• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dokumen Renstra tahun 2016-2021 menyajikan agenda utama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengantisipasi masalah yang belum tertangani seiring dengan kemajuan pembangunan di bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang telah dicapai dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2011-2015) dan masalah yang diperkirakan akan timbul pada lima tahun berikutnyan baik ditingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi.

Renstra disusun untuk menjamin kesinambungan dan konsistensi bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang. Renstra juga menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dengan indicator keberhasilan yang dapat diukur sehingga dijadikan acuan dalam pengendalian dan evaluasi.

Pembangunan Ketenagakerjaan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunan nasional, serta berperan dalam mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal itu diwadahi dalam Renstra yang memayungi program dan kegiatan tersebut serta menetapkan strategi dan kebijakan umum untuk merealisasikannya. Program dan kegiatan tersebut disusun berdasarkan visi dan misi yang sesuai dengan dinamika lingkungan strategis dan paradigma pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian pada masa mendatang.

Proyeksi angkatan kerja Kalimantan Selatan menurut golongan umur tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

Golongan Umur 2015 2016 2017 2018 2019 15 - 19 112.082 113.045 114.034 115.056 116.106 20 - 24 224.541 225.954 227.435 228.999 230.636 25 - 29 241.392 241.066 240.854 240.722 240.659 30 - 34 382.341 343.307 358.473 373.844 389.416 35 - 39 258.989 262.386 265.902 269.531 273.263 40 - 44 256.159 265.663 275.328 285.130 295.064 45 - 49 188.010 190.801 193.692 196.660 199.697 50 - 54 147.579 149.507 151.559 153.672 155.841 55 - 59 92.130 93.770 95.489 97.249 99.046 60 + 98.988 99.247 99.585 99.959 100.364 Jumlah 1.948.211 1.984.747 2.022.351 2.060.822 2.100.092 Sumber : BPS Kal Sel

(2)

2

Proyeksi angkatan kerja Kalimantan Selatan menurut tingkat pendidikan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan 2015 2016 2017 2018 2019 SD 961.378 954.938 947.325 939.087 929.967 SLTP 366.568 379.930 394.042 408.983 424.261 SLTA Umum 302.661 314.278 326.594 339.317 352.863 SLTA Kejuruan 122.227 126.918 131.892 137.030 142.501 Diploma 46.084 47.234 48.445 49.676 50.936 Universitas 149.293 161.448 174.053 186.729 199.564 Jumlah 1.948.211 1984.747 2.022.351 2.060.822 2.100.092

Sumber : BPS Kal Sel

Proyeksi angkatan kerja Kalimantan Selatan menurut jenis kelamin tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

Jenis Kelamin 2015 2016 2017 2018 2019

Laki-laki 1.212.192 1.236.752 1.262.045 1.287.946 1.314.417 Perempuan 736.019 747.995 760.306 772.875 785.675 Jumlah 1.948.211 1.984.747 2.022.351 2.060.822 2.100.092

Sumber : BPS Kal Sel

Proyeksi kesempatan kerja Kalimantan Selatan berdasarkan lapangan usaha tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut :

Lapangan Usaha 2015 2016 2017 2018 2019

1. Pertanian 723.391 721.402 719.342 717.262 714.760 2. Pertambangan 89.349 93.653 97.501 102.026 106.902 3. Industri Pengolahan 142.633 147.588 152.826 158.365 164.344 4. Listrik, Gas dan Air 4.191 4.406 4.645 4.860 5.138

5. Bangunan 113.149 120.668 128.792 134.863 139.441 6. Perdagangan 397.344 402.604 408.056 413.706 419.655 7. Angkutan 65.136 62.877 60.681 58.546 56.428 8. Keuangan 44.063 48.217 53.138 58.737 65.056 9. Jasa Kemasyarakatan 298.869 313.960 330.577 348.475 367.555 Jumlah 1.878.124 1.915.375 1.955.558 1.996.840 2.039.277 Sumber : BPS Kal Sel

(3)

3

Perkiraan Pengangguran Terbuka menurut tingkat pendidikan tahun 2015-2019 sebagai berikut : Tingkat Pendidikan 2015 2016 2017 2018 2019 SD 2,01 2,01 1,98 1,91 1,80 SLTP 4,96 4,76 4,42 4,18 3,86 SLTA Umum 6,87 6,59 6,18 5,77 5,42 SLTA Kejuruan 6,42 6,03 5,52 5,00 4,35 Diploma 1,96 1,69 1,28 1,07 0,82 Universitas 2,03 1,81 1,44 1,08 0,97 Jumlah 3,60 3,50 3,30 3,10 2,90

Sumber : BPS Kal Sel

Memperhatikan perencanaan sebagai fungsi manajerial untuk memelihara keberlangsungan dan perbaikan kinerja lembaga, Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2016-2020 disusun sebagai kelanjutan dari Renstra 2011-2015. Pencapaian hasil bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, pembinaan SDM, peningkatan sarana dan prasarana, pendanaan, penyempurnaan manajemen dalam kurun waktu 2011-2015 menjadi modal bagi perencanaan kegiatan bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian tahun 2016-2021.

Dalam kurun waktu 2011-2015 terdapat berbagai permasalahan dibidang Ketenagakerjaan yang harus diantisipasi dan diselesaikan di periode 2016-2021. Permasalahan seperti tingginya tingkat pengangguran, rendahnya perluasan kesempatan kerja yang terbuka, rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, belum kondusifnya hubungan industrial dan masih banyaknya pelanggaran norma-norma ketenagakerjaan. Sedangkan permasalahan dibidang Ketransmigrasian berupa tidak tercapainya target penempatan transmigrasi.

1.2. Landasan Hukum

Ada beberapa landasan hukum utama yang mengatur sistem, mekanisme, proses dan prosedur tentang Renstra yaitu :

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).

c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintahan Daerah

d. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(4)

4

e. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah

f. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah g. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal

h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

i. Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang perubahan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

j. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

k. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Unit-unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan

l. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 dan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan telah disempurnakan dengan Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor : 188.44/0647/KUM/2012 tanggal 28 Desember 2012

m. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.

1.3. Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis tahun 2016-2021 disusun dengan maksud sebagai berikut :

1. Memudahkan aparatur Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan serta masyarakat pada umumnya untuk memahami Visi, Misi, Strategis dan arah kebijakan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian selama lima tahun kedepan dalam rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

2. Dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan sebagai dasar penyusunan rencana kerja setiap tahun.

Sedangkan tujuan disusunnya Renstra 2016-2021 adalah :

1. Memperoleh dokumen rencana pembangunan urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian lima tahun yang terintegrasi dengan dokumen RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan serta dokumen yang berkaitan dengan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

(5)

5

2. Memeberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dalam kurun waktu lima tahun ke depan, sekaligus indikator capaian yang harus dipenuhi

3. Memberikan pedoman operasional pelaksanaan progam dan kegiatan bagi aparat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dalam menjabarkan Visi, Misi dan arah pembangunan oleh RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan.

1.4. Sistematika Penyusunan Renstra

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2016-2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra SKPD, fungsi Renstra SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra SKPD, dan keterkaitan Renstra SKPD dengan RPJMD.

1.2.. Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang Undang-undang, peraturan pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentaun peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi organisasi, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.

1.3. Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan penyusunan Renstra SKPD

1.4. Sistematika Penyusunan Renstra

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra SKPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Memuat informasi tentang peran (tugas dan fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, menguras secara ringkas sumber daya yang dimiliki SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

2.2. Sumber Daya SKPD

Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup Sumber Daya manusia, aset/modal.

