• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat-Salpingitis.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat-Salpingitis.docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Tubuh kita sepanjang waktu terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan parasit, semuanya terjadi Tubuh kita sepanjang waktu terpapar dengan bakteri, virus, jamur, dan parasit, semuanya terjadi secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit, mulut, jalan napas, saluran cerna, membran yang secara normal dan dalam berbagai tingkatan pada kulit, mulut, jalan napas, saluran cerna, membran yang melapisi mata, dan bahkan saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan melapisi mata, dan bahkan saluran kemih. Banyak dari agen infeksius ini mampu menyebabkan kelainan fungsi fisiologis yang serius atau bahkan kematian bila agen infeksius tersebut masuk ke jaringan yang fungsi fisiologis yang serius atau bahkan kematian bila agen infeksius tersebut masuk ke jaringan yang lebih dalam. Tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih sangat rendah. Tingginya angka lebih dalam. Tingkat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih sangat rendah. Tingginya angka kematian itu menunjukkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan masih kurang. Hal itu juga kematian itu menunjukkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan masih kurang. Hal itu juga menunjukkan pelayanan kesehatan di Indonesia kurang maksimal.

menunjukkan pelayanan kesehatan di Indonesia kurang maksimal.

Radang atau infeksi pada alat-alat genital dapat timbul secara akut dengan akibat meninggalnya Radang atau infeksi pada alat-alat genital dapat timbul secara akut dengan akibat meninggalnya  penderita

 penderita atau atau penyakit penyakit bisa bisa sembuh sembuh sama sama sekali sekali tanpa tanpa bekas bekas atau atau dapat dapat meninggmeninggalkan alkan bekas bekas sepertiseperti  penutupan lumen

 penutupan lumen tuba. Penyakit ini tuba. Penyakit ini bisa juga bisa juga menahun atau menahun atau dari permulaan dari permulaan sudah menahun.Salah satusudah menahun.Salah satu dari infeksi tersebut

dari infeksi tersebut adalah salpingitisadalah salpingitis..

Salpingitis adalah

Salpingitis adalah infeksiinfeksi dandan  peradang peradanganan didi saluran tuba.saluran tuba. Hal ini sering digunakan secaraHal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul

sinonim dengan penyakit radang panggul (PID),(PID), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat danmeskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit pada saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti

dapat merujuk pada beberapa penyakit pada saluran kelamin bagian atas perempuan, seperti endometritis,endometritis, ooforitis,

ooforitis,  myometritis,  myometritis,  param parametritisetritis dan infeksi padadan infeksi pada  panggul peritoneum.  panggul peritoneum.  Sebaliknya, salpingitis hanya  Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk infeksi dan peradangan di saluran tuba.

merujuk infeksi dan peradangan di saluran tuba.(1)(1)

Sebagian besar wanita tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi tersebut.Biasanya Sebagian besar wanita tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi tersebut.Biasanya sebagian besar wanita menyadari apabila infeksi telah menyebar dan menimbulkan berbagai gejala yang sebagian besar wanita menyadari apabila infeksi telah menyebar dan menimbulkan berbagai gejala yang mengganggu. Keterlambatan wanita memeriksakan dirinya menyebabkan infeksi ini menyebar lebih luas mengganggu. Keterlambatan wanita memeriksakan dirinya menyebabkan infeksi ini menyebar lebih luas dan akan sulit dalam penanganannya.

dan akan sulit dalam penanganannya.

Ketika peradangan terjadi, ekstra cairan sekresi atau nanah terkumpul di dalam tabung tuba. Ketika peradangan terjadi, ekstra cairan sekresi atau nanah terkumpul di dalam tabung tuba. Infeksi dari salah satu tabung tuba biasanya menyebabkan infeksi lain. Hal ini terjadi karena bakteri Infeksi dari salah satu tabung tuba biasanya menyebabkan infeksi lain. Hal ini terjadi karena bakteri  bermigrasi m

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.

