• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan hal-ha1 sebagai berikut:

(1) Perubahan atribusi dan perilaku usaha tani petani yang semakin komersial, munculnya pelaku-pelaku baru dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, munculnya pelaku-pelaku baru dalam usaha pertanian, relatif tingginya tingkat pendidikan para petani, perubahan cara belajar petani, makin tinggnya kapasitas inovasi dan informasi para petani, banglutnya kesadaran petani atas hak-haknya, perubahan referensi petani, munculnya gejala-gejala relativitas nilai di pedesaan, makin tinggnya otoritas petani dalam pengambilan keputusan, menuntut perubahan peran penyuluhan pertanian, perubahan peran penyuluh pertanian, peningkatan kualitas sumberdaya penyuluh pertanian, perubahan paradigma penyuluhan pertanian, perubahan sistem penyuluhan pertanian, reorientasi fungsi-fungsi yang terkait dengan fungsi penyuluhan pertanian.

(2) Kualitas kegatan penyuluhan pertanian relatif rendah dan cenderung sangat rendah baik pada sentra produksi komoditi perdagangan maupun pada sentra komohti subsisten di Provinsi Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Rendahnya kualitas kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat berhubungan dengan rendahnya mutu materi penyuluhan pertanian yang diberikan oleh Penyuluh Pertanian

untuk

memfasilitasi petani dalam pengambilan keputusan-keputusan, kurang sesuainya tujuan kegatan penyuluhan pertanian dengan kebutuhan petani, kegiatan penyuluhan pertanian yang h a n g berpihak kepada kebutuhan petani, dan relatif rendahnya intensitas kunjungan Penyuluh Pertanian ke wilayah kerjanya.

(2)

(3) Kompetensi P P L tidak sesuai lagi dengan tuntutan lingkungan kerjanya yang semakin kompleks sehingga tidak mampu merespon perubahan kebutuhan, sikap dan perilaku usaha tani petani yang semalun komersial.

(4) Secara umum motivasi kerja penyuluh pertanian relatif rendah, kepribadian Penyuluh Pertanian kurang sesuai dengan profesinya, harga diri Penyuluh Pertanian relatif rendah, kompetensi Penyuluh Pertanian relatif rendah, kemampuan operasional Penyuluh Pertanian relatif rendah, iklim organisasi penyuluhan pertanian yang h a n g kondusif, rendahnya pemberdayaan Penyuluh Pertanian, kualitas teknologi dan informasi pertanian di B P P relatif rendah, kebijaksanaan organisasi penyuluhan pertanian h a n g responsif terhadap perkembangan petani, dan wilayah kerja penyuluh pertanian yang semakin kompleks. Faktor-faktor tersebut secara sinergis mempengaruhi rendahnya kualitas kegatan penyuluhan pertanian. Di antara faktor-faktor tersebut, faktor kualitas kebijaksanaan organisasi dan motivasi ke rja Penyuluh Pertanian berpengaruh paling kuat pada kualitas kegiatan penyuluhan pertanian.

(5) Efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian relatif rendah baik pada sentra produksi komoditi perdagangan maupun pada sentra produksi komoditi subsisten di Provinsi Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan Penyuluh Pertanian memecahan masalah-masalah

untuk

meningkatkan pendapatan, pengembangan alternatif- alternatif usaha pertanian, peningkatan produksi usaha tani, pengembangan permodalan, pemasaran hasil pertanian, pengembangan usaha pertanian, kemudahan mendapatkan saprodi, berhubungan dengan pihak ke tiga untuk mendapatkan solusi dan sumberdaya, serta peningkatan kompetensi para petani.

(6) Kepuasan petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian relatif rendah, baik petani pada sentra produksi komoditi perdagangan maupun petani pada sentra

(3)

produksi komoditi subsisten Q Provinsi Jawa Timur, Lampung dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian baik materi penyuluhan pertanian maupun metode penyuluhan pertanian yang dipergunakan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan, tidak sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan para petani yang semakin komersial

(7) Kegiatan penyuluhan pertanian yang dibutuhkan oleh petani adalah kegiatan memecahkan

permasalahan-permasalahan

untuk kebutuhan-kebutuhan petani dalam ha1 pe ningkatan pendapatan, pengembangan altematif-altematif usaha pertanian, peningkatan produksi usaha tani, pengembangan permodalan, pemasaran hasil pertanian, pengembangan jenis usaha pertanian yang telah ada, kemudahan mendapatkan saprodi, membantu berhubungan dengan pihak ke tiga untuk mendapatkan solusi permasalahan-permasalahan petani dan peningkatan kompetensi petani yang sesuai dengan kebutuhannya.

