• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 TENTANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 19

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PALU,

Menimbang : a. bahwa dengan diundangkan Undang–Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi serta Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, maka dipandang perlu untuk menyesuaikan pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu;

b. bahwa sehubungan dengan maksud tersebut diatas, maka Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu yang telah ada sebelumnya tidak berlaku dan menetapkan kembali dengan Peraturan Daerah Kota Palu tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Palu (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3555);

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

4. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);

(2)

5. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

6. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1994 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3546);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3547);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3957);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2000 tentang Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil, Hakim dan Pejabat Negara (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 150);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 nomor 165 );

13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang - Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden.

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PALU MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PALU TENTANG PEMBENTUKAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud : 1. Daerah adalah Kota Palu;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Otonom oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut Asas Desentralisasi;

4. Kepala Daerah adalah Walikota Palu;

5. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal adalah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kota Palu;

6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kota Palu;

7. Cabang Dinas adalah Cabang Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kota Palu;

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah Unsur Pelaksana Teknis Operasional Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kota Palu;

9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi yang diberi hak dan wewenang secara penuh oleh Pejabat yang berwenang sesuai keahliannya masing-masing.

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal.

(4)

BAB III ORGANISASI Bagian Pertama

Kedudukan, Tugas pokok dan Fungsi Pasal 3

(1) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal adalah merupakan Unsur Pelaksana Pemerintah Daerah di bidang Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Penanaman Modal;

(2) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 4

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal mempunyai tugas pokok melaksanakan sebahagian Urusan Rumah Tangga Daerah di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal serta tugas Pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah.

Pasal 5

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut pada pasal 4, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana dan program Pembangunan Industri dan Perdagangan, atas dasar keterpaduan kebijaksanaan Daerah dan Pemerintah;

b. Penyusunan program, pengelolaan data dan informasi dibidang perkoperasian, usaha kecil dan menengah, fasilitas pembiayaan dan simpan pinjam serta penanaman modal dan investasi di Daerah;

c. Penyusunan rencana dan Program skala prioritas dan strategi penanaman modal dan investasi lainnya di Daerah;

d. Bimbingan dan Penyuluhan dalam pelaksanaan kegiatan Industri, Perdagangan, Perlindungan Konsumen dan Kometrologian serta Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah;

e. Pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijaksanaan teknis bimbingan dan pengembangan sarana dan usaha industri dan perdagangan serta produk industri dalam Daerah;

f. Penyelenggaraan konsultasi dengan instansi pembina teknis serta melaksanakan hubungan kerjasama dengan instansi terkait/organisasi/ assosiasi dunia usaha diwilayah kota;

(5)

g. Pelaksanaan koordinasi antar instansi terkait, lembaga kemasyarakatan dan unit kerja yang ada kaitannya dengan kegiatan dan pelaksanaan perkoperasian, penanaman modal dan investasi;

h. Bimbingan dan pengendalian pelaksanaan penyediaan dan penyaluran barang dan jasa serta penyiapan pelaksanaan urusan perizinan;

i. Bimbingan dan pengawasan kegiatan dibidang Kemetrologian dan fasilitasi pembiayaan dan simpan pinjam;

j. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dinas;

k. Pengelolaan Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD).

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 6

(1) Susunan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari : a. Kepala Dinas;

b. Bagian Tata Usaha, membawahi; - Sub Bagian Program.

- Sub Bagian Keuangan. - Sub Bagian Umum.

c. Sub Dinas Industri membawahi; - Seksi Sarana Industri. - Seksi Usaha Industri. - Seksi Bimbingan Produksi.

- Seksi Pengawasan dan Pencegahan Pencemaran. d. Sub Dinas Usaha Perdagangan, membawahi;

- Seksi Usaha Perdagangan, Pendaftaran Perusahaan dan Perlindungan Konsumen.

- Seksi Pengadaan dan Penyaluran. - Seksi Pengembangan Ekspor Impor.

e. Sub Dinas Bina Usaha Koperasi , membawahi; - Seksi Pertanian dan Kehutanan.

- Seksi Industri, Perdagangan dan Aneka Jasa. - Seksi Permodalan, Simpan Pinjam dan Kemitraan. f. Sub Dinas Bina Lembaga Koperasi, membawahi;

- Seksi Badan Hukum dan Perundang-undangan.

- Seksi Penilaian Kelembagaan Kesehatan Koperasi dan Pengawasan. g. Cabang Dinas;

(6)

h. Unit pelaksana Teknis Dinas (UPTD); - Urusan Metrologi.

- Urusan Sarana dan Promosi Perdagangan. - Urusan Diklat Koperasi dan Perindag. i. Kelompok Jabatan Fungsional;

(2) Bagan Susunan Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan,Koperasi dan Penanaman Modal sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini terlampir dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

BAB IV CABANG DINAS

Pasal 7

(1) Cabang Dinas merupakan Unsur Pelaksana Dinas Perindustrian , Perdagangan dan Koperasi yang mempunyai wilayah kerja meliputi satu atau beberapa Kecamatan. (2) Cabang Dinas dipimpin oleh seorang Kepala Cabang Dinas yang dalam

melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

BAB V

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS Pasal 8

(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai kedudukan sebagai Unsur Pelaksana Teknis Operasional Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi .

(2) Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

BAB VI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 9

(1) Kelompok Jabatan fungsional di Lingkungan Dinas Perindustrian , Perdagangan dan Koperasi, Cabang Dinas dan Unit pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan kegiatan Teknis sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing; (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh

seorang Tenaga Fungsional Senior selaku Ketua Kelompok yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas, Kepala Cabang Dinas atau Kepala UPTD.

(7)

BAB VII TATA KERJA

Pasal 10

Dalam melaksanakan tugas, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi , Cabang Dinas, Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan Prinsip Koordinasi, Integrasi dan Sinkronisasi serta baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi sesuai dengan tugas masing-masing.

Pasal 11

(1) Kepala Dinas dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

(2) Kepala Dinas wajib memberikan petunjuk, membina, membimbing dan mengawasi pekerjaan Unsur-unsur Pembantu dan Pelaksana yang berada di dalam Lingkungan Dinasnya.

BAB VIII

TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 12

Uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing Jabatan akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 53 Tahun 1997 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 14

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

(8)

Pasal 15

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di Undangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Palu.

Disahkan di Palu

pada tanggal 22 Nopember 2000 WALIKOTA PALU

Ttd + Cap

H. BASO LAMAKARATE, BA.

Diundangkan di Palu

pada tanggal 5 Desember 2000 SEKRETARIS DAERAH KOTA PALU

Ttd + Cap

Drs. H.A. WAHAB PATUNRANGI PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 570 004 658

(9)

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 32 TAHUN 2000

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL I. PENJELASAN UMUM.

Dalam rangka memantapkan penyelenggaraan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab di Kota Palu sesuai Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi serta Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

Berhubung Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu Nomor 53 Tahun 1997 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Palu tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan diera Otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab ini, maka dipandang perlu penyesuaian.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dan dengan menerapkan prinsip efisien dan efektif serta sesuai kebutuhan dan kemampuan Daerah, maka perlu mewadahi penyelenggaraan kewenangan tersebut sesuai lingkup tugas masing – masing kedalam suatu organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal dengan Peraturan Daerah Kota Palu.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL.

(10)

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR : 32 TAHUN 2000

TANGGAL : 22 NOPEMBER 2000

TENTANG : PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN PENANAMAN MODAL

Kelompok Jabatan Fungsional

Bagian Tata Usaha

Sub Bagian

Program Sub Bagian Keuangan

Sub Dinas

Industri Bina Usaha Sub Dinas

Koperasi & Usaha Kecil Menengah (UKM) Sub Dinas Bina Lembaga Koperasi Seksi

Sarana Industri Pertanian dan Seksi

Kehutanan Seksi Industri, Perdagangan dan Aneka Jasa Seksi Badan Hukum dan

Perundang-undangan Seksi Usaha Industri Seksi Penilaian Kelembagaan, Kesehatan Koperasi dan Pengawasan Sub Bagian Umum

CABANG DINAS UPTD

Sub Dinas Usaha Perdagangan & Penanaman Modal Seksi Perdagangan, Pendaftaran Perusahaan & Perlindungan Konsumen Seksi Pengadaan dan Penyaluran Seksi Pengembangan Ekspor Impor Seksi Permodalan, Simpan Pinjam &

Kemitraan

Urusan Diklat Koperasi &

Perindag Urusan

Sarana & Promosi Perdagangan Seksi Bimbingan produksi Seksi Pengawasan & Pencegahan Pencemaran Kepala Dinas WALIKOTA PALU, Ttd + Cap H. BASO LAMAKARATE, BA

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis varian satu arah (ANAVA satu arah) dari data pada Tabel 2 diketahui bahwa pemberian pupuk cair organik berbahan baku sampah pasar sayur tidak

Apakah masuknya suatu aspek teknologi baru di bidang pertanian di Desa Sambaliang berpengaruh pada masyarakat desa baik itu dari aspek sosial ataupun budaya masyarakat setempat

Jika waktu maturasi tidak cukup, maka akan menyebabkan pencampuran tidak homogen, menyebabkan white spot pada bandela (terdapat butiran-butiran putih yang.. tidak menyatu)

Service Excellence sangat besar manfaatnya bagi bank, selain meningkatkan citra bank dihadapan nasabah baik, service excellence juga dapat menjaga loyalitas

 Bahan olahan ini lebih disukai karena mutu yang dihasilkan seragam dengan Kadar. Karet Kering (KKK) sekitar 50%, tidak ada resiko penurunan mutu

Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan proposal kelompok (bahan baku pakan, mesin pembuat pakan ikan, paket budidaya pakan alami)* sesuai dengan komponen

(website), dan compact disc. 11) Bahan habis pakai adalah barang yang digunakan dan habis dalam waktu relatif singkat. 12) Perlengkapan lain adalah alat mesin kantor dan

Berdasarkan nilai TBE menggunakan metode USLE dengan dasar curah hujan selama 12 tahun maka dengan tanaman ubi jalar yang ditanam pada tanah ultisol di kecamatan