• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan..Rifki M.H HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan..Rifki M.H HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 1 1

HUBUNGAN ANTARA SUARA DENGAN BAGIAN TUBUH AYAM KOKOK BALENGGEK JANTAN

CORRELATION BETWEEN THE SOUND WITH BODY PARTS MALE COCK CROWING BALENGGEK

Rifki Muhammad Husein*, Dani Garnida**, Dudi**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016

**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran email: rifki190694@gmail.com

Abstrak

Ayam Kokok Balenggek (AKB) merupakan salah satu rumpun ayam lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Sumatera Barat yang berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. Masyarakat Minang menyebutnya balenggek yang berarti irama yang bertingkat atau bersusun – susun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara suara dengan bagian-bagian tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus pada peternak yang memiliki Ayam Kokok Balenggek Jantan yang pernah mengikuti perlombaan atau yang pernah menjadi juara pada kontes yang diselenggarakan. Peubah yang diamati yaitu jumlah lenggek kokok, durasi berkokok, frekuensi kokok, bobot badan, lingkar leher, panjang leher, lebar dada, lingkar dada, panjang punggung, dan lebar tulang pubis. Berdasarkan hasil penelitian pada Ayam Kokok Balenggek Jantan diperoleh data perhitungan pada Lebar Tulang Pubis (0,260), Panjang Leher (-0,234), dan Lebar Dada (-0,228). Kesimpulannya bahwa Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan sangat rendah.

Kata Kunci : Ayam Kokok Balenggek, bagian tubuh, ukuran tubuh, suara Abstract

Rooster crowing Balenggek (IMR) is one of the groups of local Indonesian chickens that have native geographic distribution in the province of West Sumatra growing in District Payung Sakaki and Tigo Lurah, Solok regency. Minang people call balenggek which means the rhythm of multilevel or tiered - stacking. The purpose of this study was to determine the relationship between sounds with the body parts Rooster crowing Balenggek males. The method used in this research is a case study on breeder Rooster crowing Balenggek Males who attended the race or who had been a champion in a contest organized. Variables observed that the number of story crow, crow duration, frequency crowing, weight, neck circumference, length of neck, chest width, circumference of chest, back length, and width of the pubic bone. Based on the research results obtained Rooster crowing Balenggek Males calculation data on bone Pubis Width (0,260), Long Neck (-0.234), and Wide Chest (-0.228). The conclusion that the Relationship Between Sound Body Part Balenggek Rooster crowing males is very low.

(2)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2 PENDAHULUAN

Ayam Kokok Balenggek (AKB) merupakan salah satu rumpun ayam lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Provinsi Sumatera Barat yang berkembang di Kecamatan Payung Sakaki dan Tigo Lurah, Kabupaten Solok. Masyarakat Minang menyebutnya balenggek yang berarti irama yang bertingkat atau bersusun – susun. Kokok ayam jantan memiliki irama yang bertingkat mulai dari 4 hingga 12 lenggek, bahkan mampu berkokok hingga 19 lenggek.

Performa genetik Ayam Kokok Balenggek dapat dibedakan atas dua sifat yaitu sifat kualitatif dan sifat kuantitatif. Sifat kualitatif adalah sifat yang tidak dapat diukur tetapi dapat dikelompokan dan dibedakan seperti warna bulu, bentuk jengger, bentuk paruh dan warna sisik, sedangkan sifat kuantitatif adalah sifat yang dapat diukur seperti pertambahan bobot badan (PBB), produksi telur dan bagian-bagian tubuh.

Nilai ekonomi Ayam Kokok Balenggek (AKB) akan semakin meningkat apabila ayam tersebut berhasil memenangkan kontes. Unsur-unsur yang dinilai dalam kontes AKB antara lain, jumlah lenggek kokok, nada gaya irama kokok, kerajinan berkokok dalam waktu tertentu dan tingkat kelangkaan. Kontes AKB secara berkala harus diadakan kembali untuk menggugah masyarakan (hobbies) dan pemerintah daerah Sumatera Barat melestarikan sumber daya genetik AKB sebagai ternak unggulan yang bernilai ekonomis tinggi.

