• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II BAB II

KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

2.1

2.1 StruStruktur ktur OrgaOrganisasnisasi i ProyProyek ek 

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi yang Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi yang  baik,

 baik, hal hal ini ini mengingat mengingat peran peran masing masing – – masing masing elemen, elemen, hubungan hubungan kerja kerja atauatau koordinasi antar elemen, serta tugas dan wewenang dari setiap elemen organisasi koordinasi antar elemen, serta tugas dan wewenang dari setiap elemen organisasi  proyek sangat penting demi kelancaran pelaksanaan Pembanguan Tahap I Gedung  proyek sangat penting demi kelancaran pelaksanaan Pembanguan Tahap I Gedung

Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang selaku pemilik proyek 

Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang selaku pemilik proyek  (Owner)(Owner) ad

adalaalah h pipihahak k yayang ng mememimililiki ki gagagagasan san atatau au cicitata-ci-cita ta memengngenenai ai prproyoyek ek yayangng diing

diinginkan inkan berdasberdasarkan arkan kebutkebutuhan uhan penggpengguna. una. PemiliPemilik k proyeproyek k melalumelalui i pemimpemimpinpin  proyek

 proyek memegang memegang keputusan keputusan pada pada memberikan memberikan surat surat perintah perintah kepada kepada pemenangpemenang ten

tenderder. . PemPemiliilik k proproyek yek jugjuga a memmembiabiayai yai proproyekyek, , baibaik k dendengan gan dandana a lanlangsugsungng mau

maupun pun dandana a tidtidak ak lanlangsugsung ng (de(dengangan n dandana a pinpinjamjaman)an). . SetSetelaelah h melmelalui alui tahtahapap seleksi dan tender, pemilik proyek 

seleksi dan tender, pemilik proyek (Owner)(Owner) menetapkan CV. MEDIA PRATAMAmenetapkan CV. MEDIA PRATAMA KONSULTAN sebagai konsultan perencana struktur dan CV. ARIA KENCANA KONSULTAN sebagai konsultan perencana struktur dan CV. ARIA KENCANA UTAMA sebagai pelaksana, serta pengawas dalam Pembanguan Tahap I Gedung UTAMA sebagai pelaksana, serta pengawas dalam Pembanguan Tahap I Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang.

Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang.

Pada tahap perencanaan, konsultan perencana berperan sebagai pihak yang Pada tahap perencanaan, konsultan perencana berperan sebagai pihak yang menterjemahkan dan membuat gambaran jelas dari aspek teknis, arsitektur dan menterjemahkan dan membuat gambaran jelas dari aspek teknis, arsitektur dan  biaya

 biaya mengenai mengenai proyek proyek yang yang diinginkan diinginkan oleh oleh pemilik pemilik proyek proyek  (Owner)(Owner) dengandengan melib

melibatkan atkan penggpenggunauna (user)(user) sesecacara ra kokonsnsulultatatitif f sesebabagagai i pipihahak k yayang ng akakanan mempergunakan bangunan tersebut.

mempergunakan bangunan tersebut.

Pada tahap pelaksanaan proyek, pelaksana proyek berperan sebagai pihak  Pada tahap pelaksanaan proyek, pelaksana proyek berperan sebagai pihak  yan

yang g menmendapdapat at tugtugas as dardari i pempemiliilik k proproyek yek untuntuk uk melmelaksaaksanaknakan an proproyek yek sessesuaiuai dengan yang telah direncanakan oleh Konsultan Perencana dengan diawasi oleh dengan yang telah direncanakan oleh Konsultan Perencana dengan diawasi oleh Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berperan sebagai pengawas dan juga Konsultan Pengawas. Konsultan Pengawas berperan sebagai pengawas dan juga memberi saran dan usulan kepada pihak pelaksana, serta memberikan teguran memberi saran dan usulan kepada pihak pelaksana, serta memberikan teguran ap

apababilila a teterjrjadadi i pepenynyimimpapangngan an dadalalam m pepelalaksksananaaaan n dadan n jujuga ga memelalakukukakann  pengontrolan

 pengontrolan dalam dalam pemesanan pemesanan material material ataupun ataupun perlengkapan perlengkapan bangunan bangunan yangyang dibutuhkan.

