• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode survei untuk menggambarkan pengetahuan, sikap, tindakan guru dan siswa kelas V dan VI tentang perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 101220 Kelurahan Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. Alasan memilih lokasi ini karena belum pernah dilakukan penelitian yang serupa mengenai pengetahuan, sikap tindakan guru dan siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari 2017 - April 2017. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri 101220 Bunga Bondar yang berjumlah 10 orang, siswa kelas V 30 orang, dan kelas VI berjumlah 29 orang.

(2)

Tabel 3.1 Daftar guru, siswa kelas V dan kelas VI di sekolah SDN 101220 Bunga Bondar No Kriteria Populasi 1 Guru 10 2 Siswa kelas V 30 4 Siswa kelas VI 29 Total 69 3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dalam jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya (Sugiyono, 2007). Populasi penelitian ini adalah seluruh guru yang mengajar di SD Negeri 101220 Bunga Bondar yang berjumlah 10 orang, seluruh siswa kelas V berjumlah 30 orang dan seluruh kelas VI berjumlah 29 orang.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan dari pengukuran terhadap variabel penelitian tentang gambaran pengetahuan, sikap tindakan guru dan siswa kelas V dan VI tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

(3)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Profil singkat SD Negeri 101220 dan data yang telah ada pada arsip sekolah dasar yaitu berupa data jumlah guru sekolah dasar dan siswa, referensi buku-buku, hasil penelitian yang berhubungan serta data lain yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3.5 Defenisi Operasional

Sesuai dengan kerangka penelitian, maka defenisi operasional dari variabel adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari tahu guru dan siswa tentang PHBS dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

2. Sikap (attitude) adalah reaksi atau respon dari guru dan siswa tentang PHBS dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

3. Tindakan adalah gerakan atau perbuatan guru dan siswa tentang PHBS dan kejadian diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar.

4. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun sesuai dengan waktu dan cara mencuci tangan yang benar.

5. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah adalah mengkonsumsi jajanan yang bergizi, higiene dan bervariasi dan bebas dari bahan tambahan makanan (BTM) Yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

(4)

6. Menggunakan jamban bersih dan sehat adalah selalu menggunakan jamban bersih, sehat dan tidak berbau, supaya tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar

7. Membuang sampah pada tempatnya adalah siswa dan masyarakat sekolah tidak boleh membuang sampah sembarangan dan harus pada tempat yang disediakan serta dapat memilih tempat sampah organik dan non organik 8. Fasilitas Pendukung PHBS adalah fasilitas minimum yang diperlukan

untuk mempraktikkan PHBS di sekolah

9. Diare adalah keadaan keadaan dimana sering buang air besar, berbentuk lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan.

3.6 Aspek Pengukuran

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner.

3.6.1 Perilaku

Aspek pengukuran yang telah disediakan disesuaikan dengan skor yang ada. Cara pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Arikunto, 2006).

a. Memberi skor pada tiap butir pertanyaan.

b. Menjumlahkan skor dari pertanyaan-pertanyaan.

c. Memberikan nilai pada tiap kategori yaitu baik, sedang, buruk sesuai dengan pengelompokan skor.

(5)

Menurut Guttman (Riduwan, 2009). Penilaian dalam penelitian ini dibagi dalam kategori (baik, sedang dan kurang) yang berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden.

Adapun kategori penilaian dalam penelitian ini antara lain adalah :

1. Nilai baik, apabila total skor yang diperoleh responden >75% dari total nilai tertinggi seluruh pertanyaan.

2. Nilai sedang, apabila total skor yang diperoleh responden 40-75% dari total nilai tertinggi seluruh pertanyaan

3. Nilai kurang, apabila total skor yang diperoleh responden <40% dari total nilai tertinggi seluruh pertanyaan

1. Pengetahuan

Pengetahuan guru dan siswa mengenai PHBS dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 15 dengan total skor tertinggi adalah 60. Untuk pertanyaan tingkat pengetahuan memiliki empat pilihan jawaban :

Jawaban a (jawaban lengkap) skor : 4

Jawaban b (jawaban kurang lengkap) skor : 3

Jawaban c (jawaban tidak lengkap) skor : 2

Jawaban d (jawaban tidak tahu) skor : 1

Adapun pemberian kriteria pertanyaan tingkat pengetahuan mempunyai 3 pilihan dengan pemberian skor sebagai berikut :

A. Skor jawaban nomor pertanyaan 1-5 yaitu : Jawaba a (jawaban lengkap) skor : 4

(6)

Jawaban b (jawaban kurang lengkap) : 3 Jawaban c (jawaban tidak lengkap) skor : 2 Jawaban d (jawaban tidak tahu) : skor : 1 B. Skor jawaban nomor pertanyaan 6-10 yaitu :

Jawaban a (jawaban kurang lengkap) skor : 3 Jawaban b (jawaban tidak lengkap) : 2 Jawaban c (jawaban lengkap) : 4 Jawaban d (jawaban tidak tahu) : 1 C. Skor jawaban nomor pertanyaan 11-15 yaitu :

Jawaban a (jawaban kurang lengkap) skor : 2 Jawaban b (jawaban lengkap) skor : 4 Jawaban c (jawaban tidak lengkap) : 3 Jawaban d (jawaban tidak tahu) : 1

Berdasarkan kriteria pemberian skor, tingkat pengetahuan dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

a. Tingkat pengetahuan baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 75% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan

b. Tingkat pengetahuan sedang, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) 24-45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan) 40%-75% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan.

(7)

c. Tingkat pengetahuan buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 24 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 40% dari total nilai tertinggi dari seluruh pertanyaan. 2. Sikap

Variabel sikap menggunakan skala Likert dengan mengukur melalui 10 pertanyaan dengan item jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun kriteria pertanyaan tingkat sikap mempunyai empat pilihan dengan pemberian skor sebagai berikut :

a. Skor jawaban nomor 1, 3, 5, 7 dan 9 yaitu : Jawaban sangat setuju skor : 4 Jawaban setuju skor : 3 Jawaban tidak setuju skor : 2 Jawaban sangat tidak setuju skor : 1 b. Skor jawaban nomor 2, 4, 6, 8 dan 10

Jawaban sangat setuju skor : 1 Jawaban setuju skor : 2 Jawaban tidak setuju skor : 3 Jawaban sangat tidak setuju skor : 4

