120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1
Lembar Observasi
No Dasar Pemikiran Sasaran Observasi Ada Tidak Jumlah Ketera ngan 1.
Data angka kecelakaan dan jumlah karyawan
Jumlah angka kecelakaan secara keseluruhan pabrik
Jumlah angka kecelakaan terbesar dari seluruh divisi plant
2.
Menentukan ruang lingkup
Bagan struktur organisasi PT. PJM
Bagan struktur organisasi departemen produksi
plant Spin On
Bagan alur kerja produksi filter PT. PJM Bagan alur kerja plant
Spin On
3. Sarana dan Prasarana Fasilitas yang tersedia untuk penerapan HIRADC
4.
Metode HIRADC awal (Identifikasi bahaya dan risiko)
Tahapan pekerjaan/jenis pekerjaan dan rincian pekerjaan
Sumber bahaya di plant
Spin On
Jenis bahaya yang ada di
plant Spin On
Risiko yang ada di plant
Spin On
5. Penilaian Risiko Tingkat keparahan pada bahaya yang ada
Klasifikasi risiko pada bahaya yang ada
6. Pengendalian Bahaya Pengendalian yang telah di lakukan secara Hirarki
Action Plan (peningkatan
program, pengendalian operasi dan manajemen darurat
7. Dokumentasi HIRADC Dokumen pelaporan dan pencatatan form HIRADC
8. Pelatihan/training Pelaksanaan training
122
No Dasar Pemikiran Sasaran Observasi Ada Tidak Jumlah Ketera ngan karyawan/pekerja
9.
Kejadian Kecelakaan Kerja di plant Spin On
Informasi pernah terjadi kecelakaan di bagian produksi plant Spin On Informasi rincian kejadian kecelakaan Pengendalian
penanganan yang telah
dilakukan oleh
123
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Judul : Evaluasi Penerapan Hazard Identification, Risk Assessment dan
Determining Control (HIRADC) Pada Mesin Pleating Paper di Plant Spin On PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang
Nama Peneliti : Sely Nugraheni
NIM : 2012 31 096
Saya adalah mahasiswi Program Studi Kesehatan Masyarakat peminatan K3 Universitas Esa Unggul yang sedang melakukan penelitian di wilayah kerja PT. Panata Jaya Mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak penerapan HIRADC.
Saya mengharapkan partisipasi bapak/ibu dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai dengan pendapat bapak/ibu tanpa dipengaruhi orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban bapak/ibu, jawaban yang diberikan hanya untuk kebutuhan penelitian.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, bapak/ibu berhak menerima atupun menolak menjadi responden tanpa sanksi apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang disediakan sebagai bukti bapak/ibu bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terimakasih atas perhatian bapak/ibu untuk penelitian ini.
No. Informan :
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi
124
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
A. INPUT
1. Variabel SDM
a) Bagaimana menurut pendapat saudara mengenai sumber daya manusia (SDM) pelaksana kegiatan di Plant Spin On? Dan bagaimana khususnya untuk SDM yang bekerja pada mesin pleating paper? Apakah jumlah SDM sudah mencukupi? Apakah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki SDM sudah mencukupi dan sesuai dengan pekerjaannya? (HSE)
b) Apakah ada pelatihan / training atau mengetahui SOP terkait pekerjaan tersebut? (Pekerja, HSE)
c) Bagaimanakah menurut pendapat saudara mengenai kesadaran SDM dalam melaksanakan tugasnya? Menurut anda apa saja hambatan-hambatan SDM yang ada? Apa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah tersebut? (HSE)
2. Variabel Anggaran
a) Apakah perusahaan membuat anggaran untuk mendukung penerapan HIRADC? Bagaimana prosedur, dan dari mana sumber dana untuk melaksanakan sumber dana untuk menerapkan HIRADC di PT. Panata Jaya Mandiri? (HSE)
b) Apakah anggaran tersebut dipenuhi dan mendapatkan dana yang cukup untuk mendukung pelaksanaan HIRADC? Kendala apa yang dihadapi terkait anggaran? Bagaimana upaya penanganan yang telah dilakukan? (HSE)
