• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI ROTI MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI ROTI MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL QUALITY CONTROL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

By. LA HATANI ABSTRACT

The aim of this research is to analyze the quality control of bread by using statistic quality control with p-charts method . the object of this research conducted at RIZKI Kendari by using primary and secondary data. Analysis method that is used is statistic quality control (SQC). The result of this research shows that final investigation toward five types of bread, still founded that some products got damage in out of quality control or there were deviation in the quality. The final quality of production control for each bread type are as follow : chocolate bread, proportion of damage/defect about 1,90 or 7,90 % each day, pineapple jam bread about 1,76 or 7,31 % each day, peanut bread 1,29 or 5,36 % each day, butter bread about 1,83 or 7,60 % each day and green jam bread about 1,95 or 8,13 each day. Thus quality of bread production control which is handled by company so far has not really success and effective because of average proportion of damage /defect bread for the five bread types which is used as the sample about ≥ 5% or 0,05.each day

Key words : Statistical Quality Control; Management of quality control PENDAHULUAN

Permasalahan kualitas telah mengarah pada taktik dan strategi perusahaan secara menyeluruh dalam rangka untuk memiliki daya saing dan bertahan terhadap persaingan global dengan produk perusahaan lain. Perusahaan yang fleksibel dalam memenuhi tuntutan konsumen, senantiasa berubah serta menghasilkan produk berkualitas yang kemungkinan besar akan berhasil. Tuntutan konsumen yang senantiasa berubah inilah yang perlu direspon perusahaan. Prawirosentono (2004), mengemukakan International Standar Organization (ISO) adalah badan standar yang meliputi 100 negara untuk mencapai standar mutu produk secara internasional, yang meliputi keperluan teknik (technical requirement) dan berbagai peraturan untuk meningkatkan mutu dan efisiensi industri. Dan untuk meraih sertifikat tersebut, sebuah perusahaan menerapkan paradigma baru dalam manajemen, yaitu manajemen pengendalian mutu.

Menghasilkan mutu yang terbaik diperlukan upaya perbaikan berkesinambungan (continous improvement) terhadap kemampuan produk, manusia, proses, dan lingkungan. Kotler (2004), menyatakan konsumen yang sangat puas atau senang dengan sebuah produk akan memiliki ikatan emosional bukan sekedar preferensi rasional, namun juga loyalitas yang tinggi. Dengan mengetahui tingkat kepuasan konsumen, perusahaan bisa menjaga loyalitas konsumen serta mempertahankan keuntungan yang stabil (Warta Bogasari, 2002).

Manajemen mutu terpadu merupakan konsep perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus yang melibatkan semua karyawan di setiap jenjang organisasi untuk mencapai kualitas yang prima dalam semua proses organisasi melalui process management. Thomas Y. Choi dan Karen Eboch, (1997), menjelaskan penerapan manajemen mutu terpadu akan mengurangi jumlah kerusakan produk akhir serta down-time produksi. Implementasi spesifikasi kualitas melalui berbagai sistem manajemen mutu yang berkesinambungan merupakan langkah yang baik yang harus dikerjakan oleh bagian produksi sebelum melepas produknya ke pasar.

Tantangan untuk meningkatkan mutu produk hingga sesuai dengan standar mutu juga dihadapi oleh Perusahaan Roti Rizki yang meurpakan salah satu yang bergerak di bidang industri makanan (roti). Jenis roti yang diproduksi adalah coklat, kacang, kacang ijo, susu ekstra, kelapa, keju, meses, sley cream, sley nenas dan roti tawar. Jumlah produksi roti yang dihasilkan dalam setiap hari sebesar 8000 bungkus atau 800 bungkus perjenis roti. Dengan demikian jumlah produksi untuk 10 jenis roti yang dihasilkan pada PERUSAHAAN ROTI RIZKI Kendari setiap bulannya sebanyak 192.000 bungkus atau rata-rata 19.200 bungkus perjenis. Produk roti merupakan produk yang dihasilkan untuk

(2)

memenuhi kebutuhan yang langsung dikonsumsi konsumen. Oleh sebab itu, pihak pimpinan perusahaan harus secara hati-hati menetapkan standar kualitas produk dan melakukan pengawasan dengan teliti agar dapat memenuhi harapan pelanggannya.

