• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Lokasi Peneliti Gambar 4.1 : Kantor UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Lokasi Peneliti Gambar 4.1 : Kantor UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi Peneliti

Gambar 4.1 : Kantor UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra

Sumber: Dokumen Pribadi 15/01/2020

Sejarah UPT rehabilitasi Sosial Bina Netra malang, mulai berdiri di Provinsi Jawa Timur pada tahun 1954 yang adirintis oleh Inpeksi Sosial Provinsi Jawa Timur dengan nama tempat Latihan Kerja dan berlokasi di Kabupaten Sumenep. Pada tahun 1960 telah diubah namanya menjadi Pusat Pendidikan dan pengajaran Kegunaan Tuna Netra (P3KT) Budi Mulyo dan untuk lokasi dipindahkan ke Kediri pada tahun 1966.

Oleh0karena adanya berbagai0 keterbatasan0yangaada die P3KT Kediri mulai

dari lahan0 daya0 tamping, aksebilitas, serta0 semakin berkembangnya0permasalahan

terhadap tunantera baik secara kualitas maupun kuantitas, maka lokasi usaha rehabilitasi cacat netra ini dipindahkan ke Malangg pada tahun 19766 dengan jangkauan pelayanan

(2)

52

RI No. 41/HUK/KEP/XI/1979 namanya diubah menjadi PRPCN (panti Rehabilitasi Penderita Cacat Netra) “Budi Mulya” Malango. Pada tahun 20030 nama diubah ubtuk yang sekian kalinya menjadi Panti Rehabilitasi Sosial Bina Cacat Netra (PRSBCN) “ Budi Mulya” Malang berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2003. Untuk terakhir kalinya, dengane berjalannya PP No. 410 Tahun 2007 PRSBCN kembali

mengalami perubahan nomenklatur manjadi UPT Pehabilitasi Sosial Cacat Netra0Malang

berdasarkan Peraturani Gubernur Jawa Timurr Nomor 119 Tahun 20080 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit pelaksanaan Teknis Sinas Sosial Provinsi0 Jawa0Timur.

1. Tugass Pokok0dan0Fungsi

(SK9Gubernut Jawaa Timurr No. 51 Tahun 2003)

Tugass Pokok:

Melaksanakann sebagian tugass Dinass Sosial Provinsi Jawaa Timur di bidang

penyantunan, rehabilitasi, bantuan, bimbingan, pengembangan dan resosialisasi bagi para penyandang disabilitas netra di Jwa Timur.

Fungsi:

a. Pelaksanaanatugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas,

b. Pelaksanaanapenyantunanadan arehabilitasi,

c. Pelaksanaanapenyaluranadan pembinaanalanjut,

(3)

53 2. Tujuan pelayanan

RSBN Malang merupakan lembagai pelayanan yang dapata

melaksanakanatugasnyaasecara berdaya guna dan berhasil sesuai dengan

fungsi-fungsiayng telahaditentukan.

Adapunatujuan agarapara disabilitas netraaadalah agar dapata mandiri, dapat

melaksanakanafungsiasosialnyaasecara wajar dan mampu menyesuaikan diri.

3. Visi dan Misi Visi :

Terwujudnya disabilitas netra yang mandiri dan mampu bekerja untuk meningkatkanakesejahteraannya.

Misia:

a. Memberikanabimbinganamental danasosial agaraklien mampu melaksanakan fungsi

sosial secara wajar sehingga meningkatkan hargaadiri danakepercayaan dirinya.

b. Memberikanalatihanaketerampilanakerjaauntukameningkatkan kemampuan klien

sebagai bekal bekerja atau membuka usaha pijat.

c. Menyalurkan klien kembali ke keluarganya, membentuk kelompok, bekerja mandiri, bekerja di panti pijat atau bekerja di instasi kerja (workshop)

d. Mengadakan money melalui mekanisme Dinas Kesejahteraan Sosial atau Kantor Kesejahteraan Sosial Daerah Kabupaten/ Kota, para pengusaha panti pijat dan instansi kerja (workshop)

e. Memberikan bimbingan fisik agar meningkatkan kondisi fisik dan kesehatan klien dalam mengikuti pelajaran.

