• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERKAITAN SPM BIDANG KESEHATAN, PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA DAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETERKAITAN SPM BIDANG KESEHATAN, PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA DAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KETERKAITAN SPM BIDANG KESEHATAN, PROGRAM

INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

DAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

1

Disampaikan pada RAKERKESNAS, Jakarta 26 Februari – 1 Maret 2017

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

BIDANG KESEHATAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

(GERMAS)

PROGRAM INDONESIA SEHAT DENGAN

PENDEKATAN KELUARGA (PIS-PK)

(2)

2

STANDAR

PELAYANAN MINIMAL

(SPM)

BIDANG KESEHATAN

SEKRETARIS JENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(3)
(4)

JUMLAH KEMATIAN IBU DI INDONESIA

TAHUN 2010 - 2016

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Lap Rutin Kesehatan Ibu 2010 - 2016

Per 6 feb 2017

PENYEBAB KEMATIAN IBU DI INDONESIA

TAHUN 2015

(5)

JUMLAH KEMATIAN BAYI DI INDONESIA

TAHUN 2010 - 2016

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI INDONESIA

TAHUN 2015

Lap Rutin Kesehatan 2010 - 2016

22792

28142

27656

23703

22734

22267

17037

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

ASIFIKSIA;

6129; 25%

SEPSIS;

1514; 6%

KELAINAN

BAWAAN;

2421; 10%

TETANUS

NEONATRUM

84

0%

BBLR; 9249;

38%

LAIN-LAIN;

5088; 21%

(6)

9 Provinsi Kematian Ibu Terbanyak

Tahun 2015

9 Provinsi Kematian Neonatus Terbanyak

Tahun 2015

(7)

1. Maluku

2. Sulawesi Selatan

3. Sulawesi Tenggara

4. DI Yogyakarta

5. DKI Jakarta

6. Gorontalo

7. Jawa Timur

8. Jambi

Laporan Rutin Kesehatan Ibu 2010 - 2016

8 Propinsi Mengalami

Kenaikan Jumlah Kematian

Ibu 2015 – 2016:

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

(8)

KAB/KOTA DENGAN > 80% BAYI USIA 0-11 BULAN MENDAPATKAN IMUNISASI DASAR

LENGKAP (IDL) TAHUN 2016

Cakupan IDL ≥80% : 396 Kab/Kota,

Cakupan IDL <80%-60% : 65 Kab/Kota

Cakupan IDL <60% : 53Kab/Kota

(9)

Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)

PERINGKAT

TAHUN 1990

TAHUN 2010

TAHUN 2015

1

ISPA

1

Stroke

1

Stroke

2

Tuberkulosis

2

Tuberkulosis

2

Kecelakaan Lalin

3

Diare

3

Kecelakaan Lalin

3

Jantung Iskemik

4

Stroke

4

Diare

4

Kanker

5

Kecelakaan Lalin

5

Jantung Iskemik

5

Diabetes Melitus

6

Komplikasi Kelahiran

6

Diabetes Melitus

6

Tuberkulosis

7

Anemia Gizi Besi

7

Low Back Pain

7

ISPA

8

Malaria

9

ISPA

8

Depresi

13

Jantung Iskemik

12

Komplikasi Kelahiran

9

Asfiksia dan Trauma Kelahiran

16

Diabetes Melitus

26

Malaria

10

Penyakit Paru Obstruksi Kronis

PERUBAHAN POLA PENYAKIT TERKAIT DENGAN FAKTOR PERILAKU

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Tahun 1990: PENYAKIT INFEKSI (ISPA, TB, Diare) menjadi penyebab kematian dan kesakitan

Sejak Tahun 2010: PENYAKIT TIDAK MENULAR (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) menjadi penyebab terbesar kematian dan

(10)

0

200

400

600

800

1000

1200

1

9

9

0

1

9

9

1

1

9

9

2

1

9

9

3

1

9

9

4

1

9

9

5

1

9

9

6

1

9

9

7

1

9

9

8

1

9

9

9

2

0

0

0

2

0

0

1

2

0

0

2

2

0

0

3

2

0

0

4

2

0

0

5

2

0

0

6

2

0

0

7

2

0

0

8

2

0

0

9

2

0

1

0

2

0

1

1

2

0

1

2

2

0

1

3

2

0

1

4

680.000

68%

1.000.000

324.000

JUMLAH KASUS TB

YANG TERNOTIFIKASI VS ESTIMASI INSIDENSI

Missing case

Sumber : National Pravelens Survey 2013-2014

Insidensi

Notifikasi Kasus

Mortalitas

(11)

Beban HIV di Indonesia

Estimasi jumlah ODHA Dewasa 2012 : 591.823

859

7.195 6.048

10.362 9.793

21.591 21.031 21.511

29.037

32.711 30.935

27.963

5.239

3.680

4.828

5.298

6.744

7.470

8.279

10.862 11.741

7.963

7.185

3.679

s.d.

