14-15 TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015
SKRIPSI
OLEH: Peto Sarief Febrofiq
D 0211842
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
ii
HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA- KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN
DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA UMUR 14-15 TAHUN SSB MARS SURAKARTA
TAHUN 2015
Peto Sarief Febrofiq D 0211842
Skripsi
Di tulis dan di ajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program S1 Jurusan Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN SURAKARTA
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
Surakarta, Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Teguh Santoso, M.Pd Totong Umar, S.Pd, M.Or NIP. 1966 0428 1992 031001 NIPY. 150 264
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Sabtu,
Tanggal : 14 November 2015
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. Slamet Sudarsono, M.Pd ...
Sekretaris : Drs. HM. Yusuf, M.Pd ...
Anggota I : Drs. Teguh Santoso, M.Pd ...
v ABSTRAK
Peto Sarief Febrofiq. HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI, KOORDINASI MATA-KAKI, DAN KESEIMBANGAN DINAMIS DENGAN KEMAMPUAN DRIBLING BOLA PADA PEMAIN PUTRA USIA 14-15 TAHUN SSB MARS SURAKARTA TAHUN 2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan, Juli 2015.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. (2) Hubungan antara koordinasi mata kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. (3) Hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015. (4) Hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata kaki dan keseimbangan dinamis dengan dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra usia 14 – 15 tahun SSB MARS SURAKARTA Tahun 2015.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi korelasional. Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan SSB Mars, Surakarta Tahun 2015 dan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2015.
Dalam penelitian ini variabel bebas disebut juga sebagai prediktor dan variabel terikat yang disebut juga sebagai kriterium. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik tes dan pengukuran. Adapun jenis tes yang digunakan adalah: ( 1). Tes dan pengukuran power otot tungkai dengan standing broad jump test (Ismaryati, 2008: 64). (2) Tes dan pengukuran koordinasi mata-kaki dengan soccer wall voley test (Ismaryati,2006 :54 -55 ). (3) Tes dan pengukuran keseimbangan dinamis dengan modifikasi bass test (Ismaryati, 2008: 51-53).. (4) Keterampilan menggiring bola diukur dengan tes menggiring bola (Nurhasan, 2001 : 160-161).
Petunjuk peleksanaan masing-masing tes terlampir.Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka simpulan yang dapat diperoleh adalah: (1) Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai dengan
vi
Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,478 > rtabel 5% = 0,361. (2) Ada hubungan yang signifikan antara Koordinasi mata kaki dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,404 > rtabel 5% = 0,361. (3) Ada hubungan yang signifikan antara Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, rhitung = 0,484 > rtabel 5% = 0,361. (4) Ada hubungan yang signifikan antara Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dengan Kemampuan dribling bola, R2y(123) sebesar 0,473 > rtabel5 % sebesar 0.361 dan Fhitung sebesar 6.7312 > ftabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,89.
vii MOTTO
Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada rasa pahitnya kebodohan kelak
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahan kepada : 1. Ibu dan Bapak tercinta
2. Saudara-saudaraku tercinta
3. Rekan-rekan yang telah memberikan do’a dan dorongan
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sajana Pendidikan.
Banyak hambatan dan tantangan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Drs. Teguh Santoso, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi dan selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini dapat terwujud.
2. Drs. H. Dwi Gunadi, M.Or, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
3. Totong Umar, S.Pd, M.Or, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini dapat terwujud.
4. Anjasmara selaku manajer dan pelatih SSB Mars Surakarta yeng telah membatu saya dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.
5. Semua pemain SSB Mars yang telah membatu penelitian saya ini.
6. Rekan rekan satu angkatan dan berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun disadari dalam skripsi ini masih ada kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan juga dunia olahraga.
Surakarta, Juli 2015 PS
x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i PENGAJUAN ... ii PERSETUJUAN ... iii PENGESAHAN ... iv ABSTRAK ... v MOTTO ... vii PERSEMBAHAN ... viiii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Permainan Sepakbola ... 8
2. Power Otot Tungkai ... 21
3. Koordinasi Mata-Kaki ... 26
4. Keseimbangan ... 28
B. Kerangka Berpikir ... 30
xi
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33
B. Metode Penelitian ... 33
C. Variabel Penelitian ... 34
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 35
F. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 39
A. Deskripsi Data ... 39
B. Uji Reliabilitas ... 40
C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 41
D. Hasil Analisis Data ... 42
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... 45
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 47
A. Simpulan ... 47
B. Implikasi ... 47
C. Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam ... 19
Gambar 2. Menggiring bola dengan kura-kura penuh ... 20
Gambar 3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar ... 21
Gambar 1. Otot Tungkai Atas ... 23
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perhitungan dengan Chi-Kuadrat. ... 36
Tabel 2. Deskripsi Data Hasil Tes Power otot tungkai, Koordinasi mata kaki dan Keseimbangan dinamis dan Kemampuan dribling bola... 39
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas ... 40
Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data ... 40
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ... 41
Tabel 6.Rangkuman Hasil Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Hubungan Antara Prediktor dengan Kriterium ... 42
Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Tiap Prediktor dengan Kriterium ... 43
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tes Menggiring Bola (Dribling)... 51
Lampiran 2. Petunjuk Pelaksanaan Tes Power Otot Tungkai (Standing Broad Jump Test) ... 53
Lampiran 3. Petunjuk Pelaksanaan Tes Koordinasi Mata-Kaki ... 55
Lampiran 4. Petunjuk Pelaksanaan Tes Keseimbangan Dinamis (Modifikasi Bass Test) ... 57
Lampiran 5. Rekapitulasi data keseimbangan dinamis, kekuatan otot perut, kekuatanotot tungkai dengan ketrampilan passing ... 59
Lampiran 6. Uji Reliabilitas ... 60
Lampiran 7. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X2) dan re-test (X2) koordinasi mata kaki ... 62
Lampiran 8. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X3) dan re-test (X3) keseimbangan dinamis ... 64
Lampiran 9. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes (X4) dan re-test (X4) kemampuan dribling ... 66
Lampiran 10. Uji Normalitas Data dengan Metode Chi-Kuadrat ... 68
Lampiran 11. Tabel kerja untuk menghitung korelasi antara keseimbangan dinamis (X1), kekuatan otot perut (X2) dan kekuatan otot tungkai (X3) dengan ketepatan passing (Y). ... 72
Lampiran 12. Uji Linieritas ... 73
Lampiran 13 Analisis Regresi Tiga Prediktor dengan Metode Skor Deviasi ... 79
Lampiran 14. Analisis Korelasi Tiap Prediktor ... 84
Lampiran 15 Tabel Nilai r Product Moment ... 87
Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai Chi-Kwadrat ... 88
Lampiran 17 Tabel Distribusi F ... 89
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Proses pembinan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud antara lain dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakan-gerakan secara efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil.