Anatomi

Tuba Fallo pi yang dikenal juga sebagai oviduk atau buluh rahim adalah dua buah saluran yang sangat halus yang menghubungkan ovarium dengan rahim.  Saluran tuba ini dinamakan  berdasarkan penemunya, ahli anatomi Italia, Gabriele Falloppio.

Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut superior uterus kearah lateral dengan panjang rata-rata 8  –   14 cm dan diameternya 3  –   8 mm. Saluran ini menghubungkan cavum uterina dengan cavum peritoneale dan di ujung bagian dekat uterus menyempit. Makin  jauh dari rahim makin membesar dan membentuk ampula, dan akhirnya membelok ke bawah

untuk berakhir menjadi tepi berfimbria. Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium. Bagian luarnya diliputi oleh peritonium variseral yang merupakan bagian dari ligamentum latum sedangkan bagian dalamnya dilapisi silia, yaitu rambut getar yang berfungsi untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi.

Tuba uterina ditutupi oleh peritoneum, dibawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam ini terdiri atas epitelium yang bersilia. Lubang ujung tuba uterina menghadap ke peritoneum, maka dengan demikian

(3)

terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus dan tuba masuk rongga peritoneum, sehingga pada orang perempuan peritoneum berupa kantong terbuka, bukan tertutup.

Pada tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian :

1. Pars Interstitialis (intramuralis), yaitu berada di dinding uterus, mulai pada ostium internum

2. Pars isthmica, bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus (3  –   6 cm) bentuknya lurus dan sempit, berdiameter 2 –  3mm.

3. Pars Ampularis, bagian tuba ke arah pars isthmica dan infundibulum merupakan  bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, berdiameter 4 –  10 mm

4. Infundibulum , Ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominale tubae.

B. Fisiologi

Fungsi normal Tuba Fallopi yaitu untuk mengantarkan ovum dari ovarium ke uterus / tempat terjadinya konsepsi (pembuahan). Ketika sebuah ovum berkembang dalam sebuah ovarium, ia diselubungi oleh sebuah lapisan yang di kenal dengan nama follikel ovarium. Pada saat ovum mengalami kematangan, folikel dan ovarium akan runtuh , membuat ovum dapat  berpindah dan memasuki Tuba Fallopi. Dari sana perjalanan di lanjutkan ke dalam rahim, dengan bantuan pergerakan dari cilia pada bagian dalam tuba. Perjalanan ini menghabiskan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Jika ovum dibuahi ketika berada di dalam tuba Fallopi, maka ia akan menempel secara normal di dalam endometrium ketika mencapai rahim, yang merupakan pertandanya kehamilan.

C. Definsi

Salpingitis adalah infeksi atau peradangan pada saluran tuba. Hal ini sering digunakan secara sinonim dengan penyakit radang panggul (PID), meskipun PID tidak memiliki definisi yang akurat dan dapat merujuk pada beberapa penyakit pada saluran kelamin bagian atas  perempuan, seperti endometritis, ooforitis, myometritis, parametritis dan infeksi pada panggul  peritoneum. Sebaliknya, salpingitis hanya merujuk infeksi dan peradangan di saluran tuba. Hampir semua kasus salpingitis disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia.

(4)

Salpingitis adalah salah satu penyebab umum terjadinya infertitas pada wanita. Apabila salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi secara permanen yang menyebabkan sel telur yang dikeluarkan dari ovarium tidak dapat bertemu dengan seperma sehingga dapat menyebabkan infertilitas.