(2)

Di bawah ini adalah bagan struktur organisasi Pelaksanaan Proyek  Pembanguan Tahap I Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang

2.2 Unsur Organisasi Pelaksanaan Proyek 

Dalam organisasi proyek peran masing-masing personil, serta tugas dan wewenang dari setiap komponen organisasi proyek penting demi kelancaran  pelaksanaan pekerjaan. Adapun tugas, wewenang, tanggung jawab, dan hubungan

kerja dari masing-masing komponen struktur organisasi pada proyek Pembanguan Tahap I Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang adalah :

a. Kontraktor Pelaksana

Pelaksana bertugas melaksanakan Pembanguan Tahap I Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang berdasarkan gambar rencana menjadi  bentuk yang nyata dengan cara membuat shop drawing , sehingga di mengerti oleh kepala tukang dan dapat dilaksanakan para pekerja. Yang ditunjuk oleh owner  sebagai kontraktor pelaksana dalam proyek Pembanguan Tahap I Gedung Ma’had

(3)

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang adalah CV.ARIA KENCANA UTAMA. Kontraktor pelaksana harus bertanggung jawab kepada pemilik  (Owner) untuk  menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan. Adapun tugas dan kewajiban dari Kontraktor Pelaksana antara lain :

 Menyediakan tenaga kerja.

 Menyediakan perlengkapan dan penjagaan keamanan.

 Menyediakan peralatan dan penyedian bahan.

 Membuat rencana jadwal pelaksanaan.

 Membayar upah/gaji kepada pekerja sesuai dengan pekerjaan yang

dilakukan.

 Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan

lahan.

Dalam pelaksanaan kontraktor pelaksana berkoordinasi dengan konsultan  perencana, konsultan pengawas, dan pemilik proyek untuk melakukan evaluasi, dan penyesuaian bilamana terjadi kesalahan atau ketidaksesuaian antara rencana dan pelaksanaan.

b. Site manager

Site Manager  bertanggung jawab terhadap pelaksanaan di lapangan dan memantau serta merencanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan di lapangan. Tugas dari site manager sebagai berikut :

 Membentuk tim proyek (struktur organisasi), schedule, pemakaian material,

alat dan metode kerja.

 Membuat RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan) lengkap dengan analisa

harga satuan.

(4)

Dalam pelaksanaan di lapangan,  site manager  berkoordinasi dengan  pelaksana, konsultan perencana, dan pengawas lapangan.

c. Pelaksana

Tugas dari pelaksana antara lain sebagai berikut :

 Melakukan koordinasi di lokasi proyek.

 Mempelajari sepenuhnya gambar-gambar yang telah direncanakan oleh pihak 

konsultan perencana dan melaporkan kejanggalan-kejanggalan kepada Site Manager.

 Mempelajari gambar kerja (shop drawing) untuk persiapan pelaksanaan

 pekerjaan, merencanakan kebutuhan dan jadwal pengiriman material.

 Menjelaskan gambar kerja kepada mandor, teknis dan pelaksanaan pekerjaan

supaya berjalan sesuai rencana.

d. Surveyor

Tugas surveyor antara lain sebagai berikut :

 Menetapkan ukuran dan bentuk area.

 Mengumpulkan dan mengevaluasi data-data dan menginterpretasikan

 prosedur pelaksanaan.

 Merencanakan, mengukur, dan mengelola pengerjaan konstruksi.

Dalam pelaksanaan di lapangan berkoordinasi dengan pelaksana pada saat melakukan pekerjaan pengukuran di lapangan.

(5)

Tugas dari administrasi adalah sebagai berikut :

 Mengatur/menyusun keuangan proyek, mencakup di dalamnya mengenai

 pengeluaran dan pembelian material.

 Membuat pembukuan dalam hal keuangan atas anggaran masuk dan keluar.

 Membuat rencana pembelanjaan anggaran mingguan untuk kegiatan

administrasi keuangan dan perencanaan logistik.