Masalah utama dalam persepakbolaan Indonesia adalah meliputi keterampilan teknik dasar yang kurang maksimal sehingga sepakbola membutuhkan kemampuan fisik yang baik. Kemampuan teknik yang baik, jika tidak didukung kemampuan fisik yang baik maka akan terjadi kesulitan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam permainan sepakbola. Sepakbola merupakan salah satu olahraga pemainan yang cepat sekali berkembang di seluruh dunia, dan olahraga yang menggunakan bola dan dimainkan oleh 2 tim dengan 11 pemain di masing tim sehingga masing-masing tim wajib mempersiapkan kemampuan teknik dan fisik secara maksimal.
Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah untuk mencari kemenangan. Satu kesebelasan dikatakan menang apabila berhasil memasukkan bola lebih banyak ke gawang lawannya. Salah satu cara untuk memasukkan bola ke dalam gawang diawali dengan dribling dan passing kepada teman yang berdiri bebas untuk segera melakukan tendangan langsung ke arah gawang atau dengan cara menyundul
bola. Teknik dasar dribling kemudian mengumpan bola kepada teman akan dapat dilakukan dengan adanya kemampuan kondisi fisik dari pemain yang melakukan.
Pengembangan fisik merupakan salah satu syarat yang sangat dibutuhkan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan. Dalam setiap usaha peningkatan kondisi fisik harus dikembangkan semua komponen yang ada, walaupun dalam pelaksanaan program perlu adanya prioritas untuk menentukan komponen mana yang perlu mendapatkan porsi latihan lebih besar, sesuai dengan olahraga yang ditekuni.
Untuk peningkatan prestasi olahraga sepakbola khususnya pada klub SSB Mars Surakarta diperlukan latihan yang intensif. Pembinaannya meliputi faktor fisik, teknik, taktik dan mental. Selama ini pada latihan yang diberikan lebih menekankan pada faktor teknik. Sedangkan kondisi fisik belum dibina secara maksimal, hal ini bisa disebabkan bahwa faktor fisik dianggap telah terwakili pada saat latihan sehingga kondisi fisik secara otomatis meningkat. Anggapan tersebut kurang benar, karena sepakbola memerlukan unsur kondisi fisik tersendiri sehingga membutuhkan pembinaan fisik yang lebih tepat. Unsur kondisi fisik yang diperlukan pada sepakbola antara lain, power, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, fleksibilitas, keseimbangan, kemampuan dan daya tahan.
Pemecahan masalah prestasi olahraga harus ditinjau dari ilmu pengetahuan agar mencapai sasaran tertentu yaitu pencapaian prestasi maksimal. Menurut Mochamad Sajoto (1988: 3-5), prestasi olahraga ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: (1) faktor biologis, (2) faktor psikologis, (3) faktor lingkungan dan (4) faktor penunjang. Faktor biologis atau fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan biomotorik yang ditentukan secara genetik merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu: kekuatan (strength), kecepatan (speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), daya tahan (endurance), daya ledak (explosive power), keseimbangan (balance), koordinasi (coordination).
Klub SSB Mars Surakarta merupakan salah satu perkumpulan sepakbola yang memiliki kelebihan dan kekurangan dibanding dengan perkumpulan-perkumpulan sepakbola yang lain. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya adalah memiliki pemain yang rata-rata kompetensi keterampilannya baik, fasilitas olahraga cukup,
tetapi prestasi cabang olahraga sepakbola masih rendah atau masih jarang menjadi juara padahal setiap even pertandingan selalu mengikutinya. Pemain kelompok umur 14-15 tahun SSB Mars Surakarta dalam melakukan kemampuan dribling bola sering kurang maksimal sehingga banyak peluang terbuang dalam proses mencetak gol dalam pertandingan.
Kemampuan dribling bola memiliki tingkat kerumitan dan kompleksitas yang berbeda-beda, baik dari keterampilan yang mudah sampai keterampilan yang semakin sulit, dan dari keterampilan yang sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Dipandang dari tingkat kesulitan dan kompleksitas, kemampuan dribling bola memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang tinggi karena mencakup unsur-unsur: koordinasi mata-kaki, timing, tempo, keseimbangan dan akurasi. Kemampuan dribling bola merupakan suatu teknik dasar yang harus dikuasai setiap pemain sepakbola tanpa terkecuali. Kemampuan dribling bola adalah suatu teknik dasar dribling yang sering digunakan oleh setiap pemain untuk menjalankan proses dalam mencetak gol dalam setiap pertandingan. Kemampuan dribling bola dapat dilakukan oleh setiap pemain, biasanya dalam suatu tim sepakbola mempunyai kekompakan tersendiri dalam melakukan dribling bola. Kemampuan dribling bola harus dimiliki oleh seorang pemain tanpa terkecuali sebagai modal utama dalam melakukan permainan sampai terjadinya proses gol dalam sepakbola.
Kemampuan dribling bola merupakan salah teknik dasar dalam sepakbola namun cukup sulit dipelajari, lebih-lebih untuk pemain yang belum terampil dan belum terlatih gerak dribling bola secara refleks. Tujuan dalam permainan sepakbola adalah untuk menciptakan proses tembakan yang tepat dan mendapat angka pada setiap kesempatan, yang merupakan syarat tim tersebut dinyatakan pemenang. Dengan demikian keterampilan gerak dasar dribling dalam permainan sepakbola sangat penting untuk dikuasai secara baik, tetapi tidak boleh mengesampingkan keterampilan gerak dasar yang lain. Tingkat keberhasilan pemain memasukkan bola ke gawang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan penguasaan teknik dribling yang baik.
Pemain SSB Mars Surakarta pada umumnya yang belum menguasai teknik kemampuan dribling bola, merasa belum siap bahkan belum memiliki kekuatan yang
memadai, sehingga mengalami kesulitan untuk melakukan kemampuan dribling bola. Kurangnya sarana yang kurang efektif merupakan faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya peningkatan kemampuan dribling bola. Selain itu, jarang sekali seorang pelatih maupun pembina menciptakan variasi-variasi latihan yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan pemainnya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan dalam latihan keterampilan terutama untuk pemain pemula. Kondisi yang tidak memungkinkan untuk latihan dengan sarana yang ada, menuntut pelatih maupun pembina berkreativitas agar tujuan latihan dapat tercapai dengan baik.
Kemampuan dribling bola merupakan teknik dasar yang sulit dipelajari, lebih-lebih untuk pemain yang belum terampil. Agar kemampuan dribling bola dapat dilakukan dengan baik, terlebih dahulu perlu dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dribling bola perlu ditelusuri faktor penyebabnya. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan paassing bola diperlukan unsur-unsur kondisi fisik seperti: kekuatan, kecepatan, kelenturan, keseimbangan, kemampuan, daya tahan, kelincahan, dan koordinasi.
