• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D HOUSE OF TOBACO DENGAN MENGGUNAKAN MESIN RENDER MENTAL RAY NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wisnu Adi Khoirian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D HOUSE OF TOBACO DENGAN MENGGUNAKAN MESIN RENDER MENTAL RAY NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wisnu Adi Khoirian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “HOUSE OF TOBACO” DENGAN

MENGGUNAKAN MESIN RENDER MENTAL RAY

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Wisnu Adi Khoirian

11.12.6233

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

(2)
(3)

1

PERANCANGAN FILM ANIMASI 3D “HOUSE OF TOBACO” DENGAN

MENGGUNAKAN MESIN RENDER MENTAL RAY

Wisnu Adi Khoirian

1)

, Amir Fatah Sofyan

2)

,

1) 2)

Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283

Email : wisnu.kh@students.amikom.ac.id1), amir@amikom.ac.id2)

Abstract - The animation novice when performing the rendering process is still confused the choice because the uninitiated choose a good quality rendering results. the need for more research on the problems rendering to know the best picture quality according to standards when performing the rendering process.

The method used to mengeahui best image quality that is necessary to test rendering to see the results of a program that will serve as the data that is generated.

Rendering engine used in the making of this 3D animated movie that is rendering using the mental ray rendering engine. By using the mental ray rendering can calculate the effects of global illumination, indirect illumination and shader on the surface or light.

Keywords - Rendering, Animation, Mental ray.

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Saat ini film animasi 3 dimensi banyak di minati oleh orang di seluruh dunia, tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang dewasa, baik sebagai bahan tontonan,maupun alat sebagai membuat iklan. Pembuatan film-film luar biasa yang dibuat oleh industri-industri film holywood sangat membuat kita berdecak kagum. Film-film tersebut sangat menginspirasi bagaimana teknologi di luar sana sudah sangat begitu canggihnya. Betapa tidak, mereka membuat film animasi 3 dimensi dengan gambar dan pencahayaan yang menakjubkan. Sebagai contoh film-film yang menjadi salah satu hits di bioskop, film-film Monster University, Toy Story, Rio, Despicable Me, dan masih banyak lainnya.

Di Indonesia sebenarnya sudah banyak film yang di buat oleh anak bangsa sendiri baik yang release di luar negeri dan beberapa menjadi nominasi sebagai film terbaik, contoh Peter Rabit, Garfild, Octounot, Dead Man, Sing To The Down maupun yang release di dalam negeri seperti film Battle of Surabaya, Pak Raden, itu beberapa film di dalam negeri dengan kualitas hampir menyamai film-film animasi holywood.

Film animasi 3 dimensi “House Of Tobaco” ini akan di buat dengan gambar dan pencahayaan yang bagus, agar terlihat seperti kehidupan nyata. Dalam pembuatan film animasi 3 dimensi, untuk mendapatkan kualitas gambar dan pencahayaan yang bagus di butuhkan rendering dengan mesin render yaitu mental ray. Mental ray merupakan sebuah mesin untuk

merender gambar atau video yang terdapat pada program Autodesk Maya. Mental ray mempunyai kelebihan yaitu dapat mengkalkulasi efek Global illumination dan Final

gathering, selain itu dapat juga menggunakan shader

pada pada permukaan gambar atau cahaya, sehingga terlihat seperti kehidupan nyata.

1.2 Tinjauan Pustaka

Purnomo (2014),Meneliti tentang perancangan film animasi 3D “The Guide” yang membahas tentang bahasa dan wisata daerah yang harus dikenalkan dan mngoptimalkan potensi-potensi alam, dan juga dii jelaskan bahwa industry film-film holywood sangat menginspirasi, serta mengajak agar anak-anak Indonesia dapat mampu menghasilkan karya-karya terbaik untuk sekelas film holywood.[1]

Yudhi Windarto (2013), Pembuatan film animasi 3D cerita rakyat “The Legend Of Toba Lake” yang dibuat menggunakan software blander. Didalam film animasi dijelaskan bahwa seorang sutradara dapat menampilkan scenario yang tidak mungkin diperagakan oleh manusia. Nilai-nilai moral dan budaya bangsa menjadi hal yang dapat dimasukan didalam sebuah film animasi.[2]

Bayu Aji Nindita (2011), Perancangan film animasi “Narantaka” Dengan mengangkat tokoh Wayang Gatotkaca. Masalah yang dikaji adalah bagaimana meningkatkan minat generasi muda Indonesia terutama remaja akan film animasi local ditengah maraknya film animasi dari luar negeri. Film animasi adalah salah satu media yang sangat efisien untuk menyampaikan ide gagasan serta pesan moral yang dikemas secara modern sehingga mdah diterima oleh generasi muda sekarang.[3]