Untuk melaksanakan tugas administrasi proyek berhubungan dengan site manager, pelaksana dan bagian logistik jika terjadi pembelian bahan material yang diperlukan.

f. Logistik  

Tugas dari logistik adalah sebagai berikut :

 Menyediakan peralatan dan material yang dibutuhkan untuk menunjang

 jalanya pekerjaan.

 Mencatat keluar masuknya bahan yang digunakan selama pelaksanaan

 proyek.

Dalam menjalankan tugasnya bagian logistik berhubungan langsung dengan  pelaksana dalam pembelian bahan material. Kemudian berhubungan dengan site manager untuk mengesahkan pembelian material, setelah itu berhubungan dengan  pelaksana yaitu dimana baiknya penempatan bahan material yang tiba di lapangan, kemudian bagian logistik melapokan hasil pembelian bahan material kepada bagian administrasi proyek.

g. Mandor

(6)

 Memimpin pelaksanaan suatu pekerjaan yang meliputi semua pekerjaan

dilapangan berdasarkan bagian masing-masing.

 Mengawasi dan memberi pengawasan kepada pekerja yang dibawahi agar 

target yang sudah ditetapkan dapat tercapai.

 Bertanggung jawab lansung kepada kontraktor pelaksana.

h. Kepala Tukang

Tugas kepala tukang adalah sebagai berikut :

 Mengkoordinir para tukang agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadwal.

i. Tukang

Tugas dari tukang adalah sebagai berikut :

 Mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bagiannya masing-masing,

seperti : tukang batu, tukang kayu, tuakang besi dan lain-lain.

 Dalam pelaksanaan dilapangan para tukang bertanggung jawab kepada kepala

tukang, dengan arti bahwa pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perintah mandor 

i. Pekerja

Bertugas membantu kelancaran pekerjaan tukang, yaitu menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh tukang.

2.3 Mekanisme Rekrutmen Tenaga Kerja

Mekanisme rekruitmen tenaga kerja pada proyek Pembanguan Tahap I Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang tenaga ahli tediri dari kepala proyek, koordinator engineering, koordinator administrasi, logistik,

(7)

gudang, pelaksana, surveyor, peralatan, administrasi keuangan dan personalia yang diambil oleh pihak kontraktor sendiri.

Dalam pengambilan tenaga kerja kasar diutamakan orang yang sudah pernah mengikuti pekerjaan proyek sebelumnya khususnya oleh CV. ARIA KENCANA UTAMA, apabila tenaga kerja kurang maka diambil tenaga kerja dari daerah setempat. Pola perekrutan tenaga kerjanya adalah dengan cara pihak kontraktor   pelaksana yaitu CV. ARIA KENCANA UTAMA menunjuk seorang mandor yang

merekrut tenaga kerja secara langsung dari daerah setempat.

2.4 Sistem Kesejahteraan dan Pengupahan Tenaga Kerja

Peran tenaga kerja sangatlah penting dalam setiap kegiatan kontruksi, untuk itu agar proses pelaksanaan kontruksi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peninjauan terhadap kualitas dan pengupahan tenaga kerja. Kualitas dan sistem pengupahan tenaga kerja pada proyek Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 ini adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Tenaga Kerja

Pada proyek Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 ini kualitas tenaga kerja diukur dari beberapa hal yaitu:

1. Keterampilan 2. Pengalaman kerja

Semakin banyak pengalaman kerja dan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, diharapkan semakin tinggi produktifitas tenaga kerja tersebut .

2. SistemPengupahan

Pada proyek Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 ini sistem pengupahan yang dipakai adalah sistem harian. Sistem harian adalah sistem pengupahan yang pembayaran upah pekerjanya dihitung berdasarkan hari kerja dan kemampuan dari masing-masing pekerja.

(8)

Peralatan keselamatan yang dipakai oleh para pekerja yaitu : helm, kaos tangan, sabuk pengaman, masker dan sepatu. Peralatan tersebut disediakan oleh kontraktor pelaksana.

