The example of report but not a good act of communication
Komunikasi didasarkan pada
prinsip kejelasan dan
keruntutan informasi. Begitu
4
Jurnal Ilmiah
Novel
Pemaparan masalah dan
bagaimana mengatasinya
REFERENSI = evidence
“Kewajiban moral” untuk
mensitasi temuan yang
didapatkan melalui
pembuktian ilmiah (penelitian
sebelumnya)
7
Context
Sender
Receiver
Message
9 6
Penulis Jurnal Bereputasi
memiliki kewajiban moral
untuk menjadi penggerak
dalam roda pengembangan
10
Ranah Ilahi
Pengetahuan Manusia Penelitian Awal Penelitian Replikasi12
ISU YANG BISA DIANGKAT KETERTARIKAN
MENGECEK LITERATUR
17
Editor
Reviewer
Readers
Memahami Kebutuhan
Artikel yang mengandung kebaruan dan
pengembangan khasanah pengetahuan
Artikel yang memiliki metodologi yang valid dan
sesuai untuk menjawab pertanyaan
penelitian/hipotesis
Artikel yang mudah dipahami sistematika berpikir dan
alur penulisannya
18
2 Minggu 8 Minggu
• Scholarly peer review merupakan proses meminta pendapat ahli
dari peneliti yang memiliki kepakaran yang relevan dengan isi
naskah.
• Peer review membantu penerbit (dalam hal ini adalah Editor in
Chief dan Editorial Board) untuk menentukan apakah suatu karya
diterima atau ditolak.
SHARING PENGALAMAN SEBAGAI REVIEWER JURNAL Q1
(Journal of Sports Sciences & Cyberpsychology, Behaviour, & Social Networking)
The authors propose an idea that certain personal characteristics, such as: emotional intelligence, rumination, and identity distress, moderate the relationship between media multitasking (MMT) ability with individual
cognitive orientation towards online content and communication as well as their disposition to exploit these options constantly -known as Online Vigilance (OV).
Unfortunately, there are a number of serious concerns with the methodology which supports my opinion that this particular paper is insufficient for publication in the Cyberpsychology, Behaviour, and Social Networking.
1. My biggest concern is that the study is lack of solid theoretical framework that incorporate personal characteristics variable with OV and MMT in logical constellation. It appears to me that the authors
intention to involve personal characteristics as the moderator between OV and MMT is rather trivial and is not supported by any scientific model, theory, or justification. The authors should find a model that
incorporates the linkage between cognitive function (OV), behavior (MMT), and personal characteristics to ascertain the scientific merit of this study.
2. To support point 1, the authors should also describe the problem or discrepancy between OV and MMT in the past/previous studies, which can possibly be addressed by putting personal characteristics as the
moderating variable. For instance, is there any evidence of individual differences on the OV and/or MMT which could be accounted for personal characteristics.
SHARING PENGALAMAN SEBAGAI REVIEWER JURNAL Q1
(Journal of Sports Sciences & Cyberpsychology, Behaviour, & Social Networking)
3. Further, I feel that the decision to choose emotional intelligence (EI), rumination, and identity distress as the outlets of personal characteristics is not supported by strong arguments. Frankly speaking, the authors could just pick any outlets of personal characteristics, but why those three variables stood out? In addition, I find it hard to infer the current study hypothesis from previous literatures since some of them are either ambiguous or do not have direct relationship. For instance, Hornung et.al. (2018) found that high EI
correlates with Facebook use for subjects with age<25y/o, but not for subjects older than 25 y/o. Without making sense of the Hornung et. al.’s finding, the authors proposed a hypothesis that lower EI will
strengthen the relationship between MMT and OT. I found there is something missing from the deductive reasoning as I do not see any logical explanation, solely based on what the authors have written.
4. Even more serious caveat is that this study was conducted in the premise that OV connotates with ill behaviour, such as inability to cope with situation offline therefore resorting to the online connection.
