dengan kata lain
tidak ada siswa yang memberikan jawaban yang pasti. Hal serupa juga juga terjadi
ketika suatu kali guru memberikan demonstrasi, siswa juga kurang aktif dalam
pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan siswa hanya menerima pengetahuan dari
guru saja tanpa berinisiatif menemukannya sendiri.
Kenyataan menunjukkan siswa kurang mampu mengaitkan informasi
yang telah didapatkan dari guru dengan informasi yang akan dipelajari dan
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan kurang adanya
praktik atas teori yang dipelajari dan penggunaan laboratorium yang kurang
efektif di sekolah. Kurangnya media penunjang pembelajaran seperti halnya audio
visual yang digunakan dalam pembelajaran juga menjadi salah satu penyebabnya.
Hasil tes yang dilaksanakan oleh guru bidang studi fisika, diketahui bahwa hasil
belajar siswa tentang materi listrik dinamis belum mencapai target yang
diharapkan. Informasi mengenai hasil belajar fisika siswa yang diperoleh dari
hasil wawancara, nilai rata-rata untuk 3 tahun berturut-turut belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih
rendah pada mata pelajaran fisika.
Hasil belajar juga berkaitan dengan perspektif kehidupan siswa. Suatu
3
dengan pertanyaan. Suatu saat di berbagai sisi kehidupan, mereka mendapatkan
ide bahwa menjadi dewasa berarti meninggalkan dunia mempertanyakan untuk
memasuki dunia mengetahui jawaban. Sekolah cenderung mendorong pergerakan
dari pertanyaan untuk jawaban karena sukses dengan hanya menempatkan
jawaban yang benar kosong atau menandai respon yang benar. Pertanyaan di
sekolah cenderung memiliki satu jawaban yang benar dan pertanyaan yang tidak
ada jawaban jarang terjadi. Oleh karena itu, jika kita ingin mengetahui bagaimana
belajar yang adalah lebih penting daripada mengetahui semua jawaban, maka kita
harus menyadari bahwa pertanyaan yang baik lebih penting daripada jawaban
yang benar. Mengajar siswa untuk pertanyaan dan mengajukan pertanyaan
berkualitas lebih penting daripada kebenaran jawaban yang mereka dapat berikan.
Hal ini berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan di sekolah kurang
tepat. Hasil belajar berkaitan dengan bagaimana siswa dapat mengajukan
pertanyaan berkualitas. Hal ini mengawali penjelasan tentang inovasi
pembelajaran yang akan ditawarkan.
Peneliti menawarkan model pembelajaran inquiry training. Sebelumnya
model ini telah dipublikasikan dalam bentuk jurnal baik di tingkat nasional
maupun internasional. Hasil penelitian (Hakim, dkk, 2012) menyimpulkan bahwa
ada perbedaan model inquiry training dan konvensional. Hal serupa juga
diungkapkan dalam (Sirait dan Sahyar, 2013) menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model inquiry
training dengan direct instraction. Sementara jurnal internasional yang berkaitan
(Pandey, dkk, 2011) menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistik dari
model inquiry training terhadap prestasi akademik siswa dan (Gillani, 2010) dari
Callifornia State University, Hayward menyatakan bahwa model inquiry training
mempengaruhi tingkat kesuksesan dan keefektifan dalam lingkungan e-learning.
Model inquiry training juga pernah digunakan untuk penelitian di MTs.
Negeri 2 Medan pada materi suhu dan pengukurannya oleh Harahap yang
berkesimpulan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan
pembelajaran inquiry training dan berdasarkan hasil observasi terjadi peningkatan
4
Tembung yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil
belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training.
Kedua peneliti tersebut di atas, menyarankan untuk menggunakan waktu
seefektif mungkin dan perencanaan jenis pertanyaan yang mampu meyakinkan
siswa dalam pelaksanaannya. Dalam penerapannya peneliti sebelumnya tidak
menggunakan audio visual untuk model pembelajaran inquiry training ini.