4. Jam Kerja

Jam kerja proyek Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 yaitu 8 jam hari, sedangkan untuk hari kerjanya 6 hari dalam 1 minggu. Jika dalam satu hari salah satu atau lebih pekerjaan yang belum selesai dan tidak sesuai dengan time schedule, maka diadakan lembur.

2.5 Sistem Pengendalian Proyek 

Pengendalian dan pengawasan proyek diperlukan agar kualitas yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan memperoleh  jaminan bahwa tujuan proyek dilaksanakan sesuai dengan rencana. Beberapa hal yang ditinjau dalam pengendalian proyek adalah pengendalian mutu, tenaga kerja, waktu, biaya, teknis dan keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam sebuah proyek, pengendalian dan pengawasan tersebut harus selalu ada dan diutamakan, sebab menyangkut berhasil atau tidaknya proyek tersebut. Secara umum pengendalian tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Penentuan standar, yaitu penentuan tolak ukur dalam menilai hasil  pekerjaan dari segi kualitas dan ketepatan waktu.

2. Pemeriksaan, yaitu melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan untuk  mengetahui sejauh mana kemajuan hasil pekerjaan.

3. Perbandingan, yaitu membandingkan hasil pekerjaan yang telah diketahui dan dicapai dengan rencana yang ditentukan. Dan perbandingan ini dapat diketahui apakah pelaksanaan proyek berjalan lancar atau mengalami keterlambatan.

4. Tindakan korektif, yaitu mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan  proyek. Bila ada kesalahan atau penyimpangan maka perlu dipikirkan  pemecahannya dan pelaksanaan selanjutnya.

(9)

Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek   pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya a dalah pengendalian mutu  bahan dan pengendalian mutu peralatan. Tujuan dari pengendalian mutu ini adalah agar kualitas pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan atau material struktur,  peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan, dan hasil pekerjaan. Metode-metode yang

dapat dilakukan dalam pengawasan kualitas/mutu pekerjaan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan dan pengukuran langsung di lapangan. 2. Perhitungan sebagai fungsi kontrol.

3. Melakukan pengujian di lapangan.

Hasil pengawasan tersebut digunakan sebagai data dalam pembuatan laporan kemajuan proyek, serta hambatan yang timbul dalam suatu proyek. Dengan pengecekan dan pengawasan tersebut, diharapkan akan terwujud sistempengendalian proyek yang terpadu, sehingga akan didapatkan hasil yang sesuai dengan perencanaan.

2. Pengendalian Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek  (the right  man in the right place), oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pada proyek ini, seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada tim  pelaksana. Jika target proyek direncanakan selesai dengan waktu yang terbatas, maka juga harus ditambah jumlah tenaganya sesuai dengan kebutuhan. Perlu diperhatikan juga bahwa belum tentu dengan jumlah tenaga kerja yang banyak,  pekerjaan dapat segera terselesaikan. Hal ini juga menyebabkan pemborosan

dalam pembayaran upah tenaga kerja. Penentuan jumlah tenaga kerja juga harus sesuai dengan produktifitas tenaga kerja itu sendiri. Diperlukan perhitungan yang matang agar diperoleh jumlah tenaga yang efisien dan optimum agar target  pekerjaan dapat terpenuhi.

(10)

Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule  pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran  pelaksanaan pekerjaan. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas padatime schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari.

4. Pengendalian Teknis

Pengendalian teknis di lapangan ini dimaksudkan untuk mengetahui  perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan kemajuan proyek dibuat dalam bentuk harian, mingguan, dan bulanan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan proyek itu.

5. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarya biaya yang telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai. Besarnya  biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dan pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik  mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar  absensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk  membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapat digunakan untuk menyusun kurva S realisasi dan untuk  memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.

(11)

Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Pengendalian K3 dalam Proyek Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 yaitu:

1. Implementasi dan operasi K3:

a. Pokok perhatian : kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pemaparan kondisi dilingkungan.

 b. Training K3 untuk proyek.

c. Komunikasi dan konsultasi atau safety meeting. d. Rencana tangga darurat.

