PENDAMPINGAN PEMBUATAN KLINIK DAUR ULANG SAMPAH DI
KAMPUNG BELAKANG KAMAL KALIDERES JAKARTA BARAT
1
Putri Suryandari, 2Anggraeni Dyah S., 3Sri Kurniasih Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Budi Luhur
putri.suryandari@budiluhur.ac.id
ABSTRAK
RW03 Kampung Belakang, Kelurahan Kamal merupakan RW yang oleh BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2016 dinyatakan sebagai wilayah kumuh berat DKI Jakarta. Sedangkan Rt 09 dan Rt 10 merupakan Rt yang menjadi fokus wilayah kumuh di RW03. Masyarakat di sini berprofesi sebagai buruh tani, buruh cuci setrika dan buruh pabrik sandal secara free lance. Kurangnya kesadaran masyarakat pada RT.009 dan RT.010 / RW.03 Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat untuk hidup pada lingkungan yang bersih dan sehat menjadi permasalahan utama dari Mitra. Sampah yang terdapat pada lahan kosong, saluran drainase dan pinggir jalan dikarenakan tidak tersedianya fasilitas pembuangan sampah umum maupun perorangan. Seringkali mengakibatkan banjir serta timbulnya bau yang kurang sedap. Namun sampah justru merupakan potensi utama Mitra. Untuk mengangkat potensi sampah di Kampung Belakang, RT.009 dan RT.010 / RW.03 Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, menjadi sumber pendapatan dan mata pencaharian penduduk di sana. Maka dilakukan perubahan pola pikir dan cara pandang masyarakat terhadap sampah. Dibutuhkan edukasi akan pentingnya bersahabat dengan lingkungan dan sampah. Luaran yang dihasilkan berupa Pembentukan
Klinik Daur Ulang Sampah, dengan metode Pendampingan Edukasi sampah plastik rumah tangga menjadi
kerajinan tangan yang menghasilkan tambahan pemasukan khususnya bagi ibu-ibu pkk. Pendampingan di lakukan bersama-sama dengan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Nyiur Binaan Budi Luhur dan Badan Keswadayaan Masyarakat Kamal. Kegiatan pendampingan yang melibatkan relawan dari unsur masyarakat sangat mengena ke masyarakat langsung, karena relawan juga merupakan bagian dari masyarakat, sehingga peresmian Klinik Daur Ulang di RW03 berhasil diresmikan oleh Camat Kali Deres, sekaligus menggelar bazar kerajinan daur ulang masyarakat.
Kata Kunci: pendampingan, klinik daur ulang, daur ulang sampah
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberadaan kampung kumuh di kota-kota besar merupakan salah satu persoalan pemerintah daerah yang masih belum bisa diselesaikan dengan tuntas sampai sekarang. Di Jakarta saat ini masih terdapat 264 RW kumuh, terdiri dari 8 RW “kumuh berat”, 23 RW “kumuh sedang”, 89 RW “kumuh ringan”, 144 RW “kumuh sangat ringan”1
. Mereka yang hidup di kawasan kumuh kesulitan untuk meningkatkan kualitas hidupnya kecuali menunggu bantuan pemerintah. Dari tahun ke tahun, upaya perbaikan kampung kumuh memang telah dilakukan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Pemda DKI telah mencanangkan bahwa tahun 2019 tidak ada lagi kawasan kumuh di DKI Jakarta2.
RW03 Kampung Belakang, Kelurahan Kamal merupakan RW yang oleh BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2016 dinyatakan sebagai wilayah kumuh berat DKI Jakarta. Sedangkan Rt 09 dan Rt 10 merupakan Rt yang menjadi fokus wilayah kumuh di RW03.
Berdasarkan survey yang kami lakukan bersama KSM binaan prodi Arsitektur, potret masyarakat Kamal yang dapat kami dokumentasikan adalah masyarakatnya tidak memiliki penghasilan tetap, pendapatan utama masyarakat didapat dari pemulung sampah, buruh pertanian dan buruh pabrik sendal. 1.2. Permasalahan
Perlakuan masyarakat terhadap sampah saat ini adalah membuangnya ke tanah kosong, atau dibakar. Dorongan menuju kekumuhan akibat pola hidup yang kurang bersih dari unsur pembuangan sampah terlihat dominan dan ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sungai dan saluruan drainase di penuhi oleh sampah berserakan dan cenderung sudah menumpuk lama.
a. Bagaimana mengubah pola pikir masyara kat terhadap membuang sampah yang ben ar?
b. Bagaimana menggerakkan masyarakat me mbentuk Klinik Daur Ulang sampah?
