• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Customer Expectations Terhadap Store Loyalty Di Supermarket Luwes Lojiwetan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Customer Expectations Terhadap Store Loyalty Di Supermarket Luwes Lojiwetan Tahun 2011"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENGARUH

CUSTOMER EXPECTATIONS

TERHADAP

STORE LOYALTY

DI SUPERMARKET LUWES

LOJIWETAN TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh:

SRIMURATIH

X7407083

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

STORE LOYALTY

DI SUPERMARKET LUWES

LOJIWETAN TAHUN 2011

Oleh:

SRIMURATIH

X7407083

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Juli 2011

Pembimbing I

Sudarno, S.Pd, M.Pd

NIP. 19681125 199403 1 002

Pembimbing II

(4)

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Juli 2011

Tim Penguji Skripsi

Ketua : Drs. Soemarsono, M.Pd 1. ...

Sekretaris : Muhammad Sabandi, S.E., M.Si 2. ...

Anggota I : Sudarno, S.Pd., M.Pd 3. ...

Anggota II : Jonet Ariyanto N, S.E., M.M 4. ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Srimuratih. X7407083. PENGARUH CUSTOMER EXPECTATIONS

TERHADAP STORE LOYALTY DI SUPERMARKET LUWES

LOJIWETAN TAHUN 2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui pengaruh customer expectations (price, variety, uniqueness, convenience, service quality, dan good place to shop) secara simultan terhadap store loyalty pada supermarket Luwes Lojiwetan. (2) Mengetahui pengaruh customer expectation (price, variety, uniqueness, convenience, service quality, dan good place to shop) secara parsial terhadapstore loyaltypada supermarket Luwes Lojiwetan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan atau konsumen yang melakukan pembelian di Supermarket Luwes Lojiwetan pada tahun 2011. Pada penelitian ini besarnya jumlah sampel ditentukan sebanyak 90 responden. Try out yang dilakukan terhadap 30 responden di dalam populasi, dengan hasil valid dan reliabel. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda.

(6)

commit to user

Srimuratih. X7407083. THE EFFECT OF CUSTOMER EXPECTATIONS TO STORE LOYALTY AT SUPERMARKETS OF LUWES LOJIWETAN IN 2011, Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University in Surakarta, July 2011.

The purpose of this study were (1) Knowing the effect of customer expectations (price, variety, uniqueness, convenience, service quality, and good place to shop) simultaneously on store loyalty in supermarkets of Luwes Lojiwetan. (2) Determine the effect of customer expectation (price, variety, uniqueness, convenience, service quality, and good place to shop) partially on store loyalty in supermarkets of Luwes Lojiwetan.

This research uses descriptive quantitative research methods, the population in this study were all customers or consumers who make purchases at Supermarkets of Luwes Lojiwetan in 2011. In this study the large number of samples is determined by 90 respondents. Try outs are conducted on 30 respondents in the population, with valid and reliable results. The technical analysis of the data used is the technique of multiple linear regression analysis.

(7)

commit to user

vii MOTTO

”Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tak menyadari betapa dekatnya mereka dengan titik sukses saat mereka memutuskan untuk menyerah.”

(Thomas Alfa Edyson)

”Hati-hatilah dengan pikiranmu, karena pikiran dan angan-anganmu itu pada suatu saat akan menjadi kenyataan.”

(8)

commit to user

Karya kecil ini tulus kupersembahkan untuk:

Bapak dan ibuku tercinta, terima kasih atas doa, kasih sayang dan pengorbanan yang tidak akan aku lupakan

Adikku (Aris Wibowo) aku berjuang dan berusaha untuk menjadi panutan yang baik

Seseorang dalam doa dan harapanku yang menjadi inspirasi dan semangatku

Sahabatku Empat Sekawan (Vinna, Suni, Wyda ) kalian adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki

Rekan-rekan seperjuangan PTN 2007

(9)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi tugas dan sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

3. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Dra. Sri Wahyuni, M.M., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini. 5. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si selaku Pembimbing Akademis yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan bangku kuliah selama ini.

(10)

commit to user

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga memperlancar penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Rudy selaku pimpinan Supermarket Luwes Lojiwetan dan Ibu Surati selaku personalia Luwes Lojiwetan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

9. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

10. Responden yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu peneliti dalam pengisian kuesioner.

11. Sahabatku Empat Sekawan ( Vinna, Suni, Wyda), kalian adalah sahabat terbaikku yang takkan terlupakan.

12. Teman-teman kost Wisma Fortuna (Vinna, Ambar, Meylinda, Retno, Nonik, Candra, Alvina, Dek Ir, Dek Vita, Dek Vika), terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

13. Sahabat-sahabat Kemeruh (Furqon, Budi, Antar, Agung, Agus, Andre, Boni), Bamz, Fariz, Vinna, Suni, Wyda, Aphy, Yuni, Addin, semangat kalian telah mengajarkan banyak hal dalam hidupku.

14. Teman-teman PTN’07 yang selalu memberikan semangat dan dorongan. 15. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan pengarahan yang

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.

Surakarta, Juli 2011

(11)

commit to user

xi DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PENGAJUAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN ... iii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Tinjauan Tentang Pemasaran ... 7

a. Pengertian Pemasaran ... 7

b. Konsep Pemasaran ... 8

2. Tinjauan TentangRetail ... 9

3. Tinjauan Tentang Perilaku konsumen ... 10

a. Pengertian Perilaku Konsumen ... 10

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku konsumen ... 12

4. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian ... 14

a. Proses Keputusan Pembelian ... 14

(12)

commit to user

5. Tinjauan TentangCustomer Expectations ... 17

a. PengertianCustomer Expectations(Harapan Konsumen)... 17

b. Komponen PenentuCustomer Expectations (Harapan konsumen) ... 17

6. Tinjauan Tentang Kepuasan Konsumen ... 21

a. Pengertian Kepuasan Konsumen... 21

b. Pengukuran Kepuasan Konsumen... 23

c. Strategi Kepuasan Konsumen ... 23

7. Tinjauan Tentang Loyalitas ... 24

8. Tinjauan TentangStore Loyalty... 25

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 27

D. Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

1. Tempat Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 30

3. Teknik Sampel ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Jenis dan Sumber Data ... 33

a. Jenis Data ... 33

b. Sumber Data ... 34

2. Metode Pengumpulan Data ... 34

a. Pengertian Angket atau Kuesioner ... 34

b. Macam-macam Angket atau Kuesioner ... 35

c. Syarat-syarat Penulisan Kuesioner yang Baik ... 37

(13)

commit to user

xiii

E. Teknik Analisis Data ... 40

1. Uji Persyaratan Analisis ... 40

2. Uji Hipotesis ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45

A. Deskripsi Data ... 45

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Multikolinieritas... 47

3. Uji Heteroskedastisitas ... 48

4. Uji Autokorelasi ... 49

5. Uji Linearitas ... 50

C. Pengujian Hipotesis ... 54

1. Analisis Regresi Berganda ... 54

2. Uji F ... 57

3. Uji t ... 58

D. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 59

1. Penafsiran Pengujian Hipotesis ... 59

2. Kesimpulan Pengujian Hipotesis ... 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... . 65

A. Simpulan ... 65

B. Implikasi ... 66

C. Saran ... 67

(14)

commit to user Gambar

1. Tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian... 16

2. Konsep Kepuasan Konsumen ... 22

3. Kerangka Berpikir ... 28

4. Grafik Normalitas ... 47

5. Grafik Scatterplot ... 49

6. Plot Harga (X1) denganStore Loyalty... 50

7. Plot Kelengkapan Produk (X2) denganStore Loyalty... 51

8. Plot Keunikan (X3) denganStore Loyalty... 51

9. Plot Kenyamanan (X4) denganStore Loyalty... 52

10. PlotService Quality(X5) denganStore Loyalty... 53

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Jenis PerusahaanRetaildi Solo ... 1

