• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN PERTOKOAN, PERKANTORAN, PERDAGANGAN DAN JASA ROYAL PALACE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN PERTOKOAN, PERKANTORAN, PERDAGANGAN DAN JASA ROYAL PALACE"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT

PEMBANGUNAN PERTOKOAN,

PERKANTORAN, PERDAGANGAN DAN

(2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI BAB IV HASIL DAN

PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(3)

Sidoarjo merupakan daerah penyangga Surabaya dimana

pertambahan jumlah penduduk mempengaruhi terjadinya

peningkatan aktivitas ekonomi dan sosial di kabupaten

Sidoarjo.

Untuk menyediakan sarana dan prasarana di Sidoarjo PT.

Dipta Wimala membangun pertokoan, perkantoran,

perdagangan, dan jasa Royal Palace dan diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan pusat kegiatan perekonomian di

Kabupaten Sidoarjo.

Akibat dari pembangunan pertokoan, perkantoran,

perdagangan, dan jasa Royal Palace tersebut adalah

semakin meningkatnya arus transportasi terutama di Jalan

H. Soenandar sehingga dapat menimbulkan kemancetan.

Untuk pemecahannya akan dijelaskan secara rinci pada

Tugas Akhir dengan mengetahui kinerja ruas jalan

tersebut saat ini, kemudian menganalisa kondisi dan

kinerja ruas jalan tersebut akibat pembangunan

pertokoan, perkantoran, perdagangan, dan jasa Royal

Palace dalam kurun waktu rencana.

(4)

Bagaimana kinerja ruas jalan H. Soenandar saat

ini yang berada di depan pembangunan

pertokoan, perkantoran, perdagangan dan jasa

Royal Palace yang akan dibangun.

Seberapa besar tarikan yang akan terjadi akibat

akibat pembangunan pertokoan, perkantoran,

perdagangan, dan jasa Royal Palace.

Bagaimana kinerja ruas jalan H. Soenandar

setelah adanya tarikan lalu lintas akibat dari

beroperasinya pertokoan, perkantoran,

perdagangan, dan jasa Royal Palace.

Bagaimana manajemen lalu lintas yang

(5)

Menghitung kinerja ruas jalan H. Soenandar saat

ini yang berada di depan pembangunan

perkantoran, perdagangan, dan jasa Royal Palace

yang akan dibangun.

Menghitung Seberapa besar tarikan yang akan

terjadi akibat akibat beroperasinya pertokoan ,

perkantoran, perdagangan, dan jasa Royal Palace.

Menghitung Bagaimana kinerja ruas jalan H.

Soenandar setelah adanya tarikan lalu lintas

akibat dari beroperasinya perkantoran,

perdagangan, dan jasa Royal Palace.

Merencanakan manajemen lalu lintas yang

(6)

 waktu yang direncanakan adalah tahun 2015, diasumsikan ketika

pertokoan, perkantoran, perdagangan, dan jasa Royal Palace telah mulai beroperasi dan tiga tahun selanjutnya yaitu pada tahun 2018.

 Jalan yang ditinjau penulis adalah pada ruas Jalan H.Soenandar  Data yang dibutuhkan yaitu data primer yang didasarkan pada

hasil survey lapangan dan data sekunder didapat dari instansi terkait dan pihak pengembang.

 Pada jam sibuk ( peak hours) yaitu pada pagi dan sore hari pada

hari kerja didapatkan volume puncak kendaraan.

 Tidak ada perubahan land use / tata guna lahan sejak

perencanaan sampai beroperasi.

 Tidak memperhitungkan jumlah antrian kendaraan.  Kendaraan yang keluar dari Pertokoan, Perkantoran,

Perdagangan dan Jasa Royal Palace dilarang langsung berbelok melewati Jalan Airlangga.

(7)
(8)

keterangan :

: arah pergerakan

: simpang yang ditinjau

Jl . H . S o en and ar

(9)

MULAI IDENTIFIKASI MASALAH DASAR TEORI SURVEI PENDAHULUAN A PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER DATA SEKUNDER

ANALISA KONDISI EKSISTING RUAS DAN SIMPANG

(10)

A

ANALISA KONDISI PADA 2015 DAN 2018

ANALISA TARIKAN KENDARAAN ANALISA PEMBEBANAN DS jaringan jalan pada 2015 dan 2018

MANAJEMEN LALU LINTAS

(11)

 Geometri jaringan jalan

 Data geometri simpang 4 Raya H.

Soenandar – Raya Kutuk Barat – Raya Diponegoro – Raya KH. Mukmin.