3. Variabel Sarana dan Prasarana
a) Sarana dan prasarana apa saja yang tersedia untuk penerapan HIRADC? (Pekerja, HSE)
125
b) Bagaimana keadaan dan kecukupan sarana dan prasarana tersebut dalam menunjang pelaksanaan HIRADC? (Pekerja, HSE)
c) Apakah ada permasalahan berkaitan dengan sarana dan prasarana yang menghambat kegiatan penerapan HIRADC? (HSE)
4. Variabel Kebijakan Manajemen
a) Bagaimana menurut anda mengenai kebijakan manajemen perusahaan terhadap pelaksanaan HIRADC? (HSE)
b) Apakah kebijakan manajemen telah sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam penerapan HIRADC? (HSE)
B. PROSES
1. Variabel Identifikasi Bahaya
a) Sudah berapa lama anda bekerja di bagian produksi/plant spin on pada mesin pleating paper? (Pekerja, HSE, Rekan kerja/maintenance) b) Bagaimana proses kerja mesin pleating paper? (Pekerja, HSE, Rekan
kerja/maintenance)
c) Apakah bekerja di bagian mesin pleating paper sangat berbahaya? (Pekerja, HSE, Rekan kerja/maintenance)
d) Sumber bahaya dari mana saja yang terdapat pada pleating paper? Jenis bahaya apa saja yang terdapat pada mesin tersebut? Potensi bahaya apa saja yang terjadi? (Pekerja, HSE, Rekan kerja/maintenance)
2. Variabel Penilaian Risiko
a) Risiko kerja apa saja yang terdapat pada mesin tersebut? (Pekerja, HSE, Rekan kerja/maintenance)
b) Seberapa sering dan parahkah potensi bahaya tersebut menimbulkan kecelakaan? (Pekerja, HSE)
c) Kecelakaan kerja apa saja yang pernah terjadi di bagian mesin pleating
paper? (HSE)
d) Apakah anda pernah mengalami atau melihat rekan kerja anda kecelakaan kerja di bagian mesin pleating paper? Jika pernah, kapan
126
kecelakaan tersebut terjadi dan ceritakan kronologisnya. (Pekerja, Rekan kerja/ maintenance)
e) Menurut anda seberapa sering kejadian kecelakaan serupa tersebut terjadi? (Pekerja)
f) Selain peristiwa pertama, apakah ada peristiwa lainnya yang terjadi di bagian mesin pleating paper? (Pekerja)
3. Variabel Pengendalian Risiko
a) Apa dampak dari kecelakaan tersebut? (Pekerja, HSE, Rekan kerja/maintenance)
b) Upaya apa yang langsung dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi kecelakaan yang terjadi kepada pekerja? (Pekerja, HSE, Rekan kerja/maintenance)
c) Apakah anda menggunakan Alat Pelindung Diri saat bekerja? (Pekerja)
d) Apakah pekerja diberikan atau difasilitasi Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan pekerjaannya? (HSE)
e) Apakah dari tim SHE memiliki rekaman dokumen terkait kejadian kecelakaan kerja di plant Spin On? khususnya di mesin pleating
paper? (HSE)
C. OUPUT
1. Variabel Efektivitas Penerapan HIRADC
a) Apa yang anda ketahui mengenai HIRADC? Sejauh mana pemahaman anda mengenai HIRADC? (Pekerja)
b) Siapa saja yang terlibat dalam penerapan HIRADC? (Pekerja, HSE) c) Menurut pendapat anda siapakah yang bertanggung jawab dalam
keberhasilan penerapan HIRADC? (Pekerja, HSE)
d) Apakah HIRADC di perusahaan sudah dijalankan dengan baik dan benar? (HSE)
127
e) Sebelum menerapkan HIRADC, upaya atau metode apa yang dilakukan perusahaan untuk mencegah kecelakaan kerja? Bagaimana perubahan yang terjadi selama setahun menerapkan HIRADC? (HSE) f) Apa yang menjadi kendala / hambatan dalam penerapan HIRADC ini?
128
131
Hasil Wawancara Mendalam Kepada HSE
No Variabel Hasil Wawancara
Informan 1 Informan 2
1. a. Jumlah SDM Kalo di sini kan ada beberapa macam
perekruktan ya, dulu tuh dari pertama ada yang namanya perekrutan dari yayasan kemudian ada perekrutan dari harian lepas sama perekrutan dari perusahaan langsung. Kalau ditinjau dari ketiga macam sumber masukan tadi itu kita merasa di lapangan sih cukup, perlu penambahan personil lebih baik.