(6)

6

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Bagian ini menunjukkan Tingkat Capaian Kinerja SKPD berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode sebelumnya, menurut SPMuntuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD, dan/atau indikator lainnya atau indikator yang telah diratifikasi oleh pemerintah

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUPOKSI 3.1. Identifikasi Permasalahan

Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan SKPD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya 3.2. Isu-isu strategis

Bagian ini apa saja tugas dan fungsi SKPD terkait dengan visi, misi serta program kepala SKPD. Berdasarkan identifikasi permasalahan pelayanan SKPD, dipaparkan faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi misi kepala SKPD yang menjadi bahan perumusan isu strategis pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran Renstra

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1. Visi dan Misi

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi SKPD

4.2. Tujuan dan Sasaran

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran SKPD beserta indikator kinerja

4.3. Strategi dan Arah Kebijakan

Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan Strategi dan Arah Kebijakan SKPD dalam lima tahun mendatang.

(7)

7

BAB II

GAMBARAN UMUM PELAYANAN

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 053 tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Unsur-unsur Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan yang dijabarkan sebagai berikut :

a. Tugas Pokok

Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian sesuai azas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai fungsi :

1) Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang ketenagakerjaan dan transmigrasi sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

3) Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi peningkatan kualitas dan penempatan tenaga kerja dan pencari kerja.

4) Perumusan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi pelaksanaan dan pengembangan hubungan industrial dan pengawasan ketenagakerjaan.

5) Perumusan kebijakan teknis operasional, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi penyiapan pemukiman dan penempatan transmigrasi.

6) Perumusan dan menetapkan kebijakan teknis, pembinaan, pengaturan dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat kawasan transmigrasi.

7) Merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian unit pelaksana teknis.

(8)

8

9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai bidang tugas dan tanggung jawabnya.

Untuk kelancaran dan optimalisasi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan, maka satuan organisasi terdiri dari :

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas mengkoordinasikan penyusunan program dan rencana kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mengelola urusan keuangan, mengelola urusan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan serta mengelola urusan administrasi kepegawaian. Untuk melaksnakan tugas tersebut, secretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegiatan penyusunan program dan rencana kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; b. Penyusunan program pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegatan

penyusunan rencana anggaran, pengelolaan penatausahaan keuangan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban;

c. Penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi kegiatan urusan ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan; dan

d. Penyusunan program, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi efektivitas dan ketatalaksanaan serta pengelolaan administrasi kepegawaian.

Unsur-unsur organisasi Sekretariat adalah :

a. Sub Bagian Program yang mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan kerjasama, pengumpulan, pengolahan dan analisa data, penyusunan program dan rencana kegiatan, pemantauan dan evaluasi serta penyusunan laporan kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

b. Sub Bagian Keuangan yang mempunyai tugas menyusun rencana anggaran dan mengelola penatausahaan keuangan serta menyiapkan laporan pertanggungjawaban keuangan

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas mengelola urusan surat menyurat, ekspedisi dan kearsipan, urusan rumah tangga dan perlengkapan, hubungan masyarakat dan keprotokolan, organisasi dan ketatalaksanaan serta mengelola administrasi kepegawaian.

2. Bidang Peningkatan Kualitas dan Penempatan

Bidang Peningkatan Kualitas dan Penempatan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga kerja, kualitas lembaga pelatihan pemerintah maupun swasta, penyaluran dan perluasan kesempatan kerja serta penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri.

(9)

9

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Peningkatan Kualitas dan Penempatan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi peningkatan dan pengembangan kualitas tenaga kerja, kualitas lembaga pelatihan pemerintah dan swasta;

b. Penyelenggaraan pelatihan, peningkatan manajemen dan keterampilan lembaga pelatihan pemerintah maupun swasata;

c. Penyiapan bahan sertifikasi dan perizinan lembaga pelatihan swasta;

d. Koordinasi pelaksanaan perluasan kesempatan kerja serta penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri;

e. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan jabatan dan motivasi kepada pencari kerja; f. Fasilitasi pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKS) pada lembaga-lembaga

pendidikan;

Unsur-unsur organisasi Bidang Peningkatan Kualitas dan Penempatan adalah :

a. Seksi pelatihan kerja dan Sertifikasi mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan dan sertifikasi pelatihan kerja, instruktur dan tenaga pelatihan serta pemagangan bagi peserta pelatihan;

b. Seksi Penyaluran dan Penempatan Tenaga Kerja dan Pencari Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi perencanaan dan penyaluran penempatan tenaga kerja dan pencari kerja serta penggunaan Tenaga Kerja Asing;

c. Seksi Pengembangan dan Perluasan Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan koordinasi dan pembinaan pemberdayaan pencari kerja, pengembangan dan perluasan kesempatan kerja.

3. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, koordinasi dan pembinaan kelembagaan hubungan industrial, pengaturan syarat-syarat kerja, pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja, penyelesaian perselisihan hubungan industrial pengawasan ketenagakerjaan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi hubungan industrial;

b. Pelaksanaan pendaftarankelembagaan hubungan industrial yang meliputi organisasi pekerja, organisasi pengusaha, lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit tingkat Provinsi;

c. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial lintas kabupaten/kota;

d. Pembinaan pengaturan syarat kerja yang meliputi Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB);

(10)

10

f. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan meliputi norma kerja, jamsostek, kesehatan kerja dan lingkungan kerja dan keselamatan kerja.

Unsusr-unsur organisasi Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan adalah :

a. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial mempunyai tugas menyiapkan bahan kerjasama dan pembinaan kelembagaan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

b. Seksi Pengaturan Syarat Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan kerjasama dan pembinaan pengaturan syarat kerja yang meliputi Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP), Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Pengupahan.

c. Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pengawasan ketenagakerjaan yang meliputi Norma Kerja, Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Keselamatan Tenaga Kerja dan Lingkungan serta Keselamatan Kerja.

4. Bidang Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi

Bidang Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pemberdayaan sumberdaya kawasan transmigrasi, fasilitasi pembangunan permukiman dan kemitraan serta fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pemberdayaan sumberdaya kawasan transmigrasi;

b. Pelaksanaan pembinan dan koordinasi fasilitasi pembangunan permukiman dan kemitraan; dan

c. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi.

Unsur-unsur organisasi Bidang Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi adalah :

a. Seksi Pemberdayaan Sumberdaya Kawasan Transmigrasi mempunyai tugas menyiapkan vahan kerjasama dan pembinaan pengurusan pencadangan areal, sertifikasi, penyusunan teknis tata ruang satuan permukiman transmigrasi dan pemberdayaan sarana dan prasarana teknologi tepat guna untuk mendukung pemanfaatan sumberdaya kawasan;

b. Seksi fasilitasi Pembangunan Permukiman dan Kemitraan mempunyai tugas menyiapkan vahan fasilitasi dan pembinaan serta petunjuk teknis pembangunan permukiman dan kemitraan;

(11)

11

c. Seksi Fasilitasi Perpindahan dan Penempatan Transmigrasi mempunyai tugas menyiapkan vahan pembinaan dan petunjuk teknis fasilitasi perpindahan dan penempatan transmigrasi.

5. Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi

Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi pengembangan masyarakat dan sumberdaya manusia, pemberdayaan usaha transmigrasi dan pembinaan sarana dan prasarana serta penyelerasian lingkungan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pengembangan masyarakat dan sumberdaya manusia transmigrasi;

b. Pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pemberdayaan usaha transmigrasi; dan c. Pelaksanaan koordinasi dan pembinaan sarana dan prasarana lingkungan.

