• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kumpulan Pertanyaan Kompre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kumpulan Pertanyaan Kompre"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

KUMPULAN PERTANYAAN KOMPRE GELOMBANG I RUMAH SAKIT

1. Siapa pembimbing PKL

1. Pembimbing PKPA kampus : Bpk. Drs. Tahoma Siregar, M.Si., Apt. 2. Pembimbing PKPA RS : Bpk. Pipin Tasripin, S.Si., Apt. 2. Petugas gudang ??

3. Apa itu logistik Logistik menurut bu farida

a. Perencanaan : metode konsumsi, metode morbiditas, metode kombinasi, dan anggaran b. Pengadaan : metode penawaran terbuka, penawaran tertutup, penawaran terbatas, pembelian

langsung

c. Penerimaan : persyaratan penerimaan : sesuai spesifikasi, CA, kadaluarsa, batas waktu kirim d. Penyimpanan : persyaratan gudang : jenis gudang, cara penyimpanan, kartu stok, buku gudang Logistik yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.

Berdasarkan pmk 58 tahun 2014 dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alkes dan bmhp, pengendalian, administrasi.

Di RSMM logistik dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemeliharaan, penghapusan, pengendalian, pelaporan

4. Pengadaan

Berdasarkan PMK No. 58 Tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit, pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan meruopakan kegiatan yang berkesinambungan dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah yang dibutuhkan, penyesuaianm antara kebutuhan dan dana, pemilihan metode pengadaan, pemilihan pemasok, penentuan spesifikasi kontrak, pemantauan proses pengadaan dan pembayaran

Cara pengadaan obat yang baik :

a. Menggunakan nama generic : untuk persaingan yang fair

b. Berdasarkan daftar obat esensial atau formularium : pilih yg aman, efektif dan cost-effective c. Pengadaan dalam jumlah besar

d. Monitoring dan kualifikasi distributor resmi e. Pengadaan yang bersaing

f. Komitmen sumber tunggal

g. Jumlah pemesanaan sesuai perkiraan kebutuhan sebenarnya h. Pembayaran dan manajemen keuangan yang baik i. Prosdur yang transparan dan tertulis

j. Pemisahan fungsi-fungsi pokok k. Program jaminan mutu produk l. Audit tahunan

m. Laporan periodic

Jenis pengadaan :

Pembelian : penawaran/ tender, pembelian langsung Produksi : sediaan steril dan non steril

Sumbangan : droping, dnasi, hibah Meminjam

Menukar konsinyasi

Pengadaan di RSMM dilakukan melalui empat mekanisme

E-purchasing : pengadaan ini dilakukan melalui sistem LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah), mekanisme nya dengan cara barang yang sudah disetujui dalam perencanaan di masukkan melalui sistem LKPP, distributor resmi yang telah ditunjuk oleh principle bekerjasama dengan Rumah Sakit untuk mengirim barang ke RS

Sistem lelang : pengadaan ini ditujukan untuk obat-obat yang tidak masuk dalam e-katalog. Mekanisme pengadaan ini dipublikasikan memlaui surat kabar atau media elektronik (LPSE) Penunjukan langsung : pengadaan ini ditujukan untuk obat-obat non generik yang tidak ada dalam

e-katalog

Droping : pengadaan ini diberikan oleh pemerintah berupa obat-obat ARV 5. Berapa apoteknya :

Apotek nya ada satu tetapi terbagi dua bagian pelayanan. Yang pertama yaitu melayani pasien rawat Jalan BPJS, dan yang kedua melayani pasien Rawat Inap atau Rawat Jalan Umum, Rawat Inap BPJS, pasien IGD dan Resep Pegawai.

6. Sistem distribusi obat

Sistem distribusi obat berdasarkan pmk 58 tahun 2014 a. Sistem persediaan lengkap di ruangan (floor stok)

Pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi

Sediaan farmasi, alkes dan bmhp yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan

Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang mengelola (di atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan kepada penanggung jawab ruangan

Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan

Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floor stock

Total floor stock :

Distribusi obat berasal dr bagian rawat inap

Semua obat yg ada di bag farmasi disediakan di ruang rawat Yg mengelola perawat

Keunutungan :

Obat yg dibutuhakn cepat tersedia Meniadakan obat retur

(2)

Mengurangi jumlah personil farmasi Kelemahan :

Sering terjadi kesalahan obat (salah order dr dokter, salah peracikan oleh perawat, salah etiket obat)

Persediaan obat diruangan banyak

Kemungkinan kehilangan dan kerusakan obat lebih besar Menambah beban pekerjaan bagi perawat

b. Sistem resep perorang (individual prescribing)

Pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp berdasarkan resep perorangan/ pasien rawat jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi

Resep ditulis dokter untuk pasien secara individu Perawat membawa resep ke bagian farmasi Farmasi menyiapkan obat

Perawat mengambil obat ke bagian farmasi Keuntungan :

Resep dikaji dulu oleh apoteker

Ada interaksi antara apoteker, dokter an perawat Ada pengendalian persediaan

Kelemahan :

Bila obat berlebih, pasien harus bayar Obat dapat terlambat sampai ke pasien

Masih memerlukan tenaga perawat untuk menyiapkan

Kehilangan dan berlebihan penggunaan obat masih cukup besar karena tidak adanya proses pengawasan ganda

c. Sistem unit dosis

Pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp berdasarkan resep perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/ pasien. Sistem unit dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap. Sistem pemberian obat pada pasien rawat inap dlm kemasan satu kali pakai selama 24 jam

Keuntungan :

Pasien hanya membayar obat yg telah dipakainya

Tidak ada kelebihan obat/ yg tidak terpakai di ruang perawatan

Semua obat dipersiapkan oleh farmasi sehingga perawat mempunyai waktu yg lebih untuk merawat pasien

Menciptakan sistem pengawasan ganda yaitu oleh farmasi ketika membaca resep dokter, sebelum atau sesudah menyiapkan obat serta perawat ketika membaca instruksi obat sebelum memberikan obat kepada pasien untuk mengurangi kesalahan pengobatan Mengurangi ruang un tuk persediaan obat di ruang rawat

Memperbesar kesempatan komunikasi antara farmasi, perawat dan dokter

Memungkinkan farmasi mempunyai profil farmasi penderita yang dibutuhkan untuk drug use reviw

Farmasi dpt keluar dr again farmasi dan masuk ke ruang rawat dimana dia dpt berfungsi sbg konsultan obat serta membantu dokter dan perawat demi perawatan yg lebih baik

Kelemahan : membutuhkan banyak tenaga, dan harus segera siap sebelum jam makan pasien d. Sistem kombinasi

Sistem pendistribusian sediaan farmasi, alkes dan bmhp bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi a+b atau b+c atau a+c

Sistem distribusi dosis unit sentralisasi dilakukan IFRS ke semua unit rawat inap di rumah sakit secara keseluruhan, tanpa adanya depo/ satelit. Sistem distribusi dosis unit desentralisasi dilakukan oleh beberapa depo/ satelit. Sistem ini sama dengan persediaan lengkap diruangan, hanya saja sistem ini dikelola seluruhnya oleh apoteker.

RSMM melakukan pelayanan distribusi obat sentralisasi yaitu melakukan pelayanan distribusi obat dilakukan oleh Instalasi Farmasi ke Unit Layanan dan Rawat Inap sehingga tidak ada depo-depo di ruangan rawat inap. Distribusi perbekalan farmasi untuk rawat inap regular dan BPJS menggunakan sistem kombinasi individual prescribing, daily dose dan floor stock (persediaan di ruangan). Sistem daily dose dilakukan dengan cara setiap pagi petugas unit layanan menyiapkan obat pasien yang dikemas dalam kemasan satu kali pakai untuk pemakaian satu hari (pagi, siang, sore, malam) diruangan.

PENDISTRIBUSIAN : proses penyerahan perbekalan farmasi dari gudang farmasi kepada ruang rawat/ fasilitas pelayanan kesehatan di RS untuk diberikan kpd pasien.