1.3 Konsep Dasar Film Animasi 1.3.1 Animasi

Animasi pada dasarnya yaitu mengerakan objek agar tampak lebih dinamis.sebelum era komputerisasi film-film animasi terdahulu menggunakan ratusan sampai ribuan gambar untuk membuat sebuh animasi pergerakan satu persatu. Tiap gambar bergerak tersebut dikenal dengan frame.Untuk membuat animasi yang halus pergerakannya maka dibutuhkan makin banyak gambar.[4]

Animasi dalam multimedia merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Ada sembilan macam animasi, yaitu animasi sel (cell), animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi

(4)

2 spline, animasi spline, animasi vektor, animasi karakter, animasi computational, dan morphing.[4]

1.3.2 Jenis Teknik Film Animasi

Berdasarkan proses produksi jenis teknik animasi ada berbagai macam yang menyebutkannya, diantaranya teknik film animas ini dibagi dalam 3 kategori yaitu[5] :

- Film Animasi Klasik (Classic Animation)

Jenis film animasi yang menggunakan teknik film animasi gambar sel (cell animation), teknik tertua yang digunakan dalam industri film animasi. Jenis film animasi ini mulai berkembang sekitar tahun 1930-an ketika Walt Disney merintis film animasi. Jenis film animasi yang sudah memiliki perencanaan dan proses gambar cukup matang untuk menjadi sebuah film animasi yang terkontrol dalam pelaksanaan proses produksinya. Sementara jenis film animasi lain masih dalam proses eksperimen atau dikerjakan secara amatiran.

-Film Animasi Stop Motion (Stop Motion Animation)

Beberapa teknik film animasi yang berhubungan dengan teknik shooting(rekam) film animasi langsung termasuk dalam kategori jenis film animasi ini, seperti cut-out animation (film animasi potongan), clay animation (film animasi malam), puppets animation (film animasi boneka) dan lain-lain. Karena inti dari proses produksi film animasi ini adalah menganalisis langsung gerak animasi yang dihentikan sesaat pada saat merekam gambar atau suatu obyek.

- Film Animasi Komputer Digital

Banyak industry film animasi memanfaatkan teknologi komputer untuk memproduksi filmnya, karena banyak memberikan kemudahan dalam mengembangkan imajinasi lebih luas dan jauh dari jangkauan pemikiran rasio manusia.

1.3.3 Tahapan Proses Pembuatan Film

Tahapan-tahapan dalam pembuatan film kartun ada tiga yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

Pra produksi dapat dikatakan sebelum produksi, yang menurut Suyanto, M. Dan Yuniawan, A. (2006) ada beberapa tahap diantaranya: a) Ide cerita, b) Tema, c) Logline, d) Sinopsis, e) Karakter, f) Storyboard [7]

Setelah merancang pra produksi dilanjutkan proses produksi dengan berbagai tahap sebagai berikut: a) Modeling, b) Teksturing, c) Ligjting, d) Animasi, e) Rendering [8]

Pasca produksi bisa merupakan tahap akhir setelah pra produksi dan produksi, ada beberapa tahap diantaranya: a) Sound/Editing audio, b) Editing[5]

1.3.4 Rendering

Proses ini adalah proses pengkalkulasin pada model 3D yang telah diberi texture, linghting, environment

effect, dan animation. Dengan demikian,hasil animasi

yang didapatkan menjadi nyata dan manarik dengan menggunakan software tambahan mental ray.[8]

2. Hasil dan Pembahasan 2.1 Produksi

2.1.1 Modeling

Langkah awal yang harus disiapkan setelah memasuki tahap produksi adalah membuat berbagai model tiga dimensi yang sudah dirancang sebelumnya seperti desain karakter dan enviorment design. Dalam pembuatan modeling karakter dan enviorment memanfaatkan primitive modeling pada autodesk maya.

Primitive modeling, adalah modeling yang dibuat dari

obyek primitive yang sudah tersedia atau modeling yang sudah menjadi suatu bangun ruang. Modeling dengan cara primitive bisa dilakukan dengan vertex, edge,

polygon.

Gambar 1. Modeling 2.1.2 Texturing

Proses ini adalah proses pembuatan dan pemberian warna, material (texture) pada objek yang telah dimodelkan sebelumnya sehingga akan tampak suatu kesan yang nyata. Pemberian material atau texture pada objek tiga dimensi akan mendefinisikan rupa dan jenis bahan dari objek tiga dimensi.

