Titrasi Spektrofotometri
Antika AnggraeniKelas 01; Shift Jumat Siang; Kelompok IV; Dzulfikri
Abstrak. Penentuan konsentrasi Bi3+ dan Cu2+ dalam campuran dapat ditentukan dengan
menggunakan metoda titrasi spektrofotometri. Metode ini menggunakan larutan EDTA yang sudah diketahui konsentrasinya yaitu 0,1 M sebagai larutan standar. Larutan EDTA ditambahkan pada larutan dan akan membentuk kompleks Bi-EDTA dan Cu-EDTA. Setelah dilakukan titrasi, didapat kurva hubungan absorbans terhadap volume titran yang nantinya akan dibuat persamaan garisnya. Konsentrasi Bi3+ yang didapat adalah
sedangkan konsentrasi Cu2+ yang didapat adalah
.
Kata kunci: titrasi, spektrofotometri, kompleks
1 Pendahuluan
Cara titrasi spektrofotometri seperti cara titrasi larutan yang lain. Pada percobaan ini dilakukan penghomogenan larutan sebelum larutan diukur absorbannya pada gelombang tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi spektrofotometri adalah perubahan volume yang terjadi selama titrasi sehingga ditemukan adanya faktor koreksi pengukuran. Keuntungan spektrofotometri adalah tidak perlu ditentukan titik ekivalensi titrasi, namun pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah titik ekivalen.
Pada percobaan ini dilakukan pengukuran pada panjang gelombang 745 nm. Pada panjang gelombang ini hanya kompleks Cu-EDTA yang menyerap sinar, senyawa-senyawa
lain dalam larutan seperti Bi3+, Cu2+, EDTA, kompleks Bi-EDTA tidak menyerap sinar pada
panjang gelombang tersebut. Hal ini dikarenakan ion Cu(II) menyerap pada spektrum sinar visible. Keterangan ini dikarenakan ion Cu merupakan logam transisi dimana orbital subkulit d-nya tidak terisi penuh sehingga dapat menghasilkan warna. Logam transisi mengalami spliting orbital yang menyebabkan larutan logam transisi muncul di spektrum visible. Larutan standar EDTA perlu dilakukan proses penstandaran jika larutan tersebut tidak diketahui konsentrasinya secara pasti. Pada percobaan ini konsentrasi EDTA sudah diketahui, maka tidak dilakukan penstandaran larutan EDTA yaitu 0,1 M. TCA lebih diutamakan untuk digunakan sebagai buffer pada percobaan ini, karena TCA merupakan asam yang kuat dan tidak bereaksi dengan Bi(III) dan Cu(II). Jika digunakan HCl maka
bereaksi dengan Cu(II) menjadi CuCl2 yang akan mengganggu pengukuran absorbans.
Apabila larutan EDTA dimasukkan pada campuran Bi(III) dan Cu(II), maka yang akan dikomplekskan terlebih dahulu adalah kompleks Bi-EDTA. Hal ini dikarenakan tetapan kestabilan kompleks Bi(III) lebih besar dibandingkan Cu(II), kompleks Bi-EDTA menjadi
lebih mudah untuk terbentuk. Setelah konsentrasi Bi(III) menjadi sangat kecil, baru terjadi pengkompleksan Cu-EDTA. Setelah diketahui volume titran yang digunakan pada percobaan maka akan didapat suatu kurva hubungan absorbans terhadap volume titran yang digunakan untuk menentukan konsentrasi dari Bi(III) dan Cu(II) dalam campuran. Percobaan ini harus dilakukan pada pH larutan sama dengan 2,0. Pada pH dibawah 2,0 titik ekivalen tidak akan terlihat jelas. Sedangkan jika lebih besar daripada 2,0 maka ada kemungkinan Bi(III) akan mengendap sebagai garam basa atau hidroksidanya.
2 Metodologi
Larutan yang mengandung Bi(III) diambil sebanyak 4 mL dengan menggunakan pipet volume. Kemudian kedalam larutan ini ditambahkan 0,4 mL Cu(II). Campuran ditempatkan pada gelas kimia. campuran tersebut ditambahkan kedalamnya aqua DM sebanyak 40 mL. Kemudian ditambahkan 2 gram TCA dan 2 mL NaOH 6 M. Larutan campuran tersebut dihomogenkan dengan mengaduknya menggunakan pengaduk magnetik.