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015 2016*

Jumlah Kasus HIV

(12)

PREVALENSI TEKANAN DARAH TINGGI PADA USIA 18+ TAHUN

*) pengukuran untuk umur 18+ tahun

**) diagnosis oleh nakes dan minum obat pada umur 15+ tahun berdasarkan wawancara

31,7%

7,2%

0,4%

25,8%

9,5%

0,7%

32,4%

12,9%

3,9%

0

10

20

30

40

50

pengukuran

diagnosis nakes

minum obat

RKD 2007

RKD 2013

Sirkesnas 2016

TARGET 2019 : 23,4%

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

(13)

PREVALENSI MEROKOK PADA POPULASI UMUR 10–18 TH

MENURUT RISKESDAS 2013 & SIRKESNAS 2016

14%

0,2%

7,2%

17,2%

0,2%

8,8%

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

Laki-laki

Perempuan

Total

RKD 2013

Sirkesnas 2016

Target tahun

2019: 5,4

(14)

0

20

40

60

80

100

Lebih

Obesitas

13,3

12,8

15,4

20,7

Riskesdas 2013

Sirkesnas 2016

%

Baseline Riskesdas 2013 : Lebih 13,3% + Obesitas 15,4% = 28,7%

Sirkesnas 2016 : Lebih 12,8%+ Obesitas 20,7% = 33,5%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Perkotaan

Perdesaan

29,5

18,5

46,4

36,9

Laki-laki

Perempuan

Obestitas Merupakan Indikator Proxi untuk DM

%

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

PREVALENSI BERAT BADAN LEBIH DAN OBESITAS

PADA PENDUDUK DEWASA USIA > 18 TAHUN

(15)

TREND PREVALENSI STATUS GIZI BALITA

(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-2016)

19,3

28,9

11,8

5,5

18,8

29

11,9

5,3

17,8

27,5

11,1

4,3

0

5

10

15

20

25

30

35

Gizi Kurang

Pendek

Kurus

Gemuk

2014

2015

2016

15

Tahun 2014 : 134 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 39.168 balita

Tahun 2015 : 496 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.523 balita

Tahun 2016 : 514 Kab/Kota dengan jumlah sampel = 165.085 balita

Prevalensi Baduta stunting: 21.7%

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

(16)

1990

Infeksi pernafasan bawah

1

Penyakit diare

2

Keadaan yang timbul pada

periode perinatal

3

Depresi mayor unipolar

4

Penyakit jantung iskemik

5

Penyakit serebrovaskular

6

2020

1 Penyakit jantung iskemik

2 Depresi mayor unipolar

3 Kecelakaan lalu lintas

4 Penyakit serebrovaskular

5 Penyakit paru obstruktif

kronik

6 Infeksi pernafasan bawah

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT BERDASARKAN DALYs

Estimasi WHO: tahun 2030 depresi menjadi penyebab utama beban penyakit no.1

(17)

• Gangguan mental emosional

– gejala-gejala depresi dan anxietas pada usia ≥15 tahun

sebesar 6% atau sebesar >10 juta jiwa;

• Gangguan jiwa berat (psikosis)

– gejala-gejala psikosis sebesar 1.7/1000 atau sebesar

>400.000 jiwa.

– 14,3% (>57.000) dari penduduk dengan psikosis

mengatakan pernah dipasung.

Sumber: Riset Kesehatan Dasar 2013

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

MASALAH KESEHATAN JIWA DI INDONESIA

(18)
(19)

Per tanggal 5 Januari 2017

TIDAK TERCAPAI

HAMPIR TERCAPAI

TERCAPAI

RESPON KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

(20)
(21)

• Angka Kematian Ibu, Anak

dan Gangguan Gizi menurun

namun belum mencapai

target

• Penyakit Menular (TB dan

AIDS) masih belum dapat

dikendalikan secara optimal

• Penyakit Tidak Menular

(Hipertensi dan DM),

Gangguan Jiwa dan risiko

karena merokok terus

meningkat

• Respon bencana kesehatan

yang perlu ditingkatkan

Prov/Kab/Kota menjadi

ujung tombak didalam

penanganannya

Perlu upaya yang

“continue” dan “focus”

dalam penanganan

dilapangan melalui

pendekatan life cycle

Harus menjangkau

“semua” sasaran sehingga

harus menjadi SPM

Perubahan SPM

dari

22

Indikator

menjadi

12

Jenis

Pelayanan

(22)

Amanat Pasal 18 ayat (3)

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah

yang

menyatakan

bahwa

ketentuan lebih lanjut mengenai

standar pelayanan minimal diatur

dengan peraturan pemerintah.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

DASAR HUKUM

Urusan

Pemerintahan

Wajib

yang

berkaitan

dengan

Pelayanan

Dasar

meliputi:

1. Pendidikan;

2. Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman;

3. Kesehatan;

4. Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan

Perlindungan masyarakat;

5. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

6. Sosial.

(23)

UU 32 tahun 2004

UU 23 tahun 2014

Pasal 1 ayat 17: Standar Pelayanan

Minimal adalah ketentuan mengenai jenis

dan mutu Pelayanan Dasar

yang

merupakan Urusan Pemerintahan Wajib

yang berhak diperoleh setiap warga

negara secara minimal

.

Pasal 167 ayat 3: Standar Pelayanan

Minimal adalah standar suatu

pelayanan yang memenuhi

persyaratan

minimal

ke

layak

an.

Pasal 13 ayat 1:

15 Urusan

Pemerintahan Wajib terkait

Pelayanan Dasar

 Ditetapkan dengan

Peraturan

Menteri

oleh masing-masing

Menteri/Pimpinan LPND dengan

konsultasi yang dikoordinasikan oleh

Menteri Dalam Negeri.

