• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS

VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 4 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

Ibrahim B. Popalo* Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D* Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd*

Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

A B S T R A K

Ibrahim B Popalo (Firman ) 2015. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Training Pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo”.Skripsi Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Unversitas Negeri Gorontalo, dibawa bimbingan

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini apakah dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn di kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan langkah-langkah mengidentifikasi masalah; mengumpulkan data, menganalisis data, memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya, memelihara cara untuk memecahkan masalah, merencanakan penerapan pemecahan masalah, melakukan uji coba terhadap rencana yang di tetapkan; dan melakukan tindakan untuk memecahkan masalah.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada Pertemuan 1 hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan peningkatan yaitu rata-rata siswa yang tuntas sebanyak 18 orang atau 74% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang atau 24%. Karena hasil tersebut belum sesuai indicator keberhasilan maka dilanjutkan pada pertemuan berikutnya. Pada Pertemuan 2, meningkat secara signifikan yaitu rata-rata siswa yang tuntas pada sebanyak 21 orang atau 88% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang atau 13%. hasil tersebut telah sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah ditetapkan yaitu “minimal siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 83%” sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan.

(3)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

PENDAHULUAN

Pembelajaran yang dilaksanakan guru merupakan proses kegiatan yang memiliki tujuan. Tujuan akhir dari setiap pembelajaran adalah hasil belajar siswa dalam bentuk kompetensi hasil belajar yang telah digariskan dalam kurikulum dan kemudian dijabarkan oleh guru dalam bentuk tujuan dan indikator pembelajaran. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran, diharapkan peran guru melaksanakan proses pembelajaran secara optimal.

Peran guru dalam proses pembelajaran bukan sekedar menyajikan materi kepada siswa tetapi lebih dari pada itu seorang diharapkan dapat memperhatikan berbagai aspek yang dapat menunjang kegaiatan pembelajaran. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah penggunaan pendekatan dan model pembelajaran.

Dalam Kurikulum 2013 (Anonim, 2013:14) ditegaskan bahwa pendekatan dan model pembelajaran yang wajib digunakan guru adalah pendekatan saintifik. Pendekatan Saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengedepankan kegiatan yang bersifat ilmiah yang melibatkan siswa secara aktif baik dalam melakukan pengamatan, menanya, mengumpulkan informasi, mencoba dan memkomunikasikan.

Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dibutuhkan keseriusan guru dalam menetapkan pendekatan dalam bentuk model pembelajaran yang optimal. Model pembelajaran memegang peranan yang cukup penting dalam mengantar pemikiran manusia kepada suatu logika berfikir yang menekankan pada moral, etika, dan akhlak manusia dalam bermasyarakat dan bernegara.

Penguasaan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan secara umum yang didukung oleh penguasaan terhadap konsep-konsep pendidikan kewarganegaraan dijenjang pendidikan menengah pertama, akan memberikan landasan yang kuat bagi siswa untuk menguasai ilmu pendidikan dan teknologi yang didasari pengetahuan moral yang sederhana. Tentunya peranan guru dalam pembelajaran sangat besar untuk menggali semua potensi yang ada pada diri siswa yang masih terpendam.

Penerapan pembelajaran tergantung pada beberapa kondisi, pertama guru harus memberikan teladan sebagai pembicara yang efektif, kedua setiap murid yang beriartisipasi dalam proses pembelajaran harus memiliki informasi tertentu yang akan disampaikan kepada teman-temannya. Saling memberikan dan saling menerima informasi pendapat atau gagasan merupakan factor utama yang dalam mencapai keberhasilan dakam belajar. Murid-murid juga perlu memberikan pikiran atau gagasan seharusnya tidak ada seorang pun yang dalam mengikuti

(4)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

proses belajar mengajar hanya fakum atau tidak berpatisipasi yang semestinya adalah bagaimana mengembangkan atau mengarahkan pembelajaran.

