• Tidak ada hasil yang ditemukan

REMBESAN AIR ASIN PADA MODEL AKUIFER BEBAS DAERAH PANTAI. Kampus II FT Unhas Jl. Poros Malino Km.6, Sulawesi Selatan *

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REMBESAN AIR ASIN PADA MODEL AKUIFER BEBAS DAERAH PANTAI. Kampus II FT Unhas Jl. Poros Malino Km.6, Sulawesi Selatan *"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

581

REMBESAN AIR ASIN PADA MODEL AKUIFER BEBAS DAERAH PANTAI Nurnawaty1*, Mary Selintung2, M. Arsyad Thaha3 dan Farouk Maricar4

1

Mahasiswa Program Doktor Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin 2,3,4

Dosen Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Kampus II FT Unhas Jl. Poros Malino Km.6, Sulawesi Selatan

*Email: nnnurnawaty@yahoo.com

Abstrak

Rembesan air laut di wilayah pesisir ke dalam air tanah tawar terkait dengan porositas dan permeabilitas batuan penyusunnya. Semakin besar pori-pori batuan semakin tinggi porositas dan permeabilitasnya. Satu hal yang dapat mempengaruhi kecepatan intrusi air laut ke dalam akuifer air tanah adalah debit rembesan. Di dalam permukaan tanah atau lapisan membran tanah terdapat garis aliran, dimana satu garis sepanjang butir-butir tanah akan bergerak dari bagian hulu ke hilir melalui media tanah yang tembus air (permeable). Masalah rembesan air dapat menyebabkan kerusakan jika terjadi tekanan air yang berlebihan, pada air tanah asin dapat menyebabkan intrusi air laut semakin panjang ke daratan.Tujuandari penelitian ini adalahuntuk menyelidikihubungan antarakekuatanrembesan dankecepatan daripartikel pasirselama pengaliran air asin yang disebabkan oleharusrembesanke atas danhorisontal. Dalam percobaan, pasir laut dengan variasi jenis butiran kasar, sedang dan halusdigunakansebagai bahanuji dankecepatanmigrasi darirembesan airdanpartikel pasirdihitungdari jumlahdiukur tekanan dan waktu untuk mengetahui debit rembesannya. Hasil tesmenunjukkan bahwa Tekanan air pada partikelpasir kasar lebih rendah dibandingkan dengan pasir halus, untuk tinggi muka air terhadap jarak rembesan pasir halus lebih tingggi dibandingkan dengan pasir kasar, dan debit rembesan lebih besar pada pasir kasar disbanding yang lainnya.Besar kecilnya rembesan yang terjadi pada akuifer pantai dapat dikontral dengan mengubah permeabilitas pasir tersebut.

Kata kunci: akuifer pantai, permeabilitas, porositas, rembesan air asin

1. PENDAHULUAN

Naiknya permukaan laut (Sea level rise) akibat meningkatnya suhu udara dunia merupakan salah satu permasalahan penting yang harus dihadapi oleh negara-negara pantai atau negara kepulauan di dunia, hal ini akan berpengaruh pada garis pantai, kawasan pantai yang makin berkurang, hilangnya sebagian hutan bakau, serta terjadinya abrasi dan sedimen, peristiwa ini terjadi bila keseimbangan terganggu.Dua hal utama yang paling berpengaruh adalah tekanan dan rembesan. Apabila hal tersebut terjadi secara berlebihan bisa menyebabkan intrusi, dimana kadar air bersih dalam tanah pada suatu daerah otomatis akan tercemar dan menjadi berkurang. [Leonid, dkk : 2010], menurut [Papadopoulou, dkk : 2005] masalah intrusi air laut telah terjadi di banyak kota yang terdapat dekat pantai. Kekuatan air tanah ke laut, serta fluktuasi air tanah di daerah pantai. Perubahan kondisi fisik pantai akan mempengaruhi kelangsungan hidup penduduk di kawasan tersebut[St. Zubaedah, dkk : 2002], Aktivitas penyebab antara lain penggunaan air tanah yang berlebihan, perubahan fungsi lahan, karakteristik pantai dan batuan penyusun, kekuatan air tanah ke laut serta fluktuasi air tanah di daerah pantai.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rembesan