However, when I read the original paper of Reinecke, Klimmt, and Meier (2018), only two items of the OV-Scale that explicitly measured this, i.e. SA3: Even when I am in a conversation with other people, I often
think about what is happening online right now in the back of my mind and SA4: Often online content occupies my thoughts, even as I am dealing with other things. ……..etc
Readers
Artikel Jurnal Berkualitas
Logika
Gaya
Isi
Isi/substansi : unsur kebaruan
dan pengembangan konsep
Gaya : seni komunikasi dalam
menyampaikan isi/argumen
Logika : prinsip berpikir ilmiah
Isi/Substansi
• Judul/topik penelitian secara spesifik tidak pernah
dipublikasikan sebelumnya.
• Substansi naskah berpotensi untuk dikembangkan,
baik dalam konteks teori maupun praktis.
• Topik menarik perhatian pembaca yang spesifik
dengan bidang keilmuannya dan juga ranah
Gaya Selingkung
• Penulisan yang runtut dan sistematis.
• Mengikuti kaidah penulisan yang benar.
• Sederhana dan langsung menuju pada tujuan
penulisan.
• Penggunaan visual aids yang tepat, termasuk di
antaranya adalah grafik, tabel, bagan, dll.
Logika
• Naskah memiliki bukti data yang valid dan bisa
dipertanggungjawabkan.
• Mencerminkan sikap kritis penulis dalam prosedur
penelitian dan penarikan kesimpulan.
• Meminimalisir bias subjektif dalam penulisan,
termasuk di antaranya interpretasi data yang
berlebihan.
33
Anda pasti mengerti
APA
penelitian Anda.
Anda paham
BAGAIMANA
penelitian Anda dilakuan.
Namun belum tentu
Anda paham
MENGAPA
penelitian Anda penting.
1. Deskriptif : menggambarkan atau mencari kejelasan terkait fenomena
tertentu. Contoh: berapa persen mahasiswa yang kecanduan internet
2. Relational : mencari hubungan/korelasi antara dua variabel atau lebih.
Contoh: apakah kecanduan internet berhubungan dengan kuota internet
tak terbatas.
3. Kausal : mencari tahu apakah suatu variabel merupakan penyebab dari
terjadinya variabel lain. Contoh : apakah kontrol diri yang menyebabkan
mahasiswa kecanduan internet
Perspektif dalam Penulisan
Sumber Pertanyaan Penelitian
1.Permasalahan yang butuh penanganan
2.Kondisi yang masih butuh pengembangan
3.Kesenjangan antara realita dengan kondisi ideal
4.Temuan ilmiah yang simpang siur
Karakteristik Pertanyaan Penelitian
JELAS
SINGKAT
KOMPLEKS
BISA
DIPERDEBATKAN
FOKUS
Pertanyaan
ARGUMEN = KLAIM
• Pokok isi argumentasi.
• Bukti pendukung sebelumnya.
• Prediksi bukti yang bisa digunakan untuk
mengonfirmasi argumen.
• Gambaran metode untuk membuktikannya.
• Kesahihan metode untuk membuktikannya.
• Argumentasi alternatif?
STRUKTUR ARTIKEL ILMIAH
INTRODUCTION
METHOD RESULTS
DISCUSSION
Pada bagian ini,ditekankan urgensi pertanyaan penelitian/argumen yang dikembangkan berdasarkan literatur terdahulu.
Pada bagian ini, dijabarkan secara rinci metode yang digunakan
untuk menjawab pertanyaan penelitian atau memverifikasi argumen, juga temuan penelitian yang dihasilkan.
Pada bagian ini, temuan penelitian diinterpretasikan dan dihubungkan menggunakan literatur yang ada. Jika ada temuan unik dihubungkan dengan interpretasi variabel yang lebih luas.
• Memaparkan topik yang umum • Review teori-teori yang mendasari
riset tersebut
Pernyataan pembuka yang umum
dan pemaparan fakta yang
mengandung permasalahan
• Merangkum literatur dan kajian yang sudah ada
• Melakukan kritik terhadap kajian-kajian tersebut.
Review literatur yang relevan
• Menemukan celah keilmuan yang bisa diformulasikan dalam pertanyaan penelitian.
• Menunjukkan bagaimana riset ini bisa mengisi celah tersebut.
Posisi riset dalam
literatur yang ada
• Menceritakan secara garis besar apa yang akan dilakukan oleh riset ini
• Secara singkat jelaskan variabel penellitian yang akan diteliti.