Unsur- unsur organisasi Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi adalah :

a. Seksi Pengembangan Masyarakat dan Sumberdaya manusia transmigrasi mempunyai tugas menyiapkan bahan kerjasama dan pembinaan pengembangan masyarakat dan sumberdaya manusia dalam penyelenggaraan transmigrasi

b. Seksi Pemberdayaan Usaha Transmigrasi mempunyai tugas menyiapkan bahan kerjasama dan pembinaan pemberdayaan usaha masyarakat dalam penyelenggaraan transmigrasi

c. Seksi Bina Sarana dan Prasarana Lingkungan mempunyai tugas menyiapkan bahan kerjasama dan pembinaan sarana dan prasarana lingkugan transmigrasi.

6. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan.

Adapun kelompok jabatan fungsional tersebut adalah sebagai berikut : 1. Instruktur Balai Latihan Kerja

2. Pengantar Kerja

3. Pengawas Ketenagakerjaan

4. Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) 7. Unit Pelaksana Teknis

(12)

12

Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pengembangan hygiene perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan perusahaan.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program pengembangan hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja;

2. Pengujian hygiene perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja serta ergonomi; 3. Fasilitasi asistensi pelatihan, petunjuk dan bantuan tehnis serta penyuluhan

hygiene perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja; dan 4. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

Unsur-unsur organisasi Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja terdiri dari :

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan program, pengelolaan penatausahaan keuangn, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.

2. Seksi Kesehatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengembangan, pengujian dan pemeriksaan, fasilitasi, petunjuk dan bantuan teknis serta penyuluhan kesehatan kerja di lingkungan perusahaan.

3. Seksi Ergonomi dan Keselamatan Kerja mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengembangan, pengujian dan pemeriksaan, fasilitasi, petunjuk dan bantuan teknis serta penyuluhn ergonomik dan keselamatan kerja.

4. Kelompok Jabatan Fungional. b. Balai Latihan Kerja

Balai Latihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan keterampilan calon tenaga kerja dan pencari kerja.

Untuk melaksanaka tugas tersebut Balai Latihan Kerja mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program pengembangan pelatihan calon tenaga kerja dan pencari kerja;

2. Kerjasama dan pelatihan keterampilan bagi calon tenaga kerja dan pencari kerja; 3. Kerjasama dan pemagangan calon tenaga kerja dan pencari kerja;

4. Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan pelatihan kerja; 5. Pengkajian, pelatihan, penerapan dan bimbingan teknis; 6. Pemasaran, sosialisasi dan penyaluran; dan

7. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

Unsur-unsur organisasi Balai Latihan Kerja terdiri dari :

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan progam, pengelolaan penatausahaan keuangan, administrasi kepegawaian ketatalaksanaan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.

(13)

13

2. Seksi Latihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan kerjasama pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja dan pemagangan bagi calon pencari kerja serta pengkajian dan pengembangan program pelatihan.

3. Seksi Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan pelatihan kerja, memasaran program, sosialisasi dan penyaluran calon tenaga kerja dan pencari kerja

4. Kelompok Jabatan Funsional c. Balai Produktivitas Ketenagakerjaan

Balai Produktivitas Ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan, pengukuran dan pelatihan produktivitas.

Untuk melaksanakan tugas tersebut Balai Produktivitas Ketenagakerjaan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program pengembangan produktivitas; 2. Pelatihan dan pengukuran serta penyuluhan produktivitas; 3. Penelitian dan pengembangan program pelatihan produktivitas;

4. Kerjasama dan pelatihan pengukuran, penyuluhan dan pengembangan kelembagaan produktivitas;

5. Pengembangan budaya dan etos kerja; dan 6. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

Unsur-unsur organisasi Balai Produktivitas Ketenagakerjaan terdiri dari :

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penyusunan program, pengelolaan penatausahaan keuangan, administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, surat menyurat, rumah tangga dan perlengkapan.

2. Seksi Pelatihan, Penyuluhan dan Bimbingan Teknis Konsultasi Produktivitas mempunyai tugas melaksanakan pengembangan program dan menyelenggarakan pelatihan, penyuluhan dan konsultasi manajemen produktivitas.

3. Seksi Pengukuran dan Pengembangan Kelembagaan Produktivitas mempunyai tugas melaksanakan pengukuran produktivitas dan pembinaan kelembagaan produktivitas.

4. Kelompok Jabatan Fungsional

(14)

14 STRUKTUR ORGANISASI DISNAKERTRANS PROV KAL-SEL

PERDA NO.6 TAHUN 2008 TANGGAL 15 APRIL 2008

KADIS

BID. PKP BID. HIPK BID.P4T BID. P2MKT

SEKSI PKS

SEKSI PPTK

SEKSI PPK SEKSI PENGAWASAN SEKSI SYAKER

SEKSI KHI

SEKSI PENEM TRANS SEKSI PEMB PEMUKIMAN

I SEKSI PKT SEKSI BSPL SEKSI PUT SEKSI PMSDM HIPERKES PRODUKTIVITAS JABATAN FUNGSIONAL

KA. PROGRAM KA.KEUANGAN KA.UMKAP

SEKRETARIS

BLK

BP3TKI BALATRANS

UPTP

2.2. Sumber Daya SKPD

Keberadaan Sumber Daya meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan. Jumlah pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan posisi bulan Juni 2016 berjumlah 196 orang.

Berdasarkan struktur Satuan Organisasi Perangkat Daerah, dari jumlah pegawai tersebut diatas, sebagaimana disusun dalam tabel berikut ini :

NO. Jabatan Esselon Jumlah

1 Kepala Dinas II 1

2 Sekretaris Dinas III 1

3 Kepala Bidang/Kepala UPTD III 7

4 Kepala Sub Bagian/Kepala Seksi IV 22

5 Fungsional - Instruktur - Pengantar Kerja - Mediator - Pengawas - PSM - Arsiparis - Analisis Kepegawaian - Pranata Komputer 33 3 3 4 2 1 1 1 6 Pelaksana Dinas BLK BPTK Hyperkes Non Esselon 63 21 14 19 Jumlah Pegawai 196

(15)

15

Jumlah pegawai disusun berdasarkan tingkat pendidikan, disajikan pada tabel berikut ini :

NO. Pendidikan Jumlah

1. S3 0 2. S2 18 3. S1 69 4. D4 1 5. DIII 23 6. DII 5 7. SLTA 72 8. SLTP 4 9. SD 4 Jumlah Pegawai 196

Sarana dan Prasarana berupa gedung bangunan Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dibangun di Jl. A. Yani Km. 6 No. 23 Banjarmasin, terpisah dengan UPTD yang berada di Jl. Kayu Tangi (UPTD Balai Hyperkes dan KK), Jl. Sungai Besar Banjarbaru (UPTD BPTK dan UPTD BLK).

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD 1. Jenis Pelayanan

Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi berdasarkan PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

a. Bidang Peningkatan Kualitas dan Penempatan Tenaga Kerja • Pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja skala provinsi. • Pelaksanaan pelatihan dan pengukuran produktivitas skala provinsi.

• Pengawasan pelaksanaan perizinan/ pendaftaran lembaga pelatihan kerja serta penerbitan rekomendasi perizinan magang ke luar negeri

• Pengawasan pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditasi lembaga pelatihan kerja.

• Pemberian pelayanan informasi pasar kerja dan bimbingan jabatan kepada pencaker dan pengguna tenaga kerja

• Penerbitan dan pengendalian izin pendirian Lembaga Bursa Kerja/LPTKS dan Lembaga Penyuluhan dan Bimbingan Jabatan

• Penerbitan rekomendasi untuk perizinan pendirian LPTKS dan lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan.

• Pemberian rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala provinsi.