Fenomena empiris menunjukkan dalam melakukan produksi roti sering terjadi penyimpangan standar mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan oleh kendala-kendala yang dihadapi oleh perusahaan diantaranya pencampuran adonan yang kurang tepat dan pembakaran roti yang belum baik, sehingga mengakibatkan kerusakan produk. Menurut informasi dari pihak perusahaan masalah tersebut menyebabkan kerusakan produk mencapai antara 6%-10%. Kegiatan terbaik yang diharapkan oleh perusahaan seharusnya kerusakan produk ± 5% atau 0,05. Untuk mengantisipasi hal tersebut pihak manajemen perusahaan melakukan pengawasan yang lebih intensif sehingga produksi yang dihasilkan tidak sesuai mutu produk dapat dikurangi.

Mengacu pada uraian di atas maka dapat diketahui bahwa masalah pengendalian mutu terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang penting dan membutuhkan kajian yang lebih mendalam dalam bentuk penelitian tentang “Penerapan Statistical Quality Control (SQC) Dalam Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti” yang nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas produksi roti dan memperluas pangsa pasar. Gambaran yang lebih jelas berkaitan dengan masalah analisis terhadap pelaksanaan manajemen pengendalian mutu yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu adanya perhatian yang serius dari pihak manajemen. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan menjelaskan pengawasan kualitas roti yang telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta berada dalam batas-batas pengendalian kualitas secara Statistic Quality Control (SQC) dengan metode diagram kendali P (P-charts).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan Perusahaan Roti Rizki yang berlokasi di Kelurahan Anduonohu Kecamatan Poasia Kota Kendari. Obyek yang akan diteliti adalah proses pengolahan roti. Variabel mutu yang diamati adalah terbatas pada variabel yang tercantum dalam sertifikat mutu. Jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan mengadakan observasi langsung terhadap berbagai proses yang dilaaksanakan mulai dari bahan baku sampai produk akhir. Sedangkan data sekunder meliputi data pengujian fisik/kimiawi bahan baku yang akan digunakan daalam proses produksi, serta pengawasan mutu yang telah dilakukan perusahaan, mulai dari bahan baku sampai produk akhir, selama bulan Januari 2007.

Populasi penelitian ini adalah seluruh jenis roti yang diproduksi Perusahaan Roti Rizki Kendari sebanyak 10 jenis roti dengan kapasitas produksi perhari 8.000 bungkus. Masing-masing jenis dalam setiap hari diproduksi sebanyak 800 bungkus, sehingga jumlah populasi 192.000 bungkus untuk 24 hari kerja (1 bulan ). Tehnik penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu : (1) Penarikan sampel jenis roti berdasarkan judgmend sampling atau penarikan sampel berdasarkan tujuan, dimana dari 10 jenis roti yang diproduksi oleh Perusahaan Roti Rizki peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 5 jenis produk roti yaitu: Jenis roti coklat, roti kacang, roti keju, roti sley nenas dan roti kacang ijo; (2) Penarikan sampel produk roti yang akan diperiksa untuk setiap jenis dilakukan secara sampling random sampling yaitu sebanyak 20% atau 160 bungkus dari jumlah produksi perhari untuk masing-masing jenis produk roti yang akan diperiksa. Dengan demikian jumlah sampel roti untuk setiap jenis sebesar 3.840 bungkus atau 19.200 bungkus untuk lima jenis roti yang diperiksa.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif, yaitu data-data kuantitatif mengenai hasil produksi yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan analisa Statistical Quality Control (SQC) dengan menggunakan metode Diagram Kendali P (P-charts) yang diolah melalui Software QM for Windows versi 2.1 pada Module Statistic Quality Control. Prawirosentono (2004), peta kendali (control chart) adalah untuk membatasi toleransi penyimpangan (variasi) yang masih dapat diterima, baik karena akibat kelemahan tenaga

(3)

kerja, mesin, dan sebagainya. Dalam statistik untuk memperoleh tingkat kepercayaan 99%, maka batas toleransi ± 3 standar penyimpangan dihitung dari standar ukuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengawasan kualitas produksi pada perusahaan roti Perusahaan Roti Rizki Kendari dilaksanakan melalui dua tahap yaitu : (1) Pengawasan kualitas proses produksi adalah pengawasan yang dititiberatkan pada kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan produk yang mengarah pada pengawasan bahan baku, tenaga kerja, mesin dan metode; (2) Pengawasan kualitas hasil akhir adalah kegiatan untuk memeriksa hasil akhir produksi apakah sudah sesuai dengan rencana, dalam hal ini penentuan produk yang baik dan memenuhi standar yang ditetapkan.

Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan kualitas produksi, perusahaan menempatkan para pengawas untuk mengawasi kegiatan proses produksi dan hasil akhir. Para pengawas tersebut termasuk tenaga kerja yang ditunjuk langsung oleh pimpinan dan ditempatkan di masing-masing bagian pembentukan, pembakaran dan bagian produk akhir. Pengawasan kualitas produk roti digunakan analisis kuantitatif yaitu Statistic Quality Control (SCQ) dengan metode diagram kendali P (P-charts) yang diolah melalui Software QM for Windows versi 2.1. Pembahasan dari masing-masing jenis produk roti yang dihasilkan pada Perusahaan Roti Rizki Kendari sebagai berikut:

1. Jenis roti coklat, dari hasil pengolahan data menunjukan besarnya nilai garis sentral yaitu 0,5278 atau 52,78%, nilai batas kendali atas (UCL) yaitu 0,8335 atau 83,35% yang berarti jika produk yang cacat/rusak mencapai atau berada di atas batas kendali atas (UCL) maka proses produksi roti coklat yang dilakukan pada perusahaan Perusahaan Roti Rizki Kendari dianggap tidak efektif. Sebaliknya produk cacat/rusak berada pada batas kendali bawah (LCL) menunjukan nilai sebesar 0,2221 atau 22,21% berarti proses produksi roti jenis coklat menunjukan cukup efektif.

Selanjutnya produk roti jenis coklat yang mempunyai cacat/kerusakan yang berada diluar batas kendali atas (UCL) yaitu terjadi pada hari ke-14 dan hari ke-16 sedangkan yang berada di luar batas kendali bawah (LCL) terjadi pada hari ke-18. Kemudian jenis roti coklat yang cacat/rusak sebanyak 304 bungkus atau rata-rata 12,67 bungkus perhari dengan proporsi kerusakan 1,90 atau 7,90% perhari. Dengan demikian ada dua titik yang berada diluar batas kendali atas (UCL) dan 1 titik yang berada di luar batas kendali bawah menunjukkan terjadi kekeliruan dalam proses produksi roti jenis coklat pada Perusahaan Roti Rizki Kendari. Hal ini berarti perusahaan belum melakukan pengawasan dengan optimal atau pengawasan kualitas kurang efektif.

Mengancu dari hasil perhitungan di atas, maka tingkat cacat/kerusakan roti coklat yang diproduksi Perusahaan Roti Rizki Kendari dengan menggunakan p-chart yang diolah melalui Software QM for Windows dapat diilustrasikan pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti Coklat

(4)

2. Jenis roti sley nenas, hasil perhitungan menunjukan nilai garis sentral yaitu 0,4878 atau 48,78%, nilai batas kendali atas (UCL) yaitu 0,7939 atau 79,39% berarti apabila ada produk yang cacat/rusak berada di atas batas kendali atas (UCL) maka proses produksi roti sley nenas yang dilakukan belum efektif. Sedangkan produk cacat/rusak berada pada batas kendali bawah (LCL) menunjukan nilai sebesar 0,1818 atau 18,18% berarti proses produksi roti jenis sley nenas sudah efektif. Jenis roti sley nenas yang cacat/rusak sebanyak 281 bungkus atau rata-rata 11,71 bungkus perhari dengan proporsi kerusakan sebesar 1,76 atau 7,31% perhari.

Selanjutnya produk roti jenis sley nenas memiliki kerusakan/cacat yang berada diluar batas kendali atas (UCL) yaitu terjadi pada hari ke-12 dengan jumlah produk yang rusak sebanyak 23 bungkus, sedangkan yang cacat/rusak di luar batas kendali bawah (LCL) tidak ada. Dengan demikian hanya terdapat satu titik yang berada diluar batas kendali menunjukkan dalam proses produksi roti jenis sley nenas telah dilakukan pengawasan dengan optimal atau efektif.