Selama ini para peneliti terfokus pada Ayam Kokok Balenggek (AKB) jantan. Kelebihan Ayam Kokok Balenggek (AKB) jantan terkenal memiliki lenggek yang bertingkat-tingkat dan biasanya menjadi ayam tipe penyanyi. Saat ini, para peternak dan penggemar ayam hias (fancy) dalam melakukan penyeleksian seekor ayam yang dianggap mempunyai suara (kokok) yang bagus umumnya memilliki ciri-ciri seperti warna dan bentuk paruh, bentuk jengger, bentuk mata, bentuk sisik dan bentuk bulu ekor. Penilaian suara (kokok) ayam dapat dilihat dari lenggek kokok dan durasi kokok yang lama. Menyeleksi AKB dilihat juga dari sifat-sifat kuantitatif, sebagian peternak juga memperhatikan bahwa bagian-bagian tubuh seperti panjang leher, lingkar dada, dan lebar tulang pubis ada kaitannya dengan kualitas suara (kokok) yang dimiliki seekor Ayam Kokok Balenggek terutama pada lenggek kokoknya.

(3)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 3 METODE PENELITIAN

Ayam Kokok Balenggek (AKB) yang menjadi objek penelitian adalah Ayam Kokok Balenggek jantan dewasa yang pernah menjadi pemenang lomba atau pernah mengikuti kejuaraan resmi yang berada di sebuah peternakan rakyat. Ayam Kokok Balenggek yang akan diteliti sebanyak 28 ekor.

Metode pengambilan data menggunakan metode sample probability. Penelitan ini dilakukan dengan 3 tahap. Tahap 1 berupa perekaman suara, pengambilan data dilakukan dengan cara merekam suara dengan menggunakan alat perekam digital (IC Digital Voice Recorder) pada satu periode yaitu pagi hari (pukul 06.00-08.00 WIB). Suara yang diamati dalam penelitian ini adalah Jumlah Lenggek Kokok (JLK), Frekuensi Berkokok (FB), dan Durasi Berkokok (DB). Frekuensi berkokok adalah jumlah banyaknya kokok pada satu periode waktu berkokok. Durasi kokok adalah lama waktu berkokok dari ujung gelombang suara sampai tidak terjadi lagi aktifitas gelombang.

Tahap 2 dilakukan pengukuran bagian tubuh menggunakan jangka sorong dan pita ukur (meteran). Pengambilan data yang diamati dalam penelitian ini adalah Bobot Badan (BB), Panjang Leher (PL), Lingkar Leher (LiL), Lingkar Dada (LiD), dan Lebar Dada (LeD).

Tahap 3 yaitu analisis data suara dengan bagian tubuh. Pengolahan data suara tahap 1 menggunakan software wavosaur. Data pengukuran bagian tubuh Tahap 2 dimasukkan kedalam software Microsoft Office Excel 2010 dan perhitungan data menggunakan software SPSS 21.0.

Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi antara suara dengan bagian tubuh. Secara matematis menggunakan persamaan sebagai berikut:

Dimana :

Y = Jumlah Lenggek Kokok/Frekuensi Berkokok/Durasi Berkokok X1 = Bobot Badan (kg)

X2 = Panjang Leher (cm)

X3 = Lingkar Leher (cm)

X4 = Lingkar Dada (cm)

(4)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 4 Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai maksimum dan minimum, rata-rata, simpangan baku, dan koefisien variasi adalah sebagai berikut :

Nilai Maksimum dan Nilai Minimum :

Nilai maksimum adalah nilai yang terbesar pada suatu interval data, sedangkan nilai minimum merupakan nilai yang terkecil pada suatu interval data.

Rumus rata-rata : Dimana : SR = Simpangan rata-rata xi = data ke-i ̅ = rataan hitung n = jumlah data Simpangan Baku : . . . (Sugiyono, 2003) Dimana :

O = Simpangan baku populasi n = Jumlah sampel.