Jumlah lengan : 4

lengan

Tipe persimpangan:persimpangan bersinyal

 Data geometri Ruas Jalan Gatot

Subroto

Lebar Jalan : 10,5 m

Tipe jalan : 3 lajur / 1

arah

 Data geometri ruas Jalan H. Soenandar

Lebar jalan : 10,5 m

Tipe jalan : 3 lajur/1 arah

• Data geometri ruas Jalan Raya Larangan

Lebar jalan : 10 m

Tipe jalan : 2 lajur/ 2 arah

• Data geometri ruas Jalan KH Mukmin

Lebar jalan : 10 m

Tipe jalan : 2 lajur/ 1 arah

• Data geometri ruas Jalan Diponegoro

Lebar jalan : 11 m

Tipe jalan : 3 lajur/ 1 arah

• Data geometri ruas Jalan Kutuk Lebar jalan : 8 m

Tipe jalan : 2 lajur/ 2 arah

(12)

Pada ruas Jalan gatot Subroto, ruas Jalan Raya

Larangan dan ruas Jalan H. Soenandar.

(13)

• Pada persimpangan H. Soenandar – KH. Mukmin – Diponegoro − Kutuk

(14)

Data Jumlah Kendaraan Bermotor di Sidoarjo

LV

HV

MC

2002

35385

15668

238.967

2003

38344

17165

285.540

2004

41569

18756

337.636

2005

42899

18179

347360

(15)

y = 912,4x - 2E+06 R² = 0,757 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Pe rt um buh an Tahun

Grafik Hubungan Volume HV Dengan Waktu

Series1

Linear (Series1)

No Tahun Jumlah Kendaraan Pertumbuhan Pertumbuhan (x) (y) (%) rata-rata 1 2005 18179 -2 2006 20635,4 13,51% 3 2007 21547,8 4,42% 4 2008 22460,2 4,23% 5 2009 23372,6 4,06% 6 2010 24285 3,90% 7 2011 25197,4 3,76% 8 2012 26109,8 3,62% 9 2013 27022,2 3,49% 10 2014 27934,6 3,38% 11 2015 28847 3,27% 12 2016 29759,4 3,16% 13 2017 30671,8 3,07% 14 2018 31584,2 2,97% 15 2019 32496,6 2,89% 16 2020 33409 2,81% 4,17%

(16)

y = 2576,x - 5E+06 R² = 0,973 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Pe rt um buh an Tahun Series1 Linear (Series1)

Grafik Hubungan Volume LV

Dengan Waktu

No

Tahun

Jumlah Kendaraan Pertumbuhan Pertumbuhan

(x)

(y)

(%)

rata-rata

1

2005

42899

-2

2006

48568,2

13,22%

3

2007

51144,9

5,31%

4

2008

53721,6

5,04%

5

2009

56298,3

4,80%

6

2010

58875

4,58%

7

2011

61451,7

4,38%

8

2012

64028,4

4,19%

9

2013

66605,1

4,02%

10

2014

69181,8

3,87%

11

2015

71758,5

3,72%

12

2016

74335,2

3,59%

13

2017

76911,9

3,47%

14

2018

79488,6

3,35%

15

2019

82065,3

3,24%

16

2020

84642

3,14%

4,66%

(17)

y = 37728x -8E+07 R² = 0,94 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 2000 2002 2004 2006 Pe rt um buh an Tahun Series1 Linear (Series1)

Grafik Hubungan Volume MC Dengan Waktu

Tahun Jumlah Kendaraan Pertumbuhan Pertumbuhan

(x)

(y)

(%)

rata-rata

1

2005

347360

-2

2006

434425

25,06%

3

2007

472153

8,68%

4

2008

509881

7,99%

5

2009

547609

7,40%

6

2010

585337

6,89%

7

2011

623065

6,45%

8

2012

660793

6,06%

9

2013

698521

5,71%

10

2014

736249

5,40%

11

2015

773977

5,12%

12

2016

811705

4,87%

13

2017

849433

4,65%

14

2018

887161

4,44%

15

2019

924889

4,25%

16

2020

962617

4,08%

No

7,14%

(18)

No Bagian Luas (m2) Presentase (%)

1 Luas blok bangunan pertokoan dan perkantoran 18.178,2 60

2 Fasilitas umum / fasilitas sosial (termasuk lahan parkir dengan kapasitas 500 mobil dan 1000 motor)

6.059,4 20

3 RTH 6.059,4 20

Luas Total 30.297,0 100

4 Luas blok yang terbangun 45.779

Nama Bangunan Analog Luas Efektif

(m2)

Ruko Sental Jenggolo 3671,98

Sidoarjo Town Square 24080

(19)
(20)

JENIS KEGIATAN TARIKAN LUAS EFEKTIF

(smp/jam) (m2)