Pasal 12 ayat 1:

6 Urusan

Pemerintahan Wajib terkait

Pelayanan Dasar

Ditetapkan dalam

Peraturan

Pemerintah

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

(24)

PRINSIP STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Merupakan kebutuhan dasar bagi

setiap individu secara universal

1

Pemenuhan kebutuhan dasar

dapat dipenuhi sendiri oleh

warga negara, atau oleh

pemerintah daerah

2

Merupakan pelayanan dasar yang

menjadi kewenangan daerah

provinsi maupun kabupaten/kota

3

Merupakan kewajiban

bagi pemerintah daerah

provinsi maupun

kabupaten/kota untuk

menjamin setiap warga

negara memperoleh

kebutuhan dasarnya

5

Tanggung jawab Pemda

berlaku secara nasional

(25)

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

Permenkes Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan

Tujuan untuk dilaksanakan secara dini

(26)

NO

JENIS LAYANAN DASAR

MUTU LAYANAN

DASAR

PENERIMA LAYANAN

DASAR

PERNYATAAN STANDAR

1

Pelayanan kesehatan

bagi penduduk

terdampak krisis

kesehatan akibat

bencana dan/atau

berpotensi bencana

provinsi

Sesuai standar

pelayanan

penanggulangan

krisis kesehatan

Penduduk yang

terdampak krisis

kesehatan akibat

bencana dan/atau

berpotensi bencana

provinsi

Setiap penduduk yang terdampak

krisis kesehatan akibat bencana

dan/atau berpotensi bencana

provinsi mendapatkan pelayanan

sesuai standar

2

Pelayanan kesehatan

bagi penduduk pada

kondisi kejadian luar

biasa provinsi

Sesuai standar

pelayanan pada

kondisi KLB

Penduduk pada kondisi

KLB provinsi

Setiap penduduk pada kondisi

KLB provinsi mendapatkan

pelayanan sesuai standar

26

SPM Kesehatan untuk Provinsi dan Kab/kota sedang dalam taraf finalisasi menjadi Peraturan Pemerintah

bersama sama sengan SPM kementerian lain

Pernyataan Standar, Pengertian, DO, Rumus penghitungan, Target, langkah, teknik penghitungan dan Monev

tentang SPM ada dalam Permenkes 43/2016 tentang SPM

(27)

SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

NO

JENIS LAYANAN

DASAR

MUTU LAYANAN

DASAR

PENERIMA

LAYANAN

DASAR

PERNYATAAN STANDAR

1

Pelayanan

kesehatan ibu hamil

Sesuai standar

pelayanan antenatal.

Ibu hamil.

Setiap ibu hamil mendapatkan

pelayanan antenatal sesuai

standar.

2

Pelayanan

kesehatan ibu

bersalin

Sesuai standar

pelayanan persalinan.

Ibu bersalin.

Setiap ibu bersalin

mendapatkan pelayanan

persalinan sesuai standar.

3

Pelayanan

kesehatan bayi baru

lahir

Sesuai standar

pelayanan kesehatan

bayi baru lahir.

Bayi baru lahir.

Setiap bayi baru lahir

mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar.

4

Pelayanan

kesehatan balita

Sesuai standar

pelayanan kesehatan

balita.

Balita.

Setiap balita mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai

(28)

SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

NO

JENIS LAYANAN

DASAR

MUTU LAYANAN

DASAR

PENERIMA

LAYANAN DASAR

PERNYATAAN STANDAR

5

Pelayanan

kesehatan pada usia

pendidikan dasar

Sesuai standar

skrining kesehatan

usia pendidikan

dasar.

Anak pada usia

pendidikan dasar.

Setiap anak pada usia

pendidikan dasar

mendapatkan skrining

kesehatan sesuai standar.

6

Pelayanan

kesehatan pada usia

produktif

Sesuai standar

skrining kesehatan

usia produktif.

Warga Negara

Indonesia usia 15

s.d. 59 tahun.

Setiap warga negara

Indonesia usia 15 s.d. 59

tahun mendapatkan skrining

kesehatan sesuai standar.

7

Pelayanan

kesehatan pada usia

lanjut

Sesuai standar

skrining kesehatan

usia lanjut.

Warga Negara

Indonesia usia 60

tahun ke atas.

Setiap warga negara

Indonesia usia 60 tahun ke

atas mendapatkan skrining

kesehatan sesuai standar.

8

Pelayanan

kesehatan penderita

hipertensi

Sesuai standar

pelayanan kesehatan

penderita hipertensi.

Penderita

hipertensi.

Setiap penderita hipertensi

mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar.

(29)

SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

NO

JENIS LAYANAN

DASAR

MUTU LAYANAN DASAR

PENERIMA

LAYANAN DASAR

PERNYATAAN STANDAR

9

Pelayanan kesehatan

penderita Diabetes

Melitus

Sesuai standar pelayanan

kesehatan penderita

Diabetes Melitus.

Penderita Diabetes

Melitus.

Setiap penderita Diabetes Melitus

mendapatkan pelayanan kesehatan

sesuai standar.

10

Pelayanan Kesehatan

orang dengan gangguan

jiwa berat

Sesuai standar pelayanan

kesehatan jiwa.

Orang dengan

gangguan jiwa

(ODGJ) berat.

Setiap orang dengan gangguan jiwa

(ODGJ) berat mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar.

11

Pelayanan kesehatan

orang dengan TB

Sesuai standar pelayanan

kesehatan TB.

Orang dengan TB.

Setiap orang dengan TB

mendapatkan pelayanan TB sesuai

standar.

12

Pelayanan kesehatan

orang dengan risiko

terinfeksi HIV

Sesuai standar

mendapatkan pemeriksaan

HIV.

Orang berisiko

terinfeksi HIV (ibu

hamil, pasien TB,

pasien IMS,

waria/transgender,

pengguna napza, dan

warga binaan

lembaga

pemasyarakatan).

Setiap orang berisiko terinfeksi HIV

(ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,

waria/transgender, pengguna napza,

dan warga binaan lembaga

pemasyarakatan) mendapatkan

pemeriksaan HIV sesuai standar.

(30)

UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN

(31)

CIRI SPM BIDANG KESEHATAN

Merupakan pelayanan yang diberikan di tingkat primer

Melibatkan lintas sektor dan masyarakat/swasta, untuk mencapai

cakupan maksimal, tidak mungkin sendiri

Harus cakupan total (Univesal Coverage)

Menggunakan sumber daya daerah dan kebijakan Pemda

Perlu menggunakan Pendekatan keluarga dan Germas

(32)

KEGIATAN

OUTPUT

Meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk menjangkau

fasilitas Kesehatan

1. Pembiayaan dengan BOK, kapitasi dll

2. Pemberdayaan masyarakat melalui

UKBM

3. Pelaksanaan JKN/Jamkesda

4. Integrasi kegiatan PKH, Jampersal untuk

menjangkau sasaran Ibu, anak

SDM Kesehatan di Puskesmas melalui:

1.Pelatihan Manajemen Puskesmas.