(5)

3 Gambar 2. Tampilan UV Texture Editor

2.1.3 Rigging

Rigging merupakan proses pemberian kerangka atau tulang pada model yang telah dibuat sebelumnya yang digunakan untuk menggerakan karakter. Dalam penelitian ini pembuatan rigging menggunakan HumanIk pada Autodesk Maya 2013.

Gambar 3. Pembuatan Rigging Karakter Slamet 2.1.4 Lighting

Proses lighting atau pencahayaan pada penelitian ini dilakukan pada tiap setting tempat dengan menambahkan point light, area light, directional light dan menyesuaikan color, intensity, shadows. Sebagai contoh untuk pencahayaan setting tempat hutan menggunakan pencahayaan standart pada Autodesk Maya 2013 yaitu dengan area light dan directional light.

Untuk membuat area light dengan cara Create >

Light > Area Light atur intensity :0.050 > Dept Map Shadow Atribut atur Resolution : 512 , Filter size : 1, Bias : 0.001, Fog Shadow intensity : 1, Fog Shadow sample : 20. Selanjutnya membuat directional light Create > Light > Directional Light atur intensity :1.000 > Ray Trace Shadow Attribute atur Light Angle : 0.00, Shadow Rays : 1, Day depth Limit : 1.

Gambar 4. Pencahayaan setting tempat House of

Tobaco

2.1.5 Animation

Pada proses ini peneliti menggunakan metode animasi keyframe untuk menggerakan semua gerakan yang terdapat dalam film “House of tobacco”. Animasi

keyframe setting dan control playback pada animasi

berada pada panel bagian bawah. Animasi keyframe mempunyai 2 metode utama, yaitu autokey dan setkey. Dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan metode setkey. Untuk melakukan animasi dengan metode keyframe.

Gambar 5. Proses Animasi keyframe 2.1.6 Rendering

Rendering merupakan tahap akhir dari proses

produksi. Rendering dilakukan untuk membuat animasi ini dalam bentuk gambar. Dalam penelitian ini tahap rendering dilakukan tiga kali, yaitu pada software Autodesk Maya 2013, lalu yang kedua pada proses editing pada Adobe After Effect dan yang terahir pada proses compositing dimana penggabungan dari tiap-tiap

scene dan sequence dengan software Adobe Premiere

Pro. Dalam penelitian ini digunakan mesin render mental

ray.

(6)

4 Di proses pasca produksi inilh penggabungan file-file yang sebelumnya sudah dirender disatukan dan diberi suara untuk dijadikan file movie.

2.2.1 Editing And Effect

Proses editing ini dilakukan untuk pemberian backround, pemberian effect, dan unutk mempermudah compositing, hasil render yang berupa file extensi .tga diubah dalam bentuk video dengan Adobe After Efect. Buka Adobe After Efect > File > import File > pilih 1 folder file gambar yang disimpan pada folder yang telah diberi nama sesuai scene, import lalu Open > akan muncul kotak Interpret footage > Straight-unmated agar memudahkan dalam pemberian background, untuk background langit berextensi .jpg di import dengan cara yang sama. Setelah semua file di import tarik file tersebut ke panel Create New Composition Setting secara otomatis file-file gambar tersebut akan terurut.Hasil uji kecepatan dari Maya Software terdapat hasil yang berbeda satu sama lainnya. Hasil tercepat ada pada Preview quality yang memilki kecepatan 0:02 detik dan menghasilkan gambar yang cukup bagus. Tercepat yang kedua adalah terdapat pada Intermediate quality yang mempunyai kecepatan 0:04 detik dan menghasilkan gambar yang bagus. Kualitas yang memiliki hasil yang sama terdapat pada Production quality, Contrast

sensitive production,dan 3D Motion blur production

memiliki kecepatan 0:05 detik serta menghasilkan gambar yang bagus.

Hasil yang secara detail ada pada gambar yang terdapat meiliki keterangan ukuran gambar, frame yang di ambil, waktu render, dan jenis kamera yang di ambil.

2.2.2 Rendering

Dalam tahap ini dilakukan rendering untuk mendapatkan file yang telah di edit dalam bentuk video agar lebih memudahkan dalam proses compositing atau penggabungan video. Pilih panel Composition > Make

movie > Render Queue > Render maka file akan

menjadi sebuah video dengan extensi .avi.

2.2.3 Compositing

Setelah proses editing selesai, selanjutnya adalah penggabungan file file video untuk mengatur urutan

scene dan pemberian sound. Software yang di gunakan

untuk compositing yaitu Adobe Premiere Pro. Pilih

New Project > Load Project pilih HDV 720p25 > Custom Setting > Time bassed ganti dengan 23,976 frames/second > OK . Import file video, audio, setelah

semua file di import urutkan file video sesuai adegan yang telah dibuat pada storyboard.