Cara pendistribusian : FIFO, FEFO, penempatan rak, jadwal pendsitribusian, serah terima 7. Obat-obatan

a. Obat hiv/aids

Terapi dengan kombinasi ARV, ada tiga golongan obat ARV, yaitu :

Reverse Transcriptase Inhibitor (RTI) : analog nukleosida (NARTI), analog nukleotida (NtARTI) dan non nukleosida

HIV Protease Inhibitor (PI) Fusion inhibitor

Contoh obat : didanosin, lamivudin, zalsitabin, zidovudin

Yg ada di ifrs yaitu : aluvia (lopinavir 200 mg.ritonavis 50 mg), evavirens, duviral (azt+lamivudin), neviral (nevirapil), hiviral (lamivudin), reviral (zidovudin)

b. Obat hipertensi Klasifikasi : normal <120/80 Prehipertensi 120-139/80-89 Tahap 1 hipertensi 140-159/90-99 Tahap 2 hipertensi >160/100 Pengobatan :

Diuretik : hydrochlortiazide, furosemid, spironolactone

Inhibitor Angiotensi-Converting Enzyme (ACE-inhibitor) : kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB) : losartan, valsartan

Blocker : atenolol, propanolol, bisoprolol

Penghambat Saluran Kalsium (CCB) : verapamil, diltiazem, nifedipin Penghambat Reseptor α1 : prazosin, terazosin dan doxazosin

(3)

Antagonis α2-pusat : klonidin, metildopa Reserpin

Vasodilator : hidralazine, minoxidil c. Obat jantung

Penggolongan obat jantung : Kardiotonika

Glikosida jantung : memperkuat kontraktilitas jantung, contoh : digoksin, digitoksin Agonis β2-adrenergik : meningkatkan kontraktilitas tanpa meningkatkan frekuensi jantung

atau TD contoh : dobutamin

Angina pectoris : daya vasodiltasi atau memperlambat frekuensi jantung Vasodilator koroner : ISDN, nitrogliserin, dipiridamol

Β-blocker : pro[anolol, atenolol

Antagonis calcium : nifedipin, verapamil, diltiazem Antiangina gol antiplatelet : aspirin

Antiaritmia : dapat menormalkan frekuensi dan ritme pukulan jantung contoh : amiodaron d. Obat kolesterol

Penggolongan obat kolesterol

Niasin/ asam nikotinat (vitamin B7) : menurunkan kadar plasma kolesterol dan TG Derivate asam fibrat : menurunkan kadar TG darah, contoh : gemfibrozil, fenofibrat Resin pengikat asam empedu : menurunkan kolesterol dgn mengikat asam empedu, contoh : kolesteramin

Inhibitor HMG-CoA reduktase : menurunkan kadar plasma kolesterol pada semua tipe hiperlipidemia, contoh : simvastatin, pravastatin, lovastatin

e. Obat diabetes

Type DM

Type I ( IDDM / insulin dependent diabetes mellitus ) terjadi pada infant, anak2, remaja ( < 40 tahun ), terjadi juga karena turunan

terjadi penurunan berat badan dan juga terjadi three syndrome yaitu polyurea ( Urinasi yang frekuensi tinggi ), polydipsia ( banyak minum/haus terus), polyphagia ( banyak makan),

dan dapat menimbulkan DKA ( diabetes keto asidosis ) : terdapatnya kadar tinggi dari badan2 keton yang beresikonya rusaknya pada sel B maka terjadi defisiensi insulin sehingga membutuhkan injeksi insulin berulang paling sedikit 2 kali sehari

dan juga menimbulkan Gestational diabetes (terjadi pada wanita hamil dan jika melahirkan akan hilang )

Penderitanya mencapai 5 % Type II ( NIDDM ) :

dewasa ( > 40 tahun ),

kebnyakan terjadi karena life style , obesitas, perokok, sedentary person/orang yang malas beraktivitas

bisa terjadi komplikasi

Bisa dirubah dengan exercise, mengurangi rokok, diet , dll Penderitanya mencapai 95 %,

Penyebabnya kegagalan dalam toleransi glukosa

Sering terjadi resistensi insulin , banyak sel2 yang tidak respon dengan injeksi insulin dan pada akhirnya terjadi penumpukan glukosa pada tangan dan kaki sehingga harus diamputasi Penggolongan obat

Sulfonylurea : mekanismenya menurunkan kadar glukosa dengan merangsang sekresi insulin oleh pancreas dan meningkatkan kepekaan jaringan terhadap insulin.

First generation : asetohelsamide, chlorprophamid ( long acting), tolazamid ( short acting ), tolbutamid

Secondary generation : glipizide ( short acting ), gliburide,

Penggunaan regimen sulfonylurea 30menit seblum makan dengan dosis yang kemudian meningkat selama 5- 7 hari dengan pemberian 2 kali sehari

Biguanida : metformin dalam bentuk tunggal atau bisa kombinasi dengan sulfonylurea atau bisa dengan kombinasi insulin. metformin dapat menurunkan kadar gula, mnurunkan tekanan darah dan trigliserida dan meningkatkan HDL , menurunkan plasminogen aktivitor jaringan, menurunkan agregasi platelet. Metformin tidak menyebabkan secara drastis hipoglikosemia dibandingkan sulfonylurea, Dosis metformin 500 mg 2 kali sehari sebelum makan pagi dan sebelum makan malam, untuk 800 mg 1 kali sehari sebelum makan pagi. Harus sebelum makan karena untuk Meminimalkan gejala Adverse pada saluran cerna. Tiazolidine ion : Troglitazole mekanismenya menurunkan resisten insulin perifer pada otot tulang dan juga pada jaringan lemak tanpa meningkatkan sekresi insulin. Keuntungan Tidak menyebabkan lactic asidosis. Dosis 200 mg/perhari kemudian meningkat jika diperlukan 600 mg/perhari , rata dosis 400 mg/perhari

Alfa glukosidase inhibitor ( Arcabose dan Miglitole )

mekanisme kerja Alfa glukosidase inhibitor menunda pencernaan dan absorpsi dari karbohidrat kompleks, yang bekerja pada usus.

Dapat menyebabkan Adverse effect mual diare, pencernaan usus bersuara, bisa digunakan dalam tunggal atau bisa dikombinasikan dengan sulfonylurea. Dosis 25 mg dalam bentuk tablet diberikan 3 kali sehari.

Insulin : independent untuk tipe I , bisa juga digunakan beberapa untuk tipe II bila gagal dalam pengaturan life style, insulin bisa diberikan tunggal atau bisa kombinasi dengan oral

(4)

hipoglisemik. Terapi insulin diberikan selama diperlukan penurunan yang akut dari kadar gula darah. Biasanya pada saat terjadi infeksi, pada saat pembedahan, atau hospitalisasi. Tipe2 insulin :rapid acting, short acting, long acting, intermediate acting

f. Penyakit depresi

Merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan satu atau lebih episode depresi tanpa riwayat mania, gabungan depresi-mania atau hipomania

Nama Generik Nama Dagang

Rekomendasi konsentrasi terapeutik (nmol/L) Dosis Awal (mg/hari) Rentang Dosis Lazim (mg/hari) SSRI Citalopram Escitalopram Fluoxetine Fluvoxamine Paroxetine Setraline Celexo Lexapro Prozac Luvox Paxil Zoloft 20 10 20 50 20 50 20-60 10-20 10-80 50-300 20-50 100-200 SRI Venlafaxine Desvenlafaxine Duluxetine Effexor Pristiq Cymbalta 37,5-75 50 30 75-375 Aminoketone Bupropion Wellbutrin 150 150-300 Triazolopyridines Nefazodone Trazodone Serzone Desyrel 100 50 200-600 150-300 Tetracyclic Mintazapine Remeron 15 15-45 Tricyclics Amin tersier Amitriptyline Clomipramine Doxepin Imipramine Amin sekunder Desipiramin Nortriptyline Elavil Anafranii Sinequan Tofranil Norpramin Pamelor 120-250 (433-903) 200-350 (713-1248) 100-300 (375-1126) 50-150 (190-570) 25 25 25 25 25 25 100-300 100-250 100-300 100-300 180-300 50-200 MAO Fenelzin Selegeline (transd) Tranilsipromin Nardil Emsam Parnate 15 6 10 30-90 6-12 20-60 g. Skizofrenia

Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir tang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta adanya gangguan fungsi psikososial

Antipsikotik generasi pertama : chlorpromazine, haloperidol, loxapine, trifluoroperazine Antipsikotik generasi kedua : clozapin, risperidone, olanzapine

8. Alkes yang ada di tempat pkl

Alkes yg ada di IFRS yaitu alkes untuk tindakan medis seperti : sarung tangan steril, catheter, urine bag, stomach tube, feeding tube, mucus atay suction catheter, wing nnedle, infusion set, transfusion set, spuit, jarum suntik (needle injection)

9. Obat program yang ada, sebutkan nama obat dan jenisnya

Obat ARV : aluvia (lopinavir 200 mg.ritonavis 50 mg), evavirens, duviral (azt+lamivudin), neviral (nevirapil), hiviral (lamivudin), reviral (zidovudin)

Obat TBC : kombinasi INH, ethambutol dan rifampicin

10. Jenis obat yg dikonselingkan atau PIO, sebutkan obatnya dan alasannya jenis obat yang dikonselingkan

a. Obat kronis dan pengobatan jangka panjang , contoh : obat TBC, diabetes, epilepsy, HIV/AIDS

b. Obat dengan pemakaian khusus : obat dengan inhaler, suppo, insulin c. Obat dengan penyimpanan khusus : insulin, suppo

d. Obat dengan aturan pakai yg rumit : kortikosteroid dengan tapering down e. Obat dengan indeks terapi sempit : digoxin, phenytoin

kriteria pasien yg dikonselingkan :

Pasien yang mengalami tiga atau lebih penyakit

Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi ginjal, ibu hamil dan menyusui

Pasien dengan penyakit kronis/ terapi jangka panjang (TB. DM. Epilepsi) Pasien yang mendapatkan obat yg perlu perhatian khusus :

- Resiko buruk tinggi , seperti warfarin dan antikanker - Teknik administrasi , seperti inhaler, suppo

- Penaikan atau penurunan dosis (tappering down /off) seperti kortikosteroid Pasien yg menggunakan obat dengan indeks terapi sempit (digoxin, phenytoin) Pasien yang mendapat obat dalam jumlah yg banyak pada waktu bersamaan (polifarmasi)

Pasien yg mempunyai riwayat kepatuhan rendah 11. Struktur organisasi

Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009, organisasi RS paling sedikit terdiri dari : a. Kepala RS atau Direktur RS

b. Unsur pelayanan medis c. Unsur keperawatan d. Unsur penunjang medis e. Komite medis

f. Satuan pemeriksaan internal g. Administrasi umum dan keuangan

Struktur organisasi di IFRS : IFRS dipimpin oleh seorang Ka. Instalasi yang membawahi tiga unit, yaitu : Unit perencanaan dan distribusi, unit layanan dan unit pengendalian mutu. Ka Instalasi berada dibawah Direktir Medik dan Keperawtan dengan pimpinan tertinggi direktur utama

(5)

12. KFT/ PFT

Adalah badan yang membantu pimpinan RS untuk menetapkan kebijakan menyeluruh tentang pengelolaan (farmasi) dan penggunaan (dokter) obat di RS. Untuk meningkatkan efektivitas keamanan dan nilai ekonomis dari penggunaan obat di rumah sakit.