(8) Muncul gejala-gejala perubahan sistem nilai, tingkat pengetahuan, sikap, kepribadian dan perilaku usaha tani petani yang semalun komersial. Perubahan-perubahan tersebut menuntut peran-peran baru penyuluh pertanian, mutu materi penyuluhan pertanian dan perubahan peran penyuluhan pertanian.

(9) Kebijaksanaan organisasi penyuluhan pertanian dalam penugasan Penyuluh Pertanian relatif kaku. Hal

ini

menyebabkan perilaku kerja P P L menjadi kurang responsif pada kebutuhan petani dan penurunan motivasi Penyuluh Pertanian, p e n m a n harga diri P P L, rendahnya kompetensi Penyuluh Pertanian, rendahnya pemberdayaan Penyuluh Pertanian, rendahnya kualitas teknologi dan informasi pertanian.

(10) Cara petani belajar untuk meningkatkan kompetensinya telah berubah.

Perubahan tersebut menuntut perubahan metode penyuluhan pertanian

(11) Dengan meningkatnya kompleksitas lingkungan kerja penyuluhan pertanian serta munculnya gejala-gejala perubahan atribusi clan perilaku usaha

(4)

tani petani yang semakin komersial menuntut konstruksi sistem penyuluhan pertanian yang berporos pada kegiatan pemberdayaan, pembelajaran, latihan, rancang bangun infomasi, inovasi, sosial dan ekonomi.

(12) Munculnya pelaku-pelaku baru dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dan perubahan atribusi serta perilaku usaha tani petani menuntut penyesuaian peran, wewenang, tanggung jawab dan kompetensi Penyuluh Pertanian.

(13) Dengan munculnya gejala-gejala relativitas nilai di pedesaan dan makin komersial suatu wilayah pedesaan, peran tokoh masyarakat sebagai referensi usaha tani bagi petani makin menurun. Peran tersebut mulai digeser oleh lembaga agnbisnis, pedagang hasil pertanian, dan petani-petani maju.

(14) Petani adalah pencipta solusi yang dihasilkannya sendlri guna menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi. Petani tidak hanya sebagai pengadopsi teknologi yang diintroduksrkan. Selain itu, mereka juga penguji coba dan pencipta yang secara aktif menyusun strategi adaptasi pada lingkungan alamnya. Mereka secara terus menerus mengevaluasi, menyeleksi dan mengombinasikan berbagai informasi yang diperolehnya dari berbagai sumber guna memenuhi kebutuhan hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang dihadapinya. Petani menguasai surnberdaya penyuluhan pertanian yang sangat potensial dikembangkan menjadi surnber-sumber pembelajaran b a a petani

di

pedesaan

(15) P P L yang kualitas dan efektivitas kegatan penyuluhannya relatif tinggi, mempunyai kepribadian yang relatif berbeda dengan lainnya. Kepribadian penyuluh tersebut yang menonjol adalah ketulusan dalam melayani petani, menghargai petani, dan kesedaan terus belajar.

( 16) Perkembangan perilaku usaha tani yang semakin komersial menyebabkan peningkatan intensitas interaksi para petani dengan berbagai pihak, untuk memecahkan permasalahan-permasalahan usaha taninya dan untuk memenuhi

(5)

kebutuhan-kebutuhannya. Tingkat efektivitas interaksi petani tersebut sangat dipengaruhi oleh kepribadian petani bersangkutan. Hal ini mengndikasikan bahwa pengembangan ranah kepribadian sangat penting dan merupakan tantangan b a g Ilmu Penyuluhan Pembangunan.

