• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

36

Bab ini menguraikan langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan.

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen (experimental research). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki adanya perbedaan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan model mekanistik siswa kelas IV di SD Negeri Kesongo 01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian eksperimen pada kelas yang akan diberi perlakuan (treatment) atau disebut kelompok eksperimen (experimental group) dan kelas kelompok pembanding yang disebut kelas kontrol (control group). Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design. Quasi experimental

design mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011: 116).

3.1.2. Desain Penelitian

Bentuk desain quasi eksperimen yang dilakukan adalah nonequivalent control

group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik adalah nilai kelompok eksperimen dan kontrol tidak berbeda secara signifikan.

(2)

Bagan 2

Desain Eksperimen Nonequivalent Control group

Keterangan:

O1 dan O3 = kedua kelas tersebut diberi pretest untuk mengetahui

keadaan awal adakah perbedaan secara signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

O2 = hasil belajar kelas eksperimen setelah mendapatkan

perlakuan menggunakan model Quantum Teaching dalam proses pembelajaran

O4 = hasil belajar kelas kontrol dengan pembelajaran

menggunakan model mekanistik

3.1.3. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2014 di SD Negeri Kesongo 1 merupakan sekolah pararel yang beralamat di Jalan Pelita 2 RT 05 RW 01, Krajan Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

O1 x O2

(3)

Tabel 1

Pelaksanaan Penelitian

No. Tanggal Uraian Kegiatan

1 . 25 Maret 2014 Perkenalan dengan siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. 30 Maret 2014 Memberikan soal pretest pada kelas eksperimen dan kontrol

2. 22 April 2014

Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas kontrol dengan model pembelajaran mekanistik tentang materi bangun ruang kubus.

3. 23 April 2014

a) Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas kontrol dengan model pembelajaran mekanistik tentang materi bangun ruang balok.

b) Kegiatan Pembelajaran 1 pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Quantum Teaching tentang materi bangun ruang kubus.

4. 30 April 2014

Kegiatan Pembelajaran 2 pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Quantum Teaching tentang materi bangun ruang balok.

4. 8 Mei 2014 Memberikan soal post-test pada kelas kontrol dan eksperimen.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 2), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan dua variabel penelitian, yaitu:

1. Variabel independen

Variabel ini sering disebut dengan variabel stimulus, predictor, antecedent atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2013:4).

2. Variabel dependen.

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

(4)

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013: 4). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.

Adapun variabel yang menjadi sesuatu yang hendak dipelajari dalam penelitian eksperimen yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.5.1. variabel independen (variabel bebas): yang menjadi variabel bebas dalam penelitian eksperimen ini adalah treatment atau perlakuan penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dengan model mekanistik (X),

3.5.2. variabel dependen (variabel terikat): variabel yang timbul dari adanya variabel X dalam penelitian eksperimen yang dilakukan adalah perbedaan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Kesongo 01 pada mata pelajaran matematika semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 (Y).

3.2.2. Definisi Operasional

3.2.2.1. Model Pembelajaran Quantum Teaching

Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan semua lingkungan kelas untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sintaks yang dilaksanakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching berdasar atas kerangka perancangan yang dimiliki oleh Quantum Teaching yaitu TANDUR. Langkah-langkah yang dilakukan dimulai dari Tanamkan yaitu memberikan kekuatan AMBaK (Apa Manfaatnya Bagiku), merupakan kegiatan untuk memotivasi siswa. Langkah selanjutnya adalah Alami yaitu kegiatan yang dilakukan siswa untuk mengalami sendiri atau mempraktikkan. Namai adalah kegiatan memberikan materi melalui kegiatan diskusi kelompok. Demonstrasikan merupakan saat siswa mempresentasikan hasil diskusi. Ulangi yaitu siswa mengulang kembali materi yang telah dipelajarinya dalam pengerjaan soal. Langkah selanjutnya adalah Rayakan yaitu pemberian reward atau penghargaan kepada siswa berupa pujian, tepuk tangan, acaungan jempol, atau kejutan.