Permasalahan yang dihadapi penggunaan model pembelajaran belum di gunakan guru secara optimal. Kenyataan ini yang ditemui di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Biluhu Kabaten Gorontalo. Hasil belajar Sikap Spritual (K1) siswa yang tuntas hanya sebanyak 16 orang 67%. Sikap Sosial yang tuntas hanya sebanyak 10 orang atau 42%, pada kompetensi Pengetahuan (K3) siswa yang tuntas sebanyak 14 orang atau 58% dan pada Kompetensi Keterampilan (K4) siswa yang tuntas sebanyak 12 orang atau 50%. Berdasarkan data tersebut dapat ditelalah bahwa siswa yang tuntas pada mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebanyak 13 orang atau 54% sedankan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 atau 46%.

Dengan demikian salah satu solusi yang tepat agar pembelajaran dapat tercapai, maka proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiry

training, karena dengan model pembelajaran ini siswa mendapat kesempatan

untuk dapataktif dalam menyelesaikan masalah yang ada serta terjadi interaksi antara siswa yang satunya dengan siswa yang lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Inquiry Training Pada Mata Pelajaran PPKn di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu

Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo”.

KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Pengertian Belajar

Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuannya,keterampilan,maupun dalam sikapnya. Perubahan kelakuan, prubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan adalah dari tidak mengerti menjadi mengerti,dari tidak tahu menjadi tahu. Dari aspek keterampilan adalah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil, dari aspek sikap adalah dari ragu-ragu menjadi yakin,dari tidak sopan menjadi sopan, dari kurang ajar menjadi terpelajar.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan Oemar Hamalik (2009:27). Menurut Dadang Sunendar (2009:5) kata belajar berarti proses perubahan perubahan tingkah laku peserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotor.

(5)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Menurut Aswan Zain (2010:10) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Sama halnya dengan Slavin (dalam Trianto 2009:16) menyatakan bahwa belajar secara umum di artikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seorang sejak lahir. banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir.bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya. Cronbach (dalam Fatmawati, 2012:7) mengatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

Berdasarkan teori tersebut dapat dianalisis bahwa pada dasarnya .manusia sudah mengalamai proses pembelajaran sejar lahir. Hal ini terjadi karena setiap asuhan yang dilakukan akan berpengaruh pada perkembangan anak dan merupaka bagian dari belajar. Semakin baik asuhan yang diberikan pada anak semakin baik pula hasil belajarnya dan semakin baik pula perilaku anak tersebut.

Menurut Cronbach (dalam Fatmawati, 2012:7) bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu dengan menggunakan pancaindera. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah suatu cara mengamati, membaca meniru, mencoba sesuatu,mendengar dan mengikuti arah tertentu (dalam Riyanto, 2009:5). Selanjutnnya Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang di lakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnnya menurut Hergenhahn (dalam Usman Samatowa, 2010:104) belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil dari proses pembelajaran.

Berdasarkan teori tersebut dapat dianalisis bahwa belajar adalah kegiatan yang memerlukan pancaindera yang baik untuk menyerap berbagai ilmu pengetahuan yang disajikan oleh guru. Melalui belajar siswa akan mengetahui cara mengamati, membaca meniru, mencoba sesuatu,mendengar dan mengikuti arah tertentu dan pada akhirnya tetap bermuara pada suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

Fungsi Belajar

Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri.Yang mengubah diri seseorang adalah hanyalah orang itu sendiri.

(6)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Berdasarkan teori tersebut di atas dapat dipahami bahwa belajar memiliki manfaat yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui belajara anak dala melatih kognitifnya, bersikap dan bertingkah laku sesuai mental yang baik serta mengembangkan fisik. Belajar bermanfaat pula dalam meningkatkan disiplin dan memperkenalkan tanggung jawab dan sebagai identitas diri dan sarana mengembangkan diri.

Model pembelajaran Inquiry training

Model pembelajaran ini di kembangkan oleh seorang tokoh yang bernama Suchman. Menurut Suchman (dalam Hamzah B. Uno 2006:14), ia meyakini bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Berdasarkan teori tersebut tampak bahwa diperlukan cara belajar anak yang kontekstual yang melibatkan anak belajar untuk mengetahui sesuatu melalui prosedur ilmiah.

Prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka. menurut Suchman ada beberapa hal yang mendasari untuk mendukung model pembelajaran ini:

a. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu akan segala sesuatu ynag menarik perhatiannya.

b. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya.

c. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa.

d. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar menghargai penjelasan atau solusi alternative.

Secara singkat, model pembelajaran ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meneliti, menjelaskan fenomena, dan memecahkan masalah secara ilmiah. Karena pada dasarnya secara intuitif setiap individu cenderung melakukan kegiatan ilmiah (mencari tahu/memecahkan masalah). Kemampuan tersebut dapat dilatih sehingga setiap individu kelak dapat melakukan kegiatan ilmiahnya secara sadar (tidak intuitif lagi) dan dengan prosedur yang benar.

Berdasarkan teori diatas dapat dianalisis bahwah kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran hendaknya dapat dirancang umtuk bisa menciptakan situasi dan kondisi bagi siswa untuk melakukan tugasnya yaiti belajar kemauannya sendiri. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mengenali lebih dekat apa yang

(7)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

menarik bagi siswanya, sehingga dapat mempertimbangkan dan akhirnya merancang sebuah kegiatan di hadapan siswa.

Berdasarkan teori-teori sebagaimana pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang memiliki tujuan-tujuan. Tujuan-tujuan tersebut akan terlihat melalui proses perubahan perubahan tingkah laku peserta didik. Tingkah laku peserta didik adalah dampak dari interaksi antara individu dan lingkungannya yang dilaksanakan melalui pengalaman dan latihan.Belajar adalah proses dalam perubahan tingkah laku setelah mengalami suatu tindakan dalam pembelajaran baik secara internal maupun eksternal.

Tujuan Pembelajaran Inquiry Training

Pembelajaran berdasarkan inquiry training ini tidak dirancang untuk membantu guru Memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan untuk membantu dan memperkaya berpikir siswa, pemecahan masalah, keterampilan intelektual; mampu menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu; melatih siswa bekerja sama, mengharagai pendapat teman, displin, berjiwa kepemimipinan, dan menjadi pelajar yang mandiri.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa pembelajaran Inquiry

Training dirancang untuk membantu guru dan memberikan informasi

sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model pembelajaran ini dikembangkan untuk membantu dan memperkaya berpikir siswa, pemecahan masalah, keterampilan intelektual; mampu menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu; melatih siswa bekerja sama, mengharagai pendapat teman, displin, dan berjiwa kepemimipinan

Langkah-Langkah Pembelajaran Inquiry Training

Pada umumnya setiap model pembelajaran memerlukan system pengelolaan dan lingkungan yang sedikit berbeda, setiap pendekatan dan pembelajaran memberikan peran yang berbeda kepada siswa, tentunya diperlikan langkah-langkah pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran ini secara sederhana sebagai gerikut: a. Menghadapkan masalah; guru menjelaskan prosedur penelitian, menyajikan

situasi yang saling bertentengan,

b. Menemukan masalah; siswa memeriksa hakikat objek dan kondisi yang dihadapi, memeriksa tampilnya masalah,

c. Mengkaji data dan eksperimentasi; siswa mengisolasi variable yang sesuai, merumuskan hipotesis,

(8)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

e. Siswa Menganalisis proses penelitian untuk memperoleh prosedur yang lebih efektif.

Langkah-langkah tersebut di atas harus diperhatikan guru sehingga model pembelajaran Inquiri training yang dipilih oleh guru dapat mengaktifka proses pembelajaran yang dilaksanakan dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan.

Kelebihan Dan Kekurangan Pembelajaran Inquiry Training

Kegiatan pembelajaran inquiry training memiliki dampak positif yaitu sebagai berikut:

a. Dapat membangkitkan potensi intelektual siswa karena seseorang hanya dapat belajar dan mengembangkan pkirannya jika ia menggunakan potensi intelektualnya untuk berpikir,

b. Siswa yang memperoleh nilai yang baik dari pengajar diyakini bahwa dia telah berhasil mengadakan kegiatan mencari sendiri (melakukan penelitian) maka ia memperoleh kepuasan untuk dirinya sendiri,

c. Siswa dapat mengolah pesan atau informasi dari penemuan; artinya bahwa cara untuk mempelajari teknik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan siswa melakukan penelitian sendiri.

d. Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada siswa. Sedangkan kekurangan dari pembelajaran ini meliputi:

a. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa,

b. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar,

c. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang sehingga guru seing sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan,

d. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran,maaka model pembelajaran ini akan sulit diterapkan oleh setiap guru.