Perbedaan kemampuan terutama terjadi karena kualitas fisik yang berbeda (Sugiyanto, 1997: 353). Kemampuan fisik berhubungan dengan power otot tungkai dan koordinasi mata-kaki yang mempengaruhi penampilan seseorang baik dalam latihan gerakan-gerakan keterampilan maupun dalam penampilan. Begitu juga dengan keseimbangan dinamis yang mempengaruhi keterampilan pemain. Dengan demikian dapat dikatakan power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis adalah suatu persyaratan dalam usaha mencapai prestasi maksimal bagi seseorang dalam latihan kemampuan dribling bola. power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis yang ada pada pemain putra harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam kemampuan dribling bola yang sesuai dengan karakter dari masing-masing pemain sehingga bisa mencapai hasil latihan yang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Untuk mengetahui power otot tungkai, koordinasi mata-kaki, dan keseimbangan dinamis memiliki hubungan dengan kemampuan dribling bola, maka perlu dilakukan penelitian berjudul “Hubungan Antara Pewer Otot Tungkai, Koordinasi Mata-Kaki, dan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola pada pemain putra Umur 14-15 Tahun, SSB Mars, Surakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta, belum mampu mengerahkan komponen-komponen kondisi fisik yang dapat mendukung kemampuan dribling bola.
2. Tidak semua pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta memiliki kemampuan dribling bola yang baik.
3. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran kemampuan kondisi fisik dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
4. Belum pernah dilakukan tes dan pengukuran power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
5. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola.
6. Perlu dilakukan tes dan pengukuran k power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis untuk mengetahui ada tidaknya hubungannya dengan kemampuan dribling bola.
7. Kemampuan Dribling bola pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta belum teruji.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah:
1. Belum diketahui ada tidaknya hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola.
2. Kemampuan dribling bola pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta?
2. Adakah hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta?
3. Adakah hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta?
4. Adakah hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan Dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan antara power otot tungkai dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
2. Hubungan antara koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
3. Hubungan antara keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
4. Hubungan antara power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis dengan kemampuan dribling bola pada pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta.
F. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan dapat bermanfaat, antara lain:
1. Diketahui power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis bagi pemain yang dijadikan sampel penelitian, sehingga dapat ditingkatkan melalui latihan yang tepat agar mendukung kemampuan dribling bola.
2. Sebagai masukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pelatih maupun pembina olahraga klub SSB Mars, Surakarta pentingnya kemampuan fisik khususnya power otot tungkai dan kelentukan, serta koordinasi mata-kaki dengan kemampuan dribling bola.
3. Sebagai informasi kepada pelatih maupun pembina dan pemain putra umur 14-15 tahun klub SSB Mars, Surakarta bahwa power otot tungkai, koordinasi mata-kaki dan keseimbangan dinamis merupakan faktor yang harus diperhatikan untuk mendukung kemampuan dribling bola.
4. Bagi pelatih maupun pembina dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepakbola
a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Teknik merupakan dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain agar tercapai prestasi yang semaksimal mungkin. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 271) “Teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam suatu cabang olahraga.” Sedangkan menurut Suharno HP (1986: 47) bahwa: “Teknik dasar adalah suatu teknik dimana proses gerakannya merupakan dasar, dan gerakan itu dalam kondisi sederhana dan mudah”.
Pembinaan teknik dasar bermain sepakbola disamping pembinaan kondisi fisik, pembinaan taktik, dan pembinaan kematangan juara. Jelaslah dari kelima macam pembinaan tersebut yang fundamental dan yang harus lebih diutamakan adalah pembinaan teknik dasar bermain di samping pembinaan lainnya. Kemampuan teknik menguasai bola merupakan syarat utama bagi setiap pemain sepakbola yang erat hubungannya dengan prestasi, oleh karena itu setiap pemain perlu mempelajari unsur-unsur teknik secara seksama. Yang dimaksud dengan teknik dasar bermain sepakbola adalah menendang bola, menggiring bola (dribling), mengontrol bola (controlling), menyundul bola (heading), melempar bola (throw-in), dan menembak bola (shooting) yang di uraikan pada penjelasan berikut ini:
(a) Menendang Bola
Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola yang sering digunakan dalam permainan sepakbola. Suatu kesebelasan yang tangguh adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya yang menguasai teknik dasar menendang bola yang baik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menendang bola adalah sebagai berikut :
1) Pada waktu akan menendang bola, pandangan mata mengikuti arah posisi bola yang akan diarahkan.
2) Posisi kaki tumpu tepat disamping bola karena hal ini dapat menentukan arah lintasan dan tinggi rendahnya lambungan bola.
3) Pergelangan kaki yang akan menendang bola dikuatkan, tungkai kaki yang menendang bola diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke belakang bola. Macam-macam teknik dasar menendang bola:
1) Teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam
Dalam mengajarkan teknik dasar menendang bola dengan kaki bagian dalam harus dilakukan bersama-sama dengan latihan menghentikan bola. Adapun teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (a) Pemain berdiri 3 sampai 4 langkah dibelakang bola dan arah sasaran bola merupakan satu garis lurus; (b) Pemain lari ke arah bola, menendang bola dengan kaki bagian dalam ke arah kawan kemudian kawan yang menerima bola tadi menendang bola kembali ke arah pemain yang menendang pertama.
2) Teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki
Teknik menendang bola dengan punggung kaki ini sering digunakan dalam permainan untuk menembakkan ke gawang. Adapun teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki adalah: (a) Pemain berdiri 3 sampai 4 langkah di belakang bola dan arah sasaran bola merupakan satu garis lurus; (b) Pemain berlari dan menendang bola dengan punggung kaki ke arah sasaran, (d) kemudian pemain yang menerima bola menendang kembali ke arah pemain yang menendang pertama kali. 3) Teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam dan bagian
luar.
Adapun teknik dasar menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam dan luar adalah: (a) Letakkan kaki tumpu di samping bola dengan jarak kurang lebih 25 cm, dan posisi kaki agak ke belakang, arah kaki tumpu sejajar dengan arah sasaran; (b) Kaki yang akan menendang diangkat ke belakang kemudian diayunkan ke arah belakang bola; (c) Sikap badan agak condong ke depan, kedua lengan terbuka di samping badan untuk menjaga keseimbangan; (d) Bola yang ditendang hendaknya mengenai tengah-tengah bola maka bola akan melambung rendah atau sedang.
(b) Mengontrol Bola (Controlling)
Dalam permainan sepakbola, mengontrol bola sangat penting baik itu bola datar maupun bola di udara yang datang kepada seorang pemain sepakbola dari berbagai ketinggian dengan segala macam kecepatan dan sudut. Untuk menghentikan bola datar dan yang berada di udara seorang pemain harus bisa menguasai dan siap mengoperkan kepada pemain putra yang lain dalam suatu permainan. Mengontrol bola bisa dilakukan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh kecuali tangan. Menurut Timo Scheunemann (2014: 209) “apa pun bagian tubuh yang dipakai, cara mengontrol bola pada dasarnya sama. Sesaat sebelum bola sampai, pastikan bagian tubuh yang digunakan sedikit mengalah ke belakang. Hal ini akan mencegah bola untuk memantul dengan keras ke depan”. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengontrol bola:
1) Seorang pemain, lari menjemput arah datangnya bola dan pandangan ke arah berhentinya bola.
2) Kaki tumpu menerirna seluruh berat badan, kedua lutut sedikit ditekuk.