• Fasilitasi dan pembinaan penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat, lansia dan perempuan

(16)

16

• Penerbitan rekomendasi izin operasional TKS Luar Negeri, TKS Indonesia, lembaga sukarela Indonesia yang akan beroperasi lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota dalam satu provinsi

• Pelaksanaan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela

• Pengesahan RPTKA perpanjangan yang tidak mengandung perubahan jabatan, jumlah orang, dan lokasi kerjanya dalam 1 (satu) wilayah provinsi

• Penerbitan IMTA perpanjangan untuk TKA yang lokasi kerjanya lintas kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.

• Pembinaan dan penerapan teknologi tepat guna

• Sosialisasi substansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri b. Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Ketanagakerjaan

• Fasilitasi penyusunan serta pengesahan peraturan perusahaan yang skala berlakunya lebih dari satu kabupaten/kota dalam satu provinsi.

• Pendaftaran PKB, perjanjian pekerjaan antara perusahaan pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya lebih dari satu wilayah kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.

• Pencatatan PKWT pada perusahaan yang skala berlakunya lebih dari satu kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.

• Pendaftaran Perjanjian Pekerjaan antara Perusahaan Pemberi Kerja dengan Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh yang skala berlakunya lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.

• Penerbitan rekomendasi pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh yang skala berlakunya lebih dari satu kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.

• Pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja, dan penutupan perusahaan.

• Pembinaan SDM dan lembaga penyelesaian perselisihan di luar pengadilan.

§ Penyusunan dan penetapan upah minimum provinsi, kabupaten/kota, dan melaporkan kepada menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. • Penetapan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh skala provinsi untuk

duduk dalam lembaga-lembaga ketenagakerjaan provinsi berdasarkan hasil verifikasi.

• Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan norma ketenagakerjaan skala provinsi. • Pemeriksaan/pengujian terhadap perusahaan dan obyek pengawasan

ketenagakerjaan.

(17)

17

• Penanganan kasus/melakukan penyidikan terhadap pengusaha yang melanggar norma ketenagakerjaan .

• Pelaksanaan penerapan SMK3 skala provinsi.

• Pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja yang bersifat strategis.

• Fasilitasi penyelenggaraan pembinaan pengawasan ketenagakerjaan skala provinsi. c. Bidang Pembinaan Penyiapan Pemukiman dan Penempatan Transmigrasi

• Pengusulan rencana lokasi pembangunan Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT) skala provinsi berdasarkan hasil pembahasan dengan pemerintah daerah kabupaten/kota

• Pengusulan rencana pengarahan, perpindahan, dan penempatan transmigrasi skala provinsi berdasarkan hasil pembahasan dengan pemerintah daerah kabupaten/kota. • Pengusulan rancangan rencana teknis pembangunan WPT atau LPT skala provinsi • Mediasi dan koordinasi pelayanan investasi dalam rangka pembangunan WPT atau

LPT skala provinsi.

d. Bidang Pembinaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi

• Mediasi kerjasama antar daerah dalam perpindahan dan penempatan transmigrasi • Fasilitasi, bimbingan teknis, dan supervisi pengembangan SDM dan masyarakat

transmigrasi

• Fasilitasi, bimbingan teknis, dan supervisi pengembangan usaha produktif masyarakat transmigrasi

• Fasilitasi, bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan pemeliharaan infrastruktur kawasan permukiman transmigrasi

Dalam mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan sesuai kondisi yang diharapkan, terdapat tantangan yang harus diatasi guna pencapaian kinerja diatas sebagai berikut :

1. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah mengakibatkan rendahnya daya saing dalam dunia kerja, sehingga dapat mengakibatkan adanya pengangguran.

2. Implementasi pelaksanaan otonomi daerah, tenaga fungsional ketenagakerjaan (instruktur, mediator, pengawas ketenagakerjaan) telah beralih tugas dan fungsinya. 3. Semakin terbatasnya tanah Negara untuk program transmigrasi akibat semakin

besarnya kebutuhan lahan untuk berbagai kepentingan pembangunan dan pengembangan usaha.

4. Penyelenggaraan transmigrasi merupakan program pembangunan wilayah berjangka panjang yang memerlukan biaya besar dan konsistensi kebijakan dan pelaksanaan. Model pembangunan yang demikian memerlukan keterlibatan semua pihak baik kalangan birokrat, dunia usaha, maupun masyarakat secara terpadu dan terintegrasi,

(18)

18

namun demikian minat dunia usaha untuk mengembangkan investasi terintegrasi dengan pembangunan transmigrasi relative rendah.

Sekalipun dalam upaya pencapaian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan dihadapkan pada berbagai tantangan, namun dalam pelaksanaannya juga terdapat peluang bagi upaya pencapaian tugas Pokok dan Fungsi. Peluang tersebut diantaranya adalah :

1. Sumberdaya manusia/pegawai yang ada di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri atas pejabat struktural dan fungsional (instruktur pelatihan kerja, pengantar kerja, mediator dan pengawas ketenagakerjaan) serta staf merupakan salah satu potensi dalam melaksanakan kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian 2. Sarana dan prasarana yang tersedia dalam jumlah tertentu di setiap unit kerja di

lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi juga memiliki peranan yang cukup menentukan dalam pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

3. Berbagai teknologi juga tersedia di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi seperti teknologi pelatihan, teknologi informasi pasar kerja, dan berbagai teknologi lainnya, berguna mendukung pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

4. Demikian halnya dengan anggaran/pembiayaan yang bersumber dari Penerimaan Negara dari Pajak maupun PNBP yang terakomodir dalam APBN dan APBD Provinsi Kalimantan Selatan juga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

5. Pasar tenaga kerja luar negeri merupakan potensi yang harus segera disambut dengan pengelolaan ketenagakerjaan yang profesional, efektif dan efisien. Tenaga kerja Indonesia di luar negeri telah memberikan kontribusinya dalam mendukung dan memajukan Indonesia melalui remitansi yang menambah devisa negara. Krisis ekonomi dunia yang membuat berbagai negara harus mereformasi perkonomiannya ternyata tidak memberi pengaruh besar bagi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

6. Pemerintah melakukan reformasi dan revitalisasi berbagai infrastruktur ketenagakerjaan seperti regulasi yang ramah terhadap investasi dan ketenangan berusaha

7. Dalam rangka pelayanan dan perlindungan TKI di luar Negeri telah dibentuk dan ditempatkan 10 (sepuluh) atas ketenagakerjaan di 9 negara penempatan, yaitu Malaysia, Hongkong, Saudi Arabia (Riyadh dan Jedah),Persatuan Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Singapura, Brunei Darussalam, dan Korea Selatan. Keberadaan atase

(19)

19

ketenagakerjaan tersebut dapat memberikan pelayanan informasi penempatan dan perlindungan

8. Dengan disahkannya UU No. 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, maka transmigrasi akan lebih jelas perannya dalam mengatasi kesenjangan antar wilayah melalui pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal sebagai upaya peningkatan daya saing daerah. Hal tersebut disebabkan karena berubahnya pendekatan pembangunan transmigrasi dari pendekatan perpindahan penduduk menjadi pendekatan pengembangan kawasan, semakin besarnya peran Pemerintah Daerah sejak perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan transmigrasi, serta diwajibkannya kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk memberikan kemudahan kepada Badan Usaha untuk mengembangkan investasi di Kawasan Transmigrasi. Berdasarkan perubahan UU tersebut,maka peran transmigrasi dalam RPJM Nasional tahun 2010-2014 semakin jelas dan terukur, yaitu mendukung Prioritas Bidang Wilayah dan Tata Ruang dalam pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal dan daerah.