(5)

3.2.2.2. Model Mekanistik

Model mekanistik merupakan model pembelajaran konvensional dalam matematika yang didominasi oleh metode ceramah dalam pengajarannya. Pemilihan strategi dan metode kurang bervariasi dan tidak memiiki proses belajar secara horizontal dan vertikal. Langkah-langkah pengajaran yang dilakukan adalah pada permulaan pembelajaran langsung pada simbol-simbol yang tidak bermakna berupa konsep, selanjutnya pemberian contoh soal, kemudian dilanjutkan dengan tes.

3.2.2.3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan dampak pengiring bagi siswa setelah mengalami proses belajar. Hasil belajar dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa ke arah positif. Salah satu aspek yang dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa ke arah positif dalam kegiatan belajar siswa adalah meningkat dan bertambahnya pengetahuan siswa.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2013: 61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Furqon (2009: 146), secara formal populasi dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, orang, atau keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas SD Negeri Kesongo 01

.

3.3.2 Sampel

Penjelasan sederhana, Furqon (2009: 146) bahwa suatu sampel adalah bagian dari suatu populasi. Dengan kata lain, sampel terdiri atas sejumlah satuan analisis yang merupakan bagian dari keseluruhan anggota populasi. Secara singkat, Sugiyono

(6)

(2013: 62) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Lebih lanjut Sugiyono juga menyebutkan bahwa sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Teknik penelitian yang ditetapkan peneliti menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2013: 68). Sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA SD Negeri Kesongo 01 sebagai kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas IVB SD Negeri Kesongo 01 sebagai kelas kontrol

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes merupakan teknik pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan subjek penelitian. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika. Jenis tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk pilihan ganda untuk pretest dan posttest.

a. tujuannya untuk mengukur hasil belajar matematika siswa,

b. tes yang digunakan oleh peneliti adalah pilihan ganda untuk pretest dan posttest dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku,

c. langkah-langkah membuat soal tes yaitu dengan membuat kisi-kisi soal tes, kemudian menyusun soal tes, selanjutnya mengadakan uji coba, dan langkah terakhir adalah menganalisis hasil uji coba.

3.4.1.1. Teknik Pengumpulan Data Variabel X

Pengumpulan data variabel model pembelajaran Quantum Teaching dan mekanistik menggunakan menggunakan teknik non-tes yaitu observasi. Menurut Sukardi (2011: 89) “observasi, teknik evaluasi yang menekankan pada penggunaan

(7)

indera penglihatan. Agar hasilnya dapat maksimal pada umumnya seorang evaluator menggunakan ceklis”. Observasi ini digunakan untuk mengamati dan mencatat segala kegiatan dan gejala yang terjadi dalam proses pembelajaran menggunakan model

Quantum Teaching dan mekanistik berkaitan dengan tindakan peneliti dan respon

siswa.

3.4.1.2. Teknik Pengumpulan Data Variabel Y

Pengumpulan data variabel Y yaitu hasil belajar menggunakan teknik tes. Menurut Sukmadinata (2012: 223) tes umumnya bersifat mengukur, dari hasil pengukuran berbentuk data angka, dan digunakan dalam penelitian kuantitatif”. Tes yang digunakan adalah tes hasil belajar berbentuk pretest dan posttest. Tes ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif. Sedangkan aspek afektif dan psikomotorik dilaksanakan saat proses pembelajaran.

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sukmadinata (2012: 230) “instrumen tes bersifat mengukur karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah, ataupun skala jawaban”. Dalam pelaksanaanya diperlukan kisi-kisi. Kisi-kisi menurut Haryati (2007: 98) merupakan matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Membuat kisi-kisi butir soal, yakni kegiatan yang dilaksanakan untuk membuat tabel yang memuat tentang perincian aspek imbangan/ porsi yang dikehendakinya (Dimyati, 2009: 212).

3.4.2.1. Instrumen Pengumpulan Data Variabel Independent (X)

Berdasarkan teknik pengumpulan data variabel model pembelajaran Quantum

Teaching dan mekanistik berupa observasi, maka intrumen pengumpulan data yang

dilakukan juga berupa observasi. Cara yang paling efektif dilakukan untuk melakukan teknik observasi adalah dengan melengkapi lembar observasi. Lembar observasi yang

(8)

digunakan adalah lembar observasi kegiatan pembelajaran dengan model Quantum

Teaching, pembelajaran dengan model mekanistik, dan respon siswa.