Tujuan riset
• Jika riset ini menggunaan metode kuantitatif, maka terkadang butuh hipotesis yang berupa prediksi dari variabel-variabel penelitian berdasarkan riset terdahulu.
(Hipotesis
riset)
Menyusun Pernyataan Pembuka
• Untuk merujuk pada bahasan umum yang relevan
dengan kondisi aktual saat ini.
• Momen yang kritis, karena pada saat ini pembaca bisa
memutuskan untuk meneruskan membaca atau tidak.
Example: Corruption and cheating has become an endemic phenomenon in many
countries (Transparency International, 2017), including those with a dominantly
religious population, such as Bangladesh (Mahmood, 2010), Uganda (Godfrey & Yu, 2015), and Indonesia (Prabowo, 2014). This phenomenon is perplexing since past
literatures have suggested a conceptual link between religiousity and morality (Nelson, James, Miles, Morrell, & Sledge, 2016; Sallquist, Eisenberg, French, Purwono, &
Suryanti, 2010), and that high morality obedience should theoretically prevent people from cheating (Detert, Trevino, & Sweitzer, 2008).
Review Literatur yang Relevan
• Untuk mengidentifikasi area yang layak diteliti.
• Untuk membuat batasan variabel yang akan
diteliti.
Example: Weisel and Shalvi (2015) was among few researchers who tried to tackle
slippery concept of deceptive behaviour using more tractable methodology, i.e.
experimental paradigm. Using die-rolling paradigm, they found that pairs of participants worked together to show monetary-biased behaviour which fluctuated from otherwise normal probability. In other word, their study corroborates that collaboration endorsed cheating behaviour.
Posisi riset dalam Literatur yang Ada
Fokus pada hasil dan temuan penelitian
mereka.
• Penulis cenderung menampilkan referensi yang tidak relevan
secara langsung terhadap proses konstruksi pertanyaan
penelitian atau hipotesis.
• Referensi sekedar ditempelkan, tanpa elaborasi yang
berujung pada kesimpulan yang lebih mengerucut.
Posisi riset dalam Literatur yang Ada
Melakukan review terhadap literatur yang ada,
misalnya: apa isu yang masih harus diatasi dengan cara
yang lebih baik?
• Fenomena yang dimunculkan, namun belum diteliti
dengan cara yang layak.
• Kesenjangan antara kondisi aktual dan ideal.
• Temuan yang simpang siur.
Prinsip Penulisan Metode
• Memungkinkan pembaca menelaah kualitas evidence yang
disampaikan
• Memungkinkan peneliti lain mereplikasi penelitian dan
memutuskan apakah metode lain sebaiknya digunakan untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
• Umumnya terdiri dari: (i) Partisipan, (ii) Material, (iii) Desain,
dan (iv) Prosedur
Partisipan
• Karakteristik partisipan
• Berapa jumlah partisipan (dan
bagaimana cara penentuan sampel).
• Bagaimana cara mendapatkan
mereka.
• Adakah kompensasi bagi partisipan
mengikuti penelitian ini.
• Exclusion criteria (jika ada)
• Kode etik & Informed Consents
Beberapa hal yang harus dilaporkan:
•
Ukuran sampel
•
Tingkat keterwakilan sampel dari
populasi penelitian
•
Strategi sampling yang digunakan
Contoh Penulisan: Partisipan
Participants. A total of 378 participants
(males = 111; females = 267), ranging
from 15-17-years-old (M=16.15) were
involved in the study. The number of
participants was determined by Slovin
sampling method (Sevilla, 2007)
towards current total population of
high school student in Yogyakarta (i.e.
17,588; Indonesia Ministry of
Education and Culture, 2018). The
schools were randomly chosen from
the school list provided by the
Prinsip Penulisan Hasil
• Paparan data
• Analisis
• Pembuktian hipotesis
• Temuan-temuan tambahan/unik
Prinsip Penulisan Diskusi
• Penjelasan singkat hasil (1-2 paragraf)
• Elaborasi temuan penelitian dengan literatur terdahulu
• Penjelasan bagi temuan yang menyimpang
• Penjelasan bagi temuan unik
• Keterbatasan penelitian
• Proyeksi pengembangan riset ke depannya
51