(4)

54 4. Sasaran pelayanan UPT RSBN Malang

Sasaran yang dapatamemperolehapelayananadi UPTaRSBN Malangaadalah seluruh

klien tuna netraabaik yangatotal maupuna berpenglihatan rendahadari

seluruhawilayah ProvinsiaJawa Timurasesuai daya tamping UPTaRSBNaMalang.

5. Struktur Organisasi UPT RSBN Malang

GAMBAR 4.2 Struktur Organisasi UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra

6. Tujuan Program Vokasional

a. Mandiri (melakukan aktifiasnya dengan sendirinya dan tidak tergantung pada orang lain)

b. Melakukan fungsi sosial secara wajar

(5)

55 7. Prosedur Layanan :

a. Tahap Pendekatan Awal 1) Orientasi dan konsultasi 2) Identifikasi

3) Motivasi 4) Seleksi

b. Tahap Penerimaan

1) Registrasi Pengasramaan

2) Penelaahan & Pengungkapan masalah

3) Penempatan dalam program yang terbagi menjadi Kelas : Persiapan A, B, Dasar, Kejuruan, Praktis

c. Tahap Bimbingan :

1) Bimbingan Fisik & Mental 2) Bimbingan Sosial

3) Bimbingan Keterampilan d. Tahap Pembinaan Lanjut

Program dan kegiatan yang dilakukan di UPT RSCN Malang ini bertujuan agar penyandang cacat netra mampu :

1) Mandiri (dalam aktivitas sehari-hari tidak tergantung pada orang lain) 2) Melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar

(6)

56

Sasaran pelayanan UPT RSCN Malang adalah para penyandang cacat netra yang layak didik dan mampu latih, dengan penjabaran sebagai berikut:

1) Bisa berfikir secara nalar. 2) Bisa diajak berkomunikasi.

3) Bisa mengikuti latihan dan keterampilan yang diberikan.

Peyandang cacat yang hendak mengikuti pembinaan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Usia 15 - 45 tahun, diutamakan yang belum menikah. 2) Tidak menderita penyakit menular.

3) Penyandang cacat netra yang tidak cacat ganda. 4) Bersedia dididik dan dilatih.

5) Mengutamakan manajemen kasus.

Bimbingan dan pembinaan yang diberikan pada UPT RSCN Malang ini meliputi beberapa program, yakni sebagai berikut:

1) Bimbingan Fisik dan Mental

Pengasramaan, kesehatan, olah raga, agama, pendidikan pancasila, kewarganegaraan, kegiatan hidup sehari-hari dan kesenian.

2) Bimbingan Sosial

Kewiraswastaan, orientasi dan mobilitas, bimbingan sosial perorangan, bimbingan sosial kelompok, pemecahan kasus, membentuk sikap sosial yang berlandaskan pada kesetiakawanan dan kebersamaan serta tanggung jawab sosial.

(7)

57 3) Bimbingan Keteramilan Usaha / Kerja

Massage, refleksi, shiatshu, kerajinan tangan, industri kerumahtanggaan /usaha ekonomi.

4) Praktek Belajar Kerja

Praktek Kerja di perusahaan, panti-panti pijat, di lingkungan asalnya selama 2 bulan.

5) Pemberian Modal

Pemberian modal kerja sebagai bekal kerja sesuai dengan jenis keterampilan yang dimiliki.

6) Bimbingan Lanjut 7) Pembinaan Komputer

Pembinaan pengetahuan operasional komputer braille secara selektif. 8) Orientasi Mobilitas

Yaitu pelatihan berjalan dengan menggunakan alat bantu tongkat untuk memudahkan klien dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

9) Activity Dailing Life (ADL)

Adalah pelatihan keterampilan dalam beraktifitas sehari-hari seperti mencuci, seterika, menyapu dan lain-lain.