Instrumen pengumpulan data untuk mengumpulkan data tindakan guru dan siswa yang lain adalah dengan dokumentasi berupa foto dan video. Dokumentasi dilakukan untuk memberikan gambaran yang nyata kegiatan siswa.

Tabel 2

Kisi-kisi Observasi Model Pembelajaran Mekanistik

No. Aspek Indikator No

Item 1. Kegiatan Awal Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 1 2. Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan materi dan menuliskan di

papan tulis.

b) Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi bangun ruang.

c) Siswa maju untuk menuliskan jawabannya. d) Siswa mengerjakan soal evaluasi.

2 3 4 5 3. Penutup Guru menyimpulkan materi yang telah diajarkan. 6

(9)

Tabel 3

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Guru Menggunakan Model Pembelajaran

Quantum Teaching

No Aspek Indikator Item Soal

1 Pra Pembelajaran a) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

b) Menata ruang berupa pengaturan bangku, penempelan poster, dan pemutaran musik klasik sebagai pendukung dalam pembelajaran model Quantum Teaching c) Pembentukan kelompok 1 2 3 2 Kegiatan awal

pembelajaran a) Pembuatan yel-yel kelompok.

b) Apersepsi berupa menyanyikan lagu yang berkaitan dengan materi.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Penjelasan manfaat yang akan diperoleh siswa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

4 5 6 7 3 Kegiatan inti pembelajaran (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)

a) Menggunakan alat peraga atau media.

b) Memancing siswa menyebutkan contoh-contoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. c) Meminta siswa membuat sendiri alat peraga yang

alat dan bahannya dibagikan oleh guru. d) Menjadi fasilitator bagi siswa.

e) Mengarahkan siswa dalam kelompok mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan dalam lembar kerja siswa yang dibagikan guru.

f) Mengoptimalkan interaksi siswa.

g) Meminta perwakilan kelompok mendemonstrasikan hasil diskusi.

h) Penyampaian materi efektif, inovatif, dan menyenangkan.

i) Meminta siswa mengerjakan lembar soal secara individu.

j) Penggunaan kata-kata positif.

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 3 Melakukan kegiatan penutup

a) Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan, pujian, dan benda kepada siswa.

b) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum terlibat aktif.

c) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran.

d) Meluruskan pemahaman siswa yang salah.

18 19 20 21

(10)

Tabel 4

Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran

Quantum Teaching No Aspek yang

Diamati

Indikator No

Item 1. Berpikir a) Siswa menjawab pertanyaan dari guru

secara aktif.

b) Siswa memberikan respon yang cepat atas pertanyaan guru

c) Menyimak penjelasan guru dengan serius.

1 2 3 2. Berdiskusi a) Siswa dapat bekerja sama dengan anggota

kelompok lain dalam membuat alat peraga b) Siswa dapat bekerjasama memberikan ide

dan menanggai diskusi soal dalam kelompok c) Siswa dapat berinteraksi dengan guru

4 5 6 3. Berbagi a) Siswa mempresentasikan hasil diskusi

b) Siswa menanggapi presentasi hasil kelompok lain

c) Siswa terlibat dalam menyusun kesimpulan pembelajaran

7 8 9

3.4.2.2. Instrumen Pengumpulan Data Variabel Dependent (Y)

Berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes, maka diperlukan soal-soal tes sebagai bentuk instrumen pengumpulan data. Instrumen ini diberikan setelah akhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kisi-kisi soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa aspek kognitif dapat dilihat pada tabel berikut:

(11)

Tabel 5 Kisi-kisi soal pretest

Tabel 6 Kisi-kisi soal posttest Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor soal

4 Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar sederhana dalam pemecahan masalah 4.1 Menentukan keliling dan luas jajar genjang dan segitiga 1. Mengenal unsur-unsur bangun datar jajar genjang dan segitiga

8, 15, 16, 19, 20, 28

2. Mengenal rumus luas segitiga

21 3. Mengenal dan

menentukan keliling dan luas jajar genjang.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 25, 26, 27, 29, 30 4. Mengenal dan

menentukan keliling dan luas segitiga. 10, 11, 12, 13, 14, 17, 18, 22, 23, 24 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Indikator Nomor soal