Salpingitis biasanya dikategorikan baik akut maupun kronis. Dalam salpingitis akut, tuba falopii menjadi merah dan bengkak dan mengeluarkan cairan ekstra sehingga dinding bagian dalam tabung sering terjadi perlengketan. Tabung juga dapat tetap berpegang pada struktur terdekat seperti usus. Kadang-kadang, tabung fallopi bisa mengisi dan mengasapi dengan nanah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pecah tabung dan menyebabkan infeksi berbahaya rongga perut (peritonitis)

Salpingitis akut (biasanya bilateral) menjalar ke ovarium hingga juga terjadi oophoritis. Salpingitis dan oophoritis diberi nama adnexitis. Paling sering disebabkan oleh gonococcus, disamping itu oleh staphylococus, streptococus dan bakteri TBC. Salpingitis kronis biasanya  berasal dari salpingitis akut. Salpingitis kronik apabila infeksi sudah berat atau meluas, bertahan

lama dan mungkin saja gejala sudah terasa tidak mengganggu.

D. Epidemiologi

Lebih dari satu juta kasus salpingitis akut dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat, namun jumlah insiden ini mungkin lebih besar, karena metode pelaporan tidak lengkap dan terlalu dini dan bahwa banyak kasus dilaporkan pertama ketika penyakit itu telah pergi begitu  jauh bahwa mereka telah mengembangkan kronis komplikasi.

Bagi wanita berusia 16-25 tahun, salpingitis adalah infeksi serius yang paling umum. Ini mempengaruhi sekitar 11% dari wanita usia reproduktif. Salpingitis memiliki insiden yang lebih tinggi di antara anggota kelas-kelas sosial ekonomi rendah. Namun, hal ini dianggap sebagai akibat dari perilaku seks sebelumnya, beberapa mitra dan kemampuan rendah untuk menerima  perawatan kesehatan yang layak bukan karena faktor resiko independen untuk salpingitis.

Sebagai akibat dari peningkatan risiko karena beberapa mitra, prevalensi salpingitis tertinggi untuk orang yang berusia 15-24 tahun. Penurunan kesadaran gejala dan kurang kemauan untuk

(5)

menggunakan alat kontrasepsi juga umum dalam kelompok ini, meningkatkan terjadinya salpingitis.

E. Etiologi

Salpingitis merupakan sinonim dari penyakit radang panggul (PID). PID terjadi karena infeksi polimikrobakterial pada sistem genitalia wanita ( uterus, tuba fallopi dan ovarium ) yang menyebabkan peningkatan infeksi pada daerah vagina atau servikx. Infeksi ini jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi bakteri juga bisa masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/kandungan (misalnya pemasangan IUD, persalinan, keguguran, aborsi dan biopsi endometrium).

Salpingitis disebabkan oleh bakteri penginfeksi. Jenis-jenis bakteri yang biasaya menyebabkan Salpingitis : Mycoplasma, staphylococcus, dan steptococus. Selain itu salpingitis  bisa juga disebabkan penyakit menular seksual seperti gonorrhea, Chlamydia, infeksi puerperal

dan post abortum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul radang adneksa sebagai akibat tindakan (kerokan, laparatomi, pemasangan IUD, dan sebagainya) dan perluasan radang dari organ yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.

Penyebab lainnya yang lebih jarang terjadi adalah: Aktinomikosis (infeksi bakteri), Skistosomiasis (infeksi parasit), Tuberkulosis, penyuntikan zat warna pada pemeriksaan rontgen khusus. Beberapa bakteri yang paling umum bertanggung jawab untuk salpingitis meliputi: Klamidia, Gonococcus (yang menyebabkan gonore), Mycoplasma, Staphylococcus, dan Streptococcus.

F. Patofisiologi

Infeksi biasanya berawal pada bagian vagina, dan menyebar ke bagian tuba fallopi. Infeksi dapat menyebar melalui pembuluh getah bening, infeksi pada salah satu tuba fallopi biasanya menyebabkan infeksi yang lain. Pada beberapa kasus, salpingitis disebabkan oleh infeksi bakteri

(6)

seperti Mycoplasma, Staphylococcus, dan Streptococcus. Selain itu salpingitis dapat disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia.

Infeksi ini dapat terjadi sebagai berikut :

-

 Naik dari cavum uteri

-

Menjalar dari alat yang berdekatan sepert dari apendiks yang meradang

-

Haematogen terutama salpingitis tuberculosa.