Hal yang terpenting yang perlu diketahui adalah bahwa guru perlu memiliki seperangkat aturan yang jelas agar supaya pembelajaran dapat berlangsung dengan tertib tanpa gangguan, dapat menangani perilaku siswa yang menyimpang secara cepat dan tepat, juga perlu memiliki panduan bagaimana mengelola kerja secara individu dan kelompok.

Selain itu yang tidak kalah pentingnya, guru harus menyampaikan aturan, tata krama, dan sopan santun untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penelitian di luar kelas maupun di dalamnya termasuk melakukan penelitian di masyarakat.

(9)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa yang di kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo, dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 orang perempuan. Penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan yaitu di mulai dari tanggal/bulan 02 Maret 2015 sampai tanggal/bulan 07 April 2015.

Penelitian ini melakukan persiapan-persiapan awal sebagai berikut: a. Konsultasi dengan guru dan kepala sekolah

b. Menyiapkan administrasi pembelajaran,

c. Penyusunan instrument pemantau atau alat evaluasi. d. Penyusunan perangkat pembelajaran

 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Prosedur penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a) Menyampaikan salam;

b) Memberikan apersepsi terhadap materi yang akan diajarkan yaitu dengan menghubungkan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. c) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. 2. Kegiatan Inti

a. Mengamati

1) Siswa mengamati tayangan gambar pembelajaran

2) Guru mengarahkan siswa mengamati tayangan dengan aktif b. Menanya

1) Siswa saling tanya jawab terhadap hasil tanyangan gambar pembelajaran

2) Guru mengarhkan siswa saling tanya jawab terhadap hasil tanyangan gambar

c. Mengumpulkan Informasi

1) Siswa mengumpulkan informasi melalui buku sumber 2) Guru mengarahkan kegiatan siswa

d. Mencoba/Asosiasi

1) Siswa secara kelompok berdiskusi mengisi LKS yang di berikan guru yang berisi permasalahan penelitian sesuai model (Inquiri Training) 2) Guru mengarahkan kegiatan siswa

e. Mengomunikasikan

1) Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas 2) Kelompok lain mengagapi persentasi kelompok

(10)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

3. Penutup

a. Membimbing siswa menyimpulkan materi b. Memberikan evaluasi belajar

c. Memberikan PR dan pesan ke orang tua siswa d. Menutup pembelajaran dengan doa bersama.

 Tahap Pemantauan Dan Evaluasi

Pemantauan proses belajar mengajar dilakukan oleh guru pengamat dengan menggunakan format pengamatan kegiatan guru dan format kegiatan siswa. Evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan belajar dan hasil belajar siswa.

 Tahap Analisis dan Refleksi

Kegiatan analisis dan refleksi bertujuan untuk melihat, memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa yang telah di capai dalam kegiatan yang telah dilaksanakan pada setiap pertemuan serta merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada tahap berikutnya.

 Kriteria keberhasilan Pencapaian Tindakan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tindakan ini di rumuskan kriteria sebagai berikut:

penggolongan pembelajaran yang di nilai melalui lembar pengamatan atau cek list skor minimal 85 % mencapai kategori sangat baik dan baik.

Standart ketuntasan minimal hasil belajar siswa secara klasikal 85% dari jumlah siswa dengan skor 65

 Analisis Data

Salah satu aspek yang paling penting dalam penelitian tindakan kelas adalah tahap analisis data. Analis data ini di laksanakan secara bertahap dan berkesinambungan disetiap akhir pertemuan, Data yang di peroleh diolah secara deskriptif dan mengunakan analisis presentase. Data yang di analisis berupa data hasil pengamatan kegiatan guru dan data aktivitas siswa, serta data hasil belajar siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo didirikan pada Tahun 2008. Sekolah ini berdiri di tengah-tengah pemukiman masyarakat yaitu di Jalan Buke Panai 110 Desa Luluo Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo yaitu salah kecamatan pemekaran dari Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo.