Gambaran ketenagakerjaan di Kalimantan Selatan pada Februari 2014 mengalami sedikit perbaikan. Hal ini digambarkan dengan adanya kenaikan jumlah Angkatan Kerja sebesar 2,85 persen yaitu mencapai 2,0 juta orang atau terjadi penambahan sebesar 55,8 ribu orang dibanding Februari 2013

Penduduk yang bekerja pada bulan Februari 2014 adalah sebesar 1,9 juta, mengalami kenaikan sebesar 2,65 persen atau terjadi penambahan sebesar 49,7 ribu orang dibanding Februari 2013.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara jumlah pengangguran terhadap penduduk angkatan kerja. TPT Kalimantan Selatan keadaan bulan Februari 2014 adalah 4,03 persen mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen dibanding Februari 2013 sebesar 3,84 persen.

2.4. Kelompok Sasaran

Yang menjadi kelompok sasaran dalam melaksanakan tugas Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Selatan adalah masyarakat pencari kerja, tenaga kerja dalam hubungan kerja, calon transmigran, transmigran yang masih dibina.

2.5. Capaian Tahun 2011-2015

Pembangunan ketenagakerjaan memiliki peranan yang sangat penting untuk menciptakan SDM yang berkualitas. Berdasarkan reviu selama lima tahun terakhir (2011-2015) dapat diketahui bahwa terjadi dinamika dalam pembangunan ketenagakerjaan sebagai muara dari berbagai kondisi hulu, maka kebijakan pemerintah dalam bentuk kebijakan ekonomi, sosial maupun politik sangat berpengaruh terhadap akselerasi pembangunan bidang ketenagakerjaan.

(20)

20 ANGKATAN KERJA 2.987.250 TINGKAT PENGANGGUR AN TERBUKA 4,92 % PENDUDUK YANG BEKERJA 1.889.502 BEKERJA PENUH (> 34 jam/mg) PARUH WAKTU BEKERJA TIDAK PENUH ( < 34 jam/mg) SETENGAH PENGANGGUR MASALAH KETENAGAKERJAAN

Berdasarkan data yang telah terhimpun dari 13 (tiga belas) Kabupaten/Kota se- Kalimantan Selatan dan di croscek dengan data dari SAKERNAS, maka data dan informasi ketenagakerjaan Kalimantan Selatan selama tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

2.5.1. Angkatan Kerja (AK)

Angkatan Kerja merupakan penduduk usia kerja yang berumur 15 tahun ke atas yang selama seminggu sebelum pencacahan, bekerja atau punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan mereka yang tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Atau dapat disimpulkan bahwa angkatan kerja adalah sekelompok penduduk usia kerja yang potensial untuk bekerja. Pengertian potensial adalah kesiapan setiap orang untuk masuk di pasar kerja baik saat itu sedang bekerja maupun mencari pekerjaan.

2.5.1.1. Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Daerah dan Jenis Kelamin

2011 2012 2013 2014 2015 Perkotaan 750,997 749,465 747,082 774,351 861,769 Perdesaan 1,174,687 1,172,686 1,153,268 1,166,878 1,125,481 JUMLAH 1,925,684 1,922,151 1,900,350 1,941,229 1,987,250 JENIS KELAMIN Laki-Laki 1,161,001 1,172,438 1,178,580 1,203,278 1,226,812 Perempuan 764,683 749,713 721,770 737,951 760,438 JUMLAH 1,925,684 1,922,151 1,900,350 1,941,229 1,987,250 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 DAERAH TAHUN

(21)

21

2.5.1.2. Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Golongan Umur 2011 2012 2013 2014 2015 15-19 155,841 164,399 115,584 116,902 108,660 20-24 218,087 214,649 215,481 206,172 230,759 25-29 263,472 245,977 220,898 217,030 260,339 30-34 278,375 296,919 288,676 297,723 256,177 35-39 257,318 257,671 251,545 265,389 267,207 40-44 228,510 232,186 242,700 246,698 252,406 45-49 186,999 187,979 190,562 191,324 210,662 50-54 141,399 144,552 161,492 174,393 168,778 55-59 88,109 79,500 103,984 105,877 114,201 60-64 49,525 50,597 58,945 63,303 62,960 65+ 58,049 47,722 50,483 56,418 55,101 JUMLAH 1,925,684 1,922,151 1,900,350 1,941,229 1,987,250 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 GOLONGAN UMUR TAHUN

2.5.1.3. Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Tingkat Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015 ≤SD 1,010,966 1,011,003 1,003,760 996,419 956,327 SMTP 379,521 365,834 339,579 342,618 333,155 SMTA Umum 288,840 281,088 277,978 314,660 351,700 SMTA Kejuruan 105,611 115,764 111,257 113,871 122,946 DIPLOMA I/II/III/AKADEMI 50,483 40,558 43,082 41,840 57,695 UNIVERSITAS 90,263 107,904 124,694 131,821 165,427 JUMLAH 1,925,684 1,922,151 1,900,350 1,941,229 1,987,250 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 PENDIDIKAN TAHUN

2.5.1.4. Angkatan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Tanah Laut 163,388 160,807 153,404 163,093 157,649 Kota Baru 154,439 139,121 133,297 141,568 146,621 Kabupaten Banjar 273,605 287,572 293,115 303,438 280,643 Kabupaten Barito Kuala 151,803 164,631 155,476 155,603 159,337 Kabupaten Tapin 94,873 84,975 88,991 92,425 94,619 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 115,778 108,312 109,727 105,682 114,473 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 133,669 136,497 129,502 128,481 139,214 Kabupaten Hulu Sungai Utara 110,896 119,619 113,062 117,585 113,125 Kabupaten Tabalong 118,709 117,600 123,044 121,965 126,403 Kabupaten Tanah Bumbu 139,163 132,697 139,113 134,199 152,022 Kabupaten Balangan 59,873 68,355 64,007 66,110 64,993 Kota Banjarmasin 311,180 311,031 299,799 311,951 327,864 Kota Banjar Baru 98,308 90,934 97,813 99,129 110,287 JUMLAH 1,925,684 1,922,151 1,900,350 1,941,229 1,987,250 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 KAB./KOTA TAHUN

(22)

22

2.5.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

TPAK merupakan rasio antara Angkatan kerja dengan Penduduk Usia Kerja (PUK) dikalikan seratus persen. TPAK merupakan gambaran penduduk yang melakukan ekonomi aktif, baik bekerja maupun mencari pekerjaan.

2.5.2.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Daerah dan Jenis Kelamin

2011 2012 2013 2014 2015 Perkotaan 67.98 66.69 64.09 65.14 66.90 Perdesaan 77.18 75.73 73.18 72.67 72.06 JUMLAH 73.31 71.93 69.31 69.46 69.73 JENIS KELAMIN Laki-Laki 87.94 87.31 85.35 85.41 85.29 Perempuan 58.53 56.39 53.04 53.25 53.87 JUMLAH 73.31 71.93 69.31 69.46 69.73 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 DAERAH TAHUN

2.5.2.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Golongan Umur

2011 2012 2013 2014 2015 15-19 44.31 44.54 31.82 31.68 32.32 20-24 69.26 69.40 70.82 68.69 69.06 25-29 77.39 76.63 75.82 74.67 77.22 30-34 82.09 80.18 76.54 78.35 76.62 35-39 82.93 82.14 80.26 82.64 81.57 40-44 86.18 85.42 82.44 82.79 83.50 45-49 86.95 86.58 84.91 81.98 81.96 50-54 85.28 84.94 80.25 83.03 82.06 55-59 79.56 73.40 77.90 73.74 74.19 60-64 61.89 59.05 62.96 64.78 60.76 65+ 43.46 35.15 34.78 37.38 34.88 JUMLAH 73.31 71.93 69.31 69.46 69.73 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 GOLONGAN UMUR TAHUN