Salpingitis biasanya bilateral.Bakteri dapat diperkenalkan dalam berbagai cara, termasuk:

-

Hubungan seksual

-

Penyisipan sebuah IUD (perangkat intra-uterus)

-

Abortus

-

Partus

-

Apendisitis

Salpingitis adalah salah satu penyebab terjadinya infertilitas pada wanita. Apabila salpingitis tidak ditangani dengan segera, maka infeksi ini akan menyebabkan kerusakan pada tuba fallopi sehingga sel telur rusak dan sperma tidak bisa membuahi sel telur. Radang tuba falopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah nama salpingo-ooforitis atau adneksitis untuk radang tersebut. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah dari jaringan-jaringan di sekitarnya.

G. Faktor Resiko

Resiko pada wanita yang tidak menikah, hubungan seks di usia muda dan punya lebih dari satu pasangan. Infeksi dapat mencapai tuba bila aliran menstruasi berbalik atau terbukanya serviks saat menstruasi.

(7)

Faktor lain termasuk prosedur pembedahan dimana melewati serviks, misal:

-

endometrial biopsy

-

curettage

-

hysteroscopy

Resiko lain terjadi jika suatu faktor dalam vagina dan serviks yang menyebabkan organisme  penginfeksi “bermigrasi” naik ke tuba, misalnya:

-

 pemberian antibiotik (lokal)

-

ovulasi

-

menstruasi

-

 penyakit menular seks (PMS)/sexually transmitted disease (STD)

Terakhir, dari hubungan seks dapat memfasilitasi penyebaran penyakit dari vagina menuju tuba, yaitu:

-

Kontraksi uterus

- Sperma, ikut membawa agen ke arah tuba.

H. Gambaran Klinis

Radang tuba Falloppii dan radang ovarium biasanva terjadi bersamaan. Oleh sebab itu tepatlah nama salpingo-ooforitis atau adneksitis untuk radang tersebut.

Salpingo-ooforitis akuta yang disebabkan oleh gonorea sampai ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit; pada infeksi yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenerasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas, dan ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhirnya dijumpai eksudat purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba abdominalis dan menyebabkan peradangan di sekitarnya (peritonitis pelvika).

(8)

Salpingitis akuta piogenik banyak ditemukan pada infeksi puerpural atau pada abortus septik, Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke  parametrium terus ke tuba, dan dapat pula ke peritoneum pelvik.

Salpingo-ooforitis kronika terdiri dari hidrosalping, piosalping, salpingitis interstisialis kronika, kista tubo-ovarial, abses tubo-ovarial, abses ovarial, salpingitis tuberkulosa. Pada hidrosalping terdapat penutupan tuba abdominalis. Sebagian dari epitel mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan dengan akibat retensi cairan tersebut dalarn tuba.

Piosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal yang berisi nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan dengan jaringan di sekitarnya. Pada salpingitis interstisialis kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit di tengah-tengah jaringan otot. Terdapat pula perlekatan dengan jaringan-jaringan di sekitarnya, seperti ovarium, uterus dan usus. Salah satu jenis ialah salpingitis isthmika nodosa.

Pada kista tubo-ovariaI, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium, sedang pada abses tubo-ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium. Abses ovarium yang jarang terdapat sendiri, dari stadium akut dapat memasuki stadium menahun. Salpingitis tuberkulosa merupakan  bagian penting dari tuberkulosis genital.

Dalam kasus lebih ringan, salpingitis mungkin tidak memiliki gejala. Gejala-gejala salpingitis meliputi:

-

 Nyeri abdomen di kedua sisi

 Nyeri abdomen bagian bawah merupakan gejala yang paling dapat dipercaya dari infeksi pelvis akut. Pada mulanya rasa nyeri unilateral, bilateral, atau suprapubik, dan sering berkembang sewaktu atau segera setelah suatu periode menstruasi. Keparahannya meningkat secara bertahap setelah beberapa jam sampai beberapa hari, rasa nyeri cenderung menetap, bilateral pada abdomen bagian bawah, dan semakin berat dengan adanya pergerakan.