2. Deskripsi Data Statistik... 45

3. Uji Multikolinearitas ... 48

4. Uji Autokorelasi ... 50

5. Koefisien Regresi ... 54

6. Model Summary ... 56

7. ANOVA ... 57

(16)

commit to user Lampiran

1. Kisi-Kisi Kuesioner ... 71

2. Kuesioner Penelitian ... 78

3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out Kuesioner... 84

4. Tabulasi Data Hasil Penyebaran Kuesioner ... 94

5. Output dari Hasil Olah Data Melalui SPSS 17.0... 110

6. Surat Permohonan Penyusunan Skripsi kepada Dekan FKIP UNS... .... 115

7. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS ... 116

8. Surat Ijin Penelitian kepada Pimpinan Supermarket Luwes Lojiwetan... 117

(17)

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia bisnis saat ini dihadapkan pada persaingan global dengan salah satu ciri

menonjol adalah berkembangnya teknologi informasi yang sangat cepat. Hal ini

menjadikan siapa saja dapat dengan mudah mengakses informasi tanpa batas ruang

dan waktu. Demikian halnya dengan pelanggan, mereka bisa mendapatkan informasi

produk dengan mudah. Perusahaan mengharapkan keuntungan yang maksimal

dengan memanfaatkan berbagai cara dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang

diharapkan bahwa konsumen tersebut akan merasa puas.

Bisnis retail merupakan bisnis yang strategis dalam kontribusinya terhadap

perekonomian Indonesia. Dalam konteks global, potensi pasar retail Indonesia

tergolong cukup besar. Tak luput juga saat ini perkembangan perusahaan retail di

Solo semakin besar, sehingga banyak berdiri perusahaan-perusahaan retail.

Perusahaan retail tersebut baik berskala minimarket, supermarket, hipermarket dan

perkulakan. Adapun datanya sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis PerusahaanRetaildi Solo

JENIS NAMA JUMLAH

Perkulakan Lotte Mart 1

Supermarket Luwes Group 8

Minimarket Indomaret, alfamart, as gross, dan

minimarket yang lain. 35

(18)

Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis disebabkan oleh pelanggan yang

semakin cerdas, sadar harga, dan didekati oleh banyak produk. Kemajuan teknologi

komunikasi juga ikut berperan meningkatkan intensitas persaingan. Oleh karena itu

untuk mempertahankan kinerja bisnis, banyak perusahaan yang berupaya

memberikan kepuasan untuk mempertahankan pelanggannya. Hal ini dilakukan

dengan meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kepada

pelanggannya. Jika seorang pelanggan merasa puas, maka pelanggan tersebut akan

melakukan pembelian ulang (Repeat Buying) terhadap produk di saat

membutuhkannya. Dengan demikian maka akan timbul loyalitas terhadap toko(store

loyalty).

Dengan banyaknya perusahaanretailyang bermunculan di wilayah Solo Raya

ini, membuat konsumen bebas memilih tempat belanja yang sesuai dengan

keinginan/harapan dan mampu memenuhi kebutuhannya. Harapan konsumen pada

tempat belanja pun beraneka ragam, seperti harga barang yang dijual, kenyamanan,

pelayanan, kelengkapan produk yang dijual, informasi yang dapat dipercaya, serta

lokasi belanja yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh konsumen.

Walaupun sudah banyak perusahaan retail besar yang masuk seperti,

Carrefour, hypermart, maupun Assalam, namun perusahaanretaillokal seperti Luwes

juga tidak kalah bersaing. Kota Solo masyarakatnya masih sangat lekat denganretail

lokal. Jadi meskipun dengan masuknya banyak perusahaanretailasing maupun besar

lainnya, perusahaanretaillokal ini tetap mampu bertahan.

Customer expectationsadalah apa yang diinginkan atau diharapkan pelanggan

untuk “ada” di suatu tempat pembelanjaan, terutama saat sedang berbelanja.

Walaupuncustomer expectationsitu sifatnya cukup luas dan berubah-ubah mengikuti

perkembangan jaman, namun menurut Omar (1999)customer expectations itu dapat

dibagi menjadi 9 hal yaitu: Harga (price), kelengkapan produk (variety), keunikan

(uniqueness), kenyamanan (convenience), reliability (dapat dipercaya), service

quality(kualitas dari jasa tersebut), value for money, reliable information(informasi

(19)

commit to user

3

Harga(price)merupakan suatu komponen yang penting bagi konsumen dalam

menentukan keputusan pembelian. Konsumen selalu berharap bahwa barang yang

akan dibeli harganya murah. Seperti halnya salah satu strategi yang diterapkan oleh

Supermarket Luwes Lojiwetan, yang menetapkan harga yang dapat dijangkau oleh

masyarakat sekitarnya dan masyarakat golongan menengah kebawah. Konsumen

berharap dengan uang yang telah dikeluarkannya sebanding dengan kualitas barang

yang didapatnya. Kelengkapan produk yang dijual sering menjadi daya tarik

konsumen untuk berbelanja di toko tersebut, seperti halnya supermarket Luwes

Lojiwetan yang menyediakan berbagai macam produk kebutuhan konsumen.

Kenyamanan tempat belanja juga diperhatikan oleh supermarket Luwes Lojiwetan

agar konsumen merasa nyaman untuk berjalan-jalan dalam toko untuk berbelanja.

Service quality yang diberikan oleh supermarket Luwes Lojiwetan sangat

memperhatikan keinginan konsumen. Pelanggan menginginkan lokasi dari toko itu

strategis dan mudah dijangkau. Letak lokasi supermarket juga mempengaruhi

keinginan konsumen atau pelanggan untuk melakukan pembelian dan menjadi

pelanggan yang loyal.

Pentingnya loyalitas pelanggan dalam pemasaran tidak diragukan lagi.

Pemasar sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka

panjang, bahkan jika mungkin untuk selamanya. Usaha ini akan mendatangkan

sukses besar dalam jangka panjang. Pelanggan yang loyal mempunyai kecenderungan

lebih rendah untuk melakukanswitching (berpindah merek) dan menjadistrong word

of mouth.

Menurut Omar (1999) kepuasan pelanggan atau customer satisfaction sendiri

dipengaruhi oleh customer expectations, jika kepuasan pelanggan terwujud, maka

loyalitas pada toko atau store loyalty juga bisa terwujud. Omar (1999) menekankan

bahwa loyalitas pada toko ataustore loyaltyadalah faktor yang sangat penting dalam

kesuksesan perdagangan eceran dan kemampuan dari toko tersebut untuk “bertahan

(20)

Dalam lima tahun terakhir banyak bermunculan supermarket yang baru. Salah

satu supermarket yang termasuk didalamnya adalah Luwes Lojiwetan. Supermarket

Luwes Lojiwetan sendiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

retail dan merupakan salah satu cabang dari Luwes Group. Perusahaan ini beralamat

di jalan Kapten Mulyadi, Lojiwetan, Surakarta. Perusahaan ini berdiri pada tanggal

28 September 2007. Pembukaan perusahaan ini hampir bertepatan dengan hari raya

Idhul Fithri tahun 2007. Pemimpin supermarket Luwes Lojiwetan memilih

berdekatan dengan hari raya karena mereka ingin mengambil moment hari raya agar

para pengunjung tertarik berkunjung dan berbelanja untuk pertama kalinya di Luwes

Lojiwetan. Hal lainnya pada saat itu para masyarakat sedang membutuhkan banyak

barang untuk keperluan hari raya, hal ini lah yang sangat diperhatikan oleh pimpinan

Luwes Lojiwetan. Setiap hari pun Luwes Lojiwetan selalu padat dengan pengunjung.