Penggunaan audio visual mendukung untuk mengefektifkan waktu yang
digunakan karena dapat mempersingkat waktu dalam menghadapkan siswa pada
suatu masalah dalam penemuan konsep yang sulit dijelaskan dengan verbal tetapi
dapat dinyatakan dengan audio visual seperti halnya video. Selanjutnya dengan
menggunakan media audio visual ini, diharapkan dalam perumusan
pertanyaan-pertanyaan dapat berkualitas karena masalah yang ditimbulkan bersifat autentik.
Sepengetahuan peneliti juga bahwa model inquiry training menggunakan audio
visual ini belum pernah diterapkan pada materi listrik dinamis.
Model pembelajaran yang diimplementasikan memiliki gagasan utama
bahwa pengetahuan merupakan hal yang terutama tetap. Pembelajaran terdiri atas
pemerolehan dan retensi informasi akurat melalui penggunaan proses kognitif dan
mental. Implikasi utama bagi pengajaran pada model ini adalah transmisi.
Membantu siswa memperoleh dan menyimpan pengetahuan deklaratif yang akurat
dan berusaha keras untuk mengembangkan proses kognitif mereka. Model
pembelajaran inquiry merupakan suatu model yang berpijak pada teori belajar
pemrosesan kognitif dan informasi (Arends, 2013:267).
Ahli-ahli teori belajar psikologi kognitif dan pemrosesan informasi serta
orang-orang yang berada di bidang neurosains telah mengorganisasi gagasan dan
penelitian di bidang tersebut yang secara langsung diterapkan dalam pengajaran.
Model inquiry menjelaskan bagaimana seharusnya informasi disajikan kepada
siswa telah muncul dari bidang psikologi kognitif yang berkembang pesat, dan
teori-teori pemrosesan informasi. Kerangka acuannya penting bagi guru karena
memberikan langkah berpikir mengenai cara memperoleh, mengorganisasi, dan
5
Model inquiry training atau disebut juga latihan penelitian dirancang
untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu
yang singkat. Schlenker melaporkan bahwa latihan penelitian akan meningkatkan
pemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berpikir kreatif, dan
keterampilan-keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Dia
juga melaporkan bahwa model ini sebenarnya tidak lebih efektif dari pada
metode-metode konvensional dalam hal pemerolehan informasi, tetapi latihan ini
seefisien metode pengulangan dan pengajaran yang dibarengi dengan
pengalaman-pengalaman laboratorium. Ivany dan Collins melaporkan bahwa
metode tersebut dapat bekerja dengan baik asalkan ada banyak pertentangan, yang
memunculkan teka-teki dan membangkitkan rasa ingin tahu, dan ada
materi-materi instruksional yang dapat digunakan siswa untuk mengeksplorasi
topik-topik penelitian. Voss menyatakan bahwa baik siswa sekolah dasar maupun
sekolah lanjutan dapat memperoleh keuntungan dari model ini. Dalam suatu
kajiannya yang menarik, Elefant berhasil melaksanakan model tersebut pada
siswa-siswa yang tuli, seraya menganjurkan agar siswa-siswa yang memiliki
panca indera akut dapat diajarkan melalui model ini (Joyce dkk, 2011:202).
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan pengkajian kemungkinan terbaiknya, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Audio Visual terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA N 1 Sei Rampah T.P 2013/2014”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada di sekolah yaitu :
1. Perspektif siswa akan pelajaran fisika yang kurang baik;
2. Kurang tepatnya model pembelajaran fisika yang digunakan;
3. Keadaan siswa yang hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa
6
4. Kurang adanya praktik atas teori yang dipelajari dan penggunaan
laboratorium yang kurang efektif di sekolah;
5. Rendahnya hasil belajar siswa.
1.3Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training menggunakan audio visual.
2. Hasil belajar siswa di kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei Rampah T.P
2013/2014 pada materi pokok listrik dinamis.
1.4Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada
materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei
Rampah T.P 2013/2014?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan model pembelajaran inquiry
training menggunakan audio visual pada materi pokok listrik dinamis di
kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei Rampah T.P 2013/2014?
3. Apakah hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran inquiry
training menggunakan audio visual lebih baik daripada pembelajaran
konvensional pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II
SMA Negeri 1 Sei Rampah T.P 2013/2014?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional
pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1
7
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
inquiry training menggunakan audio visual pada materi pokok listrik
dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei Rampah T.P
2013/2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training
menggunakan audio visual terhadap hasil belajar siswa pada materi
pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei Rampah
T.P 2013/2014.