Cukup. Tapi sebaiknya yang memegang posisi di mesin pleating paper setidaknya 2 orang, yaitu untuk mengatur/setting mesin, dan untuk memotong hasil lipat kertas. Kalau yang bekerja di lapangan kan nyatanya hanya bekerja sendiri. Namun, pekerjaan tersebut masih bisa di handle sih jadi tidak terlalu dipermasalahkan.
b. Pelatihan/training/SOP terkait pekerjaan
Ada, untuk itu kita ada pelatihan product
knowledge, terus kesadaran kualitas, K3, 5S.
Ada jadwalnya juga ada. Setelah dia masuk kerja kita berikan training.
Untuk training-training seperti itu kita ada. Jadi awal masuk orang, 4 hari training di HRD, nah salah satu materinya ada K3, itu ada 2 sesi. Tapi untuk training mesinnya itu OJT.
b. Kesesuaian keterampilan dan pengetahuan SDM
Masih kurang ya pembekalan dari masing- masing sumber perekrutan tadi. Misalkan kalo dari harian lepas otomatis dia lebih kurang pembekalannya daripada yang dari yayasan begitu juga dari perusahaan. Sekarang adanya hanya ada dari yayasan sama harian lepas. Kalo ditinjau dari itu kurang, kurangnya masa on the job training-nya (OJT) hatraining-nya berkisar 1 sampai 3 bulan. Tapi ya sejauh ini pekerja pengalamannya dalam bekerja sudah cukup, kalo yang sudah bekerja di atas 1 tahun sudah mulai terampil lah cuma ya perlu pelatihan lagi, perlu di
Kalo lihat dari waktu OJT-nya 1 sampai 3 bulan mungkin lama ya, tapi kalo kita liat porsi training-nya itu kita masih kurang karena kan masih banyak rentan masalah kecelakaan kerja itu seharusnya ada namanya simulasi. Seharusnya dalam on
the job training kan dia dikenalkan dengan
mesin A tetapi saat dia udah lulus on the
job training begitu dia masuk dalam waktu
selang seminggu eh ternyata dia dipindahkan ke mesin B. Harusnya sih dibekali dengan aplikasi untuk 5 mesin, on
132
arahkan lagi. Soalnya di sini banyak ditemukan itu. Dari
segi pengalaman sudah mencukupi jadi sekarang sudah mengerti dan lebih terampil dalam mengoperasikan mesin.
c. Kesadaran SDM Kalo kesadaran SDM kita kan, tentu kalo dari harian lepas itu kan kita perekrutannya engga melihat latar belakang dan usia tetapi kalo kita di yayasan kan itu kan lebih terstuktur ya. Jadi kalo dilihat dari kesadaran tentu lebih bagus yang di yayasan. Kalo di harian lepas hanya tenaganya saja yang lebih dibutuhkan. Kesadaran dalam menjalankan tugasnya hanya mengejar output, hasilnya saja tanpa sadar bahaya yang ada.
Kesadaran pekerja sejauh ini ya baik sih hanya saja perlu terus diawasi, dipantau dalam melakukan pekerjaannya. Harus terus diingatkan soal bahaya yang ada di lapangan. Mereka juga sudah mematuhi peraturan yang ada sih kayak memakai APD lalu bekerja sesuai SOP. Itu karena di
Plant Spin On pekerjanya direkrut dari
yayasan ya jadi lebih bagus.
d. Kendala dan
penanggulangan masalah SDM
Seperti yang saya jelaskan tadi ya. Pembekalan si orang tersebut mengenai pekerjaannya. Membutuhkan pembelajaran lagi untuk si operator ini masalah spesifikasi yang ada di lapangan supaya tidak salah mengoperasikan. Untuk antisipasinya mungkin kita penempatan OJT-nya lebih lama. Kemudian di sela-selanya kita sisipkan training.
Kendalanya ya masih ada beberapa pekerja yang kurang mengerti ada bahaya dan risiko apa pada pekerjaan yang dia kerjakan. Dan di mesin pleating paper sih ya kendalanya untuk setter sih ya, dia kan masa kerjanya harus di atas 2 sampe 3 tahun baru dia bener-bener punya apa namanya insting lah gitu. Perlu adanya pengenalan mengenai bahaya saat bekerja melalui pelatihan juga pastinya.