Supermarket Luwes Lojiwetan merupakan salah satu perusahaan retail baru

yang berada di kawasan pusat bisnis. Hal ini menimbulkan persaingan semakin berat,

sehingga supermarket Luwes Lojiwetan berupaya untuk mempertahankan pelanggan.

Untuk mempertahankan pelanggan supermarket Luwes Lojiwetan berupaya

memenuhi harapan pelanggan untuk menciptakan loyalitas pelanggan.

Studi ini diarahkan untuk mengetahui loyalitas pelanggan pada toko yang

dipengaruhi oleh harapan konsumen. Melalui studi ini untuk mengetahui pengaruh

customer expectations terhadap store loyalty dan dapat memberikan masukan bagi

Luwes Lojiwetan untuk memahami dan memenuhi harapan konsumen (customer

expectations)sehingga akan menciptakan loyalitas toko(store loyalty).

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, penulis ingin

mengungkapkan apakah customer expectations berpengaruh terhadap store loyalty.

Penelitian ini dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk

memenuhi harapan konsumen terhadap toko untuk menciptakan store loyalty.

Sehingga akan dilakukan penelitian dengan judul PENGARUH CUSTOMER

EXPECTATIONS TERHADAP STORE LOYALTY DI SUPERMARKET LUWES

(21)

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Untuk dapat memperoleh input data yang relevan dan memperoleh hasil

penelitian yang akurat, maka adanya perumusan masalah agar penulis dapat meneliti

tepat pada sasaran yang diinginkan. Beberapa masalah yang akan diteliti dan

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah customer expectations (harga, kelengkapan produk, keunikan,

kenyamanan, service quality, dan good place to shop) berpengaruh secara

simultan terhadapstore loyaltypada supermarket Luwes Lojiwetan?

2. Apakah customer expectations (harga, kelengkapan produk, keunikan,

kenyamanan, service quality, dan good place to shop) berpengaruh secara

parsial terhadapstore loyaltypada supermarket Luwes Lojiwetan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pengaruh customer expectations (harga, kelengkapan

produk, keunikan, kenyamanan,service quality, dangood place to shop) secara

simultan terhadapstore loyaltypada supermarket Luwes Lojiwetan.

2. Untuk mengetahui pengaruhcustomer expectation (harga, kelengkapan produk,

keunikan, kenyamanan, service quality, dan good place to shop) secara parsial

terhadapstore loyaltypada supermarket Luwes Lojiwetan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pengetahuan di

bidang manajemen pemasaran khususnya mengenai customer expectations dan

(22)

2. Manfaat Praktis

a. Dapat digunakan sebagai informasi bagi Luwes Lojiwetan mengenai hal-hal apa

saja yang menjadi harapan dari konsumen(customer expectations) sehingga akan

meciptakan kepuasan konsumen Luwes Lojiwetan.

b. Dapat memberikan masukan bagi Luwes Lojiwetan untuk memahami harapan

konsumen (customer expectations) sehingga akan menciptakan loyalitas toko

(store loyalty).

c. Dapat digunakan sebagai sarana berpikir ilmiah yang didapat di bangku kuliah

terhadap faktor-faktor harapan konsumen.

d. Bagi Fakultas, memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai bahan studi

lebih lanjut bagi yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan dengan topik

ini serta memberikan sumbangan bagi perbendaharaan karya tulis ilmiah di

(23)

commit to user 7

BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam suatu penelitian berisi pengkajian terhadap pengetahuan ilmiah

yang sudah ada. Pengkajian dapat berbentuk asumsi dan konsep dalam lingkup studi yang

akan diteliti.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang relevan

dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka pada dasarnya

merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep, hukum-hukum dan

prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Dilihat dari penelitian ini maka tinjauan

pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan Tentang Pemasaran

a. Pengertian Pemasaran

Philip Kotler (2005: 10) mengatakan bahwa ”Pemasaran adalah proses sosial

yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk

yang bernilai satu sama lain”. Pengertian lain dikemukakan oleh William J. Staton

yang dikutip oleh Basu Swastha dan T. Hani Handoko (2000: 4) bahwa pemasaran

didefinisikan sebagai ”Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan

untuk merencanakan, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang

dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli maupun pembeli potensial”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran mencakup usaha

perusahaan yang dimulai dengan mengidentifikasikan kebutuhan untuk keinginan

konsumen, baik yang ada pada saat ini maupun konsumen potensial, menentukan

produk apa yang akan diproduksi, menentukan harga, kemudian menentukan

(24)

pemasaran akan lebih baik dan mencapai hasil yang diinginkan bila dikoordinasi dan

dikelola dengan cara yang baik melalui manajemen pemasaran.

b. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan

harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan

dari konsumennya. Perusahaan harus mampu memprediksikan hal-hal yang menjadi

harapan konsumen untuk menimbulkan kepuasan konsumen sehingga akan

menciptakan kesetiaan pelanggan pada toko.

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai tiga unsur pokok dalam konsep

pemasaran menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (2000:7) adalah sebagai

berikut:

1) Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan konsumen harus:

a) Menentukan kebutuhan pokok (basic needs) dari pembelian yang

akan dilayani dan dipenuhi.

b) Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan, karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi segala kebutuhan pokok konsumen maka perusahaan harus memilih

kelompok pembeli tertentu, bahkan kebutuhan tertentu dari

kelompok pembeli tersebut. Perusahaan dalam melayani kelompok pembeli, tidak semua kelompok pembeli mendapat perhatian yang sama.

c) Menentukan produk dan program pemasarannya untuk kebutuhan yang berbeda-beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang-barang dengan tipe

model yang berbeda-beda dan dipasarkan dengan program

pemasaran yang berlainan.

d) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.

e) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau model yang menarik.

2) Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral(integrated marketing)

(25)

commit to user

9

pemasaran yang terdiri dari variabel produk, harga, saluran distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang baik dan kuat dengan konsumen. Artinya, harga jual harus sesuai dengan kualitas produk, promosi harus disesuaikan dengan saluran distribusi, harga dan kualitas produk. Usaha-usaha ini perlu juga dikoordinasikan dengan waktu dan tempat yang sesuai.

3) Kepuasan konsumen(customer satisfaction)

Faktor yang akan menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba, ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Sehubungan dengan hal ini perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen. Perkembangan masyarakat dan teknologi menyebabkan perkembangan

konsep pemasaran, dimana perusahaan dituntut untuk dapat menanggapi

cara-cara atau kebiasaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan yang diinginkan sesuai dengan selera mereka.

2. Tinjauan TentangRetail

Retailing meliputi kegiatan yang langsung berhubungan dengan penjualan

barang dan jasa kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan bukan bisnis.