Koefisien variasi :

KV =

(5)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 5 Rumus yang dipergunakan untuk menghitung Koefisien Korelasi Sederhana adalah sebagai berikut : (Rumus ini disebut juga dengan Pearson Product Moment).

r = nΣxy – (Σx) (Σy) . √{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

Dimana :

n = Banyaknya Pasangan data X dan Y Σx = Total Jumlah dari Variabel X

Σy = Total Jumlah dari Variabel Y Σx2

= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X Σy2

= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y

Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y

HASIL DAN PEMBAHASAN

Profil Penangkaran Kinantan Bagombak Ampang Kualo Kota Solok

Usaha penangkaran Kinantan Bagombak Ampang Kualo Kota Solok adalah usaha yang memelihara ayam Kokok Balenggek. Usaha di penangkaran Kinantan Bagombak Kota Solok terletak di Kecamatan Tanjung Harapan Ampang Kualo Kota Solok, penangkaran ini terletak dipinggir jalan namun harus memasuki semak-semak terlebih dahulu. Usaha ini didirikan pada tanggal 17 Juni 2011. Saat ini jumlah populasi ayam Kokok Balenggek dipenangkaran Kinantan Bagombak berjumlah 528 ekor.

Sistem pemeliharaan ayam Kokok Balenggek di penangkaran Kinantan Bagombak dilakukan dengan cara semi intensif dan intensif, semi intensif yang dimaksud adalah ayam dikeluarkan apabila akan dilaksanakan latihan bersama. Bahan pakan yang diberikan terdiri dari campuran dedak, jagung, tepung ikan dan ada juga pakan tambahan seperti puding, yaitu padi yang unggul dicampurkan dengan telur ayam dengan takaran yang diperkirakan mencapai 150 gram/ekor. Bahan pakan yang diberikan untuk ayam yang akan melaksanakan lomba juga mendapat pakan tambahan, sama seperti ayam Pelung, ayam Kokok Balenggek

(6)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 6 juga diberikan buah-buahan seperti pisang, pepaya atau jeruk serta juga dapat menambahkan jamu untuk melembutkan dan mencegah suara serak dari ayam Kokok Balenggek.

Karakteristik Ayam Kokok Balenggek Jantan

Pengamatan dilapangan memperlihatkan bahwa sebelum berkokok umumnya ayam mengepak-ngepakan sayapnya terlebih dahulu untuk menghirup udara dan saat berkokok leher tampak memanjang dan kepala menengadah kelangit dengan sudut sekitar 60˚ dan kepala tegak sampai suara kokok berakhir, dan paruh terbuka maksimal menghadap keatas. Pergerakan paruh membuka menutup secara berulang setiap berkokok merupakan salah satu penyebab bunyi kokok bertingkat/balenggek.

Hubungan Ukuran-Ukuran Tubuh Dengan Lenggek Ayam Kokok Balenggek Jantan Penelitian ini menggunakan Ayam Kokok Balenggek Jantan yang pernah mengikuti kontes sebanyak 28 ekor. Peubah yang diamati adalah, Jumlah Lenggek Kokok, Frekuensi Kokok, Durasi Berkokok (Y) sebagai variabel tidak bebasnya serta Panjang Leher (X1),

Lingkar Leher (X2), Lingkar Dada (X3), Lebar Dada (X4), Panjang Punggung (X5), dan Lebar

Tulang Pubis (X6) sebagai variabel bebasnya.

Data hasil penelitian mengenai suara dan bagian-bagian tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Ukuran-ukuran bagian tubuh dan suara Ayam Kokok Balenggek (n=28)

nilai BB ukuran-ukuran tubuh dan suara

(gr) LiL (cm) PL (cm) LeD (cm) LiD (cm) JLK FKK DB Rata-rata 1759,9±324,4 12±1,39 12,18±1,06 10,11±1,13 30,5±2,24 6,4±1,48 308,7±70,3 3,2±0,44 Max 2541±324,4 15±1,39 15±1,06 13±1,13 35±2,24 11±1,48 450±70,3 3,94±0,44 Min 1212±324,4 10±1,39 11±1,06 9±1,13 26±2,24 4±1,48 207±70,3 2,42±0,44

Keterangan : BB=Bobot Badan, LiL=Lingkar Leher, PL=Panjang Leher, LeD=Lebar Dada,

PP=Panjang Punggung, LiD=Lingkar Dada, LTP=Lebar Tulang Pubis, JLK=Jumlah Lenggek Kokok, FKK=Frekuensi Kokok DB=Durasi Berkokok.