2.Pelatihan untuk Pembina Keluarga.

3.Pelatihan Teknis/Intervensi Program.

Meningkatkan sumber daya di

Puskesmas untuk Pencapaian

SPM

UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN DG PKS

32

Integrasi program kesehatan di Puskesmas

(33)

*PERPRES 72/2012 SKN; PMK 36/2016 PDKT KELUARGA; PMK 46/2016 SPM KES

SPM

LINGKUNGAN POLITIK, HUKUM, EKONOMI,

SOSIAL, AGAMA, BUDAYA, FISIK, BIOLOGI,

ILMU DAN TEKNOLOGI

UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN

33

PENDEKATAN KELUARGA Upaya Kesehatan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Pembiayaan Kesehatan SDM Kesehatan Farmasi, Alat Kesehatan dan Makanan Manajemen dan Informasi Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat Status Kesehatan Masyarakat

(34)

UPAYA MENCAPAI SPM BIDANG KESEHATAN

PERAN PUSAT

Meningkatkan promotif-preventif terutama dalam Imunisasi dasar

serta deteksi dini berbagai penyakit

Mendukung peningkatan infrastruktur

Membantu distribusi SDM

Membantu peningkatan kapasitas

Mendorong peran lintas sektor

(35)

Salah satu Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah :

(pasal 67 UU No. 23 Tahun 2014)

“Melaksanakan

Program Strategis Nasional

Yang dimaksud dengan

Program Strategis Nasional ”

adalah program yang

ditetapkan presiden sebagai program yang memiliki sifat strategis secara nasional

dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan serta

menjaga pertahanan dan keamanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

msyarakat

NAWA CITA PRESIDEN JOKO WIDODO

Poin nomor 5 (lima) :

…..akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui...layanan kesehatan

masyarakat...”

KEWAJIBAN KEPALA DAN WAKIL KEPALA DAERAH

(36)

Kepala daerah dan/atau wakil kepala Daerah yg tidak melaksanakan

Program

Strategis Nasional

dikenai

sanksi administratif

berupa teguran tertulis

oleh Menteri

untuk Gubernur dan/atau wakil Gubernur serta oleh Gubernur sebagai Wakil

Pemerintah Pusat untuk Bupati dan/atau Wakil Bupati atau Walikota dan/atau

Walikota

Dalam hal

teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap

tidak dilaksanakan

,

Kepala

Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah

diberhentikan

sementara selama 3 (tiga) bulan

Dalam hal Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah telah selesai menjalani

pemberhentian sementara,

tetap tidak melaksanakan program strategis nasional

,

yang bersangkutan

diberhentikan

sebagai Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala

Daerah

(Pasal 68 UU No. 23 Tahun 2014)

SANKSI KEPALA DAN WAKIL KEPALA DAERAH

(37)

SPM DAN RESOLUSI RAKERKESNAS

(38)

GAMBARAN BASELINE KEKUATAN DAN KELEMAHAN

SISTEM UPAYA KESEHATAN NASIONAL

DALAM RESOLUSI RAKERKESNAS

TAHUN 2016

PER PROVINSI

(39)

Upaya Kesehatan

Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan

Pembiayaan Kesehatan

SDM Kesehatan

Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan

Manajemen

Pemberdayaan Masyarakat

RESOLUSI

(40)

Matriks

Resume

Pemetaan

Subsistem

SKN Tiap

Provinsi

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

(41)

42

A. Sektor Kesehatan telah memiliki

baseline

, dan pemetaan situasi dan kondisi pada setiap

subsistem SKN di 34 Provinsi;

B. Teridentifikasinya

kekuatan

dan

kelemahan

proses pembangunan kesehatan disetiap

Provinsi, Kabupaten/Kota melalui pendekatan Sistem Kesehatan Nasional

1. Agenda pembahasan dapat lebih fokus pada upaya penguatan sesuai hasil pemetaan

tiap Sub Sistem Kesehatan Nasional.

2. Memperhatikan kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota sesuai

UU 23/ 2014 tentang Pemerintah Daerah

3. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada keluarga dan gerakan

masyarakat hidup sehat

Tujuan Akhir :

Meningkatnya Indeks Keluarga Sehat dengan perluasan cakupan wilayah secara bertahap MINIMAL:

Tahun 2017 ( 2.926 Puskesmas), 2018 (5.852 Puskesmas) dan 2019 (9.754 Puskesmas) 514

kabupaten/ kota di 34 Provinsi beserta Peningkatan Peran Lintas Sektor dan Masyarakat

(42)

MONEV

TAHAPAN PELAKSANAAN

TAHAPAN PERSIAPAN

LINTAS SEKTOR

PUSAT DAN

DAERAH

Dukungan

Pemberdayaan

Masy., Perda,

ITJEN

43

SINERGI

PUSAT & DAERAH

DITJEN FARMALKES

(43)

44

PROGRAM INDONESIA

SEHAT DENGAN

PENDEKATAN KELUARGA

DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(44)

KONSEP PIS-PENDEKATAN KELUARGA

(45)

RENSTRA

2015-2019

Program

• Promotif – preventif

sebagai landasan

pembangunan

kesehatan

• Pemberdayaan

masyarakat

• Keterlibatan lintas

sektor

Program

• Peningkatan Akses terutama pd

FKTP

• Optimalisasi Sistem Rujukan

• Peningkatan Mutu

Program

• Benefit

• Sistem pembiayaan:

asuransi – azas gotong

royong

• Kendali Mutu & Kendali

Biaya

• Sasaran: PBI & Non PBI

Tanda kepesertaan KIS

D

T

P

K

KELUARGA SEHAT

Penerapan pendekatan

continuum of care

Intervensi berbasis resiko

kesehatan (health risk)

PENDEKATAN

KELUARGA

PROGRAM INDONESIA

SEHAT

46

Pilar 1.