Menurut Hendri Ma’ruf (2005:71) menyatakan bahwa ”Pengecer (retailer) adalah

pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai

konsumen.

Bardasarkan faktor-faktor seperti pelayanan, strategi harga, kelengkapan

produk, dan banyaknya pengecer, maka bisnisretailterbagi atas beberapa jenis:

a. Departmart stores, yaitu toko pengecer besar yang dikelola menjadi

departemen-departemen terpisah.

b. Discount stores,yaitu toko pengecer yang menawarkan berbagai macam barang

dagangan pada harga yang rendah dan dengan pelayanan yang minimum.

c. Specialty stores, yaitu toko pengecer yang hanya menawarkan lini produk

tertentu.

d. Supermarket, yaitu toko pengecer besar dengan sistem swalayan yang

menyediakan berbagai bahan makanan dan sejumlah produk non makanan.

e. Hypermarket, yaitu toko pengecer yang menggabungkan supermarket dengan

(26)

f. Minimarket, yaitu toko pengecer dengan outlet yang relatif kecil sekitas 150 m2

tetapi distribusinya menjangkau daerah terpencil.

g. Catalog stores,yaitu toko pengecer yang menyediakan persediaan barang dalam

jumlah banyak, dimana pembeli bisa memperoleh informasi produk dari katalog

yang dikirimkan kepada konsumen.

h. Convenience stores,yaituretail modern yang berlokasi di tempat yang nyaman

dan dibuka untuk waktu yang lama, dan jumlah itemnya yang terbatas.

i. Chain stores, yaitu satu dari dua atau lebih toko yang sama yang dimiliki oleh

peritel yang sama.

3. Tinjauan Tentang Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam

menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang

produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

Menurut Ujang Sumarwan (2003:26) mengatakan bahwa “Perilaku konsumen

adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan

tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

produk dan jasa setelah melakukan kegiatan mengevaluasi”.

Menurut Philip Kotler (1999:222) dalam memahami perilaku konsumen para

manajer harus semakin tergantung pada riset konsumen untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan kunci berikut tentang setiap pasar yaitu:

Siapa yang membentuk pasar ? Penduduk

Apa yang dibeli pasar ? Objek

Mengapa pasar membeli ? Tujuan

Siapa yang ikut dalam pembelian ? Organisasi

(27)

commit to user

11

Kapan pasar membeli ? Peristiwa

Dimana pasar membeli ? Tempat penjualan

1) Siapa yang membentuk pasar

Dalam pasar konsumen terdiri dari seluruh individu dan rumah tangga yang

membeli barang dan jasa untuk keperluan pribadi konsumen.

2) Apa yang dibeli pasar

Pasar konsumen adalah pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewakan

individu-individu dan rumah tangga untuk digunakan sendiri.

3) Mengapa pasar membeli

Konsumen membeli sesuatu karena ingin memuaskan kebutuhan dan keinginannya.

Timbulnya keinginan dan kebutuhan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

seperti faktor sosial, faktor ekonomi, faktor psikologi, dan sebagainya.

4) Siapa yang ikut serta dalam pembelian

Salah satu tugas pokok bagian pemasaran adalah menentukan siapa yang

mengambil keputusan untuk membeli barang dan jasa. Meskipun ada yang ikut

serta dalam pembelian seperti:

a) Initiator yaitu orang yang pertama kali mempunyai ide untuk membeli

suatu produk.

b) Influenceryaitu orang yang mempengaruhi keputusan dalam pembelian.

c) Decide yaitu orang yang menentukan sebagian atau keseluruhan dari

keputusan membeli, apa yang dibeli, bagaiana membelinya, dan dimana

membelinya.

d) Purchaseryaitu orang yang melaksanakan pembelian.

e) User yaitu orang yang memakai atau mengkonsumsi barang dan jasa

yang dibeli.

5) Bagaimana pasar membeli

Bagi konsumen pembelian bukanlah hanya merupakan suatu tindakan saja,

melainkan terdiri dari beberapa tindakan yang meliputi keputusan tentang jenis

(28)

6) Kapan pasar membeli

Waktu pembelian yang dilakukan konsumen dapat dianalisa berdasarkan beberapa

faktor seperti frekuensi pembelian suatu produk yang tergantung dari tingkat

pemakaian produk tersebut. Tingkat pemakaian produk dapat dibedakan atas

pemakaian berat, medium, dan ringan. Tingkat pembelian yang dipengaruhi faktor

musiman dan keadaan ekonomi.

7) Dimana pasar membeli

Konsumen dalam pembelian juga akan menentukan dimana akan membeli barang

tersebut. Pemilihan tempat untuk membeli barang dapat dipengaruhi oleh lokasi

toko, harga, kelengkapan barang.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai

berikut :

1) Faktor-Faktor Kebudayaan

a) Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling

mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur

oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b) Sub Budaya

Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil

yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku

anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,

kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok

(29)

commit to user

13

2) Faktor-Faktor Sosial

a) Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh

langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b) Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku

pembelian.

c) Peranan dan Status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam

pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.

3) Faktor-Faktor Pribadi

a) Usia dan Tahap Daur Ulang

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama

hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan

usianya.

b) Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat

memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu.

c) Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat

berpengaruh terhadap pilihan produk.

d) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan

perilaku pembelian.

e) Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian diri adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang

(30)

4) Faktor-Faktor Psikologis

a) Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah

seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan ini.

b) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan.

Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi

oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

c) Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang

bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan

mempelajarinya.

d) Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap,

selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian.

4. Tinjauan Tentang Keputusan Pembelian

a. Proses Keputusan Pembelian

Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1997:13) berpendapat bahwa

lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

1) Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif

pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

2) Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

3) Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan

membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya.

4) Pembeli(buyer):individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5) Pemakai(user):individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang

(31)

commit to user

15

Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan

mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang

sesuai dengan pembeli.

b. Jenis Perilaku Pembelian

1) Perilaku pembelian kompleks

Para konsumen mempunyai perilaku pembelian kompleks ketika mereka terlibat

dalam pembelian produk yang mahal, jarang dibeli, berisiko, mempunyai ekspresi

pribadi yang tinggi dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek.

Pemasar perlu mengembangkan strategi-strategi yang membantu pembeli dalam

mempelajari atribut produk, kedudukan merek perusahaan yang tinggi,

menjelaskan manfaat merek tersebut, keistimewaan produk dan memotivasi

personil penjual serta kenalan pembeli untuk mempengaruhi pilihan mereka.

2) Perilaku pembelian untuk kebiasaan

Disini keterlibatan konsumen rendah dan tidak ada perbedaan merek yang

signifikan.

3) Perilaku pembelian yang mengurangi ketidaksesuaian

Konsumen sangat terlibat dalam pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan

dalam merek.

4) Perilaku pembelian yang mencari informasi

Keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata.

Konsumen banyak melakukan peralihan merek dengan alasan variasi dan

(32)

c. Tahapan dalam Proses Keputusan Membeli

Gambar 1. Tahapan dalam Proses Keputusan Pembelian (Philip Kotler : 1994).

1) Tahap kesadaran akan kebutuhan hidup

Tahap pengenalan masalah atau tahap pengenalan kebutuhan ini terjadi

bilamana konsumen menyadari perbedaan antara situasi yang ada dengan situasi

yang diinginkannya atau diharapkan yaitu timbulnya desakan atau dorongan

dalam diri konsumen atau dari luar, jadi konsumen mengetahui kebutuhan dan

keinginannya yang belum terpenuhi atau terpuaskan.