Alat spektrofotometer disiapkan, sebelumnya dilakukan matching kuvet supaya didapatkan suatu keadaan pengukuran yang sama. Setelah peralatan disiapkan, larutan campuran tadi diukur % T nya dalam spektrofotometri. Kemudian larutan ditambah dengan 0,1 mL EDTA, larutan dihomogenkan kemudian diukur % T nya. Kemudian kuvet dibilas dengan larutan dan hasil bilasan dikembalikan kedalam gelas kimia. % T terus diukur sampai volume EDTA menjadi 1,5 mL dengan masing-masing penambahan sebesar 0,1 mL. Setelah itu % T dirubah menjadi Absorbans dengan perhitungan A = - log (%T/100).
3 Hasil dan Pembahasan
Kurva hubungan absorbans terhadap volume titran dari percobaan ini adalah
1.5, 0.101274818 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0 0.5 1 1.5 2 A b sor b an s V titran
Kurva hubungan Absorbans
terhadap Volume Titran 1
Kurva hubungan Absorbans terhadap Volume titran
Setelah dihapus beberapa datanya maka didapat kurva hubungan absorbans terhadap volume titran sebagai berikut:
Y1 = 0,018x + 0,022 ... (1) Y2 = 0,110x - 0,015 ... (2) Y3 = 0,009x + 0,088 ... (3) Titik Ekivalen Bi(III)
Y1 = Y2 0,018x + 0,022 = 0,110x – 0,015 0,018x – 0,110x = -0,015 – 0,022 -0,092x = -0,037 x = 0,402 mL Penentuan konsentrasi Bi3+ M Bi3+ . V Bi3+ = M EDTA . V EDTA
Titik Ekivalen Cu(II) Y2 = Y3 0,110x – 0,015 = 0,009x + 0,088 0,110x – 0,009x = 0,088 + 0,015 0,101x = 0,103 X = 1,019 mL y = 0.0185x + 0.0226 R² = 0.9222 y = 0.1103x - 0.0154 R² = 0.9899 y = 0.0092x + 0.0882 R² = 0.8421 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0 0.5 1 1.5 2 A b sor b an s V titran
Kurva Absorbans terhadap V
titran 2
Bi-EDTA kurva 2 Cu-EDTA Linear (Bi-EDTA) Linear (kurva 2) Linear (Cu-EDTA)Penentuan konsentrasi Cu2+ M Cu2+ . V Cu2+ = M EDTA . V EDTA
Faktor kesalahan pada percobaan dapat disebabkan dari kesalahan dalam melakukan pengukuran. Kesalahan tersebut bisa dikarenakan kesalahan kalibrasi, kesalahan komponen alat, adanya nilai terkecil dari alat, dan keterbatasan dari praktikan.
Kesalahan lain yang mungkin adalah kurang telitinya dalam pembuatan larutan campuran akibat dari kurang baik dalam pembacaan prosedur serta penggunaan alat yang tidak sama dalam menyerap sinar (%T tidak sama, matching kuvet susah dilakukan).
4 Simpulan
Konsentrasi Bi3+ yang didapat adalah sedangkan konsentrasi Cu2+ yang
didapat adalah . 5 Referensi
Harvey, David. (1996). Modern Analytical Chemistry. Prentice Hall. Page 345-354. Day, R.A. (2002). Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga. Halaman 382-421.\
Lampiran
Hasil dari percobaan titrasi spektrofotometri ini adalah
Volume EDTA %T A 0 94,8 0,023191662 0,1 92,4 0,034328028 0,2 94,4 0,025028005 0,3 96,8 0,014124642 0,4 93,2 0,030584087 0,5 90,8 0,041914151 0,6 89,2 0,049635145 0,7 88 0,055517327 0,8 85,4 0,068542129 0,9 82,2 0,085128182 1 80 0,096910013 1,1 78,6 0,104577454 1,2 81 0,091514981 1,3 79,2 0,101274818 1,4 77,2 0,112382699 1,5 79,2 0,101274818
Data yang digunakan dalam kurva kedua adalah data:
Volume EDTA %T A 0 94,8 0,023191662 0,2 94,4 0,025028005 0,4 93,2 0,030584087 0,6 89,2 0,049635145 0,8 85,4 0,068542129 0,9 82,2 0,085128182 1 80 0,096910013 1,3 79,2 0,101274818 1,5 79,2 0,101274818