3) Sebelum mengontrol bola seorang pemain harus segera memikirkan bola yang telah dikuasai untuk dioperkan kepada kawan, di giring atau ditembakkan ke arah gawang.
4) Posisi badan siap menerima bola yang datang dengan semua bagian tubuh kecuali tangan.
Macam-macam teknik dasar mengontrol bola:
1) Teknik dasar mengontrol bola dengan kaki bagian dalam
Penggunaan dalam permainan sepakbola adalah untuk menahan bola datar yang bergulir di atas tanah. Adapun teknik menahan bola dengan bagian kaki bagian dalam sebagai berikut: (a) Seorang pemain harus lari menyusul arah datangnya bola, pandangan tertuju ke arah bola dan setelah dekat bola segera berhenti, (b) Posisi kaki digerakkan ke depan ke arah datangnya bola, tepat di tengah-tengah kaki bagian dalam menahan bola, (c) Kaki penerima bola digerakkan ke belakang mengikuti arah lintasan bola, (d) Kemudian letakkan kaki penerima dalam posisi tegak lurus dengan kaki tumpu, lurus pada ujung tumit kaki tumpu.
2) Teknik dasar mengontrol bola dengan punggung kaki
Teknik ini sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk mengontrol operan bola dari teman baik bola datar maupun bola lambung. Adapun tekniknya sebagai berikut: (a) Lari menyongsong arah datangnya bola, pandangan tertuju ke arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti, (b) Ujung jari (sepatu) kaki tumpu ke arah datangnya bola, letakkan kaki tumpu sedikit ditekuk, (c) Kaki penerima menerima bola tepat pada punggung kaki di tengah-tengah bola, selanjutnya kaki penerima digerakkan ke arah belakang mengikuti arah lintasan bola hingga kaki penerima dan bola berhenti.
3) Teknik dasar mengontrol bola dengan punggung kaki bagian luar
Adapun tekniknya sebagai berikut: (a) Lari menyongsong arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti, (b) Ujung jari kaki tumpu menghadap arah datangnya bola, ke dua lutut kaki sedikit di tekuk, (c) Kaki penerima segera digerakkan ke depan ke arah datangnya bola dengan punggung kaki bagian luar pada tengah tengah depan bola, (d) Kemudian kaki penerima digerakkan ke arah belakang mengikuti arah lintasan bola.
4) Teknik dasar mengontrol bola dengan paha.
Mengontrol bola dengan paha sering digunakan dalam permainan sepakbola, biasanya untuk mengontrol bola yang melambung. Adapun tekniknya sebagi berikut: (a) Seorang pemain berlari menjemput arah datangnya bola dan berhenti di tempat jatuhnya bola, (b) Kaki tumpu menghadap arah datangnya bola, kedua lutut kaki sedikit di tekuk, (c) Kaki penerima diangkat ke depan, paha diangkat ke atas menghadap arah jatuhnya bola kemudian menahan bola dengan paha.
5) Teknik dasar mengontrol bola dengan dada
Teknik mengontrol bola dengan dada biasanya digunakan untuk menerima bola di udara yang datang ke arah seorang pemain sepakbola. Adapun tekniknya adalah sebagai berikut: (a) Seorang pemain lari segera menjemput arah jatuhnya bola, (b) Kedua kaki berdiri kangkang ke muka belakang, kedua lutut sedikit ditekuk dan pandangan terarah pada jatuhnya bola, (c) Dada dibusungkan siap menerima jatuhnya bola. Apabila bola diterima dengan otot dada sebelah kanan atau kiri, setelah bola menyentuh dada posisi badan segera di tarik ke belakang.
6) Teknik dasar mengontrol bola dengan dahi
Teknik ini sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk mengontrol bola lambung di udara. Adapun teknik menerima bola dengan dahi adalah sebagai berikut: (a) Daerah kepala di atas alis dibawah rambut, apabila bola melambung datar di udara setinggi dahi. Seorang pemain segera menjemput ke arah datangnya bola, setelah dekat dengan bola segera berhenti dengan posisi kaki kangkang muka-belakang, kedua lutut sedikit ditekuk, (b) Setelah bola menyentuh dahi, badan segera ditarik ke belakang, (c) Setelah bola jatuh ke tanah kemudian di kontrol dan segera dikuasai.
(c) Menggiring Bola (Dribling)
Menurut Mielke (2007: 1) “dribling dalam permainan sepakbola didefinisikan sebagai penguasaan bola dengan kaki saat kamu bergerak di lapangan permainan”. Menggiring bola dapat di artikan sebagai suatu gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah. Menggiring bola dapat dilakukan pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Kegunaan teknik menggiring bola antara lain untuk melewati lawan, berputar dan mengubah arah bola, mencari kesempatan memberikan umpan bola kepada kawan dengan tepat, menahan bola tetap dalam penguasaan, dan menyelamatkan bola, apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk segera mengoperkan bola kepada kawan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggiring bola :
1) Bola yang berada dalam penguasaan pemain, harus selalu dekat dengan kaki, badan pemain terletak antara bola supaya tidak mudah direbut oleh lawan, bola selalu dikontrol.
2) Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari lawan.
3) Bola digiring dengan kaki kanan atau kiri, setiap langkah kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, bukan di tendang. Irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah kaki yang teratur.
4) Pada waktu menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi harus memperhatikan atau mengamati situasi lapangan atau posisi lawan maupun kawan.
5) Posisi badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas seperti pada waktu posisi berlari.
Macam-macam teknik dasar menggiring bola:
1) Teknik dasar menggiring bola dengan kaki bagian dalam
Menurut Mielke (2007: 2) “dribling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan seorang pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga kontrol terhadap bola akan semakin besar”. Sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk berputar dan mengubah arah bola. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki bagian dalam adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam, (b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola akan tetapi setiap langkah secara teratur mendorong bola di depan kaki sehingga tidak mudah direbut oleh lawan, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk dan pada waktu kaki menyentuh bola, kemudian melihat situasi lapangan, posisi kawan atau lawan.
2) Teknik dasar menggiring bola dengan punggung kaki
Seorang pemain dapat membawa bola dengan cepat. Biasanya teknik ini sering digunakan apabila di depan pemain terdapat daerah bebas dari lawan yang cukup luas sehingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang dengan menggunakan punggung kaki, (b) Setiap langkah secara teratur dengan punggung kaki kiri atau kanan mendorong bola ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, dan pandangan pada bola juga melihat situasi lapangan, posisi lawan dan kawan.
3) Teknik dasar menggiring bola dengan punggung kaki bagian luar
Menurut Mielke (2007: 4) “menggunakan sisi kaki bagian luar untuk melakukan dribling adalah salah satu cara untuk mengontrol bola”. Sering digunakan dalam permainan sepakbola karena bagian kaki yang bersentuhan dengan bola cukup luas, pemain dapat dengan mudah bergerak ke depan atau mengubah arah sesuai dengan arah kaki pada waktu berlari. Teknik menggiring bola dengan punggung kaki
bagian luar adalah sebagai berikut: (a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan punggung kaki bagian luar, (b) Setiap langkah secara teratur dengan punggung kaki bagian luar kaki kanan atau kiri mendorong bola ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki sesuai dengan irama lari, (c) Pada saat menggiring bola kedua lutut sedikit ditekuk, pada waktu kaki menyentuh bola pandangan selanjutnya melihat situasi lapangan, posisi lawan atau kawan.