Gambar 7. Proses Penggabungan Proyek 2.2.4 Final Rendering

Dalam tahap ini adalah Rendering tahap akhir yang bertujuan untuk menjadikan hasil akhir animasi “House of Tobaco” secara untuh dengan format .AVI yang telah diberi sound dan audio. Untuk melakukan render dengan Adobe Premiere Pro dengan cara masuk ke menu

File > Export > Adobe Media Encoder atur Format : H.264 untuk mendapatkan file output dengan ukuran

1280 w x 720 h . Setelah itu atur Multiplexer >

Multiplexing : Mp4 untuk mendapatkan file extensi

.mp4 > Ok .

Gambar 8. Export Setting 2.3 Uji Coba Hasil

Pengetesan dilakukan untuk memastikan sesuai tidaknya kualitas gambar dan pencahayaan yang dihasilkan dengan kriteria produksi film animasi. Pengujian dilakukan pada praktisi multimedia dibidang

lighting yang bekerja pada P.T MSV.

2.3.1 Hasil Tanggapan

Pengetesan terhadap 20 Orang tersebut digunakan untuk memastikan, apakah gambar dan karakter sudah menarik minat penonton.Hasil dari kuisioner tersebut dapat digunakan untuk evaluasi dan pengembangan.

(7)

5 Dalam hal ini penulis mendapatkan kritik dan saran dengan menggunakan Tabel penilaian yang diberikan kepada praktisi multimedia yang telah menyaksikan film animasi yang telah dibuat.

Berikut ini adalah pertanyaan yang telah dibuat :

Tabel 1. Penilaian Kualitas Gambar dan

Pencahayaan N O DAFTAR PERTANYAA N KETERANGAN Baik(* ) Cukup( *) Kurang( *) 1 Apakah Kualitas gambar dalam film animasi ini sudah memenuhi standart produksi film animasi? 2 Apakah Pencahayaan dalam film ini sudah memenuhi standar produksi film animasi? 3 Apakah gambar yang dihasilkan sudah menarik minat penonton?

Dari hasil pertanyaan kepada praktisi multimedia dibidang lighting memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Dalam ruangan terjadi perebutan wilayah antara lampu ruangan dengan cahaya bulan (blue light), keduanya sama-sama memiliki porsi area yg sama diwajah karakter menimbulkan kesan tidak harmonis. Gunakan blue light sebagai rim light saja, kover wajah

karakter dengan cahaya lampu ruangan kira-kira 70-80% dari wajah karakter.

2. Gigi karakter kelihatan menyala tidak singkron dengan environment sekitar yg gelap. 3. Bayangan dibelakang karakter cukup mengganggu pandangan penonton membuat penonton tidak fokus pada karakter, lebih baik gunakan soft shadow.

4. Untuk lighting outdoor kelihatan tumpul, beri aktor utama sesuatu yg berbeda dari environment , beri mereka beberapa light, buat mereka sebagai fokus perhatian utama mata pemirsa.

Melihat dari hasil diatas dapat diketahui bahwa perlu pemahaman lebih untuk mendapatkan pencahayaan yang bagus dan sesuai dengan standart produksi film animasi. Masih banyak kekurangan yang terdapat dalam pencahayaan film animasi ini, tapi masih ada kelebihan dari segi kualitas gambar yang dihasilkan dari proses rendering.

3. Kesimpulan dan Saran 3.1 Kesimpulan

1. Pada model yang klasifikasi dan konfigurasinya sama, Maya software membutuhkan waktu

rendering yang lebih lama dibandingkan dengan

Maya hardware dan Maya hardware 2.0, sedangkan Maya hardware 2.0 merupakan yang relatif tercepat waktu rendering dibandingkan dengan Maya software dan Maya hardware. 2. Kualitas gambar yang dihasilkan menggunakan

Maya software relatif lebih jelas dan meaterial tidak ada yang rusak, kualitas gambar yang dihasilkan menggunakan Maya hardware tidak utuh (rusak terjadi bolong atau hilang dibagian salah satu karakter model), sedangkan kualitas gambar yang dihasilkan menggunakan Maya hardware 2.0 bukan hanya tidak utuh (rusak terjadi bolong atau hilang dibagian salah satu karakter model) tetapi komponen yang seharusnya tak terlihat malah terlihat seperti tool pada Joint, IK handle, dan Curves.