2. Pembuatan safety plan

2.6 Pengembangan Kerjasama

Dalam pelaksanaan proyek Pembangunan 1 Tahap Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1ini, pihak pemilik proyek yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 tidak melakukan hubungan kerjasama dengan pihak manapun. Pihak owner  hanya menunjuk CV. MEDIA PRATAMA KONSULTAN sebagai konsultan perencana, CV. ARIA KENCANA UTAMA sebagai kontraktor pelaksana dan CV. RANCANG BANGUN PERSADAsebagai konsultan pengawas.

2.7 Administrasi Proyek  1. Laporan Harian

Laporan harian merupakan laporan mengenai seluruh pekerjaan dalam satu hari kerja meliputi pekerjaan fisik, catatan, atau perintah- perintah yang disusun oleh pelaksana dengan persetujuan Konsultan/Manajemen Konstruksi (MK). Biasanya dibuat pada akhir jam kerja. Laporan harian pada proyek dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan laporan mingguan dan dilanjutkan dengan laporan bulanan. Dalam laporan harian memuat antara lain:

1. Kejadian penting pada hari tersebut (seperti kesepakatan tambah/kurang  pekerjaan, perubahan desain, dan lain-lain).

(12)

2. Keadaan cuaca di lokasi proyek.

3. Situasi dan kondisi yang menyebabkan pekerjaan ditunda atau dihentikan. 4. Material dan peralatan yang digunakan beserta jumlahnya.

5. Jumlah tenaga kerja, waktu jam kerja, dan hal-hal spesifik lain yang terjadi di lapangan.

2. Laporan Mingguan

Berisi laporan tentang kegiatan yang dilakukan selama satu minggu, meliputi catatan prestasi kerja dalam satu minggu, jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang digunakan disusun oleh bagian teknik/administrasi kontraktor  dengan persetujuan konsultan/Manajemen Konstruksi (MK). Adapun gambaran mengenai laporan mingguan sebagai berikut:

1. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan sampai dengan minggu yang berlalu,  jenis peralatan beserta jumlahnya, jumlah tenaga kerja, dan material yang

digunakan beserta volumenya.

2. Besar biaya proyek yang dikeluarkan selama satu minggu dan perencanaan  biaya yang akan dikeluarkan minggu berikutnya.

3. Jumlah pemakaian dan pemasukan bahan.

4. Catatan permasalahan yang ada selama satu minggu pelaksanaan.

5. Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga kerja, bahan dan  peralatan serta cara menanganinya.

6. Catatan tentang ada tindaknya pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang dalam pelaksanaan proyek selama satu minggu.

7. Instruksi, informasi, serta keputusan yang diperlukan kontraktor untuk  minggu berikutnya dan pihak pemberi tugas.

3. Laporan Bulanan

Laporan bulanan dibuat dan hasil rekap laporan mingguan dan harus dibuat setiap bulan. Dalam laporan bulanan yang berisi seluruh kegiatan proyek  dan evaluasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana awal, baik pelaksanaan maupun kegiatan-kegiatan penunjangnya. Dalam laporan bulanan terdapat hal-hal sebagai berikut :

1. Data umum proyek. 2. Master schedule.

(13)

3.  Monthly progress report  (persentase pekerjaan selama satu bulan serta kemajuan proyek yang dicapai sampai saat laporan itu dibuat).

4. Nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan. 5. Catatan jenis pekerjaan selama satu bulan.

6. Permasalahan yang terjadi beserta pemecahannya. 7. Kondisi cuaca di proyek selama satu bulan lengkap.

8. Foto dokumentasi yang merupakan tolak ukur realisasi kemajuan  pelaksanaan proyek dan kemajuan proyek.

Laporan bulanan ini harus disahkan dahulu oleh quality control  dan ditandatangani oleh  project manager  sebagai bukti nilai pekerjaan yang telah dilakukan selama satu bulan, kemudian diserahkan kepada Manajemen Konstruksi (MK).

