ASSALAMU'ALAIKUM
WR.WB
KELOMPOK 2
Nama Anggota :
Amalia Riza Ayu Saputri (14144600267) Muhamad Ichsanudin (14144600181) Neni Lastanti (14144600209) Rizki Utami (14144600210) Siti Aminah (14144600198) Zafitria Syahadatin (14144600195)
Kelas :
A5-14Fakultas/
Prodi :
FKIP/PGSDTugas kelompok :
PGRIUniversitas PGRI Yogyakarta Tahun 2014
PGRI Sebagai Organisasi
Perjuangan
A. PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan
PGRI sebagai organisasi perjuangan artinya menurut AD/ART
adalah mengemban amanat dan cita-cita proklamasi 17 Agustus
1945, menjamin, menjaga dan mempertahankan keutuhan dan
kelangsungan NKRI dengan membudayakan nilai-nilai luhur
Pancasila.
Maknanya, yaitu :
PGRI merupakan perwujudan wadah bagi para guru untuk selalu
berjuang dan berjuang dalam memperoleh, mempertahankan,
meningkatkan, dan membela hak azasi guru baik sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara, dan pemangku profesi
keguruan.
Semua perjuangan dilakukan melalui berbagai cara dan bentuk
yang konstitusional, prosedural, dan konsepsional dalam
memperoleh kehidupan guru yang layak dan sejahtera dalam
pergaulan bermasyarakat dan bernegara dengan mengedepankan
profesionalitas sebagai tenaga profesi bidang pendidikan.
1. Prinsip-Prinsip Perjuangan PGRI
Segenap pengurus dan anggota PGRI harus memiliki kemurnian
perjuangan.
Segenap pengurus dan anggota PGRI dalam melakukan
perjuangan mengutamakan kepentingan organisasi dan
kepentingan anggota sejalan dengan aspirasi, kehendak, tuntutan
dan kebutuhan anggota PGRI di atas segala-galanya.
Segenap pengurus dan anggota PGRI dalam melakukan
perjuangan mengedepankan nilai-nilai solidaritas dan setia kawan
serta kekompakan dan keharmonisan.
Segenap pengurus dan anggota PGRI dalam melakukan
perjuangan mengedepankan nilai-nilai profesionalitas dengan
menegakkan kaidah ilmiah yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan
bertumpu pada upaya peningkatan mutu tenaga pendidikan pada
khususnya dan umumnya mutu pendidikan.
2. Fokus Perjuangan PGRI
Garis perjuangan PGRI difokuskan pada aspek: (1) peningkatan
kinerja organisasi, (2) peningkatan profesionalisme guru, (3)
pemberdayaan potensi PGRI, (4) peningkatan kesejahteraan, dan
(5) peningkatan peran serta PGRI terhadap masyarakat.
Titik fokus perjuangan PGRI adalah pemberdayaan guru sehingga
guru dapat menjalankan tugas dan pengabdiannya dengan penuh
tanggung jawab, penuh loyalitas dan dedikasi sehingga dapat
melakukan tugas profesionalnya itu sesuai dengan prinsip-prinsip
profesional dalam pembimbingan, pengajaran dan pelatihan
terhadap peserta didik sejalan dengan tuntutan kemajuan dan
peradaban.
3. Strategi Perjuangan PGRI
Memahami tantangan yang dihadapi dan melakukan kesiapan
dengan mencari jawab terhadap tantangan yang dihadapi dengan
mengantisipasi dan beradaptasi terhadap tuntutan perubahan.
Memahami kebutuhan tenaga kependidikan khususnya guru
dengan mengakselerasi dan mengembangkan hasil, proses, dan
layanan yang lebih baik berupa pelayanan prima. Memahami dan
mengetahui persaingan dunia pendidikan dengan menjadi lebih
cakap belajar dari pesaing dan mitra kerja yang bergerak dalam
lapangan pendidikan, bukan lagi berhadap-hadapan, saling
menyalahkan, apalagi bermusuhan.
Strategi dasar dalam reformasi organisasi sebagai organisasi
perjuangan adalah meningkatkan kualitas komunikasi organisasi
dan peningkatan keberdayaan sumber daya manusia organisasi
dalam berbagai jenjang.
