• Tidak ada hasil yang ditemukan

ampul DEKSAMETASON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ampul DEKSAMETASON"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

I.

I. Injeksi Dexamethason dalam ampulInjeksi Dexamethason dalam ampul

II

II.. P

PEN

END

DAH

AHU

ULU

LUAN

AN

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harusyang harus dilarutkan atau didispersikan dahulu sebelum digunakan yang harus disuntikkan dengan dilarutkan atau didispersikan dahulu sebelum digunakan yang harus disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lender. Injeksi di cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lender. Injeksi di racik dengan melarutkan, mengemulsikan atau

racik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumlah kedalam dosismensuspensikan sejumlah kedalam dosis tunggal atau wadah dosis tunggal. (FI IV

tunggal atau wadah dosis tunggal. (FI IV hal.13)hal.13) Syarat sediaan injeksi :

Syarat sediaan injeksi : 1.

1. Aman, Aman, tidak tidak boleh mboleh menyebabenyebabkan irkan iritasitasi jarii jaringan atngan atau efek au efek toksitoksis.s. 2.

2. Harus jHarus jernihernih, berart, berarti tidak adi tidak ada partia partikel padat kekel padat kecuali yacuali yang berbetng berbetuk suspenuk suspensi.si. 3.

3. Tidak Tidak berwarberwarna, kena, kecuali cuali bila bila obatnya obatnya memang memang berwarberwarna.na. 4.

4. SedSedapat mungapat mungkin isohkin isohidridris, dimais, dimaksuksudkan agar bila diinjdkan agar bila diinjekseksikaikan n kebakebadan tidak dan tidak  tersa sakit dan penyerapan obat optimal. Isohidris artinya pH larutan injeksi sama tersa sakit dan penyerapan obat optimal. Isohidris artinya pH larutan injeksi sama dengan darah dan cairan tubuh lain yaitu 7,4.

dengan darah dan cairan tubuh lain yaitu 7,4. 5.

5. Sedapat muSedapat mungkin isngkin isotonisotonis, dibuat is, dibuat isotoniotonis agar tidak tes agar tidak terasa sakrasa sakit bila disit bila disuntikuntikkan.kan. Isot

Isotonis adalah mempunyai tekanan osmose yang onis adalah mempunyai tekanan osmose yang sama dengan darah sama dengan darah dan cairandan cairan tubuh lain.

tubuh lain. Sed

Sediaaiaan n injinjekseksi i dapdapat at dikdikemaemas s daldalam am daldalam am berberbagbagai ai macmacam am wadwadah ah salsalah ah satsatunyunyaa adalah vial. Vial adalah botol gelas kecil berleher lebar yang ditutup dengan karet, yang adalah vial. Vial adalah botol gelas kecil berleher lebar yang ditutup dengan karet, yang dilekatkan pada leher botol dengan sebuah kapsul tudung dari logam ringan.

dilekatkan pada leher botol dengan sebuah kapsul tudung dari logam ringan.

Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran ganda) : Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran ganda) :

1.

1. PerPerlu pengalu pengawet karewet karena dugunana dugunakan berulkan berulang kali sehiang kali sehingga kemungga kemungkingkinan adanynan adanyaa kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya.

kontak dengan lingkungan luar yang ada mikroorganismenya. 2.

2. Tidak perTidak perlu isotlu isotonis, keonis, kecuali untcuali untuk subkutuk subkutan dan intan dan intravena harravena harus dihius dihitung isotung isotonistonis (0,6% – 0,2%) (FI IV hal. 13).

(0,6% – 0,2%) (FI IV hal. 13). 3.

3. PerPerlu dalu dapar spar sesuesuai pH ai pH stastabilbilitaitasnysnya.a. 4.

4. Zat penZat pengawegawet (FI IV hal 17) kecut (FI IV hal 17) keculai dilai dinyatnyatakaakan lain, adaln lain, adalah zat pengaah zat pengawet yanwet yangg coc

cocok ok yang dapat yang dapat ditditambambahkaahkan n ke ke daldalam am injinjekseksi i yang diisiyang diisikan kan daldalam am wadawadahh ga

gandanda/i/injnjekseksi i yayang ng didibubuat at sesecacara ra asasepeptitik, k, dadan n ununtutuk k zat zat yayang ng memepunpunyayaii  bakterisida tidak perlu ditambahkan pengawet.

(2)

Wadah dosis ganda adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut. Wadah dosis ganda dilengkapi dengan penutup karet dan plastik  untuk memungkinkan penusukkan jaru suntik tanpa membuka atau merusak tutup. Bila jarum ditarik kembali dari wadah, lubang bekas tusukan akan tertutup kembali dan melindungi isi dari kontaminan luar.