2. Budgeting Sumbernya gaji haha karena HIRADC yang melaksanakan orang P2K3. Tidak ada anggaran untuk membuat itu karena untuk membuat dokumen itu biasanya ya memang P2K3 bertugas untuk itu. Tapi untuk apa
Untuk HIRADC tidak ada anggaran khusus ya. Kalo pengobatan dari kecelakaan kerja itu pasti ada dari ditanggung dari BPJS Ketenegakerjaan nah tinggal di klaim ke mereka. Nah kita punya klinik di sini sudah
133
namanya, pemasangan rambu-rambu terus misalnya ada yang harus ditutup itu termasuk biaya maintenance rutin aja. Tidak ada anggaran khusus untuk HIRADC, cuman itu aja sih pelatihan aja. Sejauh ini sih untuk kecukupan dana, sudah cukup terpenuhi ya. Baik dana untuk orang, mesin atau lingkungan. Kalo dana untuk orang sendiri kan kita bekerjasama dengan BPJS ya, untuk mesin dan lingkungan juga tidak ada kendala. Perusahaan mendukung penuh dari segi angggaran.
bisa menerima BPJS Kesehatan ya, tapi nanti masalah masuk ke kecelakaan kerja kan itu udah masuk ke ranahnya BPJS Ketenagakerjaan itu langsung diurusin sama bagian personalia untuk diklaimnya itu. Engga ada anggaran dari kita, cuma anggaran dari kita itu jatah pengobatan aja kalo sakit tapi bukan kecelakaan kerja. Waktu itu ada kebakaran di oven pleating
paper perusahaan memberikan dana untuk
memperbaiki itu, tapi ya itu masuk ke biaya perawatan rutin gedung. Kendala dana engga ada sih, manajemen memberikan penuh, kurang apa kurang apa. Semuanya kebutuhan ya terpenuhi dan cukup.
3. Sarana dan prasarana Fasilitas ada, banyak yaa itu APD, terus spanduk keselamatan maksudnya rambu-rambu gitu ya, kemudian ruangan untuk pelatihan training misalnya kemarin ada pelatihan safety driving, lalu kita juga ada kotak P3K terus ada klinik juga. Itu fasilitas- fasilitas untuk menggalakkan penerapan HIRADC biar ada kesadaran keselamatan bekerja dan penanggulangannya. Kalo dari segi keadaan dan kecukupan fasilitas yang ada sudah cukup baik ya. Kami kontrol rutin setiap hari kamis, jadinya mencukupi kebutuhan. Kendalanya ya operator suka tidak mencatet di list gitu apa yang dia ambil
Fasilitas yang diberikan ada APD, safety
sign, APAR, hydrant, kotak P3K, tandu,
terus klinik. Udah yaa paling itu-itu aja sih fasilitas yang kita berikan buat penerapan HIRADC. Semua fasilitas itu menurut saya sudah cukup baik ya keadaannya karena kita selalu mengontrol kelengkapan keadaan dari sarana prasarana. Kayak misalnya, APAR tabungnya kosong atau tidak terus tanggal kadaluarsanya kapan itu di cek, setiap bulan di cek minggu ke-2. Ada lagi kotak P3K isinya dikontrol juga oleh penanggung jawabnya, isinya yang kurang apa, dicocokan dengan listnya,
134
misalnya di kotak P3K ada listnya apa aja yang tersedia, asal maen ambil aja tidak mencatat jadi kami ga tau.
seminggu sekali di check. Kendalanya tidak ada yang mencatat kalo ambil ngambil fasilitas yang digunakan, kayak di kotak P3K ya, operator sering tidak bertanggung jawab ngambil engga dicatat.
4. Kebijakan manajemen Kalo kebijakan perusahaan kita sih apa ya, iya sudah ada, kita kan corporate ya jadi ada kebijakan manajemen perusahaan bentuknya dalam SOP itu, cuma sistemnya belum berjalan dengan baik, belum ada konsistensinya. Ya karena susah koordinasinya dengan induknya HSE dalam
corporate. Kebijakan manajemen dengan
tujuan dan sasaran untuk penerapan HIRADC yaa sudah sesuai tinggal nunggu komitmennya aja ini.
