150
BAB VI
PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
6.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN
Islamic Boarding School adalah sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan dengan seluruh aspek pelakunya berada di dalam satu kompleks selama 24 jam setiap harinya dengan menyertakan keunggulan keunggulan dalam hal kurikulum pendidikan yang digunakan baik itu akademis maupun pembinaan akhlak dan spiritual agamanya. Dengan demikian, dibutuhkan adanya suatu perencanaan atas Islamic Boarding School sehingga mampu memenuhi kebutuhan kebutuhan penghuninya dari seluruh aspek khususnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan keagamaan.
6.1.1. Program Ruang
Berikut adalah program ruang yang telah disusun berdasarkan pendekatan pendekatan perencanaan Islamic Boarding School.
Tabel 6.1 Program Ruang Islamic Boarding School Semarang
Ruang Kapasitas Standar Luas Total
(m2)
Sumber
Kelompok Kuttab
Pendopo Kuttab 1095 orang 1m2/orang 1095 LSB, AP
Total 1176.94
Sirkulasi 30% 328.5
Total Keseluruhan 1423.5
Kelompok Sekolah
Kelas 25/kelas
@36 kelas 9 x 8 m
2 2592 SKP
Lab Fisika 25 Siswa 15x8 m 120 SKP
Lab Kimia 25 Siswa 15x8 m 120 SKP
Lab Biologi 25 Siswa 15x8 m 120 SKP
152
Ruang Fungsi Penunjang
Ruang Media
Sirkulasi 30% 1500.438
Total Keseluruhan 6501.898
Kelompok Asrama
Putra
Kamar Santri 450 orang
@4orang/kamar 11.76 m
2 1328.88 m2 AP, LSB
Kamar Pembina 18 orang
@3orang/kamar 11.76 m2 70.56 m
153 Kamar Santri 450 orang
@4orang/kamar
13.72 m2
1550.36 m2 AP, LSB
Kamar Pembina 18 orang
@3orang/kamar 13.72 m2 82.32 m
2 AP, LSB
Sirkulasi 30% 1259.067
Total Keseluruhan 4733.287
Kelompok Guest Center
154
Kantin 15 pengelola, 80 orang setrika @9 meja
40 m2(jemur)
m2(pendaftaran) 6 m2(tunggu) 6 m2(apotek)
24 LSB, AP
Total 804.38
Sirkulasi 30% 241.314
Total Keseluruhan 1045.694
Kelompok Kantor Pengurus
Lobby / Ruang
Tunggu 10 orang 4 m
2/ orang 180 AP
155
Pembinaan 46 orang
2.5 x 1.5
Administrasi 11 orang
156
Sirkulasi 30% 166.749
Total 722.579
Kelompok Student Center
Perpustakaan 183
30 m2(display)
Sirkulasi 30% 174.162
Total 754.702
Kelompok Ruang Serbaguna
Hall/Lapangan 1650 orang 40 x 25 1200 LSB, AP
Ruang Ganti 20 orang 2.77 m2 55.4 LSB, AP
157 Toilet
19 pria (9 bilik + 10 urinoir),
13 wanita
0.8 x 1.2 toilet 0.75 x 1
urinoir 1.2 x 1.2
wastafel
31.02 m2 AP, LSB
Total 1486.42
Sirkulasi 20% 297.2
Total Keseluruhan 1783.62
Kelompok Rumah Tinggal
Rumah tinggal Pengurus
4 unit 54/60 120 -
Rumah tinggal
Pembina/Guru 20 unit 21/30 600
-
Total 720
Sirkulasi 20% 144
Total Keseluruhan 864
Kelompok Keamanan
Pos Keamanan 8 orang 2 m2/orang 16 AP, LSB
Kontrol CCTV - 12 m2 12 -
Total 28
Sirkulasi 30% 8.4
Total Keseluruhan 36.4
Kelompok Teknis
Rumah Genset - 22 m2 22 AP, LSB
Ruang Pompa - 6 m2 6 AP
Total 28
158
Total Keseluruhan 36.4
Area Parkir
Parkir Mobil Internal
20 mobil
12.9 m2 258
AP, LSB Parkir Mobil
Pengunjung 90 mobil 1161
AP, LSB Parkir Motor
Internal 98 motor
1.5 m2
147 AP, LSB Parkir Motor
Pengunjung 157 motor 235.5
AP, LSB
Parkir Bus 4 bus 48 m2 384 AP, LSB
Total 2185.5
Sirkulasi 30% 655.65
Total Keseluruhan 2841.15
Sumber: Analisa Pribadi
Selanjutnya rekapitulasi program ruang sekaligus penentuan kebutuhan lantai masing masing kelompok bangunan sebagai berikut
Tabel 6.2 Rekapitulasi Program Ruang Islamic Boarding School Semarang
JENIS BANGUNAN LUAS (m2) Rencana Lantai Luas Lantai Dasar
Kuttab 1423.5 1 1423.5
Sekolah Putra 3259.949 4 814.987
Putri 3250.949 814.987
Asrama Putra 2366. 6435 4 788.89
Putri 2366.6435 788.89
Guest Center 1045.694 2 522.847
Kantor Pengurus 722.579 2 361.2895
159
Gedung Serbaguna (Aula) 1783.63 1 1783.63
Rumah Tinggal 864 1 864