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar 8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana 1. Menyebutkan unsur-unsur bangun ruang sederhana 2, 5, 13, 17, 20, 21, 26, 27, 28, 29, 30 2. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang kubus 4, 9, 11, 14, 22, 25 3. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang balok 3, 6, 7, 8, 12, 16, 19 4. Menyebutkan contoh-contoh bangun ruang dalam kehidupan sehari-hari 1, 18, 23 5. Mendefinisikan bangun ruang kubus dan balok

(12)

Tabel 7

Kisi-kisi Rubrik Penilaian Aspek Afektif dan Psikomotorik

No Aspek Indikator

Ya Tidak

1 Sikap

(Afektif)

a) Bekerja sama

b) Berinteraksi dengan guru

2 Ketrampilan

(Psikomotor)

a) Kreativitas

b) Keberanian mempresentasikan di depan kelas

Uji validitas lembar kisi-kisi menggunakan skala Guttman. Putro (2013) menyatakan bahwa skala pengukuran dengan tipe ini akan didapat jawaban yang jelas (tegas) dan konsisten. Misalnya dalam penelitian digunakan ya-tidak. Ya digunakan bila tindakan dilaksanakan sesuai dengan butir-butir item. Sedangkan tidak bila tindakan tidak dilaksanakan seperti butir item yang disajikan.

3.5. Teknik Analisis Data

3.5.1. Validitas Data Variabel Independen (X)

Validitas data variabel independen (x) yaitu model pembelajaran dilakukan dengan cara triangulasi. Menurut Sugiyono (2013: 273) “triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu”. Sependapat dengan Sugiyono, Bachtiar (2010: 56) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingan terhadap data itu.” Dalam penelitian eksperimen ini, pengecekan data dilakukan dengan membandingkan pendapat dari berbagai sumber. Adapun sumbernya adalah siswa, observer, dan dosen pembimbing melalui video pembelajaran yang dilakukan peneliti, kelas eksperimen yaitu kelas IV A.

(13)

3.5.2. Validitas Data Variabel Dependen (Y)

Uji coba instrumen penilaian dilakukan peneliti di kelas IV SD Negeri Kesongo 02 kabupaten Semarang yang memiliki responden sebanyak 30 siswa.

Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Menurut Azwar (2010: 8), valid berarti menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut. Uji validitas dilakukan dengan bantuan SPSS 16 for

windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Dasar pengambilan

keputusan item yang valid berdasarkan kriteria Sugiyono bahwa suatu item

instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3.bila Nilai hitung r di bawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa

butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugiyono, 2011: 174).

Dalam penelitian ini, uji validitas instrumen digunakan untuk hasil belajar yang diukur menggunakan tes. Berikut adalah kriteria dan interval untuk menentukan validitas item instrumen menurut Guilford, J.P dalam Partha (2012: 4):

0,80 < rxy ≤ 1,00: validitas sangat tinggi (sangat baik)

0,60 < rxy ≤ 0,80: validitas tinggi (baik)

0,40 < rxy ≤ 0,60 : validitas sedang (cukup)

0,20 < rxy ≤ 0,40 : validitas rendah (kurang)

0,00 < ≤ 0,20 : validitas sangat rendah rxy ≤ 0,00 : tidak valid

Keterangan:

rxy : koefisien validitas

3.5.3. Reliabilitas

Selain pengujian validitas terhadap instrumen, juga dilakukan pengujian reliabilitas. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran relatif konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Menurut Sugiyono (2011: 184), instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur

(14)

objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan adalah Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program komputer SPSS 16 for windows dengan cara Analyze – Scale – Reliability Analysis. Batasan untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen yang dikembangkan oleh George dan Mallery (Azwar, 2010: 29) adalah sebagai berikut:

Tabel 8

Koefisien Reliabilitas Cronbach Alpha

Koefisien Reliabilitas (α) Kategori

α ≤ 0,7 Tidak dapat diterima 0,7 < α ≤ 0,8 Dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 Reliabilitas bagus α > 0,9 Reliabilitas memuaskan

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas instrumen digunakan hasil belajar yang diukur menggunakan tes. Berikut adalah hasil uji reliabilitas soal pretest dan soal

posttest.