-

Perdarahan pervaginam atau sekret vagina

(9)

dapat merupakan akibat langsung dari endometritis atau pengaruh tidak langsung dari  perubahan-peubahan hormonal yang berkaitan dengan ooforitis. Sekret vagina dapat

disebabkan oleh servitis.

-

Gejala-gejala penyerta

-

Menggigil dan demam

-

Anoreksia, nausea dan vomitus berkaitan dengan iritasi peritoneum.

-

Disuria dan sering kencing menunjukkan adanyan keterkaitan dengan uretritis

dan sistitis.

-

 Nyeri perut

-

Abnormal discharge vagina, seperti warna yang tidak biasa atau bau

-

Dismenorea

-

Tidak nyaman atau hubungan seksual yang menyakitkan

-

Kadang-kadang ada tendensi pada anus karena proses dekat pada rektum dan

sigmoid

-

Pada periksa dalam nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri dan kanan uterus,

kadang-kandang ada penebalan dari tuba.

-

 Nyeri saat ovulasi

I. Diagnosis

Diagnosis salpingitis dapat ditegakkan melalui :

1. Anamnesa

2. Pemeriksaan Fisik

- Pemeriksaan Umum: suhu biasanya meningkat, sering sampai 120ºF atau 103ºF. Tekanan

darah biasanya normal, walaupun deyut nadi seringkali cepat.Pada saat itu, terkadang  postur tubuh membungkuk.

- Pemeriksaan Abdomen: nyeri maksimum pada kedua kuadran bawah. Nyeri lepas,

ragiditas otot, defance muscular, bising usus menurun dan distensi merupakan tanda  peradangan peritoneum.Nyeri tekan pada hepar dapat diamati pada 30% pasien.

- Pemeriksaan Pelvis: sering sulit dan tidak memuaskan karena pasien mersa tidak nyaman

(10)

keluar dari ostium ueteri. Serviks sangat nyeri bila digerakkan.Uterus ukurannya normal, nyeri (terutma bila digerakkan).Adneksa bilateral sangat nyeri.

3. Pemeriksaan Penunjang atau Tes Laboratorium

- Hitung darah lengkap dan Apusan darah : hitung leukosit cenderung meningkat dan dapat

sampai 20.000 dengan peningkatan leukosit polimorfonuklear dan peningkatan rasio  bentuk batang dengan segmen. Kadar hemoglobin dan hemokrit biasanya dalam batas- batas normal. Penigkatan kadarnya berkaitan dengan dehidrasis.

- Pewarnaan gram endoserviks dan biakan : diplokokus gram-negatif intraseluler pada

asupan pewarnaan gram baik dari cairan serviks ataupun suatu AKDR dengan pasien dengan salphingitis simptomatik merupakan penyokong adanya infeksi neisseria yang memerlukan pengobatan. Biakan bakteriologi diperlukan untuk identifikasi positif neisseria gonorrhoeae.

- Laparoskopi untuk melihat langsung gambaran tuba fallopi.Pemeriksaan ini invasive

sehingga bukan merupakan pemeriksaan rutin.

J. Penatalaksanaan

Perawatan penyakit salpingitis dilakukan dengan pemberian antibiotic (sesering mungkin sampai  beberapa minggu). Antibiotik dipilih sesuai dengan mikroorganisnya yang menginfeksi. Pasangan yang

diajak hubungan seksual harus dievaluasi, disekrining dan bila perlu dirawat, untuk mencegah komplikasi sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual selama masih menjalani perawatan untuk mencegah terjadinya infeksi kembali. Perawatan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

a) Antibiotik

Antibiotik diberikan untuk menghilangkan infeksi, dengan tingkat keberhasilan 85% dari kasus. Perawatan dini dengan antibiotik yang tepat efektif terhadap N gonorrhoeae, trachomatis C, dan organisme endogen yang tercantum di atas sangat penting untuk mencegah gejala sisa jangka panjang. Mitra seksual harus diperiksa dan diobati dengan tepat.