(11)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Sebagaimana prosedur penelitian tindakan, maka hasil penelitian akan dideskripsikan berdasarkan tahapan-tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Perencanaan penelitian meliputi pembuatan Rencana Pelaksaan Pembelajaran yang memuat scenario Model Inquiri Training, penyiapan instrumen pengamatan, penyiapan guru mitra yang akan mendampingi pelaksanaan penelitian.

Pada tahap pelaksanaan penelitian peneliti sebagai praktikan melaksanakan pembelajaran dan diamati oleh guru mitra dalam hal ini guru Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo. Selanjutnya dilakukan pemanatauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi pelaksanaan pembelajaran oleh peneliti dan dibantu oleh guru mitra untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh pada setiap pertemuan.

Penelitian ini telah berlangsung selama satu siklus dan masing-masing siklus sebanyak 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2x35 menit. Analisis evaluasi sesuai dengan Kurikulum 2013 akan diklasifikasi yaitu; hasil belajar Kompetensi Sikap Spritual (K1), hasil belajar Kompetensi Sikap Sosial (K2), hasil belajar Kompetensi Pengetahuan (K3) dan hasil belajar Kompetensi Keterampilan (K4). Analisis masing-masing kompetensi dilakukan secara terpisah sesuai dengan prinsif assasment Kurikulum 2013.

Hasil Penelitian Pertemuan 1

Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bilulu Kabupaten Gorontalo pada Pertemuan 1 sebanyak 18 orang atau 74% sudah menunjukkan peningkatan tetapi hasil tersebut belum sesuai dengan indicator hasil belajar yang telah ditetapkan yaitu “minimal siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 83%” sehingga penelitian ini dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

Hasil Penelitian Pertemuan 2

Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bilulu Kabupaten Gorontalo pada Pertemuan 2 sebanyak 21 orang atau 88% sudah menunjukkan peningkatan tetapi hasil tersebut telah sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah ditetapkan yaitu “minimal siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 83%” sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan.

(12)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

PEMBAHASAN

Hasil belajar merupakan tujuan akhir dari seluruh proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Hasil belajar dapat diukur melalui penilaian baik penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar menunjukan kepada individu sebagai perilakunya, hasil belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan standar tertentu baik berdasarkan kelompok atau norma yang telah ditetapkan. Hasil belajar ditunjukan oleh hasil kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar. (Hamalik, 2009:81)

Hasil belajar adalah prestasi yang dihadapi, dilaksanakan, dan dikerjakan. yang menghendaki tercapainnya tujuan pengajaran, dimana hasil belajar siswa ditandai dengan skala nilai. Uraian di atas menunjukan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai perolahan siswa setelah menjalani kegiatan belajar, namun dapat juga diartikan sebagai prestasi yang dihadapi, dilaksanakan maupun dikerjakan, yang ditandai dengan nilai. (Purwanto, 2001:86).

Hasil belajar dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Pada penelitian ini penggunaan Model Inquiri Training yang digunakan guru pada mata pelajaran PKn telah memberikan manfaat terhadap peningkatan hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo.

Pada Pertemuan 1 hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bilulu Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan peningkatan yaitu rata-rata siswa yang tuntas sebanyak 18 orang atau 74% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang atau 24%. Pada Pertemuan 2 hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bilulu Kabupaten Gorontalo meningkat secara signifikan yaitu rata-rata siswa yang tuntas pada sebanyak 21 orang atau 88% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang atau 13%. hasil tersebut telah sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah ditetapkan yaitu “minimal siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 83%” sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan.

Guna kejelasan peningkatan hasil belajar PPKn di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo dapat dilihat pada grafik berikut.

(13)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Gambar 1 Peningkatan Hasil Belajar PPKn melalui Model Inquiri Training di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo dapat dlakukukan dengan menggunakan Model Pembelajaran Inqiri Training. Berdasarkan pengalaman peneliti, model pembelajaran tersebut telah meningkatkan aktivitas belajar siswa dan pada akhirnya berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa.