(d) Menyundul Bola (Heading)
Menyundul bola merupakan suatu keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola dengan menggunakan bagian kepala. Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat, melompat ke depan, menjatuhkan diri (diving), atau tetap diam dan mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau teman satu tim (Mielke, 2003: 49). Kegunaan menyundul bola dalam permainan sepakbola antara lain adalah untuk mengoperkan bola kepada teman untuk memasukkan bola ke arah gawang lawan dan untuk menyapu bola di daerah pertahanan sendiri serta mematahkan serangan lawan. Adapun teknik menyundul bola ada dua macam yaitu menyundul bola dengan sikap berdiri di tempat dan menyundul bola dengan sikap berlari yang akan diuraikan sebagai berikut:
1) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berdiri ditempat
Teknik menyundul bola dengan sikap ini sering digunakan oleh seorang pemain untuk mengoperkan bola kepada kawan. Adapun tekniknya akan diuraikan sebagai berikut: (a) Posisi badan menghadap ke arah datangnya bola, kedua kaki berdiri kangkang ke muka dengan kedua lutut sedikit ditekuk, (b) Badan ditarik ke belakang, sikap badan condong ke belakang, otot-otot leher dikuatkan hingga dagu merapat pada leher, dan pandangan ke arah datangnya bola, (c) Seluruh berat badan diikutsertakan ke depan, badan condong ke depan diteruskan hingga dahi tepat mengenai bola dan gerak lanjutan ke arah sasaran dengan mengangkat kaki belakang ke depan dilanjutkan lari ke rencana posisi.
2) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berlari
Menyundul bola dengan sikap berlari biasanya sering digunakan dalam permainan sepakbola untuk memasukkan bola ke gawang lawan atau tindakan penyelamatan. Adapun tekniknya diuraikan sebagai berikut: (a) Pemain lari
menjemput arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola, (b) Otot-otot leher digerakkan, kemudian dagu ditarik merapat pada leher, (c) Badan ditarik ke belakang melengkung ke daerah pinggang, kemudian digerakkan ke seluruh tubuh sehingga dahi dapat mengenai bola, (d) Pada waktu menyundul bola hendaknya pandangan mata tetap terbuka dan selalu rnengikuti ke mana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti gerak lanjutan untuk segera lari mencari posisi.
(e) Melempar Bola (Throw-in)
Melempar bola pada permainan sepakbola dilakukan bila terjadi bola seluruhnya melampaui garis samping, baik bola datar yang menggulir di atas tanah maupun yang melayang di udara, maka seorang pemain lawan dari pihak terakhir yang menyentuh bola, dapat melakukan lemparan ke dalam di belakang garis samping ditempat bola meninggalkan lapangan permainan. Melempar bola ke dalam harus dilakukan sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku. Throw-in dapat menjadi senjata yang ampuh dalam rencana serangan sebuah tim (Mielke, 2007: 39). Dalam melempar bola tidak dibenarkan langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam melempar bola ke dalam tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri di posisi offside.
Prinsip teknik dasar melempar bola adalah: (a) Sikap berdiri, kedua kaki rapat dengan lutut sedikit di tekuk, (b) Sikap memegang bola. Kedua tangan memegang bola dengan jari-jari (direnggangkan). Jari-jari yang di belakang bola adalah ibu jari tangan kanan bertemu dengan ibu jari tangan kiri, dan ujung jari telunjuk tangan kanan bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan kanan, sedangkan jari-jari yang lain memegang bola dibagian samping bola. Jadi seolah-olah tangan membuat wadah untuk bola, (c) Cara melempar adalah kedua tangan dengan bola diangkat di atas belakang kepala, pandangan mata tertuju ke arah kawan yang akan diberi operan bola. Pada waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot-otot perut, bahu dan tangan diayunkan ke depan, dibantu kedua lutut yang diluruskan dan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan dengan bola yang dilepaskan, (e) Gerak lanjutan setelah bola dilepaskan, yaitu tetap berdiri di atas kedua kaki dengan ujung-ujung kaki tetap di atas tanah dan diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi.
(f) Menembak Bola (Shooting)
Permainan sepakbola seorang anak dinyatakan terampil dalam menembak bola (shooting) apabila dia dapat berhasil memasukan bola ke dalam gawang paling sedikit 80% dari tembakannya. Bagi pemain tenis mereka dinyatakan terampil dalam melakukan service apabila 60 sampai 70% service pertamanya masuk. Dengan contoh-contoh tersebut bahwa keterampilan dinilai oleh produktivitas penampilan yang dilakukan pemain.
Menurut Mielke (2007: 67) “dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah melakukan shooting ke gawang”. Seseorang pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkan sederetan shooting yang memungkinkannya untuk melakukan tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan. Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau permainan tim. Kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah kesebelasan yang mampu menampilkan permainan yang kompak. Dapat dikatakan bahwa kesebelasan yang baik bila terdapat kerjasama tim yang baik. Untuk mendapatkan kerjasama tim yang tangguh diperlukan pemain-pemain yang menguasai bagian-bagian dari bermacam-macam teknik dasar bermain sepakbola dan terampil melaksanakannya. Kualitas keterampilan teknik dasar bermain setiap pemain lepas dari faktor-faktor kondisi fisik dan taktik sangat menentukan tingkat permainan suatu kesebelasan sepakbola. Makin baik tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar bermain setiap pemainnya di dalam memainkan dan menguasai bola, maka makin cepat dan cermat kerjasama kolektif akan tercapai. Dengan demikian kesebelasan akan lebih lama menguasai bola dan akan mendapatkan keuntungan secara fisik dan taktik.
Untuk dapat mencapai penguasaan teknik-teknik dasar bermain sepakbola pemain harus melakukan dengan prinsip-prinsip gerakan teknik yang benar, cermat, sistematik yang dilakukan berulang-ulang terus menerus dan berkelanjutan, sehingga menghasilkan kerjasama yang baik antara sekumpulan syaraf otot untuk pembentukan gerakan yang harmonis, sehingga menghasilkan otomatisasi gerakan. Untuk dapat mencapai gerakan yang otomatis harus dimulai sejak usia muda.
Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Maksudnya adalah pemain melakukan gerakan-gerakan dengan bola dan gerakan-gerakan tanpa bola. Dengan demikian setiap pemain dapat dengan mudah memerintah bola dan memerintah badan atau anggota badan sendiri dalam semua situasi bermain. Setiap pemain sepakbola dengan mudah dapat memerintah bola dengan kakinya, dengan tungkainya, dengan badannya, dengan kepalanya, kecuali dengan kedua belah tangannya yang dilakukan dengan cepat dan cermat. Dengan demikian setiap pemain telah memiliki gerakan yang otomatis atau ball feeling yang sempurna serta peka terhadap bola.
Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha pengkajian terhadap peserta didik, bentuk dan modal pembelajaran serta faktor-faktor yang menunjang pada cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan keterampilan olahraga pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh fungsi syaraf dan diperoleh dari hasil belajar. Oleh karena itu untuk memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar dalam jangka waktu yang lama agar fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi dengan sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1991: 61) menyatakan bahwa “tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan tercapai”.
Teknik dasar bermain sepakbola merupakan semua gerakan-gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola. Kemudian untuk bermain ditingkatkan menjadi keterampilan teknik bermain sepakbola yaitu penerapan teknik dasar bermain ke dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola meliputi teknik tanpa bola dan teknik dengan bola. Teknik tanpa bola merupakan semua gerakan-gerakan tanpa bola yang terdiri dari lari cepat mengubah arah, melompat dan meloncat, gerak tipu dengan badan dan gerakan-gerakan khusus penjaga gawang. Sedangkan teknik dengan bola meliputi mengenal bola, menendang bola, mengontrol bola, mengiring bola, heading, melempar bola, menembak bola. Beberapa teknik dasar yang perlu dipelajari menurut Sneyers (1998: 11), yaitu:
“Mengendalikan bola dengan kaki, paha, dada dan kepala, meneruskan bola tanpa ditahan, dribling, tendangan sambil salto, pass pendek dan panjang, melempar bola, tendangan langsung dan tidak langsung, tendangan sudut pendek dan yang panjang, menyundul bola, memberi efek pada bola dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Fuchs, Dieter and Gunter (1981: 48) adalah “keterampilan teknik bermain sepakbola terdiri dari menendang, trapping, dribling, volleying, heading dan throw-in”. Selanjutnya disebutkan secara garis besarnya keterampilan teknik bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh setiap pemain sepakbola meliputi: menendang (instep kick, inside foot kick, outside foot kick, heel kick), trapping atau menghentikan bola (sole of the foot trap, Foot trap, body trap). Tiap bagian dapat diajarkan secara terpisah-pisah sesuai dengan kebutuhan bahan atau materi pembelajaran.
Indikator penguasaan keterampilan bermain sepakbola, apabila masing-masing anak menguasai dan mampu melakukan berbagai teknik dasar bermain sepakbola tersebut. Dalam proses pembelajaran selanjutnya, pemain agar selalu mempelajari dan mempraktikkan berulang-ulang bagaimana mengolah dan mempermainkan bola agar dapat menumbuhkan naluri terhadap gerak bola.
Pembelajaran keterampilan gerak bermain sepakbola adalah hasil tes dan unsur-unsur dasar bermain sepakbola. Banyak sekali model tes keterampilan bermain sepakbola yang telah dibakukan dan hasilnya dapat dijadikan prediksi keterampilan masing-masing anak. Menurut Mor-Christian General Soccer Ability Skill Test Battery dalam Strand & Wilson (1993: 122) meliputi: “dribling, dribling dan shooting”. Yeagley Soccer Battery Test dalam Strand & Wilson (1993: 124) menyebutkan bahwa “item tes untuk keterampilan bermain sepakbola meliputi dribling, wall volley dan juggling. Tes keterampilan bermain sepakbola dari Plooyer (1970: 152-157) meliputi “menimang-nimang bola, keterampilan dalam lapangan bujur sangkar, menggiring dan menendang bola ke dalam sasaran, menembak ke sasaran dalam gawang, dan tes keterampilan lari sambil menendang bola ke dalam sasaran yang berada di sebelah kanan dan kiri”.
b. Menggiring / Dribling Bola
Menggiring / dribling bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir estafet di atas tanah. Yang perlu diperhatikan dalam menggiring bola ialah setiap pemain dianjurkan menggunakan dua kaki untuk menggiring bola dan serangan lawan. Untuk menggiring bola, ada beberapa cara atau teknik yang dapat dilakukan. Menurut Muhajir (2004 : 26) bahwa, “Pada umumnya dribbling dilakukan dengan tiga cara, yaitu : (1) Menggiring bola dengan kaki bagian dalam, (2) Menggiring bola dengan kaki bagian luar dan (3) Menggiring bola dengan punggung kaki.”
Beberapa cara Menggiring bola antara lain:
1) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian Dalam
a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah dalam.
b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak diayunkan seperti teknik menendang bola, akan tetapi tiap langkah secara teratur menyentuh atau mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut lawan.
c) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus selalu sedikit, dan pada waktu kaki menyentuh bola, mata melihat pada bola, selanjutnya melihat situasi di lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam (Soekatamsi, 1984 : 159)
Menggiring bola berputar ke arah kiri digunakan kura-kura kaki sebelah dalam kaki kanan. Sesuai dengan irama langkah, setiap langkah kaki kanan bola
didorong dengan kura-kura kaki bagian dalam. Cara ini hanya digunakan untuk membelok, berputar atau mengubah arah.
2) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Penuh
a) Posisi kaki sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki penuh.
b) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola sesuai dengan irama langkah lari tiap langkah dengan kura-kura penuh bola didorong bergulir ke depan dekat kaki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 2 di bawah ini.
Menggiring bola dengan kura-kura kaki penuh ini, pemain dapat membawa bola dengan cepat. Dan cara ini hanya dapat digunakan apabila di depan terdapat daerah yang bebas dari lawan cukup luas, hingga jarak untuk menggiring bola cukup jauh.
Gambar 2. Menggiring bola dengan kura-kura penuh (Soekatamsi, 1984:161
3) Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian Luar
a) Posisi kaki menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar.
b) Setiap langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri mendorong bola bergulir ke depan, dan bola harus selalu dekat dengan kaki.
c) Pada saat menggiring bola kedua lutut selalu sedikit ditekuk, waktu kaki menyentuh bola pandangan pada bola, dan selanjutnya melihat situasi lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar (Soekatamsi, 1984 : 162)
Dari ketiga cara menggiring bola, menggiring bola dengan kura-kura kaki sebelah luar ini paling banyak digunakan dalam bermain karena :
1) Bagian dari kaki yang bersentuhan dengan bola cukup luas
2) Pemain mudah dapat bergerak ke depan atau untuk membelok, berputar, mengubah arah. Hal ini sesuai dengan arah sikap kaki pada waktu lari
3) Pemain dapat mengontrol bola atau menguasai bola dengan baik 4) Pemain dengan cepat mudah memberikan bola kepada teman.
Adapun kegunaan teknik menggiring bola dalam permainan sepakbola sebagai berikut :
1) Untuk melewati lawan
2) Untuk mencari kesempatan memberikan umpan kepada teman dengan tepat Untuk menahan bola tetap dalam penguasaan, menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk dengan segera memberikan operan kepada teman.