Ruko Sental Jenggolo 36 3671,98

Sidoarjo Town Square 126 24080

Suncity Sidoarjo 285 50016,3 y = 0,005x + 8,851 R² = 0,991 0 50 100 150 200 250 300 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 T ar ik an K en d ar aa n Luasan Bangunan

Luasan Mall Analog vs Tarikan Kendaraan

Luas efektif Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa Royal Palace adalah sebesar 30.297 m2, sehingga bangkitan tarikan lalu

(21)

Analisa kinerja jaringan jalan pada 2015 tanpa hasil

tarikan kawasan

Volume dan DS persimpangan H. Soenandar – KH. Mukmin – Diponegoro − Kutuk

(22)
(23)

Pembebanan kawasan

59% 41%

93% 7%

(24)

Volume dan DS Ruas Jalan di Sekitar Royal Palace

(25)

Volume dan DS persimpangan KH. Mukmin – H.

Soenandar – Diponegoro – Kutuk setelah

beroperasinya Royal Palace

(26)

Volume dan DS persimpangan H. Soenandar – KH.

Mukmin – Diponegoro – Kutuk tahun 2018 sebelum

dibebani oleh tarikan.

(27)

Volume dan DS persimpangan H. Soenandar – KH.

Mukmin – Diponegoro – Kutuk tahun 2018 setelah

dibebani oleh tarikan.

(28)

Volume dan DS Ruas Jalan H. Soenandar – Gatot

Subroto – Larangan tahun 2018 sebelum dibebani

oleh tarikan.

(29)

Volume dan DS Ruas Jalan H. Soenandar – Gatot

Subroto – Larangan tahun 2018 setelah dibebani

oleh tarikan.

(30)

1. Pengaturan terhadap waktu siklus APILL pada

persimpangan Jl. KH. Mukmin – Jl. H. Soenandar – Jl

Diponegoro – Jl. Kutuk.

Pada persimpangan Jl. KH. Mukmin – Jl. H. Soenandar – Jl

Diponegoro – Jl. Kutuk kondisi eksisting peak pagi hari dan sore hari lamanya green time untuk fase I adalah 20 detik dan intergreen 4

detik, sedangkan lamanya green time untuk fase II adalah 25 detik dan intergreen 4 detik.

Setelah di analisa ternyata pada fase II, pada peak pagi terdapat pendekat yang DSnya menujukkan nilai > 0,75 yaitu pada pendekat H. Soenandar lurus dari selatan ke utara.

Lamanya green time dan intergreen pada persimpangan Jl. KH.

Mukmin – Jl. H. Soenandar – Jl Diponegoro – Jl. Kutuk pada kondisi tahun 2018 dimana saat Kawasan Royal Palace telah 3 tahun beoperasi dicoba untuk memakai lamanya green time peak pagi dan peak sore untuk fase I adalah 20 detik dan intergreen 4 detik, sedangkan lamanya green time untuk fase II adalah 37 detik dan intergreen 4 detik.

(31)

Volume dan DS persimpangan KH. Mukmin − Jl. H.

Soenandar – Jl Diponegoro – Jl. Kutuk pada 2014 dan

akibat beroperasinya Kawasan Royal Palace selama 3

tahun setelah dilakukan pengaturan waku siklus

(32)

2. Perbaikan geometri dengan melakukan

pelebaran jalan pada ruas Jalan Raya Larangan

Pada tahun 2018 yaitu setelah 3 tahun

beroperasinya

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa

Royal Palace, derajat kejenuhan ruas Jalan Raya

Larangan setelah ditambah tarikan diprediksikan

akan melebihi 0,8 terutama pada puncak pagi

yaitu 0,917.

Untuk mengantisipasi keadaan tersebut dapat

dilakukan pelebaran jalan. Dimana pada Jalan

Raya Larangan yang semula memiliki lebar 10 m

untuk 2 arah akan dilebarkan yakni sebesar 2 m.

Sehingga dengan pelebaran Jalan Raya Larangan

menjadi 12 meter untuk 2 arah diharapkan dapat

mengurangi derajat kejenuhan sehingga DS <

0,8 . Sehingga DS Jalan Raya Larangan pada

(33)

3. Pemasangan rambu

Pemasangan rambu larangan berhenti sebanyak 4

(unit) .

Pemasangan rambu hati-hati sebanyak 1 (satu) unit.

Pemasangan rambu prioritas sebanyak 1 (satu) unit

yang dipasang di akses keluar menghadap ke barat.

Pemasangan rambu tempat penyeberangan orang

sebanyak 2 (dua) unit yang dipasang pada zebra

cross.

Pemasangan rambu larangan masuk bagi semua

kendaraan sebayak 1 (satu) unit yang dipasang pada

akses keluar menghadap ke arah barat.