Dari hasil perhitungan di atas, maka tingkat cacat/kerusakan roti sley nenas pada Perusahaan Roti Rizki dengan menggunakan p-chart dapat disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti sley nenas

Sumber : Hasil Pengolahan data

3. Jenis roti kacang, hasil perhitungan menunjukan besarnya nilai garis sentral yaitu 0,3576 atau 35,76%, sedangkan nilai batas kendali atas (UCL) yaitu 0,6512 atau 65,12% yang berarti produk yang cacat/rusak berada di atas batas kendali atas (UCL) maka proses produksi roti kacang yang dilakukan belum efektif sedangkan yang berada pada batas kendali bawah (LCL) menunjukan nilai sebesar 0,0641 atau 6,41% berarti proses produksi roti jenis kacang sudah efektif karena jauh kebawah jumlah proporsi dari produk cacat/rusak berarti mengurangi jumlah kerugian yang diderita oleh perusahaan.

Jumlah roti kacang yang cacat/rusak 206 bungkus atau rata-rata 8,583 bungkus perhari dengan proporsi kerusakan 1,29 atau 5,36% perhari. Oleh karena itu diagram kendali P (P-charts) produk roti jenis kacang memiliki kerusakan/cacat yang berada diluar batas kendali atas (UCL) dan di luar batas kendali bawah (LCL) tidak ada karena titik-titik yang ada masih berada pada batas pengawasan yang telah direncanakan. Dengan demikian tidak terdapat satu pun titik yang berada diluar batas kendali atas maupun kendali bawah berarti dalam proses produksi roti jenis kacang pada Perusahaan Roti Rizki Kendari telah dilakukan pengendalian dengan optimal atau pengawasan kualitas yang dilakukan sudah efektif.

Berdasarkan dari hasil perhitungan di atas, maka tingkat cacat/kerusakan roti kacang dengan menggunakan p-chart yang diolah melalui Software QM for Windows dapat diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

(5)

Gambar 3. Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti Kacang

Sumber : Hasil Pengolahan data

4. Jenis Roti keju, besarnya nilai garis sentral yaitu 0,5069 atau 50,69%, sedangkan nilai batas kendali atas (UCL) yaitu 0,8131 atau 81,31% yang berarti produk yang cacat/rusak berada di atas batas kendali atas (UCL) maka proses produksi roti keju yang dilakukan dianggap efektif. Kemudian batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,2008 atau 20,08% berarti proses produksi roti jenis keju menunjukan belum efektif karena jauh di bawah jumlah proporsi dari produk cacat/rusak. Namun Jenis roti keju yang cacat/rusak 292 bungkus atau rata-rata 12,67 bungkus perhari dengan proporsi kerusakan sebesar 1,83 atau 7,60% perhari.

Berdasarkan diagram kendali P (P-charts) untuk produk roti jenis keju memiliki kerusakan/cacat yang berada diluar batas kendali atas (UCL) tidak ada. Sedangkan di luar batas kendali bawah (LCL) terjadi pada hari ke-9 dan ke-20 berarti ada penyimpangan pada batas pengawasan yang telah direncanakan. Dengan demikian ada dua titik yang berda di luar batas kendali bawah (LCL) berarti pengendalian atau pengawasan kualitas proses produksi roti jenis keju belum efektif . Hasil perhitungan tingkat cacat/kerusakan roti keju dengan menggunakan p-chart yang diolah melalui Software QM for Windows dapat disajikan pada gambar berikut:

Gambar 4. Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti Rasa Keju

Sumber : Hasil Pengolahan data

5. Jenis Roti kacang ijo, hasil perhitungan menunjukan besarnya nilai garis sentral yaitu 0,5417 atau 50,69%, sedangkan nilai batas kendali atas (UCL) yaitu 0,8468 atau 84,68% yang berarti jika produk yang cacat/rusak berada di atas batas kendali atas (UCL) maka proses produksi roti kacang ijo yang dilakukan dianggap belum efektif. Kemudian batas kendali bawah (LCL) menunjukan nilai sebesar 0,2365 atau 23,65% berarti proses produksi roti jenis kacang ijo menunjukan belum

(6)

efektif karena jauh kebawah jumlah proporsi dari produk cacat/rusak berarti menambah jumlah kerugian yang diderita oleh perusahaan.