2) Tahap pencarian informasi

Tahap ini berkaitan dengan pencarian informasi tentang sumber-sumber dan

menilainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Perhatian

utama pemasar adalah sumber informasi utama yang akan dicari konsumen dan

kepentingan relatifnya terhadap keputusan pembelian sesudahnya.

3) Tahap evaluasi dan pemilihan alternatif. Ini meliputi dua tahap yaitu :

a) Menetapkan tujuan pembelian.

b) Menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian

berdasarkan tujuan pembelian.

4) Tahap keputusan pembelian

Keputusan pembelian disini merupakan proses dalam pembelian yang nyata, jadi

setelah tahap-tahap dimuka telah dilakukan maka konsumen harus mengambil

keputusan apakah membeli atau tidak.

5) Tahap tindakan setelah pembelian

Semua tahap yang ada dalam proses pembelian sampai dengan tahap kelima

yang bersifat operatif bagi perusahaan, perasaan dan perilaku sesudah pembelian

(33)

commit to user

17

sangat penting. Perilaku mereka dapat mempengaruhi penjualan ulang dan

juga mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli kepada pihak lain tentang

produk perusahaan.

5. Tinjauan TentangCustomer Expectations

a. PengertianCustomer Expectations(Harapan Konsumen)

Customer expectationsjika diartikan secara harfiah adalah harapan konsumen.

Harapan konsumen ini maksudnya adalah apa yang diinginkan atau diharapkan

pelanggan untuk “ada” di suatu tempat perbelanjaan, terutama saat berbelanja. Kata

“ada” ini maksudnya tidak hanya terbatas pada sesuatu yang eksis atau dapat dilihat

dengan mata tetapi lebih luas lagi.

Sebenarnya apa yang diharapkan konsumen atau customer expectations itu

cukup luas dan memiliki sifat yang tidak tetap atau berubah-ubah mengikuti

perkembangan zaman. Apa yang diinginkan atau menjadi harapan konsumen saat ini,

belum tentu akan sama dengan apa yang diinginkan atau menjadi harapan konsumen

pada masa lalu atau masa yang akan datang. Hal ini karena dengan berkembangnya

zaman otomatis akan berimbas pada perubahan dan bertambah kompleksnya

kebutuhan manusia. Maka dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia,

tentunya diiringi pula dengan bertambahnya tuntutan atau harapan konsumen.

b. Komponen PenentuCustomer Expectations(Harapan Konsumen)

Komponen-komponen penentu harapan konsumen atau customer expectations

menurut Omar (1999) itu dibagi menjadi 9 (sembilan) hal, yaitu:

1) Harga(Price)

Secara tradisional, harga berperan sebagai penentu utama dari pilihan pembeli.

Walaupun faktor-faktor non harga telah menjadi semakin penting, dalam

perilaku pembelian dalam dasawarsa terakhir ini, namun faktor harga dari suatu

produk tetap menjadi perhatian oleh para pelanggan. Dalam benak pelanggan

atau konsumen harga identik dengan kualitas barang. Ada suatu ungkapan yang

(34)

barang”, artinya jika ingin mendapatkan barang yang berkualitas baik, maka

harus membayar atau membelinya dengan harga yang pantas. Harga adalah

sejumlah uang (kemungkinan barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh

beberapa kombinasi penuh sebuah produk dan pelayanan yang menyertai.

Konsumen menggunakan harga sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

membeli suatu produk atau tidak, kapan sebaiknya pembelian dilakukan serta

berapa besar kebutuhan akan produk yang akan dibeli sesuai kemampuan daya

beli mereka. Untuk itu produk harus tepat menetapkan harga jual, sehingga

dapat diterima konsumen dengan tidak mengabaikan kualitas produk tersebut.

Strategi yang berorientasi pada atribut nilai produk yang dirasakan bertujuan

meningkatkan nilai transaksi, sehingga akan meningkatkan pembelian dan

pelanggan akan mengurangi pencarian harga yang lebih murah. Jika produsen

dengan sengaja meningkatkan harga maka akan menimbulkan persepsi nilai

transaksi menjadi bersifat tidak pasti, yang pada akhirnya akan berakibat buruk

terhadap pelanggan dan produk. Toko yang memberikan potongan harga akan

memberikan kesempatan kepada konsumen untuk membandingkan dengan toko

lain. Menurut Schiffman dan Kanuk (1997) konsumen cenderung berbelanja

pada toko yang menawarkan diskon kecil untuk jumlah item (produk) yang

banyak daripada toko yang menawarkan diskon besar pada jumlah item yang

sedikit. Atribut harga dapat mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap toko.

Merek-merek berkualitas tinggi yang ditawarkan dengan harga wajar akan

menjadikan konsumen loyal terhadap toko.

2) Kelengkapan produk(Variety)

Kelengkapan produk adalah ketersediaan barang dalam suatu toko meliputi

variasi merek yang banyak, tipe dan ukuran kemasan barang yang dijual, jenis

barang yang dijual yang membuat konsumen lebih leluasa dalam memilih suatu

jenis barang yang akan dibeli. Konsumen cenderung berbelanja di toko yang

sekaligus bisa memenuhi kebutuhannya. Contohnya di supermarket Luwes

(35)

commit to user

19

supermarket Luwes Lojiwetan tersedia berbagai macam kebutuhan konsumen

seperti barang-barang elektronik, bala pecah, pakaian atau fashion, peralatan

rumah tangga, berbagai jenis makanan dan buah, bahkan alat-alat kantor pun

ada. Menurut Ujang Sumarwan (2003), produk yang dipajang di rak bisa

berfungsi sebagai rangsangan yang menarik konsumen untuk melihat dan

membeli produk tersebut. Produk yang habis di rak akan mendorong konsumen

mencari produk dengan merek lain, sehingga konsumen bisa berpindah merek.

Konsumen juga lebih tertarik untuk datang ke toko yang banyak barang

dagangannya sehingga konsumen memiliki banyak pilihan. Konsumen mungkin

enggan masuk toko yang persediaan barangnya sedikit. Banyaknya barang dan

kelengkapan barang seringkali menjadi daya tarik konsumen untuk datang ke

sebuah toko.

3) Keunikan(Uniqueness)

Keunikan disini berkaitan dengan barang yang dijual di toko tersebut atau

keunikan pada toko itu sendiri. Pelanggan atau konsumen berharap entah pada

tokonya atau barang yang dijual di toko tersebut memiliki sesuatu yang berbeda

dibandingkan ketika konsumen berbelanja di tempat lain. Seperti Luwes

supermarket Lojiwetan ini sebagai Modern Trade Supermarket Independent,

yaitu supermarket modern yang bersifat lokal.

4) Kenyamanan(Convenience)

Kenyamanan adalah suasana yang membuat konsumen merasa nyaman dalam

memilih barang belanjaan dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu

dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga.

Convenience atau kenyamanan contohnya adalah waktu yang dibutuhkan

konsumen untuk sampai di outlet atau toko tersebut, keberadaan lapangan parkir

yang aman dan memadai, kenyamanan untuk jalan-jalan dalam toko untuk

membeli barang yang dicari.