(17) Sistem penyuluhan pertanian PP LARIISE dengan landasan idiil kemanusiaan (people driven), terdlri atas komponen penyuluhan, lembaga penelitian pertanian, lembaga pelatihan pertanian, lembaga pendrdlkan pertanian, lembaga agribisnis, lembaga pembelajaran petani swakarsa dan pelaku agnbisnis sebagai sentral, yang berporos pada pemberdayaan, pembelajaran, latihan, rancang bangun informasi, inovassi, sosial dan ekonomi dengan luaran penyuluh pertanian profesional, petani profesional, infornasi pertanian bermutu, altematif-altematif usaha pertanian yang layak secara ekonomi, sehingga peningkatan pendapatan petani, dan ketersediaan uang segar dalam keluarga tani tercapai.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan hal-ha1 sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan kualitas kegiatan penyuluhan pertanian menuju

kemandrrian para petani, perlu pemisahan secara tegas dan jelas antara fimgsi pengaturan pelayanan dengan fimgsi penyuluhan pertanian. Fungsi pendidikan formal, penelitian, pelatihan dan penyuluhan pertanian diposisikan sebagai penggerak utama (prime mover) pemberdayaan masyarakat pertanian.

(2) Untuk meningkatkan kepercayaan petani terhadap kompetensi Penyuluh Pertanian dan kepuasan petani terhadap kegiatan penyuluhan pertanian perlu mengdentifikasi kompetensi yang hams dikuasai oleh P P L sesuai dengan tuntutan lingkungan kerjanya, sebagai dasar untuk menyusun kurikulurn pelatihan bagi P P L. Kompetensi Penyuluh Pertanian yang diperlukan oleh petani adalah kompetensi untuk memecahkan pernasalahan-pernasalahan

(6)

memenuhi kebutuhan-kebutuhan petani dalam hal peningkatan pendapatan, pengembangan alternatif-alternatif usaha pertanian, peningkatan produksi usaha tani, pengembangan pennodalan, pemasaran hasil pertanian, pengembangan usaha pertanian, kemudahan mendapatkan saprodi, berhubungan dengan pihak ketiga untuk mendapatkan solusi, dan peningkatan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhannya.

(3) Untuk merespon perubahan dan lingkungan kerja pertanian yang semakin kompleks perlu mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia Penyuluh Pertanian, dan petani dalam ranah kognitif, afektif, dan konatif, serta ranah kepribadian (sifat).

(4) Untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas kegiatan penyuluhan pertanian perlu memforrnulasikan kembali paradigma baru penyuluhan pertanian yang sesuai dengan perubahan lingkungan strategis penyuluhan pertanian dan perubahan atribusi serta perilaku usahatani petani. Memfonnulasikan ratio antara penyuluh pertanian dengan jumlah petani dan ratio antara penyuluh pertanian dengan luas wilayah kerja.

(5) Untuk memenuhi kebutuhan para petani maka kebijaksanaan pengaturan tugas-tugas Penyuluh Pertanian diarahkan untuk melayani kebutuhan petani, memberikan otonomi yang lebih besar kepada Penyuluh Pertanian dalam menentukan perencanaan dan tujuan-tujuan kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan pennasalahan dan tingkat perkembangan lingkungan kerjanya. sehingga Penyuluh Pertanian memiliki fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan para petani dan mengembangkan usaha pertanian yang sesuai dengan potensi wilayah ke rjanya masing-masing.

(6) Untuk memecahkan pennasalahan-permasalahan petani maka Penyuluh Pertanian perlu menguasai kompetensi dalam hal: (1) Sistem sosial setempat, (2) Perilaku petani (3) Analisis sistem, (4) Analisis data, (5) Merancang pendekatan penyuluhan pertanian, (6) Perencanaan usaha pertanian, (7)

(7)

Manajemen Teknologi, (8) Ekonomi rumah tangga, (9) Mengembangkan teknologi lokal spesifik, (10) Memahami cara petani belajar, (11) Pengembangan kelompok dan organisasi, (12) Perilaku pasar, (13) Peta kognitif petani, (14) Teknologi produksi, (15) Teknologi pasca panen, (16) Usaha tani sebagai bisnis, dan (17) Proses pembangunan pertanian.