Pos Keamanan 36.4 1 36.4
Ruang Teknis 36.4 1 36.4
TOTAL 17920.09 8990.5225
Lapangan 2800
Parkir 2841.15
sumber : analisa pribadi
Dari rekapitulasi di atas kemudian dapat dihitung kebutuhan lahan berdasarkan kebutuhan luas bangunan Peraturan bangunan setempat yang berlaku adalah sebagai berikut :
KDB : 60 %
KLB : 2,4
Tinggi Bangunan : 1-4 lantai
Luas lantai dasar adalah = luas bangunan lt. dasar + lahan parkir + Lapangan = 8990.5 m² + 2842 m² + 2800 m²
= 14632.5 m²
Luas Tapak = Luas lantai dasar/KDB
= 14632.5/0.6
= 24387.5 atau setelah pembulatan menjadi 25000 m²
6.1.2. Tapak Terpilih
160 Gambar 6.1 Lokasi Tapak
sumber : Google Maps
Gambar 6.2 Lokasi Tapak
sumber : Dokumentasi Pribadi
Tabel 6.3 Analisa Kondisi Lokasi
No. Kriteria Analisa Kondisi Lokasi
1. Peruntukan Lahan Pengembangan lahan diarahkan pada kawasan pendidikan, jasa dan perumahan dan pemerintahan.
2. Aksesibilitas Lokasi antara pusat kota dengan daerah pinggiran kota.
Akses kendaraan umum mudah. Akses yang sangat mudah di dalam kota dengan 2 jalan utama yaitu jl. Gajah Jaya dan jl. Soekarno Hatta. 3. Lingkungan Wilayah ini termasuk wilayah dengan pusat pendidikan tinggi skala
161 Dekat dengan area Masjid Agung Jawa Tengah sebagai Islamic Center
sehingga erat dengan suasana yang islami sehingga potensial untuk penyelenggaraan pendidikan berbasis keagamaan islam. Dekat dengan pemukiman penduduk.
4. Kondisi Lahan Tanah datar karena termasuk semarang bawah atau dataran rendah sehingga tidak memerlukan cut and fill
sumber : analisa pribadi
Berdasarkan analisa terhadap kondisi lokasi maka tapak yang akan digunakan dianggap sesuai dengan kebutuhan Islamic Boarding School terletak bersebelahan dengan MAJT dengan anggapan mempermudah akses penghuni Boarding School sehingga aktivitas sholat khususnya akan difokuskan ke MAJT.
Gambar 6.3 Ukuran Tapak
Sumber: maps.google.com
162 Gambar 6.4 Kondisi Lokasi Tapak
Sumber: maps.google.com
Lokasi tapak sebelah utara MAJT akan menghubungkan aktivitas penghuni menuju dan dari MAJT. Akses dari dua jalan utama yaitu Jl. Soekarno Hatta melalui jalan alternatif – akses alternative dari Jl. Soekarrno Hatta menuju MAJT – akan dengan mudah menghubungkan lokasi menuju pusat kota Semarang serta Jl. Gajah Raya melalui jalan kecil yang memisahkan antara Tapak dengan MAJT.
Batas-batas tapak :
Sebelah Utara : Lahan Kosong
Sebelah Selatan : Masjid Agung Jawa tengah Sebelah Barat : Lahan Kosong dan Sawah Sebelah Timur : Permukiman
Peraturan Daerah BWK V :
163 Gambar 6.5 Kondisi Sekitar Tapak
sumber : Dokumentasi Pribadi, Google Maps
6.2. PROGRAM DASAR PERANCANGAN
Program dasar perancangan merupakan hasil simpulan dari pendekatan pada bab sebelumnya. Hal hal yang terkait dalam program dasar perancangan ini berupa dari aspek aspek arsitektural, sirkulasi, teknis, dan struktur.
6.2.1. Dasar Aspek Arsitektural
Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, Perancangan bangunan
Islamic Boarding School di Semarang dalam aspek Arsitekturalnya direncanakan dengan pertimbangan terhadap:
1. Karakter bangunan yang ingin ditampilkan yaitu yang mendukung kegiatan belajar mengajar dan mengutamakan kenyamanan ruang-ruangnya.
164 3. Penataan bangunan dan segi estetika memperhatikan kaidah - kaidah
Arsitektur Islam.
4. Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar
Selanjutnya Pendekatan yang digunakan yaitu Arsitektur Islam. Pengaplikasian Arsitektur Islam berupa konsep dasar dan kaidah kaidah dari Arsitektur Islam tersebut dalam proses perancangan Islamic Boarding School. Dari kaidah kaidah tersebut secara fisik dapat diketahui elemen elemen yang menyusun dari segi estetika yaitu Arabesque, Geometris, dan Kaligrafi.