1.3. Target Luaran
Untuk mengangkat potensi sampah di Kampung Belakang, RT.009 dan RT.010 / RW.03 Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres Jakarta Barat, menjadi sumber pendapatan dan mata pencaharian penduduk di sana, maka diperlukan perubahan pola pikir dan cara pandang masyarakat terhadap sampah. Dibutuhkan edukasi akan pentingnya bersahabat dengan lingkungan dan sampah.
Target luaran yang ingin dicapai pada program pendampingan ini adalah “merubah kampung kumuh tanpa menggusur” dengan meningkatkan diri menjadi lingkungan yang bersih dan sehat kepada masyarakat RT.009 dan RT.010.
Luaran yang akan dihasilkan antara lain : Membentuk Klinik Daur Ulang Petani Sampah, melalui :
a. Edukasi sampah Happa / Daun
Hasil kerjasama Budi Luhur dengan Kagoshima University Jepang, yaitu merubah sampah daun menjadi daun transparan. Mengedukasi masyarakat
agar
mengumpulkan sampah daun untuk dapat dirubah menjadi kerajinan tangan.b. Edukasi sampah plastik rumah tangga. Memberikan pelatihan mengolah sampah non organik menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Daur ulang sampah non organik tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri ataupun dapat dijual kepada masyarakat luar.
2. METODE PENGABDIAN
2.1. Waktu dan Tempat PengabdianPelaksanaan pengabdian masyarakat bertempat di RPTRA RW03, rumah ketua RT dan rumah penduduk. Pelaksanaan kegiatan dilakukan sejak bulan Maret 2017 sampai dengan Agustus 2017, yaitu 6 bulan. Pendampingan dilakukan setiap bulan di wilayah RW 03. Jadwal pendampingan disesuaikan dengan kemampuan ketua RT dan ketua PKK RT mengumpulkan ibu-ibu PKK. Waktu paling efektif adalah jam 11.00 sd 15.00.
2.2. Metode dan Rancangan Pengabdian Rencana kegiatan dalam pemecahan masalah mitra adalah dengan konsep Tri-Daya, antara lain :
Gambar 1. Bagan Konsep Tri Daya
2.2.1. Daya Sosial
Mengajak masyarakat untuk proses edukasi melalui proses pendekatan sebagai berikut:
a. Koodinasi dengan pemuka masyarakat (RT/RW)
b. Koordinasi dengan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat)
c. Sosialisasi kegiatan kepada seluruh warga
d. Edukasi pengolahan sampah organik dan non organik
Gambar 2. Sosialisasi Kegiatan di RW03
Gambar 3. Sosialisasi Kegiatan dan Pemberian
2.2.2. Daya Lingkungan
Mengangkat potensi yang dimiliki lingkungan khususnya sampah dengan cara :
a. mencari potensi sampah daun yang dapat dijadikan produk kerajinan b. mengumpulkan sampah plastik rumah
tangga yang berserakan di jalan-jalan. 2.2.3. Daya Ekonomi
Melakukan pendataan mengenai sumber daya yang ada untuk menggerakkan sektor ekonomi masyarakat :
a. Pendataan peminat pelaku daur ulang sampah : organik dan non organik b. Mengumpulkan pengepul sampah dan
pemulung sampah rumah tangga c. Pembentukan Klinik Daur ulang untuk
produksi dan penjualan barang kerajinan petani sampah.
2.2.4. Partisipasi Mitra
Selama pelaksanaan kegiatan, Mitra berpartisipasi dalam pelaksanaan program, dari tahap awal hingga tahap akhir.
a. Pada tahap awal perijinan pelaksanaan program mitra berpartisipasi dalam :
Memberikan informasi tentang permasalahan yang dihadapi mitra
Memberikan perijinan kepada Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur untuk melakukan studi lapangan pada wilayah mitra
Menandatangani perijinan program IbM menuju Kampung Petani Sampah
b. Pada tahap pelaksanaan aplikasi program IbM menuju Kampung Petani Sampah, mitra berpartisipasi dalam :
Menyediakan konsumsi saat diadakannya pembelajaran tentang lingkungan hidup yang sehat, pelatihan untuk belajar mendaur ulang sampah organik dan sampah non organik, serta pelatihan untuk berbisnis dari hasil daur ulang sampah organik dan sampah non organik
Menyediakan tempat bagi klinik daur ulang
Menyediakan peralatan kerja untuk membuat papan nama
c. Pada tahap akhir melakukan pelaporan hasil pelaksanaan program pada mitra
Memberikan perijinan kepada
Budi Luhur untuk memantau keberlanjutan pelaksanaan program.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sosialisasi KegiatanDalam rangka menindak lanjuti rencana kerja program dalam hal terwujudnya perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam memperlakukan sampah. Kami mengajak tim relawan masyarakat yaitu Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kamal dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Nyiur Petani Sampah, sebagai ujung tombak pendekatan terhadap masyarakat.