(7) Untuk meningkatkan efektivitas interaksi antara Penyuluh Pertanian dengan berbagai pihak maka perlu pengembangan sifat atau kepribadian Penyuluh pertanian yang: jujur, ketulusan hati dalam membantu petani, bertanggung jawab, melayani, memuaskan kebutuhan petani, keseQaan terus belajar, rasa

percaya diri, dan menghargai petani.

(8) Untuk merespon kecepatan perubahan lingkungan strategs yang mempengandu produktivitas para petani maka perlu mengembangkan dan memperkuat insititusi-institusi pelaksana fungsi penyuluhan pertanian & tingkat Kecamatan atau lini terdepan pelaksana fungsi penyuluhan pertanian dan memberikan otonomi yang lebih besar. Otonomi penyuluhan pertanian. & tingkat Kecarnatan akan meningkatkan fleksibilitas Sistem Penyuluhan Pertanian PP LARIISE untuk merespon perubahan-perubahan yang terja& di tingkat lokal.

(9) Untuk meningkatkan motivasi P P L, maka perlu pengelolaan Penyuluh Pertanian yang menjamin perasaan aman karier penyuluh pertanian.

(10) Untuk meningkatkan dan menjaga harga diri Penyuluh Pertanian maka

perlu memformulasikan kembali karakteristik pekerjaan penyuluh pertanian, sehingga pekerjaan penyuluh pertanian mempunyai karakteristik yang khas, meningkatkan kepuasan kerja dan meningkatkan kebanggaan Penyuluh Pertanian pada profesinya.

(11) Untuk meningkatkan kepuasan penyuluh pertanian terhadap pelayanan

organisasi, perlu upaya peningkatan kenyamanan iklim organisasi pelaksana fungsi-fungsi penyuluhan pertanian, perlu upaya kejelasan tanggung jawab

(8)

dan kejelasan prosedur kerja untuk menyelesaikan tanggung jawabnya dan mencapai tujuan organisasi.

(12) Untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan penyuluh pertanian perlu

upaya-upaya peningkatan kualitas pelatihan di B P P, kualitas materi pelatihan, kualitas supervisi dan kompetensi pelatih yang memadai, serta melibatkan Penyuluh Pertanian secara penuh dalarn proses perakitan teknologi.

(13) Untuk meningkatkan kualitas teknologi dan informasi pertanian perlu upaya-upaya memperkuat infiastruktur teknologi dan iklim teknologi, perencanaan penelitian yang sesuai dengan kebutuhan dan peta kognitif para petani akan sumber daya alamnya, perilaku pasar komodti-komoditi alternatif yang layak dikembangkan.

(14) Untuk merespon perubahan atribusi dan perilaku usaha tani menuju petani

yang mandiri perlu memvalidasi sistem penyuluhan pertanian PP LARIISE, dengan melaksanakan kegatan riset tindakan di beberapa Kecamatan yang representatif menggambarkan tingkat perkembangan petani di suatu wilayah dan pada berbagai agroeko sistem.

Referensi

Dokumen terkait

patologik yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian, karenanya setiap bayi dengan ikterus harus mendapat perhatian terutama apabila icterus ditemukan

 Cyclical normal goods adalah produk yang memiliki permintaan yang sangat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan. Misalnya mobil, rumah dan perjalanan wisata. Elastisitas

Peyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong

Kunci sukses untuk dapat memenangkan persaingan dalam mendapatkan laba, perusahaan harus memperhatikan tiga variabel utama, yaitu : kualitas produk atau jasa yang dihasilkan,

Pada hasil pengamatan dan pengujian yang telah dilakukan menggunakan decimal parity coding, parity mampu mengembalikan bentuk citra watermark seperti semula secara

a) Pengeringan ikan pada tekanan atmosfir yang cocok digunakan pada berbagai jenis ikan. b) Pengeringan ikan dengan cara dikeringkan dalam terowongan atau di atas ban berjalan

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah faktor risiko yang berhubungan dengan DM tipe 2 pada lanjut usia di Indonesia antara lain jenis

Sangat tergantung dari representations collectives yaitu alam pikiran dalam masyarakat, merupakan perpaduan dari nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat, selalu