B. Gerakan Guru Pada Masa Perjuangan
Kemerdekaan
Semangat nasionalisme sudah lama tumbuh di kalangan guru semenjak lahirnya kesadaran berorganisasi, kesadaran perjuangan nasional, kesadaran untuk menuntut persamaan hak dan posisi dengan pihak belanda.Usaha
perjuangan nasib dan posisi guru berjalan terus. Hasilnya antara lain adalah
kepala HIS yang dahuli selalu dipegang oleh orang belanda, satu persatu pindah ke tangan bangsa indonesia. Perjuangan ini akhirnya memuncak pada kesadaran dan cita – cita kemerdekaan bukan sekedar nasib belaka.Pada tahun 1032 nama PGHB diganti dengan PGI (Persatuan Guru Indonesia). Pergantian nama “Hindia Belanda” dengan “indonesia”Dalam nama organisasi ini mengejutkan
Belanda,karena nama Indonesia termasuk yang paling tidak desenangi oleh penjajah Belanda karena mencerminkan tumbuhnya semangat Nasionalisme. Perang dunia 2 pecah pada tahun 1939. Setahun kemudian, negri Belanda diduduki tentara Jepang. Pada tahun 1941 semua guru laki-laki Belanda ditugaskan menjadi milisi, untuk mengatasi kekurangan guru di Indonesia.
Pada zaman kedudukan Jepang keadaan berubah segala organisasi dilarang, sekolah ditutup. Segala kegiatan pendidikan dan politik membeku.
C. PGRI Pada Masa Perang Kemerdekaan
Cita-cita PGRI sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia secarakeseluruhan. Para guru menginginkan kebebasan dan kemerdekaan, memacu kecerdasan bangsa dan membela serta memperjuangkan
kesejahteraan anggotanya. Sesuai dengan prioritas perjuangan pada kurun waktu 1945-1949 yang difokuskan pada perjuangan fisik bersenjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Maka para guru tidak mau ketinggalan. Mereka sebagian ikut memanggul senjata, berjuang melawan penjajah.
Para wanita pun ikut aktif menggerakan dapur umum, atau menjadi anggota PMI. Para pejuang di garis depan, di antara mereka, tidak sedikit pula yang gugur menjadi pahlawan bangsa.
Agar perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda lebih terorganisasi, maka pada tanggal 5 Oktober 1945 pemeintah pusat
mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Upaya ini dimaksudkan untuk melindungi keamanan rakyat dan provokasi dan agresi Belanda.
D. Lahirnya PGRI Tanggal 25 November
1945
Proklamasi 17 Agustus 1945 mempunyai efek sangat besar terhadap seluruh pejuang kemerdekaan.pendiri Republik ini dan juga para guru pada kurun waktu pasca tahun 1945.
Semangat proklamasi itulah yang menjiwai penyelenggaraan Kongres Pendidikan Bangsa pada tanggal 24-25 November 1945 bertempat di Sekolah Guru Putri (SGP) Surakarta, Jawa Tengah. Dari kongres itu lahirlah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang merupakan wahana persatuan dan
kesatuan segenap guru diseluruh Indonesia. Pendiri PGRI adalah Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali Marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
Mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tujuan:a. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.b. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengaajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.c. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.PGRI lahir sebagai “anak sulung” dari proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 yang memiliki sifat dan semangat yang sama dengan “ ibu Kandungnya”,yaitu semangat persatuan dan kesatuan ,pengorbanan dan kepahlawanan untuk tentang penjajah. PGRI merupakan organisasi pelopor dan pejuang karena itu para pendiri PGRI mengangkat semangat persatuan dan kesatuan, tujuannya yaitu fungsi anggota PGRI sebagai pendidik bangsa bermaksud mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dari segi pendidikan.
E. Demokrasi Pada Masa Demokrasi
Liberal
1. Kongres IV PGRI di Yogyakarta : 26 – 28 Februari 1950
Menurut catatan, Kongres IV mewakili 15.000 anggota dari 76 cabang. Guru – guru yang bernaung dibawah panji – panji PGRI secara aklamasi mengambil keputusan untuk mempersatukan semua guru di seluruh tanah air dalam satu organisasi kesatuan yaitu PGRI.