Pemasangan rambu lajur atau bagian jalan yang wajib

dilewati sebanyak 2 (dua) unit yang dipasang pada

akses masuk.

Pemasangan rambu tempat parkir sebanyak 11

(sebelas ) unit yang dipasang pada tempat parkir di

dalam kawasan.

(34)

1. Kondisi jaringan jalan eksisting pada tahun 2014 menurut hasil

analisa perhitungan didapatkan bahwa Derajat Kejenuhan (DS) masih dibawah 0,8

2. Besarnya tarikan kendaraan yang akan dihasilkan oleh

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa Royal Palace ketika sudah beroperasi pada tahun 2015 menurut hasil analisa

perhitungan adalah sebesar 161 smp/jam. Jumlah tarikan tersebut nantinya akan membebani ruas dan persimpangan jalan di sekitar wilayah Royal Palace tersebut.

3. Kondisi jaringan jalan pada 2015 saat

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa Royal Palace sudah beroperasi menurut hasil analisa perhitungan didapatkan bahwa Derajat Kejenuhan (DS) masih dibawah 0,8

4. Kondisi jaringan jalan pada 2018 setelah

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa Royal Palace sudah beroperasi selama 3 tahun menurut hasil analisa perhitungan

didapatkan bahwa Derajat Kejenuhan (DS) rata – rata masih dibawah 0,8, Kecuali pada :

 ruas Jl. Raya Larangan, yaitu dengan DS = 0,917 pada puncak pagi

dan DS = 0,47 pada puncak sore.

 Pada persimpangan Jalan KH. Mukmin − Jl. H. Soenandar – Jalan

Diponegoro – Jalan Kutuk, dimana pendekat Jl. H. Soenandar lurus ke Jl. Diponegoro memiliki DS = 0,839 pada puncak pagi dan DS = 0,625 pada puncak sore.

(35)

5.

Masukan Manajemen lalu Lintas jaringan jalan sebagai

antisipasi beroperasinya

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa Royal

Palace pada 2018 bisa di bedakan menjadi solusi jangka

pendek dengan pemasangan rambu – rambu peringatan.

6.

Dan solusi jangka panjang dengan rekayasa lalu-lintas

untuk jaringan jalan di sekitar kawasan adalah:

Pengaturan terhadap waktu siklus APILL pada

persimpangan Jl. KH. Mukmin – Jl. H. Soenandar – Jl

Diponegoro – Jl. Kutuk.

Perbaikan geometri dengan melakukan pelebaran jalan

pada ruas Jalan Raya Larangan dimana pada Jalan Raya

Larangan yang semula memiliki lebar 10 m untuk 2 arah

akan dilebarkan yakni sebesar 2 m. Sehingga dengan

pelebaran Jalan Raya Larangan menjadi 12 meter untuk 2

arah diharapkan dapat mengurangi Derajat kejenuhan

sehingga DS < 0,8 . Sehingga DS Jalan Raya Larangan pada

puncak pagi yang semula 0,917 menjadi 0,628.

(36)

Diperlukan studi lanjutan mengenai rekayasa

desain pelebaran ruas dan perubahan desain

serta pengaturannya.

Diperlukan studi lajutan mengenai dampak

dioperasikannya

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa

Royal Palace lanjutan untuk umur rencana lebih

dari 3 tahun sesudah Royal Palace beroperasi

(tahun 2015)

Diperlukan studi lanjutan mengenai rekayasa

perencanaan jalur akses masuk dan keluar dari

Pertokoan, Perkantoran, Perdagangan dan Jasa

Royal Palace.

Gambar

Grafik Hubungan Volume HV  Dengan Waktu
Grafik Hubungan Volume LV
Grafik Hubungan Volume MC  Dengan Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Data penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder, yang meliputi data kualitas air PLTA, program perlindungan dan pengelolaan

Perkembangan usaha ternak sapi potong selama 5 tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup besar di Kabupaten Langkat, Karakteristik petani peternak di daerah

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran matematika berwawasan

Sedangkan plot yang terdapat yaitu Kartini, Kardinah, Roekmini, Ngasirah dan istri dari pak Atmo yang sedang memasak didapur, kedatangan tamu Bangsawan Belanda,

Sedangkan untuk analisis fungsi logistik digunakan jenis data nominal dikotomik dengan membagi data variabel Y (prestasi kerja ke dalam dua jenis yaitu

Tabel 4.. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa berdasarkan hasil observasi observer 1 dan observer 2. Proses dan hasil pembelajaran pada siklus 2 dapat dianalisis,

Karakteristik dimensi adaptive capacity Pulau Saonek lebih rendah dibandingkan dengan Pulau Barrang Lompo, meskipun Pulau Saonek memiliki ekosistem yang lengkap (terumbu

Ruang lingkup dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1