Dari 10 pertanyaan, untuk pertanyaan nomor 1-10 skor tertinggi yang diperoleh adalah 40. Cara menentukan kategori tingkat sikap responden mengacu pada persentase berikut ( Arikunto, 2006).

a. Sikap baik, apabila nilai (skor) jawaban > 75% nilai keseluruhan (>30) b. Sikap sedang, apabila nilai (skor) jawaban 40-75% nilai keseluruhan (16-30)

(8)

c. Sikap buruk, apabila nilai (skor) jawaban < 40% nilai kseluruhan (<16) 3. Tindakan

Variabel tindakan siswa tentang pelaksanaan PHBS diukur dengan menggunakan kuesioner untuk observasi yang berisi pertanyaan tertutup kepada guru dan siswa kelas V dan VI yang berada di SD Negeri N 101220 Bunga Bondar dengan jumlah pertanyaan 10 pertanyaan untuk guru dan 15 pertanyaan untuk siswa, Untuk pertanyaan tindakan memiliki empat pilihan jawaban :

Jawaban selalu skor : 4

Jawaban sering skor : 3

Jawaban kadang-kadang skor : 2

Jawaban tidak pernah skor : 1

Kriteria untuk masing-masing jawaban yaitu :

Selalu = 7 hari dalam seminggu Sering = 3-6 hari dalam seminggu Kadang-kadang = 1-2 hari dalam seminggu Tidak pernah = 0 dalam seminggu

Berdasarkan kriteria pemberian skor, tindakan guru dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 30 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

(9)

2. Sedang, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) 16-30 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan) 40%-75% dari total skor seluruh pertanyaan.

3. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 16 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 40% dari total skor seluruh pertanyaan.

Berdasarkan kriteria pemberin skor, tindakan siswa dikategorikan dengan skala pengukuran sebagai berikut :

1. Baik, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) > (lebih dari) 75% dari total skor seluruh pertanyaan.

2. Sedang, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) 24-45 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) = (sama dengan) 40%-75% dari total skor seluruh pertanyaan.

3. Buruk, jika hasil penjumlahan skor jawaban responden memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 24 atau jawaban yang memiliki nilai (skor) < (kurang dari) 40% dari total skor seluruh pertanyaan.

(10)

3.6.2 Keluhan Penyakit Diare

a. Ada, jika responden mengalami buang air besar yang berbentuk lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

b. Tidak ada, jika responden tidak mengalami buang air besar yang berbentuk lembek ataupun cair dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari yang terjadi dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Kriteria pertanyaan mempunyai dua pilihan - Jawaban ada dengan skor 1

- Jawaban tidak ada dengan skor 0

Berdasarkan kriteria diatas dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori yaitu : a. Ada jika hasil penjumlahan skor jawaban ≥ 1

b. Tidak ada jika hasil penjumlahan skor = 0

3.6.3 Sanitasi Dasar Pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Sanitatasi dasar pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilakukan melalui metode pengamatan/observasi yang telah diberi bobot. Jumlah komponen sebanyak 4 indikator yang terdiri dari 23 komponen dengan kriteria komponen observasi mempunyai dua pilihan :

a. Memenuhi syarat (ya) = 1

b. Tidak memenuhi syarat (tidak) = 0 1. Baik, jika > 75% atau >18 skor

2. Sedang, jika 40%-75% atau 9-18 skor 3. Buruk, jika < 40% atau < 9 skor

(11)

3.7 Metode Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dengan selanjutnya diolah dengan tahapan :

Proses pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data )

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap maka data harus dilengkapi dengan cara menanyakan kembali jawaban pengisian kuesioner.

2. Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.

3. Entry (memasukkan data)

Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka

atau huruf) yang dimasukkan dalam program atau softwere statistik komputer. Dalam penelitian program statistik computer yang dipakai adalah program SPSS (statistical product service solution).

4. Cleaning (pembersihan data)

Cleaning (pembersihan data) yang artinya semua data dari setiap sumber data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kesalahan kode, ketidak

(12)

lengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.

5. Scoring (pemberian skors)

Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh peneliti terhadap isian kuesioner yang diisi oleh responden. Pemberian skors terhadap isian kuesioner dilakukan untuk menyesuaikan dengan statistik uji yang akan dipakai dalam penelitian.

6. Tabulating (tabulasi data)

Tabulating atau tabulasi data dilakukan dengan mengelompokkan data sesuai dengan masing masing variabel dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

3.7.2 Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan yang diperoleh secara manual dengan menggunakan kuesioner penelitian kemudian data tersebut di analisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi, tabel silang dan narasi yang dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan kesimpulan.

(13)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar

Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar berdiri pada tahun 1939 di Kelurahan Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan. SD Negeri 101220 Bunga Bondar terletak di lingkungan Pedesaan sekeliling sekolah adalah Sawah dan Perkampungan, pekerjaan sebagian besar orang tua siswa adalah Petani, sebagian besar masyarakat di lingkungan sekolah adalah suku Batak dan Mayoritas beragama Islam. Pada tahun ajaran 2016/2017 sekolah ini memiliki 180 siswa. Guru yang mengajar sekolah ini berjumlah 10 orang dan terdapat 1 pegawai tata usaha.

Fasilitas sekolah terdiri dari 6 ruang belajar, ruang kepala sekolah yang di dalamnya ruang guru dan ruang tata usaha. Kantin yang berada di belakang ruang belajar dan halaman sekolah juga dipakai sebagai lapangan olahraga. Sarana sanitasi dasar pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang tersedia yakni air bersih, satu jamban untuk siswa laki-laki, satu jamban untuk perempuan dan satu jamban khusus guru, tempat pembuangan sampah terdapat di depan masing-masing kelas.

(14)

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Siswa Kelas V di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu Siswa Kelas V di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Karakteristik Responden n % Umur 10 11 36,7 11 19 63,3 Jumlah 30 100,0 Jenis Kelamin Laki-laki 10 33,3 Perempuan 20 66,7 Jumlah 30 100,0

Tabel 4.1 Menunjukkan bahwa jumlah responden kelas V lebih banyak umur 11 tahun daripada umur 10 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang duduk dibangku kelas V lebih banyak disekolahkan berumur 7 tahun dan berjenis kelamin perempuan.

4.2.2 Karakteristik Responden Siswa Kelas V di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu Siswa Kelas VI di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Karakteristik Responden n % Umur 11 5 17,2 12 24 82,8 Jumlah 29 100,0 Jenis Kelamin Laki-laki 18 62,1 Perempuan 11 37,9 Jumlah 29 100,0

(15)

Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa jumlah responden kelas VI lebih banyak umur 12 tahun daripada umur 11 tahun dan lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang duduk dibangku kelas VI lebih banyak disekolahkan berumur 7 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.