III. PREFORMULASI

1. Dexamethason Na-phospat (FI IV Hal. 289, Martindale hal 468)

Pemerian : Serbuk hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau atau agak   berbau etanol, sangat higroskopis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air.

Incompatibel : Fakta bahan yang sudah diamati dengan 2 jam ketika 1 ml dexamethason sodium fosfat injeksi setelah dicampur dengan 5 ml air steril dan 1 ml larutan injeksi dari proklorperazin edisilate/vankomisin HCl.

Stabilitas : Larutan dan suspensi dari derivat Dexamethasone tidak tahan  panas dan tidak dapat disterilisasi menggunakan autoklaf.

Larutan harus dilindungi dari cahaya dan dingin. Cara penggunaan : IM dan IV

 pH : 7 – 8,5

Sterilisasi : filtrasi

Khasiat : edema serebral

Dosis : 0,5 – 24 mg/hari ( DI 88 hal 1720 )

2. Na benzoate (Hand Book of Exipient hal 433, FI IV hal 584)

Pemerian : Granul/kristal putih sedikit higroskopis, tidak berbau/berbau lemah seperti benzoin dan punya rasa manis, stabil di udara. Kelarutan : Mudah larut dalam air. Agak sukar larut dalam etanol dan lebih

(3)

Incompatibel : Komponen kuartener, gelatin, garam feri, garam logam berat, garam logam berat seperti perak dan merkuri, aktivitas pengawet  berkurang dengan kaolin/surfaktan ionik.

Stabilitas : Baik disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang sejuk, kering.

Fungsi : Anti mikroba

Konsentrasi : 0,5 %

Sterilisasi : dengan autoklaf atau filtrasi

Penyimpanan : Simpan dalam wadah tertutup ditempat kering dan ditempat.

3. Aqua Pro Injection (Farmakope Indonesia hal.112)

Pemerian : Cairan, jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Fungsi : Pembawa atau pelarut

Sterilisasi : Autoklaf 1210C, 15 menit.

IV. FORMULASI

Fornas hal 94

Tiap 1 ml mengandung :

Dexamethason Natrium fosfat 4 mg

 Na Benzoat 0,5 %

Aqua p.i ad 1ml

Latar belakang pemilihan formula :

a. Dexamethason Natrium fosfat digunakan karena mudah larut larut dalam air  sedangkan dexametason praktis tidak larut dalam air, karena sediaan injeksi akan dibuat menggunakan air sebagai pelarut

 b. Digunakan aqua pi suatu pembawa yang berfungsi sebagai pelarut.

c. Pengawet yang digunakan adalah Na. Benzoat yang berfungsi sebagai antimikroba. Digunakan pengawet karena injeksi dalam wadah vial pengambilannya berulang dan mudah terkontaminasi dengan udara. Na. Benzoat dengan pH 8,0 bisa untuk  mempertahankan pH zat aktif.

(4)

d. Dosis Dexamethason Natrium Fosfat dipilih 4 mg ditujukan kepada penderita edema serebral (0,5-24 mg/hari)

e. Sterilisasi pada Dexamethason Natrium Fosfat digunakan dengan cara filtrasi karena stabilitas dexamethason tidak tahan panas atau tidak stabil.

V. PERHITUNGAN

Dibuat 12 ampul V = { (n + 2) v + (2 x 3 ) } ml V = { (10 + 2) 1,1 + (2 x 3) } ml V = 19,2 ml V = 20 ml Ket : n = jumlah ampul 2 = cadangan

v = volume ampul + kelebihan volume 2 x 3 = untuk pembilasan

Dex. Na. fosfat = 4 mg x 20 ml = 80 mg = 0,080 g 1 ml  Na. Benzoat = 0,5 x 20 ml = 0,10 g 100 Aqua pi = 20 ml – ( 0,10 + 0,080 ) = 19,82 ml Penimbangan Dex. Na fosfat = 80 mg  Na. benzoat = 0,10 mg Aqua pi = 19,82 ml = 20 ml

(5)

VI. ALAT DAN BAHAN

Alat :

- Mortir dan stamper - Oven - Batang pengaduk - Pinset

- Vial - Kaca arloji

- Erlenmeyer - Beaker glass - Corong gelas - Kertas saring

- Spatula - Autoklaf  

Bahan :

- Dexamethason Natrium Fosfat - Natrium Benzoat

- Aqua pi

VII.