KSM Nyiur adalah binaan langsung Universitas Budi Luhur, tugas utamanya adalah sebagai garda depan dalam menggerakan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan.
Setelah KSM dan BKM melakukan pendekatan kepada masyarakat maka tim Abdimas dapat dengan lebih mudah memberikan materi materi pelatihan dan pendampingan.
Gambar 4. MoU dengan BKM Kamal Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh tim abdimas ini, dilakukan setiap bulan, selama 5 bulan.
Kegiatan I sosialisasi di RPTRA RW03 dihadiri oleh Ketua RW03, Ketua RT09, Ketua RT010, Sekertaris Lurah dan warga RW03. Kegiatan sosialisasi ini memberi informasi bahwa kami akan memberikan pendampingan pembuatan Klinik Daur ulang bagi warga di sana. Goalnya adalah agar warga dapat mengolah sampah menjadi barang-barang yang ekonomis. Tanggapan masyarakat belum terlalu positif, karena mereka masih menunggu realisasinya.
Gambar 5. Sosialisasi Kegiatan
1. Pelatihan Pengolahan sampah di rumah warga RT09
2. Pelatihan pembuatan kerajinan di rumah ketua RT 09
3. Pelatihan pembuatan kerajinan dan rencana peresmian klinik daur ulang 4. Peresmian klinik daur ulang
3.2 Edukasi dan Pendampingan Daur Ulang
Disini warga akan dilatih untuk menjadi petani sampah di klinik daur ulang. Adapun metode yang dipakai adalah menggunakan Metode Training of Trainner (TOT), yaitu metode ceramah kemudian langsung mempraktekan kegiatan.
Kegiatan pendampingan dilakukan bersama-sama dengan Badan Keswadayaan Masyarakat Kamal dan Kelompok Swadaya Masyarakat Nyiur Petani Sampah.
a. Edukasi Sampah Happa / Daun
Hasil kerjasama Budi Luhur dengan Kagoshima University Jepang. Warga diedukasi merontokkan hijau daun menjadi daun transaparan. Metode perontokan menggunakan lumpur sawah yang direndam selama 3 hari. Setelah hijau daun hilang dan berubah menjadi daun transparan, maka daun diolah menjadi barang-barang kerajinan.
Gambar 6. Proses Perontokan Happa / Daun
menjadi Rangka Daun
Gambar 9. Proses pembuatan produk kerajinan
dari Happa/Daun
b. Edukasi Sampah Plastik Rumah Tangga
Memberikan pelatihan mengolah sampah non organik menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali. Daur ulang sampah non organik tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat itu sendiri ataupun dapat dijual kepada masyarakat luas.
Warga diajak mengumpulkan sampah plastik kopi dari rumah masing-masing, kemudian diajari untuk mencuci bersih sampah, menjemur, baru kemudian proses melipat (Gambar 10).
Setelah warga pandai melipat, diarahkan untuk membuat desain-desain yang unik dan layak jual. Hasil kerajinan kemudian diberi pemanis khususnya pada tali dan resletingnya. (Gambar 11).
Gambar 10. Proses Daur Ulang Sampah Non
Organik
Gambar 7. Daun
Transparan Reguler
Gambar 8. Daun
Transparan yang sudah diwarna
Gambar 11. Hasil Kegiatan Klinik Daur ulang Kegiatan pendampingan edukasi daur ulang sampah organik dan non organik ini, dilaksanakan dalam waktu 3 bulan. Warga didampingi oleh mitra dari KSM Nyiur Petani sampah. Proses pendampingan sangat berjalan baik dan mendapatkan antusiasme dari masyarakat. (Gambar 12 dan 13). Sehingga selama 3 bulan pendampingan sudah mampu menghasilkan produk-produk yang memiiki nilai jual (Gambar 14).
Pada pertemuan bulan ke 4, Ketua RW, Ketua RT dan BKM Kamal, berkumpul untuk melihat hasil kegiatan warga dalam membuat produk daur ulang. Para pejabat merasa perlu untuk mendukung kegiatan menjadi lebih serius lagi. Sehingga kami memutuskan untuk
Daur Ulang Warga RW03. Rencananya dalam peresmian tersebut akan diselenggarakan bazar produk daur ulang.
3.3. Hasil III Peresmian Klinik Daur Ulang Mekanisme pelaksanaan kegiatan ini adalah, pertama pengurus dan warga Kamal berkumpul di Sekretariat RW.03 untuk melaksanakan peresmian Klinik Daur Ulang. Sambutan diberikan oleh ketua LKM/BKM Kamal, Ketua RW.03, Kasi Sarana dan Prasarana Kecamatan Kalideres, Korkot Wilayah 1 Kotaku DKI Jakarta, Ketua KSM Nyiur Universtias Budi Luhur, serta wakil ketua Tim IbM dari Program Studi Arsitektur Universitas Budi Luhur.