2. Power Otot Tungkai
a. Power
Setiap beraktifitas atau melakukan kegiatan olahraga otot merupakan komponen tubuh yang dominan dan tidak dapat dipisahkan. Semua gerakan yang dilakukan oleh manusia karena adanya otot, tulang, persendian, ligamen serta tendon,
sehingga gerakan dapat terjadi melalui gerakan tarikan otot serta jumlah serabut otot yang diaktifkan. Berkaitan dengan power, Harsono (1988: 200) menyatakan bahwa “Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat”. Menurut Suharno HP (1993: 59), yang menyatakan bahwa “Power adalah kemampuan otot pemain untuk mengatasi tahanan beban dengan kekuatan dan kecepatan maksimal dalam satu gerak yang utuh”.
Berdasarkan batasan-batasan power di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah kemampuan untuk mengerahkan kekuatan dan kecepatan otot dalam waktu yang relatif singkat. Power merupakan perpaduan dua unsur komponen kondisi fisik yaitu kekuatan dan kecepatan dalam hal ini kekuatan dan kecepatan otot. Kualitas power akan tercermin dari unsur kekuatan dan kecepatan otot yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan eksplosif dalam waktu yang sesingkat mungkin. b. Macam-Macam Power
Menurut Bompa (1999: 385), power dibedakan dalam dua bentuk yaitu: power asiklik dan siklik. Perbedaan jenis power ini dilihat dari segi kesesuaian jenis latihan atau keterampilan gerak yang dilakukan. Dalam kegiatan olahraga power asiklik dan siklik dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara dominan adalah melempar, menolak, melompat dan unsur-unsur gerakan pada senam, beladiri, anggar, loncat indah dan olahraga permainan seperti bolavoli dan sepakbola. Sedangkan cabang-cabang olahraga yang menggunakan power siklik adalah: lari, dayung, renang, bersepeda dan jenis olahraga yang memerlukan kecepatan dalam pelaksanaannya. c. Otot Tungkai
Tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terbagi menjadi: pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terbagi atas lutut sampai dengan kaki (Soedarminto, 1991: 60–61). Tulang tungkai atau tulang anggota gerak bawah terdiri dari: (1) Tulang pangkal paha, (2) Tulang paha, (3) Tulang kering, (4) Tulang betis, (5) Tulang tempurung lutut, (6) Tulang pangkal kaki, (7) Tulang telapak kaki, dan (8) Tulang ruas jari kaki (Syaifudin, 1997: 31).
1) Otot tungkai atas
Otot tungkai atas meliputi: (1) M. Abduktor Maldanus Internal, (2) M. Abduktor Brevis Medial, (3) M. Abduktor Lonngus Eksternal, (4) M. Rektus Rektus Femoris, (5) M. Vastus Lateralis Eksternal, (6) M. Vastus Medialis Internal, (7) M. Vastus Intermedial, (8) M. Bicepsfemoris, (9) M. Semi Membranosus, (10) M. Semi Tendinosus, dan (11) M. Sartorius (Syaifudin, 1997: 56).
Gambar 1. Otot Tungkai Atas (Syaifudin, 1997: 46)
2) Otot tungkai bawah
Otot–otot tungkai bawah terdiri dari: (1) M. Tibialis Anterior, (2) M. Ekstensor Talangus Longus, dan (6) M. Tibialis Posterior, (7) M. Gastroknemus (Syaifudin, 1997: 58).
Gambar 2. Otot Tungkai Bawah (Syaifudin, 1997: 47)
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Power Otot Tungkai
Power otot tungkai adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot-otot tungkai untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu power otot tungkai adalah intensitas kontraksi otot-otot tungkai, intensitas kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot-otot tungkai setelah mendapat rangsangan dari syaraf, intensitas kontraksi tergantung pada rekruitmen sebanyak mungkin jumlah otot-otot tungkai yang bekerja. Kecuali itu produksi kerja otot-otot secara eksplosif menambah suatu unsur baru yakni terciptanya hubungan antara otot dan sistem syaraf. Bertolak dari pengertian power otot tungkai di atas menunjukkan bahwa unsur utama terbentuknya power otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan dari otot-otot tungkai.
Unsur-unsur penentu power otot tungkai adalah kekuatan otot tungkai dan kecepatan kontraksi otot-otot tungkai yang dimiliki seseorang, kecepatan rangsang syaraf, produksi energi secara biokimia dan pertimbangan gerak mekanik. Selain itu menurut Suharno HP (1993: 59–60), baik tidaknya power (eksplosif power) yang dimiliki seseorang ditentukan oleh :
2) Kekuatan otot dan kecepatan otot atlet. 3) Waktu rangsang.
4) Koordinasi gerakan yang harmonis antara kekuatan dan kecepatan. 5) Banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP).
6) Penguasaan teknik gerak yang benar.
Pada dasarnya penentu baik dan tidaknya power otot tungkai yang dimiliki seseorang bergantung pada intensitas kontraksi dan kemampuan otot-otot tungkainya untuk berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang singkat setelah menerima rangsangan serta produksi energi biokimia dalam otot-otot tungkainya yang sangat menentukan power otot tungkai yang dihasilkan. Jika unsur–unsur seperti di atas dimiliki seseorang, maka ia akan memiliki power otot tungkai yang baik, namun sebaliknya jika unsur–unsur tersebut kurang baik maka power otot tungkai yang dihasilkan pun juga tidak baik.
e. Peranan Power Otot Tungkai dengan Kemampuan Dribling Bola.
Power otot tungkai memiliki peranan yang sangat penting hampir pada semua cabang olahraga, baik olahraga individu maupun beregu power otot tungkai mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya sebuah prestasi. Power otot tungkai merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam melakukan kemampuan dribling bola. Kemampuan dribling bola terdapat gabungan beberapa gerakan yang harus dilakukan secara terpadu dan selaras. Untuk melakukan teknik kemampuan dribling bola secara sempurna diperlukan kemampuan power otot tungkai yang baik. Power otot tungkai adalah salah satu unsur yang penting untuk keterampilan gerak motorik. Pemain dengan power yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain, sehingga gerakannya menjadi efektif dan efisien.
Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang tentunya berbeda-beda, tergantung seberapa besar keterlibatan power otot tungkai dalam cabang olahraga tersebut. Kemampuan dribling bola adalah sepakbola yang
salah satu komponen dasarnya adalah power otot tungkai. Meningkatnya power otot tungkai akan menyebabkan koordinasi kerja neuromuskuler menjadi lebih baik. Pada kemampuan dribling bola, keadaan power otot tungkai dalam hal ini sangat tergantung pada kemampuan seorang pemain untuk memperhitungkan dan membina kondisi fisiknya dengan cara yang kuat dan cepat melalui gerakan kemampuan dribling bola.