Pada akhir Februari 1950, sebanyak 30 cabang SGI di seluruh
Negara Pasudan menyatakan memisahkan diri dari SGI kemudian masuk PGRI.
2. Kongres V PGRI di Bandung : 19 – 24 Desember 1950
Kongres ini secara keseluruhan melibatkan 202 cabang dari 301 cabang PGRI yang ada. Dalam kongres ini dibicarakan masalah yang prinsipil dan fundamental, yaitu mengenai asa organisasi yang akhirnya Pancasila ditetapkan sebagai asas organisasi.
3. Kongres VI PGRI di Malang : 24 – 30 November 1952
Kongres ini menyepakati beberapa keputusan penting. Dalam bidang pendidikan disetujui agar sistem pengajaran diselaraskan dengan
kebutuhan negara pada masa pembangunan, KPKPKB dihapuskan pada akhir tahun pelajaran 1952/1953, KPKB ditiadakan atau dirubah menjadi SR 6 tahun, kursus B-1/B-II untuk pengadaan guru SLTP dan SLTA diatur
F. Perjuangan PGRI Dalam Menumpas
Pemberontakan G 30 S/PKI
Membentuk KAGI Sebagai wadah perjuangan guru dalam menghadapi pemberontakan G 30 S/PKI
KAGI pada mulanya terbentuk dijakarta raya dan jawa barat,
kemudian berturut” terbentuk KAGI di wilayah lainnya.Tugas Utama KAGI adalah Membersihkan dunia pendidikan Indonesia dari unsure” PKI “dan orde lama,menyatukan semua guru di dalam organisasi guru yaitu PGRI, memperjuangkan agar PGRI menjadi organi sasi guru yang tidah hanya bersifat unotalistik tetapi juga independen dan non partai politik.
1. Pengkhianatan G 30 S/PKI terhadap pancasila dan UUD 1945 2. Pergerakan kaum muda menumpas G 30S/PKI
3. Membersihkan oknum oknum PKI dari organisasi PGRI 4. PGRI semakin kokoh dan kuat
5. Partisipasi PGRI dalam menumpas G 30 S/PKI
6. Upaya PGRI dalam menyelamatkan guru dari perpecahan akibat G 30 S/PKI
G. PGRI Pada Masa Orde Baru
a. Kelahiran Orde Baru
Orde Baru lahir pada awalnya merupakan koreksi total atas segala penyimpangan terhadap pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 yang dilakukan pada masa Orde Lama.
Puncak penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 adalah timbulnya pemberontakan Gerakan 30 September yang didalangi Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI).
Kongres PGRI XI yang berlangsung mulai tanggal 15-20 Maret 1967 di Bandung merupakan tonggak sejarah bagi peranan PGRI dalam
perjuangan orde baru, yang bertujuan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
b. Hasil Kongres PGRI XI
1. Menerangkan perjuangan orde baru
2. Mendukung sepenuhnya keputusan dan ketetapan Sidang Umum Istimewa MPRS 1967
3. Menegaskan bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 4. Menjunjung Tinggi Hak Asas Manusia (HAM)
6. Menuntut agar organisasi PGRI non vaksentral dan organisasi massa pendidikan yang dipengaruhi dan merupakan anak PKI dibubarkan
7. Menuntut diaktifkannya kembali 27 orang pejabat tinggi kementrian P dan K dipecat, menteri P dan K, Prof. Dr. Priyono
8. PGRI dinyatakan sebagai organisasi yang bersifat unitaristik, independen, dan non partai polotik
c. Kongres PGRI Pada Masa Orde Baru
1) Kongres PGRI XI tanggal 15 - 20 Maret 1967 di Bandung 2) Kongres PGRI XII tanggal 29 Juni - 4 Juli 1970 di Bandung 3) Kongres PGRI XIII tanggal 21 - 25 November 1973 di Jakarta 4) Kongres PGRI XIV tanggal 26 - 30 Juni 1979 di Jakarta
5) Kongres PGRI XV tanggal 16 - 21 Juli 1984 di Jakarta 6) Kongres PGRI XVI tanggal 3 - 8 1989 di Jakarta
7) Kongres PGRI XVII tanggal 4 - 9 Juli 1994 di Jakarta
d. Perjuangan PGRI Dalam Ikut Serta Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Pembangunan Nasional
1. Pengabdian di bidang Pendidikan
2. PGRI dalam upaya menyusun konsep pendidikan nasional
e. PGRI Membangun Lembaga-Lembaga Pendidikan yang Bernaung di Bawah YPLP-PGRI
Arti Lambang
• Bentuk cakra atau lingkaran melambangkan cita – cita luhur dan daya
upaya manaikan pengapdian yang terus menerus
• Ukuran,corak dan warna : bidang bagian pinggir rulingkara berwarna merah melambangkan pengabdian yang d.landasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat.Warna petih dengan tulisan persatuan guru republic Indonesia melambangkan paduan warna pinggir merah pitih melambangkan pengabdian pada Negara,bangsa dan tanah air Indonesia.
• Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning melambangkan fungsi guru (pada penddidkan pra
sekolah,dasar,menengah dan perguruan tinggi)dengan hakikat tugas pengabdian guru sebagai pendidikan yang besar dan luhur.
• Nyala api dengan 5 sinar warna merah melambangkan arti ideologi dan arti teknis yakni sasaran budi pekerti,cipta,rasa,karsa,dan karya generasi. • 4 buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tengak (
simetris)dengan warna corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut nilai” moral,pengetahuan,keterampilan,dan akhlak bagi tingkatan lembaga” pendidikan,pra sekolah,dasar,menengah, dan tinggi .• Warna dasar tengah hijau melambangkan kemakmuran.
Arti keseluruhan :
Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran yang murni dengan segala keberanian,keluhuran jiwa dan kasih sayang senan tiasa menunaikan darma baktinya kepada Negara,tanah air dan bangsa Indonesia dalam budi pekerti cinta,rasa,karsa,dan karya generasi bangsa menjadi
manusia pancasila yang memiliki moral,pengetahuan,keterampilan dan akhlak yang tinggi.
H. PGRI Pada Era Reformasi
1. Kongres PGRI XVIII di Bandung
Kongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25 - 28 Nopember 1998 di Lembang Bandung dengan tema “Reformasi Pendidikan dan PGRI dalam Memasuki Era Baru Abad 21”. Berbeda dengan kongres-kongrs sebelumnya, kongres PGRI XVIII mempunyai cirri khusus: berlangsungnya dalam suasana gegap gempitanya semangat reformasi.
Berdasarkan AD/ART PGRI, kongres adalah forum tertingggi
organisasi dan pemegang kedaulatan anggota dengan semangat reformasi kali ini dipercepat 8 bulan dari waktu seharusnya. Fungsi dan tugas kongres adalah mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar (PB), menyempurnakan AD/ART, menetapkan program umum organisasi, dan memilih PB yang baru.
2. Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam kongres PGRI XVIII
a) Merupakan kongres terakhir di penghujung abad XX yang penuh keprihatinan dan ketidakpastian
b) Menyepakati visi dan misi bersama, dengan mengadakan reformasi diri baik secara kelembagaan, wawasan maupun tujuan
c) Dalam sejarah PGRI sesudah 53 tahun berkiprah ada satu hal yang menarik dari peristiwa sejarah itu
d) Pemilihan Pengurus Besar masa bakti XVIII merupakan klimaks dari kongres XVIII
3. Menetapkan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal Abad XXI
Visi dan Misi PGRI
a) Visi PGRI
Terwujudnya organisasi mandiri dan dinamis yang dicintai anggotanya, disegani mitra, dan diakui perannya oleh masyarakat". PGRI didirikan untuk mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan dengan program utamadi bidang pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memperjuangkan kesejahteraan bagi para guru.
b) Misi PGRI
1. Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, membela dan mempertahankan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Menyukseskan pembangunan nasional khusunya pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang berlandaskan pada asas demokrasi keterbukaan, pengakuan dan penghormatan atas hak asasi manusia memotivasi untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri, penuh percaya diri, bebas dari sifat ketergantungan pada siapa pun juga.
3. Non Politik 4. Kejuangan 5. Manfaat
6. Kebersamaan dan kekeluargaan 7. Kesetiakwanan sosial
8. Keterbukaan
9. Keterpaduan dan kemitraan 10. Demokrasi