5) Reliability(Dapat dipercaya)

(36)

menjalankan service atau jasa layanan yang telah mereka janjikan pada

konsumen. Pelanggan atau konsumen berharap bahwa apa yang telah dijanjikan

oleh pengecer atau toko tersebut benar-benar ditepati dan dijalankan.

6) Service quality(Kualitas dari jasa tersebut)

Yang dimaksud service quality adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan

yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Hal ini berkaitan

penilaian dari pelanggan mengenai sebuah pelayanan. Kualitas layanan

mencerminkan perbandingan antara tingkat layanan yang diberikan terhadap

harapan pelanggan. Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan pemenuhan

kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya dalam

memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan. Anderson et all, (1994),

menyatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara kualitas pelayanan dengan

kepuasan pelanggan yang membentuk loyalitas.

7) Value for money

Pelanggan atau konsumen berharap bahwa uang yang dikeluarkan untuk

membeli suatu barang atau jasa akan sebanding dengan kualitas dari barang atau

jasa tersebut.

8) Reliable information(Informasi yang dapat dipercaya)

Pelanggan atau konsumen berharap bahwa informasi yang diperoleh dari

pengecer mengenai toko tersebut memiliki sifat yang dapat dipercaya.

9) Good place to shop(Tempat yang tepat untuk berbelanja)

Lokasi suatu bisnis merupakan kunci keberhasilan maupun kegagalan dari suatu

badan usaha. Begitu juga dengan lokasi dari sebuah toko. Pelanggan

menginginkan lokasi dari toko tersebut itu strategis dan mudah dijangkau.

Lokasi adalah tempat kedudukan penjual dari tempat kedudukan konsumen

dalam arti akses / cara yang harus ditempuh konsumen menuju toko. Lokasi

yang tepat akan memberikan kemudahan bagi konsumen untuk menjangkau

toko, sehingga konsumen tidak perlu mengeluarkan waktu dan biaya yang

(37)

commit to user

21

hal ini dapat mempengaruhi konsumen untuk memutuskan berlangganan pada

toko. Lokasi strategis merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang

dapat berpengaruh terhadap masa depan serta pertumbuhan riteler, sehingga

mempunyai implikasi yang besar. Pemilihan lokasi termasuk juga kemudahan

parkir maupun jarak perjalanan yang juga merupakan faktor yang berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan.

6. Tinjauan Tentang Kepuasan Konsumen

a. Pengertian Kepuasan Konsumen

Syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan agar sukses dalam persaingan

adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan

pelanggan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setiap perusahaan harus berupaya

menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan

harga yang pantas.

Menurut Zulian Yamit (2002: 78) berpendapat bahwa “Kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang

dirasakan dengan harapannya”. Dalam konsep kepuasan pelanggan, terdapat dua

elemen yang mempengaruhi yaitu harapan dan kinerja. Kinerja adalah persepsi

konsumen terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk. Harapan

adalah pikiran konsumen tentang apa yang akan diterimanya apabila ia

mengkonsumsi produk.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah

tingkat perasaan seseorang yang merupakan hasil evaluasi setelah membandingkan

apa yang dirasakan dengan harapannya.

(38)

Gambar 2. Konsep Kepuasan Konsumen (Fandi Tjiptono (2001))

Seorang konsumen mungkin mengalami berbagai tingkat kepuasan yaitu

bilamana kinerja produk tidak sesuai dengan harapannya setelah dikonsumsi maka

konsumen itu akan merasa tidak puas sehingga dari pembelajaran tersebut konsumen

akan kecewa. Namun bila terjadi sebaliknya yaitu kinerja produk sesuai dengan

persepsi konsumen maka konsumen akan merasa sangat puas sehingga di waktu yang

akan datang konsumen bergairah untuk mengkonsumsi produk tersebut kembali.

Perusahaan sudah selayaknya memberikan tingkat kepuasan yang tinggi

terhadap para konsumennya, sebab konsumen yang mendapatkan kepuasan yang

cukup hanya akan bertahan sementara waktu dan dapat mudah beralih pada

perusahaan/produk sejenis yang lain yang memberikan penawaran yang lebih baik.

Pelanggan yang memberikan tingkat kepuasan yang tinggi akan memiliki ikatan pada

merek produk, bukan hanya preferensi rasional dan akhirnya semua ini akan

membangun loyalitas pelanggan

b. Pengukuran Kepuasan konsumen

Metode pengukuran kepuasan pelanggan menurut Kotler yang dikutip Zulian

Yamit (2002) adalah sebagai berikut: Tujuan perusahaan

Produk

Nilai produk bagi konsumen

Tingkat kepuasan

(39)

commit to user

23

1) Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memberikan

saran, keluhan dan bentuk ketidakpuasan dengan cara menyediakan kotak

saran. Informasi yang diperolah melalui metode ini dapat memberikan ide-ide

baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga

memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap

terhadap setiap masalah yang timbul. Metode ini cenderung bersifat pasif,

maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan. Hal ini terjadi karena tidak semua pelanggan yang

tidak puas akan menyampaikan keluhannya, karena bisa saja konsumen

langsung beralih ke produk yang lain.

2) Survei pelanggan

Survei pelanggan merupakan cara yang umum digunakan untuk mengukur

kepuasan pelanggan melalui surat pos, telepon, atau wawancara langsung.

Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan atau umpan balik

secara langsung dari pelanggan dan sekaligus juga member tanda (signal)

positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

3) Panel pelanggan

Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produk dan

mengundang pelanggan yang telah berhenti membeli. Dari pelanggan setia

akan diperoleh informasi tingkat kepuasan yang mereka rasakan, dan dari

pelanggan yang telah berhenti membeli, perusahaan akan memperoleh

informasi mengapa hal itu terjadi. Informasi ini sangat bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.

c. Strategi Kepuasan Konsumen

Upaya mewujudkan kepuasan pelanggan bukanlah hal yang mudah. Pada

prinsipnya strategi kepuasan pelanggan akan menyebabkan para pesaing harus

(40)

perusahaan. Kepuasan pelanggan merupakan strategi panjang yang membutuhkan

komitmen, baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia. Ada beberapa

strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan

adalah sebagai berikut:

1) Relationship Marketing

Dijalin suatu kemitraan jangka panjang dengan pelanggan secara terus

menerus sehingga diharapkan dapat terjadi bisnis ulangan(repeat business).

2) Strategi SuperiorCustomer Service

Perusahaan menerapkan strategi dengan berusaha menawarkan produk yang

lebih unggul dari pada pesaingnya.

3) StrategiUnconditional Guarantees/ Extraordinary Guarantees

Strategi perusahaan dengan memberikan pelayanan berupa garansi tertentu

atau dengan memberikan pelayanan purna jual.

4) Strategi Penanganan keluhan yang Efektif

Penanganan keluhan yang baik memberikan peluang untuk mengubah

seorang pelanggan yang tidak puas menjadi puas. Keluhan haruslah

ditangani dengan tepat dan cermat.

5) Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan

Strategi ini dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memberikan kepuasan

kepada pelanggan dengan cara mengadakan sistem penilaian kinerja,

memberikan pendidikan dan pelatihan, membentuk tim kerja,

memberdayakan karyawan dan menyempurnakan proses produk.

7. Tinjauan Tentang Loyalitas

Pengertian loyalitas adalah kesetiaan konsumen pada saat melakukan

pembelian dengan membuat keputusan untuk melakukan pembelian kembali pada

merek tertentu atau perusahaan retail tertentu. Menurut Oliver (1997) menyatakan

bahwa “Loyalitas adalah suatu pola pembelian ulang”.

(41)

commit to user

25

yaitu:

a. Loyalitas Merek(Brand Loyalty)

Loyalitas merek adalah sikap setia terhadap suatu merek dengan melakukan

pembelian ulang terhadap merek tersebut.

b. Loyalitas Toko(Store Loyalty)

Loyalitas toko adalah perilaku yang konsisten dalam mengunjungi toko dengan

konsumen dapat membeli produk yang diinginkan.

8. Tinjauan TentangStore Loyalty

Store loyalty (Loyalitas toko) adalah salah satu faktor terpenting dalam

menentukan kesuksesan suatu bisnis eceran dan keberlangsungan toko tersebut, dan

tanpa adanya loyalitas dalam suatu bisnis eceran, maka keunggulan kompetitif yang

dimiliki seperti tidak pernah ada dan tidak akan sukses (Omar, 1999). Pelanggan yang

dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan pembelian ulang selama jangka

waktu tertentu.

Salah satu model yang paling relevan dalam mengukur loyalitas toko adalah

menurut Oliver (1997), yaitufour stage loyalty modelterbagi seperti berikut:

1. The first stage: cognitive loyalty adalah loyalitas yang hanya menggunakan

basis informasi saja. Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini

menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada suatu merk

atas merk yang lainnya. Loyalitas pada tahap ini berhubungan langsung dengan

informasi yang tersedia dari barang atau jasa dalam hal harga dan manfaatnya.

Loyalitas pada tahap ini tergolong rendah, sehingga jika toko lain menawarkan

harga yang lebih baik, maka pelanggan akan berpindah ke toko tersebut untuk

berbelanja. Hal ini karena pelanggan sadar atau peka akan harga dan manfaat

produk.

2. The second stage: affective loyalty, loyalitas pada tahap ini didasarkan pada

afektif konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi (harapan) pada periode

(42)

sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa pasca konsumsi). Afek

memiliki sifat yang tidak mudah berubah, karena sudah terpadu dengan kognisi

dengan evaluasi konsumen secara keseluruhan tentang suatu merek. Tahap

affective loyaltyini misalnya kenyamanan pelayanan, kebersihan toko, suasana,

harga yang kompetitif, kemudahan berbelanja.

3. The third stage: conative loyalty adalah kondisi yang merupakan

kecenderungan yang ada pada pelanggan untuk melakukan tindakan tertentu.

Loyalitas ini berhubungan dengan komitmen dalam pembelian kembali suatu

produk spesifik. Pelanggan pada tahap ini memilih untuk berkomitmen membeli

lagi suatu barang atau jasa secara konsisten di masa mendatang.

4. The fourth stage: action loyalty adalah niat yang diikuti oleh motivasi untuk

melakukan suatu tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari

loyalitas pelanggan, yang termasuk kebiasaan dan perilaku respons secara rutin.

Action atau tindakan dipandang sebagai suatu hal yang sangat penting dalam

menggabungkan tahapan sebelumnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti

lakukan, yaitu sebagai berikut:

Hatane Semuel (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Ekspektasi

Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Toko Moderen

dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Intervening (Studi Kasus pada Hypermarket

Carrefour di Surabaya), pada hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat

pengaruh langsung secara negatif antara ekspektasi pelanggan terhadap loyalitas

maupun kepuasan pelanggan, sedangkan aplikasi bauran pemasaran eceran

berpengaruh positif. Aplikasi bauran pemasaran eceran mempunyai pengaruh yang

lebih dominan dibandingkan ekspektasi pelanggan. Hasil penelitian ini juga

(43)

commit to user

27

ekspektasi pelanggan dan aplikasi bauran pemasaran eceran terhadap loyalitas

pelanggan toko Moderen di Surabaya.

C. Kerangka Berpikir

Semakin banyaknya persaingan yang muncul dalam dunia retail membuat

perusahaan retail meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang bertujuan untuk

memenuhi harapan konsumen (customer expectations) sehingga akan menimbulkan

loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen berkaitan erat dengan kepuasan yang

dirasakan konsumen. Seorang konsumen akan merasa puas terhadap produk atau jasa

dengan harga yang ditetapkan, lokasi, penyampaian promosi, pelayanan karyawan,

bukti fisik yang menarik dan proses yang mudah dan bersikap positif terhadap produk

atau jasa tersebut maka konsumen akan menunjukkan minat yang lebih tinggi

sehingga akan melakukan pembelian terhadap produk atau jasa tersebut kembali.

Pentingnya loyalitas pelanggan dalam pemasaran tidak diragukan lagi. Pemasar

sangat mengharapkan dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang,

bahkan jika mungkin untuk selamanya.

Harapan konsumen (customer expectations) yang harus dipenuhi oleh

perusahaan yang meliputi harga, kelengkapan produk, keunikan, kenyamanan,service

quality, dangood place to shop,akan memberikan suatu dampak terhadap perusahaan

itu sendiri. Komponen-komponen tersebut dimaksudkan untuk mengetahui loyalitas

terhadap toko (store loyalty). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

customer expectationsterhadapstore loyaltydi supermarket Luwes Lojiwetan. Ketika

konsumen merasa puas akan pelayanan yang didapatkan pada saat proses transaksi

dan juga puas akan barang atau jasa yang konsumen dapatkan, besar kemungkinan

konsumen akan kembali lagi dan melakukan pembelian-pembelian yang lain, juga

akan merekomendasikan pada teman-teman dan keluarganya tentang perusahaan

(44)

Dengan permasalahan tersebut maka kerangka berpikir dalam penelitian ini

dapat dituangkan ke dalam bagan yang digambarkan sebagai berikut:

H1

H2

Gambar 3. Kerangka Berpikir

Customer Expectations

1. Harga

2. Kelengkapan Produk

6.Good place to shop

3. Keunikan

4. Kenyamanan

5.Service quality

Store Loyalty

di Supermarket

Luwes

(45)

commit to user

29

D. Hipotesis

Dari variabel-variabel customer expectations (harapan konsumen) yang

mempengaruhistore loyalty(loyalitas toko) di Supermarket Luwes Lojiwetan, dapat

disusun perumusan hipotesis sebagai berikut:

1. Diduga bahwa customer expectations (harga, kelengkapan produk, keunikan,

kenyamanan, service quality, dan good place to shop) berpengaruh secara

simultan terhadapstore loyaltypada supermarket Luwes Lojiwetan.

2. Diduga bahwa customer expectations (harga, kelengkapan produk, keunikan,

kenyamanan, service quality, dan good place to shop) berpengaruh secara

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat menunjukkan hal penting dalam suatu penelitian sebab di tempat

penelitian inilah diperoleh data, informasi, keterangan dan hal-hal yang diperlukan

sehubungan dengan kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini mengambil lokasi

di Supermarket Luwes Lojiwetan Jalan Kapten Mulyadi Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal sampai penulisan laporan

penelitian. Penelitian ini direncanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Juni

2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2002: 108) mengemukakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2001: 72) “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari,

kemudian ditarik kesimpulan. Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah keseluruhan individu yang menjadi subyek penelitian. Populasi

dalam penelitian ini merupakan populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui

jumlah populasinya secara pasti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pelanggan atau konsumen yang telah melakukan pembelian lebih dari satu kali atau

minimal dua kali di Supermarket Luwes Lojiwetan pada tahun 2011.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau populasi yang diteliti. Dalam pengambilan

(47)

commit to user

31

Menurut Winarno Surachmad (1998: 93) menjelaskan bahwa ”Sampel adalah

penarikan sebagian populasi untuk mewakili seluruh populasi”.