4.2.3 Karakteristik Responden Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Individu Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Karakteristik Responden n % Umur 21-30 1 10 31-40 1 10 41-50 4 40 51-60 4 40 Jumlah 10 100,0 Jenis Kelamin Laki-laki 2 20,0 Perempuan 8 80,0 Jumlah 10 100,0 Pendidikan SI 9 90,0 UT 1 10,0 Jumlah 10 100,0

(16)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden lebih banyak umur 49, 50 dan 53 tahun, lebih banyak berjenis kelamin perempuan dan lebih banyak berpendidikan SI. Hal ini dikarenakan jumlah guru yang mengajar di SD Negeri 101220 lebih banyak pada usia pertengahan (middle age) berjenis kelamin perempuan dan berpendidikan SI.

4.3 Sanitasi Dasar Pendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Berdasarkan hasil observasi, sanitasi dasar pendukung PHBS di sekolah SD Negeri 101220 disajikan dalam tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4 Observasi Sanitasi Dasar Pendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No Sanitasi Dasar Nilai

1 Tempat cuci tangan

a. Tersedia tempat cuci tangan di ruang kelas, minimal 1 untuk dua kelas

0

b. Tersedia sabun cuci tangan 0

c. Tersedia air bersih 1

Jumlah 1 2 Kantin Sekolah

a. Lokasi sekolah minimal berjarak 20 m dengan lokasi TPS

0 b. Lokasi kantin jauh dari wc (minimal 10 m)

c. Peralatan bersih dan tidak berkarat d. Tersedia tempat sampah yang tertutup

e. Tersedia tempat cucitangan dengan air bersih yang mengalir dilengkapi dengan sabun

0 f. Makanan kemasan berlebel BPOM/Dinkes dan tidak

kadaluarsa

1

g. Makanan dan minuman dikemas dengan bersih 1

h. Petugas kantin berpakaian bersih, bercelemek, bertudung dan sehat

1 i. Pengambilan makanan selalu menggunakan alat

pengambil makanan

0 Jumlah 4 3 Kamar mandi/wc/jamban

a. Tersedia air bersih 15 liter/orang/hari 1

b. Jarak air bersih dengan sumber pencemaran 10 m

c. Terpisah dari setiap ruang sekolah 1

d. Terpisah laki-laki dan perempuan 0

(17)

f. Tersedia sabun dan karbol 0

g. Tersedia tempat sampah 1

h. Tersedia lubang penghawaan (ventilasi)

Jumlah 3

4 Tempat Sampah

a. Tempat sampah yang dilengkapi tutup disetiap ruangan 0 b. Terdapat tempat sampah organik dan anorganik ditiap

ruangan

0 c. Adanya tempat pembuangan samapah sementara (TPS).

Letak (TPS) dengan ruang kelas minimal 10 m

0 Jumlah 0 Jumlah nilai ( 8/23 =34,8%)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa Sanitasi dasar pendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar dalam kategori buruk. Hal ini dikarenakan tidak tersedia tempat cuci tangan dan sabun cuci tangan, lokasi kantin berdekatan dengan TPS dan kamar mandi atau kurang dari 10 m, tidak tersedia tempat sampah yang memiliki tutup dan pembedaan tempat sampah antara organik dan anorganik, tidak terpisah kamar mandi laki-laki dan perempuan begitu juga dengan kantin sekolah masih menggunakan alat masak yang berkarat dan pengambilan makanan tidak memakai alat penjepit ataupun alat pengambilan makanan.

4.4 Perilaku Siswa dan Guru mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

4.4.1 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Siswa Kelas V dan VI mengenai PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Siswa Kelas V dan VI Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No Pengetahuan Kelas V Kelas VI Tahu Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu n % n % N % n %

(18)

1 Pengertian PHBS 13 43,3 17 56,7 15 51,1 14 48,3 2 Pentingnya cuci tangan

dengan air bersih

30 100 - - 29 100 - -

3 Waktu yang disarankan untuk cuci tangan

12 40 18 60 16 55,2 13 44.8 4 Cara mencuci tangan

dengan benar

15 50 15 50 15 51,7 14 48,3 5 Pengertian jajanan sehat 30 100 - - 29 100 - - 6 Pentingnya membeli

jajanan sehat

24 80 6 20 24 82,8 5 17,2

7 Syarat makanan dan minuman sehat 16 53,3 14 46,7 17 58,6 12 41,4 No Pengetahuan Kelas V Kelas VI Tahu Tidak Tahu Tahu Tidak Tahu n % n % N % n %

8 Syarat jamban sehat 16 53,3 14 46,7 17 58,6 12 41,4 9 Yang dilakukan setelah

buang air besar di wc

14 46,7 16 53,3 16 55,2 13 44,8 10 Syarat tempat sampah

yang memenuhi syarat kesehatan 13 43,3 17 56,7 16 52,2 13 44,8 11 Pengertian sampah 11 36,7 19 63,3 10 34,5 19 65,5 12 Dimana sebaiknya membuang sampah 16 53,3 14 46,7 17 58,6 12 41,4 13 Tidak boleh membuang

sampah sembarangan 15 50 15 50 17 58,6 12 41,4 14 Pentingnya membersihkan lingkungan sekolah 7 23,3 23 76,7 7 24,1 22 75,9 15 Sebaiknya membuang sampah setiap hari

11 36,7 19 63,3 18 62,1 11 37,9

Keterangan:

Tahu = Apabila siswa kelas V dan VI menjawab dengan benar dan tepat Tidak tahu = Apabila siswa kelas V dan VI menjawab kurang tepat, salah

ataupun tidak tahu

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas V di sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar seluruh siswa kelas V mengetahui pentingnya cuci tangan dengan air bersih dan jajanan sehat dan lebih sedikit siswa

(19)

23,3% tahu tentang pentingnya membersihkan lingkungan sekolah dan tingkat pengetahuan siswa kelas VI di sekolah SD Negeri 101220 seluruh siswa kelas VI mengetahui pentingnya cuci tangan dengan air bersih dan jajanan sehat dan lebih sedikit siswa 24,1% tahu tentang pentingnya membersihkan lingkungan sekolah. Tabel 4.6 Pengetahuan Kelas V dan VI Tentang PHBS ) di Sekolah SD

Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No. Pengetahuan Responden Kelas V Kelas VI

n % n %

1 Baik 20 66,7 27 91,1

2 Kurang Baik 10 33,3 2 6,9

Jumlah 30 100,0 29 100,0

Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa responden kelas V dan VI yaitu 66,7% dan 91,1% memiliki pengetahuan baik. Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Siswa Kelas V dan

VI Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No Sikap Responden

Kelas V Kelas VI

SS/S TS/STS SS/S TS/STS

n % n % n % n %

1 Mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari sakit perut/diare

30 100,0 - - 29 100,0 - -

2 Sebelum makan tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (-)

- - 30 100,0 1 3,4 28 96,4

3

Jajan makanan dan minuman sehat di

(20)

4 Setelah buang air besar di wc tidak perlu menyiram (-)

27 90,0 3 10,0 5 17,2 24 82,8

5 Jajan di kantin sekolah lebih bersih dan sehat disbanding jajan luar sekolah 29 96,7 1 3,3 25 86,2 4 13,8 6 Tidak harus membawa bekal/bontot dan minum dari rumah kesekolah (-) 8 26,7 22 73,3 4 13,8 25 86,2 7 Sebaiknya Wc/ toilet di gunakan 30 100,0 - - 29 100,0 - - No Sikap Kelas V Kelas VI SS/S TS/STS SS/S TS/STS n % n % n % n % sebagai tempat buang kotoran manusia (air besar dan air kecil)

8 Tidak mesti harus membuang sampah di tong sampah tertutup (-)

- - 30 100,0 - - 29 100

9 Sampah harus dibuang setiap hari

24 80,0 6 20,0 6 20,0 24 80,0 10 Sampah yang bertumpuk tidak menyebabkan penyakit 10 33,3 20 66,7 - - 29 100,0 Keterangan:

(21)

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sikap pada siswa kelas V SD Negeri 101220 Bunga Bondar seluruh siswa menyatakan sangat setuju dan setuju bila mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari sakit perut/diare, sebelum makan tidak perlu mencuci tangan pakai air bersih dan sabun, jajan makanan dan minuman sehat disekolah, kamar mandi/WC digunakan sebagai tempat buang air besar dan air kecil dan tidak setuju dan sangat tidak 10% setelah buang air besar di kamar mandi/Wc tidak perlu menyiramnya sampai bersih. Sikap pada siswa kelas VI SD Negeri 101220 Bunga Bondar seluruh siswa menyatakan sangat setuju dan setuju mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari sakit perut/mencret, kamar mandi sebaiknya digunakan untuk buang air besar dan air kecil, tidak harus membuang sampah pada tempat sampah yang bertutup dan sampah yang menumpuk tidak akan menyebabkan penyakit dan tidak setuju dan sangat tidak setuju 3,4% menyatakan sebelum mn tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

Tabel 4.8 Sikap Kelas V dan VI Tentang PHBS di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No. Sikap Responden Kelas V Kelas VI

n % n %

1 Baik 19 63,3 21 72,4

2 Kurang Baik 11 36,7 8 27,6

Jumlah 30 100,0 29 100,0

Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa responden kelas V dan VI yaitu 63,3% dan 72,4% memiliki sikap baik.

(22)

Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Siswa Kelas V dan VI Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar

No Pertanyaan Tindakan Kelas V Kelas VI SL S KK TP SL S KK TP n % n % n % n % n % n % n % n % 1 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih

2

1 70,0 7 23,3 2 6,7 - - 26 89,7 3 10,3 - - - -

2 Mencuci tangan dengan air dan sabun setelah buang air besar

3

0 100,0 - - - 29 100 - - - -

3 Mencuci tangan setiap habis bermain di luar rumah dan sekolah dengan menggunakan air bersih 1 4 46,7 10 33,3 2 6,7 4 13,3 14 48,8 10 34,5 5 17,2 - - 4 Mencuci tangan setelah belajar 6 20,0 4 13,3 14 46,7 6 20,0 6 20,7 5 17,2 17 58,6 1 3,4 5 Memilih jajanan sehat ketika istirahat 1 1 36,7 12 40,0 7 23,3 - - 11 37,9 11 37,9 7 24,1 - - 6 Membawa bekal dari rumah 3 10,0 8 26,6 14 46,7 5 16,7 8 27,6 6 20,7 12 41,4 3 10,3

(23)

No

SL S KK TP SL S KK TP

n % n % n % n % n % n % n % n %

7 Membawa air

minum dari rumah 9 30,0 11 36,7 6 20,0 4 13,3 9 31,0 10 34,5 7 20,0 3 10,3 8 Menggunakan

wc/toilet untuk buang air besar

4 13,3 8 26,7 18 60,0 - - 4 13,8 8 27,6 17 58,6 - -

9 Menggunakan wc/toilet untuk buang air kecil

1 7 56,7 11 36,7 2 6,7 - - 17 58,6 10 34,5 2 6,9 - - 10 Menyiram kamar Wc setelah selesai menggunakannya 2 0 66,7 7 23,3 3 10,0 - - 20 67,0 6 20,6 3 10,3 - - 11 Membuang sampah pada tempat sampah yang disediakan di sekolah 2 0 66,7 6 20 4 13,3 - - 19 65,5 6 20,7 4 13,8 - - 12 Membuang sdi tempat sampah organik dan anorganik - - - 30 100,0 - - - 29 100,0 No Tindakan Kelas V Kelas VI SL S KK TP SL S KK TP n % n % n % n % n % n % n % n %

(24)

13 Membuang sampah pada tempat yang tertutup - - - - - - 30 100,0 - - - - - - 29 100,0 14 Membersihkan lingkungan sekolah 9 30,0 14 46,7 7 23,3 - - 28 96,6 1 3,4 - - - - 15 Mengikuti jadwal piket membersihkan kelas 3 0 100,0 - - - 29 100,0 - - - - Keterangan : SL = Selalu KK = Kadang-kadang

(25)

Tabel 4.9 menunjukkan tindakan siswa kelas V seluruhnya selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih, tidak pernah membuang sampah dengan memilih tempat sampah organik dan anorganik, tidak pernah membuang sampah pada tempat sampah yang memiliki tutup dan selalu mengikuti jadwal piketmembersihkan kelas. Tindakan kelas VI menunjukkan bahwa seluruhnya selalu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah buang air besar, tidak pernah memilih tempat sampah organik dan anorganik, tidak pernah membuang sampah pada tempat sampah yang memiliki tutup dan selalu mengikuti jadwal piket kebersihan kelas.