Tugas PFT :

Memformulasikan kebijakan tentang evaluasi, seleksi dan terapi obat yg digunakan di RS Memformulasikan kebijakan RS untuk me ningkatkan pengetahuan dokter, perawat dan farmasi

RS ttg obat dan penggunaan obat

Menyusun standar diagnose dan terapi : formularium RS< tata laksanan obat, pengkajian penggunaan obat, MESO

Tugas khusus PFT :

a. Menentukan “automatic stop order” untuk obat berbahaya, contoh : narkotik, sedative, hipnotik, antikoagulan (automatic atop order = farmasis berhak menghentikan pengobatan bila tidak sesuai/ berbahaya dalam penggunaan obat)

b. membuat daftar obat emergensi (life saving) c. Melaksanakan program pelaporan ESO

d. Melaksanakan pengkajian penggunaan obat (DUS) Fungsi PFT :

Sebagai badan penasehat bagi pimpinan RS dan staf medic dalam segala hal yg menyangkut obat Mengadakan dan mengembangkan formularium obat yg disepakati digunakan di RS

Menseleksi obat yg boleh dan ditolak digunakan di RS Membuat kategori obat yg dipakai di RS

Membantu RS mengkaji dan mengembangkan peraturan pemakaian obat yg dikaitkan dgn peraturan pemerintah

Mengkaji penggunaan obat di RS dan mempromosikan standar terapi untuk pengobatan yg rasional

Mengumpulkan dan mengkaji lapora ESO

Membuat edaran/ bulletin yg bersifat ilmiah dan mendidik tentang obat unuk lingkungan RS Struktur organisasi

Ketua : dokter (min 4 besar spesialis sepert dokter peny.dalam, anak, kandungan dan bedah)

Sekretaris : Ka.instalasi (apoteker) Anggota : dokter, apoteker, perawat

PFT di RSMM bertugas dalam memantau penggunaan obat kesesuaiannya terhadap formularium nasional maupun formularium RS, masalah aturan penggunaan obat serta pengkajian dan penyusunan obat secara rasional dalam formularium RS

Struktur organisasi PFT :

Ketua : dokter spes.jiwa Sekretaris : Ka.instalasi farmasi

Anggota : dokter peny.dalam, dokter THT, dokter anastesi, dokter radiologi dan psikiater. PFT mengadakan rapat 1 bulan sekali. Formularium diganti 2 tahun sekali dan di evaluasi 6 bulan sekali

Apoteker menjabat sebagai sekretaris dan fungsi perawat di PFT yaitu : salah satu tugas PFT adalah MESO, dlm alur MESO di RS, perawat adalah org pertama yg mengetahui adanya ESo tersebut dari laporan pasien.

Fungsi apoteker sebagai sekretaris PFT :

Menetapkan jadwal pertemuan, mengajukan acara yg akan dibahas dalam pertemuan

Menyiapkan dan memberikan semua I formasi yg dibutuhkan untuk pembahasan dlm pertemuan Mencatat semua hasil keputusan yg sudah disetujui oleh pimpinan dan seluruh pihak

Melaksanakan keputusan2 yg sudah disepakati

Menunjang pembuatan pedoman diagnosis dan terapi, pedoman penggunaan antibiotic, dan pedoman penggunaan obat dlm kelas terapi lain

Membuat formularium RS berdasar hasil kesepakatan PFT Melaksanakan pendidikan dan pelatihan

Melaksanakan pengkajian dan penggunaan obat

Melaksanakan umpan balik hasil pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat pada pihak terkait Peran farmasis dalam PFT :

- Menyusun standar diagnosis dan terapi - Menyusun formularium RS

- Menyusun tata laksanan obat - Pengkajian pengunaan obat - Monitoring ESO

13. Suntik insulin dimana

Insulin akan bekerja paling cepat saat disuntikkan ke perut, yaitu di atas atau daerah samping pusar. Insulin akan masuk ke sistem tubuh sedikit lebih lama jika disuntikkan pada lengan atas. Lebih lambat lagi jika disuntikkan di kaki dan paling lambat ketika disuntikkan di bokong (pantat). Untuk hasil terbaik, sebaiknya menyuntikkan di daerah yang sama setiap kali sebelum makan. Misalnya menyuntikkan di daerah perut sebelum sarapan dan di daerah paha sebelum makan malam. Tapi usahakan untuk tidak menyuntikkan insulin di tempat yang sama setiap waktu, karena jaringan parut akan muncul dan mempengaruhi penyerapan insulin.

14. Kalau pasien dapat warfarin gmn pio nya

Warfarin digunakan untuk menghindari penggumpalan darah. Warfarin digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan gumpalan darah arteri atau vena. Salah sattu efek samping dari warfarin adalah pendarahan sehingga dosis harus disesuaikan dengan petunjuk dokter. Warfarin dikontraindikasikan untuk pasien ibu hamil, hipertensi dan pasien dengan tukak lambung. Mengkonsumsi warfarin sebaiknya tidak mengkonsumsi obat gol fenulbutazon karena akan meningkatkan kadar warfarin sehingga terjadi pendarahan. Dan tidak mengkonsumi makanan yang mengandung vitamin k seperti brokoli atau bayam karena melawan efek dari warfarin

15. Beda IFRS dengan apotek UU no 44 ayat 3 pasal 15

IFRS merupakan bagian dari rumah sakit yang bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatanan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di RS

(6)

16. Laporan narkotik dan psikotropika di RS

Pelaporan narkotika dan psikotropika menggunakan sistem SIPNAP dan dikirim ke KeMenKes di Jakarta selatan. Sesuai dengan PerMenKes no 10 tahun 2013 tentang impor dan ekspor narkotika, psikotropika dan perkursor farmasi.

- Laporan dioploud kemudian pilih narkotika atau psikotropika - Masukan periode, missal des 2014

- Status pelaporan , missal pelaporan periodic - Jenis entry melalui web form

- Kemudian masukan produknya

- Cek status transaki apakah ada transaksi dan dijadikan stok awal - Pemasukan dari PBF dan pengeluaran untuk resep

17. Pemusnahan obat

- Pembakaran dengan incinerator (membunuh kuman-kuman dan mengurangi volume sampah sampai 90%)

- Mengubur sampah dengan kapurisasi

Di RSMM, buat bahan aktif, dimusnahkan dalam incinerator RS untuk obat dalam jumlah kecil dan narkotik/psikotropika. Untuk narkotika dan psikotropika disaksikan oleh dinkes dan Balai POM. Untuk obat selain narkotika/psikotropika dalam jumlah besar diangkut oleh PT. jalan Hijau untuk dimusnahkan

18. Keunggulan RS

Pelayanan unggulan dari RSMM adalah pelayanan di bidang kesehatan jiwa dan narkotik, psikotropika dan zat adiktif.

- Pelayanan di bidang kesehatan jiwa seperti : pelayanan gawat darurat psikiatri, pelayanan rawat jalan psikiatri, pelayanan rawat inap psikiatri

- Pelayanan NAPZA seperti : rawat jalan NAPZA, detoksifikasi, recovery, dan HCU NAPZA 19. Konseling dan PIO

Berdasarkan PMK 58 tahun 2014

Konseling obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari Apoteker kepada pasien dan atau keluarganya. Pemberian konseling bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi, meminimalkan risiko ROTD dan meningkatkan cost-effectiviness yg pada akhirnya meningkatkan keamanan penggunan obat bagi pasien

Kegiatan dalam konseling meliputi:

a. Membuka komunikasi antara apoteker dan pasien

b. Mengidentifkasi tingkat pemahaman pasien ttg penggunaan obat melalui three prime question Three prime questions :

- Apa yg dokter katakan ttg kegunaan obat ini ? masalah atau gejala apa yg dpt diatasi oleh obat ini ? apa yg harus dilakukan ?