Untuk atensi ke sana sih ada cuma banyak kesibukan sendiri-sendiri jadi yaa mau dikerjain terserah tidak dikerjain terserah. Komitmennya masih belum ya, masih kurang maju mundur aja jadinya kita. Makanya gaungnya lebih ke 5S lebih condong diarahkan ke sono. Semua sudah sesuai, mulai dari tujuan, visi misi sudah jelas semua, itu targetnya sudah punya cuma untuk menjalankan tiap hari engga ada komitmen dari perusahaan, manajemen juga. Makanya untuk menggabungkan komitmen berbagai pihak itu susah. Kita (HSE) sudah semangat tapi dari bagian produksi engga, kemudian manajemen juga engga.
5. Identifikasi bahaya Sebenarnya sangat berbahaya atau tidak itu tergantung dari tipe mesin pleating paper dan jenis paper itu sendiri. Ada yang lewat proses preheating, ada yang lewat
preheating curing, ada yang engga
dua-duanya. Tergantung jenis papernya dan yang berbahaya yang papernya itu engga di oven. Iya itu bisa resin, bisa alergi nah ada
Kalo untuk mesin pleating paper sendiri ya sumber bahayanya kebanyakan dari medianya, media paper aja udah ada potensi bahayanya, debu paper itu ada resin bikin alergi dan bersifat karsnogenik juga ya. Terus pada saat pasang paper, roll
papernya juga bisa membuat tangan
135
satu item di HIRADC itu dari segi paper terpapar paper kan. Pemotongan paper paling yang sering terjadi kecelakaan itu sih, tersayat pisau cutter gitu. Jenis bahayanya ya kimiawi untuk terpapar media paper terus bahaya mekanik juga bisa. Sumber bahaya lainnya bisa juga dari saat loading roll paper itu bisa tertimpa kalo dia masangnya pake
hoist crane engga benar, jenis mekanik kalo
yang ini. Kemudian uap panas oven bikin sakit ke mata, panas kena resin itu. Dan hal tersebut masuk ke dalam bahaya fisik
paper bisa kena uap panasnya kemudian
pisau potong buat potong papernya itu masih menggunakan pisau cutter yang biasa itu loh jadi pekerja sering tersayat. Nah itu yang paling berbahaya proses cutting dan
curing. Sumber-sumber bahayanya sama
potensinya yang di lapangan itu sih. Oh kalo jenis bahayanya lebih ke bahaya fisik sama mekanik oh iya satu lagi kimiawi yang dari resin paper itu.
6. Penilaian risiko Risikonya luka memar, alergi, iritasi, tersayat, sesak napas. Kecelakaan kerja selain itu apa ya oh oven untuk pematangan
paper pernah terbakar karena debu paper
numpuk gitu terus oven menyedot debunya ya jadi terbakar. Kecelakaan-kecelakaan itu engga sering sih, jarang tapi pernah. Ya tapi ada tapi jarang.
Risikonya terjepit roll paper memar, tertimpa material paper, terus tersayat saat
cutting itu, pernapasan karena terpapar dari
jenis paper tadi bisa, terus oven kan yang dibakar paper nah panas resin sisa paper, uap panas gitu perih itu kalo kena mata kayak apa ya abis makan kecipratan cabe rawit tapi ini tertentu sih ya tergantung jenis
paper. Kalo tersayat dan gitu gitu juga ga
terlalu sering cuma pernah terjadi. 7. Pengendalian risiko Dampaknya engga begitu serius sih kalo
diliat dari kejadian-kejadian yang tadi kayak kesayat, kejepit itu cuma dikasih P3K aja kalo emang itu ya ke klinik. Kalo pernapasan kan dampaknya jangka panjang ya, alergi juga. Alergi gitu ya solusinya dia dipindahkan, kalo dia dipaksa di situ terus
Upaya yang kita lakukan ya pastinya lakuin sesuai dengan hirarki pengendalian yang ada ya. Tapi kita tinjau dulu dari prosedurnya, apakah sudah bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada atau tidak. Kemudian baru kita lakukan tindakan, misal kemaren terjadi kebakaran oven,
136
bisa berdampak panjang yang cukup serius. Upaya yang kita lakukan biasanya kita tinjau dari SOPnya gimana udah benar engga kemudian dari prosesnya operator tersebut dia sesuai engga dengan SOP. Standar dulu kita tinjau. Pekerja juga diberikan APD yang sesuai dengan pekerjaannya, soalnya waktu kita merumuskan proses sudah kita perhitungkan, sudah kita petakan.
kejadiannya kita tinjau dulu terus baru diperbaiki mesin, kemudian ada pekerja yang alergi karena debu paper kita pindahkan ke mesin laen bergantian gitu, terus sama pake APD sih. Kalo terjadi luka-luka begitu ya paling dikasih P3K dulu kalo ternyata memang parah ya ke klinik, seperti itu sih.