Rembesan atau permeabilitas suatu bahan adalah pengaliran dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori, pori-pori tanah saling berhubungan antara satu dengan yang lainya. Sehingga air dapat mengalir dari titik yang mempunyai tinggi energi lebih tinggi ke titik dengan energi yang lebih rendah. Untuk tanah permebalitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang menggambarkan bagaimana air mengalir melalui tanah.Walaupun secara teoritis, semua jenis tanah lebih atau kurang mempunyai rongga pori, dalam praktek, istilah mudah meloloskan air (permeable),ditunjukan untuk tanah yang memang benar-benar mempunyai sifat meloloskan air. Sebaliknya tanah disebut kedap air (impermeable),bila tanah tersebut mempunyai kemampuan

(2)

582

meloloskan air yang sangat kecil, sehingga konsep dasar rembesan dari tinggi energi dan kehilangan energi ketika air mengalir melalui tanah telah disebutkan ketika air mengalir melalui medium berpori seperti tanah akan terjadi kehilangan energi yang terserap oleh tanah.

Rembesan pada tanah merupakan aliran yang secara terus menerus mengalir dari hulu menuju hilir. Aliran air ini merupakan aliran dari air sungai melalui material yang lolos air (permeable), pola aliran dan debit rembesan yang keluar melalui tubuh bendungan atau dibawah tubuh bendung sangat penting dan perlu untuk diperhatikan. Menurut [Yeh William : 2006] analisa rembesan pada tanah umumnya dimodelkan baik secara fisik maupun secara empiris untuk mengetahui fenomena pola aliran dari rembesan. Selain itu, kondisi aliran yang digunakan dalam permodelan ini yaitu aliran tetap. atau (steady flow) terjadi di titik manapun jika kondisi seperti kecepatan, tekanan, dan kedalaman aliran tidak terjadi perubahan terhadap waktu. Sehingga, rata-rata kecepatan dan tekanan aliran tersebut konstan sehingga mengalami kondisi pergerakan tanah akibat karena tekanan aliran tetap terus menerus mengalir dari hulu ke hilir. Debit rembesan yang besar dapat menimbulkan piping serta gejala sembulan (boiling) yang dapat membahayakan kestabilan tubuh tanggul [S.Sosrodarsono, dkk : 1997], Debit rembesan harus dibatasi yaitu 2% sampai 5 % dari debit rata yang masuk ke dalam waduk atau saluran. Semakin besar debit rata-rata yang mengalir maka presentase maksimal yang diambil harus semakin kecil

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung debit rembesan antara lain, Hukum Darcy, metode Dupuit, L Casagrandedll [S.Sosrodarsono, dkk : 1990]

Pada Gambar 1 dibawah ini terdapat perbedaan tinggi muka air antara bagian hulu (h1) dan hilir atau tail water (h2). Dalam hal ini Dupuit mengasumsikan rembesan per unit dalam koordinat X dan Y dalam rumus

q = −𝑘 𝑦𝑑𝑦

𝑑𝑥 (1)

Integrasi dan disubtitusikan dengan boundary conditions qX = 0, y = h1 dan X = L, y = h2 Ditentukan sebuah rumus

𝑞 =𝐾 (ℎ12− ℎ22)

2𝐿 (2)

Dengan :

h1 = tinggi nuka air di hulu (cm)

h2 = tinggi muka air di hilir (cm)

L = panjang jarak horizontal K = koefisien fermeabilitas

Gambar 1. Rembesan Air asin dalam tanah dari hulu ke hilir

Persamaan tersebut disebut Dupuit’s Formula, sedangkan untuk menentukan formasi garis depresi ditentukan dengan menentukan tinggi h.

ℎ = √ℎ12 − (ℎ 1 2 − ℎ 22) 𝑋 𝐿 (3)

Besarnya debit menurut Schaffemak dan Van Iterson

q = k a sin  .tan (4) y h1 h2 X L K K

(3)

583

Casagrande mengusulkan cara untuk menghitung rembesan (tubuh bendungan) yang didasarkan pada pengujian model, berdasarkan persamaan berikut :

q = k a sin2 (5)

dimana :

a = tinggi garis kemiringan hilir pada dasar (cm) d = jarak lintasan rembesan (cm)

H = tinggi muka air Hulu (cm)

 = sudut kemiringan lereng hilir

k = Koefisiem permeabilitas

2.2. Aliran Air Dalam Tanah

Aliran air tanah diperlukan untuk mengetahui :Banyaknya rembesan yang mengalir dibawah permukaan tanah misalnya di bawah tubuh bendung, perubahan volume tanah akibat aliran air tanah, perubahan kekuatan geser tanah. Untuk aliran air yang melalui tanah berlaku hukum DARCY dan aliran adalah laminer kecepatannya relatif rendah [S.Sosrodarsono, dkk : 1990].