Paradigma Sehat

Pilar 2. Penguatan

Yankes

Pilar 3. JKN

(46)

Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan

UKP & UKM

secara berkesinambungan,

dengan

target keluarga

, didasari

data &

informasi

dari

profil kesehatan keluarga

Sumber Foto: achmad fiqqy fierly

Tujuan Pendekatan Keluarga:

1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan

kesehatan yang komprehensif

2. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota dan SPM Provinsi

3. Mendukung pelaksanaan JKN

4. Mendukung tercapainya program indonesia sehat

47

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara

Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan

sasaran dan mendekatkan atau

meningkatkan akses pelayanan kesehatan

dengan mendatangi keluarga

(47)

48

ENAM (6) PRINSIP PENYELENGGARAAN PUSKESMAS

PARADIGMA SEHAT

PERTANGGUNGJAWABAN WILAYAH

KEMANDIRIAN MASYARAKAT

PEMERATAAN

TEKNOLOGI TEPAT GUNA

KETERPADUAN & KESINAMBUNGAN

1

2

3

4

5

6

(48)

PELAYANAN PUSKESMAS

TERINTEGRASI, MENGIKUTI SIKLUS

HIDUP DAN PENDEKATAN KELUARGA

PELAYANAN

PUSKESMAS

PELAYANAN

TERINTEGRASI

IBU HAMIL

BAYI

BALITA

REMAJA

LAIN-LAIN

KUNJUNGAN

KE RUMAH

(UKM)

PELAYANAN

MENGIKUTI

SIKLUS HIDUP

KELUARGA

TATANAN

SEHAT

MASYARAKAT

SEHAT

UKBM

DALAM

GEDUNG

(UKP)

50

(49)

2015

2016

2017

2018

2019

470

PUSKESMAS

,

64 Kab/Kota

9 Prov

2926

Puskesmas,

34 Prov, 514

Kab/Kota

4 Puskesmas

4 Kab/Kota

4 Prop

9754

Puskesmas,

34 Prov 514 Kab

5852

Puskesmas,

34 Prov, 514 Kab

51

PENTAHAPAN PROGRAM INDONESIA SEHAT

DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

Kab/Kota dapat mengembangkan sendiri

PIS-PK diluar lokus Puskesmas tahun 2017

karena pelatih sudah tersedia di 34 Propinsi

dan 514 kab/kota

(50)

Sumbar : 103

Medan : 285

Palembang : 104

DKI Jakarta : 85

Jawa Barat : 210

Jawa Tengah: 301

DIY : 29

Jawa Timur : 360

Bali : 51

Kalbar: 64

Sulut : 42

Sulsel : 135

Kaltim: 47

Papua : 35

Aceh : 213

Kep. Riau: 49

Riau : 84

Jambi : 67

Babel : 28

Lampung : 111

Banten : 63

Kaltara: 14

Kalteng: 25

Kalsel: 69

Gorontalo : 12

Sulbar : 11

Sultra: 32

Maluku : 16

NTB : 86

NTT : 37

Maluku Utara: 16

Sulteng : 79

Papua Barat : 17

Bengkulu : 45

SEBARAN LOKUS PUSKESMAS INTEGRASI

PENDEKATAN KELUARGA TAHUN 2017

(51)

IMPLEMENTASI (INPUT-PROSES-OUTPUT)

(52)

REGULASI, JUKNIS PEDOMAN,

KURMOD

PENCETAKAN FORMULIR, BLANKO

DUKUNGAN DANA

REKRUITMENT SDM

PENYIAPAN PC, TABLET,

SOFTWARE PERLENGKAPAN

PENDATAAN.

SOSIALISASI, KOORDINASI

PENYIAPAN ALAT/ KIT PUSKESMAS

IMPLEMENTASI

PENDEKATAN KELUARGA

INPUT

(53)

PELATIHAN

PENDATAAN & INFO

KESEHATAN

ANALISIS DATA KELUARGA &

IINTERVENSI

1

2

3

Tenaga Pembina Keluarga,

Tenaga Teknis,

Tenaga pengolah Data,

Tenaga Managemen PKM

Materi Pelatihan, a.I

PISDPK

MANAGEMEN

PUSKESMAS

PENDATAAN

E-aplikasi,

Manual/Formulir

Input Data Keluarga,

PINKESGA,

Mengolah Data,

Tabulasi Data,

APLIKASI KS

12 INDIKATOR

KELUARGA SEHAT

Analisis

Masalah

Prioritas

Pemecahan

Masalah

Manajemen Puskesmas

Perencanaan:

RUK  RPK

Lokmin

Bulanan,

Triwulan

Wasdal dan Penilaian

ANALISIS DATA

KELUARGA

PROSES

55

IMPLEMENTASI

PENDEKATAN KELUARGA

(54)

NASIONAL

PROVINSI

KAB / KOTA

KECAMATAN

PUSKESMAS

KELURAHAN / DESA

KELUARGA

2019

9.754 PKM

OUTPUT

INDEKS KELUARGA SEHAT

OUTCOME

(55)