(8)

58 9. Tahap- Tahap Rehabilitasi

Dalam PP no 43 tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat disebutkan bahwa Rehabilitasi Sosial dilakukan dengan pemberian pelayanan sosial secara utuh dan terpadu (dalam satu lembaga rehabilitasi) melalui kegiatan pendekatan fisik, mental dan sosial yang berupa: motivasi dan diagnosa psikososial, bimbingan mental, bimbingan fisik, bimbingan sosial, bimbingan ketrampilan, terapi penunjang, bimbingan resosialisasi, bimbingan dan pembinaan usaha, serta bimbingan lanjut. Sesuai dengan PP no 43 tersebut, tahap rehabilitasi sosial yang diselenggarakan di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra dikemas dalam sistem bimbingan di kelas sebagai berikut:

a. Kelas Persiapan A

Diperuntukkan bagi klien pemula, belum pernah bersekolah dan mereka yang belum mengetahui dan memahami ketrampilan sosial dasar tuna netra seperti Activity Daily Living Skill (ADL), Orientasi Mobilitas (OM) dan baca tulis Braille.

b. Kelas persiapan B

Diperuntukkan bagi calon klien yang sudah mengetahui dan memahami dan dapat melaksanakan sebagian dari ketrampilan sosial dasar seperti Activity Daily Living Skill (ADL), Orientasi Mobilitas (OM) dan baca tulis Braille. Disamping itu, kelas ini juga diperutukkan bagi calon klien yang mempunyai latar belakang pendidikan SDLB, SMPLB maupun SLTALB.

(9)

59 c. Kelas Dasar

Merupakan lanjutan dari kelas sebelumnya dimana klien mulai mempelajari teori-teori dan praktek ketrampilan kerja seperti pijat massage, pijat shiatshu, pijat refleksi, home industri dan kerajinan tangan seperti pembuatan keset, sapu dan sulak.

d. Kelas Kejuruan

Merupakan lanjutan dari kelas sebelumnya yang berorientasi pasa peningkatan pemahaman dan pematangan ketrampilan kerja baik berupa teori dan praktek bimbingan ketrampilan kerja. Pada kelas ini klien juga mulai dipersipkan/ diresosialisasikan untuk hidup bermasyarakat dan mengembangan ketrampilan yang mereka miliki setelah mereka dinyatakan lulus pada akhir semester, klien diwajibkan untuk melaksanakan praktek belajar kerja (PBK) di masyarakat selama 2 bulan penuh setelah PBK dilakukan evaluasi kelayakan apakah mereka sudah siap untuk dikembalikan kepada masyarakat atau masih perlu pemantapan kembali (Sumber : UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra,2017).

Dalam Perda Nomor 2 Tahun 2014 Kota Malang pasal 8, Rehabilitasi diarahkan untuk menfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial penyandang disabilitas dan masyarakat agar dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Selanjutnya juga di bahas dalam Undang-Udang no 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial pasal 7 bahwa Rehabilitasi sosial dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosial secara wajar.

Gambar

Gambar 4.1 : Kantor UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra
GAMBAR 4.2 Struktur Organisasi UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra

Referensi

Dokumen terkait

Walaupun secara statistik konsentrasi albumen 30% dan 50% pada lapisan bawah tidak menunjukkan pengaruh yang nyata dalam peningkatan perolehan spermatozoa Y,

Pembelajaran dilanjutkan dengan memgumpulkan setiap kelompok untuk persentasi hasil pengamatan yang mereka lakukan, ditambah dengan sesi diskusi tanya jawab antar kelompok,

Cahaya yang mengenai bahan semikonduktor ini memiliki energi yang lebih besar daripada energi celah pita semikonduktor, sehingga akan mentransfer elektron dari

Menurut keterangan yang diberikan oleh Nani, koleksi naskah dibersihkan setelah naskah-naskah dipindahkan dari FIB sekitar bulan Agustus-September 2011 setelah

Upaya yang telah dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mamuju belum maksimal dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan

Persaingan yang semakin ketat saat ini, menuntut adanya keunggulan bersaing yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan, dan membutuhkan strategi pemasaran yang tepat. Jumlah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Kemampuan representasi matematis siswa yang belajar bangun ruang dengan pembelajaran Cabri 3D lebih baik

kesamaan sangat kecil dari 8 jenis pisang mas Perbedaan yang dimiliki pisang mas obat dengan pisang mas yang lain adalah Warna batang bagian luar, warna batang