Q = k.i.A (6)

Dimana :

Q= Debit yang mengalir, dalam (l/det) atau (m3/det)

i= Gradien hidrolik (cm)

A= Luas penampang (cm2)

k= Koefisien permeabilitas (cm/det)

Koefisien Permeabilitas (k) adalah kecepatan aliran yang melalui rongga, harga (k) bergantung kepada : ukuran butir (Soil grain), sifat dari pada air pori, angka pori (Void ratio) e, bentuk dan susunan pori (Porositas) n serta drajat kejenuhan Sr. Kecepatan Darcy dan rembesan kecepatan permeabilitas pada media berpori (pasir, kerikill berpasir, tanah dan tanah liat) berbeda sesuai panjang sampel, pada panjang sampel yang sama kecepatan Darcy menurun pada pasir halus sementara pada pasir kerikil kecepatan Darcy meningkat, nilai konduktivitas hidrolik atau koefisien permeabilitas bervariasi [Edi Harseno : 2006].

Untuk mengetahui tekanan air pori yang terjadi pada kedalaman di bawah muka air tanah. Bernoulli memberikan suatu persamaan ;

ℎ = 𝑃 𝛾𝑤+

𝑉2

2𝑔+ 𝑧 (7)

dengan:

h = tinggi energy total,

 = tekanan (KN/cm

2), V = kecepatan (cm/det),

w = berat volume air, g = percepatan gravitasi (cm/det2), z = tinggi elevasi (cm)

Kecepatan rembesan v di dalam tanah sangat kecil, maka factor kecepatan diabaikan, dimana V2/2g = 0. Dengan diabaikannya factor kecepatan maka

persamaan Bernoulli menjadi : ℎ = 𝑃

𝛾𝑤+ 𝑧 (8)

Untuk menghitung banyaknya rembesan lewat tanah dengan perbedaan tinggi energy, seperti pada gambar .

Koefisien permebilitas tergantung pada beberapa faktor, yaitu: kekentalan cairan, distribusi ukuran pori, distribusi ukuran butir, angka pori, kekasaran permukaan butiran tanah, dan derajat kejenuhan tanah. Harga koefisien rembesan untuk tiap-tiap tanah adalah berbeda-beda.Beberapa harga koefisien rembesan diberikan pada tabel 1 [S.Sosrodarsono, dkk : 1997].

(4)

584

Gambar 2. Aliran Rembesan Dalam Tanah Tabel 1. Harga koefisien rembesan (k)

Jenis tanah K (cm/detik) (ft/menit) Kerikil bersih 1,1-100 2,0-200 Pasir kasar 1,0-0,01 2,0-0,02 Pasir halus 0,01-0,001 0,02-0,002 Lanau 0,001-0,00001 0,002-0,00002

Lempung Kurang dari 0,000001 Kurang dari 0,000002

3. METODOLOGI

Penelitian dilaksanakan secara eksperimental di laboratorium dengan rancangan penelitian sebagai berikut:

3.1. Alat, Bahan dan Model Penelitian

Secara umum jenis alat, bahan dan model penelitian yang dipergunakan dalam percobaan antara lain :

a. Alat :

Eunha permeability tank model, Mistar ukur untuk mengukur kedalaman air dan elevasi

dasar saluran, Mesin pompa air untuk digunakan pengisian air ke dalam alat EunhaPermeabeality

Tank Model, Stop watch untuk mengukur kecepatan aliran, Ayakan no. 4, Bejana ukur / Gelas

ukur, Kamera dan peralatan lainya yang digunakan untuk foto dokumentasi, Selang air, serta alat tulis

b. Bahan

Pasir putih dengan tiga tipe, lolos saringan no 200 (halus), lolos saringan no 100 (sedang) dan lolos saringan No.4 dan tetahan no.60 (kasar), Air, zat pewarna

c. Model Penelitian

Penyusunan model penelitian ini dengan menggunakan alat Eunha Permeability Tank model EH – PMT – 1800 Material 15 mm Acrylplate dengan standar volume 600 mm scale dengan dimensi 460 w x 700 H (mm). Dapat ditunjukan sesuai pada Gambar .3a.alat ukur, 3b dan 3c material pasir halus dan kasar

(5)

585 3.2. Variabel yang Diteliti

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variable yang diteliti yaitu :

a. Variabel bebas : Tinggi muka air (H),Tekanan air (p)Waktu (t),Jarak lintasan rembesan (L) Sudut kemiringan lereng hulu ()

b. Variabel terikat : Debit rembesan (Qf), Kefisien permeabilitas (k)