Hasil belajar pada Pertemuan 1 hasil belajar siswa di Kelas VIII SMP Negeri 4 Bilulu Kabupaten Gorontalo telah menunjukkan peningkatan yaitu rata-rata siswa yang tuntas sebanyak 18 orang atau 74% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 6 orang atau 24%. Karena hasil tersebut belum sesuai indicator keberhasilan maka dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Hasil belajar pada Pertemuan 2, meningkat secara signifikan yaitu rata-rata siswa yang tuntas pada sebanyak 21 orang atau 88% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 3 orang atau 13%. hasil tersebut telah sesuai dengan indikator hasil belajar yang telah ditetapkan yaitu “minimal siswa yang tuntas sebanyak 20 orang atau 83%” sehingga penelitian ini telah berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan. SARAN 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Observasi Awal Pertemuan 1 Pertemuan 2

54% 74%

(14)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Berdasarkan kesimpulan sebagaimana telah diuraikan di atas, maka peneiti memberikan saran bagi beberapa pihak sebagai berikut:

a. Bagi Guru

Bagi guru disarankan dapat menggunakan model pembelajaran Inquiri

Training dalam memecahkam masalah pembelajaran di kelas khususnya

dalam meningkatkan hasil belajar siswa. a. Bagi siswa

Bagi siswa disarankan dapat meningkatkan aktivitas belajar karena akan berdampak pada kemajuna siswa terutama dalam meningkatkan hasil beajara pada mata pelajaran PPKn.

b. Bagi sekolah

Bagi sekolah disarankan dapat merekomendasikan hasil penelitian ini sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi sekolah untuk menyusun rencana pembelajaran dengan memberdayakan kegiatan pengajaran yang diterapkan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Dimyati, Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah Syaiful, Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik Oemar, 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja

Pressindo

Popalo Fatmawati. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Globalisasi Melalui Pendekatan Problem Based Learning Di Kelas IV SDN 2 Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Trianto.2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:

(15)

Ibrahim B. Popalo * Prof. Welly Pangayaw, Msi, Ph,D*Drs. Revoltje O.W Kaunang M.Pd * *. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Kencanav

Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alpabeta

Slameto. 2010. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sunendar Dadang. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosdakarya Uno, Hamzah. 2006. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Bumi Aksara Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Fridawaty. 2009. Fungsi sekolah. (Online)

http://organisasi.org/kegunaan-manfaat-fungsi-sekolah-dan-kuliah-pendidikan-formal-di-indonesia.html.Diakses 12 maret 2012 Sabili Hadjihi. 2011. Model pembelajaran inquiry training. (Online)

http://julhasratman.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-inquiry-training.html?m=1

Gambar

Gambar 1   Peningkatan Hasil Belajar PPKn melalui Model Inquiri Training di   Kelas VIII SMP Negeri 4 Biluhu Kabupaten Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Overlay dan Rigid Pavement dijadikan sebagai perbaikan perkerasan yang akan dilakukan sehingga didapatkan tebal Overlay 13 cm dengan biaya Rp.18.696.650.750,00 dan Rigid

In ABC costs are accumulated (or collected) in the activity cost pools and then traced to the products by using Activity Cost Driver Rates (or ACDRs) e.g. number of dispatches

Rata-rata pendapatan bulanan per pelanggan (ARPU) untuk pelanggan selular GSM pada periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2011 adalah sebesar Rp29,4 ribu

Hasil pengujian dianalisis dengan menggunakan program POLO PC (LeOra Software 1987) untuk mengetahui konsentrasi yang dapat mematikan 50% serangga uji (LC 50 ) dan LC 95

1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Meyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan materi. 3) Membuat mind map berupa

Hasil signifikansi penelitian lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 yang berarti H 0 diterima, sehingga H a ditolak yang artinya secara parsial efisiensi

Jerami padi dan jerami padi-jagung yang telah difermentasi juga mengalami peningkatan kadar protein kasarnya, dibuktikan dengan PJR10 nyata lebih tinggi dibandingkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek yang ditimbulkan oleh gabungan kedua bahan polutan ini, apakah bersifat antagonis ataukah justru memiliki sifat