- Apa yg dokter katakana ttg cara penggunaan obat ini ? berapa kali didgunakan ? berapa banyak digunakan? Berapa lama digunakan ? apa yg anda pahami, bila tertulis x kali sehari? Apa yg dokter katakana ttg apa yg harus dilakukan bila lupa menggunakan obat ini ?

- Apa yg dikter katakana tentang harapan setelah menggunakan obat ini? Apa saja efek baiknya? Apa saja efek buruknya? Apa saja perhatiannya? Apa yg sebaiknya dilakukan, bila terjadi reaksi buruk setelah minum obat ini?

c. Menggali informasi lebih lanjut dgn memberi kesempatan kpd pasien untuk mengeksplorasi masalah terkait penggunaan obat

d. Memberikan penjelasan kpd pasien untuk menyelesaikan masalah penggunaan obat e. Melakukan verifikasi akhir dalam rangka mengecek pemahaman pasien.

f. Dokumentasi Tujuan konseling :

- Untuk meninkatkan kepercayaan pasien kpd apoteker - Menunjukan kepedulian/ perhatian kpd pasien

- Meningkatkan kepatuhan pasien dlm menjalani pengobatan - Mencegah/ meminimalkan MTO

- Meningkatkan pemahaman pasien dlm hal terapi yg diterimanya Tahapan konseling :

- Pengenalan : memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling

- Penilaian : menilai kepahaman pasien tentang obat yg diberikan (jika perlu hubungannya dgn penyakit yg diderita)/. Teknik : prime question , show and tell

Prime questions :

- Apa yg dokter katakan ttg kegunaan obat ini ? masalah atau gejala apa yg dpt diatasi oleh obat ini ? apa yg harus dilakukan ?

- Apa yg dokter katakana ttg cara penggunaan obat ini ? berapa kali didgunakan ? berapa banyak digunakan? Berapa lama digunakan ? apa yg anda pahami, bila tertulis x kali sehari? Apa yg dokter katakana ttg apa yg harus dilakukan bila lupa menggunakan obat ini ?

- Apa yg dokter katakana tentang harapan setelah menggunakan obat ini? Apa saja efek baiknya? Apa saja efek buruknya? Apa saja perhatiannya? Apa yg sebaiknya dilakukan, bila terjadi reaksi buruk setelah minum obat ini?

Show and tell : untuk pasien yg pernah mendapatkan resep yg sama - Apa guna anda minum obat ini ?

- Bagaimana cara penggunaan obat ini ?

- Masalah-masalah apa yg anda miliki berkaitan dgn penggunaan obat ini ?

- Pelaksanaan konseling : untuk merangsang, mengubah sikap pasien agar mengerti dan mau mengikuti regimen terapetik. Gunakan kemahiran komunikasi lisan dan non lisan serta teknik show and tell

- Pengujian (verifikasi) : untuk memastikan pasien memahami, mengerti apa yg sudah kita terangkan. Betulkan atau tambahkan jika ada yg terlupa. Jawablah jika ada pertanyaan dari pasien

- Kesimpulan dan penutup : tawarkan bantuan jika ada masalah

Berdasarkan pmk 58 tahun 2014, PIO merupakn kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan

(7)

oleh apoteker kpd dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain diluar RS

Tujuan PIO untuk :

Menyediakan informasi mengenai obat kpd pasien dan tenaga kesehatan di ling RS dan pihak lain diluar RS

Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yg berhubungan dgn obat, alkes dan bmhp terutama bagi TFT

Menunjang penggunaan obat yg rasional Kegiatan PIO meliputi :

- Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan - Membuat dan menyebarkan brosur/ leaflet

- Memberikan informasi dan edukasi bagi TFT sehubungan dengan penyusunan formularium RS

- Bersama dgn tim PKRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap

- Melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya - Melakukan penelitian

20. PTO

Berdasarkan PMK 58 tahun 2014

PTO merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujua adalah meningkatkan efektifitas terpi dan meminimalkan ROTD

Kegiatan dalam PTO :

a. Pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat,respons terapi, ROTD b. Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat dan

c. Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat Tahapan PTO :

Pengumpulan data pasien Identifikasi masalah terkait obat

Rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat Pemantauan

Tindak lanjut

21. Alur penerimaan resep

Di RSMM. Secara umum alur pelayanan resep untuk pasien rawat jalan regular termasuk pasien IGD, diawali dengan review kelengkapan administrative dan kesesuaian farmasetik, kemudian resep dihitung harganya sesuai dengan nama obat dan jumlah yang diminta dalam resep. Selanjutnya pasien ke loket pembayaran dan pertugas akan mencetak struk pembayaran dan memberikan no urut pada resep serta bukti pengambilan obat. Resep yang telah lunas di review kembali pertimbangan klinis oleh TTK sebelum diserahkan ke bagian penyiapan obat untuk disiapkan sesuai dengan resep dan dikemas. Setelah selesai, obat diverifikasi oleh apoteker kemudian diserahkan disertai PIO

22. Formularium

Formularium adalah kompilasi dari nama obat yang telah disepakati untuk digunakan di RS beserta informasi dosis, indikasi, kontraindikasi, peringatan, efek samping, toksisitas.

Dasar pembentukan formularium adalah DOEN dan usulan SMF (staf Medis Fungsional) melalui rapat pleno PFT.

Sistem formularium adalah metode dimana staf medis pada suatu institusi bekerja melalui PFT yang mengevaluasi, memperkirakan dan menseleksi seluruh jumlah obat yg tersedia dan dipertimbangkan agar bermanfatt untuk pelayanan pasien.

Manfaat sistem formularium :

- Terapeutik (memberikan anfaat besar bagi pasien dan dokter)

- Ekonomi (menghilangkan duplikasi obat dgn mengurangi duplikasi pengadaan obat dan memberikan harga yg rendah kpd pasien)

- Edukasi (formularium yg baik berisi informasi bagaimana membuat resep dan dan informasi tambahan mengenai obat untuk kepentingan edukasi

Susunan formularium : b. Halaman judul c. Nama anggota PFT d. Daftar isi

e. Informasi kebijakan RS dan prosedur mengenai obat f. Produk yg digunakan

g. Tambatan: aturan untuk menghitung dosis anak, standar waktu pemberian obat, dll Kriteria pemilihan obat untuk masuk formularium RS berdasarkanPMK 58/2014 Mengutamakan penggunaan obat generik

Memiliki rasio manfaat-risiko yang paling menguntungkan penderita Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavaliabilitas

Praktis dalam penyimpanan dan pengankutan Praktis dalam penggunaan dan penyerahan

Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh pasien

Memiliki rasio manfaar biaya yang tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung Obat lain yg terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman yang paling dibutuhkan untuk

pelayanan dengan harga yang terjangkau Informasi khusus formularium :

Daftar singkatan yg disetujui RS Aturan menghitung dosis anak Tabel isis antasida

Daftar produk bebas gula Daftar isi kotak emergensi

Petunjuk dosis untuk pasien gagal ginjal Tabel IO

Daftar antidote untuk racun

Sistem mengjhitung berdasar skala dan tabel 23. Peran apoteker di rs

(8)

Sebagai sorang professional (klinis) dan manajerial (non klinis) untuk melakukan pelayanan kefarmasian sesuai dengan pmk 58 tahun 2014 ttg standar pelayanan kefarmasian di RS

Apoteker bertangung jawab dalam pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan bmhp sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta memastikan kualitas manfaat dan keamanannya. Dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian dan administrasi yang diperlukan bagi kegitanan pelayanan kefarmasian

Apoteker bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi klinis kepada pasien dalam rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat untuk tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin

Pelayanan farklin meliputi : - Pengkajian dan pelayanan resep - Penelusuran riwayat penggunaan obat - Rekonsiliasi obat - PIO - Konseling - Visite - PTO - MESO - EPO

- Dispensing sediaan steril - PKOD

24. Kegiatan PKPA di RS

- Mempelajari dan melihat kegiatan yang dilakukanb di IFRS yaitu pada unit perencanaan dan distribusi, unit layanan dan unit pengendalian mutu

- Pada bagian perencanaan : dimulai dari proses pengadaan sampai distribusi

- Pada bagian pelayanan : mempelajari alur resep, mempelajari resep, melihat obat dan alkes yg tersedia, melakukan dispensing, ikut serta dalam kegiatan daily dose

- Mempelajari mengenai penangan limbah di RSMM - Mempelajari mengenai Rekam Medik di RSMM 25. Perencanaan di RS

berdasarkan PMK 58 tahun 2014, perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode pengadaan sediaan farmasi, alkes dan bmhp sesuai dengan hadil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat dengan menggunakan metode yang daoat dipertanggungjawabkan dan dasar-dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yg tersedia.