2.5.2.2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Tingkat Pendidikan

2011 2012 2013 2014 2015 ≤SD 74.11 73.30 71.71 71.52 70.66 SMTP 65.67 63.15 56.14 56.30 56.59 SMTA Umum 73.72 70.73 68.61 69.91 70.92 SMTA Kejuruan 77.83 76.81 77.61 76.98 74.56 DIPLOMA I/II/III/AKADEMI 87.51 82.98 80.73 83.53 86.02 UNIVERSITAS 90.70 92.49 92.21 91.12 91.88 JUMLAH 73.31 71.93 69.31 69.46 69.73 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 PENDIDIKAN TAHUN

(23)

23

2.5.2.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Kabupaten/Kota

2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Tanah Laut 76.35 74.06 69.41 72.42 68.72 Kota Baru 76.34 67.41 63.18 65.79 66.78 Kabupaten Banjar 74.26 76.44 76.45 77.71 70.53 Kabupaten Barito Kuala 76.28 80.66 75.36 74.29 74.80 Kabupaten Tapin 75.63 67.33 69.89 71.29 71.75 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 73.24 68.33 68.82 65.27 69.65 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 75.02 75.34 71.12 69.51 74.16 Kabupaten Hulu Sungai Utara 74.43 78.25 73.29 75.05 70.98 Kabupaten Tabalong 75.18 73.07 74.99 72.93 74.18 Kabupaten Tanah Bumbu 73.91 68.91 65.42 61.15 67.08 Kabupaten Balangan 77.55 83.82 77.24 78.26 75.38 Kota Banjarmasin 67.30 66.60 62.77 64.28 66.44 Kota Banjar Baru 67.06 61.57 61.27 60.18 64.86 JUMLAH 73.31 71.92 69.31 69.46 79.73 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 KAB./KOTA TAHUN

2.5.3. Penduduk Yang Bekerja (PYB)

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh penduduk usia kerja dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan bekerja ini mencakup, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu sementara tidak aktif bekerja, misal karena cuti, sakit, dan sejenisnya. Termasuk pula di sini kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.

2.5.3.1. Penduduk Yang Bekerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Daerah dan Jenis Kelamin

2011 2012 2013 2014 2015 Perkotaan 697,453 694,435 709,726 733,050 804,438 Perdesaan 1,127,476 1,126,892 1,121,087 1,134,412 1,085,064 JUMLAH 1,824,929 1,821,327 1,830,813 1,867,462 1,889,502 JENIS KELAMIN Laki-Laki 1,110,613 1,119,749 1,134,010 1,155,817 1,166,316 Perempuan 714,316 701,578 696,803 711,645 723,186 JUMLAH 1,824,929 1,821,327 1,830,813 1,867,462 1,889,502 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 DAERAH TAHUN

(24)

24

2.5.3.2. Penduduk Yang Bekerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Golongan Umur

2011 2012 2013 2014 2015 15-19 118,424 133,547 92,351 94,626 84,273 20-24 193,576 192,491 193,711 180,816 198,514 25-29 250,493 232,756 211,595 207,552 245,223 30-34 272,592 286,321 283,386 291,673 248,144 35-39 252,951 249,728 246,790 261,590 258,497 40-44 226,077 227,543 240,652 244,138 248,902 45-49 183,065 182,882 189,719 190,706 208,792 50-54 139,919 139,308 160,575 172,836 167,958 55-59 87,021 78,576 103,172 104,469 112,535 60-64 48,317 50,453 58,379 62,638 61,563 65+ 52,494 47,722 50,483 56,418 55,101 JUMLAH 1,824,929 1,821,327 1,830,813 1,867,462 1,889,502 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 GOLONGAN UMUR TAHUN

2.5.3.3. Penduduk Yang Bekerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Tingkat Pedidikan

2011 2012 2013 2014 2015 ≤SD 977,235 971,368 984,378 979,246 928,828 SMTP 352,698 342,320 321,811 325,715 318,373 SMTA Umum 266,127 258,346 257,774 288,500 323,773 SMTA Kejuruan 96,846 105,962 103,387 107,472 110,714 DIPLOMA I/II/III/AKADEMI 47,838 39,324 41,995 40,005 52,760 UNIVERSITAS 84,185 104,007 121,468 126,524 155,054 JUMLAH 1,824,929 1,821,327 1,830,813 1,867,462 1,889,502 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 PENDIDIKAN TAHUN

2.5.3.4. Penduduk Yang Bekerja Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 menurut Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Tanah Laut 153,936 154,060 148,815 158,318 150,510 Kota Baru 147,484 133,021 127,360 135,989 137,684 Kabupaten Banjar 260,815 280,051 285,584 293,454 270,992 Kabupaten Barito Kuala 144,398 157,259 150,446 152,171 156,172 Kabupaten Tapin 90,089 79,035 84,326 90,766 89,760 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 110,779 102,037 105,102 102,888 111,218 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 127,511 129,642 127,339 123,276 135,082 Kabupaten Hulu Sungai Utara 105,037 115,207 109,991 113,619 109,574 Kabupaten Tabalong 113,131 112,028 120,446 116,937 122,418 Kabupaten Tanah Bumbu 132,558 121,185 129,174 127,816 139,195 Kabupaten Balangan 58,481 65,653 62,267 65,227 62,192 Kota Banjarmasin 288,975 288,995 284,685 293,171 300,667 Kota Banjar Baru 91,735 83,154 95,278 93,830 104,038 JUMLAH 1,824,929 1,821,327 1,830,813 1,867,462 1,889,502 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 KAB./KOTA TAHUN

(25)

25

2.5.4. Pengangguran Terbuka (PT)

Pengangguran Terbuka ( Open Unemployment) adalah: (a) Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan; (b) Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha;(c) Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan; (d) Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

2.5.4.1. Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Daerah dan Jenis Kelamin

2011 2012 2013 2014 2015 Perkotaan 53,544 55,030 37,356 41,301 57,331 Perdesaan 47,211 45,794 32,181 32,466 40,417 JUMLAH 100,755 100,824 69,537 73,767 97,748 JENIS KELAMIN Laki-Laki 50,388 52,689 44,570 47,461 60,496 Perempuan 50,367 48,135 24,967 26,306 37,252 JUMLAH 100,755 100,824 69,537 73,767 97,748 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 DAERAH TAHUN

2.5.4.2. Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Golongan Umur

2011 2012 2013 2014 2015 15-19 37,417 30,852 23,233 22,276 24,387 20-24 24,511 22,158 21,770 25,356 32,245 25-29 12,979 13,221 9,303 9,478 15,116 30-34 5,783 10,598 5,290 6,050 8,033 35-39 4,367 7,943 4,755 3,799 8,710 40-44 2,433 4,643 2,048 2,560 3,504 45-49 3,934 5,097 843 618 1,870 50-54 1,480 5,244 917 1,557 820 55-59 1,088 924 812 1,408 1,666 60-64 144 566 665 1,397 65+ 5,555 0 JUMLAH 99,547 100,824 69,537 73,767 97,748 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 GOLONGAN UMUR TAHUN

2.5.4.3. Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Tingkat Pendidikan

2011 2012 2013 2014 2015 ≤SD 33,731 39,635 19,382 17,173 27,499 SMTP 26,823 23,514 17,768 16,903 14,782 SMTA Umum 22,713 22,742 20,204 26,160 27,927 SMTA Kejuruan 8,765 9,802 7,870 6,399 12,232 DIPLOMA I/II/III/AKADEMI 2,645 1,234 1,087 1,835 4,935 UNIVERSITAS 6,078 3,897 3,226 5,297 10,373 JUMLAH 100,755 100,824 69,537 73,767 97,748 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 PENDIDIKAN TAHUN

(26)