Gambar 16. Sambutan dari para pemuka
masyarakat
Sambutan dari para pemuka masyarakat sangat positif dan berharap klinik daur ulang ini dapat diikuti oleh ibu-ibu PKK seluruh wilayah Kamal. Ketua BKM Kamal berjanji akan membuatkan system marketing bagi produk ibu-ibu di RW03.
Tim pemberdayaan prodi Arsitektur memberikan bantuan berupa peralatan kerja yang dibutuhkan oleh klinik berupa, mesin jahit, benang, jarum, kain untuk tas, dan gunting. Kami juga membatu kebutuhan resleting, dan tali untuk tas, sebagai bahan penunjang untuk produksi barang daur ulang. Gambar 12. Penjabaran Teori
Pembuatan Produk Daur Ulang (April 2017)
Gambar 14. Warga
berkumpul sambil mem praktekan pembuatan pr
oduk
Gambar 15. Pengarahan
Ketua RW03 dan BKM Kamal untuk mengadaka
n Pameran
Gambar 13. Hasil Produksi
Gambar 17. Penyerahan hibah peralatan kerja,
bahan penunjang dan plank Klinik Daur Ulang
4. SIMPULAN DAN SARAN
Ketika masyarakat menikmati harga jual produk daur ulang, maka masyarakat anggota Klinik Daur Ulang, mulai kesulitan mendapatkan sampah bungkus kopi
Anggota klinik daur ulang selain menyimpan sendiri sampah plastik rumah tangga, mencari dan mengumpulkan juga dari tetangga atau penjual minuman keliling
Anggota klinik kebanyakan memasarkan produknya kepada kerabat maupun lingkungan tempat tinggalnya
Perubahan pola pikir terhadap membuang sampah, otomatis terbuntuk, berdasarkan kebutuhan masyarakat sendiri, sesuai nilai ekonomis sampah bagi mereka
Kegiatan pendampingan ini tidak akan dapat berhasil, bila KSM dan BKM tidak terjun langsung memberikan pengertian kepada masyarakat. Karena KSM dan BKM merupakan penggerak masyarakat tingkat dasar yang mudah diterima langsung oleh masyarakat
Bila kegiatan program Klinik Daur ulang bisa dilaksanakan di setiap kampung atau desa yang memiliki potensi sampah yang besar, kami yakin dapat menyelesaikan permasalahan sampah di perkotaan
Tapi kembali lagi peran serta seluruh pihak dalam memasarkan produk sangat besar, sehingga masyarakat yang sudah memiliki semangat berproduksi, tetap semangat menjadikannya sebagai mata
pencaharian sampingan dan
menyelesaikan masalah lingkungan.
5. DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni Dyah, Sri Kurniasih, Putri Suryandari, Ibm Menuju Kampung Recycle di Petukangan Utara, Laporan PPM 2015.
A. S. Danur, Ida. 2005. Seminar Nasional : Pembangunan Lingkungan Perkotaan di Indonesia. Jakarta.
Blower, Andrew. 1993. Planning for a Sustainable Environment : A Report by Town and Country Planning Association. Earthscan Publication. London.
Diningrat, Rendy A. “Bekerjasama Memperbaiki Kampung Kumuh”; URB.IM.
Graham, Peter. 2002. Building Ecology : First
Principle for a Sustainable Built
Environment. Blackwell. Science.“Jokowi Benahi 360 Area Kumuh dalam Lima Tahun”; www.tempo.com
Leitman, Josef. 1999. Sustaining Cities :
Environmental Planning and
Management in Urban Design. Mcgraw- Hill. New York, San Fransisco, Washington DC, Auckland, Bogota, Caracas, Lisbon, London, Madrid, Mexico City, Milan, Montreal, New Delhi, San Juan, Singapore, Sydney, Tokyo, Toronto.
M. Wheeler. 2004. Planning for Sustainability : Creating Livable, Equitable, and
Ecological Communities. Routledge.
London and New York.
Nasution, S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Penerbit Tarsito. Bandung.
Netty Dyah Kurniasari, Program CSR Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (Untuk meningkatkan Produktivitas Usaha Mikro, Kecil, Menengah di Madura), Jurnal NeO Bis, Volume 9 No.1 2015. Sugandi, Aca. 2007. Keynote Speaker Seminar
: Perencanaan Pembangunan Perumahan dan Pemukiman Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan. Jakarta.