Dasar perencanaan menurut bu farida

a. Daftar/ standar (DPHO, formularium, DOEN) b. Kebutuhan

c. Persediaan/ stock, sisa

d. Anggaran tersedia e. Prioritas (VEN) f. Rencana pengembangan g. Waktu tunggu h. Antisipasi kehilangan i. Penyesuaian kemasan

j. Metode perencanaan yg digunakan Metoda perencanaan

Metode konsumsi : data yg digunakan bedasarkan data pemakaian periode sebelumnya yg dilihat pada kartu stok, catatan dan laporan. Merupakan metode termudah

Metode morbiditas : data yg digunakan berdasarkan jumlah kasus, menggunakan standar/ pedoman diagnose dan terapi. Merupakan metode terbaik

Metode kombinasi : merupakan kombinasi metode konsumsi dan morbiditas, digunakan pada kasus-kasus yang dapat di prediksi

Metode anggaran : berapa kebutuhan dana untuk pasien rawat jalan dan pasien rawat inap Pasien RI : perlu data BOR (tempat tidur terpakai), dimana ∑pasien RI x biaya obat Pasien RJ : perlu data kunjungan, dimana ∑ kunjungan x biaya obat

Metode tender : metode terbaik.adanya kompetensi untuk mendapatkan harga murah, dengan dana >100 juta. Pelaksanaannya lebih rumit

Metode pembelian langsung : pembelian langsung ke distributor dengan dana <100 juta, metode termudah, barang cepat datang dan meniadakan stock-out. Just in time.

Di RSMM

Perencanan menggunakan metode konsumsi, metode morbiditas, dan VEN. Perencanaan dibuat berdasarkan data pemakaian pada periode 3 bulan sebelumnya serta sisa stock di gudang farmasi. Perencanaan dibuat juga berdasarkan fornas dan formularium RS.

Formulir perencanaan ditandatangani oleh Ka.Unit perencanaan dan Distribusi lalu diajukan ke Ka IFRS, bila disetujui diajukan ke Direktur medic dan keperawatan dan direktur utama melalui direktur administrasi dan keuangan. Dari direktur administrasi dan keuangan ditentuakan akan memakai dana BLU atau rupiah murni. Setelah ditentukan dana kemudian dikembalikan ke direktur utama untuk diajukan ke PPK untuk dibuat kkontrak selanjutnya ke ULP untuk pengadaan 26. Akreditasi rs

Akreditas merupakan pengakuan kepada RS yang telah memenuhi standar Tujuan umum : meningkatkan mutu pelayanan RS

Tujuan khusus : - jaminan kepuasan dan perlindungan

- Pengakuan atas penerapan standar yang telah ditetapkan

- Membentuk lingkungan yang kondusif untuk penyembuhan, pengobatan dan pencegahan sesuai standar

Sasaran : seluruh RS dan sarana kesehatan lainnya.

Instrument akreditasi pelayanan farmasi, terdiri dari 7 standar pelayanan: Falsafah dan tujuan ada 2 parameter Administrasi dan pengelolaan ada 2 parameter

Staf dan pimpinan ada 3 parameter

(9)

Kebijaksanaan dan prosedur ada 2 parameter Pengembangan staf dan prog pendidikan ada 2 parameter Evaluasi dan pengendalian mutu ada 3 parameter

Pelaksanaan akreditasi: RS dapat memilih tingkat akreditasi sesuai kemampuan

Tahap I: Akreditasi (tingkat dasar) meliputi 5 pelayanan Administrasi, Pelayanan Medik, Gawat darurat, Keperawatan, Rekam Medis.

Tahap II: Akreditasi (tingkat lanjut) meliputi 12 pelayanan terdiri dari 5 pelayanan ditambah Kamar Operasi, Lab, Radiologi, Farmasi, K3, PIN, Peristi.

Tahap III: Akreditasi lengkap meliputi 16 pelayanan terdiri dari 12 pelayanan ditambah Perpustakaan, Pemeliharaan Sarana, Pelayanan Anastesi, Pelayanan Sterilisasi. Hasil akreditasi:

Tidak terakreditasi: ada 1/lebih pelayanan yang mendapat skor <60% / nilai rata2 dari

semua pelayanan ≤65% Akreditasi bersyarat

Memenuhi persyaratan minimal

Skor total 65% < skor < 75% tanpa 1 pelayanan dengan skor <60% Berlaku untuk 1 tahun

Akreditasi penuh Berlaku untuk 3 tahun

Total skor ≥75% tanpa 1 pelayanan dengan skor <50%

Akreditasi istimewa: memenuhi standar akreditasi selama 3 periode berturut2 dan status

akreditasi untuk masa 5 tahun. Manfaat akreditasi :

Bagi pasien dan masyarakat Bagi pegawai/ petugas RS Bagi RS

Bagi pemilik RS Bagi perusahaan asuransi Bagi pemerintah 27. 4 spesialis dasar

Dokter spesialis anak, dokter spesialis kandungan, dokter spesialis penyakit dalam, dan dokter bedah

28. ada udd ga

sistem distribusi Unit Dose Dispensing (UDD) sangat dianjurkan untuk pasien rawat inap mengingat dengan sistem ini tingkat kesalahan pemberian obat dapat diminimalkan sampai kurang dari 5% dibandingkan dengan sistem floosr stock atau resep individu yang mencapai 18% di RSMM belum menggunakan sistem UDD

29. jumlah apoteker

pelayanan rawat inap yan meliputi pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pemnatauan obat, PIO, konseling, edukasi, visite idealnya dibutuhkan tenaga apoteker dengan rasio 1 apoteker untuk 30 pasien

pengtungan kebutuhan apoteker berdasarkan beban kerja pada pelayanan kefarmasian di rawat jalan yg meliputi pelayanan farmasi manajerial dan pelayanan farmasi klinik dengan aktivitas pengkajian resep, penyerahan obat, pencatatan penggunaan obat, konseling, idealnya dibutuhkan apoteker dengan rasion 1 apoteker untuk 50 pasien

peaturan yg mengatur rasion apoteker : PMK No. 58 tahun 2014 di RSMM apoteker ada 7 orang

30. obat kanker contohnya

iressa untuk pasru, intron A untuk leukemia, sindaxel untuk mamae 31. produksi,alasannya

kegiatan produksi farmasi : pembuatan pengemasan kembali pengenceran TPN IV admixture Cytotoxic handling Alasan memproduksi :

Tidak tersdianya produk di pasaran untuk penyakit tertentu Ada di pasaran tapi tidak kontinyu

Harus dibuat segar

Dapat diproduksi dengan harga yg lebih murah sehingga biaya obat pasien rendah

Agar terjalin hubungan kerja antara dokter dan apoteker sehingga ada kemudahan dokter meminta sediaan untuk kebutuhan klinik dan penelitian

Dibutuhkan formula khusus RS Menurut PMK 58 / 2014

a. Sediaan farmasi tidak ada di pasaran

b. Sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri c. Sediaan farmasi dengan formula khusus

d. Sediaan farmasi dengan kemasan yg lebih kecil (repacking) e. Sediaan farmasi untuk penelitian

f. Sediaan farmasi yg tidak stabil dalam penyimpanan Tahapan produksi :

Adanya master formula Perencanaan produksi

Pengisian batch record pembuatan dan pengemasan Evaluasi realisasi perencanaan

Pembuatan laporan mutasi Evaluasi hasil kerja produksi

Produksi steril : TPN, IV admixture, cytotoxic handling

Produksi non steril : pengemasan kembali, pengenceran, pembuatan serbuk, salep, lotion dll Kegiatan produksi di RSMM hanya sebatas pengemasan kembali dari skala besar menjadi kemasan yang lebih kecil. Yaitu pembuatan H2O2 3%

(10)

32. tipe rs

klasifikasi RS menurut UU no. 44 tahun 2009 1. berdasarkan jenis pelayanan

Rumah Sakit Umum, yg memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang

a. RSU kelas A : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medic, 12 spesialis lain, 13 subspesialis

Jumlah TT > 1000

b. RSU kelas B : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medic, 8 spesialis lain, 2 subspesialis dasar Jumlah TT : 500-1000

c. RSU kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 4 spesialis dasar, 4 spesialis penunjang medic

Jumlah TT < 200

d. RSU kelas D : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit 2 spesialis dasar

Jumalah TT <100

Rumah Sakit Khusus, yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau saru jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit dll RS khusus kelas A : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit

pelayanan medic spesialis dan pelayanan medic subspesialis sesuai kekhususan yg lengkap RS khusus kelas B : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit

pelayanan medic spesialis dan pelayanan medic subspesialis sesuai kekhususan yg terbatas RS khusus kelas C : mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedikit

pelayanan medic spesialis dan pelayanan medic subspesialis sesuai kekhususan yg minimal 2. berdasarkan pengelolaannya

a. RS public, yg dpt dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan hokum yg bersifat nirlaba

b. RS privat yg dikelola oleh badan hukum dgn tujuan profit yg berbentuk PT atau persero Berdasarkam PMK 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan RS

Berdasarkan jenis pelayanan : Rumah Sakit Umum

RSU kelas A

pelayanan yg diberikan paling sedikit meliputi pelayanan medic, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang medic, pelayanan penunjang non klinik, pelayanan rawat inap

sumber daya terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan

peralatan terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inao, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratoium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medic, farmasi, instalasi gizi dan kamar jenazah