26

2.5.4.4. Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Tanah Laut 9,452 6,747 4,589 4,775 7,139 Kota Baru 6,955 6,100 5,937 5,579 8,937 Kabupaten Banjar 12,790 7,521 7,531 9,984 9,651 Kabupaten Barito Kuala 7,405 7,372 5,030 3,432 3,165 Kabupaten Tapin 4,784 5,940 4,665 1,659 4,859 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 4,999 6,275 4,625 2,794 3,255 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 6,158 6,855 2,163 5,205 4,132 Kabupaten Hulu Sungai Utara 5,859 4,412 3,071 3,966 3,551 Kabupaten Tabalong 5,578 5,572 2,598 5,028 3,985 Kabupaten Tanah Bumbu 6,605 11,512 9,939 6,383 12,827 Kabupaten Balangan 1,392 2,702 1,740 883 2,801 Kota Banjarmasin 22,205 22,036 15,114 18,780 27,197 Kota Banjar Baru 6,573 7,780 2,535 5,299 6,249 JUMLAH 100,755 100,824 69,537 73,767 97,748 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 KAB./KOTA TAHUN

2.5.5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

merupakan rasio antara pencari kerja dengan Angkatan Kerja (AK) dikalikan seratus persen

Pengangguran Terbuka TPT =

Angkatan Kerja

2.5.5.1. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Daerah dan Jenis Kelamin

2011 2012 2013 2014 2015 Perkotaan 7.13 7.34 5.00 5.33 6.65 Perdesaan 4.02 3.91 2.79 2.78 3.59 JUMLAH 5.23 5.25 3.66 3.80 4.92 JENIS KELAMIN Laki-Laki 4.34 4.49 3.78 3.94 4.93 Perempuan 6.59 6.42 3.46 3.56 4.90 JUMLAH 5.23 5.25 3.66 3.80 4.92 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 DAERAH TAHUN

(27)

27

2.5.5.2. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Golongan Umur

2011 2012 2013 2014 2015 15-19 24.01 18.77 20.10 19.06 22.44 20-24 11.24 10.32 10.10 12.30 13.97 25-29 4.93 5.37 4.21 4.37 5.81 30-34 2.08 3.57 1.83 2.03 3.14 35-39 1.70 3.08 1.89 1.43 3.26 40-44 1.06 2.00 0.84 1.04 1.39 45-49 2.10 2.71 0.44 0.32 0.89 50-54 1.05 3.63 0.57 0.89 0.49 55-59 1.23 1.16 0.78 1.33 1.46 60-64 0.28 0.96 1.05 2.22 65+ 9.57 JUMLAH 5.17 5.25 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 GOLONGAN UMUR TAHUN

2.5.5.3. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Tingkat Pendidikan

2011 2012 2013 2014 2015 ≤SD 3.34 3.92 1.93 1.72 2.88 SMTP 7.07 6.43 5.23 4.93 4.44 SMTA Umum 7.86 8.09 7.27 8.31 7.94 SMTA Kejuruan 8.30 8.47 7.07 5.62 9.95 DIPLOMA I/II/III/AKADEMI 5.24 3.04 2.52 4.39 8.55 UNIVERSITAS 6.73 3.61 2.59 4.02 6.27 JUMLAH 5.23 5.25 3.66 3.80 4.92 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 PENDIDIKAN TAHUN

2.5.5.4. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 Menurut Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 2015 Kabupaten Tanah Laut 5.79 4.20 2.99 2.93 4.53 Kota Baru 4.50 4.38 4.45 3.94 6.10 Kabupaten Banjar 4.67 2.62 2.57 3.29 3.44 Kabupaten Barito Kuala 4.88 4.48 3.24 2.21 1.99 Kabupaten Tapin 5.04 6.99 5.24 1.79 5.14 Kabupaten Hulu Sungai Selatan 4.32 5.79 4.22 2.64 2.84 Kabupaten Hulu Sungai Tengah 4.61 5.02 1.67 4.05 2.97 Kabupaten Hulu Sungai Utara 5.28 3.69 2.72 3.37 3.14 Kabupaten Tabalong 4.70 4.74 2.11 4.12 3.15 Kabupaten Tanah Bumbu 4.75 8.68 7.14 4.76 8.44 Kabupaten Balangan 2.32 3.95 2.72 1.34 4.31 Kota Banjarmasin 7.14 7.08 5.04 6.02 8.30 Kota Banjar Baru 6.69 8.56 2.59 5.35 5.67 JUMLAH 5.23 5.25 3.66 3.80 4.92 Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015 KAB./KOTA TAHUN

(28)

28

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS

BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Isu-isu strategis menjadi salah satu acuan pokok penyusunan kebijakan hingga program dan kegiatan prioritas pembangunan agar pencapaian tujuan pembangunan daerah lebih terstruktur, tepat, dan cepat. Oleh karenanya, diharapkan dengan adanya perumusan isu-isu strategis sebagai salah satu pondasi pengambilan kebijakan pembangunan dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja pembangunan daerah agar kesejahteraan masyarakat segera terwujud.

Isu-isu strategis Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian di Provinsi Kalimantan Selatan dirumuskan melalui identifikasi berbagai permasalahan pembangunan daerah, regional, nasional, maupun fenomena internasional yang bersifat strategis dan memiliki pengaruh terhadap agenda pembangunan lima tahun ke depan. Rumusan dari isu strategis tersebut akan mencakup isu internasional, isu nasional, dan isu regional yang saling memiliki hierarki secara langsung. Tenaga kerja merupakan aset berharga dalam peningkatan capaian pembangunan baik dari segi social maupun ekonomi. Perlunya perhatian pemerintah daerah dalam memberdayakan sumber daya manusianya sebagai tenaga kerja yang berdaya saing sangatlah penting karena tenaga kerja merupakan bagian dari subyek pembangunan yang tidak bisa dianggap remeh.

Permasalahan yang sering timbul dalam pembangunan suatu wilayah adalah rendahnya daya saing tenaga kerja sehingga tidak bisa memaksimalkan potensi sumber daya manusia yang ada. Rendahnya daya saing tenaga kerja inilah yang akan memberi dampak beruntun pada permasalahan pembangunan berikutnya seperti pendapatan rendah, kemiskinan, hingga pengangguran.

Pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan memang harus diupayakan secara sadar, sungguh - sungguh dan terencana. Karenanya, harusnya tidak lagi mengandalkan ketersediaan tenaga kerja yang banyak dengan upah murahnya dalam penyelesaian permasalahan ketenagakerjaan seperti penganggur terbuka dan setengah penganggur. Penyelesaian hanya dari satu sisi saja akan berpotensi menciptakan permasalahan baru yang lebih kompleks seperti permasalahan perselisihan hubungan industrial, jaminan sosial, pengawasan ketenagakerjaan dan dampaknya belum menciptakan kondisi ketenagakerjaan yang mampu mensejahterakan pekerja dan keluarganya pada khususnya serta kondisi masyarakat yang adil dan sekaligus makmur tanpa kesenjangan yang terlalu besar. Untuk itu, terkait dengan perkembangan perekonomian terkini, sudah selayaknya jika upaya penyelesaian yang ada justru dengan ‘memahami’ kebutuhan pasar kerja sehingga mampu menciptakan kesempatan kerja yang seluasnya berikut bagaimana menyediakan tenaga kerja yang memiliki spesifikasi sesuai kebutuhan tersebut. Dan karena pembangunan ketenagakerjaan tidak mungkin lepas dari kondisi perekonomian yang ada, terutama kondisi perekonomian sektor lapangan usaha, maka perkembangan laju pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha juga harus dicermati, kemudian dengan koordinasi bersama instansi pembina sektor lapangan usaha tersebut ditindaklanjuti dengan target serta program yang

(29)

29

mendukung penciptaan kesempatan kerja pada sektor tersebut bersamaan dengan karakteristik dasar tenaga kerjanya.