Diagram kendali P (P-charts) menunjukkan produk roti jenis kacang ijo memiliki kerusakan/cacat yang berada diluar batas kendali atas (UCL) terdapat pada hari ke-4 sebanyak 21 unit, hari ke-15 dan ke-24 masing-masing sebanyak 21 unit. Sedangkan di luar batas kendali bawah (LCL) terjadi pada hari ke-10 hanya 4 unit dan hari ke-20 sebanyak 3 unit berarti ada penyimpangan pada batas pengawasan yang telah direncanakan. Dengan demikian terdapat 3 titik yang berada diluar batas kendali atas (UCL) dan ada 2 titik yang berda di luar batas kendali bawah (LCL) berarti dalam proses produksi roti jenis keju pada PERUSAHAAN ROTI RIZKI Kendari belum efektif dalam melakukan pengendalian atau pengawasan kualitas. Hal ini dapat pula dilihat dari jumlah roti kacang ijo yang cacat/rusak 312 bungkus atau rata-rata 13 bungkus perhari dengan proporsi kerusakan 1,95 atau 8,13% perhari.

Selanjutnya dari hasil perhitungan di atas, maka tingkat kerusakan/cacat untuk jenis roti kacang ijo dengan menggunakan p-chart yang diolah melalui Software QM for Windows dapat disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.10. Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti Kacang Ijo

Sumber : Hasil Pengolahan data

KESIMPULAN

Hasil analisis Statistical Quality Control (SQC) dengan metode diagram kendali P (P-charts) diketahui bahwa tingkat pencapaian standar yang diharapkan oleh perusahaan belum tercapai. Hal ini terbukti dari hasil pemeriksaan sampel terhadap lima jenis roti masih terdapat jumlah produk yang mengalami kerusakan diluar batas-batas pengawasan kualitas atau terjadi penyimpangan kualitas.

Pengawasan kualitas produksi akhir pada Perusahaan Roti Rizki Kendari dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 160 bungkus dalam 24 hari kerja diperoleh: Jenis roti coklat proporsi kerusakan/cacat 1,90 (7,90%) perhari; roti sley nenas 1,76 (7,31%) perhari, roti kacang 1,29 (5,36%) perhari, roti keju 1,83 (7,60%) perhari dan roti kacang ijo 1,95 (8,13%) perhari. Dengan demikian proporsi rata-rata produk roti yang rusak/cacat untuk lima jenis roti yang dijadikan sampel perhari ≥ 5% atau 0,05 sehingga pengawasan kualitas produksi roti pada Karunia Mandiri secara Statistic Quality Control (SQC) belum sesuai dengan standar yang ditetapkan ≥ 5% atau 0,05.

DAFTAR PUSTAKA

Erwidodo, 1999. Laporan Hasil Penelitian Manajemen Pengkajian Pengembangan Agribisnis

Berbasis Komoditas Unggulan. Pustaka. Bogor. Net

Choi. Thomas Y dan Karen Eboch. 1997. The TQM Paradox: Relation Among TQM Practices,

(7)

Departement of Management, Collage of Business Administration, Bowling Green State University, Bowling Green USA

Dillworth, J.B., 1992. Operation Management: Design, Planning, and Control for Manufacturing

and Services. The Mc Graw-Hill Companies. Inc. Singapore

Gasperz, Vincent, 1997. Manajemen Kualitas: Penerapan Konsep-konsep Vincent Tentang

Kualitas dalam Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Handoko, Hani. 1984. Manajemen Produksi dan Operasinal. BPFE. Yogyakarta

Ihzan, Z. 1998. Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dalam Memantau Mutu Produk

Teh di PT NV Tambi. Tesis-MM. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta

Kotler, Philip. 1994. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control,

edisi ke-8. Eglewood Cliffs, N.J., Prentice Hall, Inc

Montgomery, D.C., 1990. Introduction To Statistical Quality Control. New York

Prawirosentono, Suryadi. 2004. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu. Total Quality

Management Abad 21 (Studi dan Kasus). Edisi ke-2. Bumi Aksara. Jakarta

Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia, 2000. Total Quality Management. Andi Offset. Yogyakarta Triyono, Joko. 2004. Analisis Manajemen Pengendalian Mutu Tepung Terigu di PT ISM

Bogasari Flour Mills Surabaya. Tesis-MM. Universitas Brawijaya Malang Lampiran 1. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian dan Analisis Data

Tabel 1. Jumlah Roti Rusak/Cacat Dengan Pengamatan Atas Lima Jenis Roti Selama 24 Hari Pada Perusahaan Roti Rizki Kendari.