RSU kelas B

Pelayanan yg diberikan paling sedikit pelayanan medic, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non klinik, pelayanan rawat inap

SDM terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenagah kesehatan lain dan tenaga non kesehatan

Peralatan terdiri dari peralatan medis untuk instalas gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan dara, rehabilitasi medic, farmasi, instalasi gizi dan kamar jenazah

RSU kelas C

Pelayanan yg diberikan paling sedikit pelayanan medic, pleyanan kefarmasian, pelayanan kperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non klinik, pelayanan rawat inap

SDM terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan

Peralatan terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah rehabilitasi medic, farmasi, instalasi gizi dan kamar jenzah

RSU kelas D

Pelayanan yg diberikan paling sedikit pelayanan medic, pleyanan kefarmasian, pelayanan kperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non klinik, pelayanan rawat inap

SDM terdiri atas tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan

Peralatan terdiri dari perakatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan rawat inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinis, pleyanan darah, rehabilitasi medic, farmasi, instlasi gizi dan kamar jenazah

– RSU kelas D pratama, didirikan dan diselenggarakan untuk menjamin ketersediaan dan meningkatan aksesibilitas masyrakat terhadap pelayanan kesehatan tingkat kedua Rumah Sakit Khusus, hanya dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai bidang

kekhususannya dan bidang lain yg menunjang kekhususan tersebut

Pelayanan yg diselenggarakan meliputi pelayanan medic, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang nonklinik

Sumber daya manusia paling sedikit terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatn, tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan

Peralatan yg memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan RS khusus kelas A

RS khusus kelas B RS khusus kelas C Berdasarkan bu farida

Penggolongan rumdah sakit di Indonesia : Berdasarkan kepemilikan

(11)

Dibiayai oleh pemerintah, diselenggarakan oleh departemen, TNI, Pemda atau BUMN Rumah Sakit non Pemerintah (swasta)

Diselenggarakan oleh yayasan, disahkan oleh badan hukum dan berada di bawah naungan organisasi sosial atau agama

Berdasarkan KepMenKes No. 806/ 1987 Rumah sakit umum swasta

Pelayanan medis umum, spesialistik, sub spesialistik Rumah sakit umum swasta madya

Pelayanan medis umum, dan 4 spesialistik dasar lengkap yaitu kebidanan/ kandungan, penyakit anak, penyakit dalam dan bedah

Rumah sakit umum swasta pratama Pelayanan medis umum Berdasarkan jenis pelayanan

Runah sakit umum

Pelayanan medis yg bersifat dasar, spesialistik, dan sub spesialistik Rumah sakit khusus

Fungsi primer, memberikan diagnosis dan pengobatan bagi penderita dengan kondisi medis khusus

Rumah sakit pendidikan

Melaksanakan program pendidikan di bidang kedokteran Berdasarkan pelayanan dan jumlah tempat tidur

Rumah sakit kelas A

Pelayanan medis spesialistik luas dan sub spesialistik, berfungsi sebagai rumah sakit pendidikan dengan jumlah tempat tidur > 1000

Rumah sakit kelas B

Pelayanan medis spesialistik luas dan subspesialistik terbatas dengan jumlah TT 500-1000 Rumah sakit kelas B1, minimal 11 pelayanan spesialistik luas dan belum memiliki sub

spesialistik luas, jumlah TT 500-750

Rumah sakit kelas B2, pelayanan spesialistik luas dan sub spesialistik, jumlah TT 300-500 Rumah sakit kelas C

Memiliki 4 pelayanan spesialistik dasar dengan jumlah TT <200 Rumah sakit kelas D

Pelayanan medis dasar, belum ada pelayanan spesialistik dengan jumlah TT <100 RSMM mempunyai 2 tipe, yaitu : Tipe A untuk pelkes jiwa da tipe C untuk pelkes umum 33. Farklin

Pelayanan farklin meliputi : - Pengkajian dan pelayanan resep - Penelusuran riwayat penggunaan obat - Rekonsiliasi obat - PIO - Konseling - Visite - PTO - MESO - EPO

- Dispensing sediaan steril - PKOD

Beda farklin dan pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care)

Pelayanan farklin : pelayanan langsung yg diberikan oleh APoteker kpd pasien dalam rangkan meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping karena obat, untuk tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin

Pelayanan kefarmasian : suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kpd pasien yg berkaitan dengan sediaan farmasi dgn maksud mencapai hasil yg pasi untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien

34. BOR di RS PKL berapa dan AV LOS

BOR : Bed Occupancy Rate = Jumlah tempat tidur terpakai BOR di RSMM yaitu 56,57%

Kriteria BOR yg baik Standar internasional : 80-90% Standar Indonesia : 70-80%

Perhitungan BOR = jumlah hari perawatan x 100% Jumlah hari tertentu x tempat tidur

Hari perawatan : banyaknya hari rawatan untuk seorang penderita di dlm suatu periode Jumlah hari perawatan : penjumlahan dari hasil perawatan semua penderita dalam suatu periode AV Los : Avarages length of stay : rata-rata lama hari rawat

AVLos di RSMM untuk pasien inap umum : 3-12 hari dan pasien jiwa BPJS selama 42 hari Standar internasional : LOS ideal 6-9 hari

LOS RS swadana : 4-10 hari

Perhitungan : AVLos : jumlah lamanya dirawat Pasien keluar (hidup+mati)

Lamanya dirawat : banyaknya hari seorang penderita dirawat di rumah sakit

Jumlah lamanya dirawat : penjumlahan lamanya dirawat dari semua penderita yg keluar hidup maupun meninggal selama satu periode

35. UU pelayanan farmasi di RS

PMK No 58 tahun 2014 tentnag standar pelayanan kefarmasian di RS

36. Apa itu IFRS, tugas dan fungsi ,sebutkan 2 tugas intinya.pelayanan dan farmasi klinik dijabarin satu2

Berdasarkan UU no. 44 tahun 2009, IFRS adalah bagian dari rumah sakit yg bertugas menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di RS

Berdasarkan pmk 58 tahun 2014 Tugas IFRS :

Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan professional serta sesuai prosedur dan etik profesi

Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien

(12)

Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko

Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien

Berperan aktif dalam Tim Farmasi dan Terapi

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan Pelayanan Kefarmasian Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium Rumah Sakit Fungsi Instalasi Farmasi adalah sebagai berikut :

Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai

Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal.

Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

Memproduksi Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai ke unit-unit pelayanan di rumah sakit.

Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu

Melaksanakan pelayanan obat “unit dose” dosis sehari

Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah memungkinkan)

Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai

Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan

Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis

Habis Pakai Pelayanan Farmasi Klinik

Mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan Obat Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan Obat

Melaksanakan rekonsiliasi Obat

Memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik berdasarkan Resep maupun Obat non Resep kepada pasien/ keluarga pasien

Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah terkait Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai

Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain Memberikan konseling pada pasien dan atau keluarganya

Melaksanakan Pematauan Terapi Obat (PTO) Pemantauan efek terapi Obat Pemantauan efek samping Obat

Pemantauan Kadar Obat Dalam Darah (PKOD)

Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) Melaksanakan dispensing sediaan steril Melakukan pencampuran obat suntik Menyiapkan nutrisi parenteral

Melaksanakan penanganan sediaan sitotoksik

Melaksanakan pengemasan ulang sediaan steril yang tidak stabil

Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain, pasien/keluarga dan institusi di luar Rumah Sakit

Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) Kegiatan pelayanan farmasi di RS :

a. Perencanaan perbekalan farmasi

b. Pengadaan baik melalui pembelian atau droping c. Penerimaan dan perbekalan farmasi

d. Penyimpanan perbekalan farmasi e. Penyimpanan dan pengemasan kembali f. Produksi dan pengemasan kembali

g. Distribusi dan penyerahan obat untuk pasien rawat jalan dan rawat inap

h. Penyediaan informasi dan edukasi bagi staf medic dan tenaga kesehatan lainnya dan pasien Kegiatan pelayanan farmasi klinik :

Melakukan konseling obat MESO

Pencampuran obat suntuk secara aseptic Menganalisa efektivitas-biaya Penentuan kadar obat dalam darah Penanganan obat sitostatika Penyiapan TPN

Pemnatauan penggunaan obat Pengkajian penggunaan obat Visite

37. Siapa yang bertugas/kepala cssd,sebutkan gelarnya apakah dokter,perawat apa farmasis, knp harus farmasis

CSSD menurut bu farida

- Unit sterilisasi sentral di bawah instalasi farmasi atau berdiri sendiri

- Melaksanakan kegiatan sterilisasi alat-alat medic dan alat lain yg diperlukan dalam keadaan steril

- Bertanggung jawab juga atas pengadaan, penyi,panan dan pendistribusian Sterilisasi

Radiasi : UV Sterilisasi panas :

Pemanasan kering : 160-2800 C selama 1-2 jam , struktur inaterial dapat berubah/ alat cepat rusak