Tabel 4.10 Tindakan Kelas V dan VI Tentang PHBS PHBS di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No. Tindakan Responden Kelas V Kelas VI

n % n %

1 Baik 9 30,0 19 65,5

2 Kurang Baik 21 70,0 10 34,5

Jumlah 30 100,0 29 100,0

Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa responden kelas V yaitu 70% memiliki tindakan kurang baik dan responden kelas VI yaitu 65,5% memiliki tindakan baik.

4.4.2 Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Guru Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017 Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Guru

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) PHBS di Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No Pengetahuan

Tahu Tidak Tahu

N % n %

1 Pengertian PHBS 7 70,0 3 30,0

2 Indikator PHBS di tatanan sekolah 7 70,0 3 30,0

(26)

No Pengetahuan

Tahu Tidak Tahu

n % n %

4 Peraturan yang mengatur tentang PHBS 2 20,0 8 80,0

5 Perlunya PHBS disekolah 10 100,0 - -

6 Pembinaan PHBS di sekolah 1 10,0 9 90,0

7 Dukungan dan peran PHBS di sekolah 10 100,0 - -

8 Peran atau dukungan tim pelaksana UKS 3 30,0 7 70,0

9 Waktu mencuci tangan 10 100,0 - -

10 Cara mencuci tangan dengan benar 6 60,0 4 40,0

11 Pengertian jajanan sehat 10 100,0 - -

12 Syarat makanan dan minuman sehat 10 100,0 - -

13 Syarat jamban sehat 10 100,0 - -

14 Syarat tempat yang memnuhi syarat kesehatan

10 100,0 - -

15 Fasilitas pendukung PHBS 10 100,0 - -

Tahu = Apabila guru menjawab dengan benar dan tepat

Tidak tahu = Apabila guru menjawab kurang tepat, salah ataupun tidak tahu

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan guru di SD Negeri 101220 seluruh guru mengetahui sasaran PHBS, perlunya PHBS, dukungan PHBS disekolah, waktu mencuci tangan, syarat makanan dan minuman sehat, syarat jamban sehat dan fasilitas pendukung PHBS dan sedikit guru 20% mengetahui Peraturan yang mengatur tentang PHBS. Seluruh guru memiliki pengetahuan baik tentang PHBS

4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Guru tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No Sikap

SS/S TS/STS

n % n %

1 Mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari penyakit diare

10 100,0 -

2 Sebelum makan tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun (-)

- - 10 100,0

3 Sebaiknya menggunakan jamban untukmembuang air besar/air kecil

10 100,0 - -

(27)

sekolah (-)

No Sikap

SS/S TS/STS

n % n %

5 Sampah yang bertumpuk akan

menyebabkan masalah kesehatan

10 100,0 - -

6 Sampah tidak harus dibuang setiap hari (-) - - 10 100,0 7 Membuang sampah sesuai dengan tempat

sampah organik dan an organic

10 100,0 - -

8 PHBS Tidak perlu mendapat informasi tentang PHBS (-)

- - 10 100,0

9 Sebaiknya setiap tatanan sekolah memiliki UKS untuk mendukung pelaksanaan PHBS

10 100,0 - -

10 Dalam pelaksanaan PHBS tidak harus tersedia fasilitas pendukung PHBS (-)

- - 10 100,0

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa seluruh guru sangat setuju dan setuju mencuci tangan dengan air bersih dan mengalir dapat menghindari penyakit diare, menggunakan jamban untuk membuang air besar dan kecil, sampah yang bertumpuk akan menimbulkan masalah kesehatan, memilih tempat pembuangan sampah organik dan anorganik. Tidak setuju dan sangat tidak setuju jika sebelum dan sesudah makan tidak perlu mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, jajan sembarangan disekolah, sampah tidak harus dibuang setiap hari, tidak perlu mendapat informasi tentang PHBS dan dalam pelaksanaan PHBS tidak perlu sanitasi dasarpendukung PHBS. Seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS. Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Guru

Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No Tindakan SL S KK TP

% n % n % n %

1 Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih dan menggunakan sabun

10 100,0 - - - - -

(28)

air dan sabun setelah buang air besar

3 Mengkonsumsi jajanan

sehat di kantin sekolah - - 5 50,0 5 50,0 - - 4 Membawa bekal ke

sekolah - - 2 20,0 4 40,0 4 40,0

5 Menggunakan toilet/wc sekolah untuk buang air besar dan kecil

- - 10 100,0 - - - -

6 Menyiram toilet/wc sampai bersih setelah menggunakannya

- - 10 100,0 - - - -

7 Membuang sampah pada tempat yang tersedia di sekolah

- - 10 100,0 - - - -

8 Memilih tempat sampah organik anorganik ketika buang sampah - - - 10 100,0 9 Mengikuti kegiatan sekolah mengenai PHBS 10 100,0 - - - - 10 Memberi pelajaran tentang PHBS - - - - 10 100,0 - -

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tindakan guru di SD Negeri 101220 seluruhnya memiliki tindakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan air bersih dan menggunakan sabun, seluruhnya sering mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setelah buang air besar, seluruhnya sering meggunakan toilet/wc sekolah untuk buang air besar dan kecil,seluruhnya sering menyiram wc sampai bersih setelah menggunakannya, seluruhnya sering membuang sampah pada tempat yang di sediakan, seluruhnya selalu selalu mengikuti kegiatan sekolah tentang PHBS, seluruh guru selalu membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia di sekolah, seluruh guru tidak penah memilih tempat sampah organik dan anorganik ketika membuang sampah dan seluruh guru kadang-kadang memberikan pelajaran tentang PHBS kepada siswa ketika mengajar. Seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS.

(29)

Tabel 4.14 Tindakan Guru Tentang PHBS di Sekolah Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

No. Tindakan Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 5 50%

2 Kurang Baik 5 50%

Jumlah 10 100%

Dari uraian diatas, secara keseluruhan dapat dikategorikan bahwa responden yaitu 50 % memiliki tindakan baik dan 50% memiliki tindakan kurang baik.