8. a. Keterlibatan dan
bertanggungjawab dalam
keberhasilan penerapan
HIRADC
Aktualnya yang terlibat sih anggota HSE sendiri sama ya operatornya. Kalo sesuai SK sih yang bertanggungjawab dalam keberhasilan sih semua ya, semua karyawan yang ada di PJM harus bertanggungjawab semuanya.
Semua harus terlibat ya karena kalo cuma HSE doang juga ga bakal jalan. Staff, operator juga perlu terlibat untuk membantu kita. Pokoknya semua elemen dari HSE, staff, operator, karyawan punya kans untuk
bertanggungjawab biar berhasil
penerapannya ini, jadi tercapai itu zero
accident. Tapi ya kenyataannya susah,
masih banyak yang kurang sadar. b. Efektivitas penerapan
HIRADC
Seperti yang saya jelaskan tadi ya kalo kita visi misi, goalnya itu sudah benar, langkah-langkah yang kita lakukan sudah benar, cuma intinya itu apa sih yaa kerjasama. Masih kurang kesadaran dari manajemen, operator dan sebagainya. Perlu diperbaiki lagi dari segi itunya. Kita terus melakukan evaluasi sih, kita review terus
perkembangannya gimana gimana
penerapan HIRADC ini. Kita ada semacam sanksi, punishment lah jadi ada rapot, rapot
Dibilang sudah baik dan efektif banget belom ya. Karena masih banyak yang belom paham sadar bagaimana kerja aman. Kami sih HSE sudah melakukan berbagai cara ya untuk mencegah hal-hal yang tidak diingikan, cuma ya balik lagi kita kan ga bisa bekerja sendiri butuh kerjasama dari semua pihak. Kita kasih minus poin juga untuk staff, operator kalo ada kecelakaan kerja berat. Dari pengendalian pun belom cukup efektif sebenernya cuma karena ya
137
untuk operator, staff. Kalo ada kecelakaan kerja berat kita ada pengurangan poinnya.
itu kurang SDM juga dari tim HSE, jadi yang mengerti HIRADC juga sedikit sementara PJM sendiri banyak pekerjanya, kurang ada yang kontrol.
c. Kondisi sebelum dan sesudah
Sebelum diterapkan HIRADC paling metodenya korektif sama menggunakan APD sih. Perubahan setelah ada HIRADC kita jadi bisa memetakan kan ya mana potensi-potensi yang dulunya masih gelap dan lebih tau secara detail.
Tidak ada, pas ada kecelakaan baru ada tindakan. Untuk jangka panjangnya paling menggunakan APD. Dengan adanya HIRADC jadi lebih ke arah sih, lebih tau kegiatan mana saja yang berpotensi bahaya. Bisa kita ambil tindakan preventif dan penanggulangannya apa.
d. Kendala dalam penerapan HIRADC
Kendalanya ya tadi kerjasama, koordinasi antar manjemem, HSE, staff, operator. Kurangnya pengetahuan staff, operator mengenai bahaya, masih tersendat. Man
power juga untuk memberikan training
kurang.
Kerjasama dari semua pihak masih kurang, kesadaran untuk kerja aman dari individu juga masih kurang, dari pengetahuan soal bahaya juga masih kurang. Ada sih pelatihan/training cuma masih terbatas waktu dan orang yang memberikan training juga masih kurang.
138
Hasil Wawancara Mendalam Kepada Pekerja
No Variabel Hasil Wawancara
Informan 3 Informan 4 Informan 5
1. a. Jumlah SDM Kalo menurut saya sih cukup ya. Cuma dulu untuk jumlah operator, 1 mesin itu dua orang soalnya untuk 1 mesin itu satu untuk setter yang setting dia menyiapkan dari depan terus yang belakang cutting sama menyiapkan wadah.