Pemanasan basah : otoklaf 1210 C selama 15 menit

Sterilisasi gas : etilen oksida

CSSD RSMM tidak berada dibawah IFRS, tetapi dibawah Ins KesLing, CSSD di kepalai oleh seorang nutrition dan kegiatannya belum sepenuhnya melakukan sterilisasi alat-alat kesehatan yg ada di RS. Untuk pengadaan verban dan alkes pada ruang OK, sterilisasi menggunakan autoklav

(13)

Kepala CSSD harus farmasis, karena reagen untuk proses desinfektan (formaldehid 4%, fenol, alcohol dgn berbagai konsentrasi, klorin, iodipor) bersumber dari farmasi yg berkompeten

Ruangan CSSD : area umum/desinfeksi, area persiapan/ packing, area sterilisasi, area penyimpanan alat teril

38. Brp jumlah apoteker di RS, apakah sudah cukup dgn jumlah tempat tidur? Apoteker jumlahnya 7 orang dan jumlah tempat tidur 568

Ratio seharusnya 1 : 30

Jd seharusnya apoteker yg ada adalah 568/30 = 19 39. Sebutkan pelayanan 1 pintu, manfaat 1 pintu

- Pengadaan dan pendistribusian merupakan tanggunga jawab instalasi farmas - Instalasi farmasi bertangung jawab terhadap obat yg beredar di RS

- Satu kebijakan, satu SOP, satu pengawasan operasional, satu sistem informasi Keuntunagan :

Memudahkan monitoring penggunaan obat Memudahkan perencanaan obat

Dapat dilaksanakannya pelayanan obat dengan sistem unit dose

Dapat dilaksanakannya pelayanan informasi obat da konseling obat, baik bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap

Dapat dilaksankannya MESO oleh PFT

Dapat dilaksanakannya pengkajian penggunaan obat di RS, baik obat generic, obat formularium, obat DPHO askes, antibiotika sesuai dengan program IFRS serta PFT

40. Perlakuan IV Admixture(aseptic dispensing)

Adalah pencampuran obat steril ke dalam larutan obat IV steril untuk menghasilkan suatu sediaan steril yg bertujuan untuk penggunaan IV

Yg harus diperhatikan :

a. Ruangan steril secara rutin harus diperhatikan dari partikel bebas

b. Bahan-bahan yg tidak diperlukan dlm penyimpanan obat IV steril tidak boleh dimasukkan dlm ruang steril

c. Semua bahan dan alat yg dimasukkan dlm ruang steril terlebih dahulu harus didesinfektan/ disterilkan

d. Pastikan diperlaukan untuk memasukan bahan ke dlm ruang steril 41. Penanganan obat sitostatik

Obat sitostatik adalah obat yg digunakan dalam pengobatan kanker (antineoplastik). Pemberian obat sitostatika disebut kemoterapi

Pada saat ini RS umumnya menyiapkan obat sitostatika di ruang rawat oleh perawat/ dokter. Terekspose obat sitostatika dapat terjadi pada saat penerimaan dan penyimpanan, penyiapan, dispensing dan pemberian, disposal dan pelayanan. Ada beberapa rute terekspose sitostatika : inhalasi (umumnya), injeksi, terteln (makanan), absoprsi (sarung tangan), kontak langsung (tidak sengaja). Jika terekspose yg dilakukan adalah melaporakn segera pada farmasis penanggung jawab, segera lakukan pengobatan, dan berhenti bekerja di pelayanan sitostatika untuk sementara atau dipindahkan ke unit lain. Untuk menghindari bahaya sitostatika yaitu menyiapkan sitostatika di dalam ruangan khusus, dilakukan oleh petugas terlatih dan mengikuti SOP

Sifat sediaan sitostatik :

Karsinogenik (menyebabkan kanker) Mutagentik (menyebabkan mutasi) Teratonik (membahayakan janin)

Kegiatan dalam penanganan sediaan sitostatik meliputi : a. Melakukan perhitungan dosis secara akurat

b. Melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yg sesuai

c. Mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protocol pengobatan d. Mengemas dalam kemasan tertentu

e. Membuang limbah sesuai prosedur yg berlaku Kebutuhan minimal pelayanan sitostatika : Gunakan LAF atau BSC untuk melarutkan Tempatkan LAF atau BSC dalam cleanroom Petugas memakai baju pelindung yg sesuai Gunakan teknik aseptic

Mempunyai SOP

Mempunyai petugas yg terlatih dalam penanganan sitostatika Jika ada tumpahan obat stostatika, yg dilakukan adalah : Menutup bekas pakaian dengan kain

Menggunakan pakain pelindung

Mengambil pecahan vial/ ampul dengan alat penjepit, jgn langsung dengan tangan kemudian masukkan dalam wadah khusus sitostatika

Membersihkan tumpahan dengan kain lap 2 lembar mengarah ketengah

Membersihkan bekas tumpahan dengan bahan kimia (asam atau basa) sampai bersih kemudian bilas dgn air

Membuang sampah bekas tumpahan ke dalam kantong khusus sitostatika (kantong kuning)

42. Pengolahan limbah, sebutkan pengolahan limbah padat dan cair,penanganan limbah infeksius dan limbah padat sitostatik

Limbah merupakan bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi. Limah RS adalah limbah yg dihasilkan dari kegiatan RS dan kegiatan penunjang lain di RS. Limbah RS terbagi dua yaitu limbah cair dan limbah padat.

LIMBAH PADAT Tujuan :

- Melindungi petugas pembuangan sampah dr luka

- Melindungi peugas pembuangan sampah dr penyebaran penyakit - Mencegah penularan penyakit pd masyarajat sekitar

- Membuang bahan-bahan berbahaya dengan aman - Mencegah tempat berkembang biak serangga

- Semua karyawam yg menangani sampah diberi pelatihan

- Dilengkapi pelindung seperti pakaian tahan air, sarung tangan adan alas kaki Sampah rumah sakit :

Sampah non medis (domestic) - Sampah rumah tangga

(14)

- Tidak terkena darah atau cairan tubuh

- Tidak beracun, tidak menimbulkan infeksi dan tidak menimbulkan masalah kesehatan Contoh : kertas, botol, kotak, wadah plastic, sisa makanan, sisa pembungkus obat Sampah medis (infecsius)

Sampah klinis

- Bahan yg mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh

- Berisiko tinggi menularkan penyakit karena berisi bakteri, jamur, virus atau parasite - Perban/ kasa/ pembalut luka atau benda-benda dari kamar operasi

- Bahan autopsy, potongan tubuh, plasenta

- Benda tajam bekas pakai seperti jarum suntik, pisaubedah, jarum jahit, tabung darah Sampah laboratorium

- Berupa sampah dari lab seperti : darah tija, dahak nanah - Sebelum keluar dari lab disterilisasi dulu dengan autoklav - Berupa sampah dari patologi : organ tubuh, jaringan - Berisiko tinggi menularkan penyakit

Sampah berbahaya

- Tidak menularkan penyakit - Tetapi berbahaya karena racun - Sampah zat radioaktif dari radiologi - Sampah obat kanker dari farmasi

- Bahan-bahan kimia atau farmasi seperti wadah obat kadaluarsa, vaksin, reagen - Sampah logam berat seperti air raksa termometer’

- Wadah berisi gas seperti aerosol Pengelolaan sampah

Pemilahan sampah

Menyediakan bak penampung sampah dilapisi kantong plastic dan tidak mudah robek Sampah non medis : kantong hitam

Sampah medis : kantong kuning Sampah obat kanker : kantong ungu Sampah beracun : kantong merah Beri label yg mudah dibaca

Tersedia saluran air untuk limbah cair Penanganan sampah

Tidak boleh penuh, terisi 2/3 bawa ke TPA

Wadah kantong plastic diikat rapat dengan tali, diberi label dan dbuang berikut wadahnya Label bertulis tempat penghasil limbah

Jangan mengeluarkan sampah dari wadah nya ke gerobah sampah Sampah diangkat dengan memegang leher kantong plastic Kereta sampah dibedakan antara sampah medis dan non medis Mudah dibersihkan dan disinfeksi secara rutin

Petugas yg menangani harus memakai sarung tangan dan sepatu boot (APD) Petugas harus mencuci tangan dengan sabun selesai menangani sampah

Penampungan sementara

Pada daerah yg mudah dijangkau petugas, pasien dan pengunjung

Harus bertutup, kedap air , tidak mudah bocor agar terhindar dari jangkauan serangga, tkus dll

Hanya bersifat sementara dan tidak boleh lebih dr 1 hari, limbah tidak boleh lebih dr 24 jam Selesai dibuang isinya, dicuci dan dikeringkan

Pembuangan/ pemusnahan

Sampahnon medis ke TPA Sampah medis

- Pembakaran dengan incinerator : membunuh kuman-kuman , mengurangu volume sampah sampai 90%

- Mengubur sampah, kapurisasi Sampah farmasi dikembalikan ke distributor Sampah radiologi ke batan

Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi IPAL (Instalasi Pengelolaan Air limbah) berada di bawah Instalasi Kesehatan Lingkungan. Unit IPAL bertanggung jawab atas limbah yang dihasilkan rumah sakit. Pemusnahan limbah padat termasuk resep di Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi sudah tidak dilakukan di insinerator Rumah Sakit sejak bulan January 2015. Dikarenakan Rumah Sakit belum mempunyai izin mengoperasikan alat insinerator alat dan petugas /operator untuk alat insinerator.