4.5 Kejadian Diare Pada Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Kecamatan Sipirok Selatan Tahun 2017

Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Kecamatan Sipirok Selatan Tahun 2017

No Responden Dalam tiga bulan terakhir pernah sakit perut/mencret

Ada Tidak Ada

n % n %

1 Kelas V 30 100,0 - -

2 Kelas VI 25 82,6 4 13,8

3 Guru 4 40,0 6 60,0

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa seluruh siswa kelas V pernah mengalami diare/mencret dalam 3 bulan terakhir. Pada umumnya 25 siswa kelas VI 86,2% pernah mengalami diare/mencret dalam 3 bulan terakhir dan lebih sedikit guru 40% pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhi

(30)

4.6 Kejadian Diare Berdasarkan Perilaku Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Selatan Tahun 2017

Kejadian Penyakit Diare

Kelas V Total Kelas VI Total

Pengetahuan

Diare Tidak Diare n % Diare Tidak Diare n %

n % n % n % n % - Baik 20 100,0 - - 20 100,0 24 88,9 3 11,1 27 100,0 - Kurang Baik 10 100,0 - - 10 100,0 1 50,0 1 50,0 2 100,0 Sikap - Baik 19 100,0 - - 19 100,0 18 85,7 3 14,3 21 100,0 - Kurang Baik 11 100,0 - - 11 100,0 7 87,5 1 12,5 8 100,0 Tindakan - Baik 9 100,0 - - 9 100,0 17 89,5 2 10,5 19 100,0 - Kurang Baik 21 100,0 - - 21 100,0 8 80,0 2 20,0 10 100,0

(31)

Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa seluruh siswa kelas V yang memiliki pengetahuan baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Seluruh siswa kelas V yang memiliki sikap baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Seluruh siswa kelas V yang memiliki tindakan baik dan kurang baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir.

Lebih banyak kelas VI yang memiliki pengetahuan baik pernah mengalami diare yaitu 88,9% dan lebih sedikit 11,1% responden yang berpengetahuan kurang baik pernah mengalami diare tiga bulan terakhir. Lebih banyak kelas VI yang memiliki sikap baik mengalami diare yaitu 85,7% dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih sedikit 14,3% responden yang bersikap kurang baikpernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir.

Lebih banyak kelas VI yang memiliki tindakan baik 89,5% pernah mengalami diare dalam wakti tiga bulan terakhir dan lebih sedikit 10,5% responden yang memiliki tindakan kurang baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir.

Tabel 4.17 Kejadian Penyakit Diare Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar

Kecamatan Sipirok Selatan Tahun 2017

Pengetahuan Kejadian Penyakit Diare Jumlah

Ada Tidak Ada

n % n % n %

- Baik 4 40,0 6 60,0 10 100,0

Sikap

- Baik 4 40,0 6 60,0 10 100,0

(32)

- Baik 2 40,0 3 60,0 5 100,0 - Kurang Baik 2 40,0 3 60,0 5 100,0

Berdasarkan tabel diatas dapat diihat bahwa lebih sedikit guru 40% yang memiliki pengetahuan baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60% yang berpengetahuan baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40% yang memiliki sikap baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60% yang memiliki sikap baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40 % memiliki tindakan baik mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60% tidak pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir. Lebih sedikit guru 40 % memiliki tindaka kurang baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir dan lebih banyak guru 60% yang memiliki tindakan kurang baik tidak pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir.

(33)

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Karakteristik Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar

Responden berasal dari kelas V, kelas VI dan guru yangberjumlah 69 orang. Umur responden kelas V paling banyak berumur 11 tahun (63%), umur kelas VI paling banyak umur 12 tahun dan guru paling banyak berumur diatas 40 tahun (60%). Pada jenis kelamin responden kelas V paling banyak berjenis kelamin perempuan (66,7%), kelas VI paling banyak berjenis kelamin laki-laki (62,1) dan guru paling banyak berjenis kelamin perempuan (80%) dan berpendidikan S1 (90%).

Pada penelitian ini guru termasuk responden yang dipilih dikarenakan guru adalah sumber informasi bagi peserta didik. Peran guru sebagai pengajar, pendidik dan pelatih mempunyai kekuatan untuk menanamkan prinsip PHBS di lingkungan sekolah melalui pesan-pesan guru sehingga siswa akan mempraktikkan PHBS di sekolah, karena biasanya anak-anak patuh terhadap perintah gurunya (Adirwiyono, 2010).

Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia yang cukup besar yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan perilaku sehat, baik dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat (Proverawati, 2012).

(34)

5.2 Fasilitas Dasar Pendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Kejadian Diare di SD Negeri 101220 Bunga Bondar

Hasil penelitian diketahui bahwa ketersediaan fasilitas sanitasi dasar yang mendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar dikategorikan buruk (34,8)%.

5.2.1 Sarana Air Bersih

SD Negeri 101220 Bunga Bondar telah memenuhi semua penilaian air bersih seperti air tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. Sumber air berasal dari air pegunungan yang dialirkan oleh pipa ke sekolah dan secara kuantitas jumlahnya sudah memenuhi. Di sekolah tersebut tidak terdapat tempat cuci tangan, sehingga siswa tidak tidak pernah cuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil, buang air besar, setelah bermain, berolahraga dan kerja bakti di sekolah, sehingga hal tersebut dapat memungkinkan siswa disekolah untuk terkena penyakit diare.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 1429/Menkes/SK/XII/2006 Fasilitas dasar sekolah, harus dilengkapi dengan air bersih sesuai dengan yaitu tersedia air bersih 15 liter/orang/hari, kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan yang sesuai dengan Kep.Men.Kes Nomor 416 tahun 1990, tentang syarat-syarat dan kualitas air, jarak sumur/sarana air bersih dengan sumber pencemaran (sarana pembuangan air limbah, septic tank, tempat pembuangan sampah akhir) minimal 10 meter.

(35)

5.2.2 Kantin Sekolah

Fasilitas kantin sehat pada sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar tidak memenuhi syarat kantin sehat, hal ini dapat dilihat berdasarkan rendahnya nilai observasi mengenai kantin sehat disekolah tersebut. Lokasi kantin memiliki jarak kurang dari 10 meter dengan sumber pencemaran seperti tempat penampungan sampah dan kamar mandi. Kantin tidak memiliki fasilitas tempat cuci tangan dan tidak memiliki tempat sampah yang tertutup. Kondisi bangunan kantin sekolah tidak memenuhi syarat kesehatan, hal ini karena kantin hanya berdinding papan, berlantai tanah, sebagian atap sudah banyak yang bocor dil dan sempit.an lebar kantin juga sangat kecil dan sempit.