Coklat Sley Nenas Roti Kacang Roti Keju Kacang Ijo Hari Diperiksa Cacat/ Σ Sampel

Rusak Kerusakan Proporsi Cacat/ Rusak KerusakanProporsi Cacat/ Rusak KerusakanProporsi Cacat/ Rusak Kerusakan Proporsi Cacat/ Rusak KerusakanProporsi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 160 18 12 10 15 9 6 8 15 13 12 10 20 17 23 12 22 6 5 10 7 9 16 14 15 0,1125 0,0750 0,0625 0,0938 0,0563 0,0375 0,0500 0,0938 0,0813 0,0750 0,0625 0,1250 0,1063 0,1438 0,0750 0,1375 0,0375 0,0313 0,0625 0,0438 0,0563 0,1000 0,0875 0,0938 14 13 11 9 12 8 16 11 7 13 10 23 14 9 12 17 10 8 9 7 9 15 11 13 0,0875 0,0813 0,0688 0,0563 0,0750 0,0500 0,1000 0,0688 0,0438 0,0813 0,0625 0,1438 0,0875 0,0563 0,0750 0,1063 0,0625 0,0500 0,0563 0,0438 0,0563 0,0938 0,0688 0,0813 7 10 12 9 8 7 6 11 5 7 9 13 12 6 11 5 10 10 6 7 9 14 7 5 0,0438 0,0625 0,075 0,0563 0,0500 0,0438 0,0375 0,0688 0,0313 0,0438 0,0563 0,0813 0,0750 0,0375 0,0688 0,0313 0,0625 0,0625 0,0375 0,0438 0,0563 0,0875 0,0438 0,0313 9 13 14 12 7 10 9 15 3 13 12 15 16 9 17 15 14 16 10 4 11 17 16 15 0,0563 0,0813 0,0875 0,0750 0,0438 0,0625 0,0563 0,0938 0,0188 0,0813 0,0750 0,0938 0,1000 0,0563 0,1063 0,0938 0,0875 0,1000 0,0625 0,0250 0,0688 0,1063 0,1000 0,0938 15 16 11 22 12 13 10 15 13 4 15 12 10 14 21 10 9 12 13 14 3 14 13 21 0,0938 0,1000 0,0688 0,1375 0,0750 0,0813 0,0625 0,0938 0,0813 0,0250 0,0938 0,075 0,0625 0,0875 0,1313 0,0625 0,0563 0,0750 0,0813 0,0875 0,0188 0,0875 0,0813 0,1313 Jumlah 3840 304 1,9000 281 1,7563 206 1,2875 292 1, 8250 312 1.9500 Rerata 160 12,67 0,0790 11,71 0,0731 8,58 0,0536 12,67 0, 0760 13 0.0813

Gambar

Gambar 1. Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti Coklat
Gambar 2.  Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti sley nenas
Gambar 3.  Diagram Kendali P (P-charts) Untuk Jenis Roti Kacang
Diagram kendali P (P-charts) menunjukkan produk roti jenis kacang ijo memiliki  kerusakan/cacat yang berada diluar batas kendali atas (UCL) terdapat pada hari  ke-4 sebanyak 21  unit, hari ke-15 dan ke-24 masing-masing sebanyak 21 unit
+2

Referensi

Dokumen terkait

Based on Kolln & Funk (2012, p.135), the post headword position in the noun phrase may contain modifiers of many forms, such as prepositional phrases, participial phrases,

Pernafasan ini terjadi apabila udara sepenuhnya masuk ke paru- paru sehingga rongga dada membusung ke depan. Apabila kita menggunakan pernafasan ini kita akan

1) Situasi merupakan lingkungan organisasi dan faktor pendorong untuk implementasi STM di perusahaan/organisasi. 2) Aktor adalah individu, lembaga, atau kelompok anggota, yang dapat

Demikian diterangkan untuk digunakan melengkapi syarat pendaftaran Ujian Meja Hijau Tugas Akhir Mahasiswa bersangkutan di Departemen Matematika FMIPA USU

Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian pada adalah membagi proyek penelitian menjadi dua sub proyek yaitu (1) survai gayaberat, (3) pengumpulan data

mengembangkan keterampilan proses sains dasar tersebut siswa akan lebih mudah. memahami konsep yang rumit dan abstrak apabila disertai dengan

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Brooks (dalam Tarigan, 2008, hlm. 4) yang mengemukakan bahwa „Menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat

penelitian adalah peneliti itu sendiri.Peneliti kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informasi sebagai sumber