Seminimal mungkin melakukan pemusnahan dengan inserator karena dampak negatif terhadap lingkungan. Pada saat ini yang memusnahkan limbah padat dilakukan oleh pihak ketiga yaitu PT wastek. Yang diangkut oleh PT jalan hijau dan semua harus terdokumentasi. Senin, Rabu, Jumat sampah di masukan ke dalam plastik kuning dan gerobak sampahnya juga harus berwarna kuning kemudian dilakukan pemilahan botol infus untuk membuang cairannya agar tidak terlalu berat, pemberian label yang berisi berat/netto sampah dimasukan ke dalam ruangan B3. Pihak ketiga ( PT JALAN HIJAU melakukan pengangkutan sampah ) (KSO) ( PT JALAN HIJAU -WASTEC- PPLI ) Jadi protapnya : ada yang mengirim dari pihak Instalasi Farmasi ke insenerator.

Limbah Cair hasil dari obat racik, atau hasil limbah dari kegiatan rumah sakit bermuara/berakhirnya masuk Bak Pengumpul Air (BPA) di IPAL dialirkan spiral spring yang berfungsi untuk menyaring sampah sehingga air yang akan diolah sudah terbebas dari sampah, pengelolaan secara biologi, metode yang di gunakannya sequensi dext reactor. Buffer tank (mixer/diaduk) dan di SBR (Sequency Bets Reactor) selama 4 jam 1 cycle diolah sehingga kadar koliform nol sehingga menghasilkan air yang jernih. (bisa digunakan untuk hidran). Tetapi jika di RS dr. H. Marzoeki Mahdi dibuang ke badan air dengan kondisi aman (koliform nol 0) tetapi harus mempunyai izin yang berlaku 2 tahun yang mengeluarkan BPLH (Badan Pengelola Lingkungan Hidup) begitu juga untuk pembuangan B3 harus mempunyai izin.

Proses didalam SBR = Filling (proses Anaerob) – Mixing (proses aerob) - Aerasi (prose aerasi) membutuhkan 60 menit aerasi dan 5 menit istirahat – Sedimentasi (pengendapan) – Decanting (proses penuangan air) – Waiting (menunggu) - sterilisasi (pemberian klor cair) e-colinya harus di bawah 10.000

Untuk setiap alat pasti berbeda siklus (cycle) berbeda tergantung kelembaban suhu, daerah. Resep saat ini hanya di Rajang potongan kecil2 dan diaduk2 sehingga tidak dapat dibaca dan digunakan kembali hasil sampah tersebut masuk ke kategori limbah non medis yang masuk ke plastik hitam. Sebelumnya di bakar di dalam insinerator.

Pretreatment harus dilakukan sebelum masuk BAK penampungan IPAL agar tidak menganggu pengelolaan IPAL pada dapur gizi dilakukan pretreatment (untuk penjaring lemak

(15)

jangan sampai masuk ke pengelolaan IPAL. Apabila di laboratorium dilakukan netralisasi PH sebelum masuk ke BAK penmpungan air IPAL, yang belum di bangun pretreatment pada laundry sedang proses pembangunan pretreatment (karena mengandung fosfat, logam berat yang tinggi, keasaman tinggi juga)

Untuk box obat seharusnya masuk ke limbah khusus atau limbah spesifik karena dapat berbahaya atau reuse oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab harus masuk ke limbah medis. Limbah rumah tangga (limbah non medis) masuk ke dalam plastik hitam dilakukan oleh cleaning service, kemudian dibuang ke TPS milik rumah sakit, yaitu TPA galuga.

Limbah medis masuk ke dalam plastik kuning, Untuk alkes disposible jarum suntik (limbah padat tajam ) masuk ke safety box berwarna kuning.

Untuk Limbah Gas dari Ruang OK, ICU yang diatur adalah ventilasinya, berada di bawah posisi tekanan positif. Di ukur 6 bln sekali. Di ukur emisinya memenuhi ketentuan atau tidak, di cerobong asapnya

43. Brp jumlah dokter spesialis dokter spesialis kandungan : 3 org dokter spesialis penyakit dalam : 4 org dokter spesialis bedah : 1 org dokter spesialis mata : 1 org dokter speialis THT : 2 org dokter spesialis paru : 1 org dokter spesilais okupasi : 1 org dokter spesilais anak : 3 org dokter spesialis ortopedi : 1 org dokter spesialis kes jiwa : 16 org dokter spesialis saraf : 1 org dokter spesilais gigi anak : 1 org

dokter spesialis bedah mulut : 1 org >>total 36 44. Bidang pelayanan di RS pkl

Jenis pelayanan di RSMM adalah Rumah Sakit Khusus untuk pasien jiwa 45. Incenerator

Incinerator adalah alat untuk membakar sampah medis/ sampah klinis dengan tujuan unuk membunuh kuman-kuman dengan pembakaran sampai suhu diatas 10000 C dan menjadi abu

sehingga mengurangi volume sampai sampai 90% 46. Contoh obat lasa

ChlorproMAZINE – ChlorproPAMIDE PHENobarbital – PENTobarbital HydrOXYZINE – HydrALAZINE LOSEC - LASIX

47. Tdm

TDM adalah proses pemantauan kadar bat/ metabolitnya dalam darah dalam upaya mengoptimalkan manfaat obat

Tujuan TDM :

a. meningkatkan manfaat obat dan terlebih lagi b. meningkatkan optimalisasi efek obat

obat2 yg perlu dipantau terapeutiknya dalam program TDM : obat dengan indeks terapi rendah , co : diazepam

obat yg efek merugikan tidak mudah dipantau secara klinis, co : teofilin

obat yg farmakokinetiknya mudah dipengaruhi oleh factor fisiologis, penyakit atau factor eksterm, seperti merokok, obat

obat yg diduga menyebabkan keracunan

obat yg diberikan dgn takaran lazim akan tetapi tidak memberikan ahsil sebagaimana diharapkan obat yg diduga digunakan dengan takaran sub-optimal

obat yg tdk merupakan bagian dari terapi akan tetapi digunakan dgn diam2 obat yg ingin diketahui ketersediaan biologiknya pd pasien tertentu 48. Medication error

Adalah suatu kejadian yg dapat dicegah yg menyebabkan penggunaan obat yg tidak sesuai atau membahayakan pasien dimana pengobatan tersebut dikontrol oleh tenaga medis professional, pasien, atau konsumen, yg berhubungan dgn praktis professional, produk kesehatan, prosedur, sistem termasuk prescribing, order communication, product labeling, packaging, compounding, dispensing, distribution, administration, education, monitoring dan penggunaan

Contoh kasus :

Transcribing and disoensing process :

- Salah kemas obat : missal antara Zyloric 100 mg dan Zyloric 300 mg - Salah baca : missal : histrin dan hytrin

- Salah dosis dan bentuk sediaan : elixir 4 mg. 5ml dan sol 10 mg/5 ml Jenis kesalahan dlm medication eror

Prescribing eror (terjadi pada penulisan resep) Kesalahan resep

Kesalahan karena yang tidak diotorisasi Kesalahan karena dosis tidak benar Kesalahan karena indikasi tidak diobati

Kesalahan karena pengunaan obat yg tidak diperlukan Transcribing eror

Kesalahan karena pemantauan yg keliru Kesalahan karena ROM

Kesalahan karena IO Administrasi eror

Kesalahan karena lalai memberikan obat Kesalahan karena waktu pemberian keliru Kesalahan karena teknik pemberian yg keliru Kesalahan karena tidaak patuh

Kesalahan karena rute pemberian tidak benar Kesalahan karena gagal menerima obat Dispensing eror

Kesalahan karena bentuk sediaan

Referensi

Dokumen terkait

Model sistem informasi pariwisata terpadu kabupaten Jombang ialah model implementasi program pariwisata kabupaten Jombang yang dapat dilakukan dengan menerapkan

Penerapan manajemen risiko di PTPN IV Unit Usaha Pabatu secara umum telah dilakukan sesuai PP No.50 tahun 2012 tentang identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

Yang tidak kalah pentingnya adalah perlu memperhatikan besarnya debit andalan yang tersedia pada sungai dari lokasi calon waduk dan debit banjir rancangan yang ada

Untuk biaya idak langsung,   maka dikalikan dengan suatu faktor rasio biaya tidak langsung terhadap biaya

Bahwa untuk memberi landasan, arah dan tujuan badan – badan kelengkapan Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada agar memudahkan perjalanan organisasi, maka

Pemeriannyahablur, serbuk hablur atau butiran, putih, tidak berbau, rasa agak pahit kemudian manis.Larut dalam 200 bagian air, sangat mudah larut dalam air  tidak

[r]

Pertama sekali saya ucapkan kepada Dzat Yang Maha Segalanya ALLAH SWT karena rahmat, hidayah dan karunia yang diberikan saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “WISATA