Petugas kantin mengumpulkan sampahnya dikantung plastik dan dibuang langsung ketempat penampungan sampah sementara, namun petugas kantin tidak menggunakan alat pengambil makanan seperti sendok atau penjepit saat mengambil makanan. Hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan pengelola kantin tentang syarat kantin sehat dan kurangnya perhatian dari pihak sekolah untuk memberikan pengetahuan tentang syarat kantin yang sehat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan 1429/Menkes/SK/XII/2006 Fasilitas sanitasi dasar sekolah, harus dilengkapi kantin/warung sekolah sesuai dengan syarat bangunanan yaitu tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir, tersedia tempat cuci tangan bagi pengunjung kantin/warung sekolah, tersedia tempat untuk penyimpanan bahan makanan, tersedia tempat untuk penyimpanan makanan jadi/siap saji yang tertutup, tersedia

(36)

tempat menyimpan peralatan makanan dan minuman, lokasi kantin minimal berjarak 20 meter dengan tempat pengumpulan sampah sementara.

Syarat tata laksana kantin atau warung sekolah sekolah yaitu makanan jajanan yang dijual harus dalam keadaan terbungkus atau tertutup (terlindung dari lalat, binatang lain dan debu), makanan jajanan yang disajikan dalam kemasan harus dalam keadaan baik dan tidak kadaluarsa, sempat penyimpanan makanan yang dijual pada warung sekolah harus dalam keadaan selalu bersih, terlindungi dari debu, terhindar dari bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan lain, tempat pengolahan makanan harus bersih, peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan mengalir atau dalam dua wadah yang berbeda dengan menggunakan sabun, peralatan yang sudah bersih harus disimpan ditempat yang bebas pencemaran, peralatan yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesui dengan peruntukannya, dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai, penyaji makanan disekolah harus selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan sebelum memasak dan dari toilet.

5.2.3 Kamar Mandi/Toiet

Sekolah SD Negeri 101220, dari 7 kriteria penilaian jamban sehat hanya dua yang memenuhi kriteria, toilet tidak terpisah antara laki-laki dan perempuan, tidak tersedia tempat sampah, sabun, lap tangan ataupun tisu dan alat pembersih kamar mandi/karbol. Toilet sekolah selalu dalam keadaan kotor dan bau, hal ini dikarenakan tidak tersedianya alat pembersih kamar mandi dan tidak adanya petugas kebersihan.

(37)

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 syarat kamar mandi/toilet yaitu letak toilet harus terpisah dari ruang kelas, ruang UKS, ruang guru, perpustakaan, ruang bimbingan dan konseling, tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Proporsi wc/urinoir untuk 40 siswa dan 1 wc untuk 25 siswi, toilet harus dalam keadaan bersih, lantai toilet tidak ada genangan air, tersedia lubang penghawaan yang langsung berhubungan dengan udara luar, bak penampung air harus tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.

5.2.4 Sarana Tempat Sampah

Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar sudah memiliki tempat sampah sementara disetiap ruang kelas yang berupa keranjang sampah terbuka, namun sampah tempat sampah tersebut tidak dipisah berdasarkan sampah organik dan anorganik. Sampah yang sudah terkumpul dari tempat pembuangan sampah sementara dibuang ke tempat akhir pembuangan sampah yang berada dibelakang sekolah dan dibakar seminggu sekali sehingga dapat dikatakan bahwa sarana tempat sampah di SD Negeri 101220 Bungan Bondar tidak memenuhi syarat kesehatan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429/Menkes/SK/XII/2006 bahwa syarat tempat sampah harus tersedia disetiap ruangan yang dilengkapi dengan tutup, tersedia tempat pengumpulan sampah sementara dari seluruh ruangan untuk memudahkan pengangkutan atau pemusnahan sampah, peletakan tempat pembuangan/pengumpulan sampah sementara dengan ruang kelas berjarak minimal 10 meter.

(38)

5.3 Perilaku PHBS Siswa dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Tingkat pengetahuan responden kelas V tentang PHBS lebih banyak yang memiliki pengetahuan baik (66,7%), tingkat pengetahuan responden kelas VI tentang PHBS pada umumnya memiliki pengetahuan baik (91,1%) dan tingkat pengetahuan guru tentang PHBS seluruhnya memiliki pengetahuan baik.

Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Apabila suatu tindakan didasari pengetahuan maka tindakan tersebut langgeng dan sebaliknya. Dalam teori perilaku, pengetahuan merupakan salah satu tahap dari tiga tahapan yang dapat terjadi pada seseorang untuk menerima atau mengadopsi suatu perilaku baru.

Sikap responden kelas V lebih banyak memiliki sikap baik tentang PHBS (63,3%), kelas VI lebih banyak memiliki sikap baik tentang PHBS (72,4%) dan seluruh guru memiliki sikap baik tentang PHBS.

Sikap diturunkan dari pengetahuan responden dengan demikian untuk menentukan sikap harus didasari dengan penegtahuan responden. Hal ini sesuai dengan Teori L.Green dalam buku Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa sikap adalah salah satu predisposisi untuk munculnya perilaku. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan seperti fasilitas dan faktor dukungan (Waryana, 2016).

(39)

Tindakan responden kelas V lebih banyak memiliki tindakan kurang baik (70%), kelas VI lebih banyak memiliki tindakan baik (65,5%) dan guru yang memiliki tindakan kurang baik (50%). Rendahnya tindakan responden tersebut karena rendahnya fasilitas sanitasi dasar pendukung PHBS sehingga responden tidak bisa melakukan tindaka PHBS di sekolah.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya dalam suatu tindakan diperlukan faktor pendukung yaitu fasilitas pendukung PHBS. Ketersediaan fasilitas merupakan pemicu terhadap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana (enabling factor/faktor pemungkin), (Notoatmodjo, 2007).

Fasilitas sanitasi dasar pendukung PHBS baik juga harus diimbangi dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai PHBS yang baik, bila tidak maka kesehatan sekolah belum terwujud (Syafrudin, 2015).

5.4 Kejadian Diare Pada Siswa Kelas V, VI dan Guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2017

Kejadian penyakit diare pada responden kelas V menunjukkan bahwa seluruh responden pernah mengalami penyakit diare, responden kelas VI pada umumnya pernah mengalami diare (86,2%) dan guru lebih sedikit yang pernah mengalami diare (40%) selama tiga bulan terakhir.