4. Time chedule

Time chedule atau penjadwalan pelaksanaan Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Malang 1 dilakukan oleh pihak  kontraktor pelaksana dan disetujuai oleh pihak pemilik proyek. Bentuk sistem  penjadwalan yang digunakan dalam pembanguan ini adalah gabungan dari diagram balok dengan kurva S. Kurva S merupakan gambaran diagram % (persen) komulatif biaya yang diplot pada suatu sumbu, dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % (persen) komulatif biaya selama durasi proyek tersebut. Cara membuat kurva S adalah:

1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.

2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi total pekerjaan dikalikan 100%.

3. Setelah bobot tiap item pekerjaan dihitung, kemudian bobot item tersebut didistribusikan selama durasi masing-masing aktivitas.

4. Setelah jumlah bobot dan aktivitas tiap periode waktu tertentu dijumlah secara komulatif.

5. Angka komulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y dalam grafik  dan waktu pada sumbu y.

(14)

Grafik dan hasil pembuatan kurva S dapat kita lihat apakah proyek  tersebut mengalami keterlambatan atau tidak. Dengan kurva S juga dapat dilihat instensitas pekerjaan. Kemiringan curam menunjukkan pada saat itu pekerjaan  besar (intensitas tinggi) dan kemiringan andai menunjukkan pekerjaan pada saat

itu sedikit.

5. Dokumen Kontrak dan Gambar Kerja/Bestek 

Dokumen kontrak merupakan suatu uraian tentang pekerjaan yang memuat tentang keterangan-keterangan yang menjelaskan tentang petunjuk ataupun  perjanjian peraturan serta pelaksanaan dan cara-cara pembayaran agar 

tidak 

terjadi perselisihan atau hal-hal yang tidak diinginkan antara pihak  owner dengan kontraktor. Maksud dari dokumen kontrak sendiri merupakan gambaran yang sangat luas mengenai gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor dan sesuai dengan kehendak pemilik proyek. Adapun isi dan dokumen kontrak  tersebut meliputi gambar rencana/bestek dan rencana kerja dan syarat (RKS).

Gambar kerja/bestek inimerupakan gambar yang dijadikan pedoman pekerjaan yang akan dilaksanakan di proyek. Secara lengkapnya gambar kerja ini akan menunjukkan lokasi, bentuk, ukuran kontruksi, keterangan singkat tentang bahan yang diperlukan, skala pekerjaan dan lain sebagainya. Gambar kerja yang terdapat  pada pelaksanaan proyek initerdiri dari gambar denah banguan, gambar tampak, gambar potongan dan gambar detail. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lamiran-lampiran.

a) Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek adalah perhitungan  banyaknya biaya yang diperlukan untuk upah dan bahan, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan cermat telit i dan memenuhi syarat. Anggaran biaya disetiap daerah akan sangat berbeda. Hal ini disebabkan  perbedaan harga bahan dan upah kerja, karena setiap daerah mempunyai ketentuan sendiri. Rencana Anggararan biaya dalam proyek ini adalah Rp. 1.265.280.000,- rekap RAB terlampir.

(15)

b) Evaluasi Proyek 

Evaluasi proyek pada Pembangunan Gedung Ma’had Madrasah Aliyah  Negeri (MAN) Malang 1dilaksanakan oleh konsultan perencana, konsultan  pengawas dan kontraktor pelaksana setiap akhir salah satu jenis pekerjaan selesai.

Evaluasi tersebut bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan bilamana pada saat pelaksanaan pekerjaan menemui masalah atau kendala, serta mengecek   pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan time schedule dan kontrak yang sudah

Referensi

Dokumen terkait

Rab (Rencana Anggaran Biaya) adalah suatu gambaran banyaknya biaya yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, membangun

Yang dimaksud dengan rencana Anggaran biaya suatu bangunana adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, setta biaya-biaya lain yang berhubungan

Menurut Ibrahim (1983), yang dimaksud rencana anggaran biaya (begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,

Jadi dapat disimpulkan bahwa rencana anggaran biaya (RAB) adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan dalam suatu proyek kontruksi yang terdiri dari biaya

Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (Begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,

Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (Begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah,

Rencana anggaran biaya (begrooting) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang

Sedangkan rencana anggaran biaya material adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan material yang digunakan pada bangunan atau proyek tersebut.. Anggaran biaya