3. Pada model yang menggunakan klasifikasi dan konfigurasinya sama, perbandingan penggunaan memori jenis kualitas yang sama menggunakan mesin render yang sama akan membutuhkan

(8)

6 penggunaan memori yang sama. Perbandingan pengunaan memori mesin render yang berbeda akan membutuhkan penggunaan yang berbeda, sedangkan penggunaan memori yang terkecil adalah menggunakan mesin render Maya software dibandingkan dengan Maya hardware dan Maya hardware 2.0 yang sama-sama membutuhkan penggunaan memori yang sama besar.

3.2 Saran

1. Spesifikasi komputer akan mempengaruhi kinerja mesin render itu sendiri. Pengujian ini hanya menggunakan satu unit jenis komputer, maka untuk benar-benar menguji kinerja mesin render diperlukan pengujian yang serupa dengan menggunakan beberapa jenis komputer dan spesikasi yang berbeda-beda.

2. Pada saat langkah pewarnaan lebih baik Material

Attributes yang dilakukan menggunakan aplikasi

foto agar mendapatkan hasil yang maksimal tidak banyak perubahan saat proses pencahayaan. 3. Saat menggunakan aplikasi Autodesk Maya 2013

disarankan menggunakan incrementalSave agar mengetahui setiap langkah perubahan yang dilakukan, karena untuk mengingat langkah yang dilkakukan apabila lupa dan antisipasi hal yang tak diharapkan seperti terjadi mati lampu.

Daftar Pustaka

[1] Purnomo (2014), Perancangan Film Animasi 3D “The Guide” Menggunakan Autodesk Maya 2011, Teknik informatika, Stmik Amikom Yogyakarta.

[2] Windiarto Y (2013), Pembuatan Film Animasi 3D Cerita Rakyat “The Legend Of Toba Lake”. “Jurnal Teknik dan Ilmu computer”. Vol.02 No.06

[3] Ninditya B.A (2011), Perancangan Film Animasi “Narantaka” Dengan Mengangkat Tokoh wayang Gatotkaca, Fakultas Sastra Dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

[4] Triono, D. 2004. MAYA Unlimited 5.0 Untuk Pemula. Elex Media Komputindo. Jakarta. [5] Zahrudin, G. 2007. 3D Animation Movie Using

3DstudioMax. Infomatika. Bandung. [6] Suyanto, M. Dan Yuniawan, A. 2006.

Merancang Film Kartun Kelas Dunia, Andi Publisher. Yogyakarta.

[7] Aditya. 2009. Trik Dasyat Menjadi Animator 3D andal, Andi Publisher. Yogyakarta. [8] F Awaludin R. Dan Adji B. 2004. Modeling

dan Animasi 3D dengan Maya 5.0. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

[9] Alexander. Advanced Rendering.

Http://www.nvidia-arc.com/products/mentalray/industries.html Diakses Tanggal 26 januari 2015

Biodata Penulis

Wisnu Adi Khoirian, memperoleh gelar Sarjana

Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015.

Amir Fatah Sofyan, Memperoleh gelar Sarjana Teknik

Arsitektur (S.T), FT UGM, lulus tahun 1997. Memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.KOM) Program Doktor Ilmu Komputer MIPA Universitas Gajah Mada Yogyakarta, 2010-sekarang. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Gambar

Gambar 3. Pembuatan Rigging Karakter Slamet
Gambar 7. Proses Penggabungan Proyek  2.2.4 Final Rendering
Tabel 1. Penilaian Kualitas Gambar dan  Pencahayaan  N O  DAFTAR  PERTANYAA N  KETERANGAN Baik(* )  Cukup(*)  Kurang(*)  1  Apakah  Kualitas  gambar  dalam  film animasi ini  sudah  memenuhi  standart  produksi  film  animasi?  2  Apakah  Pencahayaan  dala

Referensi

Dokumen terkait

Skema Kerangka Pemikiran Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Mayur Yang Ditawarkan (Kentang, Brokoli,

Bidang keilmuan program studi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan umum Ketrampilan khusus Pengetahuan.. KKNI dan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat anugrahnya lah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul

Pengawasan (Controlling) dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaaan, menilai

Semua orang yang dekat dan kenal dengan penulis (mereka yang pernah bersama memberi pengalaman yang berarti, memberikan nasehat serta dukungan dalam

Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa walaupun jumlah saham yang dimiliki institusional meningkat, hal ini tidak menjamin akan mengurangi praktek manajemen

Karena angka kematian neonatus masih cukup tinggi dan melebihi target dari depkes maka untuk meminimalkan angka kematian bayi baru lahir rumah sakit perlu

Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva yang dibentuk dengan fungsi