PENGAWASAN,

PENGENDALIAN &

PENILAIAN KINERJA

PUSKESMAS,

PERUBAHAN IKS PADA

LEVEL KELUARGA

SAMPAI LEVEL

PUSKESMAS

PERSIAPAN

PENYUSUNAN RUK

SECARA EVIDANCE

BASED

PENDEKATAN

KELUARGA DENGAN

TETAP MELIHAT

DATA2 PROGRAM

KUNJUNGAN

RUMAH

IMPLEMENTASI

INTERVENSI

PERMASALAHAN YG

SDH DISEPAKATI SBG

PRIORITAS MASALAH

INPUT DATA PADA

FORM TERCETAK

ATAU

ELEKTRONIK

(APLIKASI)

MANAJEMEN

PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS

Sosialisasi

dan

pengorganisasian

Kunjungan Rumah

Promkes

Intervensi Awal

Tabulasi & analisis Triangulasi & Analisis

Lokmin bulanan dan atau

tribulanan

57

P1

P2

P3

POLA KEPEMIMPINAN

(56)

Strategi Pelaksanaan Pendataan

Pendekatan Keluarga

Setelah satu desa diselesaikan pendataan

sampai tahap intervensi kemudian dapat

menjadi contoh untuk dimulainya pendataan di

desa lainnya sampai selesai intervensi

Pelaksanaan dengan strategi fokus satu

persatu tersebut menjadi lesson learned

sehingga di desa selanjutnya diharapkan

menjadi lebih baik dan optimal.

Pelaksanaan pendekatan keluarga di

Puskesmas, fokus pada penyelesaian satu per

satu desa di wilayah kerjanya.

(57)

PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN

(58)

61

PERAN PUSAT

 PENYIAPAN KEBIJAKAN/ PEDOMAN/ MATERI AWAL:

- PEDOMAN & JUKNIS

- KURIKULUM & MODUL PELATIHAN

- PROKESGA (TERCETAK & ELEKTRONIK)

- SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN

- DLL

 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

PENYEDIAAN DANA SECARA BERTAHAP, TERUTAMA UTK:

- KELENGKAPAN SARANA & PRASARANA PUSKESMAS

- PELATIHAN TENAGA KESEHATAN (TOT)

- BIAYA OPERASIONAL

 KOORDINASI & BIMBINGAN:

RAKERKESNAS, BINWIL TERPADU, DLL

 PEMANTAUAN & PENGENDALIAN: SISTEM PENCATATAN & PELAPORAN,

- PENGHITUNGAN INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS) UTK KOMPETISI SEHAT

- (BENCHMARKING) TK. NASIONAL

(59)

EVALUASI

PELAKSANAAN

PERAN PROVINSI

PERSIAPAN

1.

Melakukan PELATIHAN

TOT (Teknis Program &

Manajemen Puskesmas)

berkoordinasi dengan

Kemenkes dan Bapelkes

Provinsi

2.

Menyediakan sumber

daya lain : SARPRAS dan

ALAT PENDUKUNG, dll di

Puskesmas

1. Melakukan PENGOLAHAN

DATA keluarga sehat di

tingkat provinsi

2. Koordinasi dan Bimtek

3. MEMBINA dan Melakukan

KOORDINASI dengan Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota

dalam proses kegiatan,

1.

Melakukan pemantauan dan

pengendalian

2.

Mengembangkan sistem

Pelaporan

3.

Memberikan umpan balik hasil

pelaporan pada Kabupaten/Kota

4.

Melakukan pemetaan wilayah

tingkat provinsi berdasarkan

hasil evaluasi

(60)

EVALUASI

PELAKSANAAN

PERSIAPAN

 MENYEDIAKAN SDM di Puskesmas

yang dibutuhkan

 Melakukan

PELATIHAN/PEMBEKALAN

 Menyediakan

SARANA PRASARANA

dan ALAT PENDUKUNG di Puskesmas

 Menyediakan

BIAYA OPERASIONAL

untuk Puskesmas

 PENGOLAHAN DATA

keluarga

sehat di tingkat kabupaten/kota

 Korrdinasi dan Bimtek

 MEMBINA

Puskesmas dalam

proses

MANAJEMEN

PUSKESMAS

(P1 – P2-P3)

P1. PERENCANAAN –

RUK, RPK berdasarkan hasil analisis data

P2. PENGGERAKAN – PELAKSANAAN

melalui LOKAKARYA MINI

P3. PENGAWASAN-PENGENDALIAN-PENILAIAN

 Pemantauan dan

pengendalian

 Mengembangkan sistem

Pelaporan

 Memberikan umpan

balik pelaporan pada

Puskesmas dan

kecamatan

 Pemetaan wilayah

berdasarkan hasil

evaluasi

(61)

MONITORING DAN EVALUASI

(62)

MONEV TERINTEGRASI

PUSAT DAN DAERAH

65

MONEV

TERINTEGRASI

KEMENKES

DINKES

PROVINSI

DINKES

KAB/KOTA

PUSKESMAS

Monev terhadap keseluruhan tahapan

kegiatan pelaksanaan PIS-Pk terintegrasi

Pusat -Daerah ; mulai dari tahap

persiapan, pelatihan, pendataan, analisis,

intervensi sampai maintenance

Monev Binwil didukung data ASPAK, data

Program, IKS, data lainnyaa  intervensi

terpadu  Perencanaan mendatang

Monev dalam bentuk penelitian harus

dilakukan (oleh Litbangkes) untuk

melihat pencapaian seluruh proses dan

upaya untuk maintenance 

(63)

Keluarga mengikuti KB

Ibu bersalin di faskes

Bayi mendapat imunisasi dasar

lengkap

Bayi diberi ASI eksklusif selama 6

bulan

Pertumbuhan balita dipantau tiap

bulan

Penderita TB Paru berobat sesuai

standar

1

Penderita hipertensi berobat teratur

Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan

Tidak ada anggota keluarga yang

merokok

Keluarga mempunyai akses terhadap air

bersih

Keluarga mempunyai akses atau

menggunakan jamban sehat

Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes

66

(64)

67

1.

Pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup

sehat mendukung pencapaian SPM bidang kesehatan

2. Melalui pendekatan keluarga integrasi program UKM

dan UKP menjadi lebih optimal

3. Pendekatan keluarga dilakukan :

– total coverage didasarkan pada real database

kesehatan seluruh keluarga di wilayah kerja

puskesmas

– 12 indikator terpilih mewakili 4 masalah kesehatan

prioritas yang akan diatasi sampai tahun 2019

(65)

68

GERAKAN MASYARAKAT

HIDUP SEHAT

(GERMAS)

DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(66)

SISTEMATIKA

1

2

3

4

FILOSOFI DAN KONSEP DASAR

PRINSIP PENYELENGGARAAN

TANGGUNG JAWAB SEKTOR DALAM GERMAS

PERAN DAERAH

(67)

FILOSOFI DAN

KONSEP DASAR

(68)

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pembangunan kesehatan

bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya, sebagai

investasi bagi pembangunan

sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan

ekonomis.

(Pasal 3 UU 36/2009)

Pembangunan Kesehatan adalah upaya

yang dilaksanakan oleh semua komponen

bangsa dalam rangka mencapai tujuan

kesehatan yaitu untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya, sebagai investasi

bagi pembangunan sumber daya manusia

yang produktif secara sosial dan ekonomis

Kesehatan adalah keadaan sehat

, baik

secara fisik, mental, spritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk

hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

(69)

DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017

SEHAT - KESEHATAN

(70)

YANKES

(58%)

PUSKESMAS

RUMAH SAKIT

PELAYANAN

UNTUK

ORANG SEHAT

ATAU SAKIT

MENJAGA TETAP SEHAT

dan

DITINGKATKAN

DERAJAT KESEHATANNYA

PARADIGMA SEHAT

MENGELUH SAKIT

(30%)

FASILITAS PELAYANAN

KESEHATAN

FKTP LAIN

SELFCARE

(42%)

MUTU

PELAYANAN

(71)

PRINSIP

(72)

PROGRAM

INDONESIA SEHAT

1. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

dalam lingkungan hidup yang sehat agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui

terciptanya perilaku hidup sehat sehingga terwujud

bangsa yang mandiri, maju dan sejahtera

2. Terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di bidang

kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya

PENGUATAN

INSTITUSI

PELAYANAN

KESEHATAN

PENDEKATAN

KELUARGA

GERAKAN

MASYARAKAT

HIDUP SEHAT

(GERMAS)

PENERAPAN

PARADIGMA

SEHAT

PENGUATAN

PELAYANAN

KESEHATAN

JAMINAN

KESEHATAN

NASIONAL (JKN)

(73)

Suatu tindakan sistematis dan terencana

yang dilakukan secara bersama-sama

oleh seluruh komponen bangsa dengan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku

sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

(74)

77

Bentuk logo menggambarkan masyarakat indonesia yang

memiliki hidup sehat melalui aktivitas fisik serta deteksi dini

penyakit.

Logo menggunakan konsep pita yang bersambung dengan 4

warna yang berbeda, menggambarkan kerjasama serta

komitmen kementerian/lembaga, dunia usaha, organisasi

Masyarakat dan akademisi dalam menciptakan masyarakat

sehat.

Warna-warna yang dipergunakan pada logo mencerminkan

warna-warna dari beberapa makanan sehat seperti

buah-buahan dan sayuran yang dapatdikonsumsi sebagai salah satu

cara untuk wujudkan hidup sehat

DITJEN KESMAS untuk RAKERKESNAS 2017

(75)

MEWUJUDKAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Peningkatan

Edukasi

Hidup Sehat

Peningkatan

Kualitas

Lingkungan

Peningkatan

Pencegahan

dan Deteksi

Dini Penyakit

Penyediaan

Pangan Sehat

dan Percepatan

Perbaikan Gizi

Peningkatan

Perilaku

Hidup Sehat

Peningkatan

Aktivitas Fisik

(76)

TUJUAN GERMAS

MASYARAKAT

BERPERILAKU SEHAT

Kesehatan

Terjaga

Produktif

Lingkungan

Bersih

Biaya

Berobat

Berkurang

(77)

D R A F T A K H I R

INPRES

S E T E L A H

PEMBAHASAN ANTAR

(78)

D R A F T A K H I R

INPRES

S E T E L A H

PEMBAHASAN ANTAR

(79)

TANGGUNG JAWAB SEKTOR

DALAM GERMAS

(80)

TANGGUNG JAWAB

SEKTOR DALAM

GERMAS

Gerakan

Memasyarakatkan

Makan Ikan

Promosi makan sayur dan

buah dalam negeri

Jalur Sepeda dan Pejalan

kaki

Sarana aktivit

as fisik di

pemukiman dan TTU,

Ruang terbuka hijau

Meningkatkan

pelayanan Promprev

Cukai dan pajak rokok, minuman beralkohol

Koord dan

Fasilitasi Pemda

Partisipasi

perempuan untuk

deteksi dini PTM, KIE

Kampanye Gemar

Olah Raga, Sarana

Olah Raga

Keamanan PJAS,

Keamanan mutu pangan

olahan

Konseling pra nikah,

Poskestren

UKS, Sekolah Ramah

Anak, Aktivitas Fisik

Keamanan dan mutu

pangan segar

(81)

FOKUS

KEGIATAN 2017

Melakukan

Aktivitas

Fisik

Konsumsi

Sayur

dan buah

Memeriksa

Kesehatan

Secara

Berkala

(82)