Menentukan besarnya sampel adalah salah satu masalah penyelidikan yang

pelik, karena sulit merumuskan kriteria bagi sifat representatif dan kewajaran yang

ditentukan sebagai syarat sampel. Sifat representatif penting sebagai syarat sampel

sebab data atau kesimpulan diperoleh dari sampel yang terbatas itu dipakai sebagai

dasar untuk meramalkan sesuatu didalam populasi dan merupakan kesimpulan

penelitian.

Menurut Joseph F. Hair (1998: 166) penentuan besarnya sampel untuk

populasi infinit atau populasi yang tidak diketahui jumlahnya secara pasti untuk

penelitian dengan analisis regresi berganda berikut ini :

In addition to its role in determining statistical power, sample also affects the generalizability of results by the ratio of observations to independent variables. A general rule is that the ratio should never fall below 5 to 1, meaning that there should be five observations for each independent variable in the variate. As this ratio fall below 5 to 1, the researcher encounters the risk of “overfitting” the variate to the sample, making results too specific to the sample and thus lacking generalizability. Although the minimum ratio is 5 to 1, desired level is between 15 to 20 observations for each independent variable. When this level is reached, the result should be generalized if the sample is representative. However, if a stepwise procedure is employed, the recommended level increases to 50 to 1. In cases for which the available sample does not meet these criteria, the researcher should be certain to validate the generalizability of the results.

Berdasarkan kutipan diatas penentuan besarnya sampel dapat dilakukan

dengan cara mengalikan jumlah variabel bebas dengan tingkatan perkalian 15 sampai

20. Atas dasar inilah maka jumlah sampel yang akan digunakan sebesar:

=

=

=

Maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 90

(48)

3. Teknik Sampel

Teknik sampling adalah cara yang digunakan dalam pengambilan sampel.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) teknik pengambilan sampel dapat dilakukan:

1) Sampel Acak atauRandom Sample

Yaitu cara pengambilan sampel secara acak atau tanpa pandang bulu, dimana tiap obyek atau individu dalam populasi diberi hak yang sama untuk memperoleh kesempatan menjadi sampel (wakil populasi).

2) Sampel Berstrata atauStratified Sample

Yaitu cara pengambilan sampel bertingkat, dimana sampel diambil dari tingkat yang tersedia.

3) Sampel Wilayah atauProbability Sample

Yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.

4) Sampel Proporsi atauProporsional Sample

Yaitu cara mengambil secara strata atau wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah.

5) Sampel Bertujuan atauPurposive Sample

Teknik sampling ini dilakukan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. Dari pengumpulan data, peneliti menghubungi subyek yang memenuhi syarat ciri-ciri populasi tanpa menghiraukan dari mana asal subyek tersebut.

6) Sampel Kembar atauDouble Sample

Yaitu pengambilan sampel yang dilakukan oleh peneliti dengan jumlah sebanyak dua kali ukuran sampel yang dikehendaki.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel kuota

(quota sampling) dengan caraaccidental sampling, yaitu sampel yang diambil hanya

pelanggan yang secara kebetulan dijumpai. Teknik quota sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang dilakukan dengan tidak mendasarkan diri pada strata atau

daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.

Menurut Kuncoro (2003), teknik accidental sampling adalah teknik

pengambilan sampel yang mempunyai prinsip setiap elemen dalam populasi dapat

dipilih menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Syarat-syarat tersebut dapat

(49)

commit to user

33

Dalam mengumpulkan data, peneliti menemui subyek yang memenuhi

persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek tersebut

selama masih dalam populasi. Biasanya yang ditemui adalah subjek yang mudah

dijumpai, sehingga pengumpulan datanya mudah. Hal yang penting untuk

diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah (quotum) yang telah ditetapkan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 222) menyatakan bahwa “Teknik

pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat-tepatnya

untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu

“instrumen”. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena

akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data

yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat mendasar yang akan

menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan

datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat.

1. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Sebelum menginjak pada bagaimana peneliti memperoleh data-data yang

dibutuhkan dalam penelitian, peneliti harus menentukan jenis data terlebih dahulu.

Dalam setiap penelitian, jenis data yang dibutuhkan sangat tergantung pada tujuan

penelitiannya.

Menurut Duwi Priyatno (2008) mengelompokkan jenis data menjadi dua,

yang pertama adalah data kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk bukan

angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. Data yang kedua adalah

data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini,

(50)

b. Sumber Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) menyatakan bahwa “Sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Penelitian tidak

mungkin diselenggarakan di sembarang tempat, melainkan di tempat yang sudah

ditentukan.

Menurut Sugiyono (2009: 137) mengatakan bahwa “Data primer adalah data

yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah

data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumentasi”. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung

dari konsumen selaku responden melalui daftar pertanyaan yang berupa angket, untuk

memperoleh data mengenai loyalitas yang dipengaruhi oleh terpenuhinya harapan

konsumen. Data sekunder diperoleh dari supermarket Luwes Lojiwetan berupa

dokumen-dokumen yang meliputi jumlah rata-rata pengunjung per-hari,

fasilitas-fasilitas yang ada, harga barang-barang yang dijual, jumlah produk yang dijual.

2. Metode Pengumpulan Data

Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode

atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data berupa angket atau kuesioner.

a. Pengertian Angket atau Kuesioner

Menurut Sugiyono (2009: 142) mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Sedangkan

menurut Rosady Ruslan (2008: 23) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data dengan metode survei yang menggunakan pertanyaan kepada

subyek penelitian secara tertulis”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

Gambar

Tabel 1. Jenis Perusahaan Retail di Solo
Gambar 2. Konsep Kepuasan Konsumen (Fandi Tjiptono (2001))
Gambar 3. Kerangka Berpikir
Tabel 2. Deskripsi Data Statistik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Upaya yang dilakukan oleh Polre Tulungagung untuk mengatasi masalah hambatan untuk mengungkap tindak pidana perjudian terhadap balap liar mencari informasi guna mengetahui tempat

Berikut hasil wawancara pada tahap pengecekan kembali penyelesaian. Berdasarkan hasil wawancara di atas, Subjek mampu melaksanakan tahap pengecekan kembali pada

Skripsi dengan Judul “Pengaruh Konsentrasi Sari Serai ( Cymbopogon nardus L) dan Gelatin Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Permen Jelly Daun Jambu Biji ( Psidium

Meskipun secara konsepsional fungsi kepabeanan dimaksudkan untuk menjamin kepentingan nasional dari perdagangan internasional, tetapi dalam pelaksanaannya fungsi kepabeanan

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis telah berhasil menyelesaikan Karya Tulis akhir ini yang berjudul

Refleksi Sosial Budaya Bali dalam Novel Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya: Kajian Sosiologi Sastra ; Rina Yuastri; 2013: 203 halaman; Program Studi

Joyce, Weil dan Calhoun (2009: 104-106) menyebutkan bahwa sebuah model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model, komponen prinsip

sebagai keterangan nilai kelayakan agunan yang digunakan nasabah dalam menjamin pinjamannya tersebut bisa di cover oleh jaminan yang diajukan, jumlah jaminan