Hasil analisis hubungan ukuran-ukuran tubuh dengan suara Ayam Kokok Balenggek Jantan pada masing-masing peubah tertera pada Tabel 3.

(7)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 7 Tabel 3. Korelasi Ukuran-Ukuran Tubuh dengan Suara Ayam Kokok Balenggek

ukuran-ukuran tubuh nilai korelasi

frekuensi kokok lenggek kokok durasi berkokok

BB -0,060 -0,109 -0,153 LiL 0,210 0,181 -0,041 PL 0,002 -0,241 -0,234 LeD -0,228 -0,139 -0,025 PP -0,074 -0,007 0,033 LiD 0,005 -0,202 -0,090 LTP -0,135 0,260 -0,033

Keterangan = N : 28, BB=Bobot Badan, LiL=Lingkar Leher, PL=Panjang Leher, LeD=Lebar Dada, PP=Panjang Punggung, LiD=Lingkar Dada, LTP=Lebar Tulang Pubis.

Tabel 2 menunjukan bahwa rataan jumlah lenggek kokok Ayam Kokok Balenggek adalah 6 lenggek dengan durasi berkokok rata-rata 3,2 detik, jumlah lenggek terpendek 4 lenggek dengan durasi berkokok rata-rata 2,42 detik dan lenggek terpanjang 11 lenggek dengan durasi berkokok rata-rata 3,94 detik. Nilai rataan tersebut menunjukan bahwa suara kokok Ayam Kokok Balenggek ditentukan oleh banyaknya lenggek yang panjang. Lenggek kokok yang panjang merupakan sifat yang paling umum dikenal oleh masyarakat.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bagian tubuh yang memiliki angka terbesar dari Hubungan bagian tubuh dengan Lenggek Kokok pada Ayam Kokok Balenggek Jantan adalah Lebar Tulang Pubis (0,260). Lebar tulang pubis pada lenggek kokok memiliki nilai yang tinggi dibandingkan dengan ukuran tubuh lainnya. Pada burung jantan jarak antara dua tulang pubis tersebut sempit. Pengaruh lebar tulang pubis ada kaitannya dengan suara, udara yang masuk melalui rongga dada menuju tulang pubis yang sempit akan dipantulkan kembali dan akan menimbulkan suara pada lenggek. Udara pernafasan yang keluar dari paru-paru menjadi terhalang dan menimbulkan kokok seakan-akan terhenti-henti yang membuat kokok itu menjadi balenggek (Rusfidra dkk., 2004). Hasil yang didapat menunjukkan hasil yang sangat rendah. Hasil ini diduga karena adanya faktor lingkungan, genetik dan seleksi yang kurang ketat dalam perkawinan Ayam Kokok Balenggek Jantan.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bagian tubuh yang berkorelasi positif dengan Durasi Berkokok pada Ayam Kokok Balenggek Jantan adalah Panjang Leher (-0,234). Panjang leher memiliki hubungan yang sangat kuat pada suara ayam dari volume sampai durasi berkokok.

(8)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 8 Pada ayam pelung panjang leher sangat berhubungan kuat dengan durasi berkokok akan tetapi pada AKB panjang leher menunjukan hasil yang sangat rendah dengan durasi berkokok. Hasil yang didapat diduga adanya faktor lingkungan, genetik, dan seleksi yang tidak akurat. Panjang leher bisa dianalogikan kedalam hukum fisika berupa panjang pipa dimana bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium yang dapat berupa zat cair, padat, dan gas.