Saya bekerja sendiri sih kecapean pasti, untuk setting mesin sama potong paper ini, dibilang kerepotan sih kerepotan gimana ya cuma dia engga sampe bikin risiko mbak, eemm ya gimana ya cukup cukup aja sih, engga masalah kalo kerja sendiri juga tapi lebih cepet kalo berdua.
Menurut saya sih cukup mbak, sendiri juga bisa mengoperasikan mesin, cuma ya lebih enak lagi kalo berdua. Bisa lebih fokus kerjanya.
b.
Pelatihan/training/SOP terkait pekerjaan
Training K3 gitu, kita ada kok mbak. SOP kita ada sudah terpampang di line-nya juga.
Ada, kalo training soal kerjaan ini dikasih mbak pas awal saya mau kerja. Iya SOP juga ada.
Iya pasti ada mbak SOP sama training K3.
2. Sarana dan prasarana Kalo yang ada di sini ya APAR, terus APD udah baru itu oh sama klinik. Sudah cukup memadai sih, semua masih layak pakai karena di cek terus, penggunaan APARnya pun kalo sudah kadaluarsa diganti.
APD doang mbak kayaknya engga ada lagi. Cukup baik sih mbak ini, memadai.
Apa ya mbak fasilitasnya, ya itu APD, klinik di depan itu. Udah itu aja.
3. Identifikasi bahaya Bekerja di mesin pleating paper itu bahaya sekali. Sumber bahayanya kita menggunakan bahan media paper ya dengan berbagai jenis, potensinya ya
paper ini mengandung resin atau
Bahaya tapi dalam jangka panjang. Sumber bahayanya dari paper, debunya itu bahaya, terus cutting, paling kejepit roll
slitting, oh iya sama besi
panas. Udah sih mbak itu
Ini roll paper tangan bisa terjepit, ganti pisau slitting bisa kesayat juga kejepit juga, roll pleater ini juga bisa kejepit, oven panas bisa kebakaran, terus
139
debunya, kemudian bagian
slitting potensinya tangan terjepit, oven potensi bahayanya sering ada penumpukan resin itu, bisa terbakar, pisau potong
paper kita kan masih pake yang
manual ya jadi suka tersayat. Jenis bahayanya ya ke mekanik sama fisik ya kebanyakan.
doang kayaknya kalo di sini mah. Untuk jenis bahayanya yaa kimiawi
motong paper ini tergores, kesayat. Terus debu
papernya juga bahaya bisa
mengendap di paru-paru. Kalo menurut saya bahaya fisik ya yang kayak gitu sama apa itu namanya, bahaya kimia gitu lah. 4. Penilaian risiko Risiko kerjanya ya itu bisa
terjadi luka memar, alergi, kebakaran mesin, luka sayat. Kalo untuk bahan media paper cukup sering sih tergantung dari kulit pekerja juga ya bisa parah juga alerginya bisa seluruh badan, ada yang sampe begitu terus resinnya itu parah dalam jangka 1 – 3 tahun paru-paru bisa jebol. Terus kalo terjepit
slitting pernah terjadi cuma
jarang, menurut saya sih sedang lah memarnya. Kebakaran mah jarang terjadi cuma fatal juga jadinya kalo engga segera ditanganin. Yang sering itu tersayat cutter tapi ya engga terlalu parah.
Paru-paru bisa rusak kalo kena debu paper, cutting paling lecet, kesayat sering sih kalo kena cutter sering, kena besi panas sering iya luka bakar kayak gimana ya melepuh, kejepit roll slitting jarang cuma pernah sekali dua kali bengkak doang gitu.
Kalo kejepit roll paper, roll pleater gitu jarang sih tapi bisa jadi kejepit, ada yang pernah kejepit juga. Yang sering ya ini kesayat pisau potong kertas, soalnya kan motongnya
manual. Kecelakaan
laennya pernah sih itu
mesin oven buat
pematangan paper kebakar karena ada penumpukan debu paper terus debunya itu kesedot ke blower mesin oven ya jadi kebakar.