1.6Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, memudahkan dalam memahami pelajaran fisika khususnya
pada materi pokok listrik dinamis;
2. Bagi guru, sebagai bahan alternatif dalam penggunaan model
pembelajaran di dalam kelas untuk peningkatan hasil belajar siswa.
1.7Definisi Operasional
1. Model pembelajaran inquiry training merupakan suatu model
pembelajaran yang dirancang untuk membawa siswa ke dalam proses
ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah
tersebut ke dalam periode waktu yang singkat.
2. Media pembelajaran audio visual adalah media pembelajaran yang
digunakan untuk menyajikan suatu masalah secara autentik dengan
memanfaatkan indera penglihatan dan indera pendengaran.
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima proses belajar mengajar selesai yang berupa nilai yang
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok
listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei Rampah T.P
2013/2014 pada ranah kognitif memiliki nilai rata-rata pretes 39,4318 dan
postes 51,4773 dengan kategori tidak tuntas KKM; pada ranah afektif dengan
nilai rata-rata 61,0823 dengan kategori tidak tuntas KKM; dan ranah
psikomotorik dengan nilai rata-rata 51,5758 dengan kategori tidak tuntas
KKM.
2. Hasil belajar siswa dengan model inquiry training menggunakan audio visual
pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMA Negeri 1 Sei
Rampah T.P 2013/2014 memiliki nilai rata-rata pretes 39,8864 dan postes
65,5682 dengan kategori tuntas KKM; pada ranah afektif dengan nilai
rata-rata 76,1472 dengan kategori tuntas KKM; dan ranah psikomotorik dengan
nilai rata-rata 65,5758 dengan kategori tuntas KKM.
3. Hasil belajar siswa akibat pengaruh model pembelajaran inquiry training
menggunakan audio visual lebih baik daripada pembelajaran konvensional
pada materi pokok listrik dinamis di kelas X semester II SMAN 1 Sei
Rampah T.P 2013/2014.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan maka untuk tindak lanjut penelitian ini, peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperhatikan masalah yang akan
diperhadapkan kepada siswa agar sesuai dengan pencapaian indikator yang
81
2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengolaborasi pembelajaran yang
lebih atraktif dan sederhana seperti halnya penerapan pola permainan dalam
82
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta
Arends, R. I., (2013), Belajar Untuk Mengajar, Salemba Humanika, Jakarta
Azizah, A., dan Parmin, (2012), Inquiry Training Untuk Mengembangkan Keterampilan Meneliti Mahasiswa, Unnes Science Education Journal, 1 : 1-11
Emzir, (2013), Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan
Gillani, B. B., (2010) Inquiry-Based Training Model and The Design of E-Learning Environments, Informing Science Institute Journal, 7 : 1-9
Hakim, A., dkk, (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Inquiry Training dan Konvensional pada Materi Pokok Gaya dan Hukum Newton di Kelas VII SMP Negeri 17 Medan, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 1 : 8-16
Harahap, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Pengukurannya di Kelas VII Semester I MTs. Negeri 2 Medan T.P. 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed, Medan
Haryati, M., (2013), Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Referensi. Jakarta
Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan
Jihad, A, Abdul, H, (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Bantul
Joyce, Bruce, dkk, (2011), Models of Teachng (Model-Model Pengajaran) edisi 8,Pustaka Belajar, Celeban Timur
83
Pandey, A., (2011), Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Science Students in India, Journal of Innovative Research in Education, 1 : 7-20
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta
Sari, Gongna, (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I MTs.Al-Washliyah Tembung T.P. 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed, Medan
Sirait, R. dan Sahyar, (2013), Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil Belajar Fisika Pada Pembelajaran Menggunakan Model Inquiry Training Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 : 1-9
Slavin, R. E, (2005), Cooperative Learning, Nusa Media, Bandung
Sudjana, (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung
Sutikno, M. S., (2013), Belajar dan Pembelajaran Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran Yang Berhasil, Holistica, Lombok.
Trianto, (2013), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana Predana Media Group, Jakarta