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bagian tubuh yang memiliki angka terbesar dari hubungan dengan Frekuensi Kokok pada Ayam Kokok Balenggek Jantan adalah Lebar Dada (-0,228). Pada frekuensi kokok yang memiliki angka terbesar adalah lebar dada (-0,228). Bagian dada merupakan tempat organ-organ penting berada seperti paru-paru dan kantung udara yang berperan di dalam proses respirasi. Proses respirasi ini berkaitan juga dengan proses pengeluaran suara pada ayam. Pada hasil penelitian, korelasi antara ukuran tubuh dengan frekuensi berkokok yang dilihat dengan angka terbesar adalah lebar dada (-0,228).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada Ayam Kokok Balenggek Jantan diperoleh kesimpulan bahwa hubungan antara suara dengan bagian tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan sangat rendah.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk mendapatkan suara Ayam Kokok Balenggek Jantan yang baik perlu dilakukan seleksi yang ketat meliputi faktor genetik dan performan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ir. Dani Garnida, MS., sebagai pembimbing utama dan Dr. Dudi, S.Pt., M.Si., sebagai pembimbing anggota yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing.

(9)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 9 DAFTAR PUSTAKA

Abbas, M, H., Arifin, A., Anwar, S., Agustar, A., Heryadi, Y dan Zedril. 1997,

Studi Ayam Kokok Balenggek di Kecamatan Payung Sakaki, Kabupaten Solok: Potensi wilayah dan genetika. [Laporan Penelitian], Padang: Pusat Pengkajian Peternakan dan Perikanan. Fakultas Peternakan Universitas Andalas-Dinas Peternakan Provinsi Sumatera Barat.

Abbas, M. H. 2015. Ayam Kokok Balenggek: Ayam Penyanyi Sumatera Barat. Padang: Andalas University Press.

Lundberg, A. and R. V. Alatalo. 1992. The Pied Flycatcher. T&AD Poyser.

Rusfidra. 2004. Ayam Kokok Balenggek; Potensi Genetik, Strategi Pengembangan dan Konservasi. Cendekia Publishing House. Bogor. (in press)

_______. 2004. Karakterisasi Sifat-Sifat Fenotipik Sebagai Strategi Awal Konservasi Ayam Kokok Balenggek di Sumatera Barat. [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB. Sugiyono, Dr., 2003. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

(10)

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 10 LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Rifki Muhammad Husein

NPM : 200110120028

Judul Artikel : “Hubungan Antara Suara dengan Bagian Tubuh Ayam Kokok Balenggek Jantan”

Menyatakan bahwa artikel ini merupakan hasil penelitian penulis, data dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum pernah dipublikasikan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, tanpa tekanan dari pihak manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan dalam pernyatan ini.

Jatinangor, Januari 2017

Mengetahui, Penulis,

Pembimbing Utama,

(Ir. Dani Garnida, MS.,) (Rifki Muhammad H)

Pembimbing Anggota,

Referensi

Dokumen terkait

Sementara serin pada 500 mg/l merupakan konsentrasi yang paling potensial dalam induksi kalus dengan 55% potensi tumbuh anter, 24% anter beregenerasi, dan 1,4 anter per

Kerja sama tim sangat dibutuhkan dalam peningkatan keselamatan pasien. Prinsip komunikasi terbuka antar tenaga kesehatan dalam praktik professional. Adanya mekanisme monitor

Penelitian berjudul analisis kebutuhan investasi usaha peternakan ayam niaga pedaging diKabupaten Purbalingga dilaksanakan mulai tanggal 8 Maret sampai 15 April 2013. Penelitian

Tantangan dan kebijakan tersebut, tidak hanya menjadi tantangan bagi peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar, tapi juga menjadi tantangan

ditulis dina aksara Arab Pégon, Latén jeung dina wangun kolénjér..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, (1) Kompetensi produktif yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan Praktik Kerja Industri(Prakerin) dan (2) untuk mengetahui

Reason for change:  To clarify the parts that deal with output coverage encodings and to allow single binary files as an option to the list of GetCoverage response encoding. One

(1) Dana Pinjaman Modal Usaha Kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat Desa di Kabupaten Banjarnegara digulirkan kembali dalam rangka upaya meningkatkan