3. Koordinasi Mata-kaki
Koordinasi mata-kaki merupakan salah satu kemampuan fisik yang sangat berpengaruh dalam cabang olahraga sepakbola. Banyak gerakan-gerakan dalam sepakbola yang memerlukan koordinasi dan salah satu koordinasi tersebut adalah koordinasi mata-kaki. Koordinasi tersebut merupakan dasar untuk mencapai suatu keterampilan yang tinggi dalam sepakbola. Menurut Suharno HP (1993: 61) “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras”. Selanjutnya Mochamad Sajoto (1995: 17) bahwa “koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuannya”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa koordinasi mata-kaki adalah kemampuan pemain dalam mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara efektif.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Mata-kaki
Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi menurut Suharno HP (1993: 62) antara lain:
1) Pengaturan syaraf pusat dan tepi. Hal ini berdasar pembawaan atlet dan hasil dari latihan-latihan.
2) Tergantung tonus dan elaktisitas otot yang melakukan gerakan. 3) Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlet. 4) Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa kemampuan koordinasi seorang atlet dipengaruhi oleh pembawaan dan unsur-unsur kondisi fisik seperti
kelincahan, kelentukan, keseimbangan. Dengan demikian latihan untuk mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik tersebut, secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula.
Hal penting yang berpengaruh terhadap kemampuan koordinasi adalah latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan koordinasi tersebut dapat diciptakan dan diupayakan melalui latihan secara sistematis, teratur dan kontinyu. Dengan latihan yang dilakukan secara berulang-ulang gerakan yang memerlukan koordinasi akan dapat dilakukan dengan mudah bahkan dapat menjadi gerakan yang otomatis. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Hamidsyah Noer (1996: 8) “dengan pengulangan suatu gerakan yang dilakukan secara terus menerus maka akhirnya gerakan tersebut menjadi gerakan yang otomatis”. Menurut pendapat Harsono (1988: 102) yaitu:
“Dengan berlatih secara sistematis dan melalui pengulangan-pengulangan (repetition) yang konstan maka organisasi-organisasi, mekanisme neuro physiologis kita akan bertambah baik, gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan lama kelamaan akan menjadi gerakan yang otomatis dan reflektif, yang makin kurang membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf sebelum melakukan latihan-latihan”.
b. Peranan Koordinasi Mata-kaki dengan Kemampuan Dribling Bola
Dalam permainan sepakbola, koordinasi mata-kaki diperlukan karena akan sangat menunjang untuk menguasai jalannya permainan, koordinasi mata-kaki merupakan dasar untuk mencapai keterampilan yang tinggi dalam kemampuan dribling bola.
Keterampilan bermain sepakbola merupakan gerakan yang cukup komplek karena keterampilan bermain sepakbola merupakan gabungan dari berbagai unsur seperti gerakan mengontrol, menyentuh bola serta melihat situasi di lapangan. Pemain juga dituntut untuk mengintegrasikan gerakan mengontrol bola serta harus memiliki koordinasi mata-kaki yang baik. Dengan mempunyai koordinasi mata-kaki yang baik, maka seorang pemain akan dapat melakukan keterampilan bermain sepakbola dengan baik pula.
4. Keseimbangan
a. Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan tubuh merupakan faktor yang penting untuk mencapai kemampaun gerak yang baik. Kemampuan gerak yang baik akan mendasari pada keterampilan gerak. Mochamad Sajoto (1988: 58) mengemukakan bahwa, “Keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ syaraf otot, guna memperoleh atau mempertahankan keseimbangan”. Sedangkan keseimbangan menurut Harsono (1988: 223) bahwa “Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem neuromascular kita dalam kondisi statis atau mengontrol neuromascular dalam posisi atau sikap yang efisien pada saat kita bergerak”. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa keseimbangan adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan sikap tubuh dalam berbagai gerak atau aktifitas. Apabila seseorang tidak mempunyai keseimbangan yang baik maka ia akan sulit untuk melakukan aktivitas olahraga yang memerlukan tingkat keseimbangan tinggi seperti senam, loncat indah ataupun lompat jauh.
Menurut Sugiyanto (1997: 38) keseimbangan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1) Keseimbangan statis yaitu: kemampuan mempertahankan posisi tubuh tertentu dengan memperhatikan kemungkinan kecil bergoyang.
2) Keseimbangan dinamis yaitu: kemampuan mempertahankan postur tubuh ketika melakukan aktivitas agar tidak terjatuh dalam melakukan gerakan keterampilan.
Mengingat pentingnya keseimbangan tubuh dalam setiap keterampilan gerak maka perlu diadakan latihan keseimbangan untuk mempertahankan posisi tubuh agar selalu seimbang. Menurut Suharno HP (1986: 37) “cara–cara melatih keseimbangan adalah dengan melakukan gerakan yang mempersulit faktor penentu di atas seperti berjalan di atas tumpuan tinggi, tumpuan sulit, memejamkan mata, membuat putaran badan (pasang badan), tumpuan labil. Cara pengembangan latihannya adalah dari yang sifatnya lebih luas atau lebih mudah ke hal-hal yang lebih kecil atau menyempit.
b. Hubungan Keseimbangan Dinamis dengan Kemampuan Dribling Bola Keseimbangan bagi pemain sepakbola adalah kemampuan seorang pemain untuk mempertahankan neuromascular dalam kondisi statis atau mengontrol neuromascular dalam posisi atau sikap yang efisien pada saat bergerak. Hal ini berguna pada saat pemain sepakbola melakukan kemampuan dribling bola. Dalam melakukan dribling, keseimbangan tubuh harus dijaga. Dengan keseimbangan tubuh yang baik, akan dapat menambah kemampuan dalam memberikan tenaga pada bola, selain itu irama gerakan dalam melakukan dribling akan lebih baik sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal.
Jadi peranan keseimbangan tubuh pemain sepakbola adalah pada saat melakukan serangkaian gerakan kemampuan dribling bola. Pada posisi kaki dan menjaga kepala segaris kaki diharapkan tidak kehilangan keseimbangan, sehingga akan mampu menguasai gerakan di saat melakukan kemampuan dribling bola dengan sempurna.
Untuk menghasilkan keseimbangan yang baik perlu adanya pengenalan dan pelatihan keseimbangan sedini mungkin. Sehingga di saat melakukan suatu pertandingan prestasi akan mampu menghasilkan prestasi yang gemilang. Cara sederhana melatih keseimbangan sejak dini adalah sebagai berikut:
1) Ambil papan kayu, atau kayu apapun yang memiliki permukaan rata dan berbentuk balok. Yakinkan bahwa permukaan kayu halus sehingga telapak kaki tidak akan terluka.
2) Mintalah untuk berjalan dari ujung ke ujung tanpa terjatuh. Jika masih tidak seimbang, latihlah terus-menerus. Testi akan semakin tertantang jika ia diberikan tantangan. Jika sudah lancar, beri tantangan dengan menggunakan stop watch, seberapa cepat menyelesaikan perjalanan dari ujung ke ujung.
3) Jika tidak ditemukan kayu, latihan bisa dilakukan di bangunan pembatas jalan atau taman. Namun biasanya permukaannya cukup tinggi. Bimbing dahulu tangan testi agar tidak terjatuh. Perlahan-lahan lepaskan tangan dan biarkan testi menitinya.
Dengan pelatihan tersebut secara kontinyu maka akan menghasilkan tingkat keseimbangan yang memadahi di waktu pemain bermain.