Dua rejimen rawat inap telah terbukti efektif dalam pengobatan penyakit radang panggul akut:

 Cefoxitin, 2 g intravena setiap 6 jam, atau cefotetan, 2 g setiap 12 jam, ditambah doksisiklin, 100

mg intravena atau oral setiap 12 jam . Rejimen ini dilanjutkan setidaknya selama 24 jam setelah  pasien menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan. Doxycycline, 100 mg dua kali sehari, harus

(11)

dilanjutkan untuk menyelesaikan total 14 hari terapi. Jika abses tubo-ovarium hadir, disarankan untuk menambahkan klindamisin oral atau metronidazole untuk doksisiklin untuk menyediakan lebih cakupan anaerobik efektif.

 Klindamisin, 900 mg intravena setiap 8 jam, ditambah gentamisin intravena dalam dosis pemuatan

2 mg / kg diikuti dengan 1,5 mg / kg setiap 8 jam. Rejimen ini dilanjutkan setidaknya selama 24  jam setelah pasien menunjukkan perbaikan klinis yang signifikan dan diikuti oleh clindamycin baik,

450 mg empat kali sehari, atau doksisiklin, 100 mg dua kali sehari, untuk menyelesaikan total 14 hari terapi.

 b) Perawatan di rumah sakit

Perawatan penderita salpingitis di rumah sakit adalah denganmemberikan obat antibiotic melalui Intravena (infuse) Jika terdapat keadaan-keadaan yang mengancam jiwa ibu.

c) Tindakan Bedah

Pembedahan pada penderita salpingitis dilakukan jika pengobatan dengan antibiotic menyebabkan terjadinya resistan pada bakteri.Tubo-ovarium abses mungkin memerlukan eksisi bedah atau aspirasi transkutan atau transvaginal. Kecuali pecah diduga, lembaga terapi antibiotik dosis tinggi di rumah sakit, dan terapi monitor dengan USG. Pada 70% kasus, antibiotik yang efektif, dalam 30%, ada respon yang tidak memadai dalam 48-72 jam, dan intervensi yang diperlukan. Adnexectomy Unilateral diterima untuk abses sepihak. Histerektomi dan bilateral salpingo-ooforektomi mungkin diperlukan untuk infeksi berat atau dalam kasus penyakit kronis dengan nyeri panggul keras.

d) Berobat jalan

Jika keadaan umum baik, tidak disertai demam, Berikan antibiotic seperti :

- Cefotaksitim 2 gr IM, at au - Amoksisilin 3 gr peroral, atau - Ampisilin 3,5 per os

Masing-masing disertai dengan pemberian probenesid 1gr per os diikuti dengan:

- Dekoksisiklin 100 mg per os dua kali sehari selama 10-14 hari

- Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari (dekoksisilin dan tetrasiklin tidak digunakan

untuk ibu hamil). e) Tirah baring

(12)

f) Kunjungan ulang 2-3 hari atau jika keadaan memburuk g) Bantu mencapai rasa nyaman:

- Mandi teratur

- Obat untuk penghilang gatal

- Kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri - Pemberian terapi analgesic

h) Konseling

PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang rusak, pasien harus mengatasi hal tersebut

i) Pendidikan kesehatan yang diberikan:

- Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran infeksi serta efeknya - Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan pengaman

- Cara mengetasi infeksi yang berulang

 j) Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan sembuh total.

K. Komplikasi

Komplikasi potensial yang dapat terjadi akibat salpingitis meliputi ooforitis, peritonitis,  piosalping, abses tuboovarium, tromboflebitis septik, limfangitis, selulitis, perihepatitis, dan

abses didalam ligamentum latum, Infertilitas dimasa depan, dan kehamilan ektopik akibat kerusakan tuba. Tanpa pengobatan, salpingitis dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk:

-

Infeksi lebih lanjut - infeksi dapat menyebar ke struktur di dekatnya, seperti

indung telur atau rahim.