3.5.4. Tingkat Kesukaran Instrumen Soal Tes

Menurut Sudjana (2011: 135) menganalisis tingkat kesukaran soal digunakan untuk mengkaji soal-soal tes dari sisi kesulitannya, sehingga diperoleh soal-soal mana yang mudah, sedang, dan sukar. Sehingga semakin banyak persentase siswa yang mampu menjawab suatu butir soal, maka soal tersebut dapat dikatakan mudah, demikianlah sebaliknya. Rumus yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran soal adalah:

Tingkat kesukaran (TK) =

Tingkat kesukaran soal pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya antara 0,00–1,00. Tingkat kesukaran ditujukan untuk memastikan

(15)

tingginya nilai yang dihasilkan bukan karena soal yang mudah melainkan adanya pengaruh model yang digunakan. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 9 berikut:

Tabel 9

Kriteria Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran 0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang 0,76 – 1,00 Mudah

3.5.5. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest

Uji normalitas varian bertujuan apakah kedua varian memiliki destribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas data menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov kriterianya adalah data dikatakan berdestribusi normal jika signifikansi hasil

perhitungan lebih besar dari > 0,05 (nilai ρ > 0.05). Data yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini adalah nilai pretest dan posttest siswa.

3.5.6. Uji Homogenitas Data Pretest dan Posttest

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah subjek penelitian merupakan kelas yang homogen. Hal ini sangat penting dilakukan, karena kedua kelas yang dipakai harus seimbang (homogen). Maka sebelum memilih dua kelas eksperimen yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol, dilakukan dulu uji homogenitas. Data yang digunakan untuk menguji homogenitas subjek penelitian ini dengan cara melakukan pretest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pretest dilakukan untuk mengukur homogenitas kemampuan awal yang harus seimbang antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas menggunakan uji-t. Dengan F hitung Levene test dan ketentuan probabilitas jika signifikasi > 0,05 maka

(16)

kedua kelas tersebut memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas tersebut homogen.

3.5.7. Statistik Hipotesis Penilaian

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilakukan treatment. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan pada asumsi bahwa hipotesis nol itu benar, yakni dengan cara menghitung besarnya peluang memperoleh rata-rata sampel yang berbeda (Furqon, 2009: 165).

Uji Tanda dilakukan jika kedua sampelnya independen, skor hasil datanya saling berhubungan dan data pada setiap pasangan terjadi karena pengaruh yang sama, sebaliknya pasangan lainnya terjadi karena kondisi yang berbeda (Furqon, 2009: 236). Uji T dilakukan untuk mengukur statistik berikut:

1. Ho : µ1 = µ2, artinya tidak adanya perbedaan hasil belajar matematika kelas kontrol

yang diajarkan dengan model pembelajaran mekanistik dan kelas ekperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas IV SD Negeri Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. H1 : µ1 ≠ µ2, artinya adanya perbedaan hasil belajar matematika kelas kontrol yang

diajarkan dengan model pembelajaran mekanistik dan kelas ekperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran Quantum Teaching siswa kelas IV SD Negeri Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

Gambar

Tabel 5  Kisi-kisi soal pretest

Referensi

Dokumen terkait

[r]

dengan cara yang baik, mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, mengetahui hak-haknya dan mampu membela hak-haknya, namun anggapan bahwa

106.750.000,- (Seratus Enam Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) pada Dinas Kehutanan Kabupaten Blora Tahun Anggaran 2011, maka diumumkan penyedia

Bila nilai statistic ( dua sampel) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih berad pada interval. parameter populasi ,maka

Kelengkapan yang harus dibawa pada saat Pembuktian Kualifikasi adalah ”BERKAS ASLI” file Dokumen Penawaran (Dokumen Penawaran Harga, Administrasi dan Teknis) serta

4) use case Penilaian dengan aktor Wali Kelas yang melakukan proses input nilai akademik siswa. Berikut langkah-langkahnya: a) Wali Kelas memilih menu nilai akademik untuk

Untuk informasi yang lebih baik pada proses produksi dan pemanfaatan finir, maka pada penelitian ini dievaluasi pengaruh kayu juvenil dan ketebalan finir terhadap retak

Kusumahadi Santosa antara lain mekanisme pembayaran ekspor dengan metode TT sebaiknya dilakukan dengan cara sales contract , pembayaran penuh, proses produksi, pengiriman