6.2.2. Aspek Kinerja
6.2.2.1. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang digunakan pada bangunan Islamic Boarding School ini terbagi atas pencahayaan alami dan buatan. Untuk pencahayaan alami dapat memanfaatkan dari cahaya matahari dengan mengoptimalkan bukaan dan orientasi bangunan terhadap mata angin. Untuk pencahayaan buatan ditentukan berdasarkan kebutuhan masing masing ruangan dengan tingkat pencahayaan optimal yang berbeda pula.
6.2.2.2. Sistem Tata Udara
Sistem tata udara atau penghawaan yang digunakan yaitu penghawaan alami dan buatan. Untuk penghawaan alami dapat memanfaatkan dari udara yang masuk ke ruang ruang dengan memanfaatkan bukaan dan orientasi bangunan terhadap arah angina. Sedangkan untuk penghawaan buatan menggunakan sistem VRV atau Variable Refrigerant Volume yang merupakan teknologi pengaturan kapasitas AC yang memiliki kemampuan untuk mencegah pendinginan yang berlebih pada suatu ruangan, sehingga kebutuhan listrik yang digunakan sangat sedikit. Sistem VRV hanya menggunakan satu unit outdoor yang terhubung dengan sistem komputasi yang mengatur udara dingin yang disalurkan ke masing masing indoor unit. VRV dapat menggunakan model Indoor unit apa saja dengan veriasi unit untuk satu outdoor unit yang sama.
165 Penempatan ruang mekanikal dan elektrikal yang memudahkan dalam menunjang fungsi bangunan secara umum tetapi tidak menggangu ruang-ruang lain. Pemakaian sistem elektrikal yang efektif dan efisien dengan pemanfaatan listrik dari PLN serta penggunaan sistem generator sebagai sumber listrik penunjang dan cadangan untuk suplai kebutuhan listrik secara umum, yang digerakkan dengan bantuan mesin diesel.
6.2.2.4. Sistem Sanitasi
Sistem Sanitasi terdiri dari jaringan air bersih, air kotor, dan air fecal. 1. Jaringan Air Bersih
Air bersih diperoleh dari PDAM atau dari sumur artetis sebagai cadangan sumber air bersih. Down feed system lebih efektif untuk bangunan bertingkat rendah. Air bersih dari saluran PDAM atau sumur artetis masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam reservoir. Dengan menggunakan pompa, air bersih dinaikkan ke water tank di atas bangunan untuk selanjutnya secara gravitasi, air dialirkan ke tiap-tiap ruang.
2. Jaringan Air Kotor
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran. Untuk sistem pembuangannya digunakan drainase internal yang mengarah ke drainase jalan utama.
3. Jaringan Air Fecal
Air Fecal yang merupakan hasil buangan kotoran manusia dari bangunan di salurkan ke septic tank yang tersebar untuk tiap kebutuhan bangunannya.
6.2.2.5. Sistem Telekomunikasi
166 6.2.2.6. Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kondisi Darurat
Dasar pendekatan diantaranya dengan sistem tata ruang yang memudahkan dalam perlindungan terhadap kebakaran, optimalisasi sistem perlindungan terhadap pencegahan kebakaran, sistem perlindungan bahaya kebakaran yang terintegrasi terhadap sistem lain sehingga memudahkan dalam antisipasi, pencegahan dan pemadaman kebakaran. Sistem ini meliputi:
1. Sistem Deteksi Awal Kebakaran 2. Sistem Pemadam Api
Beberapa elemen dalam sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran antara lain :
A. Pencegahan aktif Kebakaran
a.Fire Hydrant dan Portable Fire Extinguisher
b.Pylar Hydrant
c.Heat Detector dan Smoke Detector
B. Pencegahan Pasif Kebakaran
a.Tangga Darurat Kebakaran b.Koridor
c.Pintu Keluar Darurat
6.2.2.7. Sistem Transportasi Vertikal
Beberapa sistem transportasi vertikal yang dapat diaplikasikan adalah tangga, ramp, untuk bangunan berlantai sedikit.
6.2.2.8. Jaringan Sampah
167 6.2.2.9. Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir yang direncanakan untuk Islamic Boarding School
menggunakan sistem Faraday dan Franklin, disesuaikan berdasarkan kebutuhan masing masing bangunan yang ada.
6.2.3. Sistem Struktur
Sistem struktur yang digunakan terbagi atas Up, Mid, dan Sub.
1. Sistem Up Struktur yang digunakan bangunan dalah struktur rangka baja untuk bentang lebar, serta struktur rangka baja ringan untuk bentang kecil hingga sedang. Material penutup atap yaitu genteng, metal deck.
2. Sistem Mid Struktur
A. Modul horizontal dengan menggunakan struktur grid. B. Modul vertikal floor to floor adalah 4m.
C. Struktur mid dengan kombinasi beton maupun baja tergantung kebutuhan jenis bangunan.
3. Sistem Sub Struktur