-

Infeksi pasangan seks - mitra wanita atau mitra bisa mengontrak bakteri dan

terinfeksi juga.

-

Tubo-ovarium abses - sekitar 15 persen dari wanita dengan salpingitis

mengembangkan abses, yang membutuhkan rawat inap.

-

Kehamilan ektopik - tabung falopi diblokir mencegah telur dibuahi memasuki

rahim. Embrio kemudian mulai tumbuh di dalam ruang terbatas dari tabung falopi. Risiko kehamilan ektopik untuk wanita den gan salpingitis sebelumnya atau  bentuk lain dari penyakit radang panggul (PID) adalah sekitar satu dari 20.

(13)

-

Infertilitas - tabung tuba dapat menjadi cacat atau bekas luka sedemikian rupa

 bahwa telur dan sperma tidak dapat bertemu. Setelah satu serangan PID salpingitis atau lainnya, risiko seorang wanita infertilitas adalah sekitar 15 persen. Ini meningkat sampai 50 persen setelah tiga bulan

(14)

BAB III

PENUTUP

Salpingitis adalah infeksi atau peradangan pada saluran tuba. Hal ini sering digunakan

secara sinonim dengan penyakit radang panggul (PID). Hampir semua

kasus salpingitis disebabkan oleh infeksi bakteri, termasuk penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidia. Salpingitis adalah salah satu penyebab umum terjadinya infertitas pada wanita.

Salpingitis biasanya dikategorikan baik akut maupun kronis. Salpingitis memiliki manifestasi klinis seperti : nyeri pada kedua sisi perut, demam, mual muntah, kelainan pada vagina seperti perubahan warna yang tidak seperti orang normal atau berbau, nyeri selama ovulasi dan sebagainya.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang. Penngobatan pilihan diberikan antibiotic diberikan segera agar tidak mencapai komplikasi seperti infeksi permanen yang dapat menyebabkan masalah infertilitas pada wanita

(15)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Obstetri dan Ginekologi, 1981. Ginekologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

2. Bagus Gde, Ida. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakara 3. F Gary Cunningham, dkk.2005. Obstetri Williams edisi 21. ECG:Jakarta

4. Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

5. Widyastuti, Yani dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta

6. Syafudin.2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: ECG Sindharti, GM.2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Reproduksi. Malang 7. http://dokterrosfanty.blogspot.com/2009/07/penyakit-infeksi-pelvis-pelvic.html diakses

 pada 20 April 2013

8. http://medicastore.com/penyakit/99/Penyakit_Radang_Panggul.html diakses pada 20 April 2013

9. http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/02/26/salpingitis/ diakses pada 20 April 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini video tape yang digunakan memiliki skenario yang merujuk pada the myth and the truth mengenai penyakit jantung koroner (Furze, 2005) sehingga terfokus

Sistem informasi akuntansi persediaan yang tepat digunakan Toko Slamet adalah sistem yang dapat memberikan informasi persediaan yang akurat secara tepat waktu serta memiliki

Kapitaisme tidak memiliki suatu definisi universal yang bisa diterima secara luas, namun secara umum kapitalisme merujuk pada sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa pada

Sedangkan, penelitian deskriptif merupakan sebuah cara yang digunakan untuk meneliti sebuah objek atau realitas dimana memiliki tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis,

Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan  penyakit jantung ataupun

Meskipun kamus dapat berguna dalam menyediakan suatu definisi kata tetapi ia tidak menggambarkan secara akurat arti dan variasi arti kata yang biasa digunakan pada bahasa

Exposure memiliki banyak definisi, tetapi definisi secara umum adalah cara kamera menangkap cahaya dengan menghitung cahaya yang masuk, waktu yang digunakan dan kepekaan

mungkin tidak memerlukan informasi mengenai loka- si QTL secara sangat akurat, sepanjang QTL yang akan digunakan memiliki efek yang sangat besar dan dapat diintrogresikan