Keterangan gambar :

A. Titik Pengamatan tekanan B. Pipa Pembuang

C. Tinggi muka air

D. Model akuifer pantai (pasir pantai) E. Multi tube mano meter

F. Pipa pengaliran

Gambar 4.Pengamatan Rembesan air dalam pasir 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hubungan Kedalaman air dan Jarak Rembesan

Data kedalaman dan jarak rembesan diambil berdasarkan hasil pengukuran pada tiga model tanggul dengan tiga jenis pasir yang berbeda pada tinggi muka air yang sama (H20), hasil pengukuran kedalaman dan jarak rembesan pada gambar 5

Grafik tersebut menunjukkan pola aliran pada setiap muka air,Untuk muka air P Kasartinggi pizometer 20 cm pada jarak selang 40 cm, pada jarak selang 55 cm tinggi pizometer 15 cm dan mencapai jarak selang 100 cm tinggi pizometer 1,2 cm. Untuk Pasir sedang tinggi pizometer 20 cm pada jarak 45 cm, pada jarak selang 60 cm tinggi pizometer 15 cm dan mencapai jarak selang 95 cm tinggi pizometer 3.2 cm. Untuk Pasir halus tinggi pizometer 20 cm pada jarak 45 cm, pada jarak selang 65 cm tinggi pizometer 15 cm dan mencapai jarak selang 90cm tinggi pizometer 7 cm.

Gambar 5. Hubungan antara Kedalaman air dan Jarak Rembesan 0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 Jarak (cm)

(6)

586 4.2. Analisa Debit Rembesan Berdasarkan Metode Dupuit

Perhitungan debit rembesan pada pasir kasar K = 0.0025 mm/detik h1 = 20 cm h2 = 19.7 cm L = 5 cm q =𝐾 (ℎ1 2− ℎ 2 2) 2𝐿 q =0.0025 (20 2− 19.72) 2𝑋 5 = 0.07444 𝑚𝑙/𝑗𝑎𝑚

Hubungan antara jarak dan debit rembesan, masing-masing jenis pasir dengan metode Dupuit pada gambar 6berikut :

Gambar 6. Hubungan antara Jarak dan Debit Rembesan

Grafik diatas menunjukkan debit rembesan menggunakan metode Dupuit pada setiap jarak,Untuk muka air Pasir kasardebit rembesan sebesar 20.621 ml/jam pada jarak 47 cm,. Pasir sedangdebit rembesan sebesar 8.263 ml/jam pada jarak 53 cm, sedangkan Pasir halusdebit rembesan sebesar 3.346 ml/jam pada jarak 56 cm. Hal ini menunjukkan bahwa makin besar ukuran pori maka debit rembesan semakin besar. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa makin panjang jarak rembesan, maka semakin besar debit rembesan yang diperoleh berdasarkan kedalaman rembesan pada masing-masing jenis pasir.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan data pengamatan di laboratorium pemodelan terdirin atas jenis pasir halus, pasir sedang dan pasir kasar yang berasal dari pantai, Formasi pasir kasar lebih mampu melewatkan air dibanding pasir halus. Dilihat dari nilai K pasir halus sangat berpotensi menjadi dengan endapan pantai sebagai lapisan kedap air, sebagai akibat perbedaan karakter dan sifat dari batuan penyusun litologi, maka akan terjadi perbedaan nilai konduktifitas hidrolik. Hal ini akan mempengaruhi pola rembesan air asin pada daerah pantai dan sekaligus mempengaruhi pola aliran air tanah, dimana jika air melalui media dengan nilai konduktifitas yang lebih kecil, maka arah alirannya akan berubah menuju media dengan konduktifitas hidrolik yang lebih besar. Hal ini terjadi karena air cenderung mencari media yang dapat meloloskan air dengan kecepatan aliran yang lebih besar.Sehingga bias disimpulkan bahwa besar kecilnya rembesan air asin yang terjadi pada akuifer pantai dapat dikontrol dengan mengubah permeabilitas pasir tersebut.

DAFTARPUSTAKA

Devendra Kumar et al, (2012), International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 2, Issue 7, July 2012 11 ISSN 2250-3153

0.00000 0.02000 0.04000 0.06000 0.08000 0.10000 0.12000 0 10 20 30 40 50 60 S e e p ag e Ve lo ci ty q ( cm /s) Distance (cm)

Relationship Distance Vs Seepage velocity

coarse sand Medium sand fine sand

(7)

587

Law, D. (2012). Modified Design of Experimental Setup and Measurement of Permeability of the Sand by Using, 2(7), 1–11.