TUGAS SEKTOR

KESEHATAN

DALAM GERMAS

ADVOKASI dan

PEMBINAAN

PERWUJUDAN

KAWASAN SEHAT

PENGGALANGAN

KEMITRAAN DAN

PERAN SERTA

MASYARAKAT

KAMPANYE

GERMAS DAN

EDUKASI

MASYARAKAT

DETEKSI DINI

PENYAKIT

MENULAR

DAN

TIDAK MENULAR

MENYEDIAKAN

FASILTAS

PELAYANAN

YANG BERMUTU

(83)

Kegiatan Utama

GERMAS KEMENKES

Meningkatkan

pendidikan

mengenai gizi

seimbang dan

pemberian Air

Susu Ibu (ASI)

eksklusif, serta

aktivitas fisik

Meningkatkan

pelaksanaan deteksi

dini di Puskesmas

dan menyusun

panduan

pelaksanaan deteksi

dini di instansi

pemerintah dan

swasta

Melaksanakan kampanye

Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat serta meningkatkan

advokasi dan pembinaan

daerah

(84)

PERAN

DAERAH

(85)

• Melakukan Advokasi kepada

Gubernur/Bupati/Walikota

untuk menerbitkan kebijakan

terkait bidang kesehatan

dengan menggunakan data

antara lain:

• Indeks Pembangunan Manusia 2015

• Indeks Pembangunan Kesehatan

Masyarakat 2013

• Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)

2015 dan 2016

• Monitoring STBM 2015

• Melakukan pertemuan dengan SKPD,

ToMa/ToGa dan Dunia Usaha serta

Akademisi untuk menerapkan Germas

melalui Perilaku Hidup Bersih Sehat di

Tatanan masing-masing, seperti:

• SKPD  menjadikan buah lokal sebagai

snack rapat, melakukan peregangan setiap

pukul 10.00 dan 14.00

PERAN

DAERAH

(86)

89

PERAN

DAERAH

Memberikan

contoh

penerapan

kebijakan

aktifitas fisik

dalam bentuk

olahraga

bersama

setiap hari

Jumat; bazar

sayur dan

buah dst

• Mendorong Dinas

Pendidikan untuk

pembudayaan aktifitas

fisik bagi anak sekolah

seperti melakukan

peregangan pada

pergantian jam pelajaran,

senam pagi, menyediakan

fasilitas dan mendorong

anak untuk bermain /

aktifitas fisik waktu

istirahat (permainan

tradisional); melakukan

bersih-bersih bersama

masyarakat di sekitar

sekolah

• Menyebarluaskan

informasi tentang

mafaat konsumsi sayur

dan buah

• Mendorong Dinas

Pendidikan untuk

membiasakan makan

sayur dan buah bersama

di Sekolah

• Melakukan demo

mengolah makanan

bahan pangan lokal bagi

balita dan ibu hamil

(87)

90

PERAN

DAERAH

• Menjalin kerjasama

dengan Dinas

Pertanian untuk

memanfaatkan

pekarangan rumah

untuk tanaman

sayur dan buah;

membagikan bibit

sayur buah pada

masyarakat

• Menyediakan

sarana

pemeriksaan

kesehatan secara

berkala bagi

masyarakat di

kegiatan Car Free

Day (hari-hari

tertentu), di

tempat kerja,

sekolah,

fasyankes, dll

• Melakukan kegiatan

deteksi dini kanker

payudara dan leher

rahim pada

perempuan,

pemeriksaan

tekanan darah, kadar

gula darah,

pengukuran berat

badan, pemeriksaan

penglihatan dan

pendengaran

,

(88)

91

DUKUNGAN

KEMENKES

PENINGKATAN KAPASITAS

SDM

SOSIALISASI – PELATIHAN

DUKUNGAN SARANA DAN

PRASARANA YANKES

DUKUNGAN KEGIATAN

OPERASIONAL melalui

DEKON – DAK

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

KEGIATAN PEREGANGAN

DETEKSI DINI DAN TES KEBUGARAN

SOSIALISASI - ADVOKASI KEBIJAKAN

PENYELENGGARAAN

PASAR BUAH DAN SAYUR

PENYELENGGARAAN AKTIVITAS

FISIK DI TEMPAT KERJA

UKBM DI DESA/KELURAHAN

PENYELENGARAAN CFD

DINKES

PROVINSI-

DINKES

KABUPATEN

/KOTA

(89)

Catatan

DRAFT

PEDOMAN

PELAKSANAAN

GERAKAN

MASYARAKAT

HIDUP SEHAT DI

DAERAH

akan dibagikan untuk

(90)

S A L A M S E H A T

Referensi

Dokumen terkait

Dapatan kajian pengkaji ini juga disokong oleh Mazni, Mohammad Haji-Yusuf dan Sapora (2004) yang mendapati remaja sering menggunakan strategi daya tindak tingkah laku sosial diikuti

Dalam proses pembuatan karya seni patung benang ini penulis menggunakan ide dan eksperimentasi terhadap bahan benang yang akan dijadikan seni patung, selain itu

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode Backpropagation dapat digunakan untuk melakukan prediksi pengangguran, maupun kasus yang memiliki data masa

The context-aware discovery service obtains context information in two steps: it first obtains references to relevant context sources through one or more context agents

Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel customer expectations yang terdiri dari harga, kelengkapan produk, keunikan, kenyamanan, service quality, dan good place

Praktik Pengalaman Lapangan meliputi semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sabagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

berkepala dingin atas perselisihan yang terjadi dan saling pengertian, agar terhindar dari perilaku yang mengundang KDRT. Bersikap selektif terhadap media sosial ataupun

Yang dimasukkan dalam analisis tulisan ini adalah ibu nifas dengan data yang lengkap dalam karakteristik rumah tangga (sosial ekonomi, umur, pendidikan, dan pekerjaan kepala