Tingginya angka kejadian diare di sekolah tersebut karena rendahnya PHBS pada siswa dan guru. Hal ini disebabkan masih kurangnya fasilitas sanitasi dasar yang mendukung PHBS, seperti tidak tersedianya tempat cuci tangan,

(40)

tempat sampah yang tidak memenuhi syarat, kantin yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan kamar mandi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Diare yang dialami siswa dan guru SD Negeri 101220 adalah diare yang disebabkan oleh bakteri dan virus yang dapat bersumber dari makanan yang kurang higienes, siswa banyak yang meminum air langsung dari kran kamar mandi, siswa tidak pernah melakukan tindakan CTPS, baik setelah melakukan buang air kecil atau buang air besar, dan ketika berjajan siswa sering berbagi makanan dari tangan siswa ketangan siswa lain tanpa tempat makanan.

Jenis diare yang terjadi pada siswa kelas V,VI dan guru di SD Negeri 101220 Bunga Bondar adalah diare akut yaitu diare yang mendadak dan berlangsung singkat dan paling lama 7 hari tidak masuk sekolah. Berdasarkan pengetahuan responden tentang PHBS terhadap kejadian penyakit diare, seluruh responden kelas V pernah mengalami diare dalam tiga bulan terakhir, dimana yang berpengetahuan baik seluruhnya memiliki keluhan penyakit diare dan berpengetahuan kurang baik seluruhnya memiliki keluhan penyakit diare. Responden kelas VI pernah mengalami diare pada tiga bulan terakhir sebesar 86,2% dan tidak diare sebesar 13,8%, dimana yang berpengetahuan baik 88,9% memiliki keluhan penyakit diare dan berpengetahuan kurang baik 50% memiliki keluhan penyakit diare. Responden guru memiliki pengetahuan baik pernah mengalami diare dalam waktu tiga bulan terakhir sebesar 40% dan yang tidak diare sebesar 60%. Tindakan yang kurang baik juga dipengaruhi karena tidak tersedianya atau rendahnya fasilitas dan dukungan PHBS.

(41)

Secara teoritis penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari kali dalam sehari disertai dengan konsistensi tinja lembek dan cair (Swasanti, 2013) dan penularan penyakit diare melalui fecal oral terutama karena menelan makanan atau kontak dengan tangan yang terkontaminasi, tidak memadainya penyediaan air bersih, kekurangan sarana kebersihan dan pencemaran air, penyiapan dan penyimpanan makanan tidak semestinya (Ummiati, 2010).

Pencegahan penyakit diare yang berasal dari makanan dapat dilakukan dengan memperhatikan pola higiene perorangan yang bertujuan untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan dan juga meningkatkan kesehatan individu agar dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene perorangan harus diperhatikan yang salah satunya adalah tingkat pengetahuan karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, namun berbekal pengetahuan saja tidak cukup karena kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas orang tersebut oleh karena itu pengetahuan penting dalam meningkatkan status kesehatan individu (Wartonah, 2006).

Buku pedoman pemberantasan penyakit diare dalam Ditjen PPM dan PLP Depkes RI (2008) menjelaskan masih tingginya angka kesakitan dan kematian diare disebabkan beberapa faktor antara lain kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi, pendidikan, keadaan sosial ekonomi, perilaku masyarakat yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi keadaan penyakit diare.

(42)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan responden kelas V tentang PHBS yang terbanyak di SD Negeri 101220 yaitu tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebesar 66,7%. Tingkat pengetahuan responden kelas VI tentang PHBS yang terbanyak yaitu tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebesar 91,1% dan seluruh responden guru memiliki tingkat pengetahuan mengenai PHBS dengan kategori baik.

2. Sikap responden kelas V tentang PHBS terbanyak di SD Negeri 101220 yaitu sikap dengan kategori baik sebesar 63,3% . Sikap responden kelas VI tentang PHBS terbanyak yaitu sikap dengan kategori baik sebesar 72,4%. Seluruh responden guru memiliki sikap mengenai PHBS dalam kategori baik.

3. Tindakan responden kelas V yang terbanyak tentang PHBS di SD Negeri 101220 yaitu tindakan dengan kategori baik sebesar 30%. Tindakan responden kelas VI yang terbanyak tentang PHBS yaitu tindakan dengan kategori baik sebesar 65,5%. Tindakan responden guru yang terbanyak tentang PHBS yaitu tindakan dengan kategori baik sebesar 50% .

4. Seluruhnya responden kelas V pernah mengalami penyakit diare dalam tiga bulan terakhir. Pada umumnya (86,2%) responden kelas VI pernah mengalami diare pada tiga bulan terakhir. Lebih sedikit (40%) responden guru pernah mengalami diare pada tiga bulan terakhir.

5. Fasilitas sanitasi dasar yang mendukung PHBS di SD Negeri 101220 Bunga Bondar masih berada pada kategori buruk (34,8%).

(43)

6.2 Saran

Kepala Sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar senantiasa menanamkan nilai-nilai PHBS kepada siswa dan guru untuk mencegah datangnya penyakit diare, menyediakan dan melengkapi fasilitas dasar pendukung PHBS di sekolah SD Negeri 101220 Bunga Bondar yakni :

1. Menyediakan tempat cuci tangan dan sabun. 2. Membuat kantin sehat di sekolah.

3. Menyediakan tempat sampah yang memiliki tutup dan tempat sampah organik dan anorganik.

4. Memisahkan antara kamar mandi laki-laki dan perempuan, dan mengganti jamban cemplung menjadi jamban leher angsa.

5. Membuat jadwal piket bagi siswa untuk kebersihan kelas dan lingkungan sekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil di atas menunjukkan bahwa pada pengelasan TIG untuk paduan Al-13,5Si, faktor masukan panas (heat input) sangat mempengaruhi hasil lasan, dalam hal ini

Khidmat Sokongan dan Sistem Penyampaian Bersandarkan kepada tugas yang diamanahkan dan teras pembangunan yang telah ditetapkan, salah satu komoditi yang menjadi

“Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan oleh organisasi profesi

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida (2016), dengan judul Hubungan Pengetahuan tentang Diare dengan Sikap Ibu Balita dalam

Dasar perbandingan itu menunjukkan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah sekiranya diperkirakan bahwa,

Salah satu upaya peningkatan produksi padi pada lahan rawa lebak adalah dengan mengintroduksikan paket teknologi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya

Cerita ini mengemukakan tema keberanian luar biasa seorang raja yang bernama Indera Nata dalam usaha mencari gajah bergadingkan emas dan menyelamatkan tujuh orang

Dari penelitian tersebut dihasilkan bahwa partikel TKS yang telah direndam di dalam air panas memiliki sifat yang lebih baik (ditandai dengan nilai keterbasahan yang lebih tinggi