CARA KERJA

( Teknik Aseptik) - Siapkan alat dan bahan

- Sterilkan semua alat yang digunakan dengan cara sterilisasi yang sesuai

- No Alat dan Bahan Cara Sterilisasi Literatur 

1 Aqua p.i Didihkan 30 menit FI III hal 14

2 Beaker, corong, erlenmeyer, pipet tetes Oven 150°C, 1 jam Oven 250°C, 15 menit FI III hal 18

3 Gelas ukur, kertas saring Autoklaf 115-116°C, 30 menit Autoklaf 121°C, 15 menit FI III hal 18 4 Batang pengaduk, spatula, pinset, kaca arloji,  penjepit besi.

Rendam dalam alkohol selama 30 menit

5 Karet pipet Rebus dalam air mendidih selama 30 menit

(6)

-- Timbang bahan-bahan menggunakan alat-alat yang telah disterilkan - Buat aqua pi ( aquadest dipanaskan ad mendidih selama 30 menit )

- Dalam beaker glass terpisah larutkan Deksametason Na.Fosfat dan Natrium Benzoat masing-masing dengan sebagian aqua pro injeksi sampai larut

- Cek pH

- Lalu saring larutan agar mendapatkan larutan yang jernih

- Larutan obat tersebut dimasukkan kedalam ampul kemudian ampul ditutup dengan pemanasan tinggi

- Lakukan evaluasi - Diberi etiket dan label

VIII. EVALUASI

A. In process Control (IPC)

1. Uji pH (FI IV hal. 1039-1040)

Cek pH larutan menggunakan pH meter atau indikator dan kertas indikator. 2. Uji kejernihan (Lachman hal 1355)

Pemeriksaan kejernihan dilakukan secara visual dilakukan oleh seorang di  bawah cahaya penerangan yang baik berlatarkan hitam putih, sehingga jika ada  partikel lebih dari µm akan terlihat.

B. Quality Control

1. Uji kejernihan (Lachman hal 1355)

Produk dalam wadah diperiksa dibawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi mata. Berlatar belakang hitam dan putih dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.

Syarat : semua wadah diperiksa secara visual dan bahwa tiap partikel yang terlihat secara langsung.

2. Uji Keseragaman Volume (FI IV hal 1044) Cara II :

(7)

- Isi alat suntik dapat dipindahkan kedalam gelas piala kering yang telah ditara, volume dalam ml dapat diperoleh dari hasil perhitungan berat dalam gram dibagi bobot jenis cairan, isi dari 2/3 wadah 1 ml atau 2 ml dapat digabungkan untuk mengambil isi tiap wadah.

- Isi dari 10 ml atau lebih dapat ditentukan dengan membuka wadah, memindahkan isi secara langsung kedalam gelas ukur atau gelas piala yang telah ditara

(8)

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia ed IV. 1995. Jakarta. Hal 289, 584.

2. American Hospital Formulary Service, Drug Information 88, American Society of  Hospital Pharmacist. p 1719

3. Martindale, The Extra Pharmacopeia 28, pharmaceutical Press, 1982, London. p 468.

4. Wade A and Weller P.J. Handbook of Pharmaceutical Exipients, second edition. Pharmaceutical Press. 1994. London. p 433.

(9)

DEKSASON

Komposisi:

Tiap 1 ml mengandung deksametason Na.phospat 2,5 mg

Farmakologi:

Deksametason adalah suatu

9-fluorokortikosteroid, yaitu senyawa dari golongan kortikosteroid, bekerja dengan mempengaruhi

kecepatan sintesis protein.

Indikasi:

Adrenoglukokortikoid,gangguan reumatik, alergi udara, obat / makanan, gejala penyakit

leukemia pada orang dewasa dan anak.

Kontraindikasi:

Injeksi tidak boleh diberikan pada penderita  penyakit virus/ fungi kecuali bila diberikan

antbotkum yang cukup.

Efek samping:

Gangguan elektrolit tubuh, otot skeletal, gastrointestinal, dermatologik, endokrin, metabolik, kenaikan berat badan, peningkatan

nafsu makan, mual malaise.

Dosis:

4 mg i.v tiap 2-6 jam jika diperlukan

Cara pakai :

Suntik secara intravena/intramuskular 

Kemasan : Ampul @ 1 ml

 No.Reg : DKL 2008210004 A1  No. Batch : 200485

Exp. Date : Maret 2009

Diproduksi Oleh : PT. ANA FARMA Jakarta-Indonesia

HARUS DENGAN RESEP DOKTER 

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu

Pengertian: sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspense atau serbuk yang harus dilarutkan atau dilarutkan terlebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, disuntikkan

Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi, suspensi, atau sebruk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, suntikan

Injeksi atau parenteral adalah sediaan farmasetis steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum

Injeksi (FI Edisi III) adalah sediaan steril berupa larutan, suspense atau serbuk yang harus dilarutkan atau di suspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sediaan injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk

Injeksi (FI) adalah sediaan streil berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan,

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan secara parenteral, disuntikan dengan