140
tidak bisa bekerja sementara karena harus dapat perawatan, kemudian oven terbakar ya mesin produksi dihentikan
sementara. Upaya yang
dilakukan perusahaan itu
meninjau kembali ya
kesalahannya dari mesin atau operator nih, jadi ya di training kembali dengan bahaya yang ada di sekitar kita apabila kita lalai dalam menjalankan SOP. Kalo yang luka-luka gitu paling dibawa ke klinik mbak.
panjang doang sih ya yang paru-paru sampe kena resin bahaya itu. Upayanya ya langsung dibawa ke klinik, kalo cuma sedikit mah engga kalo kayak kulit melepuh itu dibawa ke klinik.
ya mesin sempet mati sementara sih untuk di cek dan diperbaiki gitu. Tapi
engga sampe parah
soalnya cepet
ditanggulangin. Terus kalo luka-luka gitu juga engga sampe ganggu kerja, ganggu sih sebenernya cuma ga lama berapa jam istirahat juga udah bisa kerja lagi. Upayanya ya itu dicari tau dulu kenapa bisa begitu, ditanyain sudah kerja sesuai SOP belom, terus diliat lagi ini karena
mesin apa karena
kesalahan operator. Kalo yang luka ya dibawa ke klinik.
6. a. Pengetahuan mengenai HIRADC
Kalo HIRADC ya jujur saya baru tau sekarang ini. Jadi ya belom paham itu apaan.
Belom, belom tau. Saya juga baru kok mbak.
Aduh itu apa ya mbak haha saya baru tau ini, ga tau apaan mbak.
b. Keterlibatan dan yang bertanggungjawab dalam keberhasilan penerapan HIRADC
Ya mulai dari staffnya terus ketua regunya sama si operator itu sendiri. Kalo menurut saya sih staff yang bertanggungjawab supaya HIRADC ini berjalan, setau saya ya mbak hehe.
Menurut saya, operator kali ya. Yang bertanggungjawab ya K3 kali ya. Kurang begitu ngerti mbak hehe.
Kalo menurut saya kayak yang mbak jelasin sih ya, semuanya mesti terlibat
deh. Kalo yang
bertanggungjawab P2K3 mungkin ya.
141
Hasil Wawancara Mendalam Kepada Rekan Kerja/Maintenance
No Variabel Hasil Wawancara
Informan 6 Informan 7
1. a. Identifikasi bahaya Ya berbahaya lah mbak semua. Kalo jenis bahaya mekanik biasanya. Sumber bahayanya dari papernya juga dia mengandung resin ya, itu kimia kan ya bahaya sekali. Potensinya ya paru-paru itu ngendap resinnya bisa kanker. Terus ketimpa bahan itu bisa terjadi, kejepit roll
pleater, kebakaran mesin karena resin.
Kena pisau juga bisa luka sobek terus kena besi panas.
sumber bahayanya ya itu dari roll paper roll
pleater potensinya dia bisa terjepit, besi panas
potensinya luka bakar, oven pematang paper potensinya uap panasnya itu terus juga papernya ada resinnya debunya gitu mbak sama palingan pisau slitting bisa terjepit sama pisau cutter kesayat ya. Jenis bahayanya ya mbak biasanya sih fisik terus mekanik sama kiamiawi udah kayaknya itu aja deh mbak yang ada di mesin ini mah.
b. Penilaian risiko Risikonya bisa luka memar, luka bakar, kebakaran mesin, tersayat pisau, sesak napas karena resin masuk ke paru-paru itu. Kalo untuk terjepit, tertimpa, kebakaran itu jarang ya mbak terjadi. Terus luka memar sama tersayat gitu juga engga begitu parah ya menurut saya.
Ya itu mbak yang kayak saya tadi bilang sih. Ya luka memar gitu mbak bengkak dibilang parah sih engga ya jarang juga karena operator udah tau biasanya, terus luka sayat sering terjadi juga tapi ga begitu parah terus luka bakar lumayan sering kayaknya ya. Oh sama kebakaran mesin oven ya itu pernah terjadi tuh kecelakaan kerja itu.
c. Pengendalian risiko Dampaknya ya si pekerja keganggu kerjaannya. Ya kalo buat kecelakaannya sendiri si korban ya langsung dibawa ke klinik.
Kalo yang kebakaran dampaknya ya produksi off mbak terhambat, upayanya ya dicari tau dulu penyebabnya kenapa terus kita cek deh terus diperbaiki. Kalo kayak kecelakaan yang luka sayat, memar, luka bakar itu yang saya tau langsung dibawa ke klinik situ.