Masalah pokok ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan adalah (1) tersedianya ketidakseimbangan antara penyediaan lapangan pekerjaan dengan kebutuhan masyarakat terhadap lapangan kerja tersebut sehingga jumlah penganggur relatif besar, (2) rendahnya kualitas angkatan kerja, dan (3) rendahnya perlindungan dan kesejahteraan pekerja. Masalah pokok lainnya adalah kualitas angkatan kerja yang relatif sangat rendah ditandai oleh tingkat pendidikan formal angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh tamatan (maksimal) sekolah dasar, termasuk di dalamnya mereka yang belum tamat dan tidak pernah sekolah. Selain itu, masalah pokok berikutnya adalah berkaitan dengan kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja yang hingga saat ini pada umumnya dirasakan masih jauh dari memadai.

Penganggur merupakan indikator yang sederhana untuk menggambarkan kondisi ketenagakerjaan dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang sangat besar. Namun masalah lainnya yang juga sangat penting adalah setengah penganggur yang didefinisikan sebagai orang yang bekerja kurang dari 35 jam perminggu. Setengah penganggur ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain banyaknya orang yang terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal karena iklim usaha yang kurang kondusif, misalnya karena perusahaan terpaksa mengurangi jumlah produksi karena berkurangnya order yang masuk sebagai dampak melemahnya daya beli masyarakat. Kedua konsep ini sangat berbeda, karena penganggur adalah jumlah orang yang mencari pekerjaan sedangkan setengah penganggur menggunakan pendekatan jam kerja.

Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Provinsi Kalimantan Selatan secara umum cenderung meningkat, meskipun peningkatannya relatif kecil. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya angkatan kerja serta tingkat kebutuhan hidup masyarakat di Kalimantan Selatan.

Tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2014 sebagian besar adalah bekerja pada sektor jasa (44,28%) dimana sebagian besar berstatus buruh atau karyawan pada sektor tersebut. Sedangkan pada sektor kemiskinan yang mencapai 40,22 persen tenaga kerja, sebagian besar berstatus pekerja tak dibayar dan berusaha namun dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar. Hal ini mengindikasikan masih rendahnya kualitas dan daya saing tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan mengingat masih tingginya tenaga kerja yang bekerja namun tak dibayar maupun tenaga lepas.

Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Provinsi Kalimantan Selatan, Tahun 2011-2015

No Status Pekerjaan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Berusaha Sendiri 360.879 346.289 393.334 419.933 377.805

2 Berusaha dibantu buruh tidak

tetap/tidak dibayar 359.116 333.079 315.114 319.756 299.712

3 Berusaha dibantu buruh

(30)

30

4 Buruh/Karyawan 565.549 595.070 601.870 635.595 719.321

5 Pekerja bebas di Pertanian 45.905 50.798 56.659 42.865 48.898

6 Pekerja bebas di Non Pertanian 68.561 67.425 76.682 75.173 88.961

7 Pekerja tak di bayar 366.197 363.371 325.207 319.439 290.391

Total 1.824.929 1.821.327 1.830.813 1.867.462 1.889.502

Sumber: BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2015

Salah satu indikasi rendahnya daya saing maupun kualitas tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Selatan adalah variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan. Di Provinsi Kalimantan Selatan, penduduk bekerja hanya memiliki ijazah Sekolah Dasar mencapai 33,42 persen dan bahkan sebanyak 19,01 persen tidak pernah sekolah atau tidak tamat Sekolah Dasar. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi beserta Lintas sector terkait agar peningkatan kualitas tenaga kerja dioptimalkan baik melalui jalur pendidikan formal maupun informal sehingga kualitas dan daya saing tenaga kerja dapat meningkat.

Status pekerjaan di Provinsi Kalimantan Selatan untuk kategori informal memiliki prosentase yang lebih besar dibandingkan dengan kategori formal. Hal ini karena walaupun untuk proporsi terbesar adalah pada status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai yang tergolong formal, namun karena proporsi para pengusahanya (berusaha dengan buruh tetap/dibayar) tergolong kecil. Dengan demikian guna meningkatkan status kerja formal yang lebih terjamin dari sisi jaminan kerja dan remunerasinya perlu ditingkatkan jumlah pengusaha maupun pekerja di Provinsi Kalimantan Selatan. Jumlah yang besar dari pengusaha akan memberi dampak luas bagi penciptaan kesempatan kerja sektor formal. Sehingga diharapkan kesejahteraan dan jaminan pekerjaan dari pekerja di Provinsi Kalimantan Selatan akan semakin baik.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi dalam pembangungan ketransmigrasian adalah : 1. Tidak seimbangnya animo masyarakat dengan kesempatan bertransmigrasi

2. Masih rendahnya partisipasi pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan transmigrasi 3. Banyaknya lokasi transmigrasi yang belum berkembang dan areal yang dicadangkan atau

dicadangkan untuk transmigrasi yang masih belum clear and clean

4. Rendahnya sarana dan prasarana di lokasi transmigrasi dan ex. UPT pasca alih status 5. Belum optimalnya pengelolaan potensi di kawasan transmigrasi

(31)

31

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RPJMD PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2016-2021 : VISI :

“Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan)

Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya Saing”

MISI :

1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Agamis, Sehat, Cerdas dan Terampil;

2. Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan Yang Professional Dan Berorientasi Pada Pelayanan Publik

3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yg Berbasiskan Kearifan Lokal

4. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yg Mendukung Percepatan Pengemb. Ekonomi & Sosial Budaya

5. Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yg Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan.

Prioritas Provinsi Kalimantan Selatan adalah : 1. KAL SEL CERDAS

2. KAL SEL SEHAT 3. KAL SEL TERAMPIL 4. KAL SEL BERIMAN

5. KAL SELSENTRA PANGAN

6. KAL SEL MENUJU SALAH SATU DESTINASI WISATA NASIONAL 7. KAL SEL MENUJU DAERAH PERDAGANGAN DAN JASA

8. KAL SEL MENUJU LINGKUNGAN BERKUALITAS

9. KAL SEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS 10. KAL SEL BERBUDAYA

11. KAL SEL AMAN

12. KAL SEL MENUJU TUAN RUMAH PON 13. KAL SEL PEMDA BERKINERJA BAIK

Gambar

Tabel Daftar Pegawai

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pada lokus AKK dan studi kepustakaan (no. 2) harus dapat menghasilkan gambaran konkrit dan benar tentang masalah nyata AKK, dan memastikan perkiraan atau asumsi

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis merasa sangat tertarik untuk dan diharapkan dapat menjawab berbagai macam pertanyaan berkenaan dengan masalah perbuatan melawan

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang Koperasi, Usaha kecil dan Menengah, bidang Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. b) Pelaksanaan kebijakan bidang Koperasi, Usaha

TOPSTAR FASHION (D&amp;C BRIGHTSPORT CENTRE) BUKA DIGI STORE EXPRESS LABUAN (LEDDER ENTERPRISE) BUKA.. STREETWISE FASHION STORE

WK West Glagah Kambuna , WK Palangkaraya, Halmahera Kofiau, East Kangean, South Sageri, East Sepanjang, East Bula, North Makasar Strait, SE Seram, Obi, Sunda Strait I,

odorata di Parung Panjang, Setu, Darmaga, dan Gunung Bunder secara keseluruhan terdiri dari 24.213 individu serangga yang termasuk ke dalam 14 ordo, 132 famili, dan 568

Menurut penelitian dari (Ahmad, Lapian, Soegoto, Sam, &amp; Manado, 2016) menyatakan bahwa green marketing berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

pengawasan teknis atas pelaksanaan tugas pokok sesuai d- dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Mentri serta berdasarkan peratmran perundang-undangan yang berlaku.. sumber