Lecturer, S. (2003). Scaling of Seepage Flow Velocity in Centrifuge Models, 326(March).

Leonid N., Germanovich and Lawrence C. Murdoch, (2010), Injection of solids to lift coastal

areas, journal is © The Royal Society

Nurnawaty, et al (2015), Studi Pengaruh Sekat Grouting Air-Semen Pada Pasir Pantai Untuk

Mengurangi Intrusi Air Laut, Prosiding SNTT3, FGDT-PTMVIMakassar ISSN

2339-028X

Papadopoulou MP, et al, (2005), Modelling The Saltwater Intrusion Phenomenon In Coastal

Aquifers – A Case Study Industrial Zone Of Herakleio In Crete, Global Nest Journal

Vol.7 No.2, pp 197 – 203

Siti Zubaedah Kurdi, dkk, (2002), Indikasi Kenaikan Muka Air Laut Pada Kota Pantai Di

Kotamadya Makassar, Proseding Studi Dampak Timbal Balik Antar Pembangunan Kota

dan Perumahan di Indonesia dan Lingkungan Global.

Edi Harseno, dkk, (2008), Tinjauan tinggi tekanan Air di bawah Bendung dengan Turap dan Tanpa Turap Pada Tanah Berbutir Halus, FT UKRIM, Yogyakarta

Udiana I Made, (2006), Teknik Pengujian Tekanan Air Pada Pekerjaan Grouting Proyek

Bendungan/Waduk Nipah Madura Jawa Timur, Jurnal jurusan teknik Siplil FST Undana

Seepage velocities derived from thermal records using wavelet analysis. (2013), 64–74. http://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2012.11.022

S. Sosrodarsono, (1997), Bendungan Type Urugan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta

S. Sosrodarsono dan Nakazawa, (1990), Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT Pradnya Paramita, Jakarta

Wikipedia, (2012), http://id.wikipedia.ofg/wiki//kenaikan-permukaan-air-laut, diakses 5 Mei 2013 Yeh William WG, (2006), Modelling And Optimization Of Seawater Intrusion Brriers In Southern

California Coastal Plain, Technical Completion Reports, University Of California Water

Gambar

Gambar 1. Rembesan Air asin dalam tanah dari hulu ke hilir
Gambar 2. Aliran Rembesan Dalam Tanah
Grafik  tersebut  menunjukkan  pola  aliran  pada  setiap  muka  air,Untuk  muka  air  P  Kasartinggi pizometer 20 cm pada jarak selang 40 cm, pada jarak selang  55 cm tinggi pizometer  15  cm  dan  mencapai  jarak  selang  100  cm  tinggi  pizometer  1,2
Grafik  diatas  menunjukkan  debit  rembesan  menggunakan  metode  Dupuit  pada  setiap  jarak,Untuk  muka  air  Pasir  kasardebit  rembesan  sebesar  20.621  ml/jam  pada  jarak  47  cm,

Referensi

Dokumen terkait

Guna melengkapi dokumen informasi publik yang berada dibawah kewenangan Balai Pelatihan pertanian Lampung , diharapkan masing-masing satuan kerja di lingkup Balai Pelatihan

Tipe transmisi yang umum digunakan pada sepeda motor adalah transmisi Constant Mesh yang merupakan jenis transmisi manual, yang cara kerja dalam pemindahan

Dari hasil wawancara dengan petugas survailans demam berdarah dengue (DBD) Dinas Kesehatan Kota Gorontalo pada bulan Agustus tahun 2016, diperoleh gambaran dari

Dalam perencanaan berdasarkan batas layan (PBL), beberapa hal yang perlu dievaluasi untuk mengetahui tingkat batas layan Jembatan Soekarno-Hatta: deformasi permanen

Kombinasi pra-perlakuan jamur dan gelombang mikro menyebabkan terjadinya kehilangan berat pada sampel (Gambar 4.1), dengan kehilangan berat pada inokulum 10% lebih

Bahwa benar, kecelakaan tersebut dikarenakan Terdakwa tidak bisa memperkirakan/tidak memperhitungkan di saat kendaraan Truk Dinas TNI-AL tersebut mendahului kendaraan

Secara konseptual AKI adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju Secara konseptual AKI adalah penurunan cepat (dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG)

Menurut Pederson, odontologi forensik adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi